Text
Terkadang, kita meminta Allah menghapuskan memori - memori jahat orang lain terhadap kita, bukan karena itu menyesakkan.
Hanya saja, segala baik - baik-Nya selalu lebih layak untuk kita agungkan.
Rugi nian rasanya bila otak kita miskin akan mengingat baik-Nya.
Kalau kata ummi;
"Ujian yang Allah kasih ke kita itu sedikiiit banget, ngga berbanding sama karunia-Nya yang tak terbatas."
Kairo, 7 November 2024.
2 notes
·
View notes
Text
Kalut.
Ingin rasanya diam saja berbuat yang lain, membaca buku ringan menambah kosakata baru atau menangis membaca kisah haru, tapi yang masuk di kepala adalah materi - materi yang tersusun indah, kebutuhan ummat teratasi, kebutuhanku untuk berdiam diri juga terpenuhi.
Ingin rasanya menari bersenandung, menyanyikan irama - irama favorit, lirik - lirik menggelitik. Bisa tertawa sebebasnya dan senyaringnya.
Ingin rasanya merenung saja menyaksikan berita - berita lucu, sayangnya janji - janji dan rapalan doa tentang kebermanfaat jauh lebih membumbung tinggi dari rasa itu.
Semakin banyak tahu, semakin sadar kalau kebodohan melekat kuat, dan naasnya, langkah untuk menghentikan kebodohan, atau berjalan menuju meninggalkannya tidak sesederhana itu.
Melihat bahwa orang - orang yang kamu kagumi telah jauh lebih lama meninggalkan kesia - siaan. Rasanya semakin lemah tak berdaya, bingung memulai dari mana.
Rasa - rasa ini kemudian biasanya hadir bersama kalut dan wajah yang cenderung lebih mudah cemberut. Kelelahan dan panas di kepala biasanya sebab utamanya.
Maka aku peringatkan untuk kamu sayangku, lakukan apapun sebisamu ya.. Gigih, tapi kenali kapasitas tubuh. Tangguh, tapi tolong seekali istirahatkan juga hatimu, terkadang ia juga butuh.
Menulis saja, kekacauan di kepala.
20.25 CLT.
Kairo, 6 November 2024.
4 notes
·
View notes
Text
Mahligai Rumah Tangga Surga
Pagi ini secara tidak sengaja mendengarkan nasyid zaman dulu saya kanak-kanak, berjudul Tazakka-Rumahku Sugraku. Bercerita tentang gambaran indah rumah tangga, bagaimana nuansa kedamaian yang terbangun di dalamnya, aktivitas setiap anggota keluarga yang ada di dalamnya yang tidak jauh dari iman dan ketakwaan.
Di tengah hiruk-pikuk berita perceraian, perselingkuhan, dan KDRT dewasa ini yang terjadi, yang mungkin bagi sebagian orang memicu timbulnya rasa pesimisme atau perasaan takut akan pernikahan, jangan sampai memadamkan narasi dan impian keluarga idaman yang demikian itu. Bahwa mahligai rumah tangga yang demikian itu bukan utopia semata. Ia nyata, ia bisa diwujudkan!
Rumah bukan hanya sebuah bangunan, melainkan tempat di mana kita berlindung, menemukan dan meramu cinta, bercengkrama membangun kasih di antara anggota keluarga, tolong menolong dalam mencapai tujuan bersama. Tempat di mana setiap tawa, tangis, dan doa bercampur dalam satu harmoni yang mendamaikan.
Keharmonisan yang indah itu, tentu tidak muncul dengan sendirinya. Ia membutuhkan adanya komitmen, keikhlasan dan kasih sayang yang tulus pada setiap anggotanya. Rumah tangga yang indah itu, hanya akan mampu diraih dengan pondasi iman, ketaatan, dan diliputi sifat takwa. Dengan itulah kemudian rahmat-Nya ikut mengalir, menguatkan ikatan janji agung yang telah tersumpahkan dua orang insan, dan nilai-nilai kebaikannya menurun kepada generasi berikutnya.
