#xavier-jady
Explore tagged Tumblr posts
Text
Putra Asli Timor-Timur Brigjen TNI João Xavier Barreto Nunes Jadi Danrem Kupang
Hatutan.com, (19 Februari 2024), Kupang – Brigjen TNI João Xavier Barreto Nunes, putra asli Timor-Timur yang kini menjadi negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Senin kemarin (19/02/2024), dilantik menjadi Komandan Komando Resor Militer 161 Wira Sakti Kupang. Continue reading Putra Asli Timor-Timur Brigjen TNI João Xavier Barreto Nunes Jadi Danrem Kupang
View On WordPress
0 notes
Text
I have hope it'll be better here than on TikTok
Ask or Dare my Playtime At Hot Dog Hills AU
Things you need to know :
- Julius, James and Ike (from Alice Comedies) made a deal with Chernabog and became Cartoon Cat, Cartoon Dog and Cartoon Mouse. Julius is Mickey and Oswald's half brother, he's half-mexican and grow up with his mother. He's married to James and Josephine (his cat love interest from the cartoons) and they have two children Oscar and Ophelia (oc, they're both adopted). James is a transgender male and both he and Julius are bisexuals, Julius is sex-repulsed asexual, Ike is non-binary and is dating Speedy Gonzales
- Oswald and Fanny are twins cause they were sibling once in the Hansel and Gretel cartoon and because I can't see them as being ever together
- Mickey is married to Minnie, Alice Angel and Bendy and before you guys start, in-universe the first Bendy cartoon premiered in 1929, a year after Mickey's debut. They have 6 children, Elmer, Bendy Junior (BJ, based on the Bendy from BATDR), Julie, Alexandria, Adelia and Angelica (they're triplets and Adelia has phocomelia, she does not have a left arm). Julie is a mouse while the triplets are nephilims
- Flip and Willie are adopted, Flip adopted a mouse who share Willie's name
- Felicity and Amalia are two different characters and are married, Amalia is dutch and the twins' stepmother who's been here since their birth
- They have another sibling named Fabio who's based on a turkish drawing I found on the McDuck Wikia (in french PicSou Wiki), he and Willie are the only ones without kids
I already wrote a lot about them on my older posts but I'll put it there
- Goofy's sister Gabby Pickett adoped Alvin/Bubba Bubbaphant, she's also Gibert and Debbie's mother, her husband is named Lucius
- Huggard/Huggy Wuggy and Missy/Kissy Missy adopted Amethyst "Amy", Amber, Lime Lemon, Rose, Iris, Peppermint "Pepper", Cotton Candy (the Mini Huggies), Thierry (Xavier's son), Blake/BullTrap, Jady/CatScratch, Amanda "Mandy"/Bobby Bearhug, Theodore "Theo"/CatNap and Poppy.
- Lovey is married to Billy Beagle and have a baby daughter named Holly Beagle
- Molly/Mommy Long Legs created are children Carlson/Brother Long Legs, Cindy/Sissy Long Legs and Jasper/Baby Long Legs. John/Daddy Long Legs is smaller
- Daisy and Thomas adopted Buddy/Bunzo Bunny and Kazi/Baby Bunzo
- Brick and Boulder adopted Megan/Hoppy Hopscotch and Calista "Cali"/CraftyCorn
- Albert and Petulia O'Hara adopted Wyatt/KickinChicken, Cyrus/DogDay and Olivia/PickyPiggy
- Cathy/Cat-Bee and Candy Hunnie adopted Edric/Jerry Giraffe, Serena "Nana"/Molly McMoo, Todd/Frowny Fox, Leo/Clever Claws, Sunny/Jolly Jaws and Darell/Silly Shelly
- Roxy, Soxy and Paul are Bobbi/Boxy Boo and Barbie/Box She Boo's kids rather than Boxy Boo's younger siblings
-Molly and Cathy are stepsisters
Already answered questions :
- Are Huggy Wuggy and Kissy Missy dating ? They were married for 19 years before being turned into toys
- Is Huggy Wuggy a shy boy ? He's more of an introvert than shy
- Are CatNap and Bobby Bearhug dating ? As you can see they are siblings in this AU and I don't ship the Smiling Critters anymore so don't ask for anything romantic
Want to know more ? Just ask :)
PLEASE ASK AND DARE THEM
#gametoons#poppy playtime#mickey mouse comics#mickey and the roadster racers#mickey and friends#smiling critters#poppy playtime au#forgotten critters#ask#i'm desperate
6 notes
·
View notes
Text
XAVIER IV
Vier, kalau bercerita tentang kamu rasanya gak pernah berhenti buat kagum. Gimana gak, anak bayi yang dulunya cuma bisa nangis gak tau maunya apa tiba-tiba udah bisa diajak diskusi warna cat rumah dan pilihanmu selalu lebih bagus daripada pilihan mami. Apalagi kalau disuruh milih duit merah atau biru, jago banget pilihnya merah melulu. Hebat memang calon penerus bapak.
Vier, gapapa kalau belakangan ini lagi pakai mode nyebelin dan ngeselin, gapapa vier kamu masih dimaklumin kalau ngerengek nangis gak dapet apa yang kamu mau. Dulu juga mas gitu, bahkan gak pernah diajarin untuk berbagi apalagi menerima penolakan mana pernah, tapi santai nanti sub bab tentang berbagi dan menerima penolakan ini akan dibahas saat kamu mulai dewasa nanti. Tenang aja, nikmati dulu ya.
Sejak ada Xavier, mas jadi punya tujuan hidup. Lalu harus bertanggung jawab penuh untuk hidup Xavier kedepannya. Harus paham kalau ternyata sulit ya menjadi orang tua pengganti, sulit juga ya belajar mengerti dan memahami, lebih sulit lagi menjelaskan kenapa Xavier harus kehilangan bapak, dan banyak hal sulit lainnya.
Tapi gapapa vier, ayo kita hadapi semuanya bersama-sama. Walaupun mas yang di depan terus, Xavier nikmatilah dulu sembunyi di belakang mas sampai badan mas sudah tidak bisa lagi menutupi badan kecilmu.
2 notes
·
View notes
Text
Miguel, Miguel. Kamu Siapa?
10 Januari 2004, di Surabaya.
William Chandra Angkosubroto dan Dyah Ayu Pitaloka Jayawardhana menyambut kehadiran putra bungsu mereka, yang diberi nama Miguel Xander Angkosubroto. Keluarga Angkosubroto dan Jayawardhana turut bergembira dengan kehadiran Miguel, yang melengkapi kehidupan rumah tangga William dan Dyah.
Kehadiran Miguel pun disambut bahagia oleh Kakak laki-lakinya, putera sulung William dan Dyah, Mikhael Xavier Angkosubroto yang lebih tua 4 tahun dari Miguel. Tak ada rasa iri, hanya ada rasa bahagia menyambut kehadiran adik laki-laki yang selalu Mikhael panggil Mogu.
Bukankah itu kehidupan yang nyaris sempurna?
