#pondasi rumah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Desain Interior Ruang Tamu Sederhana
Ruang tamu adalah salah satu bagian terpenting dalam rumah. Sebagai tempat pertama yang dilihat tamu atau keluarga yang datang berkunjung, desain ruang tamu harus dapat menciptakan kesan hangat, nyaman, dan mengundang. Namun, desain ruang tamu sederhana tidak berarti harus membosankan atau meminimalkan estetika. Dengan konsep yang tepat, Anda dapat menciptakan ruang tamu yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menarik, meski dengan budget terbatas dan tanpa ornamen yang berlebihan.
Berikut adalah beberapa ide dan tips untuk desain interior ruang tamu sederhana yang bisa Anda terapkan di rumah.
1. Pilih Warna Netral sebagai Dasar
Salah satu kunci utama dalam desain interior ruang tamu yang sederhana adalah pemilihan warna. Warna-warna netral seperti putih, abu-abu, krem, atau beige adalah pilihan yang aman dan efektif untuk memberikan kesan bersih dan lapang. Warna netral juga memberikan fleksibilitas dalam pemilihan furnitur dan aksesoris, serta mudah dipadukan dengan warna aksen yang lebih cerah.
Tips:
Dinding: Cat dinding dengan warna netral untuk menciptakan dasar yang tenang dan lapang. Jika ingin sedikit sentuhan berbeda, Anda bisa memilih satu sisi dinding untuk diberi aksen warna yang lebih gelap atau menggunakan wallpaper dengan pola sederhana.
Paduan warna furnitur: Pilih furnitur berwarna netral atau kayu alami, yang akan menciptakan harmoni dengan dinding dan lantai tanpa membuat ruangan terasa penuh.
2. Pilih Furnitur yang Sederhana dan Multifungsi
Furnitur adalah elemen utama dalam ruang tamu. Dalam desain ruang tamu sederhana, pilih furnitur yang memiliki desain minimalis dengan garis-garis bersih. Hindari furnitur yang berornamen rumit atau berukuran terlalu besar. Pastikan furnitur yang dipilih juga nyaman dan sesuai dengan kebutuhan ruang.
Beberapa tips pemilihan furnitur:
Sofa dengan desain simpel: Pilih sofa dengan desain modern yang tidak terlalu berlebihan. Sofa berwarna netral seperti abu-abu, putih, atau cokelat muda dapat memberi kesan elegan namun tetap sederhana. Pilih sofa dengan aksen bantal minimalis untuk menambah kenyamanan.
Meja kopi sederhana: Meja kopi dengan desain simpel, seperti meja berbahan kayu atau kaca dengan kaki ramping, dapat menambah estetika ruang tamu tanpa memakan terlalu banyak ruang. Pilih meja dengan ukuran yang sesuai dengan luas ruangan.
Rak dinding atau kabinet terbuka: Untuk menyimpan barang-barang penting atau dekorasi, rak dinding atau kabinet terbuka adalah solusi yang praktis dan efisien. Rak yang tidak terlalu besar akan membuat ruang tamu tetap terasa lapang dan terorganisir.
3. Pencahayaan yang Tepat
Pencahayaan memegang peranan penting dalam desain interior ruang tamu. Dalam ruang tamu sederhana, pencahayaan yang tepat dapat menciptakan suasana yang hangat dan nyaman. Gunakan beberapa sumber cahaya untuk menciptakan efek pencahayaan yang merata dan tidak terlalu silau.
Beberapa ide pencahayaan:
Lampu langit-langit yang minimalis: Pilih lampu langit-langit dengan desain simpel yang tidak terlalu mencolok. Lampu gantung berbahan logam atau dengan desain modern dapat memberikan sentuhan elegan tanpa terlihat berlebihan.
Lampu meja atau floor lamp: Lampu meja dengan desain minimalis atau lampu berdiri (floor lamp) bisa ditempatkan di sudut ruangan untuk menambah cahaya lembut, menciptakan atmosfer yang nyaman saat malam hari.
Pencahayaan alami: Manfaatkan cahaya alami sebanyak mungkin dengan tidak menghalangi jendela dengan tirai atau gorden yang terlalu berat. Jika perlu, pilih tirai tipis atau gorden warna terang agar cahaya bisa masuk dengan maksimal.
4. Sentuhan Aksesori yang Tidak Berlebihan
Aksesori adalah elemen yang dapat mempercantik ruang tamu, namun harus digunakan dengan bijak agar tidak membuat ruang terasa penuh dan sempit. Pilih aksesori yang sederhana namun dapat menambah karakter pada ruangan.
Beberapa ide aksesori:
Bantal dekoratif: Bantal dekoratif di sofa bisa memberikan sentuhan warna atau pola tanpa menghabiskan banyak anggaran. Pilih bantal dengan desain yang simpel dan serasi dengan warna furnitur.
Karpet: Karpet dengan desain sederhana dan warna netral bisa menjadi pilihan yang baik untuk menambah kenyamanan di ruang tamu. Pilih karpet yang tidak terlalu besar, cukup untuk menutupi sebagian area di bawah meja kopi dan sofa.
Tanaman hias: Tanaman hias dapat memberikan kesan alami dan segar pada ruang tamu. Pilih tanaman yang mudah dirawat, seperti sukulen atau monstera, dan tempatkan dalam pot yang simpel. Tanaman hijau juga memberikan kesan hidup pada ruang tamu yang sederhana.
5. Ciptakan Fokus dengan Artwork atau Dekorasi Dinding
Meski mengusung desain sederhana, ruang tamu tetap bisa menjadi menarik dengan tambahan seni atau dekorasi dinding yang sederhana. Anda bisa memilih lukisan, foto, atau wall art dengan tema yang sesuai dengan selera.
Tips dekorasi dinding:
Lukisan minimalis: Pilih lukisan atau gambar dengan tema simpel dan warna yang tidak mencolok. Lukisan abstrak dengan warna netral atau pemandangan alam yang tenang bisa menjadi pilihan yang tepat untuk ruang tamu sederhana.
Wall art atau poster: Jika anggaran terbatas, Anda bisa menggunakan poster dengan bingkai sederhana. Pilih poster yang memiliki desain yang menarik namun tetap tidak mengurangi kesederhanaan ruang tamu.
6. Atur Tata Letak Ruangan dengan Baik
Tata letak ruang tamu sangat mempengaruhi kenyamanan dan fungsi ruangan. Dalam ruang tamu sederhana, pastikan furnitur diletakkan dengan cara yang memaksimalkan sirkulasi udara dan memungkinkan tamu untuk bergerak dengan leluasa.
Beberapa tips pengaturan tata letak:
Fokus pada titik utama: Tentukan titik utama dalam ruang tamu, misalnya sofa atau televisi, dan atur furnitur di sekitar titik tersebut. Pastikan ruang tidak terlalu penuh dengan furnitur agar tetap terasa lapang.
Jangan menempatkan furnitur terlalu rapat: Ciptakan ruang di antara furnitur agar tidak terasa sesak. Ini akan memberikan ruang untuk pergerakan dan membuat ruang tamu terlihat lebih luas.
Gunakan ruang vertikal: Manfaatkan ruang vertikal dengan rak dinding atau rak gantung untuk mengoptimalkan ruang tanpa mengurangi area lantai yang terbuka.
7. Pilih Lantai yang Tepat
Lantai juga memainkan peran penting dalam desain interior ruang tamu. Pilih lantai yang tidak hanya nyaman dipijak, tetapi juga cocok dengan tema desain yang diinginkan.
Pilihan lantai untuk ruang tamu sederhana:
Lantai kayu atau laminate: Lantai kayu memberikan kesan alami dan hangat. Anda bisa memilih lantai kayu dengan desain sederhana atau laminate dengan tekstur kayu yang terlihat modern.
Lantai keramik dengan pola minimalis: Pilih lantai keramik dengan warna netral dan desain yang tidak terlalu mencolok. Keramik putih atau abu-abu akan memberikan tampilan bersih dan elegan.
Kesimpulan
Desain interior ruang tamu sederhana tidak harus membosankan. Dengan pemilihan furnitur yang tepat, warna yang seimbang, serta aksesoris yang minimalis namun menarik, Anda bisa menciptakan ruang tamu yang nyaman dan stylish meskipun dengan anggaran terbatas. Kunci utamanya adalah kesederhanaan, keteraturan, dan pemilihan elemen yang sesuai dengan kebutuhan serta selera pribadi Anda. Cobalah tips di atas untuk menciptakan ruang tamu yang hangat dan menyambut tamu dengan penuh gaya.
#desain rumah minimalis#rumah minimalis#desain rumah#rumah#dekorasi rumah#dekorasi kamar tidur#denah rumah#rumah modern#dekor rumah#dekorasi rumah minimalis#rumah idaman#desain rumah modern#rumah 1 lantai#dekorasi interior rumah minimalis#dekorasi ruang#rumah 6x10#rumah sederhana#dekorasi#bangun rumah#jual rumah murah#rumah 2 lantai#dekorasi ruang tamu#inspirasi rumah#denah rumah minimalis#pondasi rumah#bangun rumah murah
0 notes
Text
Berumah tangga, bukan soal rumah yang selalu rapih
Sedang di fase penyesuaian baru dalam pernikahan. Bertambah keturunan, bertambah pula amanah yang diemban.
Ada begitu banyak penyesuaian yang saat ini betul-betul butuh menurunkan ego.
Berbagi peran satu sama lain, yang kadang bikin kepala lebih keras. "Harusnya aku engga gini, tugasku bukan ini"
Menjadi suami siaga yang bilang gpp kalau harus nyuci baju, yang mau bilang gpp kalau harus nyetrika, cuci piring dan harus masak.
Ketika adek kecil menangis, kakaknya juga ikut menangis. Sama-sama minta digendong, sama-sama minta didekap.
