#pengampunan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Refleksi Hati: Menghadapi Ketidakpedulian dengan Pengampunan
Dalam perjalanan hidup, kita sering dihadapkan pada ketidakpedulian. Namun, melalui pengampunan dan kasih, kita bisa menemukan kekuatan untuk tumbuh. Mari saling memahami dan mendukung satu sama lain. 🌱✨ #RefleksiHati
Beberapa waktu lalu, saya terlibat dalam sebuah percakapan yang membuat saya merenung dalam-dalam. Seorang teman berbagi renungan yang sangat menyentuh, dan itu mendorong saya untuk melihat kembali pergumulan yang sedang saya hadapi. Dalam perjalanan hidup ini, saya sering kali berhadapan dengan orang-orang yang menunjukkan ketidakpedulian, bahkan terkadang memaksakan kehendak mereka dengan dalih…
#cerita#Dukungan#empati#hubungan sosial#kasih#kekuatan#ketidakpedulian#komunikasi#pelayanan#pengalaman hidup#pengampunan#Perjalanan Hidup#pertumbuhan pribadi#Refleksi#Renungan#saling memahami
0 notes
Text
Hidup dalam Penyelamatan Allah
Sikap hamba dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat. 18:21-35) memang rada kurang ajar. Raja pun bingung dibuatnya, bahkan menyebutnya jahat! Sang raja bertanya, ”Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Di mata raja, hamba itu jahat karena tak tahu diri, tak tahu diuntung, dan tak tahu balas budi! Ia hanya menuntut haknya. Dia lupa—mungkin melupakan—bahwa…

View On WordPress
0 notes
Text
LSM Walidasa Madiun Gelar Aksi di Bakorwil Desak Pengampunan Pajak Kendaraan
LSM Walidasa Madiun Gelar Aksi di Bakorwil Desak Pengampunan Pajak Kendaraan Kota Madiun,Detikindo24.com -Puluhan anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Walidasa Madiun menggelar aksi unjuk rasa menuntut Gubernur jawa timur Khofifah Indar Parawansa untuk segera melakukan kebijakan pengampunan pajak kendaraan. Aksi tersebut digelar didepan kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Madiun pada…
#Gubernur Jawa Timur#Khofifah Indar Parawansa#Bakorwil madiun#LSM Walidasa Madiun#Pengampunan Pajak Kendaraan
0 notes
Text
Ajaran Kristen tentang Pengampunan dan Perdamaian
Pengampunan dan perdamaian adalah dua konsep yang sangat penting dalam ajaran Kristen. Keduanya saling terkait, karena pengampunan yang kita terima dari Tuhan memampukan kita untuk mendamaikan hubungan dengan sesama. Menurut notjesuscalling, dalam hidup Kristen pengampunan bukan hanya tentang melepaskan dendam, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan dan sesama. Yuk,…
0 notes
Text
Kekuatan Pengampunan
Kekuatan Pengampunan Kisah Immaculée Ilibagiza Immaculée Ilibagiza lahir pada tahun 1972 di Rwanda. Pada tahun 1994, Rwanda mengalami genosida yang mengerikan, di mana lebih dari 800.000 orang dibunuh dalam waktu tiga bulan. Immaculée, seorang Tutsi, bersembunyi di sebuah kamar mandi kecil bersama tujuh wanita lainnya selama 91 hari untuk menghindari pembantaian. Selama masa itu, ia kehilangan…
View On WordPress
0 notes
Text

• Pustaka Al-Faruq •
Poster - Ramadhan, Bulan Jihad Dan Pengampunan
🌍 Media of Khilafah
0 notes
Text
"Tidak ada doa khusus pembuka Ramadhan yang sama untuk setiap orang. Karena semua orang memulai Ramadhannya dari titik yang berbeda."
"Apa doamu untukku?"
