#jangan rendah diri
Explore tagged Tumblr posts
coretbe · 8 months ago
Text
Buat apa nunjukkin apa yang sudah kamu usahakan ke orang-orang? Biar disanjung? Biar orang orang bilang wah? Biar orang terkesima? Terlalu murah...
Simpan aja, biar Ar-Rahman yang ngasih imbalan.
0 notes
silentforlove · 2 years ago
Text
Banyak benda sedang hadap sehingga kaki terasa berat melangkah🤐😞
1 note · View note
ceritamelayuboleh · 1 month ago
Text
Tumblr media
KEINGINAN KAMAR : NAFSUKU MEMBUAK DIKLINIK
Sejak dua menjak ni, banyak betul masalah kesihatan dikalangan ramai orang. I berharap korang semua sihat selalu dan jaga diri elok-elok ye. Jangan lupa jugak untuk melancap tiap-tiap hari jugak, baru rasa selesa dan tenang menjalani kehidupan seharian.
I pun dah tak sihat untuk beberapa minggu, asyik demam naik turun je. Asyik kena melawat dan jumpa doktor je, kekadang rasa malas jugak tapi dalam diam minda I masih ligat berfantasi melihat figura-figura manusia di sekeliling I.
Dalam salah satu lawatan aku ke klinik, I ternampak akan seorang remaja lelaki yang sedang menemani seorang warga emas yang bertongkat. I rasa warga emas tersebut adalah ayah kepada remaja tersebut kerana remaja tersebut tidak berenggang langsung dengan warga emas tersebut.
Tibalah giliran mereka untuk dipanggil ke bilik konsultasi, I nampak remaja ni dengan penuh kesabaran dan cermat membawa ayahnya masuk. Doktor bertugas pada hari itu adalah seorang doktor wanita yang bernama doktor Lina. Doktor Lina ni doktor kacukan India dan Melayu, kulitnya sedikit gelap tapi tubuhnya kurus dan agak "fit". Doktor tersebut memakai seluar jeans ketat dan kemeja T berwarna kelabu yang agak ketat. Ukur lilit buah dadanya dan punggugnya memang jelas disebalik pakaiannya. Pintu bilik konsultasi tertutup dan otak I ligat berimaginasi sebaik sahaja pintu ditutup. I membayangkan diri I sebagai Dr Lina dalam bilik konsultasi tersebut
************************************************************************
"Ya encik, sakit apa ye," Tanya Dr Lina kepada warga emas dan remaja tersebut sambil menyuruh remaja tersebut duduk di kerusi. Remaja tersebut hanya tersenyum dan berdiri teguh disebelah ayahnya.
"Ayah saya doktor, dia selalu rasa letih dan lemah. Makan pun kurang," jawab remaja tersebut. Dr Lina pun mendengar sambil mengambil tekanan darah si ayah.
"Owh, ini perkara biasa. ayah awak kan berumur, dah 70 lebih dah, tekanan darah ayah awak ni sedikit rendah. Saya boleh beri ubat untuk menaikkan tekanan darah ayah awak ke paras normal," kata Dr Lina sambil membuka laci mejanya. Selepas beberapa minit mencari, Dr Lina mengeluarkan sebiji ubat berwarna biru berbentuk seperti berlian dan menyuruh si ayah mengambil ubat tersebut. Dr Lina tersenyum melihat si ayah menelan ubat tersebut.
"Ok sekarang awak kena tolong ayah awak untuk stabilkan tekanan darahnya," kata Dr Lina kepada si anak. Dr Lina mengambil tongkat si ayah dan mengunci pintu biliknya, tongkat diletakkan di hujung bilik, menyebabkan si ayah tidak dapat berganjak dari tempat duduknya.Dr Lina kemudiannya mengorat langkah ke arah si anak yang agak keliru dengan kelakuan Dr Lina.
Tanpa diduga, Dr Lina dengan tangkas menarik seluar si anak dan melondehkannya dengan satu tarikan. Si anak terkejut dan panik, tangannya menutup kemaluannya yang terdedah kepada Dr Lina dan ayahnya.
"D..D..Dr buat apa ni?" tanya si anak dengan nada cemas dan cuba menarik balik seluarnya. Dr Lina memijak seluar si anak dan menyebabkan si anak tersadung dan terjatuh. Dalam keadaan kelam kabut Dr Lina berjaya menanggalkan seluar si anak dan mencampaknya ke hujung bilik.
"Nak tolong ayah awak la, takkan tak boleh," Ejek Dr Lina sambil menyandarkan si anak ke dinding bilik dalam keadaan terduduk. Si ayah tidak dapat berbuat apa kerana tongkatnya diletakkan di hujung bilik dan dia tidak berdaya.
"Kalau tak buat macamni, tekanan darah ayah awak takkan kembali normal," kata Dr Lina sambil memposisikan dirinya di hadapan si anak. Kepala si anak tersandar di dinding dan menghadap kelangkang Dr Lina, manakala si ayah pula duduk di kerusi dan menghadap punggung Dr Lina.Dr Lina melondehkan seluar jeans dihadapan si anak dan merapatkan cipapnya ke muka si anak.
"Selagi I tak suruh berhenti kamu jangan henti," kata Dr Lina sambil mennyesakkan cipapnya kemuka si anak. Si anak cuba melawan tapi dengan cepat seluruh mukanya dilitupi oleh kelangkang Dr Lina. Paha Dr Lina "memegang" muka si anak, menyebabkan si anak kaku tersandar di dinding. Dr Lina kemudiannya mula menunggang muka si anak, pinggulnya bergerak kedepan belakang. Si ayah hanya mampu melihat si anaknya dipergunakan sebagai objek kepuasan dihadapannya. Tanpa kesedaran, batang si ayah menegak melihat si anak diperlakukan sebegitu.
"Sssssss ahhh, ahh,ahhnn," mulut Dr Lina berzikir dalam ghairah. Di dalam mindanya, menggunakan si anak dihadapan si ayah merupakan salah satu fantasi yang paling dia suka. Sudah beberapa banyak anak yang dirosakkannya di hadapan ayah mereka.
Minda Dr Lina menjadi lebih ghairah. Pergerakannya makin laju dan suaranya makin nyaring. Si anak tidak melawan seperti sebelumnya. Tangannya mencengkam rambut si anak dan menunggang selaju mana yang Dr Lina mampu sehinggalah Dr Lina klimaks.
