#Pergantian tahun baru
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dirlantas Sumbar Lakukan Rekayasa arus lalin Di Malam Pergantian Tahun Baru
Sumbar, Sumbarlivetv — mengantisipasi kemaacetan panjang, di saat malam pergantian tahun baru, “Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar” dan satlantas padang, melakukan rekayasa arus lalin , di kawaasan pantai padang. Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Dwi Nur Setiawan mengatakan “pihaknya telah memetakan daerah rawan kemacetan panjang dikota padang ” dampak dari banyaknya warga yang berkumpul…
View On WordPress
0 notes
Text
Tahun ini lukanya memang lebih banyak. luka ini mengantarkan diri pada sebuah pemahaman bahwa hal yang disemogakan pada pergantian tahun bukan lagi tentang bahagia, karena hidup fluktuatif. cukup meminta ketenangan, kelapangan, kesabaran, kekuatan, ilmu, karena itulah yang menjadi modal menaklukan tantangan.
banyak pelajaran berharga di tahun 2023 yang mungkin bisa diambil hikmahnya.
Tidak apa-apa kalo dilukai dan dibandingan oleh orang lain, asalkan kita tidak melakukan itu. karena menurut tulisan di Tumblr yang kubaca yang aku sendiri lupa nama penulisnya, luka yang kita buat untuk orang lain itu lebih lama sembuhnya daripada luka yang kita terima
Tidak apa-apa untuk mengambil jeda, memilih untuk tidak bertemu orang-orang sementara apalagi orang yang membuat luka di hati kita, supaya kita lebih fokus dalam menyembuhkan luka, berkontemplasi, sembari mengumpulkan energi kembali untuk berkontribusi terutama pada umat.
Hubungan dengan orang lain itu sangat rumit, maka dalam menjalin hubungan dengan siapapun jangan pakai sudut pandang sendiri dalam berasumsi, tapi sudut pandang Allah. kita cukup berbuat baik dan benar menurut Allah saja pada orang lain. jangan sampai kita merasa terluka atas perbuatan orang lain, padahal sebenarnya kita lah yang melukai mereka dengan perbuatan kita.
Kita enggak bisa mengendalikan orang lain atas pikiran buruk mereka tentang kita, yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap itu semua.
kejelekan kita yang ada di pikiran orang lain, itu baru berupa pemikiran, bukan sebuah fakta.
Belajar memaafkan walau orang lain nggak meminta memaaf atas kesalahan atau luka yang mereka buat.
Hidup bukan hanya tentang aku, aku, aku, tapi juga umat. sedih, marah, kecewa, terluka secukupnya. jangan sampai larut atau sengaja menenggelamkan diri. karena kita juga memiliki kewajiban untuk menjadi pionir kebaikan dan menyampaikam kebenaran atas segala ketimpangan dalam kehidupan.
Di kehidupan orang lain, kita ini orang biasa, bukan pemeran utama. jadi nggak perlu nyari atensi sana sini apalagi di sosial media dengan cara menjual kesedihan hidup seolah-olah kita lah yang paling menderita, atau, seolah-olah kita lah yang paling keren dan populer.
Tak perlu mencari validasi orang lain atas prinsip yang kita pegang
Tak perlu membuktikan apapun pada orang-orang yang meremehkan, merendahkan, membandingkan, kita. karena apa-apa yang sedang kita usahakan hari ini bukan untuk dapat nilai dari manusia, tapi dari Allah. tujuannya biar dapat ridho Allah aja.
Jangan menumpahkan kekesalan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan, atau menceritakan masalah rumah tangga di media sosial, itu nggak menunjukan kedewasaan berfikir. karena penyelesailan masalah ada pada komunikasi dua arah, bukan mengumbar sana sini.
Takperlu menjelaskan apapun tentang dirimu pada orang lain
Masa muda nggak cuma soal cinta. tapi tentang bertumbuh, kontribusi, bermanfaat untuk umat. jadi stop untuk mendramatisir keadaan, mulailah berbenah, berkembang, dan berperan dari hal-hal kecil.
Apa yang kita jalani hari ini, itu lah takdir terbaik yang Allah beri. Kita hanya perlu menerima dan ikhlas menjalaninya serta berikhtiar yang terbaik.
Terus kelola sabar dan syukur dalam menghadapi tantangan.
Lebak, 3 Jan 2024
20.12
35 notes
·
View notes
Text
Hai 2024!
Belum sempat menyapa, tak terasa sudah terlewat hampir setengah bulan saja. Awal tahun ini tidak biasa, benar-benar menjadi awal perubahan segalanya. Ciptaan Allah yang sempurna sudah tergantikan dengan buatan manusia yang tentu ada masanya. Menciptakan langkah baru untuk petualangan kehidupan meniti peran yang dititipkan.
Permulaan tahun ini ingin kumulai dengan sederhana. Tadinya aku ingin menyusun banyak resolusi, tapi setelah membaca sebuah tulisan, aku pun beralih ingin lebih banyak refleksi. Setelah dua bulan terakhir di tahun lalu rutin journaling dan merasakan dampak baiknya, kurasa momentum pergantian tahun kali ini sangat tepat untuk menilik ke belakang dan memikirkan lebih utuh berbagai peristiwa yang terjadi di tahun 2023, juga di awal tahun 2024.
