#cerita random
Explore tagged Tumblr posts
aksara-ta · 9 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
PART 1
Tepat hampir tengah malam aku menulis ini, jam 23.07 .
Hii apa kabar? Semoga kabar baik untuk kita semua ya.
Sekarang 2024 bulan Maret, sebentar lagi mau masuk bulan April. Waktu begitu cepat berjalan. Menyusuri malam yang sepi dan tidak ada yang menemani. Hanya ada suara kipas angin, jangkrik, ayam, ada pula orang tadarus di sekitar dan suara Tekek yang tiba-tiba muncul entah ada dimana.
Aku tidak suka ramai tapi tidak suka juga sepi. Aku sendirian, aku tidak punya teman berbagi cerita di masa sekarang. Aku yang dulu selalu di temani dan di antar, sekarang aku tidak lagi minta di temani dan di antar. Bukan karena aku tidak butuh, tapi aku hanya mau belajar mengandalkan diri sendiri. Dan benar di saat sekarang aku benar-benar mengandalkan diri ku sendiri, jatuh bangun aku menyusun kepingan yang pecah, semangat ku yang kadang hilang, ambisi ku yang hilang arah, dan kadang pula aku yang lepas kendali tak punya pijakan yang pasti. Aku berterimakasih kepada diri ku sendiri sudah sejauh ini bertahan dan masih mau berjuang menyelesaikan semua nya.
Kelihatan tenang asli nya banyak menyimpan segala cerita yang hanya mampu di pendam.
2023 lalu banyak pembelajaran nya, pengalaman hidup nya, bahwa hidup tak selama nya mulus😂 Hii gimana sudah sejauh mana menerima diri sendiri yang masih banyak kurang nya, gimana perjalanan cinta 2024 ?
Apakah sudah ada seseorang yang mencoba mendekati?
Sepertinya belum ya, gapapa masih panjang perjalanan nya. Mungkin gak sekarang tapi nanti. Semangat untuk para pejuang rupiah dan pejuang jofisa. Semoga dikuatkan dan di Istiqomah kan yaa berbuat baik dan berubah jadi yang lebih baik nya.
Mari kita usahakan jadi gadis yang Sholehah dan gadis yang baik.
Selamat berjuang kembali dan semangat 🫶🏻✨
2 notes · View notes
rizkamelialf · 9 days ago
Text
Nilai Sempurna
Ini hanya tulisan random. Sedikit memalukan, dan mungkin akan disesali nanti. Ini hanya sebuah sudut pandang.
Bisa dibilang, isi kepala yang sedang berlalu lalang—setelah mendengar beberapa cerita, melihat beberapa kisah, tentang mencari seseorang yang sempurna dan menjadi sempurna—
Jadi, beberapa kali terpikir soal sempurna.
Soal menutup kurang, soal meniadakan lemah.
Beberapa kali juga terpikir, bagaimana standar sempurna?
Di mana titik akhir dari sebuah kesempurnaan?
Kita selalu sibuk mencari dan menjadi sempurna. Sebabnya; beberapa kejadian, beberapa orang, beberapa bagian dari hidup membuat kita jatuh dan berpikir soal kurang. Meminta sempurna.
Tapi, bukannya selama kita mencari lebih, kita selalu akan merasa kurang?
Bagaimanapun, kurang akan selalu ada.
Aku dan kamu, kita berdua; mungkin tidak sempurna.
Tapi, bisa saja; kurangku adalah lebihmu
dan kurangmu adalah lebihku.
Kamu hanya perlu menjadi kamu. Dan aku hanya perlu menjadi aku. Biarkan kita menjadi apa adanya.
Kita hanya perlu belajar menerima segala kurang, menerima seapaadanya diri kita.
Jika terpikirkan soal sikap ataupun sifat; Sikap dan sifat yang buruk tidak termasuk. Itu adalah hal yang harus diubah.
Mungkin.. kita harus belajar mencukupkan yang kita punya.
Merasa cukup dengan kita yang seperti ini.
Aku rasa, seperti ini saja sudah cukup.
Iya, kita berbeda. Ada dengan keunikan kita.
