#Pergantian tahun baru
Explore tagged Tumblr posts
sumbarlivetv · 1 year ago
Text
Dirlantas Sumbar Lakukan Rekayasa arus lalin Di Malam Pergantian Tahun Baru 
Sumbar, Sumbarlivetv — mengantisipasi kemaacetan panjang, di saat malam pergantian tahun baru, “Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar” dan satlantas padang, melakukan rekayasa arus lalin , di kawaasan pantai padang. Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Dwi Nur Setiawan mengatakan “pihaknya telah memetakan daerah rawan kemacetan panjang dikota padang ” dampak dari banyaknya warga yang berkumpul…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hargo-news · 1 month ago
Text
Kawasan Pantai Pohon Cinta jadi Pilihan Warga Pohuwato di Malam Pergantian Tahun
Hargo.co.id, GORONTALO – Menunggu momen pergantian tahun, warga Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato tumpah ruah memadati kawasan wisata pohon cinta. Tidak hanya masyarakat lokal, pengunjung dari luar Kabupaten Pohuwato pun ikut memadati lokasi pohon cinta sejak pukul 19:00 Wita. Berkumpulnya warga ini mengingat pantai pohon cinta menjadi salah satu lokasi gelaran pesta kembang api di Kabupaten…
1 note · View note
kebumen24-com · 1 month ago
Text
Rayakan Malam Tahun Baru, Mexolie Hotel Kebumen Gelar Hiburan Spektakuler Bertajuk ‘’New Year’s Eve 2025’’
KEBUMEN, Kebumen24.com – Mexolie Hotel Kebumen sukses menggelar acara spektakuler untuk menyambut pergantian tahun 2025. Acara bertajuk ‘’New Year’s Eve 2025’’ berlangsung semarak dan meriah, di Ballroom Nabatiyasa Hotel setempat, Selasa 31 Desember 2024, malam. Continue reading Rayakan Malam Tahun Baru, Mexolie Hotel Kebumen Gelar Hiburan Spektakuler Bertajuk ‘’New Year’s Eve 2025’’
0 notes
kantorberita · 1 month ago
Text
Kota Bengkulu Gelar Apel Pasukan untuk Pengamanan Malam Tahun Baru 2025 di Pantai Panjang
Kota Bengkulu Gelar Apel Pasukan untuk Pengamanan Malam Tahun Baru 2025 di Pantai Panjang KANTOR-BERITA.COM, KOTA BENGKULU|| Menjelang malam pergantian tahun baru 2025, Kota Bengkulu bersiap menghadapi lonjakan aktivitas masyarakat dengan berbagai langkah pengamanan, Pada Selasa, (31/12/24), Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Deddy Nata memimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan Malam Tahun Baru 2025…
0 notes
fitryharahap · 1 month ago
Text
Kita Sering Terlalu Terobsesi pada Simbolisme Pergantian Tahun
Orang-orang sibuk merapalkan doa di akhir tahun, seakan waktu adalah penguasa yang harus dibujuk dengan harapan-harapan baru. Mungkin yang kita butuhkan hanyalah diam sejenak—mendengar detak waktu yang terus berjalan, tanpa daftar panjang resolusi atau tekanan target.
23 notes · View notes
hiteccblog · 2 months ago
Text
Bukan 'New Year, New Me': Mengapa Perubahan Tidak Perlu Menunggu Tahun Baru
“Perubahan tak butuh momen megah, ia hanya butuh satu langkah kecil yang berani.”
Setiap Desember, dunia seperti sibuk berganti kulit. Resolusi ditulis, kaleidoskop dibuat, seolah-olah pergantian kalender mampu menyulap hidup. Nyatanya, berapa kali kita memulai "tahun baru" tapi tetap terjebak di pola lama?
Perubahan Tak Perlu Momen, Ia Hanya Perlu Niat
Kita seringkali terjebak dalam romantisme momen. Tahun baru, ulang tahun, tanggal "cantik" seperti 02-02-2024, semua dianggap sebagai portal magis menuju kehidupan yang lebih baik. Padahal, perubahan tidak pernah memilih tanggal. Ia datang ketika kau siap, tak peduli apakah itu hari Senin atau Kamis, Januari atau Juli.
Perubahan tidak butuh perayaan. Ia butuh keberanian. Keberanian untuk mengakui bahwa kita salah. Keberanian untuk meminta maaf pada diri sendiri. Keberanian untuk bangun dari kasur lebih pagi meski tak ada yang menyuruh.
Jika perubahan menunggu momen, maka seharusnya hidup kita sudah sempurna sekarang. Sebab bukankah kita telah melalui belasan, bahkan puluhan pergantian tahun? Nyatanya, perubahan terbesar justru datang di hari-hari biasa — saat kita memutuskan untuk bangkit dari kekecewaan, saat kita akhirnya membalas chat yang kita takutkan, atau saat kita memilih berhenti menyalahkan dunia.
