#catatan malam minggu
Explore tagged Tumblr posts
Text
Catatan Malam Minggu #56
Afirmasi diri, akankah menjadi takdir?
Beberapa hari ini aku mulai menulis afirmasi diri setiap pagi. Awalnya aku merasa memiliki kekuatan berpikir, yang benar apa yang aku pikirkan itulah yang terjadi.
Apakah benar akan terjadi apapun yang kita pikirkan?
Bisa iya, bisa tidak.
Selain menulis afirmasi, setiap pagi aku juga menuliskan keresahan, entah mungkin aku yang terbiasa terencana atau yang mudah cemas. Lalu setiap malam aku menulis segala yang aku syukuri pada hari itu.
Dari tiga kegiatan menulis itu, aku jadi tau apa saja yang betulan terjadi, dan apa saja yang belum atau tidak terjadi.
Hal-hal yang terjadi adalah sesuatu yang sangat ingin aku lakukan, dan berharap hal itu terwujud meski aku tau itu tidak bisa aku lakukan sendiri. Ada hal lain atau orang lain yang akan bantu mewujudkannya.
Sementara hal-hal yang belum atau tidak terwujud sesuai afirmasi, yaitu sesuatu yang aku ragu dengan kemampuanku sendiri dan aku juga ragu bahwa mungkin ada orang lain atau hal lain yang akan mewujudkannya. Bisa juga ini karena, aku terlalu percaya diri, dan tidak peduli mungkin ada sesuatu yang terjadi dan menggagalkan harapanku.
Ketika aku berharap dan yakin akan terwujud meski bukan atas kendaliku sendiri, afirmasi itu akan menjadi kenyataan.
Sementara ketika aku ragu dengan diriku atau ragu ada keajaiban, afirmasi itu tertunda sampai aku sadar diri. Bahkan mungkin kenyataan tidak sesuai dengan afirmasi.
Afirmasi diri, apakah akan menjadi takdir?
Akhirnya aku memahami, bahwa bukan sekedar afirmasi. Tetapi semua ini terjadi kalau Allah ridho. Kalau Allah tidak ridho, Allah tau apa yang terbaik, dan pada akhirnya ketika kita menemukan hikmahnya, kita akan paham.
Bukan sekedar afirmasi, atau law of attraction. Tetapi karena sudah sepantasnya setiap hamba berharap dan bersangka baik kepada Allah. Kalau Allah ridho, itulah takdirnya.
Tangerang, 5 Agustus 2023.
10 notes
·
View notes
Text
Malam Minggu-ku diiringi simfoni nyamuk yang merdu sambil baca buku dikamar. 🦟🎶 Sepertinya mereka sedang mengadakan konser khusus untukku, karena gigitan mereka tak henti-hentinya. Padahal Vape udah di colokin. Mungkin mereka ingin menanyakan, "Kapan kamu akan tidur? Aku sudah bosan menggigitmu!" 😂
Malam minggu, suasana sepi. hanya ada suara nyamuk..ngiiiiiiingggg...ngiiiiiinggg!!! 🤣
11 notes
·
View notes
Text
"Kau Membawa Lebih Dari Sepotongnya, puan..."
Bu, maaf jika bujangmu ini lebih jarang pulang kerumah dibanding dulu yang seminggu sekali menengokmu ke rumah, maaf juga tatkala kembali ke rumah tidak bisa terlalu banyak mendengar keluh-kesahmu. Diam yang kutunjukkan, berekspresi pun seadanya.
Bu, cerita tentang mimpi-mimpi besarku juga tak bisa kau dengar sementara dulu, terpaksa harus terjeda...
Aku sudah bilang kan bu, aku akan kembali berkelana setelah memutuskan resign dari pekerjaanku? Minggu lalu aku di baduy dalam, hari ini aku berada di pedalaman gunung kidul, di pinggir pantai selatan yang tak bernama, sendiri. kugunakan separuh tabunganku untuk menghilang tanpa khawatir ada yang mencariku, berjalan tanpa tujuan demi menemukan tujuan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa rencana. Apa itu rencana?
Kau tau bu? Seseorang yang menjadi penyebabku berkelana sejauh ini pernah berkata, "Aku hidup untuk hari ini dan besok saja." Terdengar klise namun sepertinya bagus untuk kujalani seperti itu. Setelah kecewa dengan rencanaku, kubiarkan diri ini berjalan mengikuti rencana Tuhan yang entah bagaimana.
Bu, memang benar katamu, ada beberapa orang di hidup kita; yang ketika ia pergi, ia juga membawa sepotong hati kita.
Seseorang datang bu, kau kenal, dia adalah yang paling banyak kutulis di catatan harianku, yang paling bangga pula kuceritakan padamu. Dia adalah pertimbangan dalam setiap keputusan dan rencanaku. Ah, khayalanku sudah sejauh itu, bu. Tapi sayang bu, dia tidak bisa hidup dalam rencanaku, hidupnya sudah terpatri pada rencana keluarganya. Bagi mereka, orang sepertiku tak ada dalam rancangan untuk putri/saudari tercintanya itu.
Bu, terkadang hidup memang sialan, aku dipaksa harus menjadi orang baik, tak boleh marah dan harus selalu sabar. Hal itu pula yang membuat dunia semena-mena terhadap kita, bu.
diriku, 'bak pasar malam, dunia datang dan pergi mencari hiburan, wahana usai aku kembali sendirian, dengan sepi dan sisa kubangan tanah becek serta lumpur di badan.
Bu, badai kali ini kencang sekali, hanya gigil ringkih yang kau dengar jika sekarang aku kembali kepadamu, remuk jiwaku, tulangku sedang tidak membara.
Lagi-lagi memang benar katamu, ada beberapa orang di hidup kita; yang ketika ia pergi, ia juga membawa sepotong hati kita....
#30haribercerita#30harimenulis#poem#puisi#sajak#jokpin#photography#quotes#tulisan#tumblr#cerita#tereliye#alam#cinta#sayang#keluarga#fiersabesari#catatan#bahagia#senyum#sedih#senja#pantai#buku#fypツ
185 notes
·
View notes
Text
Tentang Pilihan
Malam minggu kemarin, tiba-tiba sebuah pesan WhatsApp masuk, dari rekan kerja, mengabarkan kalau ada perubahan desain sesuai permintaan board director yang sedang berkunjung ke lapangan.
Aku yang baru masuk ke kamar kosan sepulang dari kajian bersama Aliv, mendadak jadi badmood. Sejak aku masuk kantor, tender proyek itu sudah jalan. Kemudian berlanjut proses revisi dan downgrade harga. Jadi, sebenarnya sudah terhitung setahun lebih semenjak proses revisi-revisi desain itu berlangsung. Harga sudah diketok palu dan furnitur sudah mulai diproduksi. Baru kali ini aku sejengkel ini menghadapi permintaan user yang terus menerus berubah.
Kemarin Jumat, juga ada rapat bersama user dan owner proyek lain, tapi masih dari perusahaan yang sama. Banyak sekali catatan dan perubahan yg harus dilakukan. Sebagai anak bawang yang hadir sendirian mewakili kantor karena semua atasanku lagi nggak ada, aku nggak bisa banyak bicara, selain mengiyakan atau menanyakan hal yang mengganjal di pikiran. Ya memang, aku baru 2 tahun kerja. Aku tidak tahu tetek bengek soal harga, soal rentetan perubahan yang akan terjadi jika satu hal saja berubah.
Pagi ini, aku dapat kabar kalau manajerku tidak akan masuk sampai seminggu ke depan. Kalo niru kata Maxwell COC, mateng kon!
Mendengar kabar beliau ga masuk, motivasiku berangkat kerja jadi terjun bebas. Terjun bebas karena aku tidak tau persis step by step apa yg perlu dilakukan setelah dapat info perubahan desain di hari Jumat dan Sabtu kemarin. Seandainya tugasku hanya mendesain, mungkin tidak susah. Tapi ada rentetan lainnya yg ikut : struktur, MEP, penawaran harga, penundaan pekerjaan di lapangan, dll.
Kalau mau sambat, ya aku hanya anak bawang ya ga paham proyek :") Tapi makin ke sini, aku sadar kalau sambat hanya ngebikin makin gabisa kerja. Makin jengkel, makin malas, makin tidak termotivasi untuk kerja. Sementara banyak orang yang akan terdampak jika sampai kerjaan ini tidak beres. Seperti rantai, terhambat satu, akan menghambat yang lain.
