#selaras
Explore tagged Tumblr posts
nininmenulis · 1 year ago
Text
Dari Durian Hingga Gambo Muba untuk Melestarikan Hutan
NININMENULIS.COM – Akhirnya terjawab, mengapa saat mengunjungi Bengkulu banyak dijumpai pedagang durian. Bagi pecinta durian seperti diriku, rasanya tidak ingin pulang dan ingin terus menikmati kelezatan durian khas Bengkulu ini. Meskipun namanya kalah pamor dari durian Medan atau Sidikalang, untuk kualitas durian Bengkulu tidak kalah dari keduanya. Durian Bengkulu memiliki bentuk bulat seperti…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
praise-joko · 4 months ago
Text
Selara Havocmaker
Tumblr media
She / Her | Havoc Warband | Scrapper | Playlist
Despite being one of the biggest troublemakers in the bunch, Selara was always good at presenting an innocent image. She was never suspected for any misdoings except by those in the know, and even her name, Havocmaker, was presumed to have been chosen for her engineering skills. The very skills she gained by sneaking into Iron Legion trainings. Selara has a love for chaos, and is always happy to clear the way with the help of explosives. When she gets a break from fighting, you can find her hanging out in bars and music venues.
86 notes · View notes
manofbeskar · 1 year ago
Text
Tumblr media
some oc heads (3/?)
15 notes · View notes
bantennewscoid-blog · 5 months ago
Text
Pengadaan Hampir Setengah Miliar, Fasilitas Keran Air Siap Minum di MPP Cilegon Tak Terawat
CILEGON – Keran air siap minum yang menjadi bagian dari fasilitas pengunjung Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cilegon dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, keran air siap minum tersebut kondisinya kotor, bernoda, dan tak terawat. Pantauan di lapangan, keran air siap minum yang diresmikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon pada 30 Desember 2022 lalu itu kondisinya tak terawat dan hampir tak ada yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
andromedanisa · 1 year ago
Text
Arti Menikah - Belajarlah tentang banyak hal.
Kata Bapak hafidzhahullah ta'ala, "jika cinta dan kasih sayang seorang laki-laki itu lebih besar dari pada cinta seorang perempuan, maka dia tidak akan pernah melepaskan perempuan itu darinya. ia akan tinggal lama dihatinya. dan untuk membuat seorang laki-laki demikian, dibutuhkan seorang perempuan yang sabar dan pengertian."
aku teringat obrolan santai dengan Bapak, sehari sebelum menjadi seorang istri. Kala semua orang sibuk menyiapkan banyak hal termasuk Ibu, Bapak justru mengajakku lebih banyak cerita dari kebiasaan Bapak yang tidak demikian. Saat itu aku bertanya bagaimana posisi Ibu dihati Bapak. Yang semakin banyak ku rinci, Bapak semakin banyak tersenyum seolah membenarkan.
Namun satu hal yang Bapak katakan membuatku tertarik untuk bertanya lebih lanjut. "Ibumu itu orang yang sabar dan pengertiannya begitu lapang. Ibumu itu keras terhadap pendirian dan pendapatnya, namun ketika keputusan Bapak tak selaras dengan Ibumu, ibumu meletakkan semua pendapatnya dan memilih pada keputusan Bapak. Ada banyak momen dimana Bapak tidak berkata sekalipun, Ibumu lebih peka perihal apa yang Bapak butuhkan. Tanpa bertanya banyak hal, Ibumu sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Tanpa memberi tugas, Ibumu telah paham apa yang menjadi tugasnya. Beberapa hal bertanya tentang apa yang Bapak suka dan tidak, selebihnya tanpa Bapak kasih perintah, Ibumu telah lebih dulu mengerti.