"Semoga Ramadhanmu tahun ini menjadi waktu istirahatmu. Dari apapun yang telah membombardirmu 3 tahun ke belakang. Dari kebodohan dan ketidaktahuan yang mencederai akal dan nafs—perangkat penghambaanmu. Dari pengejaran dunia tanpa tepi. Dari kebergantungan pada makhluk yang menyesakkan dadamu seperti mendaki langit. Dari amanah satu ke amanah lainnya. Dari cinta-cinta yang tidak bertuju kepada haknya. Dari seluruh luka dan air mata yang membuat engsel hatimu karat.
Kamu tidak perlu merasa bersalah jika targetmu tahun ini tidak spektakuler secara kuantitatif. Menurutku Tuhan akan mengkuantifikasi seluruh proses taabaa wa ashlahaa—yang di mata manusia itu alat ukurnya tidak kasat mata. Mungkin Rajabmu belum menanam. Mungkin Sya'banmu belum menyiram. Mungkin setahun ke belakang kamu hanya mampu mengondusifkan tanahmu. Dan itu tidak apa-apa.
Selalu ada yang dapat dipanen di Ramadhan, dari hal yang sebenarnya kamu tanam secara tidak sadar selama kamu diperjalankan. Atau justru dari yang Tuhan tumbuhkan sendiri di hatimu. Dari benih super unggul-Nya yang pasti tumbuh tidak peduli bagaimanapun kondisi tanahnya. Mungkin kita bukan petani, melainkan kitalah tanah itu? Dan bulan-bulan yang berlalu begitu saja hanyalah cara kita memberikan kesempatan untuk tangan Allah membajak dan menggemburkan kita. Pada akhirnya berubah atau tidaknya kita hanya tentang seberapa jauh kita mengizinkan diri kita dipengaruhi oleh-Nya.
Kalau kamu pikir semuanya berlari mulai besok, kenyataannya tidak. Ada orang-orang yang panik sebelum hilal terbit karena ajakan curi start bergema di mana-mana sedang dia belum mempersiapkan perangkat berlari yang memadai. Maka mengondisikan diri untuk siap berlari pun sebenarnya adalah bentuk ibadah dan curi start juga.
Selamat beristirahat. Selamat bernafas dengan lapang dada, menghirup kesegaran hikmah-Nya. Selamat berobat dari luka yang disebabkan eratnya lengan yang enggan melepaskan. Selamat menikmati leganya perpisahan dengan yang kamu genggam sebelumnya. Mudah-mudahan Allah ampuni, ridhai, dan hargai."
"Itu doa yang terlalu megah untukku yang lemah. Tapi dapat memutarbalikkan paradigmaku mengenai Ramadhan yang selama dua dekade hidupku ini identik dengan berlari.
Rupanya aku tidak harus berlari, apalagi bersaing dengan yang lain. Aku hanya perlu istitho'ah. Seperti perintah Allah, "mastatho'tum min quwwah" yakni living my live to the fullest capacity. Dan istitho'ah tidak sama dengan berlari.
Tahun ini aku masih merupakan 100% tanah yang tidak berdaya dan mengandalkan tangan Allah saja. Tahun depan, semoga Allah layakkan aku menjadi tanah sekaligus petani yang mindful dan berdaya. Lalu apa doamu untuk dirimu sendiri?"
"Aamiin. Aku sebenarnya bertanya-tanya titik startku itu apa? Dan apa yang ingin kucapai secara konkret? Pada akhirnya ini berkaitan dengan grand design hidupku. Jadi doaku, semoga aku dimatangkan untuk ditempatkan di posisi baru yang sedang aku coba ajukan juga pada-Nya. Terkait peribadahan, aku hanya mengharapkan diriku tidak jadi hamba yang bohong. Aku enggan berpura-pura mencapai tujuan dan jika selama ini ternyata masih begitu, aku ingin memperoleh pengampunan. Aku ingin langkahku konsisten, menyesuaikan pada pola pikir dan tulisanku. Dan mudah-mudahan seumur hidup, aku senantiasa memelihara kesediaan diri, akal, nafs, jasmani, agar mau dimuridkan oleh-Nya. Doaku hanya seperti itu dan tidak perlu bagus-bagus. Yang penting bentuk pengaminannya."
