#pojokan
Explore tagged Tumblr posts
Text
BB 200 & BB 201 : Sahabat Kembar Sehidup Semati
Setelah CC 200 yang menjadi lokomotif diesel elektrik pertama, lokomotif kedua buatan Amerika Serikat yang dibeli Indonesia adalah EMD G8U6 dan G12U6, keduanya adalah BB 200 dan BB 201, yang terkadang disebut juga dengan sebutan “Si Mata Sipit” menurut majalah MKA terbitan 2007/2008 silam CMIIW. Lokomotif buatan GM-EMD ini juga merupakan salah satu ujung tombak modernisasi perkeretaapian di…
View On WordPress
#electromotive#emd#kereta api#lokomotifbb200#lokomotifbb201#pjka#pnka#pojokan#Railfans#Railway#Railways
1 note
·
View note
Text
Pojokan Sri
YANG paling saya khawatirkan saat ini adalah: Sri Mulyani mengundurkan diri. Bukan main sulit posisi menteri keuangan itu. Keterangannya di komisi XI DPR Selasa lalu terlihat seperti seorang pembohong. Terutama setelah besoknya, angka-angka yang berbeda dikemukakan Menko Polhukam Mahfud MD. Angka-angka itu dibeberkan lengkap di depan Komisi III DPR. Tentu Sri Mulyani bukan tipe pembohong. Tapi…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/99e8706ba3e02011f8efde725b417304/e28944131646c839-f2/s540x810/37ee5d84fc661fb3d14e6b5881565fbf0a40537f.jpg)
View On WordPress
0 notes
Text
hidup bak putaran bianglala di pasar malam, kita hanya satu pojokan di tengah keramaian yang terkadang di atas dan bisa melihat semuanya dengan jelas tapi terkadang dibawah dimana semua pandangan tertutup kesemerawutan dan deru mesin yang bau oli.... seperti bianglala itu pula, hidup akan berhenti pada masanya sendiri, dimanakah kita berhenti, dari bawah kembali kebawah dari tanah kembali ke tanah.
80 notes
·
View notes
Text
Holaaaaaaaa ~
Hehehehe. Alhamdulillah, udah jadi nikah sama om-om lahiran 93 yang tidak lain tidak bukan mas @properparadox . Alhamdulillah manusia satu ini, masih hidup dan waras di harinya. Walau, sebelum di makeup sempet kerokan dulu. Karena tidak lain tidak bukan, sudah mulai berasa masuk angin dan eneg pas sarapan.
Abis ijab ngerasa bersyukur sih udah nikah setelah selesai s2. Ntah kenapa mikir gitu. Pokoknya kaya "makasih yaak ya allah udah boleh s2, terus baru nikah," gituu.
Makhluk introvert yg suka di goa dan pojokan kamar ini bisa profesional seharian pas akad + resepsi. Terbukti setelah dipuji sama buibu kosidahan yang katanya aku sepanjang acara senyum mulu, foto-foto mulu. Padahal dalam hati pas lagi mingkem tuh "ya allah, udah geraah. Ya allah kok orangnya banyak yaa, ya allah ini kapan kelarnyaaa, lelah betul sudaaah " terus minum paracetamol di tengah-tengah acara karena sakit kepala.
Tapi kelar kawinan, sorenya dah nangis. Tentu karena kelakuan sodara hamba di rumah yg bikin pingin mengamok saja. Dan beneran ngamok tentuuuu. Sudahnya menangis ehehehe. Udah keselnya di ubun-ubun. Kaya "apa sih looo bocah kelakuannyaaa lhoooo. Ngga paham banget manusia satu ini abis berusaha sebaik-baiknya yaa jadi penganten sehari..."
