#kesia-siaan
Explore tagged Tumblr posts
meng-u-las · 4 months ago
Text
Hidup Sementara dan Usaha Sia-sia untuk "Berbeda"
Tumblr media
Pernah tidak terpikir bahwa kelak pada saat kita meninggalkan dunia ini (mati) apakah kita akan terus diingat orang lain? Pertanyaan tersebut tiba-tiba terbesit dipikiran, sepertinya kalau kita bukan seorang penemu yang luar bisa sukses atau tokoh bisnis besar yang membuat suatu perusahaan dan produk yang luar biasa, agaknya sulit diri kita diingat oleh orang lain, paling dekat mungkin oleh pasangan, anak atau orang tua, namun ketika orang terdekat kita tersebut, juga meninggal, akankah masih ada orang lain yang meningat kita?. Karena sebagian besar orang di dunia ini sepertinya bukan merupakan penemu yang besar atau orang yang luar biasa sukses untuk dikenang oleh orang banyak, bukan kah menjadi suatu kesia-siaan kalau kita berambisi untuk mendapatkan hal yang bersifat sementara?
Pernah tidak kita melihat orang yang bekerja tanpa kenal istirahat karena ingin mencapai posisi tertentu atau orang yang sampai membeli barang-barang mahal (apalagi dengan berhutang) agar viral dan dianggap "sukses" dalam hidupnya? Tetapi kalau kita ingat bahwa setelah kita mati nanti hanya sedikit kemungkinan orang ingat akan kita, apakah semua usaha tersebut masih terasa layak kita perjuangkan?
Mohon maaf kalau tulisan saya terlihat pesimistis, tetapi tulisan saya belum selesai sampai diatas saja, kalau kita sadari, banyak tokoh di dunia ini yang kemudian masih diingat sampai lama setelah mereka meninggal, orang-orang tersebut ialah yang berjasa untuk kebaikan orang banyak, contohnya, Mother Teresa, yang tentunya ia diingat bukan karena besar hartanya atau perusahaan miliknya, melainkan karena ia mampu memberikan teladan melayani orang yang miskin dan menderita, lebih-lebih daripada dirinya (selfless).
Sangat bertolak belakang dengan para influencer atau kebanyakan orang saat ini yang lebih asik mengejar hal semu seperti harta, penampilan atau pencapaian dalam pekerjaan agar mendapat "pengakuan", yang mungkin diharapkan membuat dirinya dikenang sebagai orang yang sukses ketika meninggal nanti, tetapi berapa banyak orang yang berpikir demikian juga?, terlalu banyak orang yang akan jauh lebih kaya, sukses dan ganteng/cantik untuk membuat kita keluar dari "rata-rata", yang menunjukkan betapa kita itu tidak berbeda dengan banyak orang lain, sehingga mentalitas yang mau selalu tampil beda mendorong orang untuk semakin konsumtif, semakin gila, semakin ambisius untuk tujuan semu yang sia sia.
Padahal sejatinya kualitas seseorang untuk bisa dikenang oleh orang banyak, tidak jauh-jauh dari sikap yang dimilikinya, dari kebaikan-kebaikan dirinya, dari apa yang bisa diberinya kepada orang lain, dan bahkan seorang Mother Teresa, yang seorang biarawati, dimana tentu tidak memiliki harta yang berlimpah, mampu memberi lebih banyak dari tokoh-tokoh beruang, dan lebih dikenal sampai waktu yang lama dibandingkan dengan orang yang beruang. Menjadi suatu kemirisan kalau disaat ini, banyak orang lebih suka membandingkan dirinya dengan orang lain dari tolok ukur harta, atau benda yang dimilikinya, dan menganggap orang lain rendah hanya karena tidak sama dengan dirinya, siapalah kita sehingga kita bisa menghakimi kualitas seseorang?