"Aku baru paham ternyata doa juga berkerangka dan aku jadi tidak ingin ikut-ikutan standar di doa orang kebanyakan. Aku yang kenal diriku, aku tahu apa kurangku yang membuatku jauh dari-Nya. Aku tahu apa lebihku yang bisa kudoakan agar Allah jadikan itu sebagai kendaraan. Aku tahu aku mau sejauh apa dan sampai titik mana.
Dan ternyata 'apa doamu?' terdengar lebih berpengharapan ketimbang 'apa targetmu?'. Target itu seperti perjalanan seorang diri. Sedangkan kita bahkan butuh melibatkan-Nya dalam perjalanan menuju-Nya.
Terima kasih atas doanya, kamu membantuku mengenal diriku. Jadi aku bantu sumbangkan aamiin untuk doamu yang mendoakan kita itu."
"Selamat mengaamiinkan doa dengan langkah kerendahan hati, sesama hamba."
— Giza, untukmu yang ingin beristirahat. Bahkan larinya pun adalah istirahat. Apa doamu?
108 notes
·
View notes
Text
SAJAK FUTUR
(Ia datang seperti malam yang lupa subuh,
merambah di antara takbir dan ragu,
dan ketika kau menyadarinya—sujud pun terasa jauh.)
I.
: azan yang tak sampai ke jantung ..
Kau mendengar panggilan itu—
tapi ia hanya mengetuk di daun telinga,
tak pernah benar-benar masuk ke dada.
Kau menatap sajadah yang tergulung,
seperti tubuh yang enggan bangkit dari tidur panjang.
Kau bilang, “Nanti, setelah pekerjaan selesai.”
Tapi waktu adalah perampok yang tak pernah mencicil pengampunan.
Langkahmu berat, bukan karena tubuhmu lelah,
tapi karena hatimu mulai gemuk oleh hubbud dunya.
Futur adalah batu kecil dalam sepatumu,
yang lama-lama mengajarkanmu cara berjalan pincang.
II.
Di ruang kerja,
deadline mengantri seperti jamaah subuh di malam takbiran.
Aku menatap layar sejenak,
bukan lembaran-lembaran wahyu,
tapi angka-angka,
yang kuhitung lebih teliti dari istighfarku.
Tangan ini lebih lihai membolak-balik chat kerjaan,
daripada membalik lembar Al-Qur’an.
Jari ini lebih cepat mengetik email,
daripada menghitung tasbih.
Dunia ini menjanjikan segalanya.
Kau masih rukuk, masih sujud,
tapi hatimu tidak ikut serta.
Lidahmu masih berputar dalam dzikir,
tapi ia hanya melafal,
bukan merapal.
Futur adalah tamu yang datang tanpa salam,
duduk di dadamu tanpa diundang,
menjadikan ibadahmu sekadar rutinitas
yang kehilangan ruh.
Di tanganmu,
Al-Qur’an terbuka,
tapi hatimu tertutup.
Kau membacanya seperti membaca koran,
tanpa tadabbur, tanpa peduli.
III.
Di luar, dunia begitu gaduh,
dengan janji-janji yang lebih terang dari lampu masjid.
Keramaian menawarkan pelarian,
dan kau, tanpa sadar,
sudah melangkah semakin jauh dari cahaya.
“Besok aku kembali,” katamu.
Tapi besok selalu sibuk,
dan hari ini selalu beralasan.
Kau menunda satu rakaat,
satu ayat,
satu sujud,
hingga akhirnya yang kau tunda adalah satu kehidupan.
IV.
Di ujung lelah,
ketika malam tak bisa kau bodohi lagi,
dan sunyi terasa lebih pekat dari biasanya,
kau temukan dirimu di depan sebongkah kaca—
melihat seseorang yang tak kau kenali.
Futur bukan kematian,
tapi ia cukup kuat untuk membunuh semangat.
Futur bukan neraka,
tapi ia cukup licin untuk membuatmu lupa jalan pulang.
