Tumgik
#muslim punya gaya
kaktus-tajam · 2 years
Text
“Dok saya minta disuntik mati saja”
Kalimat ini datang dari seorang bapak tua ketika dirawat di bangsal karena sesak napas. Semalam sebelumnya, aku menerima pasien ini di IGD. Saat itu dua lelaki lain yang mengantar hanya berujar: bapak ini tidak punya siapa-siapa, Dok.
Aku menyimpulkan bahwa yang mengantar ini adalah tetangga-tetangganya.
Ketika di IGD ia bicara tersengal-sengal, bernapas mencucu, otot-otot antar rangkanya terlihat jelas retraksinya. Sesaknya tidak membaik dengan penguapan, alhamdulillah saturasi oksigennya baik. Rontgen paru menegakkan adanya penyakit paru obstruktif kronis. Melihat rekam medisnya yang tebal, pasien ini ternyata sering bolak-balik dirawat di RS untuk keluhan serupa.
Ketika dengar keinginannya akan kematian, miris rasanya. Sebagai dokter kami tentunya mengupayakan yang terbaik. Dari medis dan dukungan moral, termasuk rawat bersama ke sejawat psikiatri atau menghadirkan rohaniawan.
Tapi yang kucermati adalah rasa kesepiannya. Ditakdirkan sakit dan ditakdirkan menghadapinya sebatang kara, tentu bukan ujian yang mudah.
Kilas balik ke 2 bulan lalu, ketika aku dirizqikan Allah merasakan point of view pasien: dirawat inap selama 6 hari. Setelah pulang pun, pemulihannya cukup lama. Baik pemulihan fisik, maupun mental. Mental terpukul karena rasa campur aduk mendengar diagnosis dokter, adanya pengobatan rutin yang kini harus diikuti, pun perubahan gaya hidup.
Genap dua bulan sejak tegaknya diagnosisku, Allah pertemukan dengan pasien ini. Bukan suatu kebetulan.
Aku terenyuh, teringat bagaima selama 6 hari dirawat inap tidak sekali pun Allah biarkan aku merasa kesepian. Walau tidak ada keluarga yang bisa menemani, Allah hadirkan banyak manusia tulus yang membantu, menemani, dan memberikan dukungan serta doa. Semoga Allah balas kebaikan kalian semua yaa.
Hari-hari berikutnya pun, Allah juga kirimkan banyak kemudahan. Dan Allah kirimkan: ketenangan hati.
Sampailah aku satu titik di mana aku hanya bisa bersyukur. Bersyukur menjadi seorang muslim, menjadi hamba yang memiliki Allah yang Maha Kuat, Maha Bijaksana. Bahkan, sekalipun merasa lemah hati dan fisik: Allah hadirkan kekuatan, dan Allah hadirkan mereka-mereka yang mengingatkanku pada Allah.
Mengingatkanku bahwa sakit adalah makhluq ciptaan Allah. Maka berdamailah dengan sakitmu, sebagaimana sabda Nabi Ayyub alaihissalam, yang dirizqikan sakit 18 tahun, kulit terkelupas namun hati tidak sedikit pun bergoyah,
“Ya Allah aku ikhlas dengan sakitku, tapi jagalah hati dan lisanku tetap menyebut nama-Mu.”
-h.a
Semoga berkenan mendoakan pasienku, si Bapak agar dilapangkan hatinya, diluaskan sabarnya. Aamiin.
111 notes · View notes
coretan-sn · 6 months
Text
NGAJI JOMBLO 05 : NIKAH 103
By : ustdz Felix siauw
“Kenapa saya harus pergi kesana?” Kenapa ini menjadi suatu pertanyaan penting untuk kita jawab sebelum mau maju kemana. Seperti kenapa saya memilih Turki daripada yang lain, Turki adalah salah satu negara muslim yang seperti Eropa mudah mencari makanan halal, dimana tempat sholat ada masjid. Di Turki lah kekhalifahan terakhir umat muslim.
Jika seseorang tidak tahu “Why”nya dalam hidup maka Ia tidak akan bersemangat. Begitu juga dengan menikah, jika tidak tahu alasannya makan bisa jadi prespektifnya salah, nyarinya salah, sama siapa nikahnya salah, semua berantakan.
Setiap hidup manusia memiliki tujuan, seperti Allah menciptakan manusia juga memiliki Tujuan. Salah satu di Al Quran yaitu ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi (menjaga dan memakmurkan bumi ini). Jika manusia tidak rusak maka bumi juga senantiasa membaik, maka Rasulullah di utus untuk menyempurnakan Akhlak.
Rasulullah bersabda “Sesungguhnya menikah adalah sunahku, maka yang menjalankan sunahku menjadi bagian dariku. Maka menikah lah karena aku kelak akan berbangga-bangga dengan orang-orang yang banyak daripada umatku”. Tujuannya untuk memenuhi muslim yang baik di muka bumi. Cara salah satunya adalah dengan berdakwah, cara yang lain adalah dengan punya anak yang saleh.
Ketika menikah ini diniatkan lillah, maka Allah akan jadikan segala sesuatu yang terjadi dalam pernikahan, seluruh aktifitasnya adalah bagian daripada ibadah kepada Allah yang mungkin di dapat kalau seandainya orang itu tidak menikah. Orang yang menikah dan tidak menikah akan berbeda, semakin berat beban orang yang menikah maka semakin berat pula pahala yang dijanjikan. Maka akhirnya terjawab “Kenapa kita menikah?” Karena merupakan bagian ibadah, karena ini bagian dari memenuhi tujuan Allah, menjadi hambanya yang baik, menjadi hamba yang bertakwa, menjadi hamba yang bersyukur kepadanya, menjadi hamba yang bersabar kepadanya dan kesemuanya itu ada dalam bingkai pernikahan.
Orang yang tidak menikah bisa sholat, tapi sholatnya orang menikah nilainya lebih besar daripada shalatnya orang yang belum menikah. Kok bisa begitu? Karena ketika dia sudah menikah, Allah membuat dirinya tenang. Ada satu titik dalam hidup kita, dimana ketika kita sudah baligh, maka ada banyak sekali hal-hal yang harus di Stelle down, harus di tenangkan, harus di kendalikan dan itu sangat sulit mengendalikannya kalau seandainya orang itu tidak menikah.
Karena menikah adalah ibadah maka mempersiapkannya juga sangat penting. Hal ini menjadi perbedaan yg nyata antara orang-orang yang beriman dan tidak beriman. Ketika sudah paham tujuan menikah maka tidak ada unsur perlombaan. Kenapa? Karena sudah tidak ada lagi tujuan menikah karena tidak enak dengan teman-temannya atau karena gaya-gayaan.
Terkadang kita mendengar anak sd berbicara “aku pengen nikah sama dia kalau sudah gede” kita yang mendengarnya pun ketawa dan lucu ngelihatnya, padahal ungkapannya serius. Tahu kenapa? Karena ketika kita sudah ngomong pengen nikah, maka kita tidak hanya ngomong tapi memang kita sudah mempersiapkan karena kita sudah paham.
“Ada cerita tentang sepasang kekasih yang kemudian bertaubat dan ingin menikah. Bukan tidak boleh, tapi tunggu dulu, hijrah dulu mempelajari agama, lalu mengetahui gambaran besar pernikahan itu seperti apa, bisa jadi dia berubah dan ketika dia berubah, bisa jadi pandangan dia tentang bagaimana seorang istri ideal atau seorang perempuan yang kelak nanti akan menjadi Ibu daripada anak-anaknya bisa berubah juga. Di depan saya banyak sekali orang yang berhijrah, ketika mereka sudah berhijrah lantas mereka merasa tidak cocok lagi dengan pasangannya. Kenapa? Karena ternyata bukan ini pasangan yang di perlukan ketika dia sudah punya gambaran tentang hijrah tentang Islam”
Jika baru hijrah maka tahan dulu, belajar dulu. Jika memang orang itu kemudia speknya cocok dengan alasan kenapa kita menikah maka lanjutkan. Tapi kalau tidak, coba lihat lagi bisa jadi ada pertimbangan-pertimbangan yang lain. Lebih baik menunda nikah daripada menikah dengan orang yang salah, karena akan sangat sulit untuk memperbaiki dan anda punya luka di dalam hidup anda, karena visi kita itu ditentukan banget dengan “Kenapa kita melakukan itu?”
Kenapa kita menikah dan apa itu nikah menjadi dasar untuk pembahasan-pembahasan lain. Seperti apa pasangan yang saya pilih, kalau ada permasalahan bagaimana cara menyikapinya. Semua tergantung pada semua itu. Kalau sudah paham banget tentang gambaran nikah maka tidak akan terburu-buru dan menggebu2, karena kita sudah punya pandangan yang berbeda, karena ketika kita bicara ibadah yang penting adalah prosesnya bukan hasilnya.