Fotonya belum dikirim sama fg. Jadi seadanyaa tapi kusuka ehehe. Terus kemarin juga seneng liat temennya mas langsung mengenali. Kaya berasa aku juga temen lamanya padahal baru ketemu 😆
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/5696119ddeddb955b4a3e23443af0f13/9e02cfb13922a58c-b8/s540x810/19ec95a2c975e9c58034e67413b440a3aefa9175.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/2bff0ade2a5edc960b519756072070d8/9e02cfb13922a58c-18/s540x810/04ae17fe9a694ffdb9ed0eb1e30022c71ffd8e59.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/484fb6d37b86d6dc8a415749722c86ec/9e02cfb13922a58c-18/s540x810/f81ce1090145a223a9418bd237f306a60bbe3344.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/ae1fde4f39a79d48b936cea3ff1efaf1/9e02cfb13922a58c-ca/s540x810/b7fdc093f5dfbf2732566184035deb5f1d0ff987.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/d96f69505a24c4fc90b1cd76b0617045/9e02cfb13922a58c-2d/s540x810/005305d1ed1c288d54f5fc867e7d8f6af47c2b78.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/7ab00453b9f96eb1ae616ac2c10b5e16/9e02cfb13922a58c-60/s540x810/3aa20d154b8f5e5318cfbd7da9a494e4bc81f01c.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/93b3f7743a2e4dec2df90c80a064a701/9e02cfb13922a58c-0e/s540x810/b5e0808a7adb0a4c1fb5ce5e5ba1ea519ed8938b.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/4d7bd74530d2d683e16b69aad59a8ce9/9e02cfb13922a58c-06/s640x960/271b87a0a5e9638cc9f7a398ab69a32eb2d5f9c5.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/ed873be593c06e7c133e51340ea8f1ca/9e02cfb13922a58c-c4/s540x810/b4ca72339bc258680e5dc8c35f91144da3a3468b.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/822d79af678d92759a0e004d68998671/9e02cfb13922a58c-da/s640x960/f71715dada16c4d0736035fba40f9d5b4a4df87c.jpg)
Melihat diriku yang di makeup, aku senang hehe. Like "maneh cantik ugaaa ternyataaaaaaaaa" hehehe ✌️ tapi ku belum bisa makeup 🙃
40 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/40d9d3ff017282b1eb8eb0b61f0b6012/d74bdd5147b6cc3d-d5/s1280x1920/e961397d0d1224a4fd9314ee2f60b598a1adc3ee.jpg)
Aku ingin mengabadikannya disini. Entah bagaimanapun hasilnya. Entah bagaimana nanti jalannya, bagaimana takdirnya. Masih dan akan terus ku usahakan sebaik yang aku bisa.
Cerita awal mengikuti ppg prajabatan untuk mengembalikan jiwa ambis yang sempat redup karena mental breakdown di pandemi dan 2 tahun seterusnya. Awalnya tetap mengusahakan untuk beasiswa S2. Namun cukup sadar diri S1 yang di tempuh selama 7 tahun karena banyak cerita di dalamnya akhirnya tidak membuatku cukup nyali untuk beasiswa S2. Kali itu datang surat edaran, peraturan terbaru terkait untuk menjadi guru. Jujur karena aku adalah sarjana pertama di keluarga, tidak punya orang dalam, jadi berpikir bagaimana caranya bisa bersaing dengan adil. Kala itu, pemerintah memberikan salah satu jawaban dengan ppg prajabatan, setelah lulus bisa langsung daftar pppk dan penempatan di kabupaten domisili. Orang tua yang semakin sepuh tidak mengizinkan anak perempuannya ini merantau lebih lama apalagi sampai kerja di luar kabupaten domisili. Baiklah, aku minta izin untuk ppg prajab saja 10 bulan. Alhamdulillah setelah mengantongi izin dan doa restu orang tua, akhirnya proses perkuliahan dan praktik di lalui.
Sungguh tidak ada ekspektasi akan menjadi seperti ini. Honorer siluman via sptjm, Ruang talenta guru yang meharuskan minimal dapodik 2 tahun dan sudah ppg. Entah kenapa bisa dengan mudah dikelabuhi. Lagi-lagi akankah orang dalam pemenangnya?
Apa iya, untuk bersaing sehat dan memiliki integritas di negri ini sungguh sulit? Bagaimana bisa mencerdaskan anak bangsa kalau pengajarnya saja seperti ini. Ku pikir dunia pendidikan bisa lebih sedikit beretika tidak seperti sektor yang lain. Tapi bagai punuk merindukan bulan sungguh tidak jauh beda.
Ya Allah, aku paham apa yang tertakar tidak akan tertukar. Aku tahu sepanjang perjalanan mencari rezeki dan memasukkan sesuatu ke dalam perut itu tidak cukup hanya baik tapi juga keberkahan prosesnya. Untuk itu mohon lapangkan hati ini untuk menerima semua apa yang akan terjadi.
Sungguh sakit sekali rasanya bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga teman-teman sejawat yg merelakan untuk memutus dapodik demi ppg prajabatan agar segera mengikuti tes pppk, jauh dari orang tua, pasangan, dll. Rasanya tidak adil sekali jika demikian adanya.
Per 31 desember kabupaten blitar 0 formasi dari sebelumnya 86. Sedangkan yang sudah resume ada 529 orang mahasiswa ppg prajab. Bagaimana mereka? Nangis di pojokan? Kalah sebelum berperang? Kalah karena sistem? Jadi pengangguran berserdik?
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/7e427b17fa261473882b9c3810e92c39/d74bdd5147b6cc3d-69/s1280x1920/3245d73f6d97b991acec040524645f481c1a8398.jpg)
Lalu bagaimana dengan formasiku yang tersedia 50 saja? Sedangkan pendaftaran di perpanjang hingga 7 januari? 1 minggu sudah cukup untuk berkonspirasi, mengacak-acak sistem juga mengeluarkan surat edaran terbaru. Sungguh, hebat sekali bapak ibu pemangku kebijakan ini. Semoga hari-hari bapak ibu senin terus. Gupek dan ngga tenang karena mendzolimi anak-anak bangsa yang menginginkan dan mengusahakan integritas dan keadilan dalam seleksi.
