#Kisah Pilu
Explore tagged Tumblr posts
borobudurnews · 5 months ago
Text
Kisah Pilu Gadis Perantauan Kelaparan, Ketuk Tetangga Kos Minta Nasi Dimakan Sepiring Bertiga
BNews-NASIONAL- Untuk bertahan hidup, banyak orang rela meninggalkan kampung halaman dan merantau ke kota. Namun, mencari pekerjaan di kota tidaklah semudah yang dibayangkan. Terlebih lagi jika uang yang digunakan untuk merantau sudah habis terlebih dahulu sebelum mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut juga dialami oleh tetangga kos dari seorang netizen yang membagikan kisahnya melalui media…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hargo-news · 1 year ago
Text
Kisah Pilu Seorang IRT di Pinogu, Berobat ke RS Harus Ditandu, Setengah Perjalanan Lanjut dengan Ojek
Kisah Pilu Seorang IRT di Pinogu, Berobat ke RS Harus Ditandu, Setengah Perjalanan Lanjut dengan Ojek #Pinogu #BoneBolango
Penderitaan warga di desa terpencil Pinogu terhadap akses jalan seperti tidak ada habisnya. Setelah insiden jenazah yang diangkut menggunakan ojek terungkap pada April 2023 lalu. Kali ini, kisah pilu kembali dirasakan seorang ibu rumah tangga bernama Zahar Bina (55) warga Desa Bangio Kecamatan Pinogu. Dia harus ditandu hingga diangkut naik ojek untuk datang berobat ke rumah sakit. ROY TILAMEO –…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
jndmmsyhd · 6 months ago
Text
Segelap-gelapnya masa lalu seseorang, ia akan tetap berusaha menutupnya dengan kebaikan dan berharap kebaikan untuk masa depannya. Segelap dan sepekat apapun masa lalunya.
Karenanya, jangan mudah menceritakan kisah pilu nan gelap masa lalu seseorang pada orang lain. Bukankah kita juga punya kenangan yang ingin ditutup dan dikunci?
Sungguh, tidak mudah bagi seseorang untuk berdamai dengan keburukan masa lalunya. Terkadang, saat malam datang ia akan menangis, perihal penyesalannya dan rasa ingin kembali memutar waktu.
Tapi begitulah, hati yang telah dibasuh dan disembuhkan lukanya oleh Allah itu akan sering menangis, mengkhawatirkan masa depan akhiratnya. Ia tidak terlalu memusingkan soal dunianya, sebab baginya ia sudah pernah dikecewakan oleh dunia yang pasti menipu dan mempermainkannya. Tujuannya kini telah berubah, cara pandangnya sudah berputar arah.
Untuk setiap hati yang sedang sakit dan lelah oleh dunia yang seakan ia harus kita kejar, untuk mata yang sering menangis karena terbayang masa lalunya yang buruk, tenanglah. Percayakan semuanya pada Tuhan, pemilik akhirat dan masa depan kita.
Mulailah memeluk iman dalam nikmatnya shalat dan tenangnya tilawah. Aku pun sama, sedang meminta pada Allah agar diselimuti iman dan kebaikan.
Semoga kita semuanya selalu Allah jaga dan lindungi. Jangan sungkan untuk selalu berdoa, ya :')
— Perjalanan dari Gambir
@jndmmsyhd
438 notes · View notes
edgarhamas · 2 years ago
Text
"Behind every favorite surah, there is an untold story..."
@edgarhamas
Di balik surat-surat Al Qur'an yang kau paling sukai, ia pasti menyimpan memori tersendiri; mengapa ia seistimewa itu buatmu?
Seperti ayat-ayat Alam Nasyrah yang begitu menenangkan saat kau ditimpa kesulitan.
Atau seperti bentangan surat Yusuf yang memberimu inspirasi saat kau sedang ada di "sumur yang gelap", hingga kau yakini akan ada masanya kau tegak lagi menuju "istana."
Atau, ketika ayat juz 30 mengantarmu bernostalgia saat masa ngaji sore di TPA. Al Fil hingga Takatsur-nya.
Bagi Umar bin Khattab, surat Thaha punya makna tersendiri buat beliau; ia yang menjadi mukadimah keislamannya.
Bagi Khalid bin Walid, surat Al Mudatsir punya kekuatannya tersendiri sebab dalam kandungannya ada kisah pilu tentang ayahnya yang mendustai dakwah sang Nabi.
Ayat singkat Qul huwallahu Ahad, bagi Bilal, adalah energi luarbiasa yang membuatnya mampu bertahan melewati terik Makkah dengan batu besar menindih tubuhnya.
Beliau pernah berkata, "jika saja ada kalimat lain yang telah aku hafalkan, maka aku pasti akan mengatakannya."
Pernah ada masa-masa pelik dalam hidup saya, dan seketika ayat 3 surat Ath Thalaq menjadi guntur yang memecahkan kebuntuan hati.
"... dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya..."
Setiap kita punya kisahnya sendiri-sendiri. Dan ia akan bermakna jika Al Qur'an dibersamai; menjadi penyejuk yang kau butuhkan saat panasnya situasi.
Menjadi penghangat saat kau merasa dingin dan diterjang badai. Mari kau dan aku kembali; bulan Al Qur'an kan datang sebentar lagi.
353 notes · View notes
aviliaarmianii · 1 year ago
Text
Terkadang, apa yang terlihat ‘baik’ dan ‘indah’ oleh mata, belum tentu ‘sama’ dengan apa yang dirasa oleh hati.
Karena, ada. Yang terlihat baik-baik saja saat ini, nyatanya ia memendam banyak pilu dan luka. Ada, yang terlihat bahagia, namun jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa tersiksa.
Ada juga, beberapa yang menghiasi hari-harinya dengan tawa, ternyata riang itu hanya sampai pada wajahnya. Sedang, sepi dan hampa selalu menggerogoti jiwanya.
Bukan apa-apa. Ia hanya ingin, cukup Allah saja yang mengetahui betapa hancur-lebur-nya dan cukup Allah saja yang akan mengobatinya.
Maka saat ini, ketika aku kagum dan tertegun dengan ‘indahnya’ kisah hidup atau pencapaian seseorang, maka sudah terbesit dulu tentang ‘Aduhai, seberapa pandai ia telah membalut luka-lukanya agar orang lain tak melihat darahnya.’
Maa syaa Allah, kamu hebat, karena kamu ingin menunjukkan pada dunia bahwa hidupmu selalu berjalan dengan ‘baik-baik saja’ dan mencukupkan ‘dukamu’ hanya kepada Yang memiliki dunia.
91 notes · View notes
goresanpuan · 13 days ago
Text
Aku mengucap lelah belum tentu aku ingin menyerah pada parung yang sibuk berseru memaksa kita untuk lempung demi galuh yang diam-diam mendambakanmu ricuh
Aku mengeluh lelah belum tentu aku ingin melepas pisah bisa jadi hanya untuk melepas penat atas ribuan jemu yang menyerang diriku ringkuh
Karena sebetulnya Aku berkata lelah hanya untuk mengatasi payah atas ribuan jarak yang fasih melantun pisah pada aku yang sibuk meramu temu demi kamu sang pelipur peluh
Juga pada dentingan jam yang enggan mempertemukan sukmaku yang haus akan hangatnya dirimu wahai insan penyeluh suluh
Serta pada segala hal yang mengingatkan aku pada elok bola matamu yang terangnya bak pelita, menusuk ke dalam ruhku hingga jiwa ini dibuatnya teduh
Katakanlah aku rindu, pada serangkaian asmaraloka yang biasa kita untai sedari subuh hingga sungai berubah menjadi keruh, jenuh melihat kita yang masih kukuh merajut kisah kasih yang penuh akan ripuh
Selagi tanganmu masih nyata kugenggam dalam memoriku secara utuh aku berani bertaruh sungguh pada mereka yang mengharap kita jatuh
Karena sejatinya dirimu terlalu berharga untuk aku menyeru pilu pada mereka yang menginginkan kita untuk runtuh
7 notes · View notes
orchidaceae27 · 2 months ago
Text
Selalu ada sesak yg di lebur dalam isak, atau bimbang akan sebuah kata tetap
Isi kepala riuh bergemuruh..
Sebab padamu terlalu dalam aku jatuh, seumpama angin malam menikam menusuk sukma
Seperti itu rasanya merindu tanpa jeda, bagaimana bisa aku merajut jumpa?
Sedang restu tak mampu ku genggam erat Kali ini, malam terasa begitu panjang langit sepi tanpa hamparan bintang
Ku tatap wajah bulan, murung nian tak ada tawa terlukis disana... la tahu, ada dinding yg kini berdiri tegak antara kita
Tuan,,, Sampai mana kisah ini kan berjalan tanpa ujung kepastian?Aku tak tahu kau sungguh, tapi singgahmu yg lalu meninggalkan bekas luka pada dinding itu, bagaimana aku kan pulih jika cerita ini membuatku amat pilu
Aku tahu jodoh pasti bertemu, tapi temu kita yg lalu membuatku meminta pada-Nya untuk menjodohkanku denganmu Tolong katakan padaku jika pintaku salah Sungguh,,,
Rasaku baru saja dimulai_
#takkunjungbertemu🍃
7 notes · View notes
coffilosofia · 2 months ago
Text
Meski kisah kita telah lama berlalu, kembali melihatmu tetap saja memunculkan semburat-semburat pilu.
7 notes · View notes
tulisanditaputri · 5 months ago
Text
Anggapan Salah tentang Rumput Fatimah
Hai para ibu. Apakah ibu pernah mendengar tentang rumput fatimah? Apakah ada yang pernah diberi saran oleh sanak sekitar untuk meminum rendaman rumput fatimah saat hamil dan melahirkan? Atau bahkan ada yang sudah pernah mencobanya? Lantas, bagaimana reaksinya? Kisah di bawah salah satu jawabannya.
