#motivasiku
Explore tagged Tumblr posts
arioagio · 6 months ago
Text
Semuanya pasti akan baik-baik saja. Begitu katanya. Nyatanya banyak mereka yang sampai detik ini masih ditemani kecewa dan air mata, lalu bertanya dalam hati, "Dimana baiknya?".
Ya, pada akhirnya untuk mencapai baik-baik saja harus dari diri sendiri. Harus mau berjuang, harus bangkit, harus rajin, harus terus berjalan, meski pada saat ini rasa ingin menyerah semakin memuncak.
Semua harus melewati proses untuk sampai di titik baik-baik saja. Kalau saat ini belum baik, berarti ada langkah yang harus diambil. Atau mungkin saja sudah melakukan yang terbaik tapi kurang bersyukur dan berdoanya?
Entahlah, tapi percayalah, jika ada semangat, jika ada kemauan, pasti semua akan baik-baik saja untuk masa depan.
14 notes · View notes
fogsofthoughts · 5 months ago
Text
One day, it will all make sense.
Akhir-akhir ini banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalaku. Pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya jika ku utarakan, tidak akan ada yang tau jawabannya. Kecuali pada hari masa depan itu menjadi masa kini.
Iya, pasti kalian mikir, "sia-sia dong kalo terlalu memikirkannya?"
Emang, sia-sia. Tapi, at the same time, pertanyaan-pertanyaan itulah yang mungkin jadi motivasiku di hari ini.
Apakah aku akan menjadi orang sukses? Tergantung dirimu yang sekarang usahanya se berapa, fa.
Apakah akan ada orang yang sesuai dengan kriteriaku? Tergantung seberapa jauh kamu memantaskan dan memperbaiki diri, fa.
Apakah aku bisa menjadi orang yang dibanggakan kedua orangtuaku? Tergantung apakah kamu mendengarkan nasehat-nasehat mereka, fa.
Kayaknya kita sering kali lupa, bahwa fokus untuk hidup di momen yang diberikan sekarang juga penting. Karena ada porsi masa kini yang membentuk masa depan kita.
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang ku miliki. Tapi kita tunggu waktu berlalu ya fa buat tau jawabannya apa. Until that day comes, live your present to its fullest 💗✨️
8 notes · View notes
ambuschool · 6 months ago
Text
The intersection
Lg diajakin proyekkan sama salah satu kolega. Bahas tentang hal yang kusuka yaitu tnetang community development / social enterprise. Aku kebagian jadi translator dan juga akan ngisi materi tntg monitoring and evaluation program.
Sebenernya aku suka banget jadi praktisi. Menurutku seru dan gak bertele-tele. Somehow itu yg ngebuatku juga kaya gak pernah kepikiran buat jadi researcher dan juga aku sadar bahwa performa akademikku tuh standar banget.
Tapi semenjak S2 ini aku bertemu dengan riset yang keren-keren dan dalam perkuliahan beberapa kali kita me-refer ke teori yang orangnya udah meninggal atau paper yg ditulis oleh orang yg udh meninggal. Somehow aku ngerasa ���Wah bagus juga nih ya jadi amal jariyah!” Maka motivasiku menulis paper / riset buat jadi legacy aku kl nanti aku udh gak ada.
Jadi kalau ditanya… setelah kuliah mau jadi apa? I am still not sure. Dunia riset beneran BARU BANGET buatku. Dunia praktisi udah mulai aku dalemin semenjak 2016 which udah hampir 8 tahun berkecimpung di dunia itu. Dan selama 8 tahun, aku juga blm bener2 jasi expert, kuanggap masih mediocre cuman udh cukup bisa membagi sedikit hal yang kuketahui. Well mungkin lebih ke karena aku kerja di lembaga donor jadi lebih easy access ke organisasi beneficiaries aja.
Kalau jadi researcher pun gak pengen jadi researcher di Indo 😂 tau banget iklim riset di Indo gmn tapi pengen riset tntg indo. Kalau pulang ke Indo malah tetep pengen bikin kebun sendiri. Pengen bikin pemberdayaan masyarakat.
Terus bikin papernya? Gatau 😂 namanya juga ngayal wkwkwwk
9 notes · View notes
arioagio · 6 months ago
Text
🎷🎷🎷
Tumblr media
999 notes · View notes
manifestasi-rasa · 8 months ago
Text
Tumblr media
Setelah hari Ahad kemarin seharian ga produktif (ada sih, dikitt), tudei merasa kembali on lagi. Sejak sepagian aku udh jogging keliling Gonilan, cuci baju, sarapan, lalu mendarat ke Siti Aisyah utk kajian. Kali ini cukup ramai dan spesial, kedatangan Baraa Masoud dan ustadz favorit, ustadz Umaier Khaz buat bahas Palestina. Seperti biasa, di akhir ada lelang beberapa barang utk sesiapa yg mau berinfaq utk Palestina. Selalu iri sama orang-orang yang ada kelapangan rezeki utk berinfaq dengan nominal besar" gini. Jadi salah satu motivasiku utk jadi golongan aghniaa': biar bisa seleluasa itu utk berinfaq dan memberi. Iya, meski aku tau sedekah ngga cuma sekedar materi. Tapi rasanya menyenangkan sekali ya, bisa memberi lebih?
