#kekuatan hati
Explore tagged Tumblr posts
Text
Racun Orang Tua - Ujian Dari Ayah & Ibu
Informasi dan luasnya ujian kehidupan Ketika kami masih bocil, tidak memahami apa yang dimaksud dengan ujian. Hanya sebatas mengenal tes yang berlangsung di sekolah saja. Merasa bahwa ini hanya semacam uji nyali otak dan bukan otot. Yang mana biasanya diadakan saat ada eksistensi berlabel “guru.” Yang kami kenal di masa itu bahwa guru adalah guru, yang memang dasar panggilannya diejakan sebagai…
#arti#balas dendam#berarti#bermakna#cobaan#cobaan hidup#frustasi#godaan#ikhlas#informasi#kebencian#kedamaian#kedewasaan#keikhlasan#kekuatan hati#kepatuhan#kerendahan hati#kesabaran#ketenangan#kuatkan hati#makna#mengalah#pengertian#pengetahuan#pikiran negatif#pikiran positif#racun#racun orang tua#ramah-tamah#rendah hati
1 note
·
View note
Text
Ketahuilah bahwa jiwa yang lelah itu tidak akan kembali pulih dengan tidur atau tempat yang mewah, sungguh jiwa yang lelah itu hanya butuh kedekatan dengan Tuhannya. Menangis dan meminta kekuatan pada pemilik dunia dan seisinya.
Sebab pundak yang memikul beban ini pasti akan lemah dan tak sekuat masa muda, maka mintalah kekuatan agar seberat apapun beban yang harus dipikul ia tetap kokoh dan kuat membawanya, sampai kapan? Sampai Allah ambil beban itu atau Allah menyuruh kita untuk meletakkannya.
Serindu ini hati dan jiwa ini pada sepertiga malam yang sudah lama ditinggalkan, serindu ini hati dan jiwa ini untuk kembali menangis dan mengadukan semua perihal lelucon dunia ini pada-Nya.
Mari kembali, barangkali jiwa dan hati kita butuh pulang, butuh merendah, butuh sujud dengan tangisan. Tidak ada yang tahu kecuali kita dan Tuhan kita saja.
@jndmmsyhd
617 notes
·
View notes
Text
Justru karena keadaan tak baik-baik saja, kini doa terbaik kami haturkan pada Allah buatmu, Indonesiaku
Kata para bijak, zaman yang berat akan melahirkan orang-orang yang kuat. Jika mesti memilih antara harapan dan pesimis, aku memilih optimis pada masa depanmu. Masa depan kita.
Sebab aku melihat anak-anak muda yang mulai rajin mengaji dan memperbaiki diri. Pasangan-pasangan halal yang teguh tekadnya membangun keluarga hebat. Pada guru yang ikhlas, pada orangtua yang mulai sadar agama.
Pada ulama yang mulai peka tentang problem iklim dan lingkungan. Tentang para pekerja kantoran yang zikir pagi sorenya haru meski di tengah kemacetan. Tentang para artis yang hobi ikut kajian, model yang berhijab, mantan koruptor yang bertaubat, da'i yang terjun memahami anak-anak jalanan.
Ya, yang kami lihat di media sosial seringkali membuat mata terbelalak dan hati sesak. Tapi kabar baik itu ada, membanyak, meski dalam senyap. Petualangan bangsa ini terus berlanjut, yang zalim memang makin terang-terangan. Tapi itu tanda mereka akan berakhir.
Katanya, perubahan itu terjadi "gradually, then suddenly", bertahap dan butuh waktu, namun kemudian terjadi tiba-tiba.
Kini kita sedang bertumbuh, sedikit-sedikit, perlahan menggeliat, nyaris tak begitu kau rasakan.
Tapi kelak jika semua tetap berjuang dan mengatur napasnya dengan sabar, datanglah momentum itu, yang bahkan dikira tiba-tiba, padahal adalah hasil konsistensi generasi demi generasi. Momentum itu, kita siapkan sejak kini. Sekarang.
Dirgahayu Indonesiaku,
Kami mencintaimu, mendoakan kekuatan buatmu; agar suara kita lebih didengar dunia, hingga kelak kita bisa penuh asa membebaskan Al Aqsha.
17 Agustus 2024
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#tadabbur#quotation#edgarhamas
203 notes
·
View notes
Text
Tuhan, semoga hati ini tetap teguh pada keyakinan-keyakinan baik yang selama ini kupercayai. Teguhkanlah hati ini ketika dihadapkan pada keragu-raguan yang membuatnya rawan putus asa. Agar semua yang sedang kuperjuangkan dan kuyakini, tak menjadi sia-sia. Meski, aku tahu betul bahwa tidak ada yang sia-sia bagiMu. Aku tahu caraMu tak sama dengan caraku. Aku hanya berdoa dengan sangat, semoga apa yang menjadi ujianku tak seberat itu, meski aku juga sangat tahu selama ini bahwa ujian itu tak pernah lebih besar dariku. Aku hanya takut, saat hatiku lemah. Aku kehilangan keyakinan dan aku memiliki perasaan sia-sia. Maka, teguhkanlah hatiku. (c)kurniawangunadi Tuhan, berikan aku kekuatan, agar semua keyakinanku tak akan menjadi sia-sia.
