Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Aku terbangun dari tidur pulasku, dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, aku segera melirik ponsel yang sedari tadi sudah berbunyi yang menandakan bahwa sudah menunjukkan pukul 06:00. Aku baru teringat bahwa ini adalah hari pertama aku pergi ke kantor. Dengan kesadaran yang hampir terkumpul sepenuhnya, aku segera bangkit dari tempat tidur lalu segera bergegas untuk siap-siap.
Setelah persiapan yang cukup lama, aku sudah selesai bersiap-siap. Melihat diriku yang sudah rapih, aku segera mengambil beberapa barang bawaan yang diperlukan untuk meliput nantinya.
Pagi itu, aku melangkah masuk ke kantor The Headliner untuk pertama kalinya. Rasanya campur aduk—antusias, gugup, dan sedikit bingung melihat suasana kantor yang sibuk.
Begitu aku masuk, seorang pria dengan kemeja putih menghampiri. "Kamu pasti anak baru, ya? Aku Devan," katanya sambil menyodorkan tangan. Aku tersenyum sambil menjabat tangannya. "Halo, aku Katharina. Iya, bener. Kamu juga anak baru?" tanyaku. Devan mengangguk sambil menghela napas. "Iya, dan aku udah diminta ngejar berita soal demo di depan balai kota. Padahal baru banget masuk."
Sebelum obrolan kami selesai, seorang cewek mungil dengan rambut hitam panjang yang digerai datang menghampiri. "Hai, aku Jovie. Kalian juga anak baru, kan?" tanyanya dengan ramah. "Aku disuruh liputan soal konser musik indie nanti malam. Seru sih, tapi... aku bingung mulai dari mana." Gerutuannya itu sedikit membuatku tertawa. "Nggak dibriefing dulu ya?" Ucapku.
Belum sempat dijawab Jovie, tiba-tiba seorang pria berpenampilan rapih dengan wajah serius lewat di depan kami sambil menenteng kamera. "Kalian ini ngobrol terus. Kerjaan menumpuk, loh," katanya datar. Devan menoleh dengan senyum miring. "Santai, Sachio. Kita juga baru aja mulai adaptasi, kok."
"Aku hari ini ditugaskan untuk meliput di salah satu tempat wisata yang cukup ramai pengunjung, tapi kameraku sedikit bermasalah. Sepertinya aku harus segera memperbaiki ini." Ucap Sachio dengan nada kesal sembari masih sibuk dengan kameranya.
Di tengah perbincangan ini, seorang gadis manis muncul di dekat kami. "Eh, kalian semua anak baru, ya? Aku Sasha, aku juga anak baru," katanya ramah. "Aku dapat tugas wawancara dengan CEO startup teknologi. Deg-degan banget!" Aku bisa melihat raut wajahnya yang gugup itu, sepertinya gadis ini memang sangat deg-degan untuk tugas di hari pertamanya. "Aku yakin kamu pasti bisa! CEOnya pasti senang kalau yang meliput adalah gadis cantik seperti kamu." Ucapku dengan nada menyemangati. Di hari pertama ini, aku juga diberi kesempatan untuk meliput owner dari bisnis kuliner yang cukup terkenal.
Kami semua saling berbagi cerita tentang tugas pertama kami di kantor ini. Meskipun masih canggung dan kami ditugaskan di tempat yang berbeda-beda, tapi ada rasa lega karena tahu bahwa kami semua sama-sama sedang belajar. Obrolan kami semakin seru, kami saling mengenal satu sama lain.
Tak terasa hari sudah mulai gelap, aku membereskan barang-barangku lalu bergegas pulang ke rumah. Hari ini berakhir dengan baik, aku menyukai hari pertama di kantor karena aku bertemu dengan teman-teman baru yang sangat baik.
0 notes
Text
About Me
Aku, Estelle Katharina Fleurine, tapi lebih akrab dengan Katharina. Aku seorang influencer modelling, yang sesekali juga tampil di runway. Di usia 24 tahun, aku sangat menikmati setiap momen hidupku, terutama karena pekerjaan dan hobiku saling mendukung satu sama lain.
Sehari-hari, aku sibuk dengan berbagai proyek pemotretan untuk brand-brand yang mempercayaiku sebagai wajah kampanye mereka. Mulai dari fashion hingga produk kecantikan, aku selalu berusaha memberikan yang terbaik di setiap sesi. Saat tidak ada jadwal photoshoot atau runway, aku biasanya menyusun konten untuk media sosialku, tentu selalu mengecek apakah ada tawaran brand masuk atau tidak dan pastinya selalu mengecek jadwalku. Aku suka membagikan gaya hidupku, tips fashion, hingga pengalaman traveling yang menginspirasi pengikutku.