"Dah, tengok, ayah awak pun dah terpancut, tekanan darah dia dah normal," kata Dr Lina sambil memakai seluarnya kembali. Rambut dan muka si anak dibasahi jus cipap Dr Lina, batang si anak berdenyut-denyut memancut air mani dan kain pelikat si ayah pulak basah dengan air maninya sendiri.....
625 notes · View notes
terusberanjak · 17 days ago
Text
Gemuruh
Kadang yang membunuh kita itu bukan orang lain melainkan diri sendiri semisal berpikir terlalu berlebihan setelah berbincang dengan teman, padahal teman kita saja orangnya santai dan menganggap pembicaraan sebelumnya tidak berarti apa-apa atau berpikir berlebihan tentang hal-hal yang belum terjadi. Kita banyak langsung mengasumsikan seolah ketakutan kita pasti terjadi, padahal belum tentu. Satu lagi kita juga kadang menganggap diri kita tak layak mendapatkan sesuatu yang baik hanya karena merasa kita tidak pantas.
Mengapa kita demikian? Seolah apa-apa yang akan terjadi kepada kita adalah hal-hal yang tak baik. Pada akhirnya kita gak jalan, gak berkembang. Dan buruknya yang membuat kita diam di tempat adalah diri kita sendiri bukan orang lain.
Bisakah mulai dari sekarang kita percaya dengan diri sendiri? Percaya bahwa hal-hal baik selalu ada untuk kita, bahwa setiap manusia punya keberuntungan masing-masing yang Allaah kasih, bahwa kita layak menjalani hari sebagai manusia yang positif.
Jangan membunuh diri dengan pikiran dan asumsi yang membuat mata buta dari melihat yang baik-baik. Tak ada untungnya. Kalau overthinking membuat kita semakin melemah dan rendah diri, lebih baik redam itu dalam-dalam sampai tak terlihat lagi wujudnya. Tidak mau kan hidup selamanya dalam gemuruh yang tak berkesudahan? Kepala kita berhak diisi oleh yang baik-baik.
@terusberanjak
86 notes · View notes
ibnufir · 9 months ago
Text
Jangan dulu berkecil hati
Jangan pernah menganggap keahlian dan pengalaman yang kamu pelajari sekarang, itu sia-sia dan buang-waktu.
Barangkali memang tidak bisa membuatmu bertahan dan menghidupimu saat ini.
Perjalanan yang membuatmu diremehkan. Perjalanan membosankan yang membuatmu hampir menyerah.
Bisa jadi suatu hari nanti akan menjadi bekal yang membanggakanmu.
Lanjutkan, jangan dulu merasa rendah diri meskipun selalu direndahkan.
Hari-hari yang hebat selalu dimulai oleh hal-hal yang remeh.
Jangan dulu berkecil hati.
Bukan kah kita akan memanen apa yang kita tanam?
Kalau sekarang selalu merasa gagal panen, tidak apa-apa, kita coba tanam lagi.
—ibnufir
187 notes · View notes
journal-rasa · 11 months ago
Text
Ibadah Terlama, Bukan Menikah
Menikah memang ibadah jangka panjang, tapi bukan berarti adalah ibadah terlama.
Jadi, beberapa waktu lalu aku melihat video anak-anak Palestina yang penampilannya lusuh berlumuran noda sisa peperangan. Namun sinar wajah mereka begitu memancarkan keteguhan dan keyakinan.
Sang pengambil video mengajukan beberpa pertanyaan padanya, pertanyaan khas kanak-kanak seperti:
"Siapa tuhanmu?"
Allah
"Apa agamamu?"
Islam
"Siapa nabimu?"
Muhammad, shalallahu 'alaihi wassalam
"Apa kitabmu?"
Qur'an
"Apa ibadah yang paling utama?"
Jujur, aku kaget pas denger jawaban anak-anak kecil itu ketika ditanya tentang "Apa ibadah paling utama?"
Karena ternyata, jawaban mereka bukan shalat, bukan puasa, bukan zakat, sedekah, haji apalagi menikah.
Jawaban mereka adalah, Tauhid.
Yup! Tauhid.
Ibadah paling utama sekaligus paling lama. Karena menjalaninya perlu waktu seumur hidup. Gak peduli kamu masih bujang, gadis, menikah, gak menikah, janda, duda, selama kamu masih bernyawa, selama itu pulalah kamu wajib menggenggam erat tauhid.
Eh, kamu paham gak maksudnya? Bukan, ini bukan perkara murtad gak murtad aja.
Gini, ketika kamu hidup bertauhid. Ketika kamu yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, yang tidak membutuhkan siapa-siapa, yang maha berkuasa atas segalanya,
Maka, ketika suatu saat nanti kehidupan kamu berada di titik terendah yang paling rendah sekali pun, kamu gak akan pernah terpikir untuk bunuh diri, untuk menyerah.
Karena kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolong kamu, entah bagaimana pun caranya. Akhirnya kamu dipaksa ikhlas untuk melepaskan semuanya... dan hanya berpasrah kepada-Nya.
Inilah kenapa surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu Ahad) justru isinya tentang tauhid, bukan tentang 'ikhlas'.
Karena esensi dari kata 'ikhlas' sendiri akan merujuk pada tauhid. Dzat yang tunggal. Dzat yang nasib semua makhluk bergantung pada-Nya. Dzat yang tidak mempunyai sifat seperti makhluk-Nya (beranak dan diperanak). Dzat yang tidak ada sesuatu apa pun yang bisa setara dengan-Nya.
Iya, karena hanya ketika kita berada di titik terbawah sajalah kita baru menyadari tentang betapa kecilnya diri kita. Betapa kita membutuhkan Yang Lebih Besar dari kita, yang hanya satu-satunya, yang mampu menolong kita, suatu Dzat yang lebih besar, yang tidak terjangkau oleh akal makhluk-Nya, tapi dapat menjangkau seluruh urusan makhluk-Nya.
🌸🌸🌸
Jadi, please tolong jangan lagi bilang kalau "menikah adalah ibadah terlama", dan kalau ada yang posting kata-kata kayak gitu, tolong diingetin, dikasih tau.. please... karena efeknya fatal banget..
Ketika seseorang menganggap bahwa "menikah adalah ibadah terlama", maka yang belum menikah jadi takut buat menikah. Dan yang sudah menikah tapi malah saling mendzalimi sesama, jadi takut untuk bercerai.
