#gundah
Explore tagged Tumblr posts
dinaandme · 5 months ago
Text
"Iri"
Bagai pakaian putih yang tercelup lumpur, dimana pemakainya memang senang melihat dan meloncat kesana kemari. Lumpur adalah noda. Lumpur dalam hati disebut penyakit. Dan butuh keikhlasan super ekstra dari iman untuk melunturkannya.
Lagi-lagi sosial media. Aplikasi itu adalah lokasi kedua untuk menyimpan memori menjadi suatu galeri yang dipublish dengan penonton yang terserah kita mau diperlihatkan ke siapa aja. Namun tidak hanya pemilik akun yang dapat menebar, tentu ia bisa melihat isi galeri terbuka orang lain. Rasa iri, noda itu terciprat. "Ya Allah, kenapa begini, kenapa begitu mereka. Sedangkan aku begini saja." Manusia memang lemah akan hal ini, namun disini lah iman dan derajat itu dipertanyakan. Akankah ia bertambah?
Seorang dengan iman dan islam tentu mengetahui keberadaan Al-Qur'an itu serius, dan sejarah Nabi Muhammad bukan karangan belaka. Mekah dan Masjid Nabawi dibangun megah dengan bukti sudut yang mengecap sisa kharisma sejarah islam. Allah itu nyata, wahai teman-teman sekalian. Allah bahkan tahu kamu sedang membaca tulisan ini. Ia tahu kamu gundah, iri, dan berbagai sisi negatif yang kamu tahu sebaiknya itu tidak harusnya diluapkan.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah diri ini telah diberi rasa seperti itu. Oh, jadi begini rasanya iri. Oh, jadi begini rasanya ingin memiliki apa yang dipunya orang lain. Itu adalah satu dari jutaan bekal pengalaman yang suatu hari kamu akan paham, saat menjadi pemimpin dalam suatu perkumpulan besar.
Pemimpin bukanlah leader atau atasan saja. Melainkan saat diri sendiri berada di titik harus membuat keputusan, entah itu personal atau dalam lingkup formalitas, disitulah jiwa pemimpin yang dibutuhkan.
Selamat ya, kamu. Karena sudah di fase ini. Yuk, perjalanan masih panjang,
0 notes
lailatulqadr · 2 years ago
Text
Kalau Nanti Tua
Pagi ini ada sebuah percakapan WhatsApp menarik, antara saya dengan rekan saya. Gegara saya posting gambar ini di status WA saya. Tetiba dia membalas status tersebut dengan emoticon 😢. Tentu saja saya bertanya, mengapa…? Rupanya dia sedang dalam keadaan ‘berputus asa’. Kondisinya adalah teman saya ini telah belasan tahun menikah dengan istrinya. Mungkin hampir 20 tahun. Tapi belum dikaruniai…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
dioramadiksi · 1 month ago
Text
TETAPLAH YAKIN PADA TIGA PERKARA INI:
1. Tidak ada yang lebih menyayangimu selain Rabbmu.
2. Tidak ada yang lebih mengetahui gundah dan gelisahmu kecuali Rabbmu.
3. Dan tidak ada yang mampu mengangkat deritamu kecuali Rabbmu.
Syaikh Dr. Utsman Al-Khamis hafizhahullah
366 notes · View notes
penaimaji · 16 days ago
Text
Sandwich Gen
Orang-orang yang mengalami bagaimana struggle-nya menjadi sandwich gen, tentu bukan hal yang mudah. Sudah berapa kali derai air mata jatuh, merasa lelah, drowned dan lain sebagainya. Semua itu wajar, rasa manusiawi yang hadir dan dikontrol oleh perasaannya.
Manusia dikaruniai akal dan perasaan. Sebuah rasa itu akan hadir secara fitrah di hati kita. Sedangkan akal bisa kita bentuk dengan ilmu (atas izin Allah). Allah mampu menenangkan perasaan gundah kita, ketika kita berusaha untuk mengisi akal pikiran dengan ilmu.
Itulah kenapa, pentingnya kita belajar. Seberapapun ilmu yang kita punya, kita tetap harus terus belajar, datang ke kajian, mendengarkan nasihat-nasihat yang memang seharusnya menjadi makanan sehari-hari kita.
Menuntut ilmu itu tidak berhenti ketika kita lulus dari pesantren. Tidak pula berhenti ketika sudah belajar dan mengenal ilmu agama.
Teringat pekan kemarin, saat aku menjelaskan materi tentang Allah Al-Muhyi, Allah Al-Mumit ke anak-anak, tak kuasa menahan air mata yang terbendung. Allah mampu menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya. Namun tidak hanya jasad, melainkan juga hati.