Latar belakangnya bukan main dengan William yang merupakan seorang pengusaha yang terjun ke dunia politik, bahkan karirnya sangat cemerlang di dunia politik. William dipercaya untuk duduk di kursi DPR RI, yang saat ini merupakan periode ketiga bagi William. Sedangkan Dyah, Putri kedua dari keluarga Jayawardhana yang memiliki darah biru disamping menjadi seorang ibu rumah tangga, Dyah mewarisi bisnis batik serta perhotelan dan membangun bisnis restoran yang cabangnya tersebar di Pulau Jawa.
Bahkan jika orang tuanya tidak dihitung, dengan dinasti Angkosubroto dan Jayawardhana yang terus berjaya, tentu hidup seorang Miguel bisa dikatakan sudah aman. Masa depannya cemerlang, hanya perlu mengikuti jalan yang sudah dibangun oleh keluarganya.
Meski terlahir dengan sendok emas tak membuat Miguel menjadi orang yang sombong dan arogan. Sebaliknya, Miguel tumbuh menjadi anak yang ramah dan senang bergaul dengan banyak orang tanpa mempedulikan latar belakang mereka. Tapi ada satu yang paling menonjol dari Miguel, karena dirinya tumbuh di lingkungan yang nyaris sempurna membuatnya tone deaf—tak jarang mulutnya itu mengeluarkan pendapat yang nyeleneh. Bukan karena sombong, tapi karena hidupnya memang seenak itu.
Kekagumannya terhadap sang ayah membuat Miguel memutuskan untuk meneruskan pendidikan ke Jurusan Hukum di salah satu Universitas ternama di Indonesia, Universitas Indonesia. Miguel menerima dukungan penuh dari keluarga terutama Papanya yang memang menginginkan Miguel untuk menempuh dunia hukum, berbeda dari Kakaknya yang fokus ke dunia bisnis.
Jadi, apa kamu siap mengikuti kisah Miguel?
0 notes
Text
𝗦𝗘𝗠𝗨𝗔 𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚𝗠𝗨; 𝗦𝗘𝗟𝗔𝗟𝗨
Hal Paling Berkesan Di Posa
Banyak banget hal berkesan disini, tapi aku pilih pas bagian greeting dan mejeng di weekly schedule! I love bonding, jadi di greeting aku berusaha maksimalin interaksi walaupun ga semua diving tapi gapapa guys, i love you. Nanti kita bonding lebih banyak ia
Yang Paling Diingat Dari The Fairys
Bang Xavier ini keliatan tegas banget walaupun gitu, masih ada sisi jamet dikit dan bau sad boynya kuat banget. Btw abang, sorry to say but tiap kali liat kamu tuh bawaannya keinget pacarku kenapa ia, kaya... Bjil mirip pacarku ajeee (tapi pacarku ga sad boy), boleh kapan kapan kenalan kaya pinang dibelah dua(?)
Kalo Arka tuh dulu divingnya rajin ya pas aku masih pdkt, terus kalo sekarang yang paling aku inget arka itu bucin! Aku suka liat bucinan sama oa tetangga itu loh
Si lucu Dara, ini mah dari awal udah bawel banget oek. Lucu seperti kucing dan forever my baby! Vibesnya juga ceria banget, terus bokem but babynya kerasa banget, aku suka tiap liat dara
Pilih 2 Lagu/Tahapan Favorite
Kalo lagu aku pilih pertemuan singkat sama seandainya, kalo tahapan aku pilih terlalu lama (kalo ga salah) sama seandainya
Pesan Untuk The Romancer
Halo temen temenku! Ga kerasa udah mau pisah aja nih kita, aku sejujurnya sedih sih karna ngerasa deketnya sama itu itu aja... Entah aku yang kurang nyapa kalian di tl lalu akhir akhir ini aku jarang diving atau kalian yang emang lagi ada kesibukan jadinya jarang diving dan muncul di mentabku, hm idk ya. But I hope abis ini kita bisa ngobrol lebih proper ya, jangan sungkan buat jbjb upcharku atau tweet randomku karna tbh aku juga sering gitu kok kalo lagi gabut! Makasih ya udah jadi temenku, makasih udah ngobrol sama aku, maaf aku belum sempet reach out kalian dengan proper juga. Kalo aku reach out setelah Posa selesai gapapa kan? I mean like, aku kalo misalnya gabut suka tiba tiba mention soalnya hehe, jadi pls tanggapin aku...? Jebal?🥺 Udah ia kayanya segini aja, soon aku diving dan jbjb kalian jadinya tunggu aku di mt kalian ya
Pesan Singkat Untuk Diriku Sendiri Setelah Melewati 3 Tahapan Bersama
I just realized kalo semua tahapan ini pernah aku alami sendiri, dari nt, cinta yang berbalas dan juga kata seandainya yang hanya jadi penyesalan. Tapi bukankah itu memang yang dinamakan siklus kehidupan? Mau ga mau, kita juga akan alamin fase itu dan you did well Katharina, kamu bisa lewatin tiga tahapan itu dengan baik walaupun awalnya emang ga baik baik aja sih. Tapi setidaknya setelah ini mungkin bisa jauh lebih ikhlas dan kuat ketika harus melepaskan sesuatu yang bukan untuk kita, berhenti menggenggam sesuatu yang sudah gamau digenggam atau sesuatu yang memang ditakdirkan untuk pergi. Setelah ini, ayo lebih kuat? Kita memulai lembaran baru, dengan cerita baru yang lebih baik juga.
0 notes
Text
Happy 1st Anniversary Oyinkuu
Happy 1st Anniversary, Zerrovin Xavier Montero, my most handsome love hohoho. I can’t believe we’ve made it through a whole year with all the ups and downs we’ve faced… Feeling a bit emotional looking back on our journey this past year :( I really didn’t expect us to reach one year…
Wkwkwk, maybe if I hadn’t texted you, we never would’ve met, huh, baby? I’m so grateful that I messaged you and fell for you so recklessly, and then you fell for me too—YESSS, I pulled the right card!
Baby, I know I’m far from being the perfect girlfriend. In fact, I probably have a lot of shortcomings… I’m truly sorry, from the bottom of my heart, I apologize… When I realized I almost made you feel empty and disappointed, I really blanked out—I couldn’t even think… All I could think was, “How much pain have I caused you…” It’s always me causing the issues in our relationship… Yet, you always accept me, even though I often let you down… I’m sorry if I haven’t fixed certain things about myself or if I still come off as lacking in your eyes.
Happy 1st Anniversary, baby. Thank you so much for the memories and moments over this past year, they mean the world to me. I’m so grateful to have spent this past year with you. I hope we can create even more memories together in the future. I love you, Oyin!
oiya aku ga pinter bikin playlist ajshsjsjs, jadi aku cuma punya 1 lagu yanh bikin aku seneng keinget kamu (aku gatau ini lagunya bikin kamu suka apa gak, tapi dengerin yaaaa)
0 notes
Text
‧₊˚✧ ❛[ who to write about next? ]❜
╰₊✧ contains: the chronicles of narnia, xmen, pirates of the caribbean, the hunger games, girl from nowhere, squid game (s1), the great gatsby, mean girls (2004 & 2024), misc characters & films, misc hugh jackman characters ╰₊✧ characters with italicized (& bolded) names are my favorites! characters with * behind their names are those who i will not write smut for!
