#pengkhianatan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kini Mereka Tahu
Kudengar kamu sibuk ke sana-kemari
Bersihkan namamu di mata orang lain
Kau cerita dari sisimu
Kaubilang tak semua salahmu
Berharap ada yang memihakmu
Banyak orang mengartikan lagu ini tentang mantan kekasih, yang tetap lo bela mati-matian setelah semua kesalahannya terhadap lo. Tapi gue terlalu relate dengan lirik-lirik yang ditulis Bernadya dalam artian lain, yaitu persahabatan. Ya, lebih ke persahabatan yang hancur karna dikhianati. Pernah gasih, lo diomongin di belakang oleh sahabat lo sendiri? Hasil dari omongan itu berakhir dengan lo dibenci banyak orang, dan lo gabisa berbuat apa-apa.
Itu yang terjadi ke gue. Terus-terusan. Miris, tapi gue terbiasa. Jelas gue yang pendiem tak berdaya dibanding doi yang terdengar begitu meyakinkan, dengan kepribadiannya yang 'seru' dan 'friendly' pula.
Sifat aslimu yang hancurkanku
Mereka tak tahu
Karena mereka langsung percaya dia, dan segala cerita-ceritanya yang dilebih-lebihkan tentang gue, mereka gak peduli untuk mendengar sisi gue. Dia sendiri pun memasang wajah senyum dan ramah ke gue, padahal isi hatinya berkata lain. Melihatnya begitu gampang berteman dengan yang lain, seketika gue kesepian karena dia. Komedi, kan?
Dan mungkin saja bisa jadi
Bila kamu datang lagi
Ku 'kan terimamu kembali
Meski gue tau segala yang dia buat, dan usaha gue menjauhinya, masih ada rasa sayang terhadap dia. Ya, gimana nggak sama sahabat bertahun-tahun? Sesusahnya gue mencoba untuk membencinya, gak akan benar-benar bisa dan bawaannya pengen nangis. Terkadang gue nyerah dan berteman lagi dengan senyum bohongnya itu. Because I miss my best friend, who I really loved. Tapi sekarang semuanya berbeda, and I should know better than to be fooled again. Karena kasih sayang yang dia punya terhadap gue hilang semenjak gue dikata-katain, sampai sekarang. Gue yakin bakal terimanya kembali dengan tangan terbuka lebar, seandainya dia ingin berubah. Tapi apa yang bisa lo harapkan dari seseorang dengan hati yang terlanjur busuk, dan tak pernah jujur? Mending jajan seblak.
#lirik lagu#bernadya#lagu#lagu indonesia#persahabatan#terkhianati#tiktok#songs#kini mereka tahu#curhat#puisi#hubungan#pertemanan#teman#kisah nyata#renungan#hidup#sedih#bjir#dikhianati#pengkhianatan#sahabat#sma#sekolah#kisah sekolah#Spotify#quotes#lyrics#indonesian
7 notes
·
View notes
Text
Adian Sebut Faktor Utama Pengkhianatan Jokowi karena PDIP Tolak Tiga Periode
Pengkhianatan Jokowi karena PDIP Tolak Tiga Periode – Konflik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDI Perjuangan meruncing. Hubungan panas keduanya semakin tergambar saat putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres Prabowo Subianto dan telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), hari ini, Rabu, 25 Oktober 2023. Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres…
View On WordPress
#Adian Napitupulu#Aries Setiawan#Delvira Hutabarat#Dinasti Politik#Gibran Rakabuming Raka#jokowi#KREDIT#Megawati#pdip#pengkhianatan#pilpres 2024
0 notes
Text
Bos Wagner Tuduh Pejabat Rusia Berkhianat, Moskow Membalas
MOSKOW (Arrahmah.id) – Bos tentara bayaran Rusia, Wagner yang blak-blakan Yevgeny Prigozhin meluncurkan dua serangan verbal terhadap pejabat Rusia pada Selasa (21/2/2023), menuduh mereka merampas amunisi pejuang Wagner dalam apa yang disebutnya sebagai upaya pengkhianatan untuk menghancurkan perusahaan militer pribadinya. Kementerian pertahanan Rusia menolak tuduhan awalnya tentang pemblokiran…
View On WordPress
0 notes
Text
Menjaganya
Bagaimana cara menjaga seseorang yang akan menjadi pasangan kita nanti? Sedangkan kita tidak tahu siapa dia, yang mungkin entah berantah belum kenal sama sekali orangnya, atau juga mungkin ternyata orang itu ada disekitar kita — orang yang telah lama mengenal kita. Jangan-jangan, orang yang akan kita cintai nanti bukan orang yang baik, yang tidak bisa menjaga ucapannya, yang senang berkhianat, yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Bagaimana mungkin orang seperti itu bisa menjaga pasangannya? Sedangkan diri sendiri saja tidak ia jaga.