Kalau bukan karena kasih sayang, tidak mungkin semua bisa berjalan tenang.
Yang ada pasti saling menggantungkan. "Kamu aja"
Padahal pernikahan ini milik bersama, butuh hati yang saling menguatkan.
Ternyata pembagian peran di dalam rumah tangga yang menanangkan itu fleksibel.
Pembagiannya tidak harus selalu sama. Dan mungkin akan terus berubah, bergantian.
Jika hari ini istri mengerjakan tugasnya, maka esok hari mungkin tidak sempat lagi. Suami butuh menggantikan perannya.
Gpp jika suami harus bangun tengah malam buat gendong. Gpp jika suami menyuapi, dan memandikan.
Sebab berumah tangga, bukan soal rumah yang selalu rapih.
Berumah tangga bukan soal tidur yang selalu pulas.
Berumah tangga, bukan soal membangun atap yang paling kokoh.
Tetapi perihal menguatkan punggung dan meredakan tangis satu sama lain.
Tidak ada pondasi yang paling kuat di dalam pernikahan, selain kesediaan untuk memahami satu sama lain.
—ibnufir
241 notes
·
View notes
Text
Lebih Mudah.
Ada suatu titik ketika hidup kita akan berada di sebuah titik yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Titik-titik yang sulit dan rumit, yang agaknya tak kita kuasai sedikitpun.
Akan ada masanya kita menjalani sebuah peran yang bagi kita teramat berat di permulaannya. Entah peran yang dimulai dari rumah, tempat menimba ilmu, tempat kerja, atau pada skala lain yang lebih besar dan lebih luas manfaatnya.
Di suatu waktu di masa depan sana, kita akan menghadapi sebuah permasalahan keruh yang sulit kita jernihkan. Masalah yang kadang membuat kita lupa untuk kembali pada pondasi kokoh yang mendasari segala jawaban di muka bumi ini.
Dan akan tiba saatnya, kita akan mulai mengemban amanah-amanah berat yang baru. Amanah-amanah yang mungkin akan terlalu berat kita pikul sendirian.
Oleh karenanya, bersamailah seseorang yang membuatmu merasa lebih mudah melewati fase demi fase pendewasaanmu. Seseorang yang dengannya kamu lebih mudah meningkatkan iman dan ketaqwaan. Yang dengannya lebih mudah untuk mengingat-ingat kebaikan.
Temukan seseorang yang juga mampu membersamaimu untuk bisa lebih mudah merenda syukur dan merajut sabar. Seseorang yang membuatmu lebih mudah berbagi teduh. Seseorang yang bersamanya, membuatmu lebih mudah untuk menguatkan diri meski barangkali ada hal pelik yang perlu kamu selesaikan.
Karena pada akhirnya, hidup tak mungkin tanpa masalah. Kita tak sedang berlayar di lautan mati yang tanpa ombak dan karang. Kita tak sedang melaut yang tanpa badai dan angin kencang. Entah apa yang nantinya lebih dulu menerjang, semoga kita masih sempat untuk mengusahakan sekuat mungkin untuk berpegang pada tali-Nya.
Namun, sebelum itu semua, pertama-tama mari kita buat diri kita untuk lebih mudah membuka mata hati untuk menerima nasihat-nasihat kebaikan. Mari buka pintu itu lebar-lebar tiap kali hidayah mengetuk. Persilakan mereka masuk dan jamu sebaik mungkin. Jangan hanya tunggu, tapi mari kita hampiri selangkah demi selangkah. Buat diri kita lebih mudah untuk meminta dan memberi maaf, juga berterima kasih. Dengan itu, kelak kita juga akan membuat siapapun seseorang itu jadi lebih mudah untuk membimbing dan mengarahkan.
Aamiin.
(Semarang, 22 Juli 2024. 20:35. Baru tiba di kamar kos. Sebuah tulisan untuk diri sendiri yang buru-buru dituang dari kepala karena terlintas pas lagi perjalanan motor ke kosan. Terinspirasi dari percakapan dan nasihat tak terduga dari bapak penjaga parkir di pertigaan Masjid Agung Pandanaran. Terimakasih bapak!)
39 notes
·
View notes
Text
Ayaah mau cerita..
Malam ini seneng banget, dede sama aa mudah diajak sholat, ngaji, dan sikat gigi sebelum tidur.
Sebenernya ada treatment beda yg aku coba terapin ke aa sama dede sebelum "nyuruh" mereka melakukan sesuatu.
Jadi setelah pulang kerja, aku fokus ke mereka berdua. Aku ajak bikin engklek pake balok, main pura-pura jadi robot, main ular naga, dan dengerin semua celotehan mereka. Intinya aku bener-bener hadir sehadir-hadirnya..
Turns out, saat aku ajak sholat, ngaji, gosok gigi, mereka melakukannya dengan senang hati... Nggak ada alasan capek atau ngantuk kayak biasanya..🥹 akunya juga nggak dongkol dan merasa bersalah karena gagal "ngajarin" anak.
Beberapa waktu lalu pas main kemah-kemahan juga sama. Aku berusaha banget utk fokus main sama mereka, eh waktu aku sholat isya si aa secara sukarela pingin sholat juga.
Dari pengalaman itu, aku jadi bisa narik kesimpulan. Bahwa ternyata ngajarin anak utk mau dan akhirnya bisa melakukan sesuatu itu butuh waktu...yang bikin kita saling "connect" dulu.
Bukan waktu yang sekedar terlewat bersama tanpa strategi, tapi waktu bersama yang berkualitas.
Tentunya waktu yang dihabiskan tanpa distraksi dgn urusan lain.
Bismillah ya yah.. kita sama-sama usahakan pendidikan buat anak-anak. Karena pondasi pendidikan berawal dari rumah..🤗🥰
*Chat WA-ku ke suami malam ini, sambil kirim foto anak-anak yang udah pada tidur.
Serang, 10 Juli 2024
39 notes
·
View notes
Text
Saat Merasa Berkorban; Cintamu Mulai Pudar.
"Cinta tak kenal pengorbanan, Kekasih, saat kau mulai merasa berkorban, saat itu cintamu mulai pudar." - Sujiwo Tejo
Ketimbang merasa berkorban, bagaimana jika pola pikir yang dibangun adalah memberi yang terbaik dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala?
Usahanya sama, pola pikirnya berbeda.
Sebagaimana pesan dari Ust. Khalid Basalamah hafidzahullah yang disampaikan beliau dalam sebuah podcast, di mana beliau bahasakan hal ini kepada istrinya di awal menikah,
“Saya dan kamu adalah seorang pegawai di sebuah perusahaan bernama rumah tangga, pemilik rumah tangga ini adalah Allah Subhanahu Wata’ala. Saya pasti memiliki tugas dan kewajiban yang saya jalankan dan itu adalah hak kamu, begitu pun sebaliknya kamu memiliki kewajiban yang merupakan hak saya. Kita jalankan ini dengan baik karena Allah Subhanahu Wata’ala maka kita akan mendapat balasannya, pahalanya.
Demikian, sebuah pondasi pemahaman dahulu. Di mana sebenarnya kita ini sekarang sama-sama sedang menjalani prosesi mengejar pahala satu sama yang lain. Indah sekali rumah tangga itu apabila suami sibuk mencari pahala dari istri. Istri sibuk mencari pahala dari suami.
Detik per detiknya dari ucapan dan perbuatan, semuanya bagaimana membahagiakan pasangan. Sangat indah karena mereka mengejar pahala. Dalam sebuah hadis Bukhari disebutkan, memasukkan kegembiraan dalam hati seorang Muslim adalah amal yang paling Allah Subhanahu Wata’ala cintai, apalagi terhadap pasangan. Senyum dengan saudara Muslim yang lain adalah sedekah, apalagi terhadap pasangan. Padahal Allah Subhanahu Wata’ala sudah menggambarkan suami dan istri adalah pakaian satu sama yang lain. Pahami jika ini adalah ajang pahala. Jadikan ini kesempatan emas."
Bilamana keduanya sama-sama membangun pola pikir demikian, demi mengejar pahala dari Allah Subhanahu Wata’ala maka tidak akan ada yang merasa si paling berkorban satu sama lain dan tidak pula saling menuntut melainkan tumbuh kesadaran di antara masing-masing terhadap pasangannya.
Apabila seseorang sudah merasa berkorban maka tanpa sadar dirinya akan menagih empati dari orang lain. Berbeda halnya, apabila dasar yang dibangun adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala maka dirinya meyakini bahwa Allah Subhanahu Wata’ala yang akan membalasnya, dengan begitu sekalipun pasangannya tidak berbuat demikian, dirinya tetap on track memberi yang terbaik.
Dalam pembahasan yang lain bersama Ust. Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah, yaitu membahas QS. An-Nisa': 128 tentang nusyuz dari sisi suami (suami yang zalim) berkebalikan dengan QS. An-Nisa': 34 tentang nusyuz dari sisi istri (istri yang durhaka).
"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tidak acuh) maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Apabila seorang wanita khawatir ada nusyuz dari pihak suaminya, (nusyuz diartikan sebagai zalim/tidak memenuhi haknya) maka solusinya adalah islah, berdamai itu lebih baik. Tidak perlu mengikuti permainan setan sehingga jadi ribut, dsb. Tentu ini bukan hal yang mudah sebab jiwa manusia itu pada dasarnya kikir (sangat menuntut haknya dan suka lupa atau lalai terhadap hak orang lain). Dirinya bersemangat terhadap haknya namun apabila berkaitan dengan hak orang lain suka lupa atau tidak tertarik untuk totalitas dalam memenuhinya. Gaduh ketika terlambat gajian namun ingin dimengerti ketika terlambat 5 menit masuk kerja, misalnya.