Tak pernah bertanya kenapa begini, kenapa begitu sebab paham bahwa Ibumu tidak ingin memberikan banyak beban. Ibumu begitu totalitas menjalani perannya sebagai seorang istri. Tak pernah menuntut harus jalan-jalan setiap pekan, atau liburan setiap tahun, atau hal-hal yang dirasa bapak belum mampu untuk menyanggupinya kala itu. Tidak pernah merengek meminta waktu bapak atau menuntut untuk lebih romantis atau hal-hal yang dimana Bapak harus peka terhadap kondisi ibumu. Ibumu tidak pernah meminta akan hal itu. Kala sudah tenang semuanya, barulah ibumu sampaikan dengan bahwasanya yang dimana tanpa menggurui bapak akhirnya mengerti.
Pernah saat dimana belum ada HP dan saat itu posisi ibumu sedang mengandung kamu 6 bulan, belum ada telpon rumah juga. Saat itu bapak harus lembur dan tidak pulang karena memang harus menyelesaikan deadline, dimana besok pagi presiden pak Soeharto akan berkunjung. Bapak nggak bisa ngabari ibu, karena memang tidak bisa pulang. Kamu tahu apa yang ibumu lakukan? Ibumu jalan sama emak tetangga sebelah rumah mau pergi menyusul bapak dikantor. Sebelum sampai kantor ada pos marinir dan bertanya perihal ada perlu apa jam segini kok mau ke PT.Pal dari pos ke kesana masih sangat jauh sekali. Lalu ibumu bilang kalau suaminya dari kemarin belum pulang, ia khawatir takut terjadi apa-apa. Lalu seorang petugas meminta ibumu dan emak untuk menunggu di pos, salah satu petugas berangkat menanyakan hal tersebut ke kantor. Setelah memastikan nama dan divisi bapak. Petugas tersebut menyampaikan bahwa seluruh karyawan disivi tersebut memang harus lembur, karena besok pagi akan ada kunjungan presiden. Setelah tahu kabar itu, ibumu dan emak pulang kerumah. Dan setelah beres semuanya bapak pulang kerumah, sampai dirumah ibumu tetap menyambut bapak dengan baik. Tak bertanya ini itu dengan banyak pertanyaan atau memasang muka cemberut. Nggak, ibumu tidak demikian.
Ibumu tetap melayani bapak dengan baik dan membiarkan bapak beristirahat dengan nyaman. Tanpa bertanya kenapa ndak pulang, bapak lebih dulu menjelaskan perihal tersebut.
Sebetulnya diawal pernikahan laki-laki itu sudah siap untuk mengayomi, mendidik, dan siap untuk memenuhi semua kebutuhan istri dan anak-anaknya nanti. Terkadang yang membuat mereka berubah salah satunya dari pasangannya sendiri. Yang mungkin terlalu menuntut banyak hal dan tidak memberikan rasa tenang itu. Memang manusia tidak ada yang sempurna, demikian juga dengan Bapak ataupun ibumu ini. Namun ada banyak hal kebaikan ibumu yang tidak bisa bapak sebutkan satu persatu. Biarlah bapak banyak doakan untuknya, biar Allaah yang balas dengan banyak kebaikan untuknya. Sekali lagi pernikahan itu adalah salah satu karunia yang harus disyukuri selama perjalanannya. Ujar bapak mengakhiri ceritanya.
Lalu malam harinya aku memutuskan untuk tidur dengan ibu sebelum menjadi istri esok harinya. Sebelum tidur banyak hal yang aku tanyakan, aku tak pernah merasa benar-benar begitu sangat dekat ketika saat itu juga. Salah satunya aku bertanya perihal cerita bapak tadi sore itu, mengapa ibu bersikap demikian dan demikian.
Ibu menjelaskan dengan bahwasanya yang apa adanya, "ketika seorang wanita telah memutuskan untuk menikah, maka seharusnya ia sudah paham perihal hak dan kewajiban serta konsekuensinya. bagaimana jika nanti pasanganku seperti ini, bagaimana jika nanti masuk fase seperti itu. Apalagi ketika seorang perempuan telah menjadi istri maka ia sudah mengerti bagaimana seharusnya berkhidmat untuk suaminya. Jika sudah paham dan mengerti bagaimana seharusnya bersikap, maka sudah sepatutnya kita harus memberi banyak udzur kepada pasangan kita. Saat itu ibu mencoba untuk memberi banyak udzur kepada bapak.
