#mayoritas
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Aprovecha nuestro productos nuevos 🇨🇳🇻🇪📱🚚📦 #collar #zarcilllos #joyasdeplata #tobilleras #bisuteria #pulsera #impotadores #enviotodoelpaís #mayoritas #almayor #venezuela🇻🇪 #chinaimportation #yiwumarket https://www.instagram.com/p/CpkEshYuGT2/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#collar#zarcilllos#joyasdeplata#tobilleras#bisuteria#pulsera#impotadores#enviotodoelpaís#mayoritas#almayor#venezuela🇻🇪#chinaimportation#yiwumarket
0 notes
Text
Aku Pernah Agnostik!
Sebagai manusia yang tumbuh besar di Indonesia dan beragama Islam, aku merasa sangat beruntung. Menjadi muslim di Indonesia adalah sebuah privillage. Sebagai contoh kecil privillege yang aku rasakan: aku sering kali diminta menjadi MC di beberapa komunitas/acara. MC tentu saja tugasnya adalah membuka/menutup sebuah acara. Teringat dahulu ada temanku non islam, yang diberi tugas memandu acara, dia tidak percaya diri karena memandu acara di komunitas yang plural. Saya pun bingung mengapa dia tidak PD, karena yang saya tahu dia adalah orang yang cukup percaya diri untuk tampil di depan umum.
Dia berbisik-bisik ke saya, "Ser, kamu aja ya yang jadi MC" saya balas.. "eh.. lha lapo kok aku... emoh..." usut punya usut, ternyata ini dikarenakan dia bingung dan kagok jika harus membuka dengan kalimat "Assalamualaikum Wr.Wb".
Dia pun melanjutkan perkataannya, "Nanti kalian nggak boleh menjawab salamku to..... karena aku non muslim".
Aku MAK DEG!. iya.. benar juga! kebenaran komunal umat muslim adalah jika ada non muslim yang memberikan salam Assalamualaikum Wr. Wb. maka tidak wajib dijawab atau dijawab dengan kalimat "waalaikum/waalaikumsalam" tidak dengan kalimat lengkap warrahmatullahi wabarakatuh.
Hal ini sontak membuatku berfikir, iya juga.. terlahir menjadi non muslim, hal simpel untuk membuka acara saja mereka harus berfikir 2x.
Pengalaman lain, sekitar tahun 2010/2011 ketika saya kuliah di luar negeri juga menggiringku ke situasi yang merangsang otak nalar logisku tentang ilmu islam itu sendiri. Berada pada lingkungan negara yang mayoritas non muslim bahkan atheis, memicu pengalaman-pengalaman unik.
Suatu ketika ada kawanku local student bertanya kepadaku, "Do all muslim women wear hijab?", aku membalas "No".
Wajahnya nampak bingung. Lalu dia menunjuk temanku yang muslim sebelahku yang kebetulan tidak berhijab. Dia kembali bertanya.. "how about you, are you muslim?", temanku menjawab "Yes". So why you are not like Asri wear the veil? is in not mandatory to wear hijab?". Temanku bingung menjawab. Aku mencoba mencairkan suasana dan menjawab dengan simple. "actually it's fashion style, however we must dress modestly and not too reveiling". (sebenarnya ini hijab adalah gaya fashion, akan tetapi dalam islam kita harus berpakaian sopan dan tidak terlalu terbuka). Kawanku local student terlihat bingung mencoba mencerna perkataanku.
Berada di negara orang dengan lingkungan yang bukan mayoritas muslim tentu saja ada orang-orang yang menyerukan bahwa kita tidak boleh berteman terlalu dekat dengan orang-orang "kafir", karena dilarang oleh agama. Mereka menambahkan ujarannya dengan dalil-dalil Al-Quran agar tidak berteman dengan orang yang bukan seagama/islam.
Kejadian ini sangat membuat nalar logikaku berkecamuk, mempertanyaan tentang "Siapa Tuhan". Apakah Islam agama yang benar?
Jika hanya orang yang ber-KTP islam yang masuk surga, maka hanya sejak zaman 500 M ketika Nabi Muhammad memulai syiar tentang islam saja yang masuk surga?
Tidak masuk akal, berarti dari manusia pertama - Nabi Muhammad tidak ada yang masuk surga? Tidak mungkin Allah adalah Tuhan yang tendensius seperti itu, lalu buat apa Sang Khalik menciptakan manusia dari awal jika hanya yang ber-identitas Agama Islam saja yang boleh bahagia di alam selanjutnya.
Sejak momen tersebut, aku berubah menjadi seorang Agnostik....Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa tetapi Meragukan tentang eksistensi dan siapa sebenarnya Tuhan!
Situasi ini menghadapkanku pada keraguan tentang islam. Dan akhirnya memaksaku untuk mempelajari hakikat Islam dan Al-Quran lebih dalam. Aku membaca dengan teliti kitab dan terjemahan. Kata yang aku cari pertama kali adalah "KAFIR".
ASw 10 Oktober 2024
1 note
·
View note
Text
Memakai ART Di Rumah Bukanlah Aib
Dulu aku sempat berpikir, memiliki asisten rumah tangga (ART) di rumah adalah sebuah kekurangan sebagai istri. Aku merasa bukan istri yang satset dan telaten. Di berbagai konten sosial media, banyak yang memuji ibu-ibu tanpa ART sebagai ibu yang hebat seakan-akan yang menggunakan ART menjadi berbeda nilainya..
Nasihat Rasulullah pada anaknya, Fatimah menjadi penyemangatku saat benar-benar keteteran.
“Wahai Fatimah, tiada istri yang menggiling tepung untuk suami dan anaknya kecuali Allah mencatatkan kebaikan baginya pada setiap biji dari gandum, meleburkan dosa-nya, dan meninggikan derajat-nya.”
