Tumgik
#saling mendukung
arioagio · 3 months
Text
Tumblr media
True..😊😊😊
By @overmind01 on X
0 notes
ajinurafifah · 2 months
Text
Sumber Kebahagiaanku Nggak Cuma Dia
Sekalipun kamu sudah menikah, jangan menggantungkan kebahagian sepenuhnya kepada pasanganmu. Kalau kita gantungkan semuanya sama dia, sepertinya terlalu berat beban "perahu" ini. Dayungnya nggak kuat...
Coba punya hobi atau rutinitas sendiri, sekalipun kita cuma ibu rumah tangga. Milikilah rutinitas, ikutlah komunitas. Supaya kebahagiaanmu nggak cuma berputar di dia.
Kita nggak akan mudah bosan, nggak terus-terusan nunggu dia untuk mewujudkan beberapa hal yang kita inginkan. Maksudku... bisa saja mimpi A diwujudkan bareng pasangan, tapi mimpi B nggak harus menunggu dia. Kita bisa mewujudkannya sendiri!
Andai kata suami lagi sibuk sekali dan berkurang waktunya untuk kita, sambil nunggu dia kembali ke ritmenya lagi--kita bisa mencari kesenangan sendiri.
Aku suka nulis, aku suka nonton film, aku suka berkomunitas. Ini caraku supaya nggak bosan. Masing-masing dari kita punya ruang. Hidup bersama bukan berarti terus menerus bersama, kita juga punya ruang untuk diri. Tinggal bagaimana sama-sama mengerti, menghargai, dan mendukung satu sama lain. Nah perasaan saling ini, juga nantinya bisa menghadirkan kebahagiaan yang lain.
Selamat meniti bahagia, jalannya ternyata banyak! Selamat menata 'ruang' untuk diri!
329 notes · View notes
o-agassy · 5 months
Text
Menikah
Belajar dari kasus selebgram:
Pernikahan adalah tentang komitmen dan komunikasi. Maka dari itu diusahakan menemukan orang yang tepat untuk berkomitmen dan nyaman untuk bercerita.
Hari2 ke depan akan diisi dengan obrolan receh hingga berbobot. Jika ngobrol saja sudah tidak nyaman, maka pasti jalan akan terjal ke depan.
Perihal cinta, ia juga akan pasang surut tergantung keadaan hati, pikiran dan iman. Yang jelas pernikahan ini perlu dibangun Bersama, berkomitmen untuk saling mendukung dan memaafkan jika ada salah, mengingatkan jika ada yang perlu diingatkan, dan ditegur jika ada yang perlu ditegur.
menikah bernilai separuh agama, sepertinya bukan perihal mudah untuk menjalaninya. Perlu dijaga kuat komitmen untuk Bersama, jangan cuma di dunia maya~
Menikah juga bukan tentang buruk rupa atau rupawan, bukan pula tentang bentuk bagian badan. Karena itu semua karunia Tuhan yang perlu kita syukuri, bukan malah disesali.
Dan laki-laki, utamanya lebih baik untuk bekerja karena bertanggung jawab memberi perlindungan secara ekonomi juga batin terhadap istri dan anak-anak. Bukan malah sebaliknya.
Semoga kita terjaga dari marabahaya.
101 notes · View notes
payungbercerita · 7 months
Text
Jatuh dengan Berani
Aku sudah memperkenalkanmu pada duniaku dengan hangat dan sumringah. Bukan lagi dengan ketakutan, bukan juga dengan rasa keinginan untuk memiliki. Sebab takdir pertemuan ini saja sudah terasa cukup dan membuatku bersyukur berkali-kali.
Aku tidak ingin lagi bersembunyi pada kata-kata yang menyedihkan. Pada harapan yang menyiksa. Pada penolakan akan kebahagiaan yang seolah tak layak untuk aku miliki.
Kali ini, aku lebih suka menikmatinya sebagai pertemanan yang harus saling mendukung. Pada kerja sama yang membuat kita berkembang. Pada kepercayaan yang membuat tirai ketidakmungkinan akan mimpi itu dengan sendirinya runtuh.
Entah mengapa aku bisa seberani ini menghadapi resikonya. Apa karena cerita lalu sudah membuatku sadar bahwa penyiksaan itu benar adanya. Ia tersimpan pada rasa keinginan untuk memiliki padahal kita hanyalah manusia yang hatinya ada dalam genggaman yang Maha Besar. Tidak bisa bergerak kecuali atas kehedak-Nya. Tidak pernah memiliki seutuhnya.
Doaku kini tak lagi berpaku pada lirih pinta dipersatukan, tapi berubah pada kemudahan jika memang kami diridhai oleh-Nya.
Tidak lagi meminta untuk dijauhkan, tapi meminta untuk diredakan segala deras perasaan, jika memang bukan takdir-Nya.
Dewasa ini, menutup diri dari pembelajaran yang hendak Ia beri adalah diskusi yang akan menjadi panjang. Aku menyadarinya saat ujian pada hal yang sama menjadi topik panjang yang entah sampai kapan aku dapat dikatakan benar-benar "selesai".
Mari melapangkan dada untuk menerima bahwa setiap kali Tuhan menitipkan rasa padamu terhadap seseorang, itu merupakan bentuk keinginan-Nya agar kamu belajar banyak hal darinya untuk mengenali dirimu sendiri.
107 notes · View notes
penaimaji · 1 year
Text
Perempuan Dominan
Sebenernya pengen bahas ini dah lamaaa banget, tapi bingung nulisnya kayak gimana. Sampai akhirnya aku terpantik dari story tehdin sekitar minggu lalu, yangmana belio dapat nasihat jangan terlalu dominan
Aku agak gemes, karena dominan seringkali konotasinya negatif. Padahal tidak selalu seperti itu
Oh iya, sebelum menulis ini, aku tanya dulu sama suamiku, "Aku ini dominan nggak sih mas?". Dia jawab, "Iya".