Tidak ada seseorang yang melakukan tanpa ada alasan. Dan bapakmu pasti sedang dikondisi yang demikian. Ibu mencoba belajar untuk mengerti, terkadang tidak semua kondisi bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tidak semua kondisi bisa dijelaskan saat itu juga. Pernikahan itu ibadah terlama, dan dalam beribadah tidak semuanya berjalan menyenangkan sesuai dengan keinginan kita kan ya, nduk. Itulah mengapa sabar diperlukan untuk menjalani setiap prosesnya.
Intinya jangan pernah merasa paling capek, paling menderita, paling jenuh, atau paling sibuk. Jika nanti kamu menemukan kondisi yang demikian, cobalah kembalikan ke dirimu sendiri. Saat capek, jenuh dan kondisi tidak baik-baik saja, pasanganmu menuntut banyak hal darimu. Apakah kamu senang? Tentu tidak kan ya, maka diperlukan hati yang lapang untuk mengerti.
Jangan banyak menuntut hak sama manusia, sebab balasan terbaik adalah balasan dari Allaah. Karna kalau banyak menuntut dari manusia, kamu akan merasa capek sendiri dan tidak menemukan ketenangan nantinya. Serahkan semuanya sama Allaah, biar tenang.
Apa yang bisa kamu beri kepasanganmu nanti, berikanlah senampumu. Berkhidmatlah dengan totalitas untuknya, tidak akan sia-sia apa yang kamu berikan. Sebab sekecil apapun upayamu, Allaah melihatnya. Ketika sudah melakukan yang terbaik, jangan berkecil hati bila balasannya tidak sesuai apa yang kamu harapkan.
Berkhidmat itu yang menyenangkan hati suamimu, yang dimana suamimu betah dirumah sebab ia temukan ketenangan dalam rumahnya.
Empat tahun lalu nasihat ini aku simpan ditumblr, ku baca kembali. Dan aku menangis. Sebab memang benar, dalam sebuah pernikahan tidak hanya tentang aku saja melainkan dia juga yang menjadi kita.
Sebagaimana pengertiannya Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha yang tanpa bertanya mengapa Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam tubuhnya gemetar dan meminta Ibunda Khadijah untuk menyelimuti Rasulullaah. Yang dengan totalitas berkhidmat dan menyerahkan seluruh harta, jiwa dan hidupnya kepada orang yang tercintanya. Itulah mengapa Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha tinggal begitu lama dihati Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam.
Bukan perihal apa yang sudah pasangan berikan kepada kita, melainkan sudah sejauh dan semaksimal apa yang telah kamu lakukan untuknya karena Allaah. Maka mintalah kepada Allaah Ta'ala untuk menganugerahi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Sebab rumah tangga sakinah adalah karunia Allaah yang harus terus dipintakan hingga akhir hayat..
للَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ
"Ya Allaah, satukanlah hati kami. Perbaikilah keadaan kami jalan-jalan keselamatan (menuju surga)." - HR. Abu Daud, no 969, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu anhu.-
Pernikahan itu tidak tegak karena rupa yang elok atau harta, akan tetapi dia tegak dengan agama dan akhlak. (Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi rahimahullaah)
Akhlak, sabar dan saling mengerti masuk dalam kategori akhlak kan? Maka berakhlak dengan akhlak yang baik. Semoga Allaah menganugerahi kita semua pasangan yang menyejukkan mata dan hati. Yang menjadi penenangan dalam segala kondisi apapun. Allaah anugerahi kita rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Sehidup sesurga bersama.. aamiin..
Kontemplasi 9/11/19 - 9/11/23
862 notes · View notes
ofstarsandvibranium · 3 months ago
Text
Guarded Desires: Part 1
Fandom: Star Wars - The Acolyte
Pairing: Padawan!Qimir x Princess!Reader
Summary: After an assassination attempt on your mother, she’s asked a favor from the Jedi Council to watch over you and your family until the assailant has been caught. As a result, your mother’s old friend, Master Vernestra, has her padawan, Qimir, be your bodyguard. Based off my imagine here.
