#berteman
Explore tagged Tumblr posts
Text
Aku : Kak apa kabar? Kelasnya udah mulai lagi loh, seru yuk ikutan lagi, sama-sama belajar lagi . Ikutan yuk. Seorang : Alhamdulillah sehat. (Udah gitu aja)
Sebuah jawaban sederhana, namun ke-NYES-an nya terasa sampai di hati. Diabaikan. Sudah berulang kali. Bahkan ada yang udah bilang. "Perhatianmu sudah sampai 3 kali, kamu sadar ngga sih kalau dia ngga mau berteman sama kamu. Sudah hentikan".
Oh iya, aku ternyata yang terlalu mencoba berpikir positif, kenapa aku ngga kepikiran dia ngga mau temenan lagi. Sudah dicukupi. Segala positif thinking, pun juga segala pertanyaan kenapa. Cukup disudahi. Tanpa intensi apapun. Nggak semua orang -berlembut hati untuk sekadar basa- basi.
0 notes
Text
RATU MEMANG RATU AKU GUYS 🙏🙏🙏🙏🙏
#ratu the indonesian girl duo I LOVE THEM SO MUCH!!!!!!!!!!!!!#ME WHEN KTIA BERTEMAN!!! TEMAN TAPI MESRA!!!!
0 notes
Text
Benar, terkadang kita butuh waktu sendiri, hanya menatap hujan yang sedang turun sembari menimbang dan menentukan doa apa yang ingin kita lantunkan. Sendiri saja, boleh juga berteman dengan air mata. Pada hujan yang turun, doaku sederhana, untuk setiap rasa yang sedang terluka atau bergemuruh, semoga Allah sembuhkan dan berikan ketenangan.
381 notes
·
View notes
Text
Hidup memang penuh akan abstraksi yang tak akan pernah bisa terkendali, akan ada masa dimana kita hanya bisa berpasrah dengan semua resah yang tengah kita dera, nasihat dan saran dari mereka yang datang sebegai pemecah masalah tak akan lagi berpengaruh, karena pada dasarnya mereka menyatakan solusi atas dasar pengalaman mereka sendiri.
Namun, setiap alur cerita dari manusia itu berbeda beda, pengalaman nya tak akan sama persis dengan seperti yang kita rasa, karena kejadian nya berada pada ruang dan waktu yang berbeda, akan ada beberapa variable dengan hipotesis yang tak sama.
Kita tak akan pernah benar benar menemukan solusi melalui kontemplasi, karena semua teori teori yang bermunculan pada benak kita belum pernah teruji, akan selalu ada hal yang bermunculan diluar perdiksi kita sendiri. Jangan terlalu membuang buang energy untuk mencari solusi, hanya ada satu kunci untuk semua masalahmu itu,
yaitu tetaplah bertahan dan berteman dengan semua kesakitan.
Pada akhirnya, semua yang menodai kehidupan mu, akan luntur dengan sendirinya
23/04/24
#reminder
200 notes
·
View notes
Text
Ramadan #16
Berteman di usia dewasa, secukupnya. Melekatlah pada orang-orang yang baik dan saleh. Sambunglah dan rawatlah silaturahmi dengan orang-orang yang setujuan. Perdalam rasa kasih dan sayang pada orang-orang baik dengan saling mendoakan.
Di dunia ini, akan tetap ada yang tidak menyukaimu bagaimanapun kamu berperilaku. Mereka mungkin akan menggunjingmu di belakang, melihatmu sebagai orang yang salah meski sebanyak apapun hal baik yang kamu lakukan.
Kamu tidak perlu memikirkan tabiat mereka. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara berpikirmu sendiri pada hidup dan orang lain. Jika ada hal yang bengkok, luruskanlah. Jangan takut untuk berubah menjadi lebih baik, meskipun perubahan itu akan membuatmu mengkoreksi sikap dan pernyataanmu sendiri.
216 notes
·
View notes
Text
100 hal yang aku pelajari di 2024
1. Nggak ada orang lain yang lebih penting dalam hidup seseorang kecuali dirinya sendiri. Berhenti merasa spesial.
2. Berhenti berteman dengan seseorang yang menganggapmu saingan, bukan seseorang yang bersedia untuk diajak tumbuh dan berkembang bersama-sama.