"Definisi dominan menurut mas itu kaya gimana?", tanyaku. "Unggul, kuat", jawabnya
"Hmm masa? Kayanya lebih ke berpengaruh gitu nggak sih mas?", tanyaku. "Hmm gak juga. Tapi iyasih, membawa pengaruh", jawabnya
"Akupun juga terpengaruh beberapa hal dari mas. Buktinya aku sekarang lebih calm dan gak se-sangar dulu", kataku. "Trus mas nyesel gak nikah sama aku? Aku kan dominan. Biasanya cowo-cowo gak mau tuh sama cewe yang suka ngatur", tanyaku
"Enggak. Meski kamu sering reaktif, bawel, tapi itu kan juga perhatian. Aku suka sama orang yang bisa diajak diskusi dan ngasih saran. Trus kadang kalo aku sudah maunya A, kamu juga gapapa, bisa terima aja", jawabnya
Perempuan dominan memang cocok sama laki-laki yang perlu dukungan dan validasi; yang perlu diajak negoisasi dan diskusi. Dominan seringkali dianggap negatif, padahal bukan berarti angkuh dan berkuasa, justru dominan itu memiliki kontrol kuat dalam dirinya, sehingga mudah menempatkan diri pada kondisi
Namun bukan berarti nantinya tidak ada konflik, pasti ada karena dua individu berbeda. Biasanya kita mencari yang minim potensi konflik
___
Dulu sebelum menikah, yang paling khawatir ialah mamaku, karena beliau tau aku orangnya dominan, tidak mau diatur, kuat pendirian dan keras kepala. Padahal aku merasa diriku gak semenakutkan itu. Terbentuk seperti itu karena keluargaku memang keras, ceplas ceplos, no baper-baper. Aku merasa diriku ini diplomatis, gak saklek, tapi ketika orang-orang menilai berbeda. Ya slow aza
Kayanya udah biasa ya, cewe-cewe dominan dan independen selalu dapat nasihat dari orang lain yang intinya jangan terlalu dominan. Tapi aku selalu skeptis. Why? Ya nggak apa-apa dong, asalkan paham dengan kapasitas diri, paham dengan peran berdasarkan prinsip masing-masing, bisa mengatur ego
Gak masalah menjadi perempuan yang dominan, strong, independen atau apa lah sebutannya. Justru itu harus, daripada nggak punya pendirian, gak tau tujuannya apa, cuma ngikut alur dan mudah terwarnai. Manut-manut ae, dikon nyemplung kali moro gelem sisan wkwk candaa ini perumpamaan aja
Kalau istri cenderung dominan dari suami, tetap harus bisa menghargainya sebagai kepala keluarga; juga sebagai suami. Beri ruang, dan turunkan ego. Pahami love language pasangan. Dua tahun ini, aku juga akhirnya belajar, bahwa memang benang yang mbulet itu harus diluruskan (dibicarakan baik-baik dan belajar memvalidasi apa yang sedang dirasakan)
Sekalem-kalemnya suami, tentu ia tetap ingin diperlakukan sebagai kepala keluarga yang punya andil besar dalam setiap keputusan. Istri mendampingi, menemani dan keduanya saling support
Jadi.. pasangan itu bukan saingan, justru saling mendukung. Siapapun yang lebih dominan, sebisa mungkin mau memposisikan diri dalam hal satu atau hal yang lainnya. Kedudukan suami di atas, dan istri di bawah suami, bukan berarti ada penindasan atau sebagainya. Dikarenakan suami memiliki peran dan tanggungjawab paling besar di dalam keluarga
Semoga Allah lembutkan hati kita untuk terus berbaiksangka, juga saling mendukung orang-orang di sekitar kita
Jakarta, 1 Agustus 2023 | Pena Imaji
261 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Ujian penantian 12 tahun lamanya..
aku baru tahu dokter yang menangani kehamilanku beberapa waktu lalu, juga seorang pejuang garis dua. Beliau seorang dokter obgyn atau istilahnya yaitu dokter kandungan. Sementara suami beliaupun demikian, seorang dokter kandungan yang prakteknya berbeda rumah sakit.
Sesaat setelah kuretase, aku berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang harus aku lakukan selama pemulihan. Dan langkah berikutnya apa yang harus aku upayakan agar hamil kembali. Dalam konsultasi tersebut, dokter bercerita kepadaku kalau beliau juga sama-sama pejuang garis dua. Bedanya, aku pernah hamil meski mengalami keguguran. Sementara beliau, belum sama sekali merasakan hal itu.
"banyak pasien saya yang bilang kalau keguguran itu lebih sakit daripada melahirkan mba. Saya juga belum merasakan keduanya sih, tapi kesakitan apapun yang sedang mba alami Allaah ganti dengan jauh yang lebih baik." Ucap beliau kepadaku.
"maksudnya, dok?" Tanyaku tak mengerti.
"ya, saya juga pejuang garis dua mba, sama seperti mba Nisa. Tahun ini saya memasuki usia pernikahan ke 12 tahun. Apapun kondisinya memang harus disyukuri ya, mb. Setidaknya mba Nisa pernah hamil, sekalipun mengalami keguguran. Inipun harus disyukuri, artinya mba Nisa bisa hamil kembali nantinya. Insya Allaah,. Sementara saya, selama 12 tahun pernikahan saya belum pernah merasakan mual muntah dipagi hari, atau tanda-tanda kehamilan."
"Masya Allaah, dok." Mataku berbinar mendengar kisah beliau. Perempuan hebat, batinku.
