#rumahmu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pernah Gak Terpikir Kenapa Rumah Tangga Itu Dinamain ‘Rumah Tangga’?
Rumah + tangga
Rumah itu berarti setelah menikah kamu dan pasangan ‘punya’ rumah yang kalian pegang kendali penuh di situ. Rumah di sini tak selalu dimaknai rumah fisik, melainkan juga bangunan abstrak bernama keluarga yang terbentuk setelah sahnya pernikahan.
Sedangkan tangga itu berarti tahapan. Bayangkan tangga darurat sebuah gedung pencakar langit. Seperti itulah ‘tangga’ dalam rumah tangga. Harus dilalui selangkan demi selangkah, dan rasanya lebih berat daripada berjalan di bidang datar.
Tangga inilah yang harus dilalui jika ingin rumahmu tumbuh jadi rumah yang besar, aman, dan nyaman.
Ingat, ini rumah tangga, bukan rumah eskalator atau rumah elevator. Gak ada jalan pintas untuk naik dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Setiap anak tangga harus dilalui satu demi satu. Harus ada effort. Harus ‘capek’ seperti naik tangga yang bikin kita ngos-ngosan. Tidak seperti orang naik eskalator yang hanya perlu melangkah satu kali, lalu dalam satu menit kurang lebih sudah sampai di lantai berikutnya.
Jadi apa artinya? Artinya jangan cuma bayangkan bagian enaknya berumah tangga. Sadari pula bahwa begitu detik pertama kamu menikah, peran dan tanggung jawab lebih besar sudah dipikul. Kamu bukan hanya kamu sendiri, tapi kamu adalah penghuni sebuah rumah yang harus terus kamu jaga, rawat, dan terus bangun sampai akhir hayat.
Jangan bayangkan bahwa tangga yang harus dilalui itu hanya yang sifatnya materil saja seperti punya anak, punya kendaraan, punya rumah, menyekolahlan anak, dan punya uang banyal, melainkan juga tangga-tangga kualitas seperti kebahagiaan dan kedewasaan kita yang harus terus naik nilainya.
Semakin lama kamu menikah kamu akan merasa cinta itu semakin abstrak, sedangkan yang kongkrit adalah tanggung jawab. Dan pada akhirnya kita akan jatuh cinta sekali lagi kepada kesungguhan dan tanggung jawab pasangan kita dalam menjalani perannya dengan sebaik-baiknya. Dari sini, keutuhan rumah tangga itu dipertahankan bukan dengan cinta, tapi dengan kesungguhan dalam menjaga tanggung jawab.
Berangkat dari kesadaran ini saya menyadari bahwa sangat mungkin rumah tangga ini kelak akan dihadapkan pada situasi-situasi yang tidak ideal. Karena itu, ikhtiar paling logis yang bisa saya lakukan untuk menjaga keutuhan rumah tangga ini adalah dengan mengisi peran saya sebagai suami, kepala keluarga, dan ayah sebaik-baiknya.
Meski kadang rasanya lelah juga, sering patah juga, tapi menyempurnakan ikhtiar dalam mengisi peran setidaknya akan memperkecil probabilitas datangnya penyesalan di kemudian hari.
@taufikaulia
#quotes#nasehat#inspirasi#quoteoftheday#motivasi#taufik aulia#islam#tulisan#cinta#dakwah#pernikahan#rumah tangga
418 notes
·
View notes
Text
Hari Sesudah Kamu
@nonaabuabu
Aku tidak tahu apakah pesan-pesanku akhirnya kau baca atau kau biarkan berserakan di halaman rumahmu. Apapun itu semuanya sudah, apa yang membuat hatiku menetap dan apa yang membuat kau tak lagi sama.
Untuk waktu yang panjang aku tahu aku masih ketergantungan dengan segala hal tentangmu. Puisiku masih namamu, mimpiku masih wajahmu, anganku masih pelukmu dan musikku masih suaramu. Tapi waktu sudah berputar bukan?
