Tumgik
fogsofthoughts · 16 days
Text
Ujian.
Sebenarnya, ketika seseorang diberi ujian atau mengalami musibah, apa sih yang perlu diambil dari kejadian tersebut? Esensi dari sebuah kesulitan, rasa sakit, dan masalah-masalah lainnya itu apa sih?
Akhir-akhir ini, aku baru sadar. Esensi dari sebuah ujian adalah rasa ketidakmampuan. Iya, ketika kita diberi ujian, sebenarnya, Allah itu lagi mengingatkan kita bahwa kita itu tidak punya dan tidak bisa apa-apa. Kita tidak punya kuasa untuk mengubah kejadian yang kita alami. Kita tidak punya kekuatan untuk menghilangkan rasa sakit yang tiba-tiba muncul di dada. Kita tidak punya daya dan upaya untuk menambah, melepas, menggantikan, atau mengubah apapun itu yang kita inginkan.
Jadi sebenarnya, ketika kita mendapat ujian, itu seperti dikirim sinyal dari Allah, "Wahai hamba-Ku, Aku disini untuk membantumu. Maka berdoalah hanya kepada-Ku."
Ketika kita belum menyadari esensi dari sebuah ujian, maka yang terjadi adalah kesedihan yang berlarut. Atau, ujiannya lebih lama hilangnya. Karena bukannya menangkap sinyal yang diberikan-Nya dan bersujud, tetapi malah mendengarkan bisikan-bisikan syaitan atau mengikuti hawa nafsu yang membawa kita pada jalan yang salah.
Semoga kita semua sigap untuk secepatnya bangkit dari rasa sedih karena musibah dan menjadikan perasaan atau momentum tersebut untuk semakin menyadari ketidakmampuan kita dan mengagungkan kesanggupan-Nya lewat doa. Aamiin Ya Robbal Alamin 🤲✨️
5 notes · View notes
fogsofthoughts · 20 days
Text
Aku habis beli minum di kereta dan tiba2 ingat memori dari 3 tahun yang lalu kalo gasalah?
Waktu itu aku lagi di pesawat, penerbangan terakhirku dari Malaysia ke Indonesia. Terus sama kayak di kereta, ada pramugari yang keliling bawa stroller makanan minuman. Nah pas itu tuh tenggorokanku kering banget dan butuh minuman. Tapi pas mau beli aku baru inget kalo dompet aku ada di tas ransel yang ku taro di kabin atas.
Karena posisinya aku duduk di tengah, dan ga mau ngerepotin orang di samping aku buat berdiri, pas pramugarinya nanya apa aku mau beli sesuatu aku cuman geleng-geleng (padahal tenggorokanku udah gatel, kering bangett).
Nah, yang beli sesuatu itu mas2 di sebelahku. Aku masih inget, beliau beli lemon waternya you c1000. Dan malah, saat itu, yang beliau beli, dikasih ke aku.
Siapa yang ga kaget kann. Aku mau nolak tapi mas2nya tiba2 bilang "gapapa, saya ada minuman kok," trus ngambil botol airnya di tas di bawahnya. Jadi ya, ku minum (habis bilang terimakasih ofc).
Sampai sekarang aku masih bertanya2, kok ada ya orang sebaik itu? Kok bisa pas waktunya aku lagi butuh banget minum dan ada yang kasih. Padahal itu belinya di pesawat loh! Yang pasti harganya lebih mahal daripada beli di toko2, tapi masnya baik banget malah ngasih minuman yang dia beli ke aku.
Aku gatau nama masnya siapa, wajahnya pun aku udah lupa, tapi kebaikannya masih ku ingat. Semoga, dimanapun masnya berada, Allah senantiasa menjaganya.
And ofcourse, kejadian tersebut ga akan terjadi kalau bukan atas izin Allah. Momen2 kecil seperti itu yang terasa sangat ajaib, membuat aku semakin yakin, bahwa Allah itu ada dengan kita.