Semoga tulisan ini mampu menyadarkan kita, bahwa hidup ini sementara dan tidak melulu soal materi, melainkan bagaimana kita bisa membantu orang lain, terutama mereka yang berkekurangan atau yang tidak seberuntung diri kita, dan jangan membuang tenaga berusaha "berbeda" agar diingat, melainkan berbuatlah yang baik agar kita bisa dikenang sebagai orang baik.
1 note · View note
taufikaulia · 2 months ago
Text
Puncak kemewahan itu ketika kamu merasa bahwa membagikannya di sosial media adalah suatu kesia-siaan.
—Taufik Aulia
464 notes · View notes
andromedanisa · 1 year ago
Text
Menuliskan doa..
Ustadz Syafiq riza basalamah hafidzhahullaah said :
Ketika Allaah menentukan sebuah takdir yang berat untukmu, Yakinlah itu sudah ditakar sesuai kekuatanmu,
tidak ada beban yang engkau angkat melebihi kekuatanmu,
Jika merasa putus asa karna tidak punya siapa siapa, ingat engkau punya Allaah.
Allaah, pada penghujung Jumat hari ini dibulan Rajab. Maka terimalah permohonan kami yang sungguh mengharap akan pertolongan dan keajaiban dariMu. Sebab kemana lagi akan ku ketuk pintu kalau bukan pintuMu.
Allaah, pada semua harap dan doa yang tercurahkan. Hanya Engkau sebaik-baik penolong dan sebaik-baik yang mengabulkan sebuah pinta.
aku sungguh berharap kebaikan, kabar baik, keajaiban dan kebahagiaan besar itu datang diperiode ini. Perihal penantian yang telah ditunggu oleh banyak orang-orang baik yang menyayangi diri ini. aku masih terus berharap akan kemurahan yang Engkau curahkan kepada diri ini, ya Allaah.
Berkali-kali aku menangis dan menghapus air mataku, aku tegakkan kembali diriku, aku besarkan lagi harapku, semua aku tujukan hanya kepadaMu. Sebab tiada lagi yang bisa menolongku kecuali Engkau. Karena setiap ketetapan Engkau adalah pasti dan baik untuk diri ini.
Perasaan, harap, dan doa-doaku kini melangit dan tiada berhenti kepadaMu. sebab aku yakin, Engkau tidak akan meninggalkanku sendiri, Engkau Mendengar pintaku, Engkau memahami perasaanku lebih baik bahkan diriku sendiri kala memahaminya.
Allaah, akan aku buktikan bahwa jalur langit tidak akan mengecewakan. aku percaya pada janjiMu, bahwa Engkau pasti akan mengabulkan doa para hamba yang memohon dan terus meminta kepadaMu tanpa henti.
Allaah, harapan itu terus tumbuh seiring waktu. Bukan kepada makhluk, namun kepada Engkau. Hanya Engkau, tidak ada yang lain. Sebab manusia sungguh melelahkan. Dan pada akhirnya hanya Engkau yang tetap kekal dan tinggal dengan abadi.
aku hanya punya Engkau ya Allaah, aku hanya mengandalkan Engkau dalam hidupku ini. aku tak kuasa sedikitpun atas diriku sendiri. Maka tolong aku, kabulkanlah harapku, pintaku, yang tengah merajut banyak pinta ini kepadaMu.
aku hanya merayu kepadaMu, aku tak punya kekuatan untuk merayu makhluk bernama manusia. Sebab itu hanya kesia-siaan belaka.
