#abamenulis
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mengurangi
Saat awal-awal hijrah, saya pikir perlu ada perubahan total semua aspek kehidupan. Dari ubah penampilan, tidak salaman lawan jenis, puasa senin kamis, dan list amal yaumi seperfect lainya.
Hasilnya? Gagal total hehehe.
Akhirnya, saya menemukan kata kunci dalam merubah hidup adalah dengan mengurangi.
Semua dimulai dari mengurangi hal-hal yang berpotensi melakukan dosa. Karena bisa jadi kemaksiatan yang kita lakukan itu menutupi keberkahan dan malas beribadah.
Dari mengurangi interaksi lawan jenis, mengurangi tebar pesona, mengurangi makan, mengurangi gibah, dan lain-lainya.
Tentu konsep mengurangi ini tak mutlak, perlu diiringi penambahan amal-amal sholeh, cuma porsi lebih sedikit. Untuk ini sudah saya bahas di tulisan sebelumnya.
Bagi saya dengan konsep mengurangi ini jadi lebih memudahkan di pikiran. Hanya pelan-pelan dan cari subtitusi. Sulit kalau harus berubah dalam satu hari.
Pasca covid ini saya coba memulai mindset yang sama. Karena sekarang udah mulai capek dengan amanah lemak yang menggangu tahiyat akhir dan rukuk.
Pelan-pelan mengurangi lagi. Agar ibadah menjadi mantap dan jiwa raga siap berjihad menghadapi kebatilan. Takbir!
Sumeleh Coffee & Tea, 04 September 2024
#abamenulis#menyambutkemenangan#mengerikan#seperempadabad#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam
35 notes
·
View notes
Text
Diam-diam
Tiba-tiba foto itu lewat begitu saja di linimasamu. Foto yang memperlihatkan siluet seseorang dengan berlatar senja, yang secara tidak sadar membuat hatimu bergetar.
Memang benar. Jatuh cinta yang paling indah adalah jatuh cinta diam-diam.
Diam-diam itu akan membawamu kepada perasaan berbunga-bunga, khayalan tingkat tinggi, dan harapan happy ending seperti drama korea.
Pikiranmu berkecamuk.
Confess gak ya?
Apakah dia memiliki perasaan yang sama?
Apakah dia sudah punya pasangan?
Apakah dia punya standar yang tinggi?
Apakah dia mau dengan diriku yang seperti ini?
Hingga suatu masa kamu menyadari satu hal : ini semua kurang tepat, hatiku tak boleh terpaku dengan angan-angan belaka.
Memang indah memiliki perasaan itu, tapi kita perlu cepat memahami realita.
Bahwa belum tentu drama korea berakhir dengan happy ending. Belum tentu kita menjadi orang yang diinginkan. Belum tentu dia jodoh kita.
Tapi jodoh kita pasti ada, sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sana.
Biarlah itu menjadi jatuh cinta diam-diam. Karena dengan itu kamu bisa memahami ekspektasi, menjaga hati yang tak pasti, dan kelak akan terbentur realita yang menyakitkan hati.
Tapi semoga jatuh cinta dalam diam akan membawa rasa kepada asalnya, bersembunyi di lubuk hati paling dalam, mulai memudar, menciut semakin kecil, lalu terlupakan.
Hingga suatu saat nanti, kita dipertemukan oleh doa yang dilantunkan dalam diam, semata-mata mengharap takdir terbaik, untuk merengkuh bahagia bersama-sama.
YCMI, 19 Juli 2024
53 notes
·
View notes
Text
Ujian
Minggu ini, mungkin menjadi fase terberat kedua dalam hidup. Pilihan-pilihan rasional itu entah mengapa terasa kabur dalam hitungan detik.
Dalam kebingunan itu, aku merenung sejenak, mencoba tenang, lalu teringat dengan sebuah ayat :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” - Al-Baqarah : 286
Aku teringat juga dengan percakapan Ayse dan Hanum di sebuah scene di 99 Langit Cahaya di Eropa :
"Hei masalah besar, aku punya Tuhan yang lebih besar!"
Kebetulan ada 1 buku yang belum sempat ku selesaikan, buku Mas Febriawan Jauhari yang berjudul "Ke mana kubawa sendu ini?" ada quote yang cukup ngena :
Dunia Berkata, "Aku Akan Mematahkanmu!"
