#Perjalanan
Explore tagged Tumblr posts
Text
tidak semua..
tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
beberapa waktu ini berseliweran tulisan di media sosial seperti ini,
otak: gak harus dia.
hati: gak, harus dia!!
dan aku jadi teringat dengan beberapa kejadian waktu lalu, tentu cerita ini aku tulis sudah atas persetujuan kedua belah pihak. berawal dari suami yang sering dimintai temannya laki-laki untuk dibantu dicarikan jodoh. sejak awal suami tidak ada niatan untuk menjadi perantara seseorang mencari jodoh. namun entah mengapa suami berubah pikiran dan mau membantu temannya mencarikan jodoh.
suami melihat keseharian temannya ini yang Masya Allaah sekali. mulai dari keilmuannya tentang agama, adab, akhlaknya ia yang sopan, lemah lembut, serta secara fisik teman suami ini tergolong tinggi, kulit bersih terawat untuk ukuran laki-laki, berjenggot, dan teduh.
lalu suami membicarakan ini denganku, bertanya kepadaku apakah aku punya teman perempuan yang juga mencari jodoh. aku terpikirkan dengan seorang teman, aku kenal baik sebelum aku menikah bahkan sampai aku telah menikah. dia perempuan yang baik, lemah lembut sekali, tutur bicaranya lembut namun tidak lebay. dia cantik, berpendidikan tinggi (S2), agamanya baik, selama bermuamalah dia orang yang amanah. menurut pandanganku dia akan cocok dengan teman suami.
singkat cerita, aku dan suami bersepakat untuk membantu keduanya menjembatani proses ta'aruf. barangkali Allaah takdirkan mereka berjodoh,. karena akan Masya Allaah, sekali jika memang mereka bersatu. pertukaran biodata keduanya sama-sama ada ketertarikan, cocok dan bersepakat untuk lanjut ditahap berikutnya. tahap berikutnya mereka bertemu untuk nadzor. kedua belah pihak pun setuju, proses ta'aruf berjalan dengan baik.
selama proses ta'aruf berlangsung aku dibuat takjub oleh kedua pasangan ta'aruf ini. mereka benar-benar menjaga diri mereka dari hal-hal kecil selayaknya bermudah-mudahan berkirim pesan tanpa udzur. mereka berdua bahkan tidak tahu nomer satu sama lain. komunikasi dilakukan benar-benar melalui kami selaku perantara. komunikasi berjalan dengan baik, bahkan pertanyaan yang diajukan ketika proses bertemu benar-benar berbobot, tidak menya-menye, point penting ekonomi, pengasuhan anakpun mereka bicarakan dengan baik. keduanya bersepakat untuk lanjut ke proses khitbah dan bersepakat untuk menikah.
ujian dimulai.
ketika kedua belah pihak bersepakat untuk menuju jenjang pernikahan. mereka diuji satu sama lain. orangtua teman perempuanku jatuh sakit, ayahnya stroke. ketika ayahnya sakit, tanggal pernikahan yang sudah ditentukan terpaksa dimundurkan dari rencana. sebab temanku ingin melakukan baktinya sebagai anak sebelum menjadi istri orang. laki-lakinya setuju untuk menunggu beberapa bulan sampai ayahnya sembuh atau setidaknya bisa beraktivitas dengan tidak dibantu.
selama proses perawatan ayahnya, mereka berdua tidak ada komunikasi. benar-benar menjaga satu sama lain. lalu ujian berikutnya datang di pihak laki-laki. ibu dari pihak laki-laki memiliki calon yang ingin dikenalkan ke anak laki-lakinya. awalnya teman laki-laki suamiku ini menolak, sebab ia sudah berjanji akan menunggu ayah calonnya ini sembuh. namun ibunya sudah tidak sabar ingin melihatnya segera menikah, mengingat usianya sudah tidak muda lagi menurut pandangan sang ibu. "35 tahun umur yang sudah seharusnya bisa meanugerahi ibumu ini cucu"
meski teman suamiku ini sudah ngaji, sudah paham, namun ia mengatakan bahwa ia masih perlahan-lahan memahamkan Islam di keluarganya terutama ibu bapaknya. aku memahami ini, bahwa tidak semuanya dari kita cukup beruntung bisa lahir dan tumbuh di keluarga yang paham nilai-nilai dasar agama Islam.
