#hedonisme
Explore tagged Tumblr posts
chillinaris · 1 year ago
Text
Ada kecukupan di dunia untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak untuk KESERAKAHAN manusia.
10 notes · View notes
thevalley-ratler · 25 days ago
Photo
Tumblr media
Gaya Hidup Hedonisme Menikmati atau Mala Kehilangan Arah?
0 notes
yudhistirarwr · 23 days ago
Text
PERAN PENDIDIKA AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI Z
Gilang Yudhistira
UIN RADEN FATTAH PALEMBANG
Generasi Z (Gen Z) merujuk pada kelompok usia yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh besar di era digital dengan akses informasi yang sangat mudah melalui internet dan media sosial. Keberadaan teknologi yang sangat maju membuat Gen Z memiliki karakter yang khas, dengan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan teknologi serta kecenderungan untuk lebih mengutamakan individualisme dan kebebasan berekspresi. Namun, di sisi lain, mereka juga menghadapi tantangan besar terkait moralitas, etika, dan nilai-nilai hidup yang semakin terkikis di tengah derasnya arus globalisasi dan hedonisme.
Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moralitas generasi ini. Karakter yang baik, berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam, dapat membekali Gen Z dengan landasan yang kokoh untuk menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan agama Islam tidak hanya mengajarkan tentang teori-teori agama, tetapi juga membentuk sikap, perilaku, dan kebiasaan yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti akhlak mulia, tanggung jawab sosial, dan pengendalian diri.
Tulisan ini akan membahas peran pendidikan agama Islam dalam pembentukan karakter generasi Z, mengkaji tantangan yang dihadapi oleh Gen Z, serta bagaimana pendidikan agama Islam dapat menjadi solusi dalam menciptakan generasi yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan siap menghadapi dinamika kehidupan.
Generasi Z hidup dalam era yang serba canggih dengan berbagai tantangan yang tak pernah dihadapi oleh generasi sebelumnya. Salah satu tantangan terbesar adalah pengaruh negatif dari perkembangan teknologi dan media sosial. Informasi yang begitu mudah diakses mempengaruhi cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi sosial generasi ini. Di sisi lain, media sosial juga mempengaruhi pembentukan identitas diri mereka, yang kadang kala mengarah pada pencarian pengakuan dan kebahagiaan sesaat, seperti yang terlihat dalam fenomena influencer atau pencitraan diri yang berlebihan.
Tantangan lain yang dihadapi oleh Gen Z adalah tekanan untuk tampil sempurna, terutama dalam hal penampilan fisik, status sosial, dan kesuksesan materi. Dalam masyarakat yang semakin materialistis, generasi ini cenderung terjebak dalam gaya hidup konsumeristik yang mengutamakan kepuasan sesaat dan konsumsi barang-barang mewah. Hal ini seringkali mengabaikan nilai-nilai spiritual, etika, dan moralitas yang sejatinya lebih penting untuk membentuk kepribadian yang kuat dan positif.
Selain itu, Gen Z juga mengalami tantangan dalam hal kesehatan mental. Dengan berbagai tekanan sosial dan akademik, ditambah dengan tuntutan di dunia maya, banyak dari mereka yang merasa tertekan, cemas, bahkan depresi. Keseimbangan antara kehidupan nyata dan dunia maya seringkali sulit dicapai, yang menyebabkan masalah kesehatan mental semakin meningkat di kalangan remaja. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem pendidikan yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan akademik, tetapi juga pembentukan karakter yang mampu menjaga kesejahteraan mental dan spiritual mereka.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pendidikan agama Islam dapat memberikan solusi yang efektif dalam pembentukan karakter generasi Z. Pendidikan agama Islam tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan ajaran-ajaran agama, tetapi juga untuk membentuk akhlak, moralitas, dan etika yang dapat membantu mereka menjalani kehidupan dengan baik dan benar. Beberapa aspek penting yang dapat diperoleh dari pendidikan agama Islam antara lain adalah pembentukan akhlak mulia, penguatan nilai-nilai spiritual, dan penanaman sikap tanggung jawab sosial.
Akhlak adalah salah satu aspek terpenting dalam ajaran agama Islam. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad). Dalam konteks ini, pendidikan agama Islam dapat membimbing generasi Z untuk mengembangkan sifat-sifat mulia, seperti jujur, amanah, rendah hati, sabar, dan toleran. Di tengah era yang penuh dengan pergaulan bebas dan hedonisme, pendidikan agama Islam dapat menjadi penyeimbang yang membantu mereka untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kejujuran.
