#kesyirikan
Explore tagged Tumblr posts
syam1974 · 2 years ago
Photo
Tumblr media
49 AKIBAT DARI DOSA DAN BERBUAT MAKSIAT\n\n_________🌏 Web | shahihfiqih.com.\n📱 Tiktok : shahihfiqih.com\/tiktok\n🖥 Youtube : shahihfiqih.com\/youtube\n🌐 Telegram : shahihfiqih.com\/telegram\n📱 Instagram : shahihfiqih.com\/instagram\n📺 Twitter : shahihfiqih.com\/twitter\n💻 Facebook : shahihfiqih.com\/facebook\n\n#renungan #dosa #berdosa #dosamasalalu #kesyirikan #taubat #bertaubat #maksiat #dampakmaksiat #shahihfiqih (di Banjarmasin) https://www.instagram.com/p/CoRlChqP7Op/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
lacikata · 3 months ago
Text
Tumblr media
Diambil dari kisah Imam Ahmad rahimahullah, beliau ketika keluar, menutupi wajahnya dengan sorban yang dikenakannya, sebab tidak ingin diketahui, lalu ketika melewati kerumunan orang, terdengar olehnya semua orang membicarakan dan memuji-muji dirinya.
Kenapa? Sebab amal beliau telah mencerminkan ilmunya. Maa syaa Allah. Lalu bagaimana beliau menyikapinya? Apakah beliau bangga setelah mendengar hal itu?
Tidak. Beliau justru sedih dan mengatakan, "Aduh celaka aku. Jangan-jangan ini istidraj."
Istidraj adalah tipu daya dari Allah ﷻ untuk makhluk-Nya yang bersifat keuntungan. Dia merasa itu sebagai pemuliaan Allah ﷻ terhadap dirinya, padahal keuntungan itu justru akan menjerumuskannya pada azab.
Inilah contoh nyata seorang hamba yang Allah ﷻ sifati di QS. Fathir: 28, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah ﷻ di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama."
Mereka yang berilmu (ulama) tahu bahwa hal itu bisa menjadi fitnah baginya. Pujian bisa menjadi fitnah yang mendatangkan ujub, riya atau takabur sehingga mereka tidak bangga dengan hal itu, melainkan waspada dan sangat berhati-hati.
Sebagaimana Imam Ahmad rahimahullah, yang justru menganggap pujian yang beliau dapatkan sebagai istidraj.
Inilah bentuk kehati-hatian beliau yang perlu dicontoh yaitu jauhi pujian, jikalau qadarullah dipuji, jangan lantas senang atau bangga.
Berhati-hatilah, selain boleh jadi itu istidraj, hal itu juga bisa menimbulkan ujub, riya atau takabur yang merupakan kesyirikan. Dan dikagumi juga bisa menimbulkan penyakit 'ain, maka hiasilah dirimu dengan tawadhu'.
57 notes · View notes
auliasalsabilamp · 7 months ago
Text
Makna "Belajar Agama"
Tidak mudah hidup di zaman yang memang kerusakan sudah dianggap sebagai hal yang biasa, teruslah menuntut ilmu agama, bersamai dan sabarlah terhadap orang-orang shalih.
Kemaksiatan itu adalah sesuatu yang memang menyenangkan bagi hawa nafsu, tapi derajat surga tertinggi tak bisa di raih oleh orang-orang yang tunduk pada hawa nafsunya, berbahagialah mereka yang memiliki kesempatan untuk melakukan kemaksiatan tapi lebih memilih untuk menjauh pergi karena takut pada Allah, semoga Allah istiqomahkan yang demikian. Telah di saksikan sepanjang zaman yang istiqomah adalah yang serius pada agamanya.
Salah satu kekurangan kita sebagai anak muda dalam memahami makna "belajar agama" adalah kita belajar hanya pada perkara-perkara yang menyenangkan hati kita. Seperti: materi kajian mengenai jodoh, rezeki, circle pertemanan, dll yang tentu semua itu materi yang juga tak kalah penting.
Namun, belajarlah juga dan terutama pada perkara inti dalam agama: soal aqidah, tauhid, kesyirikan, pembatal-pembatal keislaman, nama dan sifat Allah, dan ilmu-ilmu lain yang kita pikir sempit dan cetek padahal dalam dan luas.
Mempelajari hal-hal di atas bukan agar kita jadi ustadzah/guru/pengajar. Namun utamanya untuk mengangkat kebodohan diri dan orang terdekat kita. Mengubah karakter, sifat, kebiasaan kita yang selama ini bergantung dengan makhluk menjadi bergantung kepada Allah, yang selama ini orientasinya dunia menjadi orientasi akhirat. Hakikatnya tujuan kita belajar agar karakter kita berubah dan hal tersebut butuh banyak waktu.
Lalu, ilmu ini bila dipelajari kemudian diamalkan, akan menjadikan kita pekerja yang bertanggungjawab, karyawan yang disiplin, ibu yang shaalihah, ayah yang penyayang, tetangga yang menyenangkan hati, pemuda yang santun, pelajar yang semangat, pemimpin yang bijaksana, presiden yang adil, pedagang yang jujur.
Atau singkatnya, menjadi manusia yang bertaqwa dan penuh dengan kebaikan serta kebermanfaatan, baik dalam kesendirian ataupun dalam kebersamaannya dengan orang lain.
Menjadi manusia yang bahagia dan tenang dari dalam dirinya, kuat jiwanya, optimis dan tidak pernah berburuk sangka pada Allaah 'azza Wa Jalla.
Bogor, 14 Dzulhijjah 1445 H.
56 notes · View notes
mamadkhalik · 4 months ago
Text
Seputaran Umat
Saat liqo kemarin, saya menanyakan satu hal :
"Apa isu umat yang kalian tahu hari ini?"
A : Ada informasi kalau isu kebencian terhadap etnis rohingnya ternyata settingan, terutama tiktok.
B : Lagi rame mbak rara diusir dari Aceh gegara pawang hujan.
C : Lagi rame juga terkait isu Nasab Baalawi yang dipertanyakan beberapa orang tentang keaslianya.
D : Kemarin Komandan Brigade Saraya Al-Quds Syahid di Tepi Barat.
Beberapa isu di atas agaknya perlu menjadi perhatian bagi aktivis dakwah hari ini.
Perihal Rohingnya, Narasi TV menerbitkan hasil investigasi perihal narasi kebencian Rohingnya yang masif sekitar 1 tahun yang lalu. Kita diperlihatkan berbagai temuan bagaimana isu ini dinaikan dengan masif melalui akun-akun tertentu sebagai upaya demonisasi Rohingya dan pengalihan isu-isu nasional. Dampaknya warganet ikut membenci bahkan didemo oleh mahasiswa Aceh.
youtube
Masih sama di Aceh, mbak rara saat pagelaran PON mendapat protes dari Gubernur dan masyarakat karena mempertontonkan kesyirikan di Serambi Makkah. Khusus profesi ini, sudah menjadi rahasia umum banyak pejabat pemerintahan maupun Event Organizer menggunakan jasa ini untuk keberlangsungan acara. Mereka beragama Islam tapi mereka mempercayai tradisi ini karena sudah menjadi budaya dan dianggarkan!
youtube
Lanjut di kasus Nasab Baalawi, orang-orang yang mempertanyakan masalah ini bukanlah orang baru. Perasaan saya ini memang proxy yang sengaja dibuat untuk menyibukan umat melihat kasus-kasus besar di nasional. Rabithah Alawiyah menyambutnya dengan diskusi ilmiah dan memberikan fakta-fakta akademis membantah tuduhan tersebut. Jasmerah. Para Habaib ini besar sekali peranya dalam kemerdekaan Indonesia.
youtube
Terakhir, Syahidnya Abu Syuja Komandan Brigade Saraya Al-Quds (Faksi Nasionalis Fatah) menjadi babak baru dan hikmah tersendiri. Beliau Syahid terindikasi karena info mata-mata yang berasal dari orang Palestina sendiri. Tak jauh dari itu, ternyata Pasukan Keamanan Otoritas Palestina yang terafiliasi dengan Zionis juga membubarkan aksi protes di Tepi Barat. 2 Peristiwa ini dapat dilihat ada benang merahnya dan ternyata dalam setiap perjuangan akan ada orang-orang munafik di dalamnya.
youtube
Kawan-kawan sekalian, selamat datang di Akhir Zaman. Betapa fitnah itu meralela dan secara langsung merusak pemikiran dan mengadu domba Kaum Muslimin.
Maka apa yang harus kita lakukan ?
Mengupayakan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid sebagai penguatan ruhani.
Mempelajari kembali Sirah Nabawiyah yang di dalamnya banyak ibrah perjalanan hidup dan rambu-rambu.
Dekat dengan Para Ulama (yang kredibel) sebagai tempat untuk bertanya, menuntut ilmu semampunya, dan menjadi perekat antar elemen umat Islam atas pelajaran yang sudah di dapat.
Membentuk lingkaran positif dalam rangka meningkatkan dan mengingatkan dalam kebaikan.
Berbakti kepada Orang Tua sebagai jaminan sukses di perjalanan hidup. Terkhusus bagi laki-laki kepada Ibunya.
Menerapkan apa yang penjadi perintah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam : "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain."
Yayasan Nur Hidayah Surakarta, 02 September 2024
8 notes · View notes
khairulikhwanhakim · 6 days ago
Text
Tumblr media
Allah Ta’ala juga berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah, ‘Inilah jalanku! Aku mengajak manusia ke jalan Allah di atas ilmu. Yaitu, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha Suci Allah! Aku bukanlah orang yang berbuat kesyirikan’” (QS. Yusuf: 108).
Dalam ayat ini juga Allah Ta’ala mengajarkan kita untuk bangga menjadi seorang muslim, dengan mengatakan, “Inilah jalanku!”
Dan tidak ragu lagi bahwa Islam ini adalah agama yang sempurna. Sempurna dalam akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Dalam semua aspek kehidupan, terdapat tuntunan dan bimbingan yang lengkap dalam agama Islam. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, semua sudah ada tuntunan dan bimbingan yang paling sempurna. Mulai dari awal bulan hingga akhir bulan, mulai dari awal tahun hingga akhir tahun, semua sudah ada tuntunan dan bimbingan yang paling sempurna.
Maka hendaknya kita berbangga menjadi seorang muslim, bukan malah bangga ikut-ikutan kebiasaan umat yang lain.
Sumber: https://muslim.or.id/60809-bangga-menjadi-seorang-muslim.html Copyright © 2025 muslim.or.id
2 notes · View notes
aisndry · 8 months ago
Text
Efek Domino Viralitas
Orang harus menjalani kehidupan dengan anggapan bahwa tiap suara yang dibuatnya adalah kebenaran dan tiap gerakan yang diikuti menjadi standarisasi untuk menaikkan prestige diri.