Dengan tabiat manusia yang demikian maka islah seringkali gagal, titik temu dalam mencapai perdamaian, apalagi jika pihak lain sedang tidak ‘sehat’, yang emosinya sedang memuncak (bukan islah dengan pihak lain yang takwanya tinggi vs takwanya tinggi) maka jika dalam kondisi yang demikian yang dituntut bukan sekadar memenuhi hak orang lain namun juga harus rela melepas sebagian hak pribadi bahkan mungkin seluruhnya untuk sementara waktu. Dikatakan ulama ini berat bahkan sangat berat sebab istri harus rida haknya dikurangi atau dilepas.
Apalagi sudah menjadi tabiat manusia itu kikir maka dikatakan ulama seyogianya perlu berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan tabiat tersebut dan diganti dengan mental berusaha untuk menunaikan hak orang lain yang merupakan kewajiban diri sendiri dan siap melepas atau memangkas sebagian hak yang merupakan porsimu.
Itulah mengapa islah pahalanya sangat besar dan tidak semua orang mampu sebab untuk memenuhi hak orang lain sudah susah sekali apalagi sampai pada titik melepas hak pribadi. Dan penutup ayat ini, “Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Jika kalian ihsan (beribadah kepada-Nya seakan-akan kamu melihat-Nya dan jika tidak mampu hingga ke level itu maka beribadahlah dengan penuh keyakinan bahwa Dia melihatmu) sehingga ihsan bukan hanya sekadar berbuat baik namun berbuat baik di level tertinggi yaitu berbuat baik dengan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala sedang melihatmu dan jika ingin lebih maksimal lagi yaitu seakan-akan kamu melihat-Nya. Hanya yang sudah mampu beribadah hingga di level inilah yang juga dimampukan untuk islah dengan tulus sebab bagi seseorang yang hanya mengedepankan dirinya dan dia lupa bahwa Allah Subhanahu Wata’ala melihatnya maka tidak akan mampu.
Begitu seseorang tahu, “Saya tinggalkan hak saya, saya lepaskan hak saya. Saya penuhi haknya demi tercapainya perdamaian, perbaikan hubungan dan Allah Subhanahu Wata’ala melihat saya dan semoga Dia rida dengan apa yang saya lakukan.” maka islah jauh lebih mudah sebab dirinya yakin Allah Subhanahu Wata’ala melihatnya, yakin Allah Subhanahu Wata’ala rida terhadap perbuatannya dan yakin Allah Subhanahu Wata’ala akan mengganjarnya dengan ganjaran yang lebih baik.
Dan apabila kalian ihsan dan bertakwa, menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala Maha Mengetahui secara detail bukan hanya secara global atau di permukaan saja. Untuk itu, dirinya akan tenang sebab tahu Allah Subhanahu Wata’ala melihat dan mengetahui secara detail zahir dan batinnya. Allah Subhanahu Wata’ala tahu saya melepas ini bukan tersebab saya takut dengannya atau saya lemah melainkan Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman, ”Perdamaian itu lebih baik.”
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53). Nafsu untuk ribut-ribut, ingin pisah ketika hak diambil atau tidak dihargai yang merupakan permainan setan ini memberikan pandangan bahwa inilah yang paling baik. Namun, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman bahwa, ”Perdamaian itu lebih baik.”
Allah Subhanahu Wata’ala tahu motif islahmu itu apa, Dia akan rida dan mengganjar dengan kebaikan yang sangat besar. Jadi, masalah besar tidak terjadi islah bukan tersebab peliknya masalah namun akar penyebabnya adalah tabiat manusia yang kikir. Renungkan bahwa konflik dalam kehidupan, “Apakah tersebab masalahnya?” jawabannya tidak, namun tersebab manusianya entah diri sendiri atau pihak lain. Bukan besar kecilnya masalah melainkan ego, arogansi, nafsu, dsb.
Dan di ayat tersebut jelas, diawali permasalahan (seorang wanita khawatir apabila suaminya zalim), dijelaskan pula akar masalah (tabiat manusia yang kikir), lalu diberi solusi (tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik), ditutup dengan tauhid (Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) Allah, Al-Kabir yang mengetahui secara global dan detail.
Tidak akan menemukan titik temu atau bersepakat untuk islah dengan konsekuensi melepas sebagian atau seluruhnya hak pribadi apabila tauhid dalam diri seseorang lemah atau hanya sebatas teori. Dan sejatinya inilah ujian kejujuran. Sudahkah melibatkan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam menghadapi lika-liku kehidupan berumah tangga?
163 notes
·
View notes
Text
Aku tau kita punya pendapat berbeda. Tapi aku pengen memahami pendapat kamu.
Kabarin kalau kamu udah siap buat ngobrol ya."
@masbaper
Kabarin kalau mau mendaki bareng sambil ngobrol, tapi jangan obrolan yang basa basi yang sudah basi ya, untuk umur segini capek kalau cuman obrolan nya sudah makan apa belum, jangan lupa makan ya dsb. Yang lebih bernilai dan berfaedah gitu ya, yang obrolan nya ga cuman dunia tapi akherat juga kalau bisa.
Kita nanjak sambil ngobrol gini misalnya :
Mas A, "Dek nanti kalo sudah punya anak kita mendaki bareng kayak gini lagi ya, nanti kita bangun rumah di surga bareng juga, kita berjuang dulu ciptain surga kecil di rumah kita"
Aku," Kalau aku mau banget besok anak-anak kita kenal alam biar kenal juga Penciptanya, trus bangun surga di rumah kita itu bagaimana mas caranya?"
Mas A," Ya ... kita berusaha ciptain 3 pondasi dalam rumah tangga kita, sakinah, mawaddah, warohmah itu dek."
Aku," Benar itu sih pondasinya, tapi maksud aku gimana itu mas caranya?"
Mas A,"Gini dek..., Sakinah kan itu ketenangan atau tenang dek, jadi nanti kalau ada apa-apa, masalah apapun kita tenang dulu hadapinya. Misal nanti kalau kamu ngobrol sama mas kayak gini, jangan motong pembicaraan mas dulu, kamu yang tenang, dengarin, hargai dulu mas bicara. Begitupun kalau nanti adek juga ngomong sama mas, mas juga ga akan motong, tapi mas dengerin dulu sampai adek selesai, kita ga boleh nyolot apalagi emosi,"
Aku," oh gitu, terus apalagi mas?"
Mas A," Nanti kalau ada masalah, atau kita sedang capek-capek nya, kita jangan mengungkit-ungkit ini dan itu, atau kerjaan masing-masing, adek udah ini itu, trus mas juga malah nyolot jadi kita usahakan jangan seperti ini, paham ga dek sampai sini? ayo mas bantu naik dulu sambil ngobrol lagi nanti." ( sambil megang tangan)
Aku," Oh gitu, iya mas ayo masih jauh puncaknya, makasih mas sudah dibantuin,"
Mas A," lanjut lagi ya dek, selain yang mas sebutkan tadi, selanjutanya mawaddah atau cinta dek, ini point penting juga dek. Jadi nanti adek jangan nyela-nyela mas, ngomel-ngomel terus kalau di rumah, jangan sampai juga adek bicarain kejelekan mas atau sebaliknya. Mas juga harus jaga adek, ga nyela adek, ga ngomel atau marahin adek, jadi nanti kita dapat itu saling nya, kita tumbuhkan cinta itu dengan saling tadi dek. Jika Cinta itu hilang atau naik turun, kuncinya kita kembalikan lagi di sakinah tadi . Cinta jaminan dari Allah, jadi minta sama Allah terus untuk diberikan rasa cinta itu pada kita.
Aku," Oh iya ya mas paham, kalau misal nanti aku ngomel-ngomel gimana?"
Mas A," ya palingan ntar mas cuman dengerin saja, mau gimana lagi, habis itu mas baru nasehatin adek, jangan ngomel-ngomel lagi ya dek."
Hahahaha ( Ketawa bareng)
Aku," Lalu yang warahmah gimana itu mas?"
Mas. A," warahmah, Rahmah atau kasih sayang, nanti kita saling memaafkan, saling menerima, selalu bersabar dalam segala ujian, yang paling penting juga jangan selalu membesar-besarkan masalah, saling jujur dan terbuka, jika dari kita ya dek, ada salah ya meminta maaf jangan merasa benar atau tinggi satu sama lain."
Aku," paham mas, tapi prakteknya kalau ga sesuai yang mas sampaikan gimana?"
Mas A," Kembali lagi, kita saling mengingatkan, tidak untuk lebih benar atau lebih tinggi, sebisa mungkin nanti kita ciptakan di rumah tangga kita itu tentram, cinta, dan maaf gitu ya dek."
Mereka mengobrol sampai puncak.
Ayo mas A kapan kita muncak bareng?
Aku dengan alam, kalau dengan mas A Wallahu a'lam (hahaha)
Mas A ( sosok yang belum pernah aku temui )
Obrolan terinspirasi dari kajian pra nikah ustadzah Aisyah Farid, BSA
yang dirangkum oleh ummu lely / Ibu lely by ig.
18 notes
·
View notes
Text
We accept the love we think we deserve
Gua punya teman, dia cerai dengan suaminya karena suaminya selingkuh, tetapi pas menikah lagi sama laki-laki yang udah punya istri. Alias mau aja dijadikan istri kedua.
Sedangkan sepupu gua pas suaminya meninggal, dia juga menikah lagi dengan laki-laki yang sudah punya istri. Sama dengan teman gua, dia juga mau dipoligami.
Bedanya, sepupu gua dipoligami, atas permintaan istri pertama suaminya. Jadi dia dan suaminya sudah sama-sama pegang keridhoan si istri pertama. Sedangkan teman gua enggak. Dia dan suaminya sampai sekarang masih 'kucing-kucingan' sama istri pertama.