Bagiku refleksi akan lebih mudah dengan menulis. Salah satu tulisan terbaik di tahun lalu adalah hasil refleksi singkat perjalanan setengah tahun. Pada beberapa titik, aku ingin menuliskannya dengan lebih utuh. Menangkap banyak hal yang mungkin terlewat karena keterbatasan waktu saat menulis atau memang baru disadari sekarang.
Januari ini masih terjeda, kesibukan rumah sakit lah yang mengawali 2024 dan mengambil seluruh perhatian kesana. Beberapa hal tetap dalam rencana dan selebihnya tak terduga. Beberapa hari ini masih rehat di rumah saja, setiap hari beradaptasi dengan progres baru dan berusaha terus bergerak maju. Sebelum besok Rabu (17/1/2024) akan memulai kembali perjalanan panjang setiap minggu 3 kali ke moewardi: 1 kali orthopaedi dan 2 kali rehabilitasi medik.
Nanti, akan kutemui lagi fase muak dengan rutinitas tiga kunjungan dalam sepekan. Berdasarkan pengalaman, muaknya cuma perlu diluapkan aja sih wkwk tentu dengan tulisan. Maka, aku ingin memulai sebelum diserang rutinitas melelahkan.
Sekian sambutan singkat awal tahun untuk memulai tulisan-tulisan selanjutnya yang merupakan refleksi perjalanan hidup tahun lalu dan kisah awal tahun ini yang perlu disimpan rapi memorinya dalam sebuah tulisan.
14 notes
·
View notes
Text
Tahun Baru, Wajah baru?
Aku merasa terkesan melihat setiap ekspresi wajah saat menyambut tahun baru, mereka dengan penuh semangat menuliskan resolusi dan tujuan hidup baru. Ada sesuatu yang menggetarkan, meskipun aku tak bisa menjelaskan dengan pasti. Yang pasti, aku sangat menyukainya, seperti perasaan saat mencium aroma segar seorang anak balita setelah mandi.
Tahun baru sepertinya memiliki dampak besar, bukan? Pada niat dan kepribadian seseorang, juga pada impian mereka. Selalu ada yang baru, selalu menyenangkan, selalu membara, selalu segar.
Namun, terdapat pertanyaan yang tiba-tiba melintas di benakku. Apakah target atau mimpi baru selalu terasa lebih kuat saat pergantian tahun baru? Jika miliaran kepala di dunia ini setuju dan berkata “Iya”, aku akan bersuara paling keras, "Tidak."
Bisakah kita berpendapat sebaliknya? Mengapa? Karena menurutku, meletakkan target atau mimpi tidak selalu harus terpaku pada momen tahun baru. Bisa kapan saja. Tidak hanya setahun sekali, bahkan sebulan sekali, seminggu sekali, sehari sekali, bahkan setiap jam, menit, dan detik pun memungkinkan. Karena terkadang, niat terhadap target atau mimpi bisa goyah, dan ketika kita sudah merasa lelah dan terhuyung ditengah jalan, kita bisa memulainya kembali. Rasanya seperti momen tahun baru, meski tidak harus selalu pada saat pergantian tahun.
Tulisan ini sebagai pengingat untuk diriku sendiri. Setuju atau tidak, tak masalah, nikmatilah saja tulisan ini. Anyway, Selamat tahun baru! <3
_
Lalu jika kamu bertanya kepadaku apa yang aku inginkan tahun ini, aku sudah tahu.
Aku juga mencoba untuk membuat daftar resolusi, tapi aku tidak ingin satu hadiah pun, karena aku punya semua yang aku butuhkan.
Aku hanya ingin memegangnya erat-erat, jadi jangan tanya apa yang aku inginkan tahun ini.
Karena kamu sudah tahu.
Betul, aku bisa berbohong dan mengatakan bahwa aku ingin sweter hangat, liburan ke cuaca yang lebih dingin. Tapi itu tidak benar.
Aku tidak ingin sesuatu yang baru. Aku hanya ingin kamu. Mimpi-mimpiku, yang dulu.
13 notes
·
View notes
Text
Krisis Pertemanan
Di usia 23 tahun, aku mengalami problem krisis pertemanan. Teman-teman yang dulunya banyak, sekarang berkurang dan bisa di hitung dengan jari.
Teman yang dulu sangat akrab ketika masa-masa sekolah sekarang sudah sibuk dengan dunianya masing-masing.
Aku dan teman-temanku yang dulu saling memotivasi untuk belajar, berkarya dan berdakwah secara bersama-sama kini, harus terhenti karena fase kehidupan baru.
Setiap berganti fase kehidupan, teman-teman kita akan ikut berganti menyesuaikan fase kehidupan yang sedang kita alami.
Krisis pertemanan yang paling menyedihkan adalah ketika kehilangan teman dalam ketaatan.
Teman yang dulu saling menyemangati dalam melakukan ibadah kepada Allah, kini telah hilang.
Teman yang dulu saling menyemangati dalam menyebarkan kebermanfaatan pada ummat, kini telah hilang.
Teman yang dulu saling memotivasi untuk belajar ilmu baru tanpa henti, kini telah hilang.
Krisis pertemanan mungkin menjadi permasalahan yang tidak bisa dihindari oleh setiap orang, perbedaannya hanya di waktu saat mengalaminya saja.
Sikap yang bisa kita lakukan yaitu teruslah memperluas pertemanan dengan teman-teman yang memiliki sifat taat di setiap pergantian fase kehidupan yang kita alami.
Memiliki lingkungan pertemanan yang tepat akan membantu meningkatkan semangat kita dalam menjalani kehidupan dan mencapai impian-impian kita.