Resolusi Itu Seperti Janji di Atas Kertas Basah
Coba renungkan, berapa banyak dari kita yang menuliskan "2023: Hidup Lebih Sehat, Rajin Olahraga, Baca 20 Buku, Tabung Rp 5 Juta" di awal Januari, hanya untuk melupakannya di Februari? Resolusi itu indah, tapi sering kali ia hanya janji-janji manis yang disusun rapi lalu dilupakan begitu saja.
Kenapa? Karena kita sibuk fokus pada target besar, tapi lupa bahwa perubahan tidak terjadi dalam sekali loncatan. Perubahan sejati datang dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Alih-alih menunggu pergantian tahun, kita bisa memulainya dari hal-hal remeh. Dari menutup ponsel 10 menit lebih cepat sebelum tidur. Dari memilih membaca satu halaman buku saat menunggu antrean. Dari menegur diri sendiri, "Cukup rebahan, waktunya bergerak."
Perubahan tidak butuh daftar panjang yang terlihat keren di Instastory. Ia hanya butuh langkah pertama. Dan langkah pertama itu tak perlu menunggu 1 Januari.
Hidup Bukan Sebuah Babak Baru, Ia Adalah Jalinan Benang Panjang
Setiap kali kita berkata, "Tahun depan aku akan mulai dari nol, "kita lupa bahwa hidup ini bukan seperti video game yang bisa di-reset. Tidak ada tombol "New Game" yang memungkinkan kita menghapus semua kesalahan dan mulai dari awal. Luka tetap ada, kenangan buruk tetap tinggal, dan PR hidup tetap harus diselesaikan.
Jadi, buat apa menunggu Januari jika kita bisa memulai dari sekarang? Jika merasa lelah, istirahatlah. Jika ingin berubah, ubahlah. Jangan menunggu bunyi kembang api untuk memberi kita izin. Sebab kembang api, seindah apapun, hanya menyala beberapa detik sebelum kembali menjadi gelap.
Sebaliknya, perubahan sejati adalah lentera yang menyala pelan-pelan. Kadang, ia kecil, redup, dan nyaris padam. Tapi jika kita jaga dengan ketekunan, cahayanya tak akan pernah mati.
Bukan "New Year, New Me", Tapi "Every Day, Better Me"
Barangkali, bukan "Tahun Baru, Aku yang Baru" yang kita butuhkan. Mungkin, yang kita perlukan hanyalah "Hari Ini, Aku Lebih Baik dari Kemarin."
Hari ini. Ya, hari ini.
Bukan Januari, bukan hari Senin, bukan tanggal kembar yang cantik di kalender. Hari ini, dengan semua kelelahan dan kebingungan yang kita bawa, adalah panggung yang cukup besar untuk perubahan. Kita tidak butuh kembang api, tidak butuh countdown, tidak butuh tagar #Resolusi2024. Kita hanya butuh satu langkah kecil.
Mulailah dari mana saja. Tutup satu tab media sosial, buka tab buku digital. Matikan alarm snooze, bangun lebih awal. Alih-alih menyimpan dendam, kirim pesan maaf yang tak pernah berani kau kirimkan. Langkah-langkah kecil ini mungkin tak viral, tapi ia nyata. Ia mungkin tak membuatmu merasa seolah-olah hidupmu "baru", tapi ia akan membuatmu merasa lebih utuh.
"Karena perubahan sejati tidak pernah butuh momen besar. Ia hanya butuh kita — kita yang siap untuk melangkah meski tanpa sorak-sorai."
Kam, 19 Desember 2024
9 notes · View notes
tuanpoetry · 2 months ago
Text
Tumblr media
—virá láo
28/11/2024
05.18 pm
bagaikan abu dimusim semi, sama seperti aku yang duduk bermandikan semua kesedihan manusia yang seharusnya sudah menjadi lautan di daratan sempit ini. merekah didalam lagunan isak tangis. sambut menyambut meneriakkan rasa sakit masing-masing. aku mendengar, aku merasakan, namun tertunduk tak menggerakkan apa-apa.
tampaknya akhir tahun ini banyak akhir yang menyenangkan setidaknya bagi orang-orang yang telah menaruh segala harapannya disetiap awal pergantian bulan baru. namun tidak bagiku, tidak pernah lagi aku memanjatkan apa-apa pada berhala dan segala yang disebut sebagai Tuhan. beberapa mungkin berhasil dengan harapannya, beberapa lagi mungkin belum. sedangkan aku tidak tahu apakah ini bisa disebut keberuntungan, namun aku harap bukan aku satu-satunya yang menemukan sebuah akhir yang baru saja dimulai.
apa kamu tahu jika bertemu seseorang yang tidak pernah ada dihidupmu sebelumnya akan menjadi selekat ini pada ingatan? sebab aku baru saja mengalaminya. semua yang ada padanya membuatku tenang, tidak biasanya hal ini terjadi pada orang yang baru saja kutemui. setiap detail tentangnya, entah mengapa tidak membuatku terganggu sama sekali.
