#pikiran negatif
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mengatasi Pikiran Negatif: Menemukan Kedamaian dan Kebahagiaan di Dalam Diri
Pikiran negatif bagaikan awan gelap yang menyelimuti jiwa. Ia dapat menguras energi, memicu kecemasan, dan bahkan menghambat kebahagiaan. Namun, tahukah Anda bahwa kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan pikiran kita? Ya, meskipun terkadang pikiran negatif datang tanpa diundang, kita dapat belajar untuk mengatasinya dan menggantinya dengan pikiran yang lebih positif dan konstruktif. Berikut…
View On WordPress
0 notes
Text
Duduklah, tegakkan punggungmu. Tutup matamu dan bernafaslah dengan tenang. Nah, kelihatan kan kalau itu hanya prasangka burukmu saja?
#dinaandme#duduk#punggung#tutup#mata#bernafas#negative#negatif#thinking#pikiran buruk#pikiran#buruk#prasangka#hanya
0 notes
Text
Percaya deh, hidup tanpa berpikiran negatif terhadap orang lain itu membuat tenang. Melihat sesuatu tanpa prejudis yang justru membebani pikiran kita sendiri. Kita terbebas dari prasangka; bebas dari duga-duga. Apa-apa dibawa bahagia. Kita akan menemukan diri sendiri dipenuhi energi positif. Karena kita telah terbebas dari memikirkan orang lain dan fokus pada kebebasan diri.
460 notes
·
View notes
Text
Konsep “Me Time” yang Tepat
Seringkali kita kurang menghargai sesuatu sampai akhirnya sesuatu itu hilang dan ‘sulit’ didapatkan lagi.
Aku baru sadar, waktu luang yg dahulu dimiliki saat single ternyata LUAR BIASA BERHARGA karena saat sudah berkeluarga, waktu luang itu langka. Bukannya tidak ada sama sekali, namun sekalinya ada waktu luang, harus digunakan baik-baik!
Karena kalau tidak? Dampaknya fatal. Bisa berpengaruh kepada bagaimana ‘roda rutinitas’ bekerja dikeluargaku. Aku tidak bisa sembarangan menggunakan waktu luangku untuk berleha-leha berjam-jam tanpa melakukan apa-apa yg memenuhi kebutuhan batinku. Kupikir, ada baiknya waktu luang itu digunakan untuk “me time” atau quality time bareng keluarga.
Tapi concern-ku saat ini lebih ke “me time”. Karena..
Bu Elly Risman pernah berkata, “Me time itu penting banget dan itu HAK, perlu diperjuangkan!”
Tapi bagaimana kita menggunakan me time tersebut juga perlu dipikirkan. Kebanyakan dari kita, menggunakan me time nya itu dengan scrolling medsos. Consume content terus… dari yg ‘terlihat’ penting sampai yg ngga penting banget.
Scrolling sambil rebahan, berharap dapat hiburan tapi malah makin lelah. Lelah mental sampai pikiran kacau. Terpapar berita negatif maupun hal-hal receh yg ngga aplikatif untuk kehidupan kita, itu bisa merusak “produktivitas” kita.
Produktif disini bukan berarti harus selalu “menghasilkan”, akan tetapi sesuatu yg mampu mengisi batin dan pikiran kita. Hingga akhirnya diri kita bisa ke recharge dan semangat lagi menjalani hari :)
Adakalanya kita harus membiarkan diri kita ini ‘merasa kosong’ dan kebosanan.
Jauhkan diri dari distraksi media sosial yg makin sini makin minta perhatian kita. Makin bikin kita reaktif dengan apa-apa yg muncul di fyp dan story orang-orang.
Mari coba belajar mengerem tangan kita untuk tidak selalu membuka hape, mengecek notif, dan membuka sosmed. Biarkan diri kita merasa kebosanan. Sampai kebosanan tersebut memecut otak kita untuk melakukan sesuatu yg lebih ‘menyenangkan’. Kreativitas itu lahir dari rasa bosan.
Semisal, mengisi waktu me time dengan MEMPELAJARI SESUATU atau MEMBUAT SESUATU. Pastikan me time kita tidak sia-sia.
Mari sibukkan diri dengan yg baik-baik 🪴✨
Tangerang, 5 Oktober 2024 | 11.32 WIB
129 notes
·
View notes
Text
Terimakasih, Pak Anies.
Barangkali, itu kalimat pertama yang ingin aku ungkapkan, jika ditanya tentang kesan di Pemilu 2024.
Terimakasih ya Pak, sudah berjuang untuk maju, menjadi salah satu calon presiden yang membuat kontestasi Pemilu terasa lebih ada 'ghirah'nya.
Jujur, di 2014 dan 2019, rasanya jengah sekali. Setiap membuka medsos, isu-isu SARA yang menjadi bahasan. Kampanye yang begitu-begitu saja, membuat bosan untukku pribadi melihat perjalanan kampanyenya. Karena paling ya, begitu saja tren-nya. Blusukan ke warga-warga, kampanye di atas pentas sembari bermonolog di bawah terik matahari, juga bagi-bagi amplop *eh.
Di 2024, Pak Anies dan tim menciptakan atmosfer yang berbeda. Desak Anies dan Slepet Imin, menjadi model kampanye yang berani tampil beda di sejarah pesta demokrasi Indonesia.
Dalam Desak Anies dan Slepet Imin, terjadi dialog antara capres-cawapres, dengan audiens. Audiens bisa menanyakan apa pun, bahkan mengadukan keresahan apa pun.
Ini menarik.