3. Tidak ada seorang pun yang bertanggungjawab untuk membahagiakan dan memperjuangkan hidupmu selain dirimu sendiri. Semua orang sibuk dengan hidupnya masing-masing.
4. Mengubah hidup terkadang sesederhana mengubah pola pikir.
5. Satu-satunya waktu yang kita punya adalah saat ini. Later or tomorrow isn't a promise.
6. Everything takes time. So be patient for what we have been trying and wishing for.
7. Kebanyakan orang seringkali hanya ingin mendengar apa yang mereka percayai, bukan apa yang sebenarnya terjadi.
8. Tidak perlu menjelaskan sesuatu. Orang-orang yang mengerti tidak membutuhkannya, dan orang-orang yang membenci tidak akan mendengarkannya.
9. Hidup tidak akan berubah kalau bukan diri sendiri yang memulai untuk mengubahnya.
10. You vs you. Not others.
11. You deserve better.
12. Tidak ada kezaliman dalam takdir Allah bila kita beriman.
13. Sesungguhnya Allah Maha Baik dan cuman bisa berbuat baik. Jaga terus prasangka baik kita kepada-Nya.
14. Done is better than perfect.
15. Nobody can understand me better than Allah and myself.
16. Reality is what happens. Not what i think will happen.
17. Dream isn't what I'm thinking of, but what i create, build, and fight for.
18. if i don't wake up to pray qiyam, then i don't want it enough.