Sekian cerita spontan malam ini 🙏✨️
1 note · View note
fogsofthoughts · 21 days
Text
As Sami'
Allah itu Maha Mendengar. Hari ini, alhamdulillah, salah satu doaku dikabulkan oleh Allah. Sebenarnya, doa ini udah ku langitkan sejak setahun yang lalu. Dalam 2x usaha mendapatkan hal tsb sekaligus berdoa meminta kepadaNya, pada 2x kesempatan itu, Allah bilang, "hal tersebut kurang baik untukmu, hambaKu."
Maka Allah tunda. Tetapi Dia tetap menggerakkanku untuk berdoa, meminta hal tersebut. Ternyata, alasannya tak lain hanya karena Allah memang akan mengabulkannya, tetapi pada waktu yang tepat...yaitu, hari ini.
Allah itu Maha Mendengar kok, fa. Dia tau keluh kesahmu, dia tau apa yang kamu butuhkan, dan dia tau apa yang baik untukmu. Maka tulisan ini ku abadikan, untuk mengingatkan dirimu di masa depan, bahwa tidak ada doa yang sia-sia, tidak ada doa yang tidak di dengar olehNya.
So, jangan pernah berhenti berdoa 💗
1 note · View note
fogsofthoughts · 1 month
Text
Yang Maha Tahu, Ya Engkau. Rabbku.
"Ya Allah, jika hal tersebut baik untukku, maka permudahkanlah. Namun, jika hal tersebut kurang baik untukku, maka tanamkanlah keikhlasan dalam hati hamba dan gantilah dengan yang lebih baik."
Kalau doanya begitu lebih tenang kan jadinya, fa?
Apapun yang terjadi, ya berarti itu memang yang terbaik untukmu. Tapi kalau ga dapet, ya berarti itu kurang tepat dan memang bukan untukmu. Tapi Allah pasti ganti apa yang kamu inginkan itu dengan hal yang lebih baik kok!
Lebih loh, fa! Mosok sesuatu yang lebih baik daripada yang kamu inginkan kamu malah gamau?
Yang sabar ya, tetap berdoa dan berusaha! Selagi kamu hidup, rahmat Allah selalu ada 💗
2 notes · View notes
fogsofthoughts · 2 months
Text
Hi kids, this is your mom.
Talking to the future is something weird, huh? You’re not here in the present with me yet, but I’m already excited for the day I get to talk and meet you. Today I had the motivation to write something to you, a little note to you and my future self as a mom. As you read this, I hope you know how much I look forward to meeting you, even before you were born. I don’t know your gender, how you behave, your names, your traits, how many of you there are, but if Allah were to entrust me with little souls of which is a part of me and my future spouse, know that my love for all of you has already been decided eternally.
Dear little ones, I know that as you age, you’ll probably have many questions about the world as I did when I was little. Why is the sky blue? Why is the grass green? Why is there night and day? What’s it like to travel to space? Though I don’t know how innocent or how complicated your questions may be, I hope you stay curious about the wonders of the world and the secrets that our eyes and human senses can’t be able to see or experience. Because this world and the universe are vast, and so is your Lord. Continue to seek it.
Dear tiny creatures, one of my worries about being a mom is how I’ll behave once I become one. I hope that I’m a mother who gives a sense of comfort to you all, a home that you’ll always return to. I hope I also become someone fun who you like to spend time with, someone that you can talk to about your worries, your achievements, your funny stories, your failures and accomplishments. I hope I am someone who you come to, to seek advice about life or love. And I hope I become a mother who you are proud of.
Dear kids, as you age, you’ll go through various phases of life. You’ll come to love it, then hate it. Then seek its purpose just to get confused. You’ll try to follow the path of others, then come to find your own way of living. I can’t say the right way to live life, cause right now, I’m still asking that very same question. But then again, I guess there’s no one right way to live life because it depends on our principles. But as it is the same for me, your dad, and other human beings on earth with Imaan, I hope the further you seek life, the nearer it brings you to The Almighty. I hope He guides you closer to Him by finding the joy and beauty of our religion, Islam. And I hope that every step of your life, brings you to a conclusion of the immense love He has had for you.
Maybe the first time you read these sentences will seem like nonsense. But that’s why I left it here, so you can come back to it each time you feel lost and read it for the second, third, fourth, and infinite number of times until you finally understand each word I meant.