906 notes
·
View notes
Text
Rogol Bini Jiran
Aku memang sudah lama berkenan dan geram dengan kecantikan bini jiran aku ni. Memang setiap malam aku berkhayal untuk bersetubuh dengan dia. aku baru saja pindah kawasan ini, lagi pun aku ni jenis pendiam sikit, jadi aku tak dapat mengenali siapa jiran dan bini nya yang tinggal tingkat atas apartment tempat aku menyewa ni. Aku berkenan sangat dengan bini jiran aku ni sebab aku minat sangat dengan Juhi chawla kena pulak wajah bini jiran aku ni mirip Juhi chawla mula aku jadi geram nak berburit dengan dia.
Aku nekad dalam hati ku walau bagaimana sekali pun aku nak rasa juga lubang burit dia walau pun dengan cara paksa. Aku dah merancang strategi dan mengkaji masa yang sesuai untuk melampiaskan nafsu ku itu. Aku perhatikan suami nya kerap juga tiada dirumah mungkin kerja outstation dan dia juga kebiasaan nya pulang lewat ketika suami nya tiada di rumah.
sementara menunggu kepulangan sasaran ku, aku menyiapkan diri dengan mengurut batang zakar ku dengan minyak lintah untuk mengeraskan lagi batang ku yang sedia keras serta untuk memudah kan batang memasuki lubang burit bini jiran ku bila aku menyetubuhi nanti. Aku siap memasang video camera untuk merakan aksi ku nanti untuk dijadikan kenangan dan juga sebagai langkah keselamatan untuk diriku dimana video tersebut akan dijadikan ugutan kepada sasaran ku nanti. Video tersembunyi tersebut aku pasang dalam rumah kosong bersebelahan dengan rumah ku, yang aku jadikan tempat untuk merogol bini jiran ku nanti. Walau pun kosong masih terdapat tilam dan bantal yang ditinggal oleh penghuni terdahulu dalam rumah tersebut.
Setelah setengan jam menunggu, lebih kurang jam 10 malam, aku nampak kereta yang dipandu oleh bini jiran aku tu berhenti di petak parking nya. Dengan berbaju kebaya beliau melangkah naik ke atas. Aku memilih untuk melakukan projek aku malam ni kerana aku tahu suami nya masih outstation, dah 5 hari dia ditinggalkan, sudah tentu dia juga gersang untuk disetubuhi. Ketika dia melalui pintu rumah kosong tersebut, aku mencekup mulut nya dari belakang dan mengheret nya masuk kedalam rumah tersebut. Dian cuba melawan tetapi aku menggunakan kekuatan sebagai lelaki untuk mengilas kedua-dua tangan nya kebelakang dan menutup mulut nya dengan tape yang telah aku sediakan. Jangan melawan kalau tidak mahu dicederakan, aku cuma mahukan tubuh awak, ugut ku. Aku menolak nya tertiarap di atas tilam lusuh yang sedia ada di tengah ruang rumah tersebut dan mengikat kedua-dua belah tangan dan kaki nya dengan tali yang telah aku sedia kan.
Selepas itu aku menutup mata nya dengan kain untuk mengelak daripada dia mengecam diri ku. Setelah semua selesai dan aku rasa selamat, barulah aku membuka butang baju kebaya nya lalu mendedahkan buah dada nya yang montok dan masih berbungkus dengan coli berwarna pink. Dia cuba meronta ronta, tetapi tenaga perempuan setakat mana sangat bila dah penat dia diam lah. Aku menindih badan nya untuk mengelak dia meronta lalu membuka coli dan melurutkan kain beserta dengan seluar dalam nya sekali, lalu mendedahkan mutiara hitam nya yang terurus rapi dan begitu temban yang menjadi idaman ku selama ini. Tanpa membuang masa aku terus menggosok-gosok burit dan kelentik nya. manakala tangan yang satu lagi sibuk meramas buah dada nya yang montok itu. Aku mula merasa puting buah dada nya mula mengeras dan burit nya mula berair menandakan nafsu nya juga terangsang dengan tindakan yang aku lakukan terhadap tubuh nya. Aku melepaskan ikatan pada kaki nya untuk memudahkan aku untuk mengangkangkan kaki nya.
