#yaelah
Explore tagged Tumblr posts
Text
somewhere along their trip they got stranded in scotland. whoopsie daisies!
#clefdraki#scp fanart#scp#fanart#illustration#dr kondraki#francis wojciechoski#perspectives fucked here but i dont get paid enough to do allat frankly#oh yeah#pirate au yarrrrr#ships captains pirates#yaelah#homo lagi homo lagi#gua gambarnya itu itu aja#next color up is blue#im not splitting the hues based on color temp btw so hopefully i man up enough to not use cyan for the millionth time in a row
219 notes
·
View notes
Text
menulis
inginnya produktif, terus menulis.. meski tidak banyak tapimingin bermanfaat.
lalu bingung dihadapkan pada tumblr atau PMM akhirnya gaada yg ditulis wkwkwk
0 notes
Text
Jodoh
Sebetulnya lagi ada deadline banget (setiap hari selalu ada deadline, kapan sih Asri gaada deadline), tapi betulan YANG MALES banget ngerjain ni MANUSCRIPT YAALLAH sampe tiba-tiba kepikiran “ah udah ah nyari jodoh aja gua”. RANDOM AF tapi sebetulnya lumayan bisa di-traceback sih gara-gara lagi ngobrol sama Deva aja terus kita mikirin metode apa aja yang sebetulnya bisa kita coba untuk mencari jodoh.
Lalu jadi ngetweet “guys cariin ak jodoh dong” di-reply ka lala pekerjalab ditanya “kriterianya apa” terus kujawab simple “muslim dan gak merokok aja” TERUS ada yang reply dm tadi pagi perkenalan diri kalau dia muslim dan gak merokok (emoji nangis); sayangnya anak magister manajemen… yang udah masuk blacklist aku banget tu anak MBA dan atau manajemen… preferably backgroundnya STEM (walaupun linguistis dan social sciences kaya law atau sociology gitu masih OK sih, but definitely NOT Econ – ternyata maunya banyak).
Selama ini tuh kalau ditanya orang jawabannya “ya emang gaada!! Mau gimana lagi!??” yang adalah wrong answer. Kata Deva sebetulnya karena we didn’t look hard enough aja sih. “Pasti ada Non orang di sekitar kita/lo yang sebetulnya potensial tapi lo-nya aja yang udah keburu pasang wall tinggi”. Ya nda salah sih.
Paling ngeri tapi kalau ku ngerasa kesepian terus betulan yang gakbisa bedain “ni orang gw emang suka orangnya atau presence-nya aja yah”. Terjadi tahun lalu. Ku berteman seru banget sama satu orang ini, ku bilang ku suka sama dia eh tapi ternyata ya emang lebih karena ku lagi kesepian aja dan butuh distraksi dari PhD, sekarang pas kupikir-pikir lagi “yaelah Non lu kesambet ape”.
Tapi yaudahlah, toh Allah pasti udah punya plan buat ak juga. Ini btw bukan yang ku desperate “YAALLAH BERIKANLAH AKU JODOHHHH AKU KESEPIAN” apa gimana… lebih ke YAALLAH AKU GAKMAU KERJA BERIKAN AKU DISTRAKSI (karena apparently stray kids udah terlalu saturating sekarang). Terus ya emang nanti obrolan lanjutannya bakal: “habis PhD ini mau ngapain, bangun karir gimana, apakah faktor pernikahan ini jadinya harus masuk ke kalkulasi? Kalau ku pengen ikut ekspedisi ke kutub gimana?? Nanti anak gua gimana? Apakah ku harusnya gak menikah dulu sampai ku betulan settle? Apa definisi settle?? Di mana ku akan settle? Apakah ku akan selamanya ber-paspor hijau?? GAK MAUUU HUHU.”
Gila sih gua rasa si Noni.
Dah gitu aja tulisan hari ini. Mari kita jalan ke ofis buat buka sampel.
CM flat 39 11:47am 1 Agustus 2024
16 notes
·
View notes
Text
Kalau ada yang bilang,”terjemahan Korean-Lit judulnya menarik-menarik”, aku setuju. Salah satu faktor kenapa aku beli buku ini adalah karena judulnya menarik. Setelah dibaca, malah dibuat jatuh cinta sejak halaman pertama. Di prolog buku ini, penulis mengatakan, “Dalam kehidupan sehari-hari, wanita selalu menerima penilaian blak-blakan mengenai wajah dan tubuh mereka.” Bener banget lagi, aku juga mengalami hal itu. Kadang tanpa tedeng aling-aling masih aja ada yang ngomentarin fisikku yang kecil mungil ini.
