#kala rindu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Bersamaku mungkin tidak akan sesempurna itu namun kupastikan akulah satu-satunya orang yang jatuh cinta kepadamu meskipun malam hendak tiada hingga menjelang pagi yang meninggi pada sinarnya.
Bila tidak bersamaku, setidaknya aku pernah memiliki cinta paling rela. dan menimang mu melalui doa saat berbahasa dengan kata tak lagi bisa.
#catatan#bahasa cinta#notes#lirih diam#mengudara#bersemangat#kerelaan#sunyi#relung terdalam#hangatnya malam#sinar bulan#kala rindu
2 notes
·
View notes
Text
Semua yang singgah kan menjadi kenangan. Karena pertemuan tak kan mulu bersama. Masa bersama tetap jua kan habis sudah ditelan masa.
Sebagaimana pun eratnya ukhuwah, bahkan sampai kau menyayanginya layak saudara tetap saja ada batas waktunya. Oleh karenanya, ada doa di penghujung rindu bisa menyapa. Jika lisan tak lagi bisa saling bercerita sebagaimana dahulu kala.
67 notes
·
View notes
Text
Merayakan Patah Hati
sepilihan kata dari kami — @jennntms @synanymore @nonaabuabu @dinata22 @narashit @tuanpoetry @milaalkhansah @by-u @hardkryptoniteheart @rezticia @kevinsetyawan @yustrialubna
@kevinsetyawan x @yustrialubna
Dirimu akan tetap menjadi semesta paling indah yang menyeruak dibalik rona cerah melebihi sang mentari.
Sementara aku tak lebih dari seorang pengelana yang menjadikan cahaya sebagai petunjuk harus kemana.
Ingin rasanya bisa memilikimu seutuhnya menjadikanmu sebagai rumah hangat tempat semua cerita berpulang dan rindu kembali pada pemiliknya.
Perjalanan panjang telah membuatku begitu haus akan cinta, maka tak hanya rumah, ingin rasanya kujadikan kau telaga.
Namun apalah daya dirimu hanya seolah gemintang yang nampak indah dari kejauhan karena ada beberapa batas yang memang tak bisa aku lewati untuk merangkulmu kembali.
Inginku dekat, namun terlalu banyak sekat yang tak kasat. Inginku terikat, namun terlalu banyak yang menghambat.
Aku tak perduli seperti apa jalan didepan kita dirimu tetep menjadi kejora yang selalu menemaniku kala gempita mulai hadir.
Mungkin sekarang Tuhan memang belum berikan izin, tapi kuyakin suatu hari nanti tak ada lagi yang bisa menghalangi, semua akan bersaksi bahwa kita memang sepasang yang saling mencintai.
---
@hardkryptoniteheart x @rezticia
Saat itu, aku memang benar-benar tidak mengerti akan perubahan-perubahan yang terjadi padamu; kau datang sekali, lalu menghilang berhari-hari, dan begitu terus adanya.
Pernah ada suatu waktu di mana aku ingin bertanya mengenai apa yang terjadi padamu, namun ternyata kau sudah keburu menghilang dari hidupku; tanpa ada kata apa pun.
Masa-masa itu, aku telah mempersiapkan diri tentang kemungkinan kehilanganmu. Meski demikian, aku tak bisa mencegah luka hati yang kau goreskan; perasaan kecewa yang ikut kau tinggalkan untukku.
Kini, aku telah mampu berdamai dengan kepergianmu dan mengikhlaskanmu menemukan kebahagiaan yang selama ini kau inginkan di luar sana.
Berbahagialah
Mungkin diriku bukanlah yang kamu mau.
Aku memilih keputusan ini dengan pertimbangan banyak; salah satunya aku tak sanggup terluka lagi.
Lalu aku dengan pengecutnya lari, meninggalkan bayangan kita berdua yang sempat terang benderang itu, masa depan—harapan kita merajut asa bersama.
Perlahan semuanya menjadi abu-abu, kelam dan hilang.
Instingku berisik memberi sinyal. Lindungi dirimu dulu, ujarnya.
Tamengi hatimu sekarang, katanya.
Sejujurnya tuan,
Aku tak sanggup dianggap tidak ada.