Maka kau jatuh berlutut,
bukan karena lelah,
tapi karena sadar:
bahwa Allah tidak pernah meninggalkan,
hanya kau yang terlalu lama berjalan ke arah yang salah.
(Ia datang seperti malam yang lupa subuh,
tapi selalu ada fajar yang bersedia kembali.)
Februari, 2025
59 notes
·
View notes
Text
Sebanyak apapun dosa yang telah kamu lakukan, tetaplah berbaik sangka bahwa Yang Maha Pengampunan bersedia membukakan pintu ampunan-Nya untukmu
42 notes
·
View notes
Text
Poin-poin Menarik dari Buku "Men Are From Mars, Women Are From Venus"
karya: John Gray, PH.D.
Pembukaan -> betapa setiap orang beda Normalnya, setiap orang mencintai pasangannya, akan tetapi jika ada ketegangan emosi, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Padahal beda itu wajar. Ada pola-pola perbedaan yang wajar dan berpola antara laki-laki dan perempuan. Perlu kita ketahui agar tak membuat jarak dengan perbedaan itu, melainkan mampu kita pandang sebagai hal yang wajar dan kita sikapi dengan lebih bijak. Pemahaman yang lebih luas mengenai perbedaan-perbedaan itu dapat menolong menguraikan banyak kekecewaan dalam bergaul dan dalam memahami lawan jenis. Kesalahpahaman dapat lenyap dengan cepat atau dapat dicegah. Secara keliru, kita menganggap bahwa apabila pasangan kita mencintai kita, mereka akan bereaksi dan bertingkah laku dengan cara-cara tertentu seperti halnya reaksi dan tingkah laku kita bila mencintai seseorang. Suami secara keliru mengharapkan istri untuk berpikir, berkomunikasi, dan bereaksi seperti dia (sebagai laki-laki). Kaum istri pun keliru mengharapkan suami untuk merasa, berkomunikasi, dan menanggapi seperti dia sebagai perempuan. Kita lupa bahwa laki-laki dan perempuan sewajarnya berbeda. Sebagai akibatnya, hubungan-hubungan kita penuh dengan gesekan dan pertikaian yang tidak perlu.
Perbedaan laki-laki dan perempuan Laki-laki 1. Cenderung menawarkan penyelesaian-penyelesaian dan mengabaikan perasaan-perasaan. Mereka menunjukkan cinta dengan cara memberi solusi. 2. Ketika ada masalah, cenderung menarik diri dan memikirkan persoalan mereka dalam diam. 3. Termotivasi saat mereka merasa dibutuhkan. 4. Mereka bangga bisa melakukan berbagai hal sendirian. Otonomi merupakan simbol efisiensi, kekuatan, dan keahlian. Sifat khas laki-laki: mereka sangat tidak suka dikoreksi atau diberi tahu apa yang harus dilakukannya. Menawarkan nasihat yang tidak diminta kepada dia berarti menganggap dia tidak tau apa yang harus dilakukannya sendiri. Mereka sangat sensitif pada hal ini, sebab masalah keahlian sangat penting baginya. Meminta pertolongan padahal dia dapat melakukannya sendiri dianggap sebagai tanda kelemahan. Namun jika ia betul-betul membutuhkan bantuan, berarti dia cukup bijaksana untuk melakukannya. Dalam hal ini dia akan mencari seseorang yang dihormatinya, kemudian membicarakan persoalannya. Perempuan 1. Cenderung menawarkan nasihat serta petunjuk yang tidak diminta 2. Ketika ada masalah, perlu mebincangkan apa yang merisaukan mereka. 3. Termotivasi jika mereka merasa dihargai. 4. Perempuan menghargai cinta, komunikasi, dan hubungan. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk memberi dukungan, menolong dan saling melayani. Membuka hati dapat menghasilkan pengampunan lebih besar dan meningkatkan dorongan untuk memberi dan menerima cinta serta dukungan.
Apabila laki-laki dan perempuan sanggup menghargai dan menerima perbedaan-perbedaan mereka, cinta mempunyai peluang untuk berkembang.