Stay healthy and positive kids!
Love,
Mom.
1 note · View note
fogsofthoughts · 2 months
Text
Hari ini berkunjung ke desa berujung dapat kabar 3 sepupu aku mau lamaran, jeng jeng!
Aku yang disini tiap harinya berhadap dengan laptop, memikirkan judul tesis ini hanya bisa tersenyum :)
Ayo fa, stay in ur lane! Jangan bandingin perjalanan hidupmu sendiri sama yang lain, tetep fokus dengan apa yang ada di depanmu dan nikmati saja prosesnya!
Untuk ketiga sepupuku, selamat! Semoga dilancarkan sampai hari akad. Doakan pertengkaranku dengan tesis ini cepat selesai wkwk 🙏
0 notes
fogsofthoughts · 2 months
Text
Atas segala upayamu, Allah lebih tahu bagaimana hasil terbaiknya
Atas setiap doamu, Allah lebih paham bagaimana bentuk pengabulannya
318 notes · View notes
fogsofthoughts · 2 months
Text
Belajar Ikhlas.
Pertama kali belajar untuk ikhlas itu sekitar 6 tahun yang lalu. Ketika gagal masuk jurusan dan kampus tujuanku saat SMA. Padahal udah berusaha semaksimal mungkin, ngerasa udah memperbanyak ibadah juga, tapi kok ga dikabulin ya sama Allah?
Kedua orangtuaku saat itu bilang, "Allah Maha Tahu yang terbaik untuk mbak ifa."
Dulu ga paham apa maksudnya. Kenapa doa2ku gabisa di realisasiin aja sama Allah, padahal kan udah sholat, puasa, ngaji, bahkan sholat malam? Pokoknya aku maunya itu, masa gaboleh sih?
Kalau dipikir2, ifa yang dulu keras kepala banget ya wkwk. Heh, kamu kan cuman manusia fa. Kamu dihadapan Al Malik emang bisa dibandingin? Jelas-jelas ilmu yang dititipkan ke kita aja ibarat setetes air di lautan. Kita tuh emang gatau apa2!
Butuh waktu sekitar satu tahun untuk aku sadar. Setelah menjalankan kuliah di jurusan dan univ yang bukan sesuai keinginanku, aku jadi paham kenapa Allah ga mengabulkan doa2ku saat SMA. Emang bener, kalau aja aku kuliah di jurusan yang aku inginkan saat itu, aku bakal ngerasa sangat sendirian. Padahal aku ga suka sendiri.
Setelah hari itu sebenarnya hampir tiap hari aku belajar untuk ikhlas. Belajar untuk melihat sesuatu tidak dari pandanganku saja, tetapi dari pandangan Allah. Kadang bisa paham kenapa sesuatu yang kuinginkan malah dijauhkan. Tetapi kadang juga gabisa langsung paham. Butuh waktu.
Semakin bertambah umur, ga semakin mudah juga sih untuk ikhlas. Tetapi karena udah tau ilmunya, dan meyakini Allah sebagai Ar Rahman dan Ar Rahim, I think I got a little better at being Ikhlas.
Tapi ya hal tersebut perlu di ingat2 terus. Perlu di ulang2 ayatnya. Karena aku cuman manusia. Suka lupa dan kebawa suasana ketika sedang berada di titik terendah.
QS. Al-Baqarah: Ayat 216 (Juz 2)
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
Sekian pengingat malam ini 🧚‍♂️✨️
3 notes · View notes
fogsofthoughts · 2 months
Text
Gapapa ya fa, kalau banyak hal yang kamu korbankan hari ini?
Gapapa ya fa, kalau hari ini kamu memikul beban yang begitu berat?
Gapapa ya fa, kalau saat ini kamu masih mengalami kesulitan-kesulitan?
Gapapa ya, fa?
Gapapa, kan?
Semoga apa yang kamu tanam hari ini, dan dalam proses sabarmu, kelak membuahkan hasil yang dapat kamu nikmati di masa depan. Baik untuk dirimu sendiri, maupun dengan orang-orang tersayangmu.