#tulisanaulia
24 notes
·
View notes
Text
Pertumbuhan Orang dan Topik Obrolan
Aku baru saja menyadari bahwa pergantian hari, penambahan usia, membuat obrolan kita kali ini berbeda.
Tapi prinsip utama silaturahmi tidak bisa disangkal, apapun topik obrolannya, aku tau prinsip "asal kumpul dulu aja" itu bekerja dengan baik. Bahkan kesalahpahaman, putusnya komunikasi, hilangnya sense pertemanan, perpecahan, adalah sebab dari putusnya silaturahmi : kurang nongki atuh gais.
So, salah satu circle yang aku ajak main adalah 6 orang di atas. Alasannya sederhana : kerja bersama satu tahun, with calm people, hanya 6 orang, menurutku ideal.
Sebagai orang yang kreatif, aku mengajukan pikiran randomku untuk mengajak mereka lomba mewarnai. Yah, hasilnya bisa kita sama-sama lihat di atas.
Tapi selain mewarnai, kami masing-masing saling berkabar atas kesibukan di tahun terakhir dan memberi gambaran kesibukan apa yang akan terjadi di tahun depan. Di satu sisi, aku senang memiliki teman yang bisa jadi bakal langgeng sampai akhir zaman, wkwkw. Tapi di sisi lain, aku sedikit kesal karena...
Ternyata kita sudah aga tua juga ya. Pembicaraan kita kali ini tentang bayangan tahun terakhir kuliah, ni orang-orang juga udah jadi coach di lingkungan masing-masing, ngomongin karir, duit, sekolah lanjut, dll.
Sebel aja, udah pada gede.
Sepulang kumpulan itu, tak sengaja kulihat lagi foto-foto dan hasil pekerjaan kita wkwk. Sedikit tersenyum dan bergumam, hmm bisa-bisanya orang-orang ini.
Bisa gak yah, kumpulan-kumpulan pertemanan kaya gini akan terus ada sampai tua, membicarakan kisah perjuangan kehidupan, kondisi-kondisi yang tak terduga, saling menyelamatkan pergaulan, saling menguatkan keimanan, saling mempertahankan pemahaman, saling tolong menolong dalam kesulitan, dan saling memberi cinta karena Allah?
I miss you all even kalian masih ada di bumi, aku merindukan kita yang akan sama-sama berkumpul lagi di syurga.
2 notes
·
View notes
Text
Cerita di penghujung tahun (part 2)
Sabtu pagi tgl 30 des, sepupunya suami mampir dulu kerumah buat belanja utk grill2an tahun baru. Meanwhile aku dirumah packing, order gofud, beberes rumah mau ditinggal. Habis magrib baru kita otw sumedang. Dijalan ngebubur dulu lanjut jalan via tol cisumdawu lewatin terowongannya, baru pertama kali lewat malem2 terang bgttt kaya dimanaaa gitu haha.
Alhamdulillah sampe di sumedang sekitar jam 21.00, istirahatlah kami lalu bersiap tidur. Esoknya, msh prepare bahan2 pergrillan yg kurang, kita belanja aja ke griya mayan jauh soalnya rumah bibi jauh dr kota, griya nya ya ada di kota dong. Jam 11an kayanya kita pergi cuaca super panas, hareudang weh~ katanya belom ada hujan lama kesini. Pantesan..
Cuy, akhir tahun dan prepare tahun baruan griya penuh bgt. Belanja satset secukupnya yg kurang2, ehh malah nyangkut di tmpt diskonan baju, disc nya gede2 suami lg nyari chino dapet deh tapi yg pendek mayan jd murceu bgt haha.
Lanjut pengen ngopi cenah, sepupu suami blg ada tmpt ngopi enak, aku blg gosah mikirin tmptnya yg penting enak kopinya. Di Maja coffee katanya deket bgt dr alun-alun kota sumedang, gasslah kesana
Begini suasananya sehabis hujan badai, gede bgt wkt kita msh di griya tadi. Sekitaran jam2an kita disana. Sumedang berubah seketika jadi dingin bgt, fresh, seger. Ini msh agak deras hujannya, di rumah bibi malah msh hujan besar.
Lagi santai ngobrol, tiba2 ada guncangan kenceng.. Sama beberapa kepanikan pengunjung, teriakan jg ada. Gempa ya Allah.. Kaget bgt, mau lari agak keluar udah slesei gempanya. Kami lsg buru2 ngecek bmkg ternyata titiknya ngga jauh dr posisi kami di sumedang kota 4,1 skala richter. Mayan gede itu bikin geumpeur. Ngga skali, ditambah ada gempa2 kecil.
Pulang2 sore, prepare buat grill2an tahun baru ya simple aja sih makanannya mah gini aja.
Pas lagi ngumpul di teras tiba2 ada gempa lg dan lebih besar, kaget dan panik semuanya. Pas di cek bmkg, sebesar ini huhu.
Shock yg td sore aja masih, ketambah malam malah lebih besar. Lsg teu pararuguh, makan jg ngga nafsu. Maunya cpt bobo aja. Sekitaran rumah yg asalnya rame jd sepi dan mendadak semuanya ngaji dan berdoa. Petasan, kembang api jg ngga ada. Kedengeran tp kaya jauh bgt. Beberapa org tidur di teras takut ada gempa susulan. Aku sama nemo tidur dikamar tp ttp kebangun2 malah sampe kemimpiin gempa, ya Allah..
