#remaja hilang
Explore tagged Tumblr posts
Text
Remaja di Serang Nekat Kabur dari Rumah
SERANG – Remaja bernama Fajril Fazrian (17) nekat kabur dari rumah. Remaja asal Desa Mandaya, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang itu nekad meninggalkan orangtuanya karena merasa mendapat perlakuan tak adil di rumah. Belakangan Fajril mukim di Yogyakarta. Keberadaannya terlacak setelah Tim ITE Polsek Carenang menemukan di media sosial. Fajril meninggalkan rumah sejak 8 April 2024 lalu. Kapolres…
View On WordPress
#Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko#Kapolsek Carenang Iptu Saeful Sani#Orang Hilang#Polsek Carenang#remaja hilang#remaja kabur dari rumah
0 notes
Text
O88ᒿ-IᏮ7O-IᒿO3 (WA) Apakah Lidah Buaya Bisa Menghilangkan Jerawat Mengatasi Jerawat Batu
Obat minum jerawat menghilangkan bekas jerawat. Cara menghilangkan jerawat batu dengan cepat. Cara mengatasi jerawat batu. Obat penghilang bekas jerawat yang menghitam. Obat salep jerawat cara menghilangkan jerawat serum jerawat jerawat di dagu disebabkan oleh obat jerawat paling ampuh untuk kulit sensitif penyebab jerawat di punggung. Cara menghilangkan jerawat batu untuk menghilangkan bekas jerawat obat totol jerawat ampuh apakah kacang tanah menyebabkan jerawat jerawat mendem jerawat batu. Obat totol jerawat dipakai setelah apa apakah tomat bisa menghilangkan jerawat. Jerawat hitam .
#Penyebab Jerawat Di Jidat#Obat Jerawat Paling Ampuh Untuk Kulit Sensitif#Jerawat Gatal#Jerawat Di Hidung#Penyebab Jerawat Di Punggung#Kenapa Jerawat Susah Hilang#Obat Jerawat Batu#Obat Jerawat Yang Ampuh#Cara Menghilangkan Bekas Jerawat#Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami#Obat Jerawat Paling Ampuh#Untuk Menghilangkan Bekas Jerawat#Obat Minum Jerawat#Cara Mengatasi Jerawat#Obat Jerawat Alami Untuk Anak Remaja
0 notes
Text
Reseller penyebab nyeri sendi lutut kiri GRAMAFIT PALING BARU, (0878-8138-9755)
"Reseller penyebab nyeri sendi lutut kiri KLIK https://wa.me/6287881389755, sakit sendi lutut orang tua Sukoharjo, sakit sendi lutut adalah Bantul, obat oles nyeri sendi lutut di apotik Jonggol, obat nyeri sendi lutut pada orang tua Mundu, nyeri sendi lutut kaki kanan LamonganManfaat GRAMAFIT: 1. Boswellia Serrata berkhasiat untuk mengurangi rasa nyeri akibat radang sendi 2. Mencegah inflamasi dan mengurangi rasa sakit 3. Memelihara kesehatan sendi dan tulang 4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh 5. Membantu memelihara ligamen pada tulang 6. Membantu dan mencegah osteoporosis dan osteoarthitis 7. Melawan infeksi pada tubuh 8. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol Terdaftar BPOM: POM TR 202355231 Pemesanan & Konsultasi Hubungi Endang Wa:0878-8138-9755#ramuantradisionaluntuknyerisendilututkutacane, #dokternyerisendilututmojosari, #obatnyerisendilututuntukusialanjutbanjarbaru, #nyerisendilututkananpadalarang, #nyerisendilututobatnyaapakotamobagu, #obatnyerisendilututterbaikwates, #suplemennyerisendilututmalang, #obatnyerisendilututtradisionalgianyar, #sakitsendilututmenurutustaddanukarangsembung, #nyerisendilutut2021cikande"
#nyeri sendi tangan lutut#radang sendi lutut karena apa#penyakit nyeri sendi lutut#makanan untuk nyeri sendi lutut#penyebab nyeri sendi lutut kiri#obat nyeri sendi lutut untuk anak#obat nyeri sendi lutut untuk lansia#nyeri sendi hilang lutut seperti remaja 18 tahun
0 notes
Text
anak saudara part 2
E nam bulan selepas aku dikerjakan oleh anak saudaraku yang berdua itu, aku sekali lagi diajak oleh suamiku pulang ke kampung. Kali ini bagi menghadiri kenduri majlis khatan Zaidin dan sepupunya. Aku bersetuju kerana bercuti ke kampung seronok juga. Suasana kampung yang tidak sesak dan sunyi sungguh nyaman.
“Mak Ngah, besok Zaidin akan bersunat. Boleh nak rasa burit Mak Ngah malam ni?”
Aku terkejut mendengar suara itu dan aku menoleh ke belakang. Terkejut aku melihat Zaidin yang sedang tersengih padaku. Waktu itu aku baru saja satu jam sampai di kampung. Aku sedang melihat-lihat buah rambutan yang sedang ranum di hadapan rumah ibu mertuaku.
“Tak boleh... tak boleh. Banyak orang di sini, Zaidin tak takut ke??” Jawabku dengan suara agak keras.
“Kenapa nak takut Mak Ngah, benda tu kan sedap.” Bersahaja saja Zaidin menjawab kata-kataku.
“Mak Ngah kata tak boleh, tak bolehlah,”jawabku memperlihatkan muka bengis.
“Ini ‘last’ lah Mak Ngah. Mak Ngah boleh rasa burung Zaidin yang tak sunat ni. Esok Zaidin dah nak sunat, Mak Ngah dah tak berpeluang rasa pelir kulup.” Zaidin masih menggodaku.
“Sudah. Mak Ngah tak mau layan Zaidin.”
“Mak Ngah tak takut rahsia Mak Ngah bocor?” Zaidin tersenyum ke arahku.
Aku berjalan ke arah rumah kakak iparku, emak Zaidin. Hatiku gelisah juga mendengar ugutan Zaidin itu. Kalaulah rahsiaku bocor, mati aku di tengah keramaian ini. Puluhan pasang mata akan tertumpu kepadaku. Aku belum sedia memikirkan alasannya. Aku risau.
Oleh kerana ramai orang di rumah kakak iparku maka aku di suruh tidur di rumah ibu mertuaku. Suamiku tidak bersamaku malam itu kerana dia masih seronok berbual dengan kawan-kawannya di rumah kakaknya. Biasalah bila ada keramaian seperti kenduri kendara di kampung maka mereka akan berbual sambil bekerja hingga ke pagi.
Malam itu aku terasa haus, aku berjalan ke dapur untuk minum. Semasa melalui sebuah bilik aku dengar suara nafas yang agak memburu dan desah tertahan. Suara desahan itu semakin jelas ketika aku mendekat, kulihat pintu bilik tidak tertutup rapat dan ada sedikit celah yang memungkinkan aku boleh melihat ke dalam bilik. Aku tergamam, dari pantulan cermin kulihat Zaidin telentang di atas katil telanjang dan tangannya sedang menggenggam kemaluannya, bergerak teratur naik turun, tentu saja aku tahu kalau anak itu sedang melancap.
Aku pernah membaca suatu artikel bahwah remaja seusia Zaidin sedang memasuki masa puber. Mereka mulai tertarik dan menyukai lawan jenisnya. Remaja seusia itu sedang berkembang organ reproduktif. Angan-angan dan fantasi seks membawa mereka untuk melakukan masturbasi. Namun yang membuatku terpukau adalah ukuran kemaluan remaja itu Pelir Zaidin sangat besar dan panjang bahkan terlalu besar untuk ukuran budak seusianya. Aku pernah melihatnya dulu tapi rasanya sekarang lebih panjang. Kepunyaan suamiku pun tak sepanjang itu.
Sekilas terlihat genggaman tangan budak itu sama sekali tak menutupi kepala kemaluannya yang tampak merah dan belum disunat. Zaidin masih mendesah perlahan dan tiba-tiba ia mempercepat gerakan tangannya lalu tubuhnya mengejang dan dari lubang kencing kepala kemaluannya keluar dengan pancutan yang cukup kuat melambung ke udara dan cairan itu mendarat di dadanya, beberapa kali kepala kemaluan itu menyemburkan cairan dan akhirnya dengan lesu tangan pemuda berusia 13 tahun itu mengendur.
Suatu perasaan ‘menggeletek’ menerpaku turun ke bawah ke pangkal pahaku. Aku merasai kemaluanku seperti mengemut dan farajku terasa lembab kerana menyaksikan pemandangan itu. Aku baru menyedari kalau celana dalamku ternyata sangat basah. Aku yang terpukau segera sedar dan cepat-cepat kembali ke bilikku, Aku terlupa untuk minum dan perasaan hausku seperti hilang.
Malam itu aku tertidur cepat, rasanya kepalaku begitu berat dan mengantuk. Begitu mengantuknya hingga aku lupa mengunci pintu kamarku. Mungkin juga kerana keletihan perjalanan jauh dari ibu kota ke kampung mertuaku. Lama setelah terlelap sampai aku dihinggapi sebuah mimpi. Aku merasakan sesuatu terjadi pada diriku, dimulai dengan munculnya rasa geli yang aneh pada kelangkangku. semakin lama yang kurasakan geli itu berangsur menjadi rasa nikmat yang dahsyat yang belum pernah kurasakan selama ini. Kini rasa nikmat itu semakin tak tertahankan menjalar ke sekujur tubuhku. Sampai akhirnya aku terjaga.
Mulanya aku hairan kerana rasa nikmat tadi masih terasa bahkan lebih hebat. Bila aku sepenuhnya tersedar, hampir menjerit bila aku dapati Zaidin sedang berada di antara kedua paha mulusku. Wajahnya terbenam berada tepat di hadapan kangkangku. Zaidin menyingkap ke samping celana dalam yang tipisku. ia begitu asyik menjilat taman rahsia ku. Lidahnya menjilat setiap jengkal daging kemaluanku yang mulai basah bagai seekor ibu kucing sedang memandikan anaknya.
“Apa yang kamu buat, Zaidin …ouhhhh?”
Budak itu tidak menghiraukan pertanyaanku, ia tetap asyik dengan kelakuan tak senonohnya itu. Tak guna aku merapatkan pahaku, tak guna aku menolak kepalanya kerana bibir mulutnya telah menguasai bibir daging kemaluanku sepenuhnya. Yang kurasakan kini hanyalah sensasi gatal nikmat yang menggila.
“Aaahhhh... oohhhh....”
Aku membiarkan Zaidin menguasaiku. Mataku terpejam tak sanggup menahan malu, aku tak berdaya menolak seorang budak yang belum bersunat mencabulku. Tubuhku mengeliat menahan birahi kerena cumbuan Zaidin kini berpindah ke dadaku, secara bergantian Zaidin menghisap hisap kedua puting susuku yang kenyal itu bagaikan bayi yang kehausan.
“Aaahhhh... oohhhh....”
Suara rintihanku tak dapat lagi kutahan. Budak ini benar-benar pintar merangsangku.
Kemaluanku mulai terasa basah dibuatnya. Perlahan kurasakan Zaidin menarik celana dalamku kebawah, hingga akhirny tubuhku yang indah sudah tak tertutup seurat benangpun. Aku mengeluh pasrah ketika Zaidin mendorongku hingga rebah terlentang di atas tilam. Aku berusaha merapatkan kedua kakiku agar kepala Zaidin menjauh dari celah pahaku. Namun semuanya percuma. Zaidin berhasil membenamkan wajahnya pada kangkangku, lidahnya menemui apa yang ia cari dan inginkan dengan penuh cekap dia melahap dan menghisap-hisap vaginaku yang sudah basah itu.
Lidahnya dengan liar menjilat bibir buritku yang sensitif dan kelentitku yang memekar. Rasa geli dan sengatan birahi membuatku semakin tak mampu menahan aksi ghairah Zaidin. Aku terpekik-pekik kecil dibuatnya, budak ini benar-benar sudah sangat berpengalaman. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat. Sampai akhirnya kurasakan otot vaginaku mengejang dahsyat.
“Aaahhhh... oohhhh....” pekikku tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan jilatan-jilatan lidahnya.
Inikah yang disebut orgasme? Begitu dasyat kenikmatan yang kurasakan. Dan aku memperoleh orgasme pertamaku dari seorang budak kecil di bawah umur yang sedang membelaiku. Seorang budak kecil yang akan bersunat esok hari. Ketika itu kurasakan seluruh tubuhku menggeletar, pandanganku kabur, terasa jiwaku melayang tinggi, badanku seperti terendam ke dalam samudera kenikmatan syurgawi yang tak bertepi. Kesedaranku seperti hilang, yang kulihat hanya warna putih yang berpinar di mataku lalu menjadi kabur.
Entah berapa lama aku tak sedar. Lalu perlahan-lahan dapat kurasakan kesedaranku telah hampir sepenuhnya pulih. Kurasakan lidah itu masih saja bekerja menjilat dan menjalar di lurah vaginaku. Tanpa sedar pula aku malah membuka kedua belah kakiku seolah-olah berharap Zaidin menjilat dan menghisap isi vaginaku yang membanjir.
“Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” bunyi yang timbul ketika Zaidin menghisap habis tiap titik cairan cintaku tanpa sisa.
Sesaat setelah itu seperti terlambat kusadari bahwa Zaidin telah mengambil posisi menindihku, pinggulnya tepat di atas pinggulku yang terbuka, dan tubuhnya di antara kedua kakiku yang masih terbentang lebar.
“Sekarang Mak Ngah rasa kulup Zaidin.”
Aku hanya menunggu, aku pasrah. Aku mula merasai daging kelaki-lakiannya telah menyentuh alat kelaminku. Badanku masih lunglai selepas orgasme dan benar-benar tak mampu menghindar lagi. Kedua kakiku yang telanjang begitu lemah ketika ia membukanya lebar-lebar dan melipat lututku, sehingga aku mula merasai kelopak kewanitaanku mula bergeseran dengan kepala pelirnya tanpa penghalang sedikitpun. Lalu kurasakan dengan perlahan Zaidin mulai mendorong pinggulnya ke arahku berusaha memasuki pintu kemaluan dan kurasakan bibir buritku tertekan ke dalam.
Zaidin mendorong pinggulnya lagi ke arahku sehingga hujung pelirnya mulai menyelinap membelah kelopak kewanitaanku. Zaidin yang sudah berpengalaman mendorong tubuhnya ke depan sehingga separuh batang pelir yang akan disunat esok hari itu terbenam dalam rongga buritku.
Zaidin menarik batangnya dan menekan lagi dengan penuh birahi.Tubuhku yang putih mulus kini tak berdaya di bawah himpitan tubun Zaidin yang kecil. Di tarik dan ditekan lagi lebih kuat hingga tundunnya menekap ke tundunku. Terasa kepala kulupnya mula menyentuh pangkal rahimku. Dia merendamkan batangnya seketika tapi mulutnya lincah menjilat dan mengisap puting tetekku. Aku mengerang kesedapan.
Zaidin meneruskan goyangannya. Pinggulnya digerak maju mundur. Batang kulupnya bergerak keluar masuk dalam lubang kemaluanku yang menyepit kuat zakar budak belasan tahun. Pelir Zaidin kurasakan cukup besar menikam vaginaku yang masih sempit. Setiap geseran butuh Zaidin menimbulkan rasa sedap yang membuatku merintih-rintih. Semakin lama batang pelir Zaidin semakin lancar keluar masuk menggesel vaginaku bila cairan cintaku makin banjir. Anak nakal ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. Hisapan-hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku makin kuat mengerang kenikmatan.