Kujawab, "Silakan saja. Aku punya penyembuh terhebat, yaitu Rabbku!"
Dan, saat melihat Palestina hari ini, mungkin ini semua hanya setitik debu dari ujian yang mereka hadapi. Sudah sepatutnya diri ini bersyukur.
Yuk Move On. Pelan tapi pasti, semua akan terlewati.
Tepi kota Surakarta, 10 Setember 2024.
ditemani gerimis hujan yang menghibur segala kegundahan.
30 notes
·
View notes
Text
Seribu Zaman
Dulu, kalau aku ditanya,siapa pahlawan Islam yang terhebat, aku akan menjawab Mehmed II (Muhammad Al-Fatih). Namun, ketika aku membaca kisah Ertugrul Ghazi, Osman Ghazi yang meletakan pondasi kesultanan, perjuangan mereka memberikan banyak inspirasi.
Saat aku bermain Game Stronghold Crusader, ada karakter yang bersuara lembut dan tergolong kuat dalam militer. Dia adalah Saladin The Wise yang tak lain adalah Shalahuddin Al-Ayyubi.
Membaca kisahnya dari ekspedisi Mesir, menjadi Wazir Fathimiyah, menyatukan Syam, hingga menaklukan kembali Kota Al-Quds adalah kumpulan garis waktu yang menawan sekaligus pelajaran.
Shalahuddin adalah tokoh hebat yang disegani kawan maupun lawan.
Dari waktu ke waktu, aku banyak sekali menemukan Kisah Pahlawan hebat Islam yang terdengar asing seperti Musa bin Nushair, Yusuf bin Tasyfin, Muhammad bin Abi Amir Al-Mansur (Alamanzor), dan tokoh yang aku temukan saat membaca buku "The Land Of Stars" dari Gensa, Qutaibah bin Muslim.
Semakin aku membaca, semakin banyak aku menemukan kisah kepahlawanan yang hebat. Tentu, kisah penaklukan Samarkand oleh Qutaibah atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang paling mindblowing.
Maka di zaman yang penuh fitnah ini, mempelajari Kisah Pahlawan Islam adalah healing sekaligus penyulut semangat. Mereka adalah Pahlawan Seribu Zaman dan kita harus bangga akan itu.
Meminjam jargon Gensa, Learn History, Repeat Victory.
Menyala Islamku!
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#abamenulis#dakwahkampus#catatankemenangan#pemudaislam#ceritabukuaba#monologpemimpin
25 notes
·
View notes
Text
Cara efektif menaklukan kembali Palestina adalah dengan memantaskan diri menjadi pahlawan dan beranjak dari sifat berpangku tangan.
Seperti saat iqamah dikumandangkan, masing-masing dari kita mempersilakan orang lain jadi imam, dan mungkin ini waktunya jadi imam.
(Ust. Akmal Sjafril)
***
Baca sekaligus donasi dengan klik tulisan ini
#abamenulis#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#ceritabukuaba#monologpemimpin
22 notes
·
View notes
Text
Baca Sekaligus Donasi
E-Book : Tidak Bermula dari 7 Oktober
Penulis : Aba R. Nurkholik
Cover : Ahmad Mauludin Rahmanullail @ujarbergambar
Jumlah Halaman : 66
17 tulisan yang dibuat selama setahun terakhir berisi pengalaman pribadi tentang isu-isu Palestina.
Kamu bisa membeli dan membacanya di :
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
https://lynk.id/abanurkholik
Hanya 17K
Seluruh keuntungan 100% akan disumbangkan untuk Palestina.
#menyambutkemenangan#abamenulis#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#ceritabukuaba#seperempadabad#monologpemimpin#menujukemerdekaanpalestina
22 notes
·
View notes
Text
Ruang Bertumbuh
Ada satu prinsip yang perlu dipahami oleh seorang pemimpin :
Jika ingin cepat berlarilah sendiri, jika ingin berhasil dengan tepat, berjalanlah bersama. Meski harus tertatih di setiap jalanya.
Prinsip ini memang dilematis.
Karena, akan ada masanya, akan ada masanya, saat kita menjadi pemimpin menemui rekan kerja tidak memiliki ritme gerak yang sama.
