arumpuspa29
Nighthawks
345 posts
Sebuah catatan sederhana mengenai perjalanan belajar memaknai samudera kehidupan.
Last active 3 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
arumpuspa29 · 2 days ago
Text
Mengapa selalu harus perempuan yang bersyukur dipertemukan dengan sosok lelaki yang sholih? tidak bolehkah jua, lelaki itu yang bersyukur?
Ku tulis ini sebagai pengingat, bahwa rasa syukur itu harus hadir pada kedua insan, tidak boleh timpang hanya berat sebelah, seolah perempuanlah yang wajib bersyukur atas apa-apa yang terjadi
Bukankah kita lelaki juga harus bersyukur? dipertemukan dengan izin Allah, kepada sesosok perempuan yang mampu menjaga pandangannya, telingannya, mulutnya, dan kemaluannya; hingga ia mewujud pada rasa malu saat pertama kali bertemu
Bukankah kita lelaki juga harus bersyukur? dipertemukan dengan izin Allah, kepada sesosok perempuan yang sibuk sekali berkegiatan, tidak lelah mempelajari ilmu baru, mampu berkreasi dalam banyak karya, juga terampil mengelola banyak hal; hingga ia mewujud pada ketangguhan dan kecerdasan yang kelak akan ditiru dan dibanggakan oleh anak-anaknya
Bukankah kita lelaki juga harus bersyukur? dipertemukan dengan izin Allah, kepada sesosok perempuan yang terbiasa berbagi dengan sesama, disenangi oleh lingkungan terdekatnya, namun tetap menjaga adab-adabnya; hingga ia mewujud dalam keanggunan akhlak
Duhai, lelaki termasuk aku, mengapa ucapan terima kasih, berat sekali keluar dari mulut, seolah kita adalah pahlawan yang sempurna, yang menyelamatkan budak perempuan dari kekangan tuannya? Bukankah kita juga harus berterima kasih, dengan hadirnya ia, sosok perempuan yang Allah takdirkan, terjagalah diri dari hal-hal yang diharamkan, menjadi bewarna hidup kita yang tadinya hanya ada warna hitam dan gelap di lemari baju, dan semakin luas bumi Allah yang kita lalui, setelah sekian lama kita bingung hendak dengan siapa kita berpegian
Mari saling bersyukur dalam mencintai, karena dengan begitu akhirnya semoga kesadaran itu muncul, bahwa perjalanan sesungguhnya adalah untuk beriman, beramal sholih, dan saling menasihati dalam kebenaran
ditulis untuk kamu, kita, khususnya aku
133 notes · View notes
arumpuspa29 · 12 days ago
Text
Radar.
Semenjak malam itu, kita berjalan saling memunggungi. Berlawanan arah, tanpa pernah tahu kemana masing-masing diri kita membawa langkah.
Padahal, aku masih belum berniat menyerah. Mungkin memang perjalananku masih jauh dari kata sempurna. Masih ada banyak alasan untukku ingin berbenah. Tapi langkahmu kini terlampau menjauh. Dan sepertinya, meski aku mengejarmu dengan sengal napasku yang memburu dan peluh membasahi sekujur tubuhku, kamu tetap tak bisa kurengkuh.
Dari yang semula saling bertukar kabar, perlahan kamu beranjak keluar dari radar. Di lingkar hidupku, kini berkurang satu lagi manusia favoritku yang dulu jadi teman berkelakar. Aku mencarimu ke penjuru informasi yang mampu aku pikirkan, tapi sepertinya kamu memang enggan menunjukkan diri ke permukaan.
Entah karena kamu yang diluar radarku, atau karena aku yang sudah tak masuk ke radarmu. Aku berusaha meninggalkan jejak, kalau-kalau suatu hari nanti kamu hendak meniti kembali sisa-sisa jembatan kita yang retak. Tapi lagi-lagi nihil yang jadi jawabnya. Kamu dan aku seolah berada di dua planet berbeda.
Ada banyak pesan yang ingin kusampaikan. Ada banyak lagu yang ingin kuperdengarkan. Ada banyak hal yang ingin kukatakan. Dan ada banyak ragu yang ingin kuyakinkan. Kira-kira kapankah garis takdir kita sekali lagi bersinggungan?
Kalaupun sekali lagi kita saling berada dalam radar, apakah bunga-bunga yang sempat layu itu bisa kembali semerbak wangi dan bermekaran?
