#Tanta Ginting
Explore tagged Tumblr posts
Text
Bahkan Voli
Seperti biasa, acara yang dinahkodai kedua bestie beserta sakernya ini selalu kewren poll. Vindes Sport ke-5 dengan olahraga Voli sukses tergelar. Aku rasa, ini adalah yang paling seru dari yang sudah-sudah. Ketegangan tiap set yang berhasil epic comeback, walaupun bukan profesional tapi layak banget buat ditonton yang bahkan dalam 24 jam sudah 3M++ penonton.
Prediksi memang di hati, tapi ga tau kenapa dari awal berharapnya The Actors yang menang. Tapi secara keseluruhan GG🔥 terutama untuk mas adi alias Dwi Sasono, Tanta Ginting, Surya, Vincent, dan Bryan Domani.
Diawali dengan datangnya kedua grup, yang satu pakai bis mengenakan jas hitam kemeja putih ala pemain film mafia. Yang satu naik mobil bak terbuka mengenakan kaos olahraga SD awal-awal touring Prediksi. Tidak lupa gimmick menggunakan helm biarpun naik kendaraan roda empat. Yang paling lucu adalah saat sang ketua turun sambil mengayunkan kaki seperti orang yang bingung gimana sih turunnya🤣
Awalnya saat di reveal para aktor yang akan menjadi lawan Prediksi, ga ngeh kalau Bryan bakal main juga. Sebagai, aktor muda yang akhirnya gabung ke sirkel bapak-bapak, ternyata mainnya oke juga. Pantas saja, Vincent memujinya di podcast Trio Kurnia ep. 63.
Sedikit tangkapan layar ini patut dimasukkan pada unggahan
Saat selesai pertandingan dan dua orang cakep saling berpelukan, mungkin sambil mengucapkan terima kasih satu sama lain. Bryan Domani alias BD alias Bule Depok memakai nomor punggung 29 yang merupakan angka favoritnya karena bertepatan dengan tanggal lahirnya.
The Actors Bahkan menang
Botuna dengan trio strong. Yang ternyata bukan titipan sponsor dimana 5 set tidak bisa diganti, namun strategi coach dengan harapan untuk mengamankan poin walaupun mental blunder. Untuk usahanya yang ingin mengembalikan skor, RESPECT!!!
Terima kasih berlipat-lipat untuk suguhan yang luar biasa dasyat🔥
2 notes
·
View notes
Text
Hati Suhita
Hati Suhita (2023) #ArchieHekagery #OmarDaniel #NadyaArina #AnggikaBolsterli #IbrahimRisyad #WafdaSaifanLubis Mehr auf:
The heart of SuhitaJahr: 2023 Genre: Drama / Romantik Regie: Archie Hekagery Hauptrollen: Omar Daniel, Nadya Arina, Anggika Bolsterli, Ibrahim Risyad, Wafda Saifan Lubis, Desy Ratnasari, David Chalik, Devina Aureel, Widyawati, Slamet Rahardjo, Tanta Ginting, Tutus Thomson, Ariyo Wahab … Filmbeschreibung: Die unerschütterliche Entschlossenheit von Alina Suhita wird auf die Probe gestellt,…
View On WordPress
0 notes
Text
"Ratu Ilmu Hitam (Queen of Black Magic)"
“Ratu Ilmu Hitam (Queen of Black Magic)”
Buried secrets and supernatural revenge have the run of the house (or in this case, an orphanage) in “Ratu Ilmu Hitam (Queen of Black Magic),” a loose remake of the 1981 Indonesian horror film of the same name. Directed by Kimo Stamboel and written by Joko Anwar, this duo’s sick and twisted minds make for one hell of a gory, brutal, and terrifying cinematic ride.
Childhood friends Anton (Tanta…
View On WordPress
0 notes
Photo
#ario bayu#movie#ratu ilmu hitam#movies#shenina cinnamon#guilio parengkuan#tanta ginting#miller khan#salvita decorte#imelda therinne#ade firman hakim#sheila dara aisha#putri ayudua#ruth marini#movie poster#movie posters#tatu unru#gisellma firmansyah#film#indonesia#indonesian#kimo stamboel#joko anwar#horror#hannah al rashid#horror mov#horror movie#ari irham#horror movies#muzakki ramdhan
0 notes
Text
[Flash Review] Darah Daging; Berdarah Tapi Tak Berdaging
Jadi, dari mana "Darah" itu muncul?
