Tumgik
#jangan menyerah
penalily · 9 months
Text
Tidak apa-apa
Janganlah takut salah, trus lah melangkah. Salah,gagal, kecewa adalah awal dari sebuah keberhasilan. Seorang yang mahir sekalipun pernah ada pada tahap amatir.
Salah bagi pemula adalah sesuatu yang wajar. Jangan jadikan diri perlahan mundur dan menyerah karenanya.
Yakinlah kamu bisa kawan!
Toh semuanya akan berlalu. Ketika kamu berhasil melewatinya itu hanyalah menjadi angin lalu. Dan wah nya ternyata "kamu bisa. "
Hadirkanlah Allah selalu dalam setiap usahamu, karena itu adalah kuncinya. Tetaplah semangat dalam mengejar mimpi dan citamu.
3 notes · View notes
insidethis · 1 year
Text
yok bisa lif
dikit lagi
taun ini
😌
kontrol semuanya
jangan pasrah
kejar semuanya
jangan menyerah
1 note · View note
esbatubulet · 2 months
Text
Jangan menyerah. Karena nanti kalo menyerah semuanya selesai..
3 notes · View notes
sekadarnya · 11 months
Text
memang, memulainya adalah suatu hal yang sulit dan membuatku berkali-kali berpikir panjang hingga sulit mengambil keputusan.
tapi kau tak akan pernah tahu bahwa dengan pergerakanmu sekarang akan sangat berpengaruh padamu di kemudian hari.
jadi please... jangan dulu menyerah sekarang
okay?
6 notes · View notes
robertadhiksp · 1 day
Text
Buku Baru: "Jangan Pernah Menyerah! Kisah Inspiratif Harris Turino"
Judul: “Jangan Pernah Menyerah! Kisah Inspiratif Harris Turino” Tebal: 364 halaman Ukuran: 15 cm x 23 cm Penulis: Robert Adhi Ksp Penerbit: Pustaka KSP Kreatif Buku “Jangan Pernah Menyerah! Kisah Inspiratif Harris Turino” merupakan kisah inspiratif Harris Turino yang sejak muda sudah memiliki ketangguhan dan pantang menyerah dalam mengarungi kehidupan yang keras dan menghadapi berbagai…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ibnufir · 4 months
Text
Selama kamu mencintai apa yang sedang kamu jalani. Jangan pernah berpikir untuk menyerah sedikitpun. Perjuangkan, meskipun rasanya sudah berada diujung tanduk. Berkeras kepalalah meskipun sesuatu di luar sana tampak lebih baik
—ibnufir
362 notes · View notes
taufikaulia · 7 months
Text
Jadi Orang Tua Itu Harus Komit Sama Prioritas Pengasuhan dan Jangan Gampang Nyerah
Jadi orang tua itu harus bisa nerima realita bahwa jadi orang tua itu pasti capek.
Prioritas dalam mengasuh seorang anak itu harus menyeluruh. Gak bisa cuma fokus di salah satu aspek kayak cuma yang penting menyediakan makanan, pakaian, dan sekolah yang baik, tapi abai dengan aspek-aspek lain kayak disiplin jam tidur dan pola hidup anak di dalam rumah.
Prioritas orang tua dalam membesarkan anak itu harus seimbang dalam semua aspeknya. Kalau cuma beberapa aspek saja yang jadi prioritas kita, kasihan si anak nanti karena si anak itu butuh SEMUANYA, bukan cuma butuh pakaian saja, makanan saja, atau sekolah saja.
Semua aspek hidup anak kita harus diperhatikan. Jam tidurnya, jam bangunnya, jam makannya, jam mainnya, jam belajarnya, jam ibadahnya, juga kapan dia harus disapih—jika anaknya di umur 2 tahun, orang tua harus punya komitmen di sini. Gak bisa asal jalan saja dan terus nyerah kalau anaknya ‘susah’ diarahkan.
Misal, kalau dari awal jam tidurnya gak disiplin, ke depan ya bakal susah buat bikin anak punya jam tidur yang disiplin, tidur lebih awal, dan bangun lebih pagi. Saat anak sudah terbiasa tidur larut malam, orang tua yang baik harusnya ‘alarm’-nya nyala kalau ini tuh gak baik, gak baik buat pertumbuhannya dan gak baik buat habitnya karena pagi-pagi harus dibiasakan shalat subuh dan persiapan sekolah. Morning person itu dibentuk dari kecil.