“Ooooh… , oooouugh… , aahhmm… , ssstthh!” Erangan panjang keluar dari mulutku yang mungil.
Akhirnya aku biarkan diriku terbuai dan tenggelam dalam goyangan birahi Zaidin. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu. Aku membiarkan tubuhku dicumbui seorang budak berumur 13 tahun. Pelirnya kini mulai meluncur lancar sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyondolkan pelirnya. Geserrn demi geseran, sondolan demi sondolan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati persetubuhan ini. Sambil bergoyang menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya menyantap bibir dan puting susuku, tangannya pun rajin menjamahi tiap lekuk tubuhku sehingga membuatku mengeliat kenikmatan.
Rintihan panjang akhirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku yang polos itu sehingga kulitku yang putih bersih kelihatan mengkilat membuat Zaidin semakin bernafsu menggomolku. Aroma tubuhku semakin semerbak bersama keringat yang mengalir keluar. Ghairah Zaidin semakin membara bila dia semakin geram menghidu aroma tubuhku. Kedua ketiakku yang tak berbulu dicium dengan geramnya. Aku mengerang kegelian.
Birahi Zaidin semakin menggila melihat tubuhku yang begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluanku yang mungil itu menyepit dengan ketat batang pelirnya yang cukup besar itu. Sungguh aneh rasanya. Seorang isteri muda yang sepatutnya mendapat nikmat dari suaminya tapi malam ini aku sedang menikmatinya dari seorang remaja yang akan bersunat esok hari.
“Ouughh..oohhh… ooohhhh…” Hanya suara-suara seperti itu saja yang keluar dari mulutku.
“Sedapnya Mak Ngah, sedapnya....” Itu pula suara yang keluar dari mulut anak saudaraku.
Aku merintih halus ketika kurasakan batang pelir Zaidin masih bersarang di vaginaku sementara hujungnya menyentuh rahimku. Rintihanku semakin kuat ketika Zaidin mulai menyantap buah dadaku sehingga menimbulkan perasaan geli yang amat sangat setiap kali lidahnya memyapu-nyapu puting susuku. Kepalaku tertengadah ke atas, pasrah dengan mata setengah terkatup menahan kenikmatan yang melanda tubuhku sehingga dengan leluasanya mulut Zaidin melahap bibirku yang agak basah terbuka itu. Setelah beberapa ketika puas menikmati bibirku yang lembut dia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun.
“Ouuhhh… sempitnya burit Mak Ngah. Sedapnya...”
Suara Zaidin sayup-sayup kudengar di telingaku. Aku tak memperdulikannya lagi, waktu ini tubuhku tengah tergoncang-goncang hebat oleh goyangan pinggul Zaidin yang semakin cepat. Aku hairan dengan kemampuan remaja ini. Dia masih mampu bertahan sedangkan aku sudah berkali-kali mengalami orgasme. Sesekali budak ini melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diaduk-aduk. Aku dipaksa terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tidak keruan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika orgasme kedua itu sampai, aku menjerit histeria sambil mempererat pelukanku. Pinggulku terangkat sedikit tanpa sedar kerana takut pelir Zaidin terlepas dari cengkaman vaginaku. Ternyata nikmat sekali sensasi ini.
Benar-benar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dari lelaki dewasa. Walau pun masih kecil tapi Zaidin masih mampu menakluk wanita dewasa sepertiku. Rasaku Zaidin pasti kerap melakukan seks dengan kawan-kawan perempuannya seperti yang dia ceritakan dulu. Gerak lakunya seperti orang yang banyak pengalaman. Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi tubuhku menungging lalu mengarahkan kemaluannya di antara kedua belah pahaku dari belakang. Dengan sekali sentak Zaidin menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala pelirnya membelah dan tersepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku.
“Oooooouh… ouuuhhgh!” Erangku dengan suara tertahan.
Untuk kesekian kalinya pelir anak saudaraku membolos masuk ke dalam liang vaginaku dan Zaidin terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang kurus itu menempel ketat pada pantat mulusku. Selanjutnya dengan ganasnya Zaidin memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan batangnya tersepit dan tergesel-gesel di dalam lubang vaginaku yang masih rapat itu. Walaupun berusaha bertahan aku ahirnya kalah juga menghadapi Zaidin yang ganas dan kuat itu. Budak itu benar-benar luar biasa tenaganya.
Sudah hampir satu jam ia menggoyang dan menyetubuhiku tetapi tenaganya tetap prima. Tangannya terus aktif menjalar ke seluruh lekuk-lekuk tubuhku. Kuakui sungguh hebat anak lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali. , Aku pasrah saja ketika tubuhku kembali di terlentangkan Zaidin diatas tilam dan digomolinya lagi dengan penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian tubuhku yang terlepas dari jamahannya. Zaidin terus melakukan gerakan maju mundur beberapa kali, yang awalnya perlahan, lalu semakin cepat dan beberapa minit kemudian terasa badannya mula mengejang.
Ougggggh…Mak Ngah!!!” Zaidin terpekik nikmat sambil memuntahkan spermanya di dalam rahimku.
Ada rasa hangat di dalam rahimku ketika dia menyemborkan benih-benihnya itu. Gerakannya semakin melemah lalu rebah di dadaku. Kemaluannya sudah kembali keukuran semula dan terlepas dari celahan bibir buritk. Aku yang keletihan lalu mendorongnya ke sampingku. Ia pun rebah di sana. Aku lihat di sampingku tergolek tubuh hitamnya. Ia terlihat sangat nyenyak, juga di wajahnya terpancar kepuasan. Aku pandangi wajah keanak-anakannya. Mulai dari kepalanya, hingga perutnya yang hitam juga benda panjang yang baru saja mengaduk-aduk kewanitaanku. Batang berkulup itu biasa-biasa saja tapi anehnya ia mampu memberi kepuasan tak terhingga pada diriku.
Aku terlentang terkedip-kedip kerana mataku tidak mengantuk. Tiba-tiba Zaidin terjaga lalu ia membelai bahuku dan menghembuskan nafasnya yang hangat. Aku sedar ia ingin merangsangku kembali. Aku biarkan saja tingkahnya itu. Ia semakin meningkatkan rabaanya di bahu dan payudaraku. Aku merinding saat itu, dan berusaha menghalangi dia mencium tengkukku. Usahaku tidak berhasil, malah dia yang semakin berusaha membalikkan wajahku untuk berbalik ke arah wajahnya. Dalam keadaan itu akupun terpaksa menghadap wajahnya. Lalu ia meraih daguku dan bibirku diserbu dengan ciuman. Tangannya tak tinggal diam, meramas dan membelai buah dadaku. Aku semakin merintih menahan rasa geli dan hangatnya belaian tangan kecilnya.
“Mak Ngah, Zaidin nak lagi. Zaidin mau betul-betul puas sebelum bersunat esok,” Zaidin berbisik di telingku. “Mak Ngah suka tak pelir belum bersunat?” tanyanya.
Aku tidak menjawab tapi mengangguk tanda aku menikmatinya. Lalu tangan kirinya turun ke bawah, ke arah liang kewanitaanku. Membelai-belai kelentitku lalu dengan jari tengahnya ia menjolok bahagian dalam liang kewanitaanku yang kini sudah mulai becek lagi. Aku semakin tak kuasa menahan setiap gerakan jarinya. Aku sudah mulai terbakar birahi lagi. Mukaku kembali memerah dan keringatku kembali timbul kerana dibakr birahi. Zaidin beranjak bangun sambil menyingkirkan selimut yang menutupi diriku. Kini tubuhku dan Zaidin sudah sama-sama bogel. Ia berusaha membuka kedua pahaku kembali dan memposisikan tubuhnya tepat di antara pahaku. Aku tahu ia kembali ingin menghabiskan malam itu denganku dengan melakukan hubungan badan lagi. Dan dia juga tahu aku sudah siap untuk disetubuhi lagi.
Aku sedar diriku tak perlu membantah lagi. Alang-alang menyeluk pekasan biar sampai ke pangkal lengan. Malah kini aku membantunya dengan membuka kedua pahaku lebih lebar untuk di masukinya. Kini kami sudah berhadap-hadapan, siap untuk melakukan keintiman. Berhati-hati Zaidin mulai mengarahkan kemaluannya ke dalam vaginaku. Terlihat bahagian kepalanya sudah terjengul keluar dari kulupnya. Aku kini merasakan sensasinya amat dalam. Mula-mula hanya kepala kemaluannya yang menyentuh bibir kemaluanku, lalu beransur-ansur tenggelam bila Zaidin makin merapatkan badannya ke badanku. Aku kini merasakan sentuhan kemaluan Zaidin yang keras masuk ke dalam liang vagina hingga menyentuh rahimku.
Zaidin bergerak maju mundur mendayung dengan teratur. Kini ia tak tergesa-gesa seperti tadi. Kali ini dia melakukan dengan penuh perasaan dan kelembutan. Matanya bercahaya memandang mataku. Malah aku merasa malu diperhatikan begitu oleh anak saudara sendiri. Budak kecil yang sedang mencari nikmat dari tubuh wanita dewasa isteri bapa saudaranya. Lalu gerakannya kembali beransur cepat dan cepat. Aku merasakan ada sesuatu yang akan meledak di dalam kewanitaanku. Aku berusaha menahan rasa itu hingga tanpa mampu aku halangi, kini malah tubuhku serasa mengejang dan otot-otot diseluruh persendianku mengeras.
“Aahhh... ooohhhh....” pekikku nikmat.
Aku mendapatkan orgasmeku, namun Zaidin masih saja tetap masih dalam gerakan mengepam semakin cepat. Tangannya tak tinggal diam sambil meramas kedua payudaraku. Aku semakin tak mampu mengendalikan diri lagi. Aku raih bahunya, dan aku lingkari kedua kakiku di pinggangnya. Hingga beberapa minit kemudian tubuh Zaidin mula mengejang dan gerakan pinggulnya seakan mendorong kemaluannya ke dalam rahimku. Ia seakan ingin memasukan kemaluannya lebih dalam lagi. Tanpa mampu aku cegah lagi, ia pun menyemburkannya benihnya dalam rahimku. Ia lalu memelukku amat erat, seakan tak mau terpisah dari tubuhku. Keadaan kami masih dalam posisi melekat dengan tubuhku di bawah tindihan tubuh kurusnya tanpa melepas ikatan kelamin kami. Dengan tubuh masih basah oleh keringat dan lendir sisa sisa persetubuhan, aku pun akhirnya tertidur bersama Zaidin sambil berpelukan di katil rumah mertuaku.
Aku tak tahu berapa lama aku tertidur. Bila mendengar bunyi kokokan ayam aku terjaga. Aku memerhati tubuh Zaidin yang terlentang nyenyak. Jelas terlihat batang pelirnya mengecil dan kepala pelirnya kembali bersembunyi dalam kulupnya. Kulit kulup itulah yang akan di potong besok hari. Dan berakhirlah keseronokanku menikmati zakar tak bersunat..
1K notes
·
View notes
Text
Maafkan Anis

Namaku ku Anis. Aku seorang isteri dan mempunyai seorang anak, hasil daripada perkahwinan aku dan suamiku yang sudah masuk tahun ke- 3. Anakku berusia 2tahun. Suamiku seorang eksekutif disebuah syarikat ternama. Hidup kami bahagia sahaja, cuma sejak suamiku dinaikkan pangkat, dia agak sibuk dengan kerja dan sering outstation. Aku mengerti situasi itu, cuma kadangkala terasa sunyi dihati.
Aku pula bekerja disebuah syarikat, sebagai admin HR. Aku seorang yang agak ramah, penampilan aku biasa-biasa sahaja. Bertudung, kadang pakai baju kurung, kadang pakai blouse dengan skirt labuh. Namun ada yang mengatakan aku ini comel, mungkin kerana tubuh badan yang kecil. Dalam usia lewat 20an, aku kelihatan masih remaja walaupun sudah beranak satu.
Di tempat kerja aku mesra dengan semua orang. Namun ada seorang pemuda ini yang selalu rapat dengan ku. Dia muda dua tahun dari ku. Masih bujang katanya. Dia bekerja dibahagian marketing ditempat kerjaku. Wajahnya tampan juga, seperti ada darah campuran arab, orangnya kurus, tinggi, dan selalu berpakaian kemas. Pandai bergurau, dan sangat mesra dan ramah.
Kami sering keluar rehat bersama, walaupun bersama teman2 lain, kami sering berbual2 sambil berjalan dan di meja makan. Pada mulanya aku anggap hubungan kami biasa2 sahaja, namun hubungan kami semakin mesra apabila kami sering berbual di aplikasi wechat. Pelbagai topik kami bualkan, dari topik kerja, kehidupan, dan kadang kala kami bergurau yang agak lucah. Dia kata dia suka berbual denganku, aku ini sporting katanya.
Kemesraan kami terbawa2 dari wechat, sampai lah ke tempat kerja. Sampai ada suatu hari itu kami bergurau ditempat kerja, bergurau agak lucah, aku terlihat ada bonjolan disebalik seluar slack dia. Tetapi aku hanya mampu melihat aje lah. Kadang2 aku terfikir dia ni, tak pakai seluar dalam ke? Mungkin dia pakai boxer kot?, itu yang bermain difikiranku. Kalau nak diikutkan besar juga bonjolan di bahagian kelakian dia tu. Mungkin besar lah kot zakar dia. Kemudian cepat2 aku menyesal atas apa yang aku fikirkan, sebab aku ini isteri orang.
Hubungan seks dengan suamiku tidak lah hambar, suamiku tak kurang juga hebat diranjang. Tetapi itulah, sejak akhir2 ni, aku sering berseorangan di rumah membuatkan aku rasa bosan. Bila aku horny pun seorang diri, tapi sejak aku kenal pemuda itu, hilang rasa bosan sebab dia pandai bergurau dan buat aku rasa gembira, dan yang agak memalukan, nafsu seks aku juga seperti ada yang penuhi, nak-nak lagi bila bersembang bab lucah dengan S, ok, aku sebut nama pemuda itu sebagai “S” sahaja ya.
Satu malam itu, aku chat dengan S dengan pelbagai topik, namun tiba-tiba dengan selamba dia tanya aku, yang pussy aku di shave atau tidak, aku mengaku yang aku sering shave pussy aku setiap kali habis datang bulan dan minggu kedua lepas tu. Kira sebulan 2 kali lah aku shave. Kebetulan aku pula baru sahaja habis datang bulan. Memang pussy aku seperti bayi baru lahir lah. S kata dia nak tengok pussy aku, aku kata, mana boleh, aku kan isteri orang, S cuma ketawa dia kata dia bergurau. Begitulah apabila kami berdua chat, yang kadang2 topiknya melampaui batas.
Kemudian S sudah mula berani bersayang sayang dengan aku. Masa itu aku mula merasakan sesuatu yang aneh. Tapi kerana aku mula rapat dengan S aku pun layan je lah S seperti kekasih. Bukan niat aku untuk curang, tapi hanya untuk suka-suka. Lagi pun pada aku, S cuma rakan sekerja yang gila2 wataknya. Aku juga seorang yang sporting. Jadi apalah salahnya. Apa yang aku tahu, aku masih sayangkan suamiku.
Suatu hari aku diajak oleh rakan sekerja untuk keluar tengok wayang, aku pun setuju aje lah, lagipun tengah bosan kan?…aku pun call, minta izin dari suamiku yang ada di luar negeri, aku cakap nak tengok wayang dengan kawan2, dan suamiku izinkan, kemudian, anak aku, memang aku minta ibu aku yang jaga, jadi memang tiada masalah.
