raroses
Tiara
62 posts
A lover of words | Story | Dialog | Book Review | Experience | Poetry | Film & Drama
Don't wanna be here? Send us removal request.
raroses · 1 month ago
Text
Life must go on~
Kata - kata yang pada zaman anak piyik rasanya gampang sekali untuk diucapkan, karena ya "emang harusnya tinggal di jalani ga sih?"
Sekarang paham banget arti dari kata tersebut, beratnya jadi dewasa nge bawa kata tersebut ngebuat jadi jauh lebih berarti.
Yap, karena semakin ke sini tekanan dari berbagai arah semakin banyak, belum lagi harus berhadapan dengan manusia - manusia yang tega saling menyakiti, atau dengan serba - serbi pilihan untuk sebuah alasan bertahan hidup, ditambah dengan standar kehidupan manusia yang semakin menjulang tinggi.
Life must go on? Yap, i know it does.
2 notes · View notes
raroses · 1 month ago
Text
Ketika 2 orang yang sama - sama terluka lalu bertemu, tau apa yang paling berat? Berharap akan saling menyembuhkan.
Bahkan ada kemungkinan keduanya akan saling menyakiti jauh lebih sakit
0 notes
raroses · 4 months ago
Text
Ketika masa seseorang habis untuk menemani langkahku, ternyata Allah kasih seseorang lain di masa ini:
"Semangat ya!"
"Ayok kita berjuang bareng - bareng!"
"Do'a sama - sama ya"
"Gimana? Udah ... .... ?"
Padahal isi kepala dan hati sedang di paksa untuk berpikir banyak peran lain, tak bisa tidur karena tak berhenti berpikir. Semangat itu hilang timbul setiap harinya karena efek kelelahan sehari - hari. Tapi mungkin Allah kasih pukulan kencang dari orang - orang masa kini kalau ada hal baik lain yang harus diperjuangkan kembali.
"Atur saja Ya Rabb yang terbaik, Aku percaya Engkau membersamaiku"
Benar saja, semangat sedang turun - turunnya lalu ada yang sedang memperjuangkan semangatku tak boleh sampai turun.
Aku kehilangan banyak orang di masa lalu, yang tak pernah di sangka - sangka Allah kirimkan kembali orang - orang di masa kini untuk membersamai prosesku 😭
The power of Du'a: "Semoga selalu dikelilingi orang - orang baik"
0 notes
raroses · 6 months ago
Text
Ada satu dua kesempatan dapet DM kayak gini "Masih idup kan Ra?" Wkwk..
Dijawab "do'a in ya sehat terus, umurnya berkah"
Gara - gara sekarang jauh lebih sepi, pada dasarnya emang sepi itu sosmed tapi sekarang jauh lebih kedap.
Hola 👋 aku sedang menjalani kehidupan yang jauh lebih selow kok, bukan sepenuhnya menghilang. Memang lagi nyaman begini, kalau pun posting random berarti memang lagi nyamannya begitu. Ada satu dua hal yang ngebuat nyamannya tidak terlihat oleh beberapa orang, ga dikepoin orang orang, dan cuman menikmati momen.
Hanya karena tidak upload foto pekerjaan bukan berarti tidak sibuk
Hanya karena tidak membuat status mengeluh, bukan berarti tidak punya masalah
Hanya karena tidak update status galau, bukan berarti tidak pernah sedih
Hanya karena tidak pernah share foto jalan-jalan, bukan berarti tidak pernah bersenang-senang
Hanya karena tidak update status bahagia, bukan berarti tidak bahagia.
Dunia tidak sesempit dan sesingkat postingan media sosial.
Orang lain punya masalah masing-masing pun punya nikmatnya masing-masing, punya sedih dan bahagianya masing-masing.
:)
405 notes · View notes
raroses · 6 months ago
Text
Random Thoughts #2
Beberapa kali menemukan kasus di-mana 'Bersiap' sebelum nikah di rasa tabu bahkan sia - sia.