Padahal cerai itu halal lho. Cerai itu solusi, bukan parameter kualitas diri.
🌸🌸🌸
Ketika kita paham bahwa tauhid adalah ibadah paling utama dan paling lama, maka kita gak akan mempermasalahkan lagi kenapa seseorang di usia sekian belum menikah juga, atau apakah seseorang itu bisa membina rumah tangga atau malah gagal, karena kita tahu bahwa takdir setiap manusia itu digenggam Allah.
Menikah dan mempertahankan keutuhan rumah tangga itu perbuatan yang mulia, tapi tolong diingat bahwa kehidupan, dan planet Bumi ini, bukan hanya milik orang-orang yang menikah.
Hey, menikah bahkan gak termasuk rukun Islam?!
324 notes · View notes
dedehighdream · 5 months ago
Text
Gak tau siapa yang lagi butuh ini, kutipan dari salah satu bukunya Om Haemin Sunim ini menenangkan banget:
“Dalam hidup, ada banyak hal yg bisa diambil dalam sekedip mata. Jangan lupa diri ketika dititipkan berlebih, dan jangan rendah diri kita lagi di fase menurun. Ini hanya satu chapter, dari ratusan chapter yang lain.”
Kondisimu hari ini tidak merepresentasikan kondisi ideal kehidupanmu besok. You will learn. You will change. You will grow.
Yogyakarta, 20 September 2024
105 notes · View notes
mamadkhalik · 3 months ago
Text
Jangan Sombong
Inget nggak dengan Quote Umar bin Khatab tentang ilmu ada tiga tahapan?
"Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati."
Tapi sebenernya, kita itu emang berhak sombong? Yakin kita belajar ilmu? Atau cuman berwawasan saja?
Ya namanya manusia memang ada kecenderungan sombong, misal dari harta- benda, kekayaan, atau bahkan ilmu.
Tapi coba lihat di Surat Al-Mulk : 04
"Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.
Ayat ini sederhananya ingin mengajak kita untuk mentaddaburi ciptaan Allah baik langit bumi dan seisinya yang luar biasanya sehingga timbul rasa humble di dalam diri kita.
lihatlah sekali lagi dan sekali lagi.....tanpa kecacatan.
Ciptaan Allah begitu sempurna, kita itu bukan siapa-siapa, nothing dibandingkan apa yang ada di sisi Allah. Mengingat-Nya adalah cara terbaik menghilangkan rasa sombong, apalagi hanya dengan wawasan yang sedikit.
Surakarta, 13 November 2024.
Lagi jatuh cinta sama ciptaan-Nya!
Tadabbur Al-Mulk : 04, Buku "30 Nights Make It Closser" by Quranreview
36 notes · View notes
menyapamentari · 10 months ago
Text
Bukankah tidak apa - apa bila kita bukan berangkat dari keluarga yang terpandang, bukan dari keluarga yang memiliki banyak harta, rumah mewah dan segala fasilitasnya.
Bukankah tidak apa - apa bila kita bukan lulusan dari universitas ternama, yang membuat kita mungkin lebih bangga ketika ada yang menanyakannya.
Bukankah tidak apa - apa bila kita adalah seseorang yang biasa saja, yang tidak atau belum memiliki sesuatu yang bernilai seperti yang orang lain miliki.
Bukankah tidak apa - apa bila kamu merasa tidak ada yang membanggakan dari dirimu ?
Aku paham sekali bagaimana rasanya, ketika kita berada di lingkungan itu sementara diri kita tidak atau belum seperti mereka. Minder atau merasa tertinggal. Memilih menepi, dari riuhnya definisi bahwa kekayaan adalah satu - satunya yang pantas di banggakan.
Padahal di sisi lain, bila kita melihat lebih dalam adalah kita yang telah Allaah karuniakan begitu luasnya kebaikan. Tak selalu tentang kekayaan itu, melainkan ketenangan sebab mengenal Allaah. Yang dengan mengenal Allaah, kita mengerti bagaimana melangitkan rasa syukur. Yang dengan mengenal Allaah, kita memahami bagaimana dalam menjalani hidup ini.
Kita boleh meminta kekayaan itu, sungguh teramat di izinkan. Yang dengan kekayaan itu, kita berharap bisa melakukan banyak kebaikan. Namun, bukan berarti tentang apa - apa yang telah kita miliki membuat kita tidak merasa cukup atau merasa rendah diri. Jangan ya. Sedangkan Allaah tidak pernah membiarkan kita kekurangan apa - apa. Telah Allaah takar yang terbaik untuk kita miliki.
Menjadi dirimu, sebaik yang mampu engkau upayakan. Menjadi dirimu, yang dimana kecantikan itu akan terpancarkan dari baiknya hatimu. Tidak apa - apa bila kamu pernah berangkat dari hal sederhana, atau dari hal yang jauh dari berkecukupun. Sebab dirimu saat ini, adalah dirimu yang telah Allaah karuniakan banyak sekali nikmat dan kasih sayang-Nya. Yang tak selalu nikmat itu berbentuk materi.
Esok lusa, coba ingat - ingat lagi bagaimana tahun - tahun tersulit yang pernah engkau lalui. Dan bagaimana Allaah mengizinkanmu melangkah sampai sejauh ini dengan segala karunia nikmat kasih sayang-Nya ✨️
— @menyapamentari 💌
104 notes · View notes
manifestasi-rasa · 1 month ago
Text
Di Psikologi, kami belajar bermacam-macam assesment dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Yang lumayan karib tentu asesmen utk mengukur top three gangguan kesehatan mental: Depresi, Anxiety, dan Stress. Seringkali, asesmen" ini kemudian kami uji cobakan pada diri sendiri beserta cara interpretasinya.
So far, setiap meng asesmen tiga hal tsb pada diri sendiri, aku berada di rentang rendah, atau menengah, jarang sekali tinggi (atau bahkan hampir ga pernah). Kadang aku jadi mikir, seriusan ini tingkat stressku rendah? Orang-orang kayanya klo liat aku udh stress duluan dh wk. Tapi jika ku refleksi, yaa sehuru hara apa hidup ini, aku bisa mengatasi supaya ga kena mental. Sambat sesekali, tapi mengerjakan dan menuntaskan tetap kulakukan.
