Tumgik
#kajian ramadhan
isarasyu · 6 months
Text
Tumblr media
Sharing Time with Ustadz Hanan Attaki
Seseorang yang berfokus hanya pada rasa sakit, maka selamanya dia akan terus merasa menderita. Tapi ketika kita fokus belajar pelajaran dari luka tersebut, maka dia akan tumbuh menjadi lebih baik. Lantas pelajaran apa dari sebuah luka? Manusia itu seperti logam. Sebuah logam untuk bisa menjadi sebuah pedang yang dapat di pakai oleh seorang Ksatria, logam tersebut harus di tempa habis habisan. Mulai dari di bakar di suhu yang panas dengan api yang menyala nyala, di pukul dengan palu besi yang besar di bentuk di tempa habis habisan, kemudian di dinginkan di air yang dingin, lalu di bakar lagi di bentuk lagi di dinginkan lagi, terus menerus seperti itu sampai sekian lama akhirnya logam tersebut terbentuk menjadi sebuah pedang yang benar benar layak dapat digunakan untuk seorang Ksatria. Seperti hal nya manusia, saat manusia berada pada suatu kesulitan, dalam keadaan terhimpit, terluka, sebenarnya Allah sedang membentuk manusia tersebut menjadi manusia yang kuat. Lalu, apakah kita mau tetap berpaku hanya pada sebuah luka. Ambilah pelajaran dari luka tersebut. Saat kita telah mengambil pelajaran dari luka tersebut, kita dapat memulai hidup yang baru dengan pelajaran yang telah kita ambil sehingga kita dapat melupakan segera luka itu dan bangkit dari segala kesakitan itu lalu memulai hari baru bersama orang baru.
Ga penting siapa yang pernah menyakiti atau mematahkan hati kamu. Lupakan dia. Delete, unfollow, blokir, stop stalking, stop comparing. Yang terpenting saat ini adalah siapa yang bisa bikin kamu kembali tersenyum lagi. Temukan dia, sayangi dia, dan mulai lah hari baru bersama nya dengan penuh senyuman dan kasih sayang.
Jazakallah khairan ustadz Hanan Attaki untuk sharing time hari ini. Alhamdulillah, Sungguh ini benar benar petunjuk dari Allah bagaimana harus aku melangkah ke depan.
Jakarta, 24 Maret 2024.
Tumblr media
2 notes · View notes
katasayauntuksaya · 6 months
Text
Hilang for Healing
Semua manusia pasti pernah dan akan selalu punya episode pelik di dalam hidupnya. Episode hidup ketika merasakan ujian atau luka. Itu semua merupakan sunatullah yang tidak bisa terhindarkan.
Setiap kali Allah memberikan ujian hidup, sesungguhnya itu adalah cara Allah untuk membentuk manusia untuk jadi sesuatu yang berharga. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa manusia itu seperti logam. Logam dibentuk sedemikian rupa dalam waktu yang lama supaya tajam. Semakin tajam logam, akan semakin mahal harganya. Begitu juga manusia yang Allah berikan ujian hidup, bukan untuk melukai, tapi untuk membentuk manusia supaya bisa menjadi berharga dan istimewa.
"Supaya menjadi manusia yang impactful, perlu ditempa dengan rasa painful."
Ketika merasakan sakit atau luka itu juga bukan berarti kita harus selalu kuat dan menahan semua rasa sakit itu. Tidak apa apa kita merintih dan berteriak, yang apa apa itu adalah jika kita menyerah.
Sesungguhnya ada tiga nasihat ulama mengenai cara untuk menyembuhkan luka.
Hilanglah untuk memulai hidup baru
Ketika luka ini dirasa sangat besar dan mulai menahan diri untuk berjalan maju ke depan, itu pertanda bahwa sudah saatnya kita menghilang sejenak dari lingkungan yang lama. Berhenti memikirkan apa yang sudah melukai selama ini dan mulai hidup baru dengan lingkungan baru.
"The highest form of punishment is silent and the most elegance form of revenge is to ignore."
Akan lebih mudah untuk melupakan luka tersebut supaya tidak mengendap dalam diri adalah benar - benar memutuskan untuk melupakan dan berpindah. Maka hukumlah masa lalu dengan mendiamkan dan mengabaikannya.
Cara pertama ini juga pernah dilakukan oleh para nabiyullah seperti Nabi Nuh AS di mana beliau membuat bahtera dan meninggalkan puteranya. Nabi Nuh AS sempat tidak tega, tetapi Allah memerintahkan untuk membiarkan anaknya supaya Nabi Nuh AS bisa fokus memulai kehidupan baru dengan ummatnya. Selain itu, ada juga kisah Nabi Musa AS dan ummatnya yang memulai kehidupan baru dengan cara ini, tetapi sayangnya gagal bagi ummatnya karena ketika ummatnya sudah berhasil terselamatkan dan tinggal di Palestina, mereka masih belum bisa melupakan tempat tinggal mereka yang lama. Mereka jadi membandingkan tempat barunya dengan tempat tinggal yang lama, padahal di masa sekarang juga mereka mendapatkan kenikmatan yang tidak sedikit.
Berdamailah dengan dirimu sendiri
Di saat kepala sudah penuh dengan kebisingan pikiran, di tambah dengan kebisingan orang - orang sekitar, mungkin sudah saatnya untuk menyendiri. Take a break dan ambil nafas. Hal ini yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang bahwa waktu sendiri adalah waktu kita berdialog dengan diri sendiri. Menyapa diri sendiri yang sudah lama tidak disapa. Berkabar dengan diri sendiri. Mencoba untuk mencari kadamaian untuk diri sendiri.
Cara ini bahkan disebut sunnah nabi karena Rasulullah SAW pun melakukan hal ini. Beliau SAW bahkan melakukannya dengan rutin. Rasulullah SAW melakukannya dengan i'tikaf, tahannus di gua Hira, bahkan menyendiri di makam Sayyidah Khadijah.
Sesungguhnya cara ini bertujuan untuk muhasabah diri dan mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan diri. Hal ini merupakan hak yang seharusnya kita ambil dan meluangkan waktu secara rutin seperti Rasulullah SAW.