Allahumma aamiin, semoga Allaah mampukan 🤲
7 notes · View notes
apriliakinasih · 10 months ago
Text
Bahagia Dengan Diri Sendiri
Jujur, aku termasuk orang yang merasa insecure parah, dan sering kali memandang diri sendiri sebelah mata. Aku masih sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, mulai dari segi fisik hingga pencapaian-pencapaian duniawi. Aku merasa tidak lebih cantik dari orang lain, tidak lebih keren dari orang lain, dan sebagainya.
Dari segi fisik, aku merasa berat badanku sudah melebihi batas ideal alias overweight, meskipun baju-bajuku masih muat. Tapi sudah timbul rasa tidak nyaman.
Suatu hari, aku sedang mengobrol dengan seorang teman. Kemudian kami sedikit membahas tentang pentingnya pola hidup sehat. Dia mengatakan bahwa ada tipe orang yang melakukan workout atau olahraga hanya ketika ada reward-nya saja, jika tidak ada maka dia tidak olahraga.
"Soal berat badan yang berlebih atau overweight itu tidak sehat. Dapet ngga dapet reward ya memang seharusnya badan di-maintain," ujarnya.
Aku baru menyadari, aku pun selama ini menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Jarang sekali berolahraga, makan pun masih semaunya alias "bodo amat", bahkan aku sudah di titik "ya udahlah, kalau memang badanku pada akhirnya gendut ya udah biarin aja gendut gapapa". Yeah, I know I was wrong.
Satu hal dari ucapan temanku tadi yang kemudian menjadi titik balikku. Yaitu kalimat "tidak sehat". Akhirnya, aku mencoba untuk berolahraga.
Aku rutin berolahraga meskipun hanya di rumah. Biasanya, aku membuka Youtube untuk kemudian mengikuti gerakan di video. Aku berolahraga selama 30 menit. Kalau sedang repot, aku tetap menyempatkan diri berolahraga meskipun hanya 15 menit.
Saat pertama kali mencoba untuk olahraga, badanku langsung terasa enteng. Sudah lama tidak digunakan untuk bergerak, lalu "dipaksa" untuk bergerak, rasanya memang beda.
Keesokan harinya, aku kembali berolahraga. Lama-lama aku ketagihan juga. Karena sudah menyadari tentang pentingnya pola hidup sehat, aku pun juga mulai memperhatikan asupan makanan dan pola makan. Aku mulai makan dengan porsi yang tidak berlebihan.
Aku baru satu minggu berolahraga dan mengatur pola makan. Mungkin dari kalian ada yang berpikir,"Ah baru satu minggu". Tidak apa-apa, wajar. Hehe. Aku hanya ingin memberi tahu, meskipun cuma satu minggu, aku sudah melihat hasilnya. Hasilnya memang belum signifikan, tapi setidaknya aku sudah bahagia melihat diriku sendiri saat bercermin. Jujur, sudah lama aku tidak merasa demikian.
Pengalaman kali ini mengajarkanku bahwa untuk bisa bahagia dengan diri sendiri itu bukan dengan pasrah pada keadaan. Tapi berusaha untuk menjadi seseorang sebagaimana yang diri kita inginkan.
Aku juga belajar tentang pentingnya motivasi. Di sini, motivasiku adalah keyakinan bahwa ketika aku bisa menjadi lebih kurus, maka aku akan kelihatan lebih enak dipandang. Aku ingin terlihat lebih pantas lagi ketika mengenakan gamis longgar dan jilbab syar'i. Walaupun selama ini dalam keseharianku aku sudah mengenakan gamis longgar dan jilbab besar, tapi aku ingin memperbaiki postur tubuh sehingga aku bisa terlihat lebih pantas dan lebih rapi.
Jadi ketika aku berolahraga, aku selalu meyakinkan diriku bahwa nanti aku akan jadi seorang Aprilia yang lebih enak dipandang. Itu membuatku bersemangat. Selain itu, menjadi lebih sehat juga menjadi motivasiku.
