ulvafdillah
Ulva Afdillah Umar
260 posts
Bumantara, 2021 馃摉 Telah beredar buku Bumantara di seluruh toko Gramedia di Indonesia.
Last active 4 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
ulvafdillah 9 hours ago
Text
Teruntuk perempuan-perempuan yang telah berjilbab syar'i bahkan yang memakai cadar, stop menormalisasi kebiasaan upload foto.
Tidakkah peringatan tentang mudhorat upload foto telah tersebar sekian kali? Lantas mengapa masih bermudah-mudahan berulang kali?
Jangan sampai kalian menjadi orang-orang yang fisiknya tersembunyi di dalam rumah, tapi foto-fotonya tersebar ke segala penjuru dunia maya. Dinikmati, dipandangi, dikomentari dari segala sisi.
Memang benar, tidak ada dalil mutlak yang menyebutkan larangan perihal upload foto.
Tapi ulama-ulama kita telah memberi peringatan kepada kaum wanita untuk tidak bermudah-mudahan menampilkan dirinya. Karena mudhoratnya amat besar, fitnahnya menyambar-nyambar.
Tidak semua hal mesti dipertontonkan. Tidak semua hal mesti dibagi ke ruang publik. Jika bukan untuk mencari validasi, lantas apa tujuan dari foto-foto itu tersebar? Untuk dilihat banyak orang, bukan? Untuk mendapat like dan komentar, 'kan?
Hanya karena sebagian influencer bercadar juga memposting foto-foto mereka, lantas kamu pun menjadi pengikutnya? Menjadikan dirimu menghempaskan rasa malu layaknya mereka?
Jika ada 100 orang lelaki yang menyukai akhwat bercadar dengan ribuan foto yang tersebar di akun mereka, percayalah 10 orang di antaranya justru menganggapmu aneh dan tebar pesona. Bahkan ada yang menggunjingmu di kelompok-kelompok mereka.
Tidakkah kau merasa malu? Saat namamu naik daun di kalangan para lelaki. Bukan, bukan karena prestasi. Tapi karena hobimu berfoto selfie dan tebar pesona di sana-sini.
Maka berhentilah mencari-cari alasan perihal foto itu mesti disebar. Berhenti mencari-cari pengakuan atas dirimu. Berhenti memancing orang lain berbuat dosa dengan foto-fotomu.
Karena jika hari ini kau berhujjah perihal lelaki yang mesti menundukkan pandangan, lantas mengapa kamu tidak berusaha untuk menjaga diri dan kehormatan?
Kamu mungkin melakukan kesalahan kemarin atau mungkin hari ini. Tapi esok, berjanjilah untuk tidak lagi.
Dan bukankah salah satu bagian dari hijrah adalah berhenti mengupload foto diri?
07.23 p.m || 25 November 2024
Source : @ulvafdillah
14 notes View notes
ulvafdillah 19 days ago
Text
Biduk rumah tangga itu, sejak dulu telah dikabarkan bahwa kepalanya adalah suami. Maka semua aturan yang bersumber darinya - terlebih sudah berkaitan dengan dalil atas agama ini - tidak ada lagi alasan untuk membantah dan menolak.
Maka kabar ini harusnya menjadi kabar bahagia untuk seorang istri. Jikalau kehidupannya pasca menikah, justru lebih banyak diatur oleh suaminya.
Bahkan meski pada hal-hal kecil serupa pakaian, cara bersolek ataupun berinteraksi dengan orang lain.
Karena penilaian suami terhadap istrinya akan menjadi penentu di akhirat kelak, apakah suami tersebut ridho atau tidak?