Ketika kita menjadikan rumah bak surga, kita bukan hanya menanam kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga menciptakan generasi yang kuat, penuh cinta dan takwa. Sebagaimana seorang bijak pernah berkata, "Rumah adalah tempat cinta berawal dan tak pernah berakhir."
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan keteguhan hati untuk menjadikan rumah kita sebagai 'surga' yang penuh rahmat dan keberkahan-Nya. Pupuk terus semangat optimisme itu, jangan berkecil hati pada proses yang mungkin sedikit melambat, Allah mampukan! InsyaAllah.
youtube
37 notes
·
View notes
Text
Tidak ada yang perlu ditakutkan.
Orang - orang boleh berlaku tidak adil, sebab ada Allah yang Maha Adil selalu bersedia membuat bagianmu tidaklah terlihat kecil. Orang - orang boleh jahat, sebab kamu selalu dibersamai oleh kebaikan Allah selama kamu taat.
Orang - orang boleh merencanakan keburukan untukmu, tapi Allah senantiasa akan membantumu melaluinya dan memberikan kemenangan seperti yang kamu mau.
Begitu dingin, merasuk ke tulang - tulang. Dan bayangan - bayangan menakutkan mulai menyerang, otakmu yang sedang sibuk dengan apa yang harus ia persiapkan di hari esok, menjadi kabur.
Tenanglah sayang, sungguh tidak ada yang perlu ditakutkan, sebab kita sudah banyak melalui segala macam jenis pengalaman menyeramkan, dan kau, kau yang hebat itu selalu bisa menghadapinya dengan berani.
Tenanglah sayang, kalau memang sesekali perlu menangis, menangislah. Lalu biarkan ketakutan juga mengalir keluar bersama air mata yang berlinang itu.. Keluarkan semua sehingga hatimu yang cantik itu hanya dipenuhi oleh harapan dan keberanian.
Lantas setelahnya rayakan dengan tarian indah, ber-terimakasih karena-Nya selalu mau menemanimu dalam segala ramai dan sepi. Juga menghendaki kemudahan dan kebahagiaan tetap bersemayam di dalam hati.
Jadilah anggun, sebagaimana doa orang - orang, sebagaimana prasangka mereka pada jiwa yang melekat pada keilmuan. Ia tenang menghanyutkan, ia bersinar tapi tidak menyilaukan.
Lihatlah bagaimana namamu dipajang di berbagai tempat, dengarkah kamu? dengan bangga atau hasadnya namamu dibicarakan dimana - mana. Tidaklah disebut orang berhasil, bila tidak ada orang yang membenci.
Selamat menjadi tenang, selamat menjadi pemenang.
7 notes
·
View notes
Text
It's getting hard sometimes..
Perihal mimpi tetaplah mimpi, sebuah tujuan dengan perjalanan panjang, satu dua tantangan berhasil kamu lewati dan lalui dengan gigih, tapi selama Allah belum berkehendak untuk bangunkan kamu di pagi keberhasilan, tetaplah melangkah dan lanjutkan terus perjalanan.
Tetaplah bangun di pagi hari, lamakan sujudmu, bertambahlah khusyuk di jiwamu seiring banyaknya pelajaran dan pengalaman yang berhasil mengiringi setiap haluan dan belokan.
Silih berganti orang - orang memujamu, sebagian lain mungkin akan membenci setiap inci keberhasilan, teruskan, teruslah berjalan dan fokuslah hanya pada apa - apa yang mampu kamu kendalikan.
Barangkali bukan malam ini, istirahatkan sejenak jiwa dan tubuh, ingat semua kebaikan - kebaikan-Nya yang terus memelukmu. Ingat bahwa ada sandar-Nya yang begitu lembut tempatmu berpulang, melepas penat dari gelap dan gemerlapnya dunia.
Teruslah berjuang, merakit satu demi satu sayap yang indah. Teruslah berjalan, sampai satu demi satu destinasi terlampaui. Teruslah, hingga mengudara jauh di langit-Nya.