Bagaimana cara menjaga seseorang yang akan menjadi pasangan kita nanti? Disuatu sisi kita berusaha mati-matian untuk menjaga diri dan hati, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, menjaga pemahaman baik yang kita pegang teguh, juga menjaga amalan-amalan rutin yang Nabi Muhammad ajarkan. Jangan-jangan, seseorang yang akan menjadi pasangan kita nanti malah asyik main perempuan, yang asyik berjudi, yang enggan shalat, yang tidak mengaji, yang tidak patuh pada orang tuanya. Bagaimana mungkin orang seperti itu bisa menjaga kita? Sedangkan, ketaatan pada agamanya tidak Ia jaga. Bagaimana mungkin bisa bersamanya ke surga, sedangkan amalannya malah lebih dekat ke neraka.
Bagaimana cara menjaga seseorang yang akan menjadi pasangan kita nanti? Saat ini kita selalu berusaha untuk menghindari dari hubungan-hubungan yang tidak baik. Menjaga pandangan dan perkataan, menjaga aurat dan perasaan. Jangan-jangan yang menjadi jodoh kita malah menjalin hubungan yang tidak semestinya, yang pacaran, yang senang berzina, yang mengobral kata-kata cinta kepada sesorang yang bukan siapa-siapanya, yang senang jalan-jalan berduaan tanpa ada malunya, yang telponan dan chat yang tiada hentinya. Bagaimana mana mungkin orang seperti itu bisa menjaga hati kita? Sedangkan, sebelum halal saja sudah berani macam-macam. Walaupun sudah menikah nanti, sangat potensial untuk mengulangi hal yang sama dengan orang lain tanpa sepengetahuan kita.
Dunia selalu memberikan gambaran yang berbeda dari anganku, dari harapanku, dari agama yang diyakiniku. Aku takut dengan semuanya. Takut akan pengkhianatan, takut tidak bertanggung jawab, dan takut akan orang-orang yang tidak berlaku baik dalam hidupku nantinya.
Bagaimana cara menjaga seseorang yang akan menjadi pasangan kita nanti? Dan kini, aku lebih memilih dengan cara mendoakannya, tidak lelah dan tiada henti menjaga diri dan hati. Sebab Allah-lah yang berjanji.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). (QS. An-Nur :26)
Dengan ayat ini, semoga kekhawatiranku mereda. Aamiin.
Kang Islah I Ditulis Tahun 2019
169 notes
·
View notes
Text
Maafkanlah Dirimu Sendiri
Maafkanlah dirimu sendiri, jika keputusanmu di masa lalu mengantarkanmu pada luka-luka yang kamu miliki saat ini.
Maafkanlah dirimu sendiri, jika pilihanmu di masa lalu adalah pilihan yang membuatmu terjebak dalam ketidakbahagiaan.
Maafkanlah dirimu sendiri, jika kepercayaanmu pada seseorang telah berubah menjadi pengkhianatan, karena keputusanmu untuk percaya kepadanya adalah hal yang membuatmu sangat terluka.
Maafkanlah dirimu sendiri, atas hal-hal yang kamu lakukan sehingga membuat hidupmu seolah-olah tak ada pilihan lain selain melawan atau bertahan.
Maafkanlah dirimu sendiri, jika apa yang kamu jalani menjadi beban bagi orang yang kamu sayangi.
Maafkanlah dirimu sendiri, jika saat ini tidak bisa membuat pilihan karena ketakutan.
Maafkanlah dirimu sendiri.
Maafkanlah dirimu sendiri, beri maaf pada dirimu sendiri. (c)kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
Sekuntum Nasihat untuk Lelaki
Book: Absurditas Cinta
Author: Sholah Ayub
Hati wanita itu lembut, halus, namun dengan begitu juga seringkali mudah luluh. Ketika kau beri bantuan, telingamu siap mendengar, kata-kata yang menawan, semua kau bungkus dalam bentuk perhatian, di titik itu pula seringkali mereka langsung tersentuh.
Kamu merasa bangga, bahwa kamu terbukti menawan. Mampu meluluhkan hati lawan jenis, layak sejatinya pria jantan. Padahal kenyataannya bukan begitu. Kamu tidak lihai menyusun taktik untuk meluluhkan hatinya. Kamu cuma tidak tahu, sedang bermain-main dengan hati yang sangat lapar akan cinta.
Sementara, di dalam sana kamu sudah tahu, ciamiknya perhatian itu diberi bukan karena tanpa pamrih membantu. Tapi karena juga ada senang yang menggelitik nafsu. Sebab ketika menengok apa yang cinta itu tuntut darimu, pandanganmu langsung berkilah, dan kamu berkata "ayo, kita main-main dulu".