Pilihanya ada dua? Take over agar lebih sat set atau berjalan perlahan namun membutuhkan waktu lama ngobrol, brainstorming, menyusun langkah taktis, eksekusi, dan evaluasi.
Pilihan pertama, resikonya mematikan ruang berkembang rekan kerja, pilihan kedua? Mentok-mentok perencanaan tapi minim followup. Ditambah lagi masalah pribadi atau masalah-masalah lainya terus menumpuk.
Jadi, kita harus mengambil langkah mana?
Jawabanya : kedua-duanya.
2 pilihan itu tergantung dengan masalah yang kita hadapi. Kita hanya perlu mengambil salah satu dari opsi dan hadapi masalah itu.
Terkait hasil, kita bisa menilai setelah selesai. Baik atau buruknya hasilnya, setidaknya kita menghadapi masalah itu.
Dan itu menjadi ruang bertumbuh bagi kita. Jadi, selamat menjalani amanah kepemimpinan itu.
#abamenulis#monologpemimpin#menyambutkemenangan#mengerikan#seperempadabad#catatankemenangan#pemudaislam#dakwahkampus
26 notes
·
View notes
Text
Kajian Kok Ribet
Dari banyaknya Influencer Palestina, Ust. Hussein Gaza dan Bang Amar Risalah adalah 2 yang terfavorit. Dan pekan lalu, mereka satu panggung di Kota Surakarta!
Saat pamflet agenda ini muncul, saya tak berpikir panjang untuk mendaftar. Meskipun beberapa syarat mengharuskan follow akun tertentu, screenshot bukti, lalu unggah di google form, saya tak memiliki kesusahan berarti karena memakai komputer kantor. Lebih cepet.
Namun ternyata, banyak beberapa kawan yang merasa keberatan dengan syarat follow+screenshot ini. Untuk ukuran kajian tergolong menyulitkan awam mendaftar hingga berpotensi membuat mager datang ke kajian.
Sekilas memang tak salah argumen tersebut. Namun setelah berpikir lebih dalam, saya kok malah setuju, bahkan kalau bisa kajianya berbayar.
Kenapa? Ya karena agenda-agenda hiburan di luar sana lebih ribet!
Misal mau nonton timnas. Kalian harus war tiket di jam tertentu sampai-sampai harus fokus pake banget. Juga, kalau kalian pengen nonton konser musik seperti Coldplay, Blackpink, Avenged Sevenfold, atau musisi lokal. Sama juga kan?
Saat hari H, kalian harus datang lebih awal agar dapat parkir enak. Kalian harus jalan kaki ke venue. Kalian mungkin harus membeli jajan di dalam venue yang mahal karena dilarang membawa makanan dari luar. Dan mungkin, kalian sholat di venue daripada di Masjid karena mempertimbangkan poin-poin diatas.
Saya juga seperti itu kok hahaha
Tanpa bermaksud lain, agenda-agenda yang tidak ada muatan keislaman itu begitu ramai oleh kawula muda yang rela mengorbankan banyak hal.
Sedangkan, kajian-kajian di dalam kampus terasa sepi dan shaf-shafnya mayoritas diisi oleh pengurus LDK juga.
Saya sangat senang sekali dengan kemunculan Yuk Ngaji, Ayah Amanah Ust. Hanan, Bahagianya Merayakan Cinta Ust. Salim, Kajian Musawarah dan EO dakwah lain yang menjadikan Kajian Islaman menjadi Next Level.
Kelompok-kelompok ini memang lembaga profesional dan target utamanya kelas muslim menengah perkotaan.
Disisi lain, Dakwah Kampus punya pasar pemuda yang lebih banyak dan dekat. Jadi kalau ada LDK yang bikin kajian dengan pembicara nggak kaleng-kaleng dan gratis harusnya didukung.
Syiar Dakwah kampus harus naik level dan kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan.
Hamasah ya Ikhwah!
Countryside, 23 September 2024
Menuju Kemerdekaan Palestina 🇵🇸
#abamenulis#menyambutkemenangan#mengerikan#seperempadabad#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam
20 notes
·
View notes
Text
CPNS
Apakah WAmu ramai dengan broadcast CPNS? kalau iya kita seumuran! *tos dulu*
Kalau berbicara karir, PNS dkk ini memang menggiurkan. Tunjangan abcdz, jaminan hari tua, kerja santai (sejauh mata memandang), dan benefit-benefit llainya. Aku bersyukur orang tua tak terlalu menekankan harus ikut ini dan itu.