Tgl 1 januari 2024 akhirnya tiba, disambut dgn mencekam semalam. Lsg melamun knp pergantian tahun ini harus diawali dgn bencana dan kepanikan. Ya Allah lindungilah kami, jangan sampe ada gempa2 lagi..
Planningnya plg hari ini, batal karena bibi nahan kita supaya extend sehari. Menjalani tgl 1 sambil ttp waswas dan melamun, hari berasa sangat panjang. Sampe tiba malam hari, org2 ngumpul di teras, aku yg gakuat ngangin mutusin menghangatkan diri dikamar sampe ketiduran. Dan di jam yg sama kaya kemarin guncangan gempa datang lg, aku yg tidur nyenyak sampe kegeser nabrak lemari sebelah kasur. Msh stengah sadar aku lari keluar kamar sambil pabeulit sama selimut, hp ngga aku bawa kaya bodo amat yg penting lari dulu aja. Gemeteran, kaki lemes, lagi2 dibikin shock therapy berkali2. Besar juga guncangannya pas di cek 4,5 dan pusatnya msh di daerah kota. Akibat gempa dari kemarin, RSUD, SMAN 1 smd bangunan2nya belah2 dan retak. Itu posisinya di kota bgt, kemarin ngelewat dan aku blg ke suami, "oh ini RSUD nya? Baru liat", trus jalan lg "itu SMAN 1 smd? Bagus amat bangunannya, besar pula" taunya skrg belah2, malah depan RSUD bikin tenda darurat bencana.
Menjalani malam hari msh belom tenang, bibi ikut ngaji ke sebelah. Beberapa org tidur lg di teras, nemo panik gamau masuk kamar hampir tidur diluar, serba salah kalo diikutin maunya, dia punya alergi gamungkin aku biarin. Dibujuk akhirnya tidur di dpn tv, dan akhirnya diangkut sama ayahnya ke kamar biar lebih anget.
2 harian ini kami tidur dgn resah, sambil berdoa ngga ada gempa susulan yg besar lg. Tibalah kami harus pulang, ninggalin kelg kita di smd, sedih sih knp berpisahnya harus susasanya tegang dan waswas kaya gini. Ya Allah, jagalah kami semua, lindungilah kami dari marabahaya dmnpun kami berada. Hanya Engkau satunya penolong kami. Mudah2an Kau izinkan kami untuk hidup ngga penuh ancaman bencana lg. Aamiinn
4 notes
·
View notes
Text
Selamat Hari Azza Sedunia!
Aku pernah membuat renungan 30 hari sebelum pergantian usiaku. Aku juga pernah tidak membuat apa-apa di hari ulang tahunku.
Dan di 17 desember kali ini, aku ingin mencoba membuat cerita yang lain lagi.
Dua tahun terakhir di tanggal 17 desember rasanya benar-benar nano-nano. 17 desember 2020, 5 hari setelahnya seseorang yang aku kira akan menemani setiap ulang tahunku berikutnya memilih pamit. Satu tahun setelahnya aku kesulitan menata hidupku hingga akhirnya aku bertemu dengan 17 desember berikutnya. Dan nahasnya, 2 hari sebelum 17 desember 2021 seseorang yang sama hadir lagi, entah disengaja atau tidak. Aku kira akan ada kabar baik namun ternyata harapanku tidak lebih dari harapan. Namun kali itu, meski langkahku gontai aku tau bahwa tidak akan aku bawa lagi namanya dalam mimpi di masa depanku. Namanya mungkin abadi, namun kisahnya sudah memang harus selesai.
Merapikan hidup jadi pekerjaan rumah yang tidak lagi bisa aku hindari. Dan 6 bulan berselang, aku tidak pernah menyangka bahwa 17 desember 2022 jadi ulang tahun dengan kado paling indah dalam hidupku. Begitu baiknya Tuhan. Menukar tuntas rasa pedih yang sempat aku rasakan dengan seorang laki-laki yang dipenuhi rasa cinta dan kasih yang luar biasa besar.
Apa lagi yang harus aku kufuri saat kehadirannya mampu membuatku menjadi lebih hidup. Kedatangannya seperti mewujudkan tujuan menikahku. Mulai sejak ia mengucapkan ijab, kita akan sama-sama jadi saksi proses bertumbuh yang selama ini kita lakukan sendirian.
Untuk penciptaku, terima kasih sudah menghadirkan ia sebagai kado paling indah di chapter baru hidupku. Sekarang, merangkai cerita tidak hanya aku lakukan sendiri, karena setiap halamannya, akan selalu ada dia.
Untuk partner hidupku, terima kasih sudah datang di waktu paling tepat. Untuk cinta dan kasih yang luar biasa besar. Untuk sabar yang rasanya semakin hari semakin luas. Makasih untuk selalu ngingetin supaya kita nggak perlu memproyeksikan keluarga kita ke keluarga orang lain, karena kita selalu punya cara sendiri memaknai dan menjalani hidup. I'm so blessed punya kamu yang meski baru satu bulan, tapi aku tidak henti meminta agar perasaan sayang ini tidak henti ditumbuhkan.
Untuk mama, ayah, dan dua adik perempuanku, terima kasih tetap jadi supporter terbaik hingga detik ini.
