#kesia-siaan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Hidup Sementara dan Usaha Sia-sia untuk "Berbeda"
Pernah tidak terpikir bahwa kelak pada saat kita meninggalkan dunia ini (mati) apakah kita akan terus diingat orang lain? Pertanyaan tersebut tiba-tiba terbesit dipikiran, sepertinya kalau kita bukan seorang penemu yang luar bisa sukses atau tokoh bisnis besar yang membuat suatu perusahaan dan produk yang luar biasa, agaknya sulit diri kita diingat oleh orang lain, paling dekat mungkin oleh pasangan, anak atau orang tua, namun ketika orang terdekat kita tersebut, juga meninggal, akankah masih ada orang lain yang meningat kita?. Karena sebagian besar orang di dunia ini sepertinya bukan merupakan penemu yang besar atau orang yang luar biasa sukses untuk dikenang oleh orang banyak, bukan kah menjadi suatu kesia-siaan kalau kita berambisi untuk mendapatkan hal yang bersifat sementara?
Pernah tidak kita melihat orang yang bekerja tanpa kenal istirahat karena ingin mencapai posisi tertentu atau orang yang sampai membeli barang-barang mahal (apalagi dengan berhutang) agar viral dan dianggap "sukses" dalam hidupnya? Tetapi kalau kita ingat bahwa setelah kita mati nanti hanya sedikit kemungkinan orang ingat akan kita, apakah semua usaha tersebut masih terasa layak kita perjuangkan?
Mohon maaf kalau tulisan saya terlihat pesimistis, tetapi tulisan saya belum selesai sampai diatas saja, kalau kita sadari, banyak tokoh di dunia ini yang kemudian masih diingat sampai lama setelah mereka meninggal, orang-orang tersebut ialah yang berjasa untuk kebaikan orang banyak, contohnya, Mother Teresa, yang tentunya ia diingat bukan karena besar hartanya atau perusahaan miliknya, melainkan karena ia mampu memberikan teladan melayani orang yang miskin dan menderita, lebih-lebih daripada dirinya (selfless).
Sangat bertolak belakang dengan para influencer atau kebanyakan orang saat ini yang lebih asik mengejar hal semu seperti harta, penampilan atau pencapaian dalam pekerjaan agar mendapat "pengakuan", yang mungkin diharapkan membuat dirinya dikenang sebagai orang yang sukses ketika meninggal nanti, tetapi berapa banyak orang yang berpikir demikian juga?, terlalu banyak orang yang akan jauh lebih kaya, sukses dan ganteng/cantik untuk membuat kita keluar dari "rata-rata", yang menunjukkan betapa kita itu tidak berbeda dengan banyak orang lain, sehingga mentalitas yang mau selalu tampil beda mendorong orang untuk semakin konsumtif, semakin gila, semakin ambisius untuk tujuan semu yang sia sia.
Padahal sejatinya kualitas seseorang untuk bisa dikenang oleh orang banyak, tidak jauh-jauh dari sikap yang dimilikinya, dari kebaikan-kebaikan dirinya, dari apa yang bisa diberinya kepada orang lain, dan bahkan seorang Mother Teresa, yang seorang biarawati, dimana tentu tidak memiliki harta yang berlimpah, mampu memberi lebih banyak dari tokoh-tokoh beruang, dan lebih dikenal sampai waktu yang lama dibandingkan dengan orang yang beruang. Menjadi suatu kemirisan kalau disaat ini, banyak orang lebih suka membandingkan dirinya dengan orang lain dari tolok ukur harta, atau benda yang dimilikinya, dan menganggap orang lain rendah hanya karena tidak sama dengan dirinya, siapalah kita sehingga kita bisa menghakimi kualitas seseorang?
Semoga tulisan ini mampu menyadarkan kita, bahwa hidup ini sementara dan tidak melulu soal materi, melainkan bagaimana kita bisa membantu orang lain, terutama mereka yang berkekurangan atau yang tidak seberuntung diri kita, dan jangan membuang tenaga berusaha "berbeda" agar diingat, melainkan berbuatlah yang baik agar kita bisa dikenang sebagai orang baik.
#renungan#pengembangan diri#kehidupan#dikenang#mother teresa#selfless#kesia-siaan#sia-sia#percuma#meninggal
1 note
·
View note
Text
Menuliskan doa..
Ustadz Syafiq riza basalamah hafidzhahullaah said :
Ketika Allaah menentukan sebuah takdir yang berat untukmu, Yakinlah itu sudah ditakar sesuai kekuatanmu,
tidak ada beban yang engkau angkat melebihi kekuatanmu,
Jika merasa putus asa karna tidak punya siapa siapa, ingat engkau punya Allaah.