matanya yang coklat ditutupi oleh kaca pembesar miliknya membuatnya terlihat seperti kutu buku. suaranya yang melekat diingatanku meski aku tidak dapat mengingat rupanya, namun mampu menenggelamkanku pada kedalamannya. gelak tawanya begitu renyah yang tidak memiliki jeda seperti kereta api saat melaju dan senyumnya yang lebar, adalah satu-satunya yang tidak berhasil menipuku atas rasa sedih yang dia sembunyikan.
seorang laki-laki yang riang namun sepi dan sedih tercermin pada saat aku sedang nikmat-nikmatnya mendengarkan dia bercerita. sudah pasti dengan segala bahasa tubuhnya yang membuatku tersenyum dan tertawa secara tidak sadar. tidak terhenti dan tidak kubiarkan mataku berkedip agar aku bisa melihatnya lebih lama lagi karena mungkin itu pertemuan pertama dan terakhirku dengannya.
aku menyukai segalanya, yang sedang duduk di sampingku ini. makanan yang ia masakkan untukku yang membuatnya sedikit lebih lama untuk mendatangiku. sempat saja aku berpikir mungkin tidak akan datang lagi seperti sebelumnya.
kamu tahu? ini masakkan pertama yang kuterima dari seorang lelaki. ingin aku awetkan karena takut tidak ada lain waktu untuk bisa menikmatinya kedua kali. perasaan aneh sempat membingungkanku, seperti sebuah galaksi sedang berputar di dadaku saat suapan pertama berhasil lolos masuk ke dalam diriku. aku terkesima namun tak sadar beberapa tetes air sudah menggenangi mataku.
sepulangnya dia berlalu, begitu juga rindu datang bertamu.
bagaimana bisa dadaku terasa sesak seketika, semua bergelimang dalam kepala meminta diulang kembali dalam semata. aku termenung melihat kelopak mawar putih yang sudah layu, sengaja aku membeli untuk diriku sendiri beberapa hari lalu. aku hanya ingin ada yang bisa kubawa pulang dari Kota penuh kaki-kaki ini.
sungguh tidak pernah ada keinginanku datang kesini, namun memang jika semakin kita hindari sesuatu maka semakin akan di dekatkan dengannya.
namun sekali lagi, hujan-hujan ini belum juga reda. mereka terus-terusan menitikan diri pada punggungku yang sudah bengkok ini. mataku semakin sempit untuk melihat bahagia, pipiku semakin kaku sebab ototnya jarang digunakan untuk tersenyum.
tidak mengapa, tidak apa-apa juga. helai-helai muram ini masih dapat kutenun menjadi sesuatu yang lebih berarti. mungkin aku bisa mengubahnya menjadi sereal untukku makan setiap pagi. dengan harap akan bisa lebih menerima kekecewaan sepanjang hari.
aku tidak mengerti lagi, sudah cukup lama aku duduk untuk beristirahat namun tetap saja tidak mampu aku berdiri. masih saja aku terpaku dalam ingatan-ingatan yang tidak ingin kulihat lagi. derap-derap tangis di dalam diriku meminta dibebaskan namun aku bujuk untuk tetap sabar. aku menenangkannya dengan cerita pria manis tempo hari itu.
lalu mereka tersenyum dan berpesan padaku “tolong jangan tunjukkan padanya bahwa kami ada didalam dirimu”. aku menoleh pada lurusnya jalan dan menikmati diamku. tampak jalan yang kosong dan basah seusai hujan reda. mataku menelisik ke lubang-lubang sisa kehidupan, apakah ada warung yang menjual kekenyangan?
sayangnya aku lupa bahwa Kota ini tempat menjual diri dengan bayaran depresi. untung kaki-kaki ini punya banyak koneksi agar dapat dijual kepada laki-laki. sementara disini aku banyak menemukan sudut yang ramai tempat kaki-kaki mencari nasi. aku sempat tidak menyukai namun kini Kota ini mengisi sisi hati. meskipun baru bertemu satu kali namun itu sangat mengobati.
entah berapa lama lagi aku harus bertahan, sedang kasihku pun sedang kehilangan perempuannya. aku sekarat diujung kemerdekaanku namun aku masih ingin tetap tinggal menemani kue biskuitku.
aku tak mampu mengucapkan bahwa aku tengah lara, aku menderita tapi aku selalu mengatakan padanya untuk bertahan dengan hidup yang dijalaninya. aku ingin lebih mengenalnya namun aku tak mampu beranjak dari lesung ini. satu-satunya hal yang tidak ingin aku bawa dalam kegelapan ini adalah dia. tidak kuizinkan ia menyembunyikan tangisnya lagi. tidak kuizinkan dia merasakan sakit yang kurasakan.
siapapun yang disebut Tuhan, aku meringkuh lebih rendah dari harga diriku untuk membahagiakannya. berilah dia napas kebahagiaan dan tolong sampaikan pada perasaannya bahwa ia sudah dicintai olehku yang bukan siapa-siapa ini. buat ia merasakan bahwa dia dan hidupnya berharga bagi seseorang yang menyedihkan ini.
getir tubuhku tidak mampu aku tahan, mengatakan apapun yang kurasakan juga masih tidak layak.
apa aku akan bertahan seperti yang sudah-sudah?
tanganku yang kering ini sudah layu dimakan dinginnya hujan kesedihan. berusaha menggenggam tangannya pun aku sangat malu. tidak henti aku merasakan hal-hal yang membuatku pilu, lalu kini aku masih harus melihatnya bersedih sebab seseorang yang meninggalkannya. aku benar-benar tidak ingin membiarkannya merasa sendirian.
jika benar waktu akan memihakku dan aku berhasil beranjak dari sini, akan kumenangkan dirinya beserta hidup dan impiannya.