Series Masterlist
Tumblr media
You were shaken up. Any normal person would be after someone tried to kill your mother. She has been advocating to the council to open the planet to refugees. A civil war has been brewing across the planet. More and more citizens have been losing their homes to this war. Your mother wants to provide aid, but the council has been vetoing her decision. Due to your father dealing with matters off-planet, he hasn't been able to veto their veto. It annoys you how even the Queen of Nerathos Prime still doesn't have as much power as the king.
"Y/N, are you alright?" your mother asks, reaching out to grip your shaking hand.
You can't help but laugh in disbelief, "Am I alright? Mama, someone tried to kill you. I'm fine! Just worried!"
She nods in understanding, "Yes, well, I've reached out to a friend in the Jedi Order, she will be sending a few Jedi to protect us while the investigation occurs."
You perk up at her words, "Jedi will be coming here?!"
You've always been fascinated with the Jedi. Your mother used to tell you stories of how her childhood friend became a Jedi Master. You assume that is who will be coming to your planet to provide protection for you and your family.
Your mother smirks at you, "Yes. Vernestra will be bringing her padawan and other Jedi to protect us during the investigation. Her padawan is assigned to you. He's a few years older than you, I believe."
"Oh. Well, I look forward to meeting him," you do your best to not look as excited as you feel.
The doors slide open to reveal your father rushing in, "Are you alright?" he asks breathlessly as he brings your mother into his arms. He hugs her tightly before pulling back and cupping her face in his hands.
Your mother places reassuring hands on his arms, "Fine. Startled, but alright."
Your father looks at you, "And you, starlight?"
"Worried about mama, but fine. The twins are with Selara. I made sure there were two guards at the door. The Kings Guard has secured the perimeter."
Your father nods, "Yes, I saw that when I was coming in. And the council-"
"I already summoned them. They're waiting for you," you state with a look of duty and determination on your face.
Your father looks at your mother and she gives him a nod. Your father turns back to you with a chuckle, "You did well. Your future king will be happy to have a strong and competent queen at his side."
Not quite the compliment you wanted from your father, but it's something. You give him a small smile, "Thank you, father." Your father excuses himself to head to the council room to talk next steps.
Your mother puts a reassuring hand on your shoulder, "Y/N-"
"It's fine, mother. I'm going to check on the twins," you excuse yourself and head to your younger siblings' room to make sure they're okay.
_____________________________
Your family stands at the tarmac as a ship lands. You hold the twins' hands while you're sandwiched between your parents.
The ramp lowers and a group of Jedi descend. You immediately zero in on Vernestra, your mother's old friend. She leads the group of Jedi towards you and your family.
Master Vernestra bows to you all and the Jedi follow suit, "It's good to see you all again," she gives each of you a polite smile.
Your mother smiles warmly back at her, "Thank for you for coming, Vern. My family and I appreciate it."
"Of course. Shall we head inside to discuss security measures?" Your father leads you all but before you follow, your eyes land on the young man beside Vernestra. This must be her padawan, the one that will be protecting you while the search for your mother's attempted assassin continues.
Feeling your eyes on him, he glances your way and shoots you a shy smile before turning back to follow his Master. You're not sure why but his smile made something stir within you.
"Let's goooo!" your twin sisters tug at your hands, prompting you to follow everyone else.
________________________
In the council room, your mother recalls the assassination attempt to Vernestra. The Jedi Master listens intently, asking questions of clarification when needed. You do your best to pay attention, but it keeps wavering over to Vernestra's padawan. He has tanned skin, cropped black hair with a long braided strand hanging over his shoulder. He has a sharp jawline and dark brown eyes.
You're too busy taking in his features that you don't hear your mother calling out to you. The padawan looks at you with furrowed brows and that causes you to look towards everyone else.
"Sorry, I was lost in thought."
Your father looks at you disapprovingly, but your mother's gaze softens. She clears her throat, "As I mentioned before, Vernestra's padawan, Qimir, will be your protector during the investigation."