Gua gak sama sekali menentang poligami. Jika orang yang menjalaninya merasa sanggup, ya silakan. Karena gua juga punya teman, dia dipoligami tapi syukurnya dia mendapatkan laki-laki yang benar-benar mampu menjalankan syariat tersebut dengan baik. Teman gua bisa berhubungan baik dengan istri suaminya yang lain. Dia juga mendapatkan kehidupan yang adil dan layak.
Tetapi kalau ditanya apakah gua mau jika dipoligami? Jawabannya enggak. Kenapa? Ya karena gua gak sanggup.
yang gua mau bahas di sini bukan tentang poligami, tetapi tentang mengapa tiap orang ada yang bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah dia telah lewati, dan ada juga yang enggak. Meskipun ujian yang mereka lalui sama.
Contohnya teman gua. Kalau gua jadi dia, setelah gua punya pengalaman diselingkuhi, setelah gua merasakan bagaimana sakitnya diduakan dan ditinggalkan apalagi dalam keadaan gua udah punya anak, gua pasti akan berpikir beribu-ribu kali sebelum membuat perempuan lain merasakan posisi gua. Tetapi faktanya, dia gak berpikir hal yang sama. Karena pengalaman pernah diselingkuhi gak membuat dia gak bersedia menjadi selingkuhan orang lain.
Gua selalu percaya bahwa Allah menetapkan suatu syariat itu gak pernah dengan niat buruk, pasti ada kebaikan di dalamnya. Yang membuatnya terlihat salah dan menakutkan adalah orang/pelaku yang menjalankan syariat tersebut.
Kejujuran dan komunikasi yang baik dalam rumah tangga adalah salah satu pondasi dan hal yang krusial menurut gua. Sehingga menikah dengan seseorang yang kita bisa dengan mudah menjadi jujur dengan perasaan dimengerti adalah suatu hal yang penting untuk kita pertimbangkan.
Seorang laki-laki mau poligami? silakan. Tapi JUJURLAH dan KOMUNIKASIKAN dengan istrimu. Karena bagaimanapun di dalam sebuah pernikahan ada kamu dan istrimu. Bukan hanya ada dirimu sendiri. Bukan hanya ada kehidupan dan perasaan satu orang di dalamnya. Saat sudah berumah tangga, seseorang gak bisa lagi egois untuk memikirkan dirinya sendiri dan berhenti memikirkan orang lain, yang apalagi pasangannya sendiri.
Dan kamu seharusnya gak merasa takut dan ragu untuk mengutarakan sesuatu yang kamu rasa hal itu sendiri baik untuk kamu lakukan, kan?
contoh lain tentang sepupu gua, memang benar dia dipoligami sudah atas izin dari si istri pertama. Malahan, (dia sendiri yang cerita sama gua) dia menikah atas permintaan si istri pertama. Tetapi tau mirisnya di mana? Dia juga cerai kembali karena si istri pertama.
Kadang tuh gua suka mikir, kehidupan yang seseorang jalani ternyata bisa lebih sinetron dari sinetron itu sendiri.
Terus satu waktu sepupu gua curhat lagi segala macam prahara rumah tangga dan aib mantan suaminya itu.
Eh gak lama, setelah beberapa tahun gak pernah ketemu dan ngobrol lagi, mama gua bilang sepupu gua udah rujuk kembali.
What a hilarious thing.
Gua pernah baca quotes bunyinya gini:
You can see how much a woman loves herself by the partner she chooses.
And that's one of the most accurate statements ever.
We accept the love we think we deserve.
Jadi balik ke pertanyaan gua di awal, kenapa ada beberapa orang yang gak bisa mengambil pelajaran atau belajar dari kesalahan mereka, bisa jadi karena apa yang telah mereka lewati juga belum cukup untuk menyadarkan atau membuat mereka memahami apa yang baik untuk mereka atau apa yang berhak untuk mereka dapatkan.
Entah faktor ketidakmampuan itu datang dari kebodohan mereka sendiri, atau mungkin ada banyak hal-hal lain yang gak diketahui orang lain.
Termasuk gua sendiri yang gak tahu pasti alasan apa yang membuat dua perempuan di hidup gua itu memilih keputusan tersebut.
Gua cuman berharap siapa pun perempuan maupun laki-laki yang sedang membaca ini, kita semua (termasuk gua sendiri) bisa semakin tahu nilai diri kita sendiri
and be sure that we can get good things and love that we deserve.
15 notes
·
View notes
Text
Tips Dekorasi Rumah Budget Terbatas
Dekorasi rumah tidak selalu harus mengeluarkan biaya besar untuk menciptakan suasana yang indah dan nyaman. Dengan perencanaan yang matang dan kreativitas, Anda bisa mendapatkan tampilan baru untuk rumah tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Jika Anda memiliki anggaran terbatas, berikut adalah beberapa tips dekorasi rumah anggaran terbatas yang dapat membantu menciptakan ruang yang estetis dan fungsional.
1. Manfaatkan Furniture dan Barang yang Sudah Ada
Salah satu cara paling efektif untuk menghemat biaya dalam dekorasi rumah adalah dengan memanfaatkan barang atau furnitur yang sudah Anda miliki. Anda tidak perlu membeli furnitur baru setiap kali ingin mengubah suasana rumah. Cobalah untuk memodifikasi atau mendaur ulang furnitur yang ada.
Misalnya:
Cat ulang furnitur kayu: Jika Anda memiliki meja atau kursi kayu yang sudah mulai pudar warnanya, beri sentuhan cat baru dengan warna yang lebih segar. Cat furnitur dengan warna netral atau cerah agar tampilannya lebih modern.
Gantilah kain pelapis: Gantilah sarung bantal atau kain pelapis sofa dengan bahan baru yang lebih stylish. Pilihlah kain dengan pola atau warna yang berbeda untuk memberikan kesan baru pada ruangan.
Repurposing barang lama: Rak buku lama bisa diubah menjadi meja aksen dengan sedikit modifikasi. Barang-barang yang tidak terpakai bisa disulap menjadi sesuatu yang berguna dan dekoratif.
2. Gunakan Warna yang Tepat untuk Menciptakan Kesan Baru
Warna adalah salah satu elemen yang paling kuat dalam mendekorasi rumah. Mengubah warna dinding atau furnitur bisa memberikan tampilan baru yang drastis tanpa harus mengeluarkan banyak uang.
Beberapa tips warna untuk dekorasi rumah budget terbatas:
Pilih warna netral atau pastel untuk dinding: Warna-warna netral seperti putih, abu-abu, atau beige dapat memberi kesan luas pada ruangan kecil. Warna pastel juga memberi kesan segar dan menenangkan.
Accent wall: Jika ingin tampilan yang lebih menarik, pilih satu dinding untuk diberi warna yang berbeda. Ini bisa memberikan efek dramatis tanpa perlu mengecat seluruh ruangan.
Gunakan warna-warna cerah pada aksesori: Aksesori seperti bantal, tirai, atau karpet dengan warna cerah dapat memperkaya tampilan ruangan tanpa biaya besar.
3. DIY Aksesori Dekoratif
Jika Anda suka berkreasi, coba untuk membuat aksesori dekoratif sendiri. Banyak sekali ide DIY (Do-It-Yourself) yang dapat menambah sentuhan personal pada rumah Anda dengan biaya yang minim.
Beberapa ide DIY yang bisa dicoba:
Lukisan atau wall art: Anda bisa membuat lukisan sendiri dengan bahan yang mudah ditemukan, seperti kanvas dan cat akrilik. Alternatif lainnya, Anda bisa mencetak foto-foto favorit dan memasangnya dalam bingkai murah.
Vas bunga dari botol bekas: Botol kaca bekas bisa dijadikan vas bunga yang cantik dengan sedikit sentuhan kreatif. Cukup bersihkan dan cat botol dengan warna yang menarik atau hiasi dengan tali rami.
Gantungan dinding dari kayu: Anda bisa membuat gantungan dinding dari potongan kayu yang mudah ditemukan di toko kerajinan. Gunakan kayu tua untuk memberi kesan rustic dan alami.
4. Pilih Furnitur Multifungsi
Untuk rumah dengan ruang terbatas, furnitur multifungsi adalah pilihan cerdas yang hemat biaya. Dengan furnitur yang dapat memiliki lebih dari satu fungsi, Anda bisa menghemat ruang dan uang.
Contoh furnitur multifungsi:
Sofa bed: Sofa yang bisa dijadikan tempat tidur sangat praktis untuk ruang tamu yang juga berfungsi sebagai kamar tidur tamu.
Meja dengan ruang penyimpanan: Pilih meja kopi atau meja samping tempat tidur yang dilengkapi dengan laci atau rak penyimpanan di bawahnya untuk menyimpan barang-barang kecil.
Lemari dengan rak terbuka: Lemari dengan desain terbuka memberikan kesan ruang yang lebih lapang dan mudah diakses. Anda juga bisa memanfaatkan bagian atas lemari untuk penyimpanan tambahan.
5. Pilih Karpet atau Tirai dengan Bijak
Karpet dan tirai dapat memberikan kesan yang dramatis dalam sebuah ruangan, namun harganya seringkali bisa sangat mahal. Anda tidak perlu membeli karpet atau tirai mahal untuk menciptakan tampilan yang menarik.
Tips untuk menghemat biaya:
Pilih karpet berbahan sintetis: Karpet sintetis cenderung lebih terjangkau namun tetap dapat memberikan kenyamanan dan estetika pada ruang.
Gunakan tirai berbahan ringan: Tirai dengan bahan tipis dapat memberikan kesan luas pada ruangan. Pilih warna netral atau pastel untuk menjaga suasana tetap terang.
