manusiafajar
manusiafajar
Manusia Fajar
173 posts
Memulai kembali segalanya dari awal.
Don't wanna be here? Send us removal request.
manusiafajar · 2 days ago
Text
Kenapa perihal mimpi-mimpi kita seringkali memintanya lebih berambisi.
Padahal kalau mampu tercium, sebetulnya busuk dari dosa yang menghiasi tubuhmu itu.. Menyengat sekali..
Kenapa?
8 notes · View notes
manusiafajar · 6 days ago
Text
Kalau lukamu sangat dalam, impianmu harus jauh lebih besar dari luka itu.
Jika tidak, kamu pasti berpikir untuk mati saja daripada hidup lebih lama.
87 notes · View notes
manusiafajar · 16 days ago
Text
Overwhelmed gegara banyak tugas dan ga tau harus mulai dari mana itu nyebelin.
Buang tenaga dan waktu buat bengong di hadapan tugas - tugas..
7 notes · View notes
manusiafajar · 16 days ago
Text
Lepaskan genggamanmu dari ilusi yang kamu ciptakan sendiri. Pikiranmu bukan panggung sandiwara yang harus dipenuhi skenario tak berujung. Bukan tugasmu meraba-raba kepastian yang sudah ditetapkan-Nya. Sebab sekeras apa pun kamu menata kemungkinan, masa depan tetap berjalan di luar kuasamu.
Kita ini sering kali berlagak sutradara dalam film yang naskahnya bahkan tak pernah kita pegang. Sibuk mengatur alur, menentukan babak, bahkan memilih siapa yang boleh bertahan dan siapa yang harus pergi. Padahal, kita tak lebih dari aktor yang sering lupa skrip, salah masuk adegan, dan kelewat banyak improvisasi yang justru merusak cerita.
Kita membayangkan skenario paling buruk, lalu menangisinya sebelum terjadi. Kita merancang masa depan dengan segenggam ambisi, lalu kecewa ketika kenyataan tak tunduk pada kehendak kita. Kita berdiskusi dengan ketakutan lebih sering daripada berdialog dengan-Nya. Ironis, bukan?
Padahal, kalau kita mau jujur, hidup ini tak butuh seambisius itu untuk dipahami. Takdir berjalan dengan ritmenya sendiri. Bukan tugas kita untuk mengintervensi setiap detailnya, apalagi mengatur ulang sesuai kehendak kita yang terbatas.
Jadi, cukup sudah. Berhenti bersilat pikir dengan kemungkinan-kemungkinan yang hanya menambah lelah. Serahkan pada-Nya yang sejak awal sudah paham ke mana kaki ini harus melangkah. Tugas kita hanya melangkah, bukan merampas kendali yang sejak awal tak pernah jadi milik kita.
148 notes · View notes
manusiafajar · 20 days ago
Text
Tak perlu membuktikan apa pun kepada siapa-siapa. Tak perlu menuntut orang lain untuk selalu memahami. Sebab, menjadi baik bukan tentang bagaimana dunia memperlakukanmu, tapi tentang bagaimana kamu memilih untuk tetap berjalan dengan hati yang utuh.
Semoga, di tengah lelah dan kecewa, masih ada ruang dalam dirimu untuk percaya—bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, tak pernah sia-sia. Allah selalu melihat, selalu tahu, dan selalu membalas dengan cara yang tak terduga.
Tetaplah berjalan, tetaplah menjadi baik, bukan untuk siapa-siapa, tapi karena itulah dirimu yang sesungguhnya.
- 19 Ramadhan 1446 H/ 19 Maret 2025 M -
68 notes · View notes
manusiafajar · 20 days ago
Text
Bab takdir mengajarkan manusia 2 pelajaran berharga, yaitu; belajar menyukai apa yang Allah sukai dan belajar menyukai apa yang Allah takdirkan.
Sebab yang disukai manusia, belum tentu disukai Allah juga. Sebab yang manusia harapkan dan ikhtiarkan belum tentu pada akhirnya Allah takdirkan.
Maka beruntunglah mereka yang sejak awal hingga akhir senantiasa melibatkan Allah dalam menjemput setiap takdir.