Semangat ya, fa! 🥺💗
0 notes
fogsofthoughts · 2 months
Text
35 hari menuju 23
Awal tahun 2024 ini aku bikin countdown di homescreen aku, tepatnya countdown meghitung sisa hari sampai umurku bertambah satu tahun. Dan ga kerasa, hari ini udah sisa 35 hari aja.
Pengennya sih kayak orang-orang, sebelum bertambah umur, nge-list pencapaian2nya. Ada yang udah naik haji sebelum umurnya 24, ada yang udah bikin perusahaan sendiri, ada yang udah dapet gelar doktor. Rasanya sosmed isinya orang2 keren semua ya, kalo dipikir-pikir pencapaianku selama umur 22 ini apa ya?
Pencapaianku ga se keren orang2 sih. Pencapaianku cukup membanggakan buat diriku dan orang-orang terdekatku aja. Dan bagiku, itu cukup. Di era digital sekarang yang sangat transparan-mudah melihat keberhasilan orang di ujung kota atau dunia lain yang tidak kita kenal secara dekat pun-seringkali kita merasa target-target mereka juga perlu kita kejar. Karena orang tersebut juga bisa, maka kita harus bisa.
Ya bukan hal yang buruk sih, tapi jangan sampai membandingkan juga. Cukup kagum dan cukup dijadikan motivasi aja. Jangan membebani mental diri sendiri. Diri kita juga ada takarannya. Dan meski kelihatannya ga seberapa dengan mereka, mungkin yang perlu dilihat bukan besar kecilnya, tapi seberapa berpengaruhnya ke diri kita.
Looking back, jujur yang bisa ku katakan cuman Alhamdulillah. Karena semua nikmat yang Allah berikan menjelang satu tahun kebelakang sebelum umurku 23 sudah sangat banyak sekali. Suka dibikin mikir, "kok bisa ya? Ifa yang dulu pasti ga expect hal itu bisa terjadi."
~ Pesan untuk masa depan
Tentunya, setelah udah berumur 23 tahun pun, pasti nikmat yang Allah beri juga diluar dugaan diri kita, fa. Sebegitu baiknya Tuhanmu, yang mengizinkan kamu berproses di dunia ini. Maka teruslah bersyukur dan perbaiki diri. Semoga kelak, yang dititipkan kepadamu dapat kamu jaga dan manfaatkan secara baik. Semoga dengan itu Allah ridho, ya! 💗
0 notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Tumblr media
Jujur, hal pertama yang dirasakan waktu dapat email tersebut itu....sedih.
"Yah, gagal lagi," pikirku. Sempat pesimis. Sempat ngerasa udah ga mungkin kayaknya, "Buat apa usaha?"
Tapi terus keinget hari ini belum dengerin kajian dan akhirnya memilih untuk mendengarkan satu kajian dari Ustad Adi Hidayat ini.
Baru dengerin penjelasan beliau terkait makna QS Ad Dhuha Ayat 1-3, mata rasanya berkaca2.
Allah berfirman, "Wahai Muhammad SAW, Aku bersumpah demi semua kebahagiaan dan kenikmatan yang engkau pernah raih seperti merasakan kenikmatan cahaya dhuha. Dan Mungkin persoalan hidup yang pelik yang membuat engkau merasakan kesulitan seakan2 berada di suasana yang gelap dan gulita. Tanamkan dalam jiwamu yang paling dalam, Aku tidak akan pernah meninggalkanmu."
Gimana ga mau nangis coba? Allah masih ada untuk aku. Dan kesulitan yang ku alami saat ini itu tidak abadi. Sabar dulu, fa. Terima dengan tenang, percaya sama Allah. InsyaAllah akan dikabulkan yang lebih baik, jadi jangan putus asa ya!
youtube
6 notes · View notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Tanda Seseorang Sudah Selesai dengan Dirinya Sendiri (Self Acceptance)
Apa itu self acceptance/ selesai dengan diri sendiri? Self-acceptance, atau penerimaan diri, adalah sikap menerima dan mengakui segala aspek dari diri sendiri, termasuk kekurangan, kekuatan, kelemahan, dan keunikan tanpa menghakimi atau merasa perlu mengubah diri untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Beberapa poin yang menjelaskan konsep self-acceptance:
Menerima Diri Apa Adanya: Self-acceptance berarti menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ini termasuk menerima penampilan fisik, kepribadian, emosi, dan pengalaman hidup tanpa merasa malu atau bersalah.
