#libur akhir tahun
Explore tagged Tumblr posts
rasiooid · 14 days ago
Text
Rayakan Akhir Tahun 2024 di Royal Safari Garden dengan "Night in the Jungle" Bersama Arsy Widianto
  RASIOO.id – Menutup tahun 2024 dengan suasana eksotis dan penuh petualangan? Royal Safari Garden menghadirkan pengalaman spesial melalui paket liburan akhir tahun bertajuk New Year Package: Night in The Jungle. Perpaduan suasana hutan tropis yang alami dengan kenyamanan fasilitas modern menjadikan perayaan pergantian tahun ini tak terlupakan. Malam Tahun Baru Bersama Arsy Widianto Puncak…
0 notes
liburanterus · 1 year ago
Text
Tips Menabung untuk Budget Liburan Akhir Tahun
Halo Sobat Liburan, siapa nih yang niatnya mau menabung untuk budget liburan akhir tahun tapi ngerasa kesulitan? Atau mau liburan akhir tahun tapi gaada tabungan? Eits kamu masih bisa loh nabung dari sekarang! Nih liburanterus kasih tipsnya! 1. Persiapkan Target Budget Liburan Hal terpenting dalam menabung adalah menentukan target seberapa besar budget liburan yang ingin kamu kumpulkan. Caranya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 2 years ago
Text
Libur Akhir Tahun, Pemkot Yogyakarta Pastikan Tidak Ada Penutupan Jalan
Libur Akhir Tahun, Pemkot Yogyakarta Pastikan Tidak Ada Penutupan Jalan
BNews—YOGYAKARTA— Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tidak memberlakukan kebijakan penutupan ruas jalan tertentu selama libur akhir tahun. Pemkot memilih mengalirkan arus lalu lintas sesuai kondisi di lapangan. “Kami sudah menyampaikan telaah mengenai potensi kepadatan lalu lintas saat akhir tahun. Tetapi dari pimpinan menyampaikan tidak ada penutupan jalan, sehingga kebijakan itulah yang kami…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nuhashofiya · 5 months ago
Text
Libur panjang
Alhamdulillah, liburan kali ini seru sekali. Saking serunya sampai lupa ngambil foto satu dua jepret aja. Inget inget pas udah sampai rumah. Bukan sekali dua kali, udah terlalu banyak moment yang ngga terdokumentasi. Yasudahlah..
Terima kasih sudah turut mewarnai liburan akhir semester ini @el-ziyah. Dulu, ketemu ngga sesulit ini. Kadang dia yang nyamper ke Jogja, kadang aku ikut ke Solo, kadang ketemu di rumah. Bahkan sempet skripsian bareng beberapa bulan di jaman covid. Mau tidak mau, suka tidak suka, hidup memang harus berpindah dari satu fase ke fase berikutnya.
UAS, raker, main, rebahan, nugas, dll sudah terlewati. Saatnya memepersiapkan mental untuk menyambut tahun ajaran baru. Semangaaat Bu Guru Pak Guru pengguna laman biru tua. Semoga Allah mudahkan segala sesuatunya ✨
7 notes · View notes
crescenthemums · 8 days ago
Text
Tiga hari terakhir kembali flu, gara-gara cuaca ngga jelas. Tenggorokan gatel banget, tapi batuk sesekali aja. Meler ingus cair, badan ngga ngilu tapi lemesssz banget dan anget dikit.
Balik jaga malem sebelum libur sebenernya udah letoy dan berencana naik ojek aja alih-alih jalan kayak biasa. Tapi abis ngemil rotiboi stasiun ternyata ada energinya buat jalan pelan-pelan sampe rumah. Kemarin seharian bedrest, bergelung aja di bawah selimut. Bangun cuma buat makan, dipijet dikit, lalu tidur lagi. Bubur cina to the rescue, lalu tidur lebih awal.
Pagi ini ikut kelas workout. Napas udah enak. Idung udah ngga meler, tenggorokan udah anteng. Stiff leg deadlift 20kg diteriakin coach dari layar "AMI KEENTENGAN ITU YA" ck akhirnya nambah 10kg lagi baru di-"NAH GITU AMI"-in.
Ya gitu-gitu aja dinamika hidup ini. Kadang beler meriang termehek-mehek di kasur, kadang bangkit beberes jumpalitan di matras. Untungnya badan lagi cukup bugar dan ngga perlu bertele-tele sakitnya.
Mari kita sambut akhir tahun gegap gempita ini dengan lebih banyak misuh-misuh karena ingin ini ingin itu banyak sekali tapi waktunya tida ada. Tengs.
3 notes · View notes
pergimelaut · 9 months ago
Text
Pejuang JP
Sebagai konteks, JP itu singkatan dari Jam Pelajaran. Jam Pelajaran itu diperoleh dengan ikut-ikut lokakarya, seminar, atau pelatihan-pelatihan di luar deskripsi kerja, yang harapannya bisa mengembangkan kompetensi pekerja.
Ada minimal 20 JP yang perlu dituntaskan dalam satu tahun :D Satu lokakarya bisa dapat macam-macam JP, tergantung lama durasi. Bisa 3 JP, 7 JP, 10 JP … kalau satu pelatihan ada beberapa hari, bisa dapat 32 JP 👍
Sebetulnya, itu nggak susah kok. Ada banyak BANGET pelatihan, jadi sangat mungkin bakal bisa memenuhi itu di akhir tahun. Tapi tetap aja, lebih baik JP berlebih daripada kurang. Dan di awal tahun kayak sekarang-sekarang ini, rasanya jumlah JP tuh masih sedikit (ya, namanya juga awal tahun). Nah, untuk bisa mengejar itu, kadang-kadang kita akan ikut lokakarya yang "nggak penting", pokoknya biar bisa dapat sertifikat HAHAHA. Tapi, ya, sekalipun itu nggak penting, tetap aja ada hal yang berguna yang bisa diambil. Kayak misalnya, kemarin, aku dan kawan-kawanku ikut seminar tentang … Memahami Tuberkulosis. 👍 Ya, tetep penting kan? Tapi, dari dua dugaan (a) ikut seminar tersebut karena pengin paham tentang TBC, atau (b) ikut seminar tersebut karena pengin dapat sertifikat … tentu saja yang poin (b). :P Hence, kita adalah ✨Pejuang JP✨
Hal yang kusukai dari jadi Pejuang JP adalah ketika aku punya keinginan yang di poin (a). Bahwa, ada lokakarya yang aku tuh MAU BANGEEEET ikut, tapi aku nggak berani bilang karena pasti nggak dibolehin, kalau nggak berhubungan sama deskripsi kerja. Nah, dengan jadi Pejuang JP, aku jadi bisa ikutan! Antara modus dan tujuan jadi kebalik: modusnya adalah ngumpulin JP, tapi, aslinya aku tertarik banget sama isi lokakaryanya. Alhamdulillah jadi bisa ikutan.
