#ntms
Explore tagged Tumblr posts
rizqan-kareema · 2 days ago
Text
Mengapa larangan berzina dalam Al-Qur'an (QS.17:32) itu perintahnya tidak langsung to the point; "Jangan berzina!", tapi justru dimulai dengan kalimat, "Jangan dekati zina"?.
Sebab terjerumusnya laki-laki dan perempuan ke dalam zina hakiki (zina kemaluan) selalu diawali dengan zina-zina majazi (seperti zina mata, zina telinga, zina mulut/lisan, zina tangan, zina kaki dan zina hati).
Zina mata tersebab memandang (yang diharamkan), zina telinga tersebab mendengarkan (hal-hal yang berpotensi membangkitkan hasrat/keinginan pada yang diharamkan), zina mulut/lisan tersebab ucapan/rayuan/ciuman (yang diharamkan), zina tangan tersebab sentuhan (yang diharamkan), zina kaki tersebab ayunan langkah menuju kemaksiatan, zina hati tersebab mengangan-angankan sesuatu (yang diharamkan). Sementara kemaluan (tempat keluarnya madzi ataupun mani) akan jadi saksi (yang membenarkan atau mendustakan) terjadi atau tidaknya perbuatan (zina) itu. (Rujukan: HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657)
Maka sungguh, indah sekali ajaran Islam itu. Laki-laki dan perempuan diperintahkan untuk menjaga pandangannya agar terjaga dari zina mata. Untuk tidak sembarang curhat ke lawan jenisnya agar tidak terjerumus pada zina telinga. Untuk tidak bermudah-mudahan dalam berinteraksi, agar terpelihara dari zina tangan dan kaki. Untuk tidak berbicara dengan suara yang mendayu-dayu atau dengan kalimat ambigu yang bertujuan merayu atau dengan bahasa kode-kodean yang dibungkus dalam candaan agar terjaga dari zina lisan. Untuk tidak mudah mengumbar perasaan atau memberi kode-kodean hingga muncul angan-angan atau bahkan berhalusinasi agar terjaga dari zina hati.
Jangan pernah mendekati zina (majazi) jika tidak ingin terjerumus dalam zina (hakiki).
Ya Allah, kami meminta perlindungan-Mu dari keburukan pendengaran kami, dari keburukan penglihatan kami, dari keburukan lisan kami, dari keburukan hati kami, dan dari keburukan kemaluan kami. Aamiin ya Rabbal 'alamin. (HR.Abu Daud no. 1551).
Allahu a'lam bishawab.
@rizqan-kareema.
21 notes · View notes
jndmmsyhd · 1 month ago
Text
Buruknya dirimu, jangan sampai menghalangi untuk tetap berdoa pada-Nya. Sebab para pendosa juga punya hak untuk tetap berdoa pada-Nya. Bukankah iblis yang berdoa saja Allah kabulkan doanya? Berdoalah, tersebab hidayah Tuhan itu bisa jadi turun padamu karena lantunan doamu.
385 notes · View notes
terusberanjak · 20 days ago
Text
Hidup yang dirasakan sedang berantakan bukan mengartikan kalau kamu bodoh, tidak beruntung, atau sepertinya masa depan akan suram.
Hanya saja episode nya kali ini kamu sedang harus berada di bawah, sedang harus berusaha kuat, sedang harus memakai mode bertahan di tengah gempuran yang datang. Kamu sedang berada di episode sakit, pusing, penat, linu.
Episode yang menyadarkanmu kalau kamu memang cuma manusia biasa. Tidak berhak berlaku sewenang-wenang di bumi. Tidak berhak berlaku sombong kepada manusia lainnya.
Jadi ketika keadaanmu kelak membaik, kamu akan tetap menghargai orang-orang di sekitarmu, menghargai jeripayah dan upaya-upaya orang lain sekalipun cuman tukang pemungut sampah.
Kamu setidaknya jadi lebih peka dan bisa mengerti bahwa memang setiap orang punya badainya masing-masing.
@terusberanjak
189 notes · View notes
ahmadgzaki · 25 days ago
Text
Yaa Allah, ampunilah kami yang amat mudah menilai cara orang tua kami mendidik kami dahulu, padahal kami sama sekali tidak mengetahui bagaimana perjuangan mereka untuk menghidangkan sesuap nasi.
Yaa Allah, ampunilah kedua orang tua kami atas kesalahan-kesalahan mereka yang telah lalu dan yang akan datang. Beri kami kesabaran sebagaimana mereka telah bersabar menghadapi kami sewaktu kecil.