Melihat bagaimana para calon pemimpin kita berdialog dengan rakyat biasa maupun para mahasiswa, yang penuh dengan keluhan dan kritik yang beraneka ragam. Gaya kampanye ini meruntuhkan gaya konservatif, dan aku tidak bisa bilang tidak, gaya kampanye ini adalah gaya yang mendidik rakyat.
Buatku pribadi, ini mengagumkan. Bagaimana capres-cawapres bahkan memperhatikan bagaimana strategi dalam berkampanye. Memperhatikan bahwa proses pesta demokrasi, bukanlah sekedar pesta untuk yang akan maju mencalonkan diri. Tapi senyatanya, pesta demokrasi haruslah dirasakan sebagai 'pesta' oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Meski tidak bisa langsung mengikuti agenda Desak Anies, aku adalah salah satu pendengar setia rekamannya di Youtube. Pak Anies selalu menyampaikan di setiap dialog, bahwa Desak Anies adalah cara paslon 01 menawarkan 'cara berpikir' mereka. Menurut beliau, rakyat harus tahu bagaimana cara pemimpinnya membuat keputusan, dimana keputusan lahir dari cara berpikir. Menurut beliau lagi, pemimpin itu tugasnya membuat keputusan, maka sudah seharusnya rakyat memilih pemimpin dengan cara berpikir yang paling relevan. Aku semakin kagum dengan strategi beliau.
Terbayang, menghadiri berbagai dialog pasti adalah hal yang menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi jika ada kritik-kritik yang perlu dijawab, betapa melelahkannya. Tapi Pak Anies dan segenap tim, tetap memilih proses yang 'out of the box' ini demi mendidik rakyat dalam proses pemilu. Selain juga pasti ada misi menjaring suara.
Pak Anies, kuakui adalah sosok yang memiliki kelebihan dalam public speaking nya. Beberapa pihak bersentimen negatif, menyebut kelebihan ini sebagai 'omon-omon' belaka, atau 'janji manis' tanpa eksekusi nyata. Beberapa juga berpandangan, orang yang ucapannya manis di mulut, tidak selalu baik dalam bekerja. Tapi, kurasa itu logika yang tidak selalu benar dan tidak bisa dipukul rata. Kecerdasan berbicara tidak berarti payah dalam kerja nyata. Tidak bisa dihakimi begitu saja. Dan lagi, rekam jejak selama Pak Anies menjabat Gubernur Jakarta pun dapat kita pelajari di berbagai platform media sosial.
Ada lagi yang menarik menurutku. Performa Pak Anies saat debat. Aku kebetulan menyimak debat ketiga secara live via Youtube. Disana, Pak Anies tampak begitu 'menyerang'. Jujur, sebagai orang yang tidak suka dengan konflik, aku agak jengah menonton serangan demi serangan tersebut. Tapi, secara jernih aku mencoba berpikir. Acaranya ini judulnya debat, lagipula saat itu temanya adalah pertahanan, dimana salah satu paslon adalah juga menteri pertahanan. Wajar kalau terjadi kritik yang pedas, dan harapannya yang bersangkutan piawai dalam menjawab. Namun, seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, yang terjadi justru sebaliknya. Ah, sepertinya tidak perlu kujelaskan, netizen bisa menilai sendiri dengan mindsetnya masing-masing :)
Aku tersadar, bahwa saat itu Pak Anies sedang menjalankan peran, sebagai seorang kontestan yang berdebat. Terimakasih Pak, sudah menjalankan peran sesuai dengan situasinya.
Lalu tentang visi-misi. Aku belum membaca dokumen visi-misi paslon secara lengkap. Tapi beberapa kali, aku melihat postingan yang mengutip visi-misi dari para paslon. Dan, aku melihat hampir di setiap aspek, Pak Anies selalu memiliki visi-misi yang digagas. Di isu kesehatan, ekonomi, sampai diaspora pun beliau tuangkan gagasan. Dokumen visi-misi yang lengkap ini amat membantu jika kita ingin mencari isu yang menjadi fokus kita. Dan rata-rata mostly isu-isu tersebut ada di dokumen paslon 01.
Tidak hanya itu, muncul juga berbagai gerakan organik seperti aniesbubble, humanies, senimanbersatu, dll yang mendukung perjalanan kampanye Pak Anies. Pak, rasanya saya susah membayangkan gerakan-gerakan seperti itu terbentuk jika tidak ada ketulusan (apalagi tanpa bayaran), karena satu tujuan menginginkan perubahan.
Oh ya, aku juga respect dengan para pendukungnya yang tetap objektif meski mendukung paslon AMIN. Contohnya, pada saat debat cawapres. Patut diakui Cak Imin masih sangat blunder ketika itu. Tapi, para pendukung mengkritik dan menasihati, bukan menutup mata atas kekurangan itu. Dan alhamdulillah, Cak Imin pun terbuka dan menerima kritik. Di debat berikutnya, performanya lebih baik daripada sebelumnya. Membayangkan Indonesia dengan pempimpin yang terbuka, berkepala dingin, mampu memproses (bukan hanya menampung lalu jadi angin lalu) kritikan, luar biasa sekali rasanya.
Pak Anies, aku berharap, apapun yang terjadi selepas Pemilu, Pak Anies tetaplah menjadi Pak Anies yang seperti ini. Pak Anies yang menginspirasi, dan terus menyuarakan suara rakyat, terlepas apa pun pilihan politik Pak Anies. Aku sudah di titik pasrah dengan hasil Pemilu. Pak Anies terpilih ataupun tidak, Allah sudah mengaturnya, bukan.
Namun, setidaknya rakyat mendapat pendidikan yang berharga sepanjang perjalanan pesta demokrasi ini. Dan semoga, terus terdidik dan naik kelas demokrasi di Indonesia.