Cukup seperti itu saja.
4 notes · View notes
bernafaslagi · 1 month ago
Text
Cowo Mapan
Gw pengen ikut berpendapat soal kriteria cowo mapan ini.
Kalo org bilang cowo mapan itu dr kemampuan dia menafkahi istri anak, kebutuhan rumah tangga aja dan hobbi diri serta anggota keluarganya.
Kalo gw lebih dari itu.
Ketika memilih calon pasangan, dulu gw mengharuskan dia punya pemahaman soal "konsep rizki" yg sama kaya gue. Apa aja itu?
1. Sepakat bahwa rizki bukan hanya uang
2. Sepakat bahwa suami wajib menafkahi istri, anak dan kebutuhan keluarga (terlepas istri bekerja atau tidak)
3. Sepakat membeli barang harus CASH, kalo belum cukup uangnya NABUNG bukan kredit.
4. Meyakini bahwa rizki itu sudah ada yg menjamin, setiap orang punya rizkinya masing2
Itu 4 hal soal rizki yg gw rasa calon pasangan harus punya pemahaman yg sama soal itu.
Lalu, selanjutkan soal pemahaman soal hak, kewajiban dan perannya sbg seorang suami dan ayah di dalam rumah tangga seperti apa.
Nah hal-hal itu ketika si calon pasangan punya pemahaman yg sama maka dia bisa disebut COWO MAPAN versi gue.
5 notes · View notes
raroses · 3 months ago
Text
Life must go on~
Kata - kata yang pada zaman anak piyik rasanya gampang sekali untuk diucapkan, karena ya "emang harusnya tinggal di jalani ga sih?"
Sekarang paham banget arti dari kata tersebut, beratnya jadi dewasa nge bawa kata tersebut ngebuat jadi jauh lebih berarti.
Yap, karena semakin ke sini tekanan dari berbagai arah semakin banyak, belum lagi harus berhadapan dengan manusia - manusia yang tega saling menyakiti, atau dengan serba - serbi pilihan untuk sebuah alasan bertahan hidup, ditambah dengan standar kehidupan manusia yang semakin menjulang tinggi.
Life must go on? Yap, i know it does.
2 notes · View notes
kemaraubasah · 1 year ago
Text
Resign
Akhirnya aku berani juga mengajukan kata ini pada pimpinan. Meski banyak sekali gaduh yang kuterima dari keputusanku, malah mereka adalah pihak eksternal yang tidak ikut terlibat dalam urusanku.
Aku memang sempat diliputi kecemasan sedikit karena tentu saja dilihat dari kacamata logika tidak akan ada pemasukan yang pasti kecuali dari nafkah suami. Tapi aku memilih percaya pada diri sendiri dan tentu dibarengi ilmu langit. Semua akan ada takaran.
Keputusan ini sudah keputusan paling tepat saat ini.
Bukannya aku menyia-nyiakan ilmu. Tentu kelak aku akan menggunakannya, bahkan sekarang pun sudah kugunakan dalam lingkup kecil di internal keluarga. Namun kini keputusan yang tepat adalah berdaya di rumah. Ada misi besar yang harus kuselesaikan terlebih dulu.
Sampai semua beres, aku akan menjemput mimpiku yang lain.
10 notes · View notes
tulisanmimi · 1 year ago
Text
"Dear Din, terimakasih sudah memilih berjuang dan tidak berhenti ketika semesta menarikmu mundur jauh dari apa yang kamu pikirkan. Terimakasih Din, untuk semua perayaan luka, penolakan, kegagalan juga kedukaan yang kamu rasakan. Alhamdulillah ya, pelan-pelan kamu bisa release perasaanmu satu persatu. Karena waktu tidak pernah benar-benar menyembuhkan. Waktu hanya membuatmu merasakan rasa sakit hingga lama kelamaan kamu lupa rasa sakit itu. Sekali lagi, terimakasih sudah memilih berjuang untuk menjamu tamu emosi yang hadir dengan baik. Kamu hebat Din. Lagi-lagi waktu mengajarkanmu tentang sabar dengan semua proses yang kamu lalui. Kamu sudah melakukan yang terbaik Din. Aku bangga sama kamu."