"kalau ditanya, sama-sama dokter kandungan tapi kok ya belum pernah hamil, belum punya anak. Mana paham rasa sakit yang dirasakan para ibu-ibu hamil. Ucapan seperti itu sudah berulang kali saya dengar sendiri. Dulu saya buka praktek dirumah saya pribadi mba, makin kesini makin sepi karena banyak yang memutuskan pindah dokter dengan alasan demikian. Akhirnya saya kembali praktek di rumah sakit. Alhamdulillaah, disyukuri aja hehe. Saya pindah rumah juga, suami takut saya mendengar kabar yang kurang enak, dan takut hal itu membuat saya stress sendiri. Memasuki tahun ke 5 pernikahan, saya melakukan inseminasi. Qadarullaah, belum berhasil.
Tahun ke 7 saya dan suami coba untuk bayi tabung. Qadarullaah belum ada tanda-tanda kehamilan. Tahun-tahun berikutnya saya lebih lapang. Bahwasanya memiliki anak adalah sebuah takdir yang Alalah berikan kepada hambaNya yang Allaah kehendaki kan ya. Ya, mungkin saat ini masih harus menunggu tapi barangkali nanti Allaah akan beri dengan yang jauh lebih baik lagi yang entah apa itu nantinya. Kita sama-sama berjuang dengan jalan masing-masing ya mba.
Dan saya bisa paham perihal ujian dari penantian itu. Saya pernah bilang ke suami saya, "mas, kalau kita ounya anak, mungkin anak kita seksrang usianya 11 tahun kali ya. Usia 11 tahun biasanya udah masuk SD kelas 5."
Tapi kalau sudah pembahasan seperti itu, biasanya saya menangis. Suami yang selalu menguatkan untuk tetap lapang menjalani takdir. Maka, pak. Pesan saya untuk bapak sebagai suami mba Nisa. Kalian berdua adalah satu tim yang harus saling mendukung dalam keadaan apapun. Karna meskipun seluruh manusia ibaratnya mengucilkan, atau berkara hal yang tidak-tidak tentang anak. Selama anda sebagai suami terus menguatkan istrinya, Insya Allaah istri akan terus bisa baik-baik saja. Jadi, kalian berdua harus dalam nahkoda yang sama. Sebab bahtera rumah tangga setiap orang tidaklah sama dan tudaklah mudah.
Maka mba Nisa. Berkabar ya nanti kalau mba Nisa Allaah takdirkan hamil kembali dan melahirkan. Saya sangat menunggu kabar baik itu. Insya Allaah, biasanya setelah kuretase banyak pasien saya yang berhasil hamil kembali. Semoga Allaah izinkan demikian."
"Masya Alalah, dok. Aamiin. Allaahumma aamiin. Maaf,dok, saya boleh minta nomer pribadi dokter? Insya Allaah, ingin terus memperpanjang silaturahmi dengan dokter." Sambungku
"oh iya, boleh mba Nisa. Masya Allaah."
Dalam hati, banyak doa kebaikan untuk dokter tersebut. Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaannya ketika setiap hari harus berhadapan dengan wajah bahagia dari para pasiennya yang tengah hamil dan menanti kelahiran. Kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentu beliau tidak akan setabah dan setenang ini. Sekalipun aku tahu, tak pernah mudah menata hati yang tidak baik-baik saja agar tetap terlihat baik-baik saja.
*aku sudah meminta izin kepada dokter tersebut untuk menuliskan kisahnya dalam tulisan. Nama, waktu, dan tempat tetap dirahasiakan.
Kita punya RabbNya Zakariyah 'alaihissalam yang memberikan seorang anak yang telah beliau tunggu berpuluh-puluh tahun lamanya.
Maka, tiada jalan keluar, kecuali dengan bersabar. Pahitnya ujian, lamanya menunggu, pedihnya kehilangan hanya akan sembuh dengan kesabaran yang panjang. Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Demikianlah..
Ruang tunggu || 19.50
302 notes · View notes
rumelihisari · 9 months
Text
Pilihlah laki-laki yang mendukungmu dalam bertumbuh dan meraih mimpi
"Nanti kuliahnya gantian setelah aku lulus, ya"
"Tahun depan kuliah, ya!" Berkali-kali kata itu keluar semenjak dua tahun lalu saat kami resmi menikah. Bahkan disaat kemarin aku terluka, pun, kalimat ini masih la lontarkan untuk menyemangatiku.
Semasa SMA, aku memang pernah menggebu pengin melanjutkan pendidikan tinggi sampai orang-orang terdekat mengenalku pada saat itu sebagai seseorang yang ambis. Sebagai orang desa yang minim informasi, aku mempersiapkan dan mengulik seluruh informasi bagaimana caranya supaya bisa kuliah terlebih di PTN. mengingat saat itu sekolahku belum ada yang kuliah di PTN. Dan memang hanya sedikit orang yang minat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Tapi karena satu dan hal lain, qadarullah aku memutuskan untuk gapyear dan memilih bekerja.
Setelah itu aku memutuskan untuk kembali memperjuangkan mimpi, sudah daftar mengisi berkas juga membayar administrasi untuk tes di salah satu universitas islam negeri, tapi karena satu dan lain hal lagi, aku memutuskan untuk mengurungkan niat itu. Akhirnya aku menyudahi mimpi itu. Menguburnya bersama tumpukkan mimpi lain dan tak mengharapkan semua itu harus terwujud. Lalu membuat prinsip bahwa belajar tak harus di tempat formal.
Hingga tibalah laki-laki itu membersamai perjalanan hidup. Memulainya dengan visi yang sama yang menjadi alasan untuk selalu mendukung satu sama lain.