Qimir nods towards you and speaks, "I will do my best to ensure your safety, Your Highness."
You feel your cheeks heat up as you nod back, "Thank you, Qimir. I trust you with my life."
The conversation continues as Vernestra assigns different Jedi members to your parents, sisters, and members of the council that work closely with your mother.
After the meeting, everyone breaks off to do their respective duties. Qimir follows behind you as you head to training grounds.
You look over your shoulder and awkwardly smile at Qimir, "You don't have to walk behind me. You can walk beside me," you gesture to the empty space beside you.
"I need to keep an eye on you."
You giggle, "You can still keep an eye on me as you walk beside me."
Qimir quickens his step to be at your side, "Alright," he gives you a boyish grin and you feel that fluttering in your chest.
You look away and clear your throat, "So, Qimir, do you like being a Jedi?"
"I do. I've learned a lot from my Master and at the temple."
"How old are you, if you don't mind me asking?"
"Twenty-three. I was brought in when I was very young."
"Hm. You're just three years older than me." You're not sure why you point out that fact. Maybe perhaps you wanted to let Qimir know that you're not so young and naive.
"I know," Qimir says, "Master Vernestra told me a little about you."
That piques your curiosity, "Oh? So what do you know?"
"You're wise and strategic for your age. That you're strong willed and a little bit stubborn." You stop in your tracks to look at Qimir in shock.
"She did not tell you that!"
Qimir laughs, "Okay, she didn't. But I can sense that you are. Am I wrong?"
"Yes. Incredibly so," you spin on your heel to continue heading to the training grounds.
"So, where are we going?"
"To my training. Every day I train with Kings Guard to improve my defense skills. You could probably help me as well."
Qimir looks at you confused, "Me?"
You nod to his lightsaber, "You know how to wield that thing. We have our own swords, so you could probably teach me new methods of defense."
Qimir looks at you apprehensively, "I'm only supposed to watch and protect you."
"You'll be doing both. You'll be watching me as you teach me how to protect myself." you smile widely at him.
He chuckles and shakes his head, "Something tells me that you're used to getting your way, princess."
"I don't always get my way...I just get my way a majority of the time," you shoot him a wink and he grins. He feels a stirring inside him, a pull, but he's not sure if it's a good kind or a bad kind.
136 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 year ago
Text
Doa yang Kuat
Apa kamu pernah melihat secara kasat mata bagaimana doa yang kuat bisa membuat takdir yang terasa angan menjadi kenyataan? Aku pernah. Sampai tak habis pikir, bagaimana sebuah cerita yang tak terhubung bisa terhubung, seperti bagaimana air dan minyak bisa larut, seperti bagaimana es bisa tak mencair di panas terik. Rasanya tidak masuk akal, tapi bisa-bisanya terjadi.
Aku yang jarang berdoa ini tak bisa memungkiri keteguhan doanya. Doa ibunya, doa bapaknya, yang selaras.
"Bagaimana rasanya menjalani doa yang menjadi kenyataan?" tanyaku.
"Bahagia sekali," ujarnya tersipu malu.
765 notes · View notes
fajarsbahh · 3 months ago
Text
Kita menyebut takdir Allah yang selaras dengan rencana dan keinginan kita sebagai "keberhasilan" dan melabeli takdir Allah yang tak selaras dengan rencana dan keinginan kita sebagai "kegagalan", padahal takdir Allah itu, selaras atau pun tidak dengan rencana dan keinginan kita akan selalu menjadi kebaikan.
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
118 notes · View notes
sorotbalik · 8 days ago
Text
Serial Tadzkirah - Integritas Seorang Da'i
Pernahkah suatu kali, karena ucapan kita seseorang tersadar? Atau mungkin karena tulisan kita, seseorang merenung? Atau juga karena tindakan kita, orang lain bermuhasabah?
MasyaAllah, betapa luar biasa ketika kita bisa menyentuh hati orang lain. Terkadang, "tamparan" kecil dari kita dapat menggerakkan mereka untuk berbenah.