“from soul to soul, when your eyes on me that is when i fall into you.”
15 notes · View notes
rumelihisari · 1 year ago
Text
Tahun ini lukanya memang lebih banyak. luka ini mengantarkan diri pada sebuah pemahaman bahwa hal yang disemogakan pada pergantian tahun bukan lagi tentang bahagia, karena hidup fluktuatif. cukup meminta ketenangan, kelapangan, kesabaran, kekuatan, ilmu,  karena itulah yang menjadi modal menaklukan tantangan.
banyak pelajaran berharga di tahun 2023  yang mungkin bisa diambil hikmahnya.
Tidak apa-apa kalo dilukai dan dibandingan oleh orang lain, asalkan kita tidak melakukan itu. karena menurut tulisan di Tumblr yang kubaca yang aku sendiri lupa nama penulisnya, luka yang kita buat untuk orang lain itu lebih lama sembuhnya daripada luka yang kita terima
Tidak apa-apa untuk mengambil jeda, memilih untuk tidak bertemu orang-orang sementara apalagi orang yang membuat luka di hati kita, supaya kita lebih fokus dalam menyembuhkan luka, berkontemplasi, sembari mengumpulkan energi kembali untuk berkontribusi terutama pada umat.
Hubungan dengan orang lain itu sangat rumit, maka dalam menjalin hubungan dengan siapapun jangan pakai sudut pandang sendiri dalam berasumsi, tapi sudut pandang Allah. kita cukup berbuat baik dan benar menurut Allah saja pada orang lain. jangan sampai kita merasa terluka atas perbuatan orang lain, padahal sebenarnya kita lah yang melukai mereka dengan perbuatan kita.
Kita enggak bisa mengendalikan orang lain atas pikiran buruk mereka tentang kita, yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap itu semua.
kejelekan kita yang ada di pikiran orang lain, itu baru berupa pemikiran, bukan sebuah fakta.
Belajar memaafkan walau orang lain nggak meminta memaaf atas kesalahan atau luka yang mereka buat.
Hidup bukan hanya tentang aku, aku, aku, tapi juga umat. sedih, marah, kecewa, terluka secukupnya. jangan sampai larut atau sengaja menenggelamkan diri.  karena kita juga memiliki kewajiban untuk menjadi pionir kebaikan dan menyampaikam kebenaran atas segala ketimpangan dalam kehidupan.
Di kehidupan orang lain, kita ini orang biasa, bukan pemeran utama. jadi nggak perlu nyari atensi sana sini apalagi di sosial media dengan cara menjual kesedihan hidup seolah-olah kita lah yang paling menderita, atau, seolah-olah kita lah yang paling keren dan populer.
Tak perlu mencari validasi orang lain atas prinsip yang kita pegang
Tak perlu membuktikan apapun pada orang-orang yang meremehkan, merendahkan, membandingkan, kita. karena apa-apa yang sedang kita usahakan hari ini bukan untuk dapat nilai dari manusia, tapi dari Allah. tujuannya biar dapat ridho Allah aja.
Jangan menumpahkan kekesalan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan, atau menceritakan masalah rumah tangga di media sosial, itu nggak menunjukan kedewasaan berfikir. karena penyelesailan masalah ada pada komunikasi dua arah, bukan mengumbar sana sini.
Takperlu menjelaskan apapun tentang dirimu pada orang lain
Masa muda nggak cuma soal cinta. tapi tentang bertumbuh,  kontribusi, bermanfaat untuk umat. jadi stop untuk mendramatisir keadaan, mulailah berbenah, berkembang, dan berperan dari hal-hal kecil.
Apa yang kita jalani hari ini, itu lah takdir terbaik yang Allah beri. Kita hanya perlu menerima dan ikhlas menjalaninya serta berikhtiar yang terbaik.
Terus kelola sabar dan syukur dalam menghadapi tantangan.
Lebak, 3 Jan 2024
20.12
37 notes · View notes
arwasimiya · 1 year ago
Text
Hai 2024!
Belum sempat menyapa, tak terasa sudah terlewat hampir setengah bulan saja. Awal tahun ini tidak biasa, benar-benar menjadi awal perubahan segalanya. Ciptaan Allah yang sempurna sudah tergantikan dengan buatan manusia yang tentu ada masanya. Menciptakan langkah baru untuk petualangan kehidupan meniti peran yang dititipkan.