Buat aku hamil, dan memiliki keturunan ditahun ini ya Allaah. aku ingin menjadi ibu. aku ingin mendidik anak-anakku untuk taat dijalanMu. Dan kemustahilan itu hanya akan terwujud dengan doa yang selalu ku pinta kepadaMu. aku tak peduli lagi kala aku menuliskan ini. aku hanya membutuhkan kemurahan mu kepada diri ini wahai Rabbku...z
287 notes · View notes
nonaabuabu · 7 months ago
Text
Satu Tuju, Kau
Tumblr media
kau mungkin akan memakiku, jika kukatakan Tuhan sedang melakukan kesia-siaan dengan menciptakanku di bumi. tempat semua yang hidup memiliki tujuan dan ambisi. sedang aku?
tujuanku hanya kau. namun sepertinya bukan aku yang kau tulis sebagai alamat.
maka layaknya semua orang waras, aku akan menghapus namamu di mana saja aku pernah menulisnya; rumah ibu yang tak memberikan pelukan, kamarku yang dingin tanpa pandang musim, puisi-puisi picisan di laman media sosial, coret-coret rindu di buku harian, juga pada secarik kertas yang kumantrai dan kelak akan kubakar di malam purnama.
sebab aku tak mungkin merevisi takdir. aku bisa didakwa hilang akal tidak hanya oleh penyair, juga seluruh rasionalis di muka bumi. tapi semua pecinta gila, bukan?
menggadaikan waktu, berinvestasi hati, yang tak mampu ditakar bahkan oleh teknologi paling mutakhir. memang apalagi yang lebih absurd daripada mencintai? percaya bahwa hanya ada satu jiwa, satu ruh dan satu tuju.
bagiku, itu kau.
28 Juli 2024
97 notes · View notes
atifadhilah · 5 months ago
Text
Journaling: Mom to be (aamiin, insya Allaah) #1
Kenapa ga ada yang bilang kalau menjadi dewasa ternyata tak semudah dan seindah yang dikira? Orangtua seringkali menutupi bahwa semua berjalan baik-baik saja.
Tidak ada sekolah menjadi orangtua, kita yang harus secara inisiatif dan mandiri upgrade ilmu dan skill yang mumpuni (ditengah arus banjir informasi yang kadang kesana kemari), dengan tanpa melupakan diri kita sendiri, dengan menyeimbangkan ideal diri serta realitas hidup yang memang tidak akan pernah bisa menjadi sesempurna itu, dan tentu, yang tidak pernah boleh lupa, yakni: senantiasa meminta pertolongan Allaah untuk selalu menjaga dan melindungi.
Tumblr media
Sedang berpikir, bagaimana hisabku nanti? yang belum mengoptimalkan potensi yang dititipi untuk merawat diri, anak, dan keluarga saat ini. Kenapa tidak ada yang memberitahu bahwa tantangan mendidik dan mengedukasi ternyata seberat ini? Dari soal tauhid dan pengetahuan agama yang haq, makanan dan pengolahannya yang sehat dan bergizi, fasilitas pendidikan yang beradab, bermoral, jujur, dan berintegritas tinggi, sampai menyeimbangkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rasanya seringkali malas masih menghantui, banyak alasan ini dan itu, banyak penundaan nanti-nanti hingga tidak jadi, banyak mimpi yang akhirnya terkubur sendiri.
Ya Allaah, betapa hamba khawatir dengan melihat berita penyimpangan akhir-akhir ini, tapi hanya kepada-Mu hamba titipkan diri dan keluarga dengan sebaik-baik penjagaan-Mu ya Rabb, Ampunilah segala kesia-siaan, maksiat, dan dosa-dosa yang barangkali menutupi kebaikan-kebaikan selama ini.
Bismillaah, yuk, kita usahakan menjadi orangtua baik itu! (meski nantinya juga pasti tidak sempurna dan ada salahnya, gapapa!).
23 notes · View notes
arsualas · 28 days ago
Text
Ketidaksiapan sebagai Faktor Pembatas dalam Transformasi Individu.
Terkadang, dalam perjalanan kita mencoba membangunkan seseorang, kita lupa bahwa setiap orang memiliki waktunya sendiri untuk terjaga.
Tidak semua orang siap melihat dunia melalui lensa yang sama, atau bahkan terbuka untuk menerima perspektif yang kita tawarkan. Kita terjebak dalam keyakinan bahwa jika kita cukup berusaha, mereka akan melihat dan merasakan seperti kita. Namun, kenyataan seringkali berbicara berbeda—upaya kita yang tulus terkadang hanya menghasilkan sebuah kesia-siaan belaka.