Aku juga merasakan manfaat lain dari berolahraga. Sejauh yang kurasakan, olahraga membuat mood atau suasana hatiku jadi lebih baik. Olahraga juga membuat badanku semakin enteng. Menurutku, olahraga juga merupakan salah satu bentuk self love, karena kita peduli dengan kesehatan diri kita. Terakhir, olahraga juga telah mengantarkanku pada titik di mana aku bisa merasa bahagia dengan diri sendiri.
(26 Juni 2024 | 08:54 WIB)
9 notes · View notes
bebyarifien · 1 month ago
Text
Tak semua perlu kamu dengar
Seorang isteri memberikan sambutan di acara ulang tahun suaminya, "thank you sudah jadi suami dan ayah yang baik dan penuh cinta bagi kami and i'm still your biggest fans until now" - entah kenapa ya aku jadi termenung. Bukan karena si suaminya artis sehingga digandrungi isterinya, mungkin ini sebagai validasi pada suaminya bahwa diantara semua fans wanita, ingatlah kamu ada isterinya lho... atau sebagai warning kepada fans wanita yang hadir di acara tersebut bahwa idolanya itu sudah punya isteri yang jadi fans terbaik bagi suaminya.
Yang membuat aku termenung adalah bentuk pujian seorang isteri kepada suaminya, indikator yang valid bahwa suaminya adalah seorang suami yang baik. Rosulullah SAW pun pernah mention hal ini "sudahkah isterimu memujimu? Kalau sudah, berarti kamu orang yang baik." Karena sebaik-baiknya orang diantaramu adalah yang paling baik pada istrinya.
Perenunganku tidak berhenti sampai disitu, karena aku melihat anomali dengan kondisi kehidupan personalku. Dulu, aku bahkan selalu ingat setiap kata-kata dan nasehatnya, yang jadi motivasiku untuk menjadi isteri yang baik. Dia selalu jadi yang diutamakan dalam hidupku. Ya itu dulu, but then something happen on the way to heaven... karena sebab trust issue yang dirusak oleh ego dan pengkhianatan.
"if you wouldn’t trust their advice, don’t trust their criticism" - frasa ini yang sangat relate dengan diriku sekarang. Berarti bahwa jika kamu tidak percaya pada saran atau nasihat seseorang, maka kamu juga tidak perlu mempercayai kritik atau pendapat negatif mereka tentang kamu.
Artinya, jika seseorang tidak memiliki kredibilitas atau tidak dapat dipercaya dalam memberikan saran, maka kritik mereka juga tidak memiliki nilai atau tidak perlu diambil hati. Betapa tak mudah untuk mengembalikan percaya itu. Sampai-sampai sarannya pun kini tak perlu lagi aku dengar, apalagi kritik-kritiknya yang merusak mental.
"I wouldn’t trust your advice, I don’t trust your criticism aswell..."
Tumblr media
5 notes · View notes
arioagio · 4 months ago
Text
Tumblr media
--- Sebenernya ini juga buatku. ☀️
3 notes · View notes
palupiyuliyani · 5 months ago
Text
Aku mengakui jika diriku mudah terpengaruh, maka aku sungguh butuh teman yang memiliki energi positif, selalu berpikir positif dan memiliki empati, yang bisa memacu motivasiku untuk beribadah. Kini makin sulit kutemukan. Aku harus bisa memotivasi diri sendiri...
Aku merindukan lingkaran ku waktu kuliah dulu.
3 notes · View notes
ribrid · 8 months ago
Text
Tentang Pilihan
Malam minggu kemarin, tiba-tiba sebuah pesan WhatsApp masuk, dari rekan kerja, mengabarkan kalau ada perubahan desain sesuai permintaan board director yang sedang berkunjung ke lapangan.
Aku yang baru masuk ke kamar kosan sepulang dari kajian bersama Aliv, mendadak jadi badmood. Sejak aku masuk kantor, tender proyek itu sudah jalan. Kemudian berlanjut proses revisi dan downgrade harga. Jadi, sebenarnya sudah terhitung setahun lebih semenjak proses revisi-revisi desain itu berlangsung. Harga sudah diketok palu dan furnitur sudah mulai diproduksi. Baru kali ini aku sejengkel ini menghadapi permintaan user yang terus menerus berubah.
Kemarin Jumat, juga ada rapat bersama user dan owner proyek lain, tapi masih dari perusahaan yang sama. Banyak sekali catatan dan perubahan yg harus dilakukan. Sebagai anak bawang yang hadir sendirian mewakili kantor karena semua atasanku lagi nggak ada, aku nggak bisa banyak bicara, selain mengiyakan atau menanyakan hal yang mengganjal di pikiran. Ya memang, aku baru 2 tahun kerja. Aku tidak tahu tetek bengek soal harga, soal rentetan perubahan yang akan terjadi jika satu hal saja berubah.