(Semarang, 11 Januari 2025, 21:01. A short point of view. Inspired by Seok Jiwon-Yun Jiwon love story in a K-Drama called 'Love Your Enemy'.)
8 notes · View notes
arumpuspa29 · 22 days ago
Text
A Grey Opening.
Sepagi ini, kotaku sudah diguyur gerimis. Sama seperti lembar terakhir tahun 2024-ku kemarin yang berpayung mendung abu-abu, pagi ini suasana hatiku masih sama kelabunya dengan suasana kota ini. Ada setitik sendu yang masih menggelayut di hatiku. Padahal, perpisahan kemarin, kukira aku sudah baik-baik saja dan berhasil menahan gejolak perasaan kehilangan yang pelan tapi pasti mulai tumbuh itu.
Ah, ternyata ada begitu banyak rupa duka yang baru saja kukenali di usiaku sekarang ini. Bahwa kehilangan, juga bisa bermakna tidak lagi bisa seperti semula. Ternyata, ditinggal rekan kerjaku resign juga bisa membuat dadaku berdenyut. Ada lubang kosong yang ditinggalkannya dan masih menganga meskipun aku tahu nanti akan ada rekan kerja lain yang duduk di sampingku.
Ternyata benar, tidak ada seorangpun di hidup kita yang begitu mudahnya tergantikan. Hari ini, kalau boleh, sebetulnya aku hanya ingin duduk membiarkan segala emosi yang menyelimuti hatiku mengambil alih. Aku ingin menuntaskan perasaan gusar yang aneh ini agar tak lagi menganggu lajuku menjalankan amanah di pekerjaan.
Pembukaan 2025, aku belajar memahami duka. Belajar menghadapi grieving. Meskipun aku tahu dia akan menjalani kehidupan yang dinanti-nantikannya bersama keluarga di kampung halaman, memang benar ada sebagian momen kami yang tidak akan pernah bisa diulang kembali. Di sisi hatiku yang lain, aku tentu turut berbahagia untuknya. Dan di hatiku terdalam, aku memohon pada-Nya semoga aku pun meninggalkan kesan baik untuk orang-orang di sekitarku, tak terkecuali dia.
Semangat, dearself. InsyaAllah nanti akan Allah pertemukan dengan orang-orang baik berikutnya. Dan jangan lupa untuk terus berusaha jadi orang baik untuk orang lain juga.
(Semarang, 2 Januari 2025. 08:13. Di kantor, dengan perasaan campur aduk.)
2 notes · View notes
arumpuspa29 · 23 days ago
Text
Semakin menyadari bahwa hidup yang pernah diangan-angankan, tidak seperti kenyataannya. Bahwa ternyata, ya begitulah yang namanya menjalani hidup. Tidak akan pernah ada kehidupan yang benar-benar ideal untuk dijalani.
Merasa cukup saja dulu dengan apa yang paling mungkin untuk dilakukan.
—ibnufir
293 notes · View notes
arumpuspa29 · 26 days ago
Text
In my era of :
Tumblr media
Ya Allah, tolong redain aja ya. Aku lagi gamau excited sendirian dan ekspektasi ketinggian. Tolong dekatkan ke siapapun yang memang ga bikin aku ngerasa sepi dalam hubungan apapun itu.
4 notes · View notes
arumpuspa29 · 1 month ago
Text
Let The World Wait.
Menuju akhir dan pergantian tahun, barangkali kita tak asing dengan istilah refleksi dan resolusi. Refleksi untuk kilas balik hal-hal yang tercapai selama dua belas bulan berjuang, serta resolusi untuk kembali memasang target dan segala harapan di dua belas bulan berikutnya.
Aku pun demikian. Selama ini, bergantinya angka satuan di empat digit penanda tahun kalender, ternyata kumaknai sebatas refleksi, resolusi, yang tak jauh-jauh dari target dan pencapaian. Lantas jika target-target itu meleset dari lingkaran, aku kembali memberi label "kurang", "gagal", atau kalimat-kalimat bernada serupa pada diriku sendiri.
Sampai suatu hari, ada sebuah nasihat yang lewat di beranda media sosialku. Nasihat yang aku tak tahu selama ini aku butuhkan. Bahwa dunia masih bisa menunggu.
Iya, let the world wait. Biarkan dunia yang menunggumu, bukan malah dirimu yang terbalik menunggu-nunggu dan mengejar dunia. Apapun definisi "dunia" dalam bayanganmu, ia masih bisa menunggu nanti, esok, lusa, bulan depan, bahkan tahun berikutnya. Segala target, cita-cita, keinginan dan semacamnya masih bisa diusahakan lagi dan lagi sepanjang nafas masih dikandung hayat.