Di tahun-tahun pertama pernikahan aku stress dengan segala beban kerja domestik ditambah aku sedang hamil anak kedua. Sesuatu yang menjadi pengalaman pertama bagiku karena dari aku kecil, ayahku selalu menyediakan ART untuk ibu di rumah.
Baik orangtua maupun mertua menyarankan untuk mempekerjakan ART di rumah. Tapi aku masih keukeuh untuk menggarap semuanya sendiri, karena standar ibu yang keren bagiku masih ibu-ibu yang mengurus rumahnya sendiri tanpa ART. Sebenarnya aku nggak sesendirian itu mengerjakan pekerjaan rumah karena suami selalu terlibat. Suamiku yang mencuci dan menjemur baju, sering juga ikut mencuci piring. Cuma bagiku, semuanya tetap tanggung jawab istri. HAHAHA definisi mempersulit diri sendiri.
Sampai satu ketika aku sudah kewalahan dan berimbas ke emosi yang tidak stabil ke anak maupun suamiku. Kamipun sepakat mempekerjakan ART di rumah, dan berkali-kali suamiku menekankan bahwa ini bukan sebuah dosa, bukan sebuah kekurangan, toh kita juga malah membantu ART untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Terlalu lama di stereotype bahwa semua tugas domestik rumah tangga adalah tanggungjawab istri, membentuk pikiranku jadi seperti ini. Padahal yang diajarkan Rasulullah berbeda. Rasulullah sangat suka mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Rasulullah bahkan tidak membebankan pekerjaan rumah tangga kepada istrinya.
Dalam sebuah hadits, Aisyah Ra. pernah ditanya, "Apakah yang dilakukan Rasulullah SAW di rumah?"
"Beliau ialah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu, dan melayani diri beliau sendiri," jawab Aisyah Ra. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Mayoritas ulama sepakat bahwa mengerjakan pekerjaan rumah termasuk kewajiban suami. Empat mazhab besar termasuk yang berpendapat demikian. Ulama dari empat mazhab besar, yaitu Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy Syafi'iyah, Al-Hanabilah dan ditambah Mazhab Adz-Dzahihiri, semua sepakat mengatakan bahwa para istri sebenarnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya. Kewajiban istri lebih dibebankan kepada melayani suaminya dalam urusan 'ranjang'.
Jadi, secara umum jumhur ulama cenderung sepakat bahwa tugas istri bukan mengerjakan urusan rumah tangga. Kalau pun ingin dikerjakan sendiri, maka itu menjadi sebuah ibadah sunah yang akan menambah nilai pahala bagi istri.
Sebuah plot twist yang kemudian banyak menyadarkanku. Tapi ini nggak menjadikan kita sebagai istri berhak semena-mena ke suami. Jadi validasi supaya bisa malas-malasan di rumah. Lebih kepada, rumah tangga ini sebaiknya dibangun atas dasar saling menghargai dan saling cinta...
If we love some one, we could do anything for him/her, ya nggak sih? wkwk. Saling bantu membantu, saling backup, akan sangat menambah rasa cinta kita kepada pasangan.
Jadi casenya, buat istri yang disediakan ART oleh suaminya, jadi makin cinta karena suami melakukan kewajibannya..
Istri yang nggak ada ART, tapi suaminya terlibat dalam domestik , dan saling bantu, jadi semakin cinta karena kerja sama tim yang luar biasa.
Suami yang istrinya sanggup mengerjakan kerjaan domestik, jadi makin cinta karena kewajibannya sudah dibantu diringankan oleh istrinya.
Suami yang tidak sanggup menyediakan ART untuk istrinya, secara sadar menunaikan kewajibannya mengurus rumah tangga, dan sangat berterimakasih kepada istrinya karena sudah mau membantu meringankan pundaknya.
Suami yang sibuk bekerja, dan tidak banyak mengerjakan domestik, sangat menyayangi dan menghormati istrinya karena sudah banyak dibantu. Sehingga, dia memuliakan istrinya dengan cara yang lain, yang dia bisa.
Alhamdulillah, alhamdulillaaah..
Islam begitu indah mengaturnya :)
98 notes
·
View notes
Text
Tongkrongan Maya
Kalau 'nongkrong' di tumblr, rasanya hati menghangat karena bacaan yang dikonsumsi lebih banyak tulisan reflektif (sebagaimana mestinya). Jadi seperti 'menghidupkan' kepekaan terhadap apa yang terjadi dalam hidup kita.
Sementara kalau nongkrongnya di threads, bawaannya mode belajar. Karena yang kukonsumsi lebih banyak ke pengetahuan, pengalaman, how to, dan informasi-informasi yang berguna.
Terakhir, kalau nongkrongnya di IG, bawaannya ingin 'show off'—based on visual (misal: foto). Semisal, apa yang sedang kita kerjakan, sedang ada dimana, momen apa yang lagi happening dalam hidup.
Ada tipikal orang yang pamer keilmuannya (bagus banget ini!), pamer pengalamannya (dalam mengasuh, mendidik anak, memiliki perintilan barang yang bisa berguna; biasanya afiliator), dan bagi para ilustrator (karena lingkaranku disini) banyak yang pamer karyanya.
Pamer di sini bukan berarti jelek ya, selama yang dipamerin hal-hal yang motivating dan bermanfaat buat yang lihatnya, oke oke aja.
Walau hati-hati kita bisa terjebak kalau kita kondisinya lagi ngga baik-baik aja.
Dititik ini jadi sadar lagi kalau tiap sosmed ada "peruntukkannya" masing-masing. Dan tiap sosmed menunjukkan karakter mayoritas penggunanya (menurutku ya 🤔🙂).
Menurutmu, bagaimana?
Tangerang, 3 September 2024 | 19.22 WIB
46 notes
·
View notes
Text
Doaku diijabah.
Rasanya kalo bisa menuliskan semua hal yang aku doakan, pasti ada banyak yang sudah aku centang menandakan sudah banyak doaku yang diijabah.