Ngomongin hal ini sebetulnya menarik sekali. Tapi yang perlu kita sepakati bersama di awal, kesehatan mental yang baik itu bukan yang seluruhnya terhindar dari gangguan kesehatan mental. Berdasarkan definisi dari WHO, salah satu tolak ukur seseorang punya mental health yg oke adalah dapat mengatasi stressor sehari-hari. Artinya, stress dalam keseharian adalah sesuatu yang sangat wajar. Tapi.. dalam keseharian ini kita bisa ngatasin atau engga? Stressor sehari-hari tuh contohnya: tugas-tugas kuliah, ataupun pekerjaan kantor. Kita bisa lihat kesmen seseorang ini dari bagaimana dia meresponnya. Apakah dikerjakan? Apakah menghindari? Apakah mengabaikan?
Seberat-beratnya tugas harian, memang ringan jika ditinggalkan orang yg sehat mental tuh ya yang kemudian mengerjakan tanpa kebanyakan mikir: gimana kalau gabisa? Gimana kalau ga sempurna? And another what if and worst scenario. Kalau menghadapi stressor atau tekanan sehari-hari saja belum bisa, yhaa memang belum dalam state of mental health yang baik.
Gapapa. Gapapa kalau kondisi mental health nya belum oke. Individual differences, setiap manusia dibentuk oleh hal yang berbeda, yang pada akhirnya akan membentuk respon yang berbeda meski stimulusnya sama. Gapapa. Yang penting jangan denial dan mari berubah lebih baik.
Kalau kalian mau mencoba mencari tau kondisi depresi, anxiety dan stress, bisa akses di pranala berikut:
https://emotional-wellbeing.naluri.net/onboarding/dass/new?lang=id
Emangnya valid? InsyaAllah iya. Ini adalah DASS-21, Depression, Anxiety and Stress Scale dengan 21 item (versi aslinya 42 item) yang validitasnya udh teruji. Hanya saja, scale ini hanyalah untuk screening awal, jika hendak memastikan dan menyelesaikannya lebih lanjut, jangan sungkan for seeking help, ya! Ke konselor, psikolog, ataupun psikiater ✨
Blabbering, setelah sadar kalo gw mhssw psikologi yang jarang nulis tentang psychological things.
30 notes · View notes
langitawaan · 1 year ago
Text
180.
Kalau kamu merasa dirimu tidak berharga dan tidak layak untuk dicintai maka kamu tidak sendiri, aku pun (pernah) merasakan itu. Perasaan yang sempat membuatku kehilangan kepercayaan diri, merendahkan diri dan rasanya ingin menghilang saja dari muka bumi.
Bertemu teman, karib dan mereka yang mengenal secara tidak langsung rasanya memalukan sebab tidak ada yang bisa dibanggakan dari pencapaian, merasa tertinggal jauh sekali di belakang dibandingkan dengan gemerlap prestasi yang mereka raih.
Puncaknya aku mengisolasi diri, memblokir semua akses komunikasi, memutuskan untuk tidak bersinggungan sama sekali, menghindari pertemuan dan menolak semua ajakan yang berisi reuni dan sebagainya. Melarikan diri adalah jurus andalan yang sering ku gunakan waktu itu.
Dan ternyata semua yang ku lakukan itu tidaklah benar. Mengurung diri dengan sedemikian rupa membuat diri sama sekali tidak berkembang dan kehilangan banyak kesempatan baik; bertemu orang baik, membangun hubungan baik, dan menjadi orang baik.
Coba lihat cermin. Kamu berharga. Kamu baik. Kamu hebat dengan segala pencapaianmu. Kamu tidak gagal walau kamu merasa tertinggal jauh di belakang. Kamu berhak untuk dicintai. Kamu layak untuk disayangi. Kamu sudah berjuang untuk sampai di puncak tertinggi.
Kamu dilahirkan dengan penuh cinta. Dibesarkan dan dirawat dengan doa tulus dari kedua orangtua. Kamu teman yang baik, pendengar yang baik terutama untuk dirimu sendiri. Kamu memiliki hati yang baik dan hangat. Kamu baik dengan semua kurang dan lebihmu.
Jangan merasa rendah diri~~~
Ditulis setelah mendengar cerita teman.
Hujan, 20.28 | 25 Oktober 2023.
150 notes · View notes
nonaabuabu · 10 months ago
Text
Tumblr media
apa yang ingin kau akui pada dirimu sendiri? rasa rendah diri bahwa kau terlalu tertinggal jauh dari semua teman-teman? atau kegagalanmu akan semua mimpi dan rencana? atau tak mampunya kau menjadi anak berbakti kepada ibu dan ayah?
terus apa setelah semua pengakuan itu? apa kau tetap berada di sana, bertingkah seolah itulah satu-satunya pilihan, atau kau mulai menuliskan kembali di mana galat dari sekian metode yang kau coba?
apapun itu, aku harap kau melakukannya dengan kesadaran, agar kelak saat kesekian kali kau kufur nikmat, kau tahu kau lah yang memilih berdiri di sana.
tak ada yang salah jika kau tak beranjak sedikit pun dari semua keadaan yang kerap kali dianggap tak baik, tapi sampai kapan pun jangan sekali-kali mengeluh dengan apa yang kau biarkan ada sebagai dirimu sendiri.
12.04.2023
59 notes · View notes
ceritamelayuboleh · 10 months ago
Text
Tumblr media
DOKTOR SWASTA PT 1
"Encik, kami ada berita kurang baik," wanita disebalik telefon memberitahu ku sebaik sahaja selepas dia memperkenalkan diri dia.
"Isteri encik perlu ditidurkan buat sementara waktu. Ini kerana keadaan Isteri encik agak tenat sedikit," kata wanita tersebut. Aku terkejut dan terkedu. Minda ku bagaikan tepu dan tidak dapat berfikir apa-apa.
"Tapi encik jangan risau, kami sering memberikan isteri encik antibiotik, cuma akan mengambil masa beberapa hari untuk sembuh seperti sediakala," kata wanita tersebut. Sebaik sahaja wanita tersebut habis bercakap, aku terus meletakkan telefon dan bergegas ke hospital. Majikan aku dengan baik hatinya memahami perasaan aku dan memberikan aku seminggu cuti dan menyuruh ku bertenang.
Sebaik sahaja sampai di hospital, aku dibawa ke bilik VIP dimana isteriku sedang dirawat. Luluh hatiku apabila melihat isteriku terlantar dan bersambung dengan semua jenis mesin yang membantu kehidupannya.