"Seminar pra-nikah ga perlu, yang perlu pahami pasangan"
"Kelas Parenting juga ga perlu, realitanya akan berbeda nanti"
"yang penting bahagia kuncinya kalau mau jadi ibu, ga perlu belajar.. nanti menyesuaikan kok"
"Kesehatan dijaga kayak biasa aja, pikirannya di kasih yang baik- baik"
Dannn sebagainya..
Huh.. di sisi lain bingung untuk merespon takutnya jadi sok tau, di sisi lain juga gemes.
But, let me tell you..
Nikah bukan hal se-sederhana 'dipikirin' nanti, nikah juga bukan hal yang ngebuat semua hal jadi lebih mudah dan bahagia karena berdua, nikah juga bukan hanya 1 fase yang berubah, nikah juga bukan se-sederhana cari pasangan yang 'baik'.
Menikah, di awali dengan mengenali diri kita. Bersiapnya di awali dari kebiasaan dan karakter kita sendiri, lalu berjalan ke prinsip yang kita pegang. Dannnn LOGIS! Cinta boleh jadi landasan, tapi jangan jadi landasan utama setelahnya.
Wow, aku salut sama orang - orang yang berpikir sederhana tentang topik menikah. Pada nyatanya pikiran ku serumit itu, at the same time aku juga lega dengan keribetan diriku ini setidaknya aku melindungi diriku sendiri di kemudian hari.
Dengan apa? Dengan ilmu, gapapa mungkin beberapa orang merasa ga ada apa apanya ilmu persiapan pernikahan itu. Tapi buatku segalanya~
Yes. Setidaknya ilmu tersebut memberikan makanan untuk segala ke-khawatiranku, jiwa ku penuh dengan segala ketenangan yang ilmu itu kasih tanpa sadar. Setidaknya persiapan tersebut membuat resiko - resiko di depan bisa dijalani tanpa rasa sesal.
Dan~ jangan salah. Ilmu membuat kecerdasaan emosional jadi lebih terasah dan terarah. Ga percaya? Cobain deh. Dan hal itu perlu dalam mengolah konflik rumah tangga (yang katanya ga bisa dihindari).
Jadi biarlah mereka para calon istri atau suami ini belajar semau mereka ya, jangan dijulidin 'sok alim' 'sok pintar' lagi.. kita ga tau apa sebenernya yang mereka cari dari tahap pembelajaran tersebut.
Wdyt? Boleh komen 😉 pro dan kontra sangat diterima hihi.
2 notes · View notes
raroses · 6 months ago
Text
Tuhan..
Aku pernah ragu se ragu - ragunya
Pernah takut se takut - takutnya
Pernah menjadi dingin se beku - bekunya
Lalu Engkau hangatkan kembali hidupku dari hal - hal kecil ke esokan hari nya.
Dan bila hal tersebut terulang kembali, aku hanya meminta kepadaMu hangatkan kembali aku.
2 notes · View notes
raroses · 7 months ago
Text
Seorang aku pernah bermimpi berada di panggung teater musikal, dengan menampilkan beribu wajah kepada jutaan penonton.
Bersenandung dan menari bermain - main dengan melodi, memancarkan banyak ekspresi hidup.
Marahku
Kesalku
Tangisku
Bahagiaku
Semuanya ada dalam satu panggung sandiwara.
Jingkrak - jingkrak tanpa henti, meliuk liukan kaki panjang ini sambil merentangkan kedua tangan mengikuti irama.
Tak ada lagi memendam rasa, tumpah semua pada permainan teater dalam sebuah skrip fiksi.
Berteriak sekencang - kencangnya pun, aku tetap sedang bermain peran. Penonton hanya melihat ini hanya bagian dari permainan.
Padahal rasanya, aku ingin memberi nyawa pada setiap rasa yang memang nyata adanya.
Aku ingin benar benar ada di panggung sandiwara itu, menjadi seseorang yang terlihat manis dan menyeramkan di satu waktu.
