Tagged by @jom-thewizard
This is fucking incoherent and im sorry
Name: Dr. Magnus "Creature" Mollymauk Davenport James Nebula Vax'idalian Shorthalt Butterfly Serket Jekyll Laufeyson Newton Mertens Pines Quill De Rolo, The Brave
Star sign: aqwawius
Height: on all levels except physical, i am a firbolg
Put ur playlist on shuffle and list 4 songs that come up:
Knights of Cydonia - Muse
Jody - Republican Hair
Bad Boy - Cascada
Black Day In December - Said The Whale
Ever had a song or poem written abt you?: yeah and theyre really good and personal and i cry every day thinking about it
Last time youve played guitar: we went 2 guitar center last week or so to get ny brother one for his borfday so as you can imagine i touched the fuck out of those things
Celebrity crush: uhhh fuckin Marisha Goddamn Ray. Have u seen her i literally cry shes so cute n pretty n strong
Sound you love, sound you hate: love the way mitski yells into her pickups at that tiny desk concert she did, hate the noise of two things peeling apart from each other in a soggy way.
Do you believe in ghosts: yeah but in like a delusion way
Do you believe in aliens: ditto
Do you drive: no im inconvinient
Last book u read: mother fucking frankenstein: or the modern prometheus by mary shelly
Do you like the smell of gasoline: i have sensory issues
Worst injury: my brain doesnt work because of phsycological trauma i experienced at six years old, possibly younger. Also when i was a baby i had mengingitis and now my ears dont work
Current obsesions: critical role or frankenstein
Do you hold grudges: i dont know
U in a relationship: shout out to my baby @aampharos
3 notes
·
View notes
Mumu’s Effect
Mumu’s Effect
.
.
For my beloved, Park Ricat.
.
/with love//byupiyuu.
.
.
Park Ricat
Byu Piyuu
.
.
Warning! Ricat, Uke! Piyu,Seme! wkwkwk.
.
.
Happy 2nd Monthsary Baby--!
.
.
Paginya baik-baik saja awalnya, malah ia kira hari ini akan masuk sebagai salah satu hari libur favoritnya. Itu karena cuaca diluar sana cerah sekali, seakan-akan menarik semua orang untuk turut menikmatinya. Sayangnya, rencana Ricat untuk bersantai sambil minum-minum jus lemon di halaman belakang rumahnya gagal total. Itu karena cicak kesayangannya, Mumu, tidak bisa ia temukan di kandangnya.
“Oooh~ Oh tidak, aku yakin semalam sudah menaruhnya kembali.” Gumam Ricat panik, ketika melihat kandang Mumu yang kosong melompong tanpa pemiliknya. Lelaki manis itu mengingiti kukunya gugup, berfikir dimana kemungkinan sang cicak berada.
Tadi malam, Ricat sengaja mengeluarkan Mumu dari dalam kandangnya, karena malam itu adalah jadwal sesi curhat mereka. Setelah puas curhat tentang ini- itu sembari mengelusi Mumu yang ia bekap di dalam selimut, Ricat mengembalikan cicak tua itu kembali kedalam kandangnya.
Ia yakin seyakin-yakinnya telah memasukan Mumu kembali, lalu kenapa cicak itu bisa tidak ada?
Apa yang harus ia lakukan?
Gawat kalau Mumu hilang, ia tidak akan punya teman curhat lagi!
“Huaaaaa! Mumu kau dimanaaaa?!” Ia memekik sedih, mata bulatnya berkaca-kaca, menatap kadang Mumu dengan raut wajah terluka. Ia tidak boleh diam saja, ia harus mencari Mumu-nya sampai ketemu!
Ricat mengganguk pelan, sorot matanya berubah, jari lentiknya ia kepal lalu ia layangkan ke udara, dengan tatapan mengebu-gebu ia menyemangati dirinya sendiri.
.
.