Ternyata tiada tentangan lagi dirinya, mungkin dah penat agak nya, tubuhnya hanya diam kaku seolah-olah pasrah dan menyerah dengan apa yang akan aku lakukan terhadap tubuhnya. Tanpa membuang masa lagi aku menggentel kelentik nya dan menusuk jari hantu ku kedalam lubang burit nya sambil menggaru-garu kawasan g- spot nya. Tindakan aku tersebut menyebabkan tubuh bini jiran aku ni, mengelinjang dan mengejang lalu melepaskan air mani nya yang terpancut keluar membasahi tangan ku. Wah boleh tahan juga bini jiran aku ni, tubuh je kecil tapi air banyak.
Selepas itu aku mula menindih tubuh nya dan menggesel-gesel kepala zakar ku pada lubang faraj nya yang sudah lencun itu. Hangat dan nikmat aku rasakan ketika itu. Aku menekan perlahan-lahan kepala zakar ku memasuki rongga burit nya yang agak ketat dan suam-suam hangat itu. Aku lakukan denagan lembut dan perlahan-lahan supaya dapat menikmati setiap inci faraj bini jiran aku ini. Lagi pun tindakan aku tersebut tiada bantahan daripada dia, oleh itu aku lakukan selembut mungkin agar dia juga merasakan kenikmatan persetubuhan paksa ini. Setelah kesemua 7 inci batang zakar ku tenggelam di dalam lubang faraj nya, aku mendiam kan sebentar batang ku untuk memberi ruang kepada faraj nya menikmati batang zakar ku.
Sambil menggoyang-goyang punggung ku dapat aku rasakan faraj nya mula memberikan tindak balas terhadap kehadiran zakar ku, terasa batang zakar ku seperti dihisap dan dikemut oleh otot faraj nya. Ketika itu aku cuba mengesan kedudukan batu merinyam dengan mengesel-geselkan kepala zakar ku di dasar faraj nya bila terkena sahaja kawasan tersebut badan nya mula mengelinjang dan otot faraj nya mengemut kemas batang zakar ku. aku teruskan menggeselkan kepala zakar pada kawasan tersebut sehingga tubuh bini jiran aku ni mengejang untuk kali kedua di mana dia mencapai klimak yang kedua.
Selepas itu baru lah aku menghenjut faraj nya dengan aksi keluar masuk zakar ku kedalam rongga faraj nya. Aku melakukan dengan lembut untuk menghayati kenikmatan yang disalurkan oleh faraj nya. Sehinggalah aku terasa untuk memancutkan air mani ku, lalu aku menekan zakar ku sedalam mungkin sehingga aku rasakan kepala zakar ku rapat pada pintu rahim nya, sekali lagi aku rasakan tubuh bini jiran ku ni mengejang, aku melepaskan berdas-das pancutan air mani ku memenuhi rahim dan rongga burit nya. Setelah aku rasakan batang zakar ku mula mengendur barulah aku mencabut nya dari rongga faraj bini jiran aku tersebut yang terkulai kepenatan akibat dikerjakan oleh aku. Aku mengelap cairan mani yang turut mengalir keluar bila aku mencabut batang zakar ku, mungkin terlalu banyak dan tidak tertampun oleh rongga farajnya agak nya. Selepas itu aku memakai kan nya kemabli kain sarung dan baju kebaya nya.
Aku melepas kan ikatan tangan nya dan membisik kan kepada nya perbuatan kita telah dirakam, kalau tak mahu tersebar, jangan dilaporkan kepada polis, biarlah ianya habis disini sahaja. Selepas itu aku berlalu pergi meninggak dirinya dalam rumah kosong tersebut. Selepas kejadian tersebut aku memerhatikan juga pergerakan nya, seandainya dilaporkan kepada polis memang aku membawa diri ke tempat lain.
Selepas beberapa hari kejadian tersebut, nampak dia hanya diam kan sahaja kejadian tersebut, aku nampak dirinya biasa sahaja macam tiada apa yang berlaku keatas diri nya, pernah juga aku berselisih dengan diri nya, aku cuban menegur nay sebagai jiran, dia hanya tersenyum pada ku, nasib baik dia tidak cam diri ku. Aku berasa lega dan puas kerana dapat menikmati tubuh bini jiran ku yang cun itu.
123 notes
·
View notes
Text
[ Aku Rindu Dengan Zaman Itu ]
Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan.
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan hujatan.
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan su’udzon atau menjatuhkan.
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini.
Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebanggaan.
Aku rindu zaman ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian.
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah.
Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan.
Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo’.
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya.
Aku rindu zaman itu, Aku rindu… Ya Allah..
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami.
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama.
---
Tulisan ini selalu berhasil membuatku rindu dengan teman-teman yang pernah melingkar bersama, dari awal mengenal tarbiyah hingga dibesarkan oleh tarbiyah saat ini.
Mereka langka, tak akan mudah ditemukan dizaman ini. Sulit, bahkan sudah hampir tidak ada. Zaman betul-betul berbeda. Semoga Allah menjaga kita selalu.