Atensi yang dibangun pada tombol "Like, retweet dan share" untuk menaikkan viralitas kecenderungan menjadikannya pada narasi advertising, jualan dan hal ini berpengaruh terhadap skenario instan dan dapat berdampak pada peningkatan kasus depresi, stres, kecemburuan, kesyirikan dan lain-lain.
Mindset viralitas yang terbangun mengakibatkan pasar masyarakat menjadi FOMO, "Kita merasa tidak eksis, kalau tidak tampil maupun viral". Mereka membangun identitas diri melalui hal tersebut.
Aku orang yang berarti atau tidak? Jika postingan yang kubuat viral. Pencitraan dalam membangun identitas diri yang secara instan dapat mengakibatkan kecenderungan untuk kecanduan dalam berselancar pada sosial media
Kita merasa tidak berarti dalam keberadaan jika sedikit yang "like". Konten-konten yang ditampilkan juga tidak tepat sasaran bahkan terjadinya penyimpangan tataran yang bahkan usia yang belum sepantasnya mengonsumsi konten tersebut malah menjadi imbasnya. Seharusnya, ketika bijak dalam sosial media maka juga dibangun kesadaran tataran dan kritis. Paulo Freire pernah menyampaikan opininya bahwa:
"Kesadaran kita masih kesadaran mitis"
Maksudnya adalah ketika ada trending, maka diikuti. Anak-anak muda seperti terhipnotis dalam menggapai proses Top on society maupun kepemimpinan pada masyarakat yang lebih penting adalah BISA JOGET, bukan melakukan intelektualisasi yang akibatnya mencitrakan dirinya biar diikuti oleh orang banyak.
Kalau berpikir instan dengan logika dan mode hidup mudah menginginkan viral, maka kondisi tersebut akan menjatuhkan diri dalam kedangkalan. Kalau dangkal maka hidup pun dipenuhi kedangkalan yang dimana posisinya terdapat pada permukaan dan potensi pun tidak tergarap karena khawatir tenggelam dan tidak dikenali orang lain. Ia lebih milih latihan joget dalam menunjang viralitas pada sosial media. Anak-anak muda pada saat ini hanya berkomunikasi di kalangan mereka saja, namun mereka lupa untuk berkomunikasi pada pendahulu kita yang disebut SEJARAH. Tidak hanya kesulitan berkomunikasi pada dunia pendahulu namun juga pada sekelilingnya saat ini dikarenakan terisolasi di dalam sosial media. Relasi sosial yang terjadi juga tidak terlatih karena hidupnya sendiri tiap hari di depan gadget.
Maka dari itu, penting bagi kita latihan refleksi berpikir secara mendalam dengan belajar filsafat dan membaca untuk membangun kesadaran kritis.
5 notes · View notes
merangkulmakna · 8 months ago
Text
HATI HATI DENGAN SYIRIK MAHABBAH
Ucapan ucapan yang acapkali terlontar dari lisan pelaku syirik mahabbah:
~Aku tak bisa hidup tanpamu~
~Hanya dengan mu aku bisa bahagia~
~Tanpamu aku tidak bisa bahagia~
~Jauh darimu aku bisa mati~
~Hidup matiku hanya untukmu~
~Hanya bersamamu aku merasa hidup~
Dan semua perkataan" romatis lainnya yg bisa jadi tanpa di sengaja
Demi Allah segeralah bertaubat dan memperbaiki diri
Jangan biarkan perkataan" tersebut menjatuhkan mu dalam kesyrikan
Yang akan menjerumuskan mu dalm jurang kebinasaan
Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah
"Terkadang orang yang mabuk cinta bisa menjadi kufur sebagaimana orang orang yang mencintai tandingan selain Allah sama dengan mencintai Allah. Bagaimana lagi jika ia lebih mencintainya di dalam hati daripada mencintai Allah?Ini adalah mabuk cinta yang tidak diampuni pelakunya karena kesyirikan yang paling besar dan Allah tidak akan mengampuni jika diri-Nya disekutukan.
الله سبحا نه وتعالی
berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).
(Qs.Al-Baqarah : 165)
Dan tanda tanda mabuk cinta yang syirik lagi kufur adalah mendahulukan keridhaan yang dicintainya daripada keridhaan Rabbnya dan berusaha mencurahkan sesuatu yang paling berharga buat yang ia idolakan dan memberikan yang paling jelek buat Rabbnya serta berusaha dengan segala upaya menyenangkan yang dicintainya, menta'atinya, mendekatkan diri kepadanya dan hanya memberikan sisa sisa waktunya untuk Rabbnya seandainya ia masih menta'ati-Nya"
(Jawabul Kaafi,490-491)
Astaghfirullah wa'atubuilaik
Lahaula wala quwwata illa billah
#risalahdakwah
#milisitauhidmedia
2 notes · View notes
mnwlife · 2 years ago
Text
Kasih Sayang
“Kasih sayang ditunjukkan kepada Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
Dan yang paling Ma'ruf Tauhid, dan yang paling Munkar adalah kesyirikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.”
Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc. hafidzahullah - Tafsir Surat Al Fatihah (6)
10 notes · View notes
setelahhujanadapelangi · 1 year ago
Text
*KEKUFURAN BERHUKUM DENGAN HUKUM BUATAN MANUSIA*
Ikhwany fiellah rohimakumulloh,
Alloh ta'ala menciptakan jin dan manusia supaya mereka hanya beribadah kepadaNya saja dan meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selainNya (meninggalkan segala bentuk kesyirikan atau segala jenis thogut).
*_"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu "._*
[ Adz-Dzariyat: 56 ]
*_"Dan sungguh telah Kami utus pada tiap tiap umat seorang Rosul (yang menyeru), ' Ibadahilah Alloh saja dan jauhi thogut "._*
[ An-Nahl: 36 ]
Dan Alloh 'azza wa jalla mengutus para rosul kepada umat manusia untuk mengajari mereka, dan menurunkan bersama para rosul; al Kitab, untuk menghukumi segala perkara manusia dengan benar dan adil.
*_"Dan (Alloh) menurunkan bersama para Nabi-Al Kitab dengan (membawa) kebenaran untuk menghukumi diantara manusia pada apa yang mereka perselisihkan"._*
[ Al Baqoroh: 213 ]
*_" ...Dan jika kalian menghukumi maka hukumilah dengan adil"._*
[ An-Nisa' : 58 ]
Membuat hukum adalah hak rububiyah Alloh subhanah, hak Alloh sebagai Robb ; pencipta, pemilik dan penguasa jagad raya ini.Karena itulah DIA pula yang berhak mengatur, membuat UU /hukum untuk alam semesta ini.Dialah Alloh 'azza wa jalla yang berhak menghukumi segala perkara/ perselisihan diantara manusia.Alloh Ta'ala berkata,
*_" Tiadalah hukum (hak memutuskan) kecuali milik Alloh dan (Dia) memerintahkan janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepadaNya"._*
(Yusuf:40).
Alloh juga berkata,
*_" Dan DIA tidak menyertakan seorangpun dalam hukumnya "._*
[ Al Kahfi: 26 ]
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berkata,
*_" Sesungguhnya Dialah(Alloh) Sang Hakim(Pemberi putusan),dan hanya kepadaNyalah hukum (keputusan) dikembalikan"._*
[ HR Abu Dawud,An Nasa'i,Shohih ]
Jadi, jelas bahwa hak membuat hukum (legislasi/tasyri') adalah milik Alloh ta'ala.Alloh-lah sang musyarri'(legislator) , bukan manusia, entah raja, penguasa, presiden, ketua adat, anggota legislatif atau parlemen (DPR) atau siapapun selain Alloh.Dan Alloh tidak bekerja sama dengan seorangpun dalam menetapkan hukum.Justru manusia apabila memutuskan suatu perkara harus merujuk kepada Alloh (Kitabulloh) dan RosulNya (AsSunnah), sebagaimana yang diperintahkan Alloh,
*_"....maka, jika kalian berselisih tentang sesuatu kembalikanlah (keputusannya) kepada Alloh dan RosulNya jika kalian beriman kepada Alloh dan hari akhir...."_*
[ An- Nisa': 59 ]
Dan Alloh ta'ala juga berkata,
*_" Dan hukumilah (perkara) diantara mereka dengan apa yang Alloh turunkan (Kitabulloh & As Sunnah) dan jangan ikuti hawa nafsu mereka..."._*
[ Al Maidah: 49 ]
Juga di surat-surat: al
Maidah: 48, al A'rof: 3, al Qoshos: 85, dll .Jadi, dlm memutuskan haruslah merujuk wahyu bukan merujuk hukum hasil godokan hawa nafsu-akal pemikiran para anggota parlemen (legislatif), kepala suku, atau siapapun selain Alloh dan RosulNya.
Karena itulah, hukum selain hukum Alloh (hasil pemikiran manusia) dikatakan sebagai hukum jahiliah.
*_" Apakah hukum jahiliah yang mereka cari ? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada (hukum) Alloh bagi orang yang yakin ? "._*
[ Al Maidah: 50 ]
Dan orang yang mengaku mukmin tapi berhakim kepada selain Alloh dan RosulNya dijuluki sebagai *'berhakim kepada thogut'* , padahal kita diperintah tuk kufuri thogut.Hukum selain hukum Alloh adalah hukum thoghut.