"Salam encik, nama saya Dr Hani," kata seorang doktor wanita sambil menyapa ku. Doktor tersebut menerangkan panjang lebar tentang apa yang berlaku dan apa yang akan mereka lakukan serta pelan mereka jika ada kecemasan. Aku mendengar tapi hatiku dan mindaku tidak mampu untuk fokus dan hanya sedih melihat isteriku.
"Baik encik, antibiotik akan diberi 6 jam sekali ya, bermula dari 12 malam hari ini," kata doktor tersebut sambil meninggalkan ku bersama isteriku. Aku hanya mampu melihat dan membelai rambut isteriku sekali sekala sehinggalah aku tertidur.
"Encik, encik..," terdengar suara wanita mengejutkan ku. Terkebil-kebil aku bangun dan menyapa suara tersebut. Rupa-rupanya, Dr Hani datang untuk memberikan rawatan.
"Doktor, s..sekarang pukul 11, bukan doktor beritau rawatan mula pukul 12 malam?" tanya aku apabila Dr Hani memberitahu tentang rawatan antibiotik.
"Betul encik, tapi rawatan ni bersyarat sedikit," kata Dr Hani sambil menunjukkan picagari yang dipenuhi antibiotik.
"Saya tak faham," aku menanya.
"Beginilah encik, isteri encik ini perlukan rawatan antibiotik ni. Tapi encik kena ikut sepenuhnya cakap saya, kalau tak saya takkan beri rawatan kepada isteri encik," kata Dr Hani . Aku masih tidak faham akan apa yang Dr beritahu.
"Encik curanglah dengan saya kalau nak selamatkan isteri encik," bisik Dr Hani di telinga ku. Muka ku merah padam dan aku berasa sungguh marah dan menolak Dr Hani dari diriku dan bergegas keluar untuk memanggil jururawat lain. Apabila aku mengadu kepada jururawat, mereka hanya tertawa dengan aduan ku.
"Ala, Dr suruh curang je, takkan itu pun tak boleh. ke kau nak curang lepas bini kau mati," kata salah seorang jururawat. Terkejut aku mendengar gelak tawa dan ejekan jururawat-jururawat di situ.
"Encikkk, cepatla, nanti isteri encik tak dapat antibiotik ni," Dr Hani mengejek ku dari bilik VIP. Aku kehilangan arah dan amat kecewa. Aku berjalan kembali ke bilik dengan perlahan-lahan, semangatku makin rendah dan makin pudar.
Sebaik sahaja aku masuk bilik, Dr Hani menarik ku masuk dan mengunci pintu.Dengan pantas dia memaksa dirinya ke atas ku. Aku dicumbu tanpa persetujuan diriku. Makin lama Dr Hani bercumbu, makin agresif kelakuannya. Bajuku ditanggalkan, tubuh serta leherku dijilat, dicium dan digigit oleh Dr Hani. Tepat pada pukul 12 tengah malam, Dr Hani berhenti dan memberi antibiotik kepada isteriku. Aku ditinggalkan di bilik bersama isteriku yang masih lagi tidur. Aku berasa sungguh bersalah namun aku terpaksa dan tiada jalan lain untuk menyelamatkan isteriku. Selang beberapa lama, aku membaringkan diri aku di sofa didalam bilik VIP tersebut dan merehatkan diri.
5.00 Pagi
Aku terkejut bangun akibat merasa sesuatu basah di kawasan kemaluan ku. Yang lebih mengejutkan adalah seluarku ditanggalkan dan aku dibogelkan dari pusat ke bawah. Aku nampak kepala Dr Hani bergerak atas bawah, menjilat dan menghisap batang aku. Aku dengan segera menutup muka ku dan mula menangis sedikit. Aku berasa pilu kerana perkara ini sedang berlaku dihadapan isteriku yang ditidurkan. Batangku di hisap, dilancap, di jilat berulang kali dari separa tegang ke tegang sepenuhnya dan sehinggalah aku terpancut.
"Ala encik, air mata buaya ke tu. Dah sampai terpancut dah. Encik tak sayang pun bini encik ni kan. Kalau tak mengapa tegang dan terpancut encik," ejek Dr Hani, tertawa sambil merawat isteriku dan meninggalkan ku seperti biasa.
11 Pagi
"Encik, tanggalkan seluar dan masuk ke tandas ye," arah Dr Hani sebaik sahaja masuk ke dalam bilik. Aku dengan perlahan bangun dan menanggalkan seluar aku.
"Ala Encik, cepat la sikit, kita nak berseronok ni," kata Dr Hani sambil merentap dan menarik seluar ku sehingga tertanggal. Aku pun masuk ke dalam tandas dan menunggu untuk Dr Hani. Dr Hani memeluk ku dari belakang dan meraba-raba batang aku. Aku dapat rasakan ada cecair di tangan Dr Hani yang diratakan ke batang aku.
"Encik kita bubuh sabun sikit ye, baru seronok Encik," kata Dr Hani sambil mula melancap aku dengan kedua-dua tangannya. Walaupun aku berasa sedih dan hiba, namun batangku tetap memberi respon yang elok kepada lancapan Dr Hani.
"Encik ni lelaki yang tak guna tahu? Isteri encik sedang tenat, encik sedang curang didalam tandas bilik dia," bisik Dr Hani sambil melancap laju. Aku hampir menangis mendengar tomahan Dr Hani.
"Encik seronok kan macam ni. Encik harap isteri kesayangan encik tu tidur lama-lama kan, baru encik rasa kurang bersalah nak seronok macam ni," sambung Dr Hani sambil melancapku.
"T..Tak," kata aku dengan tergagap-gagap.
"Kalau tak, mengapa batang encik menegang macam ni? Tak malu ke menipu encik? Kalau isteri encik dengar, macamana perasaan dia," kata Dr Hani.
"Kalau isteri encik tengok encik kena lancap ni, agaknya dia sendiri nak ditidurkan," kata Dr Hani sambil tertawa sedikit. Aku hanya mampu menangis mendengar bisikan durjana Dr Hani. Dr Hani melajukan lancapannya dan batangku mula berdenyut-denyut. Aku cuba menahan seberapa banyak yang boleh tapi apakan daya, aku hanya lelaki biasa.