-Abubua | Ustd Tarbiyah Rahmat Abdullah
212 notes
·
View notes
Text
hari ini aku belajar banyak hal tentang Islam. mengapa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam diutus sebab lain dan tak bukan adalah untuk menyempurnakan akhlak.
sebab pada hari ini banyak sekali orang-orang yang berilmu dan tidak memiliki adab. lisannya tidak terjaga untuk menyakiti hati orang lain. tapi dari sinilah kita akan belajar perihal keadilan Allaah. bahwasanya kedzaliman itu ada balasannya. bahwa lisan yang dzalim itu ada balasannya, mungkin orang yang tersakiti tidak bisa membalasnya secara langsung. tapi dia punya Allaah yang Maha Adil dan Maha Kuasa. keadilan itu ada untuk mereka yang terdzolimi.
Allaah tidak menyukai ketidakadilan dan kedzaliman.
Allaah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Allaah akan mengangkat orang yang terzalimi di bawah naungan awan pada hari kiamat.
pintu-pintu langit akan dibukakan untuk orang yang terdalimi.
tidak ada hijab atau sekat atau penghalang antara doa orang yang terdzalimi dengan Allaah.
belajar jadi orang yang berakhlak itu adalah pembelajaran dasar yang diajarkan oleh kedua orangtua kita. belajar menjadi orang yang beradab dan berakhlak itu juga bagian dari mempelajari agama ini, Islam. masih ingat betul nasihat seperti ini,
"Buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik." (Ust Muhammad Nuzul Dzikry, Lc hafizhahullah).
jadi jika seorang guru saja sikap dan akhlaknya kurang baik, lalu apa yang bisa diambil ilmu darinya? jika pelajaran dasar tentang beradab saja tidak bisa ia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
dan pelajaran ini juga menjadi pengingat diri ini, untuk menjaga lisan selalu, meminta pertolongan Allaah selalu agar dijaga dari berbuat dzalim kepada orang lain. sebab, tidak ada sekat antara mereka dengan Allaah.
melihat beliau, aku jadi teringat Bapak hafidzhahullaah ta'ala. benar ya, seorang laki-laki itu tidak pernah bercerita bagaimana sakitnya mereka saat mencari rezeki yang halal untuk keluarganya. panas terik, hujan, badai, hinaan, cacian, mereka telan dan pendam sendiri. itulah mengapa qowwam itu ada pada diri laki-laki, sebab Allaah telah melebihkan mereka diatas perempuan. dari segi apapun, kekuatan, keamanan, bahkan waris sekalipun.
laki-laki akan bekerja seumur hidupnya.. semoga Allaah menjaga semua para pejuang nafkah, para Bapak, para kakak, para adik, dan semua yang bekerja untuk menghidupi keluarganya meski tidak pernah mudah jalannya. Allaah beri balasan kebaikan untuk mereka.
pada akhirnya kita memahami bahwa orang yang terdzalimi terlihat baik-baik saja, tidak membalas, atau bahkan tersenyum getir. tapi kita tidak pernah tahu perihal apa yang ada dihatinya, perihal rasa sakitnya, perihal tangisnya diam-diam ia adukan kepada Allaah. lalu Allaah tunaikan janjiNya bahwa tidak ada sekat doa orang terdzolimi dengan Allaah.
cerita November || 09.21
#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#doa#akhlak#adab#dzalim#terdzolimi#Bapak
51 notes
·
View notes
Text
Serial Tadzkirah - Integritas Seorang Da'i
Pernahkah suatu kali, karena ucapan kita seseorang tersadar? Atau mungkin karena tulisan kita, seseorang merenung? Atau juga karena tindakan kita, orang lain bermuhasabah?
MasyaAllah, betapa luar biasa ketika kita bisa menyentuh hati orang lain. Terkadang, "tamparan" kecil dari kita dapat menggerakkan mereka untuk berbenah.
Namun pertanyaannya, bagaimana dengan diri kita sendiri? Kadang kita terjebak dalam keinginan ingin mengoreksi orang lain, tetapi sulit menerima koreksi. Ucapan, tulisan, atau perbuatan kita yang menginspirasi orang lain, justru kerap kita abaikan sendiri.
Ini berbahaya!
Allah sangat membenci sikap seperti ini, sebagaimana dalam firman-Nya pada Q.S. Ash-Shaff: 2-3:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Integritas itu adalah soal keselarasan antara ucapan/tulisan dengan tindakan kita. Ini berarti seseorang da'i yang memiliki integritas tidak hanya menginspirasi orang lain dengan kata-kata atau nasihatnya, tetapi juga menuntut untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia bagikan. Tanpa keselarasan ini, kepercayaan akan luntur, dan pesan yang disampaikan akan kehilangan kekuatan.