Bahkan, adakalanya aku merasa doaku dijawab dengan lebih banyak kebaikan daripada apa yang aku minta. Allah kasih lebih banyak, Allah kasih lebih baik.
Maka dari itu, aku berusaha merenungkan apa-apa saja doaku, dan bagaimana aku menghambakan diri merayu Allah. Apakah caraku sudah baik, sudah mengiba, atau malah membuat Allah cemburu.
Mengapa membuat Allah cemburu?
Aku teringat perjalanan dari Madinah menuju Mekkah. Sudah berpakaian ihram dan mengambil niat umroh. Aku membaca pesan-pesan dari orang-orang yang menitipkan doa. Aku juga sudah mempersiapkan doa-doa yang ingin aku panjatkan. Aku menyadari, bahwa doa-doaku isinya duniawi.
Perjalanan yang cukup jauh ditempuh. Aku beribadah dengan mengharapkan keindahan akhirat. Tapi doaku mayoritas isinya dunia. Aku ingin mendapatkan A, aku ingin memiliki B, Aku ingin melakukan C. Semuanya tentang kesenangan dunia.
Walaupun tidak masalah semua permintaan itu. Sebab dunia seisinya pun milik Allah. Wajar kalau kita meminta kepada-Nya.
Tapi, aku menyadari, terkadang isi doaku bisa saja membuat Allah cemburu.
Maka aku belajar untuk menutup doaku dengan, "Yaa Rabb, aku menerima segala ketetapan-Mu." Selayaknya doa Nabi Zakaria, "Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu Yaa Tuhanku."
Dan ketika aku terbiasa menutup doa seperti itu, aku menyadari, tidak ada doa yang tidak Allah dengarkan yang tidak Allah jawab.
Meskipun terkadang membutuhkan waktu yang lama, seiring kita selalu mengingat, apa yang kita terima hari ini adalah doa-doa yang sudah terucap oleh diri sendiri, ataupun orang-orang yang mendoakan kita.
Mari berdoa, minta doa, dan mendoakan. Kelak satu persatu kebaikan akan datang.
Baarakallahufiikum.
72 notes
·
View notes
Text
TAPAK JEJAK
Lagi belajar nulis. Kumpulan kabar gembira bagi umat manusia sekaligus pengingat bagi diri sendiri.
Berikut beberapa tulisan tematik yang semoga bermanfaat bagi para pembaca :
#AbaMenulis
Kumpulan tulisan random dan suka-suka. Mau nggak efektif kalimat atau maksudnya, yang penting nulis dulu. Buat jam terbang.
#QuranReviewAba
Kumpulan tadabbur ayat Al-Quran dari buku "30 Days Make It Bettter" & "30 Night Make It Closer" dari Quranreview dan ayat-ayat random.
#CatatanKemenangan
Kumpulan tulisan saat bulan Syawal 1445 Hijriyah sebagai ikhtiar menjemput kemenangan abadi :
Adab Komunikasi Dalam Silaturrahmi
Amanah Rasul
Syahadat Adalah Perlombaan!
Adab Tak Lekang Zaman
Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Kenapa Dakwah?
Overthinking Hari Buku
Satu Alasan Bangkit
#SerialCinta
Kumpulan tulisan yang mencoba tidak bucin tapi mengajak untuk memahami arti cinta sejati :
Realitas Cinta
Absurditas Cinta : Cerita Buku
Seni Menanti Cinta : Cerita Buku
Ibadah Terlama
Cinta dan Perang Suci
Realitas Cinta #2
Cinta Jiwa Cinta Misi
#DakwahKampus
Kumpulan tulisan perihal dakwah kampus yang mayoritas berdasar keresahan dan pengalaman pribadi :
Soal Waktu
Amal Jamai
Tahu Tempe Dakwah
Teruslah Bergerak
Amal Yaumi
Kemenangan Dakwah Kampus
Pendewasaan
Perbaikan Diri
Dai dan Murrabi
Post Crisis Dakwah Kampus
4 Hal Penting Dakwah Kampus
#MonologPemimpin
Refleksi tentang kepemimpinan dalam rangka mempersiapkan pemimpin zaman :
1. Monolog Pemimpi(n)
2. Ruang Bertumbuh
#CeritaBukuAba
Aku juga menulis buku :
Bahtera Dakwah 2024 (Kumpulan tulisan tentang Dakwah Kampus) Kalau mau membeli, DM saja.
Menyala Kesatuan 2024 (Kumpulan tulisan menyambut Milad KAMMI ke-26) bisa baca di sini.
Tapak Mula 2024 (Refleksi Menuju Separuh Abad) bisa baca di sini
Tidak Bermula Dari 7 Oktober 2024 Membaca sekaligus donasi gas.
Cerita buku yang pernah kubaca, bisa ke sini.
Yang sudah baca bukuku, boleh dong kasih kritik saran
#menyambutkemenangan#seperempadabad#mengerikan#dakwahkampus#pemudaislam#perihalcinta#CeritaBukuAba#catatankemenangan#QuranReviewAba
62 notes
·
View notes
Text
Mylog: Rotten Normal
Dulu aink pernah ikut proyekan sama salah satu instansi pemerintah. Penelitiannya di Poso, kurang lebih sebulanan disana. Berangkat dari Jakarta naik pesawat, jadi semua anggota penelitian baik dari instansi atau peneliti muda dari kampus janjian ketemu di bandara.
Ada kejanggalan pas mau berangkat. Ada seseorang dari instansi yang setelah foto pamit pulang, padahal outfitnya Uda oke. Tadinya aink pikir emang cuma nganter aja, ternyata ada tiket pesawat buat orang itu dan di dalem pesawat ada satu kursi kosong. She bailed out,. Cuma ikut foto doang pas mau berangkat. Tapi anggota yang lain tampak memaklumi itu.