0 notes
raroses · 1 year ago
Text
Lail dan Esok
Aku sangat rindu mereka, jika kehidupan mereka punya beberapa part buku lagi akan seperti apa ya ceritanya?
Pilunya menusuk, getarannya sunyi dan leluasa, bau tanahnya masih terasa dalam ingatan, tangis lail mungkin masih terasa basah meski sudah beberapa tahun buku tersebut selesai dibaca.
Setiap ada guncangan alam yang tak biasa, atau perubahan yang merusak..
Pikiranku langsung melesat ke kondisi lail dan Esok pada saat itu.
Ah rindunya, tapi kehadirannya semoga tak pernah ada di dunia nyata.
0 notes
raroses · 1 year ago
Text
Lagu - lagu Sherina kecil mengantarkan Tiara kecil menjadi lebih menikmati masa kecil, dan memandang bahwa masa kecil memang seharusnya menyenangkan.
Meski aku tidak tumbuh saat Petualang Sherina 1 sedang boom, tapi aku mengenalnya dan langsung jatuh cinta dengan lagu - lagunya di kala beberapa tahun setelahnya.
Lalu, diberi kesempatan untuk menonton Petualangan Sherina 2. Di akhir cerita aku meneteskan air mata tanpa aba - aba sampai bertanya tanya "Weh, kenapa nangis?" padahal ga ada scene yang menyedihkan malah adanya yang kocak - kocak dan jingkrak - jingkrak.
Ternyata aku meratapi Sherina dan Sadam yang bertumbuh, dan ternyata aku juga bertumbuh: dengan mimpi dan asa, dengan cerita dan dongeng, dengan lagu dan kesenangan.
Kesulitan dan kesedihan memang jadi bumbu perjuangan di perjalanan bertumbuh. Sherina dan Sadam dengan garis waktu mereka untuk sama sama berjuang melawan itu, aku dan orang disekelilingku juga yang sedang berjuang melawan realitas menjadi dewasa :)
Sherina..
Sadam..
Aku sangat terinspirasi, aku janji akan menjadi diriku yang tak kenal lelah untuk berjuang.
Notes for Sherina: Kalimantan sama indahnya dengan Swiss, jadi tak apa sher, kamu pada akhirnya menemukan Sadam untuk membersamai mu ke Swiss di hari lain.
1 note · View note
raroses · 1 year ago
Text
Ada pepatah mengatakan ...
Hidup itu sementara: bagaikan setetes air, tapi dibalik itu ada benarnya.
Hidup kita memang seperti tetesan air dimana air tersebut bisa memberikan manfaat untuk tumbuhan, tumbuhan bermanfaat untuk manusia, terkadang terdapat sisa dari tumbuhan tersebut dan terjadi pembusukan, terbawa angin lalu tunas tumbuh darinya. Perjalanan hidup kita juga seperti perjalanan setetes air, bisa menjadi amat menyenangkan, bermanfaat, jatuh merasa tak tersisa padahal masih ada probabilitas untuk bangun dan menjadi sesuatu yang indah atau pun sebaliknya.
*potongan notes dari kajian Ust. Nouman Ali Khan
3 notes · View notes
raroses · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media
📍Macan Museum
1 note · View note
raroses · 2 years ago
Text
Random Thoughts #1
Out of nowhere, kapjagi *eaa bilingual* pengen nulis apa yang ada di kepala.. sambil nunggu.
 Ini sih tema nya bisa nyerempet ke review buku, spill spill dikit.
Jadi dalam beberapa minggu ke belakang iseng buat cari buku yang love at the first sight aja deh apa aja. Dan tidak butuh waktu lama jatuh hati lah ke buku di bawah ini:
Tumblr media
Memang sudah ada di list dari kapan tahun, baru tau juga ternyata ada versi Bahasa Indonesia nya di toko buku itu. Dan ini adalah buku parenting pertama sayaa.. yippi excited banget bacanya.