Seperti menyalakan api di tengah hujan, usaha kita untuk membangunkan hati yang tertidur akan kalah oleh kekuatan yang lebih besar: ketakutan, kebiasaan, atau bahkan rasa nyaman dalam kegelapan. Ketika kita mencoba memberi mereka terang, mereka justru memilih untuk bersembunyi dalam bayang-bayang. Kita berlarian mengejar mereka, berharap mereka akan mendengar, tetapi seringkali mereka lebih memilih tetap dalam kenyamanan mereka..
Mungkin, bagian dari pelajaran ini adalah menerima bahwa kita tidak dapat memaksa seseorang untuk membuka matanya lebih cepat dari waktunya. Kita hanya bisa memberikan ruang bagi mereka untuk menemukan cahaya pada saat mereka siap. Sama seperti api yang tidak bisa bertahan melawan hujan, kita harus belajar untuk menerima bahwa tidak semua perjalanan adalah tentang memberi terang, tetapi tentang menunggu saat yang tepat—saat di mana mereka siap menerima apa yang kita tawarkan tanpa paksaan. Hingga saat itu datang, kita harus belajar untuk menjaga cahaya itu tetap hidup, bukan untuk mereka yang menolak, tetapi untuk diri kita sendiri.
—s.b
15 notes · View notes
maiichan-world · 16 days ago
Text
Padahal Aku Tau
Padahal aku tau, bahwa aku sudah kalah dan tersingkirkan bahkan sebelum benar-benar mencoba dan memulai.
Padahal aku tau, jikalau saja aku mau menggunakan akal sehatku-tidak berpura-pura buta dan menyangkal kenyataan, segala liku ini bisa kuhindari dengan tenang.
Ya, padahal aku tau, bahwa semua ini adalah sebuah kesia-siaan.
Tapi, kenapa rasanya sulit sekali untukku menghentikan terpaan ombak perasaan ini?
Bandung, 26 Januari 2025
9 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months ago
Text
Shalihah
Tumblr media
Pada esok hari aku senang membayang,
kita belajar mengelap pedang bersama, membincang rencana agar dua mata bundar ini bertambah usia dengan sebaik mungkin mengenal-Nya, membaca garis untuk menjaga diri, menjaga markas besar pejuang, menjaga eloknya laku, menjaga lembut, menjaga tenang,
menjadi shalihah, bersama.
Mencintai kalian adalah proses mendewasa yang berharga. Satu panas, dituntutnya aku sibuk mengomel saja. Dua hujan, dituntutnya aku sibuk menenun hangat saja. Tiga panas, dituntutnya aku menahan diri, menahan banyak menebar kasih.
Hujan keempat, seharusnya aku pergi. Namun si aku, malah sukarela dan banyak gaya, menapakinya. Kenapa dihadapan kalian aku seperti tak punya pilihan ya.
Kemarin, mawar-mawar putih itu bermekaran, banyak sekali. Wangi dan indah. Aku terpukau, cantiknya.
Pikir itu tanpa sadar hadir, wah semakin banyak, tahun esok harus lebih luas tempatnya. tahun esok harus ada pembatasnya. tahun esok dari pertemuan pertama harus kenyang. tahun esok....
dihadapan mawar putih, aku larut dalam mimpi-mimpi. aku senang membayang esok hari.
Sebelum akhirnya bayangan itu lewat, kita yang mengelap pedang dari darah dan membalut luka sang pejuang dari medan perang.
hatiku mulai memberat, lagi-lagi memberat.
ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Dihadapan kalian, aku takut salah. benar-benar takut salah langkah dan menuntun pada kesia-siaan saja.
Apa benar bilangan usia yang kalian tapaki disini, bisa menuntun kalian menjadi si shalihah itu? bisa menuntun kalian mencintai-Nya dan melahirkan hamba yang mencintai-Nya pula? menyulam tenang hingga menjadi keteduhan?