Hati manusia itu bisa mati, apabila tidak diisi dengan ibadah dan amal shalih. Hati itu bisa mati, apabila dibiarkan lalai begitu saja. Sungguh, nasihat terasa begitu indah ketika kita mau menerimanya dengan lapang.
Inilah kenapa alasannya, sampai sekarang, aku begitu nyaman menjadi guru. Bukan hanya tentang mengajar, justru disanalah aku turut serta menasihati diriku sendiri. Rasa tawakkal, percaya, bahwa apa-apa yang kita usahakan, yaitu untuk meraih ridha Allah, insyaaAllah akan diganti. Wallahi, Allah akan ganti dengan yang lebih baik.
Seberapa banyak narasi negatif tentang sandwich gen di luar sana, aku akan terus meyakini sebagai seorang muslim; bahwasannya apa yang sedang dijalani hari ini, merupakan jalan pahala bagi kita. Sedekah bisa menolak bala. Sedekah yang paling baik ialah kepada keluarga.
Kita memang tidak bisa memilih takdir, namun kita bisa memilih, jalan pahala mana yang ingin kita raih? Adakah hati kita bersyukur ketika diuji? Menikmati betapa nikmatnya seorang hamba, ketika dekat dengan Penciptanya.
Kalau lelah, coba diingat kembali, memangnya apa yang mau dikejar, kalau bukan ridha Allah?
Jakarta, 15 Februari 2025 | Pena Imaji
91 notes · View notes
kilasjejak · 6 months ago
Text
Siapkan sekotak penuh bernama "ridho" Sebagai bekal perjalanan hidup di dunia. Agar hati tidak luka dengan kekecewaan, agar perasaan tidak gundah memikirkan masa depan. Agar hidup di dunia yang tidak sempurna ini, kamu tetap bisa bahagia.
83 notes · View notes
hafidhulhaqq · 1 year ago
Text
Tumblr media
Ketika hidup mulai dirasa berat untuk dijalani dan berbagai masalah seakan rajin menyambangi, cobalah sejenak membuka kembali lembar catatan karunia yang pernah dinikmati, mengingat kembali berapa banyak nikmat yang sudah diberi, juga menyadari bahwa sampai detik ini, takdir baik masih menyertai.
Hal itu akan meneduhkan resah, melerai gundah. Ternyata, segala pelik permasalahan yang tengah kita rasakan, tak sebanding dengan rahmat yang tak pernah putus Tuhan berikan.
Dan betapa mengambil jeda untuk sejenak bercengkrama dengan nurani, mampu menenteramkan diri. Menjaga akal agar tak “keblabasan” mengartikan sebuah takdir, dan mencegah kaki untuk melangkah menuju hal-hal yang akan timbul penyesalan di akhir.
"...Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah ...." (QS. Az-Zumar: 53).
---------
266 notes · View notes
bayuvedha · 4 months ago
Text
Separuh Ketenangan Itu adalah
Kadang kita lupa, sebagian besar keresahan kita datang dari hal-hal yang sebenarnya sudah Allah tetapkan.
Mulai dari rezeki yang tak kunjung datang, sampai masa depan yang terasa buram. Kita sibuk merancang skenario sendiri, berangan-angan dan membayangkan, hingga akhirnya justru terjebak dalam kekhawatiran. Padahal,
“Separuh dari ketenangan adalah tidak mengkhawatirkan apa yang sudah Allah tetapkan.”
Misalnya saja, soal rezeki. Ada saatnya kita berusaha sekuat tenaga, tapi hasilnya jauh dari yang diharapkan. Mulai muncul pikiran-pikiran tentang nasib buruk, bahkan sampai iri melihat orang lain yang tampaknya lebih “dimudahkan.”
Kita lupa, bahwa rezeki itu urusan Allah—datangnya bisa dari arah yang tak disangka, dan kapan pun Dia kehendaki. Bukan hasil yang harus kita pusingkan, melainkan usaha terbaik yang bisa kita lakukan.
Kemudian perihal jodoh.
Kita sering gundah soal siapa yang bakal jadi pendamping hidup atau kapan waktunya tiba. Seolah-olah kita punya kendali penuh atas pertemuan itu.