Setelah baca setengah halaman buku tersebut, kira kira ekspresi saya seperti ini:
Tumblr media
*menghela nafas* WAHH.. ternyata benar apa yang dikatakan orang – orang diluaran sana, mengurus anak tidak lah mudah dan sebuah tantangan yang “seru” katanya. Coba bayangkan *udah kayak renungan di sekolah - sekolah* manusia yang pada dasarnya banyak takutnya memutuskan untuk menanggung hidup seorang manusia lainnya dari mulai masih sebesar biji bunga matahari sampai manusia ini bisa menanggung hidupnya sendiri, untuk pertama kalinya dan hanya berbekal pengalaman satu mulut ke mulut lain yang belum tentu bisa relate dengan zamannya nanti. Buku ini pun mungkin hanya sebatas landasan yang tidak semuanya harus diterapkan karna perbedaan kondisi dan zaman.
Tapi ada poin yang menggilitik di setiap bab nya yaitu "mengenal diri sendiri " ga ada habisnya ya kita mempelajari diri kita, ini aja udah pusing wkwk. Pengenalan terhadap diri sendiri menjadi pelajaran seumur hidup yang akan kita terus bawa bawa, bahkan saat membersamai anak kita nanti.
Yap, karena kita bersinggungan dengan manusia kecil yang juga harus mengenal perasaannya, maka dari itu tujuan kita yang ingin memiliki anak.. di dahulukan pengenalan terhadap perasaan diri sendiri dulu.
Loh kok? Kan udah gede, harus udah tau maunya diri kita apa dong?
Yakin udah kenalan dalam setiap kondisi? Sudah punya emosional yang cukup stabil? Kondisi menikah dan punya anak adalah baru bukan? Kita pasti kenalan dengan diri kita dalam kondisi -kondisi tertentu yang juga cukup baru itu, bisa dibilang kita pasti adaptasi. Kita juga mengalami pertambahan umur dan proses hidup ke depan, pasti kita bertemu dengan diri kita yang mungkin dulu rasanya kita lemah ternyata dalam kondisi tertentu kita lebih kuat dari apa yang kita pikirkan sebelumnya.
Saya juga belajar memahami diri saya dari mengurus adik adik saya dari bayi merah sampai sekarang yang beberapa tugasnya masih saya kerjakan, yang masih bikin saya jengkel dan marah, ga bisa diem ditempat umum bikin pengen narik dan ikat dia di mobil wkwk canda. Sempet juga nangis di depannya karna ga bisa mengendalikan emosi, dan surprisingly itu normal.. itu proses yang membuat saya jadi berpikir lebih logis lagi dalam mengendalikan emosi. Saya jadi lebih kenalan lagi sama diri saya.  
Buku ini menguras banyak energi saya, saya jadi flashback bagaimana saya diperlakukan sebagai anak, saya juga jadi ngerti setiap rasa yang saya kasih ke orang tua saya dan adik – adik saya, sesekali menyesal tapi ya sudahlah namanya juga idup ya tempat belajar ya kan.
Tapi saya bersyukur bahwa saya dikenalkan lagi dengan emosi yang saya punya dalam diri saya, bagaimana mengendalikannya, dan membuka pikiran bahwa tidak setiap proses tersebut harus menyenangkan.
Tentang part menyenangkan dan Bahagia, terkadang kita punya imajinasi bahwa kita ingin memiliki anak yang bahagia. Tetapi buku ini mengenalkan bahwa setiap anak tidak harus mengenal hidup Bahagia atau ideal, ada bagian kehidupan yang mereka harus tau bahwa inilah hidup secara realistis, sewaktu – waktu ada rasa tidak menyenangkan.
Kenalkanlah dunia yang warna - warni itu kepada sang anak. Semangat bunda ayah diluaran sana!