Alloh Ta'ala berkata,
*_" Tidakkah kau perhatikan (wahai Muhammad) kepada orang yang mengaku beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelummu ? Mereka hendak berhakim kepada thogut padahal sungguh mereka telah diperintah mengkufuri (thogut) itu. Dan setan menginginkan untuk menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya "._*
[ An-Nisa' : 60 ]
Juga Alloh ta'ala berkata,
*_" Maka tidak, dan demi Robbmu (Muhammad Saw) mereka tidak beriman hingga mereka berhakim kepadamu dlm semua perkara yg terjadi diantara mereka ,kemudian tak ada keberatan dlm diri mereka terhadap apa yg engkau putuskan dan menerima dgn selapang-lapangnya"._*
[ An Nisa': 65 ]
Diayat ini, Mufassir jelaskan , bahwa seorang muslim tidak dianggab beriman oleh Alloh sampai dia mau berhakim dengan (syariat) Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, tidak keberatan thd syariat yg dibawanya dan harus menerimanya dengan ikhlas.Seandainya kita sudah berhakim dengan syariat Alloh ta'ala tapi dalam hati kita ada rasa tidak senang dengannya atau tidak ikhlas menerimanya, maka inipun masih dianggap tidak beriman.Jadi, ketiga-tiganya harus ada; berhakim, dada lapang, menerima dgn seikhlas-ikhlasnya.Barulah kita dianggab sebagai mukmin.Maka, orang mukmin yang meninggalkan syariat (hukum) Alloh, malah pilih syariat/hukum / UU / pedoman berbangsa /aturan hasil pemikiran manusia, digolongkan sebagai orang-orang yang kafir.Alloh juga berkata diujung ayat 44 surat Al Maidah,
*_" Barang siapa yang tidak berhukum (memutuskan) dengan apa yang Alloh turunkan (al Qur-an dan Assunnah), maka mereka itulah orang-orang yang kafir."_*
Orang atau sekelompok orang atau sebuah bangsa yang meninggalkan syariat Alloh ta'ala dan lebih suka pakai UU buatan manusia (Qowanin wadh'iyyah), melanggar "pasal berlapis" yang menjerumuskannya pada kekafiran sehingga keluar dari iman.Mengapa demikian? Perhatikan yang berikut ini:
*_1. MELANGGAR TAUHID RUBUBIYAH_*
Sebagaimana diterangkan dimuka bahwa membuat hukum adalah hak Alloh ta'ala sebagai Robb, sebagai penguasa dan pemilik alam semesta ini.Maka, orang yang mengklaim sebagai pembuat hukum (legislatif/musyarri') yang kemudian diundangkan untuk menghukumi manusia, berarti telah berlaku sebagai tandingan Alloh atau pesaing Alloh atau telah berlaku/mengangkat diri sbg robb-robb selain Alloh, sehingga jatuhlah ia pada syirik rububiyah.Ini syirik akbar yang pelakunya keluar dari iman (kafir).Inilah kenapa Fir'aun dikatakan telah mengaku sebagai tuhan (robb),karena ia telah main kuasa dgn membuat peraturan seenak akalnya untuk menghukumi rakyatnya.Demikian juga fir'aun-fir'aun (penguasa) masa kini baik dinegeri-negeri mayoritas muslim atau yang bukan, telah mengangkat diri sebagai Robb selain Alloh subhaanah dengan memberlakukan UU buatan hasil olah pikir manusia untuk menggantikan hukum Alloh, tak terkecuali negeri ini.
*_2. MELANGGAR TAUHID ULUHIYAH (TAUHID IBADAH)_*
"AthTho'ah" adalah ibadah.
Menunaikan sholat, shiyam, haji adalah bagian dari mentaati perintah Alloh 'azza wa jalla atau ibadah pada Alloh ta'ala.Begitu pula menerapkan hukum Alloh berarti mentaati Alloh atau ibadah pada Alloh.Mentaati hukum Alloh adalah ibadah, yaitu ibadah pada pembuatnya, Alloh 'azza wa jalla.Demikian juga setuju / mendukung /mentaati hukum buatan yang menggantikan hukum Alloh juga ibadah, yaitu ibadah pada selain Alloh (para pembuat hukum).Maka, yang berbuat demikian telah jatuh pada syirik uluhiyah.Ini syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari iman.Demikian juga para pembuat hukumnya telah berlaku sebagai ilah selain Alloh suhaanah, karena minta ditaati hukum-hukum yang dibuatnya.Ketaatan adalah hak uluhiyah Alloh (hak Alloh sebagai ilah).Maka, jatuhlah ia pada syirik uluhiyah.Syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari iman.
*_3.MERENDAHKAN ALLOH TA'ALA_*
Menganggab hukum buatan lebih baik dari hukum/UU Alloh.Syariat Alloh ta'ala dianggab tidak cocok dengan zaman atau ketinggalan zaman.Atau dianggab gak sesuai di Indonesia,dan lain perkataan yang merendahkan syariat Alloh.Ini berarti merendahkan Alloh, mensifati Alloh subhaanah punya kekurangan.Hal ini jelas kekafiran.
*_4.BERPALING DARI AGAMA ATAU MEMBANGKANG TERHADAP ALLOH 'AZZA WA JALLA._*
Alloh ta'ala perintahkan untuk berhakim kepadaNya tetapi malah pilih hukum selainNya.Alloh perintahkan berhukum dengan Kitabulloh dan Sunnah Nabinya namun malah pilih hukum KUHP ,UUD 45, Pancasilatta dan UU yang dibuat anggota DPR, dsb.Ini berpaling dari Addien (Islam) dan pembangkangan terhadap Alloh 'azza wa jalla.Seandainya kita membangkang perintah sholat, kita kufur.Begitu pula apabila kita membangkang perintah berhukum dengan syariatNya, kitapun kufur. Iblis laknatulloh membangkang satu perintah, dia sudah dikafirkan Alloh.Kalau menolak syariatNya, berapa ayat/perintah yang kita bangkangi? Kalau sudah begini, pantaskah kita mengaku sebagai mukmin?
Masih banyak poin-poin kekufuran bila kita tinggalkan UU/hukum Alloh ta'ala.
Ayat-ayat Alloh ta'ala telah terang benderang yang memeritahkan kita berhukum kepada Alloh dan RosulNya dan kekufuran bagi yang menolaknya.
Tinggal pilihan kita,mau tunduk pada Alloh 'azza wa jalla atau tunduk pada selainNya?
*# Al Bulury*
Di salin dari abu Haris granada
2 notes · View notes
isfasyams · 1 year ago
Text
TOLERANSI
Kita hidup di zaman dimana makna “toleransi” menjadi bias, dan mengarah kepada pluralisme. Sehingga banyak non muslim yang tidak mengenal dakwah Tauhid, meskipun mereka hidup di negeri mayoritas muslim.
Padahal Allah Ta'ala mengutus para nabi dan Rasul-Nya untuk mendakwahkan Tauhid, dan inipun tetap menjadi bagian dari ‘tugas’ kita, jika kita benar-benar menyayangi sesama. Karena sebaik-baik rasa cinta adalah ketika kita berikhtiar agar bersama-sama masuk kedalam Surga-Nya dengan hati yang selamat (yaitu dengan menjauhi kesyirikan).
Allah Ta'ala berfirman:
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl:36).
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kalian mati kecuali dalam (keadaan) Islam” (QS. Al Baqarah: 132)
Nabi Isa 'alaihissalam sendiri berseru kepada kaumnya:
“Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah (dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa api neraka.“ (QS. Al-Maidah :72)
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92)
Sebanyak apapun amal shalih, jika mempersekutukan Allah dan tidak bertaubat hingga maut datang, maka amalan itu tidaklah berguna disisi Allah Ta'ala, dan akan kekal di neraka (lihat surat Az-Zumar ayat 65). Wal 'iyadzu billah.
Setiap tahun kita dapat menyaksikan, bagaimana sebagian kita (muslim), lebih sibuk mengucapkan selamat perayaan agama lain atas kelahiran nabi yang mereka tuhankan.
Setidaknya, jika tidak mampu menyeru untuk mentauhidkan Allah.. maka selamatkanlah aqidah kita dengan tidak turut serta dan tidak mendukung keyakinan mereka dengan cara berlepas diri.
Lakum dinukum waliya din
(Untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku)
Ayat ini berbicara tentang bara (berlepas diri) bukan tentang kebebasan berkeyakinan.
3 notes · View notes
sisterinblack · 1 year ago
Text
Tumblr media
Ringkasan dari kajian:
🖊️ SYARAH KITAB TAUHID #4
👤 Ustadz DR. Firanda Andirja, MA.
🎬 https://youtu.be/7-60HVlzX7c
بسم الله الرحمن الرحيم
BAB ke-2 Keutamaan Tauhid & Dosa-Dosa yang Digugurkan oleh Tauhid.
Tauhid bisa menggugurkan dosa-dosa tanpa terkecuali. Dalil yang menegaskan diantaranya,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُ��ْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” [al-An’am/6 : 82]
Kezaliman secara bahasa ada 3,
- menzalimi orang lain
- menzalimi diri sendiri (maksiat; minum khamr, melihat hal yang diharamkan, tidak puasa ramadhan tanpa alasan udzur, tidak sholat, tidak bayar hutang, dll)
- Kezaliman yang berkaitan dengan hak Allah (kesyirikan)
Para Shahabat mendatangi Rasulullah mempertanyakan siapa yang tidak pernah bermaksiat sama sekali. Akan tetapi yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah khusus kezaliman tentang kesyirikan.
Orang yang bertauhid akan mendapatkan keamanan di dunia dan akhirat. Didalam Al-Quran Surat Al-An'am ayat 75-82 memiliki kisah yaitu merupakan penghujung kisah antara Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam dengan kaumnya. Ayat 79 yang dijadikan dalil oleh para filsafat sebagai pencarian Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam ketika mencari Tuhan padahal pada saat itu Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam tidak sedang mencari Tuhan tapi sedang berdialog dengan kaumnya agar mereka berpikir. Karena Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam pada saat itu mendapati kaumnya terbagi menjadi dua; penyembah berhala (Kaum Babil, negeri ayah nya) & penyembah benda-benda di langit. Ayat 80 Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam berlepas diri dari kesyirikan yang diperbuat oleh kaumnya. Ayat terakhir yang seharusnya merasa aman adalah yang bertauhid kepada Allah bukan mereka yang berbuat kesyirikan.
Dari ‘Ubadah bin Shomit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
“Barang siapa mengucapkan ‘saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 149)
والله تعالى أعلم
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
***
📝 Ima Bintu Ali
2 notes · View notes
dimaswidyatama · 2 years ago
Text
26 Juni 2023
Dr. Firanda Andirja
(bimbinganislam.com)
PERISTIWA HALFUL FUDHŪL DAN PERNIKAHAN DENGAN KHADIJAH (BAGIAN 01 DARI 08)
Alhamdulillāh, Allāh Subhānahu wa Ta'āla masih memberikan kita kesempatan untuk bersua kembali dalam rangka untuk mempelajari perjalanan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang sarat dan penuh dengan faedah-faedah.
Faedah-faedah itu bisa kita jadikan sebagai bekal kita dalam menjalani kehidupan kita.
In syā Allāh, kita akan membahas tentang "Pernikahan antara Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan Khadijah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā".
Akan tetapi, sebelumnya ada satu peristiwa yang dialami oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yaitu yang dikenal dengan peristiwa "halful fudhūl".
Halful fudhūl adalah peristiwa dimana orang-orang Quraisy di zaman jāhilīyyah pernah berkumpul di rumah 'Abdullāh bin Jud'ān,
dan mereka bersepakat untuk menolong orang yang dizhālimi.
Pertemuan ini dihadiri oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang dikenal dengan halful fudhūl.
Dikisahkan bahwasanya ada seorang dari kabilah Zabīd (dari Yaman) datang ke kota Mekkah membawa sejumlah barang dagangan,
lalu dijual-lah barang dagangan tersebut kepada Al 'Ash bin Wāil As Sahmi.
