#Bangkit
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mas, kamu datang tanpa rencana. Dan dari kamu, setidaknya aku bisa berucap bahwa masa depan ternyata tidak semenakutkan itu. Meski aku tidak tau nanti akan seperti apa, tapi dari kamu aku tidak takut lagi membuat rencana-rencana indah. Ya Allah terima kasih sudah membawanya.
42 notes
·
View notes
Text
22:28
#bangkit
Kadang, bangkit bukan soal melupakan patah, tapi menerima bahwa kita bisa tumbuh meski retak. Setiap kali jatuh, aku belajar cara untuk lebih kuat, bukan dengan menutup luka, tapi dengan merawatnya. Karena bangkit bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang berani mencoba lagi.
@ffahraa , hari keduapuluh dua dari #28hariberprosa
62 notes
·
View notes
Text
Ini kisah hidup anak manusia yang dihidupkan tapi merasa dirinya tiada, yang rautnya sumringah bahagia tapi hatinya luka berdarah-darah, yang hidupnya utuh tapi terbelah pilu hingga binasa.
Ini bukan tentang patah hati perihal cinta, tapi hal-hal yang ia percaya ternyata tak sesempurna yang terlihat oleh matanya. Sekali lagi ini bukan patah perihal cinta, tapi perihal kisah hidup anak manusia yang hidup dalam belenggu kepalsuan dan kebahagiaan yang tak terasa sebagaimana mestinya terlihat maupun dirasa.
la hidup begitu nyata, nelangsa masuk hingga jiwa. Ia tak butuh maaf hanya peluk yang sedari dulu ia dambakan kala. Rumah yang seharusnya untuknya kini tiada. Entah kemana ia harus pulang. Anak manusia yang baru saja tumbuh dewasa itu, dipaksa bangkit menghadapi kenyataan bahwa rumah tak selalu harus menjadi tempat berpulang dan ia harus belajar untuk terbiasa dengan sepi maupun.
Dibentangkan oleh @hallosalma sedikit di acak-acak oleh @by-u
22-02-2025.
26 notes
·
View notes
Text
"Jikalau sumbu milikku tak lagi menerka-nerkamu, itu berarti kau tak cukup untuk menjadi nyala api bagiku.
Tatkala rayu aksara milikku tak lagi menuliskanmu, itu bermakna bahwa kau telah jauh berpaling dariku.
Binar netramu hanya terpatri pada ia yang bahkan tiada menatapmu barang sekali windu.
Kau hanya perjuangakan ia yang sejak awal tiada tuju yang sama denganmu."
Sadarkah rupanya kau membuang banyak waktu? Lalu mengorbankan seseorang yang rela jiwanya hanya untukmu? Perihal rasa, kupikir akan membuat raga dan hati ini selalu menunggumu. Namun rupanya tidak.
Setelah rapuh dan patah itu, aku bersaksi : Tiada bangkit, kecuali aku membiarkan engkau pergi, s e l a m a n y a.
-Rahl, 22225
#28hariberprosa#jejaringbiru#puanberaksara#tadikamesra#bangkit#sastra#aksara#prosa#sajak#text post#puisi#penulis indonesia#tulisan#karya tulis#viralpost#poetry#poem#bait kata#fypシ#tumblr fyp#my post#pengarangrahl
31 notes
·
View notes
Text
Bangkit
Oleh: Kevin setyawan
Kau hadir membangkitkanku pada jiwa yang telah rapuh dalam hati yang kian terpuruk.
Rangkulan tanganmu sehangat mentari pagi memberiku semangat seolah aku bisa hadapi jutaaan badai yang menghalangiku di depan sana.
Terima kasih sudah menopangku melewati hari tergelapku membuatku seolah kuat untuk melangkah mendaki jutaan gunung tertinggi sekalipun.
Karenamu adalah semangatku jutaan rasa membuatku kembali hadir untuk terus membangkitkan jiwa yang telah hancur ini.