Tapi, akan ada masanya, saat kamu bertemu dengan seorang kawan atau sekadar melihat story medsosnya yang terlihat sukses dalam kariernya mulai dari : diangkat PNS, dosen, BUMN, Kedinasan, dan lain-lainya.
Lalu, kau teringat saat dulu masih sering bertemu, bersama-sama mengungkapkan mimpi, namun realitanya hari ini kau belum bisa berbuat banyak.
Tak apa, aku dulu juga merasa begitu.
Kalau meratapi atau membanding-bandingkan, kita tetap di level yang sama.
Jadi, pahami kembali hakikat takdir dan rezeki. Tenangkan hati dari riuhnya dunia, dan terakhir, apresiasilah keberhasilan kecil yang didapat.
Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Bukan begitu?
Karanganyar, 30 Agustus 2024
40 notes
·
View notes
Text
Tahsin Al-Aqsha
Kalau senggang nonton deh podcast temani yang ini. Daging banget.
youtube
Oh ya, aku menuliskan pengalamanku tentang Al-Quran, kalian bisa membacanya sekaligus donasi di sini.
Singkatnya, aku tersadarkan atas kesombonganku dulu dan mengosongkan waktu untuk belajar tahsin dari 0.
Memang, aktif di lembaga pergerakan Islam tak menjamin kita mampu memahami Al-Quran. Kita itu harus terus belajar, jangan merasa puas.
Aku menyadari satu hal, bahwa Al-Quran memberi jalan atas segala ujian. Sesederhana pelajari, baca, dan tadabburi. Hidupmu akan lebih tenang.
Mas Syukri memberikan tips, "nek kowe nganggur tilawah o, oponeh jomblo"
Pun, dengan Perang Thufaan Al-Aqsha ini, aku tersadarkan bahwa yang menjadi pembebas Tanah Suci adalah orang yang menjadikan Al-Quran sebagai bagian hidupnya.
Alhamdulillah setelah beberapa bulan ikut progam hari ini sudah mengikuti ujian tahsin . Meski terasa mudah, namun jangan buru-buru ujub. Perjalanan masih panjang.
"Setelah mempelajari Al-Quran, maka sangat mudah bagimu untuk mempelajari apa yang ada di dunia" (Ibnu Sina)
Dan, kita niatkan bersama Al-Quran, berusaha memantaskan diri, menjadi bagian pembebas Masjidil Aqsha.
Pondok Alima, 29 Oktober 2024
Menuju Kemerdekaan Palestina
***
Baca sekaligus donasi, bisa klik disini
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#abamenulis#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#ceritabukuaba#monologpemimpin#Youtube
15 notes
·
View notes
Text
Monolog Pemimpi(n)
Satu prinsip kepemimpinan yang perlu kita pegang :
Setiap kepemimpinan itu tidak bisa menyenangkan semua orang, tapi dengan kepemimpinan kita dapat mengkapitalisasi kebaikan. Semaksimal dan semampu kita saja.
Prinsip ini menjadi penting agar pikiran kita fokus terhadap kontribusi dan meminimalisir persepsi miring atas apa yang kita lakukan.
Dan dengan kepemimpinan ini harapanya dapat memberikan pengalaman terbaik untuk melenting dari satu titik ke titik lain. Menciptakan pribadi yang lebih matang untuk mengarungi kehidupan dan menjadi pemimpin zaman.
Jadi, bersiaplah.
***
Segmen baru #MonologPemimpin untuk jam terbang dan berfastabiqulkhairat dengan akun tumblr centang 2 @yunusaziz
Bismillah.
41 notes
·
View notes
Text
Revolusi Jilbab
Di SMAku, hampir 90% semua siswi berhijab. Ketika ku tanya kenapa? Ya sudah waktunya, ada juga yang takut sanksi sosial, ada yang ikut kating, dan alasan lainya.