Allaah, pada penghujung Jumat hari ini dibulan Rajab. Maka terimalah permohonan kami yang sungguh mengharap akan pertolongan dan keajaiban dariMu. Sebab kemana lagi akan ku ketuk pintu kalau bukan pintuMu.
Allaah, pada semua harap dan doa yang tercurahkan. Hanya Engkau sebaik-baik penolong dan sebaik-baik yang mengabulkan sebuah pinta.
aku sungguh berharap kebaikan, kabar baik, keajaiban dan kebahagiaan besar itu datang diperiode ini. Perihal penantian yang telah ditunggu oleh banyak orang-orang baik yang menyayangi diri ini. aku masih terus berharap akan kemurahan yang Engkau curahkan kepada diri ini, ya Allaah.
Berkali-kali aku menangis dan menghapus air mataku, aku tegakkan kembali diriku, aku besarkan lagi harapku, semua aku tujukan hanya kepadaMu. Sebab tiada lagi yang bisa menolongku kecuali Engkau. Karena setiap ketetapan Engkau adalah pasti dan baik untuk diri ini.
Perasaan, harap, dan doa-doaku kini melangit dan tiada berhenti kepadaMu. sebab aku yakin, Engkau tidak akan meninggalkanku sendiri, Engkau Mendengar pintaku, Engkau memahami perasaanku lebih baik bahkan diriku sendiri kala memahaminya.
Allaah, akan aku buktikan bahwa jalur langit tidak akan mengecewakan. aku percaya pada janjiMu, bahwa Engkau pasti akan mengabulkan doa para hamba yang memohon dan terus meminta kepadaMu tanpa henti.
Allaah, harapan itu terus tumbuh seiring waktu. Bukan kepada makhluk, namun kepada Engkau. Hanya Engkau, tidak ada yang lain. Sebab manusia sungguh melelahkan. Dan pada akhirnya hanya Engkau yang tetap kekal dan tinggal dengan abadi.
aku hanya punya Engkau ya Allaah, aku hanya mengandalkan Engkau dalam hidupku ini. aku tak kuasa sedikitpun atas diriku sendiri. Maka tolong aku, kabulkanlah harapku, pintaku, yang tengah merajut banyak pinta ini kepadaMu.
aku hanya merayu kepadaMu, aku tak punya kekuatan untuk merayu makhluk bernama manusia. Sebab itu hanya kesia-siaan belaka.
Buat aku hamil, dan memiliki keturunan ditahun ini ya Allaah. aku ingin menjadi ibu. aku ingin mendidik anak-anakku untuk taat dijalanMu. Dan kemustahilan itu hanya akan terwujud dengan doa yang selalu ku pinta kepadaMu. aku tak peduli lagi kala aku menuliskan ini. aku hanya membutuhkan kemurahan mu kepada diri ini wahai Rabbku...z
285 notes
·
View notes
Text
Satu Tuju, Kau
kau mungkin akan memakiku, jika kukatakan Tuhan sedang melakukan kesia-siaan dengan menciptakanku di bumi. tempat semua yang hidup memiliki tujuan dan ambisi. sedang aku?
tujuanku hanya kau. namun sepertinya bukan aku yang kau tulis sebagai alamat.
maka layaknya semua orang waras, aku akan menghapus namamu di mana saja aku pernah menulisnya; rumah ibu yang tak memberikan pelukan, kamarku yang dingin tanpa pandang musim, puisi-puisi picisan di laman media sosial, coret-coret rindu di buku harian, juga pada secarik kertas yang kumantrai dan kelak akan kubakar di malam purnama.
sebab aku tak mungkin merevisi takdir. aku bisa didakwa hilang akal tidak hanya oleh penyair, juga seluruh rasionalis di muka bumi. tapi semua pecinta gila, bukan?
menggadaikan waktu, berinvestasi hati, yang tak mampu ditakar bahkan oleh teknologi paling mutakhir. memang apalagi yang lebih absurd daripada mencintai? percaya bahwa hanya ada satu jiwa, satu ruh dan satu tuju.
bagiku, itu kau.
28 Juli 2024
92 notes
·
View notes
Text
Journaling: Mom to be (aamiin, insya Allaah) #1
Kenapa ga ada yang bilang kalau menjadi dewasa ternyata tak semudah dan seindah yang dikira? Orangtua seringkali menutupi bahwa semua berjalan baik-baik saja.