Selama di Poso, kami nginep di rumah warga yang non muslim karena memang jarang banget ada warga muslim disana. Yang bikin aink salut, para peneliti dari instansi ini getol solatnya. Solat wajib selalu ngajak berjamaah. Ada sih satu dua orang yang muslim tapi ga solat (bahkan minum tuwak) tapi mayoritas rajin ibadahnya.
Bahkan meskipun ke lapangan ampir seharian, ketika masuk sepertiga malam mereka pada tahajud. Aink pun jadi ikut kebawa Soleh, karena ngeliat yang rajin ibadah.
Sebulan berlalu, selain insiden ada yg ga jadi ikut pas mau berangkat, semua fine fine aja. Ketika data dari lapangan uda rampung, para peneliti dari instansi ini mulai nyusun data laporan keuangan. Aink ikut bantu dengan cara motoin KTP tenaga lokal yang ikut bantu selama proses pengambilan data.
Aink tau perkiraan jumlah tenaga lokal yang dipake, bahkan untuk yang bareng kerja sama tim aink, aink hafal mukanya. Nah yang aneh tuh, KTP yang dilaporin ke pusat sebagai tenaga lokal tuh berbeda sama yang di lapangan. Beda jumlahnya, beda banget.
Aink nanya dong yah, ini kok KTP nya banyak banget, yang ikut kerja kan cuma sekian?
Yang mana dijawab dengan
"jadi Pi in is mah harus pinter manipulasi data"
Abis ngejawab kayak gitu, si peneliti instansi yang berstatus Pi in is bercerita soal beberapa kegiatan malpraktik di lapangan. Lalu ditutup dengan "urang aja baru setaun dilantik Uda bisa kebeli rumah, bahkan setelah beli rumah sisa duit teh Masi banyak"
Mulailah kebongkar, si bapa ini punya itu, si bapa ini punya kontrakan sekian pintu,. Dll
Mungkin mereka nyerita kayak gitu buat motivasi aink supaya lebih giat belajarnya dan lulus CPNS. Nanti bisa kerja bareng mereka.
Yang ada aink malah mual, sambil terus motoin KTP warga yang dikumpulin sama perangkat desa.
Dari Poso, kami berangkat ke palu karena pulangnya naik pesawat dari sana. Pas nyampe hotel, ternyata si oknum yang ga jadi berangkat pas di Jakarta Uda standby 🙃. Di palu kami makan makan di restoran, beli oleh oleh trus foto foto sebelum pulang.
Belakangan aink baru tau kalo ternyata, tim peneliti instansi Ini tuh ngambil giliran buat "bolos" pas proyekan. Jadi pas mau berangkat foto dulu, trus pulang. Nah nanti pas Uda beres baru nyusul ke lokasi. Ikut foto foto trus pulang bareng. Emejing
Sepanjang jalan pulang, aink agak merenung. Ternyata hal hal yang kayak gitu tuh uda lazim/normal di kalangan tertentu. Apakah salah? Kalo kata aink sih salah ya. Cuman saking normalnya perilaku kayak gitu, orang orang yang solat wajibnya rajin dan bahkan sering tahajud pun Uda dimatikan hatinya untuk menyadari bahwa hal itu tuh salah.
Kebayang ga sih, uda sering ibadah ini itu tapi tetep ga bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Malem muhasabah, paginya kembali rasuah.
22 notes
·
View notes
Text
Sudah lama untuk tidak membicara soal cinta, dan cenderung menjauhi soal ini; karena secara pandangan subjektif pribadi, membahas hal tersebut membuat kita terlena dan lupa, bahwa ada hal-hal lain yang bisa kita bicarakan
Tidak sepenuhnya salah membicarakan cinta, bahkan hidup tanpa cinta, ya tidak akan bewarna, hanyasaja, persoalan cinta di mayoritas kita hanya berkutat soal mencintai dia, sehingga lupa Dia
Padahal secara ilmu, cinta adalah makhluk ciptaanNya juga. Sebagaimana sifat wajib Allah yaitu Qidam, yg berarti yang Paling Awal, maka yang datang setelahnya adalah makhluk. Maka sejatinya kita serahkan perkara ini kepada Yang Menciptakan dan Memilikinya
Lalu kenapa dibahas? Karena ada kepentingan merapikan pikiran sebelum dituangkan di presentasi, yang kedua sebagai seorang kakak laki-laki yang sering jadi tempat curhat adiknya, maka sekiranya perlu belajar lagi.
Ya cinta; satu kata yang menggerakan, bahkan bisa jadi membawa perubahan. Karena cinta itu membuat jiwa menggelora, akal pikiran terus bergerilya, hingga akhirnya perbuatan yang memutuskan; sekali cinta harus diperjuangkan
Cinta, sebenernya netral. Maka tergantung konteks yang membuatnya muncul, dan pada tulisan ini kita coba diskusikan soal konteks kita kepada lawan jenis kita masing-masing; pr kepada lk, lk kepada pr.
Itu fitrah! Yaps, lagi-lagi cinta adalah makhluk Allah yang dihadirkan agar kita bisa merasakan kasih sayang, sebagaimana Sang Pencipta; Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
Tapi terkadang fitrah cinta ini, terlalu besar kendalinya dalam diri kita, hingga kita melampaui batas. Ada yg kemudian melanggar batas-batas dalam adab komunikasi, hingga muncul prasangka satu sama lain, hingga melanggar fitrah itu sendiri, ya menjadi kaum yang terlaknat.
Lalu bagaimana kita menyikapi cinta?