Aku tak sanggup menangis dimanapun aku berada.
Aku tak sanggup menahan irisan di dada.
Pada akhirnya,
Aku tak sanggup mempertahankanmu..
Aku harap mungkin nun jauh disana, dirimu bertemu dengan seseorang yang kamu mau. Seseorang yang dapat dirimu hargai. Seseorang yang tak akan kecewa dengan perlakuanmu. Seseorang yang punya banyak nilai.
Seseorang yang bukan aku.
---
@milaalkhansah x @by-u
Aku pernah salah mengira, pesan yang datang tak kenal jeda itu adalah sebuah pertanda rasa. Ternyata, kau hanya sedang beramah tamah dan itu tak hanya kepadaku saja.
Aku pun juga tidak pernah mengira, kupikir kau adalah jawaban semesta dari banyaknya doa yang sudah mengudara. Nyatanya kau menenggelamkanku dalam sandiwara cinta semu belaka.
---
@narashit X @tuanpoetry
Dari Segala Apa yang Bisa Hidup Berikan, cuma Sepucuk Surat Ini yang Bisa Kutuliskan
Aku kira ada yang salah dengan caraku mencintaimu. Setiap hari, yang kulakukan adalah mengirimimu ucapan selamat pagi kemudian kulepaskan bermacam-macam pertanyaan untuk menggerayangimu: bagaimana keadaanmu? Apakah hari ini kamu bekerja? Apa makanan yang sedang ingin kamu makan? Juga pertanyaan lain tentang apa saja yang meliputimu.
Setelah semua itu pun aku merasa belum cukup. Aku masih ingin mendatangi tempat tinggalmu. Membelai rambut-rambut halus di kepalamu. Mengecup kedua mata kemudian keningmu. Mengajakmu berjalan-jalan, meski tak banyak tempat yang bisa kita datangi di kota seperti Bekasi. Aku cuma ingin mengajakmu berjalan kaki barang lima atau sepuluh menit, duduk atau tidur-tiduran di rumput taman, kemudian menikmati minuman dingin yang kita bawa sambil mengerjakan urusan masing-masing. Sepulangnya dari sana, kalau kamu mau, kita bisa bergandengan tangan sepanjang jalan. Lalu memerhatikan apa pun yang tampak menarik. Misalnya sebuah pohon tua penuh foto orang-orang yang tak sedikit pun tampak ketulusan di matanya.
Aku kira ada yang salah dengan caraku mencintaimu. Aku tak bisa mengabaikan apa pun tentangmu yang berada dalam jarak pandangku.
Dan aku kira ada yang salah dengan caraku mencintaimu. Misalnya saja ketika kupikir hubungan kita masih bisa lancar berjalan, ternyata itu cuma angan-angan dan aku terlambat, kemudian hilang semua kesempatan sampai-sampai tak ada lagi tentang kita yang bisa diselamatkan.
Dari Segala Apa yang Bisa Kamu Berikan, Kuharap ini yang Terakhir
tidak ada yang salah dari caramu mencintaiku, bahkan aku pun berhasil tenggelam setiap kali angan-angan itu menggelayut dalam kepalamu. kau bicarakan seolah semua mampu kau ciptakan untuk kita. aku pun selalu senang menjawab segala pertanyaanmu agar kau tahu seapik itu kau mampu membahagiakanku.
tidak ada yang salah dengan caramu mencintaiku, kau mampu membuat segala yang sederhana menjadi hal yang paling aku syukuri. aku bahkan sangat membanggakan bagaimana kau memeliharaku sebagai kecintaanmu yang paling syahdu. tak jarang pula kenangan kecil kita datang bertamu sesekali di malam pukul satu saat aku sedang sibuk-sibuknya merapikan isi kepalaku.
tidak ada yang salah dengan caramu mencintaiku, kau berhasil membuatku merasa sangat dicintai tanpa harus membuat semua orang tahu bahwa aku sedang dicintai.
dan, tidak ada yang salah dengan caramu mencintaiku, semuanya sempurna sampai aku menyadari bahwa kau hanya melihatku sebagai dia yang tidak pernah berhasil kau ganti.