Lokakarya yang kumaksud adalah … lokakarya penulisan novel! Kesempatan yang bagus banget kan. Aku betulan butuh ini uhuk terutama karena novel belum kelar-kelar uhuk. Apalagi yang ngisi adalah dosen Sastra Indonesia, yang ketika aku kuliah di sana, ia lagi kuliah S-3 di Jerman. Jadi aku belum pernah ikut dengerin dia ngajar. Alhasil kemarin ketika kawan-kawanku ikut lokakarya tersebut sambil nyambi kerjaan lain, aku betulan nyimak, nyatat, dan merefleksikannya ke draf novelku. Betul-betul kuambil ilmu dari situ. XD
Kalimat darinya yang kusuka adalah tentang membedakan pandangan antara novel dengan tujuan-tujuan lainnya yang bisa diperoleh dengan instan. "Novel adalah proyek panjang. Nggak bisa satu kali jadi. Hasil nggak bisa dilihat dalam satu hari, bahkan belum tentu sudah bisa dilihat dalam dua bulan. Kita harus menghargai diri kita sendiri dengan menyayangi novel kita, dengan memberinya kesempatan." AKU SUKA BANGET HUHUHU.
Ia juga banyak bicara tentang cara menciptakan karakter, menyusun dialog, apa yang perlu difokuskan saat memulai menulis novel, saat dalam proses penulisan novel, sampai setelah novelnya selesai. Lengkap banget lokakaryanya kemarin, aku bersyukur banget bisa ikutan. Sekaligus itu jadi motivasi untuk menyelesaikan novelku YANG NGGAK KELAR-KELAR INI HADEH.
Terus, mari kita bikin topik pembicaraan baru: novelku. Soal proyekan nulis novel, kan, NaNoFinMo udah kelar ya. Apakah artinya novelku udah selesai? Oh, tentu belum. :) Nah, bulan April (yang udah berjalan lima hari ini), sebetulnya ada pecahan proyek NaNoWriMo, namanya CampNaNoWriMo. Itu sepanjang bulan April. Aku mau ikutan itu, tapi … udah telat. Tapi … nggak papa deh, coba ikutan aja. Sebentar lagi libur panjang, semoga aku bisa mengejar ketertinggalan.
Pokoknya semangat ini jadi keisi lagi setelah kemarin. Terima kasih untuk lokakaryanya! <3
2 notes · View notes
oncahazellnut · 7 months ago
Text
Gunung Prau dan Postingan Tumblr Pertama Sasa
Ketika kebanyakan orang berlibur kala long weekend Kamis hingga Minggu, 23-26 Mei lalu, berbeda denganku yang justru berlibur di hari Senin setelah libur panjang akhir pekan. Sejak masa kampanye atau bahkan jauh sebelum kampanye keinginan untuk mendaki gunung selalu terlintas dan terbayang-bayang, tapi soal kapan akan terlaksana tidak ada bayangan sama sekali. Mengingat waktuku yang selalu tentatif, tidak tentu kapan bisa libur dan kapan bekerja.
Sehingga, postingan pertamaku di sini aku buka dengan cerita pendakian Gunung Prau di Kawasan Dieng, sekitar Wonosobo-Banjarnegara-Kabupaten Batang. Pendakian yang sangat mendadak tanpa perencanaan panjang.
Jakarta
Minggu siang, Mbak Jihan pergi ke Jogja karena ada kunjungan kerja. Aku sebenarnya tidak ditawari untuk ikut, khususnya karena aku juga masih belum ingin mengingat Kota Jogja. Tapi tiba-tiba terpikir untuk mewujudkan keinginan lamaku: naik Gunung Prau.
Karena tidak mungkin minta kakakku untuk menemani mendaki, aku bergegas mengambil smartphone dan membuka aplikasi hijau. Aku mencari nama temanku yang tinggal di Jogja untuk menemani mendaki. Tidak lama kemudian dia menyetujui, aku pun menambah syarat ditemani dengan salah satu teman perempuannya. (Dalam perjalanan aku baru tahu, si teman perempuan ini namanya Ekka dan sudah pernah naik Gunung Prau)
Jogja
Singkat cerita, aku sampai di Jogja Minggu siang pukul 16.00 WIB. Bersama Mbak Jihan, kami menuju ke sebuah hotel sekitar satu kilometer dari Tugu Jogja. Aku benar-benar tidak niat berlama-lama di Jogja-Dieng, hanya bawa satu ransel yang berisi perlengkapan mendaki.
Sore hingga malam aku sempatkan bertemu kakak tingkatku yang kebetulan adalah sahabat dari kakakku. Teman lama yang tidak berjumpa tentu menimbun segudang cerita, cerita seputar FK Unila hingga kehidupan PPDS yang sebenarnya tidak semenyeramkan kabar burung di luar sana. Karena setiap jurusan tentu punya tingkat kesulitannya masing-masing.
Sesuai rencana sebelumnya, pukul 21.00 kami menuju Dieng melalui Kulon Progo. Belanja keperluan pendakian lalu menjemput satu orang teman dan melengkapi kelompok pendakian ini menjadi 3 orang.
Karena perjalanan panjang seharian, badanku cukup lelah dan tertidur selama perjalanan. Beberapa kali terbangun hanya sekedar memastikan temanku yang menjadi supir malam itu tidak mengantuk hehe. Sekitar pukul 01.28 kami sampai di Basecamp Pendakian Gunung Prau via Dieng, awalnya kita berencana untuk mengejar sunrise di puncak tapi sepertinya tidur lebih nikmat dibanding kedinginan diluar akhirnya kita putuskan untuk tidur saja hingga azan subuh.
Dieng-Pendakian
Perjalanan dimulai pukul 05.00 WIB, pilihan pendakian via Dieng karena ini jalur yang paling nyaman, meski bukan paling populer. Jalur yang paling populer dengan view paling bagus adalah lewat jalur Patak Banteng.
Tumblr media
Karena masih pagi buta tentu perjalanan sepi dan gelap. Apalagi long weekend sudah selesai. Barang bawaan kami pun hanya sedikit, tanpa carier besar. Kami merencanakan pendakian naik lalu langsung turun tanpa nge-camp (istilahnya tektok).