1. Bersyukurlah Allah masih karuniakan cinta dalam diri kita, yang dengan itu, lagi-lagi kita bisa merasakan kasih sayang satu sama lain
2. Kendalikan cinta dengan ilmu. Lagi-lagi pengikat agar tak melampaui batas adalah ilmu yang sudah Allah jabarkan untuk kita; lewat quran, hadist, ataupun sejarah
3. Jika memang ikhtiar ilmu sudah semaksimal mungkin kita lakukan; coba kita tengok, kira-kira cinta yang kita rasakan apakah positif menuju ridhonya atau semakin membuat kita jauh dari hal tersebut
4. Beberapa amalan untuk mengendalikan cinta; berpuasa, jika tak sanggup maka menikahlah, semoga lebih menentramkan hati kita masing-masing
Sebenernya ada yg ingin banyak ditulis, tapi ini point-point saja, semoga berkenan
Lalu apakah saya sedang jatuh cinta? Biarlah Allah dan keluarga terdekat saya yang tahu, yang terpenting jangan lelah terus mencari ilmu🫡🌾🔥
70 notes
·
View notes
Note
Kenapa sih, mayoritas laki-laki, ketika lagi pdkt, janjinya manis² tapi setelah memiliki, manisnya tiba-tiba menguap perlahan, bahkan ada sebagian dari mereka, ketika dia hendak meninggalkan atau berpisah maka dia akan sengaja memberikan rasa pahit ?
KARENA PEREMPUAN MERASA DIRINYA PIALA
Sudah berjuta kali saya bilang yang begini adalah hasil dari hubungan yang tidak setara; effort yang tidak seimbang. Perempuan yang merasa dirinya layak untuk dikejar-kejar; yang merasa laki-laki yang harusnya berusaha; merasa perempuan itu harusnya menunggu. Pola pikir seperti ini tidak ubahnya seperti menjadikan perempuan sebuah objek. Seperti piala yang diperjuangkan. Kebanyakan dari perempuan punya cara berpikir seperti ini.
Akibatnya apa? Ketika ketemu dengan laki-laki yang merasa perempuan sebagai objek yang perlu dimiliki dan diperjuangkan, maka dia akan memperlakukannya seperti objek pula. Saat dia sudah merasa puas, dia akan mencari yang lain. Saat dia tidak menemukan kepuasan, dia juga akan mencari yang lain. Apalagi ketidakpuasan itu diiringi dengan rasa kecewa.
Waktu belum memiliki, dia akan mengeluarkan segala upaya untuk mendapatkannya: janji manis, sikap terpuji, perangai yang beradab. Semua itu upaya yang perempuan mau, bukan? "Mau lihat effort," mereka bilang.
Tapi, pas laki-lakinya sudah memiliki dan akhirnya tahu luar-dalam, ternyata perempuannya biasa saja. Ternyata tidak ada yang istimewa. Bahkan ternyata menyebalkan. Semua tidak sesuai dengan ekspektasi saat dia dipaksa untuk memperjuangkannya. Tidak puas. Apa yang terjadi jika itu sebuah objek? Ya, dia akan mencari objek baru. Zaman sekarang sangat mudah untuk mengenal orang baru dengan aplikasi atau akun-akun alter. Begitu terus orang-orang yang punya konsep "effort harus dari laki-laki" berputar silih-berganti.
Jangan jadi perempuan yang maunya lihat effort laki-laki. Tapi, jadilah perempuan atau laki-laki yang mau effort itu bareng-bareng. Laki-lakinya effort, perempuannya juga effort. Hargai orang lain sebagai manusia, bukan benda yang harus dikejar. Jangan jadi benda itu.
29 notes
·
View notes
Text
Naik Kelas, Melihat Dunia
Saya lahir dari keluarga tidak berpendidikan. Ibu saya tidak tamat SD. Ayah saya meninggalkan madrasah tsanawiyah (setara SMP) karena yatim piatu dan tidak ingin merepotkan kakak tiri dan suami kakak tirinya yang memberi atap, makan, dan menyekolahkan. Saya sejak kecil tidak merasakan "kemewahan" seperti handphone pribadi, komik, diantar jemput pakai mobil, sega, nintendo, playstation atau liburan ke luar kota. Kami sekolah, mengerjakan PR, mengaji di mesjid, and repeat. Kami tidak tahu apa itu politik dalam negeri, apalagi politik luar negeri seperti penjajahan Isra3L pada Palestin4.
Baru setelah merantau ke Singapura, saya mulai belajar apa itu pergerakan, tipis-tipis. Sebelum lulus kuliah ikut Forum Indonesia Muda yang membuat saya terekspos dengan dunia aktivisme. Tapi masih fokusnya pada isu-isu nasional.
Saat master dan PhD di Inggris saya terekspos lebih jauh dengan aktivisme yang lebih formal, seperti menulis antologi, menulis opini di media massa, dan lalu policy brief (semacam rekomendasi kebijakan berdasarkan bukti dan studi ilmiah).
Menjelang lulus PhD, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris ketar-ketir dengan invasi Rusia ke Ukraina. Tiga entitas politik ini mengutuk aksi Putin dan mengirim bantuan pada warga Ukraina. Media satu suara mengecam Putin. Beberapa negara juga buka pagar untuk pengungsi Ukraina sebagai bentuk simpati.
Sekarang saya bekerja di Inggris, invasi dan pembunuhan secara terang-terangan oleh IsraëL kepada warga Palestin4 dengan jumlah korban 8000an dalam waktu tiga minggu. Korban masih berjatuhan, aksi militer terus digencarkan dan parahnya didukung oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaaan Inggris.
Dunia Barat dan negara superpower punya dua muka. Tahun lalu mereka mengecam invasi Rusia ke Ukraina, tapi tidak invasi Isra3L ke tanah Palestina.
Ini bukan perang karena seperti Ukraina-Rusia, kekuatan militer tidak sebanding. Ini invasi, penjajahan.
Ada hal-hal yang ternyata sulit diubah, tapi bisa jika kita semua satu suara melawan dan menolak diam.