Akan tetapi Al 'Ash bin Wāil As Sahmi mengambil barang dagangan tersebut tanpa membayar.
Akhirnya dia (orang Yaman) naik diatas gunung Jabal Abi Qubais yang ada di sekitar Ka'bah. Saat itu orang-orang Quraisy sedang berkumpul.
Maka diapun berteriak dengan suara yang lantang menuntut haknya dan agar dia ditolong.
Salah satu paman Nabi yang bernama Zubair bin 'Abdil Muththalib mengatakan bahwa orang ini tidak boleh ditinggalkan, (maksudnya) dia harus ditolong.
Akhirnya Banu Hāsyim, Banu Zahrah, dan Banu Tamīm berkumpul di rumah 'Abdullāh bin Jud'ān, dan mereka bersepakat untuk bersatu padu menolong orang ini.
Akhirnya mereka berhasil meminta Al 'Ash bin Wāil As Sahmi untuk membayar uang kepada orang Yaman Az Zabidiy penjual yang tidak dibayar uangnya.
Yang menjadi perhatian kita, dalam pertemuan tersebut Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam juga hadir.
Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam belum diangkat menjadi seorang nabi saat itu.
Setelah beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam diangkat menjadi seorang nabi,
Beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) masih mengingat pertemuan ini,
yaitu pertemuan yang baik antara orang-orang kāfir Quraisy untuk meninggikan keadilan, menolong seorang yang dizhālimi.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
لَقَدْ شَهِدْتُ فِي دَارِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُدْعَانَ حِلْفًا مَا أُحِبُّ أَنَّ لِيَ بِهِ حُمْرَ النَّعَمِ ، وَلَوْ أُدْعَى بِهِ فِي الإِسْلامِ لأَجَبْتُ
"Sungguh Aku pernah menghadiri sebuah perjajian di rumah 'Abdullāh bin Jud’ān. Saya lebih senang dengan perjanjian ini daripada unta merah,
Sekiranya aku diundang lagi (untuk menyepakati perjanjian ini) di masa Islām, niscaya aku akan memenuhinya." (Hadīts riwayat Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra no 12110, dihasankan oleh Al Syaikh Albāniy rahimahullāh dalam Silsilah Ash Shahīhah no.1900)
Ini adalah pengakuan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam terhadap sebagian kebaikan yang masih ada didalam zaman jāhilīyyah.
Walaupun demikian, tidaklah bermanfaat kebaikan 'Abdullāh bin Jud’ān, karena dia masuk neraka Jahannam,
sebagaimana dalam Shahīh Muslim tatkala 'Āisyah bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
يا رسول الله ابن جدعان كان في الجاهلية يصل الرحم ويطعم المسكين فهل ذاك نافعه ؟ قال لا ينفعه إنه لم يقل يوما رب اغفر لي خطيئتي يوم الدين
"Wahai Rasulullāh, Ibnu Jud’ān pada masa jāhilīyyah menyambung silaturrahīm dan memberi makan orang-orang miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya?"_
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Tidak akan bermanfaat untuknya, (sebab) seharipun dia tidak pernah mengatakan, 'Wahai Rabbku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat nanti'."
Oleh karenanya, kebaikan Ibnu Jud’ān tidaklah bermanfaat sedikitpun, karena dia terjerumus dalam kesyirikan.
Dan siapa saja yang terjerumus ke dalam kesyirikan, maka seluruh amalannya tidaklah bermanfaat.
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Jika engkau berbuat kesyirikan, niscaya akan hapus amalmu, dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi."
(Az Zumār: 65)
Maksudnya, merugi di akhirat kelak, dan akan masuk neraka Jahannam.
Meskipun kaum musyrik Quraisy bergelimang didalam kesyirikan dan menyembah berhala,
namun Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan sifat obyektif dan keadilannya,
tetap menyatakan bahwa biar bagaimanapun mereka punya kebaikan. Tidak boleh tutup mata terhadap kebaikan yang ada ini.
Oleh karenanya, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadītsnya bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia."
(Hadīts riwayat Baihaqiy)
Para ulamā telah menjelaskan tentang maksud hadīts ini, yaitu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika berdakwah kepada orang-orang Quraisy, sudah ada akhlaq-akhlaq mulia disitu.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tinggal menyempurnakannya saja.
Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bukan memperbarui akhlaq, namun segala akhlaq yang buruk dibuang, dan akhlaq yang sudah baik dipertahankan.
Orang-orang Arab jāhilīyyah dan musyrikin Quraisy memiliki sejumlah akhlaq dan perangai mulia, sebagaimana telah dipaparkan di bab sebelumnya, diantaranya:
√ Mereka senang menjamu tamu,
√ Mereka memberi makan kepada faqīr miskin,
√ Mereka membela orang yang dianiaya,
√ Dan lain-lain.
Namun sejatinya amalan mereka itu sia-sia di sisi Allāh, tidak bernilai dan berharga di akhirat, karena mereka terjerumus kedalam kesyirikan.
Namun Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengakui bahwa orang-orang Quraisy dahulu, mereka memiliki akhlaq yang mulia,
karenanya beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) diutus oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk menyempurnakan akhlak​ yang mulia.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak menafikan kebaikan yang ada pada musuh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Bahkan perkataan beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Andai aku diajak untuk menyepakati perjanjian ini di masa Islām, aku pun akan mendatanginya."
Demikian yang bisa disampaikan, In syā Allāh besok kita lanjutkan pada pembahasan selanjutnya.
______________________
3 notes · View notes
daaralatsarindonesia · 2 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
﷽ 📝 HATI YANG BERSIH
Allah Ta'ala berfirman,
(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ)
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
(QS. asy-Syu'ara: 88-89)
---
Berkata al-Imam asy-Syaukani rahimahullah,
القلب السليم هو السليم من الشرك الخالي من البدعة المطمئن إلى السنة
"Hati yang bersih adalah hati yang selamat dari kesyirikan, lepas dari bid'ah serta tenang dengan Sunnah."
(Fathul Qadir 4/141)
https://daaralatsarindonesia.com/apa-yang-dimaksud-dengan-hati-yang-bersih/
🔲Yayasan Daar Al Atsar Indonesia instagram.com/daaralatsar.indonesia facebook.com/daaralatsar.indonesia twitter.com/daaralatsar_id t.me/daaralatsar_indonesia www.daaralatsarindonesia.com
#islamicquote #islam #islamicquotes #islamic #allah #islamicreminder #islamicreminders #islamicpost #islamicposts #quran #muslim #deen #muslimah #loveislam #bismillah #islampost #allahuakbar #jannah #sunnah #prophetmuhammad #makkah #instaislam #muslimquotes #ramadan #dua #alhamdulillah #islamicpage #islamquotes #prophet #quranquotes
4 notes · View notes
blogalloh · 2 years ago
Text
Nabi Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Muttalib Bin Hasyim Bin Abdu Manaf Bin Qusayy Bin Kilab Bin Murrah Bin Ka’b Bin Lu’ayy Bin Ghalib Bin Fihr Bin Malik Bin Al-Nadlr Bin Kinanah Bin Khuzaimah Bin Mudrikah Bin Ilyas Bin Mudhar Bin Nizar Bin Ma’add Bin Adnan Bin Udda Bin Muqawwim Bin Nahur Bin Tayrah Bin Ya’ruba Bin Yasyjuba Bin Nabat Bin Ismail Bin Ibrahim #Dakwah #Islam
Tumblr media
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam punya silsilah keturunan yang terhormat dan itu sangat berpengaruh pada dakwah beliau. Abu Sufyan pernah menyebutkan perihal garis keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan Raja Heraklius, “Muhammad memiliki silsilah garis keturunan yang sangat mulia di antara kami.” (HR. Bukhari, 1: 5, kitab Bad’u Al-Wahyi, no. 6) Nabi Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Muttalib Bin Hasyim Bin Abdu Manaf Bin Qusayy Bin Kilab Bin Murrah Bin Ka’b Bin Lu’ayy Bin Ghalib Bin Fihr Bin Malik Bin Al-Nadlr Bin Kinanah Bin Khuzaimah Bin Mudrikah Bin Ilyas Bin Mudhar Bin Nizar Bin Ma’add Bin Adnan Bin Udda Bin Muqawwim Bin Nahur Bin Tayrah Bin Ya’ruba Bin Yasyjuba Bin Nabat Bin Ismail Bin Ibrahim Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam punya garis keturunan yang mulia yang secara lengkap nama beliau adalah: Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muthallib bin Hasyim bin ‘Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Silsilah dari ‘Adnan sampai Nabi Ibrahim ‘alaihis salam terdapat perselisihan pendapat di antara para ulama. Kalau kita perhatikan garis keturunan dari kakek-kakek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan nampak garis keturunan beliau itu begitu terhormat. Qushai, ia memiliki kedudukan tinggi dalam diri orang Quraisy, dan dikenal sebagai tokoh yang jujur. ‘Abdul Manaf, putera yang paling menonjol dari putera-putera Qushai yang terkenal biasa mengatur pembagian air minum dari sumur Zam-zam. Hasyim, terkenal dermawan karena biasa menyiapkan roti untuk jama’ah haji. ‘Abdul Muthallib, ia menggali kembali sumur Zam-zam dan dialah yang bernadzar jika ia dikaruniai sepuluh anak laki-laki, maka dia akan menyembelih salah satu di antaranya. Beberapa faedah dari bahasan ini: Dalam dakwah jika ingin mengajak pada persamaan derajat, butuh yang berdakwah adalah dari kalangan orang terhormat. Orang Arab dari kafir Quraisy yang mengenal silsilah terhormat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentu tidak akan mencela nabi dari sisi keturunan. Banyak yang membela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau berasal dari garis keturunan yang terhormat, walaupun yang membelanya tidak masuk Islam. Contoh yang membela beliau dengan sangat gigih adalah paman beliau, Abu Thalib. Kalau kita adalah orang yang berasal dari keturunan terhormat sangat baik sekali memanfaatkan kedudukan tersebut untuk berdakwah. Kedermawanan sudah sangat dikenal di kalangan bangsa Arab, di antaranya biasa membantu jamaah haji. Namun sayangnya mereka adalah orang-orang yang masih tetap mempertahankan tradisi kesyirikan yang menjadikan sedekah mereka tidak berbuah apa-apa. Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik. Referensi: Fikih Sirah Nabawiyah. Cetakan kelima, 2016. Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Zaid. Penerbit Darus Sunnah. — @ Kopi Tagae, Kota Ambon, malam 8 Syawal 1438 H Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumaysho.Com Sumber https://rumaysho.com/16065-nabi-muhammad-punya-silsilah-keturunan-yang-terhormat-dan-itu-sangat-berpengaruh-pada-dakwah-beliau.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Nabi Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Muttalib Bin Hasyim Bin Abdu Manaf Bin Qusayy Bin Kilab Bin Murr
ah Bin Ka’b Bin Lu’ayy Bin Ghalib Bin Fihr Bin Malik Bin Al-Nadlr Bin Kinanah Bin Khuzaimah Bin Mudrikah Bin Ilyas Bin Mudhar Bin Nizar Bin Ma’add Bin Adnan Bin Udda Bin Muqawwim Bin Nahur Bin Tayrah Bin Ya’ruba Bin Yasyjuba Bin Nabat Bin Ismail Bin Ibrahim
2 notes · View notes
ariesaekad · 6 days ago
Text
Tahun yang Berulang
Bagi yang sudah belajar Tauhid (akidah Islam) khususnya iman kepada kitab-kitab Allah pasti sudah familiar dengan ini.