Kini alasan pengin kuliah bukan lagi soal ambisi anak desa yang pengin mengubah nasib wajahnya. Tapi soal kebermanfaatan diri untuk kepentingan dakwah dan umat. Sudah tidak menjadikan PTN dan PTS sebagai patokan keren atau enggaknya saat kuliah. Karena memang ada hal-hal yang enggak bisa kita dapatkan saat enggak kuliah, yang mungkin salah satunya adalah pengalaman. Walau begitu, ilmu tetap bisa kita dapatkan di mana saja.
Ternyata masih ada yang mau menghidupkan mimpi yang kita pun rasanya lupa akan mimpi yang kita miliki sendiri. Tapi yang paling penting adalah la mendukungku bertumbuh sebagai perempuan dan ibu. la memberi fasilitas supaya sebagai ibu aku bisa belajar dengan tenang dalam meluaskan peran. ia menghadirkan keutuhan dirinya sebagai seseorang yang mendukung. Mengarahkan ku untuk mengikuti berbagai kelas. Kelas menulis, kelas jadi istri, kelas jadi ibu, mengkaji islam, mengikuti komunitas, dll.
Begitu seharusnya pasangan. la tak mengecilkan peran sebagai kepala atau pun ibu rumah tangga. Dan memilih untuk mengapresiasi hal-hal kecil hal yang ada pada pasangan. Mendukungnya untuk terus bertumbuh menjadi istri dan ibu, juga suami dan ayah yang baik, dan sama-sama menyebarkan kebaikan itu. Tiada lain yang disemogakan dari saling mendukung untuk bertumbuh dan menyemogakan seluruh hasilnya bermuara pada ridho Allah saja.
Kota Cilegon, 21.47
101 notes · View notes
terusberanjak · 2 years
Text
Menikah ialah tentang bertahan di antara berbagai perbedaan. Menikah ialah tentang saling memaafkan di kala amarah meruak. Menikah ialah perihal saling memaklumi. Menikah ialah saling menahan ego dan merasa paling tinggi. Menikah ialah saling mendukung untuk menjadi sebaik-baiknya hamba untuk Allah.
Menikah itu bukan perihal mencari persamaan, sayang. Bukan. Sebab sampai kapanpun takkan pernah kau temui yang secara utuh sama persis dengan dirimu. Menikah itu tentang bagaimana engkau bahagia melihat kebaikan pasanganmu dan memahami kekurangannya.
Jadi, bisakah kita fokus saja kepada Allah dan terus berjuang saling menguatkan untuk menjadi salah satu di antara hamba Allah yang Allah serukan kepada malaikat Jibril bahwa Allah mencintainya?
@terusberanjak
580 notes · View notes
chocobanuuna · 2 months
Text
"Kasih sayang orang tua ke anak itu sepanjang masa, tapi kasih sayang anak ke orang tua hanya sepanjang hasta"
Begitu kira-kira kata salah satu orang yang paling aku sayangi di dunia ini. Seketika mataku langsung berkaca-kaca, menyadari betapa besar kasih sayangnya kepada anak-anaknya hingga rela mengorbankan segalanya.
Dan kata-kata itu masih terus terngiang di kepalaku. Kenakalan-kenalakan kita sebagai seorang anak, kesalahan yang seringkali kita perbuat dan meninggalkan luka di hati mereka, dan saat seluruh dunia rasanya tidak memihak kita, pada akhirnya orang tua tetap membuka lebar kedua tangan mereka untuk menyambut kita apa adanya dan memeluk kita dengan hangat juga terus mendukung kita tanpa batas.
Bagaimana bisa hati mereka selapang itu? Bagaimana bisa mereka tetap mau menerima kita dan tetap mengusahakan yang terbaik untuk kita? Padahal ada begitu banyak cela yang ada pada diri kita sebagai seorang anak.
Kemudian seorang teman lama juga pernah berkata,
"Sebagai seorang anak, kita seringkali tidak sengaja melakukan kesalahan dan masih banyak kurangnya, yang tak jarang menyakiti hati orang tua. Kenapa? Karena ini pertama kali bagi kita untuk menjadi seorang anak. Wajar jika masih ada kesalahan. Pun begitu juga dengan orang tua, mereka baru pertama kalinya di hidup ini jadi orang tua. "
Ga ada yang mudah dalam menjadi anak ataupun orang tua. Tapi kita sama-sama mengusahakan dan memberikan yang terbaik yang kita bisa. Dan kenyataannya, kita memang sama-sama masih belajar. Dalam proses belajar itu, alangkah lebih baik jika kita bisa saling memaafkan atas apa yang telah terjadi dan move on untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya.
24 notes · View notes
arioagio · 5 months
Text
Hati-hati dengan duniawi. Bisa jadi kau terjebak di dalamnya sekarang. Saat ini mungkin kegembiraan yang kau rasakan, tapi perlu juga diingat itu semua juga hanyalah sementara.
Berhati-hatilah. Ingatlah untuk hidup benar, dan selalu bersyukur dalam situasi dan kondisi apapun.
- my abide. 12.03pm
1 note · View note
tempat-bercerita · 2 months
Text
Ternyata kedewasaan memang tidak bisa diukur oleh umur.
Terima kasih sudah menjadi tempat bercerita, bertukar pikiran, berkeluh kesah.
Mari saling menguatkan, mendukung untuk semua hal baik dan positif, mengingatkan jika sudah mulai keluar jalur.
Semoga Allah selalu melindungi dan memberkahi kita 🤍
18 notes · View notes
nonaabuabu · 6 months
Text
Tumblr media
Kemarin seorang teman mengungkapkan rasa kecewanya, saat salah satu teman kami meninggalkan lingkaran tempat kami bertumbuh dan saling memberi dukungan untuk mimpi-mimpi. Seseorang itu pergi setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Aku tak begitu memiliki kerisauan soal ini, sekarang. Mungkin dulu ya, saat aku mudah sekali kecewa oleh setiap sikap yang tak sesuai dengan harapanku. Namun waktu sudah lama membawaku pergi dari sana, hingga sekarang semua sikap orang lain mudah sekali aku terima, sebab pemahamanku akan manusia adalah aku tak pernah benar-benar memahami mereka, sehingga setiap sikap yang mereka pilih adalah benar untuk mereka.