07 November 2024 || 09.34 a.m
59 notes View notes
ulvafdillah 25 days ago
Note
Halo kak ulva, kak aku baca postingan kakak yang mustahil seorang perempuan dan wanita menjalin hubungan akrab tanpa melibatkan perasaan. Emm jadi gini kak, sebenernya temen saya sedang mengalami ini, tapi karena mereka sedang menjalin hubungan dan lagi cinta2nya sampe2 sering banget mereka melewati batas2 antara laki2 dan perempuan di lingkungan kami, mohon maaf sebelumnya kak soalnya kami berada dilingkungan pesantren, jadi hubungan antara laki2 dan perempuan yang bukan mahrom itu sangat tidak diperbolehkan, nah mereka ini sering banget diem2 bertemu dan aku sering tidak sengaja menyaksikan pertemuan diam2 mereka. Karena dia temenku jadi aku ingatkan dia untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi, tapi dia malah marah kak, dia bilang katanya aku terlalu mengikut campuri urusan pribadinya. Dia merasa terganggu. Aku jadi bingung kak, menurut kakak sebaiknya sikap saya seperti apa ya kak, soalnya sebenarnya saya risih dengan seringnya saya tidak sengaja memergoki mereka yang sedang berduaan di lingkungan kami,,
Orang yang sedang jatuh hati dengan hebat, memang agak sulit untuk menerima nasihat. Telinganya seolah tertutup dengan perasaan yang ia punya. Dan sikap yang kamu tempuh untuk menasihatinya, sudah begitu luar biasa. Kamu hebat 馃憦
Tapi apakah hanya sampai sebatas menasihati? Tentu tidak. Ketika upayamu untuk mengingatkannya justru tidak dipedulikan, maka kamu harus berani mengambil langkah lebih. Semisal melaporkan kasus ini kepada pimpinan pondok. Untuk bisa dicarikan solusi yang tepat.
Karena mereka yang jatuh hati, akalnya tertutup. Kita tidak sedang berdoa agar mereka terjerumus pada hal-hal buruk. Tapi untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan lain, maka jalan satu-satunya adalah mengadukan perkara ini kepada orang yang lebih mampu menanganinya, yakni pimpinan pondok kalian.
Karena nasihat sebesar apa pun bagi mereka yang di dalam hatinya telah hidup virus merah jambu, tidak akan pernah bisa menggoyahkan. Tak terkecuali kekecewaan datang menyapa keduanya.
Jangan berdiam diri ketika kamu melihat maksiat. Karena berita tentang santri yang kedapatan berzina di dalam lingkungan pondok, bukan hanya satu atau dua berita. Tapi telah banyak yang beredar. Begitu pun tentang mereka yang hidup dalam lingkungan pesantren tapi tetiba terdengar kabar bahwa dirinya sedang mengandung.
Maka sebelum terlambat, segeralah bertindak.
2 notes View notes
ulvafdillah 29 days ago
Text
Lingkungan toxic benar-benar berpengaruh pada banyak hal. Kinerja kita, mood kita, mental kita bahkan hingga pada kesehatan kita.
Mungkin itulah mengapa anjuran untuk meninggalkan lingkungan toxic beserta orang-orangnya, tidak pernah berhenti bergema.
Karena pengaruhnya amat besar. Tekanannya amat kuat.
Maka ketika kamu merasa bahwa lingkungan itu memberi energi buruk terhadap dirimu, lekaslah berpindah.
Jangan takut kehilangan apa-apa. Jangan takut memulai segalanya dari awal. Karena "berpindah" lebih baik dibanding menetap tapi kehilangan gairah.
Lingkungan, teman bahkan pasangan toxic, tidak pernah baik untuk kehidupan. Ia seumpama racun yang bisa membunuh pelan-pelan.
07.13 a.m || 28 Oktober 2024
65 notes View notes
ulvafdillah 3 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang mengerti bahwa setiap amarah yang kau keluarkan, selalu memiliki alasan. Bukan malah memaksanya reda dengan pelukan. Namun tidak menawarkan solusi yang melegakan agar tidak lagi terulang.
Menikahlah dengan ia yang mau menerima tiap keluh dan kesah. Yang tidak hanya sekadar berjanji ingin berbenah tapi benar-benar menunjukkannya dengan ragam upaya.
Karena rasanya melelahkan sekali jika inginmu tidak dituruti. Sedang inginnya selalu minta dipenuhi.
Karena menikah itu saling memahami dan mengerti. Bahwa banyak hal-hal yang tidak dapat melegakan dada meski dengan pelukan.
07.01 p.m || 18 Agustus 2024
236 notes View notes
ulvafdillah 5 months ago
Text
Tidak ada solusi yang paling baik bagi lelaki dan perempuan yang saling jatuh cinta, selain menikah.
Jika belum mampu, maka keduanya harus mengambil jarak, memutus komunikasi, tidak berinteraksi.
Sebab jika masih saling bersinggungan, membalut perasaan atas nama pertemanan, keduanya akan terus tergelincir. Lalu kemudian lupa perihal dosa maksiat yang mereka lakukan.
Lantas siapa yang paling berperan atas hal ini? Ketika virus merah jambu telah merebak di dalam hati?
Adalah lelaki. Lelaki yang paling berperan atas semua hal yang akan terjadi.
Jika komitmen dirinya adalah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan, maka tidak akan pernah berat baginya untuk memutuskan semua rantai yang bisa menimbulkan fitnah di masyarakat.