Tidak ada sekolah menjadi orangtua, kita yang harus secara inisiatif dan mandiri upgrade ilmu dan skill yang mumpuni (ditengah arus banjir informasi yang kadang kesana kemari), dengan tanpa melupakan diri kita sendiri, dengan menyeimbangkan ideal diri serta realitas hidup yang memang tidak akan pernah bisa menjadi sesempurna itu, dan tentu, yang tidak pernah boleh lupa, yakni: senantiasa meminta pertolongan Allaah untuk selalu menjaga dan melindungi.
Sedang berpikir, bagaimana hisabku nanti? yang belum mengoptimalkan potensi yang dititipi untuk merawat diri, anak, dan keluarga saat ini. Kenapa tidak ada yang memberitahu bahwa tantangan mendidik dan mengedukasi ternyata seberat ini? Dari soal tauhid dan pengetahuan agama yang haq, makanan dan pengolahannya yang sehat dan bergizi, fasilitas pendidikan yang beradab, bermoral, jujur, dan berintegritas tinggi, sampai menyeimbangkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rasanya seringkali malas masih menghantui, banyak alasan ini dan itu, banyak penundaan nanti-nanti hingga tidak jadi, banyak mimpi yang akhirnya terkubur sendiri.
Ya Allaah, betapa hamba khawatir dengan melihat berita penyimpangan akhir-akhir ini, tapi hanya kepada-Mu hamba titipkan diri dan keluarga dengan sebaik-baik penjagaan-Mu ya Rabb, Ampunilah segala kesia-siaan, maksiat, dan dosa-dosa yang barangkali menutupi kebaikan-kebaikan selama ini.
Bismillaah, yuk, kita usahakan menjadi orangtua baik itu! (meski nantinya juga pasti tidak sempurna dan ada salahnya, gapapa!).
21 notes
·
View notes
Text
kenapa ya kita terpatokan untuk kejar dunia terus, ya kejar uang, jabatan, rasa hormat, rasa kagum.
Sedangkan amal ibadah, ridho Allah kita kesampingkan seolah bukan suatu hal yang penting. Padahal ujung nya hidup ya itu, akhirnya kita ya kesana.
Akhir-akhir ini rasanya saya juga lelah banget berpatokan sama ukuran manusia terus, karir lah, pendidikan lah, pasangan lah.
Memang semuanya juga perlu dikejar tapi kayaknya motivasi utamanya karena ridho Allah tuh udah kabur, udah gak jelas makanya rasanya capekkk banget. Capek karena motivasi utamanya udah bergeser.
Ya Allah semoga semua yang dikerjakan hari ini itu ya karena Engkau bukan karena yang lain. Saya gamau berakhir di dunia ini dengan kesia siaan.
78 notes
·
View notes
Text
Kita semua tahu bahwa hal baik itu tidak datang dengan mudah. Terkadang kita perlu melewati kehilangan, kekecewaan, untuk digantikan dengan hal baik lainnya di hari yang akan datang.
Sebab itu, kalau hari ini kau alami hari yang buruk, atau kesedihan yang tak kunjung reda, itu semua adalah pertanda bahwa hal baik akan segera datang.
Satu hal juga yang tak kalah penting, membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain adalah kesia-siaan. Meskipun kau melihat hidup orang lain di luar sana tampak sempurna, coba tanyakan padanya, apa yang Tuhan ambil darinya?
17 notes
·
View notes
Text
Tidak Pernah Cukup
Aku...mungkin termasuk orang yang selalu merasa tak pernah cukup ketika akhir Ramadhan datang mendekat. Walaupun ku dapati malam itu duduk dihadapan mushaf beberapa jam lamanya, tak bisa merasa cukup. Walaupun sujudku mungkin lebih lama dari biasanya, juga belum terasa cukup. Usahaku sulit terlihat cukup ketika menyadari diantara lautan dosa, rahmatNya masih seluas samudera. Diantara kelalaian, masih banyak ku dapati kemudahan dalam perjalanan kehidupan.
Bagaimana bisa merasa cukup jika perlu kehadiran Ramadhan untuk kembali merangkai tangis penuh ampunan kepada Rabb-nya pemilik diri? Bagaimana bisa merasa cukup ketika ada begitu banyak hal yang perlu di mohonkan ampunanNya? Lisan yang mungkin menyakiti pendengarnya, pandangan mata yang mungkin perlu lebih banyak dijaga, telinga yang banyak mendengarkan kesia-siaan, tangan yang begitu mudahnya meluapkan amarah pemiliknya, kaki yang mungkin tanpa sadar mengantarkan pada dosa, hati yang kotor penuh jejak kelalaian. Apakah Ramadhan perlu hadir lebih lama? Bagaimana jika waktu persinggahan di dunia tak sampai pada Ramadhan berikutnya?
