Tumgik
#catatan diri
gadisneptunus · 8 months
Text
Katanya...
Katanya siap jadi kader dakwah, tapi baru dapet sedikit amanah aja udah kalah.
Katanya akhirat jadi prioritas, tapi urusan dunia malah mayoritas.
Katanya bekerja harus ikhlas, tapi sering kali masih menuntut balas.
Maafkan hamba yang munafik ini Yaa Robb.
0 notes
sepertibumi · 1 year
Text
Dari milyaran manusia di dunia, perjalanan yakin itu pada akhirnya berhenti pada satu rumah; yang terbaik.
Karena penemuan satu yang terbaik untuk seumur hidup kelak bukan lagi tentang seberapa cepat, tapi seberapa tepat. Tepat untukmu, untuk orang-orang sekitarmu, dan yang lebih krusial lagi; untuk dunia dan akhiratmu.
Untuk petualangan ini, sabarmu harus lebih luas. Bekal ilmumu harus lebih banyak. Ujiannya akan datang dari luar bahkan dari dalam dirimu sendiri. Tapi semua itu hanya angin lalu, jika kau tau betul kemana arah semua hal ini akan bermuara.
Libatkan Allah pada yakinmu.
Sertakan Allah, kemanapun hati kecil akan menuntunmu melangkah. Karena yang paling layak untuk dimintai fatwa pada akhirnya nanti adalah hatimu, sebongkah daging yang Allah titipkan dan harus kau rawat betul dengan seni mencintai Allah.
Cah Ayu, perjalanan masih panjang.
Bahumu harus kuat, langkahmu harus tegap, hatimu harus kokoh, tanganmu harus siap memegang kendali atas segala arus yang kau temui. Mengalirlah dengan tenang namun penuh daya, jangan sampai hanyut.
— @sepertibumi
311 notes · View notes
esbatubulet · 6 months
Text
Bagiku, menunggu sembari memperbaiki dan memantaskan diri jauh lebih menarik daripada sibuk untuk mencari pengganti..
26 notes · View notes
alfisyahrin · 7 months
Text
Pesanku, jadilah laki-laki baik, jadilah perempuan baik. sekalipun sedang dalam kondisi tersulitmu. Sebab kadang banyak hal yg kita sesali untuk kemudian kita tangisi karena ada sedikit nya kekeliruan yg sudah kita lakukan mungkin tanpa sadar atau bahkan dengan sadar.
Kekeliruan kita, kesalahan maupun keegoisan kita yang sangat manusiawi. Bentuk itu semua hadir karena barangkali kita sedang berada dalam masa yang tidak menyenangkan, menguras energi, menekan kapasitas diri kita lebih dari yang kita punya, atau bahkan sedang di tuntut untuk tetap berjalan dengan semestinya padahal diri kita sedang tidak dalam kondisi baik. Banyak sekali sebab mengapa kita jadi melakukan hal seperti itu, maka saling memahami dan mengerti adalah solusi terbaik dalam terus menyayangi sesama.
Untuk itu, kalau ada yang lakukan suatu kesalahan jangan kita hakimi orangnya, tapi kita fahami keadaan nya mengapa ia bisa sampai melakukan itu.
Sesederhana "kayaknya klo kita lakuin hal ini dia bakal sakit hati", "aku ga boleh bersikap kaya gitu nanti dia terluka", "oh kalau aku mau di hargai aku juga harus bisa menghargai"
sederhana bukan? Tapi, ternyata kita masih harus belajar untuk bisa seperti itu. Masih banyak yang belum bisa, jadi semoga; hari demi hari yang sudah kita lewati menjadikan pribadi kita mau untuk terus belajar.
Maka yang terpenting dari semuanya adalah tetaplah menjadi baik sebagaimana kita telah dilahirkan dengan selamat dan dalam keadaan penuh kebaikan dari Sang Pencipta melalui rahim sang Ibunda.
Senin, 11 Mar 2024
28 notes · View notes
nyeratanteaka · 2 months
Text
Waktu mengobati segalanya?
Luka yang belum kering. Sakit yang urung sembuh. Mata yang masih lembab karena sedih yang enggan sirna. Sesal yang selalu muncul tanpa diminta.