Nikah 103 artinya menyelesaikan semuanya. Bahwa kita pengen menjadi bagian daripada umatnya Rasulullah SAW, pengen mengikuti sunnah nabi yang mana ketika mendapat keturunan itulah yang kelak menjadi sebuah investasi kita nanti, ketika sudah meninggal. Hidup ini kan masalah berinvestasi kan?Rasul mengatakan ketika mati anak Adam, maka terputuskan amalnya kecuali 3 investasi ; ilmu yang bermanfaat yang di bagikan, shodaqoh jariyah seperti membangun masjid, membangun gedung dakwah, dan doa anak sholeh. Maka dakwah itu selalu bicara tentang investasi, bicara tentang apa yang akan kita tinggal.
Pernikahan adalah jalan kebangkitan umat, karena ketika kita menikah bukan hanya mencari pasangan tapi kita mencari “umm” atau “ibu” dan kata umm adalah kata yang mendasari dari kata “ummat”. Memilih ibu yang terbaik itu menjadi tugas Anda selaku jomblo-jomblo dan mempersiapkan menjadi ibu yang terbaik itu adalah tugas anda para jomblowati.
5 notes · View notes
rubahlicik · 2 years
Text
Mylog : Berbeda, tapi gapapa
Sebenernya topik soal ada orang yang milih childfree uda dari kemarin banget. Terakhir malah istri ngasi link twitter soal si mbak itu yang konon tampak makin gahar di lini sosmed.
Jujur aja, aink sih ga peduli dan ga mau tau. Tadinya. Beberapa tumblr yang aink follow pun pada bahas topik itu, tapi aink skroll down aja wkwk. Hingga akhirnya akun ig aink yang explorenya mayoritas anime, pokemon dan mainan tiba tiba munculin akun gosip yang bahas soal mbak nya.
Aink baca komentar netijen, trus baca postingan terkait yang lain sama komentar nya juga. Lalu aink bisa nyimpulin ternyata
Netijen jahat banget anjir. Parah komenannya di sosmed,
Aink ga kenal mbak nya, ga pernah tau dia siapa, tapi kayaknya dulu dia punya trackrecord/ jejak digital yang bagus yang saking bagusnya netijen memaksa si mbak ini untuk tampil sempurna dan sesuai dengan keinginan netijen.
Ketika si mbak ini memutuskan untuk childfree, banyak yang nyerang. Banyak yang ngerasa penting untuk sekedar komentar atau ngata ngatain pilihan hidup si mbak nya. Which is, sok penting banget anjir. Trus si mbak nya harus ngikut apa kata netijen gitu? Yakali.
Berita terakhir yang aink baca, si mbaknya snapped dan ngata2in balik ke netijen yang nyerang dia. Seru kayaknya, tapi aink ga begitu suka ngikutin drama hidup orang lain. Jadi aink ga ikut nonton videonya.
Selama ga ganggu ganggu amat mah drama apa pun aink milih no respon.
Nah sekarang, aink beneran keganggu sama netijen yang gencar banget ngatain si mbak nya. Ampe viral disana sini dan masuk radar sosmed aink.
Aink ga sejalan sama gaya hidup childfree. Mau sebagai muslim, atau pun sebagai mahluk sosial, aink pribadi berpendapat kalo disuruh milih antara punya anak ato engga, aink bakal milih punya anak.
I know, ngurus anak tuh ribet. Aink baru mau 5 tahunan jadi bapak aja uda kerasa banget cape nya. Apalagi istri, pasti lebih lebih. Tapi kalo bisa ngulang waktu dan disuruh milih, aink tetep pengen punya anak. Alasannya banyak.
Yang paling simpel adalah, tidur dipeluk dan meluk anak tuh rasanya damai dan nyaman banget. Beda sama kalo tidur meluk istri. Nyaman nya istri malah bikin ga tidur dan...
<konten dewasa>
Nah, sekarang ada orang yang secara sadar milih buat childfree. Apakah lantas rasa bahagia aink yang punya anak jadi ga relevan? Apakah setelah aink puas dan bahagia punya anak, aink jadi bisa menegasikan pilihan orang lain buat ga punya anak?
Tentu tidak.
Dari yang aink amati, mayoritas yang ngata2in si mbak nya adalah ibu ibu yang ketriggered sama opini si mbak nya.
Eh, gue jadi ibu ga gitu kok! Nih gue anak 10, tapi tetep aja, muka kinclong bla bla
Komentarnya tuh pada defensif, ngebela pilihan mereka padahal sejak awal, sepemahaman aink si mbak nya ga lagi kampanye supaya masyarakat berhenti beranak pihak. Dan si mbak nya juga ga nyuruh orang buat ikutan childfree.
Dia cuma milih buat ga punya anak, dengan segudang alasan yang mungkin dia miliki. Dia juga ga maksa orang lain buat ikut2an ga punya anak. Cuman emang pendapat mbaknya mungkin ga populer dan ga sejalan dengan mayoritas pilihan masyarakat.
Kaum yang ke triggered ini langsung responsif dengan posting kebahagiaan mereka mempunyai anak. Bikin bikin konten untuk mengcounter opini opini si mbak nya.
Apa tidak lelah bun?
Aink kurang paham dengan orang orang yang sibuk lapor sana sini kalo mereka hidupnya bahagia. Eh instagram, liat aku bahagia loh punya anak. Eh twitter, liat aku awet muda padahal punya anak 11
Justru dengan kengototan mereka dalam meyakinkan orang lain bahwa mereka hidupnya bahagia bikin aink ovt kalo idup mereka sebetulnya ga sebahagia itu. Kebahagiaan mereka jadi seolah butuh validasi dari pihak lain.
Ga cukup puas dengan mengcounter opini si mbak nya, aink nemu sebagian komen jahat yang memfitnah kalo sebenarnya si mbak nya mandul jadi sok sok an milih buat childfree.
Anjir, julidnya uda ga ketulungan.
Belum lagi yang bawa bawa agama, bilang pahala besar dalam merawat anak, pahala yang ga putus kalo di doain anak soleh, dan sok bijak ngingetin si mbak nya (aink yakin ga akan dibaca juga sama mbaknya) kalo milih childfree, tar tua siapa yang ngurus, kesepian pas tua baru nyesel dll.
Dengan komen kayak gitu, mereka secara ga langsung uda bikin sedih para pejuang garis dua. Enteng banget bilang rugi ini itu ke orang yang milih buat childfree sementara bisa jadi ada orang yang lagi berjuang punya anak yang kebetulan baca komentar atau postingan mereka.
Anak itu rezeki, hak prerogatif Tuhan, sedangkan ikhtiar bikin anak adalah murni pilihan manusia.
Sebagai sesama manusia merdeka, rasa rasanya ga elok kalo kita julid sama pilihan hidup orang lain. Anda bahagia punya anak? Ya syukur, tapi jangan sampai kebahagiaan yang anda rasakan dijadikan tolak ukur untuk menakar kebahagiaan orang lain.
Tiap orang punya kebebasan dalam menentukan pilihan selama pilihannya tidak menyinggung aspek kehidupan orang lain.
Apakah dengan mbak nya memilih untuk childfree kebahagiaan anda yang punya anak lantas berkurang? Kalo memang iya, mungkin anda sebetulnya tidak benar benar bahagia menjadi orang tua.
P.s
Kalo besok lusa si mbak nya bikin konten kampanye childfree, ngajak orang lain buat ga beranak pinak dan bikin lingkungan jadi ga kondusif buat pasangan yang ingin berketurunan, pm aink. Kita counter bareng bareng kampanye nya.
Tapi selama dia ngambil keputusan buat dirinya sendiri, just leave her alone. Berhentilah ngomentarin hidup si mbak nya dan fokuslah ngurus keluarga sendiri. Kan katanya bahagia~
50 notes · View notes
blablapret · 4 months
Text
Morning Pages
Anggap saja ini morning pages walaupun saya menulisnya di jam 14.40 siang.
Saya ingin menaklukkan beberapa habits:
Bangun sebelum subuh. Biar berasa ramadhan setiap hari
Baca Quran setiap hari. Sebagai muslim, saya malu nulis ini karena harusnya udah jadi habit dari jaman baheula. Tapi nyatanya saya masih struggle utk bisa ngejar 1 juz per hari. Akhirnya utk menyiasati ini, saya ikut kelas tahsin. Gapapa ga 1 juz, tapi bacaannya berkualitas. Makhraj dan Hak2 hurufnya tertunaikan dgn baik.