Rizqan Kareema
164 notes · View notes
manusiafajar · 21 days ago
Text
Catatan Pribadi: Mengungkapkan Pikiran, Perasaan, dan Kebutuhan Tanpa Drama
Pernah nggak sih ngerasa kesal sama seseorang, tapi bukannya ngomong langsung, malah diem aja sambil berharap dia bisa baca pikiranmu? Atau pernah nggak, pas akhirnya ngomong, malah keluar dengan nada marah dan bikin situasi makin ribet? Kalau pernah, kita sama!
Banyak dari kita tumbuh dengan keyakinan bahwa mengungkapkan perasaan itu ribet, bikin lemah, atau malah bisa bikin orang lain ilfeel. Akhirnya, kita memilih diam, menahan diri, atau kalau udah nggak kuat, baru meledak. Padahal, komunikasi yang sehat bukan cuma bikin hidup lebih tenang, tapi juga menyelamatkan banyak hubungan—entah itu hubungan asmara, pertemanan, atau profesional.
Kenapa Kita Susah Ngomongin Pikiran, Perasaan, dan Kebutuhan?
Alasannya banyak. Bisa jadi karena kita tumbuh di lingkungan yang nggak membiasakan komunikasi terbuka. Mungkin dulu waktu kecil, setiap kali nangis atau marah, kita malah disuruh diam dan "jangan manja." Atau kita sering melihat orang-orang di sekitar kita lebih memilih menyampaikan kekesalan atau kebutuhannya dengan cara tidak langsung, alias pasif-agresif, daripada berbicara secara terbuka.
Misalnya:
Daripada bilang "Aku butuh bantuanmu di rumah," seseorang malah ngomel sendiri sambil banting-banting piring biar pasangannya sadar.
Daripada bilang "Aku kecewa karena kamu nggak datang," seseorang malah diam dan ngasih jawaban "Yaudah, gapapa kok" dengan nada ketus.
Daripada jujur merasa nggak suka, seseorang malah nyeletuk sindiran kayak "Wah, enak ya jadi kamu, bisa seenaknya sendiri."
Yang paling sering, mengunggah status sindiran di media sosial, atau menunjukkan sikap kesal tanpa mau menjelaskan apa yang sebenarnya dipikirkan, dirasakan, dan dibutuhkan.
Di sisi lain, kita mungkin takut dikira terlalu sensitif, terlalu ribet, atau malah terlalu banyak mau. Jadi, daripada ngomongin apa yang sebenarnya kita rasakan, kita memilih menahannya, pura-pura baik-baik saja, lalu berharap orang lain ngerti sendiri.
Pasif-agresif ini sering dipilih karena dianggap lebih ‘halus’, tapi justru bikin komunikasi makin berantakan. Orang lain bisa bingung atau malah kesal karena nggak ngerti maksudnya.
Kesalahan Umum dalam Berkomunikasi
Diam Tapi Berharap Orang Lain Ngerti Sendiri “Kalau dia benar-benar peduli, harusnya dia sadar sendiri dong!” Maaf, tapi nggak. Sebaik apa pun seseorang, mereka tetap nggak bisa baca pikiranmu.
Ngomong, Tapi Pas Udah Meledak Awalnya diem, diem, diem… lalu tiba-tiba meledak seperti gunung berapi. Akibatnya? Bukannya masalah selesai, malah makin runyam.
Menggunakan Sindiran atau Kode-Kode Nggak Jelas Pernah dengar kalimat kayak gini? "Terserah deh!" atau "Gak apa-apa kok, aku udah biasa gak dianggap." Kalau iya, selamat datang di dunia komunikasi pasif-agresif! Masalahnya, nggak semua orang paham kode.
Fokus Menyalahkan Daripada Menjelaskan Apa yang Dirasakan “Kamu tuh emang selalu nggak peka!” Dibanding menyampaikan perasaan, kalimat ini malah terdengar seperti serangan. Respon yang didapat? Mungkin defensif, bukan solusi.