Selain Rasulullah, tokoh lain yang sudah melakukan cara kedua ini yaitu Sayyidah Maryam. Kita semua tahu kisah Sayyidah Maryam ketika mengandung tanpa adanya suami. Sebegitu banyaknya hujatan dan nyinyiran dari Bani Israil, membuat Sayyidah Maryam tidak tahan dan akhirnya pergi menyendiri di atas bukit di dekat pohon kurma yang pada akhirnya menjadi tempat beliau melahirkan Nabi Isa AS.
Berusaha menemukan versi terbaik dirimu
Luka yang semakin mendalam bisa membuat kualitas diri menurun. Selalu merasa kurang dan insecure atas apa yang dilakukan selama ini. Di tambah melihat pencapaian orang yang sudah berlari jauh dibandingkan diri sendiri. Pada saat itulah seharusnya kita mulai tersadar dan memulai kembali. Memulai untuk menemukan versi terbaik diri. Fokus untuk upgrade value diri sendiri tanpa membandingkan dengan pencapaian orang lain. Semua orang punya waktunya sendiri dan Allah sudah menentukan itu sesuai dengan apa yang terbaik.
Menyibukkan diri juga termasuk hal yang bisa membuat kita lupa akan luka yang sudah membekas dalam diri. Perlahan, luka itu mulai tenggelam dari permukaan, digantikan dengan kepercayaan diri yang berkualitas dan value diri yang semakin meningkat. Sibukkan diri dengan belajar dan menambah ilmu setiap saat. Ilmu tidak akan ada habisnya. Selain itu, perbarui kemampuan. Hard skills dan soft skills yang pastinya kita butuhkan sebagai manusia.
Contohnya yaitu Nabi Musa AS pada masa remaja. Selama kecil beliau hidup dalam istana dan merasakan kenikmatan privilege yang ada membuat Ia merasa termanjakan dan pada akhirnya beliau berpindah ke Yordania untuk memulai hidup baru. Beliau memutuskan untuk hidup sendiri dan belajar skill baru. Allah akhirnya melatih leadership Nabil Musa AS dengan menggembala dan ini juga cara Allah melatih kemampuan leadership semua Nabi.
---
Akhir kata, apapun luka yang di rasa, itu sudah merupakan sunatullah. Allah memberikan luka itu bukan untuk melukai, tapi menempa kita untuk bisa jadi khalifah fil ard yang istimewa. Bukan berarti kita harus selalu kuat dan menahan luka itu juga. Manusia adalah makhluk lemah, dan ketika kita merasa luka itulah kita paling merasa lemah. Pada saat itu lah kita sadar bahwa kita bukan apa - apa tanpa Allah. Kita makhluk lemah yang tidak bisa melakukan apa - apa tanpa kuasa Allah yang mampukan kita. Maka dari itu, kita perlu heal the wounds. Dengan apa? dengan kembali ke Allah. Berbicara dengan diri sendiri dan Allah. Make time for ourselves and Allah so that the wound healed.
Wallahua'lam bisshowab.
Source of insight Sharing Time : Hilang untuk Healing (24/03/24) by Ustadz Hanan Attaki
1 note · View note
sebiruhariini · 6 months
Text
Doa di Ramadhan
Ringkasan singkat kajian sebelum tarawih oleh Ustadz Nur Ikhsan. Barakallahu fiikum, ustadz. T.T
Ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah saw, "Bagaimana jarak Allah swt, jauh (fanunadiihi) atau dekat (fanunajiihi)?". Jika Allah jauh, maka kita akan memanggilnya dengan lantang berteriak, jika Allah dekat, maka kita akan bermunajat berbisik padaNya.
Allah swt banyak memberikan schreenshoot pertanyaan dalam ayat-ayat Al Quran. "yas aluunaka anil anfal, yas aluunaka anil ahillah, dst". Setiap pertanyaan tsb pasti Allah menjawabnya dengan "Qul' (katakanlah) Hanya satu pertanyaan yang diabadikan dalam Al Quran, tapi dijawab langsung oleh Allah swt, dalam QS. Abaqarah ayat 186 di tengah ayat yang ngomongin tentang shaum ramadhan.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.".
... fa inni qariib.. (maka sesungguhnya Aku dekat). Tidak ada Qul. Hikmah:
Qul artinya ada jarak penanya dan yang ditanya. Maka, Allah ingin menunjukkan bahwa Ia dekat. dan Allah sendiri yang menjawab sebelum Rasulullah saw menjawab.
Allah swt akan memberi pada oang yang meminta saat dia meminta. UNIKNYA: Allah mendahulukan kata "Ujiib" (Allah akan kabulkan doa yang mau berdoa jika ia mau berdoa). Pada realitanya, harusnya doa dulu, baru diijabah. Tapi, disini Allah kabulkan dulu. ASAL orang tsb DOA. Hal ini yang membuat Umar bin Khattab mengomentari ayat ini: "Saya tidak gelisah dengan ijabah doa dari Allah, saya gelisah ketika saya tidak berdoa". Yang menggerakkan lisan kita untuk meminta, adalah Allah swt. Jika Allah swt memudahkan kita untuk berdoa, tandanya Allah mau memberi. "Kenapa gak langsung kasih aja?" Supaya kita dapat pahala ibadah berdoa. Karena doa menunjukkan kita butuh Allah.
Allah swt pasti akan kabulkan doa, sesegera mungkin atau selama apapun itu. Contoh yang disegerakan doanya adalah Iblis yang minta dipanjanagkan umurnya sampai kiamat. Padahal posisinya dia habis merendahkan Adam as dan tidak mau sujud padanya. Tapi, Allah swt segera kabulkan. Maka, jangan putus asa yaa pas doa. Iblis aja dikabulin. Contoh yang diijabah dalam waktu lama 1000 tahun adalah doa nabi Ibrahim as. Agar ada anak keturunannya yang membacakan dan mengajarkan kitab Allah swt, yakni Nabi Muhammad saw. Maka, Rasulullah saw pernah berkata, bahwa dia adalah jawaban doa Nabi Ibrahim as setelah membangun Ka'bah bersama Ismail (Al Baqarah 129).
Kenapa Allah swt lama menjawab doa kita? Allah swt bilang pada malaikat, "Karena Aku suka mendengar suara rintihan doa mereka". Maka, jika Palestina belum diberikan kemerdekaan, doa-doa kita yang dirindukan Allah swt. Allah swt tahu kapan waktunya yang tepat untuk Palestina merdeka dan Allah swt ingin agar kita merintih meminta doa-doa padaNya.