Renang. Udah kepala 3 tapi rasanya renta banget ya Allah. Gampang encog dan bersahabat dgn koyo. Kalo ga dijaga kesehatannya apakabar 10-20 thn kemudian? Mending uangnya diinvestasiin buat hidup sehat daripada buat bayar rumah sakit ga sih :') Alhamdulillah saya nemu komunitas MSS (Muslimah Swimming Squad), lumayan lah bs renang rutin seminggu sekali. Diajarin gaya dada yg enakeuun dan ga bikin capek. Teknik pernafasannya lebih gampang daripada teknik pernafasan renang konvensional yg lewat mulut itu. Dan kerennya lagi, para coachnya ga mau dibayar T_T jadi kita hanya bayar tiket masuk. Ya Allah meuni bageur2 pisan, mereka tuh udah di titik mental "Apa yang bisa saya beri?". Malu sama kita2 yg masih punya mental "apa nih yg bisa saya dapet/ambil"
Sepedaan. Awalnya karena harus terapi motorik kasar babang tiap pagi ngajak dia main sepeda ke luar rumah minimal 30 menit sehari. Eh ternyata seru juga. Akhirnya jd pengen lebih banyak pake sepeda daripada motor. Minimal ke pasar lah. Semoga Allah catat sbg amal soleh mengurangi jejak karbon di muka bumi. Aamiin
Morning pages/journalling. Sebagai ADHD, yg isi kepalanya ruwet pagujud. Pengeen banget bisa membiasakan diri spare waktu minimal 20 menit buat nulis aliran rasa hari ini, ngelist apa yg harus dikerjain. Untuk apa? untuk menghempaskan perasaan overwhelming yg bikin saya tergesa2 dan cranky.
Meal prep. Biar sat set di dapur
Ngompos dan berkebun. Cita2 dari dulu pengen punya "dapur hidup". Channel yutub favorit: Li Zi Qi atau versi lokalnya Bumiku Satu.
Baca Buku. Ini sebenernya habit yg effortless waktu jaman belum punya 2 bocil. Dulu sering banget baca buku self development. Tp sekarang ga mau membatasi diri kudu buku yg berat2 atau gimana. Mau dimulai dari buku living books. Saya mau balik jadi Gita umur 8 thn yg ketagihan baca buku Secret Garden, Lilttle Prince, Heidy, Lima Sekawan :)
Shaum Sunnah. Maluuu sama Tabina, anak ini dari kls 2 SD udah rutin shaum senin kamis padahal ga ada yg nyuruh T_T. Gegara Tabina sering liat gurunya di sekolah shaum sunnah, dia jadi ikutan dan ketagihan. Masyaa Allah. Dapet pendidikan adab yg ga bs dipelajari lewat buku manapun, kecuali dari akhlak guru :')
Dzikir pagi dan petang no debat.
Segitu dulu deh. Sedikit dulu biar istiqomah.
Evaluasi per Mei 2024
Sudah berjalan & konsisten: 2,3
Sudah berjalan & perlu ditingkatkan: 1, 9, 4, 5, 10
Baru mulai: 7
Belum mulai: 6,8
@gitpret
2 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
Dear Sisters,
Abu Sa’id Al-Khudri menjenguk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat menjelang wafatnya, ia merasakan panasnya tubuh Rasulullah karena demam yang dialami beliau. “Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Begitupun kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami.”
Lalu Abu Sa’id bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab, “para nabi”. Abu Sa’id bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang-orang shalih”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan, apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, adalah sampai tidak punya apapun. Dan sebaliknya, bila diuji dengan kesenangan, maka diberikan segala kemewahan.” HR. Ibnu Majah.
Ujian hidup tidak hanya ketika kondisi terpuruk, tapi juga ketika berada “di atas angin”. Bagaimana Nabi Sulaiman dengan kekayaan dan kekuasaannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan keterbatasan materinya, namun keimanan kepada Allah tetap tidak luntur.
Lalu apakah ujian kesenangan lebih mudah dari kesulitan? Kita bisa melihat pada realita yang terjadi, banyak orang tersandung dengan ujian kesenangan. Budaya flexing makin marak. Tergoda dengan gaya hidup yang serba ‘wah’, sehingga tidak lagi peduli darimana rezeki itu berasal, asal bisa mendapatkan kekayaan dengan cepat, dan bisa menunjukkan kemewahan ke semua orang. Karena harus terus tampil bergaya, maka korupsi, judi online, membuat konten tipu-tipu memiliki jet pribadi, bahkan sampai terlilit pinjol pun bakal dijalani. Sedangkan di satu sisi, Allah sudah tidak ada lagi dalam hati.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, apakah menurutmu orang yang banyak hartanya itu adalah orang kaya?” Abu Dzar menjawab, “Benar ya Rasulullah.” Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Apakah menurutmu orang yang tidak mempunyai harta adalah orang miskin?” Abu Dzar menjawab, “Benar ya Rasulullah.”
Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai Abu Dzar, ketahuilah bahwa kekayaan dan kefakiran itu sumbernya hanya dari hati. Barangsiapa yang kaya di dalam hatinya, maka ia tidak akan dapat dicelakakan oleh apapun yang ia alami dalam hidupnya di dunia. Dan barangsiapa yang fakir hatinya, maka ia tidak dapat dijadikan kaya oleh harta apapun sepenuh dunia. Justru itulah yang akan menghancurkannya.” HR. Ibnu Hibban.
Imam Syafi’i pernah ditanya oleh seseorang, “Mana yang lebih hebat bagi seseorang, antara dikokohkan (dimenangkan) atau diberi ujian?” Lalu Imam Syafi’i menjawab, “Ia tidak dikokohkan sebelum diberi ujian.”
Hal itu kita perlukan untuk tetap menjaga cahaya keimanan kita tidak meredup. Bila cahaya keimanan menerangi jiwa, maka akan membawa ketenangan dan kedamaian dalam diri. Dan cahaya itu selalu mengikuti orang-orang shalih, sehingga orang sholih itu kemanapun selalu mencerahkan dan menjadi penerang dalam kehidupan, bukan sebaliknya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa, “Ya Allah jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di dalam ucapanku cahaya. Jadikanlah pada pendengaran ku cahaya, pada penglihatanku cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya, dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikanlah kepadaku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya.” HR. Muslim dan Abu Dawud.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
12 notes · View notes
chairaachma · 2 years
Text
post-research life update: hidup mau dibawa ke mana?
kalau dari judul macam gaya banget deh “post-research” 😂
berkaca dari orang-orang yang kukenal dan juga teman-temanku, kehidupan pasca kuliah, terutama sarjana, barangkali ga secantik dan seindah deretan ucapan selamat ketika kita berhasil melewati sidang skripsi atau bahkan yudisium dan wisuda. heheee tapi memang ga ada yang salah untuk merayakan keberhasilan dalam hidup (selama ga bertentangan dengan syariat karena aku muslim). 
setelah lulus, ada yang bisa langsung dapat restu dan dukungan untuk lanjut kuliah, ada yang memilih untuk menikah, ada yang jadi entrepreneur, ada yang kerja, ada yang nganggur, ada yang ambil kursus, ada yang jalan-jalan, dan banyaaakkk yang lainnya. bisa jadi ada juga yang belum punya bayangan akan mau dibawa ke mana hidupnya...
beberapa hari sebelum aku sidang skripsi, ada percakapan bersama salah satu temanku, dia bilang, “aku mah habis ini melanjutkan hidup aja pastinya”.
saat itu percakapan kami seputar “hidup ini mau dibawa ke mana setelah lulus”. kata-kata temanku mungkin terdengar selow dan santai banget, tapi entah mengapa jawaban itu cukup menenangkan menurutku. 
kalau kita tarik ke belakang, hidup itu seperti terstruktur sekali (kayak ada pola yang pakem). seperti saat TK-SD-SMP-SMA, mau dapat peringkat berapa pun, asal nilai ga anjlok banget dan bukan anak nakal yang melakukan pelanggaran berat, kita akan naik kelas. tapi beda cerita kalau udah masuk kuliah. it seems unpredictable and more abstract than what we’ve been through in school. bisa ngajuin cuti, kuliah di waktu peralihan antar semester, ambil matkul semester atas, dan banyaaakkkk yang lain (2). ada hal-hal belum kita pelajari sebelumnya. menerima kegagalan, menerima perbedaan, menerima ada ketimpangan dalam hidup. eitt yang pada intinya kita akan merasa bahwa laju kita berbeda, maka dari itu beberapa mungkin akan ngerasa “kok begini-begini aja” atau “ihh enak ya dia”. 
Barangkali, kita melihat hal-hal (yang kita artikan sebagai sesuatu) yang indah dan "wow" karena belum sampai aja perasaannya (karena logikanya yang kita lihat itu kan belum kita rasakan secara ril tapi kita ambil kesimpulan duluan bahwa orang-orang di posisi itu akan ngerasa “enak”). mungkin bisa dicoba untuk hepi dan enjoy ketika melewati proses—yang masih sulit kita terka ujungnya ada di mana. aku ga bilang bahwa dalam setiap perjalanan yang kita lewati akan selalu bebas hambatan, tapi seringkali (dalam beberapa kasus) kita akan ngerasa hampa setelah melewati hal-hal besar. jadiiiii nikmatin aja walaupun berat, susah, banyak nangisnya, karena pada akhirnya “the darker the night, the closer the dawn”.
by the way pas lagi skripsian kemarin aku juga banyak menulis, walaupun ga sering aku upload (soalnya aku khawatir TMI lol). ternyata aku di sini udah bisa menulis dengan kata-kata “pas lagi skripsian kemarin” look how fast the night changes, hahaha, alhamdulillah. 
hidup itu kan ibaratnya naik tangga, dari level bawah naik ke level atas, dan yang mau aku bilang:
semoga kita bukan orang yang cepat menyerah, ya.
semoga Allah limpahkan keberkahan dalam setiap usaha yang kita upayakan 🎀
ada postingan mba Aida Azlin yang (salah satunya) kusuka:
Tumblr media
With all my love, prayers and goodness,
Chaira.