Teringat kisah Ibnu Umar, yang tidak hanya membaca Al-Qur'an dengan penuh perhatian, tetapi dia juga tidak akan berpindah ke ayat atau surah berikutnya sampai ia memahami dan mengamalkan, lalu setelahnya menyampaikan ajaran dari ayat yang telah dibacanya.
Ayat tersebut bukan bermaksud tentu bukan untuk menakut-nakuti kita, melainkan sebagai pengingat bahwa ketika kita berikhtiar dalam mengajak kebaikan kepada orang lain, perlu juga kita perhatikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sendiri.
Ini menjadi pengingat kita bahwa teladan adalah bagian penting dari dakwah. Perkataan yang selaras dengan perbuatan memiliki kekuatan lebih besar. Dengan begitu, ajakan kebaikan bukan hanya kata-kata, tapi menjadi tindakan nyata yang dapat ditiru orang lain.
Semoga kita terhindar dari sikap ini dan semoga apa yang kita ucapkan, tuliskan, dan lakukan jauh dari dorongan untuk hanya sekedar mendapat pujian dari orang lain.
47 notes
·
View notes
Text
Introvert: Akhir dari Perjalanan Hati yang Pernah Berisik?
Kita nggak lahir jadi manusia yang diam. Dulu, kita pernah riang. Pernah jadi sosok yang over-sharing tentang hal-hal kecil yang bikin hati kita berbunga. Kita pernah perhatian, peduli sama orang, nyimpen tenaga buat nyelametin friendship atau relationship yang kelihatan nyaris patah. Kita pernah jadi matahari kecil buat orang-orang, meski diri sendiri sering kali kehabisan cahaya.
Tapi dunia—ah, dunia itu nggak selalu ngerti. Balasan yang kita dapat kadang nggak sepadan. Semakin keras kita peduli, semakin sering kita diabaikan. Semakin banyak kita kasih perhatian, semakin sering dianggap biasa. Itulah titik pertama, di mana kita mulai sadar: ternyata nggak semua yang kita kasih akan dihargai.
Slowly, kita step back. Kita coba ngerti, mungkin kita yang terlalu intense, mungkin dunia cuma nggak bisa nangkep vibes kita. Lalu fase kedua datang—fase bingung antara mau tetap jadi diri sendiri atau mulai nahan diri. Akhirnya kita tone down suara kita, meringkas kehadiran kita, sampai orang nggak sadar kalau kita lagi menjauh. Kita jadi lebih diam, bukan karena nggak punya kata, tapi karena rasanya nggak ada yang perlu diucap.
Dan begitulah, fase terakhir tiba. Kita jadi introvert. Bukan karena “oh ini watakku sejak lahir,” tapi karena kita pernah jadi kebalikan dari itu dan sadar semua usaha kita berakhir sia-sia. Introvert adalah reaksi, bukan watak. Bentuk pertahanan hati yang capek jadi manusia full of effort. Kita berhenti mencari validasi, kita berhenti jadi yang “selalu ada” buat semua orang, karena ternyata… nggak ada yang benar-benar ada buat kita.
Menjadi introvert itu seperti menyelamatkan diri sendiri dari kebisingan. Bukan berarti kita anti-sosial, kita cuma lebih selektif. Lebih nyaman di balik tembok keheningan yang kita bangun sendiri. Kita jadi lebih mengamati, lebih banyak listen, lebih banyak merenung daripada berdebat. Karena, what’s the point? Toh, kita udah pernah mencoba jadi versi paling “ceria” kita, tapi tetap nggak berguna di mata dunia.
Dan jangan salah, ada kekuatan di balik keheningan kita. Kita nggak lagi butuh semua orang. Kita memilih yang layak. Kita menyadari kalau “nggak apa-apa jadi biasa-biasa aja, nggak apa-apa sendiri dulu.” Mungkin orang-orang bakal bilang kita aneh, aloof, atau apalah. Tapi sebenarnya, kita cuma exhausted. Keheningan ini adalah cara kita recharge, cara kita ngebalikin tenaga yang dulu pernah habis karena terlalu over-give.
Jadi, kalau ada yang tanya, kenapa kita jadi diam? Sederhana. Karena kita pernah jadi terlalu berisik dan sadar, dunia nggak selalu dengerin. Introvert bukan tentang anti-social. Itu tentang kita yang udah enough dengan segala kebisingan dan memutuskan: sometimes peace means saying nothing at all.
Kita pernah riang, tapi di titik ini, kita memilih tenang.
46 notes
·
View notes
Text
Terhubung (Lagi) dengan Diri Sendiri
Rasanya agak kaget, ya. Ternyata tahun 2024 akan berakhir dalam 3 bulan lagi. Mungkin masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan tentang perjalanan tahun ini, toh masih ada 3 bulan yang belum terlewati. Tapi, kalau harus merangkum perjalanan 9 bulan ke belakang, saya merasa ketangguhan atau resiliensi saya menurun.