Namun, bagi yang belum, silakan mengecek sendiri di Google karena Kitab suci agama lain juga tersedia online.
"terjadilah pada hari ketiga, HARI KELAHIRAN Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah pengawalnya." (Injil Kejadian 40: 20)
"Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, di tengah-tengah mereka." (Injil Matius 14: 6)
"Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea." (Injil Markus 6: 21)
Kesimpulan: Merayakan hari lahir (ulang tahun) adalah syiar agama Nasrani.
Sebaliknya,
Adakah di dalam Al-Qur'an, Allah Rabbul'alamin memerintahkan kaum Muslimin utk merayakan hari kelahiran? TIDAK ADA
Adakah di dalam hadis shahih, Rasulullah ﷺ mengajarkan kaum Muslimin untuk merayakan ulang tahun? TIDAK ADA
Adakah generasi sahabat melakukan perayaan terkait hari lahirnya seorang manusia? TIDAK ADA
Para ulama kaum Muslimin dari salaf hingga yang hidup zaman ini sudah mengingatkan kita bahwa perkara ini hukumnya HARAM karena termasuk BID'AH, TASYABBUH, dan mendekati KESYIRIKAN (silakan cek penjelasan para ulama yang memegang teguh Al-Quran dan hikmah).
Meskipun demikian,
Beberapa kaum Muslimin masih berdalih bahwa niat mereka baik, yakni untuk memuliakan kehadiran seseorang dalam hidup.
Perhatikanlah bahwa yang BAIK belum tentu BENAR.
Kaum Muslimin harus bertindak berdasarkan petunjuk yang BENAR (Al-Qur'an - Sunnah) karena itu pasti BAIK.
Jika kita masih menganggap enteng atau tidak takut dengan hukuman untuk para pelaku Bid'ah, Tasyabbuh, dan Syirik, itu artinya kita tidak pernah benar-benar mentadaburi Al-Qur'an.
Lantas apa gunanya menjadi Muslim jika tidak mengikuti Al-Qur'an dan sunnah??
0 notes
merangkulmakna · 1 year ago
Text
SYAIKH ABU ALI AL-ANBARI (rahimahullah) SEORANG 'ALIM, DA'I, 'ABID DAN MUJAHID
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi karunia kepada Irak sebelum invasi Amerika dengan
sekumpulan muwahhid yang memikul harapan dakwah tauhid dan memerangi kesyirikan serta bid’ah sekalipun di bawah tirani Partai Ba’ats sekuler yang selalu memerangi Islam dan kaum muslimin. Ketika salibis menjejakkan kakinya di bumi Irak, merekalah tembok kokoh yang menghalangi derap salibis. Mereka berhasil menggagalkan strategi salibis dan mengusirnya dengan kehinaan. Mereka tegakkan Daوlah Islam di bumi Rafidain (Irak). Mereka terus teguh dalam jihadnya. Sebagian dari mereka telah menemui Rabbnya dan sebagian lain Allah beri kesempatan untuk menikmati hidup ketika seluruh Dien itu milik Allah, dalam naungan Daوlah Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah keturunan Quraisy yang mengarahkan manusia dengan manhaj kenabian. Diantara para juru dakwah itu yang menapaki manhaj para Nabi dalam
mempelajari dan mengajarkan tauhid,
menjihadi musuh-musuh Allah dengan pedang dan hujjah, bersabar atas ujian yang menimpa mereka di jalan ini, sampai mereka terbunuh syahid di jalan Allah; adalah Syaikh Mujahid Abu Ali Al-Anbari rahimahullah demikian kami kira dan kami tidak menyucikan seorangpun di hadapan Allah.
Ketika thaghut Ba’ats Saddam Husein yang binasa itu bersama partai murtadnya
menguasai Irak layaknya Fir’aun yang kejam, yang tidak saja mengganti hukum Allah dengan undang-undang buatan, namun juga berusaha merubah akidah kaum muslimin dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dan membuka pintu selebar-lebarnya kepada orang-orang sufi musyrik dan Rafidhah untuk menyebarkan agama rusak mereka, serta menyebarkan sekulersime dan berbagai isme lain, di saat manusia dikangkangi oleh thaghut kejam ini; di salah satu masjid kota Tal ‘Afar yang terletak di barat kota Mosul, Syaikh
Abdurrahman Al-Qoduli (yaitu nama aslinya) berdiri menyeru manusia kepada tauhid. Tiap hari Jum’at, orang banyak selalu berkumpul di masjidnya sampai memenuhi jalan-jalan di sekitarnya. Dan iapun tidak terlepas dari kekejaman taghut dan perangkat intelijennya.
Namun ancaman-ancaman Ba’atis tidak
dipedulikannya. Sekalipun ia adalah satu-satunya tulang punggung keluarga
besarnya, hal itu tidak mencegahnya terus
menggelorakan jihad. Di antara tiang-tiang masjidnya, ia terus menyeru kepada Allah, mengkafirkan Partai Ba’ats dan anggotanya, serta memprovokasi teman-temannya untuk juga mengkafirkan dan memerangi mereka.
Orang-orang Ba’ats murtad tidak mampu
bersabar lebih lama lagi terhadapnya. Segera saja mereka mencekalnya dari berkhutbah, bahkan adzanpun mereka melarangnya. Mereka terus mempersempit ruang geraknya sampai tidak pernah berlalu satu bulan kecuali ia dipanggil oleh intelijen thaghut.
Pada saat itu, rezim Ba’ats Irak semakin
melemah setelah rangkaian perang gagal yang mereka terjuni. Para muwahhid sedang menunggu-nunggu kehancurannya. Mereka sudah mengira jika di saat yang sama salibis Amerika akan datang menginvasi Irak dengan alasan menjatuhkan pemerintahan thaghut. Namun mereka tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk gerakan yang kuat yang mampu melengserkan thaghut pada saatnya. Maka solusinya adalah setiap elemen di setiap daerah berkumpul membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling mengenal dan mempelajari Dien pada tempat yang jauh dari pantauan orang-orang Ba’ats. Terbentuklah beberapa kelompok yang tidak saling terikat di Baghdad dan daerah sekitarnya, di Anbar dan pedesaannya, di Diyala, Karkuk, Mosul, dan Tal ‘Afar yang mana Syaikh Abu ‘Ala’ (yaitu kunyah aslinya) adalah pemimpinnya dan sumber fatwa serta keputusannya.
Aktifitas Syaikh Abu ‘Ala tidak terbatas di kota Tal ‘Afar, kota tempat tinggalnya dan tempat mengajarnya pada salah satu ma’had syar’i’ di sana. Aktifitasnya meliputi banyak tempat lain di Irak, khususnya Baghdad sebagai tempatnya mengajar pada salah satu universitasnya, yang mana di situ terjalin hubungannya dengan jama’ah salafiyah Syaikh Fayiz taqobbalahullah dengan para muwahhid kota Mosul yang ketika itu berada di utara Irak, dan dengan para mujahid Kurdistan yaitu Jama’ah Anshar al-Islam yang mengatur satu-satunya medan jihad di daerah tersebut yang menjadi tujuan jihad banyak pemuda Irak dan negeri-negeri lain.
Dakwah Syaikh Abu ‘Ala dan kawan-kawannya di Tal ‘Afar membuahkan hasil baik. Banyak dari elemen-elemen Rafidhah penduduk kota Tal ‘Afar bertaubat di hadapannya. Penduduknya juga banyak yang telah mengkafirkan akidah Ba’ats, dan berlepas diri dari bekerja di dinas ketentaraan dan perangkat keamanan thaghut Saddam. Diantara mereka ada yang Allah tetap teguhkan pada akidahnya dan menjadi sebaik-baik mujahidin sampai Allah wafatkan mereka sebagai syuhada di jalan-Nya, demikianlah kami kira dan kami tidak mensucikan seorangpun di hadapan Allah.
Disamping kegiatan dakwah, Syaikh tidak
melalaikan jihad fie sabilillah. Maka beliau bekerja sama dengan mujahidin di gunung-gunung Kurdistan. Ia juga bekerja sama dengan muwahidin Tal ‘Afar yang dipercayanya membentuk jama’ah jihad untuk melaksanakan operasi militer melawan pemerintahan thaghut Saddam Husein dan partai jahiliyahnya, serta tentara dan pendukung murtadnya. Pelatihan jama’ah jihad tersebut dikomandoi oleh Syaikh Abu Al-Mu’taz Al-Qurasyi taqobbalahullah yang sebelumnya merupakan perwira Ba’ats yang telah bertaubat dan mengkufuri serta berlepas diri dari loyalitas kepada thaghut dan tentara murtadnya. Namun Allah mentakdirkan aktifitas jama’ah jihad ini menghadapi musuh yang lebih besar, yaitu tentara salibis pimpinan Amerika yang menginvasi Irak.
Invasi salibis atas Irak mengakibatkan banyak hal. Hancurnya pemerintahan Ba’ats dan tentara serta seluruh perangkat keamanannya, kekacauan melanda seluruh negeri, senjata tersebar di tangan penduduk, hantaman kuat atas Jama’ah Anshar Al-Islam dengan banyaknya anggotanya yang terbunuh oleh rudal-rudal penjelajah Amerika, masuknya sejumlah besar muhajirin ke bumi Irak memanfaatkan kekacauan tersebut yang diantaranya adalah Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi taqobbalahullah demikian juga Ikhwanul Murtaddin di Irak memanfaatkan kekacauan tersebut untuk menampakkan akidah syirik dan manhaj kufur mereka dengan masuk ke dalam barisan salibis dan Rafidhah.