Bagiku sendiri, adalah hal wajar seseorang pergi saat ia mendapatkan apa yang ia inginkan, dan adalah hal baik ia memperluas apa yang menjadi harapannya agar terus bertumbuh. Menahan seseorang di sekitar kita saat kita lebih terlambat darinya adalah pilihan yang salah, ia juga berhak ruang yang lebih mendukung daripada dukungan yang bisa kita berikan.
Tapi kekecewaan orang yang ditinggalkan juga kupahami, selayaknya perasaan aneh yang menelusup diri saat seseorang hanya menjadikan kita seperti sebuah loncatan kecil. Namun menjadi tumpuan bukanlah hal mudah, tak sedikit kemampuan yang harus dimiliki, kelapangan yang diberikan pemahaman, bahwa banyak hal dalam hidup kita yang tak selalu sama dengan orang lain.
Untuk siapapun kelak, yang merasa tertinggal atau yang berlari lebih kencang, tidak masalah jika kalian akhirnya sendirian, tetaplah pada lajurmu dan terus maju.
53 notes · View notes
monicaftr · 6 months
Text
Kriteria Pasangan
"… Ya Allah, berikanlah hamba pasangan yang bukan hanya menerima kekurangan, tapi juga mau bersama-sama memperbaiki kekurangan. Pasangan yang bukan hanya mau hidup bersama, tapi juga mau menghidupi mimpi satu sama lain. Jadikan kelak pasangan hamba penyejuk hati hamba dan keluarga hamba, dan jadikan hamba penyejuk hati pasangan hamba serta keluarganya. Yang dengannya jalan ke surga menjadi lebih mudah dan lebih terarah …"
Pagi tadi aku melihat salah satu postingan Mas @svatria dengan judul dalam reelsnya "Menikahkan Mimpi". Aku teringat kepada salah satu doa yang aku lafalkan terkait pasangan yang bunyinya seperti kalimat di awal. Dulu aku sempat berpikir bahwa perempuan yang menikah seperti masuk dalam penjara. Banyak sekali keterbatasan dalam hidupnya dan banyak sekali pekerjaan yang harus dikerjakan perempuan dan tidak bagi laki-laki. Pandangan patriarki dalam menjalani rumah tangga. Hal tersebut membuat ketakutan muncul untuk memulai kehidupan berumah tangga. Namun, setelah mencari tau lebih dalam dan bertemu dengan pasangan-pasangan yang menginspirasi, aku mencoba meyakinkan diri bahwa suatu saat aku akan menemukan seseorang laki-laki yang bisa melengkapi kekosongan puzzleku.
"Semoga nanti ketemu pasangan yang bisa menerima apa adanya, ya" Ucap beberapa orang kepadaku bermaksud mendoakan agar segera mendapatkan pasangan. Aku merasa bahwa menikah bukan hanya tentang menerima segala kekurangan, tetapi juga berusaha untuk memperbaiki kekurangan. Bukan menuju sempurna, tetapi bukankah manusia memang terlalu banyak kekurangan? Mau belajar, ini adalah maksud dari memperbaiki kekurangan. Kita terlalu banyak tidak tahu, tetapi banyak jalan untuk mencari tahu. Dengan kemauan belajar yang tinggi, perjalanan rumah tangga akan lebih terarah untuk sampai tujuan. Kalau kata Tulus, "jangan cintai aku apa adanya"
Lain lagi kata Nidji, "mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia" Dengan mimpi, manusia hidup. Dengan mimpi, manusia mempunyai semangat juang. Sadar bahwa semua mimpi tidak harus tercapai, tetapi mimpi yang diremehkan, diabaikan, apalagi dimatikan adalah rasa sakit yang rasanya tidak akan pernah dilupakan. Menikahi mimpi, ya aku setuju dengan reels inluencer tersebut bahwa ketika seseorang mau menikah, berarti ia juga mesti menikahi mimpi-mimpi atau cita-cita pasangannya. Mendukung, mengarahkan, serta merealisasikan cita-cita tersebut bersama. Kalaupun cita-cita tersebut sulit rasanya untuk dicapai, aku yakin dengan saling berdiskusi dan berkompromi, nilai dari cita-cita tersebut tetap dapat diselaraskan dengan kehidupan berumah tangga.
Dan tentu saja tujuan akhirat, ini adalah yang utama. Ujung dari segala ujung tujuan kaum muslim di seluruh dunia adalah surga. Menikah adalah proses ibadah terpanjang. Jika tujuan akhirat bukan dijadikan yang utama, berkeluarga akan menjadi sia-sia.
30 notes · View notes
yonarida · 3 months
Text
Kecocokan dan Kesepahaman Jiwa
Faktor yang Sering Berperan dalam Kecocokan Jiwa atau Kesepemahaman Jiwa
Kecocokan jiwa atau kesepemahaman jiwa antara pasangan sering kali menjadi faktor penting dalam menjaga hubungan yang sehat dan bahagia. Istilah ini mencerminkan sejauh mana dua orang memiliki nilai-nilai, visi, dan perasaan yang serupa atau saling mendukung dalam hubungan mereka.