Makin ke sini, makin merasakan bebannya orang makin berumur ya? WKWKWK. Masih ngerasa childish sih kalo ngomong begini, karena banyak orang yang lebih berumur dan ga pernah ngomong gini wkwkwk. Tapi yaa, ini adalah journey being 25. Tadi habis ga sengaja baca-baca di IG, lupa isinya, tetapi intinya adalah tentang titik kedewasaan seseorang ketika sudah berusia 25. Seperti Nabi Muhammad yang mendapatkan titik kedewasaannya di usia 25 dan akhirnya menikah dengan Bunda Khadijah.
Ketika capek dengan pekerjaan, sering banget ingin pulang ke Pasuruan. Pun tapi, semalam Ayah telepon dan membicarakan hal yang serius. Bilangnya, mau main ke Jakarta minggu depan. Tapi maksud di balik ucapannya justru sebaliknya, minta tolong apakah aku bisa pulang minggu depan.
Ayah Ibuku semakin tua. Mungkin ada banyak kecemasan dalam hatinya. Ada banyak pikiran dan kekhawatiran mengenai jalan hidup anaknya yang akan seperti apa ke depan, mengenai bagaimana mereka nanti di hari tua.
Aku paham sekali bagaimana rencana Ayah dan Ibu. Dan aku takut aku malah mengacaukannya.
Sebagai anak Jawa sejati, aku juga ingin menetap di Jawa Timur saja. Dekat dengan saudara, bisa merawat orangtua, dan dekat dengan sahabat dan teman-temanku. Meski fasilitas tidak sebanyak di Jakarta, aku ingin memiliki privilege bisa membangun sesuatu yang belum pernah ada di daerah.
Aku teringat ucapan Medha ketika forum sharing insight di Ahad sore kemarin.
"Allah tuh sudah menentukan jalan dan pilihan hidup kita. Namun, timeline perjalanan hidup kita dipengaruhi oleh level ketaqwaan kita. Jika berada dalam level ketaqwaan yang disukai Allah, maka insyaAllah kita akan diberikan furqon (kemampuan membedakan mana yang haq dan bathil) dan pilihan-pilihan hidup kita insyaAllah akan dijaga dalam koridor yang benar. Namun jika level ketaqwaan kita rendah, akan ada bias dan kita tak mampu membedakan yang baik dan buruk. Akhirnya akan berpotensi membuat kita membuat pilihan-pilihan yang salah."
Susah ya, menjaga level iman kita untuk tetap terjaga. Oleh karena itu, aku butuh kalian, teman-teman yang mengingatkanku.. Orang-orang, yang InsyaAllah jika tak mendapati kawannya di surga, akan mencari dan mampu menarik kawannya itu dari kubangan neraka..
Berilah kami petunjuk Ya Allah. Tunjukkanlah kami jalan yang benar dan lurus..
Jakarta, 12 Agustus 2024.
3 notes
·
View notes
Text
24/7 Mengasuh Jenuh
oleh: "Z. ABDUR." : Zaky Abdurrahman
Hai-hai, kamu duhai diriku.
Iya, kamu! Diriku di pekan terakhir bulan itu.
September penuh lika-liku lelah nan menjemukan, bukan?
Tertanggal hari ke 29 dua hari menuju Oktober, bosan nian.
Halo-halo, wahai diriku nan pencemas kala itu.
Ini Aku. Iya, dirimu sendiri! Kini menghampirimu dari seberang semesta waktu.
Ingatkah, Senin dibuka dengan gagap terbata kata, gugup terlampau risau?
Berganti Selasa melaju lambat meneguk air agar obat tak terlewat.
Menuju Rabu kau putuskan tuk bermalam.
Menumpas tumpukan tugas diniatkan tuntas.
Alih-alih tuntas, Kamisnya kamu tetap bermalam.
Terduduk sesekali berdiri, bekerja sesekali berhenti.
Dipasangnya penunjuk menit, diaturnya jam pengingat Tuhan.
Hai-hai, kamu duhai diriku.
Aku bersyukur kau tahan keluhmu, kau hirup jenuhmu.
Hingga tersadar bahwa kejenuhan 'kan menuntunmu.
Menuju diriku yang kini bertambah tabah nan teguh.
Halo-halo, wahai diriku nan terpaku Jumat itu.
Tiga malam kau lalui seorang diri meski siangnya beramai-ramai.
Ingatkah, salah seorang karibmu pernah bertutur?
"Lihatlah bagaimana spasi demi spasi itu memisahkan kata demi kata...
...Hingga terbacalah sebuah kalimat jelas lugas bermakna." Tutur karibmu padamu.
Tahukah kamu, oh diriku?
Tanpa jalinan spasi di antara kata-kata itu.
Huruf yang satu hanyalah rancu bertumpuk dengan huruf yang lain.
Sadarkah kamu, oh diriku?
Bahwa spasi, jarak, jemu, jenuh, bosan, waktu, nan melelahkan itulah.
Pada akhirnya yang mendewasakan dirimu hari ini.
Jumat berganti Sabtu masih di sana kau usahakan purna tugasmu.
Sabtu menuju senja yang malamnya menuju Minggu.
Hingga pagi menjelang kau abaikan kantukmu.
Berkawan lantunan suci yang sesekali berganti jadi lagu-lagu.
Hai-hai, kamu duhai diriku.
Sambutlah aku di hari depanmu.
Meski sebatas metafora bersajak kita bertemu.
Sambutlah senyumanku, dirimu, dan mereka.
Tatkala usai, 24/7 mengasuh jenuh.
Bogor, 29 September 2024
Ahad, 25 Rabiul Awal 1446 H
merajut asa merangkai pelipur lelah walau sebatas susunan kata.
Kisah di balik "24/7 (Baca: dua empat tujuh) Mengasuh Jenuh" :
*catatan dari penulis, untukmu :)
Hai-hai sobat qwerty, kita bertemu lagi. Ini kisahku saat sepekan lebih menginap lembur di kantor. Yaaa, bisa dibilang setara dengan 24 jam kali tujuh hari... Makanya ada kata-kata "dua empat tujuh" 24/7 yang kurangkai menjadi puisi itu, hehe.
Sepekan terpaku di kantor, sesekali terduduk di depan monitor dan sesekali berdiri memandang pepohonan di luar jendela kala yang lainnya bisa pulang kerja itu... sesuatu sekali ya gaes yaa :v
2 notes
·
View notes
Text
35.
Fii Amanillah~
Hanya mampu kuucapkan di setiap perjalanan pertama mama ke Baitullah (rumah Allah), teruslah hati-hati. Dan di setiap perjalanan pertama wani di tempat kerja baru yang siapa pun dari keluarga kita sendiri belum pernah menginjakkan kaki ke daerah itu, teruslah hati-hati . Teruslah yah kalian berharap pertolongan Allah.
Yaa.. Akhir mei kemarin dinobatkan sebagai akhir bulan yang sangat-sangat melelahkan untuk dilalui. Saking lelahnya, aku baru sempat menulis ini, tulisan ini pun gak sempat dirapiin dulu langsung posting saja haha. Sebab jika aku tidak segera menulis ini, kerumitan yang telah berhasil aku lalui ini tidak akan aku ingat dikemudian hari:( mengingat aku orangnya pelupa)
Rabu, 29 Mei 2024. Mama tiba-tiba kirim pesan kalau katanya akan jadi berangkat ke tanah suci tahun ini dan kemungkinan berangkatnya di tanggal 5 Juni 2024. (sebelum hari ini, mama cuma dinobatkan sebagai calon jamaah haji cadangan) .
Pass lihat kalender langsung merasa sedikit tidak tenang. Bagaimana tidak, itu adalah awal minggu yang pasti lagi padat-padatnya kerjaan di kantor karena lagi bertepatan akan ada jadwal kanvas di minggu itu. Nah, tambah satu lagi, wani yang juga di prediksi akan berangkat ke Ternate di tanggal itu tapi belum ada jam pastinya. Eh, tambah satu lagi deh, ada rapat organisasi CA pada tanggal 1 Juni. Setiba-tiba itu semuanya saling berdekatan?
Maka Jumat Malam 30 Mei 2024, aku memutuskan untuk mencoba izin kepada atasan walaupun belum pasti ini harus mengambil izinnya hari apa dan berapa hari? mengingat ada jadwal kanvas kan di minggu depan itu.
Paginya sabtu 31 Mei 2024, semua pekerjaan di kantor perlahan aku beresin. Langsung rapiin catatan stok, catatan sisa so, input sebagian barcode kanvas, dan sebagainya lagi karena ya Alhamdulillah atasan memberiku izin cuti untuk di pakai pulang ke kampung.
Subuh sekali di hari Minggu 1 Juni 2024, akupun akhirnya kembali ke kampung bersama Kakak. Terpaksa juga aku mengorbankan rapat CA yang dilaksanakan sebentar siang padahal telah di niatkan untuk hadir. Tapi qadarullah, keluarga lebih penting saat ini.