Ku peluk erat tubuh Dinda yang mulai bergetar. Menangislah Din, mari kita rayakan semuanya bersama-sama.
12 notes · View notes
haikalmarbun · 10 months ago
Text
Hai Diri !!!
Huft, rasa-rasanya ingin sekali aku bercengkrama berdua dengan diriku sendiri. Hanya berdua dan jangan ada yang mengganggu obrolan kami. Karena saat ini yang aku butuhkan hanyalah nasehat dari dalam diriku sendiri. Bukan aku tak butuh orang lain, tetapi sudah banyak nasehat yang aku terima yang sebatas teori belaka tanpa ada aksi setelah nasehat itu sampai padaku. Maka, aku coba menasehati diriku untuk diriku.
...
Hai diri !!! sepertinya sudah lama kita tidak bercengkrama akrab. Maaf jika selama ini aku mudah melupakan sosok mu yang maya itu. Selama ini aku terlalu egois dan hanya mementingkan kepuasan diriku sendiri tanpa mendengarkan nasehat-nasehat yang telah engkau sampaikan jauh-jauh hari. Kau tau, akhir-akhir ini aku tidak begitu baik. Hatiku sepertinya mulai terasa kering sehingga mudah untuk dipecah-pecah oleh berbagai macam masalah yang ada. Tidak sampai situ saja, pikiranku saat ini tidak bisa aku kendalikan lagi. Sebab, ia terbang jauh tanpa tau arah mana yang akan ia tuju. Huft, sangat melelahkan ternyata wahai diri.
Sebenarnya, saat ini aku sedang berdebat dengan pikiranku dan yang memulainya adalah diriku sendiri. Entah mengapa, rasanya ingin sekali aku menyalahkannya. Karena aku tidak bisa menerima banyak kenyataan yang terjadi pada diriku kemarin dan hari ini. Akhirnya, aku mencari kambing hitam yang mana barangkali emosi yang sudah terpendam lama ini bisa ku luapkan sebanyak-banyaknya. Tetapi aku salah. Ternyata ia lebih hebat dari yang aku duga. Setiap perkataan ku langsung dibalas kontan oleh dia. Aku terus mencari cara agar bagaimana dia bisa mengalah dan mengaku salah. Dan lagi-lagi, dugaanku keliru. Ia lebih hebat dari diriku. Akhirnya aku kalah dan pikiranku terbang bebas ke luar dari dunia sadarku. Malang sungguh nasibku, wahai diri.
Jujur saja, realita ini membuatku menjadi orang yang penuh pesimisme. Aku menduga masalah awalnya bersuber dari diriku sendiri. Aku tau selama ini aku saaaaangat jauh dari sangkaan, ucapan maupun perilaku baik. Lagi-lagi aku tak ingin mengakuinya. Jadi wahai diri, tolonglah diriku agar bisa berdamai dengan pikiranku.
Tidak hanya pikiran, hatiku saat ini juga tak baik hubungannya denganku. Awalnya, aku tidak ingin melibatkan ia ikut campur terhadap urusanku. Sayangnya, pikiranku mempengaruhi ia (hati). Sama dengan pikiran, hati yang biasanya selalu melempar senyum baik di waktu lapang ataupun sempit. Baik saat aku kelelahan ataupun sedang bersantai. Tetapi tidak untuk sekarang, sebab ia juga mulai menjauh dari sisiku. Selain karena dipengaruhi oleh pikiran, ia juga sensitif dengan hal-hal yang melibatkan dirinya. Terutama masalah asmara. Padahal, selama ini aku tidak begitu peduli dengan asmara-asmiri. Di tengah gempuran nikah di usia muda, aku selalu memasang tameng agar diriku tidak mudah diperdaya oleh musuh kita bersama, setan. “Sepandai-pandainya melompat akhirnya jatuh juga”. Begitulah peribahasa yang sangat relate dengan kondisiku sekarang. Sepandai-pandainya aku membentengi diriku dari masalah asmara ini, akhirnya aku luluh sendiri. Ternyata selama ini si hati tidak begitu kuat walaupun dari luar tampak tidak ada masalah. Benarlah, hati itu mudah berbolak balik. Jadi, wahai diri. Bolehkah sekali ini aku bercerita panjang lebar denganmu? Seenggaknya aku memiliki teman yang selalu bersedia ketika aku butuh tempat berkeluh kesah. Karena jika dengan manusia lainnya, aku tidak begitu percaya lagi. Sudah terlalu sering aku diacuhkan dan ditinggalkan begitu saja. Ya, semoga saja jika aku bercerita denganmu, segala beban ini lepas perlahan dari pikiranku. Selepas itu, aku juga bisa tersenyum kembali dan dirimu menjadi juga akan tersenyum juga, bukan? Everything is gonna be okay, myself :D
2 notes · View notes
fanyfrnsk · 1 year ago
Text
Jam tangan ghaib tiba tiba ilang tiba tiba ketemu:')
Tapi makasih Yaa Allaah dari kejadian itu aku bener bener belajar, akutuh gak boleh kayak gitu, gak boleh sebegituuu suka nya sama hal hal receh kayak gituuu apalagi cuma urusan dunia huhu..