"Seorang ibu dengan kehamilan anak pertama, datang ke fasilitas kesehatan dengan pembukaan dua. Tiba-tiba, tak sampai satu jam, ibu tersebut berteriak kesakitan ingin segera melahirkan. Sontak bidan dan dokter kaget, karena kepala bayi sudah berada di depan. Peristiwa persalinan yang tak normal karena terjadi begitu cepat. Akibatnya, usai persalinan terjadi perdarahan yang begitu hebat karena rahim ibu tidak dapat berkontraksi dengan baik. Tak sampai disitu, bayi yang dilahirkan juga mengalami gawat jantung dan nafas. Kondisi pelik yang dapat mengancam nyawa keduanya. Usut diusut, ternyata ada kerabat yang memberi minum ibu tersebut dengan air rendaman rumput fatimah. Sungguh pilu hati serta geram dibuatnya."
Anggapan bahwa rumput fatimah dapat memperlancar hamil dan proses persalinan adalah hal yang jelas keliru dan salah. Mitos ini harus diluruskan karena dapat membahayakan. Mengapa? Rumput fatimah dapat merangsang hormon oksitosin, hormon yang menimbulkan kontraksi saat ingin melahirkan, inilah yang akhirnya memicu banyak masalah.
Faktanya, organ kandungan pada wanita yang hamil dan ingin melahirkan, telah dirancang sedemikan rupa untuk sebuah proses persalinan. Kontraksi adalah proses alami, berlangsung perlahan dengan rasa sakit tetapi dinikmati. Seandainya pun, kontraksi ibu tidak maju dan mengalami hambatan, lalu disarankan oleh dokter untuk dirangsang atau diinduksi, maka prosesnya pun tidak sembarangan. Tindakan dan terapi yang diberikan harus sesuai standar prosedur serta terbukti secara ilmiah. Ibu hamil yang diinduksi atau persalinan yang dirangsang, harus dipantau sangat ketat, dan berada di bawah pengawasan dokter kandungan.
Pemberian rumput fatimah pada kehamilan dan proses persalinan serupa dengan proses induksi atau rangsangan, tetapi secara asal-asalan, tanpa takaran, dan tidak ada pengawasan. Efeknya sungguh menakutkan, mulai dari keguguran, persalinan prematur, dan perdarahan. Bayi pun kena imbasnya, mulai dari gawat janin, cacat, dan penyakit bawaan.
Teruntuk para ibu. Jangan telan mentah-mentah semua suruhan. Buang segala mitos dan anggapan salah tentang rumput fatimah. Konsultasikan dan percayakan masalah kehamilan sampai dengan persalinan melalui perantara dokter kandungan. Memohonlah kepada Allah Yang Maha Kuasa agar diberi kemudahan, kelancaran, dan kesehatan.
***
8 notes · View notes
ruanguntukku · 2 years ago
Text
Hari ini aku belajar untuk memahami bahwa hakikat hati manusia itu guncang. Mudah berbolak-balik.
Dan seseorang yang satu suara dengan kita bisa kapan saja bersebrangan bahkan bertentangan.
Dan sebuah kisah pilu bisa berubah menjadi lapang tanpa kita ketahui, yang bisa jadi kita sebagai pendengar masih terjebak dalam rasa pilu itu. Seakan sampah emosi yang dikeluarkan orang yang bercerita masih kita simpan rapi, padahal baginya itu sudah jadi kisah usang yang tidak terjamah lagi.
Dari situlah aku belajar untuk melupakan luka orang lain. Belajar untuk tidak menaruh ruang di dalam hati dan pikiranku untuk menyimpan luka orang lain.
Dari situ aku belajar dampak buruk dari terlalu berlebihan di dalam berempati. Bukan artinya rasa peduli ini tidak baik, tapi segala sesuatu yang diberikan porsi berlebihan akan menjadi tidak baik pada akhirnya.
Dari situ aku belajar untuk lebih menata hatiku, tidak mudah percaya dan bercerita dengan orang lain.
Bisa jadi di hari ini kita menemukan seseorang yang punya luka serupa yang telah disebabkan oleh orang yang sama. Ya, kita mungkin merasa lega ketika menemukannya. Tapi, yang perlu dicamkan baik-baik, bahwa ada tipe manusia yang di suatu hari dia berkeluh-kesah tentang seseorang, bisa jadi di kemudian hari ia memuji orang tersebut setinggi langit.
Di saat itulah kita harus berkaca diri. Bagaimana dengan diri kita sendiri? Bagaimana kedudukan diri kita yang sejati? Jangan merasa aman dan nyaman dalam sebuah hubungan yang dibangun dari rasa sakit hati yang sama.