---
@nonaabuabu x @dinata22
sejenak aku lupa jika semua hal adalah sementara, hingga di satu titik yang memabukkan kau menyiram kenyataan sebagai kesadaran. saat aku sedang melambungnya, menganggap mungkin akan ada yang selamanya menetap. lalu kau pergi dan aku tak memiliki harapan apapun lagi.
maafkan aku nona, memberikan kenyataan yang pahit untukmu, kenyataan bahwa kita takkan bersama. engkau selayaknya matahari yang menerangi semesta sedangkan aku hanya tanah di bumi. bukan hanya harapmu yang hancur, tapi juga harapku.
---
@jennntms x @synanymore
Kebiasaan yang tak biasa. Kau tahu? Aku sangat membenci perpisahan, pada orang yang dengan tiba-tiba hilang, meninggalkan jejak tanpa tatapan. Pengencut memang. Kau yang sudah tahu cerita bahwa aku pernah terluka, dan saat ini kau juga menjadi orang yang membuatku merasakan patah yang kedua kalinya.
Lucunya. Kau yang memilih pergi, tapi menulis tentang patah hati. Kau yang telah menyakiti, tapi menulis tentang disakiti. Huhh, sepertinya bukan aku yang tak layak untukmu, tapi aku yang terlalu bodoh membiarkanmu menyeru pada hatiku yang ulu. Ya, aku yang bodoh. Membiarkan orang yang pandai menggunting keadaan, bersemayam dalam sanubari yang sudah menyuguhkan ketulusan.
Kita pijaki saja jalan tanpa perlu lagi saling mengkhawatirkan. Tenang saja, aku tak membencimu. Aku hanya membenci rintikan tangisku yang membuat senyummu semakin melebar. Tapi percayalah, tak akan ada lagi ruang puisi yang kutulis untuk dirimu, sayang. Karena beragam kisah yang telah tercipta telah kutebas tanpa sisa.
Kita sudah mengusahakan lebih. Nyatanya tak ada yang perlu dilakukan lagi, sebab dekat itu bukan milik kita.
Tak usahlah menimbang-nimbang luka. Aku juga punya patah, bahkan melebihi debar yang pernah kau titipkan. Maaf bila aku membuatmu merasa bodoh, juga membuatmu sesak hingga ke relung. Sebab pada akhirnya, kembali asing adalah jalan. Jalan paling tepat kala keserasian tak menemukan tempat.
Aku mengerti beragam kecewamu. Sama halnya saat kau memilih tak membenciku, padahal ada pilihan untuk membenciku dengan lebih. Tuan, apa yang bisa kita harapkan saat pertemuan tidak memihak kita, selain sepakat pada kata perpisahan? Maka, mari lupakan apa yang sepantasnya dilupakan. Semoga kelak kau bertemu dengan sosok lain tanpa ragu, tidak saat denganku.
62 notes
·
View notes
Text
Rindu tak bertepi..
Merindukan seseorang hingga merasa sangat hancur itu sangat melelahkan. Apalagi ketika kau mendapati seseorang yang kau rindukan sudah tidak bisa lagi kau lihat dengan kedua matamu. Rindu ditambah dengan penyesalan akan sangat menggerogoti hatimu hingga kamu merasa sesak dan hancur perlahan.
Itulah mengapa ada istilah rindu setelah kematian akan sangat begitu menyakitkan. Namun demikianlah cinta, cinta yang benar-benar tulus akan tetap hidup dan menetap bahkan orang yang kita cinta sudah tidak bisa lagi kita lihat kehadirannya. Cinta yang ikhlas akan melahirkan perasaan bahagia kala seseorang yang kamu cintai berbahagia.
Entah ia masih terlihat dengan kedua mata kita ataupun telah pergi dari dunia ini. Sebab dunia bukanlah akhir dari sebuah rasa cinta dan rindu, karena akhirat adalah tempat yang jauh lebih kekal. Dan sebaik-baik mencintai adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya selalu. Itulah mengapa rindu bisa terasa begitu menyakitkan hingga membuat seseorang merasa hancur tanpa ia sadari.