Pernah sesekali bilang ga suka sama pendapat mereka, tapi ya responnya sesuai dugaan: “yaelah sensi bgt”, “yaelah bercanda kali”. “baperan ih. wkwk.” “Wanita diharapkan ikut tertawa jika menerima ejekan tentang bentuk tubuh mereka...” BENER BGT! Kadang aku sebagai perempuan lebih pilih nahan dan ga komentar apa-apa. Malah kadang ikut ketawa bareng. Biar dibilang ‘normal’. Tapi setelah baca buku ini, jadi paham kalo itu sama aja aku memendam emosi. Emosi yang dipendam lama-lama jadi bom waktu yang bisa meledak kapan aja. Makanya, bisa dibilang aku bahagia banget nemuin buku se-insightful ini.
Buku ini isinya curahan hati dari penulisnya tentang struggle yang ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Selain curahan hati, penulis juga mencantumkan beberapa quote heartwarming dari berbagai buku yang ia baca. Tapi tenang, lebih banyak curahan hati penulisnya daripada quote dari berbagai buku. Jadi lebih banyak pendapat pribadi dan pesan penulis bisa langsung tersampaikan ke pembaca.
Buku ini dibagi menjadi 5 bagian.
Bagian 1: Tidak Perlu Menjadi Orang Baik
Bagian 2: Dunia akan Terasa Lebih Baik Jika Kita Bersikap Pasrah
Bagian 3: Cara-cara Mengekspresikan Diri
Bagian 4: Membiasakan Diri Tidak Terpengaruh Komentar Negatif
Bagian 5: Cara Menghadapi Orang Kasar dengan Senyuman
Dari setiap bagian sebenarnya banyak yang jadi favorite aku. Aku akan kasih tau satu hal yang mungkin bisa berguna buat temen-temen. Ada di Bagian 1, Bab ‘Kenapa Anak Tengah Selalu Gagal dalam Hubungan Cinta?’
Kurang lebih dalam bab ini menjelaskan bahwa; “...seseorang yang tidak mendapat kasih sayang di masa kecilnya tidak akan percaya bahwa dirinya pantas dicintai.”
Gimana caranya agar kita merasa cukup dan lebih cinta ke diri sendiri?
Berhentilah mengasihani diri sendiri
Mulailah berkata “tidak”
Yakinlah bahwa kau patut dicintai
“Yang paling penting adalah kau tidak menyerah walaupun usahamu tidak langsung membuahkan hasil. Jika terus berusaha dan bersabar, suatu hari nanti kau akan merasakan perubahan dalam dirimu.”
Inti dari buku ini adalah ngajak pembaca untuk lebih mencintai diri sendiri, berkata “tidak!” pada hal-hal yang tidak disukai dan bagaimana cara menanggapi omongan-omongan kasar dari teman.
Dah ah, segitu dulu. Have a nice day!
7 notes
·
View notes
Text
FREEDOM - Chapter 1: Virtual dan Ideal (1)
Eichi: …tapi yah, karena udah kena ceramah ringan mah seperti agenda tahun baru kegiatan, saatnya masuk ke topik utamanya.
Mao: (bisik-bisik) Ceramah yang tadi itu ringan?
Makoto: (bisik-bisik) Ahaha, menurutku cukup berat sih.
Eichi: Pengennya sih masih lanjutin ngobrol santai kayak gini, tapi kita lakuin di lain waktu aja…
(Produser)-chan, dokumen yang tadi aku kasih bisa nggak dibagiin ke mereka juga??
Hokuto: “Perencanaan Pembangunan Kota <FREEDOM>”?
Eichi: Hooh, di suatu tempat nanti, rencananya sih bakalan ada pembangunan kota baru dari nol. Nah aku ingin kalian meminjamkan kekuatan kalian.
Subaru: Membangun kota? Kayak ikut meratakan tanah dan membangun bangunan gitu ‘kah?
Eichi: Ya, terkadang juga butuh tahapan seperti itu juga sih.
Makoto: Ughh, kedengerannya sulit banget buat anak gamer dengan tubuh letoy kayak aku.
Eichi: Nggak juga loh. Malahan aku rasa di antara kalian malahan Makoto-kun yang paling cocok.
Ya bisa begitu karena ini cuma simulasi di dunia virtual sih. Kalian berempat akan diminta untuk membuat kota virtual di dalam sebuah game.
Makoto: Simulasi virtual? Jadi di suatu tempat itu maksudnya…?
Eichi: Di server khusus dalam internet kok. Kalo urusan bangun kota yang beneran mah mana mungkin diserahin ke idol muda yang baru saja lulus dari SMA ‘kan?