“Wah, cerah sih cerah, tapi aku tidak pernah menduga bisa sepanas ini.” Keluh Ricat, peluh telah membasahi sekujur tubuhnya. Mencari seekor cicak disiang hari benar-benar jenis olahraga baru yang patut dicoba jika hendak membakar kalori. Hasilnya menakjubkan.
Setelah memutari komplek beberapa kali, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman bermain. Duduk di atas ayunan, sembari menikmati ice ceram markisa yang terpaksa ia beli karena kepanasan.
Tiba-tiba telinga perinya menangkap suara yang tidak asing, keningnya berkerut dalam, mencoba mengenali suara apa itu.
OH!
“MUMU!” Pekiknya nyaring, buru-buru membalikan badannya, melihat ke sumber suara. Dan pekikannya berubah menjadi sebuah teriakan ketika menemukan Mumu-nya sedang terguncang-guncang di tangan seseorang.
Cepat-cepat ia berlari kearah orang itu, sembali berteriak-teriak seperti orang kesetanan.
“OH TUHAN APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN AN-“ tiba-tiba teriakannya terhenti, tercekat di tenggorokannya saat ia melihat rupa sosok itu.
Ricat fikir, di dunia ini mustahil ada orang yang begitu sempurna. Tapi ketika Ricat melihatnya, ia sadar ternyata selama ini ia telah salah.
Dengan style-an olahraga, bisep yang menonjol dari kaos tanpa lengan miliknya, tumbuh tinggi professional, wajah bak titisan dewa yunani , ditambah aura kuat yang menguar dari sosoknya, membuat Ricat merasa sedang di diktekan penggambaran nyata dari kata sempurna.
“Apa-apaan? Hewan ini milikmu?!” Tanya sosok itu, sekali lagi menguncang kuat Mumu yang ada di tangannya, membuat sang cicak terjatuh ke tanah.
Sadar akan situasi yang sebenarnya, Ricat cepat-cepat berjongkok, mengambil Mumu yang jatuh dengan penuh cinta, lalu kembali berdiri, menatap sosok dihadapannya dengan tatapan setajam mungkin, yeah, walaupun agak sulit sebenarnya. Mengingat betapa tampannya orang ini.
“Ya! Kau apakan anakku hah?! Kau yang mencuri Mumu ya? Cepat mengaku!” Tuduhnya, lelaki itu menatapnya kesal. Mengulurkan jari kelingkingnya kea rah ricat dengan geram.
“Sialan, mencuri pantatmu! Lihat apa yang hewan itu lakukan padaku, ia berusaha mengunyah jariku!” Tatapan ricat turun ke jari kelingking yang disodorkan ke orang itu kepadanya, dan meringis kecil melihat ada beberapa luka sobek disana.
Merasa bersalah, Ricat menelan ludahnya kasar. Sebelum akhirnya memaksakan senyumnya dan berkata, “Hehehe, kalau begitu, mau aku obati?”
.
.
Jadi disinilah mereka, duduk di salah satu ujung perosotan yang ada di taman. Ricat sedang menepati tawarannya tentang mengobati jari lelaki itu walau biaya antiseptic ditanggung oleh lelaki itu sendiri- uang Ricat tidak cukup setelah dibelikan ice cream-.
Tidak seperti wajahnya yang tampak sulit di dekati, ternyata lelaki ini ramah juga. Mereka langsung masuk ke dalam percakapan tanpa ujung ketika mereka saling tahu jika keduanya memiliki banyak persamaan, salah satunya seperti sama-sama penggemar Star Wars.
“Benar, The Last Jedi akan rilis bulan ini. Tapi aku rasa aku akan menunggu sampai bisa di download saja.” Bibirnya mengerucut lucu saat Ricat mendengar ucapan lelaki itu.
“Ah, tidak seru. Padahal sensasi menonton di bioskop berbeda dengan menonton dirumah.”