Memang saat itu muncul sebuah budaya kalau sudah SMA ya berhijab. Hampir semua kawan-kawanku dari SMP berhijab semua saat SMA. Bahkan waktu itu aku pernah berseloroh, "ini bukan SMA Negeri tapi MAN Cabang."
Terlepas dari fenomena itu, setelah membaca buku ini aku menyadari bahwa perjuangan dakwah dalam suatu masa pasti akan membuahkan hasil.
Hijab, jilbab, atau kerudung terlepas penyebutanya apa, pernah menjadi simbol perlawanan.
Zaman itu, orde baru dengan peraturan dikbud mengintimidasi siswi berjilbab. Ada yang di bully, ada yang disuruh pindah sekolah, ada yang dianggap alpha, dan tindakan diskriminatif lainya.
Para siswi saat itu melawan dengan tetep nekat memakai jilbab, melakukan protes bersama ormas Islam, propaganda melalui surat kabar, hingga sampai ke meja hijau dan menang dalam suatu kasus.
Perjuangan itu lambat laun menemui titik terang. Rezim orde baru mulai dekat dengan kelompok Islam. Aturan sekadar himbauan yang normatif. Meski tetap ada perlakuan diskriminatif, ada juga yang mulai melonggarkan.
Setiap masa akan ada tantanganya, setiap masa akan ada orang yang menyelesaikanya.
Dahulu jilbab dilarang, sekarang sudah menjamur menjadi budaya. Apakah perjuangan belum usai? Belum.
Dari buku ini saya belajar, tugas kita hanya berjuang, urusan hasil biar Allah yang mengatur. Kita harus yakin untuk memperjuangkan yang haq, karena kita tidak sendirian. Begitu.
Revolusi Jilbab - Alwi Alatas, filrida Desliyanti.
25 notes
·
View notes
Text
Yang Membuat Hidup
Apa yang membuat peradaban hidup? jawabanya adalah Iman.
Kita memahami bahwa Islam itu pasang surut di setiap zamanya. Ketika Islam meredup di suatu tempat, Allah memunculkan suatu kaum untuk menyalakan api dakwah kembali di tempat lain.
Ingatkah kau dengan korupnya Bani Umayyah? dengan kezaliman pemimpin-pemimpin itu, Allah menghadirkan kembali Khalifah yang shaleh dan peduli akan masyarakatnya, Beliau adalah Umar bin Abdul Azis Sang Khulafaurrasyidin ke-5.
Ketika Bani Umayah mulai lalai, munculah Bani Abbasiyah dengan kegemilangn ilmu pengetahuanya. Ketika Abbasiyah sedang lemah karena cinta dunia, munculah Turki Seljuk yang gagah berani dari Asia Tengah untuk menyelamatkan Izzah kaum Muslimin.
Beberapa masa setelahnya, Turki Seljuk dilanda perpecahan, munculah dinasti Zankiyah dilanjutkan dengan Ayyubiyah yang memiliki cita-cita untuk membebaskan Al-Quds kembali.
Bersama dengan itu, Ayyubiyah mulai dilanda perpecahan internal, Turki Rum Seljuk mengambil peran dengan melindungi kaum Muslimin dari arah barat. Kilic Arslan dan Aleadin Keykubad menjadi momok bagi Pasukan Salib yang melewati Anatolia agar tidak terlalu jauh masuk ke bumi Syam.
Di belahan bumi lain, pelarian Bani Umayah, Abdurrahman Ad-Dakhil terpilih menjadi pemimpin Andalusia dan mengembalikan persatuan Umat Islam di sana. Naik turunya peradaban, Andalusia mulai lemah sampai akhirnya muncul Panglima yang bukan dari keturunan dinasti mengambil kepemimpinan, Muhammad bin Abi Amir Al-Mansur atau yang dikenal Alamanzor menyelamatkan muka umat Islam atas serangan Kerajaan Kristen Utara.
Andalusia pecah kembali menjadi kerajaan kecil sampai lemah, akhirnya ditaklukan kembali oleh Bani Murabithun, dilanjutkan Bani Muwahiddun yang menegakan kembali nilai-nilai Islam
Kembali ke Anatolia, Turki Rum Seljuk mulai lemah dengan kedatangan Mongol dan perpecahan suku Turki. Munculah Suku Kayi dengan Suleyman Shah, dilanjutkan Ertugrul Ghazi, lalu besarkan oleh Osman Ghazi yang dikemudian hari membentuk Kesultanan Turki Usmani sampai menaklulan Konstantinopel.