Orang tua harus mengerti bahwa yang namanya mengubah kebiasaan buruk ya dengan membangun kebiasaan baru yang baik. Gak instan. Pelan-pelan tapi kontinyu. Misal buat memperbaiki jam tidur anak jadi lebih awal, ya orang tuanya harus konsisten setiap hari mempersiapkan anak agar tidur lebih cepat. Mulai dari sikat gigi anak, ganti pampers, sampai waktu skin care-an orang tua ya juga harus lebih cepat. Kalau orang tuanya gak disiplin, mau ngandelin siapa lagi? Anaknya kan belum bisa mengurus dirinya sendiri.
Masih soal contoh memperbaiki jam tidur anak, di malam pertama anak masih susah tidurnya, orang tua nunggu lama sekali sampai anak tertidur. Ya jangan nyerah. Hari kedua coba lagi. Ketiga coba lagi. Keempat coba lagi. Sampai jam tidurnya bener. Kalau nyerah sekali saja, ya gak akan bener tuh jam tidurnya.
Soal menyapih juga sama. Anak tuh kalau gak dikasih nyusu sama ibunya pasti nangis ngerengek minta nyusu. Kalau gak disetop ya bakal gitu terus. Nah ada orang yang mudah menyerah, bukannya gak tega, tapi gak tahan ngadepin anak rewel. Alhasil dikasihlah terus anaknya nyusu. Gagal terus menyapihnya.
Lihat apa penyebabnya? Orang tuanya gak komit dan gampang nyerah.
Kalau di dua contoh ini saja orang tua gagal membangun habit anaknya, apa gunanya hal-hal lain yang diprioritaskan kayak makanan dan sekolah yang baik tadi? Jadi gak optimal.
Orang tua itu harus menyeluh prioritasnya. Ibu adalah madrasah pertama seorang anak, maka jadilah sekolah yang mengajarkan nilai, akhlak, adab, habit, pengetahuan dan pemahaman. Ayah juga sama. Saling melengkapi.
Baik ibu dan ayah jangan sampai absen dalam membesarkan anak di semua aspek tadi. Prioritasnya juga sama. Jangan cuma fokus ke beberapa aspek saja. Bagi tugas dan jangan buang-buang waktu di dalam rumah.
Orang tua yang bekerja pasti capek. Makanya atur prioritas dan komitmen di situ. Pulang kerja sampai rumah JANGAN LANGSUNG TIDURAN SAMBIL MAIN HAPE. Kerjakan dulu sesuai prioritas ini.
Segera bersih-bersih diri.
Tunaikan dulu ibadah wajib seperti shalat di awal waktu. Jangan di akhir.
Urus kebutuhan anak seperti makan dan tidur tepat waktu.
Kerjakan tugas-tugas pokok di dalam rumah.
Sediakan waktu untuk ngobrol, bermain, atau mengajari anak sesuatu.
Baru istirahat, tidur, atau main hape.
Sebenarnya tidak masalah jika kita orang tua menyempatkan istirahat atau membuka hape di sela-sela aktivitas 1-5, hanya saja harus sadar diri untuk punya batas seperti maksimal 5 menit saja rebahan sambil buka hape, jangan sampai kebablasan. Kalau molor, dampaknya ke anak kita.
Anak itu sejatinya menunggu orang tua akan ‘meng-apakan’ dirinya. Jadi ya jangan ditunda-tunda atau diabaikan anaknya.
Hal yang sifatnya kebutuhan pribadi orang tua seperti istirahat, entertain, atau skin care bisa dikerjakan setelah anak tidur dan tertunaikan haknya. Jangan kebalik, bahkan jika beralasan: kalau saya nidurin anak dulu nanti saya ikut ketiduran jadi gak bisa skin care-an.
Ya salah sendiri ketiduran. Sebenarnya bisa saja dikerjakan di sela-sela aktivitas tadi, tapi jangan lelet.
Yakin deh, kalau disiplin mengerjakan poin 1 sampai 6 di atas tanpa buang-buang waktu di sela-selanya, orang tua akan punya banyak waktu setelahnya (baca: setelah anak tertidur).
Yang jadi masalah itu kalau habit orang tuanya gak disiplin, pulang kerja sampe rumah langsung rebahan sambil main hape 30 menit, sholat maghrib sengaja diakhirkan biar wudhunya bisa sekalian buat sholat isya, di sela-sela semuanya terus buka hape scroll sosmed dan bales-bales WA, gak sempet tilawah apalagi ngajarin anak sesuatu. Problem utamanya: orang tua yang procrastination dan gak disiplin sama prioritas pengasuhan.