Karena sampai kapan pun, lelaki selalu memiliki kontrol atas perasaan perempuan.
Karena selamanya perempuan akan menjadi makhluk yang senang diberi perhatian dan kejutan.
Untuk itulah laki-laki harus meretas perhatian itu. Membatasi setiap kejutan yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan benih-benih perasaan.
Karena kita tidak akan pernah bisa mematikan asumsi orang-orang terkait apa yang nampak di ruang publik.
Apa yang menjadi konsumsi banyak mata adalah sesuatu yang akan menimbulkan banyak prasangka. Maka salah satu jalan agar terhindar dari fitnah, tidak mendatangkan banyak prasangka adalah dengan berupaya menghindari pusat dari prasangka tersebut.
Tidaklah seseorang dikatakan gemar menghadiri konser musik, jikalau yang nampak dari kesehariannya adalah perihal panggung megah dengan penyanyi bak dewa. Juga dirinya yang ada di sana, seraya memamerkan semua aktivitas yang ia geluti.
Maka begitu pula dengan kedekatan seseorang.
Kamu tidak akan pernah diduga sedang menjalin sebuah hubungan dengan seseorang, sampai kamu berani berjalan dengannya di ruang publik, berdua, bersama. Terlebih jika kamu berdua tidak terikat hubungan pernikahan.
Maka jalan satu-satunya untuk mematikan asumsi orang lain adalah menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan kesalahan perspektif.
Kamu mungkin bisa mengelak, menampik semua persangkaan banyak orang. Tapi aktivitasmu, gerak tubuhmu adalah tanda baca. Membiarkan orang lain melihat berarti membiarkan orang lain menarik kesimpulan atas dirimu, gerakmu, aktivitasmu.
Karena sampai kapan pun, orang-orang akan selalu percaya.
Bahwa mustahil menjalin hubungan akrab dengan lawan jenis tanpa melibatkan perasaan.
07.00 p.m || 02 Juli 2024
Source : @ulvafdillah
158 notes View notes
ulvafdillah 8 months ago
Text
Rumah tangga adalah privasi. Maka ia tidak boleh diisi oleh selain suami dan istri. Serta anak-anak yang menjadi buah cinta dari keduanya.
Rumah tangga adalah hak permanen antara dua manusia yang terikat oleh perjanjian di hadapan Tuhan. Ia tidak boleh diganggu gugat oleh keluarga dari kedua belah pihak. Maka seorang suami yang tetap taat kepadanya ibunya, serta tahu cara memuliakan istrinya adalah baik. Karena ia mampu menjaga dua perasaan wanita secara bersamaan.
Seorang istri yang mampu taat kepada suaminya dan tidak menjadi penghalang bagi suaminya untuk berbakti kepada ibunya adalah baik. Sebab ia paham bahwa selamanya suaminya adalah milik ibunya.
Untuk itulah mengapa rumah tangga di dalam Islam, tidak boleh dicampur baurkan antara menantu dan mertua. Karena dua perempuan di dalam rumah tidak akan pernah habis masa berseterunya. Begitu pun jika di dalam rumah terdapat dua kepala keluarga, tidak akan habis masa bertikai antara keduanya.
Oleh karena itu, ketika telah menikah, sebaik-baik tempat bagi perempuan adalah rumahnya sendiri. Walau harus berbayar, walau harus hidup seadaanya. Namun itulah sebaik-baik tempat bagi perempuan.
Karena di dalam rumahnya, perempuan bisa mengekspresikan banyak hal. Perempuan bisa melakukan banyak hal tanpa perlu menghadirkan rasa sungkan dan tidak enak hati.
Maka lelaki, buatlah dinding terpisah antara istri dan ibumu. Sebab dua perempuan ini sangat rentan menghadapi miskomunikasi.
Maka perempuan, keluarlah dari rumah ibu-bapakmu. Ikutlah dan pergilah dengan suamimu. Karena pasca menikah, kau bukan lagi tanggung jawab dari kedua orang tuamu. Tanggung jawab itu berpindah di atas tangan lelaki yang memintamu dalam sucinya akad nikah.
Tak perlu ada yang saling tuntut. Karena memahami kewajiban adalah sebaik-baik pemikiran, dibanding menuntut hak yang mesti ditunaikan oleh pasangan.
11.29 p.m || 06 April 2024
254 notes View notes
ulvafdillah 9 months ago
Note
Assalamu'alaikum, how's ur day?
God bless you.