Permulaan tahun ini ingin kumulai dengan sederhana. Tadinya aku ingin menyusun banyak resolusi, tapi setelah membaca sebuah tulisan, aku pun beralih ingin lebih banyak refleksi. Setelah dua bulan terakhir di tahun lalu rutin journaling dan merasakan dampak baiknya, kurasa momentum pergantian tahun kali ini sangat tepat untuk menilik ke belakang dan memikirkan lebih utuh berbagai peristiwa yang terjadi di tahun 2023, juga di awal tahun 2024.
Bagiku refleksi akan lebih mudah dengan menulis. Salah satu tulisan terbaik di tahun lalu adalah hasil refleksi singkat perjalanan setengah tahun. Pada beberapa titik, aku ingin menuliskannya dengan lebih utuh. Menangkap banyak hal yang mungkin terlewat karena keterbatasan waktu saat menulis atau memang baru disadari sekarang.
Januari ini masih terjeda, kesibukan rumah sakit lah yang mengawali 2024 dan mengambil seluruh perhatian kesana. Beberapa hal tetap dalam rencana dan selebihnya tak terduga. Beberapa hari ini masih rehat di rumah saja, setiap hari beradaptasi dengan progres baru dan berusaha terus bergerak maju. Sebelum besok Rabu (17/1/2024) akan memulai kembali perjalanan panjang setiap minggu 3 kali ke moewardi: 1 kali orthopaedi dan 2 kali rehabilitasi medik.
Nanti, akan kutemui lagi fase muak dengan rutinitas tiga kunjungan dalam sepekan. Berdasarkan pengalaman, muaknya cuma perlu diluapkan aja sih wkwk tentu dengan tulisan. Maka, aku ingin memulai sebelum diserang rutinitas melelahkan.
Sekian sambutan singkat awal tahun untuk memulai tulisan-tulisan selanjutnya yang merupakan refleksi perjalanan hidup tahun lalu dan kisah awal tahun ini yang perlu disimpan rapi memorinya dalam sebuah tulisan.
14 notes · View notes
kayuhansepeda · 1 year ago
Text
Tahun Baru, Wajah baru?
Aku merasa terkesan melihat setiap ekspresi wajah saat menyambut tahun baru, mereka dengan penuh semangat menuliskan resolusi dan tujuan hidup baru. Ada sesuatu yang menggetarkan, meskipun aku tak bisa menjelaskan dengan pasti. Yang pasti, aku sangat menyukainya, seperti perasaan saat mencium aroma segar seorang anak balita setelah mandi.
Tahun baru sepertinya memiliki dampak besar, bukan? Pada niat dan kepribadian seseorang, juga pada impian mereka. Selalu ada yang baru, selalu menyenangkan, selalu membara, selalu segar.
Namun, terdapat pertanyaan yang tiba-tiba melintas di benakku. Apakah target atau mimpi baru selalu terasa lebih kuat saat pergantian tahun baru? Jika miliaran kepala di dunia ini setuju dan berkata “Iya”, aku akan bersuara paling keras, "Tidak."
Bisakah kita berpendapat sebaliknya? Mengapa? Karena menurutku, meletakkan target atau mimpi tidak selalu harus terpaku pada momen tahun baru. Bisa kapan saja. Tidak hanya setahun sekali, bahkan sebulan sekali, seminggu sekali, sehari sekali, bahkan setiap jam, menit, dan detik pun memungkinkan. Karena terkadang, niat terhadap target atau mimpi bisa goyah, dan ketika kita sudah merasa lelah dan terhuyung ditengah jalan, kita bisa memulainya kembali. Rasanya seperti momen tahun baru, meski tidak harus selalu pada saat pergantian tahun.
Tulisan ini sebagai pengingat untuk diriku sendiri. Setuju atau tidak, tak masalah, nikmatilah saja tulisan ini. Anyway, Selamat tahun baru! <3
_
Lalu jika kamu bertanya kepadaku apa yang aku inginkan tahun ini, aku sudah tahu.
Aku juga mencoba untuk membuat daftar resolusi, tapi aku tidak ingin satu hadiah pun, karena aku punya semua yang aku butuhkan.
Aku hanya ingin memegangnya erat-erat, jadi jangan tanya apa yang aku inginkan tahun ini.
Karena kamu sudah tahu.
Betul, aku bisa berbohong dan mengatakan bahwa aku ingin sweter hangat, liburan ke cuaca yang lebih dingin. Tapi itu tidak benar.
Aku tidak ingin sesuatu yang baru. Aku hanya ingin kamu. Mimpi-mimpiku, yang dulu.
13 notes · View notes
philautiagirl · 1 month ago
Text
Menuju waktu titik 0o:0o (Zero O’clock)
Malam ini, dunia begitu hidup.
Seolah malam ini dunia terbagi.
Ada yang merayakan dengan tawa,
Diiringi letupan kembang api dan nyala api unggun.
Dan ada yang sibuk membekukan momen lewat lensa kamera.
Namun, di sudut lain, ada yang berbeda.
Duduk sendiri di sudut ruangan,
Menyusun doa dalam hati yang penuh beban.