Tak ada lagi hujan yang membasahi kita, payungmu dan payungku telah menjadi masing-masing yang menaungi jiwa kita. Jika pernah ia basah oleh luka maka kini sudah seharusnya untuk mengering bukan?
Aku tahu tak semua mudah, kau juga tak pernah mudah di sana. Bagaimanapun kita tetaplah dua tangan yang akhirnya mengecap kegagalan, dan siapa yang suka dengan kegagalan, setiap orang kepayahan bangun setelahnya.
Namun lihatlah waktu membawa kita, meski tak seindah binar matamu ketika pertama kali kita bertemu, setidaknya setenang rintik sore dengan secangkir teh hangat dan sepiring goreng pisang.
Sendiri juga menyenangkan bukan?
Kala Sunyi, 04 Mei 2024
77 notes
·
View notes
Text
Jangan salahkan hujan; meski rumahmu tergenang air setinggi lutut; atau rencanamu untuk keluar terpaksa batal
Jangan salahkan hujan; ketika kamu terbaring sakit di atas kasur; dan satu-satunya pekerjaanmu ialah menatap langit kamar
(padahal kau bisa saja berzikir atau beristigfar)
Seluruh kejadian telah tertulis; setiap rintik yang turun ke bumi tidak luput dari perhitungan-Nya! Maka siapakah kita untuk memaki dan mengumpat hujan?
Padahal hujan adalah keberkahan itu sendiri yang Tuhan turunkan untuk menghidupi bumi
(al-Qaaf ayat 9).
Surabaya, 26 Desember 2024
21 notes
·
View notes
Text
Jawaban Doa Saat Hujan
Hari hujan, aku tahu tak semerdu rintiK hujan yang jatuh di atas genting. Tak semenangkan aromanya yang menyelinap dari balik jendela rumahmu. Juga tak sejelas doa-doa yang kamu panjatkan saat itu. Meski doa itu kemudian ternyata berjawab tidak. Memang begitulah takdir, bukan dalam kendali kita bukan? Tidak ada yang perlu disesali, kan? Karena itu yang terbaik.
(c)KG
133 notes
·
View notes
Text
Sebab katanya, kau akan abadi sebagai lelaki yang kucintai.
Tapi malam ini, aku akan membunuhmu. Akan aku kirim santet dengan jasa dukun paling mahal di kampung. Aku sudah menyediakan empat ekor ayam hitam, semuanya jantan. Lalu saat besok kematianmu tersiar, akan aku kirimkan nisan bertuliskan namamu ke rumahmu. Aku akan memesannya dari pemahat nisan tersohor, ya aku belum tahu siapa itu, tapi aku sudah merencanakannya dengan matang.
Kau tidak akan pernah abadi dalam sajakku, tidak akan.
Kau harus mati berkali-kali, hingga aku bosan membunuhmu. Hingga tak ada lagi cara lebih keji yang bisa kugunakan untuk membuat kau tinggal nama.
Lihat saja, kau akan menjadi tokoh yang selalu mati dalam setiap adegan yang aku punya. Kau akan selalu meregang nyawa dalam setiap sajak yang kutuliskan.
Kau akan selalu menjadi tiada. Lihat saja!
—sebab ini puisi cinta.
78 notes
·
View notes
Text
Hidup Redup.
Bagaimana rasanya jadi anak terakhir yang sekarang seperti jadi anak pertama, ada beban dipundaknya, ada riuh di kepalanya. Yang dikira orang-orang anak terakhir identik dengan kata manja. Tapi nyatanya dia seorang yang mandiri bahkan dia kini berjuang sendiri. Terlihat kuat tapi dia rapuh.