Maka jika belum mampu, tahanlah dulu. Terlalu jahat bermain-main dengan harap, sementara kamu belum mau bertanggung jawab. Jangan sampai pandangan mereka begitu berbinar, sementara kamu hanya mau bersenang-senang. Bukan berarti tak boleh berbuat baik, tapi lakukanlah dengan wajar. Dua hati yang bertemu, begitu mudah menyatu jika ditaburi pernak-pernik kebaikan. Kamu yang diberi lebih kekuatan, tahanlah dirimu dengan batasan.
Aku tahu, lawan jenis itu godaan yang sungguh besar. Bahkan mungkin tak berlebihan menyebut naluri pria layaknya hewan. Sayang, mau sampai mati pun hanya kita sendiri yang paham. Meskipun begitu kamu juga pasti setuju, kita bukanlah makhluk yang hanya berisi nafsu, kita manusia yang punya iman.
Cinta butuh pengorbanan, tanggung jawab, dan komitmen hingga ajal. Itulah mengapa di agama, hal terbaik mengekspresikan cinta adalah pernikahan. Ia mengajarkan pria untuk beradab, dan melindungi wanita dari pengkhianatan. Maka sebelum kau mampu, nasihat untukmu wahai lelaki: tahan.
28 notes
·
View notes
Text
Untuk Ibu
Jika ada yang tidak boleh aku sesalkan dalam hidup ini, maka adalah memilikimu. Sebab Ibu bukan yang aku pilih, dan aku bukan pula yang Ibu pilih.
Bu, hari ini aku ingin jujur, tentang apa yang kurasakan setelah 28 tahun kau lahirkan aku ke muka bumi. Kejujuran ini mungkin tak akan pernah benar di mata siapapun, sebab kau ibu, manusia yang paling mulia dalam agama dan norma yang kita percaya.
Tapi aku sudah lama berselisih dengan orang kebanyakan, aku sudah lama berdiri dalam nilai yang sering dianaktirikan sosial, maka aku rasa cerita ini hanya akan menjadi satu dari sekian kisah lain yang akan dimaki waktu.
Ibu, saat kau melahirkan aku di tahun sembilan lima, aku tak tahu apa-apa, tak mengingat apapun, jadi aku anggap kau tak salah dan aku juga tak salah, kau juga tak meminta diberi putri sekurang ajar aku.
Saat kau mendidikku tanpa pelukan aku juga tak melihat itu salah, meski hati kecilku berteriak ingin. Kau melahirkan lima anak dengan berbagai karakter yang luar biasa, tentulah bukan urusan mudah.
Bahkan saat kau memberikan aku pecutan untuk mendidikku jadi anak perempuan yang rajin, aku yang telah dewasa melihat itu sebagai tidak pahammu pada asuhan yang baik, saat kau memukulku yang barangkali untuk kemarahanmu aku yang sekarang juga tahu, tak ada yang mudah hidup dalam kemiskinan.
Tapi Bu, saat kau meninggalkan aku, ayah dan semua anak yang telah lahir dari rahimmu untuk lelaki lain yang lebih memiliki uang, itu urusan beda. Aku di usia manapun melihat itu sebagai ketidakmampuanmu berdiri di atas pilihan yang benar.
Bertahun setelah tahun itu aku membencimu, kadang menyukuri kepergianmu sebab tak ada lagi merah di perutku, kadang lainnya meratapi nasibku kenapa terlahir dari rahimmu.
Hingga aku terpaksa dewasa lebih cepat dari yang kuinginkan, aku enam belas tahun saat belajar memahami bagaimana melihat sisi baik dari kesalahan, bagaimana menerima kekurangan, bagaimana memaafkan luka yang disebabkan oleh orang yang paling kita inginkan.
Tidak pernah mudah Bu, aku tak bisa mengingat keputusan apa saja yang kulakukan di hidupku karena kegagalanku memaknai hidup, sebab merasa rumpang karena tak memilikimu. Ibu tahu hal apa yang paling hebat yang kulakukan karena Ibu, menjadi perempuan paling kuat untuk siapapun.
Ah, tepatnya bertingkah menjadi paling kuat.
Lihat aku sekarang Bu, setelah bertahun-tahun jatuh bangun untuk menerima garis takdirku, aku jatuh lagi untuk pengkhianatanmu. Berapa kebohongan lagi yang harus aku terima dan berapa janji lagi yang harus kau ingkari? Pengkhianatan orang yang kupercaya seolah tak cukup, kau juga ambil bagian untuk menghancurkan aku berkeping-keping.
Ibu, bisakah kau paham sudah terlalu banyak sayatan dalam tubuhku yang kau sebabkan. Aku jahit sendiri luka itu, kadang dengan pelukan kepada diri sendiri, kadang dengan makian kepada Tuhan, kadang pula dengan membuatnya berhamburan hingga aku terbiasa dengan segala jenis sayatan.
Ibu, aku tak punya kemampuan kan untuk berhenti menjadi putrimu, lalu bisakah Ibu yang berhenti menjadi ibuku? Bisakah kau mengutuk aku apa saja asalkan menjadi tiada sebagai manusia yang bernyawa?