Dengan menanamkan prinsip-prinsip akhlak yang baik, generasi Z akan lebih mampu menjaga sikap dan perilaku mereka dalam berbagai situasi. Misalnya, dalam pergaulan di dunia maya, mereka akan lebih mampu menjaga diri dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, seperti bullying, fitnah, atau konten-konten yang tidak mendidik.
Pendidikan agama Islam juga sangat penting dalam membangun kesadaran spiritual yang dapat memberikan kekuatan batin. Dalam kehidupan yang serba materialistik, generasi Z sering kali lupa akan makna kehidupan yang lebih mendalam. Islam mengajarkan bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, dan tujuan utama hidup adalah untuk beribadah kepada Allah dan mencapai kebahagiaan di akhirat.
Generasi Z yang dibekali dengan nilai-nilai spiritual yang kuat akan memiliki pandangan hidup yang lebih luas dan tidak terjebak dalam pencarian kebahagiaan duniawi semata. Dengan mempelajari konsep-konsep dalam Islam seperti takdir, tawakkal, dan sabar, mereka akan lebih mudah menerima kenyataan hidup dan tidak mudah terpuruk dalam kesulitan. Mereka juga akan lebih mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur dan ketenangan.
Islam mengajarkan pentingnya hidup bermasyarakat dan peduli terhadap sesama. Konsep amal jariyah, sedekah, dan tolong-menolong sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Pendidikan agama Islam dapat menanamkan kesadaran kepada generasi Z akan pentingnya tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain, baik itu dalam konteks keluarga, masyarakat, maupun negara.
Dalam dunia yang semakin individualistis, sikap peduli terhadap sesama seringkali terabaikan. Namun, dengan pendidikan agama Islam yang mengajarkan untuk berbagi dan membantu orang yang membutuhkan, generasi Z akan tumbuh menjadi individu yang lebih empatik, peduli, dan bertanggung jawab. Hal ini dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling mendukung.
Dalam era yang penuh dengan tekanan mental, pendidikan agama Islam juga dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung kesehatan mental generasi Z. Islam mengajarkan konsep tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin. Dengan memahami konsep ini, generasi Z dapat belajar untuk tidak terlalu terbebani oleh tekanan hidup dan merasa lebih tenang dalam menghadapi masalah.
Selain itu, melalui ibadah-ibadah seperti salat, puasa, dan dzikir, generasi Z dapat merasakan kedamaian batin yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan mental mereka. Salah satu cara Islam untuk mengatasi stres adalah dengan memperbanyak doa dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah. Ini dapat membantu mereka untuk tetap positif dalam menghadapi tantangan hidup.
Salah satu ajaran utama dalam Islam adalah tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Dalam Surah Al-Ahzab (33:72), Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, namun dipikul oleh manusia." Ayat ini mengingatkan Generasi Z tentang pentingnya mengambil tanggung jawab dan tidak menghindar dari tugas atau kewajiban, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun di tengah masyarakat.
Islam sangat mendorong umatnya untuk mencari ilmu. Dalam Surah Al-Alaq (96:1-5), Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk membaca dan menuntut ilmu. Pendidikan agama Islam dapat memberikan motivasi bagi Generasi Z untuk terus belajar, berkembang, dan tidak hanya terfokus pada pencapaian duniawi, tetapi juga memahami makna hidup yang lebih dalam. Generasi Z yang cenderung mudah terpengaruh oleh tren media sosial dan informasi yang tidak selalu akurat, perlu diajarkan untuk selektif dalam menerima informasi dan mencari kebenaran.
Meskipun pendidikan agama Islam memiliki potensi besar dalam membentuk karakter, ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah pengaruh negatif dari media sosial yang seringkali tidak sejalan dengan nilai-nilai agama. Untuk itu, pendidikan agama Islam harus diintegrasikan dengan teknologi dan media sosial yang bijak, sehingga Generasi Z dapat memanfaatkan kemajuan teknologi tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai moralnya.Penting juga untuk melibatkan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan agama. Keterlibatan orang tua dalam mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam akan memberikan dampak yang lebih besar, terutama dalam lingkungan yang semakin terbuka terhadap budaya luar.
𝙆𝙚𝙨𝙞𝙢𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣
Pendidikan agama Islam memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter generasi Z. Dalam menghadapi berbagai tantangan di era digital dan globalisasi, pendidikan agama Islam dapat membekali mereka dengan akhlak mulia, nilai-nilai spiritual, serta sikap tanggung jawab sosial yang akan membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan lebih siap menghadapi dinamika kehidupan. Melalui strategi implementasi yang tepat, pendidikan agama Islam dapat memberikan kontribusi besar dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam moralitas dan spiritualitas.