Pak Anies, terimakasih karena banyak kalimat Pak Anies yang menggugah dan terngiang di banyak orang. Aku jadi teringat salah satu ayat Al Quran,
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim ayat 24).
Salah satu kalimat yang aku ingat dari Pak Anies adalah saat Pak Anies membicarakan prinsip kebijakan. Kata beliau, "Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar.". Maknanya, dalam sekali. Dan kalau itu menjadi basis dari setiap kebijakan, rasanya Indonesia Adil Makmur untuk semua bisa terlaksana.
And, the last. Terimakasih Pak Anies, sudah menggerakkan saya untuk menulis. Baru pertama ini, saya mendukung dan memilih calon pemimpin sampai dituangkan dalam sebentuk tulisan.
Semoga, Allah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
278 notes
·
View notes
Text
Ramadan #27
Hanya karena seseorang pernah berbuat salah dalam hidupnya, bukan berati seluruh hidupnya buruk. Sehingga kita merasa tidak layak untuk belajar dari mereka, menganggap mereka sebagai orang yang harus dihindari bahkan dibenci. Itu sama saja kita menutup diri dari kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh orang lain yang sebenarnya bisa saja sebelumnya bisa kita dapatkan dengan sangat amat mudah. Tapi kita buang begitu saja.
Jangan sampai diri ini menjadi diri yang sombong karena merasa layak untuk menghukum dan menghakimi orang lain hanya karena ada satu hal yang kita tidak sukai/tidak berkenan, apalagi jika hal itu tidak dengan terbuka dan sampaikan secara langsung, hanya memendamnya di dalam hati dan pikiran, menjadi rasa benci, hasad, dan pikiran-pikiran yang buruk.
Jangan sampai rasa kecewa kita terhadap orang lain yang mungkin tidak mereka sadari telah mereka lakukan, membuat kita merasa benar untuk menganggap bahwa mereka adalah orang yang buruk. Padahal barangkali, diri kita tidak pernah lebih baik dari mereka. Kita hanya tidak tahu kebaikan-kebaikan apa yang mereka miliki diam-diam.
Dan selamanya diri kita terjebak pada persepsi hidup kita sendiri, terus merasa benar, tidak bisa menerima nasihat, hati menjadi keras, hidup dengan kesepian, dan terjebak pada lingkaran pikiran-pikiran negatif tentang hidup.
Sementara orang-orang yang kita benci tadi, melesat dengan kehidupannya. Bahkan mereka mungkin tidak pernah tahu jika kita membenci mereka.
Terlalu sering mungkin dalam hidup, kita salah membaca niat baik seseorang. Karena mungkin dalam hidup ini, bahkan kita tidak berniat baik dengan diri sendiri. Menganggap niat baik orang lain pasti ada niat terselubung. Bahkan mungkin sampai curiga kepada Tuhan yang menganugerahkan takdir yang kita jalani. Seburuk itu prasangka yang tumbuh di dalam diri kita.
131 notes
·
View notes
Text
apabila suatu hari anak-anakku menemukan ini
mungkin suatu hari nanti, kamu sudah lebih tinggi dan lebih berat. kamu juga sudah bisa membaca. pikiranmu mulai berpikir tentang hal-hal di dunia ini, sehingga semuanya terasa membingungan dan kamu kesepian...kamu bisa selalu bertanya ke ibu.
ibu juga dulu hanya anak kecil yang suka berpikir dan merasakan banyak hal...tapi badan ibu terlalu kecil untuk bisa mengolah semuanya dan otak ibu juga dahulu kala belum bertumbuh optimal.
segala hal itu, ibu bawa menjadi pertanyaaan. ibu jadi berteman dengan kesepian, angan-angan, serta pikiran. ibu juga banyak berpikir dengan konsep cinta kasih, karena dahulu ibu ada masa dimana berteman itu sulit sekali.
semuanya..ibu bawa ke dalam tulisan-tulisan. ada kalanya jadi puisi, ada kalanya jadi catatan singkat, atau narasi panjang. ibu sangat suka menulis, menulis juga gratis tidak perlu beli cat atau alat pewarna. cukup pensil dan buku kosong. kemudian lahir blog-blog canggih seperti ini...ibu pun banyak menulis.
tulisan ini bukan berarti ibu tidak bahagia. ibu sangat bahagia. hanya saja, bahagia itu mudah ibu rasakan dan ibu proses. sementara sedih, amarah, dan perasaan negatif lainnya, sulit ibu proses yang hasilnya memberatkan langkah ibu. ibu hanya mampu menjadikannya tulisan, merangkai menjadi sesuatu yang lebih indah di luar kepala ibu. kelak melalui tulisan, pikiran negatif itu bisa tumbuh bagai teratai yang tumbuh di lumpur.
tulisan ibu nampak sedih dan nampak merana, karena perasaan-perasaan itu yang ibu tidak mau simpan di dalam hati dan memori ibu. sehingga, harus ibu keluarkan. di sini. biar dia jadi tumpukan sampah di dunia maya ini.
kebahagiaan ibu? ibu simpan di rumah. sehingga jadi kamu, jadi paw, jadi kenangan manis dan masakan khas ibu.
kelak, apabila kamu kebingungan, sedih, dan marah, kamu bisa datang ke ibu. kita proses bersama. kita menulis bersama. atau menggambar dan mewarnai. apabila hanya butuh dipeluk dan duduk dalam hening juga tak apa. jangan lupa ucapkan terima kasih kepada perasaan negatif yang sudah muncul. karena tanpanya, kamu tidak akan bisa belajar tentang dirimu sendiri.
ibu juga masih belajar, sehingga kita belajar bersama-sama ya.