Let the world wait. Urusan dunia bisa nanti-nanti. Kalau salah masih bisa revisi. Kalau meleset, bisa atur ulang strategi. Kalau gagal, ya tinggal coba lagi. Hidup tak akan semudah itu hancur lebur karena laju kita tak sebalap orang-orang.
Dan, nasihat ini cukup membuatku kembali menilik diri sendiri. Kalau ada target yang belum tercapai di 2024, mari kita upayakan lagi di 2025. Entah dengan tujuan yang sama, atau perlu mempertimbangkan kembali arah langkah.
Kalau di 2024 masih ada yang belum terlaksana, insyaAllah masih ada kesempatan-kesempatan baik berikutnya di 2025. Malah barangkali, akan Allah ganti dengan yang jauh lebih indah dan tak bisa kita bayangkan di depan sana.
Kalau ada rencana-rencana yang ditakdirkan gagal di 2024, mari kita buat rencana-rencana baru di 2025. Selama yang kita usahakan dan harapkan adalah kebaikan, insyaAllah nanti Allah yang akan tunjukkan jalan entah bagaimanapun caranya.
Hidup ini maraton. Terlalu singkat bila hanya dipersempit maknanya sebagai sprint tahunan dan kejar-mengejar dengan dunia. Akan ada banyak kejutan di depan sana. Akan ada banyak kelokan, tanjakan, turunan, begitu seterusnya. Dan karena itulah, mari gunakan sebaik-baik energi dan sumber daya yang Allah berikan untuk bisa berhasil menginjakkan garis finish dengan hati yang tenang, lapang, ikhlas, dan ridho atas segala ketetapan takdir-Nya.
Let the world wait, so that we know Hereafter is waiting for every single decisions we make in this Dunya.
Let the world wait, but dont take everything for granted, because this Dunya is part of our test to be passed.
(Semarang, 20 Desember 2024. 11:27. Dalam kontemplasi akhir tahun, kepikiran karena lagi ngisi form capaian kinerja pegawai dan tetiba jadi tulisan corat-coret curcol ini. Menanti libur panjangg untuk pulang.)
5 notes · View notes
arumpuspa29 · 1 month ago
Text
It's December again. Yeah. And as days go by, I recently discover some new songs to be added on my playlist. I found out that most of them have beautifully-written lyrics which I love so much.
Then, I wonder how did people so good at poems? I mean, like, why do people soooo toughtful when it's come to write about this kinda lyrics? I discover some new songs (well, it's mostly new to me) that i feel like they speak a lot about our precious little moments in life. Beautifully. Poeticly. Yet perfectly describe how we feel about something. I love how words and languages can hold so much "power" in it.
And I start to believe that people who are good with their words are the one who gifted. They even help me to say what I can't say and just like their lyrics speak my heart out loud.
That's why, when I send some song recommendations or show my playlist to someone, it means that someone is means a lot to me and I want him/her to know my feelings through those songs.
(14th December 2024, 22:20. Just some random thoughts after discover Ceilings by Lizzy McAlpine. And a name suddenly crossed my mind. I miss u.)
0 notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Once you realize the power of your tongue, you won’t say just anything.
When you realize the power of your thoughts, you won’t entertain just anything.
Once you understand the power of your presence, you won’t be just anywhere.
2K notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Doing right by yourself might hurt at first. It might make you sad. It might leave you questioning. It might feel like loss. But that's part of the healing. That's part of choosing yourself. That's part of growing. That's part of becoming. Do it anyway.
1K notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Afirmasi
Kamu berharga dan layak mendapatkan hal-hal baik. Kamu punya banyak hal baik. Kamu memiliki kesempatan-kesempatan itu.
Hanya saja, mungkin selama ini kamu ketemu sama orang yang kurang tepat. Mereka yang terus menerus membuatmu merasa kurang, bersalah, dan merasa tidak berarti.
Hanya saja, mungkin selama ini kamu terjebak di tempat yang salah. Tempat yang terus menerus membuatmu merasa semakin merasa kecil, merasa kamu tidak bisa apa-apa, dan berujung pada hilangnya kepercayaanmu pada diri sendiri. Keraguanmu pada hidupmu sendiri semakin besar.