Ketika orang-orang sholih merasa takut amal Ramadhannya tak diterima, dengan begitu banyak amalan yang tak ada sebutirpun bisa kita menandinginya, pantaskah diri merasa baik-baik saja? Pantaskah dengan jumawa akan amalan yang sedikit ini penuh keyakinan diterima Rabb-nya manusia?
Semoga Allah dengan kasih sayangnya, mengampuni kita yang banyak lengahnya sejak awal Ramadhan. Semoga Allah ridho menerima amalan kita yang tak seberapa.. Yaa Rahman Yaa Rahim, kalaulah dengan Ramadhan saja tak Engkau ampuni kami, lantas dengan cara apa lagi kami harus memohon ampun?
________________
Nulisnya sambil nangis :")
Ibrah ga bisa i'tikaf, jadi punya space sendiri untuk berdoa dan memohon banyak ampunan. Ramadhan ini jadi moment paling beda diantara Ramadhan sebelum-sebelumnya. Melapangkan hati dengan dicukupkan hanya bisa murojaah, tapi mensyukuri jadi punya waktu buat merealisasikan baca terjemahan Quran. Semoga Allah terima amalan-amalan Ramadhan kita yang sedikit ini ya, kayanya bukan kita sih.. tapi saya. Hehe :")
Jakarta, 3 April 2024
#ntms#tulisan#notetomyself#renungan#catatan#islam#muhasabah#selfreminder#reminder#quoteoftheday#ramadan#ramadhan
18 notes
·
View notes
Text
Memaknai Bahagia
Mentafakkuri nafsi; di bulan ramadhan yang suci
Pada dasarnya, manusia hanya menanti dari satu kebahagiaan menuju kebahagiaan yang lain. Setelah itu apa? Hampa. Sebab dia sadar, jika rasa bahagia itu hanya memberikan efek hormon dophamin saja—euforia sesaat. Bahwa bahagia itu mempunyai durasi dan tidak akan bertahan selamanya. Pagi hari mungkin dia bergembira, namun di sore hari ia kembali berduka. Oleh sebab itu, manusia terus mencari, mengejar sesuatu yang sekiranya dapat memuaskan hasrat duniawinya terus menerus. Menunggu pengumuman kelulusan kuliah, atau menunggu info diterima dari pekerjaan misalnya.
Hal ini terus berlarian di kepala dan terus membuatku bertanya, "sampai kapan siklus ini akan terus berlanjut? Jujur saja ini cukup melelahkan, tapi terkadang aku tidak tau bagaimana caranya berhenti." Sebab saat aku berhenti, aku akan merasa diriku tiada berarti. Namun saat terus mengejar, aku merasa bahwa diriku terlalu ambisius, sesekali merasa bosan, namun ada sesuatu yang kurasa masih kurang.
Hidup tak ubahnya hanyalah wujud sebuah pelarian, dari rasa ketidakbahagiaan untuk kemudian mencari bahagia lain yang kuinginkan. Sampai lupa, jika ada yang perlu dibenahi dari diriku sendiri. Barangkali bukan aku yang tidak beruntung, hanya saja aku yang kurang meluaskan syukur. Bahwasanya, ada banyak sekali hal-hal sederhana yang perlu untuk dinikmati dengan sedemikian rupa. Sebab siapa yang tau? Jika di lain waktu, bahkan sedetik pun atau setitik kesempatan saja tak bisa kudapatkan dengan begitu mudahnya seperti saat sekarang, apalagi sampai menikmatinya.
Barangkali, sebenarnya aku hanya perlu menikmati hari ini tanpa perlu mengkhawatirkan hari esok. Dengan catatan, jalani setiap hari-hari yang dilalui dengan pembelajaran dan kegiatan positif. Entah memaknai hal-hal sederhana sekali pun. Seperti betapa beruntungnya diri, kala shubuh ini masih dapat bernafas menghirup udara sejuk dari surga, lalu melaksanakan shalat shubuh beserta sunnah qobliyahnya. Mungkin bagi orang lain hal itu hanya sesuatu yang biasa saja. Tapi bagiku, hal itu sungguh membuat batinku tentram luar biasa. Bahkan melebihi kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah ada. Kau tidak akan tau sudah sejauh mana dunia merubahku. Aku yang dulu dapat melaksanakan sholat shubuh tepat waktu di setiap harinya, namun kini hanya dapat melaksanakannya kadang-kadang saja. Syukur-syukur ada bulan suci ramadhan, yang mengharuskanku terpaksa untuk membuka mata lebar-lebar, menahan kantuk yang sudah tak tertahan hingga menjelang waktu shubuh tiba.