Penilaian ini tentu lebih banyak memuat sisi subjektif. Kalau saya bertanya pada orang lain yang mengenal saya dengan baik dan mengetahui apa yang saya lewati, saya yakin penilaian mereka terhadap saya juga tidak seburuk saya dalam menilai diri sendri. Tapi, saya ingin mengizinkan kejujuran dari dalam diri saya bersuara, bahwa saya tidak cukup puas dengan bagaimana perjalanan diri saya dalam 9 bulan ke belakang. Ada banyak tangis dan luka yang terasa lebih dalam dari biasanya, sehingga saya butuh waktu yang lebih lama juga untuk menghadapinya. Padahal, di dalam hati saya selalu tahu bahwa seharusnya semua ini bisa jadi lebih sederhana.
Tahun ini saya bertemu dengan kehilangan dan kekecewaan, dan diantara keduanya ternyata yang terasa lebih menyakitkan adalah kekecewaan. Menghadapi kekecewaan ternyata memang tidak mudah, ya. Sampai dengan saat ini, saya pun masih terus berproses untuk memahami diri dan orang lain, menerima, memaafkan, dan kembali fokus pada tujuan-tujuan yang saya dan keluarga miliki. Di dalam proses itu, saya menemukan diri saya yang paling rapuh meski sebenarnya saya tidak ingin siapapun menyaksikan hal itu.
Apakah ini adalah kekecewaan pertama yang saya hadapi dalam hidup? Tentu saja bukan. Di tahun-tahun sebelumnya, saya pernah bertemu dengan kekecewaan yang lain, bahkan ada juga yang lebih besar dan menekan dari apa yang terjadi di tahun ini. Atas seizin Allah, saya diberi-Nya kemudahan untuk tetap menjadi pribadi yang resilien. Lalu mengapa tahun ini berbeda? Atas seizin-Nya, dalam obrolan bersama suami malam ini saya mencoba menelusuri perjalanan diri saya dan saya menemukan beberapa hal utama yang biasanya membantu saya di fase-fase sulit, yaitu:
Koneksi dengan Allah yang terbina dengan baik dengan adanya guru atau mentor,
Kebiasaan menulis secara rutin yang membantu saya menguraikan pikiran, dan
Kondisi sedang sekolah (baik formal maupun non-formal) yang membuat saya fokus pada proses mempelajari hal baru.
Ketiganya ternyata membuat saya terhubung dengan diri sendiri sehingga saya menjadi lebih berkesadaran dan punya banyak kesempatan untuk mengelola kondisi-kondisi sulit dengan menggunakan input-input baik yang saya terima.
Rupanya, ini yang memengaruhi resiliensi yang saya miliki. Tahun ini koneksi saya dengan diri saya sendiri berkurang signifikan karena tiga hal yang menjadi perantaranya juga berkurang. Alih-alih dimentori, saat ini saya lebih sering menjadi mentor. Saya senang dan menerimanya dengan baik, tetapi ternyata saya rindu menjadi gelas kosong yang bersiap diisi oleh kucuran ilmu dan hikmah dari para guru. Soal menulis, saya sebenarnya masih menulis untuk hal-hal yang sifatnya edukasi ekstrenal. Saya menikmatinya, tetapi ternyata saya rindu menulis tentang perjalanan diri saya dalam memproseskan banyak hal di kehidupan sehari-hari tanpa perlu berpikir tentang kesesuaian niche. Lalu soal sekolah dan belajar, tahun ini saya sudah lulus dan banyak berproses sebagai praktisi. Saya bersyukur dan menjalaninya dengan sukacita, tetapi ternyata saya rindu mempelajari hal-hal baru yang akan mengisi diri saya, saya rindu menerima, bukan terus memberi dan "mengisi gelas" orang lain.
Aha! Saya jadi menemukan satu jawaban bahwa sebenarnya yang saya butuhkan saat ini adalah terhubung kembali dengan diri saya sendiri. Sebab, itulah cara yang bisa membantu saya dalam mengakses kekuatan-kekuatan yang Allah titipkan di dalam diri saya. Selain itu, hal itu juga bisa membantu saya untuk berpikir lebih dalam dan menggali berbagai hikmah yang Allah sediakan.
Beberapa hal sedang saya ikhtiarkan untuk kembali terhubung dengan diri sendiri, insyaAllah akan saya ceritakan kalau sudah selesai atau minimal sudah separuh perjalanan, ya. Mohon doanya, semoga atas seizin Allah saya bisa memanfaatkan waktu-waktu yang tersisa di tahun ini agar bisa FINISH STRONG di akhir nanti.
Untukmu, jika hari ini kamu merasa berantakan dan lebih lemah atau lebih bermasalah dari sebelum-sebelumnya, coba temukan apa yang sebetulnya hilang dar dirimu dan perlu kamu munculkan kembali agar bisa berdampak baik untukmu. Semangat, ya! Di akhir 2024 nanti, insyaAllah kita finish strong bersama-sama.