#summerinbali#personal journal#typo#love#cerita#writing#prosa#puisi#prose poetry#catatan#Gayatri#Aluna
28 notes
·
View notes
Text
Berhentilah Berburuksangka
Orang lain memposting kesehariannya, kamu tidak suka dan merasa terganggu. Orang lain memposting prestasi atau pencapaianya, kamu menganggapnya sombong. Orang lain memposting tumbuhkembang anaknya, kamu tersinggung karena punya treatment yang berbeda. Orang lain memposting liburan, kamu menganggapnya pamer. Orang lain menuliskan pendapatnya, kamu marah karena tidak sependapat. Orang lain memposting ceramah, kamu merasa tersindir
Aduh. Nggak capek apa punya pikiran negatif terus? Itu kan orang lain cuma sharing aja. Kenapa merasa sakit hati?
Sadarlah.. bahwa apa yang kita lihat, apa yang kita baca, respon kita tergantung bagaimana perasaan kita saat itu juga. Coba renungi, dan bertanya pada diri sendiri, kenapa bisa seperti itu? Apa yang membuatmu selalu sakit hati? Kamu merasa semua orang menyakitkan bagimu, padahal itu hanya perasaanmu sendiri
Bukankah memang tidak apa-apa kalau memang kamu tidak baik-baik saja? Tidak perlu denial; jangan mencari kambing hitam untuk menutupi apa yang sakit dalam dirimu. Cari penyebabnya, lakukan sesuatu yang bisa menghindarkanmu dari hal tersebut; lakukan sesuatu yang positif untuk mengalahkan prasangka negatifmu
Kalau media sosial sudah membuatmu banyak terkena penyakit hati, coba istirahatlah sebentar. Jangan kepo dengan aktivitas orang lain kalau masih terus melihat dari kacamata negatif
Berbaiksangkalah.. sungguh itu akan menyelamatkan hatimu sendiri
Jakarta, 14 Agustus 2023 | Pena Imaji
187 notes
·
View notes
Text
Allaah Maha Tahu.
Tak peduli bagaimana dunia mencelamu, Allaah Maha Tahu. Tak peduli bagaimana kamu merasa diperlakukan tidak adil, Allaah Maha Tahu. Tak peduli bagaimana pikiran negatif oranglain terhadapmu, Allaah Maha Tahu. Tak peduli bagaimana oranglain tak menganggap atau tak melihat sama sekali niat dan kebaikan tulusmu, Allaah Maha Tahu. Tak peduli bagaimana oranglain meremehkanmu, Allaah Maha Tahu.
Begitulah mengeja ikhlas, cukuplah Allaah sebaik baik yang Maha Tahu, lalu tenanglah hatimu. Tak usah khawatir, Allaah Maha Tahu setiap rasa sedih dan kecewa dalam benak, biar Allaah yang balas pada setiap sabar maupun gusar. Cukuplah Allaah, sekali lagi cukuplah Allaah, dan ridhakan hatimu.
122 notes
·
View notes
Text
Racun Orang Tua - Ujian Dari Ayah & Ibu
Informasi dan luasnya ujian kehidupan Ketika kami masih bocil, tidak memahami apa yang dimaksud dengan ujian. Hanya sebatas mengenal tes yang berlangsung di sekolah saja. Merasa bahwa ini hanya semacam uji nyali otak dan bukan otot. Yang mana biasanya diadakan saat ada eksistensi berlabel “guru.” Yang kami kenal di masa itu bahwa guru adalah guru, yang memang dasar panggilannya diejakan sebagai…
#arti#balas dendam#berarti#bermakna#cobaan#cobaan hidup#frustasi#godaan#ikhlas#informasi#kebencian#kedamaian#kedewasaan#keikhlasan#kekuatan hati#kepatuhan#kerendahan hati#kesabaran#ketenangan#kuatkan hati#makna#mengalah#pengertian#pengetahuan#pikiran negatif#pikiran positif#racun#racun orang tua#ramah-tamah#rendah hati
1 note
·
View note
Text
Mempertahankan pikiran positif memang tidak mudah. Apalagi jika kita handal dalam membuat skenario negatif di kepala.
Mari kita latih pelan-pelan...
22 notes
·
View notes
Text
Tentang mu (2)
Malam itu, dia mematikan kameranya saat kami sedang video call. Memang saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 00:35. Artinya dia bersiap untuk tertidur. Tapi sebenarnya bukan karena itu, melainkan karena dia menangis. Ya, aku tahu dia sedang menangis karena terdengar suara isakan tangisnya yang begitu kecil. Saat kutanya, “Mengapa kameranya dimatikan?”, “Sudah mengantuk” katanya berdalih. Padahal aku tahu kalau dia tidak ingin memperlihatkan air matanya itu. Bukankah sedih itu sesuatu yang wajar, karena itu emosi dasar yang ada pada manusia. Aku hanya terdiam cukup lama, membiarkan dia meluapkan emosinya dengan menangis. “Gapapa bang kalau mau nangis, jangan ditahan.” Ucapku, “Nggak kok, ini mah ngantuk aja tadi habis nguap. Hoooaaammm" katamu sambil berpura-pura menguap. "Iiih gapapa lagi kalo mau nangis mah. Nggak usah malu. Pasti sangat berat untuk menerima semuanya kan, Bang?", "Laki-laki nggak boleh menangis, harus kuat” lanjutnya. Hufffttt…
Aku penasaran, siapa sih yang pertama kali mempopulerkan pernyataan tersebut. Mengapa harus bersembunyi ketika sedang sedih? apakah karena takut dicap lelaki cengeng? Apakah bagimu menangis memiliki makna yang negatif, meski tidak selalu begitu? Semua pertanyaan-pertanyaan yang menumpuk di pikiran hanya membuatku tambah bingung. Bingung harus melakukan apa disaat dia tidak ingin menunjukkan kesedihannya. Akhirnya aku mencoba untuk mencari topik pembicaraan, agar perasaannya sedikit teralihkan, meski aku tidak tahu apakah cara ini akan berhasil.
