#ntms
Explore tagged Tumblr posts
Text
Buruknya dirimu, jangan sampai menghalangi untuk tetap berdoa pada-Nya. Sebab para pendosa juga punya hak untuk tetap berdoa pada-Nya. Bukankah iblis yang berdoa saja Allah kabulkan doanya? Berdoalah, tersebab hidayah Tuhan itu bisa jadi turun padamu karena lantunan doamu.
107 notes
·
View notes
Text
Semoga Allah menjagamu dikala seseorang yang kamu harapkan jadi masa depan malah pergi menjauh.
Semoga Allah menjagamu dari kekhawatiran berlebih tentang masa depan dan memelukmu pada pemahaman: takdir-Nya selalu indah.
#dardawirdhaa#ntms#selfreminder#dardaquotes#senandungrasa#jeda#muslimah#hdatla#bukunikah#365#be proud my dear#coming soon#fa firru ilallah
43 notes
·
View notes
Text
Betapa menyenangkan bukan bertemu dengan seseorang yang bisa menerima gelisah kita? Memahami betapa rumitnya isi kepala kita, mengerti bahwa perasaan kita tidak begitu sederhana. Betapa menenangkan bukan bertemu dengan seseorang yang dengan tidak mudah menilai kita semena-mena, bersedia mendengarkan isi kepala kita yang begitu riuh, yang dengan kehadirannya membuat hati dan perasaan kita perlahan menenang. Membuat kita yakin bahwa setiap hari pasti ada kesempatan untuk terus membaik? Betapa bahagia dan menyenangkan, bukan?
Kita terus mencarinya pada orang lain, tapi lupa bahwa yang bisa benar-benar seperti itu kepada kita yang memiliki jiwa rapuh ini adalah Allaah. Bisakah kita berjanji bahwa sebelum meminta orang lain menjadi penenang kita, kita minta dulu kepada Allaah? Agar Ia yang memilihkan sesiapa saja yang bisa menjadi tempat aman kita untuk menjadi apa adanya.
@terusberanjak
297 notes
·
View notes
Text
Puncak ketenangan hati manusia adalah saat ia ridha dengan apa pun yang ditetapkan oleh Rabb-nya. Tidaklah ia melihat segala yang terjadi di hidupnya, kecuali dari sudut pandang yang penuh dengan prasangka baik. Fokusnya cuma satu; ridha Allah semata.
Rizqan Kareema
246 notes
·
View notes
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
430 notes
·
View notes
Text
Riset bahwa perempuan berbicara 13000 kata lebih banyak daripada laki-laki itu supaya kita lebih panjang doanya.
Salah satu cara memutus kebiasaan buruk adalah dengan mencari amal baik yang mirip karakternya. Misalnya ingin mengurangi bergosip, maka cari amal baik yang butuh banyak bicara juga; berdoa.
Ingin mengurangi kebiasaan mengeluh, berdoa juga. Ingin mengurangi sumpah serapah yang nggak perlu, berdoa juga.
Kalau jatah kata dalam satu hari sudah habis untuk berdoa, mungkin kita nggak butuh lagi debat kusir di sosmed, mengeluh kesana kemari, dan julid disana-sini.
Mungkin ya. Tulisan yang agak cocoklogi, tapi semoga menjadi ikhtiar supaya lisan kita nggak menyeret anggota tubuh yang lain ke neraka. Aamiin.
191 notes
·
View notes
Text
Hal yang ku pelajari saat dewasa :
Jangan berpikir semua orang itu selalu sama denganmu, selalu sejalan denganmu. Setiap jiwa mungkin memiliki karakter dan prinsip yang berbeda, dan itu tidak masalah. Jangan kecewa.
Karena berharap kepada manusia memang akan berujung kecewa.
128 notes
·
View notes
Text
Doakan Anak Kita
Di tengah gempuran ilmu parenting, juga banyaknya informasi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak, ada satu hal yang paling penting dari semuanya, yaitu jangan lupa untuk terus mendoakan anak kita. Doakan anak kita agar menjadi generasi shalih dan teladan ummat. Ada banyak referensi doa untuk anak di dalam Al-Quran. Meski seringkali tingkahnya menyebalkan, membuat orang lain tidak nyaman, bahkan sampai tidak suka. Jangan sampai kita sebagai orang tua ikut memarahinya.
Barangkali kita lelah; kita merasa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk terus membersamainya; mengupayakan ikhtiar tumbuhkembangnya. Jangan lupa, kembali pada agama—Ia yang membuat hati kita tenang. Bekalilah ia ilmu agama, ajak ia agar terus mengingat Allah. Jadilah orang tua teladan dalam beribadah di kehidupan sehari-harinya.
Jalani apa yang sudah digariskan oleh-Nya. Semuanya takdir, dan tidak bisa kita menyalahkan apa yang menjadi penyebabnya. Padahal kalau kita mau melihat diri sendiri, harusnya begitulah yang perlu dikoreksi. Apapun yang terjadi pada kita, akan kembali pada diri kita sendiri.