Jadi orang tua itu memang capek. Jangan cengeng dan gampang nyerah. Gak usah banyak alasan. Perkara prioritas pengasuhan ini bukan hal yang butuh uang banyak, cuma butuh kemauan aja.
@taufikaulia
256 notes · View notes
journal-rasa · 7 months
Text
Ibadah Terlama, Bukan Menikah
Menikah memang ibadah jangka panjang, tapi bukan berarti adalah ibadah terlama.
Jadi, beberapa waktu lalu aku melihat video anak-anak Palestina yang penampilannya lusuh berlumuran noda sisa peperangan. Namun sinar wajah mereka begitu memancarkan keteguhan dan keyakinan.
Sang pengambil video mengajukan beberpa pertanyaan padanya, pertanyaan khas kanak-kanak seperti:
"Siapa tuhanmu?"
Allah
"Apa agamamu?"
Islam
"Siapa nabimu?"
Muhammad, shalallahu 'alaihi wassalam
"Apa kitabmu?"
Qur'an
"Apa ibadah yang paling utama?"
Jujur, aku kaget pas denger jawaban anak-anak kecil itu ketika ditanya tentang "Apa ibadah paling utama?"
Karena ternyata, jawaban mereka bukan shalat, bukan puasa, bukan zakat, sedekah, haji apalagi menikah.
Jawaban mereka adalah, Tauhid.
Yup! Tauhid.
Ibadah paling utama sekaligus paling lama. Karena menjalaninya perlu waktu seumur hidup. Gak peduli kamu masih bujang, gadis, menikah, gak menikah, janda, duda, selama kamu masih bernyawa, selama itu pulalah kamu wajib memegang erat tauhid.
Eh, kamu paham gak maksudnya? Bukan, ini bukan perkara murtad gak murtad aja.
Gini, ketika kamu hidup bertauhid. Ketika kamu yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, yang tidak membutuhkan siapa-siapa, yang maha berkuasa atas segalanya,
Maka, ketika suatu saat nanti kehidupan kamu berada di titik terendah yang paling rendah sekali pun, kamu gak akan pernah terpikir untuk bunuh diri, untuk menyerah.
Karena kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolong kamu, entah bagaimana pun caranya. Akhirnya kamu dipaksa ikhlas untuk melepaskan semuanya... dan hanya berpasrah kepada-Nya.
Inilah kenapa surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu Ahad) justru isinya tentang tauhid, bukan tentang 'ikhlas'.
Karena esensi dari kata 'ikhlas' sendiri akan merujuk pada tauhid. Dzat yang tunggal. Dzat yang nasib semua makhluk bergantung pada-Nya. Dzat yang tidak mempunyai sifat seperti makhluk-Nya (beranak dan diperanak). Dzat yang tidak ada sesuatu apa pun yang bisa setara dengan-Nya.
Iya, karena hanya ketika kita berada di titik terbawah sajalah kita baru menyadari tentang betapa kecilnya diri kita. Betapa kita membutuhkan Yang Lebih Besar dari kita, yang hanya satu-satunya, yang mampu menolong kita, suatu Dzat yang lebih besar, yang tidak terjangkau oleh akal makhluk-Nya, tapi dapat menjangkau seluruh urusan makhluk-Nya.
🌸🌸🌸
Jadi, please tolong jangan lagi bilang kalau "menikah adalah ibadah terlama", dan kalau ada yang posting kata-kata kayak gitu, tolong diingetin, dikasih tau.. please... karena efeknya fatal banget..
Ketika seseorang menganggap bahwa "menikah adalah ibadah terlama", maka yang belum menikah jadi takut buat menikah. Dan yang sudah menikah tapi malah saling mendzalimi sesama, jadi takut untuk bercerai.
Padahal cerai itu halal lho. Cerai itu solusi, bukan parameter kualitas diri.
🌸🌸🌸
Ketika kita paham bahwa tauhid adalah ibadah paling utama dan paling lama, maka kita gak akan mempermasalahkan lagi apakah seseorang itu bisa membina rumah tangga atau malah gagal, karena kita tahu bahwa takdir setiap manusia itu digenggam Allah.
Mempertahankan keutuhan rumah tangga itu perbuatan yang mulia, tapi tolong diingat bahwa kehidupan, dan planet Bumi ini, bukan hanya milik orang-orang yang menikah.
Hey, menikah bahkan gak termasuk rukun Islam?!