60 notes
·
View notes
Text
Ada momen ketika hati ingin berlari— bukan dari sesuatu, tapi menuju sesuatu. Atau lebih tepatnya… menuju Dia.
Di hari-hari terakhir Ramadhan ini, segalanya terasa lebih sunyi. Dan justru di dalam kesunyian itu, terbuka ruang untuk mendengar isi hati sendiri.
Ternyata, yang paling dibutuhkan bukan hanya pengampunan, tapi juga keridhaan-Nya.
وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ “Dan aku bergegas kepada-Mu, ya Rabbku, agar Engkau ridha (kepadaku).” (QS. Thaha: 84)
Seperti Musa ‘alaihissalam— yang melangkah cepat, bukan karena takut. Tapi karena cinta. Karena rindu.
Begitulah cinta yang sejati. Ia tidak menunggu waktu yang tepat. Ia justru mendorong seseorang untuk bergegas, karena tahu, di sisi-Nya… ada tenang yang tak bisa digantikan oleh apa pun.
- 26 Ramadhan 1446 H/ 26 Maret 2025 M -
12 notes
·
View notes
Text
"Sepuluh malam terakhir telah berhias di hadapanmu,
berwangilah dengan taubat dan istighfar agar bau dosa tidak mempermalukanmu. Berbekal lah untuk akhirat, dunia bisa membinasakanmu. Linangkan air matamu meraih pengampunan-Nya supaya jangan berkata,
"amat besar penyesalanku atas kelalaianku terhadap Allah"."
Nasihat Al-Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi hafizhahullahu ta'ala
83 notes
·
View notes
Text
Lailatul Qadr : Perbanyak Mohon Ampun
Ada satu malam yang sangat dinantikan di bulan Ramadhan. Orang-orang berlomba agar bertemunya malam yang sangat mulia ini. Berbagai upaya mendekatkan diri pada Rabb dilakukan khususnya di 10 malam terakhir Ramadhan agar bisa berjumpa dengan malam ini. Biasanya malam ini jatuh pada malam ganjil seperti 21, 23, 25, 27, atau 29 namun tidak ada yang tau pasti kapan tepatnya. Dan hanya orang-orang yang terpilih dan bersungguh² yang dapat bertemu dengan malam yang sungguh mulia ini.
Lailatul Qadr
Secara bahasa, terdiri dari dua kata yakni "lailatul yakni malam", dan "Qadr artinya Kemuliaan, Keagungan, Kebesaran". Jadi, Lailatul Qadr yakni Malam Kemuliaan. Malam ini juga merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan merupakan malam turunnya Al-Quran. Sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-Qadr ayat 1-5.
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) pada malam kemuliaan." (QS. Al-Qadr: 1)
"Dan apa yang kamu ketahui tentang malam kemuliaan?" (QS. Al-Qadr: 2)
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadr: 4)
"Malam itu penuh berkah sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 5)
Dari surah tersebut, bahkan keberkahan malam lailatul qadr hingga terbitnya fajar, sungguh mulia. Maka, sangat dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah pada 10 malam terakhir ramadhan agar kita semua bisa merasakan lailatul qadr.
Anjuran-anjuran yang bisa dilakukan untuk meraih dan mencapai malam mulia lailatul qadr ;
• Perbanyak Mohon Ampun
Sebagai hamba yang tak luput dari dosa, ini lah momennya untuk memperbanyak ampunan kepada Allah. Doa yang dianjurkan
"Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa'fuanni"
"Ya Allah, engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku"
• Perbanyak Sholat Malam
Ada satu kisah yang menceritakan bahwa rasulullah SAW sholat malam pada malam Ramadhan hingga kakinya bengkak, maasyaa Allah
• Perbanyak Tilawah Al-Quran
Salah satu pendekatan yang pahalanya juga banyak yang bisa kita dapatkan ialah membaca kalam ilahi, selain itu untuk melatih hati agar lembut setiap mendengar lantunan ayat dan melantunkannya.