Dunia mengajarimu untuk paham, bahwa untuk urusan perasaan tidak ada yang benar-benar abadi. Sedalam apapun perasaanmu kepadanya. Karena memang pada akhirnya hanya Allaah yang akan tetap kekal dan tinggal.
Maka ambilah jeda, sekalipun itu hanya sedikit. Beri ruang untuk dirimu sendiri sebelum menjatuhkan perasaanmu kepada orang lain. Pastikan bahwa kamu adalah rumah untuknya, dan dia adalah rumah untukmu pulang. Rasa tenang adalah tempat terbaik bagi dua orang yang saling mencintai dan merindukan.
114 notes
·
View notes
Text
If I Say, Don't Go
Aku menemukanmu lagi, pada perputaran waktu akan kenangan-kenangan tentangmu yang teringat kembali.
Kau seakan-akan tak pernah benar-benar pergi, masih tampak jelas dalam benakku sosokmu yang berdiri didepanku melemparkan senyuman menghangatkan hati.
Rindu yang menjebakku dalam kabut ilusi, menghadirkan sosokmu dalam kesendirianku beraromakan sepi.
Aku tau harus menghentikan lamunan semu ini, namun kembali pada realita tanpamu begitu sulit untuk kuhadapi.
Jika saja saat itu aku berkata, “jangan pergi”, apakah kau masih disini menemani.
Jika saja saat itu aku berkata, “jangan pergi”, apakah aku masih bisa mendengar senandung degup jantungmu kala kau mendekap erat tubuh ini.
Jika saja saat itu aku berkata, “jangan pergi”, apakah dunia kelabuku ini akan berganti dengan kemilau cerahnya warna-warni pelangi.
Ah, penyesalan yang menyerbu di penghujung hari, menaburkan sendu di bait penutup ceritaku pada sebuah puisi.
—@melodirinai
49 notes
·
View notes
Text
SANDYAKALA
Malam terkadang ingin menjadi Pagi. Betapa ceria warna-warni dunia bergegap gempita kala Pagi tiba. Biru langit dan hijau ladang menopang lengkung-lengkung garis pelangi. Kumpulan awan seputih kapas saling melempar canda menertawakan pasir-pasir di pantai. Malam tergoda turut memiliki semua itu. Pernah beberapa kali Malam hilang harap. Meski banyak Ia merapah permohonan, akan tetapi pada masanya bulan tersandera gerhana jua.
Malam merasa kelam, Ia kesepian.
Pagi bukan tak menyadari. Betapa Pagi pun menyimpan cemburu pada sang Malam yang senantiasa dikelilingi kerlip rasi gemintang. Bintang-bintang tak lelah berpendar meski tanpa suar. Tak jarang Pagi ingin Malam bisa terus menemani, bukan hanya bertemu sesekali. Akan tetapi rasuk sinar matahari pasti terkekang embun pagi. Hasrat ingin menyentuh kelopak yang merekah, apa daya diri hanya bisa berpasrah.
Pagi merasa patah hati, Ia tak boleh memiliki.
Pada dingin udara fajar dan lembut lembayung senja, sering keduanya bersua, tapi tidak untuk bersama. Keduanya hanya mampu bersitatap untuk kemudian terbenam pada gulat peran-peran kehidupan.
Rindu-rindu yang tertasbihkan tetapi bukan untuk saling menggenggam.
Sering Pagi dan Malam tertunduk berpeluh airmata. Hanya semesta masing-masing yang mampu mendekap melalui lirih doa-doa. Airmata keduanya menjelma menjadi bisik risau angin pada rinai-rinai hujan yang memeluk bumi, merintik dalam sewaktu lalu setia menggenang penuh sunyi.
Tak mampu saling meninggalkan namun tak kunjung bisa sejalan berdampingan.
22 notes
·
View notes
Text
Ku pikir tak ada tempat yang lebih nyaman selain bahumu.
Ku sembunyikan senyumku di balik lantang degup jantungku, setiap kali ku hirup dalam-dalam harum aroma tubuhmu.
Yang ku harap saat itu, waktu tak kunjung berlalu.
Yang ku harap kala itu, kendaraan kita berhenti melaju.