"Ha kan dah terpancut. Air mani lelaki tak guna macam encik ni memang patut disumbangkan ke dalam jamban," ejek Dr Hani sambil memerhatikan batang aku yang berdenyut memancut air mani ke dalam jamban. Selepas memerhati, aku sekali lagi ditinggalkan bersendirian dengan perasaan kecewa kepada diriku sendiri.
6 Petang
"Asyik encik saja yang melepas, sekarang encik kena puaskan saya pula," kata Dr Hani sambil memasuki bilik.
"Encik nak isteri kesayang encik ni selamatkan?" kata Dr Hani sambil duduk di atas katil pesakit dibahagian kaki isteriku sedang terbaring.
"Encik rasa saya lagi cantik atau isteri encik lagi cantik," kata Dr Hani sambil mengisyaratkan aku duduk di hadapannya.
"D..Doktor," aku jawab dengan nada rendah dengan harapan dapat memuaskan hati Dr Hani.
"Encik ni memang lelaki tak guna. Isteri hidup lagi dah memuji orang lain," kata Dr Hani sambil meletakkan kakinya di atas bahu ku. Kaki kirinya di bahu kananku dan kaki kanannya di bahu kiriku. Aku terdiam mendengar kata-kata Dr Hani.
"Takkan encik tak tahu nak buat apa," kata Dr Hani sambil tersenyum sinis melihatku. Aku melondehkan seluar dan seluar dalam Dr Hani.
"Waaah, encik memang keji betul. Encik nak jilat pantat saya sambil saya duduk disebelah isteri encik," kata Dr Hani tertawa sambil menarik kepala ku rapat ke cipapnya menggunakan kakinya.
Dengan rasa sedikit pilu, aku mula menjilat cipap Dr Hani. Lidahku berusaha bersungguh-sungguh untuk memuaskan nafsu Dr Hani. Teknik yang aku gunakan kepada isteriku, aku gunakan kepada Dr Hani. Dr Hani pulak sibuk menikmati jilatan aku sehingga dia klimaks dua kali dalam masa sejam.
Selepas puas, seperti biasa Dr Hani merawat isteriku dan meninggalkan aku sendirian.
11 Malam
"Malam-malam macam ni rasa sunyi pulak tanpa encik," kata Dr Hani sambil memasuki bilik. Dengan cepat Dr Hani menerkam aku dan menanggalkan pakaian aku. Aku dicumbu berkali-kali dan dibaringkan di atas sofa. Seluar dan baju ku dicampak ke atas lantai.
"Dah lama ke encik terpacak macam ni" ejek Dr Hani sambil menanggalkan seluarnya. Dengan cepat Dr Hani mula menunggang batang aku. Cipapnya mencengkam kuat batangku dan mula terkemut-kemut sebaik sahaja dia mula menunggang.
"Sedap tak encik, lagi sedap dari isteri encik tak?" kata Dr Hani tercungap-cungap sambil menunggang aku. Aku hanya dia dan cuba untuk tidak menikmati pengalaman ku. Namun, tunggangan Dr Hani memang sedap dan aku tidak dapat menahan perasaan aku.
"Muka encik seronok saja, tak ingat isteri ke," kata Dr Hani sambil melajukan tunggangannya. Aku mula merengek akibat berasa terlalu sedap. Aku mula hanyut dalam kesedapan cipap Dr Hani.
Sejam dihabiskan Dr Hani menunggang ku. Di penghujung sejam tersebut aku dan Dr Hani klimaks bersama-sama. Nikmatnya sungguh lain. Aku berasa sungguh bersalah kerana sanggup terlupa akan isteriku ketika ditunggangi Dr Hani. Dr Hani pulak mengejek-ejek aku dan meremehkan aku sambil merawat isteriku.
*Korang nak tak cerita ini disambung. I ada plan beberapa sambungan cerita, agak sadis di sambungan2 seterusnya, mungkin keterlaluan sikit tapi korang cakaplah nak sambung ke tak*
3K notes · View notes
penaimaji · 1 year ago
Text
Berdiri Di Sampingmu
Mungkin tidak mudah awalnya kamu melangkah, karena banyaaaakkkk sekali keraguan yang berkecamuk di kepala. Banyak cerita pahit yang kamu lewati di masa lalu, hingga rasa rendah diri, juga ketakutan itu menjadi bagian dari dirimu
Aku yang selalu berusaha memahamimu, membantumu mengurai satu persatu. Aku percaya, bahwa Allah-lah yang mampu menghapus memori buruk menjadi harapan; menjadikan cerita-ceritamu lebih cerah
Aku bersyukur bisa menemani dan membantu suamiku sampai menjadi salah satu finalis di sebuah ajang inovasi digital. Dia yang selama ini sering tidak percaya diri, akhirnya mampu mendobrak batas pintunya. You did it!! Terharu rasanyaaaa :'))
Dulu awal menikah, aku seringkali melihat dia suka tidur, berbeda sekali denganku yang terbiasa bergerak. Ia menghadapi setiap masalah selalu dengan diam, tidur, lalu menghindar, bahkan sampai tidak mau makan. Padahal kita tau, masalah itu akan selalu ada dan harus kita hadapi
Namun, perlahan ia mulai tegas dan berani; mampu mengelola diri, melewati benang-benang kusut itu, menjadikan masalah sebagai pelajaran di kehidupannya. Absolutely, i'm proud of you~
Teringat saat sebelum pindah ke Jakarta, aku sudah memberi tahunya, bahwa hidup di kota tidak bisa berleha-leha. "Apa mas siap?", tanyaku. "Iya, siap", jawabnya mantap. "Tidak semua kolega kerja bisa menjadi teman. Jadi jangan terlalu baik, harus bisa membangun boundaries", kataku pada laki-laki baik yang bisa dibilang sering jadi people pleaser ini
Kehidupan di desa (lebih tepatnya kota kecamatan) yang slow living sebelumnya, memang jauh berbeda dari kota besar. Dimana kehidupan yang keras ini tidak mudah bagi yang terbiasa santai. Butuh hantaman berkali-kali untuk bisa menjadi lebih kuat. Seringkali ingin menyerah, tidak punya sesiapa, kecuali Allah yang menjadi satu-satunya sumber kekuatan. Ternyata kamu hebat, masyaAllah
Tidak mudah bagi kami melewati ini. Aku yang setiap harinya mencoba berdamai dengan rutinitas baru—yang lebih slow, begitu pula dengan dia yang ritme hidupnya semakin memacu adrenalin
Ini hanya sedikit pencapaian dunia. Semoga selalu istiqomah memaksimalkan ibadah-ibadah wajib dan sunnah. Semoga tak luput berdoa, sejatinya dunia hanyalah perantara, agar mendalami peran yang sudah diamanahkan pada kita
Semoga Allah senantiasa menjaga dari hal-hal buruk, juga dikelilingi teman yang baik. Semoga pundak ini tetap kuat untuk selalu andil dalam keluarga, juga berbakti pada orang tua. Jika suatu saat lelah, maka ingatlah, bahwa jalan kebaikan akan dinilai pahala
Bangunlah privilege dari diri sendiri, terutama dalam hal prinsip dan pemikiran. Tak perlu diungkit hal-hal yang menyakitkan di masa lalu. Aku yang tak pernah luput mendoakanmu, meski banyak juga ngomelnya heheee. Tanggungjawabmu besar, maka jangan lupa untuk selalu meminta kekuatan pada-Nya. Semoga selalu dalam lindungan-Nya
Bdg-Jkt, 10-12 Desember 2023 | Pena Imaji
121 notes · View notes
gadiskaktus · 11 months ago
Text
Pesan cinta untuk saudara suadara ku para Akhwat.