Sampai di rumah (di kampung), aku kaget. ternyata acara seperti ini bisa seramai itu juga. Orang-orang sudah mulai berdatangan untuk memberikan ucapan kebahagiaan ke Mama. Sampai-sampai aku menyaksikan Mama yang sangat lelah hari ini. Mama yang harus bolak-balik ke kota urus koper yang belum disablon, mengurus id card, dan segala macam. Tapi setiap tamu yang datang juga mau bertemu mama secara langsung tapi mama lagi tidak di rumah membuatnya harus balik lagi ke rumah. Sungguh, mama di cariin oleh orang-orang pertanda Mama sangat baik.
Malamnya, kusaksikan mama yang tertidur lelap. Aku yang berada disampingnya menyentuh tangannya yang sudah lama tidak kusentuh. Bahkan memeluknya dengan erat, entah kapan terakhir aku tidur sedekat ini dengannya. Mama tidak bisa berbohong kalau saat ini ia tidak kecapean karena habis mutar sana sini. Begitupun Bapak dan Kakakku.
Hingga rasanya baru kemarin aku di sini (di kampung) ternyata sudah memakan 3 hari. Malam ini Senin 3 Juni 2024, aku harus memutuskan untuk kembali ke Makassar karena kewajiban kerjaan yang juga sudah menunggu dan menumpuk. Untungnya ada wani yang bisa menggantikan sementara untuk jadi pelayan tamu. Sebelum pamitan ke orang-orang rumah tadinya aku gak mau nangis tapi akhirnya tetap nangis juga, mungkin karena kepikiran dengan rumah yang masih berantakan tapi aku yang harus meninggalkannya. Maaf ma, gadismu merepotkanmu. Maaf ma, gadismu menghilang disaat lagi butuh-butuhnya.
Tidak sampai situ saja ternyata, Selasa 4 Juni 2024. Pagi-pagi sekali ada beberapa pesan whatsapp dari Wani yang langsung bikin nangis. Ini untung lagi sendirian di ruang kantor haha. Ternyata tamu-tamu Mama masih terus berdatangan. Wani yang harus sudah balik juga ke Makassar pagi ini untuk packing barang persiapan ke Ternate besok terpaksa harus di tunda karena tidak ada yang bisa melayani tamu.
Makasih wan, udah berkorban lagi. Makasih udah saling bantu.
Sekali lagi, fii amanillah untuk kalian berduaa.. my love.
Makassar, 15 Juni 2024.
2 notes
·
View notes
Text
Catatan Mimpi
Yogyakarta, minggu 9 Juli 2023
Pagi ini, cahaya merona saat kumembuka mata, Sepagi ini, kali pertama ku sambut sang fajar, Malampun t'lah berlalu, istirahat yang nyenyak ku rasakan, Tiada larut malam menghampiri, tak seperti biasanya.
Dalam mimpiku, engkau hadir jauh di sana, Mengapa, entahlah, engkau mewujud dalam mimpi, Rasa ini mungkin masih tersemat di dada, Akan kuakui, tak dapat ku pungkiri.
Bertemu kau dalam mimpi, bersama dalam ruang waktu yang sama, Makan, tertawa, duduk, jelajahi Jogja yang terkenal, Namun tak ada salam, seperti asing yang tak saling kenal, Musuh setelah pertengkaran, tak lagi berhubungan.
Wajahmu di mataku, masihlah sama dalam mimpi itu, Senyummu, kacamata, topimu, tak ada yang berubah, Kamu tetaplah dirimu, aneh dan misterius, Seperti misteri yang tak terpecahkan, tanpa jawaban.
2 notes
·
View notes
Text
Your comfortable home
Tentang Kami
Masing-masing individu memiliki pandangannya sendiri mengenai sosok ideal, baik itu sebagai pasangan hidup maupun sebagai pribadi yang sempurna, dalam upaya menjawab pertanyaan, “Siapa yang akan menerima seseorang sepertiku?”
Tentu saja, kita semua pernah mengalami masa sulit dalam memahami diri sendiri, atau bahkan belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Kita selalu dihadapkan pada siklus yang terus berulang, dimulai dari bertemu dengan orang baru dan kemudian muncul beberapa hal yang membuat kita meragukan diri sendiri, hingga rela berubah menjadi orang lain hanya untuk memenuhi ego diri. Namun pada akhirnya, kita berusaha untuk menerima diri dan menyembuhkan diri. Siklus ini terus berulang dan dirasakan oleh manusia secara umum.
DesAllergies mengusung konsep yang terinspirasi dari album I Fell dan Music Video Allergy serta Queencard milik (G)I-DLE. Kami ingin menjadi sebuah rumah untuk kalian, tempat untuk belajar mengenal diri dan sekitar kita dan menerima setiap kekurangan yang ada dan juga menjadi rumah yang dapat membantumu bersinar. Kami akan menerangi dan mendampingi kalian sehingga kalian tahu bahwa kalian tidak sendirian. Semua akan terasa lebih mudah apabila kita jalani bersama-sama.
Aturan & Peraturan
1. Username, bio, dan display name harus sesuai dengan main karakter kalian. No nick.
2. Kami menerima GEN RP saja dengan satu akun satu owner.
3. Following harus dibawah 500. Kami juga menerima akun baru dengan minimal 150 tweets dan 50 following.
4. Kami menerima Love Wins dan tidak menerima chara yang sama.
5. Multi agensi dan SQ diperbolehkan, maximal 3 agensi termasuk kami.
6. Membahas RL dan membahas yang tidak ada kaitannya dengan muse, harap menggunakan Brackets.
7. Kami tidak menerima akun yang berstatus JFB, open follow, dan BOT.
8. Circle in circle, war, dan drama SANGAT TIDAK diperbolehkan.
9. Beri tahu kami jika ingin mengubah karakter, username, move akun, ts, dan deactive.
10. Tidak diperbolehkan mengubah karakter dan username setelah verifikasi. Silahkan tunggu 1 minggu jika kalian ingin mengubahnya.
11. Boleh membahas tentang NSFW pada jam 11 malam - 5 pagi. Dengan catatan, tidak boleh post, retweet, dan like apapun hal yang berbau vulgar. Tolong hargai teman lainnya.
12. Kami hanya menerima hiatus maksimal 7 hari dalam satu bulan. Berikan informasi dan alasan yang jelas jika masih ingin membutuhkan waktu untuk hiatus.
13. Kami menerima Temporary Swap (TS) maksimal 5 hari dalam satu bulan.
14. GDM bersifat INFO SAJA dan hanya boleh mengirim tweet untuk mengajak ngobrol temannya. Grup akan dibuka untuk obrolan jika ada sesuatu yang harus didiskusikan.
Unverifikasi
1. Tidak aktif dan tidak ada kabar 2 hari setelah masa hiatus habis.
2. Tidak aktif selama 48 jam setelah verifikasi.
3. Tidak ada informasi dan kabar selama 48 jam setelah akun terkunci atau ditangguhkan.
4. Tidak aktif selama 3 hari tanpa kabar dan informasi yang jelas. (Update karakter tidak dihitung aktif).
Catatan: Melanggar peraturan dan regulasi akan mendapatkan peringatan terlebih dahulu. Jika tetap melanggar, maka kami akan berikan sangsi berupa unverifikasi.
The Luciere
Nama : Satya Pradipta
Muse : Yook Sungjae BTOB
Nama : Sayaka Langit
Muse : Yoon Jaehyuk Treasure
Nama : Kana Adhriani
Muse : Kazuha Nakamura Le Sserafim
2 notes
·
View notes
Text
Menarik Tottenham 3-6 Liverpool: Rekor Cemerlang Salah
LGOsport – Catatan menarik dari pertandingan lanjutan Premier League: Liverpool mengalahkan Tottenham dengan cara yang luar biasa. Minggu, 22 Desember 2024 malam WIB, Liverpool mengalahkan Tottenham di pekan ke-17 Premier League 2024/2025 dengan skor 6-3. James Maddison, Dejan Kulusevski, dan Dominic Solanke mencetak gol untuk Tottenham. Di sisi lain, Luis Diaz, Alexis Mac Allister, Dominik…
View On WordPress
0 notes
Text
Episode 12 ~ Siang yang Menyenangkan
Hari ini benar-benar menyenangkan! Aku tak menyangka bahwa siang hari di kampus bisa seceria ini.