𝙍𝙚𝙛𝙧𝙚𝙣𝙖𝙘𝙚𝙨
Al-Quran Surah al-Luqman (31:12),Surah al-Ahzab (33:72),Al-ashr (103:1-3).
Al-Hadits nabi Muhammad saw.
Rahmawati, A., Astuti, D. M., Harun, F. H., & Rofiq, M. K. (2023). PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI KALANGAN GEN-Z.
𝙀𝙨𝙚𝙣𝙨𝙞 𝙥𝙚𝙣𝙪𝙡𝙞𝙨𝙖𝙣
Essai pendidikan ini merupakan tugas yang di berikan kepada kami fakultas Ilmu tarbiyah dan keguruan UIN raden fattah Palembang,dengan judul "Pendidikan agama islam dalam pembentukan karakter generasi Z" yang bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya peran pendidikan agama islam dalam pembentukan karakter Gen Z.
Esensi penulisan tentang tulisan ini adalah untuk menggali bagaimana pendidikan agama Islam tidak hanya mengajarkan ajaran ritual, tetapi juga menjadi pilar dalam membangun karakter generasi Z yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu menjaga integritas di tengah arus informasi yang tak terbatas.
Pendidikan Agama Islam mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, serta empati, yang sangat relevan untuk membentuk pribadi yang tidak hanya unggul di dunia akademik atau karier, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan spiritual. Di sisi lain, dunia digital yang kerap kali menawarkan hiburan instan dan interaksi yang superficial, menjadikan pendidikan agama sebagai penyeimbang yang mampu memberi arah dan tujuan yang lebih bermakna.
Dengan pendekatan yang kontekstual dan relevan terhadap tantangan zaman, pendidikan agama Islam dapat menjadi bekal yang kuat dalam mencetak generasi Z yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Pembentukan karakter melalui ajaran agama Islam akan memberikan landasan yang kokoh bagi mereka untuk menghadapi tantangan global, sambil tetap mempertahankan identitas dan moralitas yang baik.
2 notes · View notes
arkanthehermit51111 · 1 month ago
Text
Pleasure of leisure "Hedonisme"
Tumblr media
4 notes · View notes
aufhanaja · 10 months ago
Text
Dear diri
Di sela sela hidup, kadang termenung " why life is so difficult? " rasanya sudah berusaha berfikiran positif, sudah berjuang sebisa mungkin, tapi kadang hasil masih belum menyesuaikan angan kita. Keluhan demi keluhan terlontar tanpa diminta.
Stop sampai disini ya, keluhan keluhannya. Stop sampai disini bilang cape nya, kita semua merasakan cape dengan kadar masing masing, kadang memang diri ini perlu ditampar lagi, kadang society yang terus menyuarakan kapitalisme dan hedonisme perlu kita bungkam sejadi jadinya. Dengan perlawanan kita yang mungkin sedikit mundur kebelakang.
Dear diri, pelankan langkahmu sedikit.
Larimu mungkin terlalu tergesa
Merunduk yuk, kita lihat teman teman kita dengan tawanya, meski tak tahu besok masih hidup atau engga
Merunduk yuk, kita inget temen temen palestina dengan syukurnya, saat sudah tak lagi ada makanan disimpan mereka keciil sekali keluhannya
Dan saat dijatuhkan gandum dari udara, syukur mereka tak terhingga.
Mereka inget betul, pertolongan Allah itu dekat. Kemenangan pasti nyata.
Kita juga akan gitu kan? Meski belum sehebat mereka, kita juga belajar yakin semua yang sakit ini akan Allah bantu, semua yang berat ini akan ada pahalanya, semua yang cape akan ada keindahan setelah nya. Dan terakhir, makasih ya udah berjuang dan bertahan sejauh ini :) 🦋🤍
Afn~ 🌸
5 notes · View notes
naufalhafizh · 1 year ago
Text
Tumblr media
terima kasih
#draft
senja ditutup dengan gerimis dingin, selaras mengikut prakiraan tentang ketidakstabilan iklim pada kuartal dua tahun ini. siluet pohon-pohon baja makin terlihat mengabu, beserta dengannya gemerlap hingar-bingar videotron kian nampak beradu satu sama lain.
sistem pembuluh sistemik kurasa adalah pengibaratan yang layak bagi tol dalam kota malam ini; kepadatan lalu lintas kearah kota-kota satelit tengah berisikan jiwa-jiwa yang lelah dan suntuk, sangat mual dengan karbondioksida hedonisme dan polusi kepentingan golongan yang lengket mencipta kantuk.
dibalik jendela mobil yang berembun, matanya lihai menatap pendar ibukota secara dalam. suasana yang kian syahdu setelah lagu-lagu chrisye diputar menemani sisa perjalanan, cukup untuk memutar selaksa kenangan baginya.
mobil timor keluaran 1999 itu melesat, membelah jalan protokol nasional sembari mencipta deru-deru sekelebat. dibawanya pria kecil yang baru saja menenun kepatah-hatian dari seseorang yang disukanya, harap-harap baginya hal itu akan nampak lebih dari sekedar sela diksi tak berjiwa dengan nama:
"Kapan Ku Harus Berterimakasih?"