Meski belum menjadi orang tua, mengamati mereka di usia dewasa ini terkadang bisa menyentuh hati. Kuatkanlah mereka yaa Allah…
246 notes · View notes
kayyishwr · 5 days ago
Text
Mengapa selalu harus perempuan yang bersyukur dipertemukan dengan sosok lelaki yang sholih? tidak bolehkah jua, lelaki itu yang bersyukur?
Ku tulis ini sebagai pengingat, bahwa rasa syukur itu harus hadir pada kedua insan, tidak boleh timpang hanya berat sebelah, seolah perempuanlah yang wajib bersyukur atas apa-apa yang terjadi
Bukankah kita lelaki juga harus bersyukur? dipertemukan dengan izin Allah, kepada sesosok perempuan yang mampu menjaga pandangannya, telingannya, mulutnya, dan kemaluannya; hingga ia mewujud pada rasa malu saat pertama kali bertemu
Bukankah kita lelaki juga harus bersyukur? dipertemukan dengan izin Allah, kepada sesosok perempuan yang sibuk sekali berkegiatan, tidak lelah mempelajari ilmu baru, mampu berkreasi dalam banyak karya, juga terampil mengelola banyak hal; hingga ia mewujud pada ketangguhan dan kecerdasan yang kelak akan ditiru dan dibanggakan oleh anak-anaknya
Bukankah kita lelaki juga harus bersyukur? dipertemukan dengan izin Allah, kepada sesosok perempuan yang terbiasa berbagi dengan sesama, disenangi oleh lingkungan terdekatnya, namun tetap menjaga adab-adabnya; hingga ia mewujud dalam keanggunan akhlak
Duhai, lelaki termasuk aku, mengapa ucapan terima kasih, berat sekali keluar dari mulut, seolah kita adalah pahlawan yang sempurna, yang menyelamatkan budak perempuan dari kekangan tuannya? Bukankah kita juga harus berterima kasih, dengan hadirnya ia, sosok perempuan yang Allah takdirkan, terjagalah diri dari hal-hal yang diharamkan, menjadi bewarna hidup kita yang tadinya hanya ada warna hitam dan gelap di lemari baju, dan semakin luas bumi Allah yang kita lalui, setelah sekian lama kita bingung hendak dengan siapa kita berpegian
Mari saling bersyukur dalam mencintai, karena dengan begitu akhirnya semoga kesadaran itu muncul, bahwa perjalanan sesungguhnya adalah untuk beriman, beramal sholih, dan saling menasihati dalam kebenaran
ditulis untuk kamu, kita, khususnya aku
176 notes · View notes
dardawirdhaa · 1 month ago
Text
Semoga Allah menjagamu dikala seseorang yang kamu harapkan jadi masa depan malah pergi menjauh.
Semoga Allah menjagamu dari kekhawatiran berlebih tentang masa depan dan memelukmu pada pemahaman: takdir-Nya selalu indah.
174 notes · View notes
kurniawangunadi · 9 months ago
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
430 notes · View notes
wrismawan · 3 days ago
Text
Tumblr media
Suka ga suka, hidup itu isinya series of problem, yang nuntut kita buat beradaptasi untuk bisa survive
Kalo lagi beruntung, kita berhasil dengan sadar ngambil pelajaran dari problem yang tersebut, yang kemudian bikin kita naik level
Panduannya sangat jelas, terinspirasi dari Qur'an:
Bersama kesulitan akan ada kemudahan (94:5-6)
Kita ditakdirkan menerima problem tersebut karena Allah tau kita mampu (2:286) (64:11)
Yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik, suka atau ga suka (2:216)
Dalam menjalaninya, Key Success Metric yang perlu dimonitor:
Kedekatan kita dengan Allah
Ketenangan hati
---
Tumblr media
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (64:11)
75 notes · View notes
o-agassy · 29 days ago
Text
“Kita memang bisa meniru aktifitas mereka, tapi tidak dengan rejekinya”
Memang benar ternyata, rejekinya sudah diatur dengan kemampuan dan pundak masing-masing. Hanya kita saja yang terlalu lengah melihat rumput tetangga sebelah yang selalu tampak segar di setiap paginya.
104 notes · View notes
imespramesti · 8 months ago
Text
Riset bahwa perempuan berbicara 13000 kata lebih banyak daripada laki-laki itu supaya kita lebih panjang doanya.
Salah satu cara memutus kebiasaan buruk adalah dengan mencari amal baik yang mirip karakternya. Misalnya ingin mengurangi bergosip, maka cari amal baik yang butuh banyak bicara juga; berdoa.
Ingin mengurangi kebiasaan mengeluh, berdoa juga. Ingin mengurangi sumpah serapah yang nggak perlu, berdoa juga.