Pagi dimulai seperti biasa, dengan kelas kuliah yang cukup serius. Dosenku, Pak Arif, membahas materi statistik yang sempat membuatku bingung minggu lalu. Tapi anehnya, suasana kelas hari ini terasa lebih santai. Mungkin karena Pak Arif menambahkan humor kecil saat menjelaskan, membuat kami tertawa lepas di tengah angka-angka rumit.
Saat kelas selesai, aku dan teman-temanku memutuskan untuk makan siang di kantin. Aku memesan nasi goreng spesial favoritku. Rasanya tetap juara! Kami duduk di meja panjang dekat jendela, menghadap taman kampus. Angin sepoi-sepoi yang masuk dari jendela membuat suasana semakin nyaman.
Setelah makan, kami berjalan ke taman kampus. Ternyata ada acara seni kecil-kecilan yang diadakan oleh organisasi mahasiswa seni. Mereka mendirikan panggung sederhana di bawah pohon besar dan menampilkan musik akustik. Ada juga stand yang menjual kerajinan tangan dan makanan ringan. Aku membeli gelang anyaman berwarna biru—katanya bisa membawa keberuntungan.
Yang paling menyenangkan, aku sempat ikut lomba menulis puisi spontan yang mereka adakan. Awalnya, aku ragu, tapi teman-temanku terus menyemangati. Aku menulis tentang pohon besar di taman kampus, tempat kami sering berkumpul. Dan tebak apa? Puisiku terpilih menjadi salah satu yang terbaik! Aku mendapat hadiah buku catatan cantik dengan motif bunga-bunga di sampulnya.
Hari ini benar-benar terasa berbeda. Aku tidak hanya belajar hal baru di kelas, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang membuatku lebih bahagia. Kampus bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga ruang untuk berbagi cerita, tawa, dan kenangan indah.
Malam ini, aku akan menyimpan buku catatan baru itu dengan baik. Mungkin suatu hari nanti, aku akan kembali membaca puisi yang kutulis hari ini dan mengingat betapa menyenangkannya siang hari ini di kampus.
-Aulia
0 notes
Text
Catatan Malam Minggu #58
Hanya perlu berpindah sudut pandang untuk melihat bahwa pada satu kekurangan diri, ada beberapa kelebihan diri.
Ada yang menarik ketika aku mengantar santri untuk survei tempat praktek mengajar. Bukan sekedar mengajar, kami memang mencari lokasi dimana dibutuhkan tenaga pengajar.
Lalu ketemu suatu lokasi yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari sekolah kami, tetapi terhalang oleh jalan tol sehingga kami perlu jalan memutar dan bertemu kemacetan. Akhirnya kami bertemu orang-orang yang bergairah untuk belajar tetapi kekurangan tenaga pengajar.
Sebelum berangkat, para santri khawatir dan takut memulai. Takut mereka tidak bisa mengajar, takut mereka tidak maksimal. Mereka khawatir ilmu mereka belum cukup untuk mengajar.
Namun, yang kami temukan. Diantara kekurangan yang dirasakan oleh santri, mereka tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Ketika mereka merasa belum cukup ilmu, masih ada orang yang membutuhkan transfer ilmu dari mereka.
Mungkin di suatu tempat kita akan terlihat kecil dan tak dibutuhkan. Tetapi ketika kita bergerak, bergeser ke tempat lain, kita akan dibutuhkan.
Sebab, pada setiap kekurangan ada banyak kelebihan.
Tangerang, 30 September 2023.
__________________
✨Beberapa hal yang menarik✨
💌Tadabbur Quran: Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” [QS. Al-A'raf: 188]. Manfaat maupun mudarat adalah sesuatu yang Allah kehendaki.
📚Buku: Minhajul Abidin (Imam Al-Ghazali(. Buku favorit yang aku rekomendasikan ke orang-orang untuk baca. Bagus banget.
📽️YouTube: Furky TM (Tour de Mont Blanc). Seru banget jalan-jalan online bareng kak Furky. https://youtu.be/7N6T1Cz3I94?si=vvqQ5n7l8_2DpBIA
2 notes
·
View notes
Text
Catatan Perjalanan PML | 40 Hari Bersama TIM 2 IPML
Sudah satu minggu aku berada di sini tepatnya di Wisma Atlet Jakabaring. Kami diberi nama spesial yaitu��peneliti muda. Tidak hanya aku, tetapi ada 38 peserta lainnya yang bergabung merasakan suasana di tempat yang sama. Malam itu tepatnya sehari sebelum keberangkatan menuju lokasi pengambilan data, kami dikumpulkan terlebih dahulu. Guna pembekalan dan persiapan dengan harapan kedepannya kegiatan kami bisa berjalan dengan lancar.
Building A, Wisma Atlet Jakabaring (September 2022)
Persiapan Keberangkatan
Pagi itu tepatnya pukul lima, aku dibangunkan oleh temanku untuk menunaikan solat subuh. Hari itu udaranya cukup dingin. Padahal AC sudah kami naikkan suhunya tapi tetap membuatku enggan beralih dari tempat tidur. Belum lagi malam tadi kami begadang hingga pukul satu malam guna menyiapkan segala keperluan tim untuk keberangkatan menuju desa penelitian esok hari.
my roomatte ah rindu keberisikan kalian :')
Pukul tujuh pagi usai sarapan dan sebagainya, kami menunggu waktu keberangkatan. Sebetulnya agak ngaret dan selama waktu menunggu kami habiskan untuk foto-foto canciyyy. Aku tak mau melewatkan momen ini, kapan lagi bisa mengabadikan momen dengan bahagia di tempat yang belum tentu bisa nginep ke sini untuk kedua kalinya kan ? wkwk. Apalagi sebelum ke desa yang hmmm sepertinya agak tricky (kata Mba Ni'ma di sesi kelas daring kami)...
Kami dibagi menjadi dua tim, yaitu tim KPH dan tim KHG. Kebetulan aku mendapatkan bagian di tim KPH. Kedua tim tersebut diberi nama sesuai dengan bentang lahan di wilayahnya masing-masing. KPH sendiri merupakan akronim dari Kesatuan Pengelolaan Hutan yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin. Sedangkan KHG adalah Kesatuan Hidrologis Gambut yang terletak di Kabupaten Banyuasin.
Perjalanan menuju KPH memakan waktu kurang lebih selama sembilan jam melalui transportasi darat. Cape banget ga tuh, tapi ini yang membuatku senang karena aku pribadi punya hobi travelling jadi bahagia banget pas kebagian ngambil data lapangan di Musi Banyuasin. Aku dan 18 rekan satu timku berada di mobil berbeda yang masing-masing berisi tiga orang. Aku satu mobil dengan Ilham dan Aji, pertama kali satu mobil dengan mereka sempat canggung karena kami juga baru saja kenal selama satu minggu jadi interaksi berbicara sangat kurang hanya ketika berada di kelas peneliti itu pun secukupnya saja. Ternyata setelah berjam-jam di mobil, kami mulai akrab meski sempat bingung mau ngobrol apa lagi, alhasil lebih banyak tidur haha.
Btw, ini juga kali pertama aku menginjakkan kaki di Kabupaten Musi Banyuasin, Kecamatan Bayung Lencir. Alih-alih banyak tahu, aku juga baru tahu bahwa lokasi pertama yang akan kami kunjungi nanti merupakan salah satu kecamatan yang memiliki desa dengan jarak antar desa dan dusun itu cukup jauh bahkan sudah seperti jarak antar kabupaten lho!
Desa Pertama | Keakraban yang Bermula~
Desa Muara Medak (Dok : yang pasti bukan punyaku)
Setelah 9 jam perjalanan kami tempuh dengan mobil, akhirnya kami pun tiba di desa pertama yang ada di Kecamatan Bayung Lencir. Desa dengan luas 655 km2
ini merupakan desa terluas di Kecamatan Bayung Lencir. Jadi, ga heran kalau jarak antar dusun satu ke dusun lainnya itu membutuhkan waktu hingga satu jam lebih. Sebelum memasuki desa yang lengkap kehidupan masyarakatnya kita akan melewati portal milik perusahaan yang mana desa ini terletak di sekitar kawasan perusahaan perkebunan yang terbesar di muba. Bisa dibayangkan ga, lahan yang dipenuhi perkebunan sawit itu ternyata ada sebuah kehidupan di dalamnya. Aku malah membayangkan, gimana kerennya bapak kurir mengantarkan paket ke sini. Ya hari gini lho ga pernah belanja online, ga mungkin kan ? Apalagi masyarakat di sini sepertinya sudah sangat akrab dengan teknologi terlihat dari mereka yang memiliki ponsel pintar setiap berjumpa.