Astaghfirullah Astaghfirullah 😭
13 notes
·
View notes
Text
Pancaran Iman
Satu hal yang akhir ini baru masuk ke kesadaranku adalah bahwa ternyata, iman itu memancar.
Pernah tidak bertemu dengan orang yang dilihat itu menenangkan dan damai. Berbicara dengan dia seperti ada aura tenang yang hadir dan semua obrolannya baik tak ada ghibah sedikitpun. Namun, ketika kamu beranjak ke orang lain, tiba-tiba rasa tenang itupun hilang.
Aku punya satu teman. Dia adalah orang yang taat dalam beragama. Karena ketaatannya itu, kadang aku malu jika minum sambil berdiri ketika ada orang itu. Padahal ia tak pernah menasihati apapun tentang adab makan dan minum. Aneh ya. Tapi memang begitu, iman itu memancar.
Aku jadi teringat kehidupan kos kosanku di Semarang. Di kosan itu, aku termasuk orang yang cukup sering ke masjid ketika adzan berkumandang. Memang sudah kebiasaan dari SMA ketika adzan ya shalat di masjid. Suatu hari, tetangga kamar ku memanggil ketika aku hendak berangkat shalat.
“Rido, tunggu.” Dia memanggilku kemudian pergi ke pojokan kamarnya dan mengambil peci. “Aku mau berangkat ke Masjid bareng kamu.” lanjutnya
Aku kaget karena dia tumbenan banget mau ke Masjid. wkwk. Karena biasanya ya dia shalat dikosan dengan kaos dan sarung seadanya.
Aku tak pernah sedikitpun mengkritik orang itu karena tak pernah ke masjid. Aku hanya setiap hari, lima kali dalam satu hari, melewati kamar dia untuk ke masjid. Dan terkadang mampir ke kamarnya sepulang dari masjid untuk bercerita dan merebahkan badan. Ternyata memang betul, iman itu memancar.
Orang yang beriman akan nyambung ketika berkomunikasi dengan orang yang beriman pula. Mereka seperti mempunyai satu sinyal yang cocok untuk mendengarkan cerita. Mereka seperti seorang sahabat yang baru bisa berjumpa lagi setelah lama berpisah. Padahal belum pernah berjumpa.
Seperti radio, kamu tak bisa memaksakan obrolan jika memang sinyalnya berbeda. Pasti suaranya tak nyaman jika pancaran imannya berbeda.
Manusia di bumi itu memang banyak, sangatt banyak. Tapi orang yang satu frekuensi iman denganmu-lah yang perlu kamu masukkan kedalam circle pertemananmu.
Semoga, kita selalu dipertemukan dengan orang-orang yang beriman. Dan, jika telah bertemu, jangan dilepaskan!
44 notes
·
View notes
Text
Halo, diriku, yang jarang dikasih apresiasi sama diri sendiri. Kadang kalo ngasih effort ke orang lain tuh effortless banget, tapi giliran ke diri sendiri malah banyak mikir.
Halo diriku, yang jarang dikasih perasaan cinta sama diri sendiri. Tapi giliran mencintai orang yang salah, cintanya gak main-main sampe ngerasain level patah hati yang bikin aku bener-bener butuh asupan dopamin.
Halo diriku, yang seringkali diem-diem nangis di pojokan sambil dengerin lagu dari spotify yang gak premium.
Halo diriku, yang seringkali mikir ribuan kali buat ngambil keputusan. Dan kadang malah dibikin nangis sama keputusan yang udah diambil, tapi gak pernah sampe nyalahin diri sendiri juga, sih. Tapi kadang juga iya, hehe.
Halo diriku, yang kadang haus motivasi untuk ngerjain suatu hal. Tapi pada akhirnya, hal-hal itu baru beres saat mepet ke deadline.
Halo diriku, yang kerjaannya ngeluh bahkan kadang sampe bikin story-story aneh dan bilang sama diri sendiri, "Apaan, sih, bikin story kayak gitu? Alay, norak, lagian bukan kamu aja yang pernah di posisi kayak gitu, berlebihan banget, deh, rasanya,"
Halo diriku, yang kadang bisa ketawa sama hal-hal receh. Kadang juga bisa nangis karena hal sepele. Yaaa, perasaan emang sulit ditebak.
Halo diriku, terimakasih udah bertahan sejauh ini. Terimakasih sudah menikmati setiap hal yang datang. Terimakasih sudah menerima semua hal dengan cukup baik, walau kadang banyak hal yang bikin kamu nangis dan ngerasa kecewa berat, tapi kamu hebat. Makasih, ya. Love U my self. Lov U to.
16 notes
·
View notes
Text
Dibuat Lucu
Haha lucu bangetttt. Jadi ada satu akun tumblr yang ngeposting tulisan (aku lupa spelling nama akunnya gimana, tapi kalau dibaca namanya alfi syahrin) . Aku baca karena direblog sama salah satu followingku (lupa juga siapa yang ngereblog 🙏), tapi inget judul postingannya, "Asmaraku selanjutnya adalah yang terakhir di sisa usiaku".