Entah sampai kapan? Entah akan seberapa banyak lagi yang menumpuk di dalam diri. Tetapi, waktu tidak akan pernah menunggu. Waktu akan terus berjalan tanpa rasa peduli. Berjalan terus, terus, dan terus tanpa melihat kebelakang.
Tak peduli diri ini tertawa, menangis, sedih, bahagia, marah, sabar, cemas, tenang, bangkit, terjatuh atau bahkan musnah dari pandangan. Dia akan terus merangkak, berjalan, berlari, hingga kata berhenti sudah diperintahkan.
Waktu akan mengobati segalanya? Tapi sepertinya waktu menambah luka. Yang pasti waktu masih belum terbukti mengobati luka pada diri ini. Tidak terobati karena ketika gelap malam tiba luka itu kembali terbuka. Luka itu terasa sakit kembali.
Mungkin akan lebih tepat dikatakan jika waktu akan membuat diri ini terbiasa untuk hidup bersama luka yang tak kunjung sembuh karena waktu tidak mampu untuk mengobati luka dan rasa sakit.
8 notes · View notes
kuumiw · 7 months
Text
Walaupun dibentuk dari kekecewaan yang beragam, aku yakin jika pelajaran tentang kesyukuran sangat berlaku bagi siapapun. Syukur tidak mengenal kita siapa dan berada diposisi yang seperti apa. Akan ada satu bahkan beribu celah kecil yang jika disadari ternyata kita tidak sepatah itu untuk akhirnya merasa paling tidak mampu. 🤍
Mungkin dari sekian banyak hal yang menjadi sebuah penawaran akan nikmat dunia, kiranya ketenangan memang menjadi hal yang sebenarnya kita rindukan. Kita ingin tenang tanpa memikirkan banyak hal Kita ingin tenang tanpa mencari jawaban atas sebuah kekhawatiran Kita ingin tenang dari sesuatu yang membingungkan, sesuatu yang mungkin tidak memiliki kepastian Bahkan mungkin kita ingin tenang dari kecemasan akibat banyaknya tuntutan
Maka semoga, lewat banyak hal yang kita temukan. Kita masih bisa memiliki kesederhanaan tentang syukur, yang punya kemungkinan besar menjadi sebuah penenang dan bisa menjadi alasan mengapa kita bertahan sampai hari ini.
Di kost sendirian, Bandung, 09 Maret 2024
11 notes · View notes
qwertyofmylife · 10 days
Text
Menyala Hidupku ✨️
Dalam catatan sanubari.
Seperempat abad lebih 730 hari.
Jantung berdetak zaman berdetik tak henti.
Melepas isak berlinang 16 Agustus silam.
Penggalan sya'ir, "Kangennya masih ada di setiap waktu, kadang aku menangis bila aku perlu" itu nyata. Tak kunjung tenggelam.
Muak dipecundangi dosa.
Lelah berkutat dengan nelangsa.
Menyala Temaramku,
Syahdan angin membadai akan menghujam jiwa.
Bila kakiku jauhi dataran menggapai angkasa raya.
Sepi berkawan sunyi.
Pamit jua berpisah, hal biasa dan berakhir seorang diri.
Menyala Malamku,
Masyhur katanya, bila pohon menua.
Batang rantingnya meninggi akar menghujam inti bumi.
Hembus di atas lebih riuh berisik,
ketimbang nyanyian lembut ilalang rerumputan nan berbisik.
Habis raga sekarat jiwa.
Pertanda redup iman di dada.
Bergulat tak kenal hari melawan diri.
Menyelisihi Iblis jua nafsu angkara.
Nan berbala tentara para pendengki berbahan bakar nestapa berkawan rasa putus asa.
Menyala Letihku,
Bukankah Tuhan tak peduli dosa-dosaku, bila taubat, istiqomah teriring ampunan-Nya lah tempat berpulang dan harga matiku?
2023 kala itu,
Mengenang memori hitam.
Monster anomali bangkit dari kubur alam bawah sadarku.
Aku 'gendeng' gila, kata manusia sedarahku.
Aku mendengar padahal sunyi sekitarku.
Aku tak nyaman padahal tanpa masalah dengan sekelilingku.
Aku terintimidasi oleh kepalaku sendiri, padahal tak ada satupun yang ingin penggal leherku.