Padahal dia tidak pernah bertemu dengan kata manja dalam hidupnya, sedari dulu dia apa-apa sendiri, bahkan jika ingin sesuatu dia bisa melakukannya sendiri. Jadi kalau sekarang ada yang bilang,"enak ya jadi kamu anak terakhir, pasti dimanja, pasti apa-apa tercukupi. Apa-apa tinggal minta"
Mereka tidak tahu saja kamu jadi geprek generation. Yang lelah nya tidak bisa dijelaskan kepada siapapun, kakaknya bahkan orang tuanya. Berharap nanti memiliki pasangan sebagai tempat untuk pulang, tapi belum juga dipertemukan, karena tempat terbaik untuk pulang dan berserah hanya kepada-Nya.
Biarkan saja bagaimana orang lain menilaimu, memang yang dirimu tampak seperti itu kan? tidak apa-apa. Karena yang tahu diri kamu, perjuanganmu adalah dirimu sendiri. Tidak perlu orang-orang tahu.
Haii..., untukmu anak pertama, anak tengah, anak terakhir, kalian berjuang dimasing-masing garis hidup masing-masing, tidak bisa disamakan juga tidak bisa dibandingkan, selamat berjuang ya..., selamat menikmati peran, selamat berbahagia jika sudah menemukan rumah untuk pulang. Rumah yang teduh dikala menikmati secangkir kopi berdua dikala senja. Kalau belum menemukan, jadikanlah rumahmu saat ini tempat paling nyaman untuk pulang, jika tidak kau dapati juga, jadilah rumah itu untuk dirimu sendiri. Jangan lelah untuk berdiri dikaki sendiri walau nyatanya kau berdiri diatas duri, sakitmu, perjuanganmu, lelahmu semoga jadi lillah.
Aamiin
Jum'at 9.8.24
21 notes
·
View notes
Text
Peran ayah yang hilang tak berarti menjadi alasan bagimu untuk berlaku semaumu, bersikap keras, acuh dan hanya peduli pada diri sendiri, bukan? Berdalih tak mengerti apa itu kasih sayang karena sebagian kecil batinmu berkata kau tak pernah merasakannya.
Rumahmu tak hanya ayah. Pulanglah. Lihat wajah ibu yang sudah lelah. Lihat wajah adik-adikmu yang dengan sabar menanti sosokmu yang hangat dulu.
Kalaupun tak kunjung kau temukan sosok rumah di orang lain, setidaknya jadilah rumah untuk diri sendiri. Tempat kau pulang dan mengevaluasi bagaimana seharusnya kamu merespon dan menjawab apa-apa yang sedang terjadi di hidupmu. Jangan punah. Jaga diri baik-baik.
@terusberanjak
196 notes
·
View notes
Text
164.
Izinkan aku menjadi rumahmu..
Walau atapnya mungkin suatu hari akan bocor,
Dindingnya penuh dengan bekas retakan,
Ruangannya mungkin tidak lebih luas dari yang kau harapkan,
Isinya mungkin tidak semenarik tetangga sebelah.
Namun aku tetap bersikeras untuk menjadi satu-satunya rumah tempatmu pulang.
Tempat kau menemukan nyaman, aman dan juga tenang.
Tempat kau bisa jujur menjadi dirimu, walau harus terlihat lemah.
Tempat di mana lelahmu berganti sukacita.
Tempat di mana ketika dunia menyepelekanmu, ada aku yang akan terus mendukung, mendampingi, menguatkan dan mencintaimu dengan utuh.
Aku, rumahmu yang penuh dengan kesederhanaan.
Rumah, 22.20 | 09 Juni 2023.
174 notes
·
View notes
Text
Karena pasca menikah, dinding-dinding rumahmu bersama lelaki asing yang kau setujui hidup dengannya adalah rahasia.
02.09 a.m || 12 Mei 2023
#tulisan#ulvafdillah#cerita#tulisansepanjangtahun#puisi#puisiindonesia#sajak#prosa#daily poem#kisah#monolog#senandika#nasihatislami#nasihat#pengingatdiri#selfreminder#islampost#islamquotes#menikah#pernikahan
291 notes
·
View notes
Text
Rindu RumahMu
Melihat laman sosial media akhir-akhir ini rasanya seolah memenuhi hati dengan rasa iri. Melihat orang-orang bercerita tentang masjidil haram dan keindahannya, melihat orang-orang berbagi kisah tentang perjuangan para hujjaj dan mukjizat di baliknya, serta pelbagai cerita-cerita menakjubkan tentang tanah Haram, membuat iri ini tak terbendung.