Ibu, aku terlalu memiliki banyak daftar luka yang disebabkan olehmu, dan jika aku boleh menyalahkan hidup selain kepada garis takdir, maka seluruh cacatku karenamu Bu.
Tapi aku bersalah kan mengatakan ini? Sebab kau Ibu, takdir tak pernah salah dan aku tetaplah anak yang durhaka jika mengabaikanmu.
Ibu, aku tak berharap apa-apa lagi. Mari bertemu di pemakaman siapa saja yang akan mati duluan. Aku sudah lelah untuk berdamai berulang kali untuk kau sakiti dengan cara yang lebih sadis.
Medan, 11 November 2023
Selamat lahir kembali tanpa ibu, Yul.
152 notes
·
View notes
Text
Dosa yang Kita Rayakan
Orang-orang suka berpura-pura suci di depan publik. Seolah-olah dunia ini panggung teater dan mereka pemeran utamanya. Tapi, tahu apa yang lucu? Dosa paling manis justru dilakukan di balik pintu terkunci, bukan di bawah sorotan lampu. Kita semua punya rahasia, tapi tak semua orang cukup berani mengakuinya.
Aku, misalnya. Aku punya kebiasaan buruk yang tidak ingin kuceritakan kepada siapa pun. Bukan kebiasaan mencuri atau berbohong, bukan pula hal-hal klise yang biasa kau dengar dalam seorang motivator, influencer, bahkan psikiater. Ini lebih licik, lebih subtil. Aku suka merasa benar saat orang lain salah. Aku suka menguliti kesalahan orang di dalam kepalaku, menyusunnya seperti trofi kemenangan pribadi. Tidak aku ucapkan, tentu saja. Aku hanya menikmatinya dalam diam, seolah-olah menjadi hakim di pengadilan sunyi.
Orang-orang bilang, iri hati itu dosa. Tapi bukankah iri adalah satu-satunya emosi yang kita jaga paling rapi? Tidak ada yang berani bilang, "Aku iri padamu." Sebaliknya, kita akan berkata, "Wah, keren banget, ya!" sambil diam-diam berharap sesuatu yang buruk menimpanya. Tragis, bukan? Kita hidup di zaman di mana senyum bisa lebih tajam daripada alat pencukur manapun.
Kalau sudah bicara soal dosa, semua orang tiba-tiba jadi hakim. Seolah-olah dosa mereka lebih kecil daripada dosa orang lain. Selingkuh dianggap lebih buruk daripada menghabiskan waktu kerja untuk scrolling media sosial. Padahal, pada intinya, keduanya sama-sama pengkhianatan. Tapi karena satu lebih kasat mata, kita merasa punya hak untuk mencela. Lucu, ya? Kita ini makhluk yang butuh penjahat dalam cerita hidup kita, supaya kita merasa lebih baik.
Aku pernah bertanya pada temanku, "Kalau dosa itu begitu buruk, kenapa rasanya enak?" Dia hanya tertawa. Katanya, "Karena manusia selalu tergoda untuk merusak hal yang paling indah." Lihat saja cinta. Awalnya, cinta itu bersih, jernih, dan tanpa cela. Tapi begitu manusia masuk ke dalamnya, mereka mulai membangun perangkap. Cemburu, obsesi, manipulasi—semua itu tidak ada sebelum manusia masuk. Jadi, ya, mungkin dosa adalah bumbu dalam sup kehidupan. Tanpa itu, semuanya hambar.
Tapi, inilah yang paling ironis. Kita tidak pernah benar-benar ingin berhenti. Kita mengaku ingin berubah, ingin "menjadi versi terbaik dari diri sendiri," tapi lihat saja ke sekeliling. Berapa banyak orang yang benar-benar berubah? Bukannya berubah, mereka cuma lebih pandai menyembunyikan diri. Lihat orang yang mengaku "healing." Mereka pergi ke tempat wisata, foto-foto, pakai filter pastel, dan bilang, "Akhirnya berdamai dengan diri sendiri." Padahal yang mereka lakukan cuma lari dari masalah, bukan menghadapinya.
Dan di sinilah kita, setiap malam sebelum tidur, memikirkan dosa-dosa kecil yang kita rayakan secara privasi. Dosa-dosa yang tidak kita akui bahkan pada diri sendiri. Seperti rasa puas saat seseorang yang kita benci mengalami nasib buruk. Seperti kebahagiaan aneh ketika seseorang yang kita cemburui gagal. Seperti keinginan untuk menang, bahkan di atas penderitaan orang lain.
Mungkin, kita memang diciptakan tidak sempurna supaya kita punya sesuatu untuk diperjuangkan. Tapi jangan salah, perjuangan itu tidak selalu tentang menjadi lebih baik. Terkadang, perjuangan terbesar adalah menerima bahwa kita manusia yang penuh cacat—dan tidak apa-apa tetap seperti itu.