19. In order to make people understand i have to talk
20. My family needs 'thanks, ask, and sorry' from me too.
21. There's no benefit for anyone to know what i have done or what my kindness is.
22. Less is more.
23. World doesn't end just because i miss some people, made mistakes, or haven't learn something yet.
24. What's for me never miss me, and what's not for me always finding ways to go.
25. Not everyone has the same heart as mine, nor think the way i think and that's okay.
26. If they wanted they would. I don't want to force anything anymore.
27. Two things I'll never forget: how someone treats me and what they made me feel.
28. Not everyone matters.
29. I will never accept any disrespect.
30. My peace over anything.
31. Time will pass anyway
32. If it’s the right time everything will be easier
33. Life keeps going with or without the people i think would stay
34. Everyone makes mistakes. Me either
35. Just because it's taking time, doesn't mean it's not happening
36. If they think they can find better, let them
37. People changes. Me either
38. Small progress is still progress
39. I don't need to understand everything
40. Growth requires discomfort
41. Im not what i thought
42. If i didn't different then nothing changes different too
43. My current self vs My old self. Don't compare myself with others cause it's not relevant
44. To be friends with me is to be privilege. And not all people have that privilege.
45. Maybe, it's a journey to finding myself, not finding a love
46. Sometimes i need to walk alone to truly find myself
47. Nobody's perfect
48. Forgive myself for not knowing what i didn't know before learning it
49. The wrong ones have to leave to make space for the right ones.
50. My new life will cost my old one
51. If it's possible for others, it's possible for me too
52. My past was a lesson, not a life sentence. Never be a prisoner
53. If i prayed for flowers don't be surprised if it starts rain
54. The way they treat me defines them. Not me
56. It has to fall apart temporarily before it falls into place permanently
58. Having boundaries is the way to have self-respect
59. The distance between my dreams and my reality is action
60. I'm much more learn from my mistakes not from theory
61. Some people won't stay
62. Words have a big power
63. It doesn't matter how good you explain yourself to others if Allah already knows how you are
64. Satu-satunya cara untuk mengetahui kita bisa apa enggak adalah dengan menjalaninya bukan dengan menebak-nebak
65. Ketakutan lahir dari ketidaktahuan dan tidak adanya persiapan
66. Jangan jadi menjadi obat bagi orang yang tidak mau sembuh
67. Terkadang, satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan meninggalkan
68. Tidak ada yang salah dengan menjadi lebih egois demi ketenangan dan kebahagiaan diri sendiri
69. Terkadang, respon terbaik adalah dengan tidak memberi respon
70. Menolong orang lain sama dengan menolong diri sendiri
71. My standards are never too high enough
72. I don't have to take the responsibility of everything
73. Some things are out of my control
74. I did all that i could
75. Cringe means growth too.
76. I'm stronger than i thought
78. I'm what i think
79. Love is real, because i exist
80. I deserve better
81. People are so lucky to know me
82. Never hate on previous of myself
83. I have nothing but hope
84. Be patience. Good things are coming
85. If someone isn't for me, Allah will never let me at peace with them
89. I was fine before them, i will fine after them too
90. Everything happens for a reason
91. Focus on improving not proving
92. Work in silence then let the success speak
93. Being nice doesn't mean making myself small for other people's comfort
94. Hard choice = easy life
Easy choice = hard life
95. Choose myself first before others
96. Sometimes being more heartless makes life get easier
97. Someone out there feels so grateful of meeting me
98. Wanting a sign, is a sign too.
99. I can always be a better version of my current self.
100. Look at people's actions. Not their words.
60 notes
·
View notes
Text
Ya Habiballah
Lagi bacain kakak buku tentang Nabi Muhammad, rasanya hatikuuu nyesekk banget. Ada ya orang setegar Rasulullah. Nggak salah, Allah pilih beliau.
Nggak pernah lihat ayahnya, karena ayahnya meninggal waktu Rasulullah di dalam kandungan, selepas itu ibunya meninggal waktu Rasulullah kecil.
Merasa sendirian, sedih, cuma ada Ummu Aiman. Disarankan ikut kakeknya sama Ummu Aiman, begitu dirawat kakek, menemukan sosok ayah dalam diri kakek--kakenya meninggal. Rasul ikut paman, lalu Rasul menyaksikan kepergian pamannya juga...
Bertemu istri yg begitu disayang, yang paling menguatkan, Allah uji dengan dipanggilnya sang istri lebih dulu. Allah uji lagi dengan kehilangan anak laki-laki. Ya Allaah...
Rasulullah tuh sudah berteman dengan kehilangan dari kecil. Ini masih belum terhitung ujian-ujian lain saat dakwah.
Ya Rasul...🥺
Allah hadiahi Rasulullah dengan banyaknya sholawat yg dikirimkan kepada beliau, terus mengalir sampai nanti hari akhir. Begitu banyak yg sayang sama beliau. Dan kata beliau, yang terus menguatkan, ya ummatnya.
Malu nggak sih, aku yang ga ada apa-apanya ini, yang banyak dosanya ini, jadi salah satu alasan beliau kuat dah bahagia?😭
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad🤲🏻
Semoga kita termasuk umat-umat Rasul yang mendapat syafaat beliau nanti di hari akhir. We miss you, ya habiballaaah🫶🏻
270 notes
·
View notes
Text
Pengen berbagi cerita bulan ini, masya Allah banget dah. 3x taaruf semua gagal, apakah aku terlalu ruwet dan rewel? Apakah aku terlalu kritis?
1x entah ini ga ada kelanjutan nya, padahal ga bahas-bahas yang serius, 1x nadzor di Solo, berteman dan kenal hampir 2 tahun pernah lost kontak juga. Tapi kayak digantung saja hasilnya. Malah bertanya pada sendiri, ini orang bener serius apa enggak sih, buang waktu saja deh. Oh dia cuman penasaran maybe. Sudah dewasa lho dia.
yang ke 2x kali bener bener syari, pakai perantara, masuk sesi tanya jawab. Sampai pada akhirnya ikhwan nya mundur.
Afwan tuk Pertanyaan² itu tdk Ana jawab jdi Ana putuskan tuk mengundurkan diri dari ta'aruf.
"Moga Anthiy dpt yg lebih spesifik ats pertanyaan² Anthiy/ diskusi dgn ikhwan lain yg lbih baik dari Ana, Aamiin."
Baru tanya mau tinggal dimana setelah menikah dan bagaimana pengelolaan keuangan keluarga besok gimana, eeh udah mundur duluan, dilihat dari hobi dia suka hiking, membaca olahraga, umur sudah sangat matang sebagai laki-laki, pekerjaan mapan ( bekerja di perusahaan asing) harusnya jawaban nya sudah diluar kepala dong. Punya planning ke depan.
Aah bisa jadi aku yang terlalu rumit mengajukan pertanyaan. Ya sudah Alhamdulillah pokoknya,
Yang 3x nya, Ini perantara nya langsung minta nadzor tanpa sesi diskusi atau tanya jawab.