Tapi, mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan dengan benar bukan cuma soal kita bisa ngomong atau nggak. Ini juga soal bagaimana cara kita menyampaikannya agar bisa dipahami dan diterima oleh orang lain. Kalau caranya menyindir, menyalahkan, atau terlalu abstrak, orang lain justru merasa diserang atau tidak mengerti maksud kita.
Di sinilah Nonviolent Communication (NVC) bisa jadi pilihan yang tepat—metode komunikasi yang dikembangkan oleh Marshall Rosenberg untuk membantu orang menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jujur, tanpa menyalahkan atau menyerang lawan bicara.
Empat Komponen Utama dalam NVC
Observation → Feel → Needs → Request
1. Observasi / Observation (O)→ Menyampaikan fakta tanpa opini atau asumsi.
❌ "Kamu tuh selalu cuek sama aku!" (Ini subjektif dan mengandung asumsi) ✅ "Aku perhatiin minggu ini kita jarang ngobrol berdua." (Ini fakta, tanpa tuduhan)
❌ "Kamu selalu telat!" ✅ "Aku perhatikan tadi kamu datang 30 menit setelah waktu yang kita sepakati."
2. Perasaan / Feel (F) → Mengungkapkan emosi yang benar-benar dirasakan.
❌ "Kamu nyebelin banget sih!" (Ini menyalahkan) ✅ "Aku merasa kesepian dan diabaikan." (Ini lebih jujur dan fokus pada perasaan sendiri)
❌ "Kamu nggak pernah peduli!" ✅ "Aku merasa kecewa dan kesal ketika harus menunggu tanpa kepastian."
3. Kebutuhan / Needs (N) → Menyatakan kebutuhan yang mendasari perasaan tersebut.
❌ "Kenapa sih kamu gak pernah perhatian?" ✅ "Aku butuh komunikasi yang lebih sering supaya merasa lebih terhubung sama kamu."
❌ "Kenapa sih kamu kayak gini terus?" ✅ "Aku butuh kepastian waktu supaya bisa mengatur rencanaku dengan baik."
4. Permintaan / Request (R) → Mengajukan permintaan yang konkret dan realistis.
❌ "Coba deh lebih peka!" (Terlalu abstrak, sulit dipahami) ✅ "Bisa nggak kita luangin waktu ngobrol berdua setiap malam sebelum tidur?"
❌ "Kamu harus berubah!" ✅ "Bisa nggak kamu kasih tahu aku kalau kamu bakal telat?"
Jadi, daripada ngomong: "Kamu tuh nggak pernah peduli sama aku!" Coba ubah menjadi: "Aku perhatiin akhir-akhir ini kita jarang ngobrol. Aku merasa agak jauh dan kesepian. Aku butuh lebih banyak komunikasi sama kamu. Bisa nggak kita luangin waktu ngobrol sebentar setiap malam?"
Tambahan: Cara Efektif Mengomunikasikan Pikiran, Perasaan, dan Kebutuhan
Gunakan “I Statement” daripada “You Statement” Coba bandingkan: ❌ "Kamu tuh nggak pernah dengerin aku!" ✅ "Aku merasa diabaikan ketika aku cerita tapi kamu sibuk main HP." Lihat bedanya? Yang satu menuduh, yang satu menyampaikan perasaan.
Jangan Takut Kelihatan “Lemah” Saat Ngomongin Perasaan Justru yang berani jujur itu kuat. Mengungkapkan apa yang kamu rasakan bukan tanda kelemahan, tapi tanda kedewasaan.
Kenali Kebutuhanmu Dulu Sebelum Menyampaikannya Kadang kita marah, tapi nggak tahu sebenarnya butuh apa. Misalnya, marah karena pasangan sibuk, tapi sebenarnya yang kita butuhkan adalah waktu berkualitas. Kalau kita nggak tahu kebutuhan kita sendiri, gimana orang lain bisa mengerti?
Jangan Pakai Asumsi, Tanyakan Langsung Daripada berpikir “Dia pasti udah nggak peduli”, lebih baik bertanya, “Aku merasa kurang diperhatikan, ada sesuatu yang bikin kamu jadi lebih sibuk akhir-akhir ini?”
Apa yang Bisa Didapat Kalau Kita Bisa Melakukan Ini?
Hubungan lebih sehat dan minim drama.