Ketika kulihat, bagaimana teman-teman seperjuangan dulu di masa putih abu-abu, sekarang mereka bisa berlalu lalang di negeri yang dicintai. Berkali-kali sholat di masjidnya Nabi. Berkali-kali thawaf mengelilingi kabah, shaf terdepan ketika kita bersujud menghadap Rabbul Izzati.
Kemuliaan-kemuliaan bagaimana bisa sholat dikalikan berlipat-lipat, kemuliaan bisa menemui dan menjamu tamu-tamu Allah, kemuliaan bisa mengagungkan namaNya di tempat teragung di dunia. Siapakah tidak merasa iri dengan kesemua itu.
Lalu aku teringat bagaimana dulu memutuskan untuk "mengambil dunia" dibandingkan ikut berjuang bersama untuk bisa sekolah di Madinah sana. Dulu terpikirkan, bahwa sekolah disana adalah jalur nyaman, sementara mengambil di dunia dan menjadi dokter adalah mengambil jalur perjuangan. Karena banyak orang yang perlu kita warnai dengan celupan Allah, karena banyak pribadi yang perlu untuk kita ajak semakin mendekat kepada Allah.
Lalu sekarang, kadang aku lupa dengan tujuan-tujuan itu. Riuhnya dunia, sibuknya jadwal jaga, penuhnya aktivitas mencari rupiah, kadang membuatku lupa, bahwasanya tujuan menjadi sosok sekarang bukan hanya untuk mencukupi nafkah, tapi juga untuk mengejar berkah.
Andaikan saat ini, aku belum bisa untuk mengagungkanMu di rumahMu, semoga setiap langkahku dari kamar ke kamar, semoga setiap resep obat yang kuberikan, semoga setiap pertolongan kepada hambaMu yang kuusahakan, benar-benar berlandaskan akan mencari WajahMu dan selalu kuingat bahwa Ridamu menjadi alasan utamaku, sehingga Engkau Rida padaku, sehingga Engkau Mau Mengampuni segala kekuranganku
RSDJ, Hari Arafah
22 notes
·
View notes
Text
Kematian
Semasa kuliah, melewati Kuburan Mojo adalah sebuah rutinitas. Dari jalan-jalan pagi, mampir Warung Kopi Pejalan, atau sekadar mencari jalan cepat kalau telat kuliah. Pun saat pindah di area UMS, jalan tengah Kuburan Makam Haji adalah pilihan untuk menghindari macet kalau ke arah Kartasura. Entah mengapa, melewati kuburan itu terasa syahdu sekaligus refleksi. "Ini lo rumahmu nanti, udah siap apa aja?" ucap dalam hati. Melihat hamparan nisan yang berjajar itu, hati ini juga teringat dengan para Syahid di Gaza sana. Betapa sedih melihat penderitaan mereka, namun masyarakat Gaza begitu tabah menghadapi cobaan dan bangga atas anak cucu mereka yang menjadi syuhada. Memang benar, kalau nasihat terbaik adalah kematian. Seperti sabda Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, "Perbanyaklah ingat kematian karena itu dapat menyucikan dosa dan membentuk sikap zuhud di dunia".
Surakarta, 25 November 2024. Sedang mengingat kematian. H-95 Menuju Ramadhan.
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#abamenulis#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#ceritabukuaba#monologpemimpin
9 notes
·
View notes
Text
Wahai, Gaza
Bagaimana malammu di sana?
Sudahkah kau temukan tempat berteduh?