Apa harusnya bukan disini? apa harusnya kukenalkan kalian pada ilalang saja? pada taman bunga dan jauh dari tepi jurang?
Apa dengan berkorban usia kita yang singkat ini, disini, kita benar bisa menjadi telaga tenang untuk rehatnya para pejuang?
Kepalaku berat, dihadapan kalian, sering memberat.
Wahai mawar putih, agaknya mencintai kalian tak kunjung menuju henti. Mencintai kalian, menjadikanku sibuk berhitung-hitung. melatihku banyak khawatir sebelum waktunya. merenung setiap kesudahan bertemu mata, apa ini benar, apa ini diterima.
Namun wahai kalian, terimakasih untuk menuntun hariku, hingga jadi terpaksa lihai menata baiknya prasangka pada Dia.
Semoga Allah menjaga kalian, satu persatunya. membimbing langkah itu, satu persatunya. menuntun setiap laku dan ucap, satu persatunya.
Semoga Allah menjaga kita, agar benar menjadi shalihah, satu persatunya.
8 notes · View notes
srabittaa · 2 years ago
Text
Tumblr media
kenapa ya kita terpatokan untuk kejar dunia terus, ya kejar uang, jabatan, rasa hormat, rasa kagum.
Sedangkan amal ibadah, ridho Allah kita kesampingkan seolah bukan suatu hal yang penting. Padahal ujung nya hidup ya itu, akhirnya kita ya kesana.
Akhir-akhir ini rasanya saya juga lelah banget berpatokan sama ukuran manusia terus, karir lah, pendidikan lah, pasangan lah.
Memang semuanya juga perlu dikejar tapi kayaknya motivasi utamanya karena ridho Allah tuh udah kabur, udah gak jelas makanya rasanya capekkk banget. Capek karena motivasi utamanya udah bergeser.
Ya Allah semoga semua yang dikerjakan hari ini itu ya karena Engkau bukan karena yang lain. Saya gamau berakhir di dunia ini dengan kesia siaan.
78 notes · View notes
manusiafajar · 3 months ago
Text
Kalut.
Tumblr media
Ingin rasanya diam saja berbuat yang lain, membaca buku ringan menambah kosakata baru atau menangis membaca kisah haru, tapi yang masuk di kepala adalah materi - materi yang tersusun indah, kebutuhan ummat teratasi, kebutuhanku untuk berdiam diri juga terpenuhi.
Ingin rasanya menari bersenandung, menyanyikan irama - irama favorit, lirik - lirik menggelitik. Bisa tertawa sebebasnya dan senyaringnya.
Ingin rasanya merenung saja menyaksikan berita - berita lucu, sayangnya janji - janji dan rapalan doa tentang kebermanfaat jauh lebih membumbung tinggi dari rasa itu.
Semakin banyak tahu, semakin sadar kalau kebodohan melekat kuat, dan naasnya, langkah untuk menghentikan kebodohan, atau berjalan menuju meninggalkannya tidak sesederhana itu.
Melihat bahwa orang - orang yang kamu kagumi telah jauh lebih lama meninggalkan kesia - siaan. Rasanya semakin lemah tak berdaya, bingung memulai dari mana.
Rasa - rasa ini kemudian biasanya hadir bersama kalut dan wajah yang cenderung lebih mudah cemberut. Kelelahan dan panas di kepala biasanya sebab utamanya.
Maka aku peringatkan untuk kamu sayangku, lakukan apapun sebisamu ya.. Gigih, tapi kenali kapasitas tubuh. Tangguh, tapi tolong seekali istirahatkan juga hatimu, terkadang ia juga butuh.
Menulis saja, kekacauan di kepala.
20.25 CLT.
Kairo, 6 November 2024.
8 notes · View notes
adikabayu · 6 months ago
Text
Kita semua tahu bahwa hal baik itu tidak datang dengan mudah. Terkadang kita perlu melewati kehilangan, kekecewaan, untuk digantikan dengan hal baik lainnya di hari yang akan datang.