Gunakan karpet kecil atau runner: Jika anggaran terbatas, pilihlah karpet ukuran kecil atau runner untuk ditempatkan di area-area tertentu seperti ruang tamu atau lorong.
6. Perbanyak Tanaman Hias
Tanaman hias tidak hanya mempercantik tampilan rumah, tetapi juga memberi nuansa segar dan alami. Tanaman dapat diletakkan di sudut ruangan atau pada rak terbuka tanpa membutuhkan biaya besar.
Tips memilih tanaman hias untuk dekorasi rumah:
Pilih tanaman yang mudah dirawat: Tanaman seperti sukulen, monstera, atau kaktus tidak memerlukan banyak perawatan dan harganya cukup terjangkau.
Tanaman dalam pot cantik: Pilih pot dengan desain menarik, seperti pot dari keramik atau anyaman, untuk menambah estetika ruangan. Anda juga bisa mendekorasi pot dengan bahan-bahan alami seperti tali atau kain.
Tanaman gantung: Tanaman gantung seperti ivy atau pothos cocok untuk ruangan yang lebih kecil dan dapat memberi sentuhan hijau yang menyegarkan.
7. Gunakan Pencahayaan yang Tepat
Pencahayaan memiliki peran penting dalam menciptakan suasana rumah. Pencahayaan yang tepat dapat memberikan kesan luas, hangat, dan nyaman pada ruangan, bahkan dengan anggaran terbatas.
Beberapa tips pencahayaan:
Lampu meja atau lampu dinding: Cobalah untuk menambahkan lampu meja atau lampu dinding yang stylish namun terjangkau untuk menciptakan cahaya lembut di malam hari.
Lampu LED hemat energi: Gunakan lampu LED yang lebih hemat energi dan lebih tahan lama. Pilih lampu dengan desain modern yang cocok dengan tema dekorasi rumah Anda.
Gunakan lampu gantung: Lampu gantung dengan desain sederhana bisa memberi kesan mewah pada ruangan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
8. Tata Ulang Furnitur dan Barang di Rumah
Salah satu cara termudah untuk memberikan tampilan baru pada rumah adalah dengan menata ulang furnitur dan barang-barang yang ada. Pindahkan beberapa furnitur atau barang dekoratif ke posisi baru untuk menciptakan alur ruangan yang lebih menarik.
Tips:
Ubah letak furnitur : Saya ingin menata ulang sofa, meja, dan kursi di ruang tamu atau ruang makan. Terkadang, hanya dengan memindahkan furnitur ke posisi yang berbeda, ruangan bisa terasa lebih segar dan nyaman.
Atur ulang aksesori : menyebarkan benda dekoratif seperti bantal, lukisan, atau vas bunga ke area lain untuk menciptakan tampilan baru.
Kesimpulan
Dekorasi rumah dengan budget terbatas bukanlah hal yang mustahil. Dengan sedikit kreativitas dan perencanaan yang matang, Anda bisa menciptakan rumah yang indah dan nyaman tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Manfaatkan furnitur yang sudah ada, pilih warna dan aksesori yang tepat, dan jangan ragu untuk mencoba ide DIY. Dengan langkah-langkah sederhana ini, Anda dapat membuat rumah Anda menjadi tempat yang lebih menyenangkan dan stylish dengan anggaran yang ramah di kantong.
#desain rumah minimalis#rumah minimalis#desain rumah#rumah#dekorasi rumah#dekorasi kamar tidur#denah rumah#rumah modern#dekor rumah#dekorasi rumah minimalis#rumah idaman#desain rumah modern#rumah 1 lantai#dekorasi interior rumah minimalis#dekorasi ruang#rumah 6x10#rumah sederhana#dekorasi#bangun rumah#jual rumah murah#rumah 2 lantai#dekorasi ruang tamu#inspirasi rumah#denah rumah minimalis#pondasi rumah#bangun rumah murah
0 notes
Text
Bagi orang yang babak belur oleh luka pengasuhan, rasanya berat sekali tumbuh dengan innerchild yang terluka. Sebagian lain mungkin bersyukur terlahir dari keluarga cemara, sebagian lainnya pula meronta membenci keluarga dan lingkungannya. Jiwa nya mudah sekali rapuh, sering kedinginan saat bertumbuh dan harus memeluk diri sendiri supaya tetap hangat.
Lalu tumbuhlah kita sebagai manusia baligh tanpa aqil. Merayakan masa remaja dengan hura-hura tanpa memahami tujuan hidup, dan berjalan dengan jiwa yang rapuh. menjadi seorang yang paling pandai berbicara cinta, namun ternyata, hampa dalam menunaikan peran sebagai hamba.
Kita menyaksikan bagaimana kita sendiri ketar-ketir mencari kehangatan dari luar, sebab kewalahan memeluk diri sendiri karena kondisi rumah yang taklayak dihuni. Butuh penopang lain supaya kuat, tapi sialnya, kehangatan itu kita dapatkan dari tempat yang bukan seharusnya.
Beberapa teman perempuan memutuskan untuk kabur dari rumah bersama teman lelakinya. Sebab, laki-lakinya telah menjadi rumah yang mengerti akan segala kondisi serta perasaanya. sedangkan rumah yang sebenarnya, hanya memilki udara panas sebab isinya hanya bentakan, kekerasan, dan penghakiman tanpa pernah mengajak diskusi dan bertanya soal perasaan. Beberapa yang lain, memutuskan bahwa bunuh diri adalah solusi dari segala masalah dalam hidupnya. Sebab tak ada rumah yang mengerti dan mendukungnya. Dan sisanya memilih menjadi manusia-manusia liar, sebab rumah tak peduli dengannya. Rumah baginya hanya tempat berteduh secara fisik, bukan jiwa.
Kita mungkin pernah sebabak belur itu. Menjadi yang paling sakit seolah tidak ada yang lebih sakit hidupnya dari pada kita. Tapi mau bagaimanapun, kita bertanggungjawab atas diri sendiri sebagai hamba Allah. Kabar baiknya, Dia memberi bekal berupa akal. Menyediakan lautan ilmu untuk kita selami agar menemukan cahaya untuk menyembuhkan jiwa yang rapuh dan sakit.
dengan menyelami lautan ilmu itu, kita belajar untuk menjadi kuat dan akan menguatkan. Lalu mencari kehangatan dari jalan yang tepat. Memutus luka pengasuhan yang selama ini merantai kita. Bertekad menjadi manusia yang lebih baik. Walau prosesnya tergopoh, kita tetap bertekad menuntaskan semua itu.
Entah Membuat rumah baru atau merenovasi rumah lama, kita perlu menaburkan ilmu supaya pondasi rumahnya kuat dan takada lagi jiwa yang rapuh seperti kita di masa lalu. Walapun dalam prosesnya, Kita kelabakan harus membasuh luka pengasuhan sebelum mengasuh—supaya kita tak mengasuh dengan luka pengasuhan—melainkan dengan ilmu dan keimanan.
Kita tetap bertumbuh walau progresnya hanya baru mulai bisa merangkak. tak apa-apa. tetap apresiasi diri dan berterimakasih pada Allah. Supaya manusia-manusia kuat hebat dan memahami peran dirinya sebagai khalifah di muka bumi hadir dan tumbuh dari rumah kita.
-Rum
45 notes
·
View notes
Text
Sesungguhnya dalam penantian momongan selama 3 tahun ini, aku merasa Allah sedang memberikan waktu bagi kami berdua untuk membangun pondasi, yang nantinya akan menjadi rumah yang kokoh dan tempat si kecil berlari-lari.
Kami sering membicarakan bagaimana kami mendidik anak-anak kami nanti, sering berdiskusi apa yang boleh dan tidak boleh, di kota mana anak kami akan dilahirkan, memikirkan nama-nama indah untuk mereka. Terkadang obrolan itu terasa seperti mimpi dan khayalan. Hamil saja belum, sudah memikirkan sampai sejauh itu, hehe
Awal-awal kami menikah, ketika membicarakan anak atau masa depan, sering terjadi pertengkaran kecil, entah karena kesalahpahaman atau memang perbedaan pandangan. Tetapi seiring waktu kami sama-sama tumbuh dan sama-sama saling memahami gaya bahasa dan maksud masing-masing. Semakin solid dan sepaham ketika obrolan tentang masa depan itu tercipta.
Semoga memang Allah sedang menguatkan pondasi kami sebelum si kecil itu hadir, mempersiapkan mental untuk menghadapi tangisannya, rewelnya, ataupun saat-saat manis dan baiknya.
Semoga apa yang sekarang masih menjadi mimpi itu, Allah ijinkan untuk menjadi kenyataan.
Dear pejuang garis dua, Allah itu baik jangan berhenti berbaik sangka pada-Nya :)
5 notes
·
View notes
Note
Menarik sekali postingan kakak sebelumnya. Aku sebagai seorang yg pernah berkecimpung di dunia dakwah di jogja, dulu seringkali mengutamakan kepentingan dakwah daripada kuliah maupun pribadi. Semisal syuro jm 6 pagi sampai jm 7 kuliah, kumpul jm 5 pagi, sorenya syuro lagi, sabtu minggu untuk dauroh/tatsqif/mabit dsb... kadang ada rasa nilai² yg dulu itu sekarang sirna sama sekali. Apa mungkin dunia pasca kampus yg jauh lebih berat tantangannya? Atau efek domino dari pemulihan masa pasca covid? Hampir tidak lagi menemukan vibes orang² yg semangat di dunia dakwah, bahkan sholat pun udah keren bgt keliatannya. Orang² yg dulu gethol di dunia dakwah kampus, tidak memungkiri kini sibuk dengan pekerjaan, atau yg sudah menikah sibuk dg rumah tangganya. Apa dakwah itu hanya romansa di dunia kampus? Bahkan sekarang di dunia kerja yg dibutuhkan adl ilmu, skill, dan attitude yg baik. Sempat ada rasa, yah dulu pas kuliah agak kureng, ngga mendalami bener² ilmu zaman kuliah yg jadi pondasi di dunia kerja. Untuk mengaplikasikan ruh dakwah supaya bisa longlasting itu susah sekali. Mungkin boleh opininya tentang urgensi dakwah kampus dilihat dari keawetannya di dunia pasca kampus? Supaya orang tuh ngga hanya memandang perjuangan dakwah kampus sebagai euforia dalih mencari keberkahan yg sifatnya temporer. Boleh juga ditambahkan gimana mempertahankan semangat 'dakwah' itu pasca kampus yg mana krn tuntutan mencari sesuap nasi tidak menjamin dapat lingkungan yg kondusif dan bisa ketemu orang² sefrekuensi lagi. Makasiih~
Romansa Dakwah Kampus: Mengapa Terasa Hanya Euforia Sementara?