₊˚ʚ 💌 coming soon: hannibal!!
₊˚ʚ 💌 the chronicles of narnia ₊˚✧
peter pevensie ⊹ susan pevensie ⊹ edmund pevensie ⊹ lucy pevensie* ⊹ caspian x ⊹ jadis ⊹ mr tumnus*
₊˚ʚ 💌 xmen ₊˚✧
logan howlett ⊹ ororo munroe ⊹ jean grey ⊹ scott summers ⊹ kurt wagner ⊹ anna marie ⊹ charles xavier ⊹ erik lehnsherr ⊹ emma frost ⊹ raven darkhölme ⊹ laura kinney
wade wilson ⊹ vanessa carlysle ⊹ ellie phimister ⊹ yukio ⊹ neena thurman ⊹ cassandra nova ⊹ francis freeman ⊹ wanda wilson
₊˚ʚ 💌 pirates of the caribbean ₊˚✧
jack sparrow ⊹ elizabeth swann ⊹ william turner
₊˚ʚ 💌 the hunger games ₊˚✧
katniss everdeen ⊹ peeta mellark ⊹ finnick odair ⊹ johanna mason ⊹ haymitch abernathy ⊹ effie trinket ⊹ gale hawthrone ⊹ annie cresta
glimmer belcourt ⊹ cato hadley ⊹ clove kentwell* ⊹ finch crossley* ⊹ cashmere ritchson ⊹ enobaria golding ⊹ wiress plummer
young! coriolanus snow ⊹ lucy gray baird ⊹ sejanus plinth ⊹ tigris snow ⊹ clemensia dovecote ⊹ coral ⊹ treech ⊹ lamina ⊹ reaper ash
₊˚ʚ 💌 girl from nowhere ₊˚✧
nanno ⊹ yuri ⊹ tk ⊹ jenny ⊹ junko
₊˚ʚ 💌 squid game ₊˚✧
seong gi-hun ⊹ hwang jun-ho ⊹ hwang in-ho ⊹ the salesman ⊹ the pink guards (kang no-eul, the officer, the manager)
kang sae-byeok ⊹ cho sang-woo ⊹ ji-yeong ⊹ ali abdul ⊹ han mi-nyeo
cho hyun-ju ⊹ kang dae-ho ⊹ kim jun-hee ⊹ choi su-bong ⊹ lee myung-gi ⊹ kim young-mi ⊹ nam-gyu ⊹ se-mi ⊹ park min-su ⊹ park gyeong-seok ⊹ kang mi-na
₊˚ʚ 💌 the great gatsby ₊˚✧
jay gatsby ⊹ nick carraway ⊹ jordan baker ⊹ daisy buchanan ⊹ myrtle wilson
₊˚ʚ 💌 mean girls (2004 & 2024) ₊˚✧
cady heron ⊹ regina george ⊹ karen smith/karen shetty ⊹ gretchen wieners ⊹ janis ian
₊˚ʚ 💌 misc characters ₊˚✧
rodrick heffley (diary of a wimpy kid) ⊹ scarlett o'hara (gone with the wind) ⊹ pearl (2022) ⊹ cruella (2021) ⊹ maleficent (2014) ⊹ elle woods (legally blonde) ⊹ edward scissorhands (1990) ⊹ seok-woo (train to busan) ⊹ elizabeth sparkle/sue (the substance) ⊹ carrie white (1976)
jennifer's body (2009) jennifer check ⊹ anita "needy" lesnicki
the barbie movie (2023) margot robbie's barbie ⊹ ryan gosling's ken
speak no evil (2024) patrick "paddy" feld ⊹ ciara feld
ella enchanted (2004) ella of frell ⊹ prince charmont
misc hugh jackman characters leopold mountbatten (kate & leopold) ⊹ the drover (austrailia) ⊹ eddie alden (someone like you) ⊹ pt barnum (the greatest showman)
29 notes
·
View notes
Text
"La Chasseuse Purificatrice aux Ailes Solaires,
le Bannisseur de Corruption aux Queues Fluviales,
et l'Ange Guérisseur à la Couronne Venteuse."
"Les trois Gardiens de la Santé, divinités ancestrales de la région ayant jadis maitrisé le Cataclysme. C'est à cette destinée légendaire et héroïque que sont promis ces trois Pokémon."
"Toutefois, ces trois "élus" en pleine croissance auront chacun besoin d'un partenaire."
"Je caresse l'espoir que tôt ou tard, avec ou sans l'aide de nos chercheurs, ils finiront par le trouver… et le choisir."
Xavier Érab, professeur Pokémon de la Team Biomatrix / Note personnelle du journal de bord de l'équipe des chercheurs.
Lien vers les nouveaux Pokémon :
Pangolien :
https://www.tumblr.com/skhyruler/755376935803256832/voici-toute-la-page-pok%C3%A9dex-de-pangolien-r%C3%A9partie?source=share
Chaufsolaire :
https://www.tumblr.com/skhyruler/755376940699058176/voici-toute-la-page-pok%C3%A9dex-de-chaufsolaire?source=share
Renaqueux :
https://www.tumblr.com/skhyruler/755376944274620416/voici-toute-la-page-pok%C3%A9dex-de-renaqueux-r%C3%A9partie?source=share
✏️ Design : Skhyruler 📕 Collection : Pokémon Outbreak Project ©️ Copyright de la licence : GAME FREAK/Nintendo/The Pokémon Company/Creatures
#pokemon#fakemon#skhyruler#pokedex#fire type#grass type#water type#type plante#type feu#type eau#armatreelo#magmuncher#caskit#violet#dark#horror#fanmade#pokémon starters#project#outbreak#pangolien#chausolaire#renaqueux#windyllo#batmosphere#typhocyon
0 notes
Text
Pada bulan April 2023 yll saya dimintai.izin oleh Maarif Institute untuk memasukkan tulisan saya "Takziah Obituari atas Meninggalknya Buya Prof. Ahmad Syafii Maarif". Tulisan tersbut saya buat dalam bentuk cerita, yg saya post di FB saya. Jadi tulisan saya datar saja
Saya mengenal Pak Syafii sejak pertengahan th 1960-an, sebagai mahasiswa IKIP Karangmalang, asal dari Padang, yang kost/mondok di dalemnya Mbah Kiai Amir, Pak Denya Kang Charris Zubair; dan Mbah Kiai Ahmad, Mbahnya Lik Darwis Khudlori, Selokraman, Kotagede, Yogya, yg sekarang mengajar di Le Havre Universite, Perancis. Orangnya ramah dan rajin mengikuti.kegiatan kampung, yg menurut cerita Kang Jamhani Hamim , suka ikut impleng/ronda, setiap.malam Rabu.
Pada saat itu Bapak.saya.yang.menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah Kotagede, dari menjelang Gestapu, sampai setelah Gestapu, sering minta tolong kepada Pak Syafii untuk dibuatkan.pidato dalam bahasa Melayu (Bahasa Indonesia). Karena Pak Syafii sering menulis di koran Mercu Suar, yg kemudian menjadi Masa Kini.