Segini dulu aja.. di next part mungkin baru review isi isi bukunya secara rinci. Makasih banyak yang udah mau baca sampai akhir :)
3 notes · View notes
raroses · 2 years ago
Text
Banyak pembicaraan yang ku langitkan hari ini,
ssstt tapi dialog ini edisi terbatas karena hanya dengan Penciptamu saja.
2 notes · View notes
raroses · 2 years ago
Text
BOOK REVIEW - The Uninhabitable Earth
Tumblr media
This book is genuinely streesful haha, tapi bikin betah buat duduk lama baca buku ini karena menyuguhkan fakta baru bahkan ramalan di masa depan. Khususnya untuk perubahan iklim, seperti kejadian luar biasa dampak dari kerusakan lingkungan yang jarang kita ketahui, dampaknya untuk dikemudian hari pada segala aspek, proses manusia dan lingkungan itu bergerak dan saling mempengaruhi, sampai pada respon yang harusnya bisa kita lakukan 'saat ini'.
Buku ini banyak berfokus pada hal yang akan terjadi apabila bumi memanas 2° (suhu bumi sekarang 1,4°) atau lebih, banyakkk sekali argumen, data, hasil penelitian yang mengatakan bahwa bumi sedang menuju kerusakan fatal apabila dibiarkan. Tidak banyak menawarkan solusi bahkan rasa optimis, streesful bukan? 🥲 Lebih ke menyadarkan kalau climate change adalah topik yang penting dan sangat urgent.
Tumblr media
Beberapa bulan setelah baca buku ini khususnya part ini , viral lah berita di bawah:
Tumblr media
Sumber.
Banyak hal yang akhirnya sedikit demi sedikit terjadi, dan sebagai manusia rasanya ga banyak pengaruh untuk mencegah.
Please, read this book! Setidaknya untuk bisa sedikit aware sama sekeliling dulu aja 🙈 #maksa.
Rating: kalau dari isi menyuguhkan faktanya 5/5 dan kalau dari sisi rentetan kalimatnya 3/5 karena banyak pengulangan yang diperpendek, dari sisi jenis font, ukuran font, paragraf 5/5.
0 notes
raroses · 2 years ago
Text
RUN ON
Pukul 23.50 (akhir tahun 2020) ketika beberapa orang memilih untuk terlelap atau menuju terpejam, tangan ini memilih untuk membuka laptop mencurahkan bagaimana perasaan saat ini.
Malam ini... tontonanku begitu menyiratkan banyak makna seolah memberi jawaban pada beberapa pertanyaan dikepala. Mungkin sedikit aneh jika harus menangis tersedu - sedu setelah menonton drama Run On, tapi begitu adanya: menangis yang membuat hati lega. Sepertinya saat ini belum banyak yang mengetahui drama tersebut dan harapannya banyak yang tertarik dengan jalan ceritanya setelah membaca tulisan ini.
Ada satu makna yang begitu melekat saat ini,
Bahwa ketika dilahirkan ke bumi, kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan seperti apa, bagaimana, di mana, dan dengan siapa saja. Kita tidak bisa memilih ingin menjadi si kaya, si miskin, si kesepian, atau bahkan si bahagia selalu. Kita terkungkung dengan bagaimana kita akan hidup setelah tersadar bahwa kita hidup, kita akan memilih jalan cerita kita sendiri setelah kita yakin bahwa kita bisa memilih. Fase itu alami akan terjadi pada siapa pun dengan benar – benar memilih ataupun secara gegabah.
Dari hal – hal yang telah dipelajari dari cuplikan Drama Run On, kita perlu berani meluruskan apa yang sudah dijalani lalu bertanya mau ke mana kah selanjutnya akan berlari, untuk apa kita berlari, dengan cara bagaimana kah kita akan berlari, dan kenapa kita berlari.