Untuk seluruh orang-orang yang berlalu lalang di hidupku, terima kasih telah menjadi teman tumbuh yang baik. Meski beberapa harus memilih untuk tidak lagi bersinggungan, aku harap kalian menjalani hidup dengan senang. Dan untuk yang masih sudi berteman, semoga kita bisa terus saling menghidupkan.
44 notes
·
View notes
Text
Umat Muslim dan Euforia Pergantian Tahun
Nyatanya euforia pergantian tahun masih disambut hangat oleh sebagian umat Islam. Masih menjadi perayaan tahunan yang digelar bahagia dengan macam-macam pesta. Masih menjadi perayaan yang dipenuhi suka cita, juga kerlap-kerlip kembang api yang memekakan telinga.
Tidak sedikit yang berdalih, "Kami tidak merayakan," "Ini hanya sekadar makan-makan," "Kami hanya kumpul keluarga." "Ini hanya bentuk kesyukuran kami atas tahun ini dan tahun mendatang."
Tidak merayakan tapi sengaja menyajikan menu istimewa.
Tidak merayakan tapi sengaja bercengkrama hingga larut malam tiba.
Tidak merayakan tapi melihat kembang api dengan raut bahagia.
Nyatanya masih banyak umat muslim yang menganggap pergantian tahun adalah momen istimewa.
Begitu banyak umat muslim yang beranda sosial medianya berseliweran untaian pengingat tapi rupanya acuh dengan semua nasihat.
Padahal tiap tahun telah digaungkan sebuah nasihat yang kini telah masyhur terdengar "Barang siapa yang meniru kebiasaan suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut." (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Nyatanya masih sangat sedikit yang memegang teguh jati dirinya sebagai seorang muslim. Masih sangat sedikit yang menyadari bahwa merayakan tahun baru tidak dilihat hanya dari letusan kembang api atau ucapan selamat yang datang silih berganti.
Tapi perayaan tahun baru juga tentang antusiasme yang hadir di dalam hati kecil kita perihal malam pergantian tahun.
Maka ketika ada seorang muslim yang turut andil dalam perayaan tahun baru agama lain, patutlah sekiranya jika dikategorikan sebagai perbuatan meniru kebiasaan suatu kaum.
Dan sungguh, umat Islam memiliki kalendernya sendiri. Mengkhususkan rencana, kegiatan, agenda atau bahkan amalan pada akhir tahun saja, maka termasuk ikut-ikutan pada kaum kafir.
Rasulullah bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (kadal gurun), pasti pun kalian akan mengikutinya."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?"
Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?"
(HR. Muslim No. 2669)
01:34 a.m || 01 Januari 2023
#tulisan#ulvafdillah#cerita#tulisansepanjangtahun#prosa#kisah#catatan#nasihatislami#nasihat#pengingatdiri#newyear#islamic#islampost#islamquotes#moslem
45 notes
·
View notes
Text
Halo, 2024!
Tahun ini melewati malam pergantian tahun seperti malam-malam sebelumnya. Tak kemana-mana. Hidupku tetap berputar di pusaran "semua akan baik-baik saja dan saat hancur maka akan baik baik lagi, hancur lagi lalu baik-baik lagi, begitu seterusnya".
Dan, di tahun 2024 ini aku yakin pusaran itu akan tetap ku hadapi. Tahun ini punya daftar ekspektasi dan mimpi-mimpi namun tidak segamblang tahun lalu, masih di kepala belum coba diurai satu per satu. Katanya, mimpi itu suatu saat bisa tumbuh lagi. Semoga berani mencoba di tahun ini.
Ekspektasi kadang cenderung melukai. Tapi, tanpa ekspektasi hidup ini rasanya kurang menantang, kalau gagal ya tinggal coba lagi. Jika ditanya pencapaian terbesar tahun lalu apa, tentu saja: masih hidup, beriman dan bertahan. Pencapaian kedua, ketiga, dan selanjutnya tak lagi penting hahaha. Gak deng, berchandyaa.
Tahun lalu di empat bulan terakhir coba membaca buku dan menuliskan apa yang dicerna. Yaah emang biasa aja tapi ini hal baru yang aku coba. Semoga tahun ini lebih banyak lagi ya.
Selanjutnya adalah kembali menyentuh benang dan jarum jahit. Mulai dari dari rework celana karena suka celana berkantong, rework kemeja jadi tas, rework jaket, rework celana jeans jadi vest, sampai rework kemeja jadi topi. Belum sempurna, tapi aku suka.
Apa lagi ya? Kayaknya itu aja yang mau aku tulis. Semoga hal-hal baik di tahun lalu bisa berlanjut dan bertambah di tahun ini. Semoga Israel runtuh dan Palestina MERDEKA. Semoga aku dan kamu tetap bisa menemukan alasan-alasan receh untuk tetap mencintai hidup. Mencari jawaban siapakah penemu kursi? apakah belut listrik bisa kesetrum? ikan, ikan apa yang *hayoooo?
Panjang juga nih tulisan di awal tahun hari ketiga ini. Semua yang datang akan pergi. Semua yang bertemu bisa berpisah lagi. Semua yang hilang akan terganti. Semua yang terkreasi bisa terdestruksi. Semua yang hancur berantakan akan baik-baik saja sebelum hancur dan berantakan lagi.