Pas awal baca judulnya diriku udah merasa "kok gak asing ya sama judulnya?" Lalu kubaca lagi isinya. Dan jeng-jeng-jengg, ternyata tulisan salah satu penyair favoritku, Zhafir Khairan Akalanka.
Akhirnya ku komenlah potingannya, gini;
Eh bukannya dibenerin malah diriku diblokir, kocak. 🤣 Mana yang tap love 10 lagi, direblog juga sama 3 akun.
Buat siapapun ya plagiat itu dosa jariyah. Jadi jangan deh coba-coba plagiat. Bahaya! Kalau di dunia akademisi bisa dicopot gelar yang udah didapetin susah payah. Gegara plagiat doang, kelihatan sepele, tapi efeknya gedhe.
Buat mba/mas yang udah melakukan plagiat, tolong dibenerin ya, itu namanya korupsi dalam dunia tulis menulis. Terima kasih, semoga sehat selalu. 🙏
Dahlah gitu aja.
Ini ku spill juga tulisan asli dari Zhafir K. Akalanka.
Sama plek ketiplekkann??? *Menangis di pojokan* 😭🤣
nurlinaism, 23 Mar 2024.
20 notes
·
View notes
Text
Hahahehe terus aja, abis itu apa?
Banjir di pojokan, wqwq
160125 | ©elianuril
2 notes
·
View notes
Text
Gadis yang Ditinggalkan Pelangi Dua Kali
Seseorang mengalami kegelapan hampir separuh harinya. Dunianya baru terasa terang kisaran pukul 10 pagi. Ternyata saat matanya mulai terbuka, lampu kamar yang lupa dimatikan pada malam sebelumnya menyambut dengan pendar putih mengejutkan. Setelah mengerjap sedikit dan kornea matanya selesai beradaptasi, manusia yang akhir-akhir ini menekuni kehidupan sendirian itu mulai menatap langit-langit. Dia tidak terlalu suka bekerja keras, tapi dia kelimpungan menghadapi hari yang menganggur. Seperti saat sebelum tidur, di langit-langit kamarnya melintas beberapa pertunjukan. Kebanyakan tentang penyesalan-penyesalan dalam hidupnya yang mulai putus asa. Meskipun kadang beberapa bunga tidur datang menghibur, tak jarang ceritanya tiba-tiba berubah menjadi kenyataan seram saat bangun di pagi harinya. Maka pagi itu, gadis dengan rambut hitam sebahu sudah memutuskan untuk melihat dunia dengan kacamata sepenuhnya manusia. Sembari menuju kamar mandi untuk memulai hari, hatinya bergumam semoga rasa-rasa kemanusiaan masih tersisa dalam dirinya. Setelah satu jam bersiap, gadis itu mulai menyusuri lorong-lorong pasar malam yang sudah lama ditinggalkan pengelolanya. Meskipun matahari sudah sedikit terik, dia lebih memilih duduk di bianglala dengan bunyi gesekan besi berkarat saat disentuh untuk mencari tenang. Alunan lagu yang selalu digunakannya untuk memulai hari terputar. Dari petikan gitar dan suara penyanyi kesukaannya, gadis itu mulai memejamkan mata dan merasakan angin bercerita. “Tolong beri kami waktu,” potongan lirik dari lagu Selaras milik Kunto Aji dan Nadin Amizah sudah sampai di pertengahan lagu. Gadis itu semakin memejamkan matanya, merasa waktu kembali memburu dirinya untuk segera mencapai sesuatu. Setelah 15 lagu terputar, gadis itu memilih menyudahi semedinya. Di dekat pasar malam yang terbengkalai itu ada sebuah pasar tradisional. Pedagangnya tidak terlalu banyak, namun selalu menyajikan makanan dengan wajah sumringah. Padahal mereka sama-sama tahu nasibnya terancam karena semua orang mulai beralih berbelanja pada teknologi, termasuk gadis itu.
“Budhe, nasi pecelnya satu ya,” pesan gadis itu pada warung yang terletak di pojokan pasar.
Dengan senyum lebar, pemilik warung menyajikan pesanan pelanggannya.
“Dari pasar malem lagi, Neng?,” tanya Budhe pemilik warung yang sudah hafal kebiasaan gadis itu di hari Minggu.
“Iya Budhe,” sahut gadis itu sembari mulai menyantap makanannya.
Pertemuan mereka enam bulan lalu berlangsung secara tidak sengaja. Dari jendela warung itu memang bianglala pasar malam terlihat jelas. Budhe pemilik warung segera mengenali gadis itu setelah enam bulan lalu selama tiga jam berdiam diri di sana. Sebab pasar malam yang terbengkalai itu sudah tidak pernah dikunjungi manusia lagi, selain gadis itu. Lalu secara spontan, gadis itu memesan makanan pada warung pojok pasar itu dan mulai menjadi langganan.