#
Angkasa begitu lihai meredup # Pada makhluk yang tak sepenuhnya hidup
Deras batin bergejolak # Untuk apa dirimu mengelak?
Ujarku disergap jerit hati # Intuisimu melengking, menebas mati
Siang-siang yang kian usang # Melepas sauh menghadap pasang
Bersiap kembali pada semula # Tiada kasih membelah cakrawala
Batin ini regas # nyatanya, tercerabut pada alasan yang sama sekali tak berlandas
Resah # tak terbilang tiap singgah. Ku hampir menyerah
Hilang arah # Berlarut-larut menjelma gelisah
dibinanya arwah-arwah bisu 'tuk menghadap pada palung berwajah firdaus;
sebuah realita penuh kegelapan yang berideologikan pemaknaan surgawi dibalik perang nafsu yang kian teruk.
dalam sudut pandang penonton, palung firdaus ialah manifestasi yang logis atas hipokritisme rasa insan. mengalir seakan hal itu adalah solusi paling simetris dalam membunuh perasaan.
dan kau, adalah sekian dari penuntun yang menggiringku pada jurang itu. kau lihai memilih alur, seakan kau tengah membawa bom waktu yang sewaktu-waktu meledak. kau menghindar seiring perjalanan, memilih tuli disamping ragaku yang terus-terusan kelimpungan mencari makna akhir kita.
hingga tepi jurang, kita saling tatap. kulihat manik mata indah yang dulu sangat kudambakan. kulihat lesung di pipimu, yang dulu menjadi alasanku untuk tetap bersemangat menjalani hari sebagai seorang teman. kulihat hidungmu yang memerah, yang menjadi bahan bagiku untuk selalu menjahilimu kala kita semeja.
entah kapan kali terakhir kudengar suara mungil itu, yang dengannya jantungku berdegup begitu indah.
dan ya, hingga akhir, tak ada satupun dialog terujar diantara kita. kita berakhir menjadi makhluk yang tak sepenuhnya hidup. batin kita bergolak pada raga masing-masing, bertanya, berputar dalam logika semrawut yang kita ciptakan sendiri.
kau tinggalkan jasad ini, disaat penuntun lain mendorong jiwa yang dibawanya. kau sisakan diriku seorang untuk lantas memilih pilihannya sendiri, entah mengikuti mu kembali, atau jatuh lantas menjadi jiwa yang baru.
namun kala itu, satu hal yang begitu janggal terlintas, suatu hal yang selalu kuucapkan pada setiap yang kutemui, begitu rumit untuk kukatakan.
aku membusuk kebingungan, terus berdiri dimulut jurang. termenung atas kapan waktu yang tepat untukku mengucap terima kasih.
hingga kau sirna, dan aku terjatuh.
###
8 notes · View notes
situs-wishslot · 9 months ago
Text
Tumblr media
Hedonisme dan gaya hidup mewah jelas tak bisa dilepaskan dari sosok pebisnis Helena Lim. Banyak barang branded dengan harga selangit yang pernah dipamerkannya, membuat Helena juga ramai dikenal sebagai sosialita Ibu Kota.
Artikel ini telah tayang di Suara.com dengan judul "Kini Terseret Dugaan Korupsi dan mempunyai situs judi online di indonesia, Helena Lim si Crazy Rich PIK Gelagapan Ditanya Sumber Kekayaannya", Klik untuk baca: kini-terseret-dugaan-korupsi-helena-lim-si-crazy-rich-pik-gelagapan-ditanya-sumber-kekayaannya.
2 notes · View notes
febialonaa · 2 years ago
Text
S.U.A.M.I.M.U
Jika ada orang yang bertanya tentang
"Suamimu kerja dimana? Kerja apa?"
Sebenarnya mereka sedang mengukur bagaimana cara memperlakukan kita selanjutnya.
Kalau jawabannya:
"suami saya kuli serabutan"
Kira-kira perlakuan mereka akan sama tidak dengan jawaban "suami saya CEO"?
atau "suami saya Dirut"?
atau "suami saya Presiden"?
Ya gitulah pokoknyalah ya...