Aku bercerita tentang murid-murid yang ada di sekolah. Menceritakan bagaimana anak-anak jaman sekarang memperlakukannya tidak sama seperti dahulu saat kami masih sekolah dasar. Dimana ketegasan dan kedisiplinan dianggap sebagai guru yang galak, dan ditakuti murid-murid. Dia pun menanggapinya dengan serius 😆 meskipun sepertinya perasaan sedih itu masih melekat di hatinya, tapi setidaknya aku berhasil membuatnya tidak bersedih lagi.
21 notes
·
View notes
Text
Kamu lagi down gara-gara banyak masalah? Saya tau kok rasanya kayak mau nyerah aja gitu kan?. Tapi, dengerin saya dulu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok.
Langkah Pertama: Terima Kenyataan
Ga usah sok tegar dan pura-pura ga ada masalah. Terima aja kenyataan kalo kamu lagi ada di situasi yang berat. Tapi inget, ini ga selamanya bakal gini.
Langkah Kedua: Tenangin Pikiran
Otak kamu lagi penuh sama pikiran negatif? Wajar. Tapi jangan sampe dikuasai. Coba tarik napas dalem-dalem, meditasi, atau dengerin musik yang bikin kamu tenang.
Langkah Ketiga: Bahagiain Diri Sendiri
Di tengah masalah, jangan lupa buat bahagiain diri sendiri. Lakukan hal-hal yang kamu sukai, entah itu nonton film, main game, atau nongkrong bareng temen.
Langkah Keempat: Bersyukur
Luangkan waktu buat bersyukur atas hal-hal baik yang masih kamu punya. Ini bakal bantu kamu buat fokus ke hal positif dan ga terjebak dalam rasa sedih.
Langkah Kelima: Semangat Lagi!
Inget lagi mimpi dan tujuan hidup kamu. Gunakan itu sebagai motivasi buat bangkit dan hadapi masalah kamu. Percayalah, kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua.
Langkah Keenam: Bikin Plan Buat Masa Depan
Ga usah cuma terpaku di masalah sekarang. Coba bikin plan buat masa depan. Apa yang ingin kamu capai? Gimana caranya?
Langkah Ketujuh: Belajar dari Masa Lalu
Setiap masalah itu ada pelajarannya. Ambil pelajaran dari masalah kamu sekarang dan gunakan buat jadi pribadi yang lebih kuat.
Langkah Kedelapan: Minta Bantuan Kalo Butuh
Ceritakan masalah kamu ke keluarga, temen, atau profesional. Mereka bisa bantu kamu buat ngelewatin ini semua.
Langkah Kesembilan: Sabar
Bangkit dari keterpurukan butuh waktu dan kesabaran. Ga usah terburu-buru. Teruslah berusaha dan pantang menyerah, pasti kamu bakal berhasil.
Langkah Kesepuluh: Percaya Diri!
Kamu punya kekuatan buat ngelewatin ini semua. Percaya sama diri sendiri dan kemampuan kamu. Kamu ga lemah. Kamu cuma lagi kena badai dikit. Dan badai ini pasti berlalu kok
Mangat!💪
25 notes
·
View notes
Text
Prinsip Stoik untuk Menjadi Kuat dan Tenang di Tengah Tantangan Kehidupan
Dalam pandangan Epictetus, ada beberapa prinsip: 1. Mendengarkan lebih banyak daripada berbicara - Kebijaksanaan seringkali terletak pada suara orang lain. Ketika kita mendengarkan dengan penuh perhatian, kita membuka diri untuk belajar dari orang lain dan mendapatkan sudut pandang baru.
2. Membayangkan yang terburuk - Penyebab utama kecemasan adalah kekhawatiran akan hal-hal yang tidak pasti. Dg membayangkan yang terburuk kita bisa mempersiapkan diri untuk situasi terburuk.
3. Bersiaplah untuk gagal - Kegagalan adalah bagian alami dari kehidupan. Semua orang gagal, bahkan orang-orang yang paling sukses. Tetapi banyak orang takut gagal, dia takut dianggap bodoh atau tidak kompeten. Kita harus bersiap untk gagal. Belajar dari kesalahan. Analisis apa yang salah. Gunakan informasi untuk perbaiki diri di masa depan.
4. Sadari bahaya "keberuntungan" - Keberuntungan kadang menjadi bumerang. Beberapa orang mungkin memanfaatkan kita untuk keuntungan mereka sendiri. Jangan biarkan keberuntungan mengubahmu. Tetaplah rendah hati dan berpegang teguh pada nilai-nilai moralmu. 5. Jangan bergantung pada satu harapan - Kita perlu punya banyak tujuan dalam hidup. Beberapa tips: - bayangkan beberapa kesuksesan di masa depan, seolah-olah sudah terjadi. Tulislah berbagai tujuan yang ingin km capai. Fokus pada proses, bukan hasil. 6. Ingat kematian - Kita akan mati suatu hari nanti. Ini bukan berarti kita menjadi takut atau pesimis, sebaliknya, artinya kita harus "hidup" setiap hari seakan-akan itu hari terakhir kita. Dengan cara ini, kita akan lebih menghargai waktu yang kita miliki dan akan cenderung fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup. Tips: - Sempatkan waktu untuk merenungkan kematian. Pikirkan hal yang penting dalam hidup. Fokuslah pada saat ini dan hiduplah setiap hari seakan itu adalah hari terakhir kita.