Karena, pada akhirnya, dosa-dosa kecil kita tidak lebih dari pengingat bahwa kita hidup. Dan meski kita pura-pura suci di depan orang lain, di dalam diri kita, kita semua tahu satu hal ini: tidak ada yang benar-benar bersih.
Jadi, malam ini, ketika kau merasa bersalah karena mengutuk seseorang dalam hati, atau merayakan kekalahan orang lain, atau menunda pekerjaan yang harusnya selesai, ingatlah ini—kita semua melakukannya. Bedanya, ada yang mengaku, ada yang menutupinya rapat-rapat.
Dan aku? Aku sudah bosan berpura-pura.
#curhat#tulisan#cerita#kata kata#sajak#puisi#senandika#poetry#sastra indonesia#nasehat#nasihat#kata bijak#motivasi#self reminder#kata motivasi
20 notes
·
View notes
Text
6. Mimpi yang Hancur dan Harapan yang Masih Ada
Pernah nggak sih kalian merasa hidup ini seperti film yang skripnya ditulis oleh orang lain? Aku pernah. Dulu, aku punya mimpi besar—menjadi jurnalis antar galaksi, menjelajahi semesta, dan menceritakan kisah-kisah luar biasa yang tersembunyi di antara bintang-bintang. Aku pikir semua akan berjalan lancar selama aku berusaha keras. Tapi ternyata, kenyataan nggak sesederhana itu.
Sejak kecil, aku selalu hidup dalam bayang-bayang harapan ayahku. Dia adalah sosok yang keras, perfeksionis, dan penuh tuntutan. Baginya, hidup adalah tentang apa katanya dan kesempurnaan. Setiap langkahku diawasi, setiap kesalahanku diperbesar, dan setiap keberhasilanku dianggap biasa saja. Aku terus mencoba memenuhi ekspektasinya, berharap suatu saat dia akan melihatku dan berkata, "Kamu hebat, Bee." Tapi kalimat itu nggak pernah datang.
Puncaknya adalah saat aku mulai mengejar mimpiku di dunia jurnalisme antar galaksi. Alih-alih mendukung, ayah malah meremehkan pilihanku. Baginya, itu bukan profesi yang bisa membuatku "berhasil" dalam hidup. Dia ingin aku mengikuti jejaknya—masuk ke dunia bisnis dan politik antarbintang, sesuatu yang sama sekali nggak aku minati. Aku terjebak dalam konflik antara melakukan apa yang aku suka atau menjalani hidup yang sudah dia rancang untukku.
Tapi yang paling menyakitkan bukan hanya tentang ekspektasinya yang terlalu tinggi. Yang benar-benar menghancurkan semuanya adalah pengkhianatan yang datang dari orang yang seharusnya menjadi panutan. Ayah berselingkuh. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia berselingkuh dengan adik angkat ibuku.
Aku masih ingat malam itu, saat aku mengetahui semuanya. Aku duduk di pojok kamar dengan perasaan hancur yang nggak bisa dijelaskan. Semua rasa hormat dan kekaguman yang selama ini aku pendam untuknya seketika runtuh. Bagaimana bisa seseorang yang selalu mengajarkanku tentang disiplin, tanggung jawab, dan moralitas justru melakukan sesuatu yang bertentangan dengan semua prinsip yang dia paksakan padaku?
Saat itu aku sadar, semua yang aku lakukan selama ini bukan untuk diriku sendiri, tapi untuk seseorang yang bahkan nggak bisa jujur pada keluarganya sendiri. Dan itu menyakitkan. Rasanya seperti semua harapan dan mimpi yang aku bangun selama bertahun-tahun ikut hancur bersama kepercayaan yang sudah aku berikan padanya.
Aku nggak bisa tinggal diam. Aku memilih pergi. Aku kabur dari rumah, mencari tempat di mana aku bisa memulai segalanya dari awal. Andromeda menjadi pelarianku, tempat di mana aku bisa bernapas tanpa bayang-bayangnya. Bersama Filotes, aku mulai menemukan arti kebebasan dan bagaimana rasanya hidup tanpa beban ekspektasi orang lain.
Tapi, meskipun aku sudah jauh dari rumah, rasa kecewa itu masih ada. Luka yang ditinggalkan oleh seseorang yang seharusnya menjadi pelindung itu nggak akan mudah hilang. Aku tahu butuh waktu untuk menyembuhkan semuanya.
Terkadang, saat malam di Andromeda yang begitu hening, aku masih berpikir, "Apa aku sudah mengambil keputusan yang benar?" Tapi kemudian aku sadar, meskipun masa laluku penuh kekecewaan, aku masih punya masa depan yang bisa aku ciptakan sendiri. Harapanku memang sempat hancur, tapi aku percaya, aku masih bisa membangun mimpi baru, dengan caraku sendiri.