Wa'alaikumussalam warahmatullah. Alhamdulillah, it's a good day.
Thank you 馃挄.
6 notes View notes
ulvafdillah 9 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
862 notes View notes
ulvafdillah 9 months ago
Text
Jangan percaya pada siapa pun dan apa pun, yang berkaitan dengan lelaki.
Selama ia tidak berani menikahi, ia hanyalah bayangan semu yang sewaktu-waktu bisa pergi.
Bahkan meski seluruh jagat raya mengatakan bahwa ia lelaki sholeh, jangan percaya.
Jangan biarkan perasaan mengalahkan logika.
18 Februari 2024 || 10.54 p.m
129 notes View notes
ulvafdillah 11 months ago
Text
Karena hubungan hangat pernikahan dimulai dari lelaki.
02.08 a.m || 27 Desember 2023
100 notes View notes
ulvafdillah 1 year ago
Text
Perempuan - sepandai apa pun ia menjaga diri, ia tetap akan kalah. Saat ia telah berani membiarkan cinta menguasai hatinya.
04.26 p.m || 08 Desember 2023
286 notes View notes
ulvafdillah 1 year ago
Text
Pernikahan seharusnya tidak lantas membuatmu berubah dalam segi semangat menuntut ilmu agama. Pun seharusnya tidak membuatmu mengubah penampilan syar'i menjadi trendy.
Pernikahan seharusnya semakin membawamu pada nilai-nilai agama yang pernah begitu menyala di dalam dada. Pernikahan seharusnya semakin mendekatkanmu pada Allah Yang Maha Pemurah.
Karena pernikahan adalah jalan paling kuat dalam menuju ketaatan. Karena di sana telah kau temui partner untuk bekerjasama dalam memikul segala beban yang ada. Di sana seharusnya seruan untuk kokoh di atas sunnah tersampaikan dengan berulang.
Pernikahan seharusnya tidak mengubah apa-apa pada diri kita. Tidak menjadikan kita menanggalkan kaos kaki. Tidak membuat kita lupa perihal siapa itu lelaki ajnabi? Tidak menutup mata kita perihal menjaga diri.
Karena menikah adalah bantu-membantu. Menikah adalah rangkul-merangkul. Dan menikah adalah nasihat-menasihati.
Jika pernikahan mengubah diri seseorang - dari ketaatan menuju kelalaian - maka perlu dipertanyakan. Di manakah peran seorang pasangan?
11.17 p.m || 27 Oktober 2023
118 notes View notes
ulvafdillah 1 year ago
Text
Karena menikah berarti mengorbankan banyak hal. Menutup banyak hal. Membatasi banyak hal.
Karena menikah bukan lagi soal memilih dan memilah. Tapi soal memutuskan bahwa prioritas kita adalah keluarga.
Karena pasca menikah, perempuan adalah amanah. Sedangkan lelaki adalah rumah.
Yang darinya tidak hanya menyoal rasa nyaman, namun juga tanggung jawab, penjagaan dan perlindungan.
08.40 p.m || 10 September 2023
370 notes View notes
ulvafdillah 1 year ago
Text
Kau tahu mengapa sebagian orang kerap kali dengan mudahnya ingkar janji?
Karena mereka menaruh kepercayaan diri yang tinggi. Perihal hatimu yang "katanya" terlampau luas untuk selalu memaafkan mereka.
10.33 p.m || 31 Juli 2023
185 notes View notes
ulvafdillah 1 year ago
Text
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan.
Menikah bukan hanya menyoal menyatukan persepsi. Atau membangun komunikasi.
Bukan pula menyoal maklum-memaklumi. Atau menerima segalanya dengan besar hati.
Menikah adalah perihal nafkah lahir dan batin yang diberikan oleh suami kepada istri. Juga perihal pengabdian dan ketaatan dari istri untuk suami.
Menikah adalah tentang mengubah kebiasaan, mengatur waktu, merencanakan masa depan, mengolah finansial, pun mengambil peran dalam pengasuhan.
Jika segala urusan rumah diberikan sepenuhnya kepada istri, maka bukan penampakan baru lagi. Jika di kemudian hari kita mendapatkan para istri yang hidupnya penuh dengan tekanan, penuh dengan derai air mata, penuh pembangkangan dan penolakan.
Sebab mentalnya rusak, fisiknya lemah akibat dari pekerjaan rumah yang dianggap - oleh hampir keseluruhan manusia - adalah tanggung jawabnya.
Padahal rumah adalah tentang bersama. Pekerjaan yang melingkupi di dalamnya adalah tanggung jawab anggota keluarga.