Pukul 05.17 kami sampai di Pos 1. Jaraknya sebenarnya cukup dekat, tapi karena menanjak jadi terasa jauh. Total pendakian kita harus melewati 3 Pos dengan jarak masing-masing Pos sekitar 1 km.
Tumblr media
Gunung Prau cukup bersahabat untuk beginners seperti saya ini, karena jarak ke puncak yang masih dalam batas normal dan cukup banyak jalur landai. Selama pendakian, aku jadi teringat perjalanan ke Ranu Kumbolo di lereng Semeru beberapa tahun lalu. Di sana terdapat Tanjakan Cinta memiliki mitos kalau kita mendaki tanjakan tersebut dan dan melihat ke belakang tidak akan bertemu dengan jodoh kita. Ya tapi ngapain ketemu jodoh di gunung, saya kan maunya di pelaminan, hehe….
Nah, di Gunung Prau ini ada titik yang Bernama Akar Cinta…. tebarkanlah virus-virus cinta (nyanyi). Akar ini cukup cantik dipandang, sangat panjang, dan berkelok-kelok, aku sendiri tidak tahu sebenarnya ini akar dari pohon apa. Tapi yang pasti ini adalah gabungan akar beberapa pohon yang satu jenis dan berjejer sehingga menyatukan banyak akar. Struktur Akar Cinta cukup membantu para pendaki tidak terpleset karena menjadi semacam anak tangga alami di jalur pendakian.
Tumblr media
Puncak Prau
Setelah berbagai tantangan dan jalur yang terjal, akhirnya kami sampai di Puncak Prau pukul 07.00. Tepat sesuai perkiraan dua jam pendakian. Di ketinggian 2590 mdpl view Gunung Sindoro, Sumbing dan beberapa gunung lainnya terhampar. Saat itu sunrise sudah lewat, berganti dengan pemandangan Kaldera Dieng yang kebetulan saat itu cukup cerah.
Semua kelelahan dan kantuk terbayar. Kesejukan dan pemandangan luar biasa indah setelah perjalanan dadakan, justru sulit didapatkan kalau direncanakan sejak jauh-jauh hari. Bagian paling paling aku suka ketika tadabur alam adalah tubuh dan kulitku terasa sehat. Berbeda dengan wisata kota yang biasanya membuatku harus pakai make-up, kadang membuat kulitku justru berjerawat.
Kembali ke pendakian, Puncak Prau sebagai titik tertinggi berbeda dengan Sunrise Camp yang paling populer dengan pemandangannya. Karena kami mendaki via Dieng maka kami sampai di Puncak Prau. Lalu untuk melihat dengan jelas gunung-gunung di sekitar Jawa Tengah, kami harus berjalan menuju Sunrise Camp. Jaraknya cukup jauh tapi dapat ditempuh dalam 15 menit jika berjalan kaki, jarak yang pantas untuk ditempuh karena medan cukup landau, disempurnakan dengan bunga-bunga cantik dan view Bukit Teletubbies yang memikat mata.
Tumblr media
Bunga Daisy warna-warni menghiasi perjalanan kami dari Pos 1 hingga puncak dan Sunrise Camp. Aku berkali-kali ambil foto sampai puas di sekitar semak-semak berbunga ini. Entah sejak kapan aku menyukai bunga, setiap ada bunga aku merasa cantik dan menjadi perempuan. Tapi kenapa ya bunga selalu identik denga perempuan? Kenapa tidak dengan laki-laki? Entahlah aku tidak tahu juga.
Sunrise Camp
Sunrise Camp tempat di mana para pendaki dari jalur Patak Banteng bermalam punya pemandangan yang luar biasa cantik. Gunung Sindoro dan Sumbing serta beberapa gunung di sekitarnya terlihat sangat jelas dan cantik, seolah mereka sedang bermain berkumpul bersama.
Tumblr media
Aku juga tidak menyangka akhirnya bisa sampai di atas puncak ini, mungkin kalau aku masih tinggal di kampungku dulu, aku tidak bisa sampai diatas puncak ini. Mungkin sebatas melihat pemandangan ini di botol Aqua atau maksimal hanya di YouTube dan medsos.
Kalau mengingat susahnya zamanku kecil dulu, aku jadi merasa tidak pantas untuk mengeluh lagi karena sekarang hidupku jauh lebih mudah dan penuh kenikmatan. Terimakasih Ya Allah, Gusti, atas kenikmatan yang sangat berlimpah ini.
Tidak lama kami di Sunrise Camp. Hanya menikmati pemandangan, mengabadikan momen berfoto-foto cantik, lalu minum dan makan snack untuk mengisi energi. Kami lalu begegas turun karena rencana aku harus kembali ke Jakarta dengan kereta pukul 17.00.
Perjalanan Turun
Baru jalan beberapa langkah, aku merasa ada yang tidak beres dengan perutku, tapi aku coba paksakan jalan mungkin karena tadi pagi aku hanya makan buah dan belum makan berat, sehingga asam lambung naik ke esofagus. Perkiraan kita akan sampai di basecamp pendakian pukul 10.00 sepertinya tidak akan terwujud, karena semakin lama, perutku makin perih dan nyeri. Berjalan tiga langkah pun terasa nyeri sampai membuatku berkali-kali harus istirahat.
Biasanya aku membawa obat lambung, tapi kali ini aku kecolongan. Sialnya, beberapa kali bertemu dengan pendaki semuanya tidak membawa obat lambung. Perjalanan pulang cukup menyiksa, tapi namanya Sasa, walaupun nyeri perut tetap saja sempat tertawa dan foto-foto.
Tumblr media
(Ini adalah batas wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Batang. Aku mengerti beberapa kabupaten di Jawa Tengah karena sempat bersekolah di Kendal selama 4 tahun jadi masih familiar dengan daerah-daerah Jawa Tengah.)
Setelah bertemu 6-7 kelompok pendaki dan melewati Pos 1, akhirnya kami bertemu dengan pendaki yang membawa obat lambung. Setidaknya bisa menurunkan sedikit rasa nyeri yang aku tahan dari puncak. Mereka kelompok dari Jakarta yang baru mulai pendakian dan berencana stay 2 hari di puncak.
Tidak lama kemudian, kami sampai di Basecamp Dieng. Makan, tidur, dan bersih-bersih sebelum menutup pendakian dan kembali ke Jogja. Sejujurnya ini kali pertamaku tektok naik gunung. Ternyata sangat seru dan menyenangkan karena tidak perlu membawa banyak perlengkapan. Perjalanan menjadi simpel dan tidak merepotkan.
Tumblr media
Terimakasih Gunung Prau yang begitu indah, ingin aku ulang kembali mendaki Puncakmu.