"Oh kok gini, bukan nya sebelum nadzor itu memang harus ada diskusi dulu, untuk lanjut nadzor, tapi ini malah ga boleh tanya tapi langsung nadzor? " gumamku, karena sudah terbiasa pakai pertanyaan dulu, aku bersikukuh buat ngajuin pertanyaan dan list nya sebagai berikut .
Pertanyaan untuk ikhwan, boleh dijawab via wa /chat lewat perabtara atau ketika saat bertemu (nadzor)
1. Masalah tempat tinggal; setelah menikah mau di mana? Kalau belum punya rumah apakah mau tinggal dengan mertua? Atau mengontrak?
2. Visi dan misi menikah nya bagaimana? dan bagaimana cara untuk mencapai visi misi tersebut?
3. Bolehkah nanti setelah menikah lanjut bekerja, traveling? Kalau tidak boleh bekerja gimana solusinya? Apakah buka usaha di rumah? Atau full mengurus rumah tangga?
4. Jika menikah dan sudah lama belum dikaruniai anak bagaimana menghadapinya? Atau sampai akhir menikah tidak diberi keturunan juga bagaimana? Atau diberi karunia seorang anak dengan kondisi yang spesial bagimana?
5. Bagaimana komposisi pengelolan keuangan atau manajemen keuangan rumah tangga besok?
6. Bagimana sifat atau karakter calon mertua atau ipar?
7. Bagaimana sikapnya saat melampiaskan emosi atau melampiaskan ketika marah, kesal dll?
8. Bagaimana pola asuh anak yang akan diterapkan besok setelah menikah?
9. Lebih suka istri yang pendiam, menurut atau yang kritis?
10. Setelah menikah minta pelayanannya yang seperti apa? Misal selalu diambilkan makanan dan minuman atau lain nya. Atau ingin selalu dilayani walau hal-hal sepele.
11. Apakah sudah paham tentang hak dan kewajiban suami istri?
12. Apakah perlu atau dibutuhkan pembagian tugas dalam rumah tangga?
13. Bagaimana kalau banyak perubahan fisik secara signifikan setelah menikah? Masih bisa menerima?
14. Jika pengelolaan keuangan rumah tangga nanti dikelola bersama, bagaimana konsep nya? Apakah berarti istri tahu semua pendapatan dan sumber penghasilan suami secara terbuka? keluar dan masuknya uang dlm rmh tangga?
15. Untuk persiapan mental, finansial dan ilmu sebelum menikah bagiamana ?
16. Kalau Selingkuh, Apa konsekuensinya? hal apa yg bisa dikatakan sebagai perselingkuhan ? standart e selingkuh itu yg kek gimana
17. Tipe yang mendengarkan atau tidak?
Mungkin ini dulu jika ada waktu mungkin saya bisa menambahkan.
Barakalllah fiikum.
Aah ga bisa berkata kata lagi aku, perantara pihak ikhwan merespon begini.
Ahsan di tanyakan pada saat ta'aruf Bu, bisa di sampaikan ke pihak akhwatnya, Alhamdulillah saya sudah pernah memproseskan lebih dari 10kali dan juga baru kali ini ada pertanyaan yg sebanyak itu, kayaknya pertanyaan yg begitu rumit akan menjadi penghalang/Ikhwan akan mundur nantinya, menurut ana selama ke dua pasangnya sebelum/setelah menikah akan Istiqomah dlm tholabul ilmi, menuntut ilmu syar'i akan menjadi kebaikan dlm rumah tangganya, Barokallahu fiikum.
Ahh bagaimana ini konsep nya? Apakah aku harus tanya yang ringan-ringan saja, dan seluruh pertanyaanku dibahas setelah menikah?
Aah bagaimana ini konsep nya.
Sudahlah.
@saarahsatujuan au aahhh gelap kak.
44 notes
·
View notes
Text
Pertemanan Anti-Ribet (?)
Belakangan ini saya lagi mikir, kayaknya saya sudah memasuki fase dimana saya nyaman membangun batasan yang sehat dengan orang-orang yang ribet, mempermasalahkan hal kecil, banyak mengeluh, suka berprasangka, dan nggak sat-set. Wkwk! Bingung sih menjelaskannya, tapi saya yakin teman-teman, if we are in the same phase, pasti paham juga kan terkait dengan hal ini?