Hari itu sudah sangat gelap, bahkan langit pun menyuguhkan bintang yang gemerlap di atas sana. Mobil kami tiba-tiba mendadak berhenti. Ketika dilihat di depan sana ada sebuah mobil pick up hitam yang terjerembab di dalam lobang besar dan berlumpur. Alhasil kami berhenti sejenak dan keluar dari mobil, Kami pun bergotong royong menyelesaikan mobil yang terjebak tersebut. Satu persatu hingga akhirnya berhasil melewati jalanan tersebut.
Gotong royong mengeluarkan mobil dari lubang lumpur
Kami tiba di penginapan dan disambut baik oleh pemilik rumah. Mereka menerima kami dengan hangat meskipun baru pertama kali bertemu, aku cukup nyaman berada di sini. Pertama kali mendengar warga asli sini berbicara denganku, agak asing juga mendengarnya. Karena logat yang mereka gunakan belum pernah aku kenali selama hidup di sumatera selatan. Setelah aku tanya dengan rekanku yang cukup paham dengan desa ini, barulah aku tahu bila di desa ini terdapat warga lokal yang dikenal dengan suku medak. Perpaduan bahasa melayu tetapi bukan yang familiar di telingaku, sehingga sedikit aneh ketika mendengarnya. Pada malam keduaku di sini, aku merasakan hal-hal yang sedikit aneh. Terutama ketika setengah tidur. Pintu yang berhadapan langsung di sebelahku tidur sering terbuka tiba-tiba dan aku selalu kaget karenanya. Ketika aku bangun, muncul sosok ibu paruh baya yang merupakan pemilik rumah. Tatapannya mengarah ke semua tempat termasuk seringkali menatapku tajam T.T, entah apa maksudnya, hanya saja aku merasa diintimidasi. Hal itu terjadi sampai di malam terakhir kami di sana, akhirnya aku beranikan bertanya pada seniorku yang cukup paham mengenai warga di sini terutama pemilik rumah. Ternyata, ibu itu memang suka sekali tidur larut. Memang ada hal-hal yang tidak perlu kami ketahui karena sedikit mistis dan jujur saja ketika kami bercerita bulu kudukku berdiri. Serem, cuyyy!!! Why bu, whyyy??? Ada apa denganku eh denganmu ??? :')
Hamdalah kejadian itu hanya berlangsung di malam hari. Pagi hari yang cerah aku pun berjalan-jalan di pekarangan rumah tempat kami menginap dan menatap sungai yang tepat menghadap rumah, suasana pagi hari yang indah dan niatnya aku ingin menghirup udara pagi itu dengan lega. Alangkah terkejutnya ketika aku menatap sungai di depanku, semalam kami berberes sebelum tidur dan mengumpulkan sampah-sampah jajanan kami di mobil lalu kami masukkan ke dalam trash bag.
Suasana pagi hari di tepian sungai di Desa Muara Medak
Tapi kok, tunggu dulu...
Aku perhatikan lagi sampah yang mengapung di sungai tersebut. Ternyataaaa....
Memang benar itu sampah kami. Jujur shock karena kami berusaha mengumpulkan supaya tidak berserakan malah dibuang di sungai :').... yang pasti ketika aku tanya pelakunya, seorang temanku melihatnya bahwa yang membuang sampah itu bukan anak-anak timku melainkan si mpunya rumah, tidaaaaaaaaaak!
Lima hari berada di Desa Medak, aku mulai familiar dengan suasana dan juga orang-orang yang satu tim denganku. Persis seperti suasana KKN bedanya di sini kami itu kerja dan tentunya begadang. Aku yang merupakan manusia anti begadang mulai beradaptasi dengan kondisi ini, sudah terbiasa dan tidak ngeluh lagi karena tidur malam di atas jam 11.
Ada cerita konyol ketika pertama kali aku ingin sekali minum es kopi. Tapi, ya namanya di desa sudah jelas tidak ada kafe di sana. Alhasil muncul ide ketika melewati warung yang menjajakan dagangannya di depan rumah. Warung itu kecil dan amat sederhana dibangun dari kayu. Terdapat satu buah galon berisi air bersih dan juga jejeran kemasan minuman instan digantung pada tali rapia.
"Bu, saya mau beli es kopi." (btw ini menggunakan bahasa Palembang ya)
"Es kopi?" katanya sembari berhenti melakukan aktivitasnya saat itu dan menatapku
Raut mukanya tampak heran, mungkin terdengar asing karena di sini jarang kopi dikasih es batu. Temanku yang saat itu disampingku hanya geleng-geleng kepala dan ketawa kecil
"Iya bu, jadi kopinya dikasih es."
"Kira-kira ada cup plastik ga bu? Kalau ada pake cup aja ya." lanjutku
"Wah kalau itu ga ada dek. Pake plastik ini saja ya?" jawabnya sembari mnunjukkan plastik bening ukuran setengah kilo.
Aku pun mengangguk, yaaa meski agak aneh. Aku pun memberitahu tutorial membuatnya. Gusti... antara ga enak karena seperti menggurui pedagang kecil :') tapi juga ga mungkin aku batalkan karena sudah terlanjur mau beli :D. Ibunya juga mau lho dan ga nolak makanya aku sedikit senang :D.
Setelah paham maksudku, ga perlu menunggu lama hanya beberapa menit es kopi yang dibungkus dengan plastik kiloan pun jadi.
Aku menyebutnya es kopi cekik :DEs kopi cekik Desa Medak, Menyegarkan~
Esok harinya, setelah FGD di kantor desa aku melewati rumah tempat warung kecil yang aku hampiri kemarin. Namun, karena kondisiku saat itu sedang sakit perut maka aku tidak membeli es kopi dulu. Kebetulan juga warung tersebut tidak ada yang jaga. Tanpa sengaja, mataku tertuju pada cup plastik yang tersusun tepat di warung dimana kami membeli es kopi cekik tersebut. Hatiku menghangat, semoga laris ya bu dagangannya, aku pamit dulu...
Desa Kedua | Creepy dan Penuh Kejutan
Desa Mangsang (Dok : yang pasti bukan punyaku)
Setiap tempat memiliki cerita sehingga di lain tempat pun punya kisah tersendiri, meski samar-samar terdengar ada yang mirip. Percayalah, objek dan subjeknya pun juga berbeda. Perjalanan menuju desa kedua ini menggunakan jalur transportasi air, yaitu speedboat dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Kesan pertama yang aku dapatkan di desa ini sedikit suram dan tidak ramah sama sekali. Entah apa hanya di dusun tempat kami pijak sekarang atau semua dusun juga seperti ini... Oh ya ada lagi yang membuatku lebih kaget yaitu ketika melihat masjid tetapi lokasinya di depan tempat pembuangan sampah. Miris banget, ya Allah :')...
Sebelum mengunjungi desa biasanya kami diberikan "kisi-kisi" kondisi atau gambaran lokasi. Info yang kami dapat sebelum tiba ke sini adalah desa ini sangat terkenal dengan tingkat kriminalnya yang cukup tinggi dan napza. Makanya suasananya betul-betul berbeda dengan sebelumnya. Kami juga diingatkan untuk selalu di dalam rumah ketika malam tiba, sebagai bentuk keamanan.
Kami tinggal di rumah kepala desa, rumahnya luas dan cukup mewah namun kurang dirawat. Bagian depan terasnya terdapat etalase dan lemari dengan pajangan botol minyak wangi berbagai aroma. Nampaknya dulu ini pernah dibuka toko minyak wangi tapi tidak diurus dengan baik. Lalu ketika masuk ke dalam rumah terdapat kursi-kursi besar yang kalau aku duduk, aku seperti liliput. Ternyata kades ini memiliki usaha katering dan sewa tenda beserta perintilan lain untuk pernikahan. Yang menjadi perhatianku lagi, ada sebuah lemari besar yang terbuat dari kaca dan berjejer botol-botol miras berbagai merk. Hihi, pantas saja desanya dikenal dengan tingkat kerawanan kriminal dan napza, ga heran sih~
Ada cerita unik, ketika rekan laki-lakiku pergi keluar untuk jalan-jalan melihat suasana di desa ini. Mungkin karena perawakan rekanku itu seperti preman dan cara bicaranya yang agak ngegas, tanpa tedeng aling-aling ia ditawari sebungkus plastik yang berisi bubuk seperti garam. Alhasil rekanku menolaknya dengan halus dan segera kembali ke rumah tempat kami menginap. Terus ada lagi kejadian sendal milik beberapa temanku yang digondol anjing liar, ada yang tinggal sebelah dan ada juga bekas gigitan 😅
Esok hari, kami menuju kantor desa untuk melakukan FGD. Karena suatu sebab, kami pun pindah menuju dusun lain yang jaraknya 30 menit dari kantor desa. Selama dua hari kami pulang menjelang bahkan setelah magrib. Gelap dan juga berdebu, apalagi di desa ini terdapat PT yang cukup terkenal di Indonesia. Jadi hilir mudik kami selalu berjumpa truk-truk besar yang mengangkut tandan sawit. Kami sempat tersesat ketika menuju rumah menginap, karena lupa jalan. Maluuuu banget., sok-sokan tahu jalan. Eh malah nyasar ke jalan buntu :'). Itulah kesan pertama setelah melakukan perjalanan di salah satu dusun di Desa Mangsang.