Selamat tahun baru. Semoga bisa berjumpa denganmu. Sehat selalu.
youtube
4 notes
·
View notes
Text
ULasan: Pulang
Judul Buku: Pulang Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik Penulis Buku: Leila S. Chudori Bahasa: Indonesia Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia Rating Goodreads: 4.3/5 Rating Pribadi: 4.5/5
Novel dengan tebal 474 halaman ini akan mengantarkan pembaca ke setidaknya tiga latar masa lalu dalam ritme yang cepat. Pertama September 1965, di Indonesia. Kedua Mei 1968 di Perancis dan Mei 1998 di Indonesia. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian dengan alur maju-mundur. Tiga bagian yang ada masing-masing memuat sudut pandang orang pertama dari point of view tiga tokoh utama (multiple POVs) dan dua tokoh pendukung. Walau memiliki pergantian point of view dan plot campuran, penulis menjahit masing-masing bagian cerita dengan sangat apik sehingga masing-masing cerita saling melengkapi "kekosongan" pada cerita lainnya. Setiap konflik dan penggalan kisah memunculkan rasa penasaran dari pembaca dan membuat pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan perjalanan membacanya.
Pada bagian satu, novel ini berkisah tentang empat eksil politik Indonesia yang menjadi pendiri Restoran Tanah Air di Paris: Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro, Risjaf, dan Tjahjadi Sukarna (Tjai Sin Soe). Kecuali Tjai, mereka berempat merupakan wartawan di Kantor Berita Nusantara sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Hananto Prawiro, pimipinan kantor Berita Nusantara adalah seorang jurnalis berpengalaman ekstrim kiri. Walau beberapa jurnalis dan karyawan lainnya cenderung netral dan bahkan memiliki sikap politik yang berlawanan, tetap saja eksistensi Hananto cukup untuk menjadikan Kantor Berita Nusantara dianggap sebagai gudang antek dan simpatisan PKI.
Menjelang Peristiwa 30 September 1965 terjadi, Dimas Suryo dan Nugroho menghadiri Konferensi International Organization of Journalists di Santiago, Chile. Sedangkan Risjaf menghadiri “agenda” lain di Havana, Kuba. Sementara Tjai meninggalkan Indonesia menuju Singapura sesaat setelah Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 tidak berpihak dan sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah bisa dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo, Nugroho dan Risjaf tidak berani untuk pulang. Selain itu, situasi membuat mereka memang tidak mungkin bisa pulang karena paspor mereka dicabut. Mereka kemudian pergi ke Peking dan bertemu dengan banyak eksil politik lain. Dari Peking mereka berkelana ke beberapa negara dan berakhir dengan pertemuan kembali di Paris kemudian mendirikan Restoran Tanah Air.
Di Prancis, Dimas Suryo menikah Vivienne Deveraux dan punya satu orang anak perempuan yang bernama Lintang Utara. Singkat cerita, Lintang dewasa pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas akhirnya di universitas Sorbonne, yaitu membuat film dokumenter yang berisi wawancara dengan para eks-tapol Peristiwa 1965 beserta keluarga. Lintang pergi ke Jakarta pada bulan Mei 1998 dan bertemu dengan Segara Alam putra Hananto Prawiro dan Bimo putra Nugroho.
Setidaknya ada dua premis besar dalam novel ini, yang pertama tentang bagaimana kehidupan para eksil politik yang terpaksa berpetualang dari negara satu ke negara lain dan kemudian menjalani kehidupan sebagai warga negara Perancis di Paris, ribuan kilometer dari tanah air yang sangat mereka rindukan. Kemudian premis utama ini memunculkan premis baru tentang kehidupan anak-anak para eksil politik di luar negeri dan juga di Indonesia menghadapi situasi politik yang kembali memanas di tanah air, tiga puluh tiga tahun pasca pemberontakan PKI.
Keunggulan novel ini adalah penulis dapat menyajikan kisah sejarah kelam Indonesia dengan alur cerita yang menarik. Pembaca seolah dapat “menyaksikan” apa yang terjadi selama dua masa kelam perpolitikan Indonesia lewat rincinya penggambaran cerita yang disajikan melalui sudut pandang karakter utama. Sementara kekurangannya adalah karena tema dan pembahasan dalam cerita, novel ini memiliki segmentasi pembaca yang cenderung khusus yaitu dewasa di atas 17 tahun dengan minat bacaan fiksi-sejarah fiksi-politik.
12 notes
·
View notes
Text
Sang Penyusun Waktu
Penuh dengan bilangan dan aksara. Menyimpan puluhan kenangan juga cerita. Berisi dengan berbagai program serta agenda. Terpampang jelas pada tiap sudut griya. Sebagai penanda akan bertambahnya masa. Juga sebagai pengingat akan beberapa peristiwa. Aku lah yang selalu dinanti tiap pergantian era. Sebab berpuluh resolusi telah tertata.
Bersama sang penanda waktu tugasku beriringan. Bergerak maju tanpa pernah berbalik haluan. Sebagai pengingat akan waktu yang terus berjalan. Tak akan pernah mundur barang sepersekian.
Hari Sabtu di akhir bulan. Tertanda angka dua puluh tiga berdampingan. Terlihat sekilas ramainya jalanan. Cakrawala yang cerah seakan berkawan. Menemani indahnya malam mingguan. Kukira hanya jalanan yang sedang bising, rupanya banyak kedai yang penuh raga berdatangan. Sayup-sayup kudengar perbincangan. Membahas resolusi tahun yang akan tiba kemudian. Dengan amat jelas kudengar ingin adanya perubahan. Hal biasa yang di catat agar tak hanya menjadi harapan.