Jadi, buat kalian yang pernah merasa kecewa dengan keluarga atau orang terdekat, aku cuma mau bilang satu hal: kalian nggak sendiri. Kita nggak bisa memilih di mana kita lahir atau siapa orang tua kita, tapi kita bisa memilih bagaimana kita menjalani hidup kita ke depan. Aku memilih untuk tetap bermimpi, meskipun jalannya nggak lagi sama.
Mari kita terus berjalan, meskipun hati pernah hancur. Karena hidup adalah tentang menemukan cahaya di tengah kegelapan. 🦊✨
— Bee
8 notes
·
View notes
Text
Refleksi untuk Mereka yang Sedang Berada di Ujung Batas Kesetiaan
Pernikahan adalah ikatan suci yang dibangun di atas kepercayaan, cinta, dan tanggung jawab. Namun, dalam perjalanan pernikahan, godaan dan ujian terkadang datang, sering kali tanpa kita sadari. Ada kalanya kita dihadapkan pada situasi yang menguji kesetiaan, moralitas, dan martabat kita sebagai pasangan.
Ketika seseorang tergoda oleh sesuatu yang jelas melanggar batas kesetiaan, ia sungguh sedang mengkhianati amanah yang telah diikrarkannya pada Tuhan. Ia telah diberi amanah untuk menjaga kepercayaan pasangannya—jangan sampai godaan menghancurkan segalanya. Pernikahan bukan sekadar janji, tetapi tanggung jawab moral dan spiritual, dalam Islam termasuk sebagai mitsaqan ghalizha atau perjanjian agung yang mengikat tidak hanya suami-isteri tetapi juga mereka dengan Tuhan.
Apa yang sering kali terlihat “kecil” atau “tidak serius” bisa berdampak besar pada hubungan kita. Apa yang terlihat sepele di mata kita—sebuah pesan, sebuah komentar, atau sebuah godaan—bisa menghancurkan fondasi pernikahan kita. Menanggapi godaan yang tidak pantas adalah pelanggaran terhadap batasan moral yang diciptakan sendiri. Kita semua dihadapkan pada pilihan untuk menjaga kehormatan, atau meruntuhkan martabat diri sendiri. Dan kepercayaan pasangan yang telah rusak sering kali sulit dipulihkan; luka yang diakibatkan oleh pengkhianatan emosional bisa lebih dalam daripada pengkhianatan fisik, karena menyentuh inti dari kepercayaan dan cinta dalam pernikahan.
Ada kalanya kita merasa senang karena diperhatikan atau diinginkan, tetapi perlu diingat bahwa perasaan ini sering kali bersumber dari ego, bukan cinta sejati. Kepuasan sesaat yang datang dari perhatian yang salah bisa menghancurkan banyak hal dalam hidup kita yang sebenarnya jauh lebih berharga.
Dan jika kita adalah orang tua, setiap keputusan kita akan berdampak langsung pada anak. Mereka melihat bagaimana orangtuanya memperlakukan pasangannya, bagaimana mereka merespons godaan, dan apa yang diprioritaskannya. Jangan sampai contoh yang kita berikan menjadi warisan yang buruk bagi generasi berikutnya.
Pada akhirnya, setiap pilihan yang kita buat, setiap keputusan yang kita ambil, akan membentuk hidup kita ke depan. Mari menjaga kehormatan, kepercayaan, dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada kita, karena sekali rusak, memperbaikinya tidak akan mudah.
Terkhusus pada lelaki, suami, dan kepala keluarga, tanggung jawabmu adalah menjaga keutuhan rumah tangga dan menjauhkan diri dari godaan yang merusak. Jika kamu terus melangkah di jalan yang hina, bukan hanya hubungan pernikahan yang terancam, tetapi juga kehormatan dirimu sendiri di hadapan manusia dan Tuhanmu.
14 notes
·
View notes
Text
Menyusuri Cahaya yang Masuk dari Celah Lakuna
Luka pengkhianatan itu menyebabkan retakan yang menjalar. Tiba-tiba semua luka menjadi terbuka, mengungkap lakuna dalam jiwa. Ada part yang kosong karena saat muda belia langsung terperangkap pernikahan yang tak seimbang, bermakmum taat norma. Tak mengapa sebenarnya, tapi... dia abai pada separuh jiwanya yang berbeda usia dua tiga warsa lebih muda. Betapa kebutuhan emosional wanita naif belia usia itu tak terpenuhi. Lakuna itu kini minta diisi dalam perjalanan barunya yang anomali.