Sedikit kutipan dari laman kak @laksmi2001
izin mengutip beberapa ya kak.
Berpikirlah rasional wahai mas, mbak!
1. Se-dekat atau se-lama apapun hubungan kisah asmara yang dijalin tanpa adanya ikatan yang suci itu tidak menjamin akan mengantarkan kita kepada pelaminan. Walaupun antara dua pihak sama- sama paham agama, tetapi kalau nyatanya tidak ada kesungguhan di antara keduanya, maka pernikahan itu tidak akan terjadi. Saya tidak bisa menilai bahwa kedua sejoli ini sama sama paham agama, karena ini sudah bukan hak saya, melainkan hak Allah. Saya hanya melihat dari background mereka berdua yang sama sama pernah menjadi aktivis dakwah, sering menghadiri majelis ilmu, dan sering membaca buku buku berbau religi.
2. Wahai lelaki, jangan mudah tebar jaring. Sungguh, saya sangatlah geram dengan tipe lelaki demikian. Laki laki yang mudah sekali tebar pesona, lelaki yg mudah menebar janji manis, laki laki yang mudah memberi harapan, apalagi laki laki yang mudah membuat hati wanita terbang setinggi awan kemudian menjatuhkan hati wanita itu ke dasar lautan. Bagi saya, laki laki seperti itu sangat tidak pantas diperjuangkan, buang saja ke dasar lautan, tenggelamkan! Mohon maaf, saya sedikit emosi ketika menuliskan ini. Tetapi sungguh, saya sangat geram terhadap laki laki bermodel buaya seperti ini, baiknya diapakan ya? Tendang saja kali ya? Hahaha
3. Kepada wanita termasuk saya, saya akan utarakan pesan ini kepada kalian semua termasuk saya. Tolong jangan bego² amat ketika sedang jatuh cinta. Maaf, saya pakai kata 'bego' alias bodoh karena saking geramnya saya mendengar kisah ini. Wanita itu harus punya standar nilai nilai yang dipegang, harus bisa menentukan batasan, harus tegas, jangan menye², jangan mudah luluh. Ingat, dia bukan siapa siapa kamu. Dia bukanlah suami kamu, bukan ayah kamu. Lalu mengapa kamu se-penerurut ini padanya? Tolong, berpikirlah rasional, Mba! Tolong lah mba, sayangi dirimu. Saya itu kasihan dengan wanita wanita seperti ini. Kita itu terlalu berharga gais. Kita adalah mutiara, kita adalah berlian. Sama seperti kita tahu bahwa berlian itu susah sekali didapatkan. Maka, kita juga seperti itu. Untuk laki laki bisa bersanding dan memberi kasih sayang seutuhnya kepada kita itu memang butuh perjuangan, butuh ikatan yang suci, alias butuh dihalalkan dulu. Ingatlah, kita se-ber-har-ga itu!
4. Kepada wanita, tolong jangan polos polos amat ketika ada seorang lelaki yang sedang berupaya mendekatimu. Gunakanlah intuisimu, feelingmu, firasatmu, kecenderungan batinmu, perhatikan dengan saksama bagaimana tingkah laku lelaki tersebut, apakah ada potensi untuk menuju jenjang serius atau hanya main main? Kalau hanya main-main, sebaiknya tendang saja ke laut lepas sana, hehe. Ya ga gitu juga kali Mba. Kejam sekali dong saya, hehe. Yang pasti, kita harus pintar dalam menilai. Bila pun kelihatannya tidak ada upaya pendekatan tetapi kalian memang sedang terlibat dalam suatu projek atau kolaborasi, ya berhati hatilah. Tetaplah bersikap elegan dan sewajarnya. Intinya, untuk perkara yang tidak ada faedahnya, tinggalkan saja. Waktu kita terlalu berharga mba kalau hanya dihabiskan untuk chattingan dengan seorang lelaki yang main-main.
5. Kepada wanita, tolong jangan merasa rendah diri. Jangan merasa nggak punya kelebihan, nggak punya skill, nggak punya pengalaman, dsb. Wahai mba mba, semua hal itu tadi bisa kita bentuk, kita ciptakan citra kita sendiri. Di waktu penantian ini, bagi saya ini adalah masa emas untuk kita membenahi segala yang kurang, memperbaiki diri, mengupgrade kualitas diri, memperbanyak ilmu, memperbanyak diskusi dengan orang yang lebih pengalaman, dan juga berkarya. Mumpung waktu luang kita saat single masih banyak mba, maka jangan sampai kita menyia nyiakan kesempatan emas ini.
6. Kepada lelaki dan wanita, sebelum memutuskan tuk lanjut ke fase kehidupan 'berumah tangga', alangkah lebih baik kita perbaiki komunikasi kita dengan orangtua. Kita bangun hubungan yang lebih harmonis lagi dengan orangtua. Kita sempurnakan bakti kita ke orangtua. Kita senangkan orang tua kita dulu. Boro boro mau nyenengin anak orang, orangtua aja belum dituruti maunya apa, belum bisa nyenengin orang tua. Duarr!! Jleb banget gak tuh?! Komunikasi yang baik antara kita dengan orangtua ini sangatlah berguna banget untuk kita di lini apapun, tak terkecuali ketika kita sudah berumah tangga. Ketika belum berumah tanggapun juga berguna, salah satunya adalah ketika kita memohon doa dari ibu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa doa ibu kepada anaknya menjadi salah satu doa yang mudah dikabulkan oleh Allah. Maka dari itu, mari sempurnakan bakti kita dulu kepada orang tua kita.