Kudengar kau dipaksa melupakan rumahmu
Meninggalkan kekasihmu
Mengubur mimpi-mimpimu
Wahai, Gaza
Bagaimana malammu di sana?
Dimana malam ini kau berlabuh?
Kakimu tentu sudah lelah
Kemana tujuan entah
Wahai, Gaza
Bagaimana malammu?
Terasa sesak menuliskan ini, karena kutahu malammu tak pernah baik-baik saja.
43 notes
·
View notes
Text
Panggilan Hati
Tadi pagi temanku berkabar sambil memohon doa agar diberikan kelancaran di umroh bulan depan. Dan barusan aku mendengar kabar bahwa temanku di usia mudanya tahun kemarin diberikan kesempatan untuk berhaji.
Ya Allah, pingin banget ya Allah. Undang kami ya Allah agar bisa beribadah di rumahMu bersama orang-orang tersayang. Ya Allah, pantaskan kami untuk pergi ke Mekkah Madinah dan Palestina. Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami. Mudahkanlah kami...aamiin
Sidoarjo, Ramadan 1445H
21 notes
·
View notes
Text
tak cukup sekadar yakin
jika orang-orang terbiasa mencoret daftar target di selembar kertas lusuh
atau memberi centang pada setiap kotak kosong kala mimpi berlabuh
maka harapanmu adalah buah setengah matang yang menggantung di ranting memori
ada saatnya ia mudah tergoyang oleh tiupan angin dari antah berantah
ada saatnya ia jatuh secara prematur karena akar tak sanggup mempertahankannya
sehingga terjadilah pembusukan massal bersama buah-buah yang lebih dulu tanggal
dan kau tetap tenang menjelajahi setiap inci kehidupan dari jendela seukuran telapak tangan
sementara bangunan megah yang kaususun di alam logika tak henti-hentinya ber-gemertak
membuatmu menutupi segala kekurangannya dengan tembok khayalan
dan keyakinan sebagai atapnya
sehingga derap kenyataan akan datang tanpa mengetuk pintu rumahmu
mengayunkan bola penghancur sekeras-kerasnya; mematahkan kata-kata hingga huruf-hurufnya berserakan di atas meja
menunggu untuk dirangkai oleh tangan-tangan yang serius dan pikiran tanpa akal bulus
semarang, 7 september 2024
29 notes
·
View notes
Text
19
// setiap rumah memiliki penghuni, setiap penghuni adalah individu, dan setiap individu jika ada tamu yang berkunjung ke rumahnya maka barang tentu dipersilahkan mampir berkunjung rumah ibarat cerminan daripada jati diri individu, seyogyanya hiasi rumahmu dengan keindahan, meski terkadang sedikit pencitraan, itulah yang disampaikan orang-orang tua dahulu apakah rumah itu sebuah bangunan atau…
7 notes
·
View notes
Text
123
Aku menemukanmu;
Pada secangkir kopi pagi ini
Hitam pekatnya bak matamu
Hangat tanpa gula seperti kita dulu
Dan kepergianmu yang pahit itu.
Aku menemukanmu;
Dalam secarik koran hari ini
Topik yang kubaca adalah kesukaanmu
Lalu kolom teka teki yang kosong itu
Juga menanyakan berapa lama lagi
Perdebatan itu akan diisi
Aku menemukanmu;
Dalam lalu lintas sore ini
Berisik
Tidak sabaran
Namun juga enggan mencari jalan yang lain
Apa itu namanya?
Setia? Atau menerima apa adanya?
Karena aku akan menemukanmu, selalu
Dalam ratusan mil jarak yang terbentang
Tanpa kompas, juga tak butuh peta.
Aku menemukanmu tetap dekat,
Sebab melupa adalah mustahil bagiku
Maka, lekas pulang.
Ke rumahmu...kepadaku..
@ffahraa
#bercerita#berkarya#bermanfaat#berpengaruh#tulisan#tumblog#writing#catatan#books & libraries#quotes#puisi#fyp#tumblr fyp
10 notes
·
View notes