Ingat bahwa, semakin besar tantangannya, semakin dekat kemenangannya. Mintakan terus pada Allah agar Ia memilihmu sebagai orang yang terus menjadi lebih baik setiap harinya.
Semangat ya, Allah selalu bersamamu.
19.39 CLT.
Kairo, 3 November 2024.
23 notes
·
View notes
Note
Ini mah pertanyaan buat ka Yunusnya kalimat pertama, sisanya "BUKU PERSIAPAN NIKAH LOHH BANYAKKK" 🤣🤣
Mas Yunus sudah ada calon kah ? Kalau boleh tau, persiapan minimal yang perlu dieprsiapkan pihak wanita apa saja ? Barangkali jd pandangan utk sesama perempuan yang suatu saat nanti akan dilamar oleh laki² spy lebih siap. Terima kasih🙏
Pernah jawab ask serupa, bisa cek disini.
8 notes
·
View notes
Text
Sepertinya sudah tidak butuh;
🎀 : Aku punya mimpi A, B, C.
🦋 : Aku yakin kamu bisa kok, kamu punya kapabilitas.
Butuhnya yang;
🎀 : Aku punya mimpi A, B, C.
🦋 : Samaa, aku juga! Ayok ngeraih bareng.
Yang tidak satu tujuan biarlah beda jalan.
Yang berbeda jalan biarlah tak bergandengan.
Jangan ngabisin waktu jadi badut, buang - buang umur!
12 notes
·
View notes
Text
Tahsin Al-Aqsha
Kalau senggang nonton deh podcast temani yang ini. Daging banget.
youtube
Oh ya, aku menuliskan pengalamanku tentang Al-Quran, kalian bisa membacanya sekaligus donasi di sini.
Singkatnya, aku tersadarkan atas kesombonganku dulu dan mengosongkan waktu untuk belajar tahsin dari 0.
Memang, aktif di lembaga pergerakan Islam tak menjamin kita mampu memahami Al-Quran. Kita itu harus terus belajar, jangan merasa puas.
Aku menyadari satu hal, bahwa Al-Quran memberi jalan atas segala ujian. Sesederhana pelajari, baca, dan tadabburi. Hidupmu akan lebih tenang.
Mas Syukri memberikan tips, "nek kowe nganggur tilawah o, oponeh jomblo"
Pun, dengan Perang Thufaan Al-Aqsha ini, aku tersadarkan bahwa yang menjadi pembebas Tanah Suci adalah orang yang menjadikan Al-Quran sebagai bagian hidupnya.
Alhamdulillah setelah beberapa bulan ikut progam hari ini sudah mengikuti ujian tahsin . Meski terasa mudah, namun jangan buru-buru ujub. Perjalanan masih panjang.
"Setelah mempelajari Al-Quran, maka sangat mudah bagimu untuk mempelajari apa yang ada di dunia" (Ibnu Sina)
Dan, kita niatkan bersama Al-Quran, berusaha memantaskan diri, menjadi bagian pembebas Masjidil Aqsha.
Pondok Alima, 29 Oktober 2024
Menuju Kemerdekaan Palestina
***
Baca sekaligus donasi, bisa klik disini
17 notes
·
View notes
Text
Membangun visi misi keluarga itu berangkat dari memilih pasangan hidup.
Libatkan Allah terus, minta Allah untuk menuntun. Bersegera, tapi jangan tergesa. Pilihlah yang memiliki nilai dan prinsip yang tak berseberangan secara fundamental denganmu, apapun itu, yang menjadi peganganmu.
Sholeh/ah itu luas. Peranan yang mau diambil untuk berusaha menjadi alim atau takwa itu banyak. Yang wajib adalah wajib. Sisanya soal pemikiran, kedewasaan, karakter, keluarga besarnya, pekerjaan, dan lain-lain takarlah di takaran yang sekiranya bisa kita tolerir. Sesuai kemampuanmu menerima.