Jadi petang itu, lepas habis waktu kerja aku pun keluar berlima, S pun ikut sekali, dan kami pergi makan malam bersama. Kemudian bila sampai di panggung wayang, tiba-tiba, tiga lagi rakan kami nak tonton filem yg lain...
Aku je yang berkeras nak tonton filem lakonan pelakon kegemaran aku. S kata, dia tak kisah tonton cerita apa pun. Maka kami pun buat keputusan, kami menonton filem yang berasingan.
Jadi tinggal lah aku dengan S, S pergi belikan tiket, S belanja aku popcorn dan air. Kami tonton filem cinta yang romantis, jadi ada lah babak2 cium, peluk2 dan sebagai nye. Sedang aku asyik melihat hero dalam cerita tu kiss gadis dalam filem tu, tiba-tiba S pegang tangan aku, hati aku berdebar jadinya. Anehnya, aku tak cuba pun untuk lepaskan tangan S, aku cuma pandang wajah S, aku senyum. Kemudian, secara bersahaja S merapatkan wajahnya ke pipiku, lalu mencium pipiku, aku tergamam. Kemudian dia cium lagi di leher aku. Tangan aku di genggam erat, kemudian bibir S merapati bibir aku…bagaikan dipukau, bibir S hinggap dibibir aku. Aku bercumbu dengan S, aku jadi lemah. Namun, apabila aku teringat akan suamiku. Aku melepaskan ciuman. S memohon maaf padaku. Namun selang beberapa minit dia mulai kembali mencumbui bahagian leher aku, membuatkan aku rasa lemas dan diawangan.
Cerita dilayar, dah tak aku endahkan, nikmat dicumbui lelaki lain,yang bukan suamiku membuatkan aku rasa hangat, aku rasai pussyku mulai basah. Aku cuma mampu berkata, “S…cukuplah, Anis tak boleh buat macam ni”. Namun S tak endahkan. Dia cumbui aku dari leher sampai ke pipi aku. Aku jadi berahi, dan nafas aku bergelora.
Wayang pun habis, aku tersentak sekejap, lampu sudah dibuka, aku sempat terlihat bonjolan di kelangkang S, aku yakin zakar S sedang keras. Aku pandang wajah S, S tahu aku tengah tengok benjolan di celah kangkangnya. Kami berdua jadi malu-malu masa tu. Kami berdua tak bercakap sepatah pun selepas keluar dari panggung, kecuali ucapkan selamat tinggal. Lalu aku dan S pulang kerumah masing-masing.
Malam sudah agak lewat, waktu aku sampai dirumah. Semasa aku ambil anakku, anak aku pun dah tidur. Aku duduk sendirian di bilik, baring dikatil, fikiranku melayang, aku tak sangka S berani mencumbui aku sebegitu, entahlah, marah, suka, berahi semua perasaan itu bercampur baur.
Kemudian aku bangun dari katil, aku pergi ke bilik air. Aku mahu mandi, aku lepaskan semua pakaian. Dan aku lihat dipanties aku ada kesan air maziku. Panties aku basah sangat, celah pussyku juga basah, aku tak ingat berapa kali aku terkemut2 waktu aku dicumbui S. Terasa hangat sekali cumbuan S terhadap aku, memang buat hati aku bergelora dan berahi. Lalu aku tersenyum sendirian.
Tiba-tiba hp ku berbunyi, terima notifikasi Wechat. S memulakan chat denganku. Aku baring atas katilku dengan bertuala.
S : Hi Puan Anis syg, wat ape tu?
Aku : Hi, nak mandi ni.
S : Oh ye ke? Nanti I skodeng U kay. Hihi
Aku : Eh, U ni nakal tau. Hmm tp td U lagi nakal, main kiss2 I plk ye? I ni wife orang tau.
S : Hmm I mntk maaf sgt2 tau. Sori lah, I tak tahan tgk U cute sangat, tapi U suka kan?
Aku : Emm, U nakal..
S : U suka kan I nakal mcm td, betul tak?
Aku : Mmm. Suka jugak lah :p
S : Haa kan, I dah agak dah U suka.
S : I kiss U sampai terpejam mata U tau..
Aku : Ish U ni…
S : Mesti U stim td kan?
Aku : U…tak baik tau…
Aku : Tapi kan…I ada ternampak td, ada orang tu lagi stim dari I, I nampak ada burung keras tadi, nak terbang.
S : Haha, burung I ke? Dia nak terbang kat U la tu.
Aku : Hei U ni…
Saat aku chat dengan S, pussy aku semakin basah, teringatkan cumbuan dia dan aku mula bayangkan zakar dia yang tegang disebalik seluar dia dalam panggung tadi.
S : U td U tgk burung yg dalam seluar, U nak tengok yg dah terbang x?
Aku : Hah?, tak malu betul U ni.
S : Ni untuk U.
S attach kan gambar zakar dia yang sedang terpacak keras. Zakar S, boleh tahan panjang, gemuk, dan aku rasa telur S macam besar sangat. Kalau dalam gambar yang S kasi, batang S memang nampak lagi besar dari suamiku. Aku tenung gambar zakar S tu.
Aku terkedu sebentar. Besar juga.
Aku balas.
Aku : Hei U ni…ape ni..
S : Burung I lah. nk terbang gi kt U. hihi nanti U tangkap tau. :P
Aku : Eiii xnak lah.. U ermm besar jugak eh burung U..
S : Ye ke? Biase je lah, husband U punya besar tak?
Aku : Eh..mana boleh nak banding2 mcm tu..x baik tauu
S : Hihi sorry! tap
i U suka kan? gambar I kasi ni special tau, utk U je.
Aku : Hmm.
S : Jgn tengok lame2 nanti die terbang gi kat U. Masuk dalam pussy U yg basah tu. :p
Aku : Eeeiii…
Memang pussy aku tengah basah, masa chat dgn S malam tu. Tapi bila S minta bandingkan burung dia dengan suamiku, aku mula rasa tak selesa dan berdosa.
Aku : K lah I nak mandi… Bye
S : Alaa nk ikut.
Aku terus tak balas chat S tu, malu, terkejut, marah, suka, horny semua ada.
Esok tu aku buat macam biasa je kat tempat kerja, aku dengan S berbual hal kerja, bila S cuba bergurau lucah, aku buat tak layan. S faham yang aku mula rasa tak selesa. Lalu, sejak hari tu kami dah kurang sedikit bergurau di pejabat.
Tetapi S ni memang pandai memujuk. Bila kami mesej di Wechat. S pujuk aku, macam2 cara S buat aku ketawa dan tergoda, S memang seorang penggoda. S pandai menghilangkan kebosanan aku. Akhirnya aku kembali terjebak dengan gurauan lucahnya. Malah semakin teruk jadinya, kami sudah mula berani untuk “sexting”. hampir setiap malam kami berbual tentang seks, S selalu suruh aku bayangkan yang dia jilat pussy aku, dia ramas buah dada aku. Dia bayangkan aku blowjob zakar dia. Kemudian kami sama-sama bayangkan kalau kami buat seks. Semuanya kami bualkan dengan detail, seperti betul-betul berlaku. Tambahan pula, S selalu kasi gambar zakar dia, gambar dia telanjang bulat pun S kasi kat aku, boleh tahan jugak lah hot si S ni. Paling aku tak tahan, S kasi gambar dia melancap batang dia, geram je aku tengok. Kadang2 kami chat macam tu, sampai buat panties aku basah. Kalau malam yang aku tak pakai panties, maka meleleh lah air mazi aku di belahan pussy ku.
Pernah sekali S mintak gambar aku telanjang, tapi aku tak kasi lah, cuma satu je aku kasi. Gambar lurah buah dada aku, masa aku pakai tuala. Kemudian S reply gambar zakar dia penuh dengan air mani yang dah terpancut. S kata dia stim dan melancap tengok gambar yang aku kasi tu, air mani S banyak sangat. Suami aku pun kalau dia terpancut, tak sebanyak S. Malam tu aku gesel2 biji kelentit aku pakai jari sambil chat dengan S.
S : U lmbt je reply, main pussy ye? :p
Aku : Eh xde lah, U ni kan..
S : Mane le tau kn, U tgk gambar I pancut td. U stim.
Aku : Eii.. :P
Tapi memang aku tgh gesel pussy aku dengan jari.
S : Klu U gentel pussy, biar I tlg. I tlg pakai burung I nak? :p
Aku : Nak… ;P
Aku : I gurau je, klu btul2 mana boleh. Kat sini je tau
S : Hehe. Eh, U, esok kita catch a movie nak? Tgk midnight ke? How bout that?
What?, S ajak aku tengok wayang lagi? aku syak kali ni mesti S nak nakal2 lagi. Tetapi, awal2 lagi aku beri amaran pada S, jangan nakal sangat k. S ketawa sahaja dan aku pun bersetuju dengan cadangan S tu.
Lalu, esoknya aku meminta izin dari suamiku, tapi kali ni aku terpaksa menipu suamiku, aku beritahu, aku keluar dengan rakan perempuan, padahal aku keluar dengan S, suami aku pun percayakan aku lalu dia izinkan. Kalau lah dia tahu, ape la nasib aku kan? Dan bab anak aku pula, aku beritahu pada ibuku yang aku ada kerja tambahan, jadi anakku, aku ambil esok sahaja. Aku tahu pasti malam nanti aku pulang lewat, sebab tengok wayang midnight. Akhirnya semua berjaya aku atur. Maka jadi lah rancangan aku dengan S untuk menonton wayang buat kali kedua.
Lepas habis waktu kerja, aku dan S pun keluar lah ke mall, sebelum tengok wayang, kami makan malam dulu. Lepas beli tiket wayang midnight, maka kami pun ada masa lebih untuk menunggu, jadi kami pun pergi duduk di taman berhampiran mall kami pergi tu. Kami duduk berdua, berbual2. Disebabkan kami terus dari tempat kerja, aku cuma pakai blouse putih agak ketat dan skirt labuh warna gelap, dan shawl yang matching lah. Make-up aku touch-up sikit. Tapi walaupun simple, S tetap puji aku, S kata aku comel dan cantik malam tu. S pun tak kurang juga, dia pakai kemeja yang ikut badan dia yang athletic tu dengan seluar slack hitam dan sepatu kerjanya, nampak kemas bergaya. Memang orang nya handsome pun.
Akhirnya sampai waktu untuk kami masuk ke panggung wayang. Hari tu tu hari bekerja, jadi, agak kosong juga lah dalam panggung tu. Lagi pula midnight show. Dalam pawagam tu ade beberapa
org couple aje. S memilih seat yang agak ke belakang dan seatnya special, sebab couple seat.
Sebenarnya aku tak kisah pun seat macam mana. Niat aku memang nak menonton sahaja. Cuma, kalau setakat S nak cium2 pipi tu mungkin boleh lah, atau pegang tangan ke kan?…kalau lebih daripada tu mungkin aku akan marah.
Sekali lagi S belanja aku popcorn dan air. Kali ni kami tonton cerita aksi pula. Ikut taste dia katanya. Aku pun ikut aje lah, lagi pun S yang belanja semua.
Kemudian, bila lampu padam, S menghulurkan popcorn ke bibirku, “amboi, suap2 manje ye” aku bisik pada S, S tersenyum je. Kemudian aku lihat dia meletakkan popcornnya. Lalu S perlahan2 memegang tangan aku. Berdebar juga, tapi biarkan aje lah, tapi kali ni S tak pula cuba untuk cium-cium aku. Tapi tak lama lepas tu, lepas cerita dah mula dalam 30minit. S mula cuba peluk aku, S meletakkan lengan dia di belakang leher aku. “U, I nak peluk U boleh?” Aku terkedu kejap, aku angguk. Mulanya tak kisahlah sangat sebab, aku pun terasa sejuk waktu tu. Lagi pun rasa macam nak manja2 pun iya juga. Aku pun merapatkan badan ku disamping tubuh S. Terasa seperti aku dan S ni pasangan baru kahwin je.
Cerita yang S pilih ni, agak bosan. Mengantuk aku dibuatnya. Alang-alang aku dalam pelukan S, aku pun pejam kan mata.
Tiba-tiba aku tersedar, ada sesuatu menyentuh buah dada aku. aku dapat rasakan tangan kiri S yang memeluk aku menyentuh buah dada aku. S meramas lembut bahagian bawah buah dada aku yang masih dibaluti blause dan bra yang aku pakai, aku cube menolak tangannya tapi S tetap meremas buah dadaku. Aku memang cepat horny kalau suami aku meramas buah dada aku, itu memang bahagian sensitif aku. Tapi aku sedar perbuatan S tu mulai melampau.
Aku cakap pada S, “ S, jangan la nakal sangat”.
S hentikan sekejap perbuatannya. Tapi tak lama lepas tu tangan S mula merayap kembali. Aku bertegas, “ S, please, I taknak lah. Kalau dalam chat takpe lah, in real life, I wife orang, please S, stop it!”
S berhenti meraba aku. Dia pandang wajah aku, buat muka kesian.
“Ala.. U, I geram lah, U ni kiut sangat. Sory k”
“ok-ok, I peluk U je k” tambah S
Aku diam je. Tapi tak lama lepas tu S mula menggatal semula. Mula2 dia meramas buah dadaku dari luar saja, dan aku terasa seperti hendak marah. Sebab ini first time ada lelaki lain pegang buah dada aku selain suami aku. Tangan aku menepis tangan S, tapi S ni pandai memujuk. S cuba berlembut. S mencium dahiku, dan dia kata “I love U Anis”, bergetar jantung aku dengar suara romantis S.
Kemudian bagaikan dipukau, S memegang buah dada aku dengan lembut, seperti dibelai belai buah dada aku, S ramas2 lembut dari luar baju, aku mula rasa hangat diseluruh badan, nafas aku mulai tak teratur. Aku mula merelakan perbuatan S.
Lepas tu tangan S cuba menyeluk ke dalam baju blouse aku. S masukkan tangan nya melalui collar blouse aku. Tangannya yang hangat dan lembut membelai membuatkan bertambah nikmat. Aku hanyut dengan remasan S di buah dadaku.
S menggunakan tangannya satu lagi di bahagian depan, melepaskan butang blouse aku, lalu, tangan dia yang di belakang mula masuk kedalam blouse dan mulai meraba buah dada aku, aku mula rasa tak tentu arah, tangan S yang merangkul leher aku, mulai memasuki daerah yang ditutupi bra yang aku pakai, semakin lembut dia membelai buah dada aku, tangan S di lindungi oleh tudung shawl yang aku pakai. Aku mulai memandang kiri kanan, takut2 ada yang melihat, tetapi panggung agak lengang. Jadi aku biarkan tangan S masuk ke dalam bra aku. S mula memegang puting susuku yang tegang. S menggentil2 puting aku, aku berasa sangat geli, kemudian S berbisik kat aku, “Nipple U tegang la sayang, lembut je breast U, I love it”. Aku bagaikan dirangsang oleh bisikan S yang menggoda tu, S mulai memcumbui aku, S mula di leher, sampai lah ke pipi, aku jadi rela di perlakukan oleh S sebegitu. Kemudian, S mula mencium bibir aku, tangan S yang satu lagi mula meraba buah dada aku sambil bibir aku di hisap rakus oleh S, kedudukan S yang di sebelah kanan membuatkan dia selesa mencumbui bibir aku sebegitu.
Puas S meramas2 buah dadaku.