Lebih mudah memahami diri sendiri dan orang lain.
Terhindar dari kesalahpahaman yang nggak perlu.
Mental lebih sehat karena nggak menumpuk unek-unek.
Tantangan:
Dalam seminggu ke depan, coba lakukan ini: ✔️ Setiap kali ada sesuatu yang mengganggumu, coba ungkapkan dengan jelas dan jujur. ✔️ Hindari asumsi, tanyakan langsung. ✔️ Catat hasilnya. Siapa tahu ini jadi awal perubahan besar dalam hidupmu.
Orang lain bukan cenayang. Kalau butuh dimengerti, belajarlah untuk bicara.
71 notes · View notes
manusiafajar · 21 days ago
Text
Hai, diriku.
Tumblr media
Yang sedang bangkit dan menata kembali, membuka mata berusaha merapikan kurikulum mendidik diri sendiri.
Entah berapa banyak kejadian besar penuh hikmah yang selama ini sudah kau lalui dan lewati. Berat sesak yang kau jalani. Tawa menyenangkan yang kau rasakan. Damai dan tenang yang menghampiri.
Selalu berterima kasih kepada Allah.. Sebab Ia selalu mau membawamu kembali ke ruang ini.. Selalu mau mengajakmu kembali khusyuk dalam sujud.. Selalu mau menarikmu untuk bersemangat mencari ilmu..
Selalulah berterima kasih, agar umur kebaikan yang kita rawat mampu menemani tubuh kita hingga tua nanti.. Hingga ruh tak lagi bertahtakan di jasad kecilmu ini..
Kemudian, berterima kasihlah pada dirimu yang selalu meminta-Nya untuk menuntun dan membimbing. Dan menyediakan ruang untuk menerima didikan-Nya bagaimanapun bentuknya.
Berterima kasihlah pada jiwamu yang selalu mengharapkan kebaikan untuk apapun, dirimu, orang-orang yang kau sayangi, agamamu, generasimu, bangsamu, apapun yang rasanya sangat ingin kau benahi.
Semoga langkah kecil -atau bahkan menyeret kaki- mu selalu dalam jalan itu, tidak peduli harus jatuh berapa kali, semoga selalu dalam poros kebaikan, berputar di sana, hingga mati di atasnya.
Didik selalu dirimu dengan kebiasaan - kebiasaan baik yang akan sulit dibentuk jika baru dimulai kemudian hari. Tata kembali ribuan sibuk yang akan menghampiri. Sekali lagi, minta selalu Allah temani..
Ikhlaskan hatimu.. Peluklah ketulusan.. Mintalah ketangguhan..
Jangan silau dengan apa-apa yang telah kau gapai, sungguh ia belum cukup untuk membayar surga-Nya, teruslah beramal, teruslah berbuat.
Jangan pernah meninggi merasa kau lebih baik dari siapapun, karena lelah tangis yang selama ini menghiasi, sungguh akan sia - sia dengan sekecil biji dzarrah saja kesombongan..
Sekali lagi, hai diriku..
Diriku yang sangat aku sayangi ini.. Yang aku tidak mau engkau disentuh dengan panasnya api.. Selalulah minta Allah untuk temani..
Kairo, 10.18 CLT. 28 Maret 2025 - 28 Ramadan 1446.
7 notes · View notes
manusiafajar · 24 days ago
Text
Salah satu hal yang "memperkaya" di usia muda adalah menghajar diri dengan pengalaman sebanyak mungkin. Mungkin memang kita akan terhantam habis-habisan, sehingga pandai-pandailah dalam memilah dan memilih pengalaman mana yang layak untuk kita menghabisi diri di dalamnya. Pastikan itu akan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kita.
Bahkan sekalipun pengalaman yang kita habis-habisan di dalamnya adalah pengalaman mencintai-dicintai, pastikan itu bukan sekadar membakar habis diri dalam kobaran emosi yang sia-sia. Jika harus patah, pastikan patahannya meluas menjadi ruang untuk tumbuh. Jika harus kehilangan, setelah semua kerugian itu, pastikan kamu tiba di akhir dengan kesadaran akan Yang Maha Ada.