Dan pada akhirnya, diriku menyadari jika kebahagiaan itu dapat kutemukan setiap saat, bahkan di setiap tempat. Sebab ia terletak di hati, dan diri sendiri yang menciptakan. Maka jika rasa bahagia itu sudah bersemayam di hati, kurasa ia tidak akan mungkin pergi kemana pun raga ini berlari. Dan tentu akan lebih baik jika hati sebagai tempat bersemayamnya kebahagiaan, juga dirias dengan hubungan yang indah dengan Tuhan pemilik semesta alam.
Semoga kita senantiasa selalu dalam lindungan dan Ridho Allah. Swt. Semoga kita tidak menyiakan Ramadhan kali ini dengan kesia-siaan yang merugikan kita, lalu membiarkannya berlalu begitu saja.
Salam hangat, selamat berpuasa :)
—Temusukma
10 notes
·
View notes
Text
Kadang cape, kadang cape banget. Haha namanya juga hidup lah ya, adalaknya kita berada di titik nadir. Merasa bingung, buntu tanpa gairah hidup. Seolah dunia tu sepi, tapi ramai di otak. Seolah kita cuma sendiri, ga punya sesiapa yang bisa menjadi tempat cerita atau sekedar pelukis tawa.
Kata dia; kalau mau nangis, nangis aja. Jangan ditahan, keluarin semuanya, habis tu rasanya lega. Cerita ke aku sini, jangan di pendem sendiri, berat banget kan pasti.
Ya, dia mengingatkanku pada seseorang, manusia bak malaikat yang kini sudah berpulang. Aku merindukannya, rindu untuk berkisah detik-detiku bahkan hal sepele pun padanya. Dia manusia yang begitu baik, banyak yang menyayanginya. Di hari ia pergi, semua menangis seolah kehilangan harta mewahnya. Ya, dia begitu mewah serta indah, makanya Tuhan memanggilnya untuk kembali ke tempat selayaknya ia berada.
Hai A Ma, cucumu tidak pernah lupa padamu, kau begitu berati baginya, dia merindukanmu, semoga kau tenang di surgaNya. Aamiin. Sekarang, rasanya masih pada sesak yang sama. Aku ingin kembali bercerita padanya, dan Tuhan ialah sebaik-baik perantara.
Terkadang, rasa ingin menyerah datang, tapi agaknya jika itu menjadi pilihan, penyesalan adalah kepastian yang tak bisa dipungkiri. Akan ada banyak manusia yang kecewa, benarkan. Mereka yang menyayangi dan takut kehilanganmu, ingatlah wajah-wajah itu.
Dunia memang berat, banyak masalah yang akan dilewati para penghuninya, karena itu lah hakikat kehidupan, senantiasa membahas tentang persoalan.
Selalu ada hikmah dalam tiap payah, tiap luka, sakit dan juga lelah, Tuhan tidak akan mendatangkan apapun dalam kesia-siaan. Gapapa, it's okay if you wanna cry, Allah doesn't burden a soul beyond that it can bear.
Negeri Seribu Menara || Milky way and sky
46 notes
·
View notes
Text
Kalut.
Ingin rasanya diam saja berbuat yang lain, membaca buku ringan menambah kosakata baru atau menangis membaca kisah haru, tapi yang masuk di kepala adalah materi - materi yang tersusun indah, kebutuhan ummat teratasi, kebutuhanku untuk berdiam diri juga terpenuhi.
Ingin rasanya menari bersenandung, menyanyikan irama - irama favorit, lirik - lirik menggelitik. Bisa tertawa sebebasnya dan senyaringnya.
Ingin rasanya merenung saja menyaksikan berita - berita lucu, sayangnya janji - janji dan rapalan doa tentang kebermanfaat jauh lebih membumbung tinggi dari rasa itu.
Semakin banyak tahu, semakin sadar kalau kebodohan melekat kuat, dan naasnya, langkah untuk menghentikan kebodohan, atau berjalan menuju meninggalkannya tidak sesederhana itu.
Melihat bahwa orang - orang yang kamu kagumi telah jauh lebih lama meninggalkan kesia - siaan. Rasanya semakin lemah tak berdaya, bingung memulai dari mana.
Rasa - rasa ini kemudian biasanya hadir bersama kalut dan wajah yang cenderung lebih mudah cemberut. Kelelahan dan panas di kepala biasanya sebab utamanya.
Maka aku peringatkan untuk kamu sayangku, lakukan apapun sebisamu ya.. Gigih, tapi kenali kapasitas tubuh. Tangguh, tapi tolong seekali istirahatkan juga hatimu, terkadang ia juga butuh.
Menulis saja, kekacauan di kepala.
20.25 CLT.
Kairo, 6 November 2024.