Aku sangat menyukai traveling. Menjelajahi tempat-tempat baru memberikan banyak ide segar untuk pekerjaanku. Selain itu, aku juga sangat suka belanja. Bukan hanya untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga untuk mencari inspirasi gaya yang unik dan orisinal. Aku percaya bahwa setiap pakaian atau aksesoris yang kita pilih mencerminkan kepribadian kita.
Oh, dan satu lagi, aku adalah pecinta makanan! Mencicipi makanan enak, baik di restoran mewah atau warung kecil, adalah bagian penting dari keseharianku. Aku suka mengeksplorasi rasa baru dan berbagi rekomendasiku dengan pengikutku. Buatku, keseimbangan adalah kunci. Meski sibuk, aku selalu menyisihkan waktu untuk diri sendiri—entah itu untuk berolahraga ringan, bersantai dengan membaca buku, atau menikmati kopi favoritku. Hidup adalah tentang merayakan momen-momen kecil yang membuat kita bahagia dan aku merasa beruntung bisa menjalani hidup seperti ini, dikelilingi oleh banyak hal yang aku sukai.
Aku berharap kedepannya aku bisa menjadi seorang influencer modelling yang bisa menginspirasi banyak orang, tentunya aku juga ingin menjadi gadis muda yang sukses di bidang yang sedang aku tekuni ini.
0 notes
Text
𝗦𝗘𝗠𝗨𝗔 𝗧𝗘𝗡𝗧𝗔𝗡𝗚𝗠𝗨; 𝗦𝗘𝗟𝗔𝗟𝗨
Hal Paling Berkesan Di Posa
Banyak banget hal berkesan disini, tapi aku pilih pas bagian greeting dan mejeng di weekly schedule! I love bonding, jadi di greeting aku berusaha maksimalin interaksi walaupun ga semua diving tapi gapapa guys, i love you. Nanti kita bonding lebih banyak ia
Yang Paling Diingat Dari The Fairys
Bang Xavier ini keliatan tegas banget walaupun gitu, masih ada sisi jamet dikit dan bau sad boynya kuat banget. Btw abang, sorry to say but tiap kali liat kamu tuh bawaannya keinget pacarku kenapa ia, kaya... Bjil mirip pacarku ajeee (tapi pacarku ga sad boy), boleh kapan kapan kenalan kaya pinang dibelah dua(?)
Kalo Arka tuh dulu divingnya rajin ya pas aku masih pdkt, terus kalo sekarang yang paling aku inget arka itu bucin! Aku suka liat bucinan sama oa tetangga itu loh
Si lucu Dara, ini mah dari awal udah bawel banget oek. Lucu seperti kucing dan forever my baby! Vibesnya juga ceria banget, terus bokem but babynya kerasa banget, aku suka tiap liat dara
Pilih 2 Lagu/Tahapan Favorite
Kalo lagu aku pilih pertemuan singkat sama seandainya, kalo tahapan aku pilih terlalu lama (kalo ga salah) sama seandainya
Pesan Untuk The Romancer
Halo temen temenku! Ga kerasa udah mau pisah aja nih kita, aku sejujurnya sedih sih karna ngerasa deketnya sama itu itu aja... Entah aku yang kurang nyapa kalian di tl lalu akhir akhir ini aku jarang diving atau kalian yang emang lagi ada kesibukan jadinya jarang diving dan muncul di mentabku, hm idk ya. But I hope abis ini kita bisa ngobrol lebih proper ya, jangan sungkan buat jbjb upcharku atau tweet randomku karna tbh aku juga sering gitu kok kalo lagi gabut! Makasih ya udah jadi temenku, makasih udah ngobrol sama aku, maaf aku belum sempet reach out kalian dengan proper juga. Kalo aku reach out setelah Posa selesai gapapa kan? I mean like, aku kalo misalnya gabut suka tiba tiba mention soalnya hehe, jadi pls tanggapin aku...? Jebal?🥺 Udah ia kayanya segini aja, soon aku diving dan jbjb kalian jadinya tunggu aku di mt kalian ya
Pesan Singkat Untuk Diriku Sendiri Setelah Melewati 3 Tahapan Bersama
I just realized kalo semua tahapan ini pernah aku alami sendiri, dari nt, cinta yang berbalas dan juga kata seandainya yang hanya jadi penyesalan. Tapi bukankah itu memang yang dinamakan siklus kehidupan? Mau ga mau, kita juga akan alamin fase itu dan you did well Katharina, kamu bisa lewatin tiga tahapan itu dengan baik walaupun awalnya emang ga baik baik aja sih. Tapi setidaknya setelah ini mungkin bisa jauh lebih ikhlas dan kuat ketika harus melepaskan sesuatu yang bukan untuk kita, berhenti menggenggam sesuatu yang sudah gamau digenggam atau sesuatu yang memang ditakdirkan untuk pergi. Setelah ini, ayo lebih kuat? Kita memulai lembaran baru, dengan cerita baru yang lebih baik juga.