Aku rasa panties aku mulai basah. Pussy aku terasa hangat dan lembab. Aku mula terangsang. Tangan aku meraba-raba paha S, tiba2 tersentuh sesuatu yang keras, zakar S tegang, Aku teringin nak pegang zakar S tapi aku rase malu. Tiba-tiba S tanya, “U nak pegang burung I ke?” secara automatik kepala ku mengangguk. Lalu S mengambil tangan kanan aku dan dia letakkan di atas zakarnya yang sangat keras tu. “Keras tak U?” S tanya. Aku menggangguk.
Tangan aku mula menggengam batang zakar S dari luar seluarnya. S mendengus kesedapan. Aku dapat rasakan batang zakar S yang besar tu. Lalu mula teringin nak pegang zakar S tanpa seluar. Aku meraba dan mencari bahagian zip seluarnya, S pakai seluar slack yang longgar, jadi mudah aku menarik zipnya ke bawah. Tangan aku menyeluk kedalam lubang zipnya. “Ahh..ganasnye U” S terkejut, aku tersenyum. Aku terus genggam batang zakar hangat yang sangat keras. S tak pakai seluar dalam, batang zakar dia terus keras terpacak keluar dari seluarnya. Aku genggam sambil usap perlahan2. Sesekali, aku tukar, aku pegang telur S, besar telur S ni, tak macam suami aku. Aku selang seli, meramas telur S yang besar tu dengan usapan dibahagian kepala zakar S.
S tak henti-henti mencium bibir aku, dan meraba buah dada aku. Nafas kami berdua kencang. Tangan aku bermain2 di lubang kencing di kepala zakarnya, ada air mazi yang keluar. Sesekali aku lancap zakar S perlahan2.
Tiba2, tangan S berhenti meramas buah dada ku . Tangan S mula meraba paha kanan ku pula. S usap dari lutut hingga hampir ke celah kangkang aku, S usap perlahan-lahan. Aku berasa amat geli. Lalu, tangan S merayap sampai ke pussy ku. Tangan S menekup pussy kecilku. Sambil S gosok perlahan2. Aku mula mengerang, “S….taknak lah main kat situ, I geli lah…”
“U geli ye sayang? Takpe dari geli I boleh tukar jadi sedap” Ujar S romantis sambil senyum menggoda. S terus mengusap lembut di pussyku. Walaupun ada panties disebalik skirt labuh yang aku pakai, aku tetap merasakannya, kerana aku memakai panties jenis lace. Aku merasakan nafsu bertambah berahi.
Kemudian S menyelak skirt labuh aku naik ke atas…skirt aku tersingkap paras lutut. Kemudian S seluk ke dalam Skirt aku, tangan S mengusap sepanjang pahaku, aku mengeliat kegelian. Sampai tangannya menyentuh panties aku yang dah banjir, S mengusap2 panties aku, S kata… “Mmmm U dah basah lah Sayang”… Aku angguk-angguk manja.
S teruskan ciuman dibibir aku kemudian S selak shawl aku, S buka lagi butang blouse aku sampai bawah, S singkap blouse. Kemudian S dapat tahu bra yang aku pakai jenis cakuk didepan. “Sayang, I buka bra U k” Tangan S dengan mudah melepaskan cakuk bra ku. Maka terlihatlah buah dada selama ini milik suamiku dihadapan lelaki lain. S pegang buah dada aku, kemudian S mencium-cium buah dadaku. Lalu S hisap puting susu aku pula, sambil tangan S kembali membelai pussy aku yang sedang hangat membara. Kemudian S tiba-tiba meraba pubisku lalu S menyeluk tangannya kedalam panties aku, aku jerit perlahan,“ ah…S….” Serentak dengan tangan hangat S menyentuh belahan pussy ku.
“S…I mmmphh sss ahh…” Desahku sambil memegang kepalanya. Aku memang tak tahan, kalau puting aku dihisap sambil ada tangan yang meraba pussyku.
Aku berhenti memainkan zakar S. Tangan aku mula meremas lembut rambut S.
“Ahh…S..U know how to make me feel so good sayang” aku mula tak keruan.
S menggunakan jarinya memutar2 di bahagian kelentit aku, dan bibirnya terus menerus menghisap dan menggigit lembut putingku. Nikmatnya hanya aku yang tahu.
Kemudian, S berhenti lalu berkata. “Sayang, I nak buka panties U” Aku seperti menurut sahaja, dan mengangkat sedikit pinggulku. S pun melorotkan panties ku ke lutut. Kemudian, S melepas panties dari kaki ku. Maka tak ada lagi yang mampu menjadi benteng menjaga pussyku.
“Anis, U buka paha U luas-luas untuk I, sayang”…aku spontan membuka kangkangan aku. S meremas2 pussy aku…sambil tangan S sesekali menggosok lembut belahan pussy aku. Aku sendiri menyelak skirtku ke atas, aku buka kangkang aku luas-luas. Aku dapat saksikan tangan S membelai pussy aku yang tembam dan mulus seperti bayi baru lahir.
Aku mengerang lembut, terasa dimanjakan. Pipi aku dicium2 oleh S, aku bagaikan bermimpi membiarkan lelaki lain, membelai pussy aku yang sepatutnya milik suami aku.
“Pussy U cantik, mulus je macam baby” kata S.
“hmm I nak tengok lubang basah U lah” tambah S lagi.
Tiba-tiba S turun dari bangkunya dan duduk berdepan di celah kelangkang aku. S membuka belahan pussyku dengan jarinya, sambil jari jemarinya membelai biji kelentitku. Aku hanya mampu terkangkang membiarkan S menikmati permandangan di celahan pussyku. Aku lihat S, merenung pussy ku penuh nafsu.
Kemudian, S mula merapatkan bibirnya ke arah pussyku. Kedua-dua tangan S menolak pahaku dan membuka kangkang aku lebih luas. S cium paha kiri dan kanan, kemudian S dengan lembut mencium belahan pussy ku. Kemudian dia juga cium di biji keletit ku.
“Sssss….ahh…sayang…” Aku mengerang manja
S terus saja menjilat di lurah belahan aku dari bawah sampai ke atas, jari S membuka belahan pussy ku, kemudian S jilat di bahagian biji kelentitku. Aku tak mampu menolak, terasa seperti aku sudah menyerahkan semuanya untuk S.
Oh my god, walaupun suami aku memang suka jilat pussy aku. Tapi aku rasa kali ini, S jilat lagi sedap dan nikmat. S putar lidahnya perlahan2 di sekeliling biji kelentit ku, nafas aku turun naik tak menentu, aku diawang awangan. Aku remas-remas rambut S, aku tarik dan sembam muka dia ke pussyku. Lidah S menjilat2 lubang pussyku. Sesekali S hisap biji kelentitku. Kemudian, S gunakan jarinya bermain-main di sekeliling lubang pussyku. Aku mula merasakan aku sudah hampir klimaks.
“Ssss….oh fuck…sedap sangat sayanggg” aku sedar aku dah terpancut, aku klimaks. Pussyku seperti terkencing-kencing nikmat. Tubuh aku mengeliat kesedapan. Kaki aku terangkat2, aku terkulai sebentar.
Aku lihat S bangun dan melutut di depan aku, lalu batangnya tepat berada di celah pussyku. S cepat-cepat buka talipinggangnya dan melorotkan seluarnya kebawah. Sexynye bila S buat mcm tu. S kemudian menggengam batang zakarnya lalu menggesel2 kepala zakarnya di belahan aku yang dah banjir dengan air mazi dan air maniku. Kemudian S memutarkan perlahan2 kepala zakarnya di bijiku. Terasa biji kelentit aku sangat nikmat.
“Ahh..”
S terus melicinkan kepala zakarnya dengan air maziku. S menggeselkan zakarnya di belahan pussy ku. Aku berasa sangat horny, dan pussyku memang sudah bersedia menerima zakar S yang keras tu.
Sesekali S menekan zakarnya masuk ke lubang terlarang untuknya, tetapi tidak sepenuhnya. S cuma masukkan kepala zakarnya perlahan2. Kemudian S cabut kembali. S gosok lagi zakarnya ke pussy ku. S ulang perkara itu berulang kali. Aku mendesah manja.
“Oh S…I nak U…” sambil memegang pussyku aku bukakan belahan pussyku untuk S. Aku memang sudah bersedia untuk disetubuh S. Pussyku berdenyut2. Mahu menerima batang.
S memandang wajahku, aku tahu, dia juga mahu menikmati pussy aku.
“Sayang, burung I nak masuk sangkar U boleh?” S meminta izin
Aku mengangguk manja. Lalu perlahan-lahan S menolak masuk kepala zakarnya kedalam pussyku. Lalu S tenggelamkan batangnya kedalam. Aku dapat rasakan seluruh batangnya masuk memenuhi lubang nikmat ku. Kemudian S tarik batangnya keluar perlahan-lahan. Aku menjerit lembut…
“mmm…ahh…”
S kemudiannya mendayung pussyku dengan batang zakar nya yang gagah. S seperti seorang yang pakar dalam seks, S tidak gopoh, S mendayung aku dengan penuh lemah lembut. Tiba-tiba aku teringatkan suamiku. Dalam hatiku menjerit, “Abang…Anis minta maaf, Anis bagi batang lain masuk dalam pussy Anis”. S secara spontan mempercepatkan dayungannya, zakarnya menujah laju. Membuatkan aku lupa akan suamiku… Aku mengerang kesedapan. “Ahhh ahh….fuck me S…” Tangan ku mula meramas kedua2 buah dada aku sendiri. Tubuh ku bergoyang2 di tujah S, buah dada ku montok bergoyang-goyang. Tangan S memegang pinggangku erat.
S teruskan henjutan nikmatnya… Aku jadi tak tentu arah. Aku memeluk pinggang S erat. Kemudian S mencabut batangnya keluar dari pussyku.
“Sayang kita doggy nak?” S bisik ke telingaku.
Aku tanpa disuruh membalikkan tubuhku. Menonggeng ke arah S. S mula menghalakan zakarnya tepat ke lubang pussyku. S tolak perlahan-lahan zakarnya masuk.
“aaahk…” Aku mendesah.
S melajukan tujahannya. Tangannya meramas pinggulku. Sesekali tangannya meramas buah dadaku.
“sedap sayang?” Tanya S.
“ahh…sedap S… Pussy I rasa sedap sangat aahh…ahhh mmph”. Aku jawab penuh nikmat.
“I love U Anis, your pussy ketat sangat ahh…” Tambah S yang mula mengerang.
Aku mula rasa seperti hendak klimaks. Kepala zakarnya menujah sampai ke pangkal rahimku.
“aaah…S…ahh…I feel so good… oh my god…aahhh” pussyku mengemut kuat, tubuhku mengejang. Aku menolak diriku kedepan. Sehingga zakar S tercabut dari pussyku. Kepalaku tersandar di bangku. Tubuhku longlai.
S memelukku. Lalu S bangun dan kembali duduk di bangkunya, sambil sambil menarik tanganku. S merangkul tubuhku naik keatas tubuhnya. Aku berdiri dan mengangkang tepat diatas zakar S yang masih terpacak, aku capai batang S lalu aku aku dorong ke dalam lubang pussyku, dan aku duduk diatas batangnya…
“mmmphh ah” terasa batang S memenuhi seluruh pussyku.
Kali ini giliran aku pula, mendayung zakar S. Aku menggerakkan tubuhku naik dan turun atas batang S yang keras itu. Aku memeluk S erat2. Kemudian, aku memperlahankan rentak. Aku menggoyangkan pinggul ke depan dan belakang. Aku melihat S menikmati goyangan pinggulku.
Kemudian aku bisik ketelinga S, “S… I want you to fuck me, fuck me S,…fuck me harder”
S kemudian memeluk pinggangku, dan turut menaikkan punggungnya, kemudian S menggoyangkan pinggulnya, aku bagaikan dilambung2 menaiki kuda. Punggung ku diramas2 S, sambil batangnya keluar masuk di pussyku. Nikmatnya memang tak terkata.
“ahh ahh…S…I love it…yes…like that…ahh” aku tak dapat menahan kesedapan.
Kemudian S pula, bisik di telinga aku, “U… Grind my dick macam tadi, I love it, fuck me sayang, I love your tight pussy”
Lalu aku goyangkan pinggul aku ke depan dan ke belakang. Aku buat S sampai terpejam-pejam mata dia. Batang S punyalah keras, sedap gile, sampai aku tak sedar aku boleh goyangkan pinggul aku sebegitu.
Tiba-tiba hp ku berbunyi. Cepat-capat aku seluk dalam handbag aku, capai hp aku. Takut orang dalam panggung tu sedar bunyi hp aku.
Suami aku telefon!
Alamak, aku terus jawab fon dari dia. Wajah S pun terkejut. Pussyku pula masih disumbat oleh batang S.
Goyangan aku terhenti.
Aku : Hello abang.
Aku cakap tetapi seperti berbisik.
Suamiku : Hello sayang, tengah buat ape tu?
Aku : Takde ape bang, tengah baring ni kat katil.
Suamiku : Ooh kat rumah, dah balik ye dari tengok wayang.
Aku : A'ah…kenape bang?
S mulai nakal. Tangan S meramas pinggulku. Aku menampar manja lengan S, dan menunjukkan isyarat diam. Tetapi S tetap nakal. S menarik pinggulku merapat ke perutnya. Membenamkan lagi batangnya ke dalam pussyku.
Aku : Mmph..
Aku terkejut. Wajah S seperti mahu lagi goyanganku. Aku buat muka marah-marah manja.
Aku menyambung goyangan pinggulku. Kiranya aku berbual dengan suamiku sambil pussy miliknya dipenuhi oleh batang lelaki lain. Aku jadi horny lagi.
Suamiku : Saje je, cuma abang nak bagitau, abang kene extend outstation ni. Abang balik hari rabu depan.
Aku dengar perbualan suamiku sambil pussyku menerima tujahan batang S.
Aku : Oh…mmpph…ye ke bang…mmph…
Aku seperti tak dapat memberi perhatian terhadap perbualan aku dan suamiku.
Suamiku : Ye… Sayang tengah buat ape tu? Lain macam je.
Aduh…suami aku perasan ke?
Aku : Takde ape la abang…mmmph…mmph..
Suamiku : Haa awak main pussy eh. Rindu abang le tu..haha
Aku : Hihi…mmmphh… Ye bang…Anis tengah belai pussy Anis.. Anis teringat kat batang abang…aah…ahh mmmphh…
Suamiku : Mmmm kesian wife abang. Nanti abang balik kita ehem-ehem ye sayang… I miss You…
Aku : Ye..I miss you too…bang…nmmnph… Anis nak batang abang….
Aku goyangkan pinggulku makin laju.
Aku : Abang….Anis nak abang…mmphh…mmm…ah…
Suamiku : Abang pun nak sayang…stim lah abang dengar Anis ngerang camtu…abang dah naik sti..eh sayang kawan abang datang. Nanti kita sambung k…bye…love you.
Aku : Mmmpph…ok abang…love you too…bye.
Tuuut panggilan terputus.
Mmm…tak sangka aku berbual dengan suami aku semasa aku tengah bersetubuh dengan lelaki lain. Nasib baik suamiku tak fikir yang bukan-bukan. Tapi perbualan aku tadi, membuatkan aku bertambah horny. Nafsu seks aku semakin meninggi. Aku terus tumpukan permainan aku dengan S.
Aku goyang pinggul aku laju-laju. S pun menikmati.
Aku terus mendesah,“ ah…ah ah..”
Aku cakap kat S “sayang, ahh ahh tak sangka U fuck I kat sini…ah…ah…”
S balas “yes dear…ah.. Kalau hubby U tau tadi mesti dia mengamuk kan ahh aghhh..”
lalu aku jawab, sambil pinggul aku menggerudi batang S dengan laju.