Pertanyaan menarik! Izin prolog dulu ya sender. Kembali pada serial tulisan saya sebelumnya, bahwa memang pandemi adalah 'game changer' dari banyak hal dalam konteks pengelolaan dakwah kampus. Vibes yang kamu rasakan dulu namun sekarang seolah terasa hilang, saya rasa bukan sebatas hal-hal dzahir yang ikut serta dalam menciptakan nuansa militansi, keimanan, dsj. tetapi ada hal lain, yang saya sebut 'intangible things' (baca: nilai) yang (mungkin) sedikit banyak telah bergeser.
Entah mungkin karena faktor 'penjaga nilai-nya yang buru-nuru pengen lulus, tanpa ada upaya ekstra untuk menyalurkan nilai ke adik-adiknya, atau memang pergeseran tren hidup, yang membuat segala sesuatu harus dikalkulasi dengan materi? Jika 'menguntungkan' saya ikut, jika enggak, nanti dulu. Saya ada hipotesis dan kajian soal ini.
Tetapi, sebenarnya bagi saya apapun bentuk perubahannya, perubahan adalah perubahan. Ia akan terus ada, makanya ada statement : "setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya", tinggal bagaimana mereka generasi yang masih peduli bersikap, menganggap itu sebagai masalah atau justru peluang dan tantangan amal baru? :D
Saya ada materi yang mengkaji bagaimana cara organisasi pasca pandemi bisa melakukan revitalisasi atau adaptasi di masa perubahan ini. Dahulu saya presentasikan di pertengahan pandemi, dan makin getol saat pasca pandemi.
Singkatnya, dunia dalam fenomena yang menyebabkan segala sesuatu berubah sangat cepat. Yang dulunya mudah untuk memprediksi sesuatu, menjadi sukar, dsb. Maka, mau bagaimanapun perubahannya, fokus saja mencetak kader dakwah yang adaptif dan resilien.
Dunia Pasca Kampus
Bagi sebagian orang yang dimasa kampus concern terhadap nilai-nilai perjuangan, keadilan, dsb. akan ada satu momen kita dibenturkan akan apa yang kita yakini dan dinamika yang terjadi. Misalnya ketika dulu semasa di kampus memperjuangkan penolakan RUU CIPTAKER, maka ketika kita kerja di ranah bisnis, apalagi yang fokus ngelola HR macam saya ini, akan muncul dilematika dan konflik batin tersendiri. #iykwim :D
Pertantannya kenapa vibes dakwah di pasca kampus tidak terasa, seolah hanya nuansa yang kontemporer saja?
Pandangan bahwa Dakwah Kampus sebatas ruang aktualisasi sosial:
Menurut saya, seharusnya dakwah kampus tidak hanya dilihat sebagai aktivitas, tetapi juga proses pendidikan karakter. Saya menganalogikan LDK/LDF yang lengkap dengan budaya: adanya jamal (jam malam), atau kenapa ada hijab dalam syuro, dsb. Di awal juga bertanya apa pentingnya di dunia pasca kampus? Emang besok rapat di dunia kerja pakai hijab? kan enggak. Saya mencari jawaban ke kating tidak puas, akhrnya setelah perenungan panjang dan terbentur dinamika, baru saya punya kesimpulan. Bahwa hal yang demikian itu adalah bagian dari pembiasaan/pelatihan diri kita. Bahkan syuro itu saking unggulnya (khasnya orang Islam), kalau dibedah banyak hal yang secara tidak langsung mengajari kita sesuatu loh! Next kita bahas.
Kurangnya Pemahaman Filosofis tentang Dakwah:
Saat di kampus, banyak dari kita lebih fokus pada aktivitas teknis dakwah (program, kegiatan, syuro) tanpa benar-benar mendalami landasan filosofis dakwah itu sendiri. Akibatnya, ketika aktivitas teknis hilang di dunia kerja, ruh dakwah ikut memudar karena tidak ada fondasi yang kuat.
Tuntutan Kehidupan yang Lebih Berat
Setelah lulus, kita dihadapkan pada tuntutan finansial, karir, dan keluarga. Fokus kita lebih banyak tersita untuk "bertahan hidup" dibandingkan memperjuangkan dakwah. Dalam kondisi ini, dakwah sering kali terpinggirkan karena dianggap tidak relevan dengan kebutuhan hidup. Bagi sebagian orang ini adalah titik krusial, banyak yang akhirnya 'belok' di tengah perjalanan. Itulah kenapa pentingnya kita untuk tetap berjamaah, agar kontrol diri, sosial, dsb bisa tetap terjaga.
Cara Mempertahankan
Pahami kembali visi dakwah kampus, yang berupaya untuk "Menciptakan alumni (kader dakwah) yang berafilisasi terhadap Islam". Sebab mau jadi apapun kita (ekonom, politisi, dsb.) kita adalah aktovis dakwah, nahnu du'at qobla kulli syai'.
Membangun filosofi dakwah yang menyentuh semua aspek kehidupan. Dakwah kampus bukan hanya soal syuro atau program, tetapi soal menanamkan filosofi bahwa dakwah adalah cara hidup (manhajul hayah). Dengan cara ini, dakwah tidak akan berhenti di ruang-ruang kampus, tetapi terus menjadi bagian dari setiap aktivitas kita: dalam pekerjaan, keluarga, hingga hubungan sosial.
Relevansikan DK dengan tuntutan hidup. Dakwah pasca kampus harus dikaitkan dengan kebutuhan hidup nyata, seperti pengembangan karir, peningkatan skill, atau keseimbangan antara spiritualitas dan profesionalitas. Dakwah tidak hanya soal kegiatan, tapi juga bagaimana kita memberikan solusi bagi tantangan zaman.
Temukan lagi lingkungan yang mendukung. Meski tidak lagi berada di kampus, kita tetap membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk menjaga semangat dakwah. Cari komunitas baru yang sevisi dan mendukung pengembangan spiritualitas kita.
4 notes
·
View notes
Text
Cinta tidak pernah cukup.
Beberapa waktu terakhir, ada yang mengganggu konsentrasiku dalam belajar, semoga menumpahkannya di sini menjadi ladang Allah mudahkan, semoga suatu hari bisa dipetik manfaatnya.
Aku kebingungan pada setiap keyakinan orang akan pernikahan, entah sebetulnya aku sudah cukup yakin dengan konsepku, atau tercampur dengan keyakinan - keyakinan orang lain yang akhirnya mempengaruhiku, atau sebetulnya yang aku pegang hanya perlu banyak referensi untuk terus menguatkan, buku - buku yang jadi target selesai sebelum waktu itu datang.
Benar adanya, bahwa meluruskan niat untuk sebuah ibadah memiliki urgensi yang tidak bisa dinomor duakan. Bila dalam ibadah yang kita lakukan sepersekian menit saja perlu betul - betul menata niat, apalagi untuk ibadah terpanjang dalam hidup.
Tidak bisa hanya karena "takut omongan orang." Atau "mau membuktikan ke mantan" atau "ngikutin trend karena temen temen yang lain udah pada nikah."
Yaa mikir aja lah, kalau kamu nikah hanya karena ikut - ikutan, terus kalo yang lagi trend perselingkuhan kamu juga jadi ikut - ikutan?
Haha itu juga yang jadi pengganggu dalam pikirku karena yang lagi berseliweran adalah berita - berita itu, dan pada akhirnya tidak terhindarkan rasa (huaa jadi takut nikah wkwk)
Ada satu postingan yang bilang, kalau dengan mencintai seseorang itu tidak bisa sembuhkan perselingkuhan, itu sebuah penyakit, yang akan terus membuat orang yang menjangkitnya membandingkan pasangan dengan orang lain.
Atau perkataan ust Felix yang bilang kalau patokan orang dalam mencintai adalah fisik, dijamin banget di depan akan goyah, karena fisik berubah seiring berjalannya waktu. Dengannya tidak ada yang menghalanginya untuk bermaksiat memilih khianat, karena alasannya dalam cinta sudah tidak ada.
Maka di situ lah ilmu berperan, pondasi apa yang sebetulnya kita pakai untuk mencintai seseorang.
Menumbuhkan rasa takut pada Allah itu tidak mudah loh, berdarah - darah. Perlu ribuan menang di medan perang bersama hawa nafsu.
Kalau rasa takut kepada Allah sudah mendarah daging dalam tubuh, maka dalam memberi rasa pun kita akan hati - hati. Betul - betul membenci sesuatu kalau Allah pun benci, atau menyayangi apa - apa yang Allah sayangi.
Standarisasinya udah ridho Allah, dan itu perlu waktu untuk sampai di titik; tidak melakukan apapun kecuali Allah ridho akan itu.
Aku jadi paham kenapa ilmu bahtera rumah tangga tidak pernah sederhana, benar kata ummi kalau persiapannya butuh banyak sekali waktu dan ilmu.