Barangkali, energi kita banyak terkuras; memiliki sedikit waktu untuk aktualisasi diri; kehilangan banyak hal, tapi pahamilah bahwa kita tidak kehilangan apapun, dan itu bukan pengorbanan, melainkan kewajiban kita sebagai orang tua. Betapa besarnya pahala jikalau kita mau memaknai dan bersabar.
Imam besar Masjidil Haram, Syaikh Sudais. Saat kecil beliau sering membuat geram ibunya karena ulah dan perangainya. Namun, sang Ibu tidak pernah melontarkan kata-kata buruk, justru saat memarahi beliau dengan terus mendoakannya. MaasyaaAllaah semoga kita bisa seperti ibunda beliau, yang lisannya dipenuhi dengan doa-doa.
Jangan sekali-kali kita membenci anak kita sendiri, hanya karena perlakuan orang lain. Semoga Allah memberi kita kesabaran seluas -luasnya untuk mendidik anak kita. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak mampu. Ikhtiar sebaik apapun, akan percuma jikalau kita tidak melibatkan Allah.
Ingatlah, kalau kita lelah fisik dan mental, kembalilah dan mendekat pada Allah—Rabb Semesta Alam. Semoga Allah meneguhkan hati kita, menahan amarah kita, menjadikan kita sosok yang lembut dan penyabar. Semoga kita tidak lupa, bahwa ada Allah, ada Allah, akan selalu ada Allah yang membantu apa yang sulit, menjadi mudah bagi kita.
Allahumma baarik~
Jakarta, 27 Mei 2024 | Pena Imaji
182 notes
·
View notes
Text
Pencapaian biasa menurut kita bisa jadi luar biasa menurut orang lain. Pekerjaan yang mudah bagi kita belum tentu mudah bagi orang lain. Semua orang berada di titik yang berbeda.
Oleh karena itu, jangan katakan: "masa gitu aja gak bisa? masa iya gak mampu? dlsb." Jangan mengukur orang lain dengan tolak ukur kita sendiri.
Belajar itu seumur hidup. Tak melulu soal ilmu pengetahuan, belajar memahami dan memahamkan orang lain juga menjadi hal yang mesti kita kuasai.
Cianjur, 6824.1947.
123 notes
·
View notes
Text
Makin bertambah usia, permintaan kita menjadi sederhana. Keberkahan usia, rezeki yang halal, keluarga Qur’ani, dan berusaha untuk tidak menjadi beban dan menyusahkan orang lain rasanya sudah cukup.
- ummufaqyh
310 notes
·
View notes
Text
Carilah yang Sevisi
Jika menikah rasanya seperti mengorbankan mimpi-mimpi yang pernah dimiliki, mungkin karena kita belum memahami bahwa menikah menempatkan kita pada kondisi untuk memperjuangkannya berdua. Melunturkan ego pribadi, menyusun rute kembali.
Ada yang bilang hidup yang sebenarnya baru dimulai setelah menikah. ‘Life starts after marriage’ katanya. Mungkin karena setelahnya, kondisinya tak lagi sama seperti saat kita masih sendiri. Bekal pemahaman itu penting, walaupun ketika sudah running nantinya kita akan memasuki fase synchronizing, learning by doing dan adaptasi.
Maka kelak, carilah yang sevisi, agar lebih mudah untukmu melangkahkan kaki. Keberhasilan menyelaraskan visi akan membuat perjalanan terasa tenang. Meski dihantam ombak, walau turbulensi membuat jantung serasa terhentak.
Dear My Future | Quraners
***
Free subs Daily Reminders and Downloadable Wallpaper :
90 notes
·
View notes
Text
Lelaki yang baik untuk wanita yang baik, perempuan sholihah untuk lelaki sholih. Bukan berarti keduanya tidak ada kekurangannya, bukan berarti tidak ada gemuruh dan cekcok dalam rumah tangganya. Bukankah piring itu pernah pecah kerana dilempar Aisyah dihadapan Rasulullah? Berumah tanggalah dengan ilmu.
Perjalanan panjang itu butuh ilmu dan bekal yang banyak, ibadah yang besar pun pengawalan dan pembimbingnya. Semua kembali pada mengilmui ibadah tersebut.
Semoga, Allah mudahkan semuanya
@jndmmsyhd
75 notes
·
View notes
Text
Sebagaimana Allah begitu mudah mengambil seseorang dari dirimu. Begitulah Dia dalam mendekatkan seseorang lainnya untukmu :))
Kamu hanya harus sadar, semua yang ada adalah milik-Nya yang akan Allah ambil sesuai kadar yang sudah Dia tentukan.