"Tuhan, tolong menangkan aku kali ini."
Nafasnya tak teratur, penuh tekanan,
Dan matanya yang sembab seolah memohon:
"Tuhan, bolehkah aku bahagia di tahun selanjutnya?"
Detik demi detik bergulir lambat,
Menggiring memori yang tak ingin diingat. Luka-luka lama, kecewa yang tak terucap,
Air mata yang jatuh tanpa ada yang tahu.
Tapi malam ini, doanya begitu keras.
Dia berbicara pada dirinya sendiri:
"Tuhan, aku belum jadi apa-apa. Apakah aku mengecewakan mereka yang berharap padaku?"
Dia tatap langit-langit rumahnya, kosong namun penuh harap.
Matanya beralih ke jam dinding, yang siap berganti menjadi pukul nol.
Di sana, dengan suara pelan dia berbisik:
"Tuhan, 365 hari telah berlalu. Tolong berikan aku kabar baik dari setiap hal yang aku tunggu."
Malam itu, dia tak meminta banyak.
Hanya bahagia yang sederhana,
Hanya kekuatan untuk terus berjalan.
Karena baginya, pergantian tahun adalah titik baru,
Dan setiap harapan adalah doa yang mengisi ruang kosong di hatinya.
Tangerang, 01 Januari 2024
Writing by NH
2 notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months ago
Text
Let The World Wait.
Menuju akhir dan pergantian tahun, barangkali kita tak asing dengan istilah refleksi dan resolusi. Refleksi untuk kilas balik hal-hal yang tercapai selama dua belas bulan berjuang, serta resolusi untuk kembali memasang target dan segala harapan di dua belas bulan berikutnya.
Aku pun demikian. Selama ini, bergantinya angka satuan di empat digit penanda tahun kalender, ternyata kumaknai sebatas refleksi, resolusi, yang tak jauh-jauh dari target dan pencapaian. Lantas jika target-target itu meleset dari lingkaran, aku kembali memberi label "kurang", "gagal", atau kalimat-kalimat bernada serupa pada diriku sendiri.
Sampai suatu hari, ada sebuah nasihat yang lewat di beranda media sosialku. Nasihat yang aku tak tahu selama ini aku butuhkan. Bahwa dunia masih bisa menunggu.
Iya, let the world wait. Biarkan dunia yang menunggumu, bukan malah dirimu yang terbalik menunggu-nunggu dan mengejar dunia. Apapun definisi "dunia" dalam bayanganmu, ia masih bisa menunggu nanti, esok, lusa, bulan depan, bahkan tahun berikutnya. Segala target, cita-cita, keinginan dan semacamnya masih bisa diusahakan lagi dan lagi sepanjang nafas masih dikandung hayat.
Let the world wait. Urusan dunia bisa nanti-nanti. Kalau salah masih bisa revisi. Kalau meleset, bisa atur ulang strategi. Kalau gagal, ya tinggal coba lagi. Hidup tak akan semudah itu hancur lebur karena laju kita tak sebalap orang-orang.
Dan, nasihat ini cukup membuatku kembali menilik diri sendiri. Kalau ada target yang belum tercapai di 2024, mari kita upayakan lagi di 2025. Entah dengan tujuan yang sama, atau perlu mempertimbangkan kembali arah langkah.
Kalau di 2024 masih ada yang belum terlaksana, insyaAllah masih ada kesempatan-kesempatan baik berikutnya di 2025. Malah barangkali, akan Allah ganti dengan yang jauh lebih indah dan tak bisa kita bayangkan di depan sana.
Kalau ada rencana-rencana yang ditakdirkan gagal di 2024, mari kita buat rencana-rencana baru di 2025. Selama yang kita usahakan dan harapkan adalah kebaikan, insyaAllah nanti Allah yang akan tunjukkan jalan entah bagaimanapun caranya.
Hidup ini maraton. Terlalu singkat bila hanya dipersempit maknanya sebagai sprint tahunan dan kejar-mengejar dengan dunia. Akan ada banyak kejutan di depan sana. Akan ada banyak kelokan, tanjakan, turunan, begitu seterusnya. Dan karena itulah, mari gunakan sebaik-baik energi dan sumber daya yang Allah berikan untuk bisa berhasil menginjakkan garis finish dengan hati yang tenang, lapang, ikhlas, dan ridho atas segala ketetapan takdir-Nya.
Let the world wait, so that we know Hereafter is waiting for every single decisions we make in this Dunya.
Let the world wait, but dont take everything for granted, because this Dunya is part of our test to be passed.
(Semarang, 20 Desember 2024. 11:27. Dalam kontemplasi akhir tahun, kepikiran karena lagi ngisi form capaian kinerja pegawai dan tetiba jadi tulisan corat-coret curcol ini. Menanti libur panjangg untuk pulang.)