Masih dari balik punggungmu, sembari jemari kita saling beradu, ada desir yang ku harap kau tahu.
Bila nanti terlahir rindu dari beberapa kali temu, semoga tuan berkenan merawat tanpa ragu.
Sebab bila itu aku, sudah barang tentu hanya tuan yang ku biarkan bertamu.
-R-
14 notes
·
View notes
Text
Pada saat-saat tertentu aku membatu dihadapanmu, percayalah pada waktu itu rindu sedang menenun benang-benang cinta diantara aku pun kamu. Tak terputus walau jarak menghunus dengan begitu jauh.
Kala sunyi datang menghampiri, riuh doa kian mengiringi, jejak-jejak harap diantara sanubari, kuharap cintamu hebat tanpa mati, sebab segala ingin membersamai, kalau tidak denganmu, tidak dengan siapapun lagi.
19 notes
·
View notes
Text
Temu di Ujung Rindu
Malam itu kita bertemu, terpekur menatap satu sama lain, tersenyum. mengisi ruang hati yang kosong karena rindu. harap sua yang sudah lama berdebu, merekah sempurna. anehnya, bukan kaku yang kita sampaikan dalam kata. tapi hangat peluk sapa yang terlontarkan.
Aku tidak lagi memberikan pertanyaan-pertanyaan retorik dan penuh permintaan validasi mengenai kala itu, disaat kamu memilih bersama yang lain. aku hanya berkata, apa kabarmu selama hilang ditelan bumi? dan tanyamu pun sama, apakah tangisku masih tetap hadir disetiap malam?
Tangis itu masih tetap ada, tapi kelakarku lebih mendominasi hari-hariku setelah keputusan itu dibuat. Aku tidak mau mengambil lebih banyak patah hati lagi.
Bandung, katamu. tapi ternyata bohong. tak apa. mungkin kemarin, malam juga membantu kita untuk lebih ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. petuahmu, cara marahmu dan kesalmu masih bisa kau tumpahkan hingga bulan terasa merangkul kita dalam hangatnya percakapan itu.
Kelakarku, masih menjadi kalimat yang asing di telingamu, tapi rona merah jambu di pipiku, selalu menjadi tempat favoritmu untuk membuatnya menjadi lebih pekat. Sial.
Jadi, selamat. kita sudah bertemu di ujung rindu. rasa sesak yang sering hadir pada malam yang katamu membosankan, sudah melepaskan jangkarnya.
Malam itu sangat hangat, tidak seperti malam sebelumnya yang terasa dikejar setan. perlahan dan menyenangkan. Terimakasih atas pertemuan itu.
Pada akhirnya, kita hanya akan kembali menjadi teman. Kata teman yang pernah aku tolak dan benci dimasa aku masih mencari. Tak apa, aku sudah terima.
selamat, kita sudah menjadi dua insan yang bisa mengatur rasa. Selamat menempuh hidup yang baru.
#cerpen#curahanhati#cerita pendek#catatan#kisah hidup#tulisan#cinta#menulis#sajak puisi#puisi#cerita
12 notes
·
View notes
Text
Kadang aku bertanya - tanya pada diriku sendiri, apa sebenarnya aku tumbuh dalam ketakutanku sendiri ? Apa aku berjalan dengan kekhawatiranku sendiri.
Dulu, sewaktu hanya tinggal berdua dengan adikku, kala hujan turun aku menulis dalam catatan harianku, dimana aku rindu ayah ibuku, dimana aku ingin dekat dengan keduanya, dimana aku ingin sekali seperti anak - anak lainnya. Hari - hari dimana, aku melalui semuanya hanya berdua dengan adikku. Entah luka apa yang saat itu hingga saat ini belum selesai, atau sebenarnya sudah sembuh hanya saja aku terlalu takut.