• Melakukan I'tikaf dan Perbanyak Dzikir
I'tikaf juga termasuk tradisi ramadhan di 10 terakhirnya, alhamdulillah banyak sekali masjid yang open kegiatan i'tikaf dan disana bisa menemui hamba-hamba Allah yang mungkin akan membuat diri kita insecure melihat kedekatanNya kepada Al-Quran, jumlah sholatnya, tahannya ia berdzikir dll. Maasyaa Allah
Semoga di Ramadhan kali ini kita semua bertemu dengan Malam Lailatul Qadr, dan ampunan dan segala hajat di kabulkan olehNya, Aamiin Allahumma Aamiin
~Faa
8 notes
·
View notes
Text

Salah satu hikmah dulu ada pandemi, Ramadhan banyak di rumah berlanjut hingga sekarang. Ditambah kondisi dimana sebaiknya tidak banyak keluar, khususnya karena ada yang harus dijaga. Meski dirasa berbeda, kesempatan beramal masihlah sama besarnya. Dengan tertatih dan perbanyak pinta, diberi nikmat iman, pengampunan, serta keselamatan ☔
12 notes
·
View notes
Text
Terlahir kembali. Kurasa sugmaku enggan menerimanya jikalau memang ada. Untuk apa? Melewati penyesalan yang sama, melewati rasa yang sama? Hidup dibawah naunganNya dan mati atas ridhoNya saja sudah membuat kami bahagia. Semua ketetapan sudah Allah tuliskan sejak sebeluk kami dilahirkan bukan?
Terkadang mendengar celotehan siswa "kalau aku boleh memilih aku gak mau masuk sekolah ini". Atau "bisa gak sih hidup kita itu di refresh? Pengen melupakan segala hal yang membuat penyesalan dimasa kini". Kemudian dia melanjutkan "Kata guru A, kalau kamu mau merefresh hidup perbaiki sholatmu. Tapi aku gak mau". Membuat berfikir bahwa manusia tidak boleh berandai.
Allah, menciptakan manusia bukan percuma. Tapi membekalinya dengan akal dam hati. Agar dia berfikir hal2 yang nantinya tidak menuai sesal. Jika sekarang hidup segan mati tak mau, mari perbaiki diri dan taubat minta pengampunan pada Tuhan yang maha pengampun. Manusia tidak boleh berandai, cukup sekarang, lakukan maksimal. Agar kelak mendapat naungan pada hari tanpa naungan.
010225
16 notes
·
View notes
Text
Rasa Fatal: Bincang 2/3 Ramadhan
"Ramadhan tidak seistimewa itu."
"Pengampunan memang tidak pernah terlalu berharga bagi yang tidak merasa bersalah. Tetapi bagi mereka yang lebih dulu tenggelam dalam penyesalan dan rasa malu, mereka yang hatinya tercabik oleh kesalahan serta menginginkan jalan keluar dari belenggu yang mereka buat sendiri, pengampunan jadi sangat berarti."
"Jadi menurutmu apa yang salah dengan rasa tidak istimewa di Ramadhan ini?"
"Barangkali kita berpikir, berkata-kata, bertindak, melukai, dan melanjutkan hidup seolah-olah tidak ada yang perlu disesali. Kita kehilangan sense of severity atau rasa fatal atas kelalaian dan pelanggaran sedikit demi sedikit.
Atau mungkin, kita tahu salah, tapi menutup mata, menunda, menguburnya di sudut hati dengan harapan ia membusuk dan hilang dengan sendirinya. Tapi hakikatnya kesalahan tidak mati. Ia hanya membusuk dan merayap ke dalam diri lalu mengkristal menjadi bagian dari kita."
"Tapi beberapa perbuatan memang terlalu sepele kok untuk ditaubati."
"Ayah kita, Adam, perbuatannya juga sepele. Allah katakan, "fa azallahuma syaithon" yang artinya setan menggelincirkan mereka. They just slipped. Bukan hanya tergelincir, itupun digelincirkan oleh setan. Tapi apa yang kita pelajari dari ayah kita?"