Perhatikan doa ketika mau berbuka shaum ramadhan. Jangan lupa doa saat sebelum berbuka karena tak terbantahkan ijabnya!
0 notes
kajiansolohariini · 2 years
Photo
Tumblr media
• • • Dengan mengaharap Ridha Allah Semata Kajian Ilmiah Masjid Cahaya Tauhid Solo "Berpuasa sesuai Tuntunan Nabi shalallahu alaihi wasallam" Disampaikan oleh Ustadz Ikmal Fahad Dawud, S.Pd.I, M.Pd.I. hafizhahullah Selasa, 7 Maret 2023 Bakda maghrib - isya' Masjid Cahaya Tauhid Jl. Karonsih No. 69 Kemlayan (Gang setelah Solo Bistro / Wisma Batari masuk) ___ #kajian #islam #ramadhan #surakarta #solo #sunnah #kajiansolo #quote #dakwah #solomengaji #ramadan #masjid #quotes #islami #quotesislami #ustadz #masjidcahayatauhid #khutbah #ilmu (di Masjid Cahaya Tauhid Solo) https://www.instagram.com/p/CpdzR1ayPS6/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
menyapamentari · 6 months
Text
Bahwa takwa adalah sebab jalan keluar dari setiap kesedihan. Dan setiap berusaha bertakwa ada saja kemudahan, ada saja solusi, ada saja rezeki. Dan dari sini kita semakin sadar betapa Maha Baiknya Allaah yang mensyariatkan kita berpuasa Ramadhan untuk mempermudah jalan ketakwaan tersebut.
— nasehat ustadz nuzul dzikri hafidzhahullah dalam kajian serial ramadhan.
51 notes · View notes
gizantara · 7 months
Text
Compassionate Servant
Habis sholat melamun di depan aquarium, langsung mikirin berbagai aktivitas yang mau dilakuin. Tiba-tiba "tasks in my head" ke-close lagi dengan satu kalimat:
"Allah punya hak surat-Nya dibaca oleh kita. Gak usah buru-buru menunaikan tanggung jawab ke makhluk lain dulu, kalau belum jadi penerima surat yang bertanggung jawab."
Di tengah dunia yang serba cepat, baca Qur'an ngasih dampak untuk menormalkan kembali kecepatan default dalam hidupku dan menahan diriku dari ketergesaan. Istilah Sundanya mah, "rek kamana atuh, sakirana rurusuhan mah mangkat we ti kamari" hahaha.
Tapi sebenarnya mah emang dodol juga, numpuk banyak tasks buat dikerjain tapi eksekusinya cuma satset saat mendekati deadline (sanes ti kamari).
Ya udah lah, itu mah hal lain. Tapi mau review perkara baca Qur'an dulu deh, yang kayanya selama kuliah tuh aku ngerasa rurusuhan mulu, pasti karena baca Qur'annya masih nggak konsisten. Minggu kemarin pisan, ditanya sama temen:
"Za, testimoni tentang baca Qur'an dong!"
"Pokoknya jangan lepas interaksi seharipun. Even cuma dengerin murroral. Tapi jangan merasa cukup. Coba baca dikit aja asal konsisten. Aku juga lagi terus biasain ngaji biarpun cuma satu ain sehari."
"Kenapa ain? Nggak halaman?"
"Kaya ngajinya nenek-nenek ya? Hahaha. Tapi sebagai orang yang gak suka teratur, ngaji pakai sistem ain tuh seru. Kadang sekali ngaji bisa cuma setengah halaman, kadang bisa sehalaman lebih, hampir dua halaman. Terus jadi ga kepikiran ngitung-ngitung halaman untuk nyari tau kapan ganti juz."
"Terus rasanya gimana?"
"Hmm.. mungkin kaya, pulang. Dari semua hiruk pikuk dunia, ketika hati dan pikiran udah kesana kemari ngurusin banyak hal, rasanya kaya balik ke home base buat nutup semua tasks dan recharge dulu. Stabil dan menenangkan. Aku mulai percaya Qur'an itu obat. Tadinya kukira cuma istilah klise doang."
Sampai di sana, aku juga merasa sayang banget euy udah bertahun-tahun kenal Allah tapi keliatan gak banyak effort untuk memahami Allah dan nyari tau lebih dalam tentang maunya Allah gimana. Gak ada empatinya pisan sebagai hamba (kenapa empati, pokoknya nanti mau bahas tentang empati di tulisan lain kalo mood). Celakanya lagi, oke nih seringkali tau mau-Nya apa tapi ngga melakukannya. Nggak compassionate gitu.
Padahal compassionate-nya seorang hamba, bisa jadi standar untuk menilai seberapa cinta dia ke Allah. Sama kaya apa yang Allah jelasin juga:
"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS Ali Imran (3) : 31
So, be compassionate! Kata Pak Anies juga, cinta itu kata kerja, bukan kata benda. But before becoming compassionate person, we must improve our understanding skills.
How do we understand God? Baca suratnya. Gini deh simpelnya. Aku sebagai penulis, akan merasakan effort seseorang memahamiku kalau orang tersebut mau baca tulisanku. Mungkin awalnya orang itu gak paham. Tapi dengan usaha dia atas ketidakpahamannya saja, aku bisa tersentuh loh.
Nah, mungkin berlaku juga ke Allah sebagai penulis Al-Qur'an. Allah senang sama hamba yang baca pesannya. Udah gitu, gak cuma baca, tapi di-review. Allah akan sangat menghargai usaha kita, sesedikit apapun, sesusah apapun kita belajar Al-Qur'an. Oh iya, btw, perlu diingat kalo Al-Qur'an susah masuk kalo kondisi hati lagi ada yang dicintai selain Allah. Berdasarkan pengalaman pribadi sih sebenarnya mah, hahaha.
Jadi, untuk menyambut Ramadhan kali ini, aku mau kasih ruang untuk Al-Qur'an masuk ke hatiku dengan leluasa. Mengizinkannya membersihkan setiap sudut yang bernoda, memulihkan setiap fitur yang terluka, menutup celah bocor yang terbuka, dan menghilangkan karat yang ada sebab air mata dari menangisi manusia.