Media massa sudah dua dekade berpihak pada Isra3L. Media massa punya pemilik. Pemiliknya punya keberpihakan. Pemilik media yang besar-besae berpihak pada siapa yang punya. Sulitnya, media seperti CNN dan BBC dipegang kendalinya oleh pendukung misi IsraëL. Kecaman pada grup militan di negara Timur Tengah dan Afrika itu bisa jadi teramplifikasi oleh media massa. Ketika kita lihat mendalam, ternyata ini jadi justifikasi Amerika Serikat membunuh ribu bahkan jutaan manusia di negara "konflik". Well, konflik ini mereka yang mulai dan amplikasi. Dibaliknya ada motivasi lain--sumber migas misalnya.
Ideologi Isra3L itu jelas, zionisme--merampas Tanah Palestina, menghapuskan negara dan bangsa Palestina demi berdirinya negara-bangsa Yahudi. Dari ideologi saja, sudah seharusnya kita tidak berpihak karena untuk mencapai misinya, Isra3L akan membunuh dan mengusir jutaan manusia warga lokal Palestina.
Isra3L sudah tumbuh menjadi negara maju yang punya jaringan bisnis. Ini membuat Uni Eropa tidak mengecam partner bisnis mereka koloni penjajah Isra3L.
Politisi punya hubungan dengan pebisnis Isra3L/orang-orang pendukung ide Zionisme. Misalnya, Perdana Menteri Inggris yang punya investor mantan militer Isra3L dan pejabat pentolan UNICEF ada istri dari investor bagong pendukung zionisme.
Dari 4 hal ini, sulit melawan jika banyak dari kita hanya diam. Media massa dan politisi negara maju tidak berpihak pada Palestin4. Bahkan 1-2 negara Arab malah "membantu" operasi pembantaian warga Palestin4 yang sedang berlangsung.
Jadi, harapan warga Palestin4 tinggal suara mayoritas (orang biasa, kita semua).
Setiap dari kita bisa melawan 4 kesulitan di atas. Lawan media massa yang misleading dengan media alternatif yang berpihak pada kemanusiaan. Tolak eksistensi Isr4el karena ideologinya pengusiran, perampasan, pembantaian, dan rasis. Anggurin semua komen pro-Isra3L biar komen mereka tenggelam. Like & reply komen yang cocok di hati. Jangan pakai istilah negara israhell, karena kita harus menolak mereka sebagai negara karena sejatinya mereka adalah koloni penjajah (settlers colonial state) yang sudah dibiarkan dunia (dengan kawalan negara adidaya) untuk mengambil rumah dan tanah warga Palestin4. Penjajah nomor satu, pembunuh nomor satu abad ini.
Lalu, lawan dominasi ekonomi dengan boikot brand dan block influencer yang mendukung Isra3L secara ekonomi maupun moril. Suarakan kebenaran terus menerus sampai dukungan hak warga Palestin4 dan kecaman pada pemerintah kolonial Isra3L menjadi mainstream. Kita mau semua manusia di dunia diakui sama dan punya hak yang sama, juga warga Palestin4 diakui setara (tidak seperti hari ini dimana pemerintah penjajah Israle menanggap warga Palestin4 hewan. Terlaknat mereka!)
Jika ada kesempatan, berkumpul dan ikutlah turun ke jalan. Buat perjuangan Palestina dan kejahatan perang Isra3L ini obrolan keluarga dan lingkar pertemanan kita. Jika busukny mereka sudah diakui jutaan orang, Isra3L dan teman-teman gentar dan mungkin akan meninggalkan perdana menteri IsraëL terpojok. Buat semua kanal media/tokoh yang mendukung Isra3L malu karena argumen invasi dan pengeboman mereka tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan HAM.
Akhirnya, Isra3L akan capek dan habis tenaga jika kita potong aliran dana dan sokongan pada mereka, seperti Rusia akhirnya tarik mundur karena melanjutkan invasi terlalu mahal.
Your boycott is important. Your voice to push politicians to cut ties with IsraëL is important.
We will win this together.
*
Ditulis oleh Bening, seorang anak pedagang kain di kios berdebu di pasar penampungan di Pekanbaru, dia baru saja mengedukasi dirinya lewat media alternatif dan akun Instagram wartawan lapangan di Gaza.
92 notes
·
View notes
Text
Kesempatan
Seminggu yang lalu aku ke pom bensin terdekat, isi full motor ku. Pas ku lihat mbak yang ngelayanin, "kek kenal", pas lihat namanya "oh iya temen SMP". Lalu sepanjang jalan aku mikir, "berapa ya gaji di pom bensin? mana berdiri terus, outdoor pula". Kemudian aku bersyukur, ya, aku bersyukur karna melihat pekerjaan perempuan di desa yang kerjaannya blue-collar (aka buruh), sementara aku (Alhamdulilah nya) white-collar (aka pekerja di kantor). Aku gak munafik, karna seringnya kita bersyukur karna melihat orang lain yang gajinya dibawah kita (menurut pandangan kita sendiri).
Lalu aku berpikir lagi, aku bisa seperti ini karna aku diberi dan mengambil kesempatan untuk SMA di kota, pilihan yang minoritas, sementara mayoritas bersekolah di kecamatan. Selepas SMA, aku juga diberi dan mengambil kesempatan untuk berkuliah di Kota besar, bukan kabupaten.
Ketika teman-temanku bekerja di pabrik selepas SMA, mereka kerja keras, mikir kerjaan, aku? aku mikir UTS-UAS-Skripsi. Lalu aku sekolah lagi, mikir lagi, ujian-Tesis, teman-teman ku? ya tetep kerja, mikirin kerjaan juga.
Lalu ada satu titik dimana, aku dengan pekerjaan ku di depan laptop yang lebih banyak butuh fokus otak, sementara teman-teman ku yang buruh lebih banyak butuh fisik. Keduanya sama-sama kerja, sama butuh pengorbanan untuk sampai di titik itu, tapi yang membedakan adalah ada kesempatannya gak? mau ngambil kesempatannya gak? Dan waktu SMP/SMA dulu, aku punya privilege kesempatan itu.