4 notes
·
View notes
Text
Ayo, Pejuang Skripsi
"Pejuang skripsi itu bukan siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling berusaha."
"Tidak ada rahasia berhasil dalam sidang skripsi, berhasil itu karena telah dipersiapkan dengan matang dan berani melangkah maju."
"Skripsi tidak akan selesai kalau kamu hanya memikirkannya. Ayo take action. Jangan menjadi pemalas dan penakut karena ada harapan besar orang tua di pundakmu."
"jangan jadikan skripsi menjadi hantu di akhir semestermu."
"Tidak ada jaminan perjuangan kita akan diterima, tapi percayalah tidak ada hal-hal yang sia."
"Mengeluh karena revisi skripsi hanya membuat pikiran semakin stres, jadikan revisi sebagai penyemangat dari sebuah kesalahan."
"Masih ada waktu kamu lulus tahun ini, kejarlah, raihlah dan wujudkan. Dosen pembimbingmu telah menunggumu."
"Berhenti di tengah jalan adalah kesia-siaan. Ayo mahasiswa, segera tuntaskan kewajiban kalian!"
"Baik atau buruknya dosen pembimbing, bukanlah hal yang perlu dipikirkan, terima saja apa adanya karena setiap manusia itu unik."
"Libatkan Allah dalam setiap langkahmu."
- Anonim -
Kata-kata yang aku cari di gugel pagi ini untuk membuatku semangat dalam revisian. Rasanya hampir menyerah, merasa ini tidak mudah. Tapi semoga kalimat-kalimat di atas bisa menjadi penguat dalam menjalani skripsi ini.
Di ruangan ijo, 11 September 2023
Harus semangat kata babeh Kopse
17 notes
·
View notes
Text
Imam Syafi'i rahimahullah berkata:
"Waktu itu ibarat pedang. Jika engkau tidak memotongnya (memanfaatkannya dengan baik), maka ia akan memotongmu."
Waktu adalah nikmat yang besar, dan membiarkan waktu berlalu tanpa manfaat adalah sebuah kerugian besar. Imam Hasan Al-Bashri juga berkata:
"Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan dari hari-hari. Setiap kali satu hari berlalu, sebagian dari dirimu pun pergi."
Allah juga mengingatkan kita dalam Al-Qur’an:
"Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (QS. Al-Asr: 1-3)
Ayat ini menunjukkan betapa berharganya waktu dan bagaimana manusia secara umum berada dalam kerugian jika tidak memanfaatkannya untuk kebaikan, yaitu untuk beriman, beramal, dan saling menasihati. Sebagai seorang yang pernah mendalami ilmu agama, kamu tentu mengerti bahwa ilmu adalah jalan menuju kedekatan dengan Allah. Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Menuntut ilmu adalah ibadah yang paling mulia setelah amalan-amalan fardhu. Maka hendaknya seseorang menggunakan waktunya untuk mencari ilmu.”
Namun, ilmu tidak akan bermanfaat jika hanya duduk di depan buku tanpa membacanya. Allah memberi kita nikmat akal dan kesempatan untuk belajar, dan ini adalah bentuk ujian bagi kita, apakah kita akan memanfaatkannya atau tidak. Menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak membawa manfaat dunia maupun akhirat, seperti berlebihan dalam bermain HP, merupakan salah satu bentuk kelalaian. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini, Rasulullah mengingatkan bahwa banyak orang tidak menyadari betapa berharganya waktu luang mereka hingga mereka kehilangannya. Waktu adalah modal yang paling berharga, dan kita tidak tahu kapan Allah akan mengambilnya dari kita.
Nasehat :
Saudaraku, ingatlah bahwa kehidupan ini sangat singkat. Jika kita habiskan dengan kesia-siaan, kita akan menyesal di akhirat nanti. Waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Maka, manfaatkan setiap detik yang Allah berikan untuk mendekat kepada-Nya, untuk belajar, dan untuk melakukan kebaikan. Jika hatimu merasa berat untuk meninggalkan kebiasaan tidak produktif seperti bermain HP berlebihan, maka ingatlah janji Allah akan balasan yang besar bagi orang yang bersabar dalam ketaatan.
Cobalah mulailah dengan sedikit demi sedikit. Atur waktu untuk bermain HP hanya setelah kamu menyelesaikan target belajar harianmu. Bukalah buku-buku itu, mulailah dengan satu halaman, dan rasakan bagaimana Allah akan memberkahi usahamu. Seperti yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim:
"Jika engkau tidak menyibukkan dirimu dengan kebaikan, maka dirimu akan menyibukkanmu dengan keburukan."
Semoga Allah memudahkanmu dalam memanfaatkan waktumu untuk hal yang bermanfaat dan selalu menuntunmu di jalan yang diridhai-Nya.