sampailah pada putusan final, suami mendapat undangan langsung dari teman laki-lakinya tersebut. suamiku cukup kaget dan menanyakan bagaimana dengan proses ta'aruf yang ia jalani. sebab dari kabar terakhir keduanya memutuskan untuk ditunda, menunggu dan saling menjaga ditempatnya masing-masing. belum ada salah satu pihak yang memutuskan untuk diakhiri.
pada akhirnya teman suami merangkul suami dengan meminta maaf dan menangis. ia siap pergi menemui teman perempuanku untuk mengakhiri proses ta'aruf nya dan meminta maaf sebab memutuskan sepihak. dia tidak menjelaskan kenapa akhirnya ia memutuskan memberikan. undangan ke suamiku. namun setiba dirumah suami bercerita dan akhirnya kita mencoba memahami sudut pandang satu sama lain, bahwa tidak semua kebaikan-kebaikan akan cocok. tidak semua ikhtiar baik yang dilakukan akan berakhir dengan kesepakatan. bahwa tidak semua rencana manusia akan berjalan sesuai dengan kemauannya. manusia boleh berencana bagaimanapun, pada akhirnya Allaah yang menentukan takdir untuk kita semua.
singkat cerita, aku, suami, dan teman laki-laki suami bertandang kerumah teman perempuanku. untuk meminta maaf, untuk meminta kelapangan hatinya, untuk memutuskan proses ta'aruf ini. aku meminta maaf kepada temanku dan ikut menangis dengannya ketika selesai, dan suamiku juga menenangkan temannya yang menangis dimobil. rasanya semua merasakan sakit tak berdarah satu sama lain.
baru kali ini, aku merasakan sakitnya dari berakhirnya prosesi ta'aruf. bukan karena perempuan ini temanku, atau laki-laki itu teman suami. melainkan sedihnya melihat perpisahan kedua orang yang menurut pandanganku keduanya ini baik, dan akan cocok bila bersatu. namun sekali lagi Allaah lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya.
aku dan suami menghadiri pernikahan teman suami. kami berdua hadir di acara ijab qobulnya. berlangsung khidmat. aku berada diruang tunggu mempelai pengantin wanita. aku duduk bersebelahan dengan seorang ibu yang jika dilihat usianya seperti ibuku sendiri. rupanya benar, beliau adalah orangtua dari calon pengantin. aku memberikan tisu dan minum untuk menenangkannya, dan tak terasa aku dan beliau terlibat obrolan yang mendalam.
selama perjalanan pulang aku terdiam sambil ku takjubi apa yang sedang aku rasakan. aku bercerita kepada suami bahwa aku bertemu dengan ibu pengantin temannya. rupanya si A (inisial nama pengantin) ini sudah yatim sejak umur 5tahun, ibunya membesarkan dia dan kedua saudaranya sendiri. si A ini lulusan terbaik di LIPIA ditahun itu. seorang hafidzah, S2, dan dia punya yayasan tempat untuk anak-anak mempelajari Al-Qur'an. dan disaat yang sama aku mendapat kabar di Wa dari teman perempuanku. bahwasanya ada seorang kakak kelasnya datang kerumah dan memitanya langsung ke orangtuanya. dia menerimanya dan bersepakat bulan depan untuk menikah. sebab calonnya yang juga kakak kelasnya ini sedang menempuh study S3nya ini di Malaysia.
ya Allaah, lalu aku menangis. kedua orang baik ini bertemu dengan pasangannya masing-masing dengan caranya masing-masing. selama perjalanan pulang pembicaraanku dan suami hanya tentang mereka berdua. kami mencoba menelusuri satu per satu yang membuat masing-masing dari kami berpikir tentang bagaimana jodoh itu berjalan. bagaimana ketetapan Allaah itu terjadi.
if something is destined for you, never in million years it will be for somebody else.