Pagi ini, aku dapat kabar kalau manajerku tidak akan masuk sampai seminggu ke depan. Kalo niru kata Maxwell COC, mateng kon!
Mendengar kabar beliau ga masuk, motivasiku berangkat kerja jadi terjun bebas. Terjun bebas karena aku tidak tau persis step by step apa yg perlu dilakukan setelah dapat info perubahan desain di hari Jumat dan Sabtu kemarin. Seandainya tugasku hanya mendesain, mungkin tidak susah. Tapi ada rentetan lainnya yg ikut : struktur, MEP, penawaran harga, penundaan pekerjaan di lapangan, dll.
Kalau mau sambat, ya aku hanya anak bawang ya ga paham proyek :") Tapi makin ke sini, aku sadar kalau sambat hanya ngebikin makin gabisa kerja. Makin jengkel, makin malas, makin tidak termotivasi untuk kerja. Sementara banyak orang yang akan terdampak jika sampai kerjaan ini tidak beres. Seperti rantai, terhambat satu, akan menghambat yang lain.
Makin ke sini, makin merasakan bebannya orang makin berumur ya? WKWKWK. Masih ngerasa childish sih kalo ngomong begini, karena banyak orang yang lebih berumur dan ga pernah ngomong gini wkwkwk. Tapi yaa, ini adalah journey being 25. Tadi habis ga sengaja baca-baca di IG, lupa isinya, tetapi intinya adalah tentang titik kedewasaan seseorang ketika sudah berusia 25. Seperti Nabi Muhammad yang mendapatkan titik kedewasaannya di usia 25 dan akhirnya menikah dengan Bunda Khadijah.
Ketika capek dengan pekerjaan, sering banget ingin pulang ke Pasuruan. Pun tapi, semalam Ayah telepon dan membicarakan hal yang serius. Bilangnya, mau main ke Jakarta minggu depan. Tapi maksud di balik ucapannya justru sebaliknya, minta tolong apakah aku bisa pulang minggu depan.
Ayah Ibuku semakin tua. Mungkin ada banyak kecemasan dalam hatinya. Ada banyak pikiran dan kekhawatiran mengenai jalan hidup anaknya yang akan seperti apa ke depan, mengenai bagaimana mereka nanti di hari tua.
Aku paham sekali bagaimana rencana Ayah dan Ibu. Dan aku takut aku malah mengacaukannya.
Sebagai anak Jawa sejati, aku juga ingin menetap di Jawa Timur saja. Dekat dengan saudara, bisa merawat orangtua, dan dekat dengan sahabat dan teman-temanku. Meski fasilitas tidak sebanyak di Jakarta, aku ingin memiliki privilege bisa membangun sesuatu yang belum pernah ada di daerah.
Aku teringat ucapan Medha ketika forum sharing insight di Ahad sore kemarin.
"Allah tuh sudah menentukan jalan dan pilihan hidup kita. Namun, timeline perjalanan hidup kita dipengaruhi oleh level ketaqwaan kita. Jika berada dalam level ketaqwaan yang disukai Allah, maka insyaAllah kita akan diberikan furqon (kemampuan membedakan mana yang haq dan bathil) dan pilihan-pilihan hidup kita insyaAllah akan dijaga dalam koridor yang benar. Namun jika level ketaqwaan kita rendah, akan ada bias dan kita tak mampu membedakan yang baik dan buruk. Akhirnya akan berpotensi membuat kita membuat pilihan-pilihan yang salah."
Susah ya, menjaga level iman kita untuk tetap terjaga. Oleh karena itu, aku butuh kalian, teman-teman yang mengingatkanku.. Orang-orang, yang InsyaAllah jika tak mendapati kawannya di surga, akan mencari dan mampu menarik kawannya itu dari kubangan neraka..
Berilah kami petunjuk Ya Allah. Tunjukkanlah kami jalan yang benar dan lurus..
Jakarta, 12 Agustus 2024.
3 notes · View notes
kaktus-tajam · 1 year ago
Text
Dakwah dengan Data
“Selamat kak...setelah melalui beberapa proses penilaian Karya Tulis kak Habibah terpilih menjadi 10 Tugas Akhir Terbaik angkatan 13.”
Suatu pesan masuk dari kakak pengurus sekolah pemikiran islam (SPI), beberapa hari sebelum acara puncak (rihlah).
Haha tidak menyangka. Alhamdulillah.. biidznillah.
Langsung kilas balik ke awal semester 1, kepala SPI (Ustadz Akmal) memesankan kami bahwa tugas karya tulis di SPI ini salah satu tujuannya adalah: dapat menjadi landasan ketika diundang jadi pembicara, ngisi materi dan berargumentasi di forum, atau bahkan berdebat.. kita memiliki data, kita punya kajian ilmiah.