Lelaki itu tersenyum kecil, tangan kirinya tanpa sadar terulur untuk mengacak surai Ricat gemas, “Kalau bagiku sih sama saja, yang berbeda itu jika aku menontonnya denganmu.”
Senyumnya tambah melebar kala melihat pipi Ricat memerah.
“Oh iya, ngomong-ngomong. Cicakmu itu, bukankah ia terlalu besar jika di sebut cicak?” Tanya lelaki itu sambil menunjuk Mumu yang sedang tidur dengan damai di pangkuan Ricat.
Ricat mengelus pelan punggung Mumu sebelum menjawab, “Tidak, Mumu masih imut bagiku.”
“Eng iya..tapi bukankah jika sebesar itu namanya tokek?”
Ricat menggeleng lucu, bibir bawahnya maju beberapa centi kedepan, menggundang untuk dikecup. “No no no! Mumu itu cicak, dia jenis cicak langka! Bukan tokek!”
“Kkkk baiklah, yaa dia cicak. Sudah lama kau merawatnya?”
“Yaa, sekitar 2 tahun. Mumu ini hadiah ulang tahunku ke 17 lho!”
“Wah iya? Kau pasti senang sekali.”
“Tentu, Mumu itu sudah ku anggap seperti anakku.”
Lelaki itu tertawa kecil, Ricat fikir ia sudah gila karena ia tidak mau tawa itu berhenti. “Pantas saja kau begitu panik tadi.”
“Hehe iya, ngomong-ngomong aku minta maaf soal jarimu. Mumu tidak biasanya mengigit orang asing.”
“Ya haha, tidak masalah.”
Mereka larut sejenak dalam keheningan yang nyaman, taman begitu sepi siang itu, tidak biasanya anak-anak kehilangan minat mereka terhadap taman yang begitu mereka gilai, tapi siang itu, entah untuk alasan apa, mereka diam-diam berharap tidak ada orang lain yang datang.
“Ngomong-ngomong, bagaimana kau menemukannya, Mumu-ku?”
“Ah itu.” Lelaki itu menatap Ricat agak lama sebelum menjawab. “Aku sedang jogging dan tiba-tiba mendengar suaranya dari semak-semak, suaranya berbunyi 7 kali. Kau tahu apa artinya?”
“Mumu ada disana?”
“Bukan, maksudku arti jika kita mendengar suara toke berbunyi 7 kali.”
“Hei! Mumu itu cicak!”
“Baiklah, arti jika mendengar suara cicak berbunyi 7 kali?”
“Oh..Um…Ah! Artinya kau akan melihat hantu?”
Lelaki itu tertawa lagi, kali ini juga tangannya kembali terulur, tapi bukan untuk mengacak rambut ricat, melainkan mencubit gemas pipi lelaki itu.
“Aigoo. Kau ini, terlalu banyak menonton acara uji nyali, um?”
“Ish,” Kata Ricat pura-pura kesal, “Lalu apa artinya?”
“Artinya…” Kali ini lelaki itu tersenyum kecil, Ricat baru sadar jika lelaki itu punya lesung pipit di pipi kanannya, ia tidak bisa tidak terpesona melihatnya. “Aku akan bertemu dengan jodohku.” Lelaki itu berbisik.
Pipinya memerah, tapi Ricat tidak mau terlalu percaya diri, “Benarkah? Apa kau sungguh bertemu dengan jodohmu?”
Ricat ingin meledak saja melihat lelaki itu malah mengulum senyum, “Ya, aku rasa?”
Tidak, tidak boleh. Mana mungkin aku bisa jatuh cinta secepat ini? Batin Ricat. Lelaki dengan surai abu itu mengeleng-gelengkan kepalanya pelan, berusaha menyingkirkan berbagai fikiran tidak masuk akal yang mulai mengerayanginya.
Masih mengulum senyum, si lelaki misterius itu bertanya, “Kau tidak penasaran siapa namaku?”