Pun sama ketika seorang suami hanya memposisikan diri sebagai tulang punggung keluarga, sebagai sumber dana, sebagai pencari nafkah. Sehingga mindset yang tertata hanyalah menyoal uang. Untuk kemudian lahirlah sifat dan sikap yang menggurat luka di dalam diri sang istri.
Tidak ingin berperan dalam urusan rumah dan mendidik anak. Tidak ingin meringankan beban istri, tidak ingin berusaha lebih untuk menyenangkan hati istri.
Karena tidak selalu perihal uang yang membuat seorang istri bahagia.
Adakalanya pelukan hangat, bantuan mengurus rumah dan menjaga anak, waktu-waktu yang dihabiskan berdua, janji-janji yang ditunaikan, perasaan-perasaan yang dihargai; adalah bentuk bahagia yang lain.
Karena menikah adalah upaya mengubah kebiasaan. Mengubah semua hal-hal yang pernah dilakukan seorang diri, menjadi kebiasaan yang harus dilakukan berdua bersama pasangan.
Karena menikah adalah upaya memberikan lebih banyak waktu kepada keluarga. Menomorsatukan mereka, menjadi peka terhadap perasaannya.
Karena menikah adalah perihal saling; saling meringankan beban pekerjaan rumah; saling menghargai dalam setiap keputusan; saling menghormati dalam berbagai keadaan.
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan. Menjadi tahu dan paham bahwa begitu banyak kebiasaan yang mesti diubah jika telah hidup berkeluarga.
Bukan malah berlaku seenaknya hanya karena dia adalah kepala rumah tangga. Dan bukan pula bertingkah semaunya hanya karena dia adalah seorang wanita yang mesti dimuliakan oleh suaminya.
Karena sungguh, menikah adalan tentang kesadaran untuk mengubah kebiasaan.
Kesadaran untuk mau memahami bahwa sebaik-baik waktu yang dihabiskan seorang laki-laki adalah bersama keluarga dan istri.
Kesadaran untuk mau mengerti bahwa sebaik-baik ketaatan yang mesti dilakukan oleh seorang perempuan adalah ketaatan kepada suami.
06.13 a.m || 13 Juni 2023
972 notes View notes
ulvafdillah 1 year ago
Text
Terbuat dari apakah hati para lelaki?
Yang dengan mudah mempermainkan perasaan perempuan.
Yang dengan mudah menabur benih-benih janji namun berisi kepalsuan.
Terbuat dari apakah hati mereka?
Yang telah menikah, berkeluarga dan memiliki anak namun masih saja bermain mata di luar rumah.
Yang telah menikah dan dengan mudah berkirim chat mesra kepada selain istrinya.
Tidakkah ketakutan menyelimuti dadanya?
Perihal kecewa yang bisa hadir dari sorot mata perempuan yang ia nikahi dengan penuh perjuangan.
Atau perihal tatapan benci dari anak-anaknya yang mengetahui jika pemimpin keluarga mereka justru berlaku keji.
Terbuat dari apa hati mereka, para lelaki itu?
Yang memandang perempuan hanya sebatas pelampiasan nafsu.
Yang menilai perempuan hanya dari segi harta, tahta dan jabatan semu.
Yang menganggap bahwa nafkah seorang suami kepada istri hanya seputar isi perut dan hubungan biologis.
Terbuat dari apa hati para lelaki seperti itu?
Yang hadir di tengah-tengah rumah hanya pada saat perutnya keroncongan.
Atau ketika telah bosan bermain di luar selama seharian.
Yang mendatangi istri hanya saat ada keperluan.
Terbuat dari apakah hati para lelaki?
Yang dengan tega mengkhianati kepercayaan sang istri.
Yang dengan mudah ingkar janji.
Yang tak pernah sadar dan memahami bahwa hakikat pernikahan adalah perihal mengubah dan meninggalkan banyak kebiasaan.
Terbuat dari apakah hati mereka?
Yang telah dibersamai, dihormati, dilayani namun perihal menghargai dan memuliakan istri saja, mereka tak tahu caranya.
Mereka seolah buta, tuli dan mati rasa jika berkaitan dengan istri dan keluarga.
Mereka bekerja hanya untuk memenuhi tanggung jawab perihal nafkah berupa uang dan harta. Tapi pada hakikatnya mereka pelit, kikir dan perhitungan.
Terbuat dari apakah hati mereka? Para lelaki itu.
01.17 a.m || 30 Mei 2023
205 notes View notes