6 notes
·
View notes
Text
Aku tidak tahu kenapa aku harus menulis ini, saat aku tahu ia tidak akan pernah singgah di sini, mengenaliku lebih jauh meski kebanyakan yang kurangkai adalah rekayasa perasaan alias fiksi belaka. Mungkin sebab itu aku menulisnya di sini, entah siapapun yang membaca mereka akan mengira-ngira apakah aku sedang berkarya atau sedang bercerita tentang kenyataan.
Aku tak ingin menceritakannya dengan gamblang, dengan jelas layaknya prosa yang menarasikan karakter utama dalam paragrafnya. Aku pula tak ingin menuliskannya sebagai puisi, yang setiap kata mewakili ia dari berbagai lini dan dimensi. Maka aku akan menuliskannya sebagai kalimat yang kehilangan keindahan, yang tak memiliki struktur serta ejaan yang tak disempurnakan.
Aku menuliskannya sebagai sesuatu yang rancu dan kehilangan pesan dalam isinya.
Kami bertemu dalam riuh rendah dunia yang semakin bising, hadir dengan wajah masing-masing. Aku menjelma bijak yang pendiam, membunuh diriku yang skeptis dan pemarah. Ia datang bagai rupa lamaku, dalam bentuk yang lebih matang. Tentu aku abai untuk pertama kali, hingga satu-persatu kebetulan atau kesengajaan mengetuk pertanyaan di dadaku, dan rasa penasaran itu bertamu.
Jika tak membohongi hati, aku bisa katakan yang sepertinya berulang kali aku temukan, namun jika menelaahnya menjadi sebuah perasaan yang lebih lekat, aku sudah lupa kapan terakhir kali ingin tahu tentang seseorang, dalam konteks yang lebih jauh. Mungkin empat tahun lalu, dan aku tahu itu bukan perasaan yang baik.
Maka aku menjelma nama yang hadir dalam banyak eksistensinya, berkeliaran untuk memuaskan rasa penasaran, mencari celah untuk jadi pelajaran, namun sayangnya aku malah terjebak dengan ilusi yang membuatku kembali mempertanyakan diri sendiri.
Jika ada seseorang yang menanyakan perasaan apa yang paling kubenci saat ini, ia adalah rasa penasaran kepada seseorang. Aku dibuat belajar kembali untuk menahan segala gejolak, keinginan spontan yang terkadang harus diredam paksa agar tak mengakibatkan buruk pada pola diri dan pikir. Karena bagaimanapun kadang aku menguasai diri, ada perasaan-perasaan baru yang harus mati-matian baru mampu dikendalikan.
Sekarang aku ingin menutup buku yang menuliskan tentangnya, aku lelah bertanya, goyah dan menebak-nebak. Meski sebagian besar bisa aku tepis, namun bukankah lebih baik tak memikirkannya sama sekali. Di saat aku bisa melihat satu dua tanda bahwa apa yang kulakukan hanya berujung kepada kesia-siaan.
55 notes
·
View notes
Text
Ya Allah, aku kapan?
Kapan sukses? Kapan menikah? Kapan punya anak? Kapan lulus?
Matematika kita cenderung lebih kepada hal yang sifatnya kuantitatif. Matematika Allah lebih kepada kualitatif
Matematika manusia itu kecepatan. Sedangkan matematika Allah adalah ketepatan
Matematika kita pokoknya segera mungkin. Matematikanya Allah pokoknya saat waktu paling pas diberikannya
Pentingnya manusia menyadari bahwa pemilik waktu adalah Allah Swt. Bahkan ketika sahabat bertanya "kapan kiamat itu?" Bahwa yang tau hanya Allah. Manusia bisa memprediksi besok hujan, anak dalam kandungan HPLnya, namun Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Manusia berada pada ranah merencanakan, selebihnya Allah Sang Pemilik Waktu.
Asal kita usaha dan doa, selebihnya pasrahkan pada Allah. Maka manusia dituntut untuk jangan mengatakan "saya akan melakukan ini besok". Tapi katakanlah "insya Allaah," Kalau Allah merestui, karena sang pemilik waktu adalah Allah.
Dan selalu ber husnudzan bahwa jika waktu yang kita targetkan tidak sesuai dan diganti dengan waktu lain maka itulah yang terbaik dari Allah.
Karena aku punya keinginan dan kamu punya keinginan, namun keinginan Allah lah yang terjadi -itulah yang terbaik.
Serahkan semuanya kepada pemlik alam semesta.