Kamu berharga. Kamu hanya butuh sedikit keberanian untuk pergi dari mereka dan meninggalkan tempat-tempat itu. Memang menakutkan, karena semuanya terasa samar di depan. Tapi lebih menakutkan lagi hidup dengan kondisi sekarang, seterusnya, selamanya. (c)kurniawangunadi
406 notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Mencintai kamu itu di dunia aja nggak cukup. Makanya bimbing aku supaya bisa masuk syurga bareng-bareng. Nggak cukup seumur hidup, maunya seumur syurga juga! Sehidup, sesyurga.
214 notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
I've been come on my realization that friendship-heartbreak is mostly everyone's part of adulting. In this phase of life, I couldn't ever pointing the blame to all people who left, neither I can take all the guilt for not keeping them forever in my life. Actually, what really happened is nobody's left. We're just continuing our own journey through our own path and unevitably parted away. It's noone's responsibility.
It's just like.. my heart feels so down and kinda empty and I need to adapt myself all over again. I'll miss them so bad every once or twice in a while. I'm gonna replay our memories in my brain and sometimes reminiscing the old good day together. But I know we'll be okay somehow.
Oh how I miss my school moments right now. I miss when my biggest concern is tomorrow's math quiz, or physics assesment that I barely know about.
(Semarang, 28th November 2024. 13:08. November Rain all day, and blue over my heart. Is it seasonal depression or just my feelings? However, I miss you so baddd)
1 note · View note
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Aku kadang menghilang. It's my thing. Tak ada yang memperhatikan, tapi ada hari di mana aku memilih untuk menutup pintu hati, dan fokus mencoba melewati hujan dan pikiran sedih yang selalu menemukan jalannya ke permukaan.
Ada saat-saat ketika orang-orang mungkin membutuhkanku namun aku tidak dapat dijangkau. Ketika telepon berbunyi, aku hanya akan menatap penelepon dan menunggu untuk berhenti karena aku tidak ingin berbicara. Kuharap mereka tidak keberatan. Aku tidak pernah bagus dalam hal membuka diri kepada orang lain, atau dengan berbagi beban duniaku, dan kupikir itu seharusnya tidak apa-apa. Kita semua berjuang dalam pertempuran yang tidak kita ceritakan kepada siapapun.
Jangan salah sangka, hidupku banyak momen bahagia. Tapi kadang-kadang aku menghilang untuk menyelamatkan diriku, dan aku berharap itu bukan hal yang egois untuk dilakukan. Aku hanya ingin memenangkan pertempuranku juga.
— Jun Mark Patilan
187 notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Turbulensi.
Rasa-rasanya di setiap fase hidup, pasti ada cobaannya masing-masing. Pas sekolah cobaannya ya seputar konflik pertemanan, pas kuliah lebih kompleks lagi ke percintaan dan skripsi, kelar kuliah cobaannya di tempat kerja, belum lagi urusan tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan banyak lagi seterusnya.
Dan kalau diinget-inget, ya memang cobaan yang dihadirkan-Nya ke kehidupan kita tuh emang yang sesuai kadar kemampuan dan kapasitas problem solving kita.
Trus jadi keinget sama sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh salah satu pembicara favoritku di CC pas dulu sesi deeptalk (semoga Allah rahmati beliau dan keluarga, aamiin).
Turbulensi itu hanya bisa terjadi dan kita rasakan ketika kita sudah lepas landas.
Waktu itu konteksnya adalah menghadapi dewasa dan masalah-masalahnya.
Sekarang menyadari bahwa, setelah lolos dari 'guncangan' hidup satu, bakal ada next-level turbulensi lagi di depan. Dan hidup ini memang ujian, kan? Baik di kala lapang maupun sempitnya, hakikatnya adalah untuk menguji bagaimana kita memaknai takdir dan percaya pada Sang Maha, yang Memegang penuh kemudi kendali hidup kita.
So, selamat lepas landas mendewasa! Semoga tetap teguh mengudara ke tujuan meskipun hidup selalu punya kejutan-kejutan dan goncangannya. Dan semoga, bisa mendarat dengan lancar di akhir hayat untuk sampai di tempat-tempat yang mulia dan ditinggikan-Nya. Aamiin.
(Semarang, 16 November 2024, 19:55. Malam minggu hujan. Hari ini seharian mendung dan gerimis. Ditulis pas lagi ngerasa kangen rumah dan pengen cuti buat ngecamp.)
3 notes · View notes
arumpuspa29 · 3 months ago
Text
Rambu Abu-Abu.