Nampaknya beliau bicara dari jam terbang dan pengalaman menghadapi para aktivis islam liberal dan pengalaman keliling menjadi narasumber ya.. bahwa ternyata dakwah tidak boleh tanpa data.
“Misal kita bilang film Barbie itu propaganda feminisme, mana ulasan yang bisa jadi buktinya? Mana datanya? Kajian risetnya?”
“Misal kita bilang buku Secrets of Divine Love itu kontroversial. Lalu dimana letak salahnya yang perlu dikritisi?”
Wah denger itu aku tuh jleb. Berat sih ya. Tapi penting ya. Sebagai yang sama-sama memiliki latar belakang pendidikan di sains (beliau S1 di ITB), jadi menarik. (Oh ya dua topik di atas sudah ditulis oleh teman SPI saya).
Akhirnya itulah salah satu poin yang menjadi motivasiku.
Sempet ragu? Iya. Tentunya. Sempet banyak bertanya, ini sudah benar belum ya? Kalau aku salah malah dianggap diskriminatif tidak ya haha.. dan lain-lain.
Tapi ternyata paling penting bertanya: kira-kira… Allah ridha tidak ya?
Akhirnya sembari meluruskan niat, aku refleksi ulang. Mengingat keresahanku yang hendak studi S2 (walau masih proses cari LoA).. dan pernah takut sendiri: gimana yaa kalau nanti malah involved di suatu research yang produknya dipakai untuk hal-hal buruk? Teknologinya disalahgunakan untuk melanggar aturan Allah?
Akhirnya lahirlah satu paper tentang dilema etika pada metode pencegahan HIV/AIDS, dari perspektif Barat yang sekular dan perspektif Islam.
Selama prosesnya benar-benar menikmati kesusahan menulis (yang akhirnya sampai 20an halaman juga), kesulitan menurunkan abstraksi pikiran dalam tulisan. Mungkin aku keenakan menulis lepas di Tumblr, atau menulis receh di X, yaa? Hehe astaghfirullah. Semoga yang di sini pun bisa menjadi amal jariyah.
Bismillah. Meminta kepada Allah swt. sebagai Yang Memiliki Ilmu, Al-‘Alim. Meminta kepada Yang Memberikan Hidayah dan Petunjuk.
Alhamdulillah Allah berikan kakak pembimbing yang luar biasa beserta beberapa rekomendasi buku authoritative yang bisa dijadikan rujukan, teman-teman diskusi, bahkan inspirasi tokoh-tokoh.
Hari H presentasi deg-degan! Padahal dibanding penyuluhan, dibanding forum di kampus, ini hanya forum kecil. Malah terasa sedang sidang ya haha.
Bersyukur ternyata selain apresiasi, Ustadz Akmal menegaskan kembali apa yang kusampaikan, memberikan highlight hal-hal yang penting. Pertanyaan dari teman-teman juga menambah khazanah pribadi tentang hal-hal yang belum kupikirkan.
Semoga Allah ridha dengan karya kami. dan semoga karya tersebut bermanfaat untuk ummat. Semoga Allah berikan taufiq agar karya kami jadi awal untuk karya-karya lainnya. Menjadi angin sejuk dalam musim semi peradaban Islam, menjadi karya yang menghidupkan jiwa umat yang sedang tertidur, dan menjadi bingkai kokoh dalam kebangkitan umat.
-h.a.
Sebuah kata pengantar. Hehe. Tunggu rilisnya(?).
Tumblr media Tumblr media
14 notes · View notes
rembulansenja1997 · 1 year ago
Text
Semenjak menjadi ketua tim komunitas, aku menyadari bahwa aku harus tetap survive dan kuat. Menjalani setiap hari dengan stay calm dan teratur walau banyak hal yang mengecewakan dan menyakitkan di luar sana. Bagaimana supaya diri ini 'tidak roboh' di atas tanaman-tanaman tanggung jawab. Ya, pekerjaan baruku ini yang katanya orang bersifat 'tepi jurang' memanglah tidak mudah namun aku sangat menyukainya.
Di sini aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa ada embel-embel takut dijudge. Tanpa juga ada tatapan sinis orang-orang yang meremehkan mimpiku dan menganggap tidak penting. Sungguh, aku lebih takut jika justeru pekerjaanku tidak membuat impact positif bagi orang-orang; ketimbang itu hanya sekedar dihargai dengan formalitas berkedok uang dan dry text basa-basi atasan.