Tak jauh dari kedai yang sedang bising. Di pojokan lampu lalu lintas yang sedang berwarna kuning. Nampak bapak tua sedang berdagang. Membawa tumpukan kertas dengan tahun yang sudah berselang. Dengan penuh semangat menjajakan di sepanjang jalan yang penuh dengan lalu lalang. Tanpa peduli malam yang semakin garang.
Aku adalah sang penanda waktu. Tertanda dengan angka dan huruf yang menyatu. Sering menempel dengan sekat pemisah itu. Agar aku mudah untuk di pantau. Aku adalah kalender, sang penyusun waktu. Terbagi denganku hari, tanggal, bulan, dan tahun yang menjadi satu. Berharap akan adanya pernyataan baru.
2 notes
·
View notes
Text
Sudah lama tak menuangkan hati dan rasa ditumbler ini
Rasanya dua bulan terakhir banyak hal yang terjadi, perasaan naik turun, jiwa yang masih labil, emosi yang memuncak, air mata yg tak terbendung, tertawa dan suasana hati yang sepi dan sendu.
Usia 20an ini memang usianya kita tengah dibantai bantainya oleh pelajaran hidup. Kita bingung bagaimana langkah kedepannya. Kita dipaksa untuk terus bergerak walau dengan tertatih tatih. Kita semakin takut kehilangan org org tersayangan. Hati yang ikut rapuh dan lapuk. Kita memaksa diri untuk belajar menjadi lapang. Kita tengah belajar untuk tak lagi berharap kepada siapapun. Kita takut rasa sakit itu datang lagi.
Menikmati sebuah proses untuk menjadi lebih baik memang bukan barang baru. Namun tetap saja terasa begitu sulit. Diakhir hari hari pergantian tahun ini, semoga kita bisa lebih baik dalam melalui apa yang ada di depan sana ya. Semoga kita segera bertemu dengan takdir takdir baik ke depannya ya.
Pontianak, 23 Desember 2023.
2 notes
·
View notes
Text
30 Tahun
23 Oktober adalah hari sepesial, tahun ini 2023 saya kembali memulai peta baru dalam kehidupan, perjalanan usia 30 tahun (3 dekade) yang begitu tidak terasa, terasa sangat cepat, dengan berbagai fase yang sudah di hadapi dalam hidup ini, Alhamdulillah kepada Allah sang pencipta masih diberikan kesempatan untuk terus ada di dunia ini. Saya ingin merefleksikan perjalanan hidup saya hingga usia 30 tahun ini, merefleksikan perjalanan 3 dekade saya dalam sebuah tulisan agar saya bisa terus baca dan ingat kedepan :
Baru saja kemarin, nenek saya (mama aji) membongkar dometnya, dan tidak sengaja menemukan foto kakek saya (bapak aji) yang mengejutkan di dalam foto terselip itu ia menemukan tulisan tangan kakek saya yang melingkari kalender 23 Oktober 1993, berikut berisikan nama saya dan tanggal lahir hingga jam nya, saya berfikir kakek pasti begitu bahagia cucu pertamanya ini lahir, meskipun tidak sempat bersama lama tapi saya merasakan betul kasih sayang bapak aji atau kakek pada saya cucunya kala itu. Al-Fatihah
23 Oktober 1993 (pergantian 22 ke 23) RS UMUM Samarinda.
Saya lahir ke dunia dan diberi nama UTARI OCTAVIANTY (Utari - karena terinspirasi dengan salah satu penyiar TV, tapi karena juga dekat dengan kata MENTARI / MATAHARI yang bersinar) , OCTAVIANTY (yah sama dengan kebanyakan masyarakat indonesia pada umumnya karena oktober hehe)
23 Oktober 1996 (Ulangtahun ke-3)
Tidak banyak dokumentasi yang saya punya, tidak banyak yang saya ingat, satu hal yang pasti di masa kecil saya ingat 23 Oktober selalu menjadi hari dimana saya di rayakan meskipun itu semua berakhir saat ada berbagai masalah dalam keluarga, namun kenangan manis di masa kecil itu terus teringat hingga saat ini.
23 Oktober 2023 (Ulangtahun ke-30)
Hari ini, saya duduk di kamar saya sembari merefleksikan semua perjalanan hidup saya sejauh ini, tiada kata selain syukur kepada Allah, semoga Allah terus memberikan dan menguatkan saya hambanya yang begitu lemah dan masih banyak salah.
ada beberapa foto-foto yang ingin saya kenang dimasa ulangtahun saya dalam 1 dekade terakhir :
20 - (Bandung - Bersama Ika dan Ecin)
21 TAHUN (Bandung - Bersama Btari, Citnan & Winda)
22 TAHUN (Bandung - Bersama BPM Sukses)
23 TAHUN (Bandung - Bersama Tya & Lala)
24 TAHUN (Jakarta - Bersama Nakama Tebet)
25 TAHUN (Jakarta - Bersama Nakama Ponkel & Dia)
26 TAHUN (Jakarta - Bersama Nakama Pasming)
27 TAHUN (Balikpapan - Bersama Keluarga)
28 TAHUN (Depok - Bersama Keluarga&Sahabat)
29 TAHUN (Samarinda - Wedding Day)
30 TAHUN (Now it's anniversary & birthday)
Kini, makna 23 Oktober bukan hanya menjadi hari kelahiran, tapi juga menjadi peringatan hari jadi pernikahan saya dan suami. Begitu banyak doa dan harapan yang saya ingin utarakan di usia ini. Begitu banyak syukur saya sampaikan kepada Allah,
Saya dalam hening malam ini berdoa agar kami - saya, suami dan keluarga bisa terus diberikan kesehatan di lapangkan kemudahan pada apa yang kami upayakan, jika sudah tiba waktunya di tambahkan anggota keluarga pada keluarga kecil kami. Saya berdoa agar keluarga kami, ayah ibu kami, saudara-saudara kami diberikan kesehatan dan keberkahan. Saya berdoa agar apa dan sahabat-sahabat saya upayakan di aruna dapat dilancarkan agar di usia usia saya selanjutnya bisa terus memberi dampak dan manfaat yang semakin luas agar hidup ini menjadi bermakna. Amiin
Alhamdulillah, Bismillah.