Barangkali kita pernah. menjadi satu diantara pilihannya, menjadi tujuan perjalananya. meski pada akhirnya ketetapan Allaah yang jadi pemenang.
barangkali kita pernah. melepas seseorang yang baik itu, menabahkan diri atas keputusan yang kita pilih. sebab memaksa berjalan pada tujuan yang sama tidak menemukan titik temunya.
barangkali kita pernah. dibuat takjub atas perjalan yang Allaah kehendaki. sesuatu yang kita tangisi dengan begitu, justru memberi lebih banyak arti atas serangkaian hidup yang kita jalani.
pada akhirnya kita akan paham bahwa tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
akhirnya aku memahami kembali, benar ya, seseorang yang begitu menjaga dirinya akan Allaah jodohkan dengan seseorang yang juga terjaga dengan baik. dan akupun juga menyadari bahwa sesuatu yang kita tangisi kelak akan kita syukuri pada akhirnya. Allaah tidak akan membiarkan hambanya yang sudah bersabar tanpa memberikan kabar gembira.
menuliskan ini dengan perasaan masih haru, dan berkaca-kaca, lalu hujan turun. || 19 Januari 2025
#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#doa#rumahtanggamuda#menikah#pernikahanimpian#pernikahan#ujianrumahtangga#ujian#proses#ta'aruf
344 notes
·
View notes
Text
Kita sering lupa bahwa setiap perjalanan itu ada ujungnya, ada titik berhentinya, ada waktu di mana kita telah sampai dan selesai dengan waktunya.
Kalaupun ada kesempatan berikutnya, suasananya pasti berbeda, pengalamannya tidak akan pernah sama.
Maka nikmatilah dengan penuh syukur untuk apa dan dengan siapa berjuangmu sekarang. Selagi belum sampai, selagi masih di perjalanan.
Karena ketika telah sampai, maka semua tugasmu juga ikut selesai.
—ibnufir
237 notes
·
View notes
Text
Terlalu banyak kesuksesan orang lain yang dipertontonkan di depan mata kita, sehingga kita kadang jarang mensyukuri hal-hal kecil yang bisa kita nikmati.
Bahagianya orang yang sudah berumahtangga, tentu berbeda dengan mereka yang sedang berjuang di karirnya. Bahagianya petani, tentu beda dengan pengusaha. Lantas melihat yang dibawah kita, kadang ada perasaan kasihan. Ketika melihat ke atas, kita merasa iri.
Kalau memang benar-benar kita mau menikmati, tidak perlu lihat ke atas dan ke bawah. Coba lihat dirimu saat ini.
Mungkin masa kecil memang membahagiakan sekali untuk dikenang, tapi tetap waras di dunia dewasa pun sebenarnya sudah patut kita banggakan.
56 notes
·
View notes
Text
Tadi nemu kata kata yang ngena banget
"Kecewalah dengan elegan, Pergilah dengan senyap, Biarkanlah dia mendengar kabar perubahanmu dari orang lain."
Terimakasih, ini cukup untuk membuatku bangkit!
368 notes
·
View notes
Text
Kalo perjalananmu mudah, semua orang bisa jadi kamu. Justru karena perjalananmu tidak mudah Allah percaya cuma kamu yg bisa menghadapinya..
#pekanbaru#esbatubulet#perjalanan hidup#perjalanan#allah#catatan#tuhan#Rabb#quote islam#quote#life quote#renungan#kata bijak#quote bijak#motivasi#tulisan#kata cinta#quoteoftheday#cinta
154 notes
·
View notes
Text
Dari milyaran manusia di dunia, perjalanan yakin itu pada akhirnya berhenti pada satu rumah; yang terbaik.