Namun pertanyaannya, bagaimana dengan diri kita sendiri? Kadang kita terjebak dalam keinginan ingin mengoreksi orang lain, tetapi sulit menerima koreksi. Ucapan, tulisan, atau perbuatan kita yang menginspirasi orang lain, justru kerap kita abaikan sendiri.
Ini berbahaya!
Allah sangat membenci sikap seperti ini, sebagaimana dalam firman-Nya pada Q.S. Ash-Shaff: 2-3:
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Integritas itu adalah soal keselarasan antara ucapan/tulisan dengan tindakan kita. Ini berarti seseorang da'i yang memiliki integritas tidak hanya menginspirasi orang lain dengan kata-kata atau nasihatnya, tetapi juga menuntut untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia bagikan. Tanpa keselarasan ini, kepercayaan akan luntur, dan pesan yang disampaikan akan kehilangan kekuatan.
Teringat kisah Ibnu Umar, yang tidak hanya membaca Al-Qur'an dengan penuh perhatian, tetapi dia juga tidak akan berpindah ke ayat atau surah berikutnya sampai ia memahami dan mengamalkan, lalu setelahnya menyampaikan ajaran dari ayat yang telah dibacanya.
Ayat tersebut bukan bermaksud tentu bukan untuk menakut-nakuti kita, melainkan sebagai pengingat bahwa ketika kita berikhtiar dalam mengajak kebaikan kepada orang lain, perlu juga kita perhatikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sendiri.
Ini menjadi pengingat kita bahwa teladan adalah bagian penting dari dakwah. Perkataan yang selaras dengan perbuatan memiliki kekuatan lebih besar. Dengan begitu, ajakan kebaikan bukan hanya kata-kata, tapi menjadi tindakan nyata yang dapat ditiru orang lain.
Semoga kita terhindar dari sikap ini dan semoga apa yang kita ucapkan, tuliskan, dan lakukan jauh dari dorongan untuk hanya sekedar mendapat pujian dari orang lain.
36 notes · View notes
sabaryangindah · 11 months ago
Text
Nanti, nanti insyaa Allaah akan ada,
Seseorang yang diciptakan untuk kita
Yang rela melakukan apa saja demi bisa bersama dengan kita.
Yang energinya selaras, setara dan sama
Sama-sama saling mencinta, sama-sama ingin membahagiakan, sama-sama ingin bersama selamanya
Kalau bukan di dunia, semoga saja di Surga..
121 notes · View notes
praise-joko · 2 years ago
Text
I lost the post I saw about the quote generator but I had a go at it. It’s so good.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
manofbeskar · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
more OCtober!
day 9: major character flaw — qorbin kovani and his obsession with constantine lmao
day 10: oc as a child — kazaya hehe. he had the face tattoo really early in life and his beskar sword made him a loner because of how outrageous a weapon it was in mando culture that people avoided him anyway
day 11: oc in formal clothing — here’s selara
day 12: oc in another artist’s style — amor in oda’s style since he was based on one piece lol
day 13: oldest oc — my duros pirate with the alias of “goner” who led the goner pirates during the age of the republic and galactic civil war
day 14: oc in au of choice — con and veraa in noir
day 15: time period change — didn’t know how to do this for sw so i did age swap instead. here’s adult jeff with kid constantine and veraa during order 66
1 note · View note
jejaringbiru · 11 months ago
Text
Haiii penghuni laman biru di manapun kalian berada! Alhamdulillah akhirnya event Desember Menulis sudah genap terlaksana.
Terima kasih kepada seluruh pembaca tulisan-tulisan kami.