Ya, karena kehidupan itu dinamis, proses kehidupan kita dengan orang lain pun tidak sama. Bisa jadi kita masih merasa kecewa, tapi orang yang punya luka yang sama sudah pulih bahkan berhubungan baik kembali dengan pihak yang menorehkan luka.
Jadi, mulai sekarang jangan terlalu cinta dan jangan terlalu membenci orang lain. Kita tidak tahu akan berakhir seperti apa hubungan kita dengan orang yang kita cintai dan dengan orang yang kita benci.
Bersihkan hati dari segala rasa yang berlebihan. Baik berlebihan di dalam rasa sayang, cinta maupun sakit hati.
Mintalah selalu hati yang selamat. Jangan sampai kita mati membawa sampah-sampah perasaan dan prasangka yang akan menggelincirkan kita ke dalam siksa.
Jika kita temukan ada seseorang yang bercerita tentang keluhannya pada orang lain, yang orang itu juga pernah mengecewakan kita, maka tutup rapat ceritamu dan simpanlah sendiri.
Nasihati dia agar bisa membersihkan hati, kembali berdamai atau setidaknya bisa mengambil jeda agar bisa melangkah dalam kehidupan yang sehat lahir dan batin.
Jangan buka luka kita kepada orang lain hanya karena orang itu punya luka yang disebabkan oleh orang yang sama.
Jangan sampai kita tertipu dengan hawa nafsu dan rasa percaya kita pada orang yang salah.
Jaga lisan kita. Jika tidak mampu berkata baik, maka diamlah. Semakin dewasa kita, semakin dekat dengan kematian, maka kita harus belajar untuk lebih banyak diam daripada berbicara. Karena keselamatan lisan didapat dari bisa mengerem lisan kita.
Jangan sampai komedi kehidupan membuat kita menjadi pecundang di dalam setiap rasa yang membara. Berikan ruang yang lebih besar untuk sami'na wa atho'na. Tunduk pada kebenaran. Tunduk pada aturan Allah dan Rasul-Nya. Jangan sampai perasaan dan prasangka menjadi raja.
—SNA, Ruang Untukku #97
Ahad, 05-03-2023 | 19.38
Venetie Van Java,
Dengan kembali disadarkan.
122 notes · View notes
borobudurnews · 1 year ago
Text
Cekcok Dengan Mertua, Seorang Wanita Ditalak Suaminya Sendiri Saat Usia Anak 4 Bulan
BNews-NASIONAL– Tentunya, setiap rumah tangga menginginkan kehidupan yang harmonis dan penuh cinta. Namun, tidak bisa kita pungkiri bahwa tidak selamanya pernikahan berjalan mulus. K ita bisa menyamakan pernikahan ini dengan sebuah bahtera yang mengarungi laut, terkadang bahtera itu akan dihadapkan; pada badai yang membuatnya terombang-ambing dan mungkin terasa seperti karam. Kita bisa melihat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
piwwa · 5 months ago
Text
Morphine
04/06/2024
Perayaan Mati Rasa
Tentang rasa yang tak lagi terasa, tentang bahagia yang tak lagi menyenangkan, tentang sedih yang tak lagi memilukan. Ternyata mati rasa itu ada.
Hari ini langit sore berwarna biru orange, persis seperti warna langit favoritmu. Hanya ada satu bintang redup tertutup awan abu. Saat menulis ini, aku di atas rooftop kos sahabatku, menikmati angin malam dan sautan adzan isya. Tuhan sangat baik, menyambut malam dengan sapaan ke seluruh mahkluk-Nya. 
“Kamu mau tau ga salah satu mimpi aku yang belum terwujud?”
“Belum tau, apa memangnya?”
“Aku ingin sekali mandi hujan di malam hari. sepertinya seru dan tenang kan?!”
“Boleh saja. Tapi beresiko, nanti pusing dan sakit kepala”
“Yahh sekali saja tidak apa-apa kan? hehe”
“Oke, besok kalo hujan malam aku jemput, kita hujan-hujanan, asalkan jangan sampai sakit”
“Yeayy!! okee!”
Malam bukanlah hal yang menakutkan. Bukan juga hal yang harusnya dihindari. Kebanyakan kita menganggap malam adalah waktu yang menyeramkan dan mencekam, tapi tidak dengan orang yang mencari ketenangan di malam hari. Malam bukan lagi tentang tenang dan sunyi, tetapi lebih dari itu, tempat kembali. Kembali mengingat kejadian hari ini. Kembali merenung takdir diri. Kembali istirahat dengan hati dan kepala yang penuh terisi. Tempat kembali setelah berusaha mencari jati diri namun hampir mati. 
Hujan juga bukan sekedar berjuta kubik air dari langit. Hujan tak selamanya pedih. Hujan akan menjadi tempat kembali untuk jiwa yang tak mau terlihat rapuh. Menyembunyikan tangis dibalik derai hujan. Menyamarkan teriakan ditengah rintik agar tak terdengar sekitar. Memang terdengar sedikit dramatis, namun benar-benar tragis. 