Uniknya, setiap dusun di desa ini memiliki ciri khas tersendiri. Aku merasa "hidup" layaknya manusia pada umumnya ketika berada di dusun tempat kami FGD. Bukan berarti mati, tapi memang sepertinya warga di sekitar tempat kami menginap itu kurang bersosialisasi, mungkinkah (?) ga jelas lah pokoknya. Suasana suram dan mencekam selalu aku rasakan. Makanya, kami ingin segera pindah dari sini. Meski begitu, aku sayang dengan rekan-rekanku ini, kompak banget!!! Sama sekali gamau pisah karena sudah nyaman bareng-bareng xixixi...
Berdoa sebelum memulai pengambilan data lapangan di hari pertama
Desa Ketiga | Ramahnya Warga yang Tiada Akhir
Jalur Mulya (anw, ini foto yg bareng2 lengkap blm ketemu) Ini pas makan malam pake kepiting pertama kali wkkw
Berhubung sedang berlangsungnya pemilihan kepala desa di wilayah KPH (Muba), kami pun untuk sementara dialihkan menuju wilayah KHG yaitu Banyuasin, tepatnya di Desa Jalur Mulya. Ah, rasanyaaaaa senang sekali ketika tiba di desa ini. Betul-betul berbeda suasananya dengan yang ada di desa sebelumnya :')...
Rasanya seperti keluar dari dalam gua, kiwkiwkiw... lebay banget deh~
Aku merasa hidup dan bisa dengan lapang untuk bersosialisasi dengan warga sekitar ketika di sini. Para masyarakatnya yang ramah dan selama di sini kami pertama kalinya melakukan jalan sore hingga menjelang magrib hahaha. Iya setelah FGD usai, aku dan rekan peneliti satu kelompok menuju tambak udang yang ada di sini. Coba deh kalau di desa sebelumnya, kami sudah ketar ketir duluan begitu melihat jam menunjukkan pukul enam sore. Selain itu desa yang ketiga ini merupakan tempat bersejarah untukku dan mas doi #eh... yang membuat kenangan indah asekkk... Kali pertama aku berbicara dengannya yang mana di tempat ini adalah awal kami berinteraksi secara langsung. Iya, bertemu dengan paus (hai paus, kalau baca ini jangan lupa like dan komen haha)...
Nah di desa ketiga ini lokasi dari satu desa ke desa lainnya hanya memakan waktu selama 30 menit, bisa menggunakan jalur air dan darat. Malam hari sebelum perpisahan dengan pemilik rumah di desa Jalur Mulya, suguhan makan malam yang amat spesial yaitu kepiting. Sayangnya, aku hanya bisa melihat karena tak bisa memakannya...
Berhubung musim hujan dan jalanan jelek, kami pindah menuju desa selanjutnya menggunakan kapal kayu yang berukuran besar yang kek gini :
Ketika kapal mulai berjalan, rasanya seperti menyusuri hutan. Belum lagi kami diguyur hujan rintik-rintik, aduhaiiii sangat syahdu~
taken by : Dani taken by Dani pake hp mba rida
Setelah tiba di desa selanjutnya kami segera membereskan peralatan yang kami miliki dan beristirahat sejenak.
Desa Keempat | Ramahnya Warga yang Tiada Akhir (2)
Timbul Jaya dari atas jembatan
Desa keempat merupakan salah satu desa yang membuat timbanganku naik :)... Ya begimane cerite, menurutku banyak kali kami disuguhi makanan dan tak pernah merasakan lapar :D. Bukan berarti di desa sebelumnya kami kelaparan, tapi di sini tak henti-hentinya pemilik rumah menyuguhi kami makanan ringan setiap mengerjakan pekerjaan. Ada aja bahan untuk ngganyemm mulu😂. Satu hal yang jadi favorit teman-teman itu ketika kami dua hari berturut-turut disuguhi kepiting :D, sayangnya aku tidak menyantapnya karena aku alergi terhadap hewan laut yang satu itu. Sehingga aku pun hanya melihat mereka menikmati dan aku makan yang lain.
Alhamdulillah selama di desa ini pengambilan data lapangan berjalan sangat lancar, bahkan warganya sangat antusias dengan kedatangan kami di sini. Sehingga ketika kami akan pindah menuju desa selanjutnya, tampak raut sedih dari para pemilik rumah yang kami tempati selama di sini. Aku ikut sedih, yaaaa karena sudah akrab terutama anak kecil pemilik rumah yang sering main ketika kami bekerja xixixi apalagi nyantolnya sama Bung Theo mulu ahaha...
Timbul Jaya ( (Dok : yang pasti bukan punyaku)
Makan malam di rumah Mas Lihul. Terima kasih banyak Mas Lihul kami bahagia dan kenyang 😁(Dok : Mba Shinta)
Always teringat dengan kenangan yang ada di sana... Terutama perihal termos pecah T_T :')
Desa Kelima | Mandi Ga Mandi Ujung-ujungnya Mandi 2x Sehari :P
Lanjut lagi ke desa kelima. Desa yang dikenal dengan slogannya yaitu :
Dimakan mabuk, dibuang sayang
Selamat datang di Kepayang.
Tampak aktivitas perempuan sedang menggunakan air sungai untuk kegiatan rumah tangga yaitu mencuci
Desa satu ini merupakan desa yang terletak di pinggir sungai Lalan. Rumah penduduknya rata-rata berupa rumah panggung yang berada di atas sungai sehingga ketika air pasang tampak seperti rumah apung. Kami tiba di sini dengan menggunakan speedboat 3-4 jam dari Kota Palembang. Perjalanan jalur air pertama yang terlama bagiku. Bosan sebosan-bosannya karena tidak bisa ngapa-ngapain selain tidur di speeboat yang dihantam ombak sungai.
Selama di perjalanan, aku membayangkan bagaimana msayarakat di sini bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhannya. Tapi jangan salah kawan, kebanyakan yang tinggal di desa ini rata-rata orang-orang berada. Tampaknya saja rumah mereka di pinggir sungai itu kumuh, tetapi kalau dilihat dari barang yang mereka miliki, kebanyakan sangat berharga.
Satu hal yang membuat miris adalah kondisi sungai di desa ini. Sungai Lalan, merupakan sungai yang saat ini sudah dikatakan tidak layak konsumsi. Pertama kali sampai, kami tak pernah menjumpai orang yang sedang memancing ikan. Karena penasaran, kami pun bertanya dengan salah satu warga setempat bahwa sudah lama mereka tidak pernah memancing ikan lagi dikarenakan sudah tidak ada ikan yang hidup di sana. Para peneliti kesehatan dari provinsi pernah berkunjung dan ketika mengecek air sungainya, sudah tidak bisa dikonsumsi. Meskipun demikian, warga masih menggunakan air sungai untuk mandi, cuci dan kakus. Kebayang ga mandi pake air sungai yang susah dijelaskan kandungannya seperti apa. Syedihhhh!!!
Selama di desa tersebut, selama itu pula aku sakit perut :D...
Iya... perutku mules tiap hari gatau karena apa. Belum lagi ketika ke kakus, kagetnya luar biasa. Yaaaa kakusnya tidak seperti kakus pada umumnya karena tempatnya langsung di atas permukaan sungai.
Satu hal lagi yang menurutku lucu, waktu itu aku dan seorang temanku bertanya mengenai kotak sampah. Kebetulan tempat kami tinggal itu berada tepat di pinggiran sungai Lalan.
"Bu, kotak sampah dimano yo?"
"Langsung campakke be dek ke sungai. Dak apo, la biaso."
Aku dan temanku saling tatap. Ya rabb, berat rasanya tangan ini membuang sampah ke sungai :'). Kami pun berinisiatif untuk mengambil kotak kardus air mineral dan meletakannya ke dapur.
"Ah ibu, sayang nian wkwkkw. Dak tega buk, kami taro ini disini be ye buk buat sampah."