Karena penemuan satu yang terbaik untuk seumur hidup kelak bukan lagi tentang seberapa cepat, tapi seberapa tepat. Tepat untukmu, untuk orang-orang sekitarmu, dan yang lebih krusial lagi; untuk dunia dan akhiratmu.
Untuk petualangan ini, sabarmu harus lebih luas. Bekal ilmumu harus lebih banyak. Ujiannya akan datang dari luar bahkan dari dalam dirimu sendiri. Tapi semua itu hanya angin lalu, jika kau tau betul kemana arah semua hal ini akan bermuara.
Libatkan Allah pada yakinmu.
Sertakan Allah, kemanapun hati kecil akan menuntunmu melangkah. Karena yang paling layak untuk dimintai fatwa pada akhirnya nanti adalah hatimu, sebongkah daging yang Allah titipkan dan harus kau rawat betul dengan seni mencintai Allah.
Cah Ayu, perjalanan masih panjang.
Bahumu harus kuat, langkahmu harus tegap, hatimu harus kokoh, tanganmu harus siap memegang kendali atas segala arus yang kau temui. Mengalirlah dengan tenang namun penuh daya, jangan sampai hanyut.
— @sepertibumi
#muhasabah#petuah#hidup#belajar#diri#do'a#self improvement#islamdaily#dewasa#ujian#hati#catatan hidup#perjalanan#yakin
333 notes
·
View notes
Text
kalau ditanya capek gak? ya, sebetulnya capek banget. tapi entah kenapa masih aja diulang terus —padahal sudah tahu ujungnya bagaimana, sudah hafal pola nya seperti apa, sudah tahu baik dan buruknya juga.
sebenernya yang dibutuhkan ialah; lingkungan yang mendukung untuk lebih baik, penguatan yang positif, serta ilmu agama yang kuat, dan harus ada teman ngobrol yang baik.
karna kita gak bisa merubah orang, maka ubahlah dirimu. fokus pada dirimu, kalau sudah jam malam, tidur. makan yang cukup sayur dan buah, olahraga. dll
kamu berharga, kamu pantas untuk menjadi lebih baik. gak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri dan belajar menjadi wanita tangguh, cerdas, tegas, percaya diri, dan berani.
Rabu, 13 Nov 24 || 02.30
45 notes
·
View notes
Text
Proses Pernikahan, dan Pernak-Pernik Didalamnya
Ketika sedang menjalani proses taaruf dengan suami, Umi berkali-kali ingatkan.
Banyakin tilawah, banyakin istighfar, kamu gak akan tau kedepan ada hal-hal yang terjadi di luar dugaan. Jangan terlalu membulatkan keyakinan pada pilihan yang kita ambil, tetap serahin ke Allah apapun hasilnya. Masa-masa seperti ini harus deketin diri banget ke Allah.
Dan setelah membaca CV, mengobrol dengan suami lewat zoom karena tidak bisa pulang ke Indo, Umi kembali mengingatkan.
Menikah itu bukan karena berlandaskan pada deret prestasi pendidikan yang dimiliki. Bukan karena prestisiusnya pekerjaan. Umi memberikan restu melanjutkan karena melihat sepak terjangnya bareng Quran dan komitmen dia dalam berbakti kepada ibunya, juga karena dia tetap mengikuti pembinaan.
Jangan sampai menyandarkan pilihan dalam pernikahan pada urusan dunia. Kamu harus luruskan niat terus agar menikah karena kebaikan agama yang dia punya.
Saat itu aku hanya anggukan kepala dengarkan nasihat Umi. Tapi sekarang, ketika menemani teman-teman menjalani proses pernikahan mereka, maka nasihat Umi yang dikeluarkan.
Begitu banyak drama dan ujian hati dalam menempuh upaya menyatukan dua keluarga dan menyatukan dua kepala. Disatu sisi harus serius menjalaninya, di sisi lain harus memasrahkan apapun hasilnya dan siap dengan ketetapan takdir melanjutkan atau menyudahi.