Belum lagi merembet ke tanggung jawab pada amanah diberinya keturunan, tuntutan untuk membawa setiap tangan ke syurga semakin berat.
"Mendidik anak itu sejatinya dimulai dari belasan tahun sebelum anak itu lahir." Jadi, apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk dan cerminan kita dalam mengupayakan pertumbuhan dan pendidikannya.
Sampai pernah salah satu guruku bilang; "Setiap ingin berbuat kesalahan, selalu tanya pada diri, kamu mau anak kamu melakukan hal yang sama?."
Berat, berpisah dengan orang - orang yang kita sayangi di akhirat itu berat.
Makanya ga bisa main - mainnnnn.
Udah segini dulu, semoga aku bisa semakin fokus dan konsentrasi dalam mempersiapkan desain akhirat untuk keluarga kita ya. Huhu, berat sekali.
Allah mudahkan setiap inci kebaikan.
02.07 CLT. Membuka awal tahun.
15 notes
·
View notes
Text
hi kids, ini ibuk, balik lagi yah ke sini hihi.
kayaknya terakhir ibuk nulis di sini pas ibuk selesai umrah ya? yang tiba-tiba ibuk jadi kepikiran kamu, kepikiran semua ibuk-ibuk di dunia, dan juga kepikiran doa semoga Allah jadiin ibuk, ibuk yang terbaik buat kamu dan pendamping yang tenang, shalihah, dan menyenangkan buat bapak.
beberapa minggu yang lalu, ibuk pernah overthinking; gimana ya kalo misalnya suatu saat ternyata ibuk ngga bisa punya kamu? :( terus ya kayak biasa, ibuk jadi sedih sendiri. tapi alhamdulillah, pikiran itu cuma mampir sebentar. ibuk yakin, hadirnya kamu adalah rezeki yang tentunya, adalah hak mutlak dan prerogatifnya Allah.
akhirnya, pertanyaannya ibuk balik, gimana kalau ternyata Allah percayain dan amanahin ibuk buat ngelahirin kamu? apa yang harus ibuk lakuin? apakah ibuk udah siap? ibuk sadar, kalau ibuk ngga akan pernah siap kalau ibuk nggak pernah mempersiapkan :)
sebagaimana doa doa yang ibuk selalu panjatkan ke Allah, ibuk pingin menjadi ibuk yang "siap" dan mempersiapkan. oiya, ibuk juga lagi rajin terapi biar ibuk bisa jadi ibuk yang punya kecerdasan emosi yang terbaik yang ibuk yakini bisa jadi pondasi keluarga yang kokoh.
semoga nanti, kamu bisa tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menghargai setiap emosi dan bisa mengkomunikasikan emosi dengan baik yah <3 ini perjalanan panjang. ibuk juga masih terbata-bata juga tentang ini.
ibuk juga lagi banyak belajar tentang membangun kedekatan dengan Allah, pencipta kita. tahu nggak, nak? semakin ibuk perpanjang sujud ibuk, rasanya semakin ibuk cinta sama Allah. rasanya, ibuk selalu "dipeluk" setiap waktu, ditenangkan di setiap gemuruh, dan juga disayang setiap waktu. semoga nanti kita bisa ngobrol banyak yah tentang ini. biar nantinya, pondasi cinta keluarga kita juga berdasarkan pondasi kecintaan kita kepada Allah <3
ibuk juga lagi belajar masak! walaupun ibuk ngga yakin banget sama rasanya, tapi ya boleh lah~ nanti, pas ibuk balik dinas, ibuk mau coba masak sayur asem sama sambel. ibuk mau ngumpet-ngumpet aja masaknya. soalnya malu hihi.
oiya! ibuk sekarang udah bisa pegang kucing. awalnya, ibuk selalu degdegan kalau dikejar kucing. akhirnya, ibuk buka wikihow "cara pegang kucing". emang agak aneh sih ya, tapi ternyata pelan-pelan, ibuk bisa ngelawan rasa takut ibuk.
pertama kali ibuk bisa pegang kucing, ibuk terharu, karena ibuk ngga harus lagi ngejauh dari si abu; kucing di rumah njid. pas ibuk dateng mau jemur baju, si abu selalu deketin ibuk. terus ibuk usap aja kepalanya dan ibuk kasih snack. dia makannya lahap! terus ibuk ajakin minum, ibuk tungguin sampai dia ngga haus lagi. aduh, hati ibuk luluh rasanya. Allah maha baik yah, udah bantu ibuk biar bisa pegang si abu.
ya bolehlah nanti kalau kamu mau punya kucing. tapi ibuk belum berani gendong. gapapa pelan pelan ya hihi. aih, tuh kan jadi panjang. padahal mah ibuk cuma mau nulis sedikit.
besok besok kalau luang ibuk sambung lagi ya. semoga Allah selalu kokohkan niat ibuk untuk bisa terus mempersiapkan diri biar nantinya, kita sekeluarga bisa sama-sama ketemu di keadaan terbaik kita.
salam, si suka melow,
ibuk. <3
2 notes
·
View notes
Text
Hampir dua puluh tujuh tahun bersama keluarga inti, tidak ada pengaruh terbesar dalam sifat dan karakter kecuali mereka. Sekalipun harus diakui mulai SMA sampai kuliah, lingkungan sekolah memberi banyak perubahan hidup, tapi dasar diri sudah jelas ada di rumah, di keluarga inti, bersama penanam benih utama (bapak dan ibuk) dan juga penyiram pupuk (mbak dan adek).
Jadi, setelah memutuskan menikah seharusnya sudah sangat sadar bahwa diri sendiri dan orang lain yang dipilih itu juga memiliki hal dasar yang juga fundamental, dari rumahnya masing-masing. Tetapi itu hanya keyakinan belaka, saat dijalani ya sering lupa haha. Oh dia begini, aku begitu, gapapa nanti bisa disesuaikan.. (sebuah sugesti yang sering gagal). Ternyata memang sesulit itu yang namanya penerimaan dan pengaplikasian komunikasi efektif. Yhaa, namanya juga menikah, susah susah senang.. kadang senang senang susah..
Hampir dua puluh tujuh tahun pula tidak ada laki-laki asing yang berani berbagi hal personal padaku sampai pada orang terpilih itu. Awal-awal rasanya susah payah menerima, melihat saja kadang masih suka ragu wkwk, pemalu ulung kalau sudah masuk personal relationship.
Aku adalah orang yang cukup detil dalam melihat kebiasaan kecil, seperti cara makan, cara berpakaian, bahkan cara menjawab pertanyaan, pilihan katanya ku perhatikan. Dan untungnya aku tidak tau semua itu dengan cukup rinci pada suami, kalau sudah tau duluan, mungkin aku akan berpikir ratusan kali memilihnya haha (maafkaaan). Tapi, dari hal ini ada betulnya, bahwa ya memang yang terpenting bukan itu, bukan hal-hal kecil yang memang sudah dua puluh tujuh tahun dia lakukan dan diteladankan oleh orang tua dan saudaranya di rumah.
Yang terpenting adalah hal-hal prinsip yang terus dipegang untuk diri dan keluarganya kelak, itu adalah iman dan ilmu. Dan memang dua hal ini yang banyak kita berdua bahas sebelum menikah. Tentang seberapa pondasi keimanan yang dimiliki, kedalaman ilmunya, yang tentunya keduanya dibawa ke arah yang bagaimana kedepan, sesuaikah dengan mimpi diri atau tidak.
Adab dan akhlak yang baik harusnya sudah masing-masing tau ketika iman dan ilmu cukup kuat (sekalipun kadang masih belum mampu melakukan). Kriteria kuat disini ya kita sendiri yang setting, apa perlu sampai hafal Qur'an, tidak pernah marah seumur hidup misal, atau ya cukup berhijab aja pokoknya (bagi yang perempuan) tanpa perlu embel-embel kriteria lain. Poinnya, mau saling menerima kurang lebihnya itu atau tidak. Hmm seperti ringan dan bijak kalimatnya yaa, padahal tidak sesederhana itu anak muda hehe. Katanya memang fase awal pernikahan adalah keterkejutan, iya beneran dar derr dorr rupanya >.<
Berjalan hampir empat tahun, ketika kebiasaanku dengan hal-hal kecil itu berulang, sudah cukup bisa mengendalikan diri (sepertinya), dari yang awalnya nahan bahkan lepas emosi, sampai cukup tarik nafas aja, ingat-ingat hal baik dan prinsip lain yang masih banyak untuk disyukuri. Sekalipun kadang ya memantik konflik duluan haha.
Tiga puluh tahun memiliki emosi dalam diri, tapi rasanya baru empat tahun ke belakang benar-benar tau apa itu gunanya proses regulasi emosi. Bagaimana emotional stability itu penting sekali. Gak mudah, tapi katanya banyak pahala, maulah pahala banyak meskipun ya Allah ya Allah dalam perjalanan kan. Alhamdulillah, sekarang bertiga terasa lebih ringan, siapa lagi kalau bukan karena pertolonganNya yang maha melembutkan hati :)
A random note,
Helsinki, 2024
6 notes
·
View notes
Text
ABOUT US
🏡 SEMUA BISA PUNYA RUMAH 🏡
🏡 DI MADANI LAND GROUP 🏡
➖➖➖➖➖➖➖➖
🖱️CLICK : https://youtu.be/_DgIyr40VlM
➖➖➖➖➖➖➖➖
👩💻 WISMA MADANI 1 :
Jl Tarikolot Citereup Bogor
📌 https://maps.app.goo.gl/tKV5ztrPKe5iK7Qu9
===============
▪︎JANGAN LAGI TINGGAL DI KONTRAKAN, APALAGI DI RUMAH MERTUA!!
▪︎SEMUA BISA RUMAH BERSAMA KAMI DISINI MADANI LAND GROUP!!