Jaman sekarang berkenalan, berteman baik itu, selalu diawali dengan lihat siapa mereka, ada atau tidak berada,
Berada ya di temani, tidak yaa dijauhi
Siapa yg begini?
Ada...
Banyak...
Itulah mengapa kita sebaiknya memilih jaga jarak dengan teman yang berpotensi mengajak hidup ala hedonisme (kadar gengsi Tinggi)
Bukan tidak mau berteman, tapi untuk menghindari alam bawah sadar kita akan merasa harus bisa seperti mereka.
Kalau suami mampu.
Kalau tidak,,,!!!???
Jika itu bisa di jadikan motivasi.
Jika hanya dijadikan alasan untuk berkeluh kesah?
Bahagialah dengan caramu sendiri.
Suamimu menjadi apa, seperti apa, atau malah bukan siapa-siapa.
Ia adalah orang yang paling berhak atas hormat dan patuhnya kita.
Sikap orang lain padamu, hanya karena suamimu bukan siapa-siapa, anggap saja iklan.
Jika tidak suka, ganti channel.
#quotes #quotesindonesia #quoteshariini #inspirasihidup #febialona
instagram
7 notes · View notes
cocotangaje · 2 years ago
Text
Persentase keuangan gue masih 50% buat foya-foya, 40% buat kebutuhan dan 10% buat tabungan. SUSAH BANGET NAHAN BUAT HEDONISME anjir gue seneng banget ngabisin duit buat jajanin keluarga, ngopi, jajan, sama rokok.
5 notes · View notes
ruangrindusblog · 2 years ago
Text
Aku muak...
Muak akan kepurak2an ini, hidup layaknya bergelimbangan material tapi faktanya sedang mengalami kebangkrutan!
Aku muak...
Tampil bak seperti dermawan, faktanya aku terpasung pada stigma hedonisme yang ku ciptakan sendiri!
Aku muak...
Tampil bak seprti terpelajar, tapi realitanya aku bodoh, bahkan aku hina ketika dalam keadaan sendirian!
Aku muak........
2 notes · View notes
elpridaagustina · 2 years ago
Text
Akhirnya saya memahami bahwa tidak semua perjalanan hidup saya bisa cocok untuk saya bagikan kepada orang lain. Baru-baru ini saya merasakan hal yang membuat saya bersedih, mengapa dulu saya membagikannya kepada orang yang terlihat sudah cukup dewasa untuk mengerti, namun ternyata tidak.
Saya dan suami menggabungkan uang kami sebelum menikah, tujuannya untuk sama-sama dapat memahami kemampuan finansial kami serta memberikan semangat untuk menabung bersama. Untuk kami, it works. Suami saya selalu berkata "sebanyak apapun uang kita, kita harus selalu berpikir bahwa ini masih terlalu sedikit. Uang sewaktu2 bisa hilang, entah karena sakit atau kondisi darurat lainnya. Hal itu untuk menghindari perasaan untuk bermegah hati dan hedonisme." Mindset tersebut yang saya bawa sampai saat ini.
Saya sedih, saat pola yang sama dilakukan oleh orang lain, malah menjadi bumerang untuknya. Pihak-pihak lain memanfaatkannya karena jumlah uangnya terungkap, sayangnya dia tidak merasa sedang dibodohi dan dimanfaatkan demi egonya sendiri.
Hal yang sama juga terkait dengan isu medis. Pengalaman ketika saya menyusui dulu. Saya tidak akan pernah lagi memberikan saran-saran berdasar pendapat pribadi, tapi selalu berpegang dengan argumen medis. Saat ini pun saya berjanji untuk memberikan solusi berupa "go seek for help". Either ke pekerja medis atau kepada orang yang ahli untuk itu.
Namun juga, banyak orang yang tidak paham atau terima bahwa dirinya sedang butuh pertolongan. Bagi saya, saya tidak akan berkeras hati jika orang terdekat saya menyarankan saya untuk mencari pertolongan.
Semoga Tuhan senantiasa menolong dan kita senantiasa melembutkan hati untuk mau terus belajar.
2 notes · View notes
chillinaris · 5 months ago
Text
Tumblr media
Kebaikan itu akan menular, kejahatan pun sama akan menular.
Maka carilah circle pertemanan yang baik, yang membawa dampak positif, yang bermanfaat yang membawamu kepada kemaslahatan, yang senantiasa memberi semangat dan selalu menasehati, MENGINGATKAN kita di kala saatnya salah dan khilaf.
Semoga kita mendapat teman dan sahabat yang baik dunia dan akhirat.