Di dalam hati, aku juga udah taruh memori-memori nostalgia aku sama Al-Qur'an yang indah dan seru. Contohnya kaya, momen excited waktu dengerin kajian guru di sekolah, momen ramadhan tahun-tahun sebelumnya, maupun momen murojaah. Pokoknya semacam mempersonifikasi Al-Qur'an supaya kerasa interaksinya.
Btw, ini sebuah temuan baru juga (full-nya nanti deh pas bahas empati). Di bahasan tentang empati, compassionate itu nunjukin kebijaksanaan seseorang karena ngebahas tentang how human act, apakah dia ngikutin pengetahuan dia tentang itu, atau sengaja nggak ngikutin (mengingkari) pengetahuannya. Dan dari sana aku sadar, banyak orang berbuat hal yang nggak ngenakin hati itu bukan karena kurangnya empati, tapi kurangnya compassion. Menolak peka.
Makanya Allah pakai istilah "fasik" di dalam Al-Qur'an buat ngedeskripsiin tindakan uncompassionate.
"Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad) dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik." (Al-Baqarah : 99)
Idenya, orang fasik itu bukan orang bodoh yang gak tau apa-apa. Banyak ayat tentang orang fasik yang melanggar perjanjian dengan Allah. Artinya apa? Mereka udah dikasih petunjuk, mereka berangkat dari orang yang berpengetahuan mengenai benar dan salah, mereka memahami dan telah melakukan perjanjian tertentu.
Mereka berempati secara kognitif untuk mengetahui "how" dan "why" Allah berbuat sesuatu. Tapi, mereka nggak compassionate. Sebel kan? (Ya maksudnya mah sebel ke diri sendiri juga kadang, yang secara sadar ga sadar menanam bibit kefasikan)
Tapi serius deh, kita sering kan sebel ke manusia yang "ngahajakeun"? Udah tau kita pengen A, eh malah ngelakuin B. Udah tau kita gak suka C, eh malah dikasih C. Mau dibilang bodoh, kayanya mereka tau kok. Tapi berarti lebih dari bodoh dong? Apa dong? Nggak becus? Atau apa ya? Gak ada umpatan yang tepat untuk orang fasik sih kayanya. (Eh eh kenapa jadi ngumpat ya? Wkwk) Oh ada, mungkin ini, kata Bung Rocky Gerung mah, "dungu" wkwkwk.
Soalnya, kita sebagai manusia, akan lebih mudah mewajarkan dan memaafkan kesalahan yang diperbuat karena ketidaktahuan kan, daripada kesalahan yang disengaja karena pengingkaran. Makanya di Qur'an, orang fasik tuh levelnya lebih parah daripada orang bodoh. Dan kalau mereka meneruskan kefasikannya akan berganti level jadi orang dzalim.
Bahkan ya, kaum-kaum rebel yang bikin Nabi Musa banyak ngebatin ke Allah tuh bukan orang bodoh, melainkan kumpulan orang-orang fasik. Aku kalo jadi Nabi Musa mah mungkin udah greget banget, bakal aku teriakin tuh di depan muka mereka, "dasar dungu!" gitu, hahaha, enggak lah bercanda. Aku gak punya nyali besar untuk itu.
Dan emang, kata Allah juga kebanyakan manusia adalah orang-orang fasik. Ya emang sih, keliatan kok. Manusia sekarang mah nggak bodoh, justru pinter, tapi sayang, uncompassionate.
Bagian paling ngena tentang pembahasan fasik, adalah di surat Al-Hadid ayat 16:
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.
Kebayang gak, ditanya "belum tibakah waktunya?" di posisi sebenarnya kita justru sudah melewatkan waktunya (terlambat) tapi masih dikasih kesempatan. Kerasa banget dungunya. Semacam ditanya, "mau sampai kapan menyesatkan diri terus?"
Relate-nya lagi, surat Al-Hadid itu turun di masa-masa kaum muslimin sudah melewati perang Badar, Uhud, Khandaq, dan sebelum fase Fathu Makkah. Asbabun nuzulnya adalah karena posisi kaum muslimin saat itu persis banget kaya sekarang, lagi loyo-loyonya cuy! Males berdakwah dan ngerasa gak akan ada perang dalam waktu dekat. Sebagian besar surat Al-Hadid sebenarnya ngejelasin "bagaimana bisa seorang muslim menjadi munafik?"
Ringkasnya:
Muslim → malas → tidak disiplin → fasik → zalim → munafik.
Nah aku kan jadi penasaran mau nyari tau apa penyebab-penyebab orang jadi uncompassionate? Nanti deh coba dicari. Kemungkinan relevan dengan alur di atas. Makanya setelah tau ini, harusnya sih aku makin hati-hati. Katakan "hayu" pada keinginan Allah. Dan katakan "sorry ye!" pada murka Allah.
Seru! Jadi punya kesadaran baru dan program baru untuk terus menerus memperbarui pemahaman aku terhadap Allah serta menindaklanjutinya sebagai bentuk compassionate sebagai hamba. Feel deeply (hayati kasih sayang-Nya), think accurately (jangan salah paham ke Allah), dan act wisely (lakuin yang seharusnya).
Hi, Allah. I'm ready to welcome Your great guest; Ramadhan 🫡
— Giza, lagi suka-sukanya belajar konsep empati
(anw, tulisan ini temuan spontan yang diperoleh tiba-tiba bahkan saat lagi ngetik, gokil ternyata nemu persamaan fasik = uncompassionate, hahaha maaf katrok sama ilmu baru jadi langsung nyerocos dan connecting dot by dot langsung di sini tanpa ngotret mentahan dulu di notes. Akan disunting kalau ada yang keliru)
37 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Anak Pinak dari sebuah prasangka hati.
Pelajaran yang akan terus diulang agar tidak mudah meremehkan orang lain..
"Bagaimana bisa dia masih saja sibuk berjualan, sibuk update sekian menit di story Instagram dan media sosial lainnnya. Padahal ini sudah masuk 10 hari terakhir Ramadhan. Malam yang seharusnya dia pun paham bahwa malam-malam ini adalah hari-hari penting yang tidak boleh dilewatkan."