Beberapa faktor yang sering berperan dalam kecocokan jiwa atau kesepemahaman jiwa antara pasangan:
Nilai-nilai yang serupa: Bagaimana cara masing-masing individu memandang hidup, moralitas, dan pentingnya hal-hal tertentu dalam kehidupan sehari-hari bisa sangat memengaruhi kecocokan jiwa. Misalnya, jika satu pasangan mengutamakan kejujuran dan komitmen, sedangkan pasangan lainnya lebih fleksibel dalam hal ini, bisa timbul ketidakcocokan yang dapat mengganggu hubungan.
Tujuan hidup yang sejalan: Meskipun tujuan hidup bisa berbeda-beda, memiliki visi yang sejalan atau setidaknya saling mendukung dalam mencapai tujuan masing-masing dapat memperkuat kesepemahaman jiwa. Misalnya, jika satu pasangan memiliki tujuan karir yang ambisius sementara yang lain lebih fokus pada kehidupan keluarga, penting untuk menemukan titik temu dan kompromi.
Komunikasi yang baik: Kemampuan untuk terbuka dan jujur dalam berkomunikasi merupakan hal penting dalam membangun dan menjaga kesepemahaman jiwa. Pasangan yang dapat berbicara tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan mereka dengan terbuka akan lebih mungkin untuk membangun kecocokan jiwa yang kuat.
Respek dan dukungan: Menghormati perbedaan dan mendukung pertumbuhan masing-masing individu juga krusial. Pasangan yang saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam mencapai potensi maksimal mereka cenderung memiliki kecocokan jiwa yang lebih baik.
Keintiman dan keterlibatan emosional: Mampu merasakan dan memahami perasaan satu sama lain serta membangun kedalaman emosional dalam hubungan adalah inti dari kesepemahaman jiwa. Ini mencakup dukungan emosional, pengertian, dan kepercayaan satu sama lain.
Penting untuk diingat bahwa kesepemahaman jiwa bukanlah sesuatu yang statis; ia bisa berkembang seiring waktu dan memerlukan usaha dari kedua belah pihak. Terbuka terhadap kompromi, belajar dari perbedaan, dan berinvestasi dalam komunikasi yang sehat adalah kunci untuk memelihara kecocokan jiwa dalam jangka panjang. Cara Membangun Kecocokan dan Kesepahaman Jiwa
Membangun kecocokan dan kesepemahaman jiwa dalam hubungan adalah suatu proses yang memerlukan waktu, usaha, dan komitmen dari kedua belah pihak. Beberapa cara yang dapat membantu memperkuat kecocokan dan kesepemahaman jiwa antara pasangan:
Komunikasi yang Terbuka dan Jujur: Salah satu kunci utama dalam membangun kesepemahaman jiwa adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Berbicaralah secara terbuka tentang perasaan, kebutuhan, harapan, dan ketakutan masing-masing. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Ini membantu membangun kepercayaan dan pemahaman yang lebih dalam antara pasangan.
Berbagi Nilai-nilai dan Visi Hidup: Diskusikan nilai-nilai penting dalam hidup masing-masing dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi keputusan sehari-hari dan tujuan jangka panjang. Menemukan titik temu atau setidaknya saling menghormati perbedaan nilai-nilai dapat memperkuat kesepemahaman jiwa.
Menghormati Kebutuhan dan Ruang Pribadi: Penting untuk saling menghormati kebutuhan dan ruang pribadi masing-masing. Memiliki waktu untuk diri sendiri dan memungkinkan pasangan untuk melakukannya juga merupakan bagian dari membangun kecocokan jiwa. Ini membantu menjaga keseimbangan dan memberikan kesempatan untuk berkembang sebagai individu.
Menjadi Dukungan Satu Sama Lain: Dukungan emosional dan mental sangat penting dalam membangun kecocokan jiwa. Berikan dukungan dan dorongan satu sama lain dalam mencapai tujuan dan menghadapi tantangan hidup. Menunjukkan bahwa Anda peduli dan siap mendukung pasangan dalam segala situasi akan meningkatkan ikatan emosional dan kesepemahaman.
Memiliki Keterbukaan terhadap Pertumbuhan Bersama: Berbicaralah tentang tujuan dan harapan jangka panjang, baik secara individu maupun sebagai pasangan. Bersedia untuk tumbuh bersama, belajar dari pengalaman, dan menghadapi perubahan bersama-sama adalah kunci untuk membangun kesepemahaman jiwa yang kuat.
Berinvestasi dalam Kualitas Waktu Bersama: Menghabiskan waktu bersama secara bermakna adalah cara lain untuk membangun kecocokan jiwa. Jadwalkan waktu untuk melakukan aktivitas yang dinikmati bersama, seperti liburan, hobi bersama, atau bahkan hanya menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan dari teknologi atau kegiatan lainnya.
Mengatasi Konflik dengan Bijak: Konflik dalam hubungan adalah hal yang wajar. Penting untuk belajar cara mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif, seperti berbicara dengan tenang, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan mencari solusi yang memuaskan kedua belah pihak. Ini membantu membangun kedalaman dan kepercayaan dalam hubungan.
Dalam semua hal ini, penting untuk diingat bahwa membangun kecocokan dan kesepemahaman jiwa adalah proses yang berkelanjutan. Itu membutuhkan komitmen untuk terus belajar dan tumbuh bersama, serta kesiapan untuk menyesuaikan dan berkembang seiring waktu.
13 notes · View notes
penaimaji · 1 year
Text
Dua Tahun: Saling Memahami
Dua tahun yang terasa begitu cepat. Tapi aku nggak habis pikir, kenapa rasanya kenal suami kaya udah lama banget ya? Udah nggak jaim, udah tau seluk-beluk, memaklumi kekurangannya, mendukung potensinya
Dulu suka kesel karena dia manja, ga bisa kena goncangan dikit. Sukanya tiduuurrr, bete banget. Berkebalikan sama aku yang ga suka banyak tidur. Namun sekarang berusaha memaklumi, kadang kasihan juga kalau aku terlalu keras dan ketus. Kalibrasi kami memang berbeda. Dia kerja otak, butuh tidur untuk kalibrasi. Sedangkan aku lebih suka kerja fisik, yang cara kalibrasinya harus melakukan sesuatu
Saling memaklumi, agar bisa memaksimalkan potensi masing-masing. Saling mendukung, meski punya peran yang berbeda. Tidak harus berperan dalam kancah besar, yang penting this is your life. If you want somethin worth, you must become a worthwhile person in your own self-growth. Keep agile!