Subaru: Yaelah, aku kira bakal bisa beneran naik ke mesin pengeruk atau buldoser gitu, sayang banget deh☆
Mao: Ngomong apaan nih anak, padahal situ aja gak punya SIM atau lisensi sama sekali ♪
Hokuto: Di berkasnya sih tertulis kalo (Produser) jadi penanggung jawabnya. Di projek pembangunan kota ini (Produser) juga terlibat juga ya?
Eichi: Nggak kok, itu kan juga jabatan di atas kertas. Aslinya (Produser) sama sekali nggak ada hubungannya kok.
Dia hanya akan jadi pendamping yang akan membantu dan menemani kalian kok. Rasanya bakalan lebih enak daripada kalo sama aku ‘kan?
Makoto: Hmmm, permintaan yang aneh ya yang cukup mainin gamenya aja? Meski bagi seorang gamer terbantu banget sih…?
Ah, perusahaan ini kan..?
Subaru: Ukki, kenapa kamu malah melototin daftar nama perusahaan mitra kerjanya? Nemuin namanya Wakame-san atau gimana?
(NB: Wakame-san itu Izumi kalo ada yang belum tau. Dipanggil gitu karena rambutnya Ijoomieh kayak wakame (=rumput laut))
Makoto: Ke-kenapa tiba-tiba malah keluar Izumi-san sih?
Ini aku cuma nemu nama perusahaan game yang aku tahu kok. Mereknya udah lama ada dan turun-termurun, sudah banyak membuat berbagai game simulasi pengelolaan kota gitu juga. Karyanya yang belakangan ini juga realitasnya tinggi banget sampai katanya sih dipuji sama orang yang kerja khusus di bidangnya. Katanya juga sampai dipake jadi alat simulasi buat pengembangan infrastruktur beneran juga.
Beberapa tahun yang lalu sih aku dengar mereka bakalan bikin karya baru yang dalamnya udah dilengkapi fitur AI juga. Jangan-jangan permintaan yang ini sekalian buat test play atau semacam kegiatan pengenalan ke publik gitu ya?
Eichi: Ya, kalau mau dianggep gitu juga gak masalah sih.
Bayarannya akan aku bayar sesuai apa yang tertulis di dokumen projeknya. Kalau ada barang lain yang diperlukan akan aku yang siapin. Jadi gimana, mau terima nggak tawaran ini?
Hokuto: ….Bener juga ya. Sini juga lagi nggak ada kerjaan yang harus dikerjain cepet-cepet, nggak ada alasan juga nolak sih.
Subaru: Aku nggak terlalu ngerti sih, tapi kalo (Produser) ikutan aku jadi tenang. Lagian kedengeran seru juga☆ Aku juga setuju~♪
Mao: Ahaha, akhirnya juga bakalan bikin keputusan dadakan di tempat lagi ini kan~?
Tapi ya, kalo dari berkas dokumennya sih rasanya kayak ada sisi simulasi kehidupan juga sih. Bakalan bagus sih kalo aku bisa memperoleh sesuatu lewat nih game.
Makoto: Ini bukan game yang cuma buat ngilangin gabut doang sih. Aku bakal berusaha ya biar bisa berguna buat kalian.
Eichi: Aku senang deh kalo kalian optimis semua gini. Kalau begitu, sekalian buat ngenalin ayo kita jalanin gamenya lewat komputer ini.
Eichi: …Ini adalah ruang virtual yang disiapkan untuk kalian.
Mao: Lah, bukannya ini udah jadi semua? Terus kami harus ngapain lagi begini?
Eichi: Ini masih belum sempurna jadi semua kok. Kalian bebas sesuka kalian mau ngapain, baik mau ngerobohin bangunan dan bangun lagi yang baru.
Hokuto: Di kotanya kayaknya ada orang-orang yang tinggal ya. Meski cuma game, aku jadi nggak enak buat ngotak-atik lingkungannya.
Hm? Barusan kok kayak ada Akehoshi kecil gitu?
Subaru: Eh? Mana mana?
Makoto: Aku juga lihat kok. Kayak duduk jongkok di tengah jalan, lagi ngapain sih itu?
Mao: …kayaknya lagi memungut bola yang bersinar deh. Mana lompat-lompat kegirangan gitu, persis banget ama Subaru aslinya.
Eichi: Makasih udah sadar. Sebenarnya, game ini udah dilengkapi dengan fitur AI. Di kota ini ada avatar Trickstar yang dibuat berdasar dari pola perilaku dan profil kalian, masing-masing hidup dan tinggal dengan bebas.
Hokuto: Kalo gitu mah malah tambah bikin aku nggak pengen lagi ngotak-atik lingkungannya dong?