Ada beberapa moment kebersamaan saya dengan Pak Syafii, yang saya ingat.
Ketika Pak Syafii akan kembali ke Chicago setelah berlibur di Indonesia, pada akhir th 1970-an, saya menemani Pak Syafii Maarif berpamitan kepada Menko Kesra.
Ketika Prof. Fazlurrahman, gurunya sewaktu kuliah di Chicago, penulis buku "the Major Themes of Al Qur'an", bersama isterinya datang ke Jakarta, menghadiri "International Conference on the New Approach to Islamic Research" di LIPI, Jakarta, pada th 1987, saya diajak oleh Pak Syafii untuk menemuinya. Saya masih menyimpan foto dokumentasi kami berempat. Hadir juga pada waktu itu Prof. Dr. Mahmoud Ayyoub dari Temple University, Philadelphia; Prof. Dale Eickelman, dari University of New York, Dr. Surin Pitsuwan yg waktu itu menjadi dosen di Thammasat University, Bangkok, sebelum menjadi Menlu Thailand dan Sek Jen ASEAN, dll.
Ketika saya mengemukakan bahwa tajdid Muhammadiyah saat itu dilakukan oleh masyarakat basis dalam kelompok Jamaah dan Dakwah Jamaah, dengan berbagai inisiatif gerakan sosial di tingkat basis dengan menerapkan teologi almaun; saya kemudian diwawancarai oleh Prof. Dale Eickelman, yang pakar anthropologi. Dia meminta tulisan-2 saya, yang akan diterjemahkan oleh mahasiswanya yang berasal dari Indonesia. Dia menyebut nama Yusron Asrofie, asal Kotagede, yg sedang mengambil program MA di NYU. Saya sendiri baru berkunjung ke NYU, di New York, pada musim panas 1990.
Ada peristiwa mengesankan, ketika selama tiga hari tiga malam saya bersama Buya Syafii tinggal sekamar di sebuah hotel di atas Kuala Lumpur, menghadiri World Dialog ttg Globalisasi, Agama-agama dan Perdamain, yang digelar oleh "Just " (International Movement for the Just World) yg dipimpin oleh sahabat lama Prof. Dr. Chandra Muzaffar, yg pernah berkunjung ke rumah kami di Jkt. Hadir para tokoh perdamaian dan agama-2 seperti Richard Falk dari Princeton; Paul F Knitter dari Xavier Univ, Cincinati; Mahmoud Ayyoub, dari Tempel U Philadelphia; Justice Baghwati, hakim agung dari India; Swami Agnivesh, mantan Menteri Pendidikan India, yg pernah menginap di rumah kami di Jkt; Ajarn Sulak Sivaraksa, pendiri INEB, tokoh Gerakan Indeks Kebahagiaan Nasional Bangkok, yg pernah berkunjung ke rumah kami dua kali; Chawiwat Sattha Anand, tokoh stud perdamaian dari Thammasat U, Bangkok; Tansri Razali, perwakilan Malaysia di PBB; Ghazali Basri, Rektor Darul Hikmah, Kajang, Malaysia; dll.
Dari Indonesia hadir kami bertiga; Buya Syafi'ie Maarif, Kang Prof. Dr. Cecep Syarifuddin, putra Abah Falak Pagentongan Bogor, menantu KH Anwar Musaddad, Garut dari PB NU. Richard Falk, Mahmoud Ayyoub dan saya adalah anggota International Advisory Panel dari "Just", International Movement for the Just World, seumur hidup (for life).
Buya Syafii bersama saya juga diundang Round Table bersama Prof. Dr. Syed Hossein Al Attas, tokoh ilmuwan Malaysia, penulis buku "The Sociology of Corruption", "the Mith of the Lazy Native" pada th 1970-an, mantan Vice Chancellor (Rektor), Universiti Malaya, bersama Paul Knitter di lembaga pendidikan dinas luar negeri Malaysia.
Pada Milad 100 th Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta, 18 Desember 2018, saya sempat mendampingi Buya Syafii bersama Mbak Dr. Noordjannah Djohantini, Ketua PP 'Aisyiyah, yg juga alumni Muallimat. Ibu saya tammat dari Muallimat Muhammadiyah Yogya, pada th 1942. Adik kelasnya Bu Sa'adah istri Prof. HM Rasyidi.
Buya Syafii di pergaulan antar bangsa dan kalangan diplomat.
Buya Syafii Maarif juga dihormati di pergaulan antar bangsa dan di kalangan diplomat. Ada kenangan bersama Buya Syafii, diundang oleh Duta Besar Australia, Richard Campbell Smith, untuk pertemuan dengan Perdana Menteri Australia John W. Howard, sambil makan siang di sebuah hotel di Jkt, bersama mantan Menteri Luar Negeri RI, Ali Alattas, mantas Dubes RI untuk Amerika, Amb Dr. Arifin Siregar dll, pada th 2002.
Pada th 2003 atau 2004, Buya Syafii bersama saya juga diundang pertemuan dan makan siang bersama Jaksa Agung Australia Daryl Robert William, di sebuah hotel di Jkt. Pada th 2005 saya bersama Mas Rozie Munir, mantan menteri BUMN, pertemuan dg Jaksa Agung Australia, Phillip Maxwell Ruddock di konperensi MRA (Moral Rearmament) di Queensland University, Brisbane , karena di masa mudanya, Pak Phillip.Ruddock, pernah aktif di MRA. Saya sendiri bersama Mas Rozie Munir, sebagai penasehat MRA, Indonesia, yg kemudian menjadi IofC (Initiative of Change).
Di akhir hayat Buya Syafii, saya bbrp kali bersama dalam pertemuan Panitia Pembangunan Kampus Terpadu Muallimin Muhammadiyah dengan BPH Muallimin dan Muallimat. Buya Syafii sangat besar jasanya dalam merenovasi gedung Muallimin di Jalan S Parman dan dalam pembangunan Kampus Terpadu Muallimin di Sedayu, Yogya barat, dengan masjidnya yang indah dan megah. Sebagai alumni Muallimin, Buya Syafii telah memberikan keteladanan sebagai kader persyarikatan, kader ummat, kader bangsa dan kade kemanusiaan.
Buya telah kembali ke haribaanNya Yang Maha Pengasih, tetapi jasa-jasa dan keteladanannya akan tetap kita kenang. Dan akan menjadi warisan bagi ummat, bangsa dan kemanusiaan yang abadi. (Mas Habib M Chirzin)
0 notes
Text
Wild Nymphs
in case you missed the previous part, it's here.
Kim Mingyu as Nicholas Wangsa. Xu Minghao as Paris Prabangkara. Bae Yubin as Pingkan Radita Kaunang. Jung Chaeyeon as Arabella Alamsyah.
Special Appearance: Lee Seokmin as Kalantara.
Special Mention: Choi Seungcheol as Clinton Zhao. Chae Hyungwon as Xavier Wangsa. Ju Jingyi as Natyara Zhao.
===
Ruangan yang biasanya tenang kini berubah ribut karena tindak-tanduk Nicholas Wangsa. Jika biasanya ruang kerja Paris dipenuhi suara musik menenangkan, dentingan sendok pada cangkir teh hingga suara perempuan Arctis yang ditidurinya, sekarang jadi saksi tantrumnya si teman seperjuangan.