Darah Daging, film action yang rilis 5 Desember lalu ini akhirnya kami tonton. Kenapa? Kenapa baru setelah 4 hari perilisannya kami menonton film ini? Sebenarnya kami agak ragu pada film ini. Kami takut hanya dipukau visual saja tanpa memiliki jalinan cerita yang utuh dan kokoh. Tapi setelah kami menonton, Darah Daging tidak sepenuhnya begitu. Flash Review ini kami upayakan bebas spoiler. Jika…
View On WordPress
#acting review#Akting#Akuaktor#ario bayu#arnold leonard#darang daging#donny alamsyah#Flash Review#rangga nattra#tanta ginting
0 notes
Text
Sinopsis The Perfect Husband: Pacar Sendiri vs Dijodohkan?
Sinopsis The Perfect Husband: Pacar Sendiri vs Dijodohkan?
Sinopsis The Perfect Husband – Setelah sukses dengan “London Love Story 3” yang dirilis bertepatan dengan hari Velentine 2018, Screenplay Picture kembali merilis film keduanya di tahun 2018 ini. Seperti sudah menjadi aktor favorit dari rumah produksi Screenplay Piicture, Dimas Anggara yang sebelumnya menjadi aktor utama dari trilogi London Love Story akan kembali menjadi pemeran utama dari film…
View On WordPress
#2018#Amanda Rawles#Bunga Zainal#Dimas Anggara#Dolly Martin#film indonesia#film indonesia 2018#film indonesia april 2018#Maxime Bouttier#Maya Mulan#Slamet Rahardjo#Tanta Ginting
0 notes
Text
Tonton Gratis Lakon Teater 'Mereka yang Menunggu di Banda Naira'on 17/12/2021 at 9:49 am
Tonton Gratis Lakon Teater ‘Mereka yang Menunggu di Banda Naira’on 17/12/2021 at 9:49 am
Mereka yang Menunggu di Banda Naira ini mengisahkan empat tokoh pergerakan nasional yang diasingkan.Mereka yang Menunggu di Banda Naira ini mengisahkan empat tokoh pergerakan nasional yang diasingkan.Read Morereza rahadian, lukman sardi, tanta ginting, julie estelle, Akiva Sardi, Mereka yang Menunggu di Banda NairaSuara.com – Berita Gosip Artis Terkini Di Indonesia
View On WordPress
0 notes
Text
Movie Review - The Queen of Black Magic (2019)
Movie Review – The Queen of Black Magic (2019)
The Queen of Black Magic, 2019. Directed by Kimo Stamboel.Starring Ario Bayu, Hannah Al Rashid, Adhisty Zara, Ade Firman Hakim, Sheila Dara Aisha, Tanta Ginting, Salvita Decorte, Imelda Therinne, Miller Khan and Shenina Cinnamon. SYNOPSIS: When a group of friends reunite at the orphanage where they grew up, they discover that they may have been brought together by some sort of sinister dark…
View On WordPress
0 notes
Text
Review Film “Ily from 38.000 feet”
“Saat liburan di Bali, Aletta bertemu cowok menarik bernama Arga, dan keduanya pun segera dekat. Arga berjanji ke Jakarta untuk bertemu dengannya. Namun, itulah terakhir kali Aletta mendengar kabarnya.” Tanggal rillis : 5 Juli 2016 Production house : - Screenplay films - Legacy pictures Produser : - Sukdev Singh - Wicky v Olindo Sutradara : Asep kusnidar Durasi : 90 Menit Pemeran : - Michellle ziudith (Aletta) - Rizky nazar (Arga) - Derby romero (Rimba) - Tanta Ginting (Jonah) - Ricky cuaca (Bugi) Film "I Love You From 38.000 Feet" ini mengisahkan seorang perempuan bernama Aletta yang bertemu dengan Arga dalam perjalanan di pesawat pada ketinggia 38.000 kaki. Dari awal Aletta sudah jatuh hati dngan sosok arga. Mereka lalu dipertemukan kembali ketika bekerja sama pada sebuah program televisi di bali. Awalnya Arga tidak berani mengungkapkan isi hatinya kepada Aletta, namun lama-lama ia pun berani mengungkapkannya. Kepulangan mereka dari Bali ke Jakarta ternyata menjadi awal perpisahan mereka, Arga menghilang tanpa kabar. Jenis angel : - Low angle - High angle - Eye level - Bird eye view Jenis shot : - Long shot - Medium shot - Extreme Close up - Medium Close up
0 notes
Photo
Review Film 'Ratu Ilmu Hitam', Antara Dendam dan Teror Santet
RADARMALANGID – ‘Ratu Ilmu Hitam’ menjadi salah satu film yang ditunggu-tunggu, dari sekian genre horor Indonesia yang mendominasi bioskop saat ini. ‘Ratu Ilmu Hitam’ disutradarai Kimo Stamboel dan ditulis Joko Anwar, dan merupakan reboot alias produksi ulang dari film dengan tajuk sama yang dirilis 1981 silam.