Sebagaimana pengalaman lainnya, mencintai-dicintai, patah, kecewa, dan perpisahan harus membuatmu lebih utuh, bukan sebaliknya. Sebab waktu terlalu singkat untuk pengalaman yang sekedar main-main, pastikan kamu selalu menemukan Allah dan kebaikan-Nya sebagai hikmah.
— Giza, waktu terlalu singkat untuk pengalaman yang tidak dipersembahkan kepada-Nya
149 notes · View notes
manusiafajar · 27 days ago
Text
Jangan lupa untuk meminta kepada Allah hati yang lembut kepada diri sendiri.
Hati yang menemani dirinya sendiri. Hati yang mampu untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Hati yang selalu rindu dan mengingatkan diri sendiri untuk kembali kepada Allah sebelum hari kembali.
#FaFirruIlallah
122 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
iri
kalau dulu lebih sering iri sama orang-orang yang Allah lebihkan dalam fisik dan hartanya, sekarang lebih suka iri sama orang-orang yang Allah telah beri kemudahan dan kesempatan untuk bisa mengenal dirinya dengan baik. Paham dirinya mau dan butuh apa. Paham segala kekuatan dan kelemahannya. Dan bisa memanfaatkan segala kapasitas yang diberikan oleh Allah untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat dengan maksimal.
Seseorang yang sudah tahu apa yang ingin ditujunya, dan bagaimana cara mendapatkannya. Seseorang yang yakin dan mantap dengan setiap keputusan yang diambilnya. Seseorang yang dengan segala privilege yang diberikan Allah padanya, ia gunakan dengan baik.
Seseorang yang tidak mudah digoyahkan oleh hal yang tidak penting semisal pendapat orang lain dan perasaan sesaat yang hadir. Seseorang yang kokoh dengan prinsip hidup yang dipegangnya.
Sedang diri sendiri, sering kali kebingungan dengan apa yang sebenarnya hendak dituju. Masih kerap diguncangkan oleh perasaan sendiri, sehingga antara tujuan dan keinginan menjadi tidak lagi sejalan.
Oh Allah, di antara semua bentuk rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku, tolong tambahkan rezekiku berupa kemampuan untuk bisa mengetahui apa yang sebenarnya terbaik untuk dunia dan akhiratku. Bantu aku untuk bisa menjadi sebaik-baik manusia ciptaan-Mu. Bantu aku untuk bisa memaksimalkan segala hal yang telah Engkau anugerahkan untuk bisa bermanfaat bagi diri dan orang-orang di sekitarku.
364 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
Tentang Melakukan Kebaikan
Ini bukan tentang melakukan kebaikan tanpa ekspektasi sama sekali, tapi lebih ke menghadapi ekspektasi saat lo melakukan kebaikan.
Susah.
Ngelakuin kebaikan tanpa ekspektasi itu emang susah banget. Kita sering banget butuh dihargai, butuh diapresiasi atas apa yang kita lakuin. Kita pengen dapat pengakuan, entah itu dari orang lain atau sekedar rasa puas diri.
Di dunia yang penuh dengan standar sosial dan ekspektasi, kita jadi mikir kalau kebaikan kita harus "dibayar" dalam bentuk sesuatu. Ditambah lagi, pengalaman sebelumnya yang nggak selalu dihargai bisa bikin kita makin susah buat ngelakuin kebaikan tanpa harapan. Jadi secara nggak sadar, kita berharap ada timbal balik, entah itu pujian, perhatian, atau rasa terima kasih.
Gue pernah berpikir. Emangnya ada orang yang melakukan kebaikan tanpa ekspektasi?
Ya mungkin aja. Ada.
Yang terlintas di kepala gue adalah kebaikan orangtua yang selalu ngasih yang terbaik buat anak-anaknya tanpa berharap imbalan, juga kebaikan yang dilakukan pemilik kepada hewan peliharaannya. Selain itu, gue nggak kepikiran.