Sebab itu, kalau hari ini kau alami hari yang buruk, atau kesedihan yang tak kunjung reda, itu semua adalah pertanda bahwa hal baik akan segera datang.
Satu hal juga yang tak kalah penting, membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain adalah kesia-siaan. Meskipun kau melihat hidup orang lain di luar sana tampak sempurna, coba tanyakan padanya, apa yang Tuhan ambil darinya?
18 notes · View notes
hnryli · 21 days ago
Text
Isi Kepalaku (21/01/2025)
Peperangan yang sudah masuk ke dalam babak akhir itu terjadi di dekat sungai. Seharusnya, pihak yang kalah dapat dipastikan.
Melihat keadaan sudah tidak memungkinkan lagi, mereka memutuskan untuk mundur sambil memisahkan diri, karena itulah tampak banyaknya rombongan terbentuk secara tidak disengaja. Jumlah orang dalam satu rombongan itu tidak banyak, semuanya berlari sekuat tenaga meninggalkan mayat bahkan kawanan yang sekarat dan tergeletak, terlentang, tersungkur, atau tengkurap di atas tanah. Jika keadaan memaksa, satu dua orang berbalik, mengorbankan diri untuk menghalau para pengejar, agar yang lain dapat menyelamatkan diri sebelum akhirnya bisa saja mati di kemudian hari. Sudah tentu, yang berkorban itu pasti akhirnya mati juga.
Bukan, cerita ini bukan tentang mereka yang menyelamatkan diri, cerita ini tentang seseorang dari pihak yang menang, namun terluka dan mengapung di sungai.
Matanya masih tajam menatap langit seolah-olah tidak terpengaruh oleh luka tusuk pedang yang menembus lambung. Tidak berkedip, tidak pula menunjukkan tanda-tanda dia akan meringis. Berbeda dengan matanya yang seperti mengobarkan semangat, tubuhnya sudah terkulai lemas, layaknya batang pohon yang sedang mengambang, seperti hanyut mengikuti arus sungai hingga ke hilir. Tidak jarang kepalanya, yang sudah tidak lagi berpelindung dan koyak karena tertumbuk kaki kuda, terantuk batu sungai yang ukurannya besar-besar.
Kata orang, kita akan terbang ke langit ketika mati. Benarkah aku akan ke sana?
Katanya dalam hati.
Jika betul begitu, siapa yang akan mengangkatku nanti? Tuhan? Malaikatnya? Atau rekan-rekanku yang gugur? Siapakah yang akan menantikanku di sana? Mereka yang kusebut barusan? Salah satu dari mereka?
Kadang, tubuhnya yang sementara hanyut itu tidak membentur batu, tapi mayat korban perang yang lain. Namun, seperti suratan takdir, karena terdorong oleh aliran sungai, tubuhnya kembali bergerak mengikuti arus.
Baru kali ini aku merasakan betapa indahnya langit yang sedang berkabung. Apakah kau sedang menangisiku? Terima kasih karena sudah bersedih atas kematianku, langit. Tapi, asal kau tahu, pihakku pemenangnya, dan aku adalah pahlawan mereka.
Detik demi detik berlalu, tubuhnya tidak lagi bernyawa.
Tepat setelah gugurnya tentara itu, bala bantuan dari pihak yang kalah tiba-tiba datang dan membalikkan keadaan. Neraca penentu kemenangan pun berubah. Yang sebelumnya berperan sebagai pengejar kini diburu.
Langit tidak sedih karena tentara itu mati, dia bersedih karena kematian tentara itu hanyalah sebuah kesia-siaan belaka.
3 notes · View notes
monicasyarah · 22 days ago
Text
Konsistensi dimulai dari membangun sebuah kebiasaan. Kita mau pilih kebiasaan yang seperti apa? Kebiasaan yang baik atau kebiasaan yang buruk?