Di Tanah Jawi Nusantara, Malaka di gempur habisan-habisan oleh portugis. Mereka hendak mengobarkan perang Salib atas dasar dendam di Andalusia. Dari Malaka perlawanan berpindah dari Barus, Aceh, Pasai, dan sekitarnya.
Di Jawa, gema jihad terdengar ke telinga Mataram Islam hingga memberangkatkan pasukan untuk menyerang Malaka dan Sunda Kelapa. Bersama koalisi Mataram, Cirebon, dan Banten, Sunda Kelapa ditaklukan yang kemudian hari menjadi Jayakarta.
Berpindah ke tempat lain, ertempuran berkobar di Jazirah Al-Mulk (Maluku). Kaum kafir yang menyebarkan fitnah di jawa dari Mataram Islam ke Giri Kedaton, mulai mengadu domba umat Muslim di Ternate Tidore. Sampai masa kelicikan portugi membunuh Ayah dari Sultan Baabulah, yang akhirnya Sang Sultan mengobarkan Jihad seluruh Maluku, menghancurkan Portugis ke akar-akarnya.
Pertempuran beralih ke Mataram Islam kembali ketika fitnah sudah merajalela. Pertempuran di pimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang mengepung Jenderal De Klerk di Benteng Ungaran sampai mati, kemudian melanjutkan perjuangan dengan mendirikan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat sebagai antitesis dari Kesultanan lain yang memilih tunduk kepada Belanda.
Setelah itu, cucunya Pangeran Diponegoro melanjutkan estafet perjuangan dengan menyerukan Perang Sabil gabungan Kaum Ulama, Priyayi, Keraton bersatu padu melawan Penjajah.
Jadi, apa rahasia dari perjuangan setiap zaman itu? apa yang membuatnya perjuangan hidup dari satu tempat ke tempat lain? Jawabanya adalah Iman.
Arsa Coffee Library, 18 Juni 2024
28 notes
·
View notes
Text
Werewolf
Jadi inget dalam sebuah dauroh yang dimotori mas-mas keren @yunusaziz dkk, di bab siyasah, kita main game werewolf sebanyak 30an orang. Seru banget.
Untuk kalian yang belum tahu, inti dari gamenya adalah kita dituntut untuk bersiyasah menemukan pembunuh di sebuah desa.
Ada yang berperan serigala (pembunuh), warga desa, peramal, dan peran lainya.
Yang paling seru, jelas, jadi werewolf! Permainan kata menjadi andalan, bermuka dua adalah passion. Kalau yang lain so so lah.
Ketika permainan selesai, peran kita juga selesai. Kita kembali menjadi seperti sedia kala. Just NPC (manusia biasa) kalau di GTA.
Tapi apakah kita jadi manusia biasa saja di dunia yang fana ini?
"Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (Al-An'am : 32)
Seperti werewolf, dunia ini adalah tempat bermain, kita juga memiliki peran yang harus dilakukan dengan baik.
Bagaimana mencapai peran itu? Dengan berusaha menjadi orang yang bertakwa, melalui peran yang sedang kita jalani di dunia ini.
Ada yang jadi dokter, ketua organisasi, staff sdm, CEO, ustadz, guru ngaji, dan sebagainya.
Maka saat permainan selesai, dunia ini selesai, kita akan kembali kepada Allah, karena kita hamba Allah.
Dunia ini, sebagaimana kita main, ini hanya sebentar saja. Mung mampir ngombe. Dan akan tiba waktunya untuk pulang, kembali ke kerumah, yaitu akhirat.
Jajar, 17 Juli 2024
23 notes
·
View notes
Text
Rapatkan Barisan Zionis Ketar-Ketir
Kita harus bersepakat, bahwa masing-masing dari kita memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat permasalahan Palestina.
Ada yang bergerak atas dasar fomo, kemanusiaan, akidah, titel ADK, keresahan, atau memang benar-benar paham akan akar permasalahan. Namun dari semua itu, kita memiliki cita-cita yang sama untuk membebaskan Palestina.
Thuufan al-aqsha telah memberi banyak pelajaran bagi umat tentang perjuangan, kepeloporan, dan juga kesabaran.