Tidak beberapa lama setelah Baghdad jatuh ke tangan salibis, di seluruh penjuru Irak telah terbentuk sejumlah besar faksi-faksi perlawanan dengan aliran dan tujuan yang bermacam-macam. Diantara jama’ah-jama’ah tersebut terbentuklah Jama’ah Tauhid wal-Jihad yang beranggotakan sejumlah muhajirin dan anshar di bawah pimpinan Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi, dan Jama’ah
Ansharussunnah yang terbentuk dari sisa-sisa Anshar Al-Islam setelah mereka mundur ke kota-kota Irak ditambah dengan sekelompok muwahid yang tersebar di berbagai penjuru Irak, yang petingginya melindungi petinggi Anshar Al-Islam setelah mereka kehilangan kontrol atas gunung-gunung Kurdistan. Majmu’ah salafi Tal ‘Afar adalah diantara kelompok-kelompok yang bergabung dalam Ansharussunnah, segera setelah mereka memulai aktifitas militernya dengan nama Batalyon Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak berselang lama sampai Syaikh Abu Iman (yaitu kunyah Syaikh Al-Anbari yang dipilihnya sendiri setelah invasi Amerika) diangkat menjadi penanggung jawab syar’i tentara Ansharussunnah.
Allah menakdirkan kedua syaikh, yaitu Syaikh Abu Mush’ab dan Syaikh Abu Iman bertemu. Pertemuan itu membuahkan kecintaan di antara mereka berdua, dan masing-masing pihak senang mengetahui kebersihan akidah dan manhajnya. Ketika itu opini umum mujahidin Ansharussunnah adalah berusaha menyatukan kalimat dan bersatu di bawah kepemimpinan Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi dan Tanzhim Al-Qoidah. Maka mereka menekan petinggi jama’ah untuk mewujudkan hal itu. Syaikh Abu Iman sendiri berusaha sungguh-sungguh mengadakan pertemuan langsung petinggi kedua jama’ah. Pertemuan antara Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi dengan amir Ansharussunnah Abu Abdillah Asy-Syafi’i berhasil diadakan, namun Syaikh Abu Abdillah menolak bergabung dengan alasan hendak bermusyawarah terlebih dahulu dengan prajuritnya, sekalipun sebenarnya ia mengetahui bahwa prajuritnyalah yang mendorong Ansharussunnah berbaiat kepada Tanzhim Al-Qoidah. Ketika itu Syaikh Abu Iman segera mengumumkan baiatnya kepada Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi dan bergabung dalam barisan Tanzhim Al-Qoidah fi Bilad Ar-Rafidain bersama dengan mayoritas mujahidin Ansharussunnah. Baiat ini merupakan baiat terbesar dalam sejarah jihad Irak, yang ketika itu terkenal dengan baiat “Al-Fatihin”. Syaikh Abu Mush’ab lalu memilih Syaikh Abu Iman sebagai wakilnya dalam struktur Tanzhim. Namun tidak beberapa lama salibis berhasil menangkapnya dan menjebloskannya dalam penjara Abu Ghuraib. Tetapi selang beberapa bulan beliau kembali bebas setelah mata salibis dibutakan oleh Allah sehingga tidak mengetahui identitasnya dan perannya dalam medan pertempuran yang sedang memanas.
Ketika itu media salibis sedang melancarkan kampanye media sengit untuk merusak nama baik mujahidin Irak, khususnya Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi taqobbalahullah dan teman-temannya. Kampanye ini diikuti oleh petinggi-petinggi faksi-faksi sesat itu dan juga petinggi partai Ikhwanul Murtaddin yaitu Al-Hizbu Al-Islami, khususnya setelah nama Syaikh Az-Zarqawi berdengung memenuhi langit Irak, dan mujahidin Tanzhim Al-Qoidah fi Bilad Ar-Rafidain menjadi batu sandungan kokoh setiap proyek khianat orang-orang sesat yang terang-terangan murtad itu. Namun yang membuat Syaikh Az-Zarqawi bersedih adalah kritikan-kritikan yang bersumber dari Tanzhim Al-Qoidah di Khurasan. Tidak diragukan lagi jika mereka malah percaya dengan isu yang disebarkan oleh media salibis. Namun dengan tersingkapnya topeng penyimpangan mayoritas faksi-faksi perlawanan, mereka tidak punya pilihan kecuali mengkritik buruknya hubungan Syaikh Az-Zarqawi dan kawan-kawannya dengan petinggi Ansharussunnah, dan ketika itu petinggi Ansharussunnah terus berhubungan dengan Athiyatullah Al-Libi melalui jalur Iran. Menghadapi prasangka buruk dan kritikan demi kritikan Tanzhim Al-Qoidah Khurasan, pilihan terbaik yang ada adalah mengutus utusan khusus kepada mereka untuk menjelaskan hakikat permasalahan yang terjadi dan tuduhan-tuduhan petinggi Ansharussunnah atas mujahidin. Dan siapa yang lebih baik daripada Syaikh Abu Iman untuk melaksanakan tugas ini. Beliau dahulu adalah penanggung jawab syar’i Ansharussunnah yang pasti lebih tahu dengan kondisi mereka dan mengerti hal-hal yang mereka sembunyikan. Maka Syaikh menyambut dengan senang hati permintaan amirnya. Beliau lalu pergi ke Khurasan, menerangkan hakikat permasalahan yang terjadi, lalu kembali ke Irak untuk memberitahukan kisah perjalanannya dan hasil yang dicapainya.
Tentara salibis Amerika semakin merajalela di Irak. Proyek orang-orang sesat juga mulai mencengkeram bumi Irak. Semuanya berusaha mencuri buah jihad Irak melalui permainan setan-setan Sururi dan intelijen pemerintahan Arab murtad terkhusus negara-negara Teluk. Maka Syaikh Az-Zarqawi dengan kawan-kawannya segera bergerak mengembangkan proyeknya dengan menyatukan faksi-faksi terbaik dari sisi aqidah dan manhajnya termasuk Tanzhim Al-Qoidah fi Bilad Ar-Rafidain dalam payung Majelis Syuro Mujahidin Irak. Mereka sepakat bahwa kepemimpinan majelis digilir di antara faksi-faksi yang menjadi anggota majelis. Dan dipilihlah Syaikh Abu Iman sebagai amir pertama Majelis Syuro Mujahidin. Beliau sendiri yang menyampaikan statemen pertama majelis dengan nama samaran Abdullah bin Rasyid Al-Baghdadi, yang kemudian menjadi terkenal dikalangan media.
Pada bulan Rabi’ul Awwal 1437 H, Allah
mentakdirkan Syaikh Abu Iman harus pergi dari utara Irak untuk bertemu dengan dua penanggung jawab tanzhim yang lalu mereka bersama-sama pergi untuk bertemu dengan Syaikh Az-Zarqawi di daerah selatan Baghdad. Ketika mereka sedang menginap di suatu rumah dalam perjalanan ke Baghdad, mereka dikejutkan dengan penerjunan pasukan Amerika pada rumah yang mereka tempati. Ketika itu mereka terpaksa tidak membawa senjata karena harus melewati jalur yang banyak terdapat cekpoin. Dengan takdir Allah, salibis berhasil menangkap mereka setelah baku tembak dengan majmu’ah istisyhadi yang tinggal di dekat rumah tersebut. Sehingga tersingkaplah tempat peristirahatan yang ditempati Syaikh Abu Iman dan kawan-kawannya. Peristiwa itu adalah pukulan terberat yang menghantam Tanzhim Al-Qoidah fi Bilad Ar-Rafidain.
Di penjara, Allah kembali membutakan
penglihatan interogator akan hakikat mayoritas peran dua mas’ul (penanggung jawab) tanzhim yang menjadi tawanannya. Ketika salibis mendapati betapa para ikhwah bersungguh-sungguh berusaha menjauhkan Syaikh Abu Iman (ketika itu salibis Amerika menyebutnya Haji Iman) dari segala tuduhan dan membebaskannya dengan segala cara sekalipun para ikhwah harus menanggung tuduhan itu, mereka semakin curiga dengan beliau. Kecurigaan itu semakin bertambah melihat betapa tenang dan bermartabatnya Syaikh. Mereka meningkatkan usaha penyelidikan untuk menyingkap indentitasnya karena mereka yakin beliau adalah orang penting dalam tanzhim. Namun Allah menggagalkan usaha mereka, paling jauh mereka hanya mendapati bahwa beliau adalah anggota tanzhim, dan mereka menyangkanya amir Tal ‘Afar lantaran Syaikh beraktifitas di kotanya hampir terang-terangan karena beliau adalah orang yang dikenal di daerahnya.
Sehingga mendekamlah beliau di penjara selama beberapa tahun. Masa-masa penahanannya dihabiskan dengan
berpindah-pindah dari satu blok ke blok lain dan dari satu penjara Amerika ke penjara-penjara lain di penjuru Irak. Tidak lama berdiam di salah satu blok sampai segera dipindahkan ke blok lain, tidak lama berdiam di satu penjara sampai segera dipindahkan ke penjara lain yang jauh. Karena mereka mengetahui pengaruhnya atas para tahanan. Di setiap tempat yang dimasukinya, para tahanan segera berkumpul di sekelilingnya. Hampir-hampir salibis membunuhnya di penjara ketika salah satu murtadin terbunuh namun tidak diketahui pelaku dan provokatornya. Namun Allah menyelamatkannya dari makar mereka
dengan keutamaan-Nya. Mereka terus
berusaha meletihkannya dengan terus
memindah-mindahkannya di perbagai penjara. Sedang mereka tidak tahu usaha itu justru amat membantunya. Tiap kali pindah ke tempat yang baru, kesempatan untuk berdakwah dan mengajar kembali terbuka di hadapannya. Mayoritas dakwahnya berfokus pada pengajaran tauhid kepada Allah dalam hukum-Nya dan yang membatalkannya berupa syirik keta’atan, istana dan undang-undang.
Tidaklah beliau bertempat di suatu tempat kecuali menyeru penghuninya dengan seruan Yusuf 'Alaihissalam [Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa]. Maka para ikhwah pun berkumpul di sekelilingnya menadah ilmu yang mengalir darinya, dan jadilah beliau amir serta sumber keputusan dalam seluruh perkara mereka. Pada saat itu banyak dari Junud Daulah yang belajar lewat tangan dinginnya, diantaranya adalah dua orang wali yang Allah jadikan keduanya adzab bagi Rafidhah di Baghdad, yaitu Manaf Ar-Rawi dan Hudzaifah Al-Bathawi taqobbalahumullah.