Kalau jatah kata dalam satu hari sudah habis untuk berdoa, mungkin kita nggak butuh lagi debat kusir di sosmed, mengeluh kesana kemari, dan julid disana-sini.
Mungkin ya. Tulisan yang agak cocoklogi, tapi semoga menjadi ikhtiar supaya lisan kita nggak menyeret anggota tubuh yang lain ke neraka. Aamiin.
191 notes · View notes
quraners · 25 days ago
Text
Jika nasibmu tak ditentukan lewat garis tangan, mungkin ia ditentukan lewat garis perjuangan.
138 notes · View notes
rizqan-kareema · 6 hours ago
Text
Begitu pentingnya shalat, hingga salah satu do'a yang Allah abadikan dalam Al Qur'an adalah do'anya Nabi Ibrahim 'alahissalam yang meminta agar Allah jadikan beliau dan anak cucu keturunannya termasuk orang-orang yang istiqamah dalam menjaga shalatnya.
{رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ} [ابراهيم : 40]
Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap (istiqamah) mendirikan shalat. Wahai Rabb kami, kabulkanlah do'aku. (QS.Ibrahim:40).
Jika sekelas Nabi Ibrahim yang bergelar Khalilullah (kekasihnya Allah) saja masih berdo'a agar diistiqamahkan dalam menjaga shalatnya, lantas bagaimana dengan kita yang berlumuran dosa-dosa ini? Tentu kita lebih berhajat lagi.
Mari kita usahakan jadi hamba Allah yang istiqamah menjaga shalat 5 waktu. Mari kita usahakan jadi hamba Allah yang shalatnya di awal waktu.
Yasarallahu lanaa!
@rizqan-kareema.
Mari Kita (Perbaiki Kualitas) Shalat (Kita)
Ada alasan mengapa perintah shalat Allah turunkan saat Rasulullah dihadapkan pada selaksa ujian yang begitu memilukan, hingga dalam catatan sejarah tahun itu dinamakan tahun kesedihan (’amul huzni). 
Diantaranya, agar manusia tahu bahwa shalat adalah penentram jiwa kala kesedihan, kekhawatiran, ketakutan, kebingungan, kehilangan, kesendirian, kepahitan, ketakberdayaan dan segala yang menyesakkan jiwa, Allah datangkan sebagai ujian.
Sesungguhnya ketenangan hati manusia Allah karuniakan lewat dzikirnya. Sebagaimana firman-Nya;
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).
Dan shalat adalah dzikir yang paling utama.
“Sungguh, Aku ini Allah, Tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.”(QS.20:14).
Saat dihadapkan pada ujian nan berat, carilah ketenangan lewat shalat. Mungkin solusi tak langsung didapati. Tapi dengan shalat, Allah karuniakan ketenangan hati. Kala hati tak lagi gusar, insyaAllah mudah temukan jalan keluar.
Karena shalat adalah pelipur lara. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda; “dan telah dijadikan pelipur hatiku (kebahagiaanku) pada shalat.” (HR. An-Nasai [7/61] no. 3939, 3940, Ahmad [3/128] no. 14069. Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah [3/98 dan 4/424]).
Dan sebagaimana pula yang Beliau teladankan kepada kita, ummatnya; seba’da peristiwa isra’ mi’raj yang begitu dahsyat, tiap kali ada masalah, shalat adalah hal pertama yang dilakukan Rasulullah.
Dari sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Bila kedatangan masalah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat.” (HR. Ahmad dalam al–Musnad [5/388] dan Abu Dawud [2/35]. Dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud).
Saat engkau bingung dari mana engkau harus memperbaiki hidupmu, mulailah dengan memperbaiki shalatmu. Shalatlah, sebagaimana Shalatnya Rasulullah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari, no. 6008).
Lalu bagaimana cara memperbaiki shalat? 
Petunjuk dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dalam hadits al-Musii’ fii shalatihi (orang yang jelek dalam shalatnya), yang diriwayatkan Rifa’ah bin Rafi’; “...Jika engkau ingin shalat (dengan sempurna), berwudhulah  dan sempurnakan wudhumu....” (HR. An Nasa’i, no.1052. dishahihkan Al Albani).
Ternyata jika kita ingin memperbaiki shalat, kita harus mengawalinya dengan terlebih dahulu menyempurnakan wudhu.