5 notes · View notes
hargo-news · 1 month ago
Text
Malam Pergantian Tahun di Kota Gorontalo Diwarnai Aksi Penganiayaan dengan Sajam di 2 TKP
Hargo.co.id, GORONTALO – Malam puncak pergantian tahun di Kota Gorontalo berlangsung meriah dengan nuansa pesta kembang api di berbagai tempat. Sayangnya, dibalik gemerlapnya pesta pergantian tahun, aksi kriminal dengan menggunakan senjata tajam tak terhindarkan. Bahkan, informasi yang berhasil dirangkum, insiden terjadi di dua tempat kejadian perkara (TKP). Yaitu, di Kelurahan Limba U II,…
1 note · View note
auliasalsabilamp · 2 years ago
Text
Krisis Pertemanan
Di usia 23 tahun, aku mengalami problem krisis pertemanan. Teman-teman yang dulunya banyak, sekarang berkurang dan bisa di hitung dengan jari.
Teman yang dulu sangat akrab ketika masa-masa sekolah sekarang sudah sibuk dengan dunianya masing-masing.
Aku dan teman-temanku yang dulu saling memotivasi untuk belajar, berkarya dan berdakwah secara bersama-sama kini, harus terhenti karena fase kehidupan baru.
Setiap berganti fase kehidupan, teman-teman kita akan ikut berganti menyesuaikan fase kehidupan yang sedang kita alami.
Krisis pertemanan yang paling menyedihkan adalah ketika kehilangan teman dalam ketaatan.
Teman yang dulu saling menyemangati dalam melakukan ibadah kepada Allah, kini telah hilang.
Teman yang dulu saling menyemangati dalam menyebarkan kebermanfaatan pada ummat, kini telah hilang.
Teman yang dulu saling memotivasi untuk belajar ilmu baru tanpa henti, kini telah hilang.
Krisis pertemanan mungkin menjadi permasalahan yang tidak bisa dihindari oleh setiap orang, perbedaannya hanya di waktu saat mengalaminya saja.
Sikap yang bisa kita lakukan yaitu teruslah memperluas pertemanan dengan teman-teman yang memiliki sifat taat di setiap pergantian fase kehidupan yang kita alami.
Memiliki lingkungan pertemanan yang tepat akan membantu meningkatkan semangat kita dalam menjalani kehidupan dan mencapai impian-impian kita.
#tulisanaulia
24 notes · View notes
atmarutala · 5 months ago
Text
Pertumbuhan Orang dan Topik Obrolan
Tumblr media
Aku baru saja menyadari bahwa pergantian hari, penambahan usia, membuat obrolan kita kali ini berbeda.
Tapi prinsip utama silaturahmi tidak bisa disangkal, apapun topik obrolannya, aku tau prinsip "asal kumpul dulu aja" itu bekerja dengan baik. Bahkan kesalahpahaman, putusnya komunikasi, hilangnya sense pertemanan, perpecahan, adalah sebab dari putusnya silaturahmi : kurang nongki atuh gais.
So, salah satu circle yang aku ajak main adalah 6 orang di atas. Alasannya sederhana : kerja bersama satu tahun, with calm people, hanya 6 orang, menurutku ideal.
Sebagai orang yang kreatif, aku mengajukan pikiran randomku untuk mengajak mereka lomba mewarnai. Yah, hasilnya bisa kita sama-sama lihat di atas.
Tapi selain mewarnai, kami masing-masing saling berkabar atas kesibukan di tahun terakhir dan memberi gambaran kesibukan apa yang akan terjadi di tahun depan. Di satu sisi, aku senang memiliki teman yang bisa jadi bakal langgeng sampai akhir zaman, wkwkw. Tapi di sisi lain, aku sedikit kesal karena...
Ternyata kita sudah aga tua juga ya. Pembicaraan kita kali ini tentang bayangan tahun terakhir kuliah, ni orang-orang juga udah jadi coach di lingkungan masing-masing, ngomongin karir, duit, sekolah lanjut, dll.
Sebel aja, udah pada gede.
Sepulang kumpulan itu, tak sengaja kulihat lagi foto-foto dan hasil pekerjaan kita wkwk. Sedikit tersenyum dan bergumam, hmm bisa-bisanya orang-orang ini.
Bisa gak yah, kumpulan-kumpulan pertemanan kaya gini akan terus ada sampai tua, membicarakan kisah perjuangan kehidupan, kondisi-kondisi yang tak terduga, saling menyelamatkan pergaulan, saling menguatkan keimanan, saling mempertahankan pemahaman, saling tolong menolong dalam kesulitan, dan saling memberi cinta karena Allah?
I miss you all even kalian masih ada di bumi, aku merindukan kita yang akan sama-sama berkumpul lagi di syurga.
3 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year ago
Text
Cerita di penghujung tahun (part 2)
Sabtu pagi tgl 30 des, sepupunya suami mampir dulu kerumah buat belanja utk grill2an tahun baru. Meanwhile aku dirumah packing, order gofud, beberes rumah mau ditinggal. Habis magrib baru kita otw sumedang. Dijalan ngebubur dulu lanjut jalan via tol cisumdawu lewatin terowongannya, baru pertama kali lewat malem2 terang bgttt kaya dimanaaa gitu haha.