Hingga belulang telapak kanan jadi saksi.
Amarah tak terbendung hingga ia bergeser dislokasi.
Pikiran tuk akhiri hidup?
Makanan sehari-hari.
Tangis, hilang arah, kesepian, hilang asa?
Minuman usai makanan tiap hari, tiap waktu.
Menyala Hitamku,
Tuhan Sang Maha Semesta.
Berserta milyaran nan berjuta makhluk baik lainnya.
Takkan mampu mengubahku.
Bila kumenolak kasih-Nya.
Jika kutak acuh, seraya enggan berubah.
Takkan mampu menolongku.
Apabilaku enggan ditolong.
Sembari menolak pertolongan-Nya.
Mungkinkah hidup ini berakhir bahagia?
Bahagia bagiku, baginya yang terkasih, bagi sekitarku, bagi banyak insan senasibku, bagi agamaku, bagi bangsaku?
Mungkinkah kulayak, berpulang penuh kebaikan menemui-Mu wahai Kiblat Semesta?
Menutup nafas dan hayatku dengan tersenyum?
Berpulang bahagia, sementara bumi manusia menangis haru melepasku?
Menuju rumah, menyusul yang berpulang, menemui Kekasih-Mu, menemui sosok terkasihku, dan berakhir bersujud pada-Mu?
Mungkinkah kuberpulang dalam peluk rahmat-Mu?
Sedang hari ini kutak layak tuk Surga-Mu?
Menyala Matiku,
Meski terlalu mengandai berandai-andai.
Bila kematianku menyala, melahirkan para pembaharu.
Meski terlalu naif, berharap tutup usiaku bersama detik terakhir seruan panggilan 5 waktu-Mu.
Meski terlalu tinggi tuk berharap.
Engkau menjemputku, usai kumandangkan Asma-Mu dan Kekasih-Mu.
Sebagaimana ku dilahirkan dahulu.
Menyala Hidupku,
Selagi hariku masih menapak bumi, menatap langit bermentari, berpayung malam berembulan, dihias kerlip bintang-gemintang.
Wahai Engkau, Poros segala Keindahan.
Bolehkah kumenjadi salah satu keindahan-Mu?
Bermandi pahit getir, ku Berdo'a.
Bersenjatakan Sabar ku Bersyukur.
Bogor, 18 September 2024
Rabu, 14 Rabiul Awal 1446 H
Di pembaringan dalam peraduan.
Seberang Kampus AKA Bogor, 900 meter dari Salam Bogor.
⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️
*NTMS: Note to My Self - Catatan tuk diriku "dan kalian sobat qwerty, pembaca yg berkunjung membaca" :
Puisi itu adalah rangkuman hari-hariku semenjak melepas kepergian Almh. Ibu tertanggal 16 Agustus 2022 silam. Al-fatihah untuk beliau...Aamiin.
Terima kasih sudah membaca...mari bertukar do'a :') Do'aku untukmu: semoga baik-baik saja, sehat selalu, dan semoga mampir lagi ke blog qwerty of my life, ini.
Dan ini sebuah catatan elaborasi ragam peristiwa sejak 2022 hingga hari ini, September 2024.
Belakangan aku tersadar, mengapa ditinggal cinta dan kesepian selalu hadir? Karena masih ku gagal mencintai diri sendiri, sehingga mustahil ku mencintai sosok yang lain. Mustahil tulus mencintai, tulus memberi, ingin dicintai, padahal diriku yang terkadang pertama kubenci.
5 notes · View notes
summerinbali · 6 months
Text
tubuhku menyimpan banyak sakit dan pesan sendirian
ada kalanya ia berbisik kedinginan
di sela waktu lainnya, ia meminta dilepas
aku akan selalu ingat anakku ketika ia berbicara
"bu, badanku ternyata mau dielus-elus, dia suka"
kami pun malam itu belajar untuk mendengarkan raga dan jiwa ini
tenang ya, Kak..tenang ya tubuhku, jiwaku, dan otakku..tenang, tenang, tenang...
4 notes · View notes
nashmufblog · 4 months
Text
Aku nyata, tapi palsu yang semu. Pembohong handal yang sering menutupi lara lewat tawa.