5 notes · View notes
futuristicnephowizard · 4 days ago
Text
Seiring bertambahnya usia, aku semakin sering bertanya pada diriku sendiri: apa arti cinta yang sesungguhnya?
Dulu, aku mengira cinta hanya soal perasaan terhadap seseorang, tentang hubungan yang memberi warna dalam hidup. Dan itu tidaklah salah. Hanya saja, seiring waktu dan perjalanan hidup—termasuk warna hitam dari hubungan-hubungan masa lalu—aku menyadari bahwa cinta itu tidak terbatas hanya pada mereka yang datang dan pergi.
Cinta itu berevolusi, beriringan dengan semua laki-laki yang pernah hadir dalam hidup, memberikan kita pengetahuan tentang diri sendiri. Sakit hati yang mereka tinggalkan bukan hanya pelajaran tentang kehilangan, tetapi juga cara untuk lebih mengenal diri sendiri: apa yang kita mau dan apa yang tidak kita inginkan dalam sebuah hubungan. Dari mereka, aku belajar bahwa kepekaan yang kumiliki tidak hanya untuk mencintai mereka, tetapi juga untuk mencintai sesuatu yang lebih besar—tanah air ini.
Untuk semua laki-laki yang pernah menjadi bagian dari cerita hidupku, terima kasih. Karena kalian, aku menemukan bahwa kepekaan yang kumiliki ternyata lebih luas, lebih dalam, dan lebih berarti.
Cinta yang aku rasakan hari ini adalah cinta kepada TANAH AIR.
Namun, cinta ini bukan tanpa syarat, bukan pula tanpa kritik. Perasaan itu tumbuh dari kesadaran bahwa aku hidup di tengah bangsa yang penuh tantangan, di mana kebijakan sering kali terasa berat sebelah, meninggalkan rakyat kecil berjuang sendiri. Padahal, sebuah negara ada untuk rakyatnya, bukan sebaliknya. Rakyat bisa merasakan sakit; negara tidak bisa merasakan sakit.
Di tengah hiruk-pikuk kebijakan dan ketidakadilan, ada satu hal yang tidak bisa diabaikan: bagaimana perpolitikan di Indonesia saat ini seakan tergerus oleh standar hedonisme yang terpampang di media sosial. Diskusi yang seharusnya berpusat pada kebijakan publik, kesejahteraan rakyat, dan masa depan bangsa malah tertutupi oleh hiruk-pikuk kehidupan glamor yang sangat tidak relevan. Generasi kita lebih sering terjebak dalam membandingkan diri dengan gaya hidup mewah daripada memikirkan arah negara kita.
Nilai-nilai kesederhanaan perlahan hilang dari wujud pemikiran generasi kita. Padahal, kesederhanaan bukanlah tanda kemiskinan. Kesederhanaan adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kepedulian dan kepekaan terhadap keadaan di sekitar kita.
Di usia akhir 20-an ini, aku mulai menyadari bahwa perjuangan kita tidak selalu tentang mengejar kebahagiaan pribadi, tetapi juga tentang tanggung jawab kita terhadap negara.
Sebagai rakyat, kita tidak boleh terjebak dalam narasi bahwa negara ini hanya milik segelintir elit. Kita harus menjadi individu yang berani mempertanyakan kebijakan yang tidak adil dan melawan sistem yang tidak berpihak kepada rakyat. Cinta kepada negara tidak berarti diam menerima semuanya, tetapi berani mengkritik dan memperjuangkan apa yang benar.
Kenaikan PPN 12% hanyalah salah satu contoh dari ketimpangan yang terjadi. Sementara itu, janji-janji pemerintah untuk “kemajuan negara” sering kali hanya menjadi retorika kosong, meninggalkan rakyat kecil berjuang sendirian. Namun, aku percaya, perubahan tidak pernah datang dari diam.
Dulu, air mataku adalah simbol dari sakit hati yang kudapatkan dari cinta liar untuk seseorang. Sekarang, meskipun tidak kurang berharganya, air mataku adalah simbol perjuangan. Ketika aku melihat kondisi bangsa ini, aku tahu bahwa waktu kita, tenaga kita, dan bahkan kesedihan kita lebih berguna untuk memperbaiki negeri ini daripada sekadar mencari kebahagiaan sementara.
Sebab, kebahagiaan sebuah negara yang sejati hanya bisa lahir dari rasa adil dan sejahtera untuk semua.
0 notes
ahmadyaasinubaidillah · 22 days ago
Text
Peran Pendidikan Agama Islam di Era Modern
Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda di era modern ini. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan agama Islam tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah dan spiritualitas, tetapi juga sebagai pilar utama dalam membangun masyarakat yang beretika dan bermoral.