Pada masa penahanannya terjadi
peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah jihad Irak. Yaitu kepindahan Syaikh Abu Mush’ab Az-Zarqawi taqobbalahullah ke Diyala untuk menyiapkan deklarasi Daوlah Islam Irak. Namun beliau terbunuh di tangan salibis sebelum mendeklarasikannya sendiri. Tongkat kepemimpinan kemudian diterima oleh Syaikh Abu Hamzah Al-Muhajir taqobbalahullah, yang kemudian mengumumkan pembubaran Tanzhim Al-Qoidah fi Bilad Ar-Rafidain dan berbaiat kepada Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi taqobbalahullah amir pertama Daوlah Islam
Irak. Juga peristiwa murtad kolektif faksi-faksi perlawanan yang berpartisipasi dalam proyek shahawat Amerika. Bumi menjadi sempit bagi muwahidin. Mujahidin banyak yang terbunuh, sampai Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi dan Abu Hamzah Al-Muhajir taqobbalahumullah pun terbunuh. Kemudian bendera diambil oleh Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi rahimahullah dan dimulailah tahapan baru dalam sejarah Daوlah Islam Irak.
Syaikh Abu Ali Al-Anbari bebas dari penjara pada permulaan tahapan penting ini yang ditandai dengan masuknya mujahidin Daوlah Islam Irak ke Syam setelah gelombang demonstrasi yang melanda banyak dari negeri-negeri kaum muslimin (revolusi Arab spring). Daوlah Islam Irak berekspansi ke Syam, berubah menjadi Daوlah Islam Irak dan Syam. Beliau rahimahullah berpartisipasi dalam banyak peristiwa penting sampai kematiannya, setelah matanya disejukkan dengan tegaknya Dien dan kembalinya Khilafah. Dan ini yang akan kita bicarakan pada
biografi indah beliau rahimahullah berikutnya.
Diantara tanda-tanda penjagaan Allah atas jihad Irak adalah Ia menjaga banyak dari pemimpin-pemimpinnya setelah hampir dibinasakan oleh salibis dan antek-anteknya. Ia titipkan mereka dalam penjara dan tahanan thaghut agar merasakan kebengisannya, lalu Ia selamatkan mereka dengan kehendak-Nya, sehingga dengan takdir-Nya Ia jadikan mereka para penegak agama dan penjunjung panji jihad.
Setelah mengecap kebebasan, mereka segera kembali menerjuni medan jihad. Dengan perantara mereka Allah hidupkan front-front jihad. Mereka tularkan pengalaman selama bertahun-tahun menghadapi berbagai macam musyrik dan murtad. Lewat mereka Allah mengangkat semangat para mujahidin dan meneguhkan mereka.
Diantara orang yang Daوlah Islamiyyah
diberi anugerah besar dengan kebebasan
mereka itu adalah Syaikh Abu Ali al-Anbari.
Setelah menjalani masa penahanan selama enam tahun, beliau keluar dari kurungannya. Ternyata situasi yang didapatinya berbeda jauh daripada sebelum masa penahanannya. Salibis telah hengkang dari Irak dengan berdarah-darah dan terlilit ekonominya, meninggalkan budaknya musyrik Rafidhah menguasai Irak. Mujahidin mundur ke gurun-gurun dan daerah terpencil setelah mengecap masa-masa emas kemuliaan, yang pada masa itu mereka deklarasikan Daوlah dan membaiat seorang imam. Sedangkan faksi-faksi perlawanan sudah tidak ada wujudnya lagi setelah mayoritasnya jatuh dalam kubangan lumpur shahawat. Mereka rontokkan sendiri amalnya dengan palu murtad yang nyata. Rezim thaghut di beberapa negara berjatuhan satu demi satu. Tahapan baru perjuangan menuju berkuasanya islam telah dimulai, dibuka dengan keikut sertaan mujahidin Daوlah Islam dalam memerangi thaghut Syam Basyar Asad.
Beliau keluar dari penjaranya. Kehadirannya telah ditunggu ikhwan-ikhwan yang dahulu bersamanya di Majelis Syuro Mujahidin untuk kembali menempati posisinya di barisan Daوlah Islamiyyah yang deklarasinya telah didengarnya sewaktu masih berada di penjara. Beliau memimpin prajurit Daوlah Islamiyyah, mengajari, dan menjadi rujukan mereka tiap kali dipindahkan di suatu penjara. Maka tidak lama setelah kebebasannya beliau segera memperbarui baiat kepada Amirul Mukminin Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi rahimahullah dan menjadi salah satu prajuritnya. Tidak peduli dengan masa lalunya yang mempunyai kedudukan tinggi dimata murid-murid dan sahabatnya, juga sekalipun ia mempunyai segudang ilmu dan pengalaman. Beliau relakan dirinya diatur oleh ikhwan-ikhwan yang dahulu dipimpinnya baik ketika sebelum ditahan atau ketika di penjara. Namun mereka bukanlah orang yang tidak mengetahui kedudukan orang atau pura-pura tidak tahu, apalagi jika ia adalah seorang ulama mujahid. Mereka memberinya posisi yang sesuai dengan kedudukannya dan sangat bersungguh-sungguh menampung ilmu dan pengalamannya.
Tugas pertama yang dibebankan kepadanya adalah membangun hubungan dengan jamaah-jamaah jihad di luar Irak khususnya cabang-cabang Tanzhim al-Qaidah. Bertujuan membangun kembali hubungan yang sempat terputus selama beberapa tahun lantaran factor keamanan, juga karena ketika itu para pengurus Tanzhim menjelek-jelekkan Daوlah. Para ikhwah mengira hal itu lantaran ketidak tahuan akan kondisi sebenarnya karena masifnya pencitraan buruk media atas Daوlah Islamiyyah. Maka Syaikh Abu Ali mengirim beberapa surat untuk menerangkan beberapa perkara yang dikiranya sulit dipahami oleh petinggi Tanzhim. Beliau menganggap dirinya sedang berdiskusi dengan suatu kaum yang sama manhajnya dengan Syaikh az-Zarqawi taqobbalahullah yang telah dikenalnya dan rela dengan manhajnya lalu membaiatnya berdasarkan atas manhaj itu. Surat-surat itu adalah awal mula rehabilitasi hubungan antara Daوlah Islamiyyah dengan Tanzhim al-Qaidah beserta seluruh cabangnya.
Di tengah-tengah usaha itu, prajurit Daوlah Islamiyyah di Syam telah mempunyai kekuatan dan menyebar di berbagai penjuru Syam. Sekalipun kabar-kabar kemenangan dan futuhat Syam terus mengalir, namun laporan-laporan yang sampai di Irak menunjukkan sebaliknya. Khususnya yang berhubungan dengan melencengnya para penanggung jawab amal di sana dari manhaj Daوlah Islamiyyah. Ternyata mereka dari awal sudah berusaha mendapatkan dukungan kelompok-kelompok musyrik dan murtad. Disamping administrasi yang buruk dan ditambah dengan kuatnya fanatisme keluarga dan daerah dalam barisan internal. Semua itu menyebabkan amal yang telah dibangun terancam runtuh atau dicuri lewat konspirasi sekelompok pengkhianat.
Maka Amirul Mukminin memutuskan mengutus perwakilannya untuk mengetahui duduk permasalahannya dan memeriksa keabsahan laporan tersebut. Beliau memilih Syaikh Abu Ali al-Anbari untuk mengemban tugas tersebut dengan alasan telah mengenal al-Jaulani pada beberapa kesempatan ketika di penjara. Ketika itu si konspirator ini menunjukkan pengormatannya kepada beliau baik ketika di penjara atau setelah bebas. Sampai-sampai ia menyebut Syaikh dalam
beberapa suratnya sebagai “bapakku yang mulia”. Beliau juga berhusnuzhan kepadanya, mengira bahwa kesaksian-kesaksian yang melawannya itu layaknya perselisihan yang terjadi antara prajurit dan komandannya, atau antara para komandan itu sendiri.
Syaikh Abu Ali al-Anbari segera menyeberang ke Syam. Perjalanannya itu ternyata adalah anugerah besar dari Allah kepada Daوlah Islamiyyah. Sesampainya beliau di Syam, beliau segera berkeliling ke berbagai daerah sampai menghabiskan waktu beberapa minggu. Beliau melihat dengan mata kepala sendiri seberapa buruknya administrasi yang berjalan. Beliau juga mengidentifikasi penyimpangan yang melanda pimpinan dan anggotanya, yang terjadi lantaran para penanggung jawabnya tidak mentarbiyah dan membekali anggotanya dengan ilmu syar’i yang cukup. Namun beliau rahimahullah menganggap bahwa kekeliruan itu masih bisa diperbaiki asal berusaha berusaha sekeras mungkin. Kemudian datanglah kesempatan emas bagi Syaikh untuk menyingkap tirai yang menutupi ketika beliau memutuskan tinggal di kediaman yang sama dengan al-Jaulani agar bisa membersamainya selama beberapa waktu sehingga bisa mengamati lebih dekat karakter dan sikapnya. Maka selama sebulan atau kurang Allah singkapkan untuknya banyak perkara, yang menyebabkannya segera mengirim surat peringatan kepada Amirul Mukminin untuk segera bertindak sebelum lepas kontrol. Beliau mengirim surat yang menyingkapkan hakikat al-Jaulani si pengkhianat. Beliau ceritakan apa yang dilihatnya. Beliau gambarkan dengan teliti karakternya. Diantara yang beliau tulis tentang al-Jaulani adalah: “Seorang konspirator, bermuka dua, mencintai dirinya sendiri dan tidak peduli dengan agama prajuritnya. Ia siap mengorbankan darah mereka agar media menyebut-nyebutnya. Jika media menyebut-nyebutnya kegembiraannya meluap-luap seperti anak kecil…”
Surat inilah faktor utama kedatangan Amirul Mukminin ke Syam. Baginya Syaikh Abu Ali bukanlah pendusta, dan ia tidak mempunyai motivasi menjatuhkan lawan. Maka beliau segera menyeberangi perbatasan sekalipun amat berbahaya. Di Syam beliau telah ditunggu Syaikh Abu Ali yang segera meminta izin untuk kembali ke Irak karena telah menunaikan tugasnya, lagipula ia juga tidak menyukai buruknya kondisi di Syam. Namun permintaannya ditolak oleh Amirul Mukminin yang memintanya menemaninya dan menjadi tangan kanannya untuk memperbaiki kekeliruan al-Jaulani dan kawan-kawannya.
Usaha al-Jaulani dan kawan-kawannya untuk mempersempit gerakan Amirul Mukminin dengan alasan berusaha menjaga keselamatannya itu tidak berhasil. Beberapa pertemuan terbatas dengan para penanggung jawab dan sedikit berkeliling kepada para prajurit, cukup bagi Amirul Mukminin untuk mengetahui persoalannya. Beliau yakin bahwa para penanggung jawab amal sudah membuat kerusakan. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri, yang berdampak negative kepada para prajurit. Maka beliau segera memanggil al-Jaulani dan kawan-kawannya untuk meminta pertanggung jawaban dan mendengarkan alasan mereka ketika kesalahannya terbukti. Pertemuan ini menjadi pertemuan masyhur yang di situ al-Jaulani mementaskan sandiwara tangisnya dan al-Harari ngotot memperbarui baiatnya kepada Amirul Mukminin yang diikuti oleh kawan-kawannya satu demi satu. Mereka berharap mengulur waktu untuk menyempurnakan konspirasinya memecah barisan dan mengambil semua personel dan dana yang diamanahkan kepada mereka.