Mungkin gak pernah nyangka bisa pindah ke Jawa. Aku juga gak nyangka masih bisa bertemu teman-temanku. Selamat merasakan culture shock di Ibukota, yang bisa bertahan hanya yang ambis dan suka tantangan. Jadi, mungkin dia perlu waktu untuk adaptasi, begitu pula diriku yang belum terbiasa di rumah sepanjang hari
Semoga tidak lupa untuk selalu mengandalkan kekuatan Allah, agar tidak lelah mengkalkulasi dunia. Pangkal dari segala urusan ialah tawakkal ala Allah (berserah diri pada Allah). Jangan lupa mencari lingkungan yang baik dan supportif. Adaptasi tidak akan selamanya, nanti lama-lama juga akan terbiasa
Masih dua tahun.. semoga Allah jaga selalu sampai nanti, dalam mengarungi bahtera rumahtangga ini. Aamiinn..
Tumblr media
Surabaya, 14 Juli 2023 | Pena Imaji
107 notes · View notes
standbymeee · 6 months
Text
Sebuah catatan dan Doa untuk pasangan ku nanti
Aku menulis ini pada momen dimana aku mungkin belum mengenalmu, lebih tepatnya aku tidak pernah mengira mungkin bahwa kamu orangnya. Tapi semoga tulisan ini kelak akan dibaca olehmu pada saat kita sudah sama-sama selesai dengan urusan diri kita sendiri, pada saat kita sudah sama-sama bukan lagi orang yang menuntut untuk dibahagiakan, tapi justru menjadi orang yang saling berusaha membahagiakan.
Sebelum akad selesai diucapkan, aku akan berusaha sekeras tenaga untuk tidak memberikan hatiku padamu. Bukan karena kamu tidak pantas untuk kucintai, tapi justru itu adalah sebaik-baiknya penjagaan diriku pada dirimu agar kelak ketika kita bersama Ridho Allah sudah kita genggam bersama. Semoga kelak cinta yang kita tumbuhkan bersama adalah cinta untuk mencari Ridho dan berkah-Nya, bukan cinta yang membawa kita pada hal-hal yang dibenci oleh-Nya (Semoga).
Aku tidak tahu apa yang lebih dulu menimpaku, apakah kematian atau pernikahan, tapi semoga apapun itu aku selalu berusaha menjadi orang yang mengutamakan mencari Ridho dan Cinta-Nya diatas segalanya.
Melalui tulisan ini, izinkan lah aku menyampaikan pesan untukmu yang mungkin akan membersamai ku nanti dalam proses beribadah dan mencari Cinta-Nya, serta sebuah catatan pengingat bagi diriku sendiri di masa depan nanti.
1. Pertama, aku berterima kasih, dari sekian juta bahkan milyar-milyar manusia di dunia ini, kamu telah memilihku seseorang yang banyak kurang, takut, dan ragunya ini.
Aku berharap, semoga kita sama-sama menjadi orang yang saling beruntung karena telah saling menemukan dan memiliki. Semoga 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, atau berapapun usia pernikahan kita nanti rasa tentram, kehangatan, dan syukur saling memiliki ini akan terus hadir dalam rumah tangga kita ke depannya. Tidak peduli betapa besar cobaan atau ujian yang Allah berikan dalam proses perjalanan hidup kita, kita akan menjadi orang yang sama-sama percaya bahwa itu adalah kejadian yang Allah berikan untuk kita sebagai bukti tanda Cinta-Nya kepada kita.
Semoga kita menjadi orang yang mampu saling menguatkan dan melembutkan bagaimanapun kondisi atau fase hidup apapun yang kita jalani. Aku percaya, selama Allah menjadi tujuan hidup kita, selama itu juga kita akan mampu menghadapi apapun.
2. Kedua, sebelum aku bertemu denganmu aku adalah individu yang punya banyak mimpi dan keinginan, begitupun juga denganmu. Sehingga aku berharap semoga kita tidak hanya bertindak sebagai pasangan, tetapi juga teman, orang tua, adik ataupun kaka yang akan selalu berusaha sama-sama mendukung proses perkembangan setiap individu yang ada dalam pernikahan ini.
Aku berharap semoga kamu mampu menjadi temanku dalam memperjuangkan impian-impian yang aku miliki, dan semoga aku juga mampu menjadi teman yang akan selalu mendukung mimpi-mimpi baikmu.
Aku percaya bahwa pernikahan seharusnya menjadi tempat yang paling aman untuk mendukung mimpi-mimpi tiap individu yang ada di dalamnya. Pernikahan seharusnya tidak membatasi ruang gerak diri kita untuk berkembang dan bermimpi.
Tapi aku juga percaya, bahwa ketika kita memutuskan menjadi satu dalam sebuah ikatan pernikahan, mimpi-mimpi yang kita punya bukan hanya milik kita sendiri. Sehingga sebesar apapun keinginan atau impian yang kita miliki, semoga kita mampu mengambil keputusan-keputusan yang tidak hanya mementingkan ego pribadi tetapi juga keputusan yang baik dan tidak memberatkan salah satu pihak.
Semoga kelak kamu mampu menjadi temanku dan aku juga menjadi temanmu dalam bertumbuh dan belajar untuk bisa menjadi sebaik-baiknya Hamba yang Allah hadirkan di bumi ini.