Mengakui Kekurangan: Mengakui bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan itu adalah bagian dari menjadi manusia. Self-acceptance berarti tidak merasa minder atau rendah diri karena kekurangan tersebut, melainkan menerima dan berusaha memperbaikinya dengan bijak.
Tidak Menghakimi Diri Sendiri: Berhenti menghakimi diri sendiri secara negatif atau keras. Seseorang yang menerima diri sendiri akan berbicara kepada dirinya sendiri dengan cara yang penuh kasih dan pengertian, sama seperti berbicara kepada teman baik.
Menghargai Diri Sendiri: Menghargai diri sendiri atas siapa diri kita, bukan hanya atas apa yang kita capai. Ini berarti menghargai nilai-nilai, prinsip, dan keberadaan diri sendiri.
Menerima Masa Lalu: Self-acceptance juga melibatkan menerima masa lalu, termasuk kesalahan dan kegagalan, sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk siapa kita saat ini.
Memiliki Pandangan Positif Tentang Diri: Membangun pandangan positif tentang diri sendiri, di mana seseorang melihat dirinya secara seimbang, menghargai kekuatan dan berkomitmen untuk memperbaiki kelemahan.
Mengurangi Perbandingan Sosial: Tidak terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. Self-acceptance berarti memahami bahwa setiap orang unik dan perjalanan hidup masing-masing berbeda.
Ketenangan Batin: Dengan menerima diri sendiri, seseorang akan merasa lebih tenang dan damai secara batin, karena tidak lagi berjuang melawan diri sendiri atau mencoba menjadi orang lain.
Self-acceptance adalah dasar dari kesehatan mental dan emosional yang baik. Dengan menerima diri sendiri, seseorang bisa hidup lebih autentik, menjalani hidup dengan lebih bahagia, dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Tanda Seseorang Sudah Selesai Dengan Dirinya Sendiri Tanda seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri (self-acceptance) dapat terlihat dari berbagai aspek, antara lain:
Penerimaan Diri: Mereka menerima diri mereka sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan tanpa merasa perlu menyembunyikan atau mengubah siapa mereka untuk menyenangkan orang lain. Meski begitu, tetap butuh untuk instropeksi dan mengembangkan diri bagi perbaikan dan kebaikan.
Ketenangan Batin: Mereka memiliki ketenangan batin dan tidak mudah terganggu oleh kritik atau pendapat negatif dari orang lain.
Mandiri Emosional: Mereka tidak bergantung pada orang lain untuk merasa bahagia atau berharga. Kebahagiaan dan rasa harga diri mereka berasal dari dalam diri.
Tujuan Hidup yang Jelas: Mereka memiliki tujuan hidup yang jelas dan bekerja menuju tujuan tersebut tanpa merasa tertekan oleh ekspektasi eksternal.
Keberanian Mengambil Keputusan: Mereka berani mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan keyakinan mereka, meskipun keputusan tersebut tidak populer atau didukung oleh orang lain.
Relasi yang Sehat: Mereka memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain, dimana mereka bisa memberi dan menerima dengan tulus tanpa merasa terbebani.
Kepercayaan Diri: Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan yakin akan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan hidup.
Tidak Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Mereka tidak merasa perlu membandingkan diri mereka dengan orang lain dan fokus pada perjalanan hidup mereka sendiri.
Kemampuan Menghadapi Kegagalan: Mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan tumbuh, bukan sebagai cerminan dari nilai diri mereka.
Keseimbangan Hidup: Mereka mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri, serta mengelola stres dengan baik.
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini, bisa dikatakan bahwa mereka telah selesai dengan diri mereka sendiri dan mencapai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang tinggi.
491 notes · View notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Seandainya kamu tahu bahwa yang menetapkan takdirmu adalah pihak yang paling mencintaimu, tentu tidak akan ada kekhawatiran dalam hatimu perihal apa yang telah ditetapkan untukmu.