“ahh..ah sayang, tak pe…aah…memang I nak batang U…I nak rasa batang U…ahh…ah…sedap sangat batang U…mmmph…batang hubby I pun tak sedap macam U…ahhh….ahh…”
S kata, “Really? Aah…mmm pussy U pun sedap, ahh..ahh…”
Kami bercumbuan, S menghisap lidah aku. Kemudian S cium leher aku.
S kemudian kata, “U…bayangkan husband U…ahh..ah.. tengah tengok I fuck pussy U macam ni”
Bila aku dengar S cakap macam tu, aku terus terbayangkan yang suami aku tengah tengok aku fuck depan mata dia. Aku bayangkan suami aku pandang aku, sambil melancap tengok aku tengah fuck batang lelaki lain… terus aku rasa nak klimaks,
Aku jerit kat telinga S “fuuuckk, sayannnng ahhh ahh Abang…Anis fuck dengan batang lain ni banggg….batang dia buat pussy Anis sedap bang….ahh…mmmph… aaahhh ooohhhh”
Tubuh aku mengejang kesedapan buat sekian kali…aku tekan pinggul aku menolak2 batang S masuk jauh kedalam pussy aku…terbenam habis batang S dalam pussy aku. Terkemut2 pussy aku, mengepit zakar S. Lalu tubuh S aku peluk macam taknak lepas.
Ini lah kali pertama aku klimaks sampai macam ni sekali. Batang S memang nikmat, sedap, keras dan besar. Lagi pula aku bayangkan suami aku tengok aku fuck lelaki lain. Aku layu terkulai dalam pelukan S. Kami bercumbuan seketika…
S memang hebat, lama juga dia bertahan. Tak terpancut pun lagi S ni. Batang S pula masih keras dalam pussyku. Kemutan demi kemutan aku beri pada S. Pussy akh masih lagi berdenyut2 sedap menikmati zakar S. Aku bangun. Membuatkan batang S keluar dari pussyku. POP!…batang S masih terpacak. Batang S basah lenjun diselaputi air mani dan air maziku.
Kemudian…aku turun kebawah tempat duduk, giliran aku pula menikmati zakar S secara oral. Aku turun ke celah kangkang S perlahan2 aku kepitkan batang S dengan buah dadaku. Kemudian kedua tangan membelai lembut batang S, batang S memang gagah, terpacak keras, kepala zakar S besar. Zakar S juga tak ada bulu, mungkin S baru shave burung dia. Lalu aku cium hujung zakar S. Aku jilat di garisan kepala zakar S. Sampai ke bahagian telur S, telur S memang besar, aku sedut biji telurnya sambil tangan aku mainkan lubang kencing S.
S mendesah nikmat.
Aku lancap batang S perlahan2. Sambil sebelah tanganku meraba dada S di balik kemejanya.
Lalu aku hisap batang S semahunya. Aku kulum kepala zakar S. Aku ramas telur dia yang besar tu, aku cium telur S, sambil tangan aku lancap batang S.
Kemudian, aku lancap batang S laju2 sambil aku jilat lubang kencing dia.
S mengerang kesedapan. “Ah…ah… Anis…U pandai belai burung I lah…mmm…ah”
“S…sedap tak I main burung U? Special tak? Hari ni I dapat tangkap burung U tau..” Kata aku sambil senyum menggoda
“mmm sedapnye U…” S tak dapat menahan kesedapan.
Kemudian, aku teruskan lancap batang S. Sesekali aku kulum kepala zakar dia.
Mata S terpejam, dia dah nak terpancut, “ahh.. U… I’m cumming…ahh…ahhhh” jerit S perlahan. Punggung S terangkat sedikit, aku lihat air mani S keluar dari lubang kencing S, terpancut tinggi, aku tergamam “mmm…wow…” Desah ku, pancutan S banyak, aku dapat rasakan batang S terkemut2 memerah air maninya keluar membuak-buak.
“Banyaknye U pancut ni sayang” kataku.
S hanya mampu tersenyum.
Aku teruskan menggenggam batang S. Air mani S masih keluar meleleh. Tetapi semakin perlahan, banyaknya air mani S ni…keluar macam lava gunung berapi. Nasib baik S tak pancut dalam mulut aku tadi. Banyak sangat, pekat pulak tu Nyeri rasanya. Suami aku pun tak pernah pancut sebanyak ni. Mungkin sebab telur S besar. Sebab tu air mani S banyak. Telur suamiku pula cuma separuh je dari saiz telur S ni.
Aku genggam zakar S, dan tarik naik ke atas, penuh tangan aku dengan air mani S. Kemudian aku ambil panties aku yang ada di lantai
. Lalu aku lap sisa air mani S.
S tersandar kesedapan. Aku naik kembali atas tubuh S, dan memeluk dirinya.
Seperti terlupa, yang kami masih dalam pawagam. Kami berpelukan di bangku. Setelah beberapa minit baru kami tersedar. Kemudian cepat2 kami berdua betulkan pakaian masing2.
Kemudian aku duduk di bangku aku semula. Cerita yang ditayang ntah kemana jalan ceritanya. Tetapi, S romantis sangat, dia tarik tangan aku, dia kiss, kemudian dia cium pipi aku.
“Thanks sayang, you are so hot” Puji S.
Aku cuma mampu tersenyum puas.
Kemudian S peluk aku seperti awal tadi. Sesekali S remas tangan aku. Dalam pelukan S, aku terkenang wajah suamiku. Rasa berdosa itu ada, tetapi nikmat batang S dan belaian S memang boleh mengalahkan suamiku.
Kami berpelukan sampai la wayang habis. Kemudian kami pun pulang. Tetapi malam tu aku dengan S, tidur dirumahku. Aku ajak S balik ke rumah. Maka kami sambung lagi pusingan kedua di atas katil milik aku dan suamiku.
Mungkin akan ada yang kata aku ni isteri yang curang, isteri tak baik dan sebagainya, tapi biar lah apa orang nak kata, sebab kepada isteri yang pernah berbuat seperti yang aku buat ini, mesti akan dapat fahami nikmatnya main batang lelaki lain…memang nikmatnya berbeza.
Mmuah sayang S,
Maafkan Anis, abang…
- Anis Wahida
758 notes
·
View notes
Text
Nyatanya setelah menikah, menulis tentang cinta jadi susah
————
Perjalanan cinta yang sudah menemukan muaranya, ternyata membuat hidup seakan lupa akan kegundahan jaman remaja.
Bagaimana tulisan akan cinta mulai muncul di masa-masa menjelang remaja, mungkin berawal di akhir masa SD jika aku tak salah ingat.
Tulisan akan cinta, kegundahan tentang kagum terhadap orang lain, menduga apakah dia the only one, lagu pupus dan memulai harap baru terhadap yang lainnya.
Masih ingat bagaimana gusarnya saat berada di ujung pilihan, saat harus menentukan hal yang penting dalam hidup yaitu mencari pasangan.
Lagu-lagu galau yang mengiringi, dan pertanyaan tentang siapakah jodohku? Seperti apakah dia? Apakah dia juga sedang berjuang untuk saling menemukan?
Kini saat jawaban itu sudah ada, perasaan gusar itu ternyata turut hilang, hanya mengingat bagaimana tapi tak lagi ingat rasanya.
Ternyata menggalau jodoh yang bertahun-tahun lamanya kemarin itu, jadi terasa sebentar kala kita sudah menemukan.
22 Januari 2024
54 notes
·
View notes
Text
Menjalani hubungan di usia belasan, tumbuh bersama hingga memasuki usia dua puluhan. Selalu berjuang bersama untuk mempertahankan hubungan. Tapi akhirnya kandas ketika sudah melewati usia dua puluh limaan. Dari masa remaja hingga dewasa, segala proses dilewati bersama, menjadikannya penting di setiap perjalanan hari-harinya. Lalu, tiba-tiba hilang.
Kata orang, dewasa membuat seseorang menjadi semakin bijak memandang segala persoalan. Tapi ternyata tidak selalu demikian, apalagi perihal kehilangan atau perpisahan. Justru, patah hati di usia dewasa terasa makin menyiksa. Masa muda seolah-olah sudah sampai di ujung batas waktu tapi malah sibuk menyembuhkan luka batin, trauma, trust issue, dll. Sendiri terasa kosong, tapi untuk membuka hati juga belum siap, masih ada sakitnya, masih ada traumanya. Ada rasa malas untuk memulai pendekatan lagi, membuka obrolan, mencari tahu kesukaan satu sama lain. Belum apa-apa rasanya sudah melelahkan sekali.
Percayalah, patah hati selalu menyakitkan, tidak peduli berapa usiamu.
—Prasetyani Estuning Asri
3 notes
·
View notes
Text
Membuka tumblr saat ini bagiku seperti membuka time capsule, atau membuka playlist jadul jaman remaja yang lagu lagunya punya kenangan tersendiri. Ah dulu pernah semanis ini sama hidup, dulu pernah segelisah ini soal hidup. Setelah melihat lihat kadang ingin menetap lama, mengulang kembali sisi diri yang lama. Tapi selalu saja terulang, aku sibuk - sok sibuk lebih tepatnya lalu melupakan halaman halaman ini lagi. Ibarat kata, dulu kita punya 100 tentang diri kita, berjalan waktu satu persatu hal itu hilang dan berganti.. Sebagian besar dari hal hal itu benar benar hilang, sebagian yang lain masih bertahan di sudut yang tak terlihat oleh kesadaran.. Sesekali mereka muncul untuk mengingatkan kalau hal hal itu pernah menjadi bagian dari diri kita :)
64 notes
·
View notes
Text
CUAP-CUAP PEMBUKA
Nabila Hadya Tri Kusuma. Lahir di ibu kota tahun dua-ribu-tiga. Anak bontot dari tiga bersaudara, satu-satunya perempuan pula. Habiskan masa kecil di Jakarta juga tapi kepleset dikit alias Tangerang. Menjelang remaja berpindah lagi ke Jawa sebelah tengah, tepatnya Surakarta. Kausanya Papa dan Mama yang duluan berpulang akibat sebuah insiden.
Masa remaja dilewatkan tanpa orang tua nggak lantas bikin Nabil tumbuh jadi orang merana. Dia masih kenal bahagia! Pakde dan Bude, wali yang akhirnya menyanggupi rawat Nabil beserta dua kakaknya, nggak tebang pilih dalam hal mengasihi. Senantiasa bersyukur diberi kesempatan lahir di lingkup keluarga yang kebaikan hatinya seluas samudra meski kadang kali perasaan hilang arah nggak segan mampir. Tapi, nggak jua jadi masalah berarti, yang penting dia tau cara mengatasinya, yaitu konsultasi ke Abang dan Kakak berkedok ngomel-ngomel.
Sekarang Nabil lagi sibuk menikmati masa jadi mahasiswa semester lima di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, hitung-hitung asah kemandirian dengan jadi anak rantau tanggung karena tiap akhir pekan sering balik ke rumah Pakde. Ambil jurusan apa emangnya? Peternakan. Nyangkut di sana karena nggak keterima di pilihan pertama. Nabil seneng kok, cuma sempat pernah keki karena diketawain habis-habisan sama Kakak, perkara dia ngadu kelepasan nangis waktu pertama kali kunjungan kandang. Selain itu aman walaupun praktikum dan tetek bengeknya bikin ngap-ngapan.
Takut kebablasan jadi biografi, ada baiknya kalian tanya hal-hal lain (barangkali masih penasaran) langsung ke bocahnya sendiri. Bisa lah, ngobrol sambil ngopi?
3 notes
·
View notes
Text
Finding Myself #3
Rusak
Satu lagi pola ajaran Tuhan yang berhasil kutemukan pada diriku. Selain yang tentang bahagia dan berharap. Kali ini adalah tentang rasa suka.
Dari kecil, setiap kali aku menyukai sesuatu, pasti sesuatu itu akan rusak/hilang dalam waktu dekat. Pernah aku mendapat hadiah sepatu baru saat ulang tahun yang ke-8, sepatu bagus dan bermerk. Namun baru satu minggu kupakai, sepatu itu rusak. Ia tampak seperti mulut buaya ketika kupakai berjalan. Aneh. Gak masuk akal. Tapi itulah kenyataan.
Belum dengan barang-barang lainnya. Sampai kakakku pernah melarangku masuk ke kamarnya, karena apa pun barang yang kusentuh pasti rusak katanya, hahaha. Lain lagi dengan ibuku, wanita yang telah melahirkanku itu malah merasa heran dengan fakta, kenapa barang bagus yang kupakai malah cepat rusak, sementara barang jelek justru malah awet, haha.
Kejadian barang rusak terus berulang sampai aku remaja, bahkan hingga dewasa. Tak terhitung berapa kali sudah aku berganti ponsel. Pernah punya hp nokia keluaran terbaru dulu, satu minggu ilang. Blackberry baru beli belum satu minggu tombolnya udah pada rontok, heran. Beli hp touchscreen belum satu bulan udah eror. Beli hp android, pecah layarnya, padahal gak diapa-apain, apa karena getaran suara atau apa aku juga gak paham.
Sampai terakhir beli hp ini tahun kemarin. Kali ini aku udah ngewanti-wanti banget biar gak terlalu suka-suka banget sama ni hp. Aku juga ngeluarin zakat buat ini hp (meski pun bukan termasuk barang wajib zakat). Alhamdulillah, selamet bisa nyampe setahun ��
Tapi kalau dipikir-pikir, sebenernya bukan cuma barang sih yang rusak. Hubunganku pun gampang banget rusaknya. Entah hubungan dari keluarga, pertemanan, persahabatan, bahkan asmara.
Aku malah dulu bingung gimana nanti kalau kerja, karena aku biasanya gak betah lama-lama kenal sama orang. Pasti ada aja masalah yang buat hubungan renggang lalu hilang.
Akhir-akhir ini, aku sudah tidak terlalu peduli dengan masalah pertemanan. Selama aku merasa aku tidak melakukan kesalahan pada mereka, aku tidak akan begitu peduli dengan siapa yang datang dan siapa yang pergi. Dan wow! Aku merasa tersanjung ketika teman-teman yang telah lama tak berkabar, begitu menyambutku ketika kami kembali bertemu. Karena sebelum-sebelumnya gak pernah kayak gini.
Ternyata terlalu menyukai sesuatu bukanlah hal yang baik. Apa pun yang ada di dunia ini tidak akan seimbang jika diberi rasa cinta dengan kadar yang terlampau besar yang sanggup ditampungnya.
Aku jadi inget sebuah ayat yang bercerita, seandainya Al-Qur'an itu diturunkan pada sebuah gunung, pasti gunung itu akan hancur lebur karena takut pada Tuhannya.
Al-Qur'an adalah salah satu bukti cinta terbesar Tuhan pada manusia. Di dalamnya ada pedoman yang berasal langsung Pencipta mereka. Gunung tidak akan sanggup mengemban amanah itu karena terlalu berat baginya. Tapi manusia sanggup atas izin-Nya.
Intinya segala sesuatu telah memiliki ambang batas kadar porsi cinta yang bisa diterimanya masing-masing.
Jika ia rusak, maka mungkin cintamu terlalu besar padanya. Kau harus mengalihkan sebagian cintamu pada sesuatu yang lain.
Seseorang pernah berkata, "Letakkan dunia di tanganmu. Jangan di hatimu."
Iya, karena hatimu terlalu besar bagi dunia yang kecil ini. Jika kamu meletakan dunia di hatimu, maka akan selalu ada ruang kosong di sana yang membuatmu akan terus dan terus mencari sesuatu untuk memenuhinya.