Alhamdulillah sampe di sumedang sekitar jam 21.00, istirahatlah kami lalu bersiap tidur. Esoknya, msh prepare bahan2 pergrillan yg kurang, kita belanja aja ke griya mayan jauh soalnya rumah bibi jauh dr kota, griya nya ya ada di kota dong. Jam 11an kayanya kita pergi cuaca super panas, hareudang weh~ katanya belom ada hujan lama kesini. Pantesan..
Cuy, akhir tahun dan prepare tahun baruan griya penuh bgt. Belanja satset secukupnya yg kurang2, ehh malah nyangkut di tmpt diskonan baju, disc nya gede2 suami lg nyari chino dapet deh tapi yg pendek mayan jd murceu bgt haha.
Lanjut pengen ngopi cenah, sepupu suami blg ada tmpt ngopi enak, aku blg gosah mikirin tmptnya yg penting enak kopinya. Di Maja coffee katanya deket bgt dr alun-alun kota sumedang, gasslah kesana
Begini suasananya sehabis hujan badai, gede bgt wkt kita msh di griya tadi. Sekitaran jam2an kita disana. Sumedang berubah seketika jadi dingin bgt, fresh, seger. Ini msh agak deras hujannya, di rumah bibi malah msh hujan besar.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lagi santai ngobrol, tiba2 ada guncangan kenceng.. Sama beberapa kepanikan pengunjung, teriakan jg ada. Gempa ya Allah.. Kaget bgt, mau lari agak keluar udah slesei gempanya. Kami lsg buru2 ngecek bmkg ternyata titiknya ngga jauh dr posisi kami di sumedang kota 4,1 skala richter. Mayan gede itu bikin geumpeur. Ngga skali, ditambah ada gempa2 kecil.
Pulang2 sore, prepare buat grill2an tahun baru ya simple aja sih makanannya mah gini aja.
Tumblr media Tumblr media
Pas lagi ngumpul di teras tiba2 ada gempa lg dan lebih besar, kaget dan panik semuanya. Pas di cek bmkg, sebesar ini huhu.
Tumblr media
Shock yg td sore aja masih, ketambah malam malah lebih besar. Lsg teu pararuguh, makan jg ngga nafsu. Maunya cpt bobo aja. Sekitaran rumah yg asalnya rame jd sepi dan mendadak semuanya ngaji dan berdoa. Petasan, kembang api jg ngga ada. Kedengeran tp kaya jauh bgt. Beberapa org tidur di teras takut ada gempa susulan. Aku sama nemo tidur dikamar tp ttp kebangun2 malah sampe kemimpiin gempa, ya Allah..
Tgl 1 januari 2024 akhirnya tiba, disambut dgn mencekam semalam. Lsg melamun knp pergantian tahun ini harus diawali dgn bencana dan kepanikan. Ya Allah lindungilah kami, jangan sampe ada gempa2 lagi..
Planningnya plg hari ini, batal karena bibi nahan kita supaya extend sehari. Menjalani tgl 1 sambil ttp waswas dan melamun, hari berasa sangat panjang. Sampe tiba malam hari, org2 ngumpul di teras, aku yg gakuat ngangin mutusin menghangatkan diri dikamar sampe ketiduran. Dan di jam yg sama kaya kemarin guncangan gempa datang lg, aku yg tidur nyenyak sampe kegeser nabrak lemari sebelah kasur. Msh stengah sadar aku lari keluar kamar sambil pabeulit sama selimut, hp ngga aku bawa kaya bodo amat yg penting lari dulu aja. Gemeteran, kaki lemes, lagi2 dibikin shock therapy berkali2. Besar juga guncangannya pas di cek 4,5 dan pusatnya msh di daerah kota. Akibat gempa dari kemarin, RSUD, SMAN 1 smd bangunan2nya belah2 dan retak. Itu posisinya di kota bgt, kemarin ngelewat dan aku blg ke suami, "oh ini RSUD nya? Baru liat", trus jalan lg "itu SMAN 1 smd? Bagus amat bangunannya, besar pula" taunya skrg belah2, malah depan RSUD bikin tenda darurat bencana.
Menjalani malam hari msh belom tenang, bibi ikut ngaji ke sebelah. Beberapa org tidur lg di teras, nemo panik gamau masuk kamar hampir tidur diluar, serba salah kalo diikutin maunya, dia punya alergi gamungkin aku biarin. Dibujuk akhirnya tidur di dpn tv, dan akhirnya diangkut sama ayahnya ke kamar biar lebih anget.
2 harian ini kami tidur dgn resah, sambil berdoa ngga ada gempa susulan yg besar lg. Tibalah kami harus pulang, ninggalin kelg kita di smd, sedih sih knp berpisahnya harus susasanya tegang dan waswas kaya gini. Ya Allah, jagalah kami semua, lindungilah kami dari marabahaya dmnpun kami berada. Hanya Engkau satunya penolong kami. Mudah2an Kau izinkan kami untuk hidup ngga penuh ancaman bencana lg. Aamiinn
4 notes · View notes