Sungguh, menjadi pemimpin itu tidak mudah. Apalagi perempuan yang rentan dengan perasaan-perasaan. Ketakutan pastilah ada, keraguan, dan hal-hal kebaperan lain. Namun aku mengingat satu lagi--ketika rasa tak becus itu hadir. Aku memulainya karena siapa? Jika bukan sekarang kapan lagi? Ya, aku bisa bangkit lagi ketika bangunan tanggung jawab itu menyapaku, anak-anak yang berharap mimpinya dipeluk, dihargai, dan dihormati; Bayangan yang menjadi motivasiku dan juga penguatku. Terima kasih Tuhan, telah menghadirkan warna dengan kehadiran mereka!
Tumblr media
4 notes · View notes
jurnalweli · 1 year ago
Text
فَإِذَا فَرَغۡتَ فَٱنصَبۡ
"Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)."
[QS Al Insyirah : 7]
Ayat favoritku yang lain. Seringkali aku menjadikannya favorit karena ia hadir tanpa sengaja ketika atau setelah keadaanku yang tidak baik-baik saja. Jika ia hadir di saat aku tidak baik-baik saja maka ayat tersebut menjadi motivasi yang menenangkan. Namun, jika ia hadir setelah aku berdamai dengan kondisi tersebut maka ayat tersebut sebagai hikmah yang akan selalu aku ingat, semoga.
Ternyata hal-hal sederhana dalam kehidupan kita juga diatur dalam Al Quran, ya. Salah satunya adalah ayat di atas yang memiliki arti tersurat bahwa apabila telah selesai dari suatu urusan maka tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Terlihat sederhana, bukan? Tapi ayat tersebut seolah mengajak kita untuk menjadi pribadi yang aktif dan produktif. Sebagai manusia biasa, terkadang kita merasa jenuh dan bosan atas apa yang kita lakukan. Tak jarang pula jika selesai satu urusan kita ingin istirahat sejenak tapi ternyata tak terasa istirahat kita menghabiskan waktu yang lama hingga terlena dan lalai. Ah, itu mah aku yang begitu! Dasar!
Ayat ini hadir yang kubaca dari status whatsapp salah seorang teman dimana keadaanku saat itu sedang lelah mengusahakan ACC dan tanda tangan dosen pembimbing skripsi. Saat itu aku hanya percaya bahwa aku akan lulus pada waktunya yang telah ditentukan dosen. Jadi, dosen pembimbingku memang tipe dosen yang mengadakan bimbingan secara klasikal berbarengan dengan teman yang lainnya dalam sebuah ruangan kelas. Maka tak jarang yang dibahas adalah sesuatu yang umum yang bisa jadi kendalanya terjadi pada mahasiswa yang lain sehingga terasa kurang detail karena tidak hanya berfokus pada satu mahasiswa. Bimbingan klasikal ini juga berpengaruh pada ACC meskipun kembali lagi tergantung bagaimana perjuangan mahasiswanya. Pada masaku saat itu, teman bimbingan yang mendapat tanda tangan untuk melanjutkan sidang skripsi hanya 1 orang karena ia memang benar-benar mengupayakan untuk segera lulus. Hari-hari dimana kami tidak bimbingan ia berusaha selalu hadir di kampus untuk bertemu dosen. Singkat cerita saat itu aku lelah dan sedih karena diantara teman sefrekuensiku hanya aku yang belum lulus. Hal ini berdampak juga pada semangatku yang mulai turun dan pasrah. Lalu bertemulah aku dengan ayat tersebut, Al Insyirah ayat 7.
Juz 30 adalah juz yang sering aku baca terutama dalam sholat, tapi mengapa aku baru tahu ada makna sederhana namun menenangkan. Ah, karena aku belum pernah benar-benar mentadabburinya. Ketika melihat status teman aku seolah tak percaya karena ia hanya menuliskannya tanpa memperlihatkan langsung pada Qurannya. Akhirnya kupastikan sendiri dan ternyata benar. Di surat ini aku hanya sering mendengar bersama kesulitan ada kemudahan tapi aku tak pernah mendengar untuk tetap bekerja keras setelah urusan yang satu selesai. Menarik!
Kukumpulkan kembali niat dan semangat melanjutkan skripsi dengan usaha maksimal tanpa peduli kapan aku lulus. Aku tidak bisa sendiri, agar lebih menguatkan diri sendiri jika sedang jenuh maka aku mencari teman yang bisa diajak berjuang bersama. Alhamdulillah ia menyetujuinya.
Motivasiku untuk lulus segera pun bertambah dengan adanya dalil Al Quran yang menguatkan bahwa aku ingin segera lulus agar bisa fokus untuk melanjutkan mimpi selanjutnya. Bismillah, atas izin Allah aku akan mampu melakukannya.