8 notes
·
View notes
Text
Ber-attitude Punk dalam Menghadapi Keruwetan Kekasihmu
Sebagai lagu hits dari band punk legendaris Malang yang jadi soundtrack masa remaja saya, tentu sudah banyak yang membahas apa arti dari Hilangnya Snickers and The Chicken Fighters alias SATCF. Tapi saya tidak peduli karena saya tetap pingin mengarang bebas demi melakukan katarsis: menulis pada microblog bedebah ini. Punk og.
Dulu saya sempat nge-band dengan meng-cover lagu ini di penghujung jaman SMA, ngegarap versi lebih barunya yang lebih punk rock, padahal di masa awal saya dengar dulu ketika SMP, lagu ini masih punya intro piano (keyboard kali ya) yang agak beraroma mistis-emo. Ingat Tormented-nya Killing Me Inside era vokal Sansan? Nah, mirip. Tapi versi yang manapun, ada jaminan lumayan besar untuk berhasil membawa kawan-kawan di venue bergoyang asyik, sambil tipis-tipis saling ngegebuk satu sama lain tentu saja.
Sebetulnya saya sepakat bahwa lagu ini berisi konflik. Tapi berhubung ini sudah 2024, konfliknya jadi terasa sangat gen z: kekasihmu ruwet akibat mental unstability.
Haruskah dilema menghantui diriku
Semua perasaan yang ada di dirimu
Khas orang-orang yang harus walking on eggshells karena ada orang lain yang sikit-sikit tergores perasaannya macam pemuja politisi gagal pemilihan. Saya pernah ngalami, dan percayalah rasanya sungguh keparat. Memicu emosi yang cukup untuk mengaryakan sebuah lagu penuh perlawanan, atau mengarang bebas di microblog yang tidak dibaca siapapun. Sekarang coba baca lagi 2 baris penggalan lirik tadi. Dalam bahasa Malangan, dua baris tadi dapat dirangkum dalam ekspresi: Hash yoopo seh iki cok?!
Sekarang mundur dikit ke 7 bait awal lagu ini. Sungguh cara yang sedikit kelewat puitis untuk tipis-tipis mengumpat “meneng o cangkemmu!”. Sudahlah diam kau buang waktu percuma, gak usah kebanyakan cakap aku mau mikir dulu. Mungkin, kira-kira itulah yang mau disampaikan nyanyian di bagian ini.
Tapi saya mengakui saya salut. Meskipun diwarnai marah-marah layaknya arek Malang yang terjebak lalu lintas jalan Gajayana di jam pulang kantor ketika cuaca hujan, lagu ini juga memiliki jiwa ksatria, kekuatan pria sejati yang mau mengevaluasi dirinya dan mencari kesempatan untuk bounce back setelah digebuk hidup yang kurang ajar ini.
Masih adakah kesempatan ku untuk kembali
Dari semua hal dan aturan yang kau anggap tlah mati
Berikan ku waktu berpikir sejenak
Melihat kebelakang masalah
Tanpa tujuan mengungkit masa lalumu
Yah apapun masalahnya, hidup memang masih terus berlanjut. Kita masih harus terus berdiri di atas kaki sendiri untuk keluar dari ketertindasan. Seperti nafas dari lagu ini: meskipun hidupmu terasa seperti bajingan, jangan lupa evaluasi dan terus berjalan. Seperti kata mas Dea Anugrah (bukan Tan Malaka) yang menciak di laman sosial media Twitter-nya:
Terbentur,
Terbentur,
Terbentur,
Teriak, "Anjeeeeeng!"
Terbentur
2 notes
·
View notes
Text
Ö88ᒿ-I67Ö-IᒿÖᣮ (WA) Obat Menghilangkan Jerawat Obat Penghilang Bekas Jerawat Yang Menghitam
Cara menghilangkan jerawat batu dengan cepat penyebab jerawat batu di dagu obat jerawat alami jerawat gatal obat jerawat tempel masker jeruk nipis untuk jerawat cara mengempeskan jerawat batu jerawat di telinga bekas jerawat menghilangkan bekas jerawat obat penghilang bekas jerawat yang menghitam masker untuk jerawat. Cara mengatasi jerawat cara mengatasi jerawat batu. Cara menghilangkan jerawat batu jerawat nodul cara mengeluarkan jerawat batu obat jerawat mendem obat jerawat minum sabun muka untuk jerawat .
#Cara Menghilangkan Jerawat Dengan Lidah Buaya#Penyebab Jerawat#Makanan Yang Membuat Jerawat Hilang#Obat Jerawat Yang Ampuh#Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Yang Menghitam#Jus Untuk Jerawat#Jerawat Di Muka#Obat Jerawat Alami Untuk Anak Remaja#Jerawat Parah#Menghilangkan Bekas Jerawat#Jerawat Di Dagu#Cara Mengatasi Jerawat Mendem#Jerawat Gatal#Obat Menghilangkan Jerawat#Jerawat Batu
0 notes
Text
Nikmat Bernama Teman
Kenapa ini mengandung bawang. Rasanya jadi salah satu teman terlama seatap atau tetanggaan mulai dari asrama, kosan, kontrakan, mulai dari zaman (bukan) putih abu-abu, melainkan PDU putih biru, hingga awal dunia kerja. Juga teman next level karena jadi satu-satunya yang saat pertahanan terakhir di rantau runtuh, memberanikan diri bilang
"Nan, aku boleh pinjam uang dulu nggak? Nanti~"
Padahal, kalau ditanya ortu, jawabannya selalu
"Masih ada, kok."
Oh, tentu saja hidup bersama saat remaja & mendewasa selama itu ada dramanya. Drama yang akhirnya kita ketawain bareng.
"Dulu kita childish banget, ya. Masa masalah sepele gitu aja berantem."
Lagi-lagi, dunia emang tempatnya perpisahan. Kalau di dunia aja seru untuk bernostalgia setelah hilang hard feelingnya, apalagi kalau nanti setelah di dunia, kita juga bisa reuni di surga. Tempat di mana udah nggak ada lagi rasa sedih, marah, cemburu, kecewa dan segala macam sakit hati, nggak ada ghill.
Be patient, till we get there, my dear friend and other friends~
Nggak ada ghill juga akan bikin kita lebih berlapang hati, karena temannya teman juga adalah teman, dan setiap teman punya porsi dan cerita yang spesial dalam menemani proses bertumbuh. Bukan berarti karena dia sedang tidak ada secara kasatmata, maka dia tidak nyata.
3 notes
·
View notes
Text
anak saudara dan pak mat
Suatu hari ketika keluarga mertua ku mengadakan majlis kenduri arwah di kampung, kami dikejutkan dengan berita kematian abang kepada mertua ku yang juga merupakan bapa saudara kepada suami ku. Oleh kerana ketika itu hanya suami aku sahaja yang mempunyai kereta, maka mertua ku dan adik beradik ipar yang lain semuanya turut serta menziarahi jenazah di kampung lain yang agak jauh juga daripada kampung mertua ku.
Oleh tempat duduk terhad, suami ku menyarankan agar ku tinggal sahaja di rumah mertua ku dan ditemani oleh dua orang anak saudara suami ku. Zaidin anak adik ipar ku yang baru nak masuk tingkatan 1 dan Zairul anak abang ipar ku yang baru nak masuk darjah 6. Kedua-dua mereka ini masih belum bersunat.
Aku tidak berapa percaya kepada budak-budak tersebut kerana memang aku tahu, setiap kali aku mandi Zaidin memang tak lepas peluang untuk mengintai tubuh ku. Namun begitu aku diam sahaja perkara tersebut, bukannya orang lain, anak saudara suami aku juga yang aku anggap macam anak saudara aku juga. Lagi pun mereka itu budak-budak yang sedang melangkah ke alam remaja tentulah keinginan untuk mengetahui dan mencuba perkara yang berkaitan seks itu meluap-meluap. Disebabkan itu saranan suami ku, maka aku tidak membantahnya, diharapkan tiada apa yang tidak diingini berlaku pada diri ku malam ni.
Aku melayan anak buah suami ku itu macam biasa, walau pun aku perasan mereka memandang aku seolah-olah mahu menelan tubuh ku ini. Memang nasib tidak menyebelahi diriku malam ini, di luar rumah sayup-sayup kedengaran bunyi burung hantu yang menyeramkan bulu roma ku.
Aku sememang nya seorang yang penakut, malam itu aku terpaksa meminta tolong Zaidin dan Zairul menemani aku untuk ke tandas yang terletak di luar rumah. Tandas kampung yang dibina menggunakan papan, walaupun bertutup semua tetapi masih terdapat lubang-lubang yang membolehkan Zaidin dan Zairul mengintai aku yang melepaskan hajat.
Namun begitu aku tidak mempedulikan apa yang Zaidin dan Zairul buat, ketika ini perut aku memulas dan ingin melepaskan hajat, kalau dia orang mengintai tubuh ku pun itu rezeki dia orang lah, aku tidak ada malu lagi dah ketika ini.
Setelah lega aku mendapatkan Zaidin dan Zairul yang menunggu di luar dengan tersenyum-senyum memandang aku, aku membalas senyuman mereka dan bertanya samada mereka nak kencing atau tidak. Mereka mengeleng-geleng kepala, tetapi aku perasan seluar pendek yang dipakai oleh mereka berdua tertonjol ke depan.
Sah dia orang mengintai aku tadi yang menyebabkan zakar dia orang menegang. Sememang nya ketika melepaskan hajat tadi, aku menyelak kain ku ke atas mendedahkan keseluruhan anggota bahagian bawah tubuh ku.
“Mak Ngah, tadi Zaidin mengintai Mak Ngah,” Zairul memberi tahu aku.
“Ooo ambil peluang ye, tak baik Zaidin buat macam tu,” tegur ku.
“Habis tu kalau mintak nak tengok, mesti Mak Ngah tak kasi punya, jadi peluang yang ada tadi memang saya tak lepas punya,” jawab Zaidin.
“Fuh! Mak Ngah punya memang tembam, bulu banyak pulak tu, sampai sekarang batang pelir saya masih menegang, teringatkan burit Mak Ngah tadi,” sambung Zaidin lagi.
Merah muka aku menahan malu dan geram tapi nak buat macam mana Zaidin memang macam tu, kenakalan memang diakui oleh kedua orang tuanya sendiri.
“Zaidin… tak baik tengok orang lain punya, lagi pun Zaidin masih budak tak baik memikirkan perkara yang bukan-bukan,” tegur ku lagi.
“Ala Mak Ngah, kita orang dah rasalah burit budak perempuan, hangat dan geli bila dijolok dengan batang pelir,” jawab Zaidin selamba.
Meremang bulu roma ku mendengar jawapan tersebut.
“Eii Zaidin ni nakalnya, nanti Mak Ngah cakap kat bapak kan,” ugut ku.
“Ala kalau Mak Ngah beritahu bapak kita pun, boleh cakap jugak yang burit Mak Ngah tembam dan berbulu,” jawabnya pula.
Boleh hilang akal aku kalau dilayan sangat budak ni. Suami adik ipar yang merupakan biras aku lebih tua daripada aku memang seorang yang gatal sikit. Pernah beberapa kali dia mengambil peluang menepuk punggung ku ketika di dapur. Anak dengan bapak sama je perangainya.
Jadi aku ubah strategi aku daripada menasihat kepada melayan karenah anak saudara suami ku ini.
“Zaidin buat dengan siapa?” tanya aku ingin tahu.
Dia menceritakan yang dia pernah bersetubuh dengan budak perempuan kampung ini yang sekelas dengannya, ketika pulang dari mengaji quran. Menurutnya lagi dia belum pernah bersetubuh dengan perempuan dewasa dan dia teringin sangat ingin merasa lubang burit perempuan dewasa.
“Zaidin tak boleh buat dengan perempuan dewasa sebab tak bersunat lagi,” jawab ku cuba mengawal keadaan.
“Ala tak kisah Mak Ngah, orang Cina dan India tu boleh main, mereka tu bukan bersunat pun,” jawab Zaidin cuba memusingkan fakta.
Panas muka ku, terkena aku dengan jawapan budak ni.
“Jadi Zaidin nak apa sebenarnya ni?” tanya aku cuba mematikan helahnya.
“Mak Ngah bagilah saya rasa sekali burit Mak Ngah malam ni, tak tahan ni, dari tadi batang pelir saya asyik menegang saja,” jawabnya selamba.
Memang dah agak dah, itu yang dia mahu sebenarnya. Zairul hanya tersenyum dan diam membisu saje.
“Eh tak Mak Ngah tak boleh bagi lah Zaidin, berdosa tau, lagi pun Mak Ngah ni bini Pak Ngah kau, kalau dia tahu kan susah nanti,” jawab ku berterus terang.
“Ala Mak Ngah jangan bagi tau yang Idin dah rasa burit Mak Ngah, tolonglah Mak Ngah tak tahan ni, nak meletup rasanya batang pelir saya ni,” sambung Zaidin sambil menayangkan batang pelirnya yang keras menegang itu.
Berdebar juga melihat saiz batang pelir Zaidin yang berukuran lelaki dewasa walaupun dia masih berusia 13 tahun dan masih belum bersunat. Terlintas jugak dalam kepala aku bagaimanalah budak perempuan yang sebaya dengannya menerima kemasukan batang pelir Zaidin yang bersaiz lelaki dewasa ke dalam kemaluan dia orang. Patutlah dia beriya-iya sangat nak rasa burit perempuan dewasa, saiz zakarnya memang untuk burit perempuan dewasa.
“Kalau Mak Ngah tak nak kasi, kita nak tinggalkan Mak Ngah sorang-sorang kat sini, tidurlah dengan hantu kubur kat belakang rumah tu,” ugut Zaidin.
Rumah mertua ku memang berdekatan dengan kawasan perkuburan, tu yang menyeramkan aku bila tinggal sorang-sorang.
“Janganlah macam tu Din, Mak Ngah takut sorang-sorang kat rumah ni,” rayu aku.
“Kami boleh temankan Mak Ngah tapi tu la, bagi lah kami rasa sekali burit Mak Ngah tu, bukannya orang lain tahu pun, kita-kita je Mak Ngah,” pujuk Zaidin lagi.
Aku buntu memikirkan cara untuk menghindarkan dari bencana yang bakal menimpa diriku. Nampaknya dalam keterpaksaan begini aku pasrah menyerahkan tubuhku untuk dinikmati oleh Zaidin dan Zairul. Sememang aku tidak sanggup mengharungi malam yang penuh menyeramkan seandainya aku ditinggalkan bersendirian.
Aku cuba memujuk hati bahawa keadaan yang akan diharungi adalah sama seperti malam-malam yang lain cuma situasi yang berbeza. Jika di malam-malam yang lepas aku ditiduri oleh suami sendiri dan hanya zakar suami sahaja yang memasuki faraj ku tetapi malam ini aku akan ditiduri oleh anak saudara suami ku dan mungkin zakar mereka akan memasuki faraj ku.
Tambahan lagi saiz dan kekerasan batang pelir Zaidin menyebabkan faraj ku berdenyut-denyut melihat nya. Kadang-kadang terlintas juga di fikiran ku untuk merasai batang zakar yang belum bersunat. Pernah juga aku berkhayal disetubuhi oleh pelakon cerita Korea dah tentu zakarnya tidak disunatkan.
Kini batang pelir Zaidin yang belum bersunat dan saiznya yang menyamai saiz zakar suami ku terpampang didepan aku. Akhirnya aku mengalah dengan keadaan, setelah menyepi beberapa ketika. Zaidin masih lagi memain-mainkan zakarnya yang keras menegang itu.