303 notes · View notes
andromedanisa · 6 months
Text
sebuah kepahaman..
ajarkan aku tentang paham untuk kelapangan hati ya Allaah, agar hatiku tak bergemuruh ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat yang belum aku dapatkan. ajarkan aku tentang ikhlas untuk merelakan sesuatu yang bukan menjadi milikku. dan ajarkan aku menerima untuk tetap baik-baik saja ya Allaah, agar hatiku tetap merasa ridho atas ketetapan yang telah Engkau tetapkan.
Ramadhan tahun ini ajarkan aku tentang banyak hal ya Allaah. tentang perasaan cukup, tentang perasaan lapang untuk menerima dan tentang memahami diriku sendiri. sebab hanya dibulan inilah momentum terbaik untuk mendidik diri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
ajarkan aku tentang banyak hal tentang sebuah hati yang hanya mengharapkan ridhaMu ya Allaah. sebab aku tak ingin lagi merasa kosong atas sesuatu yang aku sendiri tak paham mengapa demikian.
ya Allaah, ya Tuhanku, aku begitu lelah dengan sesuatu yang aku tuju. aku begitu merasa ingin berhenti saja dari apa yang telah kudapatkan. aku begitu merasa tak berguna pada apa yang belum aku dapatkan. jangan biarkan aku larut dalam hal demikian ya Allaah. jangan biarkan aku jatuh dalam rasa keputusasaan. jangan biarkan aku berjalan sendiri tanpa Engkau beri diri ini petunjuk.
ajarkan aku paham ya Allaah, agar aku bisa menerima semua kenyataan yang terasa pahit dalam hidupku. ajarkan aku sebuah rasa syukur agar aku selalu merasa cukup atas semua hal yang kumiliki dan Ridha atas apa yang terlepas dariku. sebab kehidupan dunia ini begitu melelahkan untukku ya Allaah. aku sungguh begitu lelah dengan kehidupan dunia yang sebagian sudah mengambil jiwaku.
ajarkan aku paham ya Allaah, bahwa kepahitan dalam hidup ini bukan tentang kehilangan dunia. namun kepahitan sesungguhnya adalah kala Engkau meninggalkan diriku sendiri dalam kegelapan. dan aku merasa baik-baik saja akan hal itu.
~*
Bagi setiap pendoa, akan selalu menemukan fase untuknya menanti doa-doa yang telah dilangitkan. Entah dalam keadaan lapang, senang, himpit, kesusahan, kegundahan, kegalauan, kebahagiaan, dan berbagai macam rasa.
Akan selalu juga merasakan ketidakyakinan dalam masa penantian terkabulnya sebuah doa. Dalam hal ini, akan banyak sekali alasan yang meminta seorang pendoa berhenti melangitkan doanya. Akan ada banyak pula yang mencari seribu satu alasan agar seorang pendoa berhenti pada apa yang diyakininya.
Masa ini sungguh masa yang menyakitkan. Bagaimana tidak? kamu yang sedari awal meminta dengan keadaan sungguh-sungguh, penuh dengan pengharapan, penuh dengan keyakinan. Tetiba saja orang-orang disekitarmu meminta kamu untuk berhenti percaya. Meminta kamu untuk berhenti berupaya, dan meminta kamu untuk berhenti berdoa.
Akan ada masa pula, ketika kamu mulai goyah. Dengan apa-apa yang kamu mintakan, dengan apa-apa yang kamu yakini, dengan apa-apa yang kamu upayakan.
Kamu terhenti, berpikir beribu-ribu kali untuk menyerah, berpikir beribu-ribu kali untuk tetap percaya. Sebab menyesakkan memang, jika bahka orang-orang terdekat yang meminta kamu untuk berhenti menjadi pendoa yang setia.
tak apa sayang, meski saat ini kamu merasa begitu kehilangan entah apa yang sedang kamu rasakan. semoga tak membuatmu menyalahkan takdir Allaah yang telah ditetapkan untukmu. apapun itu, semoga Allaah memberimu kelapangan hati yang selapang-lapangnya ya. dan segala doa yang kau pinta Allaah ijabah dalam syukur yang melangit.
02 Ramadhan 1445 H
214 notes · View notes
penaimaji · 7 months
Text
Tenang
Hal yang bisa membuat hati kita tenang, ialah percaya bahwa kebaikan maupun keburukan; kesenangan maupun kesedihan, merupakan dua hal yang silih berganti. Tentu tidak lepas takdir dari Allah. Baiknya orang lain terhadap kita, atau sebaliknya, buruknya orang lain pun, tentu semua terjadi atas izin Allah.