Setiap kali menemui ragu atau ambigu, setiap itu pula benakku gatal ingin mencari kejelasan dan menggariskannya ke kertas.
Setiap kali langitku dipenuhi kelabu, rasa-rasanya tak sabar untuk menumpahkan warna merah kuning jingga hingga ungu dan melukisnya di kanvas.
Itu aku, di depan ketidakpastian. Terombang-ambing perasaanku sendiri. Kalut pada segala kemelut yang rumit antara kita.
Dibilang tidak tapi iya, dibilang iya tapi tidak. Aku payah menebak-nebak, sedangkan kamu ucap sepatah kata pun tidak.
Kamu boleh bilang aku terlalu perasa, atau sebut aku penyair yang sedikit gila. Tapi jangan buat si penyair yang sudah hampir gila ini semakin menjadi-jadi gilanya dihujani ribuan tanda tanya.
Katakan, kamu mau bagaimana? Apa yang kamu perlukan?
Jangan hanya diam dan menungguku pulang. Jangan mencari alasan untuk menundaku lebih lama kembali ke pekerjaan. Jangan hanya sekedar membalas pesan yang lebih dulu kukirimkan. Jangan hanya sembunyi, berlindung dibalik senyum canggungmu itu.
Ceritakan segala yang jadi isi kepalamu hari ini. Tanyakan apa yang ingin kamu ketahui. Tuangkan segala carut marut itu jika harimu berat. Biarkan aku sedikit masuk ke kehidupanmu, sedikit mengkawatirkanmu, sedikit memperhatikanmu. Katakan dengan jelas maksud dan tujuanmu agar aku tak salah menangkap inginmu.
Aku bisa berbagi sedikit bebanmu itu tanpa merasa terbebani. Aku ingin dilibatkan pada pertimbangan-pertimbangan untuk keputusan besarmu. Dan akan senang hati mendengar cerita-ceritamu.
Mari kita pertegas garis putus-putus itu. Mana yang boleh kita lewati batasnya, mana yang perlu kita lindungi wilayahnya. Mana yang hanya untukmu, hanya untukku, dan mana yang untuk kita.
Diantara rambu abu-abumu yang kamu pasang itu, aku tak ingin jadi seorang yang salah baca pertanda. Aku tak ingin menyimpulkan sendirian tentang semuanya, tanpa kamu tahu segalanya.
(A short point of view. Semarang, 26 Oktober 2024, 21:22. Lagi rindu sama geng Trah Mbah Adam tapi ya masa aku terus yang nelpon duluan? hfft.)
12 notes · View notes
arumpuspa29 · 3 months ago
Text
Lyfe-updating.
(Ditulis sebagai emotional-dumping dan uneg-uneg curcol belaka. Warning : akan ada banyak ketikan alay, please bear with me or just kindly skip this post.)
Dua-tiga bulan terakhir, hidupku (baca: real life) lagi "seru-seru"-nya. Alias super-duper ada-ada ajaa ceritanya. Makanya lama ga nulis disini karena energi udah terkuras di huru-hara hectic-nya kesibukan duniawi (astaghfirullah *mode tobat). Jadinya ya cuma baca postingan adem temen-temen disini, scroll bentar, udah deh lanjut ke kehidupan nyata lagi.
Tapi ner bener deh. Dua bulan kerasa lama karena banyak cerita dan hal-hal yang cukup mengejutkan terjadi berurutan, tapi di waktu bersamaan juga ngerasa 2 bulan ini cepet banget kaya ga kerasa apa-apa saking banyaknya kerjaan dan hal yang kudu w selesein.
Emang ya, kehidupan dewasa kadang kerasa monoton karena rutinitas. Eh tapi juga ada aja gebrakan dar-der-dor nya pas lagi di keadaan yang ga siap.
Berasa mau ga mau, tiap waktu kudu mempersiapkan diri buat sigap kalo tiba-tiba semesta ngasih kejutan tanpa aba-aba sambil bilang, "Surprise! Selamat belajar bab baru kehidupan yahh! Nih gw kasi pelajaran dikit biar kaga kaget-kaget amat kedepanye!"
Lah, w sebagai manusia yang sedang menjalani hidup seberusaha-berusahanya jadi terkedjoet kan. Paling nggak pake pertanda dulu deh kalo mau surprise-in, napa nrobos ae sih? Hati mungiel w jadi sering olahraga spot jantung. Otak juga jadi sering berkabut.