“Baiklah Zaidin, Mak Ngah mengalah, kalau Zaidin dan teringin sangat nak rasa Mak Ngah boleh bagi, tapi kena janji tau tak ceritakan perkara ini kepada sesiapa.”
Tersenyum lebar Zaidin mendengar pengakuan aku tersebut, lantas tubuh ku dipeluk dan diciumnya.
“Kami janji Mak Ngah, tak kan cerita kepada sesiapa pun,” janji Zaidin sambil menyondol zakarnya pada tubuh ku.
Aku mengajak Zaidin ke bilik tidur untuk dia melampiaskan nafsunya dengan tubuh ku. Aku berbaring membiarkan Zaidin mengerjakan tubuh ku. Tangan dan mulutnya rakus mengerjakan buah dada ku serta mencium seluruh tubuh ku.
Ternyata pengakuan Zaidin dalam pengalaman seksnya adalah benar. Perlakuannya sebagaimana orang dewasa melakukan hubungan seks. Aku kini terangsang bila nafsu ku dirangsang oleh Zaidin.
Zairul hanya memerhatikan perlakuan kami di tepi pintu. Aku mengajaknya sekali untuk bersama-sama Zaidin mengerjakan tubuh ku. Aku mencapai kemuncak rangsangan bila Zaidin menjilat faraj ku, perkara yang tak pernah dilakukan oleh suami ku.
Aku menarik Zairul supaya meramas dan menghisap tetek ku. Aku mencapai klimaks ku yang pertama di saat Zaidin masih lagi mengerjakan faraj dan menggentel-gentel kelentik ku. Malu juga rasanya bila air mani ku terpancut pada muka Zaidin.
Selepas itu terasa lemah seluruh badan ku, ketika itu aku hanya memejam mata dan pasrah bila faraj mula terbuka menerima tusukan batang zakar Zaidin. Terasa hangat dan geli bila keseluruhan batang zakar nya tenggelam dalam lubang faraj ku.
Setelah melakukan beberapa tusukan perlahan kedalam rongga faraj ku, Zaidin mula menghenjut faraj ku dengan laju dan ganas. Terhenjut-henjut tubuh ku menahan hentakan batang zakar Zaidin pada lubang burit ku.
Namun begitu geselan batang zakar dan ari-ari nya pada kelentik ku menimbulkan rasa sensasi dan berahi yang amat sangat pada tubuh ku, tanpa ku sedari aku sendiri mengerang bernafsu bila diperlakukan sebegitu.
Manakala Zairul pula rakus mengerjakan tetek ku, diramas dan dihisapnya puting ku mengalahkan suami ku. Aku kelemasan di saat rasa berahi ku memuncak, lalu aku mengepit dan mengemut batang zakar Zaidin yang ditekan sedalam-dalamnya ke dalam lubang burit ku. Terasa hangat dalam burit bila Zaidin memancutkan berdas-das air mani nya. Kenikmatan tersebut menyebabkan aku juga mencapai klimaks ku yang kedua dengan mengeluarkan air mani yang bercampur dengan air mani Zaidin memenuhi rongga burit ku.
Setelah Zaidin mencabut zakar nya dari buritku, kini giliran Zairul pula yang bercelapak di celah kangkang ku. Aku membiarkan Zairul menekan batang zakarnya yang bersaiz budak 12 tahun ke dalam burit ku. Burit ku yang sudah lencun itu memudahkan kemasukan zakar Zairul yang baru pertama kali menikmati burit perempuan.
Kini sudah 3 bulan peristiwa hitam di mana aku diperkosa oleh anak saudara suami berlalu. Nasib baiklah benih yang ditabur oleh Zaidin dan Zairul ke dalam rahim ku tidak menjadi. Walau pun aku kesal dengan kejadian tersebut, namun ianya memberi kesan dan dimensi baru dalam kehidupan seksual ku.
Aku melayan kemahuan seksual suami hanya untuk melaksanakan tanggung jawab ku sebagai seorang isteri. Memang aku jarang mendapat kepuasan dari hubungan tersebut, tidak seperti yang diberikan oleh Zaidin dan Zairul ketika merogol ku tempoh hari. Kesan dari kejadian tersebut juga timbul keinginan dalam diri ku untuk bersetubuh dengan lelaki lain. Tetapi bila memikirkan aku ini isteri orang dan aku masih menyayangi suami ku, keinginan tersebut ku pendam sahaja dalam diri ku.
Suatu hari rumah kami dikunjungi oleh Pak Mat iaitu bapa saudara kepada suami ku. Dia meminta untuk bermalam di rumah kami semalam dua kerana telah dihalau keluar rumah oleh isteri dan anaknya, gara-gara hasratnya untuk berkahwin lagi satu. Sebenarnya Pak Mat ingin bermalam di rumah anaknya yang lain, tetapi mereka tiada di rumah kerana pergi bercuti ke Johor, mungkin dalam sehari dua lagi mereka akan pulanglah.
Suami ku tidak berkeberatan membenarkan Pak Mat bermalam dirumah kami walaupun dia terpaksa menghadiri mensyuarat di Kuala Lumpur keesokannya. Aku tidak membantah keputusan suami ku walaupun aku terpaksa tinggal berdua dengan Pak Mat malam besoknya.
Pak Mat berusia dalam lingkungan 68 tahun, tapi badannya masih tegap, maklumlah orang kampung banyak amalan petuanya. Tambahan lagi dia masih berkeinginan untuk berkahwin lagi satu. Kesian juga aku mendengar keluhan isi hati Pak Mat yang hilang kasih sayang dan perhatian dari anak-anak dan isterinya akibat daripada hasratnya untuk berkahwin lagi.
Menurutnya lagi memang selama ini isterinya hanya bersikap acuh tak acuh dalam menberikan kasih sayang dan perhatian terhadap dirinya. Malam itu kami tak banyak bersembang kerana kesian melihat Pak Mat yang kepenatan lagipun suami ku akan berangkat ke Kuala Lumpur esok.
Suami ku akan berada di Kuala Lumpur selama 2 hari. Malam itu suami ku tidak dapat menyetubuhi diriku sebagaimana kebiasaan sebelum beliau berangkat out station. Namun begitu aku masih lagi dapat memuaskan nafsu suami ku dengan melancap zakarnya dengan tangan ku sehingga keluar air maninya. Sayang juga aku melihat air maninya yang terpancut-pancut ke atas perut ku, alangkah baiknya kalau air mani tersebut dapat dilepaskan ke dalam rahim ku.
Keesokannya selepas suami bertolak ke Kuala Lumpur, aku melakukan aktiviti harian ku sebagai suri rumah seperti biasa. Pak Mat. aku lihat hanya termenung , mungkin mengenangkan nasibnya atau mungkin juag terkenangkan kekasihnya yang ingin dikahwininya.
Bila tinggal berdua-dua dengan Pak Mat, fikiran aku asyik terkenangkan kenangan pahit di mana aku disetubuhi oleh Zaidin dan Zairul tempoh hari. Ini membuatkan nafsuku terangsang bila mengingatkan kejadian tersebut. Terfikir juga dalam kepala aku, kalaulah budak mentah macam Zairul dan Zaidin tu teringin untuk menyetubuhi diriku, inikan pula Pak Mat, tua bukan sebarang tua, keinginan nya untuk berkahwin lagi membayangkan kemahuannya untuk berhubungan seks masih ada.
Untuk berdepan dengan situasi tersebut, petang itu aku mandi wajib untuk membersihkan diri ku. Seandainya Pak Mat menyetubuhi diriku sekurang-kurangnya diriku telah bersih. Namun begitu aku cuba untuk menghindari segala andaian tersebut, walaupun faraj ku berdenyut-denyut kegatalan meminta untuk dijolok dengan zakar.
Malam itu aku cuba bersikap biasa dengan Pak Mat, menyiapkan makan malam bersama. Sudah menjadi kebiasaan ku bila di rumah hanya berbaju t-shirt dan berkain batik tanpa memakai coli dan seluar dalam.
Ketika makan malam aku perasan yang Pak Mat asyik merenung puting buah dada ku yang tertonjol disebalik t-shirt nipis yang aku Pakai.
“Hai Pak Mat termenung je, teringatkan bini kat rumah ke?” tegur ku memecah kesunyian.
Dengan nada terkejut Pak Mat menjawab, “ishh tak de lah Ani, kalau Pak Mat ingat kan kat dia pun boleh dapat apa, orang dah tak sayang kita, kalau dia masih sayang, buat macam Ani ni haa, makan minum disedia, layan laki dengan baik, ni tidak asyik nak berleter je kerjanya. Bbila nak cari lain tahu pulak cemburu, merajuk hiee mematikan nafsu saya je,” rungut Pak Mat lagi.
“Manalah tahu malam-malam begini, kalau dulu selalu tidur berdua malam ni keseorangan pulak,” tambah ku.
Pak Mat ketawa kecil mendengarnya, “Pak Mat ni dah hampir 20 tahun tidur berseorangan, anak bongsu Pak Mat tu dah berusia 20 tahun, sejak dia lahir sehingga ke saat ini, bini Pak Mat tak pernah melayan kemahuan batin Pak Mat, tiang bendera Pak Mat ni masih boleh menegang, kalau dah tegang mestilah perlu tempat untuk disalurkan, kat mana lagi kalau tidak kat tubuh bini, tapi bini Pak Mat selalu menolak bila diajak bersama, sebab itulah Pak Mat nak cari bini lain, tapi niat yang baik tu pun mereka tak bersetuju dan menentang, Pak Mat nak buat macam mana, tak kan Pak Mat cari pantat lembu,” tambah Pak Mat dengan nada geram.
“Sabar Pak Mat,” aku cuba menyabarkan Pak Mat, tapi dalam kepala aku terfikir Pak Mat ni kemaruk seks dan gian untuk merasai burit perempuan.
“Dah hampir 20 tahun Pak Mat bersabar, tapi bila ada perempuan yang sanggup memberi kasih sayang dan sanggup menjaga Pak Mat, malangnya mereka pula tak setuju, dituduhnya Pak Mat ni gatal dan miang, orang tua tak sedar diri, apalah salah Pak Mat ni,” tambah Pak Mat dalam nada sedih.
“Tak pe lah Pak Mat, sabar je lah, saya sudi mendengar rintihan Pak Mat tu,” aku cuba memujuk dan menenangkan hatinya, kesian juag aku melihat orang tua tu.
“Biar saya selesaikan kerja saya kat dapur tu dulu lepas tu kita sambung bercerita,” kata ku yang menyudahkan makan malam ku.
Ketika aku terbongkok-bongkok dalam keadaan menonggeng mengemas dan menyusun pinggan mangkuk, aku tak perasan yangPak Mat berada di belakang ku. Bila aku bangun punggung ku terkena bahagian hadapan tubuhnya, menyebabkan Pak Mat terundur ke belakang dan hampir terjatuh.
Untuk mengelak dirinya terjatuh Pak Mat telah memegang punggung ku sehingga ianya menempel rapat pada bahagian depan tubuhnya. Aku dapat rasakan galangan batang zakar Pak Mat yang menempel tepat pada lurah punggung ku.
“Pak Mat ni terkejut saya,” tegur ku sambil itu Pak Mat mula menjarakkan tubuh dari punggung ku.
“Maaf Ani… Pak Mat tak sengaja, tak perasan pulak ani nak bangun, nak basuh tangan ni ha,”jawab Pak Mat tersenyum.
“Tu la Pak Mat lain kali ikut jalan yang betul, nasib baik terlanggar punggung saya, kalau langgar benda lain, entah akan terjadi,” tambah ku lagi.
Sebenarnya faraj ku juga berdenyut bila merasakan galangan batang zakar Pak Mat yang menempel pada lurah punggung tadi, sebab itulah aku membiarkan sahaja perkara tersebut sehingga Pak Mat sendiri yang menjarakkan diri nya.
Setelah aku menyelesaikan kerja-kerja ku, Pak Mat kembali menyambung menceritakan tentang kisah hidupnya. Bagaimana dia boleh jatuh cinta dengan Kak Leha janda muda tu. Menurutnya kak Leha tu berusia dalam lingkungan awal 40 an dan tidak mempunyai anak kerana disahkan mandul. Itu antara sebab mengapa dia diceraikan oleh bekas suaminya dulu.
Kak Leha mengambil upah menoreh getah untuk menyara hidupnya. Kebun getah yang ditorehnya terletak bersebelahan dengan kebun getah Pak Mat. Pada awal perkenalan mereka Pak Mat hanya mengusik kak Leha biasa-biasa sahaja, lama-kelamaan kemesraan terjalin dan Pak Mat mula menceritakan masalah peribadi nya kepada kak Leha dan begitu juga kak Leha. Ketika mereka berehat di pondok yang terdapat dalam kebun tersebut, Pak Mat menyatakan kerinduan nya untuk menikMati tubuh perempuan.
“Leha, abang Mat ni dah 20 tahun tidur berseorangan, tapi akhir-akhir ni sejak rapat dengan Leha, abang sering terfikir kenikmatan tidur bersama perempuan, dapat peluk, cium, meramas dan bersetubuh untuk melegakan nafsu ni, tapi semua tu tak dapat abang Mat lakukan pada bini abang sekarang ni,” begitulah keluhan Pak Mat cuba meraih simpati kak Leha.
“Leha paham masalah abang Mat tu, kalau abang Mat teringin nak sentuh, cium dan ramas luaran tu, Leha tak kisah kalau abang Mat nak ambil kesempatan dengan apa yang ada pada tubuh Leha ni, tapi kalau nak bersetubuh untuk melepaskan nafsu abang Mat tu, bukannya Leha tak nak bagi, kita ni dah tua, biar lah kita lakukan secara halal, abang Mat pujuk lah kak Munah tu supaya menerima Leha sebagai madunya, biar pun Leha ni hanya sebagai isteri batin abang Mat sahaja,” terang kak Leha panjang lebar.
Hari tu Pak Mat kerja tubuh kak Leha cukup-cukup hingga kak Leha terangsang habis dan buat pertama kalinya batang zakar Pak Mat boleh menegang keras setelah sekian lama tidak digunakan. Di saat genting tersebut kak Leha masih mampu mengawal keadaan dengan menasihati Pak Mat agar mangahwininya secara sah, lepas itu barulah menikmati tubuhnya. Pak Mat mengeluh panjang mengenangkannasib nya.
“Bersabar je lah Pak Mat, mungkin ada yang tersirat disebalik apa yang terjadi, lagi pun kalau ada jodoh tak ke mana kak Leha tu, yang penting berusaha,” aku cuba memberi perangsang kepada Pak Mat.
“Oh ya, Pak Mat nak kopi nanti saya buat kan, kopi tongkat ali campur madu,” kata ku sambil berlalu ke dapur.
Pak Mat juga mengekori aku ke dapur.
“Eh tak payah susahh-susah lah Ani, tapi kalau dah buat tu, Pak Mat minum aje,” ujar Pak Mat merendah diri.
“Hai bila pekena kopi tongkat ali ni selalunya tongkat Pak Mat turut sama menegak,” sambung Pak Mat lagi.
“Entah lah sejak kenal Leha tu, malam-malam asyik bangun je tongkat Pak Mat ni, nak pacak kat bini, dia tak bagi, nak pacak kat Leha tak rasmi lagi,” ujar Pak Mat lagi mengomel.
Aku hanya tersenyum dan faham sangat apa yang dimaksudkan oleh Pak Mat tu, tapi aku hanya bersikap berselamba.