Lalu bagaimana pedih dan hancurnya jiwa yang mencari hujan di malam hari? 
Aku yakin, ia hanya ingin malam menghilangkan ingatannya dan hujan menghapus lukanya.
                                                                       ~
Mencintai bukan perkara kebal. Bukan perkara sekedar menemani. Mencintai adalah pengorbanan dan kehilangan. Seberapa banyak pengorbanan yang mengatas namakan cinta? Sudah berapa banyak kehilangan yang disebabkan oleh cinta?.
Setelah mengenal cinta, pilihanmu hanya dua. Perjuangkan atau kehilangan. 
Masih teringat jelas desir ombak malam itu. Angin malam di tepi pantai menemani dua jiwa yang berkelahi dengan pikiran mereka tentang arti cinta. Keduanya sama-sama terbunuh oleh masa lalu yang pilu. 
“ Menurutmu kenapa orang takut memulai hubungan dengan orang baru ya setelah putus? apa patah hati membuat orang benar-benar tidak percaya lagi dengan cinta?” tanyaku dengan penuh harap mendapat jawaban yang ku inginkan.
“ Tidak juga. Cinta tak pernah habis, hanya saja butuh waktu untuk memulai kisah dan pandangan baru mengenai cinta. Tak perlu buru-buru, cinta tumbuh dengan sendirinya”. jawabnya jujur, dengan pandangan lurus kedepan menatap cahaya bulan di ujung pantai.
Aku tersenyum canggung mendengar jawabannya. Dalam hatiku berkata masih ada keraguan dalam dirinya. Namun di sisi lain aku masih bisa menerima jawabannya, karena aku pernah merasakan fase seperti itu. Tapi semenjak itu, selalu timbul dalam benakku “Kalau dia ragu, kenapa dia mendekatiku? aneh”.
~
I love watching the sunset, but it would be much prettier if I saw it from the reflection of your eyes.
“kamu suka lihat sunset warna apa?” 
“aku suka langitnya yang warna biru orange gitu sih”
Mendengar jawabnya aku sedikit kecewa. Ternyata kesukaan warna sunset kita berbeda. Aku suka warna sunset saat berwarna ungu dan pink. Namun, saat mendengar itu darinya, sepertinya aku mulai suka warna itu. Bukan karena tertarik, hanya saja akan lebih cantik jika aku melihat dari refleksi bola matanya. 
Untuk pertama kali, pantai menjelang malam terasa sangat menenangkan, bahkan hingga pertegahan malamnya. Untuk pertama kali, duduk di tepi pantai beralaskan pasir lembab dan langit gelap terasa sangat menyenangkan. Untuk pertama kali, duduk berjam-jam dengan angin pantai di malam hari tak terasa menakutkan. Hanya karena, Dia. 
Sudah lama sekali perasaan ini tidak menggebu-gebu. Sudah lama sekali perasaan ini tidak diyakinkan. sampai akhirnya, Dia datang dengan beribu alasan untuk tetap tinggal. Sejak saat itu, semua terasa mudah dan indah. Aku kembali jatuh hati. 
Aku ceritakan saja singkatnya, dunia harus tau Dia ada. 
~
Aku menyebutnya Morphine. Tak banyak yang tau, bahkan dia sendiri tak bertanya apa itu Morphine. Dan mengapa aku meyebut dirinya Morphine. Sederhana, dia sakit yang candu.
Aku mengenalnya di salah satu organisasi kampus kita. Tak sengaja, namun aku tau itu pertanda. Dia salah satu yang aktif di organisasi kampus. Suatu hari aku pernah bertanya “Apa kamu tidak lelah terlalu banyak kegiatan?” dan jawabnya “Anggap saja ini hobi”. Ah, yang benar saja, orang mana yang menjadikan organisasi hobi? Dia-lah salah satunya. 
Aku adalah salah satu orang yang percaya cinta itu tumbuh karna terbiasa. Terbiasa bersama, terbiasa menerima, terbiasa bercerita, terbiasa melihat, bahkan terbiasa mendengar. Aku terbiasa mendengar dia bercerita, terbiasa melihat dia tersenyum, dan terbiasa menerima kebaikan darinya. 
Masih terasa bagaimana canggungnya saat Dia membelikan nasi goreng pertamanya untukku saat kegiatan organisasi kami. Masih terasa degup jantungku saat pertama kali memberanikan diri menatap matanya. Tenang. Hanya itu yang ku rasakan. Tanpa adanya pikiran Dia yang akan menjadi alasan mati rasa ini dirayakan. 
“Kamu kenapa bisa suka sama aku?”. Tanyaku padanya di atas motor saat kita keliling kota malam itu. 
“Karena kamu cantik dan baik”. Jawabnya sambil tersenyum tipis. Aku bisa melihatnya dari spion motor.