"Bagaimana bisa dia ambil pinjaman dimana itu adalah pinjaman riba. Padahal dia sudah tahu hukum riba itu seperti apa. Sekalipun terpaksa ya seharusnya dia tidak akan meminjam uang tersebut."
"Padahal dia sudah berumur, tapi bacaan Al-Qur'an ya Masih terbata-bata seperti anak kelas dua SD."
"Padahal dia sudah ngaji, sering ke kajian. Tapi ketika ditegur, dia galaknya minta ampun seperti nggak kenal majelis ilmu. Nggak mau menerima nasihat, nggak paham tentang inti dari nasihatnya. Padahal ini juga demi kebaikannya. Sudah baik aku kasih nasehat, tau gini nggak mau lagi ngasih nasehat kedia."
Tanggapan yang mungkin seringkali ada didalam hati yang tidak pernah diungkapkan. Dan beberapa tanggapan lainnya dengan berbagai versi sebagai prasangka.
Adakalanya memang iman itu naik turun. Saat iman kita sedang naik, bukan berarti kita lebih baik dalam beramal dari orang lain yang terlihat dimata kita tidak sedang beramal. Jangan pernah meremehkan orang lain. Sekecil apapun itu, sekalipun dalam hati. Baik ketika ia masih belum mengenal Sunnah, belum mengenal kajian, nggak tahu hukum bacaan idghom bigunnah (tajwid), baca Al-Qur'annya masih terbata-bata, penampilannya masih dari kata syar'i, atau terlilit pinjaman riba.
Sebab ketika Allaah sudah memberinya hidayah, barangkali ia bisa lebih Istiqomah dari diri kita hari ini. Barangkali tekadnya untuk berbenah lebih besar dari diri kita saat ini.
Sunnah tidak menjadikan diri kita lebih baik dari siapapun, Sunnah juga tidak menjadikan diri keras kepada orang lain dan bermudah-mudahan pada diri sendiri, Sunnah tidak menjadi diri kita mudah berprasangka buruk kepada orang lain sekalipun ia belum mengenal Sunnah sekalipun. Sebab seharusnya Sunnah membuat kita lebih lembut, lebih banyak udzur kepada orang lain, lebih banyak introspeksi diri atas prasangka yang mungkin tak mendasar.
Kita tidak riba, enggak bermusik, rajin ke majelis ilmu, enggak suka selfie ataupun upload foto diri ke media sosial, berpenampilan syar'i. Itu semua semata sebab pertolongan Allaah kepada kita. Bukan karena hebatnya upaya kita atas hal itu semua. Kalau bukan karena pertolongan Allaah kitapun sama, lelah dan menyerah saja dalam menapaki jalan ini.
Setelah kita hijrah, tugas kita adalah memperbaiki diri terus menerus. Tidak sibuk menilai orang lain, tidak sibuk menjadi hakim untuk orang lain hanya karena tak nampak pada diri mereka melakukan kebaikan. Kebaikan itu berproses, hijrah pun demikian, berproses.
Kita tidak pernah tahu hidayah Allaah akan menyentuh hati mereka melalui cara dan momen seperti apa. Yang terpenting tetaplah berbuat baik, santun dan penuh hikmah.
Merasa lebih baik sekalipun hanya dalam hati, itu bagian dari berbangga diri. Bukankah itu juga termasuk kesombongan sebab merasa lebih baik dari orang lain? Tuduh hati kita lekat-lekat.
Mereka yang saat ini tak terlihat di masjid sebab pekerjaan, sebab deadline lainnya, bukan berarti tidak sedang mengupayakan amalnya. Bisa jadi dia justru mengupayakan lewat harta yang ia mampu sebagai gantinya, ia memberi makan orang lain yang sedang berpuasa, mencukupi kebutuhan orang-orang yang sedang beri'tikaf. Bukankah itu adalah jalur amalan yang lain, yang mungkin saja kaupun tidak tahu sebab mereka melakukannya dengan tidak berisik.
"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Berjuang itu tidak selamanya harus berisik agar semua orang tahu. Beramal itu tidak harus nampak agar orang lain paham. Sebab melakukan ketaatan kepada Allaah ada banyak cara yang setiap orang berbeda-beda dalam melakukannya, sesuai kemampuan.
Tidak ada yang tahu akhir hayat kita bukan? Maka jalan terbaik salah satunya adalah dengan terus meminta pertolongan Allaah agar dikarunia hati yang selamat, hati yang tidak mudah berprasangka pada apa-apa yang tidak mendasar.
Imam Ibnu Hazm rahimahullaah berkata, "Barangsiapa diberikan musibah berupa sikap berbangga diri, maka pikirkanlah aibnya sendiri. Jika semua aibnya tidak terlihat sehingga ia menyangka tidak memiliki aib sama sekali dan merasa suci, maka ketauhilah sesungguhnya musibah dirinya tersebut akan menimpa dirinya selamanya. Sesungguhnya dia adalah orang yang paling lemah, paling lengkap kekurangannya dan paling besar kecacatannya."
Di Ramadhan ini, semoga Allaah memperbaiki hati kita, sebab tidak ada yang bisa kita banggakan dari diri kita kecuali semakin belajar tawadhu. Melembutlah wahai diri, merunduklah..
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
Penghujung Jumat dibulan Ramadhan || 24 Ramadhan 1444H
84 notes · View notes
arissopian · 6 months
Text
Waktu berlalu begitu cepat.
Tumblr media
Tak terasa, ini adalah Ramadhan kedua sejak pertama kali mulai menulis di tumblr. Alhamdulillah masih diberi nikmat hidup.
Berawal dari sekedar penasaran, lalu tanpa sengaja menemukan tulisan yang setiap kalimat dan paragrafnya seakan tak akan pernah bosan untuk dibaca (*agak hiperbola sih hhe). Dan itu adalah jatuh cinta keduaku (pada tulisan) setelah bertemu novel karya Ma'mun Affany berjudul "29 Juz Harga Wanita".
Bertemu dengan tulisannya di tumblr ternyata adalah cara Allah agar keinginanku sejak lama untuk mulai menulis terlaksana. Alhamdulillah, semoga segala kebaikan dari tulisannya mengalir menjadi limpahan amal kebaikan hingga akhirat nanti.