“Sebenernya lo kalau mau ngamuk bisa di ruangan sendiri, Nick,” tegur Paris dari balik meja kerjanya.
Meja persegi panjang di depan Paris penuh dengan berkas dan banyak pekerjaan lain. Sebelumnya, hal seperti ini merupakan tanggung jawab Nicholas. Setelah menjatuhkan samsak milik Paris, barusan membanting map dokumen ke lantai.
“Bajingan. Even the old hags agree, tolol banget,” geram Nicho sebelum menjatuhkan diri ke sofa.
Mau tak mau Paris menghampiri Nicholas sambil membawa air minum. Bersiap, jika rekan kerjanya ini butuh disiram. Konon, terpapar air bisa meredakan amarah.
“Persetujuan? Lo lagi bahas siapa?” Paris mengernyitkan dahi seraya membuka tutup botol air mineral sebelum diletakkan di atas meja lagi.
“Si sulung Wangsa. Dia minta Tsarina dipastikan keperawanannya. Bener-bener nggak tahu diri, setelah semua yang dilakuin ke Natyara.”
Penuturan Nicholas membuat Paris Prabangkara tertegun sesaat. “Tunggu, Arabella perawan?” tanya Paris, suaranya sarat keraguan.
“Ya, I’ve seen hers.” Volume suara Nicholas mengecil, ikut heran dengan reaksi Paris.
“Spare me the detail, Nicholas,” desis Paris. “Tapi, masa iya Rosa Nera perawan?”
“Lo background check dia sampai apaan, Ris?”
“Hubungan pribadi, paling deket sampai mirip orang pacaran ada satu, kepala keamanan Wangsa yang sekarang.”
“Prayoga? Gue pernah danger ini juga. Cuma karena ini lo nggak percaya? Cewek itu pertahanan dirinya gila.”
Momen langka, Paris menyesal dengan reaksi spontannya. Pikirnya, ini akibat terlalu banyak bergaul dengan Nicholas dan kini dilimpahi tugasnya. Percuma berkilah, Nicholas akan terus bertanya tiada henti sebelum mendapatkan jawaban memuaskan.
“Masalahnya gue saksi dia sama Pingkan telanjang di taman. Jadi gue pikir…”
“Tsarina? Sama Pingkan?”
---
Dari percakapan acak dengan Nicholas di ruang kerjanya, Paris seolah ditarik ke masa lalu. Mengingat sesuatu yang rasanya mustahil enyah dari kepalanya. Paris Prabangkara bukanlah orang yang mudah melupakan keindahan.
Pada suatu sore beberapa tahun yang lalu, Paris mengunjungi rumah Agah untuk suatu kepentingan. Seperti diketahui, Agah Martana Kaunang hanya tinggal bersama adik perempuannya, Pingkan.
Selama dua bulan terkurung di markas Tim Arctics yang letaknya di Kepulauan Seribu, Paris didera stres setelah menyingkap jalanan Jakarta. Beruntung kediaman Kaunang berada di lokasi yang tenang dan asri. Jadi ia mengambil kesempatan untuk bernapas sejenak di sana.
Paris bisa mengerti jika sore seteduh itu mendorong orang untuk menghabiskan waktu di luar ruangan. Namun apa yang dilihatnya dari dalam rumah kaca kediaman Kaunang sore itu jauh dari kata beradab meski sesungguhnya amatlah indah. Mengingatkan Paris pada nuansa lukisan-lukisan Konstantin Razumov.
Dari dalam rumah kaca, Paris seolah menyaksikan dua nymph jelita keluar dari dalam air. Pakaian mereka yang tipis nyaris tidak menutupi lekuk tubuh masing-masing. Baik Pingkan maupun Arabella sama-sama kurus, namun tubuh mereka memiliki lekuk erotis pada tempat yang seharusnya. Sungguh disayangkan, selama ini kemolekan mereka selalu disamarkan busana yang terlalu sopan.
Mereka setengah rebah di atas alas piknik yang terbentang di atas lantai batu. Arabella yang lazim ditemui dengan pakaian berpotongan sopan dan rok mencapai bawah lututnya, telanjang di balik kain tipis yang melekat bak kulit kedua. Kulitnya merona, kuku pada tangan dan kaki dihiasi warna merah menambahkan kesan kenes dari sosoknya.
Pingkan tak kalah lezat, renda dari baju tidurnya seakan terukir di atas kulit sewarna gading, tanpa cela. Keseharian Pingkan tak jauh berbeda dari Arabella, kesan ningrat yang selama ini lekat padanya tak tersisa. Sosok peri penggoda, penguasa tanah ini, percaya diri memamerkan tubuh polosnya yang didominasi warna pucat. Berbeda dari sahabatnya, Pingkan hanya mewarnai kuku jari kakinya dengan warna pastel.
Untuk sejenak, Paris mengamati sekitar hingga menyadari konsep mereka berdua. Dari buku sketsa yang terbuka lengkap dengan kotak pensilnya dan dua buku, Pingkan dan Arabella sebelum ini berpiknik sambil melakukan hobi masing0masing. Mereka minum cukup banyak hingga entah bagaimana kisahnya bisa sampai ke dalam kolam.
Paris menarik kursi, berniat menyaksikan laku tak senonoh dua gadis yang di luar sana dielu-elukan khalayak. Bagian bahu jubah tidur Pingkan yang basah melorot, garis pundaknya yang agung dicumbu Arabella.
“Ra, why are your boobs rounder than mine?” Sebelah tangan Pingkan menangkup payudara Arabella sebelum menyerang lehernya.
“Work out? Entah… dari dulu segitu,” gumam Arabella seraya melucuti pakaiannya yang basah.
Menyadari situasi semakin erotis, Paris menoleh ke sekitar. Apakah ada yang mengawasi atau kedua nona ini dibiarkan saja berlaku sesukanya.
Melihat temannya telanjang bulat, Pingkan menekan tubuhnya pada Arabella hingga keduanya berguling di atas alas piknik. “Careful, kalo Zeus lihat lo bisa diperkosa,” gumam Pingkan.
“Gue udah nggak seberapa mabuk, gue bisa hajar dia,” ucapan Arabella diikuti tawa.
Pingkan menindih Arabella, keduanya terlihat nyaman dengan posisi semacam itu. Dari kacamata Paris, tangan dua gadis itu luar biasa nakal. Bagaimana bisa Arabella menelanjangi Pingkan sambil membelai kulitnya yang lembab habis terkena air. Sesekali tangan mungil Ara meremas pantat Pingkan hingga gadis di atasnya itu menggeliat, memudahkan untuk dilucuti.
Begitu keduanya telanjang, Arabella mendorong Pingkan agar telentang seperti dirinya barusan. Untuk beberapa menit, keduanya hanya menengadah ke langit sambil memamerkan tubuh polos mereka pada alam bebas. Di balik gaun berkilauan dan sikap yang harus selalu terjaga, rupanya ada sisi yang harus dipuaskan.