23 notes
·
View notes
Text
342
Ketika melihat takdir nampak tak memiliki ketertarikan yang sama, beberapa akan berusaha menginjak rem dalam-dalam untuk menghentikan asa tertingginya. Sedangkan baginya, terpuruk sebentar kemudian bangkit dengan sabuk yang lebih dikencangkan. Ia memilih berjuang entah apapun hasil akhirnya.
Meskipun nampak mustahil, tetap akan dilawannya dengan cara-cara yang lebih mustahil lainnya.
—22.02.2025
20 notes
·
View notes
Text
Tidak Selamanya...
Pernah patah bukan berarti selamanya patah. Meski perlahan, seseorang berhak meregulasi jalan hidupnya untuk bangkit dan melaju hingga puncak mimpi.
Pernah jatuh bukan berarti selamanya jatuh. Bangun adalah satu-satunya pilihan bagi ia yang tak mau menelan pahitnya kehidupan seumur hidup. Ia akan bangun memulai kembali asa baru menapaki setiap langkah yang telah tertunda.
Pernah sakit bukan berarti selamanya sakit. Usia yang masih dimiliki adalah kesempatan berharga dari Tuhan sebagai mandat manusia meneruskan hidup. Sembuh adalah hal yang pasti bagi ia yang yakin pada takdirNya.
Pernah tersesat bukan berarti selamanya sesat. Pintu hidayah selalu terbuka pada hati-hati yang terbuka pula. Juga jalan lurus selalu menerima setiap kandidat baru yang lama tersesat. Kembali ke jalan benar adalah sesuatu yang sangat mahal bagi orang-orang pilihan Tuhan.
Setiap manusia pernah mengalaminya, dan bangkit ialah hal yang diharapkan Sang Khaliq terhadap hambanya. Ini semua ujian, para hamba hanya sedang ujian kenaikan kelas. Mampu kah ? Atau tidak ?
~Faa
#puitis#sastra#cinta#luka#waktu#patah#sakit#senandika#dakwah#bangkit#allah#jatuh#ujian#self reminder#sajak#rindu#hati#muhasabah
61 notes
·
View notes
Text
Jadilah seperti matahari pagi. Baik ditunggu maupun tidak ada yang menunggu dia tetap bersinar. Anggaplah angin kencang yang berhembus kemarin sebagai pembuktian bahwa kamu pelaut hebat yang telah melewati badai besar. Kini berdirilah kembali sebagai penghargaan kepada diri sendiri. Nantinya barulah mereka menyadari kamu bukan hanya berjuang, tapi kamu layak untuk diperjuangkan.
“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran: 139)
16 notes
·
View notes
Text
Menurutku pada masa itu, tidak semuanya menderita. Mayoritas memang menderita namun selalu ada yang baik - baik saja atau bahkan sama sekali tak menderita.
Namun pada akhirnya mereka semua sadar. Menderita atau tidak menderita. Hakikatnya tetap sama saja. Mereka sekedar obyek bukan subjek. Mereka hanya diatur dan tak berhak mengatur. Mereka dipaksa untuk sekadar menerima tanpa turut andil dalam urun - rembug.
Demikianlah nasibnya kaum terjajah, nir Merdeka! Oleh karena itu mereka semua memutuskan untuk bersatu padu. Bukan sekadar untuk menolong sesama mereka. Namun merebut hak mereka menjadi sebuah bangsa yang utuh! Bangsa yang merdeka.
Sebuah proses yang panjang. Dimulai pada tahun 1908, kemudian mendewasa di tahun 1928 (itu berarti 10 tahunan sejak Perang dunia pertama) hingga matang pada tahun 1945.
Hampir delapan puluh tahun kemudian, kita semua berada disini. Kaum tua hidup dengan penuh romantisme masa - masa perjuangan.
Kami-pun dihardik! Katanya kami ini adalah generasi yang malas, gemar menuntut, tak pernah menghargai perjuangan para Pahlawan di masa lampau, menyia-nyiakan kemerdekaan dan sebagainya.
Kami bukan tak mampu melawan! Kami bukan tak mampu mendebat! Kami bukanlah generasi yang terlahir sebagai generasi yang pasrah begitu saja....