Ada rahasia besar dibalik wudhu yang sempurna. Hati kan bergetar jika benar melakukannya. Janganlah wudhu sekedar wudhu. Tapi berwudhulah dengan ilmu. Pelajari kadar penggunaan airnya, pelajari apa saja yang wajib dibasuh dan apa saja yang membasuhnya termasuk sunnah. karena tidaklah ditetapkan begitu saja oleh Allah kecuali di dalamnya tersimpan mutiara-mutiara hikmah.
contoh sederhananya, do’a sesudah wudhu yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam ajarkan pada kita itu redaksinya indah sekali jika benar-benar ditadabburi. Di mana di dalamnya kita meminta pada Allah: 
(...اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ...)
“Ya Allah jadikan hamba termasuk hamba-hamba-Mu yang bertaubat dan jadikanlah hamba termasuk hamba-hamba-Mu yang mensucikan diri”
Setelah wudhu kita sempurnakan, lalu kita panjatkan do’a itu dengan tulus dan ikhlas, perhatikan bagaimana cara Allah membalas:
(إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ...)
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.”(QS.2:222).
Indah bukan? baru di tahap persiapan menuju shalat, Allah sudah menyambut kita dengan sambutan yang begitu hangat. 
Maka, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Jangan pernah merasa diri sudah tak layak untuk bertaubat. Betapapun telah banyak berbuat maksiat. Karena sesungguhnya kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya tak terbatas dan ampunan Allah itu amatlah luas.
Katakanlah : "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.39:53)
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS.3:133).
Mari kita (perbaiki kualitas) shalat (kita). Awali dari hal-hal kecil saja dulu, sesederhana memulainya dengan (belajar) menyempurnakan wudhu.
Allahu a’lam bisshawab.
@rizqan-kareema
18 notes · View notes
jndmmsyhd · 2 months ago
Text
Kesedihanmu, tidak perlu semua orang harus tahu. Perih dan letihnya hari-hari yang kamu jalani, juga tidak perlu terpublish agar semua orang melihatnya. Sebab keduanya adalah bagian dari sabar.
Ingat saja, ujian dan cobaan itu semakin diumbar maka akan semakin besar, sebab akan ada banyak angin yang meniup dan membesarkannya. Tenangkanlah gemuruhnya.
@jndmmsyhd
483 notes · View notes
terusberanjak · 5 months ago
Text
Betapa menyenangkan bukan bertemu dengan seseorang yang bisa menerima gelisah kita? Memahami betapa rumitnya isi kepala kita, mengerti bahwa perasaan kita tidak begitu sederhana. Betapa menenangkan bukan bertemu dengan seseorang yang dengan tidak mudah menilai kita semena-mena, bersedia mendengarkan isi kepala kita yang begitu riuh, yang dengan kehadirannya membuat hati dan perasaan kita perlahan menenang. Membuat kita yakin bahwa setiap hari pasti ada kesempatan untuk terus membaik? Betapa bahagia dan menyenangkan, bukan?
Kita terus mencarinya pada orang lain, tapi lupa bahwa yang bisa benar-benar seperti itu kepada kita yang memiliki jiwa rapuh ini adalah Allaah. Bisakah kita berjanji bahwa sebelum meminta orang lain menjadi penenang kita, kita minta dulu kepada Allaah? Agar Ia yang memilihkan sesiapa saja yang bisa menjadi tempat aman kita untuk menjadi apa adanya.
@terusberanjak
302 notes · View notes
ahmadgzaki · 28 days ago
Text
Adakalanya hati kecilmu ingin menumpahkan kata-kata penuh amarah, resah, dan patah; kepada sepasang telinga yang sedia hadir; sepasang telinga yang siap menerima
Namun manusia terkadang melupakan di mana ia menaruh hatinya; kehilangan hati adalah kehilangan rasa empati; dan akhirnya manusia malah menabur garam di atas luka
Harap dimaklumi; kesempatan manusia hidup di bumi cuma sekali dan untuk yang pertama kali; mustahil berjalan di atasnya dengan nilai sempurna
Di saat orang-orang terdekatmu mulai terasa asing; dan kesendirian mendekapmu di sebuah lorong yang memanjang tanpa ujung; di saat itulah seharusnya kau sadar…
inilah waktumu untuk ‘berdua’ dengan Yang Maha Pengasih, Maha Adil, dan Maha Cinta; sebab Dialah yang paling memahami apa yang bersemayam di hati makhluk-Nya yang terdalam!
Pamekasan, 29 Desember 2024
108 notes · View notes
shafiranoorlatifah · 2 months ago
Text
Hal yang ku pelajari saat dewasa :
Jangan berpikir semua orang itu selalu sama denganmu, selalu sejalan denganmu. Setiap jiwa mungkin memiliki karakter dan prinsip yang berbeda, dan itu tidak masalah. Jangan kecewa.
Karena berharap kepada manusia memang akan berujung kecewa.
146 notes · View notes