8 notes · View notes
heydivai · 1 year
Text
Jesus Revolution (2023)
Sebuah catatan yang dibuat setelah menonton.
Sebelum saya menulis opini tentang film Jesus Revolution ini, saya mau cerita dikit pengalaman saya. Tahun 2016 ada film Silence garapan Martin Scorsese, bercerita tentang pastor yang menyebarkan agama Katolik di tengah masyarakat Jepang yang kala itu masih menganut kepercayaan leluhur. Perjuangan pastor yang diperankan Andrew Garfield ini jelas tidak mudah, beberapa anggotanya dihabisi masyarakat setempat yang menolak datangnya agama baru. Kala itu saya nonton filmnya bareng Dios, dan saya mungkin satu-satunya penonton perempuan Muslim (berjilbab pula) di dalam teater 3 Paragon Mall hari itu. It's okay. Bagi saya, film ya cuma film. Kelar nonton Silence, saya tetap solat kayak biasa.
Oke, cukup ya. Kita kembali ke judul.
Jesus Revolution adalah film kedua yang bertema keyakinan dan penyebaran agama selain Islam, yang saya tonton di bioskop. Judul film diambil dari artikel majalah TIME yang terbit tahun 1971. Jesus Revolution adalah film tentang pergerakan agama Kristen yang melibatkan kaum hippie, dimana saat itu mereka dianggap kaum terbuang dan mendapat stigma negatif di masyarakat. Gaya hidupnya bebas, tinggal sembarangan, jarang mandi, dan berpakaian rada dekil.
Bagaikan de javu, nonton Jesus Revolution memberikan feeling yang sama kayak nonton Silence. Beberapa petugas loket melirik saya (yang berjilbab) ketika saya menyebutkan judul film Jesus Revolution. Mungkin mereka membatin, "ndak salah server tah, mbak'e ini.."
Tapi saya cuek. Saya membayar tiket dan beli popcorn beserta minuman. Dan di dalam teater pun, saya punya feeling kuat bahwa sayalah satu-satunya penonton beragama Islam yang masuk ke teater 3 Cinepolis. Saya bisa merasakan tatapan penonton lain yang melihat saya. Mungkin dalam hati mereka juga membatin seperti para petugas loket di depan,"ndak salah server tah, mbak'e ini..."
Ingat, saya nonton Jesus Revolution ini di hari kedua Idul Fitri. Bisa dimaklumi, bukan, kalau mereka heran? Hahaha..
Nah, sekarang kita ngomongin filmnya sendiri. Alur film Jesus Revolution terasa solid, karakter yang memegang peranan inti ditampilkan dengan baik, porsinya cukup, dan tetap dibuat manusiawi. Artinya, sisi buruk dan sisi lemah mereka pun diperlihatkan. Pastor tidak melulu hadir sebagai sosok yang sempurna, anak lelaki yang sayang ibunya pun tetap ada nakal-nakalnya, bahkan sosok pemimpin hippie yang sepintas mirip Yesus, tampak sangat mengayomi dan menjadi panutan ribuan follower-nya pun masih ada sisi rapuhnya dan kegagalannya sebagai manusia dijelaskan di layar besar.
Porsi drama juga pas. Beberapa adegan berhasil bikin trenyuh, dibawakan dengan baik oleh aktor-aktor. Jujur saya tidak begitu familiar dengan nama-nama yang ada, hanya Kelsey Grammer yang akrab di telinga, itu pun karena namanya saya dengar di salah satu sketsa SNL.
Dan setelah saya menonton bagian akhir film, wajah para aktor ini ternyata hampir mirip dengan wajah asli karakter Greg Laurie, Chuck Smith, dan Lonnie Frisbee di dunia nyata. Artinya casting director mereka beneran kerja :))
Dari segi sinematografi pun cantik, tanpa terlihat artifisial. Setting film ini, seperti saya tulis di muka adalah tahun 1971, yang lazim diwakilkan dengan warna pastel. Saya pribadi cukup puas dengan visual yang dihadirkan. Kayaknya tahun segitu tuh hidup lebih simple, yah?
Overall dari saya : 8/10
Tumblr media
2 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #54
Berada di fase hibernasi. Melakukan kegiatan-kegiatan santai, seperti membaca dan menonton.
Bagiku, menonton sama halnya seperti membaca. Sama-sama penting, sama-sama bisa mendapatkan Insight.
Entah itu menonton film, YouTube, atau sekedar Reels dan Tiktok. Toh mereka hanyalah media, isinya bisa kita pilah-pilah.
Aku memperhatikan beberapa video YouTube tentang morning routine. Ada banyak sekali, juga banyak versi jam bangun tidur dan aktivitas pagi hari.
Menariknya, rata-rata mengikuti gaya bangun pagi Robin Sharma, jam 5 pagi. Lalu memulai kegiatan dengan meditasi, olahraga, baca, atau belajar.
Beberapa ada yang bangun jam 6 atau jam 7 pagi. Itulah pagi, bangun lebih cepat dari biasanya. Kegiatannya pun sama seperti orang-orang yang bangun jam 5 pagi.
Kemudian para muslim-muslimah bangun lebih pagi lagi. Jam 3.30 atau jam 4.30 pagi. Tentu saja ada yang berbeda dengan aktivitas mereka. Memulai hari dengan Tahajud, tadarus, kemudian shalat subuh. Kemudian melakukan kegiatan yang sama dengan yang lain. Olahraga, baca atau belajar, sarapan dan lainnya.
Lalu ternyata aku menemukan ada yang lebih pagi lagi bangunnya. Bahkan bisa kita sebut masih dini hari.
Seorang pembuat roti di Jepang sudah mulai beraktivitas dari jam 2 pagi. Wow. Jadi ingat di buku Ikigai, pergi pagi-pagi untuk mencari ikan yang lebih segar.
Aku pun ingat pedagang sayur dekat rumah, jam 5 pagi selepas subuh sudah buka warung sayurannya, dan beliau baru saja pulang dari pasar menjelang subuh. Bisa jadi ia mulai beraktivitas pagi hari sejak jam 12 malam atau jam 1 pagi.
Ada orang-orang yang sedang berjuang membangun produktivitas pagi hari dengan memulai konsistensi kebiasaan. Ada yang bangun pagi karena sudah menjadi kebiasaan dan kewajiban. Ada juga memang sudah menjadi bagian pekerjaan, bagian kehidupan.
Setiap orang punya alasan mengapa mereka harus bangun lebih pagi. Hasilnya pun ya memang mereka mendapat keuntungan dari bangun lebih pagi.
Tidak ada keraguan dari perintah Allah dan Rasul-Nya. Di antara isya sampai sepertiga malam adalah waktu tidur terbaik. Dan pagi adalah waktu yang dipenuhi keberkahan.
Tangerang, 25 Februari 2022.
4 notes · View notes
ranah-upaya · 1 year
Text
Buka Bersama, Bukan Untuk Acara Pamer Pencapaian    
Bulan Ramadhan, sudah berada di pertengahan rembulan yang semakin terang benderang. Hal-hal yang dirindukan di sebelas bulan terakhir, terbayarkan. Bulan, dimana banyak tradisi tidak ditemui di 11 bulan lainnya. Merindukan santapan khas ramadan, takjil saat berbuka, ngabuburit bersama kerabat dan rekan, lantunan shalawat tarhim dan imsak, gemuruh musik patrol yang membangunkan sahur setiap malam, tidak kita jumpai, jika kita tidak ditakdirkan menemui keindahan berkah bulan ramadhan. Maka, patut kita syukuri tiada tara atas pertemuan dan perkumpulan kita di bulan yang penuh dengan magfirah dan ampunan.
Tumblr media
Salah satu tradisi yang masih membudaya di setiap kalangan, salah satunya adalah tradisi buka bersama. Jangan salah, di setiap pojok kota, pinggir maupun tengah kerumunan jalan. Adzan Maghrib menjadi lantunan paling favorit, bagi setiap muslim yang menjalankan puasa. Ajakan BukBer (baca: buka bersama)  tidak pernah berhenti satu hari saja. Setiap hari, warung-warung baik resto bintang atau kaki lima full booked untuk acara buka bersama. Menyenangkan memang, acara buka bersama selalu menjadikan kenangan yang lama kembali tercipta. Tapi, ada salah satu budaya yang menjadikan tradisi buka bersama terasa muak dan menghilangkan nilai-nilai kebersamaan. Apa itu? Flexing!
Sedang terngiang-ngiang di telinga kita, istilah baru ini. Sebenarnya ini bukan hal baru, tapi orang-orang semakin memunculkan tren ini dengan mengikuti gaya hidup kebarat-baratan. Flexing, berasal dari bahasa Inggris, menurut urbandictiorary.com, bermakna “to show off, the act of bragging about money-related things, such as how much money do you have, or about expensive possesions.” Atau bisa juga diartikan dengan pamer, tindakan menyombongkan diri tentang hal yang berhubungan dengan uang, atau tentang harta dan benda mahal.