Sore ini, belasan tahun kemudian saat sore hujan turun aku kembali teringat semuanya. Tentang banyak sekali hal yang telah dilalui, telah terlewati. Aku menitikkan air mata. Bukan kesedihan, sungguh aku berharap bukan kesedihan. Melainkan rasa syukur yang teramat luasnya, di izinkan Allaah melalui semuanya, sampai saat ini, sampai dimana aku dikaruniakan banyak sekali kebaikan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Rasa sakit, kekurangan, ketertinggalan, kesepian, juga banyak perasaan yang mungkin kala itu menyesakkan dadaku. Tapi Allaah izinkan aku tumbuh dewasa, melalui semuanya dengan pertolongan-Nya. Meski di perjalanan aku melakukan banyak sekali kesalahan. Aku berterimakasih, sungguh berterimakasih telah Allaah izinkan melangkah sampai sejauh ini.
Dan aku yang terus berharap, Allaah membahagiakan kedua orang tuaku. Menyayangi keduanya, memuliakan keduanya. Sebab mereka berjuang begitu banyak untuk kebahagiaanku.
Menulis, kala hujan bulan januari. @menyapamentari 🌻🍂
32 notes
·
View notes
Text
Musim hujan ini membuatku lebih banyak berdiam di teras mendengarkan suara hujan. Seringkali angin membawa hawa dingin dari balik bukit nan jauh di sana. Teringat, ketika kita berdua termenung menghadap hamparan sawah kala dingin pagi menyapa diiringi alunan musik.
Sabar, katamu. Maka kubiarkan mesin penenun hujan melakukan tugasnya, menciptakan rangkaian rindu tak bertepi
15 notes
·
View notes
Text
Garansi Rasa
Aku suka berimajinasi tentang kisah sepasang, yang tak selalu kekasih tapi mengalami pola bagai kutub magnet, tolak menolak atau tarik menarik. Kali ini aku membiarkan daya pikirku mengalir mengikuti kisah yang kupikir terlalu dangkal jika tak melibatkan perasaan, iya perasaan yang itu, yang sering dibumbui rindu dan cemburu.
Hal paling menarik adalah, sepasang ini memberikan aku ruang ilusi, bahwa jika perasaan tak bersambut maka tak hanya membunuh perasaan yang dilakukan, juga membunuh pihak yang tak mampu membalas. Ada titik-titik yang membuatku ingin mengisi, jika telah terjadi pengorbanan yang berakhir rugi dan permaisuri kehilangan kursi.
Ah, ingatanku masih di sana, adegan tebas-menebas di malam purnama.
Aku melihat begitulah rasa, tak ada jaminan selamat, dan tak ada pula garansi untuk mendapatkan perangkat baru atau montir jika ia terlanjur terluka. Kita kerap hanya berakhir menjadi pesakitan yang berakhir memberi pembelaan di meja sidang 'iya menyakiti hatiku penyair, menghancurkanya berkeping-keping.' Menyenangkan sekali ceritanya.
Kau bisa menyaksikannya di berbagai portal berita atau berseliweran di laman media sosial. Seharusnya amat banyak untuk menjadi pelajaran. Tapi orang-orang, barangkali juga aku, masih saja menginvestasikan perasaan, seolah ada garansi yang menjanjikan jika terjadi kerusakan maka ada jaminan utuh seperti sedia kala.
Hmm, memang sedang musim gila sekarang.
56 notes
·
View notes
Text
Mengabadikan disini..
~*
Nak, Ibu nggak bikin trend video hai kids, sebab ibu lebih bahagia dengan menulis.
Ibu menceritakanmu dengan detail melalui tulisan kepada Allaah, ibu menuliskannya dengan perasaan malu. Menuliskanmu dengan detail barangkali adalah upaya ibu untuk mencintaimu. Tak apa dalam diam, sebab dalam diam cinta tetaplah cinta, bukan?
Nanti, kala satu hari Allaah takdirkan kita bertemu dan bertumbuh saling membersamai bersama. Akan ibu hadiahkan kamu puisi-puisi ibu selama ibu menunggumu.
Ibumu ini senang sekali menulis, sayang. kau dan Bapak abadi dalam tulisan-tulisan ibu. Hampir seluruh media sosial ibu mengabadikanmu dan kebaikan Bapak. Dan Tumblr adalah rumah paling nyaman untuk menulis buat ibu jauh sebelum ibu bertemu sama bapakmu, sayang. Karena bagi ibu, menulis adalah cara terbaik untuk menasehati diri,.