57 notes
·
View notes
Text
Poin-poin Menarik dari Buku "Men Are From Mars, Women Are From Venus"
karya: John Gray, PH.D.
Pembukaan -> betapa setiap orang beda Normalnya, setiap orang mencintai pasangannya, akan tetapi jika ada ketegangan emosi, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Padahal beda itu wajar. Ada pola-pola perbedaan yang wajar dan berpola antara laki-laki dan perempuan. Perlu kita ketahui agar tak membuat jarak dengan perbedaan itu, melainkan mampu kita pandang sebagai hal yang wajar dan kita sikapi dengan lebih bijak. Pemahaman yang lebih luas mengenai perbedaan-perbedaan itu dapat menolong menguraikan banyak kekecewaan dalam bergaul dan dalam memahami lawan jenis. Kesalahpahaman dapat lenyap dengan cepat atau dapat dicegah. Secara keliru, kita menganggap bahwa apabila pasangan kita mencintai kita, mereka akan bereaksi dan bertingkah laku dengan cara-cara tertentu seperti halnya reaksi dan tingkah laku kita bila mencintai seseorang. Suami secara keliru mengharapkan istri untuk berpikir, berkomunikasi, dan bereaksi seperti dia (sebagai laki-laki). Kaum istri pun keliru mengharapkan suami untuk merasa, berkomunikasi, dan menanggapi seperti dia sebagai perempuan. Kita lupa bahwa laki-laki dan perempuan sewajarnya berbeda. Sebagai akibatnya, hubungan-hubungan kita penuh dengan gesekan dan pertikaian yang tidak perlu.
Perbedaan laki-laki dan perempuan Laki-laki 1. Cenderung menawarkan penyelesaian-penyelesaian dan mengabaikan perasaan-perasaan. Mereka menunjukkan cinta dengan cara memberi solusi. 2. Ketika ada masalah, cenderung menarik diri dan memikirkan persoalan mereka dalam diam. 3. Termotivasi saat mereka merasa dibutuhkan. 4. Mereka bangga bisa melakukan berbagai hal sendirian. Otonomi merupakan simbol efisiensi, kekuatan, dan keahlian. Sifat khas laki-laki: mereka sangat tidak suka dikoreksi atau diberi tahu apa yang harus dilakukannya. Menawarkan nasihat yang tidak diminta kepada dia berarti menganggap dia tidak tau apa yang harus dilakukannya sendiri. Mereka sangat sensitif pada hal ini, sebab masalah keahlian sangat penting baginya. Meminta pertolongan padahal dia dapat melakukannya sendiri dianggap sebagai tanda kelemahan. Namun jika ia betul-betul membutuhkan bantuan, berarti dia cukup bijaksana untuk melakukannya. Dalam hal ini dia akan mencari seseorang yang dihormatinya, kemudian membicarakan persoalannya. Perempuan 1. Cenderung menawarkan nasihat serta petunjuk yang tidak diminta 2. Ketika ada masalah, perlu mebincangkan apa yang merisaukan mereka. 3. Termotivasi jika mereka merasa dihargai. 4. Perempuan menghargai cinta, komunikasi, dan hubungan. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk memberi dukungan, menolong dan saling melayani. Membuka hati dapat menghasilkan pengampunan lebih besar dan meningkatkan dorongan untuk memberi dan menerima cinta serta dukungan.
Apabila laki-laki dan perempuan sanggup menghargai dan menerima perbedaan-perbedaan mereka, cinta mempunyai peluang untuk berkembang.
57 notes
·
View notes
Text
Sore ini sambil menikmati sawah dan matahari terbenam, ku coba untuk berdamai dengan pikiran.
Belajar memasrahkan segala beban pikiran pada Allah Yang Maha Mengatur segala urusan. Tak perlu ikut campur urusan Tuhan, ranah manusia hanya pada ikhtiar dan doa.
Aku tau teori itu, mudah sekali lisan ini mengucapkannya tapi tidak dengan hati.
Ya Rabbi penguasa hati ini maafkan hamba jika terlalu ingin cepat-cepat menjemput hasil, padahal Engkau ingin mengajari kami tentang "sabar" dengan proses.
Kini doaku bukan lagi agar cepat-cepat dikabulkan.
Ampuni hamba Ya Allah... beri kami kekuatan untuk senantiasa bersyukur dan bersabar dalam menunggu dan menerima takdirMu.
Menjalani hidup dengan tenang dan yakin kalo Allah ngga akan ninggalin hambaNya.
50 notes
·
View notes
Text
Ya Rabb, kepadaMu aku mengakui bahwa aku tak berdaya, aku merasakan kecewa saat hal-hal yang aku inginkan terjadi di luar harapan. Saat itu aku menangis, tetapi ada rasa syukur ketika aku masih diberi kesadaran untuk menyusuri labirin takdir meskipun dengan langkah terhuyung.