Akhirnya semenjak kejadian itu, si Ibu juga sungkan dan merasa ga enakan kalau buang sampah langsung ketika ada kami di sana :D. Ia pun menyediakan kardus dan plastik sampah biar ga keliatan banget. Walaupun ujung-ujungnya ketika pagi hari, sampah hari kemarin dalam bentuk yang sama mengapung di sungai lagi.
Bisa dibilang sudah tercemar, tetapi keindahannya saat senja hari membuatnya memesona
Berhubung dapur tempat kami berada tepat di pinggir sungai, maka setiap waktu kami selalu disuguhi pemandangan sungai, hal yang bagiku keren adalah ketika di sore hari. Senja akan terlihat tampak menarik dan indah karena tak perlu bersusah payah mencari spot menikmati senja, cukup ke dapur dan duduk manis ketika menjelang sore hari, wah langitnya indah sekali...
Sayangnya, dibalik keindahan tersebut sebuah hal yang miris pun hadir. Apalagi kalau matahari terbit, berbagai sampah mengapung di permukaan sungai dan juga aroma tak sedap.
Desa Kepayang (Dok : Kak Yoga)
Desa Keenam | Last Journey for PML :')
pagi-pagi dah pada jajan aja di warung :D
Huaaaaa desa terakhir dan artinya ini merupakan perjalanan yang terakhir juga bagi peneliti muda lanskap. Sedihhhh banget....
Kami menuju desa terakhir ini menggunakan speedboat dari desa Kepayang. Jarak tempuhnya sekitar satu jam dan dilanjutkan dengan naik mobil selama satu jam juga. Total dua jam perjalanan.
Nah, kami tinggal di sebuah penginapan milik Pak Suyuti, beliau merupakan tokoh masyarakat yang memiliki rekam jejak kehidupan yang keren. Beliau merupakan salah satu masayrakat peduli api yang juga membantu dalam pembangunan Desa Muara Merang, terutama di Dusun Pancuran.
Di sini karena berada di wilayah perusahaan hutan tanaman industri, maka tak heran bila banyak sekali karyawan laki-laki dibanding perempuan.
Dusun Pancuran ternyata tidak banyak memiliki masalah sumber daya air. Selama di sini juga kami merasa puas dengan kondisi airnya, meskipun harus ke masjid terlebih dahulu, Sebenarnya ada kamar mandi di dekat penginapan, namun seperti bisalah kami yang perempuan paling ga bisa jauh-jauh dari aktivitas nyuci jadi yaaa nyari lokasi yang luas buat mencuci :D
satu-satunya masjid yang cukup besar di Dusun Pancuran
Oh ya, Desa Merang hampir sama seperti Desa Mangsang dan Medak. Jarak tiap dusun juga jauh dan juga dikelilingi dengan hutan-hutan milik perusahaan. Maka tak heran bila warga di sini kebanyakan adalah karyawan perusahaan.
Dari 6 desa yang kami kunjungi masing-masing kami menetap kurang lebih selama 5-7 hari, maka setiap desa memilik kenangan yang unik dan sulit dilupakan. Tapi satu kesamaaannya, adalah dari kamar mandi :D...
Ga pernah dapat kamar mandi yang normal kecuali di desa pertama, makanya ketika di desa pertama kami betul-betul dimanjakan. Eh pas pindah ke desa kedua hingga terakhir, ada aja kamar mandi yang ga ada pintunya, kamar mandi yang kudu jalan kaki (udah mandi eh malah keringetan lagi), kakus yang ada di atas sungai, kamar mandi yang luasnya sampai bisa main bola tapi airnya astaghfirullah hingga kamar mandi yang ada pajangan vulgar di dalamnya ;') agak shock...
Selain daripada itu, aku mendapat banyak sekali pelajaran juga pengalaman. Terutama hal-hal yang bisa disyukuri saat ini. Melihat kondisi yang aku ceritakan di atas, tentu bagi kalian yang memiliki sumber daya air yang bersih dan juga tempat yang bukan di pelosok desa akan merasa beruntung. Karena mereka pun juga memiliki daya juangnya sendiri hingga bisa bertahan hidup di sana dengan baik. Meskipun kendala utamanya terlihat jelas dari sumber air yang mereka gunakan, tapi tidak bisa sepenuhnya menyalahkan karena kurangnya edukasi terkait kebersihan dan lingkungan.
Desa Pancoran, Muara Merang (Doc : yang pasti bukan punyaku)
Pengalaman lainnya yaa bisa berjumpa dengan rekan-rekan IPML terutama tim 2 KPH yang super duper wow. Ga nyangka bisa sekompak itu dari awal di desa pertama hingga terakhir, meski ada drama-drama dikit semuanya teratasi (yaaa kalau ga ada drama, ga kerasaaaa!!!) Alhamdulillah bersyukur bisa satu tim dengan kalian. Makasih banyak sudah menjadi teman yang baik dan juga mengerti. Mohon maaf atas kesalahanku yang ada aja little things kalau ga rusak ya ilang :(.... tetapi dengan baik hati kalian bisa menutupinya 😓😂😗...
Itu dulu cerita di postingan kali ini... Kalau diceritakan dengan detail bisa pegel juga ni jari jemari mengetik wkwk. Biarlah sisanya aku simpan dalam foto dan dalam ingatan, kalau rindu yaa tinggal buka-buka dokumentasi :")...
Bonus foto2 setelah pulang dari desa :
See you on top, teman-teman!
Dunio galo, jangan lupo ibadah dan solat...
Sampai jumpa di postingan selanjutnya~
LUV.
ZF
0 notes
Text
6/10
Yeayyy kembali lagi menulis disini.
Hari ini gue ngga jadi ngegym wkwkwwkkwkwkwkw. Gue lelah secara mental dan badan, akhirnya gue memutuskan untuk tidur aja dan bangun jam 11 wkwkwk. Bangun dengan perasaan yang baik. Kayanya emang gue kelelahan deh karena minggu kemarin gue tugas luar dan suka tidur malam, tp tidur malam krn main hp sih :"(((
Dan sabtu kemarin juga gue ngegym, leg day anjirrrrrrrr. Gue jongkok ngga bisa, mau nangis. Gue dengan belagunya merasa leg day bakalan b aja. Iyaa b aja, bajingannnnn sakittttttttt. Bahkan gue jalan aja, kaki gue tegakkkkk. Ngga bisa nekuk. Aduh lucu bangetttttt. Gue kan latihan bareng PT sejam doang, dalam sejam gue banyakan bengong buat istirahat, setiap setnya gue duduk termenung karena khawatir gue pingsan anjirrrr. Padahal ya gue klo liat gerakan leg day, kaya merasa wahh mudah sekali pasti gampang. Taiiii apanya yang gampang, gue gemeteran sampe takut pingsan krn kelelahan wkwkwkwkwkwkw.
Makanya kemarin kayanya gue emosian banget. Sekarang udah lebih tenang.
Terus tadi siang gue juga nyalon sama nyokap gue wkwkwkw dan ditutup dengan makan bakso yang enak di depan gang komplek gue. Hehehehe.
Tidak lupa juga sorenya gue beresin tanaman gue yang terbengkalai, krn gue sibuk nge gym, azzekkkkk. Gue benerin kaktus sama sekulen gue, yang dulu gue tanam pake tanah merah, hasil dari minta tetangga krn tetangga lagi buat galian septitank wkkwkwkwkwkw. Untung kaktus dan sekulen ngga butuh tanah subur banget, krn mrk tetap bisa bertahan hidup wkwkkw. Krn gue ga tega liat tanahnya kering. Akhirnya gue ganti tanah pot nya, ada 16 pot kecil gue ganti tanahnya, semoga mereka bisa hidup dengan nyaman. Gue juga tadi ngeberesin pot terpal yg ada di tembok, krn kemarin dia roboh wkwkkwkwkwkwkkw. Jadi tadi gue minta dipakuin lagi sama bokap gue, terus gue isi tanah dan bibit kangkung wkwkwkwkwkwkkwwkwkkwwkwkwkwk. Semoga mereka bisa tumbuh subur dan ngga patah. Gue juga sebenernya masih kepo buat nanam timun. Karena timun yang gue tanam matiiiii. Gara gara kebanyakan pupuk, wkwkwkwkkw niatnya mau bikin dia ngga menguning dan kering malah matiii. Sedihhhh. Gapapa. Gue tanam bibit baru, setelah gue bakal bongkar bekas tanah timun mati itu dan diganti sama tanah yang baru. Tapi ngga tau kapan, krn minggu depan gue sibukkkkk ikutan acara bridal shower temen gue. Wkwkwwkwkwkkwkw
Dan terakhir gue lagi berusaha produktif akhir2 ini dengan melakukan kegiatan yang bikin gue tenang, senang, dan sehat. Gue mulai ikut ngegym, menanam. Dan sekarang gue nyoba nulis jurnal. Dan jugaaa gue mulai ngelist pengeluaran gue, meskipun masih suka ngga gue catat dan bikin catatan gue dg saldo atm gue ngga balance. Dan bkn pusing. Gapapa. Gue juga udah memperbaiki sedikit catatannya, nanti gue cari balancenya gmn. Wkwkwkwkwkwkwkw.