Manusiawi, pikir Paris ketika matanya menangkap Pingkan dan Arabella mengangkat punggung mereka sebelum akhirnya berciuman. Keduanya lapar, saling desak saat mulut mereka mencoba mereguk nikmat satu sama lain.
Desah mulai terdengar ketika Pingkan mulai menopang tubuh dengan lututnya, sementara Arabella memposisikan dirinya di antara paha sang karib. Sebagai penonton, darah Paris berdesir saat melihat ruas jari Arabella terbenam di celah vagina Pingkan.
Pingkan memejamkan mata ketika membasahi jemarinya sendiri sebelum diusapkan pada selangkangan Arabella di bawahnya. Desahan kedua gadis itu bersahutan, mengikuti liuk tubuh mereka yang dikuasai gairah.
---
“Gue nggak percaya lo cuma liatin,” komentar Nicholas bersungut-sungut.
Suasana hatinya berkecamuk mengetahui fakta Paris melihat tubuh telanjang perempuannya lebih dulu. Meski begitu, Nicholas mengatur dirinya agar Paris bisa membeberkan detail lebih lanjut.
“Memang nggak.” Paris menambahkan dalam hati, “Gue bahkan masih inget setiap detail fisik mereka dan gerakan mereka.”
“.....”
Memandang tampang Nicholas, Paris mendesah, “Lo pasti gila kalau berharap gue diem aja liat pemandangan macem lukisan Konstantin Razumov di depan mata.”
Nicholas mengangkat bahu, “Ya, nggak salah. Gue yang pertama bawa bahasan ini.”
---
Sebagai penonton, Paris sulit menahan ereksinya ketika Pingkan dan Arabella membenturkan vagina mereka. Posisi kedua gadis itu tampak terlalu erotis, didukung suara gemericik air dan gemersik daun yang ditiup angin. Semilirnya cukup kencang, membawa suhu dingin dari daerah hujan.
Pingkan dan Arabella saling menyilang, dari tempat Paris tubuh kedua gadis itu makin terlihat jelas. Semula, vagina mereka sekadar menempel kemudian bergesekan begitu lembut. Dari air wajah keduanya, mereka menikmati benturan yang tercipta.
Seiring berjalannya waktu, frekuensi gerakan mereka kian intens. Bahkan dada keduanya ikut terguncang setiap kali lipat vagina mereka bertemu. Hingga akhirnya mereka tidak menarik diri dan justru menekan selangkangan satu sama lain sambil merintih.
Tak butuh waktu lama hingga tubuh kedua peri itu bergetar hingga saling berpelukan. Tubuh Pingkan dan Arabella lekat, bibir mereka saling pagut.
“Kan, you’re so wet,” bisik Arabella sambil memegangi leher sahabatnya.
“You too,” bisik Pingkan sebelum mencium perempuan di depannya lagi.
Paris, yang sedari tadi menyaksikan aktivitas Pingkan dan Arabella, akhirnya mengambil beberapa langkah keluar dari rumah kaca. Tentu saja, Paris disambut oleh sorot mata terganggu, tangan yang segera menutupi tubuh nyaris telanjang, dan tubuh yang saling merapat.
“Disuruh Agah?” tanya Pingkan. Nada suaranya ketus.
“Kamu sih ngomongin Zeus…” bisik Arabella sebelum terputus oleh tatapan tajam Pingkan.
“Tadi emang dipanggil. Tapi kayaknya di sini lebih seru,” jawab Paris. “Boleh gabung? Kalian perlu bantuan?”
Usai membuang napas, Pingkan menggigit bibirnya dan mulai bangkit dari duduknya. Dari sudut mata Paris, Arabella tidak terlihat seberapa gusar dengan keberadaan laki-laki di sini. Sedangkan Pingkan masih ada upaya menutupi dadanya yang semula terekspos.
Berdiri di depan Paris, perempuan itu menggulung bagian bawah rok berendanya yang nyaris transparan. Memperlihatkan paha bersih dengan kilat akibat lendir dari kewanitaannya, salah satu alasan mengapa Paris mendekat. Sebagai pecinta keindahan, Paris membenarkan tindakannya maju barang meminta izin untuk menjamah adik perempuan atasannya itu; atas segala risikonya.
Gulungan kain itu terangat, memperlihatkan selangkangan telanjang Pingkan yang kemerahan. Sebelum tangan Paris terayun ke arah selangkangan Pingkan, perempuan itu menahannya. Sepersekian detik kemudian, lutut sang puan menghantam selangkangan Paris.
---
“Gue nggak salah denger, Ris? Pingkan nendang kontol lo?” tanya Kalantara yang baru saja membuka pintu kantornya.
Setelah sejenak mengulum bibirnya, Nicholas membiarkan tawa lolos karena insiden itu diceritakan tepat saat Kalantara muncul. Sambil memegangi perutnya, Nicho memandang Paris dan Kala bergantian, “Hahahahaha. Paris, Paris.”
Kalantara menutup pintu, menghampiri meja kerja Paris yang penuh tumpukan berkas dan gulungan blueprint. Kala datang untuk memberikan daftar nama prajurit Arctics.
“Lagian lo ngapain godain adiknya Agah,” komentar Kala. “Itu gue atur Naradia ikut keluar mereka tanggal 19 nanti. Misinya nggak seberapa berat.”
“Naradia? Misi? Lo nggak cari masalah sama Clinton, kan?” tanya Nicholas.
“Dia cuma liat apa yang sekiranya bisa dikerjain anak-anak sini. Kita nggak ada pilihan selain nurutin,” jawab Paris.
“Yah, daripada selangkangan Paris yang jadi korban lagi,” sahut Kalantara.
“Sialan,” gerutu Paris sebelum meletakkan kertas dari Kala di dekat layar komputer. “Pada intinya, gue cerita karena nggak percaya keperawanan Rosa Nera harus dipastikan segala. Apa yang dilakuin sama Pingkan jelas nunjukin dia sexually active.”
Kalantara yang menyadari obrolan ini mengarah pada tugas Nicholas mendekati Arabella lantas berkomentar, “Daripada berasumsi karena kita nggak punya organ yang dimaksud, kenapa nggak bahas aja sama yang bersangkutan. Besides, organisasi kita nggak kekurangan cewek.”
“Nggak sopan nanya cewek, terutama bawahan, soal hal pribadi begitu,” jawab Nicholas. “Entah kalau Paris.”
Sambil mengangkat alisnya, Kalantara berkata, “Sebenernya concern lo khawatir Arabella terbukti sebaliknya dan kenapa-napa atau lo yang akan kenapa-napa karena fakta itu? Lo hampir mirip Lintang. Padahal itu badan-badan mereka.”
“Maksudnya?”
Paris berdeham, “Dengan kata lain, Kala mengira lo udah catching feelings sama Rosa Nera. Sedangkan pertanyaan gue, apa lo tetep mau lanjut misi ini dengan perasaan?”
Tawa Kala terdengar. “Ris, misi ini jauh lebih berhasil kalo Nicholas udah mulai jatuh cinta. Rencana Clinton makin sukses. Masa gitu aja lo harus dijelasin?”