Jika tak karena rahmat Allah menyertai, aku tak mungkin selamat karena terlalu fokus mencari isi untuk lakuna jiwa yang kosong tanpa kendali rasa. Hatiku lirih berkata "pendosa pun ingin akhir yang baik, apalagi aku yang terbiasa baik, tak mungkin bagiku menjatuhkan diri dalam kebinasaan." Tapi bagaimana dengan hidupku yang anomali? Aku benci pada semua yang mengingatkanku pada pengkhianatannya itu. Tapi aku pun tak perlu menjadi buruk karena perlakuan buruknya itu.
Lalu bagaimana aku bisa memenuhi lakuna yang menganga itu? Ini bukan dorongan nafsu, tapi ruh yang kosong itu minta diisi. Aku mencari cahaya dalam kegelapan yang menyelubungi hati, mencoba memahami arti keberadaanku di luar bayang-bayang yang selama ini membingkaiku. Mungkin jawabannya ada dalam perjalanan spiritual yang belum kutapaki, atau dalam kebebasan menemukan diri sendiri setelah sekian lama terkekang dalam ekspektasi yang bukan milikku.
Aku mulai menelusuri celah-celah kecil yang masih memberi sinar harapan—membaca kembali kisah-kisah yang menginspirasi, menyelami doa yang mungkin dulu hanya sebatas ritual, melangkahkan kaki ke tempat-tempat baru, jauh dan berjarak dari kolam toksik yang seringkali membuat aku mempertanyakan kewarasanku sendiri.
Lingkungan baru yang bisa mempertemukanku dengan sisi diriku yang belum kukenal. Memaafkan diri dan mulai membuka diri untuk bertemu orang-orang baik di luar ekosistem lama. Aku mengijinkan diriku untuk melompat ke kolam baru yang lebih jernih meski kolam itu lebih kecil ukurannya. Apapun yang menyebabkan hilangnya ketentraman di hati, itu terlalu mahal. Aku menyusuri cahaya yang masuk dari celah lakuna. It will not easy, but I'll learn...
Aku harus menemukan caraku sendiri untuk mengisi kekosongan ini, bukan dengan menggantinya dengan hal-hal fana yang semu, tetapi dengan membangun kembali makna hidup yang sejati. Jika selama ini aku hidup untuk orang lain, kini aku belajar hidup untuk diriku sendiri, tanpa menghilangkan nilai-nilai yang kupegang. Aku ingin mengenali diriku lebih dalam, mendengar suaraku sendiri tanpa gangguan suara lain yang memaksakan apa yang seharusnya kupikirkan dan kurasakan.
Aku akan mengisi lakuna ini dengan perjalanan yang lebih jujur, lebih tulus, dan lebih bermakna. Aku ingin berdamai dengan kehilanganku, bukan dengan menggantinya, tetapi dengan menjadikannya bagian dari perjalanan yang membentukku menjadi lebih utuh.
7 notes
·
View notes
Text
Kesabaran Shalahuddin
Kemenangan Pasukan Revolusi Suriah setidaknya menjadi kabar gembira bagi umat Muslim dunia. Rakyat Suriah memiliki harapan untuk hidup yang lebih aman setelah sekian puluh tahun di tindas tirani. Pun banyak Umat Islam di luar sana juga berharap untuk segera membebaskan Masjidil Aqsha. Namun, setidaknya kita harus sedikit bersabar untuk momentum itu.
Shalahuddin Al-Ayyubi bukanlah orang yang tiba-tiba muncul menaklukan Al-Quds. Semua dimulai saat Ia bersama pamanya, Asaduddin Syirkuh, melakukan ekspedisi ke Mesir atas mandat Sultan Nuruddin Zanki. Dari pertempuran, pengkhianatan Wazir Fatimiyah, serangan Pasukan Salib dari utara, singkat cerita Shalahuddin mendapat kepercayaan menjadi wazir, lalu menjadi penguasa tunggal di Mesir setelah wafatnya Sang Khalifah Fathimiyah.
Apakah Shalahuddin langsung menuju Al-Quds? tentu tidak. Wafatnya Sultan Nuruddin Zanki menjadi babak baru yang mengakibatkan Suriah menjadi lemah dan mulai muncul perpecahan dari Para Amir yang berkuasa.
Shalahuddin tidak gegabah untuk bergerak. Sebagai wujud takzimnya dengan Sultan Nuruddin, Ia bersabar dan menunggu permohonan untuk masuk ke Suriah. Akhirnya panggilan itu datang dan Shalahuddin mampu menyatukan Suriah dengan segala dinamika yang ada.
Setelah menyatukan Suriah, Shalahuddin tak langsung menuju Al-Quds, Ia masih terikat perjanjian damai dengan Raja Baldwin. Pada momen penyerbuan Kerak, Shalahuddin masih tetap bersabar. Hingga akhirnya Raja Guy De Lusignan naik takhta dan memprovokasi Umat Muslim, barulah meletus perang hingga Pertempuran Hattin yang legendaris itu sampai Shalahuddin menaklukan kembali Al-Quds dengan memberikan keteladanan yang luar biasa sebagai representasi Islam.