Menulis itu ternyata membawa banyak dampak positif. Rasanya aku lebih bisa memaknai berbagai kejadian dalam hidup dan lebih mudah untuk mengambil pelajarannya. Malah tak jarang juga teringatkan dengan tulisanku sendiri wkwk.
Sungguh mudah bagi Allah membolak-balikan hati seseorang. Berbagai kajian dan motivasi dari para ahli pun akan kalah dengan satu alasan sederhana yang telah Allah rancang untuk merubah diri kita. Semoga Allah senantiasa menuntun kita pada jalan-jalan yang diridhai-Nya.
Ramadhan, 050424.2002.
7 notes · View notes
auliasalsabilamp · 6 months
Text
Setiap yang didapatkan oleh orang yang mendapatkan kenikmatan abadi adalah kesabaran, dan kesabaran di dunia itu hanya sesaat.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Miftaah Daaris Sa'aadah | Serial Kajian Ramadhan "Kunci Kenikmatan" | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. حفظه لله تعالى
12 notes · View notes
chocohazel · 6 months
Text
Ramadhan Journal: 1. Yang Kau Cari, Mencarimu
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`ān, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” — Al-Baqarah: 185
Ketika mendengar kata Ramadhan, ibadah yang pertama terlintas dalam pikiran kita — atau setidaknya kami dan sebagian besar orang adalah puasa. Tanpa mengenyampingkan ibadah puasa sebagai prioritas, ironisnya terkadang kita luput dari amalan lain yaitu berinteraksi dengan Al-Quran. Padahal jika dicermati, ayat perintah puasa yang akan sering kita dengar dan baca selama hari-hari ke depan tidak secara literal menggandeng kata Ramadhan. Sementara kata Ramadhan disandingkan dengan sesuatu yang seharusnya lebih menggembirakan bagi manusia; yaitu sebagai bulan diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk dan pembeda.
Maka momen Ramadhan adalah momen dimana seharusnya kita memperbarui koneksi dengan Al-Quran, memperbaiki yang kurang selama 11 bulan lainnya, memperindah adab dan memperbanyak tadabbur atas ayat-ayat yang Allah jadikan sebagai cara berkomunikasi—lintas dimensi dengan manusia.
Lalu yang menjadi masalah adalah bagaimana jika Al-Quran tidak lagi bisa menyentuh hati kita?
Tenang, selagi nyawa dikandung badan maka akan selalu ada kesempatan. Pertemuan kita dengan bulan Ramadhan tentu bukan sebuah hal yang sia-sia dan tanpa makna, ketika Allah pertemukan kita kembali dengan Ramadhan, sadarilah bahwa Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan segala rahmat dan karuniaNya sedang menginginkan kebaikan bagi kita; manusia.
Sadari, lalu mintalah kepada Allah untuk menghidupkan kembali hati yang telah mati. Sebab Al-Quran adalah bacaan yang secara fitrah dapat menyentuh hati-hati pembacanya. Tanpa perlu latar belakang keilmuan khusus atau pembelajaran yang panjang, Allah mudahkan hati yang hidup untuk tersentuh oleh Al-Quran.
Apapun keresahan, pertanyaan dan keraguanmu; jawabannya selalu ada disana. Yang perlu kau lakukan hanyalah “menghidupkan” hati dan mulai mencari.
“Sebab yang kau cari, mencarimu” — Rumi
ps. ditulis setelah menyimak kajian YNTV.
7 notes · View notes
ifahnotes · 8 months
Text
Kajian Wanita (79)
Masalah Wanita di Ramadhan dan Solusinya | Kajian Kitab Al Wabilush Shayyib
Masalah yang dihadapi wanita di ramadhan yaitu haid dan nifas. Masalah ini adalah ketetapan Allah SWT yang diberikan kepada wanita. Salah satu tujuannya adalah menguji keimanan dan ketakwaan wanita. Di balik ujian ada ketakwaan. Yang harus dilakukan wanita ketika haid:
Gunakan amalan hati
Kaidah para ulama -> hukum bagi laki-laki adalah hukum bagi wanita untuk semua amalan-amalan hati.
Yang membuat kita terpuruk adalah ketika kita hanya melihat haid sebagai kendala untuk sholat, puasa, membaca Al Quran. Kalau kita melihat dari sisi amalan hati. Maka haid tidak pernah menjadi penghalang amalan hati (keikhlasan, kesabaran, ridho dan menyerahnya seorang hamba kepada Rabbnya, bersyukur).
Dengan amalan hati wanita masih dapat memanen pahala.
Pahala sabar tidak ada batasnya. Jika kita bisa sabar dalam menjalani kodrat kita sebagai wanita di ramadhan, maka kita bisa mendapatkan pahala tersebut.
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌۗ وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌۗ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Q.S Az-Zumar [39] : 10)
Saat wanita sedih ketika dia haid. Dalam hal ini sedih yang positif. Sedih spontanitas karena tidak dapat menjalankan beberapa ibadah di ramadhan, maka dia mendapat peluang pahala orang yang sedang menjalankan ibadah tersebut.
وَّلَا عَلَى الَّذِيْنَ اِذَا مَآ اَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ اَجِدُ مَآ اَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِۖ تَوَلَّوْا وَّاَعْيُنُهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا اَلَّا يَجِدُوْا مَا يُنْفِقُوْنَۗ
dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, agar kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata, "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." Lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (Q.S At-Taubah [9] : 92)
2. Ibadah bukan hanya menjalankan perintah, tapi juga meninggalkan larangan
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Az-Zariyat [51] : 56)
Ibadah -> Larangan dan perintah Allah.
ketika kita meninggalkan larangan Allah dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka kita akan mendapatkan pahala ibadah.
3. Segera rutinkan sebuah amalan, yang tidak akan bisa kita kerjakan ketika kita haid.
Misal kita tahu jadwal haid kita akhir ramadhan, maka sebelum masa haid itu, kita jaga ibadah kita semaksimal mungkin, sholat tepat waktu, dll.