“Katanya mau direnovasi pasar malem itu, Neng, bulan depan,” cerita Budhe pemilik warung.
“Oiyaa Budhe, saya sudah dengar beritanya,” jawab gadis itu dengan tersenyum kecil.
Padahal jauh di lubuk hatinya, gadis itu baru tahu dan mulai khawatir kehilangan tempat yang membuatnya tenang selama enam bulan terakhir. Rasanya harus sudah mulai bersiap mencari tempat pengganti, padahal baru saja menemukan ketenangan.
“Nanti kalau direnovasi, Neng jadi jarang kesini,?" tanya Budhe dengan nada janggal.
Rupanya wanita paruh baya itu juga khawatir kehilangan pelanggan tetapnya yang rutin membeli seporsi nasi pecel tiap Minggu pagi. Sudah pasarnya sepi, masih terancam kehilangan satu pelanggan setia lagi. Gadis itu hanya bisa tersenyum kecil, dia ingin mengkhawatirkan nasib orang lain, tapi dirinya sendiri juga butuh diselamatkan.
Pasar malam yang terbengkalai itu menjadi tempat penting bagi gadis itu sejak enam bulan lalu. Setiap hari Minggu dia berkunjung ke sana untuk mengambil jeda pada kehidupan dan mengenang orang-orang yang mulai hilang. Tapi memang sejak menginjakkan kaki pertama kali, dia sudah menduga cepat atau lambat tempat itu akan “hilang” juga dari hidupnya. Selesai menghabiskan makanannya dan sedikit basa-basi, gadis itu melanjutkan langkahnya. Kali ini tujuan keduanya adalah menelusuri pasar bagian ikan-ikan. Tiba-tiba dia ingin melihat makhluk-makhluk kecil itu berenang dengan bebas, meskipun di dalam akuarium yang terbatas. Kini di depannya sudah terpampang beberapa ikan hias. Sedikit di luar dugaan, ternyata pasar itu lebih sepi daripada yang diceritakan Budhe pemilik warung. Padahal gadis itu berkunjung di hari Minggu, saat sewajarnya hampir semua orang bersantai dan melepas pekerjaan lalu pergi ke pasar? Dengan sendirinya gadis itu mulai menertawakan pemikirannya sendiri. Matanya menangkap seekor ikan hias berwarna hijau di antara ratusan temannya yang berwarna oranye. Apakah ikan itu memiliki kelainan? Mulutnya yang gatal meminta penjual ikan untuk mengambil ikan hijau itu, tiba-tiba dirinya ingin memelihara ikan yang terlihat mencolok karena perbedaan warnanya.
“Pak, mau ikan yang hijau itu satu,” tunjuk gadis itu pada satu-satunya ikan yang menyala karena kehijauan tubuhnya.
“Kalau itu harganya 35 ribu dapat sepuluh, Mbak. Cuma yang hijau kebetulan tinggal satu,” ujar Bapak penjual ikan.
“Yasudah, tidak apa-apa Pak saya beli satu saja 35 ribu,” sahut gadis itu dengan mata yang tak lepas dari pergerakan ikan incarannya.
“Wah ya jangan Mbak, sebentar saya buatkan dulu yang warna hijau,” gopoh Bapak penjual ikan mengambil suntikan.
Gadis itu segera membatalkan pembeliannya ketika tahu ikan itu sebenarnya tidak benar-benar sendirian dan berbeda. Hanya teman-temannya saja yang belum mendapat “suntikan” seperti dirinya hingga hanya ikan itu yang memancarkan cahaya hijau menyilaukan. Dengan alasan sudah dijemput teman, gadis itu meninggalkan toko ikan dengan kekecewaan dalam hatinya. Hampir saja dia merasa iba pada ikan yang terlihat berbeda dari teman-temannya. Padahal mereka sebenarnya sama persis, hanya saja perbuatan manusia yang membuat mereka tampak berbeda. Gadis itu hampir merasa ikan hijau yang dilihatnya tadi sama seperti dirinya, dianggap berbeda, sendirian, dan tidak bisa bercerita kepada siapapun perihal “suntikan-suntikan” yang didapatnya setiap hari. Muak dengan hal-hal yang berwarna, gadis itu memilih berkeliling kota sembari mendengarkan lagu-lagu yang biasa menemaninya. Pandangannya kini sudah netral, menganggap semua warna sama saja. Lalu pukul setengah tiga, langit sudah mulai kelabu. Gadis itu memacu sepeda motornya untuk kembali ke kamar kosnya. Dia sedikit menggerutu karena dalam rencananya dia ingin melihat senja dan kalau beruntung juga ada pelangi yang dia tinggalkan kemarin saat sibuk bekerja. Sebab dua hari lalu, dia melihat postingan teman-temannya yang selesai bekerja pukul empat sore membagikan foto pelangi yang mulai sering muncul di langit kotanya. Gadis itu yang bekerja mulai pagi hingga larut malam tidak sempat menikmati keindahannya. Maka dari itu saat libur, dia ingin melihatnya juga jika semesta memberikannya. Namun yang terjadi malah hujan sejak sore hari. Gadis itu memutuskan mengakhiri hari liburnya dengan kembali tidur dan memejamkan mata. Kembali menemui kegelapan seperti hampir setengah hari sebelumnya. Pukul setengah delapan malam, gadis itu kembali terbangun dari tidur sorenya. Karena jam kerjanya masih keesokan hari, gadis itu memilih membunuh waktu dengan berselancar di dunia maya. Satu per satu unggahan teman-temannya dibuka. Dan gadis itu menangis semalaman setelah tahu, pada pukul setengah lima, pelangi yang penuh warna itu kembali muncul setelah hujan deras mengguyur kota. (aff)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/cbcedb9cd1a2e25b0561bb187c5cdac5/1cab0f4ac93ebb5b-18/s540x810/7d91754668d699918fe17cb8a95549ab9104c804.jpg)
2 notes
·
View notes
Text
Walaupun sudah menjadi ibu anak satu,
Di moment tertentu, aku masih ada iri hati dan nyesek menjelang hari raya.