“Kal, gue ngomong sebagai temen Nicholas yang udah liat dia tumbuh selama ini. Makanya gue nanya.”
“Wow, kalian masih mikirin perasaan juga ternyata.”
Kali ini, Nicholas angkat bicara, “Kala, gue tahu lo nggak puas dengan banyak hal di antara kita. Tapi soal kepedulian Paris bukan cuma buat gue, ke kalian juga.”
“Ada baiknya kalian buktiin omongan itu. Gue cabut.” Sejurus kemudian, Kalantara berbalik dan meninggalkan ruangan Paris.
Dua orang yang ditinggalkan hanya saling bertukar pandang, mengerti sepenuhnya cacat dari pekerjaan mereka selama ini. Ada kalanya, kesalahan tidak bisa diatasi dengan sekadar permintaan maaf.
“Jadi, haruskah lo gue panggil hubby?” tanya Nicholas tiba-tiba.
“Mendadak?”
“Seperti yang lo tahu, Tsarina sama Pingping manggil satu sama lain wifey lah, istri lah.”
Mendengar ucapan Nicholas, Paris memutar bola matanya.
“Alih-alih di sini dan sibuk sama asumsi lo sendiri, gue minta lo segera pergi dan lakuin tugas lo. Create the drama or else as part of it."
“Tunggu, Ris. Gue belom kasih tau lo hasil gue ketemu sama Xavier tempo hari.”
“Akan lebih baik lo kasih tau gue segera, jadi gue bisa balik kerja lagi. Jadi, apa?”
( to be continued )
1 note
·
View note
Text
4 notes
·
View notes
Text
Menulis pun Adalah Melayani
Mari to-the-point.
Saya pernah bahas tidak suka melayani sesungguhnya.
Nah, menulis sendiri pun adalah melayani, maka jika saya tidak suka melayani, jadi saya juga sesungguhnya tidak suka menulis dong? Padahal, saya suka melakukannya.
Sejak kapan suka menulis?
Mungkin semenjak saya senang membaca tulisan-tulisan cerita di majalah masa kecil dahulu, Bobo. Ada yang tahu maupun pernah membacanya? Ataupun mungkin majalah Mentari—nah, ini yang saya agak lupa apakah bagian dari dalam majalah Bobo tersebut, ataukah nama majalah yang lain. Tidak perlu mengecek ke “mbak Google”, kan?
Kelebihan atau talenta dalam bahasa pun sepertinya merupakan pendorong kesukaan saya dalam menulis. Saya lemah matematika—maupun tidak menutup kemungkinan untuk menyukai subjek atau mata pelajaran dan ilmu itu, apalagi banyak pengetahuan luar biasa dari objek ini.
Melihat, membaca karya-karya maupun tulisan dari penulis-penulis, baik utuh ataupun penggalan-penggalannya, terutama para penulis Kristen, Xavier Quentin Pranata dulu yang juga salah satunya menjadi favorit, Norman Vincent Peale, John Calvin Maxwell, Clive Staples Lewis, dan lainnya, menambah semangat serta kerinduan untuk menyukai menulis, menjadi penulis juga.
Philip Yancey, Max Lucado.
Sepertinya pun penulisan adalah pelayanan mereka.
Meski bisa saja, serta masih banyak hal yang mereka kerjakan selain menulis, namun menuangkan kata-kata, pemikiran, isi hati menjadi bacaan merupakan aktivitas utama mereka pula dalam menjangkau hati orang-orang supaya merenungkan kehidupan, memperdalam iman, dan menemukan kekuatan. Meski hanya lewat kata-kata.
0 notes
Text
It Was Enchanting To Meet You (Edmund Pevensie x Mutant!FemReader)
Chapter I: Nightmare
Summary: Y/N has been having the same kind of nightmares for the past six years. She's been told to ignore it and that they're finding a solution for it, but when she starts hearing voices, she's even more determined to find out what's causing these unusual events.
Masterlist
Word Count: 1313
Warnings: nightmares, depiction of violence
A/N: Most of the story takes place during the Golden Age of Narnia however it'll be years since their coronation so the ages of the Pevensie siblings in this story are as follows: Peter (21), Susan (20), Edmund (18), Lucy (16). However in Y/N's world the year is 1975, almost in between Days of Future Past and Apocalypse movies.
It was a gloomy winter day. Y/N stood right across a throne made of ice. She took a deep breath and let it out, her foggy breath being visible in the cold temperature. It was quiet... Until a wolf jumped out of nowhere and tackled Y/N as she struggled to get out of the vicious creature's grip.
Y/N gasped as she opened her eyes realizing it was only a dream. However it had been the same dream for years, first of which happened the same day she had gotten her powers at the ripe age of twelve. She looked over at her clock, it was 5:30 in the morning and the sun had barely risen.
She walks through the long halls of the school, nothing in her mind but the recurring nightmares. Y/N then stood in front of a painting of the forest, deep greens and browns that felt like a deja vu to her. Suddenly she started hearing faint voices. "Y/N!" It was the voice of an unfamiliar girl calling out her name. "Y/N! HELP ME!" the voice was now loud and clear. "Y/N! Y/N! Y/N!" the voice kept yelling which made her cover her ears and her face shrivel up.
"Y/N?" Professor X called the young student. Y/N looked up
"Good morning professor!" She said as she awkwardly straightened up her posture.
"What are you doing out here early in the morning?" He asked,
"Oh you know," Y/N awkwardly chuckled and started stretching, "Just getting a head start with the day and workin' out."
"Was it the nightmares again." It almost didn't sound like a question, the professor already had an idea what was going on. She shook her head but the professor sighed and approached her.
"I know it's hard, but trust me Y/N we are trying to figure out how to get rid of your nightmares. I know you're strong... Just a little bit patience." Professor X said with a comforting smile but Y/N couldn't help but think about the sleepless nights, and the nightmares of her continuously being attacked by wolves or drowning in a lake.
She lets out a fake smile and nods, "I should go now, my friends might be waiting for me." She said,
"Of course, you wouldn't want to miss breakfast."
Later that afternoon, everyone was out in the yard spending their free time. Y/N sat with Jubilee and a bunch of other teenage mutants. They were all playing uno and Jubilee was having a heated argument with Jean about the game. "That's not fair, you can read everyone's minds! " Jubilee yelled,
"I wasn't even doing it!" Jean exclaimed.
Y/N stared blankly at the cards that were thrown in the middle of the circle, not completely focusing on what was happening. "Hey, Y/N?" Jubilee called and Y/N snapped her head to look at her friend, "You good?" she asked,
"Yeah... I just-"
"Didn't get enough sleep, I know. You should probably take a nap, your dark circles are getting real worse." Everyone in the circle agreed, including Y/N,
"You want me to walk you to your room?" Jean asked,
"No it's okay." Y/N smiled and waved goodbye to her friends as she went back into the school.
As she was on her way upstairs, she noticed that Professor X's door was open. She debated about it but decided taking a peek wouldn't hurt. In the office, there was Dr. McCoy and Raven. They had worried expressions on their faces which had Y/N intrigued so she used her powers to get a better hearing of what they were talking about.