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
428 notes · View notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Sudah sekitar 20 menit ku menatap layar handphoneku, menunggu notifikasi "kamu mendapatkan driver" muncul, masih berharap.
Apa karena hujan ya? Apa karena aku pake voucher diskon? Apa karena aku pakai yang hemat?
Ribuan pikiran mengalir di kepalaku, mencoba berbagai cara supaya dapat driver. Waktu berlalu, namun notif tersebut tak kunjung muncul juga.
Raut wajahku yang awalnya nampak tenang karena masih ada waktu kini sudah mulai gelisah, "duh kalau gajadi pulang gimana nihh?"
Ditengah kegelisahanku, pintu rumah kos terbuka, membuatku menoleh.
"Pulang teh?" Ibu penjaga kos keluar dari pintu tersebut, menyapa dengan ramah
"Iya bu," ujarku, memaksakan senyuman (padahal lagi ketar ketir :"")
"Ohh, naik apa?"
"Kereta bu, dari tadi nunggu driver ga dapet2"
"Hari ini gaada yang nerima penumpang teh," bapak penjaga kosku nimbrung dari dalam rumah, "lagi demo."
Jleb.
Dari yang awalnya pura2, kini kelihatan sekali aku panik.
Aku bisa pulang ga ya??
"Waduh, gimana ya pak...." seketika otakku berpikir sekeras tenaga, seperti sedang ujian dan belum dapat jawabannya. Minta tolong siapa ya? Temenku pada udah pulang semua. Kakak kelasku masih ada yang di Bandung...tapi pada sibuk ga ya?
Akhirnya, aku memberanikan diri untuk minta tolong bapak penjaga kosku, "punten pak, saya boleh minta tolong ga ya..."
Padahal aku baru aja minta tolong, tapi bapak penjaga kosku sigap langsung mengambil helm dan jas hujan untukku, seakan memang sepatutnya beliau membantu.
Padahal beberapa detik yang lalu Bandung hujan deras, tapi saat sudah menaiki motor, hujannya telah reda.
Alhamdulillah. Saat-saat seperti inilah aku merasakan kebesaran-Nya. Gimana coba kalau ibu penjaga kos ga keluar rumah dan menyapaku, bisa-bisa aku gatau kalau ada demo. Bisa-bisa, aku ga pulang.
Hujan yang turun begitu deras sejak sore hari pun sudah mereda, tepat di saat aku berangkat. Kalau masih turun, bisa-bisa aku basah kuyup, karena bapak kos hanya ada motor.
Tetapi pertolongan-Nya begitu nyata. (Dan alhamdulillahnya aku masih termasuk hamba2Nya yang di tolong 😭😭) Terima kasih juga kepada bapak ibu kos yang sudah berbaik hati menolongku. Aku bersyukur dikelilingi orang-orang baik :"")
Sekian cerita komedi-dan-bermanfaatku hari ini. Kalau kalian, hal apa yang kalian syukuri hari ini?
Kalau aku...hari ini bersyukur masih diizinkan pulang buat nyate bareng keluarga 🤤🍖 (paniknya kalau ga pulang hari ini tuh gabisa makan sate wkwkwkwk candaaa)
0 notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Banyak perasaan yang ku simpan seorang diri.
Jika ku cerita ke temanku, pasti mereka tak akan paham.
Jika ku cerita ke keluargaku, pasti mereka akan ikut sedih.
"Loh, gapapa kan kalo cerita? Biar lebih ringan?"
Mungkin iya. Tapi aku tidak ingin orang lain merasakan bebanku. Besides, sepertinya ini adalah momen dimana aku perlu menghadapi kesulitan ini sendiri. Bukan tentang apa-apa, memang di saat ini lah sabarku perlu diperkuat.
Dan semoga segala rasa sulit yang ku simpan sendiri bisa menjadi sarana mendapatkan Ridho-Nya.
41 notes · View notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Belajar itu selamanya.