3. Ketiga, sebesar apapun masalah yang kita hadapi, semoga kita bisa sama-sama menjadi orang yang saling menutupi aib pasangannya sendiri. (Sebuah nasehat untuk aku sendiri)
Beberapa bulan ke belakang, banyak sekali aib pernikahan orang lain yang tersebar di internet, dibaca oleh banyak orang, dan diaminkan atau bahkan dihujat ramai-ramai oleh netizen, yang mungkin kebenarannya pun masih dipertanyakan.
Sehingga salah satu doa yang aku punya untuk aku pribadi adalah semoga aku mampu menjadi orang yang menahan diri untuk tidak bercerita ke banyak pihak apalagi sosial media ketika sebuah ujian menimpa pernikahan kita. Semoga kita sama-sama mampu berpikir dengan baik dan menyelesaikannya berdua ketika suatu masalah menimpa hidup kita.
Kalaupun pada akhirnya kita membutuhkan pertolongan orang lain, semoga cerita-cerita kita cukup diketahui oleh orang terdekat yang kita percaya ataupun oleh profesional jika hal tersebut memang dibutuhkan.
4. Keempat, aku tahu bahwa di dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Aku tumbuh dengan beragam kegagalan, kekurangan, dan luka-luka yang aku miliki. Begitupun juga denganmu.
Sehingga mungkin dalam beberapa waktu atau perjalanan kita terkadang aku marah, menggerutu, ataupun menyesal telah memilihmu hahaha (Mungkin juga kamu begitu wkwkw).Tapi aku berharap, semoga kita berdua adalah dua orang yang sama-sama mau mendengarkan dan memperbaiki.
Aku berharap kamu akan jadi orang yang pertama yang menasehatiku ketika aku sudah salah jalan, ketika aku sudah kehilangan arah dan tidak lagi fokus mencari Ridho-Nya, dan aku juga berharap aku juga orang pertama yang akan selalu mengingatkanmu.
Aku tidak mencari seseorang yang sempurna, karena sungguh manusia itu sejatinya penuh kekurangan. Aku hanya mencari orang yang mau saling mendengar dan belajar, seseorang yang tidak selalu merasa benar sendiri, seseorang yang mau mengakui kesalahan dan kekurangannya. Karena aku percaya, bahwa proses mengakui ketidaksempurnaan adalah jalan menuju kesempurnaan itu sendiri. Sehingga semoga kita menjadi orang yang mau saling mendengar, memperbaiki, dan saling melengkapi satu sama lain.
5. Kelima, aku berharap kita sudah sama-sama menjadi orang yang selesai dengan masa lalu kita masing-masing, dan mensyukuri untuk setiap hal yang kita miliki pada hari ini.
Aku tumbuh dan berkembang dengan ragam pengalaman dan pertemuan dengan banyak orang yang membentuk aku saat ini, begitupun juga denganmu. Sehingga, semoga ketika kita sudah memutuskan untuk saling bersama, kita sudah selesai dengan urusan masa lalu kita masing-masing.
Semoga aku selalu bersyukur karena telah memilihmu yang menjadi titik akhir dari perjalanan ini, dan semoga kamu juga bersyukur karena telah memilihku yang menjadi akhir dari titik perjalananmu. Semoga rasa syukur itu terus kita hadirkan dan upayakan sebesar apapun kekurangan dan kesalahan yang kita miliki.
Selama kamu tidak membawa ku pada hal-hal yang menjauhi ku dari proses mencari Ridho-Nya, selama itu juga aku akan terus membersamaimu dan mensyukuri kehadiranmu.
6. Keenam, dan terakhir, semoga aku dipertemukan dengan seseorang yang Allah lah menjadi tujuan akhirnya. Semoga tujuan pernikahan yang kita upayakan adalah tujuan untuk mencari Ridho-Nya. Semoga kamu adalah orang yang mampu mendekatkanku pada-Nya, semoga Ridho Allah selalu menjadi tujuanmu dan tujuanku.
Kita pasti punya banyak mimpi duniawi, kita punya banyak hal yang ingin kita capai sebagai individu ataupun keluarga. Tapi semoga apapun mimpi dan tujuan hidup yang kita miliki, tidak sebesar mimpi dan tujuan kita untuk menjadi sebaik-baiknya Hamba di dunia.
Semoga keluarga yang kita bangun, mampu menjadi wasilah kebaikan bagi banyak orang, semoga kita tidak hanya memikirkan perut atau ego pribadi, tetapi juga mampu bersama-sama membangun keluarga yang mampu bermanfaat bagi umat. Semoga kamu mampu menjadi temanku dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan di dunia baik bagi diri sendiri, keluarga kita, maupun alam semesta hahaha. Wkwkwk berat bgt amanahnya bund 🤣
Tentunya masih banyak catatan dan doa-doa yang akan aku panjatkan nanti, tapi kayanya udah kepanjangan hahaha. Mari kita cukupkan sampai disini, semoga doa-doa dan catatan ini mampu menjadi pengingat untuk aku pribadi ketika sudah kehilangan arah. Semoga ini adalah doa yang di dengar oleh Allah sehingga aku mampu dibersamai dengan orang yang tepat, yang denganya segala keresahan dan ketakutan dunia akan mampu ku hadapi. Sekarang juga mampu si wkwkwk tapi semoga lebih mampu lagi wkwk.
Dimanapun kamu saat ini, bagaimana pun kamu sekarang, ataupun siapapun kamu. Semoga Allah selalu membersamaimu. Semoga kebaikan selalu menyertai hidupmu dan tentu juga hidupku, hingga pada saatnya Allah mempertemukan kita pada waktu terbaik menurut-Nya.
24 notes · View notes