Eichi: Udah udah, kan ini cuma dunia virtual. Aku lebih seneng kalo kalian bisa membedakan kenyataan dengan game. Tapi meski namanya game, hal yang bisa dilakuin player nggak sebanyak itu kok.
Hal yang bisa kena campur tangan kita hanya pengaturan tata kota sama pemilihan pekerjaan si avatar, cuma bagian yang kaitan dengan sistem. Sisanya diserahkan ke avatar untuk bergerak sendiri. Player tidak bisa ikut campur apapun ke pergerakan avatar. Ya bisa dibilang seperti “Sudut Pandang Dewa”.
Karena adanya campur tangan player, di dalam game akan ada sistem yang berbayar. Meski pas main nanti hanya akan bisa bertambah fiturnya seiring berjalannya pengelolaan kota, pertama-tama untuk membiasakan diri dengan sistem, akan aku sediakan sumbangan budget yang melimpah.
Nah, sudah waktunya untuk mulai gamenya….♪
< Sebelumnya Setelahnya>
#ensemble stars#enstars#enstars translation#trickstar#makoto yuuki#mao isara#subaru akehoshi#hokuto hidaka#eichi tenshouin
3 notes
·
View notes
Text
Hari ini aku masak pepes ikan asin peda kemangi dan sayur labu putih (sayurnya ngga sempat aku foto).
Karena ikan asin pedanya terlalu asin (padahal sebelum ku masak sudah ku rendam dengan air hangat, tetapi masih terlalu asin), maka tidak disarankan makan satu potong ikan dalam sekali makan hahaha.
Selagi menunggu pepes ikannya ku panggang di teflon, aku juga menyangrai kulit udang yang ku simpan di kulkas. Aku sangrai sampai kandungan air dalam udang tidak ada lagi, lalu aku blender sampai halus seperti di gambar. Nantinya akan aku jadikan campuran bumbu untuk membuat nasi goreng (aku pernah mencobanya dan ternyata enak).
Infused water yang ku diamkan semalaman di kulkas akhirnya membeku, alhasil harus menunggu cair terlebih dahulu agar bisa diminum.
Sorenya aku bantu tetehku jualan es jelly di waduk. Alhamdulillah ada beberapa pembeli setelah harus memutari waduk. Tetehku cerita, pernah dibercandain temannya gini "Yaelah lu udah kerja di rumah sakit, masih aja jualan minuman kaya gini". Aku yang mendengar ceritanya langsung bilang "Ngga papa teh leli, orang kaya aja banyak yang masih jualan hahaha". Ya selama usaha yang dijalani halal dan mengharap keberkahanNya, ngapain harus malu.
Jam 7 malam melipir ke rumah Tante buat makan bareng. Aku bawa sisa pepes ikan dari rumah buat dimakan bareng-bareng.
Makanan sederhana yang nikmat banget. Aku jamin, kalau disajiin ayam, pasti ngga akan selahap ini makannya.
Kalimat ini mendefinisikan privilege yang diberikan Allah untukku.
- 19 Februari 2024
10 notes
·
View notes
Text
Bandung, 14 November 2023
Sedari kemarin begitu takjup melihat pepohonan di kota Bandung yang sedang berbunga, cantik.
Lalu, ketika hendak berangkat ke kantor, aku menepi sebentar untuk mengabadikannya.
Saat hendak memfoto, tiba-tiba ada 2 orang di belakangku saling tertawa sambil berbicara "yaelah, pohon doang kok difoto segala". Dan sangat jelas itu ditujukan kepadaku.
Seketika moodku berubah. Lalu aku melanjutkan perjalanan dengan hati yang kurang nyaman dan hanya sempat mengabadikan 1 foto saja.
Kenapa ya, orang mudah sekali mengeluarkan komentar-komentar yang kurang perlu menurutku. Padahal yang menurut mereka "yaelah" itu bisa jadi sedikit bentuk kebahagiaan untuk orang lain. Dan komentar yang kurang perlu itu bisa saja merusak kebahagian seseorang itu.
Bijaklah dalam berkomentar!!!
12 notes
·
View notes
Text
Empat hari ini lagi males banget kerja. Mungkin karna bosen, melakukan stage penelitian yang sama selama sebulan ini. Kata PI, harus ngelakuin hal lain juga. Ya, anyway, akhirnya 3 hari kemarin kerjaan ku lebih banyak ke-distract buat ngobrol di WAG, kerja 15 menit, sekrol WA 30 menit, belum sekrol ig sama X, hadeh. Hari ini agak lumayan produktif, yah, walau bagaimana pun aku dibayar untuk bekerja, bukan bengong atau nonton drakor di weekdays.