Padahal tadi dalem hati bilang "Yaa Allah aku udah nyari nyari jam tangannya seharian tapi gatau dimana, Yaa Allaah kalo masih rezeki aku semoga jam tangan nya bisa ketemu, tapi kalo bukan semoga engkau ganti sama yang lebih bagus yaa Yaa Allaah🥺"
Terus ngomong lagi sendiri "gapapaaa kata Ust.Oemar mita hal hal duniawi dibawa enteng ajaa, oh kalo jam tangannya emang ilang yaudah ini cuma dunia kok."
Terus kayak di ingetin lagi samaaa kata kata nya Ustadzah Halimah Alaydrus kalo "duniaaaaa itu tidak akan pernah ideal untuk siapapun!"
Jadi, yaudahh tenang ajaaa ntar beli gituh udah aja lupaaa, eh tiba tiba ketemu pas sore mau pulang😭
Saking sukaaa dan favorit aku banget itu jam tangan jadi seneng karena akhirnya ketemu lagi tapi sedih juga, maapin aku Yaa Allaah gaakan gitu gitu lagi deh sama barang huhu:')
3 notes · View notes
silenceroom · 2 years ago
Text
Juni yang Mengancam
Hujan turun.
Persis menggenangi seluruh isi pikiran. Mereka membabi buta, menghentak ke segala penjuru. Saat tersadar, sel-sel tubuh tidak menghendaki apa yang ingin kulakukan. Semuanya mati. Bahkan tanpa aba-aba.
Aku mematung.
Tepat di sudut ruangan kamar. Memandang hiasan bintang yang berpendar dengan hijau yang menyala-nyala. Sesekali, membenturkan kepala ke tembok. Membuat dentuman yang hampir mengaburkan pandangan.
Mei, adalah bulan yang berisik. Penuh dengan manusia-manusia yang gemar mengusik.
Aku berlari. Menjadi manusia yang gemar mengusik. Seperti mereka. Seperti kamu. Seperti kalian. Melemparkan emosi ke segala penjuru, meskipun dihujani cacian banyak orang yang penuh telisik.
Juni akan datang, seolah mengancam.
Padahal dia tahu, kepalaku sedang dihujam air hujan bertubi-tubi. Belum ada tanda-tanda bahwa sel dalam tubuhku akan menyala. Yang pasti, Aku sedang tidak bercanda.
Sebab Juni akan datang.
Dan aku, ketakutan.
(27 Mei 2023)
6 notes · View notes
fivefromnexus · 2 years ago
Text
SENYUM.
Untuk kamu yang sedang berjuang dalam putaran putus asa dan kesedihan, ingatlah… kamu masih punya Angan.
Kembali menjadi ingatan dimana hanya ada angan dan kejadian yang terpilih. Lahirlah sosok yang penuh dengan cinta dan bahagia. Senyumnya selebar Lautan dan seluas Angkasa. Karena hanya ada dia dan dunianya bahwa sanya di ingatan itu dia adalah makhluk yang penuh rasa syukur.