Tidak ada hal lain, ketika kita mengalami sakit atau kepedihan, selain menunggu datangnya pertolongan Allah.
Sampai mana kamu kuat berdoa ketika diuji? Jangan pernah menyerah untuk meminta. Pertolongan Allah itu nyata, kalau kita benar percaya. Bahwa tanpa Ia, kita tidak ada daya pula.
Semoga.. hati dan pikiran selalu mengingat dan kembali taat pada Yang Kuasa. Semoga.. semakin sering kita diuji, bukan kemurungan lagi yang kita dapati, melainkan mencari, "Ada hikmah apa dari Allah, setelah kejadian ini?"
Teruslah berprasangka baik pada-Nya. Sebab, seperti yang kita ketahui, bahwa Ia sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, bahwa Allah akan berbuat kepada hamba-Nya, sesuai dengan persangkaannya. Prasangka baik berkaitan dengan perbuatan yang baik pula. Maka Allah akan membalas perbuatan baik itu, tidak mengingkari janji-Nya, juga menerima taubat manusia.
Jakarta, 5 Maret 2024 | Pena Imaji
220 notes · View notes
menyapamakna1 · 22 days
Text
Meski berjalan diantara riuhnya orang-orang yang sedang berjalan juga, semoga kebisingannya tidak membuat tumbang, karena berisiknya. Semoga tidak mudah lepas kendali dan memilih menyerah dengan jalannya yang ramai. Beri percaya kepada diri kalau semua kecemasan, kelelahan yang di alami akan berganti dengan sinar, dengan keteduhan yang melahirkan ketenangan.
Kita jangan menyerah ya.
@menyapamakna1
67 notes · View notes
terusberanjak · 16 days
Text
Boleh ko buat lemah. Boleh ko merasa capek. Boleh ko menangis. Boleh ko mengutarakan semua perasaan yang sedang berkecamuk dalam diri. Kamu berhak lega atas semua riuh yang sedang bergelombang dalam kepala. Carilah tempat atau orang yang bisa membuatmu merasa berantakan dengan aman. Janji ya jangan menyerah. Janji ya jangan menghabisi raga diri. Lemah itu wajar, karena kita manusia. Tenang, ada Allaah.
@terusberanjak
61 notes · View notes
gizantara · 1 month
Text
"Kenapa jangan dulu menyerah?"
"Karena kompensasi untuk semua gagal dan pedih hatimu belum tiba. Kamu berhak menunggu janji yang akan ditepati Tuhanmu."
"Bahkan menunggu saja aku tidak pantas."
"Memang tidak pantas jika hanya dilakukan dengan berdiam diri dan curiga kepada-Nya. Tunggulah dengan memenuhi janjimu juga. Tunggulah sambil memperbarui pengenalanmu terhadap-Nya. Selama kamu masih diberi hidup, berarti Tuhan masih menginginkan kamu mengenal-Nya. Dia paling kenal kamu dan menurut Dia, selama itulah kamu masih pantas berjuang."
"Bagaimana jika janjinya tetap tidak Dia tepati sampai aku mati?"
"Sesungguhnya Dia sudah menepati. Sudah, selalu, masih, dan akan."
"Tidak mengerti. Menurutku lamanya waktu adalah musuh bagi orang yang tidak sabar."
"Nabi Khidir bilang, bagaimana kamu akan bisa bersabar akan sesuatu, sedang kamu belum memiliki pemahaman yang cukup atas itu?"
"Bantu aku mengenal Dia sehingga aku memiliki pemahaman yang cukup untuk bersabar."
"Insyaallah, kuharap kematian tidak menjadi hari pertamamu menyadari apa arti kehidupan."
Tumblr media
— Bincang bintang, mencegah padam sebelum waktunya diizinkan padam
67 notes · View notes
gadiskaktus · 2 months
Text
Tumblr media
Untuk mu dan untuk ku, untuk kita (siapapun yang saat ini sepi dan sendiri walau berada di keramaian) tidak apa-apa jika kita masih sendiri, tidak apa-apa kita merasa sendiri, tidak mengapa kita berjuang dan berusaha sendiri. Percayalah kita tidak pernah sendiri-an, kita sama-sama berjuang dengan takdir masing-masing. Jangan pernah menyerah apa yang sudah kita perjuangkan, apa yang kita pertahankan selama ini.