Dengan keutamaan Allah, Amirul Mukminin dan majelis syuronya tidak termakan tipuan murahan mereka. Mereka sepakat untuk memakzulkan al-Jaulani dan kawan-kawannya lalu mengangkat pemimpin baru Jabhah Nusrah, nama mujahidin Daوlah Islamiyyah di Syam ketika itu. Namun sempitnya waktu membuat pilihan itu tidak bisa dilaksanakan karena mereka mengetahui jika para pengkhianat itu mempercepat strateginya untuk membatalkan baiat dan mendeklarasikan
keluar dari imam mereka. Karena seminggu setelah pertemuan dengan Amirul Mukminin, terdengar kabar bahwa al-Jaulani memanggil kawan-kawan dekatnya dan memberitahu mereka tentang rencananya memisahkan diri dari Daوlah Islam Irak lewat konspirasi dengan petinggi Tanzhim al-Qo’idah di Khurasan. Maka pilihan terbaiknya ketika itu adalah membubarkan Jabhah Nusrah dan mendeklarasikan bahwa Jabhah Nusrah adalah bagian dari Daوlah Islamiyyah. Pilihan ini didukung penuh oleh Syaikh Abu Ali al-Anbari, dan pilihan inilah yang kemudian dirilis dalam kalimat Amirul Mukminin yang berisi penghapusan nama Daوlah Islam Irak dan Jabhah Nusrah menjadi ad-Daوlatul Islamiyyah fi al-Iraq wa as-Syam.
Konspirasi para pengkhianat itu gagal total. Mereka terpaksa memutuskan rangkaian konspirasi yang dijalinnya atas Daوlah Islamiyyah dengan dukungan amir al-Qo’idah Aiman azh-Zhawahiri. Maka mereka segera mengumumkan baiatnya kepada Zhawahiri untuk membingungkan anggotanya sehingga tidak mampu mengambil keputusan jelas. Dengan ini para pengkhianat itu mendapatkan kesempatan baru untuk mengambil langkah lain.
Allah menakdirkan Syaikh Abu Ali al-Anbari disukai dan dihormati banyak kalangan dari para thalibul ilmi, prajurit, dan amir dari berbagai penjuru Syam ketika beliau berkeliling ke berbagai daerah menunaikan amanat Amirul Mukminin. Hal itu kemudian menjadi salah satu factor pendukung keteguhan Junud Daوlah Islamiyyah ketika diterpa badai fitnah. Hanya dengan beberapa kunjungan ke beberapa tempat untuk menjelaskan duduk permasalahannya dan sebab diambilnya keputusan pembubaran Jabhah Nushrah, beliau bisa membuat mayoritas prajurit di daerah-daerah itu tetap memegang baiatnya kepada Amirul Mukminin. Sehingga para pengkhianat itu terpaksa kehilangan sebagian besar sumber dayanya karena tidak tersisa kecuali sedikit orang yang tertipu dan tukang catut dan sebagian kecil anggota wilayah timur yang terikat dengan si dajjal al-Harari. Konspirasi mereka gagal total. Tidak tersisa kecuali membesarkan persoalan tahkim ala Zhawahiri yang mereka kolaborasikan dengannya dan dengan Abu Khalid as-Sūri.
Kemurkaan mereka kepada Syaikh Abu Ali al-Anbari yang dengannya Allah menggagalkan sebagian besar proyek itu membuat mereka sampai merancang usaha pembunuhan terhadapnya dan beberapa amir lain. Sebagai bagian dari strategi lebih besar yang bertujuan menguasai garis perbatasan untuk memutuskan hubungan antara Junud Daوlah yang berada di Irak dan Syam. Namun mereka membatalkannya lantaran takut dengan pembalasan Junud Daوlah Islamiyyah yang mereka ketahui nama-namanya. Mereka yakin
detasemen-detasemen keamanan Daوlah Islamiyah yang tersebar di Syam mampu menghabisi mereka jika rencana tersebut dilaksanakan.
Syaikh Abu Ali al-Anbari kembali melakukan aktivitasnya tanpa kenal lelah, sebagai penanggung jawab Hai’ah Syar’iyyah dan anggota Komite Umum Pengawas seluruh amal di Syam. Masa-masa itu adalah masa yang paling berat baginya karena besarnya tanggung jawab yang dipikulkan di atas pundaknya. Usahanya dicurahkan untuk memberikan taklim, berdakwah, dan melakukan riset-riset syar’i. Ditambah persoalan administrasi daerah yang dikuasai, dan mengatasi permasalahan yang terjadi dengan faksi-faksi dan organisasi-organisasi perlawanan setempat. Diluar tanggung jawab pengawasannya atas hakim dan mahkamah-mahkamah islam yang mulai dibentuk di daerah-daerah yang berhasil dikontrol, yang mana tugasnya adalah menjaga keberlangsungan aktivitas peradilannya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada masa itu, salah satu sifat beliau yang paling nampak adalah beliau tidak pernah putus asa mendakwahi faksi-faksi perlawanan untuk beriltizam kepada tauhid dan Sunnah. Beliau menemui komandannya dan memperingatkan mereka akan bahayanya berhubungan dengan negara-negara thaghut dan intelijennya, beliau memberi tahu mereka bahwa intelijen thaghut itu hendak menyeret mereka menjadi murtad melalui dukungan yang diberikannya. Memanfaatkan bantuan itu untuk mengontrol jihad di Syam dan
memanfaatkannya untuk memerangi Daوlah Islamiyyah melalui perekrutan proyek-proyek shahawat yang mirip dengan di Irak. Dan itulah yang terjadi beberapa bulan kemudian, ketika faksi-faksi itu menyerang Daوlah Islamiyyah. Kisah pengkhianatan mereka di daerah-daerah di Aleppo, Idlib, as-Sahil, dan wilayah timur Syam bukan rahasia lagi.
Setelah kegagalan proyek shahawat di Syam
– dengan keutamaan Allah – dan keberhasilan Daوlah Islamiyyah mengontrol wilayah yang cukup luas, lembaga-lembaga negara yang berfungsi menopang penegakan hukum Allah mulai bekerja secara aktif. Syaikh Abu Ali al-Anbari bekerja secara aktif mensukseskan proyek pendirian kantor-kantor kenegaraan seperti Dewan Peradilan, Hisbah, Dakwah dan Zakat, disamping juga Kantor Riset dan Penelitian, setelah Hai'ah Syar’iyyah dibubarkan dan tanggung jawabnya dibagi-bagikan kepada dewan-dewan tersebut. Setelah Allah menaklukkan Mosul dan daerah-daerah lain di Irak melalui tangan hamba-hambanya para muwahhid, dan penggabungan Irak dan Syam dengan penghilangan batas-batas negara, beliau rahimahullah memohon dibebastugaskan dari tanggung jawab yang selama ini diembannya untuk kembali ke tempat dimulainya dakwah dan jihadnya, yaitu kota Tal ‘Afar. Permohonannya dikabulkan. Beliau tinggal di sana selama beberapa waktu
menjadi prajurit Daوlah Khilafah. Beliau ikut serta dalam berbagai pertempuran melawan atheis Kurdi, Peshmerga murtad, dan Yazidi musyrik di Gunung Sinjar dan daerah sekitarnya. Allah meneguhkan para mujahidin lewat tangan beliau di berbagai pertempuran.
Perjalanan hidupnya ditutup ketika menjadi bendahara baitul mal ketika beliau kembali dipanggil untuk mengaturnya. Beliau tinggal di kota Mosul selama mengemban tanggung jawabnya itu. Beliau mengawasi sendiri banyak dari tahapan proyek penggantian mata uang kertas thaghut yang tidak ada nilainya dengan mata uang logam yang bernilai intrinsic sebagaimana seharusnya. Allah menyejukkan matanya dengan melihat pedagang di Daوlah Islamiyyah saling tukar menukar dinar emas dan dirham perak.
Ketika itu para salibis terus mengawasi
pergerakan Syaikh melalui jaringan mata-mata dan pesawatnya. Beberapa kali mereka mengumumkan berhasil membunuhnya. Sedangkan beliau terus melanjutkan dakwah dan jihadnya, melaksanakan tanggung jawabnya tanpa takut sedikitpun dengan ancaman mereka. Beliau menemui para pedagang, berkumpul dengan para penanggung jawab administrasi Daوlah Islamiyyah dan berpindah-pindah tempat mengajarkan Dien kepada masyarakat sebagai khatib dan guru. Sampai kemudian Allah menakdirkan beliau terbunuh di tangan salibis dengan meledakkan sabuk peledaknya ketika terkepung salibis yang diterjunkan untuk menangkapnya dalam perjalanannya menyeberang ke Irak. Beliau menolak menyerah tidak membiarkan salibis menangkapnya. Syaikh Abdurrahman bin Musthafa al-Hasyimi al-Qurasyi terbunuh
ketika umurnya mencapai 60 tahun.
Mayoritasnya dihabiskan di mimbar-mimbar masjid, halaqah ilmu, berada di barisan mujahidin dan di balik jeruji penjara salibis.
Syaikh Abu Ali al-Anbari terbunuh sebagai syahid di tangan orang-orang musyrik, menyusul kedua anaknya ‘Alā dan Imaduddin yang terbunuh dalam jihad, dan menyusul kawan-kawannya yang telah syahid seperti Abu Mush’ab az-Zarqawi, Abu Hamzah al-Muhajir, Abu Abdurrahman al-Bilawi, Abu al-Mu’taz al-Qurasyi dan Abu al-Harits al-Anshari, demikianlah kami kira dan kami tidak menyucikan seorangpun di hadapan Allah.
Seorang alim, ‘abid, da’i, dan mujahid terbunuh meninggalkan warisan ilmu dan dakwah kepada tauhid dan menjauhi syirik dengan segala macam bentuknya khususnya syirik taat, yang beliau sempat menulis sebuah buku tentang itu dan menyampaikan puluhan khutbah, kuliah umum dan pelajaran dengan tema itu.
Semoga Allah menerima Syaikh mujahid kita, membalasnya dengan pahala sebaik-baiknya, dan mengumpulkan kita dengannya di surga firdaus yang tertinggi bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang jujur, dan merekalah sebaik-baik kawan.
#Sumber : Rumiyah2
Barokallohu fiikum
3 notes · View notes