Kebiasaan yang baik akan menumbuhkan diri kita menjadi lebih baik sedangkan kebiasaan buruk akan menjatuhkan diri kita menjadi lebih buruk.
Semoga waktu kita banyak dihabiskan untuk kebermanfaatan, bukan kesia-siaan. Aamiin. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Bandung, 20 Januari 2025
20/365 | @monicasyarah
5 notes · View notes
nonaabuabu · 2 months ago
Text
Doa-Doa Tak Pernah Selesai
(6)
Tuhan, memang sangat terlambat bagiku menyadari banyak hal dari petunjukMu. Aku terlena dengan pemikiranku sendiri. Sehingga perjalanan yang telah kutempuh jauh tetap membawa aku kembali ke titik nol, tapi maaf jika kesombonganku masih bersisa, hingga aku menyebutnya kembali pada akar.
Pagi ini saat kuurai, betapa mudah dikabulkannya jawaban atas doa tentang seseorang yang kuinginkan menjadi teman hidup, aku menyadari dari mana datangnya kemudahan itu. Karena jujur saja, aku tak ingin munafik mengatakan, bahwa bagian yang paling aku percaya dari garis takdirMu adalah; jodoh.
Aku percaya bahwa kesia-siaan bagiku menginvestasikan perasaan kepada seseorang, karena sebanyak apapun aku berusaha, garisnya telah Kau tuliskan tanpa bisa kuganggu gugat. Itu mengapa aku selalu menahan diri setiap kali seseorang yang begitu memikat membuat aku ingin berusaha. Aku percaya, usaha yang bisa kulakukan saat ini hanyalah untuk diriku sendiri.
Dan rasa paling percaya itulah yang membuat segala doa tentangnya jadi lebih mudah. Di sisi lain, aku masih suka sekali berpikiran buruk tentang garis hidup yang akan Kau beri. Saat aku bahagia hari ini, aku kerap curiga bahwa besok aku akan menangis dengan sangat. Saat hidupku tenang hari ini, aku mulai menduga-duga badai seperti apa yang akan datang keesokan harinya.
Barangkali, bagian itulah yang membuat aku tak mengenali tanda yang kau titipkan pada garis-garis semesta. Aku terlalu keras kepala membaca pertanda, terlalu sombong menjadi seorang hamba.
Tuhan, telah kuusahakan berjalan pada hal-hal baik itu. Meski sering sekali aku masih terjatuh, bahkan kadang tak melihat arah yang akan aku tempuh. Tapi untuk pemahaman baru ini, aku telah percayakan bahwa tak akan ada jalan yang begitu gelap lagi di depan sana. Aku percaya dalam setiap langkahku, Kau pasti menerangi.
Amin, dan terima kasih.
Rumah, 21 Desember 2024
32 notes · View notes
aksarahumaira · 10 months ago
Text
Tidak Pernah Cukup
Tumblr media
Aku...mungkin termasuk orang yang selalu merasa tak pernah cukup ketika akhir Ramadhan datang mendekat. Walaupun ku dapati malam itu duduk dihadapan mushaf beberapa jam lamanya, tak bisa merasa cukup. Walaupun sujudku mungkin lebih lama dari biasanya, juga belum terasa cukup. Usahaku sulit terlihat cukup ketika menyadari diantara lautan dosa, rahmatNya masih seluas samudera. Diantara kelalaian, masih banyak ku dapati kemudahan dalam perjalanan kehidupan.
Bagaimana bisa merasa cukup jika perlu kehadiran Ramadhan untuk kembali merangkai tangis penuh ampunan kepada Rabb-nya pemilik diri? Bagaimana bisa merasa cukup ketika ada begitu banyak hal yang perlu di mohonkan ampunanNya? Lisan yang mungkin menyakiti pendengarnya, pandangan mata yang mungkin perlu lebih banyak dijaga, telinga yang banyak mendengarkan kesia-siaan, tangan yang begitu mudahnya meluapkan amarah pemiliknya, kaki yang mungkin tanpa sadar mengantarkan pada dosa, hati yang kotor penuh jejak kelalaian. Apakah Ramadhan perlu hadir lebih lama? Bagaimana jika waktu persinggahan di dunia tak sampai pada Ramadhan berikutnya?