Bagaimana bila ternyata kami sudah benar - benar muak? Bukan lagi perkara saling salah menyalahkan. Kami muak karena bila-pun kami Bergerak! Dan Menantang! Maka yang kami tentang bukan lagi penjajah - penjajah dan penjahat Asing.
Kami justru berhadapan dengan sesama kami sendiri, para putra - Putri Pertiwi yang konon ego-nya lebih besar daripada kami.
9 notes
·
View notes
Text
Bangkit,
dari kejatuhan bertubi-tubi.
Rangkak, dari lumpuhnya ketidakberdayaan.
Sulit dan gelap.
Sendiri dan sedih.
Tak mudah untuk berdiri dengan kaki sendiri,
menapak tanah dengan berani.
Menebalkan muka dan tersenyum; hanya untuk bangkit.
Membuktikan aku bisa,
aku layak,
aku mampu.
Modal gigih dan serapal do'aku agar semua yang menjatuhkan aku,
mendapat yang setimpal dari apa yang diperbuat.
Agar aku dapat bungkamkan hinaannya dahulu.
15 notes
·
View notes
Text
(DUA PULUH DUA)
BANGKIT
Bangkitkku dimulai dari pertanyaan mendasar: "Siapa yang dapat membuatku bahagia?" Jika jawabannya masih bergantung pada orang lain, maka kebahagiaan itu akan selalu berada di luar jangkauan. Kesadaran ini menjadi titik balik bagiku untuk menjemput takdir berikutnya.
Meskipun rasa takut kerap menyelimuti, aku diingatkan untuk mengimani rukun iman yang keenam: percaya pada qadha dan qadar. Iman ini mengajarkanku untuk menerima takdir, baik yang manis maupun yang pahit, dengan lapang dada. Dalam proses bangkit ini, aku menyadari tanggung jawab besar yang Allah titipkan, yaitu kedua putriku. Aku tak peduli dan tak lagi menaruh harap pada dia yang seharusnya lebih bertanggung jawab, aku bertekad untuk menjadi sumber kebahagiaan bagi diriku dan mereka.
Tekad ini mengundang pertolongan-Nya dari arah yang tak terduga. Perjalanan ini adalah milikku, bukan miliknya. Di tengah perjalanan bersama, aku selalu berpegang pada filosofi "berlomba-lomba dalam kebaikan," karena seringnya pintaku tak berbalas, seringnya berujung kecewa pada kebutuhan dasar yang semestinya disediakan tanpa harus diminta.
Seperti burung dengan sayap terluka yang terus berusaha mengepak semampunya, meski tak akan pernah bisa terbang tinggi dan jauh, aku pun terus berjuang dan menerima itu bagian dari kekurangan dari qawwamnya.
Namun, saat sayap yang terluka itu bertambah koyak oleh hilangnya hati nurani yang tunduk pada kesombongan, aku memilih untuk mengobatinya sendirian dalam sarang yang paling aku rasakan cukup aman untuk pulih, menyusun kekuatan dan bangkit kembali untuk yang kedua kalinya.
Aku percaya, dengan tekad dan keimanan, Allah akan membimbingku menuju kebahagiaan sejati, janjiNya pasti benar, Dia Dzat yang tak akan pernah ingkar.
[Istigna aninnaas]

9 notes
·
View notes
Text
Aku pernah berada di suatu titik di mana rasanya hidup terasa menyakitkan dan menyesakkan, hingga rasanya aku tidak ingin membuka kedua mataku lagi. Tapi aku memilih untuk membuka kedua mataku lagi.
Aku pernah berada di suatu titik di mana aku ingin melupakan seluruh ingatanku. Tapi aku tak ingin benar-benar melupakan ingatanku, hanya saat tertentu saja aku ingin melupakannya.
Aku pernah berada di suatu titik di mana aku ingin menyerah berkali-kali karena merasa tak sanggup menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi. Tapi sampai saat ini, aku masih berjalan meskipun tertatih-tatih.