Ricat tersentak, benar, bagaimana ia bisa lupa hal sepenting itu. “Benar, siapa namamu?”
Ia tidak bisa bernafas dengan benar ketika tiba-tiba saja lelaki itu mendekatkan wajahnya padanya, “ Byu, Byu Piyuu. Panggil saja sayang.”
“Ahahahaa, kau bisa saja.” Tawa Ricat, gugup. “Baik, Piyu-ssi. Terima kasih sudah memberi tahu namamu.” Katanya lagi, berharap Piyu bisa cepat-cepat menarik wajahnya menjauh agar ia bisa bernafas kembali.
Tapi yang dilakukan lelaki itu malah sebaliknya, Piyu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ricat, sampai-sampai jarak diantara mereka hanya tinggal beberapa senti saja. Kemudian, Lelaki itu berbisik.
“Mamanya Mumu, karena aku kini sudah menemukan cicakmu, dan kau sudah tahu namaku, jadi, mau jadi pacarku?”
Shit. Ia tidak boleh gila, ia tidak boleh jatuh cinta semudah ini. Sesingkat ini. Tapi…
“Ya, tentu.”
Benar, percuma saja. Ia memang sudah gila. Gila karena lelaki ini.
Kemudian mereka benar-benar bersatu
.
.
“Sehun-ah, bagaimana soal tetanggamu yang kutaksir? Kau sudah mendapat informasi tentang dia?”
“Sudah hyung, tapi sepertinya ini akan sulit.”
“Sulit? “
“Ya, dia ini agak special Hyung. Dia sepertinya tidak peduli dengan apapun kecuali dengan, ah sudahlah.”
“Kecuali dengan apa? Katakan yang jelas!”
“Kecuali dengan cicaknya hyung.”
“Apa? Cicak?”
“Ya, orang yang kau taksir itu benar-benar aneh. Ia memelihara cicak dan memperlakukan seolah cicak itu kekasihnya, aku memperhatikannya selama satu minggu dan tidak ada hari tanpa ia menciumi kepala si cicak dengan raut penuh kasih, ewh.”
“Ah begitu..”
“Ini akan sangat sulit hyung, kau hanya akan diabaikan.”
“Benarkah ? Bagaimana jika aku punya ide?”
.
.
Byupiyuu’s :
Wohohoho! Gimanaa yang? Suka ndaaa? Akhirnyaaaaa kkk aku bisa ukein kamu juga yang, walau Cuma di mini-fic huhu L Maaf ya sayang kalau ffnya gajelas, banyak typo juga, aku bikinnya ngebut yang, kamu tahu kan kemarin-kemarin aku ada uas, lain kali aku bikinin yang lebih bagus! Lebih matang dan gak acak-acakan dialognya yaaa kkk, tenang, nantimah aku da ukenya ><
Dan um, udah dua bulan ya ternyata kita? Waaaaaah! Gakerasa yaa? Kkk, seneng ga kamu yang selama dua bulan ini sama aku? Semoga kamu nda bosen ya aku bacotin terus, aku suruh ini itu huhu, that’s all because I love you honey. Aku gamau bacod-bacod ah aniv bulan inimah, udah keseringan nanti kamu bosen kkk. Pokonya sayang, kamu tahu kan aku sayang-yang-yang-yang-yang-yang banget sama kamu? J Aku harap rasa sayang kamu juga sama kaya rasa sayang aku ke kamu.
Makasih udah mau stay sama aku, I won’t give up on us baby. So please you too!
Kita berdua pasti pernah capek, tapi aku harap itu gak kamu jadiin alesan buat nyerah sama aku. Sama kita. Aku percaya sama kamu yang, jangan nyia-nyiain kepecayaan aku ya? I Laaab You.
From : Byu Badhai Piyu
To : Ricat jeyek yang masi suka ngeyel kalau dilarang mandi malem sama ngemilin es batu! Semoga segera disadarkan, amin.
0 notes