Nak, jika nanti kamu rindu dengan nasehat ibu, bacalah tulisan-tulisan ibu untukmu ini ya. Ibu menitipkanmu kepada Allaah, Dzat yang tidak akan mengkhianati titipan..
Ibu dan Bapak masih terus bertawakal kepada Allaah, sayang. Jadi anak yang Sholih ya, yang baik agama, akhlak dan adabnya. Ibu dan Bapak menyayangimu selalu, terutama Bapakmu. Tak henti-hentinya memperlakukan ibumu ini dengan begitu baik. Doakan banyak kebaikan untuk bapakmu dengan banyak kebaikan nanti ya.
Kakek dan nenek pun tak letih mendoakan kehadiran, kebaikan,dan keselamatan untukmu. Kamu dikelilingi oleh keluarga yang baik dan sangat menyayangimu dengan begitu. Insya Allaah, tahun ini ya kita bertemu (ini harapan dan doa ibu tak pernah putus). Sebab ibu yakin, tidak akan kembali dengan sia-sia sebuah doa yang telah kita panjatkan kepada Allaah. Allaah akan kabulkan, sebab Allaah mengabulkan setiap pinta dengan caraNya.
Akhir tahun lalu, ibu banyak menangis. Sebab ibu melihat orang-orang terkasih ibu kehilangan yang dicintainya. Ibu paham betul rasa kehilangan itu meski tidak sebanding rasa sakitnya. Tidak ada yang baik-baik saja dengan kehilangan ya. Namun sekali lagi ini hanya dunia kan ya, hanya sementara. Tidak ada yang benar-benar kita miliki. Ibu, kamu, bapak dan kakek nenek, om dan tantemu adalah milik Allaah. Jadi kemana-mana nulisnya ya ibu ini.
Sayang, ketika nanti kamu tumbuh dewasa dan tak lagi kau temukan ibu dan bapak disampingmu. Percayalah, kamu tidak akan benar-benar berjalan sendiri. Sebab Allaah yang akan menolongmu setiap waktu. Jangan lepas meminta pertolongan Allaah ya, sayang. Jangan jauh-jauh dari Allaah. Agar hidupmu tetap baik-baik saja.
Segala puji bagi Allaah dalam setiap keadaan.
Menenun doa dipenghujung waktu || 17.32
35 notes
·
View notes
Text
Suara malam mengantarkan kantukku sedikit terlambat malam ini. Sedang kelam telah cukup lama menyelimuti langit, membiarkan bintang-bintang menjadi corak, berkelip setiap detik.
Dari kamar ibu kudengar sayup firmanNya mengalun. Menjadi senandung pejam yang akan selalu kurindukan saat raga ini dan rumah saling berjauhan.
Sudah terlalu lama aku mencari bahagia di luar rumah. Bahkan pernah pada sosok yang ternyata tak pantas kupercaya. Sampai akhirnya kusadar, bahagia itu, yang bisa kurasakan di dunia, berada di bawah atap seng, di balik dinding batu, yang kusebut rumah.
Bahagia itu teraduk dalam wangi aroma masakan ibu di kuali, larut dalam segelas teh manis hangat milik ayah, memantul di senyum keduanya.
Bahagia itu tepat di depan mata, di balik pintu kayu yang terkuak setiap waktu, kala kupulang membawa rindu dalam tas ransel pemberian ibu.
Bahagia itu tersimpan di hati yang tak pernah ragu akan kasih sayang Allah yang mengalir lewat kasih ayah dan ibu.
Betapa lelahnya selama ini kucari bahagia di tempat yang salah.
Batusangkar, 10122023
#coretansebelumtidur#selfreminder#selftalk#desembernulis#writers on tumblr#writingproject#30 day challenge#30 day writing challenge
17 notes
·
View notes
Text
Selamat pagi Istanbul kala itu, bahasaku bukan rindu yang beranak pinak di dadamu, hingga daripada memahaminya kau lebih ingin terbebas darinya.
Tapi aku tetap ingin bicara, meski terbata dan hilang semua kosa kata. Sebab terakhir kali aku diam, kau pikir aku tak cinta.
12 notes
·
View notes