Besar hormat, cinta dan kasih kepada para penghuni Jejaring Biru yang telah berpartisipasi meluangkan waktu untuk merangkai kata menjadi sebuah tulisan yang kaya akan makna. Kalian luar biasa 🫶🏻
Berikut para penulis hebat kami : @hardkryptoniteheart @shofiyah-anisa @yustrialubna @penaalmujahidah @aksarapuan94 @rumelihisari @selaras-hati @thrsblog @manusiafajar @padangboelan @yurikoprastiyo
Penulis terkonsisten : @hardkryptoniteheart
Tulisan-tulisan terbaik : Nantikan persembahan kami di tahun 2024
Sampai bertemu lagi di event-event berikutnya, salam literasi✨
49 notes · View notes
irpurnama · 1 month ago
Text
Bumi perputar Manusia bertumbuh Pemikiran berkembang Semua bergerak, dinamis Perubahan adalah sebuah kaharusan yang tidak bisa dihindari, baik disadari ataupun tidak Perbedaan menjadi dampak yang tidak bisa disangkal Pada akhirnya tidak menjadi sama adalah sebuah kepastian dan itu bukanlah sebuah kesalahan Itu adalah bukti bahwa kita sedang berpasrtisipasi aktif dalam kehidupan ini
Maksudku.. tidak perlu merasa kesal ketika kerap disebut tidak sama, karena berubah artinya kamu sedang melanjutkan hidup.
Dan tidak pula seharusnya kamu marah saat orang yang kamu kenal baik ternyata mengalami beberapa perubahan dalam sikap maupun cara berpikirnya, gapapa yaa gapapa dia hanya sedang menjalani hidup.. sama seperti kamu.
Hidup itu kan isinya bergerak setiap hari, menghadapi kekacauan, membuat keputusan, menikmati hasil kerjakeras, dll.
Atas apa yang telah terjadi pada dirimu apakah kamu yakin hanya ingin menjadi orang yang sama? tidakkah kamu juga bangga pada perubahan yang sedikit-demi sedikit ituu?
Mari kita rayakan setiap perubahan kecil dalam diri kita, mari kita akui bahwa kita memang tidak sama dengan masa lalu, mari kita sombongkah bahwa kita mampu bergerak selaras dengan bumi.
Sungguh kita memang hebat bisa menyeimbangi pergerakan bumi. Sudah dipastikan kita memang layak jadi penghuni bumi yang sibuk ini.
Jakarta, September 2024.
13 notes · View notes
kurniawangunadi · 3 months ago
Text
Cerpen : Gak Sengaja
Kita memiliki banyak sekali pertanyaan yang mirip soal hidup. Apakah karena itu hati kita bertaut? Nada detak jantung kita menjadi harmoni yang selaras karena sefrekuensi. Cara pandang kita terhadap hidup ini pun mirip-mirip. Meski latar belakang hidup kita berbeda jauh, asal kita tidak sama, umur kita juga berjarak jauh. Tapi mengapa semua hal yang kamu ungkapkan sama dengan apa yang aku pikirkan.
Setelah mengetahui semua itu dari tulisan-tulisanmu yang kubaca. Dari pertemuan kita yang tak terencana dan menghasilkan rasa nyaman untuk bertukar pikiran. Apakah kamu tidak pernah berpikir untuk kita menikah saja? Tapi ternyata memang cinta itu tidak bisa dilogika dan tidak masuk akal sama sekali. Kamu malah mengejar sesuatu yang tak mirip denganmu, ia yang bertentangan karena menurutmu menantang untuk ditaklukkan. Dan alasan bahwa yang kamu kejar itu adalah orang lama di hidupmu yang ingin sekali kamu ubah. Sementara aku di depanmu, telah menjadi semua hal yang ingin kamu ubah didirinya. Kecuali satu, aku bukan dirinya.