Salam Hangat Dari Aku Yang Terjebak Dalam Masa Lalu.
-FIVE.
7 notes · View notes
kopipedas · 1 year ago
Text
Solilokui Tentang Kau
Mata ku tertuju pada mu yang berdiri di barisan kelas berpita kuning. Aku merasa tidak asing dengan wajah mu. Kala itu aku menatap tajam dan mencoba mengulas ingatan ku. Di mana? Kapan? Siapa? Sederet kata tanya ini hadir setiap sosok mu berlalu lalang di hadap ku. Tidak bisa ku lupa saat kau menggunakan seragam olahraga abu-abu dan mengikuti kegiatan rutin kita pagi itu, wajah mu datar tanpa senyum. Tampak biasa saja. Hanya rasa penasaran ku selalu muncul jika wajah mu melintas di hadap ku.
Suatu hari di salah satu kamar wisma lantai satu, seorang kawan bertanya tentang kau pada ku. Kawan itu menanyakan apakah dulu semasa SMA aku satu angkatan dengan mu. Ia berkata bahwa SMA ku dulu sama dengan mu. Beberapa kali ia menyebutkan nama mu. Ternyata memang aku tidak mengenalmu, hanya aku bisa memastikan semasa SMA kita pernah bertemu hingga kau tidak asing bagi ku.
Ku rasa obrolan singkat di kamar wisma saat itu mampu memecah rasa penasaranku. Semenjak itu, aku tak pernah lagi mencari tahu tentang mu.
***
Dua tahun setelah itu ada lelaki berparas layaknya seorang metroseksual mencoba mendekati ku. Saat itu seorang teman memperkenalkanku dengannya. Ia menanyakan ini dan itu. Awalnya ku anggap lelaki ini kawan yang nyaman untuk berdiskusi. Seminggu berkenalan dengannya aku masih merasa baik-baik saja. Di minggu ke dua berkenalan dengannya, ia mempertemukan ku dengan kawan sejawatnya semasa menempuh pendidikan strata satu. Mereka berbicara banyak tentang nostalgia semasa kuliah dulu. Aku menikmati pembicaraan mereka. Sampai akhirnya obrolan mereka bertumpu pada pertanyaan almamater SMA ku dulu. Ku sebutkan lengkap dengan tahun kelulusan ku. Dan mereka menyebutkan nama mu. Anehnya nama mu masih ku ingat jelas, padahal obrolan dua tahun lalu di salah satu kamar wisma hanya obrolan ringan tak begitu penting. Ku jawab pertanyaan mereka bahwa sepertinya aku tahu, hanya aku tidak memastikan dengan jelas apakah kau satu angkatan dengan ku atau tidak.
Perkenalan ku dengan lelaki itu tidak lama. Hanya satu bulan kemudian berakhir dengan hubungan yang tidak baik. Aku tidak mempermasalahkan itu. Aku justru beruntung tidak berhubungan lagi dengannya. Tuhan menyelamatkan ku.
***
Beberapa bulan setelahnya, aku menemukan nama mu di daftar pemindahan pegawai instansi lain menuju instansi tempat ku bekerja. Aku cermati lagi, apa betul itu kau lelaki dua tahun lalu berseragam olahraga abu-abu? Ah.. ternyata memang benar. Pada deretan angka yang menunjukkan nomor induk pegawai milik mu memiliki kesamaan dengan ku. Kini kau menjadi rekan kerja ku. Meski di tahun itu aku nyaris tak memiliki banyak kesempatan mengobrol dengan mu. Aku hanya bisa memandang dan menginterpretasikan diri mu dalam sela jam kerja. Sesekali berbicara dengan mu. Aku menyadari pandai diri mu. Bertukar pendapat dengan mu sungguh menambah wawasan ku.
***
Pertemuan ku dengan mu hanya sebatas pertemuan rekan kerja. Bertukar pikiran di jam istirahat kerja, merangkai lelucon jenaka hingga teman lainnya ikut tertawa. Aku senang sebab sekian bulan mengenal mu, ada saja hal baru yang aku temukan dalam obrolan santai di ruangan kerja. Aku beranggapan kau adalah sosok misterius yang menantang ku untuk dapat menjadi teman mu. Iya ketika itu aku hanya berharap menjadi teman mu. Teman yang sewaktu-waktu dapat bercengkrama banyak hal tidak hanya obrolan masalah kerja atau solusi untuk kemajuan instansi tempat kita bekerja.