"Jika seorang hamba sedang sakita atau safat, maka dia akan mendapat pahala seperti amalan yang biasa dia kerjakan ketika dia sedang sehat"
4. Kerjakan amalan lain -> dzikir, membaca Al Quran (sebagian mahdzab membolehkan)
Permasalahan selanjutnya yaitu seorang ibu yang menjalankan peran untuk mengurus rumah dan anak, kesulitan membagi waktu di ramadhan. Maka gunakan amalan hati. Niatkan peran kita tersebut (mengurus anak, membersihkan rumah, dll) dalam rangka taat kepada Allah.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At-Tahrim [66] : 6)
Salah satu tafsir menjaga keluarga dari api neraka adalah dengan mengajarkan dan mengedukasi anak agama.
Makan sahur amal sholeh, berbuka juga amal sholeh, maka upaya mempersiapkan sahur dan berbuka mendapatkan hukum sahur dan berbuka itu sendiri. Kaidah ulama, "sarana sama dengan tujuan".
Jangan berlebihan dalam mempersiapkan sahur dan buka.
Ada banyak wanita yang bekerja di ramadhan. Maka tetap kedepankan amalan hati. Niatkan bekerja dalam rangka ketaatan kepada Allah, untuk menafkahi diri sendiri, untuk memberikan makan kepada orang lain. Atur waktu dan alokasikan memang khusus untuk ibadah.
7 notes · View notes
wser · 6 months
Text
Where have you been, myself?
Hari ini, tepat 25 tahun yang lalu, mama melahirkanku ke dunia yang fana ini. Hari ini anaknya sedang melipir di sebuah musholla stasiun, sambil menunggu waktu datang ke tempat kerjanya yang baru. Sebuah tempat yang tidak pernah dibayangkan akan menjadi tempatnya bekerja suatu hari nanti, ya lapas perempuan di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur. Aku pernah bercita-cita untuk bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak, tapi tidak pernah menyangka jalannya melalui warga binaan. Beberapa waktu terakhir, karena banyaknya waktu luang, aku banyak merenung. Kalaulah aku tidak memiliki peran sama sekali di dunia ini, apakah aku akan merasa berharga? Apakah aku menilai diriku dari kegiatan yang aku kerjakan? Atau sebenarnya ada peran yang selalu melekat, tidak peduli apapun kegiatanmu, yaitu menjadi hamba Tuhan. Dari kajian Yaqeen Institute, satu hal yang paling ku highlight adalah dunia ini tidak akan "make sense" sampai kita percaya adanya hari Akhir. Karena untuk apa lah semua ini, semua kelelahan ini, jika bukan hanya ditujukan untuk-Nya? So, where have you been myself? Ramadhan beberapa waktu terakhir, terutama 5 tahun terakhir terasa terlewat begitu saja, terlebih setelah mbah meninggal. 2020, dengan dinamika mamah yang sakit hingga kesulitan berjalan waktu itu. 2021, dengan mamah yang juga sakit hingga dirawat di rumah sakit. 2022, dengan dinamika semester 2 perkuliahan, pembekalan psikodiagnostik. 2023, dengan dinamika penanganan kasus juga kelas-kelas intervensi. Rasanya aku begitu larut dengan segala hubungan interpersonal yang kumiliki, sampai abai dengan hubunganku dengan penciptaku sendiri. Untuk apa semua ini jika semuanya tidak bermuara pada-Nya? Semoga apapun yang sedang diusahakan menemui takdir terbaik-Nya, apapun peran yang sedang diemban tidak mengukur keberhargaan diri yang sejatinya sudah ada dari peran sebagai Hamba Tuhan~ Wallahu'alam. Semoga pertemuan hari ini Allah lancarkan dan berkahi...
4 notes · View notes
nurazisramadhan · 6 months
Text
Tentang Ekspektasi di Bulan Suci
Kata orang Jika ingin bahagia dan terhindar dari kecewa maka selalu rendahkan ekspektasi
Menurutku, mungkin memang ada benarnya.
Sebab, ekspektasi yang begitu tinggi akan menyahat hati ketika tidak terealisasi
Sebab, ekspektasi yang terlampau besar saat tak tercapai akan membuat hati gusar
Meski pun begitu, bukan berarti harus membatasi semua ikhtiar yang akan diingin
Karena di bulan suci ini terdapat peluang melipatgandakan pahala serta kebaikan
Karena di bulan yang penuh berkah ini terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan
Maka, ekspektasi yang ada tak jauh dari perihal memperbaiki diri dari segi ilmu serta amal serta membuatnya lebih konsisten atau istiqamah
Sebagaimana tujuan untuk memperbaiki diri di bidang ilmu dengan mengikuti berbagai kelas dan kajian untuk memperdalam pengetahuan
Sebagaimana tujuan untuk meningkatkan amal dengan membuat evaluasi harian untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas selama Ramadhan
Sebagaimana tujuan untuk meningkatkan istiqamah dengan saling mengingatkan dan mencari teman yang turut berjuang
Semoga di bulan yang penuh berkah ini mampu menjadi madrasah, tempat untuk membuat kita memperoleh taqwa.
Sebab mereka yang paling mulia di sisi-Nya adalah yang paling taqwa (Q.S Al Hujurat :13)
6 notes · View notes
aisndry · 4 months
Text
Rekomendasi Channel YouTube untuk Belajar Agama Islam
Tumblr media
Ustadz Adi Hidayat Official
Tumblr media
Pada penjelasan Ustadz Adi yang jelas, terang dan detail membuat siapa saja yang belajar dapat meningkatkan kapasitas ilmunya. Pada channel youtube tersebut memberikan penjelasan terkait Hukum Fikih, Kajian, sejarah, diskusi, dan murottal Al-Qur'an. Ustadz Adi juga menerangkan di papan tulis sehingga penjelasannya juga detail dan mudah dipahami.
2. Yuk Ngaji
Tumblr media
Pada channel youtube ini terdapat beragam konten dakwah yang disajikan seperti Diskusi Islam, Sejarah, "main yuk" dengan diundang para bintang kamu dan releatable dengan Islam, "YN Band" Live band, belajar fikih dan juga pada bulan Ramadhan terdapat program "Reconnecting With Qur'an". Di dalam channel tersebut terdapat beragam asatidz yang memiliki warna berbeda-beda dengan cita rasa dakwah lebih mudah sasaran untuk anak muda seperti Ustadzah Felix, Ustadz Weemar, Fuadh Naim, Hawariyyun, Ustadz Hussain, Ustadz Hidayat, Ustadz Cahyo, dan Risco Aditama
3. Nouman Ali Khan-Official-Bayyinah
Tumblr media
Pembawaan dakwah yang santai dan jelas dari Ustadz Nouman sangat cocok bagi semua kalangan. Pada channelnya Ustadz sangat jelas menerangkan studi bahasa arab, ilmu fikih, Al-Qur'an, Ilmu Tafsir serta motivasi refleksi kehidupan. Ustadz Nouman juga menjelaskan dengan sedehana dan mudah dipahami.