Penguatan Nilai-Nilai Moral dan Etika Pendidikan agama Islam memberikan fondasi nilai-nilai moral dan etika yang kuat kepada peserta didik. Dalam era modern yang sering kali menghadirkan tantangan dalam bentuk materialisme dan hedonisme, pendidikan agama Islam berperan sebagai penjaga dan pelindung nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kesederhanaan, dan tanggung jawab.
Pembentukan Karakter yang Kuat Selain nilai-nilai moral, pendidikan agama Islam juga fokus pada pembentukan karakter yang kuat. Ajaran-ajaran Islam mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan dalam setiap aspek kehidupan. Karakter-karakter ini sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang ada di era modern.
Peningkatan Kompetensi Sosial Pendidikan agama Islam juga meningkatkan kompetensi sosial peserta didik dengan mengajarkan pentingnya kebersamaan, toleransi, dan gotong royong. Dalam masyarakat yang semakin majemuk, kemampuan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan berbagai kelompok dan agama menjadi semakin penting.
Pembangunan Kepribadian Berbasis Spiritual Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, pendidikan agama Islam membantu individu menemukan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, peserta didik dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bermakna.
Peran dalam Pembangunan Masyarakat Pendidikan agama Islam juga berperan dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik. Melalui dakwah dan kegiatan sosial, individu yang terdidik secara agama dapat memberikan kontribusi positif bagi komunitasnya, baik dalam bentuk pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan sosial.
Referensi:
Ali, A. (2020). Pendidikan Agama Islam: Konsep dan Implementasi. Jakarta: Pustaka Islami.
Rahman, F. (2019). Nilai-Nilai Islam dalam Pendidikan. Bandung: Mizan.
Yusuf, H. (2018). Islam dan Tantangan Modernitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
1 note · View note
ayuniamandaaa · 4 months ago
Text
Perselingkuhan: Penghianatan pada prinsip dan nilai.
Tumblr media
Perselingkuhan adalah bentuk paling keji dari pengkhianatan, tidak hanya terhadap pasangan, tetapi juga terhadap prinsip moral dan nilai-nilai dasar manusia. Di masyarakat yang memegang teguh integritas, perselingkuhan seharusnya dipandang sebagai perbuatan tercela, sebuah tindakan yang menghancurkan fondasi kepercayaan dan merendahkan harga diri.
Dalam sebuah hubungan, komitmen bukan sekadar janji kosong. Itu adalah ikatan yang dibangun di atas kepercayaan, penghormatan, dan tanggung jawab bersama. Ketika seseorang berselingkuh, ia bukan hanya melanggar janji pada pasangannya, tetapi juga mencederai makna sejati dari cinta dan kesetiaan. Ini adalah tindakan yang mengorbankan prinsip-prinsip luhur demi kepuasan sesaat.
Perselingkuhan mengungkap sisi gelap dari ketidakmampuan seseorang untuk memegang teguh nilai-nilai moral. Ini bukan sekadar “kesalahan” yang bisa dimaafkan dengan permintaan maaf yang mudah. Ini adalah cerminan dari karakter yang lemah dan pengecut, yang memilih jalan pintas daripada menghadapi tantangan dengan kejujuran.
Kritisnya, dalam budaya yang cenderung memaafkan atau bahkan meromantisasi perselingkuhan, kita harus bertanya: Di mana kita menempatkan nilai-nilai kita? Apakah kita membiarkan standar moral kita luntur karena godaan dan hedonisme, ataukah kita berdiri teguh untuk mempertahankan martabat dan integritas?
Tidak ada alasan yang cukup kuat untuk membenarkan perselingkuhan. Bagi mereka yang terlibat, ini adalah penghianatan pada diri sendiri, menghancurkan segala sesuatu yang diperjuangkan dalam hubungan. Bagi masyarakat, ini adalah tanda dari erosi nilai-nilai yang dulu kita junjung tinggi.
Pada akhirnya, perselingkuhan bukan hanya tentang cinta yang kandas, tetapi juga tentang krisis nilai yang mengancam struktur moral kita. Jika kita terus membiarkan perselingkuhan merajalela, kita harus siap menghadapi konsekuensi dari masyarakat yang kehilangan kompas moralnya. Dan itulah pengkhianatan terbesar dari semuanya.