7. Kepada lelaki dan wanita, termasuk saya (wanita), saya ingin berpesan bahwa memperjuangkan cinta butuh biaya. Ya, saya ulangi sekali lagi bahwa memperjuangkan cinta butuh biaya. Memperjuangkan cinta butuh biaya waktu yang tidak sebentar, butuh biaya perasaan yang tidak sedikit, juga biaya dalam arti yang sebenarnya yaitu materi yang tidak sedikit. Maka dari itu, berpikir rasional lah mas mba, terutama kepada Mba. Ya memang, biaya pernikahan perempuan biasanya orangtua perempuan atau orangtua laki laki yang menanggung, tetapi tidakkah kita malu kalau kita tidak menyumbang sepeserpun untuk biaya pernikahan kita sendiri? Maka Mba, mumpung sudah dibekali pendidikan dari orangtua sampai perguruan tinggi, maka manfaatkanlah itu. Yang semangat gitu lho mba, jangan mudah menyerah. Kesempatan di depan itu masih banyak jika mba mau membuka mata lebar lebar.
8. Kepada lelaki dan wanita, ingatlah bahwa hidup ini bukanlah perlombaan siapa yang paling cepat menikah. Sing sabar tho (yang sabar). Lihatlah, masih banyak peran peran yang belum kamu isi. Kok buru buru mau nikah tho? Sedangkan lihat, bagaimana keadaanmu sekarang? Memang sudah ada yang benar benar niat ingin serius? Atau lebih penting lagi, memang sudah mempersiapkan ilmunya? Atau sudah mempersiapkan bekal materinya? Maka, ingatlah itu mas mba. Berpikir yang rasional gitu lho. Kita tidak sedang berlomba dengan siapapun. Tenang saja, semua sudah Allah atur. Yang penting kita tetep bertakwa dan biarlah kuasa Allah yang bekerja.
Jazakillah khairan kak @laksmi2001 untuk reminder kita semua, khususnya bagi akhwat. Jangan percaya hanya karena dia sudah mengenal sunnah atau sudah paham ilmu agama, postingan dan semua sosmed nya tentang dakwah, karena kata @kang-islah, yang ditampilkan di sosmed belum tentu sama dengan kenyataannya.
Alhamdulillah jika Allah masih menjaga, melindungi dan menyelamatkan kita dari ikhwan ikhwan bakwan. Cara Allah memberi sinyal kepada hamba-Nya itu sangat menakjubkan, begitu maha baiknya Allah, jadi para akhwat di luar sana hati hati ya. Jangan mudah luluh, mudah mengagumi apalagi mudah percaya.
point pentingnya, jangan mudah kagum dengan apa yang orang lain tuliskan, posting, atau tampilan atau tutur kata nya, karena Allah lah yang menutupi semua keburukan atau kekurangan apa yang kita kagumi tersebut.
Semoga Allah selalu menjaga kita dan mendekatkan kita kepada yang baik baik. Dipertemukan dengan yang baik.
Aamiin.
79 notes · View notes
abidahsy · 17 days ago
Text
Januari: Ganti Judul
"Ma, boleh gak sih kita berharap ke seseorang yang gak mengharapkan kita?" tanyaku pada si bungsu yang berusia tujuh belas tahun tapi sudah kuliah semester dua.
Sedikit ragu dia menjawab, "Boleh, sih, ..."
Aku masih menunggu potongan kalimat berikutnya.
"Tapi harus siap sakit hati," begitu tambahnya.
"Aku udah berhenti berharap ke manusia, Mbak. Kayak (misalnya) kita berharap ke diri sendiri aja susah, gimana mau berharap ke orang lain? Makanya berharapnya jangan ke manusia," katanya lagi, jauh lebih lancar dan yakin dengan jawabannya.
Obrolanku dengan si bungsu menghasilkan sebuah konklusi baru bahwa menikah itu bukan sekadar saling menginginkan, tapi juga saling membutuhkan. Rasa saling membutuhkan yang dimaksud itu adalah sesuatu yang Allah ciptakan dan izinkan terjadi. Bahasa gampang-nya, memang manusia sudah dirancang seperti itu. Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa manusia diciptakan berpasangan, bukan? Kebesaran Allah yang indah berupa kebutuhan manusia untuk memiliki teman hidup, membersamai di dunia hingga ke surga, atau mungkin hanya di surga saja.
Percaya atau tidak, aku pernah berpikir untuk hidup single jika kelak Allah izinkan aku masuk surga. Padahal tidak ada yang akan Allah biarkan single di surga sebagai bentuk karunia-Nya. Masha Allah, aku memang harus lebih banyak belajar.
Belajar terus yang banyak agar semakin mengenal-Nya dan semakin jatuh cinta.
Patah hati kemarin membuatku belajar untuk mengubah cara ikhtiar dari yang awalnya mencari menjadi mendoakan. Aku percaya bahwa siapapun jodohku nanti, dia juga sedang berjuang mencari sakinahnya, mencariku. Seperti layaknya Adam yang tidak peduli siang atau malam, dia terus berjalan, berusaha menemukan Hawa. Jadi, sebagai bentuk dukungan paling tulus, aku akan terus menghiasi diri dengan ilmu dan sibuk mendoakannya.
Terakhir, ada dua hal yang belum aku ceritakan di tulisan sebelumnya. Aku yang biasanya ignorance dan merasa angkuh, kini terjun bebas hingga hampir merasa rendah diri (padahal seharusnya rendah hati). Satu lagi, sebenarnya saat ayahku menanyakan soal proses kami, AMZT menjawabnya dengan open ended statement.
"We ended it. But it may change, only Allah knows," kurang lebih begitu katanya.
Jadi, mulai dari sini, aku akan mengganti judul proyek mencari yang ke-12 menjadi mendoakan yang ke-12, siapapun dia nanti.
Semoga Allah karuniai yang terbaik (padaku dan dia) di dunia maupun di akhirat. Aku titipkan dan pasrahkan pada-Mu, Wahai Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dari segala yang penyayang. Bismillahirrahmaanirrahiim.
14 notes · View notes