Padahal, bukankah Allah yang sudah menetapkan siapa dan kapan? Lagi-lagi, kekhawatiran kita hanya membuat langkah makin berat. Daripada resah, lebih baik kita serahkan pada-Nya, sambil mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Kita mungkin tak punya kuasa atas apa yang telah Allah tetapkan. Tapi yang pasti, kita punya kuasa untuk memilih: ingin terjebak dalam rasa khawatir atau belajar melepaskan. Sebab, ketenangan hanya datang ketika kita berani menyerahkan hal-hal di luar kendali kepada-Nya.
Dan benar adanya, separuh dari ketenangan adalah tidak mengkhawatirkan apa yang sudah Allah tetapkan.
41 notes · View notes
sepertibumi · 1 year ago
Text
"Kalau kamu pengen beli martabak tapi di tengah jalan ternyata pengen cilok, yaudah beli cilok aja. Artinya kamu ga bener-bener pengen martabak."
Manusia seringkali dihadapkan dengan banyak pilihan. Kemampuan untuk memutuskan satu yang terbaik tentu bukan hal mudah. Yang harus disadari betul, bahwa semua hal memiliki konsekuensi dan resiko. Tentukan satu, lalu hadapi semuanya dengan yakin.
Beberapa kali bertukar cerita dengan teman sejawat. Asyiknya menjadi seorang pendengar, kau bisa mendapat banyak sudut pandang baru tanpa harus menghakimi. Kau bisa melatih kemampuan berpikir tanpa harus berdebat dengan siapapun.
Banyak yang gundah karena takut apa yang ia perjuangkan selama ini ternyata salah. Padahal sejatinya rasa takut itu akan selalu hadir, dimanapun, kapanpun. Ia seperti bayangan yang tak bisa kau hindari.
Pilihannya dua; berdamai atau berperang. Yang kedua jelas melelahkan, karena kau akan menghabiskan hidup untuk menyangkal kenyataan.
Tenang kawan, kau cukup berakal untuk menimang dan mempertimbangan resiko dari setiap tindakan. Selanjutnya, kau hanya perlu cukup berani untuk menjatuhkan pilihan. Menyemai prasangka baik pada setiap hal yang sedang kau perjuangkan.
Kalau gagal, tentu wajar. Ini hidup pertamamu dan kau belum pernah mendapat kisi-kisi sebelumnya. Toh mereka yang hebat bukan mereka yang tak pernah gagal, tapi yang selalu bangkit setiap kali terjatuh.
Ini hidupmu, kendalinya ada di tanganmu. Perjuangkan apa yang kau mau, dan lepas apa yang menghambatmu bernafas.
Percaya padaku, kau mampu. Dan kau selalu mampu untuk itu! :)
— @sepertibumi
137 notes · View notes
coretanly · 3 months ago
Text
Semoga kau temukan obat atas segala resah dan gelisah yang kau rasa. Atas segala gundah yang membuat hujan di pipimu tumpah.
Kau tak mau bercerita? Tak apa. Aku tak tau apa yang kau risaukan. Tapi sungguh, hatiku mendung melihat senyummu tak terbit sesaat.
24 notes · View notes
coklatmaniss · 1 year ago
Text
Terimakasih sudah bertahan sejauh ini, aku tau setiap perjalanan yang kamu lewati sungguh tidak mudah, ada lelah, penat, gundah, sedih dan bahkan sampai meneteskan air mata.
Tapi aku bangga melihatmu masih berjuang, dengan segenap sisa tenaga yang kamu miliki. Dengan tanpa support system di hidupmu, dengan memendam semuanya sendiri. Agar tak ada orang yang terbebani dengan ceritamu.
Teruslah berjuang, berikan yang terbaik, niat baikmu selama ini tentu amat sangat diperhatikan Allah, semoga suatu hari nanti pelangi akan datang setelah kamu melewati badai ini.
Kamu adalah perempuan kuat dan tangguh yang ku kenal selama ini, kamu orang yang baik, sabar, penyayang dan aku berharap tidak ada satu pun yang bikin kamu sakit, kalo ada apa-apa cerita ke aku yaa. Aku di sini, di sampingmu.
96 notes · View notes
ceritabanyu · 2 years ago
Text
Mungkin pernah kumerasa kalau kota ini tidak menyenangkan. Akan tetapi itu sudah lama. Saat awal-awal berada disini dua tahun yang lalu. Waktu telah beranjak, pengalaman dan perjalanan memberitahukanku kalau diri ini mau membuka diri, mencoba mengenali dan memahami apa-apa yang mungkin dirasakan berbeda disini, maka semua akan nampak berbeda dan pandangan tidak lagi sempit ataupun terbayang dari masa yang telah berlalu.