Mungkin ini terlalu kekanak-kanakan, tapi ada perasaan yang berbeda ketika jalan-jalan di mall lalu melihat satu keluarga berbelanja untuk lebaran, sesimpel di belikan baju oleh mama atau papanya. Aku juga, ingin. Menjadi anak kecil yang merengek dibelikan sesuatu. Walaupun bisa beli sendiri, tapi rasanya pasti berbeda.
Pura-pura dewasa itu melelahkan, nangis di pojokan kamar sambil meluk diri sendiri. Gamau menyalahkan siapa-siapa. Tapi jujur, innerchildku memberontak dan meronta-ronta.
Menjadi anak broken home sedari kelas 2 sd, membuatku ingin kembali merasakan hal-hal normal yang anak lainnya rasakan.
Nulis ini sambil nangis, berusaha gapapa. Tapi…… beneran sakit.
10 notes
·
View notes
Text
BB 305 : Hampir Tak Bersisa
Seri BB 305 sendiri cukup bervariasi, PT Semen Nusantara (SIG) memiliki lokomotif BB 305 buatan Nippon Sharyo dengan nameplate BB 305 01. Sedangkan PT Kertas Leces (Persero) memiliki 6 lokomotif dengan seri yang sama namun beda peruntukan dan ukuran. Kertas Leces memiliki lokomotif BB 305 yang terdiri dari buatan Jenbacher (BB 305 01-03), dan buatan CFD (BB 305 04-06). Sejauh ini, keenam…
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/16b07b166c27a673b0ea0f30d5ce3691/3927e8c52e051f72-be/s540x810/fc262e3cc40bbcb22f170b445ff38173d4cc9fa7.jpg)
View On WordPress
#bb305#cfd#holcim#jenbacher#kereta api#kertasleces#lokomotif#pojokan#Railfans#Railways#semennusantara#transportasi umum
0 notes
Text
Aku bukan orang yang sempurna. Bahkan terkadang rapuh, hingga harus dipaksa dan ditambal sana sini.
Kemarin, saat aku ditawari menjadi penerjemah, aku sebenarnya senang bukan main karena aku dihadapkan pada kesempatan yang sudah lama aku nanti. Tapi, aku bimbang, apa aku bisa? Apa aku pantas? Gimana kalau aku banyak salah dan bikin malu? Apalagi dengan predikat orang rantau di negeri berbahasa arab.
Aku butuh beberapa saat dan jawaban orang lain hingga sampai pada kata 'ya' untuk menjawab tawaran itu.
Adikku yang kuminta saran, ia dengan tegas berkata, "Terima! Kalau aku jadi kamu, aku pasti terima. Itu kesempatan ga datang dua kali. Apa aku bisa atau nggak, itu masalah nanti. Mending kamu terima daripada kamu nyesel nanti kalau kesempatan itu diambil oleh orang lain. Dia makin bagus sementara kamu nangis di pojokan, menyesal, kenapa aku ga ambil itu... Dari pada kamu nyesel, mending terima!"
Akhirnya, aku terima tawaran itu. Aku banyak belajar malam itu, melihat bagaimana orang lain menerjemahkan. Dan ternyata, nggak seburuk yang aku kira. Bahkan, mereka dengan kemampuan yang kurasa sama denganku berani dan tidak malu. Lalu, kenapa aku harus malu padahal aku juga nggak buruk-buruk amat?
Besoknya, well done. Kita menyelesaikan masalah itu dengan baik dan aku senang sekali bisa mengambil kesempatan berharga itu. Terima kasih semuanya!!!
----
Lusanya, aku kembali merefleksikan diri sendiri. Mengenal betul bahwa diri ini suka sekali insecure dan ngerasa nggak pantas. Aku coba menanyakan itu pada orang lain yang mungkin bisa memberikan jawaban bijak.