Setiap pilihan akan selalu memiliki perannya.. selain Tuhan yang menggariskan takdir, kita memiliki kesempatan untuk menentukan mau di bawa kemana alur semua pilihan hidup kita sendiri. Se-sederhana bagaimana kepalan tangan saat ini bisa saja tak berarti di sepersekian detik hari ini, tapi mungkin hari esok kepalan itu akan terus memiliki arti, atau mungkin beberapa jam yang lalu kita menyia-nyiakan banyak hal lalu menandai bahwa detik itu sungguh sangat tidak berarti, tapi bisa saja kita akan memilih untuk detik berikutnya agar selalu memiliki arti.
Meski dilahirkan untuk tak bisa memilih, kita masih diberi kesempatan untuk mengubah semuanya dan mulai untuk memilih. Berterimakasih lah pada diri yang tak lupa tetap sadar diri dengan segala pilihan yang dipilih.
Berhenti menyesali hidup mu saat ini, berhenti untuk terus menangisi setiap detik hidup mu di masa lalu, kita berhak melanjutkan hidup untuk memilih sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Aku yakin, meski kamu atau kalian yang diluar sana masih terkungkung dengan pilihan orang lain, selagi ada kesempatan di detik kehidupan mu yang lain kamu bisa terlepas dari itu semua. Kita masih akan terus mempelajari diri kita sendiri, maka dari itu lindungi diri, peluk diri sehangat mungkin, dan jangan sampai terluka terlalu dalam.
Tumblr media
Berlari lah sekuat tenaga, berikan yang terbaik untuk sampai ke tempat pulang mu, ya tempat pulang mu yaitu dirimu sendiri.
*seorang teman mengingatkan ku pada drama healing terbaik pada masanya, lalu teringat pada arsip tulisan di tahun 2020 ini. Senangnya, karena drama ini cukup membantu orang yang mirip seperti ku di tahun 2020 lalu.
1 note · View note
raroses · 2 years ago
Text
Teman Ngobrol #1
Berawal dari iseng nanya tipe MBTI teman ngobrol kali ini, dan berakhir maaf – maaf an. Loh kok?
Pada suatu hari~
Kita punya topik yang perlu disharing, lama kelamaan saya tersadar akan bagaimana penyelesaian beberapa topik tersebut. Yap.. kami memiliki penyelesain yang cukup mirip. Lalu teringat bagaimana kami beberapa tahun ini berteman dan berkomunikasi, walaupun intensitasnya tidak selalu sama.
Setelah obrolan pertama selasai, topik MBTI lah menjadi obrolan kedua yang cukup menarik.
ENFJ VS ISFJ
ENFJ
Ekstrovert (E) Intuition (N) Feeling (F) Judging (J)
ISFJ
Introvert (I) Sensing (S) Feeling (F) Judging (J)
Apakah karena pemikiran yang cukup mirip, keduanya bisa cocok? ini adalah beberapa potongan chat diskusi kami tentang kecocokan dan ketidak cocokan kami berdasarkan pengalaman berteman selama beberapa tahun ke belakang.
Chat sebelah kiri: ISFJ
Chat sebelah kanan: ENFJ
Tumblr media
Kita punya Feeling dan Judging, Judging: we love tend to see work methods and goals, cukup terstruktur dalam apapun dan selalu punya tujuan dalam mengerjakan sesuatu. Feeling:  kita suka berkomunikasi dengan cara menghargai perasaan seseorang, cukup sensitif terhadap respon, perasaan, tingkah laku orang lain.