Apapun hasil dari proses pernikahan yang sedang ditempuh, kita tetap sangat butuh Allah dalam setiap langkahnya. Maka mendekat pada Allah ketika menjalani proses pernikahan adalah resep jitu yang dengannya kita banyak temukan solusi dari ragam ujian yang datang.
Mendekat pada Allah tidak secara otomatis menghilangkan semua ujian, tapi mendekat pada Allah membuat kita tangguh menjalani ujian di hadapan.
Syawal dengan keramaian undangan dari kawan-kawan, bukanlah jadi perkara yang menggoyahkan keyakinan bahwa Allah akan sandingkan kita dengan pasangan yang ia mencintai Allah dan Allah amat mencintaiNya.
There must be, just wait
137 notes
·
View notes
Text
Menjalani kehidupan tidak selamanya baik baik saja. Didalam menjalaninya, selalu saja ada hal yang begitu tidak mengenakkan.
Tentang semua hal yang membuatmu menangis. Tentang semua hal yang membuatmu kecewa. Dan tentang semua hal yang menjadikanmu patah berkali-kali.
Tetaplah kuat. Karena memang banyak kejadian berjalan tidak sesuai prediksi kita. Kejadian selalu memberikan suprisenya sendiri.
Hidup yang kamu jalani, yang kita jalani sudah mentakdirkan setiap momen setiap kejadian adalah proses pendewasaan kita.
Terlepas bagaimana kita merayakan itu semua.
70 notes
·
View notes
Text
Karena hubungan hangat pernikahan dimulai dari lelaki.
02.08 a.m || 27 Desember 2023
#tulisan#ulvafdillah#cerita#tulisansepanjangtahun#puisiindonesia#puisi#sajak#prosa#daily poem#kisah#monolog#senandika#narasi#perjalanan#pernikahan#perempuan#pemikiran#islampost#islam
100 notes
·
View notes
Text
"Kalau kamu masih punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak penting atau galau nggak jelas, mungkin kamu masih kurang sibuk." begitu nasihat yang mengendap di kepalaku bertahun-tahun lalu.
Lalu, akhir-akhir ini muncul lagi rasa sedih akan masa lalu dan rasa khawatir akan masa depan itu. Perasaan not good enough, hingga konsekuensinya seperti saat ini.
Lalu, muncul sebuah tawaran, sebuah amanah. Aku tahu itu akan cukup menyita waktu dan energiku. Namun, setelah bekerja dan hal-hal lainnya, mengapa masih ada waktu untuk rasa sedih dan rasa khawatir itu? Apakah ini cara Allah menjawab doa tentang kebermanfaatan waktu? Allah, apa pun itu, tolong bimbing aku dan pergunakan aku untuk berbuat sesuatu di jalan-Mu. Aku takut, aku sedih, aku khawatir, aku memiliki perasaan-perasaan negatif yang tersimpan di dalam hati dan benakku, yang mungkin tak terlihat oleh orang lain. Jika ini adalah cara-Mu untuk mendidikku, aku hanya berharap bahwa aku bisa menjadi pemelajar yang baik, hingga tenang hatiku karena sadar bahwa semua takdirku ditentukan oleh Engkau yang Maha Baik.
20241020
Simpang Empat jelang akhir pekan berakhir
23 notes
·
View notes
Text
tekad, bertekad.
bertekad itu bersungguh-sungguh dengan melakukan action meskipun dengan langkah kecil, meskipun kamu tertatih-tatih dalam melaluinya, meski ya Allaah, ya Allaah setiap hari mengucapkannya.
ketika sudah bertekad, maka selesaikan. selesaikan apa-apa yang sudah kamu mulai, apapun kondisinya, bagaimanapun nantinya. tidak peduli apapun kendalanya, semuanya ditabrak selama dalam konotasi baik. Selama nggak haram, selama tidak mengambil milik orang, tidak dzalim. terjang apapun itu dan selesaikan hingga akhir. jangan pernah berhenti ditengah-tengah.