0 notes
peanutjar-blog · 4 months ago
Text
Ingin Dibawa Kemana Bonus Demografi di Indonesia Saat Ini
Hari ini semua orang melakukan selebrasi hari kemerdekaan, tak ayal sebuah peringatan atau memang dihayati sebagai sebenar-benarnya merdeka. Namun, apakah kita sudah benar-benar merdeka? - Catatan 17 Augustus 2024
Tahun 2015 merupakan awal tahun Indonesia mengalami bonus demografi dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada tahun 2020-2035, dimana jumlah penduduk usia produktif mengalami kelonjakan yang besar dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja dan pelaku ekonomi demi mempercepat pencapaian tujuan-tujuan pembangunan. Tetapi banyaknya data jumlah masyarakat usia produktif ini tidak diimbangi dengan peluang pekerjaan yang memadai, justru terjadi ketimpangan via DATAin BPS.
Artikel KOMPAS berjudul “Kelas Menengah: dari Zona Nyaman ke Zona Makan” menyebut tentang perlindungan sosial kelas menengah perlu mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang memadai, instrumen perlindungan sosial dan lapangan kerja kelas menengah memang perlu dipikirkan. Mereka tak tergolong miskin tetapi guncangan ekonomi dapat mengantar mereka kepada kemiskinan. Data BPS menunjukkan, peningkatan penganggur muda justru terjadi di kelompok tamatan SMK. Mungkin karena apa yang dipelajari di SMK tak cocok dengan kebutuhan perusahaan.
3,6 juta Gen Z usia 15-24 tahun per Februari 2024 menganggur tahun ini, mengutip data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS).  Ada sejumlah faktor yang membuat banyak anak muda menganggur, salah satunya salah memilih sekolah dan jurusan bahkan tidak bisa melanjutkan ke bangku perkuliahan. Menurut Denni Puspa Purbasari (Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja) dalam wawancaranya yang dimuat pada laman CNBC Indonesia, mengatakan yang menjadi persoalan saat ini memang adalah anak muda yang tak terserap di dunia kerja, meski sudah memiliki gelar sarjana penyebabnya ialah salah jurusan perkuliahan yang mereka ikuti tak ada kaitannya dengan kebutuhan perusahaan di Indonesia.
Sementara pada periode Januari-Mei 2024 terjadi gelombang PHK yang cukup signifikan, yang berdampak pada daya beli masyarakat dan memunculkan tren deflasi. Hal ini cukup menyita perhatian Gen Z yang sebagian besar baru memasuki dunia kerja atau baru beberapa tahun membangun karir, tentu belum memiliki kesehatan finansial yang baik sehingga berpotensi menjadi Generasi Sandwich, generasi yang membiayai kebutuhan hidup orang tua (lansia) serta menanggung kebutuhan adiknya seperti biaya sekolah dan lainnya dilansir dari CNBC Indonesia.
Masalah pengangguran yang terus meningkat sebenarnya bukan hanya karena skill atau kurangnya keterampilan yang dimiliki masyarakat. Namun, berasal dari kurangnya lapangan kerja serta iklim usaha yang kembang kempis. Meskipun pemerintah sudah menggelontorkan dana untuk Kartu Pra-Kerja, sejatinya ini bukanlah gaji melainkan dana insentif untuk para pencari kerja ikut serta dalam pelatihan-pelatihan kompetensi kerja dan solusi ini tidak menyentuh akar masalah.
Meningkatnya angka pengangguran tidak bisa dilepaskan dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal, pertama adalah kemalasan individu. Cara pandang kapitalis saat ini memengaruhi cara berpikir masyarakat, ingin serba instan, gaya hidup hedonisme dan kedua rendahnya pendidikan serta keterampilan. Ingin sekolah, biayanya mahal. Adapun faktor eksternal disebabkan adanya ketimpangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan lapangan kerja, kebijakan pemerintah tidak prorakyat dalam hal ini SDM banyak diambil dari luar negeri, kemudian banyaknya tenaga kerja wanita karena mempekerjakan kaum wanita tak banyak tuntutan dibandingkan laki-laki.
Dalam Islam, tugas negara tidak hanya menyediakan platform pelatihan dan bukan hanya berfungsi sebagai regulator, melainkan melayani kebutuhan dasar masyarakat secara optimal. Negara harus memastikan bantuan sosial kepada masyarakat tepat sasaran, politikus Nasdem Charles Meikyansah berpendapat bahwa Gen Z sulit mendapat kerja karena kebijakan dan syarat mendapat pekerjaan terlalu sulit, sehingga harus dibahas lebih komprehensif dengan mengurai akar permasalahannya via wartaekonomi.co.id
Oleh karenanya, mengatasi permasalahan ini tidak cukup dengan solusi parsial atau tambal sulam. Melainkan dinihilkannya penerapan kebijakan berdasarkan kapitalisme yang akan mengesampingkan posisi rakyat dari segi kesejahteraan, kesehatan.
PEANUT JAR | 17 Agustus 2024
0 notes