Besok juga gue lumayan sibuk. Gue daftar kelas core di dekat kantor dan masih waiting list dan juga daftar kelas zumba di tempat gym biasa gue. Jadi kita lihat besok kelas mana yang bakal gue ikutan.
Selain itu, ada kerjaan yang gue tunda tunda kemarin yaitu ngerekap data di excel wkwkwkwk dan nyusun bukti transport. Wkwkwkkw sibuk beuddddd dahhhhhh.
Udah ah gue mau tidur. Mood gue lagi sangat baik malam ini. Semoga gue bisa tidur nyenyak. Aaammmmiiinnnn
0 notes
Text
Membaca Buku "Bukan Pasar Malam"
Ini buku-buku yang kubaca di tahun lalu. Kutulis sebagai catatan.
Buku "Bukan Pasar Malam" kutemukan ketika beres-beres rak di ruang tamu. Saat kubaca, buku ini menceritakan plot selama satu atau dua minggu saja, dengan alur maju mundur yang halus sekali, plotnya sederhana tetapi nggak membosankan, serta mampu menghidupkan suatu latar dengan kuat.
Cerita ini sarat nilai kehidupan. Yang kugarisbawahi adalah mengajar merupakan pekerjaan yang "berat", setiap manusia memerlukan "air", dalam sengsara ada bahagia, dan bagaimana seorang manusia adakalanya tiada berdaya melawan apa yang tidak ia ketahui.
Kesan lainnya, buku ini tidak menghadirkan kesan keputusaasaan saat membacanya, padahal konflik-konflik yang diangkat adalah nestapa wong cilik.
5/5
0 notes
Text
Liverpool Arne Slot di uji MU
Pada hari Minggu 1 September Jam 10 Malam akan terjadi pertandingan antara Manchester United vs Liverpool di Old Trafford. Pertandingan ini akan seru karena duel pelatih dari Belanda kini keduanya bertemu di Liga Premier Inggris. Rekor keduanya saling mengalahkan akan tetapi Arne Slot unggul 1 pertandingan di Pra Musim kemarin melawan Ten Haq. Apakah di pertandingan nanti catatan rekor Arne Slot…
0 notes
Text
Catatan Kusut Malam Ini
Rasanya sudah sangat lama sekali aku tidak menulis di sini. Ya, gak lama-lama amat, sih. Ada banyak pikiran yang ingin aku tuliskan seminggu kebelakang ini, tapi selalu aku urungkan karena aku merasa 'tidak layak'.
Sedikit update, seminggu kebelakang ini, kabarku sebenarnya baik cuma agak stress aja :). Tapi masih bisa cukup tenang. Walaupun sebenarnya mungkin bagi orang lain masalahku akan bikin panik dan stres banget.
(Kadang bingung aku yang bisa masih tenang padahal situasi lagi sangat gak baik ini kelebihan atau kekurangan :)
Walaupun aku mencoba untuk tenang, ada cukup banyak hal yang membuatku merasa insecure, pusing dan (sangat) takut. Ada beban setiap harinya yang selalu bikin ngerasa gak layak untuk melakukan kegiatan lainnya. Sering kali ketika ingin meluangakn waktu untuk hobi atau menulis seperti ini, ada pikiran yang bilang,
"Kamu harusnya fokus saja menyelesaikan apa yang seharusnya sudah kamu selesaikan. Kamu sadarkan kalau udah gak ada waktu lagi?"
Walaupun terasa agak toxic, tapi ya pernyataan itu memang benar juga. Setidaknya pikiran itu membuatku berusaha lebih banyak. Namun, sayangnya walaupun aku sudah merasa lumayan berusaha, hasilnya masih tetap sama saja, masih tetap buntu :)
Hampir dua minggu ini pun aku selalu tidur lebih dari jam 1 pagi karena alasan yang sama. Ngerasa gak layak buat istirahat karena selalu gak bisa menyelesaikan target di hari itu. Selalu ngerasa gak enak karena selalu tidur dengan keadaan, "cape, aku masih belum berhasil lagi malam ini".
Kadang iri dengan teman-teman lain, yang bisa dengan lancar menyelesaikan seluruh tugasnya. Ya, itu wajar saja karena mereka sudah berusaha dengan baik selama ini. Namun, aku kira jika aku berusaha seperti mereka, aku juga bisa menyelesaikan ini dengan baik juga. Tapi... kok rasanya sama saja ya.
Aku masih tertinggal dengan orang-orang yang jauh lebih muda daripadaku. Walupun aku memulai lebih dulu dari mereka semua, tapi mereka bisa selesai lebih cepat daripadaku. Hal itu membuatku berpikir,
"Apa aku memang tidak sepintar itu ya?"
Aku kira masalahku hanya malas dan suka menunda. Padahal walaupun aku berusaha kayak yang lain pun, aku masih belum bisa seperti mereka. Mulai berpikir alasan aku suka menunda selama ini bukan saja karena aku merasa masih punya waktu, tapi karena memang aku tidak sepintar itu untuk bisa melakukannya. Hingga akhirnya aku selalu menghindarinya.
Orang bilang kalau lelah, maka beristirahat sajalah dulu. Aku paham, dan aku yakin kalau itu memang benar. Tapi, jika tidak ada waktu lagi, ya mau gimana? Apa orang yang berkata seperti itu mau menanggung perkerjaan yang aku tinggalkan?
-
Berbicara tentang perasaan, aku yakin dan memang sudah faktanya juga kalau itu hanya sementara. Termasuk rasa lelah, sedih, dan perasaan negatif lainnya.
Aku masih buntu, gak tau harus ngapain lagi, ragu apakah akan bisa berhasil.
Mencoba menerima perasaan itu, menerima kalau perasaan itu valid. Namun, mencoba juga agar perasaan itu tidak mengganggu keseharian kita. Sederhana, tapi cukup sulit untuk dipraktikkan.
-
Terlepas dari semua itu, aku ingin mencoba melihatnya dari sini lain.
Mungkin ujian sebenarnya yang aku alami sekarang bukanlah tentang menguji kemampuan akademik atau skill teknis lainnya. Tapi adalah ujian untuk mengatur emosi saat keadaan lagi gak baik.
Ya, memang ujian seperti akademik, karir, relasi, keluarga, itu memang masih tetap valid juga. Namun, menurutku itu bukanlah ujian utama bagiku sekarang.
"Jika kamu ingin menggapai mimpi besarmu itu, bukankah kamu harus menjadi orang yang lebih kuat? Dan inilah yang kamu butuhkan."
Sekarang adalah kesempatan besarmu untuk melatih dan membuktikannya. Karena jika menunggu kamu untuk cukup berani dan kuat, kurasa kamu akan menunggu selamanya.
Hal itu masih tetap menyulitkan, masih tetap bikin stres, masih tetap menakutkan.
Hal yang mungkin bisa sedikit membuat ini semua menjadi lebih baik adalah mengubah sedikit cara pandang kalau ini adalah hal terpaksa aku jalani menjadi bahwa ini semua adalah hal yang memang aku pilih. Dan ya ini memang hal yang aku pilih dan yang aku butuhkan.
-
Kurasa apapun yang aku tuliskan sekarang, tidak akan membuat hal yang harus aku selesaikan menjadi lebih mudah. Namun, aku harap setelah menulis ini setidaknya aku menjadi sedikit lebih berani.
Mungkin kamu sudah bosan mendengarnya, tapi kurasa harus aku sering ingatkan lagi. Kalau tujuan utamamu bukanlah untuk pecapaian x atau gelar y. Tapi adalah untuk mengambil pelajaran dari seluruh perjalanan ini. Untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih kuat. Karena memang itukan yang kamu harapkan?
Semoga masalahmu cepat ketemu solusinya. Semuanya akan baik-baik saja... umm sebenarnya sekarang juga udah gak baik-baik saja, sih... tapi, apapun kondisimu sekarang, aku yakin di perjalanan ini kamu sedikit demi sedikit akan menjadi manusia yang lebih kuat. Oleh karena itu, aku harap kamu bisa sedikit lebih menikmati perjalan ini.
Doa yang terbaik untukmu.
P.s. nulis tulisan apa lagi aku ini...
0 notes