"Dia merasa malu dan merasa fatal."
"Tepat. Ia tidak membela diri, tidak mencari alasan. Ia tidak menyalahkan setan. Yang ia lakukan hanyalah tunduk, menanggung konsekuensi, dan berdoa: "Rabbana zalamna anfusana, wa illam taghfir lana wa tarhamna, lana kunanna minal khasirin."
"Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, pasti kami termasuk orang-orang yang merugi." (7: 23)
Itulah yang membedakan manusia dengan malaikat. Kita memiliki kecenderungan untuk jatuh, untuk keliru, untuk tergoda oleh sesuatu yang seharusnya kita hindari. Di sisi lain, kita juga memiliki kecenderungan untuk merasa malu, bersalah, dan kembali kepada keteraturan. Fitur taubat itulah yang membedakan manusia dengan Iblis.
"Abaa wastakbaro wa kaana minal kaafiriin". Dia merasa akbar dan menyepelekan pembangkangannya pada Sang Maha Akbar. Dia membantah, menolak mengakui kelemahannya, dan lebih memilih untuk bersikeras bahwa kesalahannya bukan kesalahan. Dia tidak meminta ampun, karena dia tidak merasa perlu dimaafkan."
"Seberapa jauh kita bisa berjalan sebelum akhirnya menyadari bahwa kita telah mengabaikan satu hal yang paling penting yakni pandangan Allah atas diri kita?"
"Yang jelas, tidak pernah bisa lebih jauh dari maut. Kita bisa menunda, bisa mengabaikan, bisa terus berjalan seolah-olah semuanya baik-baik saja. Tapi sejauh apa pun kita melangkah, tidak ada kaki yang bisa melewati batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada perjalanan yang bisa lebih panjang dari takdir yang telah tertulis.
Kita akan berhenti. Bayangkan kengeriannya. Di titik itu, semua penyangkalan tak berlaku. Kita akan melihat dengan jernih, tapi sudah terlambat untuk berpaling.
"Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu." (6 : 158)
Apakah kita akan menunggu sampai saat itu datang? Atau masih ada sisa keberanian untuk melihat ke dalam diri dan bertanya: Apakah aku masih peduli dengan bagaimana Allah melihatku?"
"Memang bagaimana rasanya diampuni?
"Indah. Ada perasaan ringan yang tidak mudah dijelaskan kecuali oleh mereka yang benar-benar mengalaminya. Seperti terbebas dari belenggu dan beban yang mencegahmu melangkah maju. Seperti kelegaan yang diperjuangkan."
"Bagaimana kau tahu kau sudah diampuni?"
"Allah tidak hanya menghapus dosa, tapi juga mengubah hati. Pemindahan kiblat. Peralihan framework. Pergantian arah. Apapun sebutannya.
Apa yang dulu menggoda kini terasa hambar. Apa yang dulu terasa wajar kini membuat dada bergetar. Apa yang dulu sepele jadi kini mengusik. Prioritas yang berbasis ego perlahan berganti dengan kesadaran akan pandangan Allah. Lebih dari menyesal, kita akan memahami ulang posisi diri di hadapan-Nya.
"Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia." (2 : 143)
"Dalam 10 hari terakhir, apa yang perlu aku lakukan?"
"Kembalilah dengan sepenuh hati. Bukan hanya dengan amal yang lebih banyak, tapi dengan hati yang lebih sadar. Biarkan dirimu merasakan betapa butuhnya kau pada-Nya. Orang yang benar-benar mencari ampunan, tidak hanya memperbaiki perilaku, tapi juga mengizinkan hatinya dipengaruhi dan diatur ulang oleh Sang Pengatur. Jadi ini hanya tentang seberapa jauh kita memberi ruang untuk Ramadhan mengubah kita. Maka dari itu, pengampunan memang hanya omong kosong bagi mereka yang tak pernah benar-benar peduli."
— Giza, ini namanya senandika atau soliloquy. Siapa lagi yang ia nasehati sekeras ini kalau bukan dirinya sendiri?
11 notes
·
View notes