Mungkin motivasi di atas terbilang klise namun bagiku dengan adanya penguat ayat Al Quran akan membawa nyawa tersendiri bagi diri.
Yuk, bersegera!
3 notes · View notes
assisfy · 2 years ago
Text
Melangitkan Do'a
Tentang tulisan dan gambar ini, ada kisah yang membuatku termotivasi dan banyak pelajaran di dalamnya.
Dulu ketika masih sekolah jenjang menengah atas pernah ikut workshop kepemimpinan, diikuti para pemuda yang menurutku sholih sholihah, karena pemateri dan pesertanya dari kalangan pondok pesantren, dan aku sendiri yang bukan dari pondok pesantren. Sepertinya aku tersesat di jalan kebaikan 😅. Pematerinya waktu itu merupakan freshgraduate S2 tapi masih muda sekali, beliau membagikan kisahnya selama menimba ilmu di perkuliahan. Sampe sekarang yang masih kuingat dan menjadi motivasiku selama di bangku kuliah bahwa beliau bisa menuntaskan jenjang S1nya hanya dalam waktu 3.5 tahun (7 semester), dan S2nya hanya dalam waktu 1.5 tahun.
Waktu itu, sosok assis kecil yang bahkan belum tau mau kuliah di mana sudah sangat ambisius ingin menuntaskan perkuliahan yang singkat sama seperti pemateri tersebut 😅. Padahal persiapan kuliah aja belum disiapkan tapi ambisiusnya sudah muncul sejak dini. 😅
Singkat cerita, Alhamdulillah aku lolos kuliah jalur SPAN PTKIN di kampus dan jurusan yang sama sekali bukan impianku sebelumnya. Tapi terlepas dari kampus dan jurusan yang bukan impianku, aku sangat sadar betul kalau ini adalah keberuntungan buatku, karena aku dulu ga bisa apa-apa, bahkan waktu sekolah aku bukan anak yang berprestasi tapi bisa lolos kuliah jalur undangan dan teman-temanku yang selalu menyandang prestasi masih belum seberuntung aku. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah.
Akhirnya pertama kali aku merantau dan jauh dari orang tua, dari semester awal kuliah sampai semester tua ambisiusku buat lulus semester 7 tidak pernah padam, padahal aku paham betul kalau kemampuanku masih kurang, banyak insecurenya kalau ketemu temen-temen kuliah yang MasyaAllah pinter-pinter sekali. Tapi ya tetep aja kekeh pengen lulus semester 7, dan memang dari dulu aku ada buku khusus buat nulis impian dan salah satu impianku ya tetep "assis bisa lulus semester 7 & cumlaude" 😅. Emang kerjaanku dari dulu suka nempel"in impian dimanapun, supaya bisa semangat tiap harinya. Salah satunya seperti di gambar ini, karena aku tinggal di pondok sambil kuliah, jadi ga bisa nempel" impian di dinding kamar, jadinya tempel aja di meja belajarku ini, atau di lemari buku bahkan lemari baju 😅. Mungkin saat itu dengan posisiku yang ga pinter kayak mustahil bgt bisa lulus semester 7 cumlaude pula tuh pengennya, wkwk ga sadar diri bgt!
Tiba di semester 6, masih belum punya pandangan judul skripsi sama sekali. Kemudian tiba waktunya KRS an untuk ambil mata kuliah semester 7, dan bisa-bisanya nekat ambil skripsi di semester 7, padahal pandangan judul skripsi aja masih belum ada 😅. Waktu itu temen-temen pada bingung ambil skripsi di semester 7 atau semester 8, karena kalau ambil di semester 7 dan ga bisa nuntasin skripsi, bakal turun indeks prestasi komulatif (IPK)nya. Tapi waktu itu aku yakin bgt kalau aku bisa dan pengen nyoba meskipun belum punya pandangan judul skripsi dan masih belum tau mau gimana skripsiku nanti.