Dengan mengusung konsep, Harga Termurah Dibandingkan Kompetitor Sekitarnya. Bisa Dicicil Ke Developer Hingga 10 Tahun, Tanpa BI Cheking, Tanpa Bunga & Persyaratan Yang Mudah.
✅ SPESIFIKASI :
▫️LUAS TANAH : 72 m²
▫️LUAS BANGUNAN: 30m²
▫️2 KT/1KM
▫️SURAT : SHM
♨️ HARGA : Rp. 300 Juta
♨️ HARGA PROMO : Rp. 223 JUTA
Perumahan Komersial di lokasi strategis di pusat hunian padat dekat kota mandiri Sentulcity, Pemda Bogor dan kawasan industri Tengsaw, juga Gunung Putri.
https://wismamadani01.wordpress.com/about/
Bisa Untuk Semua Kalangan, Mulai Pengusaha, Karyawan dan Freelance. Karena tanpa rekening koran, slip gaji dan status lainya. yang penting bisa nyicil. Bi Cheking Bermasalah masih bisa Ambil Rumah.
Mengusung konsep Kavling/Rumah dg Desain Minimalis Modern Tropis Double dinding. bahan material berkualitas dan terjamin.
--------------------------
https://youtu.be/ZFh7_Ja67Vk
--------------------------
Pembayaran Fleksibel sesuai kemampuan konsumen. Booking Hanya 1Juta. DP mulai 10Juta. Cicilan Mulai 2Jutaan.
Bestview Bukit hambalang dan lokasi strategis Di Kelilingi Perumahan Citereup Residen, Pesona Citereup, Puri Harmoni Pasir Mukti, Bumi Citereup Asri, Laceland, Semesta dll.
🏡 SPESIFIKASI BANGUNAN:
• Lantai Keramik 40x40cm
• Kusen Aluminium
• Pondasi Cor
• Plester Aci
• Pintu Solid
• Genteng Metal
• Kloset Duduk Sower
• Carport
• Terrace Belakang Masih Luas
FASILITAS :
• 5 Menit fasilitas pendidikan lengkap dr Paud s.d Kuliah.
• 10 menit TOLL Citereup, RS Anisa, Centra Medika, Bina Husada, Mall Robinson, Stasiun Nambo Pasar Citereup Dll.
• 15 Menit Pemda Bogor, MALL CCM, Stadiun Pakansari, TOLL Sirkuit Sentul, Adhycity, Citra Sentul, Sequoia Hills, Sirkuit Sentul, dll.
• 25 Menit Sentul city, AEON Mall, RS EMC, IKEA, Taman Budaya, Jungle Land, SICC, BCA training center, Sampoerna Akademi, Dll.
UNIT TERBATAS!!
YUKK SEBELUM KEHABISAN!!!!
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
👩💻 MORE INFO :
☎️ 0816 579 115
🏡 Cari Rumah Indonesia
https://madanilandgroup.wordpress.com/2023/12/05/%e2%99%a8%ef%b8%8f-rumah-komersial-harga-subsidi-cicilan-flat-seharga-bayar-kontrakan-mau/
____________________
#Rumah #Dijual #Citereup #Bogor #Properti #Kontraktor #Konsultan #Developer #BTN #MadaniLandGroup #WismaMadani #FLPP #Subsidi #Cibinong #NOBICheking #NOBUNGA #NORIBA #CCM #BISADICICIL #carirumahindonesia #SICC #CRICorp #CRIGroup #Cluster #Depok #GunungPutri
6 notes
·
View notes
Text
Sekolah S1 dan S2 bedanya apa?
Baru tau kalau ‘hidup tuh demikian’ setelah terjun ke dunia kerja. Setelah terjun ke dunia kerja, ternyata ada banyak kampus yang akreditasinya beragam, dan jauh banget dari standar yang selama ini dijalani. Sekolah pun sama, diri baru tau kalau ternyata ada sekolah dengan akreditasi yang tidak setara juga—yang jauh banget dari standar yang dipahami selama menjalani masa-masa sekolah.
Selama masa pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga jenjang magister, alhamdulillah mendapatkan pendidikan di sekolah yang grade-nya kelas menengah ke atas di tingkatannya. Tentu, di sekolah tersbut diisi oleh beragam orang dari berbagai wilayah dan kalangan, dan juga dengan kualitas guru yang alhamdulillah mumpuni. Dari hal ini diri akhirnya terbiasa menghadapi persaingan dengan berbagai orang dengan kelas yang setara.
Alhamdulillah bisa merasakan jadi mahasiswa yang kuliah di kampus negeri terbaik Aceh, yang bahkan kampus S1 dan S2 akreditasinya sama-sama unggul saat ini, bahkan sekarang termasuk kampus PTN-BH juga.
Balik lagi, yang mahal dari pendidikan itu adalah lingkungannya.
Atas dasar apa yang diterima, diri berupaya mewariskan itu ke anak-anak kelak. Semoga mereka bisa merasakan hadiah pendidikan terbaik yang bida diberikan.
Saaat ini, diri bekerja di kampus yayasan pemda, dan tempat kerja yang sebelumnya merupakan kampus yayasan pribadi, yang kedua-duanya adalah kampus swasta. Di kampus yayasa pemda ini, diri tidak bisa menafikan kalau kampus ini adalah suatu yang sentral banget di kota ini. Kampus ini terbiasa terlibat atas sesuatu yang buka porsinya, tapi bisa memberi benefit bagi berdirinya institusi tercinta. Terlbiat politik harus siap. Terlibat sasaran-sasaran dari berbagai sisi harus bersiap juga. Beruntungnya menjadi bagian dari institusi insyaAllah bisa mengangkat reputasi diri.
Visi-misi dan sumber dana adalah dua hal yang menjadi indikator penting dari berbagai institusi pendidikan tinggi di daerah. Hal ini mempengaruhi kinerja dan pada siapa tunduk diberikan. Bahkan, cara mereka menghasilkan lulusannya juga tergantung pada kebijakan dan kepentingan institusi. Apapun itu, segala gap yang terjadi merupakan suatu yang tidak perlu dipermasalahkan karena semua punya dalih demi kepentingan bersama.
Diri menyadari kalau apa yang dijalani dulu dan apa yang kini dihadapi adalah dua kelas yang tidak setara, jika dikomparasikan pun akan tetap tidak sebanding. Jadi, sebagai karyawan diri bertugas menjalankan apa yang diembankan, ikut aja gimana aturannya, selagi rejeki yang dihasilkan halalan tayyiban.
Beberapa waktu lalu di time line twitter nemu tweet ini yang sampe di repost ulang.
Tulisan ini terinspirasi dari thread tersebut. Bahwa ternyata banyak yang juga menyadari bahwa grade dari pendidikan menentukan banyak hal di kemudian hari. Diri juga menyadari kalau, berproses itu selalu membuahkan hasil yang tidak sama pada setiap orang. Tempat di mana kamu ditempa dengan prosesmu juga penting banget. Relasi yang menemani dan menjatuhkanmu di masa berproses juga penting. Karena kelas kehidupan diterpa sejak di masa ini.
Jika diibaratkan dengan rumah, jenjang S1 itu seperti pondasi, ini penting banget. Jenjang S2 atau pun S3 adalah yang menjadikan indah rumahnya. Tanpa pondasi yang kokoh, jika terjadi bencana gempa bumi maka bangunan tidak akan bertahan juga. Atau seindah apapun tampilan luar, jika pondasinya tidak kuat maka bangunan tersebut akan rapuh juga.
Penting banget untuk menentukan pendidikan S1 hendak ke kampus mana. Jangan asal menentukan. Karena pondasi diri kedepannya bahkan di dunia kerja, diterpa sejak pendidikan S1.
Pentingnya pendidikan itu bukan dibagian gelar atau ijazahnya, bukan dibagian keren cover luarnya saja. Bahkan diri begitu terkejut ketika tau ada dosen lulusan S2 yang ga tau value dari pendidikannya. Anehnya, dia masih merasa tidak berdaya, dia merasa tidak bisa memberi kontribusi apapun. Lha, selama sekolah S2 ga diajarin gimana harusnya sebagai lulusan S2? Padahal kini dia sudah jadi dosen ber-nidn. Setelah nanti kamu jadi lulusan dan menjadi bagian masyarakat, maka kamu wajib survive, wajib mengembangkan dirimu sendiri. Kamu tidak lagi dibimbing seperti ketika dulu sebagai mahasiswa. Itu sebabnya salah satu tujuan pendidikan adalah memberikan problem solving.
Jangan heran ketika nanti di dunia kerja bertemu karyawan yang titelnya banyak tapi kerjanya ya B aja.
Walau nanti di dunia kerja, yang pintar dan memiliki kapabilitas, akan kalah dengan mereka yang mahir berdalih—berbicara dan punya relasi orang dalam.
Dari pengalaman yang diperoleh, ternyata ada beberapa orang yang merasa bisa memperkuat pondasi dengan memperindah tampilan luar sebuah bangunan. Lha gimana? Jadi mereka yang merasa kurang percaya diri dengan pendidikan S1 nya berusaha mencoba untuk lanjut sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi di kampus ternama dengan dana dari orangtua yang mumpuni. Mungkin mereka merasa dengan pendidikan lebih tinggi dari yang lain mereka bisa merasa lebih unggul dan lebih percaya diri. Ini adalah hak masing-masing orang.
Kok diri seperti iri ya? Bukan. Tapi poin pentingnya adalah, bangun pondasi yang kokoh dulu, jika pondasi sudah kokoh, mau kerja di masa saja, walau lulusan S1 atau apalah, insyaAllah akan tetap berhasil dan berjaya. Yang terpenting itu kapabilitas dan bertahan.
11 notes
·
View notes