Karena aku tak bisa mencernanya. Apa ku tanya saja ya? "Kalau ada yang suka denganmu dan telah menjadi apapun yang kamu pikirkan akan berubah didirinya, apa kamu akan berubah pikiran?" "Enggak tahu, belum nemu," ujarmu. "Aku rasa emang cinta bikin buta dan gila. Orang yang memiliki pemikiran sepertimu aja bisa bertekuk lutut otaknya." kataku. Kamu terdiam. Aku menghela nafas. "Kamu mau gak nikah sama aku aja?" OMAYGATT TTTTT APA YANG BARU KUKATAKAN, HEHHHH AKU BILANG APAAAA!!!! KOK BISAAA!!!! BEGO BEGO BEGOOO!!!! AH DASARRR CINTAAA!!!! KOK GA DIPIKIR DULUUU.... AAAAAKUUUU MALUUUUU!!!!! (ujarku dalam hati sembari bingung mau ditaruh mana ini muka) (c)kurniawangunadi
67 notes · View notes
penaimaji · 1 year ago
Text
Bertumbuh
Respon diri kita terhadap orang lain mencerminkan nilai diri kita sesungguhnya. Seringkali kita merasa tidak terima dengan tanggapan orang lain yang menurut kita negatif, sehingga tumbuh rasa ingin membalas perbuatannya; ingin orang itu segera mendapat balasannya; atau buru-buru memberi label buruk terhadapnya
Padahal rasa tidak nyaman itu justru membuat kita semakin bertumbuh. Mengoreksi pada diri sendiri apa yang salah dan perlu diperbaiki
Ini bukan soal personality saja, melainkan dalam hal berdagang juga demikian; dalam hal desain juga demikian; bahkan dalam hal dakwah sekalipun juga demikian. Atau dalam hal transaksional lainnya, apalagi kalau kita memiliki peran yang berhubungan dengan klien atau konsumen
Ada seseorang yang kukenal dekat, bekerja sebagai desain marketing dalam sebuah perusahaan. Ini pengalaman pertamanya sebagai desainer perusahaan dan seringkali mendapat komentar buruk atasannya
"Lama banget sih desainnya, ini harusnya sebentar aja udah jadi". Atau "Jangan bikin template sendiri, ini norak, harusnya bla bla bla". Atau "Presentasimu itu bertele-tele, langsung aja". Dan semisalnya yang mungkin kata-kata bos nya itu sering jlab jleb jlab jleb
Wajar karena baru pertama kali, ia masih berbaiksangka pada atasannya, "oh iya aku harus belajar lagi, ya mungkin pembawaan beliau memang begitu", dalam hatinya
Selang beberapa waktu, ia menemani atasannya keluar dan sempat berbincang meski tidak seharian. Atasannya itu memberikan banyak insight, mumpung masih muda harus perbanyak belajar dan pengalaman, juga menceritakan pengalaman beliau. Ternyata orangnya asik, tapi kalo urusan kerjaan beliau sedikit keras, karena mungkin begitulah cara beliau mengarahkan orang lain untuk bertumbuh, dan bisa jadi memang beliau terdidik demikian. "Harus dikejar, mungkin 10 tahun kedepan kamu sakit, tapi nanti kamu merasakan hasilnya", kata beliau pada juniornya
Beliau berasal dari kampung dengan keluarganya yang sederhana. Mungkin beliau tumbuh selaras dengan kerasnya hidup, juga ambisinya yang ingin sukses mengejar karir. Tentu, semuanya tidak dengan rasa nyaman, sampai sudah pernah menempati level vice president beberapa perusahaan besar di umur 30-an ini
Sedangkan teman si junior desainer yang lainnya ini saat melihat atasannya sering ketus dan marah, mereka malah menyerang personality atasannya, bukan melihat kesalahan kinerja mereka sendiri. Mereka tidak siap ditekan dengan perubahan kultur perusahaan karena terbiasa dengan zona nyaman. Mereka tidak suka dengan kritikan yang kalau dilihat dari sisi lain, merupakan sebuah lecutan diri untuk lebih bertumbuh lagi
Bertumbuh memang tidak akan pernah nyaman. Sekalipun kita merasa personality kita baik, tentu ada masanya kita dikritik pedas untuk perlu naik level
Semoga rasa tidak nyaman itu selalu bersandar kepada Allah, barangkali itu memang sinyal dari Allah melalui perantara orang lain. Entah apa tujuannya, barangkali kita hanya perlu melihat pada diri. Dan apapun yang terjadi tentu atas izin-Nya, bukan?
Jakarta, 1 Juni 2023 | Pena Imaji
169 notes · View notes