Kamu tahu dia jawab apa?
[4/2 22.33] org yg seperti itu biasanya punya pertimbangan pikiran yang cukup banyak, sehingga alhasil ia merasa insecure dan tidak pantas, padahal dia yang paling pantas di antara yg ada, atau setidaknya ia tak buruk² amat dibanding yg ada.
[4/2 22.35] org yg seperti itu, perlu support dari org yg terdekat dia dan yg ia percaya untuk memproduksi kepercayaan ditengah banyak org.
Cukup bijak, karena dia tidak men-judge orang lain, dia bahkan berusaha membesarkan hatinya bahwa itu sesuatu yang bagi sebagian orang memang sulit. Tak lupa dia beri solusi yang sangat solutif, haha.
Lagi-lagi, terimakasih karena telah berusaha meningkatkan kepercayaanku. Semoga aku selalu bisa bertemu dengan orang-orang baik lainnya.
[6/2/2024]
9 notes
·
View notes
Text
Kejawen
Akhir bulan ini saya dan keluarga telah selesai melaksanakan pernikahan adik yang nomor dua di Nganjuk Jatim.
Apa yang menjadi catatan?
Ternyata tetap tentang klenik kejawen dan hitungan weton.
Sangat membagongkan ketika mengetahui pihak keluarga mempelai perempuan sangat mempercayai, atau mungkin meyakini nya melebihi keyakinan terhadap kekuatan Bismillah.
Kenapa kok demikian?
Iya, karena serasa mereka terlalu mempersulit diri, akhirnya pihak keluarga kami juga menjadi kesulitan. Bahkan baru ini tau ada foto ka���bah bersanding dengan sesajen di dalam rumah. Sesajennya di tiap pojokan ada. Saya melihatnya dengan mata dan kepala sendiri. Padahal kedua orang tuanya merupakan guru, berarti orang terdidik.
Normally harus cuti seminggu, padahal di februari itu ada tanggal merah bisa satu minggu, ga perlu cuti lima hari. Cuti setengah tahun udah aja gitu digunain karena si mbah dukun nya. (Oh ya benar, mbah dukunnya tanggalannya hitam semua).
Belum lagi soal tanggal yang digeser, malah mereka ga mau, karena mereka mempercayai hari baik itu. Lebih malah mengorbankan semua orang agar cuti dari kerjaannya di hari senin dan selasa untuk pesta.
Apakah aku percaya?
Tidak.
Dulu di Maiyah Cak Nun juga pernah dibahas tentang masalah ini.
Kita tidak bisa menyalahkan hal-hal tersebut, walaupun juga tidak bisa membenarkan nya. Namanya juga pencarian orang-orang terdahulu mengenai “kekuatan” yang lebih superior di bandingkan daya jangkau manusia.
Namun kita tetap harus yakin, ainul yaqin, haqqul yaqin, bahwa Bismillah kita lebih ampuh dari pada itu semua.
Apa bukti kalo tidak percaya?
Saya anak nomer satu (siji) dan istri anak nomer tiga (telu). Di konsep jawa, anak SIJI dan TELU alias (JILU) itu pantang buat menikah.
Mohon maaf, saya bismillah. Dekengane Pusat!
Jadi gimana?
Kita sudah punya syariat islam yang benar-benar memudahkan. Ga pake ribet. Akad nikah walimah selesai, ga pake sesajen, ga pake embel-embel lainnya.
MasyaAllah, syariat yang dibawa Nabi Muhammad bener-bener memudahkan.
Lalu gimana kalo mau pake adat?
Menurut saya ya gapapa, dipersilahkan. Yang penting keyakinan kita tidak rusak karena sesajen atau omongan dukun itu.
Nanti kalo ga nurut dukun nikahnya jadi amburadul, nanti kalo dapurnya ga dikasih sesajen makanannya jadi cepet busuk.
Lah, itu mah namanya tukang masaknya ngga kompeten. Ngapain nyalahin yg ga ada sama masakan?
Anak-anak generasi sekarang juga banyak yang memakai adat, ngga apa-apa jika yang dipakai hanyalah secara konsep acara, tidak sampai merusak keyakinan.
Kasian lo, udah berusaha sholat puasa zakat, namun harus dirusak perkara yang demikian.
Mari saling menjaga dan mengingatkan.
Ngono ya ngono, tapi ojo ngono.
Sekali lagi, kita tidak bisa menyalahkan hal-hal tersebut, walaupun juga tidak bisa membenarkan nya. Namanya juga pencarian orang-orang terdahulu mengenai “kekuatan” yang lebih superior di bandingkan daya jangku manusia.
Namun kita tetap harus yakin, ainul yaqin, haqqul yaqin, bahwa Bismillah kita lebih ampuh dari pada itu semua.