3 notes · View notes
arioagio · 7 months
Text
Tumblr media
Amin. 👼🏻👼🏻👼🏻
4 notes · View notes
journal-rasa · 1 year
Text
Alternatif masa depan selain menikah dan membangun keluarga:
Bangun yayasan sosial, seperti panti asuhan, panti jompo, panti disabilitas, atau pun sekedar rumah singgah.
Bangun yayasan pendidikan untuk anak-anak kurang mampu.
Bangun pet shelter untuk kucing dan hewan-hewan terlantar.
Jalan-jalan ke segala penjuru bumi. Temukan tempat-tempat yang tak tercatat dalam peta dunia. Bagus kalau bisa sampe ke luar alam manusia. Kayak berpetualang ke kota ghaib Saranjana atau Uwentira 🤣 (sapa tau betah dan dapet jodoh di sana 🤣)
15 notes · View notes
lahiraws · 8 months
Text
Selama kamu belum sembuh dan berdamai dengan apa adanya dirimu, maka kamu akan selalu menyakiti siapapun yang mengusahakanmu. ~
Archive | 15 Feb 2024 | 8.30 pm
5 notes · View notes
antasmira · 2 years
Text
Untukku, butuh waktu yang lama dan keberanian yang besar untuk jatuh hati pada perjalanan yang kumiliki.
Ketika aku memiliki fitur dalam diriku yang kuharap tak pernah kumiliki, ketika aku jatuh tersungkur kehilangan asa, bahkan ketika aku harus melepaskan apa yang tak lagi nyaman untuk digenggam. Ya, ketika hati dan pikiranku sedang kacau-kacaunya.
Aku tak pernah bisa membenci perjalanan ini. Seolah itu sudah merekat erat dalam diriku. Ketika aku mencintai segala sisi diriku, aku merasa dicintai kembali. Aku belajar cinta macam apa yang ingin kuterima dari diriku pada diriku, dari orang lain terhadap diriku. Juga cinta macam apa yang dapat kuberi dari diriku terhadap diriku, dari diriku pada orang lain.
Instagram | Twitter | Storial | Spotify | Pinterest | Karya Karsa
13 notes · View notes
esbatubulet · 6 months
Text
Sejak pertemuan denganmu, cerita ini bukan lagi tentang sebuah pencarian, namun tentang memantaskan diri untuk sebuah tujuan..
27 notes · View notes
alfisyahrin · 6 months
Text
Di setiap masing-masing jiwa, yang sudah Allaah titipkan pada raga berwujud kita sebagai hambaNya tentu tak ada yg luput dari perasaan;
Patah, retak, tak bersusun, bahkan hingga nyaris hampir hancur berantakan.
Tidak ada yang benar-benar utuh baik sempurna. Kita semua punya sisi yg tidak terlihat nya, kita punya cerita tersendiri dengan versi yg tidak sama dan hanya cukup kita simpan dalam ruang bernamakan "memori diri".
Kita cukup terus menyayangi nya tanpa harus membawa ingatan itu dalam setiap langkah yg kita pijakan, kita hanya cukup untuk mengambil di setiap bagian berharga nya, tanpa harus kita tangisi, sesali atau kita marahi kenapa itu mesti terjadi.
Cukup katakan, 'ini bagian dari pembelajaran ku, ku pelajari sebagai sisi lemah ku sebagai hambaNya'
~tak ada yang bisa menuntun kita ke jalan-jalan Nya selain daripada Nya, kita lemah tapi kita punya Sang Maha Kuat
21 notes · View notes
nurlinaism · 10 months
Text
Penerimaan
Masih dan akan terus belajar merelakan apa yang sudah meninggalkan, hilang, dan tak dapat digenggam.
Memang butuh effort untuk menerima semuanya, butuh proses untuk merelakan, apalagi sesuatu yang pernah membuat diri merasa bahagia, senang, hingga lupa bahwa manusia rentan terhadap luka.
Namun perlu kusadari bahwa itu adalah soal fase dan waktu. Nanti juga akan berlalu, gak akan lama lagi pasti juga akan mereda.
Segala keadaan akan berubah seiring fase dan waktu yang sedang dilewati. Bahagia, sedih, senang, derita juga tidak akan menetap lama.
Belajar menerima keadaan diri ya, aku.
Goodluck!
Sby, 2/12/23 5.09
nurlinaism
0 notes