Langkapura, 2 Juni 2024
1 note · View note
mayndn · 11 months ago
Text
Tumblr media
12 Januari 2024
Alhamdulillah selesai sudah, satu setengah tahun yang terasa begitu panjang untuk dilewati.
Sebuah pencapaian yang biasa menurut banyak orang, namun begitu luar biasa untuk saya lewati.
Satu setengah tahun yang membuat hari libur digunakan untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk, malam hari yang digunakan untuk menyelesaikan ujian, anak-anak yang kurang mendapat perhatian, pekerjaan rumah tangga yang tak terurus, pikiran yang bercabang, hingga hamil besar di semester akhir.
Terima kasih untuk suami yang begitu sering mendengarkan keluhan saya, yang begitu mendukung istrinya menyelesaikan kuliah, yang mengurus anak-anak disaat saya sibuk menyelesaikan tugas.
"Ambil aja semua matkul, biar cepet lulus, kalau ada yang nilainya kurang bagus baru ulang di semester selanjutnya", ucapnya saat saya mengeluh dan ingin cuti satu semester disaat hamil besar, namun ucapan itu yang menguatkan saya.
Alhamdulillah, atas izin Allah semua dimudahkan..
Semoga saat anak-anak sudah mulai tumbuh besar, ada kesempatan untuk menimba ilmu lebih dalam lagi.. Aamiin
2 notes · View notes
tikatekii · 11 months ago
Text
Setahun Kemarin
Hari ini aku sedang cuti. Seperti hari libur sekolah yang dulu selalu ku tunggu-tunggu, sebuah kedamaian sesaat dari bayang-bayang pr matematika dan rutinitas yang gitu-gitu aja.
Belum lama ini aku ulang tahun, terus tiba-tiba udah tahun baru lagi, cepet banget. Klise juga ngomongin distorsi waktu. Waktu kecil, seingatku waktu berjalan sangat lambat, seperti menunggu jam pulang sekolah, lebaran yang cuma setahun sekali, atau menunggu bapakku yang pulangnya tidak pasti. Entah bagaimana menghubungkan cepat-lambatnya waktu dengan segala perubahan di sekitarku. Waktu yang kini menurutku berlalu cepat, tapi terasa lambat bagi beberapa orang. Kamu yang mana?
Tumblr media
Tahun 2023 rasanya berlalu seperti badai yang lembut. Aku barangkali sudah berada di fase mendewasa yang mulai menerima jikalau hidup tidak sesuai rencana, yaa tidak apa-apa, dunia belum berakhir. Realitas yang terjadi adalah kebalikan-kebalikan dari apa yang aku harapkan. Kurang lebih seperti mengharapkan hari yang cerah, tapi yang datang malah hujan. Berharap hujan turun karena karena kabut asap, malah kemarau makin panjang. Nungguin kue putu seharian, sorenya gak lewat. Gak ditungguin, malah lewat dua kali. Tapi pada akhirnya, baik buruknya, siapa yang tau?
Petikan lirik ini selama akhir tahun kemarin nyantol banget sih di kepalaku, lagunya kuputer terus sampai kuping pegel, wkwk.
Leaves will soon grow from the bareness of trees
And all will be alright in time
From waves overgrown come the calmest of seas
And all will be alright in time
Kalau ada lagu yang bisa merangkum pengalamanku selama setahun kemarin, mungkin lagu itu adalah Leaves yang dinyanyiin Ben &Ben.
Tumblr media
Setahun kemarin adalah pengalaman bertumbuh yang pahit-manis, tapi Alhamdulilah ada manisnya. Semoga yaa besok-besok lebih adaptif sama banyak perubahan. Dari sana aku mengakui kekalahan dan ketidakmampuanku dengan cara yang lebih lembut. Melakukan kesalahan, lalu belajar darinya. Bukankah demikian agar menjadi manusia yang lebih baik dan bijak? wkwk ini pengaruh bacaanku akhir-akhir ini sih kayaknya, hahaha.
Setelah perenungan berhari-hari tentang hidup setahun kemarin, mungkin ini yang bisa kuceritakan. Setidaknya untuk diingat diriku sendiri.
Dua Puluh Tujuh
Beginikah rasanya menua? Kalau dipikir-pikir, rasanya seperti terbangun dari tidur siang yang nyenyak pada umur tujuh tahun, lalu terbangun di umur dua puluh tujuh. By the way, mestinya dulu aku lebih rajin tidur siang kalau saja tau pas udah gede ternyata gak punya waktu untuk itu. Sekarang aku senang sekali tidur siang jika sempat, kulakukannya dengan penuh sukacita.
Tumblr media
Umur di akhir duapuluhan mungkin adalah sebuah masa transisi menuju dewasa. Yah gak yakin juga sih apa ukuran menjadi dewasa, tapi barangkali bentuknya pertanda? Misalnya jadi lebih rajin olah raga dan memilih makanan yang baik buat tubuh dengan penuh kesadaran, seperti membaca nilai gizi pada kemasan makanan, mengurangi konsumsi daging merah, makan buah lebih banyak, jajan ciki sesekali aja, dan minum air putih yang cukup. Ehe panjang juga daftarnya, wkwkwk.
Tapi yah, menurutku yang paling butuh penyesuaian adalah kemampuanku mengambil keputusan, dalam hal apapun. Pilihan yang keliru bisa dianggap belum kompeten dan belum cukup dewasa. Apakah pilihanku sudah tepat? atau kapan waktu yang tepat memilih keputusan a atau b?
Tumblr media
Lalu barangkali mengurangi kemelekatanku pada beberapa hal yang melekat sehari-hari. Seperti merelakan barang-barang tidak terpakai, beberapa punya nilai sentimentil, tapi pelan-pelan aku sudah dan akan melepas mereka satu-satu. Yang paling sulit sepertinya adalah melepas kemelekatan pada manusia dan hal-hal yang terjadi di luar kendaliku. Pekerjaanku membuatku banyak terhubung dengan banyak manusia dan alam. Tapi dengan manusia, segala kemelekatan itu bermula.
Tumblr media
Masyarakat yang hidup di sekitar ekosistem penting seperti hutan, punya keterikatan dan ketergantungan yang erat dengan sumber daya alamnya. Tapi hal itu juga yang menjadikan mereka begitu rentan terhadap perubahan iklim dan kebijakan yang kurang berpihak. Dan kenyataan yang paling pahit, masyarakat yang miskin akan cenderung merusak alam (bisa dibaca di sini). Lalu apakah mereka melakukannya tanpa perasaan bersalah?