Cerita ‘Ratu Ilmu Hitam’ versi baru sangat berbeda dan tidak terkait sama sekali dengan versi lama. Film versi 2019 ini mengisahkan tiga keluarga yang berkunjung ke panti asuhan di luar kota, daerah yang terpencil dan jauh dari keramaian.
Hanif (Ario Bayu) datang bersama istrinya, Nadya (Hannah Al Rashid) dan mengajak ketiga anak mereka, Sandi (Ari Irham), Dina (Zara JKT48), dan Haqi (Muzakki Ramdhan). Dua sahabat Hanif saat tinggal di panti asuhan, Anton (Tanta Ginting) dan Jefri (Miller Khan) turut hadir. Masing-masing juga membawa istri, yakni Eva (Imelda Therinne) dan Lina (Salvita Decorte).
Mereka datang untuk bertemu pengasuh panti, Bandi (Yayu Unru) yang sudah tua dan sakit keras. Mereka berkunjung dengan niat memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang mengasuh mereka sejak kecil.
Singkat cerita, di panti asuhan dengan bangunan tua itu terjadi kejadian aneh. Mereka terkena santet, mulai dari muncul kelabang yang berusaha masuk ke dalam tubuh sampai santet sadis yang menyebabkan tumpah darah. Menonton film ‘Ratu Ilmu Hitam’ terasa membaca komik siksa neraka.
Kimo Stamboel selaku sutradara berhasil mengeksekusi adegan tersebut, membuahkan teror bagi penonton. Ia seperti tak ingin memberikan ‘napas’ bagi penonton karena adegan teror diberikan secara terus-menerus tanpa banyak jeda.
Semua adegan dibuat dengan baik, bukan sekadar membuat penonton tegang atau agar mendapat label film horor yang meneror. Keseriusan Kimo dapat dilihat dari efek visual yang bagus. Meski ada beberapa efek yang kurang halus, namun hal itu tidaklah mengganggu.
Sederet adegan seperti ketika Lina bermain pisau sembari bercermin atau ketika serangga keluar dari punggung Eva yang berlubang berhasil membuat ngilu, merinding hingga memicu adrenalin.
‘Metode’ jumpscare juga sempat digunakan sesekali dalam film ini, melalui adegan penampakan hantu. Kendati demikian, jumpscare tersebut tak begitu menakutkan.
Sampai separuh film berjalan, ‘Ratu Ilmu Hitam’ mengajak penonton berpikir mengenai siapa yang menyantet kesemua tokoh dengan ilmu hitam.
Gaya bercerita seperti itu memang tipikal Joko Anwar. Joko kerap membuat film dengan cerita cukup rumit, seperti pada ‘Perempuan Tanah Jahanam’. Dalang di balik kejadian aneh baru ketahuan pada bagian akhir.
Sayangnya, gaya bercerita seperti itu tak memiliki akhir yang klimaks. Joko Anwar dan Kimo Stamboel gagal mengeksekusinya. Cerita terkesan ingin diakhiri dengan cepat, padahal masih ada banyak hal yang bisa dieksplorasi. Akhir cerita pun terasa kentang alias tanggung.