Bertanyalah saat proses, pelajari dirinya dari caranya memerlakukan keluarganya atau anak kecil, periksa hubungannya dengan teman dekatnya. Ikhtiar ini, bisa kita optimalkan.
Ini nasihat, buat teman-teman yang sedang berproses. Selanjutnya, sejak awal hingga akhir bertawakkallah kepada Allah..
Ingat, jangan dicari kesempurnaan itu. Tak bakal kamu temukan pun sampai habis daya kamu mencarinya.
Ingat-ingatlah, menikah ini ajang beribadah. Kalaupun kamu punya sedikit petunjuk tentang dia dari usahamu mencari, mengorek, sedang sudah istikharah, direstui, dan memiliki kemantapan hati, maka…selama kamu libatkan Allah dan restu kedua orangtuamu, Allah nanti yang akan menuntunmu dengan caraNya.
Berumahtangga itu tak mudah, tapi dengan kuasaNya, pasti kita sanggup melaluinya.
3K notes
·
View notes
Text
Hal yang paling menguntungkan dari mengagumi "sesuatu yang tinggi" adalah;
Kita bergerak mengejarnya.
Dan apabila tidak kita dapatkan sesuatu itu, kita berada pada ketinggiannya.
Menguntungkan bukan?
57 notes
·
View notes
Text
Sebuah kekuatan untuk ummat.
Awal tahun ajaran ini, aku mulai mengiyakan banyak tawaran beberapa khidmat ummat, dengan alasan matkul tahun ini paling sedikit dibanding dengan tahun - tahun berikutnya, juga pegangan nilai yang cukup memuaskan di tahun pertama kemarin, akhirnya keberanian untuk bilang "baik insyaAllah saya bersedia." bisa aku ucapkan juga.
Ternyata, se-wadidaw itu ya :D. Hectic-nya, ruwet di kepalanya, menahan sakitnya, menahan lelahnya, tapi begitu dihadapkan dengan kemudahan - kemudahan dari Allah, dihadapkan dengan senyum - senyum kepuasan dan kesyukuran atas peran tidak seberapa kita, sangat cukup membayar tuntas semua keluh dan peluh.
Yang selanjutnya membuat aku bertanya - tanya, kalau hadiah - hadiah yang tidak seberapa ini begitu membahagiakan hati, lantas bagaimana syurga? yang akal kita tidak pernah membayangkan kebahagiaannya.
Yap, pulang ke kasur akhirnya menjadi reward luar biasa dari panjangnya hari, pegalnya punggung, bertahannya kaki mungil melangkah dari tempat keberkahan (semoga) satu menuju tempat berikutnya.
"untuk ummat, memang harus sekuat itu ya." gumamku pada benak ketika berjalan pulang dari rumah syekh dengan tuktuk (sebutan bajaj) menuju rumah, dengan total 12 jam di rumah syekh, datang dari sejuknya pagi sampai dinginnya malam, berhasil membuat hikmah lebih mudah merasuk hati.
Tubuh kecilmu kadang membuat kamu mengeluh atas banyaknya peran yang harus kamu jalankan, dengan seabrek kebutuhan ummat kamu bernyawa, maka jangan pernah berkecil hati. Tidak apa tubuh yang kecil, jiwamu jangan.
Semoga keikhlasan selalu mampu memelukmu, semoga kekuatan selalu mampu mengiringi kaki mungilmu.
Edisi udah lama ga nulis, jadi berantakan dan ga mengalir gapapa yaa wkwkw.
Kairo, 30 Oktober 2024.
7 notes
·
View notes
Text
Lekas, berbinar matamu.
Lekas, hargai nafasmu.
Lekas, waktumu sangat terbatas.
11 notes
·
View notes
Text
Ingatt kadonya ga mungkin piring cantik 🎀.
Yakinlah, ada sesuatu yang indah menantimu selepas kesabaran yang kamu lakukan selama ini. Bukan tidak mungkin Dia memintamu menanti selama ini, kecuali sudah ada sesuatu yang indah dipersiapkan untukmu. Khusus untukmu.