Sekaligus, aku juga sedang berusaha untuk gak ingat kalau akhir bulan ini adalah pengumuman beasiswa yang ku tunggu sejak 4-6 bulan lalu. I hope, aku gak terlalu berharap, karna ya, takut nangis kejer lagi wkwkkw, tapi ya, yaudahlah, berharap kan manusiawi, meskipun gak tau ini akan lewat begitu saja atau malah menyerah. Yaelah kayak yang baru pertama kali ditolak aja din HAHA.
Urusan sekolah, udah yang, yaudahlah kumaha gusti Allah aja, kalo aku yang ngatur jadinya amburadul. Walaupun pake hudah hadeh ya alllah kenapa ya allaahh, ya harus dihadapi. Btw, tulisan #mengejarphd nya stop dulu, capek nginget-nginget kemarin ngapain aja hadeh.
9 November 2023
15 notes
·
View notes
Text
kirain notif transferan gaji, bonus atau apaan. yaelah ternyata notif reminder dari lemon🥲 but thank u sudah mengingatkan agar ttp semangat diet🥹
meskipun nampak kali jomblonya, hp sepi dari notifikasi chat wkwk kasian bgt aku. ga sih, ga kasian kok. gapapa juga jomblo😌
Jogja, 2 Agustus 2023 | 21.29
8 notes
·
View notes
Text
Yang gue pelajari dari series atau film psikopat semacam girl from nowhere dan wednesday adalah... gimana cara mereka menghadapi ketakutan.
Selama ini gue selalu takut (bahkan mungkin semacam trauma) sama hal-hal berbau seksual karena waktu sma gue pernah ngalamin sexual harrasment sama stranger. Padahal udah pake rabbani panjang ukuran L, baju sekolah gombrong, kaos kaki, sepatu, manset, dan ciput, tetep aja tete gue digrepe yang bikin gue benci sama tete gue ini.
Terus tadi di chat penipu kayak gini.
Setelah liat stiker pornonya, yang bikin gue kaget adalah... gue biasa aja?
Kayak... "yaelah senjata lo kontol doang nih? Udah? Gak ada yang laen lagi yang lebih kreatif?"
Karena kek template aja gitu. Kalo target korbannya perempuan, maka senjata paling gampang, mudah, dan murah adalah kontolnya.
Bikin gue ngerasa.... ih lu jadi laki gak ada harga dirinya banget. Kontol diobral. Berlindung dibalik kontol dengan jahatin orang anjir 😂
Gue inget banget scene waktu nano diperkosa dan dia malah ketawa kebahak-bahak ke orang yang perkosain dia dan itu bikin si pelaku takut karena respon Nano yang gak sesuai sama ekspektasinya.
Disitu gue ngambil kesimpulan; Penjahat kelamintuh menikmati hasrat dari rasa takut korbannya. Maka satu-satunya cara licik untuk menang adalah... gausah takut. Apalagi kalo cuma online begini.
Ketawain aja. Rugi banget kalo dibawa stress dan takut sendiri sedangkan pelakunya petatang-peteteng senang diluar sana.
10 notes
·
View notes
Text
Yumi's Cell aja belum season 3
Nggak kebayang ending tulisan ini bakal kayak gimana, karena cerita di dalamnya pasti terlalu abstrak dan nggak berurutan. Tapi gapapa, begitulah fungsi tumblr ini.
Long story short, love season ku yang entah ke berapa ini terjadi begituuu lama dan secara bersamaan juga terlalu cepat. Tapi lucunya gatau kenapa, kayak lebih 'yaudah', thank you next. But i sincerely ingin berterima kasih untuk seseorang yang begitu memukau. Sedikit banyak aku belajar beberapa hal yang belum aku temui sebelum-sebelumnya. Untuk kisah ini, aku akui sangat tidak ada drama, sangat dewasa, sangat realistis, dan diketahui lebih cepat sepertinya memang yang terbaik. Once again, thank you so much for being in this temporary.
Selanjutnya..
Akhir-akhir ini gatau kenapa aku ngerasa semua manusia berisik banget. Berisik yang sampe bikin eneg. Tiap kali liat update media sosial mereka (yang aku ga peduli about him/her), rasanya kek 'asli orang ini oversharing banget dah'. Pengen di mute batbatbat, tapi ujung-ujungnya nggak aku mute karena duh effort banget ya bun. Trus tiap kali orang sharing tuh dipikiran aku kayak 'dia real-nya emang kek gitu banget apa? keknya kaga dah', atau bahkan 'yaelah gitu doang di post'.