Sampai akhirnya aku bertemu Pak Ali. Beliau aktif mengikuti program yang aku lakukan di dusunnya untuk meningkatkan produktivitas perikanan dan mengenalkan beberapa pilihan mata pencaharian yang lebih berkelanjutan dan tidak membahayakan kesehatan. Aku kadang merasa sangsi saat harus mengulang pengetahuan tentang hubungan ekosistem dan sumber daya ikan kepada masyarakat yang sudah hidup lebih lama di sana. Tak sengaja aku sering memperhatikan mata dan kepala Pak Ali yang tertunduk setiap aku menyebut kata-kata keberlanjutan dan kehilangan.
Selain mencari ikan, aku tau Pak Ali juga bekerja sebagai penebang bakau. Suatu hari aku tak sengaja berpapasan dengan Pak Ali saat dia sedang memikul kayu. Aku menyapa, namun Pak Ali langsung menundukan kepala, matanya enggan menatap mataku. Hari itu aku mengerti. Pak Ali dan barangkali sebagian penebang di sana selalu diliputi rasa bersalah. Hutan dan laut adalah Ibu, tapi mereka tak punya banyak pilihan demi bertahan hidup. Bukankah ukuran kebenaran itu saru? Aku lupa membacanya di mana, katanya kebenaran dalam hidup dilihat dengan berbeda oleh masing-masing mata dan hati, seandainya aku bisa mengatakan ini kepada Pak Ali agar dia merasa lebih baik.
Tumblr media
Besoknya aku kembali kota, turun dari speed dengan mata sembab. Dua hari mengurung diri di kamar dan memikirkan apakah aku sudah melakukan pekerjaanku dengan baik? Apakah jika semua upaya dilakukan, mereka bisa menjalani hidup lebih sehat dan tenang?
Aku tau seharusnya kesedihan yang berlarut itu tidak perlu. Ada banyak hal di luar kendaliku, dan tidak apa-apa jika belum berhasil.
Aku percaya kita semua terhubung dalam satu skema kehidupan dengan tujuan untuk saling membantu. Di umurku yang ke dua puluh enam, Pak Ali membantu mengingatkanku untuk mempersiapkan hati yang lebih tabah dan lapang di umur dua puluh tujuh.
Halah melow banget, wkwkw.
Tumblr media
Aku gak bisa memungkiri juga sih, proses bertumbuh semakin tua ini adalah perjalanan yang sepi. Hanya aku dan diriku sendiri, belajar mengenal diri sendiri, maunya apa, butuhnya apa. Kadang rasa ingin pulang mengalir dalam udara pada malam-malam yang larut saat kelelahan. Tapi aku juga menyukai hidupku di sini. Tinggal di Pontianak rasanya kurang lebih seperti jadi Dian Sastro a.k.a Aruna yang wisata kuliner tiap hari bersama teman-teman baiknya.
Ini adalah doaku yang terkabul, dikelilingi teman-teman yang baik dan makanan-makanan yang lezat. Barangkali dengan semua itu, hidup masih mungkin bahagia.
Tumblr media
Jatuh Cinta atau Jatuh Hati?
Hahaha, malu banget tapi aku pengen cerita ini di sini. Soalnya tiap buka tulisan-tulisan lamaku rasanya seperti masuk ke mesin waktu. Dan cerita ini pasti bakal lucu sih kalau kubaca lagi suatu hari.
Di umurku yang ke dua puluh enam, setahun yang lalu, aku jatuh cinta lagi. Udah lama gak ngerasain perasaan cenat-cenut, menyenangkan, dan sedikit adiktif?
Tumblr media
Tapi cukup aku saja, dia gak perlu tau. Aku dilema antara hidup cuma sekali, maka nyatakan saja. Atau karena hidup cuma sekali, maka kali ini aku gak mau malu seumur hidup karena gak ditaksir balik. Lagi? Hahahahaha.
Sudah di fase ini, aku baru mengerti kenapa orang-orang hopeless membangun hubungan. Menjadi lebih dewasa berarti harus lebih tabah menerima kenyataan kalau tidak semua relasi yang kita bangun dengan orang yang dikagumi bisa berkembang menjadi hubungan yang lebih dari teman. Lebih pahit lagi, tidak semua hubungan bertahan selamanya. Inget kata Rabbit di Alice in Wonderland? Forever sometimes just one second.
Aku ingat sebuah pepatah dalam hukum adat Orang Kepulauan Kei di Maluku yang kubaca dalam buku Orang-Orang Kalah.
Hira i ni entub fo i ni, It did entub fo it did
Milik orang tetap milik orang, milik kita tetaplah milik kita.
So I refuse to chase...
Tapi, Tuhan...hidup cuma sekali, dia aja boleh?
Tumblr media
Terhubung Kembali
Seminggu ini aku memutuskan untuk cuti. Kali ini gak pergi jauh, hanya istirahat sebentar dari pekerjaan dan melakukan hal-hal menyenangkan yang aku suka.
Aku membuat daftar 20 kegiatan menyenangkan untuk dilakukan selama cuti, terinspirasi dari Film Zom 100: Zombie ni Naru Made ni Shitai. Aku mencoba melakukan satu hal pada satu waktu, dengan berada pada setiap momen itu dengan pikiran yang penuh.
Ini sebenarnya adalah bagian dari usahaku untuk terhubung kembali dengan diriku sendiri. Setahun kemarin berkejaran dengan pekerjaan dan waktu, membuatku melewatkan hal-hal kecil karena selalu terburu-buru.
Tumblr media
Aku juga lebih rajin memasak dan mencuci rambut dengan air cucian beras, hal-hal yang senang kulakukan tapi tidak pernah sempat di hari-hari biasa.
Aku pergi jalan pagi, melamun di taman, berpuasa, tidur siang, olah raga, menyelesaikan tugas kursus, gunting rambut, jalan kaki malam hari, makan kembang tahu di gajah mada, baca cerpen kesukaan, karokean di kamar, bersihin kamar dan menyortir barang-barang tidak terpakai, marathon film, naik kapal di sungai kapuas, belajar meditasi, menulis, membaca buku yang belum selesai, mendengarkan podcast langganan, dan terakhir naik oplet keliling Pontianak.
Tumblr media Tumblr media
Setiap hari selama cuti aku menyepatkan tidur siang, atau meditasi sampai ketiduran. Seminggu ini berjalan lebih lambat, dan mungkin begini rasanya terhubung kembali dengan diri sendiri. Lebih banyak tertawa dan hati riang gembira, wkwk.
Jika tahun ini tidak berjalan sesuai rencana, hatiku sudah lebih siap. Umur dua puluh tujuh yang katanya sakral, semoga bentuknya keniscayaan, ehe. Satu atau dua saja harapan terkabul, itu sudah cukup. Fingers crossed!