Itu yang ku fikirkan saat hari penerimaan mahasiswa pascasarjana. Diriku yang saat itu berumur 21 tahun berada di satu ruangan yang isinya beragam generasi. Ada yang sama sepertiku, baru lulus dan memutuskan untuk lanjut studi. Teyapi ada juga yang jauh diatasku, sudah memiliki pekerjaan tetap dan keluarga kecil sendiri namun tetap semangat belajar. Ketika bertemu dengan teman-teman sejurusanku pun, bermacam2 orangnya. Ada yang sudah memilki anak, menikah, sudah jadi PNS, tetapi dengan keberagaman tersebut kami semua berkumpul di jurusan Rancang Kota ITB untuk belajar.
"Keren ya orang2. Keinginan mereka untuk belajar ga berhenti bahkan setelah dikaruniai rezeki seperti anak, suami, dan pekerjaan tetap."
Pun begitu yang ku pikirkan kemarin saat acara PKRK401 yang diselenggarakan IARKI. Yang mengikuti acara tersebut ada sekitar 130an orang, baik secara online maupun offline. Ada yang berada di pulau lain dengan timezone yang berbeda, ada yang sudah menjadi principal di suatu perusahaan, ada yang sudah s3, ada yang sudah menang ratusan proyek, tapi kemarin, mereka semua turut hadir, mendengarkan, memperhatikan, dan bertanya. Mereka semua masih "belajar" bahkan ketika rambut telah putih, jabatan telah tinggi, dan perekonomian lebih stabil.
"Keren ya bapak2 ibu2 disini. Keinginan mereka untuk belajar masih kuat meski sudah tua dan memiliki jabatan."
Ya emang begitu. Siapa bilang belajar itu hanya ketika sekolah dan kuliah? Siapa bilang ketika telah tua usia kita dan lancar rezeki kita, kita sudah tau segalanya? Bumi ini luas, ilmu yang kita pelajari itu ibaratkan hanya setetes air di lautan. MasyaAllah.
Semoga kita semua tidak pernah merasa sombong dengan ilmu yang dititipkan kepada kita dan diberikan perasaan rendah hati untuk senantiasa belajar hingga nafas terakhir 📚✨️
0 notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Mortui Vivos Docent
Pepatah khusus jika kita belajar anatomi. Entah, siapa yang mengusulkan, tapi maknanya memang sesuai.
“Yang Mati Mengajari Yang Hidup”
Begitu kira-kira jika diartikan. Mempelajari anatomi berarti mempelajari apa yang ada di tubuh manusia, mulai dari tulang, otot, sendi, saraf, organ dalam, facies-facies nya, ligamen-ligamen, semua bisa dipelajari di anatomi.
Tentu, untuk belajar itu semua, tak mungkin belajar dari yang masih hidup. Terlepas dari halah haram menjual mayat, aku setuju jika dibilang boleh dengan syarat untuk belajar dan diperlakukan sebagaimana semestinya.
Nah, cocok! Di dunia anatomi atau kedokteran secara umum, kita akan belajar dari yang sudah mati. Mendiagnosis, mencari letak organ, sampai melakukan pembedahan.
Namun, pepatah itu terlalu sempit jika hanya berlaku di anatomi, dan seharusnya bisa digunakan dalam hidup kita, dimana saja!
Belajar tak melulu soal teori di atas kertas. Ada satu hal yang tak kalah penting; pengalaman. Teori muncul, karena adanya percobaan. Gagal, gagal, gagal, kemudian sukses, muncullah teori.
Pengalaman. Belajar dari yang mati. Merupakan suatu bagian dari hidup yang tak dipisahkan. Mau tidak mau, kita harus melakukannya.
Agar kegagalan yang pernah terjadi tak terulang, kesuksesan yang pernah muncul didahsyatkan pengaruhnya.
Satu lagi makna yang bisa diambil. Jika belajar pada pengalaman, pada orang yang mati, adalah keharusan.
Saat kita mati, pelajaran apa yang orang-orang bisa ambil dari kita?
Sekarang tanyakan pada diri sendiri, kelak ketika kita mati, apakah yang dapat dipelajari dari kita? Adakah ketika kita mati, orang-orang mau mempelajari kisah hidup kita? Adakah orang merasa rindu dengan manfaat yang pernah kita berikan saat hidup?
128 notes · View notes