Ketidak cocokan ada pada Extroverted dan Intuitive yang terdapat pada ENFJ. Introverted dan Sensing yang ada pada ISFJ. Ekstrovert dan Introvert jelas terlihat bagaimana keduanya mendapatkan dan mengarahkan energi, Intuitive dan sensing terlihat dari bagaimana melihat dan mengamati sesuatu, Intuitive: merasa cukup dengan melihat garis besar dari sesuatu yang ia amati untuk menjadi data yang perlu ia proses, sedangkan Sensing: sangat detail dalam segala hal, cara ia dalam menata pun akan menjadi cukup sempurna karena detail yang ia miliki. (Sumber)
Tumblr media Tumblr media
Keduanya punya feeling yang kuat, berusaha untuk menjaga perasaan satu sama lain, dan memiliki empati yang cukup tinggi untuk dibagi. Maka dari itu, sering kali enfj dan isfj akan saling memberikan yang terbaik dalam segala hal. (Sumber)
ME TIME, ISFJ sangat menyukai nya, ia sadar akan kebutuhan charge diri setelah bertemu dan berkomunikasi dengan banyak orang, ENFJ juga terkadang menyukai kesendirian, katanya:  “While spending time around people can be energizing for most extroverts, the ENFJ will need to take some time alone to unwind and reassess situations.” (Sumber)
Tumblr media
Salah satu solusi dari ketidak cocokan antara ENFJ dan ISFJ, adalah komunikasi. Sebenarnya sekalinya mereka duduk di meja yang sama dan mengobrol, keduanya akan sangat menghargai cara berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik untuk satu sama lain.
Tumblr media
Ini adalah awal mula maaf – maaf an. Teman saya ini bercerita beberapa moment yang membuat dia kurang nyaman setelahnya, kondisinya saya lupa kejadian itu karena kami sering meluangkan waktu bersama dengan temen dekat kita lainnya, moment bersama orang – orang ini cukup banyak dan saya pelupa 😊 berbeda dengan ISFJ yang super detail, dia amat tau moment beserta alurnya.
Lucunya saya tertawa ketika ia menjelaskan moment itu, terheran – heran karena detailnya cerita tersebut. Coba bayangkan.. dia tau posisi duduk kita berdua pertama kali kita masuk kelas, at least itu di tahun 2017. Dia tau kapan saya mengalah saat bermain tebak instrument lagu untuk mengisi waktu luang di kelas, moment dimana setelah mengalah ia merasa bersalah sampai saat ini, sedangkan saya tidak ingat moment tersebut. Apa kabar interaksi lain yak (?)
“kok inget sih? Kok detail banget sih? Aku aja ga inget”
Masih berusaha mengingat, tapi nihil. Yang ada terheran – heran.
ISFJ ini terkadang juga terganggu dari cara ia mengingat dengan detail. Karena katanya tidak semua kejadian harus diingat dan dibayangkan dengan detail.
Sebagai seorang ENFJ, saya menyadari kalau saya tipe enfj yang tidak suka konflik, mungkin dari respon mengalah saya adalah cara saya cari aman.
“They may even try to ignore the conflict for as long as possible until one of their deeply-held values is violated in some way”
(Sumber)
Padahal tidak semua konflik harus dihindari. Saya belajar banyak tentang hal ini dan cukup menyadari itu sejak kuliah, dari beberapa orang yang menegur dan memberi masukkan baik. Setelah obrolan in, saya tersadar kembali dan hal barunya adalah ternyata ada orang yang harus memikirkan respon mengalah saya sampai hari ini.
Pada akhirnya, kami menyudahi dengan saling memaafkan atas dasar perasaan tidak enak yang tertinggal di masing – masing dari kita.
Kejadian ini berdasarkan pengalaman kami yang cocok dengan riset di luaran sana, jadi gapapa kalau ada yang ga setuju.
Setiap tipe personality punya ke khas an nya masing – masing, cara membangun hubungan juga akan berbeda – beda tergantung dari bagaimana cara beradaptasi dan memahami satu sama lain.
3 notes · View notes
raroses · 2 years ago
Text
A: "Ternyata saling memiliki pun punya resiko ya"
B: "Saling memiliki adalah sebuah keputusan, dan sebuah keputusan pasti punya resiko"
A: "Betul, seperti resiko untuk membagi beban.. aku tak terbiasa"
B: "Dirimu bukan manusia super yang harus memikulnya sendirian, ambilah resiko manis dari saling memiliki"
A: "manis ya? Hemm"
B: "manis, ketika menurutmu "dia orangnya!" untuk saling berbagi"
0 notes