Gak sabar nyiapin bekal makan siang dan kembali ke kantor besok.
Pontianak. Januari, 2024.
5 notes · View notes
dinisuciyanti · 1 year ago
Text
Ingin main tapi males gerak
Akhir taun identik dengan laporan/banyak kerjaan/ngejar target, ina inu. Aku pun ngejar target kerjaan beres, clean, walau pake hudah hadeh. Karna full WFA, kondisi sumpek kalo leptopan di rumah/kamar terus, biasanya sebulan sekali aku menyempatkan berpelesir ke kota/provinsi sebelah. Tapi khusus bulan ini, aku malas gerak.
Sebenernya baru kemarin ini ada yang ngajakin camping ke kabupaten sebelah, awalnya ku iya-in "wah pas banget lagi pengen liburan", tapi kemudian pas tau acaranya minggu depan, yang mana aku harus naik turun jenis angkutan umum sampai 4x buat ke meeting point, waduh, capek. Belum lagi perjalanan kesananya jauh, another kecapean hakiki. Mungkin ini yang dinamakan faktor u. Auto ku cancel. Dahlah, libur nataru tahun ini aku diam saja di rumah. Weekend ku seperti biasa, rebahan di kamar, nonton drama korea. Menikmati keindahan visual para oppa-ahjussi kecintaanku.
Tapi masih ingin sih main, keluar rumah, tapi males gerak. Yaampun, rumit.
17 Desember 2023
5 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year ago
Text
Day 11 - Describe a future event you look forward to
30 days gratitude challenge
Hemmm apayah gatau jg nih setelah vacay ke jogja belom ada rencana apa2 jg. Yang pasti nanti anakku libur sekolah, ya paling ngasuh aja.. Atau kerumah kakek neneknya. Maksi sama gengs yang belom sempet aja, nentuin tgl ktemuan sulitnya udah kaya itung2an tanggal buat kawinan hehe yaampun dah pasrah mau ktemu syukur, gaktemu yaa belom jodoh aja. Trus tahun baruan juga belom tau kemana, kemana2 ayo, dirumah tidur nyenyak jg yaa boljug. Jadi intinya belom ada acara apa2 smpe akhir bulan ini.. Padahal anak libur yaa hahaha. Gpp lah kadang yg spontan lebih uhuy daripada yg di planning eaa~
3 notes · View notes
arintyas · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“Dan jangan mengencangkan pelana (melakukan perjalanan jauh) kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, dan Masjidku (Masjid Nabawi)," (HR Bukhari).
Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban) [HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini sahih].
“Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga." (HR. Bukhari, no. 1196 dan Muslim, no. 1391)
"Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi'ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumroh, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah [2]: 158).
Hadist-hadist yang saya nukil diatas merupakan hadist Shahih
Tahun ini merupakan tahun terberat dan tahun penuh hadiah dari Allah.
Kami bersyukur atas setiap yang Allah beri, baik ujian, hidayah dan memperbaiki diri sehingga berusaha menjadi yang Allah suka, menjalankan keseharian dengan tenang karena Allah selalu mendampingi.
Setelah keguguran 2x, kami diingatkan untuk bersaturahmi kepada saudara kami yang sakit dan ‘sripah’. Silaturahmi yang tidak mudah tapi tetap kami jalankan.
Satu persatu pintu mulai terbuka, Allah tiba-tiba memberi saya ide untuk mewujudkan keinginan mertua. Pergi ke Bromo. Disitu, tidaklah selalu mudah dan selalu senang. Ada senang, tapi tidak mudah naik gunung (walaupun Bromo yang tidak mendaki) membawa balita. Anak kami mabok sepanjang jalan. Yang harusnya bisa gitu dia tidur aja kan gelap, tapi karena excited naik jeep jadi malah melek berujung mabok sepanjang jalan kelak kelok itu diisi mabok, diisi makanan/minum mabok lagi sampai lemas. Berasa naik halilintar di dufan kali dia. Tapi alhamdulillah dia sehat dan dapat bergabung sampai akhir dan lancar kembali 🥹 padahal habis turun dari Bromo menerjang kemacetan libur lebaran Malang yang swuperrr sekali langsung tolak ke Jogja.
Beruntung saya mempunyai suami yang Allah pasangkan untuk saya. Kami kompak menjaga anak kami dengan mood dan dalam keadaan nyaman walau tubuhnya mungkin tidak nyaman. Suami saya bisa diajak kerjasama. Saya dapat keyakinan itu (walau sebelumnya pun saya tahu dia begitu tapi kali ini makin yakin karena ini perjalanan kami terlama dan ter-menantang bersama anak balita kami)
Sampai ketika bapak ibu mertua sekeluarga berencana umroh. Saya juga sudah sangat ingiiin sekali berangkat umroh, impian sejak 2013. Tadinya saya ragu umroh membawa balita, banyak ketakutan. Takut tidak maksimal, takut anak lepas nanti tidak dalam pengawasan, takut biaya, takut dll dll. Banyak. Karena ini bukan umroh dalam bayangan saya, bayangan saya umroh tidak membawa anak dan memakai travel. Tapi ini tidak. Umroh ini umroh mandiri, umroh pertama kali, dan umroh bawa anak. Overthinking.
Tapi suami saya meyakinkan. Ayo gpp, mumpung bareng-bareng. Saya tanya, memang finansial kita siap? Suami jawab, kita bisa siapkan. Kita usahakan semaksimal mungkin.
Saya pikir-pikir lagi, anak kami pun sedang suka ke Masjid, suka hafalan surat pendek, dan suka tentang kisah nabi. Jadi itu menambah kecenderungan saya untuk mengajak dia yang sedang senang belajar agama untuk berangkat ke masjid terbaik, terbesar, termegah dan terramai di dunia ini.
Singkat cerita kami sering kontak dengan keluarga diluar kota dan diluar negeri. Kami janjian umroh bersama. Dari Indonesia berangkat bersama dan bertemu dengan keluarga yang lain di Madinah.
Suami saya senang sekali, setiap videocall dengan kakak adiknya di bersemangat. Padahal kalau bahas persiapan bisa sampai dini hari karena beda waktu. Ibarat kata harta benda badan terpakai untuk umroh gapapa.
Karena memang umroh ibadah fisik dan harta.
Dia senang bisa umroh bersama keluarga kecilnya dan keluarga besarnya.