Tapi yang paling bikin gempar kamar kos w (soalnya kalo ini kaga bisa detil cerita ke siapa-siapa dulu) adalah, tetiba muncul beberapa mak comblang dalam hidup gw. Kayak, ga ada yang lebih mengejutkan apa? Menang undian umroh, kek! (Plis bantu Aamiin-in yang kenceng). Dapet trip gratis ke Raja Ampat, kek! Apa gitu yang lebih wow dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa? Ini kek, woy kenape tiba-tiba ada makcomblang? Dan ga cuma satu? Huhu (*emot nangis).
W sadar penuh kok, kalo umur udah memenuhi. Tapi ya, emangnya melayar di bahtera rumah tangga syaratnya umur minimal 25, berpenampilan menarik, dapat bekerja sendiri maupun dalam tim dan menyukai tantangan kek loker-loker diluar sana? Kaga atuhh :((
Boleh gak, kalo w rikues doain aja yang baik-baik, ketemunya sama yang sholeh dan bertanggung-jawab, gitu? Plis banget yang nanyain "kapan? kapan?" itu, w lama-lama pasang tarif juga nih, per pertanyaan 25rebu. Nah loh, bangkrut lu pada ntar kan.
Yuk, ah, lebih bijak dan hati-hati kalo mau nyomot topik pembicaraan. Kadang, beberapa hal cukup sensitif buat orang lain. Kadang melelahkan juga jawab pertanyaan yang sama yang kita sendiri juga belum tahu jawabannya apa.
Well, sebenarnyaa, aku gapapa banget kalo misal ada pihak atau siapapun yang niatnya baik mau membantuku "meluaskan networking" (baca: nyomblangin). Tapi tolong, pakai kata-kata yang ngga ofensif lah. Ameh nulung opo menthung, jane ki? (Translate: mau nolong apa ga sih, sebenernya?).
Aku pribadi sangat sangat open. Ya kalau bisa nambah temen, kenapa engga? Siapa tahu bisa nambah silaturrahim dan terbuka luas rezeki, who knows?
Kita ga tahu kan, dari mana jalan Allah membukakan pintu itu? Bisa jadi ada tangan-tangan perantara-Nya dari teman, saudara, bahkan kenalan yang memang ditakdirkan Allah untuk membantuku.
Yang jelas, entah siapapun itu nantinya, semoga jalannya menujuku dan jalanku menujunya selalu Allah jaga di koridor yang benar. Aamiiin.
Udah dulu lyfe-update dear diary episode kali ini. Berharap besok-besok udah lebih longgar buat corat-coret lagi. Byeee, take care!
(Semarang, 24 Oktober 2024. Tanggal cantik, 00:10. Kamar kos. Udah agak ngantuk tapi lagi kepikiran beberapa hal.)
2 notes · View notes
arumpuspa29 · 5 months ago
Text
KDRT
Waktu berita KDRT kemarin viral dan videonya sampai ke fyp-ku, aku langsung peluk suami dan bilang, "makasih ya kamu udah sayang sama aku. Ga pernah pukulin aku meski aku nyebelin. Makasih ya udah jadi suami yang ga pernah kasar sama istri..."
Aslinya mau lanjut ngomong aku sayang sama kamu banget-banget tapi ketahan, udah kadung mewek di pelukannya. Ga pelukan juga sih, aku yang meluk. Dia berdiri aja bingung, ga bergerak kaya gedebog pisang😂😂
Aku juga mau terima kasih ke abah, makasih ya abah udah pilihin aku suami yang nggak pernah main tangan..
Inget banget pas suami ngelamar aku, abahku bilang gini sebelum mengiyakan.
"Kamu boleh menikahi anak saya, tapi saya tidak akan segan ambil kembali anak saya kalau kamu melanggar dua hal. Pertama, kamu ajak anak saya keluar dari syariat dan menjauhi Allah. Kedua, kamu main tangan dengan anak saya. Seumur hidup saya, saya didik anak saya dengan kasih sayang. Kalau kamu kasar sama anak saya, saya akan bawa dia kembali."
Pas ada video ayah Cut Nabila datang, terus Cut Nabila nangis di pelukan ayahnya. Sepanjang video aku nangis banget Ya Allaaah😭😭
Tolong lindungi semua istri di muka bumi ini dari suami-suami kasar, mokondo, dan manipulatif. Tolong lindungi semua suami di muka bumi ini dari godaan berbuat jahat kepada istri dan anaknya.
284 notes · View notes