Duhai diri, percayalah jika saat ini kita masih sendiri dan merasa sepi, Tuhan selalu mengawasi dan membersamai, Dia tidak akan meninggalkanmu, kecuali dirimu berlari menjauh dari-Nya. Tersenyumlah, bersama kesendirian ada kebersamaan, bersama kesedihan ada kebahagian. Dirimu tidak sendiri, kita sama-sama berjuang, diwaktu dan ditempat yang berbeda.
Selamat berjuang, mari merayakan kesendirian, jangan lupa bersyukur, bisa jadi merasa sendiri agar selalu merasa ada Allah yang membersamai, kalau manusia ada limid time nya kalau Allah every time.
55 notes · View notes
kurniawangunadi · 11 months
Text
Setia Pada Proses
Sekitar dua minggu lalu kami berkunjung ke rumah mentor, ngomongin soal hal yang sedang kami jalani dan hadapi. Karena apa yang kami jalani saat ini mengalami turbulensi, kayak bingung bagaimana itu bisa terjadi, kenapa sampai sepusing ini, masuk rumah sakit karena gerd sampai tiga kali, dan berbagai macam beban pikiran yang dihadapi dalam beberapa minggu terakhir. Di tengah obrolan itu, kami bilang rencana kami dalam durasi waktu tertentu untuk melakukan pivot dalam bisnis di tahun ketiga. Nggak ada satu detik, langsung dibalas. "Lhooo ya jangan cepat menyerah gitu." Maksudku, tiga tahun itu sebuah proses yang menurut kami tidak cepat. Tapi ternyata perspektif beliau dalam hal ini yang udah bertahun-tahun menjalaninya, jelas 3 tahun itu waktu yang cepat. Karena membangun sesuatu itu memang butuh proses yang panjang, maka dari itu karakter seperti komitmen, konsistensi, resiliensi, dan sebagainya sangat kentara pada proses ini. Obrolan berikutnya berlangsung lebih dalam lagi soal fundamental cara berpikir dalam masalah kami, melihat peluang, dan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah sekarang. Memang, ngobrol sama orang yang sudah mengalami secara riil di lapangan itu beda banget. Proses belajar kami juga menjadi lebih terarah, bisa lebih efisien, meskipun tidak mereduksi "pain" nya ketika dijalani. Tetap pusing banget, kayak pengen nyerah aja, tapi sekali lagi, kata beliau. Belajarlah untuk setia pada proses. Karena banyak orang yang menyerah dalam menjalani proses itu, yang melelahkan, menguras pikiran, mengambil waktumu yang banyak, dan banyak hal lainnya. Cuma orang yang bersedia menjalani proses yang bakal ketemu sama ujungnya, sama hasilnya, sama pembelajaran lengkapnya.
Tambahan dari beliau, "Tidak semua orang memiliki kesempatan kayak kalian untuk belajar seperti ini dan sejauh ini, sumber daya yang kalian miliki sangat besar dan potensial. Kalau kalian menyerah karena kondisi sekarang, nanti kalian nggak akan bisa berkembang lebih jauh lagi dari kondisi ini. Tenang aja, ada Gusti Allah. Emang proses itu tu yang akan ngajarin kalian, buat nguji sekuat apa kalian sama tujuan. Dah gak apa-apa, namanya juga latian kan, apalagi kalian baru pertama kali di bidang ini. Nggak apa-apa, jalanin aja." Ya memang seringnya kami nggak yakin sama diri sendiri, meski orang lain seyakin itu. Kami cuma perlu bertahan sedikit lagi, berusaha sedikit lebih keras lagi, untuk menunjukkan kepada guru-guru kami kalau kami memang murid yang seserius itu dalam belajar.
Kami mau belajar untuk setia kepada proses.
279 notes · View notes
ibnufir · 4 months
Text
Jangan dulu berkecil hati
Jangan pernah menganggap keahlian dan pengalaman yang kamu pelajari sekarang, itu sia-sia dan buang-waktu.
Barangkali memang tidak bisa membuatmu bertahan dan menghidupimu saat ini.
Perjalanan yang membuatmu diremehkan. Perjalanan membosankan yang membuatmu hampir menyerah.
Bisa jadi suatu hari nanti akan menjadi bekal yang membanggakanmu.
Lanjutkan, jangan dulu merasa rendah diri meskipun selalu direndahkan.
Hari-hari yang hebat selalu dimulai oleh hal-hal yang remeh.
Jangan dulu berkecil hati.
Bukan kah kita akan memanen apa yang kita tanam?
Kalau sekarang selalu merasa gagal panen, tidak apa-apa, kita coba tanam lagi.
—ibnufir
174 notes · View notes