Kekurangan lain dalam film ini adalah beberapa cerita yang terkesan ‘bolong’. Salah satunya alasan sifat Rani (Shenina Cinnamon) yang berubah. Bisa jadi, hal ini disengaja agar ada peluang film ini berkembang menjadi sekuel. Selain itu, ada dua karakter yang kurang kuat dan tidak diperlukan, yaitu Sandi dan Dina.
Lebih lanjut, cerita ‘Ratu Ilmu Hitam’ yang tayang 7 November 2019 ini sebenarnya akan tetap berjalan baik tanpa keberadaan dua karakter itu. Nampaknya kemunculan mereka hanya untuk menjaring penonton, karena Ari Irham dan Zara JKT48 sama-sama memiliki banyak penggemar.
Penulis: Elsa Yuni Kartika Foto: Istimewa Penyunting: Fia
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/review-film-ratu-ilmu-hitam-antara-dendam-dan-teror-santet/
MalangTODAY
0 notes
Text
Langkah besar Visinema
Semua langkah besar dimulai dari langkah kecil. Walt Disney bersama Ub Iwerks menempati studio pertama mereka dalam sebuah gudang tua. Sementara Steve Jobs dan Steve Wozniak menjadikan garasi sebagai kantor pertama Apple Computer.
Berbekal inovasi dan kerja keras mewujudkan mimpi, Disney dan Apple kini berhasil menjadi pengisi daftar “The World's Most Valuable Brands”.Nyaris tak ada golongan kelas menengah penyuka hiburan dan teknologi yang tidak mengetahui kedigdayaan dua perusahaan tersebut.
Langkah kecil serupa juga dilakukan Angga Dwimas Sasongko, saat mendirikan Visinema Pictures pada 2008. Sebuah garasi di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel), milik seorang kawannya ia sewa dan jadikan kantor.Dengan bantuan seorang pegawai, inventaris kala itu hanya dua buah meja dari kayu jati, beberapa kursi, dan seperangkat komputer. Tak lebih.
“Meja kayu ini pemberian bokap (ayah, red). Setelah pindah kantor, papannya gue jadikan bagian pintu supaya orang-orang yang masuk kantor ini tahu bahwa di sinilah Visinema bermula,” terang Angga kepada saya saat menemuinya di kantor pusat Visinema Group di mintakat Cilandak Timur, Jaksel (25/6/2019).
Usai menjelaskan sejarah singkat berdirinya Visinema, kami mengelilingi kantor yang berdiri di atas lahan seluas 2000 meter persegi itu. Total pegawainya sekarang telah mencapai sekitar 120 orang.
Berbeda dengan kantor perusahaan film lain yang biasa saya datangi, dinding di kantor Visinema lebih banyak memajang lukisan alih-alih poster film yang telah mereka produksi. Serasa berada di dalam galeri lukisan.
Menurut Angga, hal itu dimaksudkan untuk menciptakan atmosfer bahwa mereka semua bekerja di perusahaan kreatif.
Salah satu lukisan favoritnya sengaja diletakkan di dinding sebelah kanan setelah pintu masuk ruang kerja Visinema.
Lukisan tersebut karya Dedy Supriadi asal Yogyakarta. Pelukis ini kerap memaknai ruang tak lain adalah garis dalam wujud teks.“Lukisan ini menggambarkan gue sebagai seniman,” katanya.
Dalam kanvas yang berisi sapuan warna putih gading itu ada kutipan terkenal dari Rebekah Joy Plett.
Angga membacakannya dengan mengganti kata “artist” dan “object” dengan “filmmaker” dan “entertainment”. Lalu dengan pelan ia membacakannya:
“When you buy something from an filmmaker, you are buying more than an entertainment. You're buying hundreds of hours of errors and experimentation. You're buying years of frustation and moment of pure joy. You're not buying just one thing. You're buying a piece of a heart, a piece of a soul, a small piece of someone else's life.”
“Kalimat itu menjadi moto dalam perusahaan kami. Namanya membangun perusahaan atau organisasi, lo pasti akan selalu bereksperimen dan mengalami eror. Pertanyaannya sekarang, apakah kita mau menggunakannya untuk bertumbuh atau mau main aman?,” ujarnya.
Menjadi rumah tumbuh kembang bersama
Visinema adalah tempat bagi bakat-bakat muda yang ingin sama-sama tumbuh mencari celah baru, pangsa pasar baru, dan kemungkinan-kemungkinan dalam penceritaan yang baru.