0 notes
Text
Ketika Kita Tak Lagi Sama, Seandainya Jadi Cerita
Penyesalan ini menggerogoti, menyusup pelan dalam kesunyian. Yang tersisa hanyalah hampa dan ribuan seandainya, berkelana di antara kata yang tak pernah terucap.
Aku duduk di atas kasur dengan cahaya lampu tidur yang agak redup, sementara jemariku bergerak lincah di atas layar ponsel, menggulirkan riwayat pesan yang sudah lama tidak aku buka. Mataku terhenti pada sebuah ruang obrolan yang tak asing. Nama yang terpampang di situ membuat hatiku berdegup lebih cepat. Itu adalah ruang obrolan milik temanku, seseorang yang pernah sangat dekat denganku.
Layar ponsel memperlihatkan percakapan terakhir kami. Sebuah pertengkaran kecil namun tajam, berakhir dengan keheningan yang membeku. Aku terdiam dengan tatapan kosong namun penuh penyesalan. Aku tahu, akulah yang merumitkan semuanya. Semua perasaan yang tak seharusnya tumbuh, tumbuh begitu saja di dalam hatiku. Rasa yang seharusnya tidak ada antara teman, tapi nyatanya semakin dalam aku rasakan.
Aku kembali membaca setiap kata yang pernah kami tukar, setiap pesan yang seakan membawa kembali ingatan tentang bagaimana semuanya mulai berubah. Seandainya waktu bisa diputar, aku akan memilih untuk tidak pernah mengenal rasa itu. Mungkin jika perasaan itu tak pernah ada, kami masih bisa bercanda, berbagi cerita seperti dulu.
Namun, sekarang semuanya terasa jauh. Aku terjebak dalam rasa sesal yang tak berujung, seandainya aku tak pernah mengungkapkan perasaanku, seandainya aku bisa menahan amarah ketika melihat dia bersama orang lain. Mungkin, segalanya tidak akan berakhir seperti ini. Mungkin kami masih bisa menjadi teman baik. Aku kembali menatap layar ponsel, merasa asing dengan perasaan sendiri, dan menyadari bahwa, seperti kata orang, pada akhirnya semuanya akan kembali menjadi asing dan yang tersisa hanyalah sebuah kata 𝚂𝚎𝚊𝚗𝚍𝚊𝚒𝚗𝚢𝚊.
0 notes
Text
"Di Antara Bayang Senja, Kusampaikan Cinta yang Tertahan"
Estelle Katharina Fleurine atau yang kerap kali disapa Katharina, seorang gadis dengan paras yang cantik dan senyumnya yang memikat hati, oa selalu menarik perhatian setiap mata yang memandangnya. Namun, di balik senyumnya yang manis, tersembunyi rasa yang telah lama dipendam. Hatinya telah tertambat pada sosok yang begitu akrab namun jauh dalam jangkauan perasaannya—Nathanael Elgafar Halfdan, pria yang ia temui di pertengahan Agustus lalu, pria yang mungkin sejak awal memang mencuri perhatiannya namun ia selalu denial dengan perasaannya sendiri.
Nathanael, dengan pesona yang tak bisa disangkal adalah pria yang dikelilingi oleh kehangatan. Ia begitu mudah untuk berteman dengan siapa saja, sikapnya yang hangat membuat banyak wanita jatuh hati padanya. Popularitasnya bukan hanya karena wajah tampannya, tetapi karena sikapnya yang selalu tulus dalam setiap tindakan. Katharina tahu, di antara sekian banyak yang mengagumi Nathanael, perasaannya hanya satu dari banyak hati yang menginginkan pria itu.
Waktu terus berjalan, keduanya menjadi begitu dekat, mereka mulai menjalin suatu hubungan yang dijalin hanya untuk saling berbagi afeksi semataㅡanak muda sekarang menyebutnya sebagai FWA. Seiring berjalannya waktu, bagi Katharina, Nathanael bukan hanya sekedar sosok yang menawan dari kejauhan. Ia adalah bagian dari dunianya, seseorang yang begitu dekat namun terasa begitu jauh ketika perasaan cinta perlahan tumbuh di dalam dirinya.
Tibalah di masa di mana dengan segala keberanian yang tersisa, Katharina tahu bahwa suatu hari ia harus mengungkapkan apa yang selama ini tersembunyi dalam hatinya. Karena cinta, meski dipendam dalam diam, memiliki caranya sendiri untuk menuntut perhatian. Dan Katharina tak lagi bisa membiarkan perasaannya berlalu begitu saja, ia memberanikan diri untuk mengajak sang pujaan hatinya bertemu malam ini di sebuah taman.