Akhir-akhir ini, marak juga tentang para pejabat yang terangkut karena urusan pamer dengan harta kekayaan, karena postingan sang anak, malah justru menggiring orang tua pada hal yang tidak diinginkan, membuka rahasia-rahasia yang seharusnya diketahui oleh publik, tapi disembunyikan dengan ayem-ayem saja. Jangankan pejabat, yang (barangkali) memang punya duit dan harta. Akhir-akhir ini, ramai pula jadi perbincangan. Status atau postingan anak-anak kita yang menanyakan “info sewa iphone atau vespa matic buat bukber kelas.” Saat itu, kami tak sengaja membaca tulisan yang lewat di cerita instagram. Spontan, kaget. Karena, hal seperti ini seyogyanya memang tidak wajar. Tanpa babibu, langsung kami tegur. Karena kami sadar, posisi kami adalah pendidik, peduli dengan keprihatinan anak-anak. Kemudian, si anak menjawab. Bahwa, untuk sekadar foto-foto, “biar bagus, keren”. Jawaban ini tidak terduga. Sejak kejadian itu, kami tidak dapat lagi melihat cerita instagramnya, entah disenyapkan, atau dengan tindakan apa. Mungkin, si anak jengkel karena teguran gurunya.
Sampai saat ini, kami merasa gumun. Bertanya-tanya. Memang alasannya apa? Kalau memakai handphone biasa? Apa salahnya. Kalau berangkat dengan kendaraan seadanya. Toh, acara bukber kan, untuk membatalkan puasa, paling tidak makan, atau minum. Lalu untuk apa? Harus memakai standar iphone? Apa keistimewaannya? Oh, setelah itu kami baru sadar. Bila gaya hidup para hedonis ini sudah meracuni anak-anak, bahkan kita sendiri tentunya. Standar yang ditetapkan saat mengunggah foto atau cerita instagram, keren dengan menggunakan aplikasi bawaan iphone. Jalan kemana-mana, menggunakan vespa matic lebih gaul, dibanding dengan kendaraanlainnya. Entah, siapa yang membuat batasan ini. Tentu salah kaprah, bila memiliki fasilitas itu semua jika tidak mempunyai tujuan yang tepat. Memiliki benda itu, tidak salah. Karena memang ada spesifikasi yang tidak dimiliki handphone lain. Menjadi salah nilainya, jika hanya untuk dibuat ikut tren atau gegayaan.
Bukber, menjadi hal yang mulai dihindari ajakannya. Karena, banyak pertanyaan, ujaran yang menyebutkan tentang pencapaian karir, nasib, jumlah minimum maksimum harta, menjadi topik perbincangan. Padahal, tujuan kita untuk berkumpul. Untuk bertemu, untuk berdiskusi, untuk mengobrol. Tapi, bisa kan? Jika bukan tentang pamer sana-sini. Untung, bila lawan bicara juga saling menghormati, bila berada di posisi yang sama. Bayangkan, bila kita menyebutkan di depan orang yang nasibnya tak selalu sama? Bukankah bagian dari kesombongan luar biasa?
Flexing akan sulit dihilangkan, bila gaya hidup hedonis menjadi sorotan, bila tontonan selebgram menjadi tuntunan, merasa ingin dihormati secara materi selalu menjadi tuntutan. Apalagi, bagi mereka yang punya gaya hidup elit, tapi ekonomi sulit. Pinjaman online berkeliaran, paylater menumpuk sampai tercekik jeratan, rentenir tertawa melihat gaya hidup dan pinjaman yang tidak bisa terbayar. Sebenarnya, apa yang membuat seseorang berniat untuk memamerkan harta kekayaan pada orang lain? Terlalu menyedihkan-kah hidupnya? Hingga kehidupannya harus diketahui banyak orang? Hingga kita harus menilai dengan pencapaian yang dimiliki? Hingga kita harus punya sesuatu yang bernilai di mata orang lain, hanya untuk mengemis penghormatan?
Baik buka bersama atau acara terdekat ketika bulan Ramadhan usai; Halal bi halal. Jadikan kegiatan ini menjadi ajang untuk berbagi, untuk menyambung silaturahim dengan saudara dan rekan-rekan kita. Menjadikannya sebagai acara untuk pamer sana-sini, tidak tepat, bahkan salah kaprah. Bagaimana bila kita memupuk rasa kasih sayang dengan saudara kita dengan amalan-amalan terbaik di hadapan-Nya? Kapan lagi, kita menjumpai waktu waktu istimewa, pahala double combo kalau bukan di bulan yang penuh berkah ini. Semoga ibadah puasa dan juga amalan terbaik kita diterima dengan cara yang baik di sisi-Nya.
6 notes · View notes
syifa-world · 2 years
Text
Serial Kehidupan Pesantren #2
Ternyata sudah lebih dari satu tahun dari SKP episode 1. Tak masalah, mari kita coba lagi dan lagi!
Eps 2: Lemari
Asramaku memberi banyak fasilitas untuk penghuninya, salah satunya adalah lemari. Bukan lemari dua pintu per orang, tentu saja bukan pula walk in closet per orang haha. Pengasuh kami biasanya memesan lemari susun yang panjangnya beberapa meter dan tingginya kira-kira dua meter, mungkin lebih. Lemari setinggi itu, dibagi dua, jadi ada lemari atas dan lemari bawah. Lebar lemari per anak kira-kira .. dua kali buku tulis. Berapa tuh? Setengah meter ya mungkin. Nah, satu lemari yang setinggi hampir satu meter itu masih dibagi 3 bagian secara horizontal. Begitu gambaran lemari yang kami miliki.
Kecil sih, tapi lumayan untuk menyimpan baju sekolah, baju mengaji, baju tidur, buku, kitab, dan peralatan sehari-hari. Mirip-mirip seperti menyimpan semua yang kita miliki dalam satu koper hihi. Keren juga ya, ternyata selama ini kami benar-benar menerapkan gaya hidup minimalis. Berarti bajunya cuci kering pakai dong? Oh tenang saja, kami punya seragam putih biru/abu, seragam pdh, seragam pramuka, seragam olahraga, beberapa stel baju muslim, gamis, beberapa stel piama, bahkan terkadang kami pun menyimpan baju kelas, baju organisasi, dan berbagai atribut tambahan lain. Kadang kalau bosan atau kehabisan baju karena musim hujan, kami saling meminjamkan baju satu sama lain. Makin beragam deh pilihannya.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana memasukkan kostum-kostum itu ke lemari kami, padahal masih ada peralatan sekolah dan perlengkapan lain? Ini dia yang baru ku pelajari di pesantren haha. Menata baju sepresisi mungkin, salah satu caranya dengan menjadikan buku tulis sebagai cetakan. Jadi nanti hasil akhirnya 1 baju = 1 buku tulis. Ini memang definisi "ada aja idenya" sih. Oh iya, satu tips lagi, bawalah baju-baju yang tidak bervolume alias tipis saat dilipat. Ini juga salah satu lifehack menata baju ala santri.
Wah, panjang juga ya padahal baru bahas baju
Next, buku dan kitab. Seperti anak 90'an akhir lainnya, buku-buku sekolah kita jumlahnya sudah mulai bejibun. Bagaimana menyiasati agar tumpukan kertas-kertas itu muat di lemari? Tipsnya, tinggalkan beberapa buku tebal di loker sekolah. Tips tersebut bisa mengurangi sepersekian isi lemarimu. Plus, tas jadi tidak berat saat berangkat dan pulang sekolah, maklum kita kan jalan kaki ya.
Baju sudah, buku sudah, perlengkapan lain biasanya kami simpan di sebuah tempat. Macam-macam tempatnya, ada yang sampai beli kotak plastik lucu-lucu, ada juga yang pakai kardus bekas sepatu. Tergantung apa yang kami punya saja.
Oke terakhir, yang paling menarik dari cerita lemari ini adalah bungkus kado dan kunci. Kami biasanya pindah kamar tiap setahun sekali, otomatis lemarinya bekas dipakai santri lain. Nah, agar kami semakin semangat menata lemari dan punya "rasa memiliki" lemari baru ini, kami biasanya melapisinya dengan kertas kado. Bisa kertas kado polos jika ingin temanya warna tertentu, bisa juga kertas kado motif jika ingin lebih meriah. Seru sekali awal-awal perpindahan kamar, karena kami akan saling menengok lemari berikut temanya, Sedihnya, karena sebelumnya dipakai santri lain, terkadang kunci lemari kami rusak. Akan memakan waktu berhari-hari menunggu antrian membetulkan pintu. Tapi tak masalah untukku, karena lemariku sudah seperti lemari umum, siapa saja boleh menaruh apa saja atau meminjam apa saja. Barang hilang, ya tinggal tanya aja siapa yang bawa, case closed. Orang di asrama tuh itu-itu saja, ntar juga ketahuan siapa yang bawa. Waw, agaknya emang lagi kangen curhat ya jadinya sepanjang jalan kenangan begini. Terima kasih untukmu yang sudah membacanya hingga akhir. Nanti aku cerita lagi, ya!