“Ah klasik! Jawab yang bener dari hati kamu.” Ujarku kesal mendengar jawabannya yang tidak berpendirian itu. 
“Sederhana, hanya karna aku menjadi diriku sendiri kalau sama kamu”. Jelasnya sambil mengelus tanganku yang dingin terkena angin malam. 
Jujur saja, aku tersenyum malu saat itu, tapi aku menyembunyikannya dan membuang muka ke jalanan agar tak terlihat senyum dari spion. Haha, gengsi sekali. Sepanjang perjalanan kami mengobrol tentang banyak hal, perasaan maupun pengalaman. Entah mengapa, perjalanan itu terasa sangat singkat, padahal kami menelusuri puluhan kilometer. 
Jika kamu tau perpisahan adalah akhir dari ceritamu, apakah kamu akan melepaskan disaat semua masih terasa indah?  
~
”Kamu tau ga aku ibaratkan kamu seperti apa?” tanyaku padanya.
“Apa memangnya?” jawabnya penasaran. 
“Aku ibaratkan kamu seperti tengah malam.” Aku yakin dia sangat penasaran menunggu penjelasanku selanjutnya.
“Tengah malam?”
“Kamu seperti tengah malam yang tenang, namun mencekam. Kepala kamu berisik  tapi tidak mengusik. Orang menganggap malam itu menakutkan, tapi di malam hari ada bintang, ada bulan dan ada tenang. Hanya orang yang berani terjaga yang bisa merasakannya.” Jelasku berharap ia mengerti arti yang tersirat di dalam kalimat itu. 
“Keren. Aku tidak pernah terpikirkan filosofi itu sebelumnya”. Ujarnya. 
Aku bukan tanpa alasan mengibaratkan Dia sebagai tengah malam. Dia lebih tenang dari malam. Aku pernah duduk di taman kampus, memperhatikannya dari jauh. Aku tau dia sedang tidak baik-baik saja. Di sebrang sana,  dia duduk dengan tenang, bahkan sorot matanya tidak menunjukkan sedikitpun keresahan. Aku iri. Aku iri bagaimana bisa Dia terlihat tenang saat pikirannya berantakan? Bagaimana bisa saat Dia hancur, Dia selalu menghibur?
Aku selalu suka mendengar dia bercerita, aku selalu menjadi rumah untuknya, begitupun sebaliknya. Aku tau beban yang ia pikul, walaupun dia tak bercerita jika Dia bisa menyelesaikannya sendiri. Baik sekali, tak mau membebani pikiran wanitanya. 
Aku pernah beberapi kali menangis hanya karna melihat pundaknya. Ya, pundak yang penuh beban itu. Aku selalu mencium pundaknya di atas motor, sebagai doa agar Dia dikuatkan. Tak mudah memang menemani masa sulit seseorang, namun aku bertekad menemaninya sampai saatnya aku atau dia yang memilih pergi. 
Dia adalah orang yang selalu mengusahakan kebahagiaanku, entah dengan cara apapun itu. Dia selalu takut dan berpikir aku tak bahagia bersamanya, hanya karna cara dia mencintaiku sederhana. Menurutnya itu sederhana, tapi bagiku adalah segalanya.  
Dia pernah bilang “Aku lebih takut kamu tidak bahagia bersamaku daripada kehilangan kamu”. Pertama kali aku mendengar kalimat itu, aku menganggap Dia egois. Mengapa dia tak takut kehilanganku? Namun, seiring berjalannya waktu, akhirnya aku mengerti.  
Kita gagal memahami bahwa kebahagiaan dalam hubungan itu diciptakan, bukan dicari.
~
Aku dan dia adalah dua orang berkepala batu. Dia dengan egonya yang tinggi dan aku dengan emosi yang tidak stabil. Kami sering berbeda pendapat, namun lebih sering memgungkapkan pendapat. Awalnya, aku mengira komunikasi adalah kunci dari hubungan, ternyata salah, saling mengerti adalah jawaban yang tepat. Komunikasi akan sia-sia jika tak mengerti satu sama lain. Apa yang akan kamu komunikasikan jika tidak bisa mengerti maksud satu sama lain? 
Kami terbiasa menyelesaikan masalah dengan bertemu. Kami rasa, dengan bertemu kami lebih mengerti dan lebih leluasa menyalurkan pikiran. Aku selalu kagum dengan cara Dia berpikir, selalu bisa meyakinkan hal yang meragukan. Aku selalu jatuh cinta dengan cara dia menyampaikan pendapatnya tanpa melukai hati sedikitpun. Aku selalu suka saat kami mengakhiri perdebatan dengan pelukan panjang. Aku rasa,  selagi ada dia, aku akan baik-baik saja. 