2 notes
·
View notes
Text
Unlocked treasure
Dulu, aku merasa tak akan sanggup bertahan. Namun keadaan memutuskan berjalan, Menjalaninya dengan serba setengah dan tertahan.
Lalu Allaah datangkan berkali-kali kejutan, Hadirkan dengan lekat berlapis kehangatan, Dan kini telah sampai pergantian lembaran, ternyata Allaah mampukan dan sampaikan.
Alhamdulillaah, Alhamdulillaah, Alhamdulillaahiladzi bini'matihi tatimmush sholihaat♡
6 tahun lebih sekian hari, perjalanan tak terduga ini terpaksa kuambil.
Dulu, tiap malam telfon siapapun sambil menangis. Dulu, tiap dua minggu sekali nekat pulang ke rumah naik bus antar kota antar provinsi. Dulu, tiap bulan selalu minta doa dan ucapan manis.
Lalu Allaah takdirkan untuk sementara lebih lama berada di rumah.
Hingga kemudian perjalanan baru dimulai kembali, perjalanan yang lebih menyegarkan dengan hujan badai yang tak tentu lalang.
Meminta doa, bukan lagi tiap menjelang ujian, karena tiap harinya bahkan berbilang dua tiga yang menghadang. Pagi buta, saat bersiap, kala tiba, waktu akan memulai, setelah selesai, bahkan sampai larut malam menjelang fajar lagi, tak berjeda diri ini memohon doa sebagai pengiring langkah kaki.
Hingga di akhir perjalanan, ucapan terima kasih yang tak pernah cukup, bersanding dengan isak lirih tangis, memeluk mereka, "Makasi yaa pak buk, ini buat ibuk bapak."
Selepasnya, kubaca ulang rentetan pesan-pesan itu, pesan berisi keluh kesah, rengek manja, takut cemas marah, dan juga satu dua kabar gembira, berbalaskan doa-doa mereka yang selalu melangit di atas sana.
Ternyata rindu ya, bermesra denganNya dan dengan mereka melalui berbagai-bagai pinta dan cita.
3 notes
·
View notes
Text
Bismillah
Baru saja aku menghapus satu paragraf singkat. Aku mencoba membandingkan kebaikan dan kesedihan di tahun ini. Tapi, sulit rasanya menemukan hal-hal apa saja yang membuatku sedih padahal aku tahu banyak sekali aku menangis sepanjang tahun ini. Aku sulit menemukan penyebab rasa sedihku karena setelah kuingat-ingat lagi, banyak sekali hal baik yang terjadi dan yang aku syukuri.
Aku jadi bertanya-tanya, kenapa aku banyak menangis ya? Hmmm... Ternyata tidak ada yang benar-benar membuatku bersedih di tahun ini selain menangisi keberpasrahan. Aku menangis karena tidak tahu takdir-Nya akan seperti apa, aku menangis karena berserah, aku menangis karena menyerahkan takdirku pada Yang Maha Tahu. Aku menangis karena aku tahu sebagai manusia biasa, aku tidak punya kendali apa-apa selain ikhtiar dan doa. Ternyata, tahun ini aku banyak menangisi kelemahan diriku di hadapan Tuhan.
Ketika aku ingin membandingkan kebaikan dan kesedihan selama setahun ini, justru aku hanya menemukan banyak kebaikan Tuhan untukku. Banyak kemudahan, banyak kekuatan, banyak jalan yang dibuka, banyak kelapangan, bahkan dalam kebingungan sekalipun, Tuhan memberikan jawaban: melalui mimpi-mimpiku yang aku percaya bahwa dengan cara itu Tuhan memberikan petunjuk setelah selama bertahun-tahun mimpiku selalu menjadi petunjuk yang baik.
Sudah beberapa tahun belakangan, setiap tiba di bulan bungsu, aku banyak memutar kembali waktu selama setahun: apa saja yang terjadi, hal baik apa yang bisa aku syukuri, pelajaran apa yang bisa kupetik, kekuatan apa yang kudapatkan, pun kelegawaan apa yang membuatku bertumbuh sedikit demi sedikit.
Setahun ini, Tuhan benar-benar memeluk kelemahanku di setiap pengakuan tak punya daya selain berserah setelah berupaya. Setahun ini, bukan tahun yang mudah, tetapi juga tahun yang sangat baik dari Tuhan untukku.
Mungkin ada sebagian orang yang menganggap bahwa pergantian tahun adalah hal biasa saja. Namun untukku, pergantian tahun adalah terbukanya pintu kebaikan baru: perjalanan satu periode panjang lagi akan kulalui. Insya Allah 2023 full of happiness and love. Bismillah, trust Him.
- ca
14 notes
·
View notes