Gue nggak minta lo semua untuk mulai melakukan kebaikan tanpa ekspektasi eksternal. Gue paham banget, kadang ngomongin hal kayak gitu emang nggak gampang, apalagi di dunia yang penuh ekspektasi kayak sekarang. Tapi kalau lo punya keinginan untuk lebih fokus melakukan kebaikan untuk memenuhi rasa puas diri lo berdasarkan ekspektasi internal lo, kayak perasaan bangga terhadap nilai-nilai pribadi kita, atau sekadar kepuasan karena merasa telah melakukan hal yang benar. Mungkin kita bisa mulai dari diri kita sendiri dulu. Kenapa gue ganti kata "lo" menjadi "kita", karena gue baru aja menyadari dan ingin memulai ini. Kita bisa mulai dengan melakukan kebaikan yang tulus, bahkan meskipun itu cuma hal kecil yang nggak bakal langsung dapet perhatian. Contohnya kaya gimana tuh? Tanya kabar orang yang jarang lo kontak. Kadang orang nggak expect akan ada yang nanyain kabar mereka, apalagi kalau mereka lagi merasa down atau kesepian. Cuma nanya "Gimana, lo sehat?" bisa ngebuat hari mereka lebih baik. Contoh lain, pertahanin senyum lo selama di jalan. Mungkin lo nggak tahu seberapa besar dampaknya, tapi kadang senyum kita yang ditangkap orang asing di jalan bisa mencerahkan harinya, apalagi kalau mereka lagi merasa terasing atau lelah saat itu. Kadang, itu bisa jadi contoh yang ngefek ke orang itu, meskipun nggak langsung.
Hal pertama yang perlu lo ingat, kalau kebaikan bukan soal ngubah orang lain, tapi soal lo merasa lebih damai dengan diri sendiri karena lo tahu lo melakukannya dengan hati yang tulus. Lo nggak perlu maksa orang lain buat ngikutin, tapi perlahan lo bisa tunjukin lewat tindakan.
Diabaikan? biarin.
Ketika kebaikan lo diabaikan, itu bukan soal lo atau nilai perbuatan lo. Hal kedua yang perlu lo ingat, kalau respon orang yang menerima kebaikan itu tergantung gimana mereka ngeliat diri mereka sendiri atau dunia di sekitar mereka. Ada yang, karena luka lama atau masalah percaya diri, malah curiga sama kebaikan yang orang lain kasi. Mereka pikir itu cuma basa-basi atau bahkan ada maksud tersembunyi, bukan ketulusan. Padahal, itu semua cuma cerminan dari keraguan atau pengalaman buruk mereka yang dulu.
Emang nggak gampang sih pas kebaikan yang kita kasih malah nggak dihargain atau malah dicurigain, rasanya kayak sia-sia. Dan ini hal ketiga yang perlu lo inget, kalau kebaikan yang tulus itu ya perbuatan yang tanpa syarat, nggak bergantung sama reaksi orang lain. Jadi, kalau kebaikan lo diabaikan atau malah dicurigain, jangan biarin itu bikin lo down. Biarkan kebaikan lo tetep jadi cerminan dari hati lo, bukan dari respon orang lain. Karena, di akhirnya, kebaikan lo itu bukan tentang mereka.
Jakarta, 7 November 2024
5 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
Deep Clean.
"Dan itu lebih dari cukup untuk membuat kita senantiasa bahagia."
Ketika bertubi - tubi kesesakan dan kesakitan menyapa tubuh dan jiwamu.. Perlahan, belajarlah mencari setiap hikmah di baliknya..
Bahwa, barangkali.. Pintamu untuk dihindarkan dari siksa dalam api menyala itu yang membuat kamu mau tidak mau merasakan sakitnya luka.. Sebab tubuh dan jiwamu membutuhkan itu.. Layak untuk itu..
Segala jenis keburukan yang sengaja tidak sengaja kau cipta, beberapanya menghadirkan demam, sakit di kepala, nyeri di sekujur tubuh..
Atau, beberapanya menitip sesak di dada, air mata yang terhenti mengalir, membuat pipi terus basah, membuat nafas sering tercekat..
Barangkali, itu sebuah lindung doa dari siksa yang jauh lebih mengerikan, jauh lebih menyeramkan. Ia yang menciptakanmu sangat sayang padamu. Sebab itu Ia tahu, tubuhmu yang kecil nan ringkih itu tidak akan sanggup setetes saja merasakannya.