6 notes · View notes
Text
No Validation Needed
Penerbangan panjang, 18 jam, lumayan menyenangkan karena ada teman seperjalanan, yaitu Rh. Anak baik-baik.
Setibanya disini, mendapatkan view ini kembali. Rasanya familiar. Seperti pulang. Aroma ruangan-ruangan berbahan kayu, bahkan aroma toilet yang khas.
Cuaca cerah tapi dingin.
Semua biasa, terbiasa, pernah. Been here. Kucek lagi perasaan dan sensoriku. Mencari, sekiranya ada excitement. Nyatanya hampir gak ada. Senang dan lega pastinya, tapi sudah begitu saja. Langsung ke Lidl. Disambut aroma rak buah dan sayur dengan warna warna cerah. Merah, ungu, kuning, hijau. biru, pink. Rak pastry, dengan roti segar bertumpuk. Deretan lemari pendingin, dengan beragam jenis daging iris.
Bangunan, jalanan. Yang membuatku senang? Kampus buesar dan luas. Modern dan banyak sekali mahasiswanya.
Apalagi pada musim student datang untuk mulai tahun ajaran baru begini. Manusia beraneka warna kulit, beberapa terlihat membawa plastik besar berisi duvet, koper-koper besar, menggeret sapu dan ember. Beberapa terlihat bersama Ibu dan ayahnya. Luar biasa.
Kampusku, mixed. Bangunan baru dan kemilau bersanding dengan gedung-gedung tinggi macam kastil berusia ratusan tahun lalu. (Berdiri 1451!!) Gedung-gedung berwarna cerah, bahkan fakultas matematika dengan coret2an rumusnya, dengan lantai blok, hanya sepelemparan batu dengan area Main Building, dengan gaya Victoria. Area Kelvingrove Gallery yang luas dan bersih, melewati area Partick yang khas area penopang kota besar. Toko-toko kecil berjajar. Selang-selang, penjual kopi, charity shop, penjual pakaian, pet shop, menempel dengan laundry dan toko kebab.
Beberapa hari ini cuaca juga cerah, hangat bahkan buatku yang mudah kedinginan ini. Cuaca seperti summer lagi, orang-orang berkaos tipis dan tidak berlengan. Alhamdulillah.
Ef menawariku untuk ikut daftar jadi Ketua PPI. Big No. Aku akan asyik dengan diriku sendiri saat ini. Tawaran join potluck sama Buibu Govan kulewatkan, (untung) alasannya pas mengunjungi Dh di Aberdeen. Untuk saat ini aku tidak perlu validasi dari siapapun kecuali dari dua orang suppervisorku, I'll keep my circle small. Akan menyenangkan pasti punya 5-6, yaa under 10, deh mixed teman-teman baik yang sefrekuensi dan fun. Itu saja. Di luar itu, aku hanya kan jadi diriku sendiri. Bismilah. Semoga ini bukan kesombongan juga. Ralat deh, aku mau punya banyak teman, tapi small circle that close and warm must be fun. Tentu saja aku harus menemuinya, untuk yang satu ini kuinginkan bonding ini. Support System yang kuinginkan. Rasanya aku juga akan melewatkan pertemuan Kibar (keluarga muslim sesuatu). Aku mau ke Edinburgh.
Kalau ketemu teman Indo, ya ngobrol, ya berteman. Kalau enggak ya, sudahlah. Bahkan Dd pun. Entah ya, mungkin aku terpengaruh omongannya Ef, bahwa dia oportunis dan bermasalah. Meskipun dia sdh menolongku banyak, sudah kubayarkan 100£ untuknya yg dari sindy, impas ya. Kurasakan juga cah iki mulai ndangak sih, sedang di masa puncaknya, dibersamai istri tercinta, anak yang baik, dosen2 yang dekat dengannya. Dia tidak butuh apa2, hanya cukup menyiapkan dirinya sendiri untuk melompat lebih tinggi lagi. Kubiarkan saja. Meskipun dia awal akan bantu ini itu, menjamu ini itu. Kuboyong sendiri berkresek2, juga koper dan tentengan gantungan baju besi, meskipun pegal luar biasa. Teringat excitementnya yang luar biasa dulu untuk jadi Wi, daftar di tempatku dan lainnya dan lainnya. Dia sedang menikmati masa puncaknya. Okay. Mungkin kalau ada sengatan sedikit negatif masa-masa ini, sepertinya dari orang ini. Yang masih saja memberiku foto bareng S.Mc dan dengan nada menggurui bilang "dia emg selektif sama riset yang cocok dengannya". Lho ya kabeh ngono to. Sok menggurui. 2 hari kuusahakan menetralkan rasa sesak ini. Hehe. "Gitu doang" tapi ya sebel juga rasanya. Kunetral dan lepaskan rasa ini. Ok, Mas D. Bye. Tapi, tentu saja hal baik lainnya jauh lebih banyak untuk diselami, dan dinikmati. Alhamdulillah. <3
0 notes
priangancom · 22 days
Text
Rupa-rupa Gaya Pendaftaran Calon Wali Kota Tasik; Ada yang Pakai Jeep, Vespa, Hingga Cator
TASIKMALAYA | Priangan.com – Hari terakhir masa pendaftaran Calon Kepala Daerah di KPU Kota Tasikmalaya ditutup oleh empat pasangan calon. Mereka yang mendaftar di penghujung waktu tersebut adalah Ivan Dicksan-Dede Muharam, Nurhayati Effendi-Muslim, Viman Alfarizi-Dicky Candra, dan Yanto Oce-Aminudin. Masing-masing pasangan calon, punya rupa-rupa gaya ketika mendatangi kantor KPU. Pasangan…
0 notes
theartismi · 8 months
Text
Terlalu banyak nikmat
Theartismi, Januari 2024
Kita terlalu banyak nikmat dunia, hingga kenikmatan itu dijadikan standart hidup bahkan gaya hidup. Masih keinget bagaimana pertanyaan umar kepada nabi kita, saat melihat tanda bekas tikar dipungguh rasulullah saw. "Wahai rasul, sungguh pemimpin persia dan romawi tidur diatas kasur sedangkan engkau pemimpin umat muslim hanya tidur beralaskan tikar"
Tau tidak jawabannya rasul apa? " Sungguh apa yang engkau bandingkan adalah orang2 yang cinta akan dunia, sedangkan hidup kita ini seperti musafir". Hanya melakukan perjalanan bukan untuk singgah. Bayangkan rasul kita, tauladan kita. Karena orang2 zuhud lah yang akan memimpin dunia, mereka yang tidak mencintai dunia yang akan berhasil melewati setiap tantangan hidup. Karena standart bahagia bukanlah materi, namun ridho Allah Swt. Yang Mereka kejar kehidupan surga. Dan mengejar surga itu tidak dengan materi tapi dengan hati yang ikhlas untuk taat sepenuhnya kpd Allah Swt.
Lantas kenapa sekarang banyak orang yang tak mensyukuri apa yang dia punya, ingin lebih terus lebih, khawatir dengan sesuatu yang dia tak punyai, dan parahnya sampai2 tugas menjadi manusia dan menjadi muslim tak dia penuhi, kewajiban itu gk cuma ttg shalat. Coba check di Quran berapa banyak yang Allah Swt mention " Wahai orang2 beriman diwajibkan atas kamu..... " Itu yang secara jelas ada yang dengan penafsiran mendalam belum lagi di hadist. Bukankah akal adalah hidayah terbesar yang Allah Swt berikan ya? Lantas kenapa ? Banyak orang yang bertindak tanpa ilmu ?
Iya salah satunya karena kecintaan kita pada dunia, kita menggangap hidup itu ya sebatas sampai dunia. Hingga tak sadar kecintaan bahwa ternyata kita begitu mencintai dunia, iya tanpa kita sadari. Kenapa kok gak sadar?. Iya coba saja dari tontonan yang kita lihat, kita seringkan buka hp, sosmed. Konten yang kita konsumsi sehari hari, hiburan jogetan tik tok, kekayaan artis2, rumah2 mewah, kehidupan sultan, pencapaian2 yang seputar materi, standart umur segini bisa ini dan itu, mukbang, makanan2 yang happening, konten bucin, taaruf ala2 pacaran islami, barang2 branded, liburan2 buat healing, dan masih banyak lainnya
Dari konten yang terus menerus kita konsumsi itu akan jadi maklumat tsabiqoh kita(informasi sebelumnya) bahwa ya hidup bahagia itu harus punya ini dan itu, beli belanja tanpa mikir, beli barang2 branded (alasannya sih buat awet, tapi kok belum rusak udh beli lagi), makanan2 kekinian, jabatan karir yang meroket. Sampai gk sadar kita hidup hanya mengejar itu, karena seringnya kita melihat konten2 seperti itu membuat kita memahami bahwa itu semua adalah kebutuhan. Hingga kita melepas halal haram yang Allah Swt perintahkan, membelinya dengan ribawi (dengan alasan kebutuhan), lalu makanan udh lah gapapa kalo pake minyak babi dikit gk ngaruh, masuk ke tempat healing ibadah nonmus( halah gpp kan cuman foto2 doang). Iya hingga kita lupa tujuan kita bukan hanya sekedar di dunia, tapi kehidupan yang kekal adalah akhirat. Wahai semua termasuk diriku sadari bahwa waktu kita sangatlah terbatas, bagaimana mungkin dengan waktu 2 menit 1 detik bisa membayar surga yang selamanya, kita terlalu banyak menikmati hidup, standart hidup kita sudah beralih, bukan kepada Rasululllah saw lagi.