Benar saya suka berteman, benar saya juga tipe yang berusaha untuk mempertahankan relasi pertemanan agar silaturrahim bisa memanjang. Tapi, di situasi dan kondisi tertentu, sejujurnya saya juga terkadang merasa lelah untuk mengurusi hal-hal yang saya pikir sudah bukan waktunya lagi untuk dipermasalahkan sekarang, dalam relasi pertemanan masa dewasa.
Memang, terkadang teman-teman ini karakternya beda-beda. Ada yang low maintenance (super chill, gapapa jarang ketemu, tapi sekalinya ketemu kita tahu kalau kita masih sangat terkoneksi tanpa banyak ba-bi-bu), ada juga yang high maintenance (suka pundung, ribet, dsb). Terus gimana? Jalan tengahnya, kalau buat saya, saya akan tetap memperjuangkan silaturrahim sebisa, semampu, sesanggup yang saya lakukan. Masalahnya, hidup di masa dewasa ini urusannya sudah semakin kompleks, kan? Maka, kebijaksanaan untuk memilih persoalan apa yang perlu kita fokuskan dan yang mana yang bisa nanti dulu juga jadi penting.
Well, tulisan ini ceracau saja sih sebenarnya. Tapi saya jadi ingin refleksi ke diri sendiri, jangan sampai saya jadi teman yang ribet dan high maintenance. Sebaliknya, saya ingin menumbuh-suburkan cara berteman yang sama-sama memudahkan, sama-sama respect, sama-sama chill dan tidak penuh tuntutan. Dan untuk teman-teman yang pernah merasa saya sebaliknya, saya minta maaf ya. Semoga kita, di masa dewasa ini, bisa terus berproses untuk berelasi dengan cara yang dewasa juga.
Any opinion? :)
75 notes
·
View notes
Text
Ruang Tunggu
Penantian panjang dalam kebaikan tidak akan pernah jadi sia-sia.
Percayalah, bertemu atau tidak dengan apa yang kamu harapkan, selama kamu berada dalam ruang tunggu kebaikan, kamu tidak akan menyesal. Sebab, kebaikan menumbuhkan kebaikan lain. Kebaikan akan berteman dengan kebaikan.
Kita akan bertemu di perjalanan bila tujuan kita sama. Kalau pun hanya berpapasan atau pun tidak bertemu dalam perjalanan, mungkin kita hanya berbeda kereta saja. Bila tujuannya sama, akan bertemu. Beruntung sekali bila kita bertemu dalam perjalanan pada satu gerbong yang sama.
Ruang tunggu jangan disalahartikan diam, ruang tunggu dalam hidupmu itu bergerak. Ruang tunggumu bisa diisi banyak kegiatan sosial, pekerjaan, pengajian, dan lain-lain.
Hiasi ruang tunggu itu dengan pemahaman yang baik. Pastikan ruang tunggu itu selalu berwarna, pastıkan ruang tunggu itu selalu nyaman, agar katika nanti ada yang datang, kamu telah mempersiapkan.
Kang Islah | Jaga Diri Baik-Baik
Bogor, 22 Maret 2024
111 notes
·
View notes
Text
Jul~ kemarin, Juni terlalu menguras energi dan pikiran. Kulihat kau pun datang dengan buah tangan setumpuk perihal yang masih perlu kuselesaikan. Perjuangan belum kelar, kata juni. Lalu ia menitipkan harapan dan sekotak mimpi padamu untuk diselesaikan.
Jul, prosesnya masih tidak mudah. Sisa sisa keberanian kadang berjatuhan, berserakan di lantai. Aku masih kerap memungutnya, lagi dan lagi. Maksutku, mari berteman dihari-hari melelahkan sekalipun. Tapi jul, kadang katanya menyerah juga sebuah langkah yang harus diambil. Bagaimana menurutmu jul?
Jul, memang benar aku menunggu sebuah kabar yang kau hadirkan di tengah-tengah kedatanganmu. Meski begitu ingatkan aku untuk menyiapkan ruang untuk segala kemungkinan.
68 notes
·
View notes
Text
Teman
Hari-hari ini terasa betul perkara sirkel pertemanan. "Agama seseorang itu tergantung teman dekatnya" terkait ini ada ulasan menarik dari postingan sosial media instagram di akun @rizaputranto — tentu kita perlu membaca jurnal yg beliau sampaikan secara mandiri, utk mengonfirmasi
Beliau, yg dikenal sebagai peneliti menjelaskan adanya keterkaitan antara prefrontal cortex dengan lingkungan sosial.