Maka sesak dan sakit yang hadir hari ini, adalah bentuk sayang-Nya.. Agar bersih nan wangi jiwamu.. Elok bersahaja tubuhmu..
Merela dan lapang lah selalu, menerima luka hari ini, yang melindungimu dari luka esok hari..
Merapal lah aku : Ya Allah.. Bila sakit yang tubuh dan jiwaku rasakan hari ini.. Adalah bentuk Engkau mengampunkan dosa - dosaku.. Dengannya Engkau tak biarkan api menyentuh raga dan juga ruhku.. Aku ridha Ya Allah.. Sungguh, aku ridha Ya Allah..
Bersihkan seluruhnya hingga tak bersisa sedikitpun ketika aku bertemu-Mu..
2 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
Ajari Aku.
Tumblr media
Kan kuajari kau bagaimana runtut berbicara. Lalu ajari aku bagaimana caranya diam. Kapan waktu - waktu aku harus meredam, kapan aku boleh memendam.
Kan kuajari kau bagaimana merayakan semuanya dengan tawa. Lalu ajari aku bagaimana tersenyum tenang, teduh dan tidak berisik.
Kan kuajari kau bagaimana memilih warna. Lalu ajari aku bagaimana menemukan damai pada syukur yang tertera. Selanjutnya memaknainya, jauh lebih memukau dari warna - warni yang kupunya.
Ajari aku..
Kairo, 12 Maret 2025
20 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
Barangkali, tidak pernah mudah.
Tumblr media
Bahwa menyamakan irama langkah dengan 'saudara' tidak pernah mudah. Seringkali lelah dalam mengalah, bertabrakan saat berpapasan. Tapi yang perlu kita yakini, bahwa semua itu adalah hal yang wajar dan keniscayaan yang nyata.
Barangkali, di situ Allah bertambah sayang padamu, sebab lagi - lagi kamu menambah volume kesabaran pada dewasamu, menahan diri untuk tidak berkata seenaknya, berbicara apa adanya, hati - hati dalam bersikap, menyediakan ruang lapang nan luas memaafkan kesengajaan atau ketidaksengajaan yang mereka perbuat.
Barangkali, justru kitalah yang perlu menilik diri, membenahi compang - camping yang menghiasi, membersihkan dengki agar hati yang lapang itu.. benar - benar tenang menenangkan. Senang menyenangkan.
Tapi kembali lagi, barangkali.. memang tidak pernah mudah..
Tidak semua mau kau ajak bergandengan tangan, tidak semua harus satu gerak jalan. Bagi mereka yang ingin berbelok arah, meninggalkanmu, beri mereka kebebasan. Jangan pernah menahan.
Tidak semua mampu kau peluk, beberapa harus kau lepas. Agar tak saling menyesak dada, agar lapang leluasa.
4 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
Semoga Allah Menangkan.
Tumblr media
"Tidak bermudah sikap pada pengembara liar."
Adalah lindung kata yang kau urai dengan lugas dan tulusnya..
Maka pada upayamu itu.. Semoga Allah membalasnya dengan kemenangan indah.. Mendapatkan yang kau cari, bibit bunga matahari..
Tumblr media
Mataku yang terbatas ini.. Kuminta Allah yang Maha Melihat..
Menjadi saksi atas takwa, keimanan yang kita jadikan pusara, ketaatan yang menghiasi usaha..
Teruslah melangkah.. Hingga Allah izinkan kau bertemu peran pangeran. Lalu tanamlah sepuasnya, sebanyak yang kau mau. Warnai dengan warna apa saja yang kau suka. Asal tidaklah semak belukar dan kaktus tajam.
Semoga ketika bibit yang kau cari itu kau dapatkan.. Allah tidak membiarkan sedikitpun duri menghiasimu, lantas melukaiku..
Semoga, Allah menangkan kamu..
8 notes · View notes
manusiafajar · 1 month ago
Text
Gila Cewe
Kadang heran sama manusia kok obsessed banget sama cewe, sekali dayung ngangkut dua ampe tiga. Itu tuh kenapa?
2 notes · View notes