4. Dr. Zakir Naik
Tumblr media
Ustadz sekaligus Dokter yang telah menghafal beberapa kitab seperti Al-Qur'an, berbagai macam hadits, bibel dengan beberapa versi, taurat, Weda, Tripitaka, dan Bhagavad Gita. Ia memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Zakir Naik adalah pendiri dan presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India. Ia adalah Ustadz pembanding agama yang terinspirasi dari Ahmad Deedat. Gaya pembawaannya yg sangat ciamik dan gaya debatnya yg jelas dan detail pada setiap ayat, nomornya serta surahnya disebutkan agar tidak menimbulkan kekeliruan dan telah menghasilkan banyak masyarakat yg sebelumnya tidak memeluk agama Islam sehingga mengucapkan kalimat 2 syahadat untuk masuk Islam.
5. Yaqeen Institute
Tumblr media
Ustadz Omar Sulaiman sangat meneduhkan hati kepada siapapun yang mendengarkan kajian dakwahnya. Ustadz sangat terperinci, detail dan mudah dipahami. Ustadz banyak menjelaskan tentang Hukum Fiqih, pernikahan, Al-Qur'an, Reflection Life or anything else. Ketenangan dalam pembawaannya dan kharismatik yang Ia punya dapat semakin menularkan kecintaan kita terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada siapapun bagi kita yang ingin terus belajar untuk mendekatkan diri kepada-Nya, Aamiin Allahumma Aamiin Ya Rabbal 'alamin.
2 notes · View notes
naailahana · 6 months
Text
20: Menular
Kebaikan itu menular. Salah satu hal yang membuat hati adem selama bulan Ramadhan adalah banyaknya orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan. Mungkin memang sudah ada sejak bulan-bulan yang lain, tapi di Ramadhan ini rasanya semua semakin tampak nyata, terang-terangan.
Suatu malam tidak sengaja menangkap seorang teteh yang mengakhirkan keluar dari masjid pasca tarawih, hanya untuk menyisipkan sebagian hartanya untuk kotak infaq masjid. Membuatku tertegun, ya Allah semoga besok aku ingat untuk infaq.
Lain waktu di suatu sore yang panas dipertemukan dengan ibu kos secara tidak sengaja, dan diajaknya aku ikut pengajian di masjid. Membuatku tertegun (lagi), ya Allah iya ya aku belum dengar kajian dari kemarin.
Lalu tadi. Baru selesai menyelesaikan berbagai pekerjaan di sore hari menjelang maghrib. Agak panik sedikit, karena belum beli/menyiapkan apa-apa untuk berbuka. Lalu teteh warung depan mengetuk pintu, rupanya berbagi takjil bubur candil dan makanan untuk berbuka. Ya Allah, kenapa orang-orang baik sekali??
Alhamdulillaah terimakasih Allah sudah menghadirkan nikmat dan pengingat lewat orang-orang dan lingkungan sekitar. Semoga tetap Engkau izinkan aku bertemu dan bersama orang-orang yang senantiasa membuatku ingat kepada-Mu, aamiin.
---
Pelabuhanratu, 21.52
3 notes · View notes
elangfatah · 6 months
Text
WH dan masjid
Sebagai sarjana arsitektur yang pernah berada dibawah bimbingan Pak Andika (almarhum) rasanya Ramadhan adalah momen yang pas untuk merefleksikan ulang hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur masjid. Soal definisi masjid, kesalahan-kesalahan persepsi, fungsi masjid, bangunan masjid, dan yang lainnya. Hanya saja karena aku bukanlah seorang akademisi seperti Pak Andika yang pandai menjabarkan dan menjelaskan hal-hal secara runtut dan jelas, sepertinya menceritakan case by case akan lebih mudah.
Di kontrakan WH beberapa hari lalu aku mencoba mengajak salah satu teman ke masjid untuk melaksanakan solat maghrib. Mengingat keutamaan dan pahala solat jamaah di masjid. Jawabannya cukup licik, "tak solat nang kene wae, kan semua permukaan bumi adalah masjid", sungguh akal-akalan santri yang pintar ngeles berdalih dalil agama. Selain karena malas menjelaskan, berhubung akan segera iqomah, aku juga perlu memahami ulang definisi masjid dalam kajian arsitektur masjid itu seperti apa.
Jawaban temanku itu berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim yang isinya adalah
جُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا
"Seluruh permukaan bumi dijadikan untukku sebagai masjid (tempat sujud) dan alat untuk bersuci.”
Hadits itu menjelaskan definisi masjid secara umum dalam arti masjid yang bermakna tempat sujud (tempat solat) memang umat Islam boleh melaksanakan solat dimanapun asalkan tempat itu terbebas dari najis, yang mana itu artinya solat bukanlah ibadah terikat dengan ruang. Tapi sepertinya itu bukanlah definisi masjid secara khusus yang mana berlaku hukum masjid di dalamnya.
Jika kita kaji secara historis bahwa Nabi Muhammad mendirikan masjid seperti masjid Nabawi, itu artinya ada perbedaan secara spasial antara masjid yang bermakna seluruh tempat di permukaan bumi dengan masjid yang bermakna tempat yang diwakafkan secara khusus untuk masjid. Perbedaan spasial itu dibuktikan dengan adanya hukum-hukum yang berlaku di masjid dan tidak berlaku di tempat selain masjid, seperti salat sunah tahiyyatul masjid, sunnah i'tikaf, perbedaan ganjaran solat jamaah di masjid, larangan wanita haidh masuk masjid, larangan jual beli, dan sebagainya. Oleh Sebab itu kontrakan yang akan digunakan temanku untuk melaksanakan solat maghrib itu bukanlah masjid dengan makna yang spesifik dan tidak berlaku hukum masjid di dalamnya.
4 notes · View notes