Boleh kita menikmati dunia, tapi jadikan dunia sebagai budakmu. Wahai orang2 beriman engkau ini pemimpin bagi umat lain, tapi kini umat muslim lah yang sangat2 terpuruk, sudah lama kita tak memakai hukum Allah Swt. Iya semua itu karena kecintaan kita pada dunia, kita tak sanggup melawan hawa nafsu, tujuan hidup kita bukan lagi mencari ridho Allah tapi mencari validasi manusia.
Wahai umat muslim, engkaulah pemimpin yang akan memimpin dunia dengan semua hukum Allah Swt, dengan semua syariat Allah Swt. Lantas jika dirimu disibukkan dengan kecintaanmu pada dunia, lalu siapa yang akan memimpin???? Lihatlah sekarang banyak sekali kedzaliman dimana mana, tapi engkau menutup mata, sudah tak peduli lagi dengan saudara2 di Gaza, Rohingya, dan masih banyak lainnya. Engkau diam sedangkan saudaramu meminta pertolongan. Iya kalian sangat sibuk dengan mencari dunia dan kebahagiaan kalian masing2.
Lalu bagaimana jika Allah Swt tanya nanti di yaumul hisab, dimana kalian saat muslim rohingya menangis diusir? Dimana kalian saat gaza di genosida habis2 an? Dimana kalian saat para pemimpin dzolim terus mengambil hak rakyatnya? Dimana kalian saat sistem kufur masih mengakar tapi tak ada upaya kalian untuk mencabut dan mengganti dengan aturan Allah Swt? Dimana??????
Tolong pahami bahwa hidup kita hanyalah musafir, bukan dunia tempat kita bahagia. Maka perjuangkan aturan Allah Swt, sistem pendidikan islam, ekonomi islam, politik islam, sosial islam, pertahanan islam, dll itu semua harus diterapkan, itu semua bukan sekedar mata kuliah di kampus UIN. Kenapa kedzoliman dimana2, umat islam terpuruk, palestina di genosida, hingga rohingya terusir. Itu karena aturan Allah Swt tidak tegak. Maka perjuangan inilah yang harus kita lakukan. Ini kewajiban (Al Baqarah 208).
0 notes
xatskee · 10 months
Text
Tumblr media
#QuoteOfTheDay (20231118):
“Pahami perbedaan Diet vs Gaya Hidup, maka hidup Anda akan terasa lebih menyenangkan.”
Perbedaannya sebenarnya simpel, yaitu kita tahu apa yang harus dilakukan saat kita ‘mengacaukan.’ Misalnya, saat kita harus memilih antara menerima undangan makan atau menolaknya. Mereka yang ‘Diet’ dan tidak paham sunnah akan menolak undangan tersebut; atau malah tergoda untuk makan enak; lalu menyerah dengan dietnya.
Mereka yang punya ‘Gaya Hidup Sehat’ dan paham sunnah tidak menolak. Karena, dari Nafi’, Ibnu Umar ra berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Penuhilah undangan, jika kalian diundang.’ Dan Abdullah bin Umar selalu mendatangi undangan pernikahan atau sejenisnya, dan dia mendatangi undangan tersebut meskipun dia sedang berpuasa.” (Muslim: 2581; lalu secara otomatis akan mengatur asupan berikutnya atau berpuasa (intermiten), atau memancing endorfin untuk berolahraga. Sudah komit dan habit. Enjoy aja!
#Understand #difference #between #Diet #Lifestyle #your #life #will #feel #more #enjoyable #sunnah #fulfill #invitation
Telegram channel: https://t.me/x_QoTD
0 notes
produsenbajumuslim · 1 year
Text
Kehidupan di Negara-Negara Besar: Tantangan dan Kesempatan
Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, memiliki peran yang signifikan dalam peta politik dan ekonomi dunia. Mereka juga memiliki karakteristik unik yang memengaruhi kehidupan sehari-hari warga mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan di negara-negara besar ini dan memberikan beberapa contohnya.
1. Amerika Serikat:
Amerika Serikat adalah salah satu negara terbesar di dunia, dengan budaya yang beragam dan ekonomi yang kuat. Di sini, kehidupan beragam dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya.
Contoh Kehidupan di Amerika Serikat:
Keragaman Budaya: Amerika Serikat adalah negara yang sangat multikultural. Orang dari berbagai etnis, agama, dan latar belakang budaya hidup bersama dan berkontribusi pada keragaman budaya yang kaya.
Kesehatan: Akses ke perawatan kesehatan sangat bervariasi. Sistem kesehatan di AS bersifat privat, sehingga biaya kesehatan bisa menjadi beban finansial yang besar bagi beberapa keluarga.
Pendidikan: Pendidikan di AS sangat beragam, mulai dari sekolah umum hingga universitas terkemuka dunia. Namun, biaya pendidikan tinggi bisa sangat mahal.
2. Rusia:
Rusia adalah negara terluas di dunia dengan budaya dan sejarah yang kaya. Kehidupan di Rusia dipengaruhi oleh iklim yang keras dan sistem politik yang kompleks.
Tumblr media
Contoh Kehidupan di Rusia:
Iklim Ekstrem: Sebagian besar wilayah Rusia memiliki iklim yang ekstrem dengan musim dingin yang sangat dingin. Ini memengaruhi gaya hidup dan aktivitas sehari-hari warga.
Politik dan Kebebasan Berbicara: Rusia memiliki sistem politik yang berbeda dengan sejumlah kendala terhadap kebebasan berbicara dan aktivisme politik.
Kesenian dan Budaya: Rusia memiliki warisan kesenian dan budaya yang sangat kaya, termasuk seni sastra, musik klasik, dan tarian tradisional.
3. Tiongkok:
Tiongkok adalah negara terpadat di dunia dengan ekonomi yang tumbuh pesat. Negara ini telah mengalami perubahan besar dalam beberapa dekade terakhir.
Contoh Kehidupan di Tiongkok:
Ekonomi yang Berkembang: Tiongkok telah menjadi pusat ekonomi global dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa cepat. Hal ini telah meningkatkan taraf hidup sebagian besar penduduknya.
Kontrol Pemerintah: Pemerintah Tiongkok memiliki kontrol yang ketat terhadap media dan internet. Ini memengaruhi akses informasi dan kebebasan berbicara.
Tradisi dan Modernitas: Tiongkok adalah negara yang memadukan tradisi kuno dengan teknologi modern. Budaya tradisional seperti Tionghoa dan Taoisme tetap kuat, sementara negara ini juga menjadi pemimpin dalam teknologi dan inovasi.
Kehidupan di negara-negara besar memiliki berbagai aspek dan tantangan yang berbeda. Meskipun setiap negara memiliki karakteristik uniknya sendiri, mereka juga memiliki banyak kesamaan dalam hal aspirasi untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kehidupan di negara-negara besar ini mencerminkan keragaman budaya, politik, dan ekonomi yang ada di seluruh dunia.
Tantangan dan kesempatan yang ada di negara-negara besar ini berperan penting dalam membentuk kehidupan warga mereka, dan bagian dari daya tarik utama negara-negara ini adalah kesempatan untuk terus berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat global.
DAPATKAN HARGA SPECIAL SAVA DRESS DISKON 30%
Alzena Kids Moslem salah satu brand baju muslim anak perempuan dari Bandung. Mempunyai koleksi dress, one set, jilbab voal printing, bergo, serta mukena untuk anak-anak dengan motif yang lucu yaitu Unicorn yang menjadi ciri khas dari Alzena Kids Moslem. Selain itu juga Alzena dress punya warna yang soft untuk anak-anak.
Tumblr media
Warna-warna yang tersedia di Alzena Kids Moslem yaitu Pink, Baby Pink, Biru, Tosca, Kuning Pastel, Salem dan Lilac. Hadir dengan warna-warna yang soft dan motif yang gemoy cocok dikenakan oleh anak-anak untuk mengaji, daily activity, dan juga acara-acara formal lainnya.
Hari ini ada special price untuk salah satu produk Alzena yaitu Sava dress dapatkan discount 30%, dapatkan discount ini di semua platform Alzena Kids Moslem di Instagram, Whatsapp, dan Marketplace Tiktok serta Shopee, caranya moms tinggal Klik Disini! Happy Shopping Dear!