Fyuh yaampun jahat dan kotor banget kali yak hati gue sampe bisa mikir kek gitu. Tapi jujur, rasanya eneg tiap too much information yang nggak aku perluin 'terlanjur' keserep sama memori otak ini. Hadeuh. Memang sepertinya kita masih harus lenyap dari muka bumi ini untuk sementara waktu.
Oiya btw aku juga orangnya suka bat oversharing, overinstastory coveran-ku yang gembel ini suaranya. Jadi maavkan kalau ternyata selama ini storyku hanya bikin noisy-noisy lain dalam hidup kalian.
Solusinya apa? Ya adalah beberapa kepikiran, tapi mager buat ditulis.
Intinya, sekarang ini lagi mager banget berinteraksi atau 'sosoan peduli' sama hidup orang yang nggak aku care tentang dia. Kek pen aja konten sm hidup sendiri dan orang-orang yang menurut aku meaningful. Sekian.
2 notes
·
View notes
Text
What did you eat yesterday?
Akhir-akhir ini aku dipaksa (oleh diri sendiri) memikirkan alasan, kenapa kamu betah di kota ini? Setiap kali orang-orang bertanya, jawabku sekenanya "aku suka makanan di sini, hahaha!"
Menurutku, alasan ini adalah yang paling praktis menjawab pertanyaan basa-basi atau karena memang rasa ingin tahu.
Ngomong-ngomong, setiap hari aku rindu masakan rumah, masakan Mama tentunya. Obrolan kami di chat atau telpon setiap hari adalah saling memastikan ngana so makang? Mama masak apa hari ini? Tadi malam makang apa? Kemarin makang apa?
Aku tidak mengira bahwa pertanyaan-pertanyaan itu menjadi sangat berarti akhir-akhir ini. Dulu kupikir orang hanya basa-basi menanyakan sudah makan atau belum. Namun pada orang-orang terdekat kita, ternyata pertanyaan itu adalah bentuk kekhawatiran yang paling jujur, ygz? Walaupun sampai malam ini aku belum pernah lupa makan sih🙂
Setelah sembuh dari parosmia setahun yang lalu, relasiku dengan makanan kembali seperti semula. Rasanya aku selalu ingin merayakan makanan apa saja yang bisa kumakan dan menyantapnya dengan penuh perhatian. Gambar makanan bertubi-tubi di bawah ini adalah bagian penting dari cerita adaptasiku di tempat baru, meski gak baru-baru amat…
Bulan lalu waktu lagi di desa, aku dan Purwanti nemu Mie Kuah yang jualan depan dapur arang pas lagi laper-laparnya , tadinya kita ragu-ragu, tapi, kok enak! Karena gak ada namanya kita namain aja Mie Dapur Arang.
Sebagai pecinta mie selamanya wkwk, aku juga gak pernah melewatkan hari-hari di desa tanpa makan Mie Afung yang buka sejak tahu 80-an di Batu Ampar. Makanan penyelemat tiap kali bingung sama pilihan makanan di desa yang kebanyakan santan.
Ada Ikan kembung asin yang kumakan di rumah Kak Ati, tetangga baik hati yang tinggal dekat basecamp kami. Rasa ikan asin ya asin aja, tapi makan rame-rame dan jadi akrab dengan mereka terasa lebih nikmat
Btw, kemarin aku agak capek dan laper, jadi masak indomie goreng kan biar cepet. Eh malah kutuangin kuah sepanci…yaelah fatimah~
Tapi ternyata aku paling cinta Sup Ikan Sayur Asin, karena ku baru sadar rasanya mirip ikan kuah kuning masakan Mama, tanpa sayur asin. Janji sih ke diri sendiri bakal belajar bikin sayur asin biar bisa makan sup ini kapan aja.
Jadi, kemarin kamu makan apa?
6 notes
·
View notes
Text
Gen
“Mbak Millen--”
Diikuti suara ‘bruk’ keras dokumen-dokumen tebal yang, yah, memang sepertinya sengaja dibanting, ke atas meja. Yang dipanggil mengernyit, melihat juniornya Zee memasang tampang muram.
“Udah semua?” katanya tidak begitu peduli dan langsung lanjut fokus ke layar laptopnya lagi.
“Cuma segini DOANG sih filenya,” Zee duduk di samping Millen, “Mbak.”
“Apa?”
“Kan cuma segini nih”, ia menepuk gunungan berkas setengah meter di atas meja, “boleh gak aku cuti seminggu--no, tiga hari. Tiga hariii aja, Mbak.”
“Gak.”
“Please, Mbak. Gue butuh healing.”