Alhamdulillah pilihanku tidak salah, Allah selalu membantuku, semester 7 ku lalui dengan begitu singkat, ACC judul skripsi bulan September 2021, sambil mengerjakan laporan magang Alhamdulillah bisa seminar proposal bulan Oktober 2021, sidang skripsi bulan Desember 2021. Dan yang ditunggu-tunggu!!! Alhamdulillah lulus dan wisuda bulan Februari 2022 di SEMESTER 7 dan dengan IPK memuaskan 🥹🥹🥹
Seberapa baiknya Allah denganku, Allahuakbar, syukur tanpa henti selalu kuucapkan. Dan mulai saat itu, InsyaAllah aku yakin seyakin-yakinnya kalau Allah selalu ada, selagi hambaNya mau berdoa dan berusaha, Allah pasti mengabulkan dan melancarkan jalannya. Terimakasih Ya Allahh, tanpaMu dan tanpa doa dari orang tua, keluarga, teman, dan seluruh orang baik, aku tidak bisa menjadi apa-apa dan tidak akan bisa ada di titik ini ❤️
Dan selamanya aku masih membutuhkan Allah, ridha orang tua, dan doa-doa dari orang baik untuk seluruh harapan dan cita-citaku 🙏🤲
Allahu Ma'i, Allahu Naadziri, Allahu Syahidi, Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad 🥹❤️
Tumblr media
2 notes · View notes
salingsapa · 2 years ago
Text
Fokus
Sudah tak bisa saya hitung, hari-hari yang kulewatkan tanpa membaca selembarpun buku. Mungkin karena motivasiku yang rendah. Mungkin dosa-dosaku yang menggunung. Mungkin tuntutan di luar sana yang menguras pikiran.
Padahal jika aku pikir -pikir, ada banyak waktu yang tersisa untuk membaca. Entah itu disaat istirahat atau di akhir pekan. Tapi entah ketika waktu itu datang, yang kulakukan biasanya hanya melihat lihat short youtube atau instagram.
Kurasa perlahan-lahan kebiasaan ini mengubah otakku, kebiasaanku, dan diriku seluruhnya. Aku menjadi tidak mampu mempertahankan fokus dalam waktu lama dan hanya bisa terpuaskan oleh video-video pendek yang minim manfaat.
Maka aku menjadi ngeri membayangkan jika anak kecil yang sedari awal dibiasakan oleh handphone. Dimana jari-jari mereka tak akan jauh dari tik-tok atau youtube. Bargaimana jika suatu saat mereka tak mampu membaca buku selembarpun?
Aku tak berani menyalahkan orangtua yang membiarkan anak-anak mereka menjadi kecanduan handphone. Saya belum menjadi mereka jadi saya tak paham rasa lelah yang mereka hadapi. Menurutku ini adalah permasalahan kompleks yang memerlukan solusi yang bisa menguntungkan semua pihak.
4 notes · View notes
hae-sunflower · 2 days ago
Text
Kabur bersama Inner Child
Kabur, bagiku satu kata itu adalah usaha untuk mencapai kebebasan. Tanpa aku sadari, aku bertumbuh dengan mendambakan rasa kebebasan. Kebebasan yang sebenarnya aku tidak tahu harus bebas dari apa, bebas dari rasa atau situasi apa. Setiap kali mengalami situasi yang sulit, tertekan dengan lingkungan, burn out dengan pekerjaan, galau, dan entahlah itu, aku selalu punya opsi untuk kabur. Bukan kabur dalam arti selamanya, melainkan pergi sementara waktu untuk menenangkan diri.
Lambat laun, aku merasa ini bukanlah hal yang patut dijadikan habits. Aku mulai berpikir, kebiasaan kabur ini bermula karena apa dan kapan. Dalam ingatanku, kebiasaan kabur ini sudah ada sejak aku usia remaja, lebih tepatnya saat aku SMP. Aku ingat masa kabur-kaburan pertamaku adalah aku sengaja tidak langsung pulang ke rumah dan memilih menunggu hingga sore di beranda masjid sekolah. Motivasiku untuk melakukannya adalah agar aku tidak melakukan pekerjaan rumah atau menjaga adik-adikku. Seperti kenakalan remaja pada umumnya.
Namun, aku masih mengulik mengapa aku suka kabur bahkan sejak aku SMP. Dan pada akhirnya, aku sadari ada satu kalimat yang tidak aku sukai hingga saat ini. Kalimat yang selalu ingin membuatku ingin pergi jauh. Kalimat yang seakan mendoktrinku bahwa semua hal dan pekerjaan yang ada di rumah adalah tanggung jawabku.
"Ya piye nduk, kan kue seng omah" (Lha gimana nak, kan kamu yang dirumah).
Kalimat yang sebenarnya sepele tapi bagiku memberi tanggung jawab yang besar. Dengan kalimat itu, aku harus mau tidak mau menerima semua beban yang dilimpahkan ke aku, semua hal yang terkadang membuatku kewalahan. Dari situlah muncul rasa ingin pergi acap kali diri ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin kalimat itu akan biasa saja, jika semua orang mendapatkan kesempatan datang dan pergi secara sama, serta tugas yang merata.
Sampai detik ini, aku masih mencari cara bagaimana mengurasi kebiasaan kabur itu. Mungkin emang gak bisa instan hilang begitu saja, terlebih aku sudah sempat merasakan nikmatnya kabur dan perpergian. Akan tetapi, tetap harus diusahakan, bukan? sembari mengulik iiner child yang perlu diselesaikan.
1 note · View note