Suatu malam aku melihat pembaharuan dari mu di aplikasi sosial media berwana hijau kegemaran warga Indonesia. Aku tidak berpikir sebelumnya bahwa kau bisa selihai itu bermain gitar dengan beberapa jenis lagu tempo dulu. Salah satunya lagu favorit ku semasa SMP yang selalu ku putar di radiotape juga kerap ku ajukan melalui siaran radio sore yang menyiarkan segala lagu permintaan pendengarnya. Bisa jadi kau lupa. Kala itu aku mengapresiasi permainan gitar mu. Hebat dan aku menyukai itu. Ah ku perjelas, aku menyukai lagu itu.
Obrolan dengan mu di jejaring sosial media tak sering. Sesekali saja. Sama dengan obrolan di tempat kerja. Sampai suatu hari, aku membaca suatu pembaharuan status cerita sosial media hijau milik mu. Aku tidak bisa lupa dengan makna unggahan mu. Keadaan ku kala itu cukup porak poranda, hujan tangis patah hati di awal Juli. Aku yang baru disakiti, merasa disemangati oleh unggahan mu. Tanpa berpikir panjang, ku ketik kata-kata jenaka yang intinya mengajak hati untuk segera bergerak, berpindah kepada yang lain yang lebih berarti. Kau tak banyak menanggapi. Hanya emotikon senyum sekedarnya. Aku tahu diri, kau tidak mungkin akan bercerita kepada ku tentang kisah mu.
Lama berselang aku masih memperhatikan mu. Aku masih tertantang untuk menjadi teman bertukar cerita dengan mu. Skenario yang tidak pernah ku duga, selepas bekerja di ruang petak cukup luas itu aku selalu dipertemukan dengan mu yang masih menyelesaikan sisa pekerjaan hari itu . Berdua saja, hingga banyak obrolan baru mengisi lengangnya suasana. Ketika itu aku ternyata bisa banyak bertukar cerita dengan mu. Tak lagi masalah kerja, asmara hingga sejarah dunia sudah menjadi tema cengkrama kita. Berlanjut di jejaring sosial. Berlanjut dengan pembahasan aneka rupa. Yesss, akhirnya aku merasa bisa menjadi teman mu. Setidaknya aku bisa beranggapan sendiri, kau mau mendengar cerita ku dan aku bisa menyimak banyak kisah dari mu.
Aku begitu senang. Mungkin akan dianggap biasa oleh mu. Bisa jadi kau berpikir, sebatas interaksi kecil begitu mengapa mampu membuat ku senang? Ini semua tentang aku dan pikiran ku. Aku mampu menyelesaikan tantangan itu. Saat itu tujuan ku hanya sekedar aku bisa banyak berbincang bersama mu. Sama sekali tidak terpikir oleh ku, untuk menjadi lebih dari itu. Hingga interaksi yang dimulai dengan obrolan aneka rupa ini terus berlanjut. Aku masih terkesima dan senang. Lelaki dari kelas berpita kuning yang dulu menguras rasa penasaran ku, akhirnya menjadi teman bercerita untuk ku.
***
3 notes · View notes
sitihusnul · 1 year ago
Text
Tentang Perasaan
Haruskah ku menyebut namamu dalam doa? Setelah sekian lama tidak menyebut nama seseorang dalam doa untuk memohon petunjuk mengenai perasaan. Apakah perasaan ini dapat membawaku dalam ketaatan kepada Allah?
Atau sekedar perasaan belaka yang hanya menimbulkan maksiat dan malah menjadikan diri ini jauh dengan-Mu, wahai Allah. Sungguh, ujian perasaan itu bukanlah hal yang mudah. Sulit sekali rasanya mengelola perasaan sendiri. Berani bergelut dengan perasaan sendiri agar tetap taat, atau mengalah lalu akhirnya terjerumus ke arah maksiat.