Dalam sikap yang siap menerima pembaruan, pikiran yang terbuka dengan hal-hal yang mungkin sebelumnya tidak dimengerti, atau siap dengan kenyataan yang didapat tidak seburuk yang diperkirakan. Dalam kekakuan yang dirasai, seolah kebenaran mutlak hanya berasal dari diri sendiri. Yang tentu saja tidaklah demikian.
Begitulah dinamisnya hidup ini. Bisa jadi saat ini diri ini tidak menyukai sesuatu, padahal bisa jadi hanya belum saja diri ini melihat hal lain yang mungkin akan disuka setelah mengetahuinya.
0 notes
pengarangrahl · 26 days ago
Text
"Mati di Antara Para Hidup"
Bergaung-gaung aku memekik sunyi, lalu mencari-cari titik keluar dari bidang-bidang kotak yang memenjarakanku. Namun terkadang seperti bilah-bilah segitiga yang saling mengunci sekuat tenaga. Terpatri aku pada sebuah bintang di atas sana, ia berdampingan dengan awan-awan tipis yang sepertinya tak begitu yakin untuk menampakkan diri, tak juga berusaha menyapa bintang itu.
Sebab pun demikian ia melesat, menghilang setelah aku menatapnya sekilas dua kilas. Setidak pantas itukah untuk aku melihat langit yang membentang? Sehingga awan pun melarikan dirinya. Sedang kini hanya tinggal bintang seorang diri. Lantas kucari bulan yang biasanya menemani cakrawala di malam hari, lalu tak kutemukan ia.
Kurasa hidupku tak jua menemui sudut yang berkelok, hanya terbentur ketika beberapa kali mencoba menelusur. Desiran angin menyetujui kepelikanku, mereka mengajak dedaunan dan bunga-bunga menari sebentar. Sebelum akhirnya angin pulang membawa rasa hampaku pergi. Bintang mengerlipkan cahayanya sesekali dari jauh, seolah-olah berbicara denganku yang tengah merasa gundah atas apa yang menjadi nyata dan tak bisa lagi kuubah. 'Aku, merasa mati di antara para hidup yang selalu berarti'.
-Rahl, 5225
Tumblr media
8 notes · View notes
hbachtinusa · 21 days ago
Text
Dulu ketika semua ini dimulai....
Setiap langkah terasa ringan saja, sebab dengan begitu naifnya, aku percaya bahwa dalam Jihad ini, aku tak akan pernah melangkah sendirian.
Menenteng suluh sembari membabat gulma. Semua ku lakukan dengan Kepala tegap. Jarang pula kala itu aku merasa lelah.
Sebab aku memang tengah dibakar Renjana demi sebuah cita - cita di hari depan. Bukan sekadar demi aku atau kami tapi juga demi kamu. Ah tidak! Saat itu belum ada kami dan kamu. Renjana itu adalah tentang kita. Sebagai kesatuan yang utuh.
Kini tentu saja api itu masih menyala, mungkin tidak lagi berkobar - kobar namun masih menyala.
Renjana itu sudah entah hilang ke mana, merasuk musnah begitu saja ke dalam tanah.
Aku tentu saja seperti yang lalu - lalu. Senantiasa merasa gundah dan bertanya - tanya :
"Apa guna-nya semua ini?"
Dulu kukira yang tampak di bibirmu adalah senyuman penuh rasa syukur.
Sebab kita ternyata bisa juga tiba sejauh ini,
Namun belakangan aku tahu.
Mungkin sejak awal-pun memang demikian,
Itu bukan senyuman tapi tawa hinaan.
Kau anggap jihadku ini percuma.
Kau sudah pasti mematok lahan Surgawi,
Persetan dengan aku dan kami yang masih saja ada di bawah sini.
Dari dulu di mata-mu tidak pernah ada kita.
Rasa terkhianati ternyata sedemikian menyakitkan. Dihajar bertubi - tubi oleh Renjana yang awalnya justru tercipta karena angan - angan sendiri.
Ditinggalkan begitu menakutkan sekaligus menyedihkan.
Maka ketika pada akhirnya musuh - musuhku datang mengepung
Kematian jenis mana lagi yang ku takuti?
15 notes · View notes
dehade · 2 months ago
Text
Laki-laki tak bercerita, tapi.. bla bla bla..
Kamu cerita aja ya, tidak pada teman, tidak pada sekitar. Curahin saja semuanya dalam percakapan 5 waktu pada Tuhanmu.
Ya lewat sholat dan doa panjang. Pun semisal lelah berdoa, kamu bisa kok diam, mengeluh menghiba kepadaNya ; duh Ya Allah… cerita ke Allah, sebab manusia ilmunya terbatas. Kadang malah memandai-mandai.