Pukul 19.00 di taman yang sunyi, di mana angin lembut membawa harum bunga yang mekar dengan malu-malu. Di tengah keremangan, Katharina berdiri di tepi danau, tempat bintang-bintang langit memantulkan cahayanya di permukaan air. Hatinya bergetar, seolah setiap desir angin adalah bisikan rasa yang selama ini tersimpan.
Nathanael berdiri tak jauh, punggungnya bersandar pada pohon tua. Bayangan pohon itu menutupi sebagian wajahnya, namun sorot matanya yang tajam tetap terlihat, menghantarkan ketenangan yang tak terucap. Mereka telah berbagi tawa, cerita, dan keheningan, tapi ada sesuatu yang selama ini tak pernah terucap. Dengan langkah ragu tapi pasti, Katharina mendekat. Debar di dadanya semakin kuat, namun dia tahu, malam ini harus menjadi saksi bagi perasaannya yang tak terbendung. Di dalam setiap hembusan nafasnya, ada kata-kata yang menunggu untuk dilepaskan.
“Nael,” suaranya lirih, hampir terbawa angin, “ada sesuatu yang telah lama ingin aku katakan...”
Nathanael mengangkat kepalanya, menatap Katharina dengan penuh perhatian.
"Aku tak tahu sejak kapan, tapi setiap detik yang kulalui bersamamu, aku semakin menyadari betapa berartinya kehadiranmu. Kau adalah nyala api di tengah dinginnya malam, gemuruh ombak yang selalu kuinginkan meski kadang menakutkan. Nael, aku... aku menyukaimu. Mungkin terlalu dalam, mungkin terlalu cepat, tapi aku tidak bisa lagi menyembunyikannya.”
Keheningan menggantung di udara, hanya diisi oleh suara lembut dedaunan yang tertiup angin. Nathanael mengernyit sedikit, lalu menghela nafas panjang. Namun dalam matanya, ada sesuatu yang hangat, tak tertangkap oleh kata.
“Katharina,” katanya, suaranya berat namun penuh makna. “Kau tak perlu mengucapkan kata-kata itu untuk aku tahu. Aku melihatnya dalam setiap tatapanmu, merasakannya dalam setiap kebersamaan kita. Dan, sungguh, aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Terima kasih karena tidak membiarkanku untuk jatuh cinta sendirian.”
Senyum kecil muncul di bibir Nathanael, dan tangan mereka pun bertemu di tengah, jemari mereka saling menggenggam erat. Seolah malam itu, di bawah langit penuh bintang, sebuah kisah baru telah dimulai—kisah cinta yang perlahan terjalin dari keheningan, kejujuran, dan keberanian.
0 notes
Text
Akhir Tak Bahagia
Dalam gemuruh waktu yang bergulir tanpa jeda, kisah cinta antara Katharina dan sang mantan menjelma menjadi seutas benang takdir yang teranyam dalam keheningan. Mereka, dua jiwa yang pernah terikat dalam pelukan senja, kini berjalan di tepian kenangan yang mulai memudar. Seperti musim yang berganti, perasaan pun perlahan berubah; cinta yang dahulu membara kini terlelap dalam keremangan rasa.
Katharina, dengan langkahnya yang anggun, selalu hadir dalam diam, menyembunyikan luka di balik senyum yang perlahan memudar. Sang mantan, sosok yang pernah menjadi dermaga tenang bagi hati yang berlabuh, kini hanyut di samudra yang tak lagi sama.
Kini, hanya tinggal bisikan angin yang memeluk kenangan, dan dalam sunyi itu, cinta mereka berakhir—dan senja, yang pernah menjadi saksi awal mula kebersamaan mereka, kini menjadi saksi dari perpisahan yang tak terelakkan.
0 notes
Text
PROLOG
Estelle Katharina Fleurine atau yang kerap kali disapa Katharina, seorang gadis dengan kecantikan yang memancar bak purnama di tengah malam, kini terjebak dalam arus asmara yang membuai jiwa. Di setiap helai rambut yang melambai, di setiap langkahnya yang ringan, ia menyembunyikan rahasia perasaannya—rahasia yang hanya terkuak oleh detak jantungnya yang berdentum tak beraturan. Cinta telah meresap ke dalam nadinya, mengalir lembut namun pasti, memabukkan setiap sudut hatinya dengan gairah yang tak terucap.
Setiap tatapan penuh harap, setiap senyuman yang tersipu, adalah bahasa hati yang tak bisa diabaikan. Waktu seolah berhenti saat pikirannya mengembara ke sosok yang membuat jantungnya berdebar. Dalam sunyi malam, ia membiarkan dirinya terhanyut dalam impian, membayangkan sentuhan lembut dan kata-kata mesra yang merangkul jiwanya dari sang pujaan hati.
Namun sayang, kisah cintanya tak seperti apa yang ia bayangkan. Perasaan cinta itu hanya sesaat, semuanya berubah menjadi kisah pilu untuknya.
1 note
·
View note