“Kadang ada yang berhasil, ada juga yang enggak. Oleh karena itu, gue memberikan ruang untuk kesalahan dan eksperimentasi. Asal selalu ada progres,” katanya.
Ia mencontohkan progres yang terjadi dalam pembuatan film Filosofi Kopi (2015) dan sekuelnya yang meluncur dua tahun berselang.
Pola racikan dua film tersebut sangat berbeda. Dalam Filkop, untuk pertama kalinya mereka mengenalkan yang namanya “user generated movie”.
Khalayak diperkenankan menyumbang ide visual dan elemen-elemen artistik film. Tujuannya agar gambar dalam versi film bisa mewakili imajinasi pembaca cerpennya.
Saat hendak memproduksi sekuelnya, Filosofi Kopi: Ben & Jody, giliran khalayak diperkenankan menentukan cerita dan menciptakan karakter pendamping baru lewat kompetisi #NgeracikCerita. Hingga kemudian hadirlah tokoh Tarra (diperankan Luna Maya) dan Brie (Nadine Alexandra).
Pengalaman dari dua kali melibatkan partisipasi khalayak tadi semakin membuka mata Angga. Sesungguhnya ada banyak talenta baru nan berbakat di luar sana yang menantikan datangnya kesempatan.
Untuk ia berkomitmen menjadikan Visinema sebagai rumah bagi para bakat baru untuk tumbuh dan berkembang bersama dalam berkarya.
“Jadi bukan cuma tempat untuk gue doang. Jadi lo gak bakal menemukan credit title bertuliskan ‘An Angga Sasongko production’ dalam film-filmnya Visinema,” sambung Angga.
Sudah ada beberapa nama yang berkesempatan menjalani debut di industri film melalui Visinema. Sebutlah misalnya Chicco Jerikho yang mengawali petualangannya sebagai aktor film lewat Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014) garapan Angga.
Lalu dari kursi sutradara, Visinema tak segan mempercayakan kendali penyutradaraan film dengan jenama sepopuler Keluarga Cemara kepada Yandy Laurens, sosok yang sebelumnya lebih sering membuat film pendek.
Sabrina Rochelle Kalangie, sutradara miniseri Filosofi Kopi The Series: Ben & Jody , mendapatkan tongkat komando dalam film Terlalu Tampan.
Dalam beberapa proyek film yang sudah diumumkan Visinema hingga 2020, beberapa sutradara debutan masih akan hadir, yaitu Ruben Adrian dan Irfan Ramly.
Ruben yang sebelumnya menyutradarai beberapa iklan dan web series, termasuk sebagian episode Filosofi Kopi the Series yang saat ini tayang di Go-Play, akan menyutradarai film Kostan Mas Jay.
Sementara Irfan, selama ini lebih banyak menulis skenario, akan mengepalai produksi film Melankolia, yang sebelumnya sempat akan diberi judul Sephia (seperti dalam gambar di atas).
“Itu film drama romantis,” jawab Ipang, sapaan Irfan, kepada saya saat menghubunginya.
Posisi sebagai produser juga diamanatkan kepada nama-nama yang sebelumnya tak banyak orang tahu. Ada Nurita Anandia, Cristian Imanuell, dan Kori Adyaning.
“Buat gue yang paling menarik hari ini adalah melihat bakat-bakat baru itu naik ke atas panggung mempresentasikan filmnya dan gue ada di belakang,” kata Angga.
Suatu ketika, sineas Andibachtiar Yusuf (45) pernah mengutarakan kepada saya seperti apa rasanya bekerja sama dengan Visinema.
Ucup, panggilan akrabnya, telah menyutradarai film Love for Sale (2018) dan Bridezilla yang tayang mulai 1 Agustus 2019 di bawah panji Visinema.
Kini ia sedang melakukan proses syuting Love for Sale 2 yang dijadwalkan meluncur akhir 2019.
“Setiap kali kami berdebat, tidak pernah ada teori yang patah karena alasan laku dan enggak laku. Bukan itu pertimbangan yang dipakai di sini. Buat gue itu sebuah kemewahan yang terkadang enggak gue dapatkan di tempat lain,” ungkap Ucup.