Aku pernah berada di suatu titik di mana semua rencana yang sudah kususun rapi, berantakan satu per satu. Tapi aku mulai menyusunnya lagi meskipun jatuh beberapa kali.
Aku pernah berada di suatu titik di mana rasanya berbicara dan berdiri di antara orang-orang terasa sangat menakutkan dan membuatku ingin menghilang saja. Tapi aku memilih untuk selalu berlatih meskipun hasilnya tidak sebaik orang lain.
22 notes
·
View notes
Text
Belajar memaafkan seperti Rock Lee. Walaupun disakitin habis-habisan. Sampe divonis ga bakal bisa jadi ninja lagi. Tapi dari rasa sakit itu Lee menjadi lebih kuat karna sudah melewati masa sulit. #eaa
13 notes
·
View notes
Text
Terimakasih untuk tetap berprasangka baik ditengah badai ujian yang sedang kamu alami. Meskipun terlihat sangat berat tapi kamu tetap yakin, bahwa secercah cahaya ditengah gelap itu akan membawamu menemukan ujungnya. Lagi lagi kamu selalu berusaha bangkit ditengah keraguanmu, menepis seluruh asumsi buruk bahwa kamu pasti bisa mencapainya.
Untungnya ada negeri keabadian yang kita akan kekal didalamnya. Maka, bertahan ya. Tetap jadi baik semampu yang dapat kita usahakan.
7 notes
·
View notes
Text
mungkin memang belum hari ini, tapi mungkin waktunya adalah esok hari. mungkin memang belum saat ini, tapi mungkin momennya adalah besok, besoknya, atau besoknya lagi.
kepada diri, aku minta, jangan berhenti, ya? hari ini gagal, besok kita coba lagi. hari ini sedih, besok kita tersenyum lagi. hari ini jatuh, besok kita bangkit lagi.
selalu ada kesempatan menjadi lebih dewasa, sekali lagi.
8 notes
·
View notes
Text
[GAPAPA KOK]
Gapapa buat ngelakuin salah, karena ini pertama kalinya kita hidup. Yang penting, selalu berusaha buat berbenah dari kesalahan dan ambil pelajaran buat hidup yang lebih baik.
Sebuah kenyataan bahwa kita akan dihadapkan dengan banyak pertanyaan, kejadian, atau cobaan yang mungkin baru pertama kali kita hadapi.
Kita yang masih minim pengalaman tentu seringkali takut. Takut salah langkah, takut ambil keputusan, dan berbagai ketakutan lain yang tanpa disadari bikin mental jadi kerdil.
Satu yang perlu ditanemin dalam diri bahwa kita ga pernah dituntut buat jadi sempurna. Kita hanya dituntut untuk selalu belajar. Belajar karena sadar masih banyak celah yang harus ditambal buat bisa jalan lebih jauh lagi.
Kalo hari ini salah langkah, gapapa banget buat ngerasa down. Tapi harus inget bahwa hari besok akan tetap hadir, dan kamu akan tetap menjalaninya bersama teman tumbuh sejati; dirimu sendiri.
Kalau lagi down gini, coba kasih waktu ke diri buat nerima segala perasaan yang ada. Terima segala perasaan yang datang tanpa penyangkalan apapun. Setelahnya baru dicerna lagi, ditelaah lagi, dirasionalkan lagi, dan keputusan akhirnya; harus berani ambil sikap.
Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Kita juga perlu banget punya skill untuk mencintai diri sendiri. Ada waktunya kita tegas, tapi ada waktunya juga kasih kesempatan buat dia bernafas.
Sekali lagi, bahwa gapapa aja buat ngelakuin kesalahan karena ini hidup pertamamu. Kita belajar sambil berjalan. Mengambil makna dan pelajaran dari setiap kejadian.
Terpenting, jangan berhenti buat terus berbenah, ya!
— @sepertibumi
#30haribercerita#30harimenulis#muhasabah#petuah#hidup#belajar#diri#self improvement#dewasa#kesalahan#bangkit#gapapa#26 Syawwal
36 notes
·
View notes