Prefrontal cortex, bagian otak ini berhubungan dengan pemikiran diri. Sering disebut "personality center" dan banyak menganalisis input dari sekeliling. Sehingga menurut J Perso Socio 2020, kata beliau di captionnya, dengan siapa kamu menghabiskan waktumu akan menentukan perasaanmu terhadap diri kamu sendiri—apakah itu dengan kamu?😁
Yaps, dengan siapa kita berteman akan mempengaruhi bagaimana kita hidup sebagai seorang manusia, terutama dalam mengemban amanah sebagai hambanya Allah
Mencari teman yang ideal tidak akan mungkin kita temukan, karena begitu hakikat manusia, tapi paling tidak kita bisa mencari yang satu frekuensi
Ah, sebenernya agak sedikit rindu masa-masa sebelum menjalani kehidupan sebagai mahasiswa profesi.
"Emergency meeting" kami menyebutnya. Sebelum terpisah jarak dan kesibukkan, kami melakukannya di berbagai tempat; warmindo dekat kampus, angkringan pinggir jalan raya, kos tempat numpang tidur dan mandi, hingga restoran mewah yg tentu saja dibayar dengan uang awal bulan atau dibayari senior hahah
Apa yg kami bicarakan? Tentu beragam, dari mulai TOD saat bermain UNO hingga strategi bagaimana caranya kebaikan yang sudah diwariskan para senior bisa bertahan, minimal saat kami masih ada di kampus.
Selingan candaan yg random juga tidak terlewat semisal menertawakan konten dari twitter, ig, atau bahkan kelucuan kita masing-masing
Jujur agak kangen, tapi gengsi, namanya juga laki-laki
Tapi, begitulah, sirkel kita pada akhirnya bukan menghilang—semoga saja. Hanya saja semakin melebar, meluas, sehingga banyak yg pada akhirnya masuk dan menemani perjalanan kita
Pertemanan. Tidak perlulah membicarakan soal dia anak siapa, atau darimana, cukup yang membawa kita pada kebaikan dan satu frekuensi
Tidak malu membicarakan palestina di tongkrongan. Tidak malu mensyiarkan sholat tepat waktu di warung makan. Tidak malu membicarakan dakwah yang akan di dengar orang lain. Tidak malu untuk mengucap salam saat bertemu dan berpisah.
"Sekarang, aku juga mikirnya gitu yis. Yang penting satu frekuensi" begitu kata salah satu senior dokter iship yang aku temui di RSPA Boyolali
Ah iya satu frekuensi. Kita usahakan tetap berada dalam sirkel itu. Setidaknya jika tidak bisa membawa kebaikan, kitalah yg terciprat kebaikan itu
Oh iya, tentang mencari teman satu frekuensi, lagi-lagi, apakah itu kamu?
93 notes
·
View notes
Text
Kalau kita mau berteman, bukan dilihat dari usia kajian seseorang, tapi dilihat dari seberapa bermanfaatnya ilmu dia, dan seberapa berpengaruhnya ilmu dia terhadap diri dan karakter dia.
Seharusnya yang lebih lama belajar, bisa mewarnai, bukan justru terwarnai.
Serial Riyaadhush Shalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc. حفظه لله تعالى
67 notes
·
View notes
Text
Sebagian orang ada yang menunggu waktu malam tiba untuk bisa bercerita pada Tuhannya, sepi dan sunyi, hanya antara dia dan Tuhannya saja.
Tersebab siang yang ramai oleh manusia itu, seringkali berkhianat. Pada rahasia yang akhirnya tersebar dan menjadi obrolan sesama mereka.
Bukankah bercerita pada Allah itu begitu menenangkan? Terkadang berteman air mata, dan terkadang berteman senyuman.
Bangunlah, dan ceritakan hari-harimu pada-Nya, hanya kamu dan Tuhanmu saja.
@jndmmsyhd
439 notes
·
View notes
Text
Terlepas dari apa yang membuat kita jadi menjauh seperti ini, rasanya aku ingin mengulang semuanya dari awal lagi. Tidak perlu yang muluk-muluk, bisa berteman akrab saja itu sudah lebih dari cukup buatku.
165 notes
·
View notes