Setiap pagi aku akan tersenyum melihat pesannya mengucapkan selamat pagi. Di kampus, kami sering bertemu dan duduk di taman atau kursi panjang. Jika luang, kami selalu makan bareng di warung belakang kampus. Aku suka rutinitas itu, kami tak pernah ragu dan tak pernah berpikir akan bertemu hari itu. Hari di mana kampus terasa mencekam untuk pertama kalinya. 
Mencintai bukan sekedar memberikan cinta, mencintai juga menerima. Menerima kenyataan bahwa hanya karena kamu tidak dicintai dengan cara yang kamu inginkan, bukan berarti dia tidak mencintaimu.  
Mencintai juga perkara cukup. Itu yang gagal kami pahami. Aku dan Dia. 
Aku bahagia, tak pernah sebahagia ini. Being love by someone that you love.
Setiap sudut kampus adalah kita, setiap sudut kota adalah kita. Masih terbayang sambaran kilat saat kita terjebak hujan sehabis dari pantai. Kita duduk menikmati mie ayam grobakan sembari menunggu hujan yang tak kunjung reda. 
“Hujannya ga akan reda, udah malem banget, mau trobos aja?” tanya dia sembari masih memperhatikan hujan.
“Aku kan suka hujan ayo trobos aja!” jawabku bersemangat. 
“Oke kita trobos tapi kamu harus pakai jas hujan, tidak ada penolakan.” Tegasnya sambil memasangkan jas hujannya di badanku. 
Aku tak bisa menolak, perintah dari dia akan selalu aku turuti. Kami pun menerobos hujan lebat ditengah-tengah kota. Dia basah kuyup karena tidak memakai jas hujan. Tapi kita masih bisa mengobrol dan bernyanyi sepanjang jalan. 
jApakah penjual di pantai yang sering kita kunjungi heran kenapa kita tidak pernah ke pantai lagi? Apakah pak de penjual mie ayam langganan kita tidak menunggu kita datang lagi setiap tanggal 22?. Aku yakin mereka rindu. Aku juga begitu. 
~
Menyerah bukan perkara mudah. Ada banyak alasan untuk tetap bertahan, tapi akan kalah dengan satu alasan, masa yang habis. Menyerah pada orang yang kamu cintai adalah seburuk-buruknya rasa. Di mana kamu akan tau semuanya akan berakhir, bukan karna kamu ingin, tapi karna kamu harus. Tak ada yang lebih menyakitkan dari saling melepaskan karena tak bisa saling menguatkan.  Tak ada yang lebih menyedihkan dari pelukan dan ciuman terakhir sebelum benar-benar merelakan. 
Malam itu, tak pernah ada di bayanganku, aku rasa dibayangannya pun tak ada. Malam di mana aku adalah aku dan kamu adalah kamu yang sebenarnya. Selama ini kita hanya sembunyi di balik kata cinta, tanpa kita sadari kita hanyalah dua orang yang  saling menyakiti. 
Permintaan terakhirku ke pantai bukan tanpa alasan. Aku ingin perpisahan kita juga indah seperti bagaimana kita memulainya. Meski saat itu, untuk pertama kalinya aku benci mendengar suara ombak. Untuk pertama kalinya pantai tidak menenangkan. Dan untuk pertama kalinya aku menatap lautan dengan tatapan pasrah. 
Aku tidak memandang perpisahan itu buruk, tak membenci alasan kami berpisah. Aku hanya bertanya mengapa masa kita hanya sementara? 
Setiap hari aku meyakinkan diriku bahwa aku bisa bahagia, seperti katamu. Aku percaya itu, karna kamu yang mengatakannya. Aku akan tetap menjadi aku yang dulu, selalu pesan es teh, selalu cemil es batu, selalu suka Taehyung, dan selalu menangisi video tiktok sedih yang  aku kirim ke kamu .
300 hari bukan waktu yang sebentar. Bukan waktu yang mudah untuk melupakan. 
Aku dan Dia bukan sekedar hubungan, tapi perjalanan.  
Aku tak masalah Dia bukan milikku lagi, asalkan dia masih di Bumi. 
Perihal  mati rasa ini, biarlah aku sendiri yang merayakan. 
Pulanglah suatu hari nanti, bawa kabar baik tentang mimpi-mimpi yang kamu ceritakan dulu. Kembali bercerita di tepi pantai. Walaupun tidak sebagai sepasang kekasih lagi, tapi kenanglah kita pernah saling mengisi. 
My prayers are with you every step of the way. The time you need my hug, turn around, I'm right behind you.
H
10 notes · View notes
dnllamst · 1 year ago
Text
Lagi-lagi hujan menjatuhkan irama duka, Pengantar kepergian pembasuh luka, Bukan lagi tentang ratusan kilometer yang bisa ditempuh, Melainkan antara di bawah dan di atas tanah. … Pada bunga yang tak pernah layu, Kokohmu adalah canduku, Dalam seribu satu duka yang kian jemu, Layumu adalah abumu. … Penaku serasa ngilu, Menuliskan masa kemarin yang berpilu-pilu, Berasa cerita hidup kemarin adalah semu, Tapi tetap saja kisah itu bukan palsu. … Ada nyata yang remang-remang bisa diterima, perlahan.