128 notes
·
View notes
Text
Menerima segala hal yang keliatannya gak bersahabat sama kita emang butuh waktu. Tapi berusaha dan belajar terus buat menerima dan berdamai dengan keadaan yang bikin kita gak tenang juga hebat loh. Makasih yaa. Semua yang terjadi di hidup kita udah ada jalannya dari Allaah. Dan mustahil banget Allaah ngasih yang jelek-jelek buat hamba-Nya. Jadi, tetap semangat yaa. Jangan berhenti upayanya!
@terusberanjak
159 notes
·
View notes
Text
Karena kita tidak pernah tahu, dari lisan siapa dan dari tengadah tangan yang mana, Allah ijabahkan do'a-do'a. Maka, teruslah berdo'a. Do'akan juga kebaikan untuk orang lain, dan mintalah dido'akan yang baik-baik kepada orang lain.
Rizqan Kareema
144 notes
·
View notes
Text
Jangan jadikan uang sebagai orientasi/tujuan. Nasihat yang dulu kujawab dengan bebal ini berangsur bisa kupahami. Seiring waktu berjalan, dari yang dulu single dan sekarang berkeluarga. Kalau dihitung sekali jalan perlu 4 tiket jika pakai pesawat / kereta. Sekali menginap langsung booking 2 kamar. Rasanya kalau kekhawatiran soal uang dan materi apalagi jadi tujuan / orientasi. Aku akan diselimuti kegelisahan sepanjang waktu karena takut kekurangan, berpikir bahwa uang/materi adalah satu-satunya pembebas biar leluasa ke sana kemari dan ngapa2in. Lupa bahwa rezeki itu sudah diatur, sudah dialokasikan sama Yang Maha Pengasih. Apalagi setelah berkeluarga, saat kebutuhan tak lagi soal diri tapi sudah merambat ke biaya pendidikan, properti, dsb. Pasti ada jalannya, ada rezekinya, yang penting terus berikhtiar sebaik mungkin.
Belajar lebih tawakal. Stres di tahun 2023 dipikir-pikir karena ingin sekali mengendalikan banyak hal. Ingin semua hal bisa berjalan dengan baik, tapi ternyata tidak. Ada hal yang akhirnya eror, tidak berjalan sesuai rencana, tidak bisa kukendalikan. Akhirnya stress. Belajar utk lebih berserah pada hasil setelah berusaha. Ada Allah yang mengatur segalanya, kita tidak perlu pusing untuk memikirkan semuanya. Apalagi terus berharap bahwa apa yang kita usahakan, selalu berhasil sesuai yang direncana. Nanti jadi mudah kecewa.
Komunikasi adalah kunci dari kelanggengan relasi. Baik itu dalam pertemanan, pernikahan, pekerjaan, dsb. Belajar untuk lebih komunikatif, lebih banyak mendengar, dan juga belajar untuk berkata yang baik-baik. Berhati-hati dengan lidah yang tak bertulang, yang berpotensi menyakiti orang lain - fitnah - dan berbagai hal yang bisa jadi keluar darinya karena tak mampu dikendalikan. Yang berakhir pada hilangnya kepercayaan, kesempatan, bahkan hubungan.
Jangan ragu untuk memutus pertemanan yang tidak sehat. Belajar untuk lebih dekat dengan lingkaran-lingkaran kebaikan, yang mengajak pada hal-hal baik, yang mengingatkan pada hal-hal baik, yang semakin dewasa ini sangat dibutuhkan banyak sekali nasihat ketimbang haha-hihi. Apalagi lingkaran-lingkaran salih yang membuat kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Lebih banyak menerima feedback. Meski terdengar tidak nyaman, tapi kita sangat memerlukan kritik dari orang lain. Alih-alih denial, coba resapi bahwa bisa jadi ketidakpekaan kita selama inilah yang menghambat diri untuk berkembang. Karena diri menolak untuk dinilai dan dikritik. Tidak mendapatkan evaluasi, tidak mendapatkan saran untuk hal-hal yang perlu dibenahi, bersembunyi dibalik kata-kata mutiara "Aku memang seperti ini, kalau gak suka ya gak apa-apa, aku mau jadi diri sendiri." Apakah benar menjadi diri sendiri itu artinya tidak mau berubah lebih baik lagi atas sifat-sifat buruk yang dimiliki?
POV Orang Tua, anak-anak di masa kecilnya hanya akan terjadi sekali. Jangan sampai lalai dengan urusan pekerjaan dsb yang menyita waktu hingga tidak ada waktu untuk menjadi orang tua yang utuh, yang hadir, yang dengan segala keadaan yang nanti terjadi, tetaplah hadir sebagai orang tua bagi anak-anak.
Jangan memelihara rasa benci. Jangan memelihara pikiran yang picik. Jangan terus menerus berpikir buruk tentang orang lain dan juga diri sendiri. Apalagi memiliki sekeciiilll apapun buruk sangka kepada Allah - jangan sampai terjadi.
561 notes
·
View notes