Ya Rabb, di setiap rasa sakit yang Engkau izinkan terjadi, aku percaya ada kekuatan tersembunyi yang ingin Engkau bangkitkan dalam diriku. Karena selama ini aku buta terhadapnya, dan tak menyadarinya.
Berkali-kali aku lebam, tapi aku percaya bahwa luka-luka itu bisa sembuh tepat pada waktunya. Berkali-kali aku khawatir mengarungi arus takdir, tapi kenyataannya Engkau selalu membimbingku untuk bisa menyelesaikan setiap episodenya dengan baik.
Setiap kegagalan, kesakitan, rasa kecewa, memapahku menjadi pribadi yang tangguh, bijaksana, lebih hati-hati, dan yang paling istimewa adalah saat mampu menyibak kode rahasia bahasa cinta-Mu.
Untuk kali ini, esok dan seterusnya. Bimbing aku ya Rabb agar aku tidak tersesat dalam menapaki labirin takdir yang aku belum tau bagaimana medan di depannya.
@penaalmujahidah
96 notes
·
View notes
Text
Hambamu tidak memiliki siapapun selain dirimu ya Allah.
Menjadi rasional dalam setiap saat pada akhirnya melelahkan. Ketidakmampuan manusia seharusnya menjadi kesadaran bahwa ada kekuatan di atas segalanya.
Di awal tahun ini menjadi terasa berat, karena hal dahsyat ini baru terjadi seumur hidupku. Tapi ini jalan Mu supaya hamba Mu itu bersabar, merasakan kenikmatan hati yang selama ini terabaikan. Ya Allah, hambamu ini sendiri, hanya engkau yang dapat menguatkan hambamu yang tak berdaya ini. Kuatkan ya Allah, kuatkan.
126 notes
·
View notes
Text
Tulisan: Pesawat
Jika kamu begitu yakinnya pada pilot yang sedang menerbangkan pesawat, padahal mengenalnya saja kamu tidak, sementara ragamu tergadaikan antara jatuh atau selamat.
Seharusnya kamu lebih bisa yakin dan menyerahkan diri pada Allah atas semua yang hari ini kamu khawatirkan. Rezeki, jodoh, keluarga dan semua gemuruh hati.
Ikhtiarkan dengan ikhtiar yang terbaik dan semaksimal mungkin, doakan dengan doa yang penuh keyakinan dan prasangka baik, kemudian pasrahkan pada-Nya dengan sepenuhnya pasarah.
Sebab Tuhanlah yang menjadikan pesawat itu bisa terbang dan landing dengan selamat, Tuhan pula yang memberikan kemampuan dan ilmu pada pilot. Tuhan kita sama meski kita berbeda tempat dan waktu.
Kadang, kita terlalu menuhankan kekuatan dan kuasa kita, padahal kita hanyalah hamba biasa, penuh kurang dan cacat.
Sebab kamu mengenal-Nya, maka Dia akan membersamai dan menolongmu.
@jndmmsyhd
394 notes
·
View notes
Text
Ibadah Terlama
Saya lupa tadi lewat di timeline punya siapa, tapi saya sepakat bahwa ibadah terlama itu bukan menikah, tapi tauhid.
Mengapa? Sejauh seperempat abad ini, memang ujian terbesar kita adalah memaknai tauhid, akidah, syahadatain, dan sebagainya.
Kita pasti dihadapkan pada pilihan berat, tapi kita berhasil melewatinya. Itu kuasa Allah, sudah tertulis di langit.
Kita dihadapkan keraguan akan suatu hal, bingung, lalu menghadap kepada Allah. Akhirnya diberikan ketenangan dan kemantapan hati. Itu kuasa Allah.
Dan masih banyak lagi, tentang kuasa yang tak terhingga, pergantian siang malam, fenomena-fenomena yang di luar nalar, juga tentang keajaiban yang hadir dari tempat yang tak disangka-sangka. Itu kuasa Allah.
Coba renungi kembali Ayat-ayat ini :
"Allah tidak membebani kaum melebihi kemampuanya"
"Bersama kesulitan ada kemudahan"
"Kamu adalah umat terbaik...."
"Nikmat manalagi yang kau dustakan?"
Salah seorang senior menjelaskan, betapa pentingnya kekuatan akan tauhid ini sebelum umur 40 tahun.
Jangan sampai nanti tubuh kita menua, namun ruh kita masih seperti anak kecil akibat memahami tauhid yang salah, sekadar menggugurkan ibadah hingga tak merasa itu sebuah kebutuhan dan kewajiban. Jangan sampai.
Arsa Coffee and Library, 4 Ramadan 1445 H
*) edisi ngisi diskusi di warung kopi kebanggaan. From customer to narasumber
60 notes
·
View notes