Saya pun menawarkan kepada ibu saya, tapi ibu insyaAllah 1-2 th lagi berangkat ibadah Haji jika Allah mengijinkan. Ibu bilang ingin menyiapkan fisik dulu. Lagipula ini tahun terakhir ibu mengabdi di tempat kerjanya, tidak ingin melewatkan setiap momen.
Tiba hari-h saya berangkat, dengan penuh rasa khawatir karena umroh ini tanpa perencanaan jauh hari. Hanya 5 bulan. Prosesnya 5 bulan dari kami yang tidak punya paspor. Semua urus secara mandiri dari paspor, visa, pesan tiket dan hotel, persiapan, sampai akhirnya pulang dan semua terlalui dengan mengantongi perasaan bahagia dan kerinduan yang bertambah rindu.
Kenangan ini yang sungguh berarti dan tidak akan saya lupa.
Tahun ini banyak sekali yang Allah ajarkan kepada saya dan keluarga. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.
Tumblr media
4 notes · View notes
futianz · 1 year ago
Text
Dari kemarin sebenarnya udah banyak isi di kepala, hati, rasanya pengen diluahin ke tumblr.
Tapi...
Akhir-akhir ini energi bener-bener sedang terkuras banyak. Scroll hp berlama-lama pun tak larat, ketemu kasur dikit langsung tepar.
Ada waktu luang benar-benar lebih milih istirahat, atau kalo mau naikin mood jalan kaki sambil denger musik.
Semangat deadline deadline akhir tahun 😵‍💫😮‍💨🤣
Dikit lagi libur yayyy 🤩
4 notes · View notes
abidahsy · 1 year ago
Text
Teman-Teman Baru
Bagiku yang suka mencoba hal yang berbeda terutama dalam konteks pekerjaan, selalu berpindah dari satu kantor ke kantor berikutnya, bertemu teman baru adalah hal yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Rasanya seperti masuk sekolah tahun ajaran baru dengan komposisi teman sekelas yang berbeda. Atau lebih tepatnya seperti naik tingkat dari SD ke SMP atau SMP ke SMA, begitu seterusnya. Lingkungan dan teman-teman yang sempurna baru.
Aku senang mengenal manusia-manusia baru, membangun momen berharga, dan mencapai tujuan bersama. Berbeda dengan mengikuti seminar atau event satu hari, lalu selesai. Karena kemungkinan besar, hal yang dilakukan adalah kenalan, tukar kartu nama, cerita-cerita sedikit soal kerjaan, lantas berpisah. Kadang lupa untuk saling menyapa setelahnya, kecuali memang benar-benar beririsan karena ada proyek bersama.
Jadi, berada di kondisi libur selama hampir dua bulan ini, aku merasakan kebutuhan atas teman seperjuangan yang semakin meningkat. Meski sebenarnya aku tidak mengharapkan banyak, satu atau dua saja sudah cukup. Itupun sudah terpenuhi dengan adanya adik-adikku yang selalu setia menemani dalam beberapa kegiatanku dua bulan ke belakang. Tapi aku tetap butuh sesuatu yang baru. Entah itu teman, tantangan, cerita, atau ketiganya.
Dan di sinilah aku dengan ide melakukan kegiatan yang tidak biasa. Terakhir kali adalah saat kuliah dulu bersama teman-teman satu kepanitiaan. Sebuah kegiatan yang butuh persiapan dan sebenarnya bukan aku banget, si kaum rebahan.
Seperti mengingat memori saat SMP dulu (karena guruku sering sekali mengajak kami, para muridnya, untuk melakukan kegiatan ini). Kegiatan yang selalu meninggalkan kenangan manis, setidaknya hingga sejauh ini. Kegiatan yang hampir dilakukan setiap akhir pekan oleh teman-temanku saat kerja di Jogja dulu, yang dengan anehnya, saat itu aku tidak tertarik untuk ikut meski cuma satu kali.
Kegiatan dengan semboyan: jangan mengambil apapun selain gambar, jangan menghabiskan apapun selain waktu, dan jangan meninggalkan apapun selain jejak kaki.
Ya, kegiatan itu adalah naik gunung.
Sebuah keputusan yang tidak biasa demi menemukan teman-teman baru. Sesuatu yang harus aku pikirkan berulang kali hingga izin ke ibuk yang juga berkali-kali, alhamdulillah kalau izin ke ayah cukup satu kali. Kegiatan yang memaksaku keluar dari zona nyaman dan mempersiapkan diri dengan ikut trekking di Bogor bersama Kak Suc dan kawan-kawan.
Akhirnya hari ini aku putuskan untuk bergabung dalam rombongan, keberangkatan akhir pekan ini, tujuannya puncak gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa. Ada yang bisa menebak?
Semoga semuanya lancar, berangkat dan pulang dengan selamat, serta berbekas kenangan indah bersama teman-teman baru seperjuangan. Bismillah.
4 notes · View notes
unimiff · 2 years ago
Text
Dua Puluh Delapan dan Pertanyaan-Pertanyaan "Kapan"
Tumblr media
Namanya Malika, tapi bukan kedelai hitam yang dirawat seperti anak sendiri. Usianya dua puluh delapan, jelang dua puluh sembilan tahun. Dia lulusan sarjana kampus kota gudeg dan magister kampus terkenal di negeri kanguru. Anaknya cerdas, wajahnya manis, perangainya baik. Cita-citanya tinggi. Rasa-rasanya kualitas perempuan yang oke hampir semua ada padanya. Namun, nasibnya tak seelok paras dan sel-sel otaknya. Apalagi semenjak dia memutuskan untuk pulang dan tinggal di kampungnya.
Dua tahun yang lalu, ayahnya sakit keras. Saat itu, Malika sudah memiliki karier yang bagus di ibu kota. Sebagai anak semata wayang, ibunya memintanya untuk pulang. Kata Ibu, Ayah menyebut-nyebut nama Malika terus. Jadilah Malika pulang, melepaskan kariernya yang cemerlang, teman-teman, dan sebagian kehidupannya di kota. Demi menjadi anak yang berbakti, dia menuruti saran ibunya untuk menemani ayahnya, sembari bekerja di kantor kecamatan di kampung mereka. Dua tahun berlalu, ayah Malika meninggal dunia. Dua tahun berlalu, Malika tidak pernah merasa terbiasa. Kampung yang dahulu dia rindukan tiap libur semester, rasanya sekarang berbeda.
"Ka, Ibu ke rumahnya Bu Tati dulu, ya. Rewang nikahan si Ranti, anaknya. Eh, kamu mau ikut?"
Pertanyaan Ibu di akhir sekadar basa-basi buat Malika. Toh, Ibu juga tahu, jawabannya pasti nggak. Namun, ternyata jawaban Malika kali ini berbeda.