7. Kekayaan sejati terletak pada jiwa yang puas - Kebahagiaan adalah tentang bersyukur atas apa yang kita miliki, bukan menginginkan apa yang tidak kita miliki. Orang yang bijak adalah orang yang tidak bimbang atas hal-hal yang tidak dimilikinya, melainkan bersuka cita atas hal-hal yang dimilikinya. Hargai apa yang sudah kita capai alih2 fokus pada apa yang tidak kita miliki. Tips: - sempatkan waktu untuk bersyukur setiap hari - fokuslah pada hal-hal positif dalam hidup - bandingkanlah diri dengan orang yang kurang beruntung
8. Kerendahan hati adalah kunci untuk belajar - Kerendahan hati adalah sikap yang mengakui bahwa kita tidak mengetahui segalanya. Dengan bersikap rendah hati, kita akan lebih terbuka untuk belajar hal-hal baru. Kita juga akan lebih menghargai pengetahuan dan pengalaman orang lain. Kita perlu untuk bersedia belajar dari orang lain dan belajar menerima bahwa kita mungkin salah. Tips: - Dengarkan orang lain dg penuh perhatian - Berani untuk bertanya - Bersikaplah terbuka untuk belajar dari kesalahan - Jangan menganggap diri kita lebih baik dari orang lain
9. Rasa bersalah adalah kebodohan - Rasa bersalah adalah emosi yang kompleks yang dapat memiliki dampak besar pada kehidupan kita. Rasa bersalah yang jelek adalah yang membuat kita rendah diri, menyesal, depresi, dan yang membuat kita berfokus pada masa lalu dan tidak membuat kita belajar dari kesalahan. Ada 3 jenis sikap orang dalam menangani rasa bersalah: - Orang yang sempit pikiran menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka. Mereka tidak mau bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. - Orang biasa menyalahkan diri mereka sendiri atas kesalahan mereka, mereka merasa malu dan menyesal tetapi mereka tidak mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan mereka. - Orang bijak melihat rasa bersalah sebagai kebodohan. Mereka berfokus pada masa depan dan memperbaiki kesalahan mereka. Memaafkan diri sendiri. Yang ketiga adalah yang terbaik.
10. Berteman dekatlah dengan orang-orang yang positif Teman bisa berpengaruh pada diri. Pikiran dan sikap negatif bisa menular. Khususnya untuk yang pertahan dirinya masih lemah, berteman dekatlah dengan mereka yang positif. Orang positif akan membantu kita melihat dunia dengan cara yang lebih positif. 11. Reaksi anda membentuk takdir anda Apa yang terjadi pada kita tidak selalu ada dalam kendali kita. Namun bagaimana kita bereaksi adalah sepenuhnya dalam kendali kita. Reaksi kita membentuk takdir kita. Kita bisa memilih tetap ada dalam kesedihan atau kita bisa memilih untuk membuka jalur pengetahuan diri. Ketika kita memilih untuk bereaksi secara positif, kita membuka diri untuk kemungkinan baru. Kita dapat belajar dari pengalaman kita dan menjadi orang yang lebih kuat dan lebih bijaksana. Tips: - fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan - jangan menyalahkan orang lain atas situasi anda - pelajari dari pengalaman anda - bersikaplah optimis terhadap masa depan 12. Lakukan kewajiban Kita semua punya kewajiban sesuai dg bagian kita. Penting untuk memenuhi kewajiban kita. Kita harus melakukan tugas kita tanpa menunggu kesenangan atau pujian dari orang lain. Matahari tidak memerlukan pujian atau pesona untuk terbit setiap hari. Matahari hanya melakukan apa yang sudah seharusnya dia lakukan tanpa mengharap pengakuan. Lakukan itu karna itu hal yang benar untuk dilakukan. Ketika kita melakukan kewajiban kita, itu adalah hal yang baik untuk diri kita sendiri dan untuk orang lain. Tips: - Kenali peran Anda - Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan - Jangan menunggu kesenangan atau pujian untuk melakukan pekerjaan Anda 13. Abaikan mereka yang membenci anda - Kita semua pernah mengalaminya. Penting untuk tidak membenci mereka yang membenci kita. Kita perlu untuk mengabaikan mereka. Mereka tidak layak untuk waktu dan perhatian kita. Mereka tidak pantas untuk kita habiskan energi kita untuk membenci mereka. Mengembangkan kebencian hanya akan menyakiti diri kita sendiri. Kebencian akan membuat kita menjadi orang yang negatif dan tidak bahagia.
14. Kesederhanaan - Kemewahan adalah hal yang menarik. Kita semua ingin hal-hal yang kita inginkan dan butuhkan. Namun apakah kemewahan itu benar-benar membuat kita bahagia? Sejatinya, kesederhanaan adalah kunci untuk kebahagiaan. Hidup sederhana dapat membuat kita lepas dari tekanan dan kecemasan. Kemewahan membutuhkan komitmen dan banyak energi sehari-hari untuk dapat mempertahankannya. Kita harus bekerja keras untuk mendapatkan barang-barang mewah, juga untuk merawatnya. Ketika kita memilih hidup sederhana, kita berhenti dikelilingi tekanan tanggal jatuh tempo tagihan. Ketika hidup sederhana, kita lebih ada banyak waktu untuk menikmati hal-hal yang penting, spt: keluarga, teman, dan hubungan kita dengan diri sendiri. Kesederhanaan dapat membantu kita lebih menghargai hal-hal yang kita miliki.