Ketika orang-orang sholih merasa takut amal Ramadhannya tak diterima, dengan begitu banyak amalan yang tak ada sebutirpun bisa kita menandinginya, pantaskah diri merasa baik-baik saja? Pantaskah dengan jumawa akan amalan yang sedikit ini penuh keyakinan diterima Rabb-nya manusia?
Semoga Allah dengan kasih sayangnya, mengampuni kita yang banyak lengahnya sejak awal Ramadhan. Semoga Allah ridho menerima amalan kita yang tak seberapa.. Yaa Rahman Yaa Rahim, kalaulah dengan Ramadhan saja tak Engkau ampuni kami, lantas dengan cara apa lagi kami harus memohon ampun?
________________
Nulisnya sambil nangis :")
Ibrah ga bisa i'tikaf, jadi punya space sendiri untuk berdoa dan memohon banyak ampunan. Ramadhan ini jadi moment paling beda diantara Ramadhan sebelum-sebelumnya. Melapangkan hati dengan dicukupkan hanya bisa murojaah, tapi mensyukuri jadi punya waktu buat merealisasikan baca terjemahan Quran. Semoga Allah terima amalan-amalan Ramadhan kita yang sedikit ini ya, kayanya bukan kita sih.. tapi saya. Hehe :")
Jakarta, 3 April 2024
18 notes · View notes
mcrbxe · 2 years ago
Text
Tumblr media
Kadang cape, kadang cape banget. Haha namanya juga hidup lah ya, adalaknya kita berada di titik nadir. Merasa bingung, buntu tanpa gairah hidup. Seolah dunia tu sepi, tapi ramai di otak. Seolah kita cuma sendiri, ga punya sesiapa yang bisa menjadi tempat cerita atau sekedar pelukis tawa.
Kata dia; kalau mau nangis, nangis aja. Jangan ditahan, keluarin semuanya, habis tu rasanya lega. Cerita ke aku sini, jangan di pendem sendiri, berat banget kan pasti.
Ya, dia mengingatkanku pada seseorang, manusia bak malaikat yang kini sudah berpulang. Aku merindukannya, rindu untuk berkisah detik-detiku bahkan hal sepele pun padanya. Dia manusia yang begitu baik, banyak yang menyayanginya. Di hari ia pergi, semua menangis seolah kehilangan harta mewahnya. Ya, dia begitu mewah serta indah, makanya Tuhan memanggilnya untuk kembali ke tempat selayaknya ia berada.
Hai A Ma, cucumu tidak pernah lupa padamu, kau begitu berati baginya, dia merindukanmu, semoga kau tenang di surgaNya. Aamiin. Sekarang, rasanya masih pada sesak yang sama. Aku ingin kembali bercerita padanya, dan Tuhan ialah sebaik-baik perantara.
Terkadang, rasa ingin menyerah datang, tapi agaknya jika itu menjadi pilihan, penyesalan adalah kepastian yang tak bisa dipungkiri. Akan ada banyak manusia yang kecewa, benarkan. Mereka yang menyayangi dan takut kehilanganmu, ingatlah wajah-wajah itu.
Dunia memang berat, banyak masalah yang akan dilewati para penghuninya, karena itu lah hakikat kehidupan, senantiasa membahas tentang persoalan.
Selalu ada hikmah dalam tiap payah, tiap luka, sakit dan juga lelah, Tuhan tidak akan mendatangkan apapun dalam kesia-siaan. Gapapa, it's okay if you wanna cry, Allah doesn't burden a soul beyond that it can bear.
Negeri Seribu Menara || Milky way and sky
46 notes · View notes