Semoga kita semua bisa melawan perasaan yang dapat menjerumuskan ke dalam maksiat. Jangan sampai kita dikendalikan oleh perasaan, tapi kitalah yang seharusnya mengendalikan perasaan itu.
3 notes · View notes
deviokta · 4 months ago
Text
Ketika 'Ku Menebeng
Walaupun saya adalah orang yang bergantung pada keberadaan transportasi umum berhubung saya tidak punya kendaraan sendiri, tapi saya harus berkata jujur di sini bahwa saya sesungguhnya tidak suka menumpang kendaraan orang lain. Kalau bisa milih, saya nggak mau nebeng kendaraan orang lain.
Kenapa? Karena nebeng itu melelahkan secara emosi.
Begini.
Ketika saya menebeng, saya berkewajiban menimpali segala obrolan si pemilik kendaraan. Dia pamer kekayaan, saya dengarkan dan menimpali. Dia ngomongin politik, saya harus ikut menyahut. Dia bercanda mesum, saya harus ikut ketawa.
Gimana nggak stres?
Apalagi jika di dalam mobil itu dia sedang bersama pasangannya. Wah, kombo maut itu. Karena saya harus jadi tim affirmative yang harus mengiyakan apa-apa yang mereka diskusikan. Kalau mereka berseberangan pendapat, saya harus memaksakan senyum saking malasnya harus memihak siapa. Rasanya malas harus diseret-seret di tengah obrolan pasangan seperti itu.
Gak enak blas. Bikin lelah.
Setidaknya, yang saya rasakan begitu.
Belum lagi kalau si pemilik mobil punya selera musik yang spesifik, yang bagi kuping saya nadanya nggak enak. Nambahi penderitaan sepanjang perjalanan.
Tapi kan... saya ndak bisa protes, to?
Saya pernah lho, lagi nebeng mobil salah satu kerabat kemudian saya minta diturunkan di jalan (belum sampai rumah) karena saya eneg di dalam mobil dengar sepasang suami-istri saling ledek dan si istri omongannya besar. Saya Whatsapp teman saya, minta dia telpon pura-pura jadi ibu saya yang minta dibelikan minuman serbuk jahe wangi, biar saya punya alasan untuk turun dari mobil meskipun itu berarti saya harus keluarin ongkos untuk naik ojek ke rumah. Ini saya nggak bo'ong. Teman saya Yunita Hanisyah buktinya.
Jadi gitu, deh.
Itulah kenapa saya hampir selalu milih naik moda transportasi biasa. Ada angkot, naik angkot. Ada ojek, pesen ojek. Apapun yang minim interaksi bercakap-cakap karena saya sudah lelah berinteraksi sepanjang hari.
Mungkin saya aneh. Entahlah.
Mungkin saya nggak akan protes dan eneg kalau saya nebengnya sama orang-orang tertentu. Sama mas-mas Jawa yang itu, mungkin saya dengan senang hati nebeng dia, sih.
Hmm. Kira-kira dia mau nggak ya, ditebengin?
0 notes
bernafaslagi · 1 month ago
Text
Tumblr media
30 okto kemren adek gw wisuda. Kita semua berushaa dateng ke sana even dia sudah menikah dan punya anak tp kita mau dateng di hari spesial dia.
Gw jujur rada terharu, ngenes, sedih juga di wisuda ini. Karena kalo flashback pas gw wisuda dulu itu moment yg menyedihkan buat gw :'(, karena moment wisuda gw tidak dihadiri oleh ortu dan sodara2 gw, gw wisuda cuma berdua tante gw.
Tumblr media
Disaat gw sudah mengusahakan yg terbaik, pesen hotel pake duit hasil kerja gw berharap wisuda gw dihadiri emak gw, itu aja, gw ga masalah wisuda ga dihadirin org lain yg penting emak gw dateng, hadir, eeh qodarullah 1 bulan sblm wisuda emang gw abis operasi ginjal jd gabisa hadir.