Millen berhenti mengetik di laptopnya. Dialihkan pandangannya pada Zee seraya tersenyum lebar. “Lo butuh? Gue juga butuh. Lo mau gila? Gue juga. Tapi deadline-nya minggu depan, Zee. Kalo gue back-up kerjaan lo juga, gue harus bersekutu dengan iblis buat perpanjang nyawa gue biar gue gak cepet mati.”
“Tapi, Mbak, Mental health gue lagi gak baik-baik aja. Aku depresi ringan.”
“Lo kenapa? Gara-gara omongan Pak Bumi? Cuekin aja lah. Itu sindrom pra-pensiun. Lo tau kan ibu-ibu kalo mau menopause ada perimenopause syndrome, marah-marah mulu. Nah, Pak Bumi lagi di fase mirip-mirip itu.”
“Gak tau, Mbak. Mungkin burnout aja gue. Baru lulus kuliah terus kerja, kerjaannya kayak gini. Gak ada work-life balance-nya. Bosnya toxic. Gaji juga cuma UMR gak dua digit kayak orang-orang.”
“Yaelah, Zee. Lo tuh harusnya bersyukur baru lulus udah kerja. Lo mah mending gaji UMR karena fresh graduate, lah gue tujuh tahun kerja gaji segitu-segitu aja,” Millen mendengus.
“Depresi tuh bukan masalah bersyukur atau enggak, Mbak. Aku juga gak mau depresi kok.”
Tangan Millen meraih punggung Zee, ditepuk-tepuknya pelan. “Lo ke psikiater apa ke psikolog? Dikasih obat?”
“Belum, Mbak.”
“Maksudnya?”
“Aku tuh udah 2 hari ini susah tidur. Rasanya overthinking terus, sediiiih terus, gak tau kenapa. Badan capek padahal aktivitas sama aja. Aku coba googling, katanya sih mild depression gitu,” ujar Zee serius sambil mencoba menunjukkan history browser-nya.
“Zee...”
“Hm?”
“Jadi lo diagnosis sendiri?”
“Enggak kok, Mbak, ini ada mental health quiz--”
“Zee,” Millen melembutkan suaranya, “Lo tuh mungkin bukan depresi.”
“Depresi, Mbak, cuma belom ke psikiater--”
“Lo tuh kena efek Venus konjungsi Saturnus,” Millen mengambil kertas dan pensil kemudian membuat titik titik dan garis. Ditunjukkannya gambar itu pada Zee.
“Ini apaan, Mbak?”
“Posisi Venus lagi sejajar Saturnus, ini yang bisa bikin orang merasa sedih. Belum lagi bulan juga lagi sejajar sama Pluto...”
“Apaan sih, Mbak. Kalo gara-gara itu semua orang pada berobat dong, RSJ penuh. Gak masuk akal.”
“Tiap orang beda-beda, tapi karena lo virgo, dampaknya lebih parah di elo, Zee.”
“Zodiak gue aja libra.”
“Mungkin moon atau sun sign lo virgo. Coba cek deh.”
Zee cuma bisa mengernyitkan alisnya.
“Lo tuh sebenernya virgo banget, Zee. Lo aja kemaren kesel banget waktu planning yang lo susun berantakan.”
“Mbak... Gue begadang nyusun schedule yang superrr mepet biar agenda semua jalan sesuai kemauan klien, terus tau-tau Pak Bumi minta semua direvisi gara-gara dia salah ngasih tanggal. Menurut lo zodiak aries atau gemini kesel gak kalo digituin, Mbak?”
“Yaudah, intinya kan elo baik-baik aja, cuma kena efek Venus sejajar Saturnus.”
“Apa siiih? Please, Mbak, mental health aku gak baik-baik aja, aku butuh cuti.”
“Kalo elo cuti, mental health gue yang gak baik-baik aja!”
Zee melirik jam di ponselnya. Kemudian mulai gelisah. “Mana sih, Pak Bumi, udah jam sepuluh belom dateng. Katanya pagi mau meeting. Gimana mau ngajuin cuti deh?”
Tring.
Panjang umur. Suara notifikasi pesan masuk di whatsapp web Millen dari Pak Bumi. Zee ikut mengintip.
‘Saya ke kantor sorean, ya. Ada urusan, jam tangan saya rusak. Matot. Mati total. Haduh. Ada2 aja. Mana mahal lagi. Meeting kamu handle dulu.’
Zee mengepalkan tangannya. Refleks mulutnya mencelos, “KAMP--”
Millen meletakkan telunjuknya di depan mulut Zee. Ia menggeleng sekali, mengisyaratkan pada juniornya yang kurang pengalaman itu bahwa sikapnya kurang tepat. Tangannya kemudian mengetikkan balasan di laptopnya dan sengaja menunjukkannya pada Zee; begini caranya seorang profesional merespons pesan dari atasan.