15. Jangan biarkan orang lain mengendalikan kehidupan anda - Kita hanya akan bisa marah jika kita membiarkan diri terganggu oleh orang lain. Sebaliknya, jika kita bisa mengendalikan emosi kita, kita akan menjadi orang yang lebih kuat dan lebih bahagia. Kita memiliki kunci internal di dalam diri kita. Beberapa kunci membawa kita ke kebahagiaan, sementara yang lain langsung menuju ke kehancuran emosional. Kunci yang menuju kehancuran emosional adalah kunci yang kita serahkan kepada orang lain. Kita menyerahkan kunci ini ketika kita membiarkan orang lain mengendalikan emosi kita. Solusi: mendirikan suatu penghalang yang mencegah kita terpengaruh dengan sikap orang lain. Kita bisa membangun penghalang ini dengan menyadari bahwa setiap individu adalah pemilik dari apa yang mereka katakan. Kita juga mempunyai kekuatan untuk memutuskan apa yang kita pilih untuk didengar. Ketika kita menyadari hal ini, kita akan lebih sulit untuk mendengar dan terpengaruh dengan sikap orang lain (khususnya yang negatif). Tips: - fokus pada diri sendiri dan pada hal yang kita sukai - jangan biarkan orang lain menguasai pikiran anda - bersikaplah positif dan optimis
16. Persahabatan adalah kekayaan sejati Persahabatan adalah hubungan yang sangat berharga. Teman sejati adalah orang selalu ada untuk kita, baik dalam suka maupun duka. Mereka akan mendukung kita saat kita membutuhkannya, dan mereka akan membuat kita tertawa saat kita merasa sedih. Persahabatan juga dapat memberikan kita rasa kebersamaan dan ikatan yang kuat. Teman-teman kita dapat membantu kita untuk lebih terhubung dengan dunia sehingga bisa membuat kita merasakan dukungan dan cinta. Tips: - jadilah diri sendiri - jadilah pendengar yang baik, luangkan waktu untuk mendengarkan teman-teman anda - berikan dukungan - bersedialah membantu teman-teman anda saat mereka membutuhkannya - nikmatilah kebersaman - luangkanlah waktu untuk bersama teman-teman anda
17. Selalu cari kebaikan dari setiap situasi - Penting untuk memiliki sikap positif dalam hidup. Ketika kita mencari kebaikan dalam setiap situasi, kita akan lebih mudah dalam menghadapinya. Kita juga akan cenderung melihat peluang baru yang tidak kita sadari sebelumnya. 18. Jangan khawatir pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan - Kehidupan bisa menjadi hal yang kompleks dan penuh tantangan. Kita seringkali dihadapkan pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Ketika kita fokus pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, kita hanya akan membuat diri kita sendiri menjadi stress dan gelisah. Kita adalah pemilik pendapat kita sendiri tetapi bukan reputasi kita. Kita bisa mengontrol apa yang kita pikirkan dan rasakan, tetapi kita tidak dapat mengontrol apa yang orang lain pikirkan atau katakan. Kita juga memiliki keinginan dan semangat untuk mencari, tetapi kita tidak dapat mengontrol jumlah keberuntungan dan kesuksesan kita. Kita bisa bekerja keras dan berusaha sebaik mungkin, tetapi kita tidak dapat menjamin mendapat hasil spt yang kita inginkan. Oleh karena itu, khawatir dan menjadi pahit pada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan hanyalah membuat keputusan untuk membuang-buang waktu.
Source: diringkas dari video di laman https://www.youtube.com/watch?v=bQD367YMTH4
31 notes
·
View notes
Text
Dapat Amanah? Bawa Happy ajaa :D
Oiya, disclaimer: saya berlatar belakang HRM, bukan seorang psikolog, tulisan dibawah tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat profesional. Hanya pov dari kacamata praktisi HR. Selamat membaca!
Statement "Dapat amanah? Dibawa happy aja!" rasa-rasanya mulai rutin saya gaungkan saat berkesempatan mengisi di forum-forum upgrading pengurus baru. Lebih khususnya kepengurusan organisasi pasca pandemi.
Gen Z yang seringkali mendapat stereotipe "strawberry" (terlihat indah dari luar tapi lembek dari dalam) menjadi pembenaran generasi lama dalam menyoroti fenomena 'menolak amanah' ketika mencari sosok penerus mereka.
Amanah yang sering kali identik dengan satu momok yang berat; dari menyita tenaga, waktu, bahkan biaya, seringkali menjadi ketakutan tersendiri (bahkan termasuk mereka yang baru saja dilantik). Tidak heran, jika banyak yang akhirnya menolak ketika ditawarkan, meskipun di sisi lain dari dunia ini ada yang rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Just another case :D
Memang, amanah pada dasarnya satu hal yang berat, bukan hanya pada saat proses saat menjalankannya yang seringkali menuntut banyak hal, tetapi juga pada saat pertanggungjawaban baik yang dunia maupun akhirat. Akan tetapi, bukan berarti ketika qadarullah 'kehendak' itu sudah sampai pada diri, harus dijalani dengan penuh ketegangan sampai akhir periode, kan? I mean, let's go with the flow and just enjoy the moment :D
Salah satu fenomena yang sering kali saya jumpai ketika pengurus baru telah dilantik biasanya mereka mengalami yang namanya inferiority complex.
101 Inferiority Complex
WHAT - Apa sih Inferiorty Complex itu?