"I've tried looking for other solutions, meditation, pills, not even therapy would work..." McCoy said,
"She can't just live with those nightmares forever, it's gonna take a toll on her!" Raven exclaimed, "What have you told her Charles?" She asked, and the professor sighed.
"I told her that we're still looking for a better solution." He answered.
"I don't think there is... And she needs to know." McCoy said,
"No! I've seen her breakdown, these nightmares aren't just regular nightmares, she feels it. You can't just tell her that she's going to suffer for the rest of her life!" Charles exclaimed. Y/N covered her mouth in shock. She took a step back which made a creaking noise.
Raven turned around to look at the door, "Who's there?"
Y/N rushed upstairs to her bedroom and hid in her blanket. Tears kept flowing which made her pillow soaking wet. Then, she started hearing a voice again. This time it was an older woman. "Do you think your silly little powers are a match for me?" the woman cackled, Y/N got up and tried to cover her ears again. "You are weak!" the woman shrieked and a jolt of pain hit Y/N's chest, she clutched it with both of her hands and screamed in agony.
Tears fell down to her chin as she continued to feel the pain, she closed her eyes and saw the icy throne once more. This time, a woman dressed in white was surrounded by a pack of wolves. Y/N opened her eyes and looked at the mirror that she had broken with her tumultuous scream. The irises of her eyes had turned from Y/E/C into the palest of blue.
Startled by the change of eye color, she closed her eyes and shook her head. Upon opening her eyes she heard the loud horns coming from multiple cars. She turned to see a bunch of cars in traffic in New York City, but it wasn't the cars she was used to seeing. It seemed to be a car that was popular during the 1920s, Y/N furrowed her eyebrows. One moment she was standing in front of her mirror in her room, and now she's outside in New York in the 1920s. Y/N assumed she was dreaming until a man bumped into her.
"Hey watch it!" The man said aggressively,
"What year is it?" Y/N asked.
The man looked at her from top to bottom. To him, she was wearing the most unusual clothes. "It's 1923." He answered and Y/N's eyes widened. The man didn't say anything else and rushed to where he was going.
"What the hell?" Y/N rushed to the nearest newspaper stand to check the date and the man was indeed correct. It was June 6th, 1923. Y/N walked back to where she stood unsure of what she was about to do.
"Okay, I've got this... I think." Y/N closed her eyes once more, now focusing on the energy of her powers. Her hands formed orbs of energy in the color of deep blue and in a matter of seconds she was back at the X mansion from where she last stood.
The voice of the old woman came back, "Narnia is mine to rule!" she yelled and an idea sparked in Y/N's mind. However, before she could even do what she was planning there was a knock at her door.
"Y/N, we need to talk to you." It was professor X. Y/N ignored him and continued with her plan.
She closed her eyes and focused on the energy within her. Soon enough, a sphere that glowed deep blue formed between her hands, she opened her eyes and slowly grinned. The sphere grew wider, and wider but the door opens revealing professor X. "Y/N STOP!" He exclaimed. Raven rushed into the room but before she could even reach the young student, she had already vanished.
"Where do you think she went?" McCoy asked,
"I don't know, but we need to start figuring it out now." professor X said with a worried tone.
#xmen#fanfiction#xmen fanfiction#fanfic#fluff#adventure#narnia#narnia fanfiction#professor x#charles xavier#raven darkholme#mystique#hank mccoy#beast#jubilee#jubilation lee#jean grey#mutant!reader#white witch#jadis the white witch#lucy pevensie#edmund pevensie#peter pevensie#susan pevensie#edmund pevensie x reader#edmund pevensie x y/n#fem reader#angst
45 notes
·
View notes
Text
Xavier dan Tante Cantik
Xavier hampir berusia delapan, 2 bulan lalu masih bingung ingin menjadi apa. Sibuk mencari tahu tentang berbagai excavator dan dump truck, masih sulit membedakan mana profesi dan mana yang alat. Tidak mau jadi polisi karena katanya jahat. Tidak suka melihat dokter karena katanya suka suntik orang-orang padahal orang itu lagi sakit? Kok malah di suntik.
Beberapa bulan ini dia mengenal sosok asing yang dia sebut tante cantik, orang baru dihidupnya interaksinya pun hanya sebatas si tante membelikan diamond ff dan kirim kiriman pesan bahkan foto. Tapi setiap hari xavier selalu tanya kabar si tante cantik ini, dari pertanyaan sedang apa sampai kesibukannya apa saja. Aku jadi orang yang kebingungan karena harus menjawab pertanyaan Xavier soal si Tante cantik ini.
Xavier semakin banyak bertanya, xavier semakin ingin tahu banyak hal. Layaknya anak kecil seusianya, dia bahkan ingin tau bagaimana cara dunia bekerja. Sampai akhirnya dia menanyakan pekerjaan si tante. Aku yang kebingungan pun mulai menjelaskan pekerjaan ini ke Xavier. Menjelaskan seorang engineer bekerja seperti apa, apa yang dikerjakan, kesibukannya seperti apa, kenapa harus menggunakan helm dan safety shoes, perlahan lahan kulakukan agar Xavier mengerti dan memahami pelan pelan dan anehnya ia malah tertarik dan bertanya terus terusan.
Xavier bilang ia ingin menjadi engineer seperti tante cantik karena katanya "keren ya mas pakai helm gini" padahal kan pakai helm tidak harus jadi engineer? Tapi gapapa vier, jadi keren aja dulu. Lalu berusaha untuk menggapainya ya. Seperti tante cantik yang dulu saat seusiamu pun masih kebingungan akan jadi apa, buktinya sekarang si tante cantik berhasil menggapai yang dia mau.
She’s living her dream.
Dan Xavier juga akan seperti tante cantik.
1 note
·
View note
Text
Happy 243 Days Mr. Rockstar
Zerrovin Xavier Montero, damn lelaki yang bikin Keira Geraldine selalu bahagia tiap harinya hehehe.
Sayang.... makasih yaaa telah jadi tempat cerita, keluh kesah keyi. Lately, I've been able to free up a lot of time for us, whether watching, playing or chatting. I'm so happier that we've made it this far in our relationship, yippiee. we’ve been through the 3/7 months rule. Even though sometimes I'm afraid that one day you'll leave me, I always push that thought away. I can't imagine not talking or joking with you for a day, damn nightmare.
I really enjoy it every time you talk about your daily life or confide in me, my goodness, it feels like I've managed to break through your high wall. Sayang, Always be open to me, I will try to be a good listener and a comfortable place for you to tell stories
Sayang, maaf yaaa kalau keyi suka bikin kamu mayah, sebel, dan emosi tiap keyi bikin salah yang keyi suka gasadar..... keyi minta maaf, keyi bakal rubah lagi sifat jelek yang jelek itu :(
Makasih banyak ya sayang. kamu selalu perjuangin hubungan kita, selalu ada tiap aku butuh kamu makasih banyak ya ayangiee, Thank you very much, you like to comfort me with warm words, thank you, always appreciate me every time I can do something, even if it's a small thing, and thank you for always being patient with my character which sometimes makes you annoyed . Aku selalu bangga punya pacal kayak oyin, GATEKEEP OYIN!
0 notes