“Tapi bila dah menegak, Pak Mat yang lah susah, tak lena tidur dibuatnya sebab dah gian dan teringin sangat nak bersetubuh dengan perempuan dah 20 tahun tak merasa burit, tak nak buat macam mana, bini tak nak layan, akhir nya bantal peluk jugak lah jadi mangsa sampai tongkat Pak Mat kendur,” ujar Pak Mat lagi selamba.
Aku hanya tersenyum melayan Pak Mat bersembang yang mula menyentuh soal seks, aku faham Pak Mat memang gian sangat tu nak bersetubuh.
“Pak Mat mintak lah elok-elok dengan bini Pak Mat tu, cakap lah kat dia melayan suami tu wajib kalau tak berdosa,” ujar ku lagi.
“Dah bebuih mulut Pak Mat ni ceramah kat dia tu, akhirnya kita jugak dituduhnya orang tua gatal tak sedar diri, dia tak tahu kalau zakar Pak Mat ni dibenam dalam burit dia tu silap hari bulan masih boleh bunting dia tu,” ujar Pak Mat lagi yang mula menyentuh cerita-cerita hangat.
Faraj ku kini mula berair kerana dari tadi dirangsang nafsu berahi.
“Tak tahu nak tolong macam mana lagi, sabar je lah Pak Mat,” ujar ku mengakhiri perbualan kerana aku dah mula rasa mengantuk dan kelentit meminta untuk digaru kerana terangsang.
“Tak ape lah Ani, Pak Mat amat terharu di atas simpati Ani tu, lagi pun Ani dah abncuh kopi ni, tak elok kalau menolak rezeki,” ujar Pak Mat tersenyum.
“Tegak pun tegak lah, nanti bagi bantal peluk satu Pak Mat, bila tongkat Pak Mat menegang nanti, Pak Mat peluk bantal kemas-kemas,” sambung Pak Mat lagi.
“Saya kesian tengok Pak Mat tapi tahu nak tolong macam mana, memang saya faham sangat kalau lelaki tua ke muda ke kalau dah terangsang tu memang tak boleh duduk diam, mengalahkan kucing nak beranak, samalah macam suami saya,” ujar ku lagi.
“Sebenarnya saya tak sampai hati nak tengok Pak Mat macam tu, tak apa lah nanti saya tak kunci pintu bilik, kalau Pak Mat rasa memang dah tak tahan dan gian sangat, Pak Mat lakukan apa yang patut, semuanya atas diri Pak Mat,” ujar ku sambil melirik kepadanya dan terus berlalu dalam bilik tidur ku meninggalkan Pak Mat yang agak tergaman.
Aku hanya tidur dengan berkemban kain batik sahaja tanpa seluar dalam dan coli, sebagai persediaan sekiranyanya Pak Mat ingin menyetubuhi diriku malam ini. Sambil membaca novel lucah aku mengentel-gentel kelentit ku sehingga ianya cukup berair.
Kalau lah aku ni bukan isteri orang mahunya aku mengajak Pak Mat bersetubuh secara terbuka, disebabkan status ku itu, biarlah Pak Mat yang mulakan sekiranya dia mahu, bimbang juga nanti aku dilabel sebagai isteri curang.
Aku terjaga dari lena bila terasa ada tangan yang meramas-ramas buah dada, aku terkejut dan dalam kegelapan aku terus memegang tangan tersebut. kemudian aku mendengar bisikan, “Ani Pak Mat ni, sorry ani Pak Mat tak tahan dah gian sangat batang zakar Pak Mat ni,” bisik Pak Mat kat telinga aku.
“Ohh Pak Mat,” terkejut saya, jawab ku sambil melepaskan tangan Pak Mat dan meletakkannya kembali ke atas buah dada ku.
“Pak Mat main lah puas-puas dan buat apa yang Pak Mat mahu, saya tak kisah, tapi saya mengantuk ni, Pak buat sorang je lah ye,” jawab ku.
“Sayang Ani tidur lah, biar Pak Mat belai ani sampai terlena,” jawab Pak Mat.
Romantis juga Pak Mat ni, fikir ku. Aku dapat rasakan Pak Mat mula mengosok-gosok permukaan faraj ku yang sudah sedia basah tu, lepas tu dia berbisik kat telinga ku, “Ani, Pak Mat dah tahan sangat ni, Pak Mat nak masukkan zakar Pak Mat ye,” bisik Pak Mat.
Aku mengangguk dan menarik tubuh Pak Mat supaya menindih tubuh ku.
“Pak Mat kita berselimut lah dulu, seganlah saya buat dalam keadaan terbuka,” ujar ku.
Pak Mat menarik selimut menyelimuti tubuh kami berdua, aku melucut kan kain batik yang masih di tubuh ku dan berbogel sepenuhnya di sebalik selimut tersebut.
“Pak Mat bukalah baju,” ujar ku.
“Pak Mat cuma nak rasa burit Ani je,” jawab Pak Mat.
“Saya dah bagi satu badan ni kat Pak Mat, Pak Mat pun kena bagi satu badan juga,” ujar ku lagi.
“Baiklah sayang, bukan apa sebenar Pak Mat segan maklum lah orang tua,” jawab Pak Mat merendah diri.
“Saya tak kisah Pak Mat janji saya dapat rasakan tubuh Pak Mat bersatu dengan tubuh saya,” jawab ku sambil mengerang bila terasa Pak Mat mula mengesel-gesel kepala zakarnya pada lurah faraj ku yang sudah licin dengan air berahi ku itu.
“Pak Mat masuk kan ye,” ujar Pak Mat lagi.
“Silakan lah, tapi pelan-pelan ye Pak Mat,” ujar ku lagi.
Aku mengerang bila bibir faraj ku mula terbuka untuk menerima kemasukan batang zakar Pak Mat ke dalam nya. Pak Mat mengeluh kesedapan, setelah separuh zakar nya memasuki faraj ku, ditariknya keluar dan menekannya masuk kembali kali ini dengan lebih dalam sehingga hampir keseluruhan kepanjangan batang Pak Mat tenggelam di dalam rongga faraj ku. Aku sedikit menjerit menehan kesenakan kerana ini lah kali pertama rongga faraj ku diteroka sedalam-dalamnya sehingga menyentuh pintu rahim ku.
Pak Mat membiarkan batang zakar nya terendam didasar faraj ku, aku yang kegelian dan kesenakan itu lantas mengemut dan mencengkam kemas batang zakar Pak Mat itu sehingga tubuh ku terasa kejang dan mengeluarkan air mani ku untuk klimak ku yang pertama. Pak Mat membiarku ku mencapai kepuasan batin ku, selepas itu Pak mula menggoyang-goyangkan punggung nya dan memusing-musing zakar nya yang masih terendam rapat dalam faraj ku.
Geselan kepala zakar nya yang menyentuh batu merinyam ku dan bulu-bulu di pangkal zakar nya yang lebat itu mengosok-gosok kelentit menyebabkan aku kembali terangsang. Apatah ketika itu Pak Mat giat meramas dan mehisap puting buah dada ku. Penat klimak yang pertama belum hilang kini aku kembali terpancut untuk klimak ku yang kedua. Aku rasakan rongga faraj kini bagaikan telaga yang selepas hujan dilimpahi oleh air berahi ku. Tubuh ku menjadi lemah lesu, tapi aku gagah kan juga untuk menahan asakan zakar Pak Mat yang mula menghenjut faraj ku dengan rentak perlahan tapi padu. Zakar nya sentiasa menyentuh pintu rahim dan batu merinyam ku setiap kali ditusuk hingga kedasar rongga faraj ku.
Gaya Pak Mat yangtidak memaksa pinggangnya membolehkan dia menhenjut faraj ku dalam tempoh yang agak lama. Tubuh ku sudah basah bermandi peluh begitu juga dengan Pak Mat, namun begitu zakar nya masih gagah menikam faraj ku. Aku telah pun klimak untuk kali ke tiga ketika Pak Mat rancak menghenjut faraj ku.
Kini segala sendi ku terasa lenguh, nak gerak kan kaki pun aku rasa tak mampu. walau pun sudah klimak tiga kali, kesedapan dan kegelian masih terasa pada faraj ku setiap kali zakar Pak Mat keluar masuk dari rongga faraj ku.
Ini tak boleh jadi fikir ku, aku sebenar nya sudah tak larat lagi dah nak mengangkang untuk Pak Mat, aku mesti melakukan sesuatu untuk mempercepat Pak Mat untuk mencapai kepuasan nya.
Dengan sisa tenaga yang ada aku membalas asakan Pak Mat dengan memeluk kemas tubuh nya dan mula meromeng leher dan tengkuk nya, manakala kaki aku silangkan pada pinggang nya menyebabkan zakar nya tertanam rapat di dalam rongga faraj ku. Aku menahan kegelian dan kesenakan akibat tekanan kepala zakarnya yang rapat pada pintu rahim ku, dengan sekuat hati aku mengemut-ngemut otot faraj ku untuk mencengkam batang zakar Pak Mat. Teknik yang aku pelajari dari buku yang dikenali sebagai kemutan anjing aku gunakan pada Pak Mat.
Pak mula mendesis kesedapan dan memuji-muji diriku, ketika itu juga aku mula merasa kepala zakar nya mula bedenyut-denyut dan mengembang-ngembang, di saat itu juga aku terangsang tahap maksimum. Aku mengerang kuat ketika Pak Mat melepaskan berdas-das pancutan air mani nya yang menghangatkan rahim ku, terkejut dengan kehangatan tersebut, aku juga melepas kan air mani ku untuk klimak yang keempat, aku terdampar kepenatan dan kelesuan terasa gelap dunia ku seketika, namun begitu aku masih lagi dapat merasakan zakar Pak Mat yang masih berterusan memuntahkan air maninya yang sehinggalah ke titisan yang terakhir yang memenuhi setiap rongga faraj ku. Hampir dua minit zakar Pak Mat memuntah kesemua air mani nya yang tersimpan begitu lama kedalam rongga faraj ku.
Selepas itu Pak Mat terdampar kelesuan di atas tubuh ku. Punggung dan cadar katil lencun dengan cairan mani yang mengalir keluar dari faraj ku. Aku minta Pak Mat bangkit dan mencabut zakar nya yang masih terendam dalam faraj ku, kerana aku ingin ke bilik air dan menukar cadar yang lencun itu.
Aku membuka lampu bilik dan agak terperanjat melihat kepanjangan zakar Pak Mat yang masih separuh tegang itu. Pada perkiraan ku hampir 9” iaitu hampir dua kali ganda kepanjangan zakar suami ku, patutlah aku kesenakan dikerjakan nya.
Pak Mat mengucapkan berbanyak-banyak terima kasih kepada ku dan memuji-muji layan aku tersebut serta tidak tahu nak membalas jasa ku tersebut. Aku hanya tersenyum, “Pak Mat pun apa kurang nya mengalahkan suami saya,” balas ku.
“Kita habis kan kat sini je lah Pak Mat, lepas ni anggaplah tiada apa yang berlaku di antara kita,” tambah ku lagi.
“Ye lah Ani… Pak Mat pun harap macam tu, tapi kalau Pak Mat teringin nak rasa lagi, boleh ke,” tanya Pak Mat bergurau.
Aku tergelak, “cukuplah dengan apa yang Pak Mat dapat tu, lepas ni kalau teringin nak lagi, cepat-cepat lah Pak Mat kahwin dengan kak Leha tu,” ujar ku lagi.
“Ye la Ani, selepas ni apa nak jadi pun jadi lah Pak tetap berkahwin dengan Leha tu, memang nikmat dan sedap lah kalau dapat bersetubuh dengan perempuan ni,” ujar Pak Mat sambil berlalu dari bilik ku.
2K notes
·
View notes
Text
Menjadi dewasa.
Memilih menikah dan mempunyai anak. Dari sosok yang tadinya hanya seorang gadis manja yang tak bisa apa-apa.
Mengurusi rumah tangga, mengasuh sang anak. Hingga menjadi tulang punggung untuk anak-anaknya.
Menjadi remaja perempuan yang beranjak dewasa mulai menginginkan ingin ada yang melindungi, apalagi kalau bukan karena cinta.
Tetapi tidak ada didunia ini yang menjadi tempat untuk memohon perlindungan dan pertolongan kalau bukan hanya kepada Allah semata.
Orang tua? bukalah milik kita seutuhnya.
Suami? bukanlah tempat perlindungan seutuhnya.
Anak-anak? Hanyalah sebuah titipan.
Tidak ada yang benar-benar menjadi milik kita.
Semua bisa hilang dan pergi.
Semua harapan kepada manusia hanyalah menoreh sakit yang amat sangat.
Tidak ada ataupun ada seseorang disamping kita saat ini, jadikan Allah Hanya sebaik-baik nya tempat perlindungan terbaik dan pengharapan semata.
#muhasabah#inspirasi#muslim#islamic#sastra#muslimah#istiqomah#tulisan#islam#quote#dakwah#parenting#suami-istri#self improvement
8 notes
·
View notes
Text
SANG PENJAGA MIMPI
Di perut kota tua nan sibuk, tinggallah seorang kakek penjual buku bernama Pak Ali. Warungnya sederhana, penuh dengan buku-buku tua beraroma kertas dan waktu. Suatu hari, seorang gadis remaja bernama Maya masuk ke warung. Dia terlihat murung, matanya sayu menatap deretan buku.
Pak Ali, dengan senyum ramahnya, bertanya, "Sedang mencari sesuatu, Nona?"
"Buku tentang mimpi," jawab Maya lirih.
Pak Ali mengelus janggutnya, lalu beranjak ke rak paling tinggi. Dia turunkan sebuah buku bersampul kulit usang, bertuliskan "Mimpi sang Penjaga Waktu." Maya menerimanya dengan ragu.
"Buku ini bercerita tentang penjaga jam pasir raksasa yang mengendalikan waktu," jelas Pak Ali. "Konon katanya, jika kamu memecahkan teka-teki di dalam mimpi sang penjaga, kamu bisa mengubah nasibmu."
Malam itu, Maya tertidur sambil menggenggam buku tua. Dia bermimpi aneh, berada di gurun pasir luas. Di kejauhan, menjulang jam pasir raksasa. Sosok tua berjubah menyambutnya, memperkenalkan diri sebagai Kael, penjaga waktu. Kael memberinya tiga teka-teki:
Aku selalu datang, tapi tak pernah tiba. Aku selalu pergi, tapi tak pernah pergi. Apakah aku? (Jawaban: Masa Depan)
Aku memiliki banyak wajah, tapi tak punya mata. Aku bisa membuatmu tertawa, menangis, atau takut. Apakah aku? (Jawaban: Mimpi)
Aku berharga, tapi tak bisa dibeli. Aku mudah hilang, tapi tak bisa dicari. Apakah aku? (Jawaban: Waktu)
Maya terbangun dengan keringat dingin. Teka-teki itu mengganggunya. Dia bolak-balik ke warung Pak Ali, berdiskusi tentang arti mimpi dan teka-teki. Perlahan, Maya mengerti. Masa depan tak bisa diprediksi, tapi bisa diusahakan. Mimpi adalah petunjuk, bukan jalan pintas. Waktu adalah harta termahal, gunakan sebaik-baiknya.
Sejak saat itu, Maya berubah. Dia tak lagi murung. Dia mulai belajar giat, mengejar mimpinya menjadi dokter. Beberapa tahun kemudian, Maya berdiri dengan bangga di depan Pak Ali, seorang dokter muda berwajah berseri. Mimpi yang awalnya terasa mustahil, kini terwujud. Semua berawal dari secercah harapan yang ditemukan di antara buku-buku tua milik Pak Ali.
4 notes
·
View notes