Istilah ini mulai dikenalkan seorang psikolog ternama Alfred Adler asal Austria pada awal abad 20, merujuk pada perasaan 'tidak mampu' atau 'kurang' dibandingkan dengan orang lain. Fenomena ini terjadi di awal masa kepengurusan 1-3 bulan pertama bahkan hampir masuk 1 semester! Fenomena tersebut, salah satunya termanifestasi dalam ucapan "Harusnya dia mbak atau mas, bukan aku". Satu kondisi atau curhatan yang begitu lumrah saya dapati selepas mereka dilantik.
Kata Alfred Adler, "Setiap orang memiliki perasaan inferioritas. Perasaan ini normal dan sehat. Yang menjadi masalah adalah ketika perasaan ini menjadi berlebihan dan mencegah kita untuk mencapai tujuan kita." nah ini yang jadi PR!
WHY - Faktor penyebabnya?
Alfred Adler berpendapat, bahwa perasaan ini muncul karena kurangnya pengalaman menguasai tugas atau mencapai tujuan di masa lalu. Bisa juga karena trauma masa lalu, ekspektasi berlebihan terhadap diri sendiri, gaya asuh yang kurang, dsb. Sehingga menjadikan apapun (teurtama hal baru) menjadi sesuatu yang seolah 'mustahil' untuk diraih dengan sempurna.
Oleh karenanya, meskipun (dalam konteks organisasi) hal ini menjadi satu hal yang wajar atau normal, tetapi harus segera disikapi. Bukan hanya tentang 'nasib organisasi' tetapi juga tentang kamu, tentang dirimu dan masa depan.
HOW - Bagaimana caranya?
Pada beberpa kasus, mungkin hal ini bisa diselesaikan diri sendiri, semisal coba untuk lebih fokus pada eksplorasi kelebihan atau nilai yang kita miliki, mengurangi pikiran-pikiran negatif, membangun relasi positif, dsb.
Atau kenapa tidak bangun mindset bahwa dengan amanah ini justru menjadi sarana eksplorasi diri? Mencari missing dots dalam kehidupan ini lalu connect them each other?
Yah, meskipun sekali lagi saya tekankan, jika ini berlanjut menghubungi profesional semacam psikolog atau psikiater menjadi opsi bijak yahh.
Conlusion - Jadi apa intinya?
Seringkali kita ini terjebak pada asumsi-asumsi diri yang tak bertepi, konotasinya seolah selalu buruk pada setiap capaian diri. Belum mencoba sudah takut duluan. Padahal apa yang salah dengan kegagalan? Bukankah kegagalan adalah sebab terbaik untuk kita ingin berubah lebih baik?
Terkadang kita ini terlalu keras dengan diri sendiri. Pada kesalahan orang lain kita maklumi, sedang pada diri sendiri kita begitu sukarnya memaklumi. Secara tidak langsung kita seolah menihilkan ruang untuk berbuat salah dan evaluasi, padahal itu merupakan serangakain fase belajar dan bertumbuh.
Maka dari itu, ketika amanah sudah 'diberikan', tugas selanjutnya adalah cukup jalankan semampumu. Itu saja. Kita tetap sadar, bahwa kita punya kekurangan, tetapi setidaknya biarkan kita mencobanya dulu, sembari kita berbenah pada hal-hal 'teknis' di tengah jalan.
Pun sebenarnya, tawaran itu diberikan bukan ditunjuk ala kadarnya, tetapi betul-betul dipertimbangkan karena track recordmu, kapabilitasmu, dsb. So kalau mereka saja percaya kamu, kenapa kamu enggak? ~ Jadi semangat!
22 notes
·
View notes
Text
Sesulit ini kah proses move on? atau aku yang lebay akan sebuah perasaan ini?
Pagi ini sebuah balasan pesan masuk dari seorang guru ku. beliau mengatakan "Dek, tidak apa apa. Kamu bisa dek. Banyak kok yang mengisi lainnya. 🫶🏻" . Kalimatnya sederhana, maknanya pun seperti meyakinkan dan menyemangati orang yang sedang sedih dan patah semangat. Memang benar itulah keadaan yang sebenarnya juga.
Hanya kata Dek —sebuah kata yang sederhana, kata yang simple bahkan sebuah kata yang umum dipakai orang yang lebih tua untuk panggilan kepada orang yang lebih muda. Hanya sebuah kata 'Dek' mampu memutar kembali waktu yang cukup lama hingga satu tahun kebelakang. Ketika Ia memanggilku dengan kata 'dek' kala itu.
Oiya, mengapa ia memanggilku dengan kata Dek ya? padahal bisa saja Ia memanggilku dengan sebutan nama? wkwk Apakah ia sengaja merencanakan apa saja yang dapat membuatku sulit untuk melupakan nya? Haha banyak sekali pertanyaan dan pikiran negatif yang menyelimuti. namanya overthinking, biasa terjadi pada malam hari. Tapi pada kebanyakan orang yang overthinking bisa terjadi pagi, siang, sore dan malam pun sama saja.
~~~
Intinya adalah hanya kata Dek. aku langsung teringat dia. karena dia pernah manggil aku Dek, Adek. Semudah itu aku langsung ingat dia, selemah ini kah aku?
—hanya kata Dek.
aku nikmati proses move on ini, apapun yang akan mengingatkanku tentang-nya akan aku hadapi, aku terima.
sekian, terima gaji haha bercandaaa —seperti bercandaan dia yang mau menjadi suami, eh ternyata betulan menjadi suaminya orang HEHE
Selamat malam || 22.50 ‐ Kamis, 3 Oct 2024.
8 notes
·
View notes