"Tunggu sebentar, Bu. Pakai jilbab dulu."
Malika segera bersiap-siap. Desas-desus tentang dirinya yang dicap sombong karena jarang datang ke rewangan sampai juga di telinganya. Padahal, bukan karena itu Malika malas ikut kegiatan-kegiatan sosial di kampungnya.
"Hmm, si Ranti yang usianya lebih dari satu dekade di bawahku sudah mau nikah." pikir Malika. Begitulah. Lulus SMA, anak-anak gadis di kampungnya akan dinikahkan oleh orang tua mereka. Katanya, daripada jadi fitnah atau beban keluarga. Sungguh berbeda dengan dunia yang Malika kenal di luar sana, di mana kakak-kakak seniornya bahkan masih banyak yang belum menikah. Dan itu sungguh baik-baik saja. Namun, hal itu tidak akan berlaku di kampung ini.
Terbayang oleh Malika, dia hanya akan jadi bulan-bulanan pertanyaan orang-orang. Pertanyaan yang itu-itu lagi. Dan pertanyaan yang sama, yang tidak bisa dia jawab. Pertanyaan yang acap kali ditambah dengan pernyataan yang nyelekit. Daripada makin sakit hati, Malika meminimalisasi interaksi yang tidak perlu. Namun, kali ini dia memutuskan untuk ikut dengan ibunya.
Di kampung kecil ini, urusan pribadi seseorang akan menjadi urusan orang sekampung. Perkara si Joko kemarin maling ayam, anaknya Pak Mahmud jadi pengedar narkoba, istrinya Pak Ucup main serong dengan tetangga, hingga kucingnya Tania baru lahiran, beranak tujuh, semuanya dibahas. Entah itu di pasar, di pengajian ataupun arisan. Dan, perkara Malika sudah sering pula menjadi topik pembahasan.
"Eh itu si Malika, anaknya mendiang Pak Malik, udah hampir kepala tiga, kok belum kawin-kawin, ya?" Ada yang membuka pembicaraan.
"Biasalah, Bu. Terlalu pilih-pilih." Ada yang menimpali.
"Makanya, jadi perempuan tuh, jangan terlalu pintar. Yang ada laki-laki jadi takut." Ibu-ibu yang lain menanggapi.
"Ah, emang dasarnya nggak laku kali, Bu. Udah tua begitu siapa yang mau. Sok-sokan lulusan luar negeri segala, lagi. Orang kerjanya juga di kantor kecamatan doang. Masih mendingan anaknya kita-kita. Nggak usah sekolah tinggi-tinggi, dapat laki banyak duit. Lagian sombong amat. Nggak mau pacaran, pula. Mau dapat suami dari mana, coba. Seumuran dia, mah, harusnya sudah beranak tiga. Ini masih ngurusin kucing belang tiga."
Tawa ibu-ibu itu pecah. Mereka tidak sadar, Malika dan ibunya yang baru sampai mendengar semuanya. Sekuat hati Malika berusaha agar air matanya tidak tumpah. Perlahan, dia mengambil langkah mundur. Tujuannya hanya satu sekarang, pulang ke rumah.
"Tuhan, tolong aku," batin Malika.
Timbul rasa benci dalam hati Malika. Dia benci orang-orang kampungnya yang terus bertanya "kapan"? Mulai dari atasan dan teman-teman di kantornya, tetangganya, paman, tante, sepupunya, semuanya hanya bertanya-tanya, sembari menambahkan kata-kata
"Eh, perempuan itu, kalau sudah di atas 30 tahun, sudah habis masa berlakunya, sudah tidak singset lagi."
Dia benci nasibnya yang tiba-tiba berubah seratus delapan puluh derajat dan harus menghadapi kegilaan ini setiap harinya.
"Apakah mereka kira perempuan itu seperti barang yang ada masa kedaluwarsanya? Atau produk jualan yang dinilai dengan laku atau tidaknya?"
Malika takut lama-lama dia tidak kuat, dan menjalani hidup yang bukan sebenarnya hidup. Hidup yang tidak dia inginkan, bukan dengan orang yang dia inginkan. Hidup yang dijalani karena perkataan orang-orang. Orang-orang yang akan terus berkomentar, tanpa memberikan solusi dan jalan keluar. Malika takut dengan rasa benci yang muncul dalam dirinya. Perlahan, dia mulai menangis. Terisak, lama dan menyayat hati.
20230117
Bukan #30HariBercerita
7 notes · View notes
nitasilmey · 1 year ago
Text
✨ MIRACLE ✨
nggak muk nulis panjang-panjang, aku cuma lagi agak terharu aja, menyadari bahwa banyak ceplosan-ceplosan ringanku yang didengar dan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa
Tumblr media
obrolan di kelas perdana banget sama Kak Ravitho, fast forward to 21 Juli, the ceplosan came true 😭
Tumblr media
asli yaaa y'all ini di luar prediksi BMKG, gue sama Ayu bener-bener buta sama dunia ini, ngimpi banget kali juara 1, bisa dapet ilmu dan nggak kepental di tengah jalan aja syukur bgt, but Allah, proving His merciness, keeps giving me more and more 😭
satu lagi, terdengar lebih sepele, tapi sama ajaibnya, karena pada hari itu aku nggak pernah mikir aku bakal punya libur sampe akhir tahun, bener-bener basa-basi doang ngajak Ine tuh 😂 semisalnya ada libur pun biasanya nggak akan bisa pergi jauh-jauh karena nggak ada uangnya (klasik wkwk) atau tetap aja ada kesibukan-kesibukan yang menghalangi
Tumblr media
dan tepat sebulan kemudian nggak cuma sekedar ke curug, aku bener-bener nyampe ke tempat wisata yang bener-bener ideal versi aku: di tengah hutan, bisa hiking tipis-tipis, terjangkau kereta, sunyi, calming 😭🌲
Tumblr media
me + my soulmate, sama Ine juga kok tapi nanti Ine marah kalau fotonya di post WKWK
yaudah sesuai janjiku, aku nga mau nulis panjang-panjang wkwk, aku baru sadar hari ini aku pernah punya harapan-harapan semu dengan keyakinan nyaris 0% saat mengucapkannya, tapi Allah mendahului keraguan dan kelalaianku dalam mengasihi hambaNya
dan semoga semua kebaikan yang pernah kubisikkan dengan bersungguh-sungguh maupun meragu, Allah bukakan jalanku untuk meraihnya dan mensyukuriNya, lagi dan lagi
bonus: my soulmate acting kinda sweet today
Tumblr media
3 notes · View notes