Dulu pas SMP, aku cuma mikir mau sekolah ke tempat yang paling bagus. Pas SMA, cuma mau sekolah ke kota besar. Gak kepikiran soal blue atau white collar berikut range gajinya. Ya mungkin itu juga yang membedakan. Seberapa willingness anak itu untuk belajar dan berkembang.
27 November 2023
38 notes
·
View notes
Text
Merasa perlu diabadikan. Sejarah Anggrek Kuning Ibu Mertua.
Keluarga suami bukan tipe suka kasih kejutan atau hadiah. Nggak ada perayaan yang gimana-gimana sampai bingung gimana yaaa kalau ibu mertua ulangtahun. Tanya suami, yaa beliau juga gatau.
Beberapa kali momen terlewati, merasa belum berhasil juga, karena waktu kasih hadiah responnya ya datar-datar aja hahaha. Tahun ini ibu ultah. Semua sudah pulang ke Purworejo kecuali aku, yang masih harus di Jogja karena pekerjaan.
Bilang ke suami pengennn balik rumah Purworejo, tapi jangan bilang-bilang ibu. Biar kejutan. Sebelum pulang mampir ke Mall diem-diem juga ga bilang suami. Eeeh ketahuan wkwkwk, dilacak lewat komputernya😂
"Ibu kan ga bisa makan kuenya"
"Ibu kan ga biasa hadiah-hadiahan"
"Anggrek?"
Wkwkwkk. Suamiku selalu mengingatkan. Dan bolak-balik bilang supaya ga mubadzir. Mungkin dia takut aku sedih juga ya karena menaruh ekspektasi tinggi.
Huft gapapa. Aku rodo ngeyel.
Ga bisa makan kue bukan berarti g suka. Ga biasa dikasih hadiah bukan berarti ga suka.
Perempuan mana yang ga suka dikasi kejutan dan bunga? Ya ada sih (wkwk) tapi mayoritas pasti suka. Aku merapal doa semoga ibu mertua masuk golongan mayoritas😂
Habis dapet bunga dan kue, cusss meluncur, nyetirlah aku ke Purworejo. Udah berusaha secepet mungkin supaya ga kena maghrib karena jalannya serem, tetep kena karena macet jam pulang kerja🥲
Bismillah aja. Ga takut hantu aku, takut begal😭 sepanjang jalan minta perlindungan Allah. Dan sampailah aku setengah 7 malam di Purworejo. Alhamdulillah selamat!!
Dateng-dateng ibu bengong, "NGAPAIN KAMUUUUU? SENDIRIAAAN?"
"Iya... bawain ibu bunga sama kue. Selamat ulangtahun ya ibu, sehatsehat..."
Dan beginilah asal muasal bunga ini ada di status WA ibu mertua. Terima kasih Ya Allah sudah diizinkan sedikit bikin ibu bahagia :")
Karena balas segala kebaikannya aku ga kuat...
Semoga terus Engkau izinkan untuk mencicil satu demi satu kebahagiaan kecil untuk beliau, meski ga seberapa.
Sehat-sehat ibu mertua terbaik sedunia!
120 notes
·
View notes
Text
Dahsyatnya Adzan
Dua hari lagi tanggal 19 Desember 2023, tepat 2 bulan saya berada di Negeri Sakura. Rasa-rasanya ada sebuah kerinduan suasana yang dulu mungkin sering saya tidak sadari sedahsyat itu rasanya.
Memang benar nasehat baik yang mengatakan bahwa sebuah nikmat akan lebih terasa jika nikmat itu telah dicabut atau berkurang.
Saya merasa betul bahwa adzan itu begitu nikmat, apalagi suasana adzan-adzan di desa, perkampungan daerah saya. Masih teringat persis bagaimana nuansanya.
Adzan adalah nutrisi iman yang paling sering didapatkan bahkan tidak pernah kita minta, hadir secara begitu saja tanpa kita setting di aktivitas kita, jika kita berada di lingkungan mayoritas Muslim, sebagaimana Indonesia.
Jika memaknainya, maka begitu dahsyat rasanya. Serta adzan adalah panggilan shalat, pengobat rindu akan ibadah.
Adzan membuat saya bergetar, semoga bukan hanya karena rindu mendengarnya, namun memang sadar karena kedahsyatannya. #berkumandang #suaraadzan
40 notes
·
View notes
Text
Yang pantas merayakan kemenangan adalah yang mengupayakan kemenangan.
Dulu aku pernah menulis bahwa salah satu culture shock ku saat awal kuliah adalah: budaya mencontek yang terstruktur, masif, dan sistematif wkwk, ngga deh, lebay. Aku yang sejak berseragam merah putih hingga putih abu ini didoktrin bahwa mencontek adalah perbuatan yang engga banget, tentu bikin aku mengerutkan kening dalam-dalam saat tau bahwa mayoritas teman-temanku mencontek, baik saat ujian, ataupun curang saat mengerjakan tugas.
Mulanya aku sebal sekali, aku yang sudah belajar mati-matian, masak nilainya sama dengan mereka yang modal contekan?! bahkan kadang lebih rendah dari mereka?! Ah, tapi lambat laun aku memaknai apa itu "belajar", yaitu sebuah proses, dari pribadi yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang bodoh menjadi sedikit tidak bodoh. Dan nilai IPS ataupun IPK yang tertulis tidak bisaa menjadi tolak ukur keberhasilan belajar seseorang. Lagipula, meski dengan nilai tertulis yang sama, untuk sesiapa yang bersungguh-sungguh tentu mendapat hasil yang berbeda, ia memiliki pemahaman yang lebih, ia memiliki value yang pantas untuk menyandang nilai tersebut.
Jujur saja, sekarang tuh dapet nilai bagus gampang sekali, aku sampe ngga heran kalo nemu banyak mahasiswa yang IPK nya cukup tinggi. Tapi pas ditanyain apa bedanya psikoanalis sama humanistik gatau apa-apa. Ups. Yeah, mau gemas tapi emang itu realitanya. Banyak mahasiwa yang kuliah buat cari nilai, cari ijazah, gimana caranya ngga jadi masalah, apapun dihalalkan. Miris.