Jujur di momen itu hati gw nyesek banget, sampe hari H wisuda setelah keluar balai sidang, gw liat temen gw udh ditungguin bapaknya, dipeluk, di selamatin, di hadirin sekeluarga besarnya, bahkan ada yg gw liat bapaknya dateng pake kursi roda di wisuda anaknya. Gw ga bisa nahan air mata tp gw coba tahaaan sekuat tenaga.
Terus habis foto2 sebentar balik ke hotel, check out, pulang deh gw dan tante gw. Asli itu moment paling menyedihkan buat gw.
Makanya ketika adek gw wisuda dan ortu gw lengkap hadir, kita kakak dan adeknya bisa hadir (minum adek gw yg cowo) tp minimal ortu gw dateng kan, meski bapak gw gabisa menikmati momen bgt, cuma foto bentar terus dia balik ke cafee dimana mobil kita parkir, se gabisa menikmati momen itu bokap gw, se gabisa memberikan apresiasi ke anaknya bapak gw tuh. Gw dateng ke wisuda itu tetap dengan luka hati yg masih berbekas. Dikepala gw selalu ada suara "senadainya bisa ngulang wisua".
Dan ketidakhadiran emak gw di acara wisuda gw itu jd motivasi terbesar ge buat ambil s2 lg. Konyol emang, ga make sense buat sebagian org tp itu beneran alasan gw pengen sekolah lg. Bersyukur gw punya suami yg supportif, dia sangat mendukung gw buat sekolah lg, silahkan gw mau ambil linear atau engga its all up to me. Gw masih dendam pengen bisa wisuda dan dihadiri keluarga lengkap (nyokap dan sodara2 gw) itu aja.
Just so you know, selama gw sekolah bokap gw ini ga pernah hadir di acara selebrasi gw. Dari SD SMP SMA sampe kuliah.
Miris?? Tentuuuu.
Urusan bisnis dia kemanapun dijabanin, tp buat nengok anaknya di kos yg cuma 1 jam dr tempat dia ketemu relasi bisnisnya, dia gak mau. Maka jangan tanya hubungan gw, kedekatan gw, dama bokap gimana. Itu semua HAMBAR.
Makanya pas gw skrg punya anak, gw sllu bilang ke suami untuk meluangkan waktu sama anak, untuk selalu hadir di setiap komen tumbang anak, supaya dia punya core memory, punya kelekatan yg baik sma bapaknya, dan bapak ya bener2 jd first love hidup dia. Jangan kek emaknya yg fatherless.
Hal yg sllu gw syukuri jg adalah meski gw gak punya sosok bapak. Gw ga hilang arah, gw gak jd cewe nakal, gw ga mabok, ga narkoba, ga clubbing. Itu yg gw syukuri.
Dari tulisan ini gw cuma mau bilang, LUKA ITU MASIH ADA. Gatau sampe kapan dan gatau gimana cara sembuhinnya
Jkt, 12 11 24
0 notes
gxtzeizm · 8 months ago
Text
okay serious tak tipu, tak kisah laaa berapa banyak jenis lagu aku selalu dengar (ye aku tahu aku random sangat) tapi bila pasang je lagu jiwang rock kapak 90an, fuhhhhh dia punya rasa memang lain macam <33
0 notes
kemaraubasah · 1 year ago
Text
15 hari
Ternyata setelah 15 hari aku bisa juga beradaptasi dengan rutinitas tanpa ngantor. Kukira setidaknya aku butuh sebulan untuk mampu menghadapinya.
Hari-hariku kembali disibukkan dengan berbagai kegiatan seperti sebelum aku ngantor. Bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, berbelanja untuk menu besok, mencatat rekap hasil penjualan kecil-kecilan yang kini kulakukan dan menemani si kecil untuk bermain dan belajar hal baru baginya.
Meski terkesan aku tak sibuk-sibuk amat tapi ada satu yang membuat aku merasa berbeda.
Aku melaluinya dengan tidak meninggalkan rasa bersalah. Berbeda sekali saat aku masih bekerja dan harus menitipkan si kecil di tempat penitipan anak.
Kini aku telah membayar perasaan itu sekarang. Dan segala puji bagi Allaah, aku mensyukurinya.
0 notes