Transformasi perusahaan
Prestasi Cahaya dari Timur: Beta Maluku sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2014, lalu menyusul keberhasilan melebarkan potensi bisnis Filosofi Kopi tidak hanya sebatas film, membuat Angga berani memancang target.
Ia ingin menjadikan Visinema Pictures lebih besar lagi. Sebagai payung besar yang menaungi banyak lini bisnis, tidak terbatas hanya soal film bioskop semata.
“Selain itu, dalam membuat film kami tidak melulu melihat skala bisnisnya hanya dari jumlah penonton. Lebih holistik,” jelasnya.
Pria yang mengawali karier filmmaker-nya sebagai asisten sutradara tiga dalam film Catatan Akhir Sekolah (2004) itu melanjutkan, tidak ada organisasi kreatif seperti Visinema yang bisa mengembangkan sebuah cerita pendek menjadi jenama yang punya kedai dan lini bisnis dengan skala seperti Filkop sekarang.
Sumber pendanaan untuk mewujudkan bayangan tentang Visinema yang lebih besar berasal dari dua momen pemodalan.
Pertama seturut masuknya dukungan dari Ancora Capital melalui Gita Wirjawan sebagai angel investor saat memproduksi Cahaya dari Timur.
Momen kedua terjadi tahun lalu seturut masuknya Global Digital Prima (GDP) Venture.
Dijelaskan Angga bahwa posisi Ancora dan GDP di Visinema sebagai equity partner alias mitra yang punya kepemilikan perusahaan.*
Pun demikian para pendiri Visinema tetap memegang proporsi saham mayoritas.
Kini Visinema Pictures telah bertransformasi menjadi Visinema Group. Di dalamnya selain ada Visinema Pictures dan ritel Filkop, juga menaungi Visinema Content, Visinema Campus, Visinema Music, Visinema Think, Visinema Animation, Sinedu, dan Skriptura.
Berbekal sumber daya manusia mumpuni dan keragaman cerita yang menjadi investasi terbesar dalam menjalankan lini bisnis, Visinema Group mulai tahun ini giat meningkatkan kapasitas produksi.
Khusus dari sektor film, Jika sebelumnya mereka paling banter memproduksi dua film dalam setahun, maka angka itu melonjak hingga tiga kali lipat.
Filkop juga telah membuka satu kedai baru di Semarang. Menyusul kehadirannya di Jakarta dan Yogyakarta. Tahun ini mereka berencana membuka cabang baru lagi di Makassar.
Dari ranah musik, persembahan terbaru label Visinema Music adalah album mini berisi lima lagu dari kelompok Arah.
Nama kelompok yang beranggotakan Roy Sungkono (vokalis), Tanta Ginting (gitaris), Gilbert Pohan (bassis), dan Azizah Hanum (drummer) juga menjadi judul sebuah serial web berisi lima episode yang jadi ranah penggarapannya Visinema Content.
Sementara satu lini bisnis lain yang akan segera mereka kembangkan potensinya adalah Visinema Animation.
"Produksi pertamanya nanti kami bekerja sama dengan studio animasi The Little Giantz mengadaptasi serial Nussa," pungkas Angga yang ternyata penggemar berat film animasi.
0 notes
Text
Main Film Action, Raline Shah Tak Pakai Pemeran Pengganti
Inanews - Artis peran Raline Shah (34) didapuk memerankan karakter Rian, seorang polisi wanita yang tengah menjalani penyamaran, dalam film action Police Evo. Meski harus melakoni banyak adegan laga, Raline mengatakan bahwa dirinya tak menggunakan stuntman atau pemeran pengganti. "Ini film aksi pertama saya. Saya dituntut lakukan semua sendiri," kata Raline dalan jumpa pers film Police Evo di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Karena itu, Raline pun rela menderita beberapa luka di tubuhnya.