tidak mudah, namun percayalah. sesuatu yang kamu memulainya melibatkan Allaah, dan dalam perjalanannya pun engkau meminta pertolongan Allaah. maka engkau akan sampai pada apa yang engkau tuju. entah dengan sangat lama, entah harus menunggu bertahun-tahun lamanya, entah kamupun ingin sekali berhenti. percayalah, kamu akan sampai pada apa yang telah engkau tekadkan, dan engkau konsisten untuk menyelesaikan pada apa yang telah engkau mulai.
jangan pernah berputus asa. jangan pernah memiliki pikiran untuk menyerah. engkau punya Allaah Dzat yang Maha Kuasa. engkau punya Allaah Dzat Yang Maha segala-galanya. kamu diciptakan dengan begitu baik dan sempurna. yang menciptakanmu adalah Dzat yang Maha sempurna.
...
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
... Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qur'an Surah Ali Imran ayat 159)
pada apa-apa yang sudah kamu tekadkan, mari selesaikan dengan komitmen bahwa kamu tidak akan dibiarkan menyelesaikan apa yang telah kamu mulai dengan sendiri. entah bagaimana caranya, entah bagaimana ketidakmungkinannya. kamu tidak pernah akan dibiarkan sendiri.
menata ruang || 16.45
97 notes
·
View notes
Text
Dibalik Sebuah Perjalanan
Oleh: Kevin Setyawan

Dibalik perjalanan panjang bolehkah aku tahu arah mana yang bisa mengantarkanku pulang padamu?.
Arah yang membuat diriku untuk tetap tinggal tanpa harus pergi dan mencari tempat untuk kembali pulang kepada “sosok” tubuh yang kusebut rumah.
Bawalah diriku pada tempat yang tak pernah aku kunjungi sebelumnya pada tempat yang hanya ada kita berdua dimana waktu tidak lagi berharga.
Tolong pandu aku untuk menelusuri ribuan tikungan dan bahkan tanjakan yang terjal ini aku terlalu takut tersesat dalam perjalanan ini lagi.
Peganglah kemudiku dengan erat dan jadilah lentera ketika diriku melewati malam paling pekat sekalipun, biarlah hanya ada kau dan aku bersama ditelan gelapnya malam.
72 notes
·
View notes
Text
Allah itu paling tau banget apa yang kita butuhin.
Kita pengen duit banyak, Allah kasih kecukupan kita tiap hari untuk makan, minum, dan istirahat. Bisa tidur yang cukup dan nyenyak ternyata adalah kenikmatan luar biasa di zaman overthinking ini.
Kita pengen punya kendaraan roda empat yang mewah, Allah kasih kita kaki untuk bisa melangkah kemanapun kita mau. Kira-kira kalau kaki kita sakit, bakal terasa nikmat ga ya walaupun punya kendaraan mewah?
Kita pengen punya rumah mewah dan minimalis, Allah kasih kita kontrakan yang bisa buat keluarga kita tertawa terbahak-bahak tanpa harus mikirin besok mau makan apa.
Tidur yang nyenyak. Makan yang kenyang. Bisa ketawa ngakak. Semua itu Allah kasih tanpa biaya.
Sebab, ada yang memiliki semua yang kita ingin, tapi Allah ga kasih semua yang kita bisa miliki sekarang.
Ada yang punya mobil mewah, tapi utangnya banyak, jadinya ga bisa tidur nenyak. Ada yang bisa beli makanan yang paling enak sedunia, tapi ga bisa dimakan karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Ada yang punya rumah mewah, tapi hubungan dengan keluarganya seperti perang dingin. Sunyi dan sepi.
Karena boleh jadi
Apa yang paling kita miliki sekarang, ternyata paling diinginkan oleh orang lain. Begitu sebaliknya, apa yang kita inginkan sekarang, boleh jadi orang lain sudah merasa tidak perlu memilikinya.
28 notes
·
View notes
Text
Waktu tidak bisa menunggu malasmu. Dia akan melewati dan meninggalkanmu seterusnya suka dan tidak dia tak akan beri ampun padamu.
20 notes
·
View notes