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/24bf6910f622beb2ce1090a2cb343363/bf87c561a04bb870-e7/s540x810/fb229e5e6d67662e9b025b41d7ea2f18b08891ce.jpg)
7 notes
·
View notes
Text
Di Tumpuan Rel
Di gerbong paling ujung, hampir sendiri.
Hampir tidak ada yang pernah berangkat sepagi ini dari sini di jalur ini. Tentu saja para komuter dari suburban melaju ke arah kota hari ini di jam ini. Orang-orang bekerja ke kota. Namun, hari ini, aku bertolak ke arah sebaliknya. Imajiku bertualang melampaui dimensi, agnosia pada waktu. Di dimensi itu, kereta ini melaju tanpa tujuan akhir. Relnya tak berujung, karena ujung hanyalah milik sesuatu yang menunggu.
Tak ada yang menungguku.
Tak ada kewajiban yang menanti. Tak ada taman bermain yang menunggu untuk disinggahi. Tak ada orang terkasih yang akan menghampiri saat kereta berhenti. Aku pergi hanya untuk pergi. Aku pergi berbekal napas yang mogok di tulang hidungku, enggan bertukar tempat dengan oksigen yang bernoda dosa di awang-awang kota ini. Napasku terlalu sesak untuk membayangkan tujuan akhir. Aku hanya ingin pergi.
Di pojokan itu aku terdiam, terangguk-angguk mengikuti deru kereta seperti bunga hiasan di dasbor mobil-mobil di kota. Pemandangan di luar kabur meninggalkanku. Sementara aku terbatu. Gedung-gedung kota, terik cahaya, dan teduhan terowongan di jalur kereta bergantian melewatiku. Sampai akhirnya kereta berhenti sama sekali.
Aku kira, kereta ini akan melintasi dunia yang mulai membara. Tanpa tujuan akhir.
"Kamu ingin lari dari dunia yang indah ini?" katamu kala itu. "You can take it. So think once more, honey."
Sekarang, saat kereta sudah berhenti, ke mana aku harus pergi? Jika aku berdiam di sini, akankah kamu mencariku ke sini?
4 notes
·
View notes
Text
Membuka Pintu
Ruang gelap dan berdebu itu, kini jendelanya mulai ku buka. Matahari perlahan mengintip masuk dan membawa semiliar angin yang menyibak gorden-gorden cokelat tua. Di dalamnya semakin terlihat luas, bahkan semuanya tertata rapi, memang pemiliknya sengaja mendesain menjadi ruangan yang estetik.
Enak di pandang, tidak begitu kotor, tidak ada pecahan gelas, tidak ada kursi yang berantakan, atau sarang laba-laba seperti ruang kosong yang pernah ku temui, ini hanya berdebu saja.
Kagetnya lagi, ternyata ruang itu tidak terkunci seperti yang selama ini aku kira. Tapi kenapa pintu ini tidak pernah terbuka? “Andai dulu membiarkan cahaya masuk, pasti tanaman hias dan bunga itu tidak akan mati”. Ujarku
Masker ku kaitkan lagi dan segera ku raih sapu di pojokan, belum ada 15 menit ruangan itu sudah bersih tanpa harus ku tata lagi. Tanaman yang tinggal duri juga aku keluarkan, sekarang tinggal menggelar tikar yang terbungkus plastik, dan menyiapkan kue-kue manis beserta teh dan beberapa cangkirnya.
Dengar-dengar akan ada tamu istimewa yang datang, makanya aku membersihkannya. Eits sebelum membaca terlalu jauh, perkenalkan aku sebenarnya pemilik ruangan itu. “Aneh kan?”
Memang ruang itu tidak pernah ku bukaa, aku bahkan lupa dulu pernah menguncinya atau tidak. Saking tidak ada yang berniat membukanya, aku juga tidak berkeinginan membukanya. Mungkin dulu ada yang membukanya kemudian ia juga yang menutupnya lagi, dan pada akhirnya tidak ada seseorang pun yang berani membuka meskipun sudah di depan pintu. Selain malas, sejujurnya dulu aku tidak punya kekuatan untuk ke depan. Jika ada yang datang langkahku tiba-tiba gontai lalu sekujur tubuhku pucat. Padahal aku mengizinkan siapapun yang ingin kemari. Tapi entah kenapa selalu begitu.
Hmmm tapi hari ini hari yang spesial, aku membuka pintu itu dan membiarkan Cahaya masuk. Tubuhku kembali bersemangat, senyumku melebar, meski aku tidak tahu apakah tamu istimewa itu akan menutupnya lagi atau tidak. Tapi setidaknya aku sudah siapp siapapun yang akan datang, tanpa harus menaruh harapan mendalam. Terpenting dengan pintu terbuka, sinar itu cukup menghangatkan ruanganku yang mulanya gelap, kini didalamnya terlihat warna-warni, membuat sepetak ruang itu bersinar indah lagi karena-Nya. Selamat datang tamuku, semoga kamu tidak hanya datang tapi menetap✨
2 notes
·
View notes