30 notes · View notes
galeritumbang · 2 months ago
Text
"tak tergantikan.. walau kita tak lagi saling menyapa", penggalan lirik terakhir dalam lagu Pilu Membiru milik Kunto Aji cukup berhasil membuat mataku berkaca². Salah satu lagu dari album Mantra Mantra yg betul² mengusik kisah kasih yg telah usai di masa lalu. Dan malam ini Pilu Membiru kembali hadir dgn versi orkestra bersama Erwin Gutawa yg temponya jauh lebih lambat dan lembut namun tetap menyayat hati.
Sama halnya dgn album Manusia milik Tulus, album Mantra Mantra milik Kunto Aji juga berisi lagu² yg cukup sedih namun tetap mengedepankan nilai² kesehatan mental. Rasanya campur aduk sekali ketika mendengarkan kedua album itu saat keadaan hidup kita kurang baik. Namun rasanya sekaligus menjadi penawar dan pengingat bahwa di dunia yg luas ini.. banyak hal yg terjadi tidak selalu sesuai dgn apa yg kita rancang dan kita inginkan. Ternyata manusia memang memiliki keterbatasan, dan banyak hal² yg memang di luar kendalinya.
Hingga pada akhirnya segala bentuk usaha yg sudah dilakukan tak kunjung memberi hasil yg terbaik, saat itu pula melepaskan dan mengikhlaskan jadi jalan terbaiknya. Saat itu pula kita hanya mampu berserah pada pemilik kehidupan. Berharap di kesempatan yg lain, semoga Dia berkenan memberi jalan yg jauh lebih baik dan memang menjadi takdirku di masa kini juga nanti. Aamiin🤍✨
Jogja, 6 September 2024 | 20.41
6 notes · View notes
shaayesha · 2 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Jakarta, 2001
Sudah lama sekali, tiga tahun berlalu tanpa aku tahu kabarmu. Ingin sekali aku mengulang kisah lama, saat gandengan tangan itu masih merekat. Diselingi canda tawa manis mu.
"Adrian, apa kabar? Sudah lama sekali aku tak menyebut nama mu. Tenggorakan ku terasa tercekat, nama yang seharusnya terbiasa aku ucapkan kini menjadi asing karena waktu." -Neira Juvelin
Aku merindu, lagi dan lagi. Saat semilir angin berhembus diwajahku, saat hujan menjadi saksi pilu pernyataan cintamu. Di saat-saat itu aku ingin menangis, sambil menyebut nama mu. Tapi sakit membuatku ragu bahkan pita suara ku enggan menyebutkan namamu.
Adrian Arya ...
Pria manis dengan kamera lawas yang bertengger lehernya. Mengambil setiap kisah dalam potret keindahannya.
Aku merindu, akan sosok mu yang kelabu.
©️shaayesha
5 notes · View notes
dontlistend911 · 7 months ago
Text
RASA SAJAM DALAM PELUPUK MALAM
Keterjatuhan tahta hujan pada romansa didalam kias metafora.
Hujan deras merinai duka dari langit yang mendung;
Siapapun enggan berteduh merundung bingung;
Bersiaplah murung; dipanggil sejuk palsu asmara yang kian berkabung.
Betadine adalah resep mujarab dari rindu yang ter-jerembab ; pelupuk nanar sembab sedangkan sisa malam kian menguap.
Perih adalah musafir yang tak asing dalam rindu; sedangkan goresan luka yang khas adalah pertanda.
hanya temu muka dalam dialog senja; atau telinga yang mengiang sebuah nada; resep tabib istimewa yang melahir harap sembuh semula.
Tuli adalah kisah yang bias ; tuna-runggu adalah diksi bius majas.
Bisu adalah bahasa sansekerta; yang diartikan tuna runggu yang buta aksara.
Aku bicara, kau dan telingamu memilih Kudeta.
Bipolar Sukma bergeriliya dalam Jarah dialektika.
aku adalah gangguan mental; dan kau adalah obat Influenza; kita yang berarti jelas ! tak pernah bisa jadi apa - apa.
Matamu bagaikan nikotin yang terbakar bara;
Melepas phobia beputar liar bak biang lala.
Ku dapati candumu dalam sorot mata yang insomnia.
Duka bercerita pada airmata yang tumpah dengan segera; diam tanpa kata; merundung pilu romansa yang sedang drama.
Bukankah jelas tertera pada akhirnya,
Perjalanan itu menghantar sesuatu yang fatamorgana; cinta yang melepas rasa ; luka yang meng-genapi cerita; dan kehilangan adalah penutup paling manis di sebuah alenia.
Tertanda,
AKU, PENULIS YANG MATI DALAM TULISANNYA SENDIRI.
- D911 x Pardesela 🌙
4 notes · View notes