Sebuah skenario yang indah nan menawan, yang akan membuatmu terpana hingga lupa betapa pedihnya rasa sakit yang kamu derita selama ini. Kemudian di saat itu kamu akan tersadar, betapa Maha Adil-Nya Dia terhadapmu.
Hanya saja, semua itu tidak akan sempurna jika kesabaran yang telah kamu ukir selama ini tidak kamu sertakan keyakinan yang utuh pada-Nya, di awal, pertengahan, dan juga ujungnya.
Oleh karenanya, betapapun mungkin proses yang kamu jalani saat ini mungkin terlihat sukar, berliku seolah tidak ada titik temu, atau apapun itu, tetaplah pupuk keyakinan itu di dalam hati.
Yakinlah, janji-Nya akan datang ketika Dia menilaimu sudah layak untuk menerima kado terindah itu. Di waktu yang tepat, di keadaanmu yang sudah siap. :)
379 notes
·
View notes
Text
“Kelak ketika kamu memilih suami, lihatlah ia dalam pergaulan sehari-harinya. Termasuk dalam bermedia sosial. Apakah ia bermudah-mudahan akrab dengan perempuan lain atau ia malah menundukkan pandangannya karena rasa takutnya. Ini penting sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan nantinya.”
—
Nasihat seseorang
mentari || 07.59
2K notes
·
View notes
Text
Cinta Selain Allah
Kita sering berpikir semua jenis siksaan akan dibalaskan di akhirat. Tapi yang tidak kita sadari adalah bahwa kepedihan akibat mengambil sesuatu selain Allah dan mencintainya seperti kita mencintai Allah akan menyiksa kita dalam kehidupan ini.
Kamu paham cara kerjanya? Allah telah merancang alam semesta ini dengan spesifik termasuk hati manusia. Jika kamu mengubah desain itu, jika kamu menentang cara kerja desain itu, kamu akan merasakan sakitnya. Karena kamu melawan hukum alam semesta. Hukum apakah itu? “Laa ilaaha illallah.”
“Laa ilaaha illallah” bukan hanya sebuah pernyataan yang kita ucapkan. Melainkan kamu mengakui bahwa tidak ada yang layak diletakkan di pusat kehidupanmu, kecuali Allah. Tidak ada lagi yang layak memenuhi pikiranmu sepanjang hari. Tidak ada lagi yang layak untuk dianggap penting kecuali Allah.
Allah membuat hati kita sedemikian rupa, sehingga hanya bisa diisi oleh-Nya. Jadi, jika kamu mengisi sesuatu dengan substansi yang tidak semestinya mengisinya, dia akan hancur. Ketika kamu mengisi tangki bensin dengan jus jeruk, kamu telah mengisinya dengan sesuatu yang tidak dirancang untuknya. Bukan keputusan yang cerdas, kan?
Sama halnya jika kamu memilih untuk mengisi hati dengan kehidupan ini, dengan "ad-dunya" seperti harta, gelar, maupun lawan jenis. Hatimu tidak akan pernah merasa tenang. Hati tidak akan terasa damai hingga dia dipenuhi dengan apa yang dirancang untuknya.
— Yasmin Mogahed
98 notes
·
View notes
Text
"Biar putus semua cinta, asalkan aku karam dalam cinta-Mu. Apa nikmat bahagia, jika tanpa ridha dan penerimaan-Mu."
Pada setiap yang ada dalam genggaman, sudah semestinya cukup diletakkan di tangan saja, tak perlu dibawa masuk jauh ke dalam hati. Sebab pada akhirnya, semua yang ada hanyalah titipan dari-Nya dan kapanpun Dia berkehendak, akan diambil lagi oleh-Nya. Tidak peduli bagaiamana kesiapan kita.
Kehilangan sering kali menyisakan lara, namun di balik luka itu, tersembunyi hikmah yang kadang tidak segera dengan mudah kita pahami. Ada kalanya kita kebingungan dalam mencari hikmah apa yang tersembunyi, merasa kehilangan arah dalam melangkah, seolah tabir yang besar menyelimuti pandangan mata.