"Babak belurnya banyak sekali biru-biru dan luka, karena banyak lompatannya. Kita pakai ledakan yang benar," ungkap Raline. Raline mengaku menikmati perannya kali ini. Namun, dirinya memang harus berjuang di setiap scene yang dijalani. "Menyenangkan prosesnya, tapi perjuangan bisanya lumayan frustasi sama diri sendiri, memang kelihatan mudah, tapi meraih hasil mudahnya sangat susah," papar Raline. Film Police Evo adalah hasil kolaborasi antara Screenplay Films, Asteo Shaw, dan Blackflag. Selain Raline, Police Evo juga dibintangi oleh Tanta Ginting, Mike Lucock, Shaheizy Sam, Zizan Razak, dan Hasnul Rahmat. Film yang disutradarai oleh Joel Soeh dan Andre Chew ini akan tayang di Indonesia pada 18 April 2019 mendatang. Read the full article
0 notes
Text
Tanta Ginting Maklum Gading Marten Nangis Saat Nyanyi 'Pergilah Kasih'
LiputanViral - Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan video Gading Marten yang tampak menangis saat menyanyikan lagu ‘Pergilah Kasih’. Aktor Tanta Ginting menjadi salah satu orang yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. Ia pun menceritakan kronologi kejadian tersebut. “Waktu itu kan kita lagi nongkrong bareng, kita baru balik dari Nepal barengan. Jadi, kita lagi sering nongkrong bareng. Kebetulan pas kita lagi nongkrong itu, yang home band-nya temennya dia,” ujar Tanta saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (25/3). Saat itu, Gading diminta untuk menyanyi. Sebelum membawakan lagu ‘Pergilah Kasih’, mantan suami Gisella Anastasia itu telah menyanyikan lagu yang lain. “Jadi, habis (lagu) itu diajak nyanyi lagi, tiba-tiba yang dimainin lagunya itu (‘Pergilah Kasih’), Gading sudah kayak, ‘aduh’. Tapi akhirnya dia nyanyi, terus tiba-tiba (nangis). Ya memang berat ya, perceraian kan enggak gampang,” ucap Tanta.
Menurut pemeran film ‘Ratu Ilmu Hitam’ ini, apa yang dilakukan oleh Gading pada saat itu adalah hal yang wajar. “Kalau memang nangis disaat menyanyikan lagu itu, menurut gue sih wajar, artinya memang berat buat dia, bukan sesuatu yang ringan. Jadi, ya wajar lah kalau Gading nangis pas nyanyi lagu ‘Pergilah Kasih’,” katanya.
Setelah melihat kejadian tersebut, suami dari Denalta Eunike ini tidak banyak bertanya kepada Gading. Sebab, hal tersebut merupakan masalah pribadi dari ayah Gempita Nora Marten ini. “Dia enggak mau cerita dan gue juga enggak mau nanya. Intinya pada saat itu, dia terharu dengan lagunya, dan ya ada momen di mana dia broke down,” pungkas Tanta Ginting. Read the full article
0 notes
Text
Jalani Peran Antagonis Tak Mudah, Tanta Ginting Kerap "Teriak" di Lokasi Syuting
Juwita Lala Jalani Peran Antagonis Tak Mudah, Tanta Ginting Kerap "Teriak" di Lokasi Syuting Baru Nih Artikel Tentang Jalani Peran Antagonis Tak Mudah, Tanta Ginting Kerap "Teriak" di Lokasi Syuting Pencarian Artikel Tentang Berita Jalani Peran Antagonis Tak Mudah, Tanta Ginting Kerap "Teriak" di Lokasi Syuting Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Jalani Peran Antagonis Tak Mudah, Tanta Ginting Kerap "Teriak" di Lokasi Syuting Aktor Tanta Ginting melakoni tokoh antagonis Borne dalam film Darah Daging. Tanta Ginting dituntut menjadi sosok yang keras dan memiliki niat UNIKBACA.COM
0 notes
Text
Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone
Adel Zahara Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Artikel Baru Nih Artikel Tentang Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Pencarian Artikel Tentang Berita Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Dalam kolom caption Tanta Ginting pun sempat menjelaskan tentang faktor penyebab pecahnya pembuluh darah pada mata manusia. UNIKBACA.COM
0 notes
Text
Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone
Bella Nurmae Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Artikel Baru Nih Artikel Tentang Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Pencarian Artikel Tentang Berita Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Pembuluh Darah Mata Tanta Ginting Pecah! Akibat Stress dan Kebanyakan Main Handphone Dalam kolom caption Tanta Ginting pun sempat menjelaskan tentang faktor penyebab pecahnya pembuluh darah pada mata manusia. http://www.unikbaca.com
0 notes