Kisah Shalahuddin ini menjadi gambaran untuk kita sebagai seorang muslim agar bersabar dengan segala proses . Pun, kisah Shalahuddin ini adalah satu puzzle dari cerita sebelumnya, dimulai munculnya Turki Seljuk, Madrasah Nidzamiyah, hingga dan munculnya Generasi Shalahuddin. Semuanya adalah proses panjang dari lintas zaman.
Hari ini gencatan senjata Gz sudah menemukan titik terang. Kita doakan selalu saudara-saudara kita agar mendapatkan kehidupan yang aman kembali. Untuk kita, jangan berhenti untuk memantaskan diri menjadi bagian pembebasan. Kita harus bersabar sedikit lagi dan jangan berputus asa atas pertolongan Allah. Percayalah, kemenangan itu sudah dekat.
Syiria Today, Palestine Tomorrow.
#abamenulis#mengerikan#menyambutkemenangan#seperempadabad#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam#monologpemimpin
10 notes
·
View notes
Text
Laju
Jika di masa lalu kamu pernah tersakiti begitu hebat, pernah merasakan pedihnya sebuah pengharapan, pun juga pernah merasakan pahitnya pengkhianatan. Maka tidak ada yang bisa kamu lakukan selain berusaha mengikhlaskannya.
Sebab hidup akan terus berjalan maju. Tidak semua kenangan layak untuk kamu simpan dalam ingatan. Terlebih bila kisah itu hanya akan membuatmu kian hari semakin rapuh.
Seperti segala tentangmu yang tlah kutinggalkan jauh di pertengahan perjalananku setelahmu..
8 notes
·
View notes
Text
Aku rindu kamu.
Tapi aku tahu aku pantas mendapatkan yang lebih baik.
Aku rindu kamu.
Tapi sulit untuk melupakan pengkhianatan yang kamu lakukan.
Aku rindu kamu.
Tapi mau sampai kapan aku merindukan seseorang yang tidak ingin kembali?
Aku rindu kamu.
Tapi sepertinya memang aku saja yang rindu.
Entah apa yang kurindukan. Mungkin bukan kamu. Hanya kenangannya saja.
Andira Wu
126 notes
·
View notes
Text
The One
Orang-orang yang sedang jatuh cinta memiliki militansi dan cinta mati yang luar biasa. Mereka tak kenal lelah mendukung dan berharap agar "The One"-nya dapat bersama mereka.
Dalam pandangan mereka, hanya ada satu faktor penentu, yaitu "The One" itu sendiri. Mereka berargumen bahwa semua yang dilakukan adalah karena cinta yang tulus.
Namun, mereka lupa bahwa kehidupan ini bukanlah seperti kisah cinta yang romantis. Hubungan antar manusia bukan sekadar tentang siapa bersama siapa, tetapi lebih tentang bagaimana kita bisa mencapai kebahagiaan dan kemaslahatan yang lebih besar. Ini bukan soal terobsesi pada satu orang, seolah-olah hanya "The One" yang bisa memberikan kebahagiaan sejati, dan lainnya tidak.
Saya salut dengan orang-orang yang jatuh cinta seperti mereka yang memiliki idealisme tinggi, kecerdasan, dan komitmen yang kuat. Namun, saran saya adalah memahami dinamika kehidupan lebih dalam lagi.
Sejarah mengajarkan kita bahwa kesetiaan dan cinta buta pada satu individu atau entitas bisa berujung pada kesalahan. Kehidupan bukanlah hitam putih, melainkan penuh dengan berbagai nuansa yang membutuhkan pemahaman yang mendalam.
Dalam kasus ini, pemujaan berlebihan pada "The One"-nya membuat mereka kehilangan objektivitas. Mereka terus-menerus mendorong orang-orang untuk mendekatkan "The One" dengan mereka, sementara mereka membiarkan "The One" tersebut terlihat berkompromi dengan kesalahan nya.
Mungkin mereka akan mengatakan bahwa semua itu karena cinta yang besar.
Namun, cinta yang sejati dimulai dari mengenal dan memahami. Di sinilah mereka tampaknya gagal. Mereka gagal memahami bagaimana orang-orang yang mencintainya telah berjuang selama bertahun-tahun dengan kesetiaan dan pengorbanan yang besar. Mereka juga gagal memahami bahwa dalam hidup, ada prinsip-prinsip yang tetap dan ada yang berubah. Perubahan strategi dan pendekatan dalam hubungan tidak selalu berarti pengkhianatan.
Cinta yang berlebihan pada satu sosok telah membuat mereka kehilangan keadilannya. Mereka tidak adil dalam menilai situasi dan bahkan mungkin menutup mata pada kenyataan yang lebih luas. Inilah tantangan bagi mereka yang jatuh cinta: untuk tetap jujur dan adil, bahkan ketika hati mereka dipenuhi cinta.
12 notes
·
View notes