Ketahuilah bahwa tabir itu adalah rasa tidak ikhlas yang hadir akibat terlalu erat kita menggenggam sesuatu yang bukan milik kita. Ketidakberdayaan untuk melepaskan itu menjadi penghalang antara diri kita dengan rasa tenang yang seharusnya hadir pada takdir yang telah ditetapkan dan diberikan oleh-Nya. Mau sesuai kehendak kita atau tidak.
Begitulah kehidupan yang terkadang menyisakan episode tidak menyenangkan, kehilangan, dan ujian dalam merelakan. Sukarnya menghadirkan keikhlasan adalah bagian dari perjalanan yang tidak perlu dinegasikan. Biarlah jika hati yang lemah dan kecil ini, tertatih dalam mengenalnya, belajar untuk merelakan dan menerima setiap takdir yang datang, hingga akhirnya kita temukan ketenangan di balik semua luka itu.
Bersabar dan nikmati saja prosesnya. Biarkan luka ini menjadi pelajaran penting di kehidupan selepasnya. Kelak seiring berlalunya waktu, kita akan paham bagaimana harusnya bersikap atas apa yang hanya dititipkan, dan berlapang dada, ikhlas menerima atas segala sesuatu yang tidak sesuai kehendak hati. Semoga.
151 notes
·
View notes
Text
The Warrior of Gaza: Totalitas tanpa standar ganda!
Di momentum berulang 18 Oktober ini, ada perasaan duka dan haru mendalam, bukan karena ucapan dan do'a yang saya terima, melainkan karena sebuah berita yang saya tunggu dari tengah malam kemarin sampai petang ini, cek berbagai kanal berita, menunggu kabar pimpinan tertinggi perlawanan PaIestina, dan baru saja dengan resmi organisasinya mengumumkan kesyahidannya, Yahya Al-Sinwar, Allahyarham.
Siang ini di kantor, saya berdiskusi dengan senior yang juga kakak tingkat saya di kampus. Sejak awal, kami sudah bersepakat kalaupun beliau benar syahid, maka tidak akan kaget ataupun gusar. Sudah banyak pendahulunya yang sepertinya, perlawanan akan terus besar dan berlanjut. Allah Maha Berkehendak, dan sungguh itu adalah kematian yang teramat indah.
Betapa tidak? Jika bangsa kera dan para pendukungnya itu sering kali menuduh pimpinan perlawanan justru asyik bersembunyi di terowongan, jauh dari desing peluru dan hujanan rudal, maka kesyahidannya yang dengan bangga mereka pertontonkan ke publik, menjadi bukti totalitas dan kegigihan pemimpin tertinggi perlawan itu di medan laga, dengan seragam jihad dan keffiyehnya!
Bagi kami kesyahidan beliau menjadi simbol, bahwa jika ingin berjuang membebaskan bumi Palestina, maka harus dengan semangat "Perjuangan pemebebasan PaIestina, tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap, yaitu totalitas!"
Dalam hal apa? Apapun dan dimanapun, di segala medan dan potensi amal yang Allah amanahkan pada kita saat ini. Seperti misalnya kantor kami yang bergerak di berbagai macam bidang usaha, yang setiap tahun selalu mengalokasikan laba untuk mereka, maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh.
Ataupun mereka yang bergerak di bidang pendidikan, kenalkan pada anak didik tentang apa yang terjadi di PaIestina, atau mereka yang aktif di organisasi pergerakan, terus suarakan. Apapun itu, dimanapun. Kita contoh totalitas Abu Ibrahim itu, yang tidak peduli dengan posisinya sebagai pemimpin tertinggi untuk tetap turun ke medan jihad, yang beliau kenal hanyalah 'pembebasan Al-Aqsha adalah harga mati!.'
Selamat bertemu Rabb-mu, wahai Abu Ibrahim, the warrior of Gaza. Kami menjadi saksi kegigihan dan totalitas perjuangamu di medan laga. Allahumma taqabbal syuhada.
155 notes
·
View notes