Aku yang awalnya sebal, sekarang justru merasa kasian. Kasian ya, mereka yang udah dikasih kesempatan belajar tapi ngga sadar dan ngelewatin gitu aja. Kasian ya, mereka dekat dengan banyak sumber ilmu tapi diabaikan gitu aja. Kasian ya, mereka menyandang title mahasiswa yang punya banyak kesempatan macem-macem tapi ga sadar. Kasian ya Indonesia ini, generasi mudanya melimpah, tapi kualitasnya agak nganu. Pada akhirnya, memang seharusnya yang berhak merayakan kemenangan adalah mereka yang mengusahakan. Dengan jalan yang diridhoi oleh-Nya.
49 notes
·
View notes
Text
Kajian Kok Ribet
Dari banyaknya Influencer Palestina, Ust. Hussein Gaza dan Bang Amar Risalah adalah 2 yang terfavorit. Dan pekan lalu, mereka satu panggung di Kota Surakarta!
Saat pamflet agenda ini muncul, saya tak berpikir panjang untuk mendaftar. Meskipun beberapa syarat mengharuskan follow akun tertentu, screenshot bukti, lalu unggah di google form, saya tak memiliki kesusahan berarti karena memakai komputer kantor. Lebih cepet.
Namun ternyata, banyak beberapa kawan yang merasa keberatan dengan syarat follow+screenshot ini. Untuk ukuran kajian tergolong menyulitkan awam mendaftar hingga berpotensi membuat mager datang ke kajian.
Sekilas memang tak salah argumen tersebut. Namun setelah berpikir lebih dalam, saya kok malah setuju, bahkan kalau bisa kajianya berbayar.
Kenapa? Ya karena agenda-agenda hiburan di luar sana lebih ribet!
Misal mau nonton timnas. Kalian harus war tiket di jam tertentu sampai-sampai harus fokus pake banget. Juga, kalau kalian pengen nonton konser musik seperti Coldplay, Blackpink, Avenged Sevenfold, atau musisi lokal. Sama juga kan?
Saat hari H, kalian harus datang lebih awal agar dapat parkir enak. Kalian harus jalan kaki ke venue. Kalian mungkin harus membeli jajan di dalam venue yang mahal karena dilarang membawa makanan dari luar. Dan mungkin, kalian sholat di venue daripada di Masjid karena mempertimbangkan poin-poin diatas.
Saya juga seperti itu kok hahaha
Tanpa bermaksud lain, agenda-agenda yang tidak ada muatan keislaman itu begitu ramai oleh kawula muda yang rela mengorbankan banyak hal.
Sedangkan, kajian-kajian di dalam kampus terasa sepi dan shaf-shafnya mayoritas diisi oleh pengurus LDK juga.
Saya sangat senang sekali dengan kemunculan Yuk Ngaji, Ayah Amanah Ust. Hanan, Bahagianya Merayakan Cinta Ust. Salim, Kajian Musawarah dan EO dakwah lain yang menjadikan Kajian Islaman menjadi Next Level.
Kelompok-kelompok ini memang lembaga profesional dan target utamanya kelas muslim menengah perkotaan.
Disisi lain, Dakwah Kampus punya pasar pemuda yang lebih banyak dan dekat. Jadi kalau ada LDK yang bikin kajian dengan pembicara nggak kaleng-kaleng dan gratis harusnya didukung.
Syiar Dakwah kampus harus naik level dan kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan.
Hamasah ya Ikhwah!
Countryside, 23 September 2024
Menuju Kemerdekaan Palestina 🇵🇸
#abamenulis#menyambutkemenangan#mengerikan#seperempadabad#catatankemenangan#dakwahkampus#pemudaislam
20 notes
·
View notes
Text
Appa Pangsit
Setelah beberapa waktu kemarin aink dan istri saling bertukar pikiran, akhirnya kami berdua memutuskan untuk memberi nama brand Snack pangsit kami dengan nama
Appa pangsit
Disamain dengan cara anak anak manggil aink, appa. Aink awalnya ngajuin mamapangsit, tapi istri sukanya appa. Dan berhubung aink juga suka sama aink, yowislah, .. namanya appa pangsit aja.
Seminggu terakhir Uda mulai pemasaran kecil kecilan. Mayoritas keluar di kemasan 100gram.
Dijual dengan harga 5000 per pouch.
Ada juga sih yang beli kiloan, cuman karena belum Nemu kemasan yang isi besar jadinya pake plastik bening dulu yang standar.
Pilihan rasanya ada 3, Bawang, Keju sama rasa pedas. Untuk rasa yang dulu pernah ada, baiknya ga usah ditanyakan lagi, segeralah move on.
Pengiriman so far masih area Majalengka, tapi Aink yakin sih pihak JNE juga sanggup nganterin pangsit, asal dibayar aja ongkir nya.
Buat sosmed, aink baru bikin ig. Yang lain kayaknya ga akan bikin,. Lagian mau posting apa juga kan ya di tiktok? Aink ga mau bikin konten joget. Sementara ig dulu aja
https://www.instagram.com/appa_pangsit?igsh=MXZtamJ1Nnp1MDF2dg==
Boleh banget kalo mau follow!
Kalo wankawan punya geng bergosip dan butuh cemilan untuk menemani aktivitas pergosipan, ada baiknya order appa pangsit dalam jumlah banyak. Sekali gigit pangsit, besok lusa akan menjadi habit.
P.s
Sementara belum buka lowongan kerja. Nantilah kalo sehari aink bisa keluar 50kg, aink buka Oprek buat posisi tukang pijet. Pasti pegel ngegoreng pangsit dalam jumlah sebanyak itu.
24 notes
·
View notes