0 notes
diarimiraa · 1 year
Text
Elegi Kasih Zainal & Rumia” 5
Catatan Rumi.
“Hai kak, maafkan Rumi yang tidak berani mengatakan hal-hal ini Ketika kaka dulu menemui Abah. Namun Rumi akan menuliskaannya dibuku ini sebagai pengingat Rumi pernah memikirkan apa yang Rumi inginkan.”
Cerita Abah untuk Pendidikan
Baiklah, aku akan menceritakan bagiaman orang tua ku berjuang untuk menjadikan ku manusia berpendidikan di sanubari ku. Aku dilahirkan islam. Namun aku terpapar islam yang jauh dari syariat Nya. Sebatas islam. Sehingga pengetahuan tentang islam, bagaimana islam dan seperti apa cara berislam, bagaimana kami berislam, kami peroleh dengan proses yang panjang, salah satunya lewat pendidikan yang abah perjuangkan. Tentunya atas kuasa Allah. Sampai titik ini, Ternyata masya allah. Pengen nangissss. Berislam sungguh harus dicari keislamnnya.
Perubahan di keluarga tidak serta merta menjadi seperti saat ini. prosesnya panjang. Dan ini masih menjadi PR untuk kami, terus mendakwahkan islam di keluarga. Terutama lewat adab, perbuatan dan budi pekerti sebagai anak. Semoga Islam yang kaffah bisa kami bangun terus di keluarga. Aamiin. Dari proses inilah aku bisa memproyeksikan bagaiman kelak aku akan berkeluarga. Keluarga yang seperti apa yang seharusnya di bangun oleh seorang muslim. Suatu saat aku akan mengatakan kepada anak anak ku “Nak, ibu tidak akan menyuruhmu untuk berbakti kepada ibumu, Cukup kamu berbakti kepada Allah-Tuhanmu maka semua akan mengikuti.”
Abah sangat peduli dengan pendidikan, jika ada penganugerahan bapak pendidikan mungkin sudah dapat award. Hehehe Entah bagaiman pun caranya aku harus sekolah. Aku harus sekolah setinggi mungkin. Urusan gak bisa bayar spp, urusan abah. Kalo kami mau les ini itu lakukan kalo perlu. Mau apapun jika itu untuk ilmu lakukan. Gak usah banyak gaya karena abah gak punya duit banyak. Walaupun abah gak pernah protes gimana hasil ujian kami, gak mau tau kami belajar atau tidak ketika akan ujian. Yang abah tau anaknya harus mendapatkan pendidikan yang layak. Selayak mungkin. Dan ini tertanam di jiwa ku. Kita bisa menahan untuk tidak makan enak, beli baju super ketche, tapi tidak bisa tahan jika ada peltihan ini, seminar ini walaupun berbayar.
Dulu aku seperti semi di wajibkan untuk sekolah di sekolah negeri, plus favorit, dan banyak saingan orang-orang pinternya. Kata abah karena abah gak akan kuat kalo di swasta dan mahal. Kalo banyak saingan orang hebat, kita akan bisa mikir kudu gimana. Begitulah abah, satu-satunya orang langka di dalam keluarga besar kami yang nekat. Nekat dari a to z nya.
Begitulah Abah yang ingin menjadikan anaknya berpendidikan. Sehhingga aku bertekat untuk menjadi doctor termuda dan membahagiakan Abah dan Bunda.
Pernikahan
Dulu aku pernah menggambarkan. Gimana ya menikah itu? Suatu saat ketika aku menikah, dan hidup setelah pernikahan. Kita akan tinggal di sebuah rumah kecil, terbuat dari kayu yang khas baunya, banyak jendela. Di sebuah desa teduh penuh pepohonan. Tidak bising cukup suara kayuhan sepeda dan itik-itik di giring beramai ramai. Di belakang rumah ada bukit banyak bunga mataharinya. Dan mengalir aliran sumber air bergemericik di samping rumah. Kicauan burung nan merdu dan wangi tanah dibasahi hujan sekaligus angin semilir menerbangkan benang sari ke bunga bunga di taman. Cukup kami, sepasang pasangan halal dan anak-anak yang bermain dengan gembira. Hahaha kita bikin kesebelasan untuk bisa bermain bola di lapangan samping rumah. Ya Allah Rumi, kamu kebanyakan nonton fairy tale.
Bangun Rumi woyy... 
Ikhtiyar menjemput jodoh itu rasanya nano-nano. Banyak menguras emosi ya. Lama, eh, ketahuan jomblo nya. Hahaha. Aku sempat khawatir akan termakan ucapanku waktu usaiku 12 tahun waktu itu. Tidak akan mau pacaran sebelum halal apapun jadinya. Astaghfirulloh, masa iya aku meragukan Mu. Gustiii ampunilah aku. Mungkin doa terpasrah yang aku panjatkan semacam ini “Ya Allah aku tidak tau berjodoh dengan siapa. Bahkan aku tidak tau harus menyebut nama siapa ketika aku berdoa dihadapanmu. Yang aku tahu Engkau sudah menyiapkan jodoh yang terbaik menurut Mu. Semoga aku engkau jodohkan dengan seseorang yang selalu menyebutkan nama ku di dalam doanya. Setidaknya aku bisa tenang jika nanti dia menaruh rasa cinta kepadaku, dia tidak akan melupakan Mu, tidak akan memalingkan cinta kepadamu Mu.” Hahaha, pertanyaan yang sering kamu pertanyakan, kapan terakhir kali kamu peduli dengan perasaanmu? Eh kemana-mana.
Pandangan pernikahan bagiku itu sakral. Untuk selamanya, dunia & akhirat. Visi misinya harus jelas, harus satu tujuan. kalo belum sama ya disamakan. Sebelum mengayuh perahu lebih jauh. Salah satu perjanjian besar. Mitsaqon Gholidzo. Jadi, jangan main-main. Bagiku visi terbaik dalam pernikahan ialah untuk membangun peradaban baru dimana keluarga sebagai ladang kebaikan menuju surga Allah. Keluarga seperti apa yang akan kalian bangun? Keluarga bahagia, sakinnah mawaddah warohmah di dunia dan akhirat. Tuh kan visi nya saja berat. Kalo gak berdua gak akan kuat. Hahaha. Pernah tidak membayangkan pembebas Al Aqso nanti adalah anak-anak kita? Sepertinya untuk menuju cita-cita itu kita tidak boleh berhenti belajar. 
Menikah: Sebuah ibadah memuliakan sunnah until jannah. Sepanjang hayat. Misi nya tidak lepas dari aktivitas Ibadah, Tarbiyah, Dakwah & Harokah. 
1. Ibadah (Allah dulu, Allah lagi, Allah Terus dalam menjalankan kehidupan rumah tangga)
2. Tarbiyah (Mencetak, Mendidik dan Menshalih/ah kan anak-anak sebagai kader pejuang islam)
3. Dakwah (Keluarga sebagai mottor penggerak kebaikan dan Bermanfaat lebih banyak untuk ummat)
4. Harokah (Birulwalidain)
Yang ku panjatkan yang terbaik untuk semua. Apa definisi terbaik? Allah. Yang bersumber dari Allah.
 Kehidupan Rumah Tangga
Perempuan mana yang gak kepingin hidup enak selepas menikah. Umumnya maunya diperlakukan seperti permaisuri ya, hahaha. Pliss Rumi ini bukan dongeng di tipi tipi. Ini ukiran kisah mu sendiri.
Dulu cita-citaku jadi orang kaya hahaha, jawaban jujur anak TK. Makin kesini makin bener deh wkwkwk. Kaya hati-kaya jiwa yang paling penting: agar selalu bersyukur dan bersabar akan qada’ dan qaadar nya, kaya harta: agar bisa memberikan banyak manfaat kepada yang membutuhkan, membantu mereka yang kekurangan harta, sebagai perantara Allah untuk memudahkan orang lain. Semakin kesini makin paham. Menyoal Rizki itu bukan urusan kita. Itu urusan Allah. Ikhtiyar itu ibadah, maka semakin banyak ikhtiar artinya kita sedang beribadah. Ikhtiyarnya kudu jiwa dan Raga.
Karir
Bagaimana jika di awal kita bersama-sama bekerja sama terlebih dulu? Sehingga di usia 40 tahun aku akan berhenti bekerja. Target utama ku ialah menjadi wanita berkarir surga yang bisa menguatkan suami dan berjuang bersama menuju surga. Namun bagaimana jika aku berfikir sebaliknya? Menjadi full time wife n mom dan produktif di rumah?
“Tok-tok-tok” suara pintu itu pun terdengar dan Rumi pun menutup buku catatannya.
“Rumi, ayo sarapan dulu nak” panggil Bunda
“Iya Bunda, Rumi dating”
Rumi pun bergegas ke ruang makan, sembari mengingat-ingat Kembali catatanya. Seakan dia ingin memberikan catatan itu kepada kak Zen. Dilain sisi hati Rumi berkata lain. Dia ingin segera memutuskan sesuatu.
*******
0 notes