Jangan tanya "kapan?" Tapi siapkan diri, sehingga ketika Allah ngasih, maka sudah siap mendapatkan hal itu, sudah punya ilmu ketika mendapat hal itu, tidak dzalim kepada sesuatu yang kita dapatkan dan Allah percayakan titipkan pada kita.
Manusia butuh kemisteriusan soal waktu. Karena itu adalah letak kenikmatan. Surprize yang menyenangkan adalah ketika kita tidak mengetahui waktu itu akan datang.
Jadilah pengendali atas waktu, selalu punya rencana. Sehingga kita tahu mana yang diprioritaskan ketika ada hal lain yang juga perlu dilakukan.
Jadilah hamba dari Allah, bukan hamba dari waktu. Skala yang paling prioritas adalah waktu untuk Allah. Waktu yang sejati adalah waktu yang kita gunakan untuk Allah. Waktu yang sia-sia adalah waktu yang digunakan tidak dengan nama Allah. Ketika kita mengendalikan waktu maka waktu itu menjadi efektif, menjadi berkah.
Betapa banyak orang yang masuk surga hanya karena dalam waktu sempitnya ia melakukan kebaikan. Seorang wanita masuk surga hanya karena ia memberi minum sepada anjing yang kehausan. Seorang pria masuk surga hanya karena waktu sempitnya ia bersyahadat di akhir hayatnya.
Waktu bukan soal banyak atau sedikit yang kita miliki, tapi dengan apa kita isi. Ketika waktu yang sempit di dunia kita isi dengan kebaikan maka akan Allah ganti dengan waktu yang panjang di akhirat ialah waktu yang abadi sebuah kebahagiaan yang indah. Tapi, waktu yang panjang ketika diisi dengan kesia-siaan, maka akan lewat begitu saja. Seperti kita yang kerap berkata "ngga kerasa ya udah kuliah aja, ngga kerasa ya udah tahun baru aja, ngga kerasa ya udah nikah aja, ngga kerasa ya udah punya anak aja." Sampai pada suatu hari kita akan berkata "ngga kerasa udah tiada aja waktu yang kita miliki di dunia." Begitu sempit waktu kita. Umat Nabi Saw. rata-rata memiliki waktu di dunia sekitar 60 sampai 70 tahun saja. Bahkan untuk belajar ikhlas dan sabar aja kadang butuh waktu bertahun-tahun.
Jadi, jangan bertanya 'kapan' tapi 'sekarang ngapain,' karena yang kita lakukan sekarang yang akan menentukan selamat tidaknya di kehidupan yang abadi kelak.
Habib Jafar Al-Hadar
32 notes
·
View notes
Text
Lagi struggle banget negosiasi sama mood sendiri. Mengiyakan apa yang diinginkannya karena siklus bulanan perempuan sedang tiba. Mewajarkan perasaan kesal atas semua hal yang dilihat, bertindak acuh untuk beberapa tanggung jawab, lupa waktu karena kesia-siaan yang bikin candu. Semua dilakukan demi "menjaga mood"
Sebagaimana yang paling mencintai, Dia selalu tahu cara terbaik untuk menasehati. Klip video ustad Nouman Ali Khan lewat di FYP ;
Akan ada beberapa orang yang menuhankan perasaannya. Hatinya kosong sampai sampai dia menjadikan perasaan menjadi Tuhannya. Ketika kamu mencoba berbicara dengannya, itu sama seperti kamu sedang berbicara pada dinding, tidak akan ada hasilnya. Dia selalu bilang "tapi aku merasa, tapi aku merasa, tapi aku merasa.." begitulah caranya dia. Tidak ada yang lebih penting dari perasaannya. Kalau sudah begitu, siapa lagi kalau bukan Allah yang memberinya petunjuk? Siapa lagi kalau bukan Allah? Sungguh, Allah menceritakan mereka di dalam Alquran.
Yaa Allah, nangis. Habis itu beneran langsung bangun dan mandi. Kan bener, yang paling mencintai selalu punya cara terbaik untuk menasehati.. Terima kasih yaa Allah. Aku ingin menutup hari ini dengan penuh rasa syukur. Ngga lagi nyalahin orang, minta orang buat maklum karena perasaan sendiri
2 notes
·
View notes
Text
Ya Allah....
Aku tidak tau apa yang sebenarnya aku rasakan. Namun aku tau bahwa hatiku sedang tidak baik-baik saja. Sebab ia mengharapkan perihal yang diluar jangkauannya, menginginkan hal yang melampaui batasannya.
Selamatkan hati kecil itu duhai Allah. Jangan biarkan ia jatuh tersungkur pada kubangan kesia-siaan. Penuhi tangki cintanya dengan cintaMu yaa Allah..
Sabtu 9 Desember 2023
9 notes
·
View notes