‘Siap, Pak 🙏 ‘
18 notes
·
View notes
Text
Bingung deh. Ku tuh pengen bgt pilih 01 sebetulnya. Tapi entah ada trauma apa gimana, ku masih belum bisa moveon banget dari pilgub 2017. Gimana seremnya mainan politik identitas waktu itu. Pak Ahok masuk penjara. Takut. Untuk orang yang Muslim aja aku takut itu kejadian lagi. Apalagi teman-teman minoritas…
03 tuh sebetulnya pas dibaca-baca lagi visi-misinya OK banget. Timnya juga super-super grassroot bukan elitis yang lulusan S2 Ivy League/Oxbridge, jadi sepertinya lebih dekat ke realita kehidupan kebanyakan orang Indonesia. Prof Mahfud juga mood banget betul-betul akademisi & praktisi sejati. Cuma masih harus belajar bener-bener aja ni track recordnya Ganjar gimana. Si Wadas ini gimana.
Enaknya kalo 03 menang juga (ini biased karena status quo aku), orang-orang yang udah di atas sekarang kemungkinan gaakan ganti-ganti banget. Kebijakan yang udah ada ga akan diganti, tapi bakal dilanjutin aja dan hopefully di-improve. Jauh lebih stabil kalau kaya gini. Daripada dirombak lagi yang betulan ganti orang, orangnya harus adaptasi dulu, kemudian dia mau ninggalin “legacy” sehingga semua program yang sudah berjalan dengan baik bakal diotak-atik sama dia. Return dari programnya juga akhirnya jadi ga kelihatan selama 5 tahun vs kalau program yang udah jalan 10 tahun belakangan dilanjutin aja.
Betul-betul “yaelah non moment” banget karena apa gunanya 1 suara saya dibandingkan puluhan juta suara lainnya. Ditambah kita semua udah bisa nebak siapa yang bakal menang: kalau MK aja bisa diotak-atik, apa yang membuat kita confident KPU gak bisa diintervensi??!
Tapi terlepas dari betapa kecilnya peran suara kita, semoga teman-teman juga tetap meluangkan waktunya untuk berpikir keras-keras sebelum tidur (seperti yang sedang saya lakukan ini), dan berdoa, semoga apapun hasilnya itulah hasil terbaik yang Allah kasih buat kita. Amin Ya Robbal Alamin.
Flat 39 Castle Mill 23.04 28/01/2024
10 notes
·
View notes
Text
Kengerian terbesar yang seharusnya kita waspadai adalah ketika kita merasa nyaman, apalagi bangga, dengan dosa hingga yang tersisa hanyalah kemampuan melemparkan kesalahan.
"lagian kenapa Allah ga ngejaga gue dari awal,"
"ini semua salah orangtua gue, kalo mereka sayang sama gue gabakal juga gue begini,"
"yaelah gue belum seberapa dibanding orang lain yang lebih parah,"
"inimah merekanya aja yang terlalu berlebihan dalam ketaatan,"
"apaansi gausah sok suci, coba belajar bertoleransi bisa kali"
dan sederet contoh kalimat lain yang, sungguh, amat sangat mengerikan.
Ingatlah. Saat kita membela manusia—baik orang lain maupun diri kita sendiri—yang berbuat dosa, maka di saat itulah kita sedang membiarkan umat manusia kehilangan jiwa dan akal sehatnya.
2 notes
·
View notes
Text
Ramadan #27
Would you sacrifice yourself for a stranger?
Kelen tau gak pertanyaan ini ngingetin gw sama siapa?
Sama Suzume wkwkw ✌️
Even talking about having a kid with my partner, I have to discuss and discuss all over again, because I know I'll be the one who sacrifices and suffers more as a mother. I still can't fully agree with it. Then, why must I sacrifice myself to a stranger?
Mungkin kadar "sacrifice"-nya bukan yang tinggi-tinggi amat ya, kalo untuk sekedar bantuin anak-anak nyebrang jalan ato bantuin barang bawaan orang tua yang banyak, yg berbau common sense, I will do. Itu bentuk sacrifice juga meski sebenernya gak perlu dihitung-hitung banget yaelah hw lu kaya gak pernah dibantu orang lain aja. Tapi kalo untuk tiba-tiba disuruh menikah dengan orang yg menurut ortu mah baik bgt sempurna bgt tapi masih asing di mata gue, mongmuff. I love my shitty life more than gambling living with a stranger.
6 notes
·
View notes