Disisi lain hari ini kita masih sibuk berdebat mana yang lebih utama akidahnya, manhajnya, madzhabnya, harokahnya, dan perbedaan lainya. Sedangkan di Palestina sana, 40.000 orang lebih syahid oleh para kera.
Thufaan Al-Aqsha telah memberi pukulan telak bagi israel. Mereka pun mereka tak memprediksi perang berjalan selama ini.
Bantuan negara munafik terus berdatangan hingga membuka front baru di Lebanon dan Yaman. israel sesumbar mampu memenangkan perang, namun nyatanya mereka tak memperoleh apa-apa selain cela.
Para Pejuang kita nyatanya memiliki ketahanan yang luar biasa. Mereka menolak tunduk sekalipun secara statistik alutsista sangat berbeda.
Apa yang menjadi rahasianya?
Pertama adalah iman. Ini menjadi variabel penting karena mereka digembleng sejak dini hingga dewasa untuk memahami perlawanan kaum zalim.
Kedua adalah pendidikan. Kita tahu sama tahu bahwa tingkat pendidikan tinggi di Gaza adalah yang terbaik. Bahkan yang terakhir ada seorang warga yang menyelesaikan masternya di bawah reruntuhan.
Ketiga adalah persatuan. Masyarakat dan Para Pejuang saling mendukung satu sama lain. Mereka tidak protes atas ujian yang menimpa karena perang ini. Mereka menyadari ini adalah amanat suci. Selain itu Para Pejuang dari beberapa faksi akhirnya juga melebur untuk menguatkan basis perlawanan.
Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, maka Allah menurunkan ketenangan di dalam hati mereka, lalu Allah memberikan balasan mereka berupa kemenangan yang dekat. (Al-Fath : 18)
Hari ini, kita berdiri di Kota Surakarta, esok hari kita berdiri bersama di Kota Al-Quds, menyongsong Palestina Merdeka.
Surakarta, 08 Oktober 2024
14 notes
·
View notes
Text
Uang
Apa yang kamu pikirkan tentang uang? dan bagaimana korelasinya dengan dakwah?
Ust. Anis Matta dalam buku Integrasi Politik dan Dakwah sedikit memantik diri ini tentang 2 pertanyaan diatas.
Beliau menjelaskan tentang capaian dakwah dalam satu masa yang hanya sampai 50%, karena sisanya terkendala karena tidak ada biaya.
Melihat kebelakang berdasar pengalaman pribadi, memang kosakata uang tidak terlalu dominan. Apa yang ditanamkan selama ini kurang lebih "Sunduquna Juyubuna" dengan pendekatan akidah minim tataran teknis.
Lagi-lagi ini kembali kepada mindset.
Bukan berarti kita hendak menjadi burjois dan menjadikan dakwah sebagai batu pijakan materi. Tapi dengan adanya uang menjadikan kita lebih kuat dan potensi amal kita semakin melejit.
Disini peran tarbiyah sebagai pembentuk mindset agar kita tidak terjerumus ke lubang-lubang syubhat dan maksiat karena uang.
Kalau kita ingat bagaimana negeri ini berjalan, semua kembali kepada uang dan kekayaan. Sederhananya uang yang ada ditangan orang maksiat muaranya ke arah maksiat juga. Kalau uang ada di tangan orang soleh, pasti untuk beramal, mendukung agenda dakwah, sedekah, dan lain sebagainya.
Kita lihat bagaimana Kaum Quraisy menjadi terpandang. Kita lihat Qatar, UEA, Arab Saudi, dan negara teluk lainya dipandang dunia. Kita lihat bagaimana Erdogan melanggeng menjadi PM Turki saat itu dengan sokongan Oligarki Soleh yang peduli dengan dakwah.
Dan hari ini, untuk kita yang mengaku sebagai seorang Muslim Negarawan, pengelolaan seperti apa yang ingin dilakukan kalau kita tidak memahami, menguasai, dan menempatkan uang kepada porsi kebermanfaatann besar.
Di mulai dari mindset, eksekusi, amal jamai, dan Ustadziyatul Alam. Karena itu kita tujuan kita mengikuti tarbiyah.
Sumber, 18 Juli 2024
27 notes
·
View notes