Aku yakin setiap orang punya luka, gundah, gemuruh dalam hidupnya. Dan tiap orang punya cara masing-masing menghadapinya. Lebih hebatnya, orang-orang tak sedikit yang bisa menyembunyikannya. Mungkin memang berdamai, atau emang bingung dan memendam. Seperti yang selama ini kamu lakuin.
Mencari pelarian, melampiaskannya di tempat lain, menyibukkan diri dengan pekerjaan, game, atau hal-hal lain. Terima kasihlah sama dirimu sendiri, akhirnya menyadari kalau pelarianmu itu hanya sesaat. Tutup mata tidur, bangun tidur masalah itu tetap ada. Duh kasian. Hanya menunda sesaat.
Sepertinya, sudah saatnya kamu bangkit. Tidak ada pelarian yang baik selain berdamai dan insaf sama diri sendiri. Bahwa memang ini jalan hidup yang harus dihadapi, Allah kasih ini kenapa tidak dijalani. PilihanNya terbaik bukan? Kamu dipilih memikulnya.
Berdamailah, buang segala kepura-puraan.
O ya, mungkin kamu pernah tersesat memilih jalan. Dan ada harga yang harus ditebus untuk kesalahan itu. Bayar aja. Luka sendiri, obati sendiri. Kamu terbiasa sendiri loh.
Lahir ke dunia sendiri, pulang kembali nanti juga sendiri.
Aku gak melarang kamu mencari teman, pendamping susah-senang. Tapi apa iya kamu tega membawa orang lain ke derita atau lebih tepatnya situasi kamu tengah membayar segala silap dan salah langkah kamu selama ini. Tapi kalau ada yang mau suka rela sayang sama kamu dan menawarkan diri menemani kamu menyembuhkn luka itu, itu super anugrah sih. Aku ikut bangga.
Tapi cobalah berdamai dulu sama diri sendiri, obati luka sendiri. Jangan jatuh ke lubang yang sama dua kali. Kamu bahkan sudah jatuh berkali-kali. Apa kurang himarr apa kamu pren. Ckckck. Sorry ya.
Ishlaahun nafsi, termasuk jihad loh. Kamu ingat cerita orang yang bertaubat memperbaiki diri. Dia dinasehatkan untuk menjauh dari kampung halaman tempat dia berbuat banyak dosa ke kampung lain yang banyak alim dan ahli ibadahnya, untuk disana dia bertaubat, memperbaiki diri. Wah ini kisah hebat.
Hebatnya niat, dia baru sampe niat loh. Ditengah perjalanan dia menuju kampung tempat untuk dia memperbaiki diri, Allah wafatkan dia. Kurang hebat apa kisah ini, malaikat ketika itu sampai berdebat. Antara orang ini masuk neraka atau syurga.
Lalu, Allah suruh malaikat mengukur jarak antara kampung tempat dia berbuat dosa dengan kampung tempat dia akan memperbaiki diri. Dan.. yang terdekat adalah kampung dia tempat bertobat. Sehingga, dengan rahmat Allah dia menjadi ahli syurga. Dengan rahmat Allah.
Aku senang menemukan kata-kata, ditempat baru kamu bisa mulai beradaptasi memulai lagi, atau membawa diri seperti apa kamu selama ini ingin menjadi. Kama mulai aja, tulis aja, muda-mudahan itu bisa menyembuhkan.
Ingatkan ada guru asrama yang pernah bilang, tumpahin aja. Entah menulis atau berorasi. Ibarat, sorry ya, aku harus bilang ; Ibarat taik, ditahan terus jadi penyakit. Tumpahin aja.. keluarin aja.
Setelah berdoa, muda-mudahan menulis adalah jalanmu menyembuhkan luka. Semangat ya, jadi orang biasa-biasa saja keren kok.
#cerpen. @dehade >robek sendiri, jahit sendiri #1
04.20, menjelang subuh dalam dingin sudut distrik segi tiga. Senin, 6 januari 2025.
17 notes · View notes
langittemaram · 1 month ago
Text
Hilang
Kau tahu caraku untuk menyapu sebuah rindu itu seperti apa ?, ya menghilang. Dengan cara itu aku bisa sesekali berteriak di gemuruhnya langit yang mulai men-jingga. Di atas awan yang bertabur sinarnya matahari, seakan-akan semesta mengerti tujuanku untuk berdiam diri didekat pohon yang rindang. Berteriak adalah suatu seni untuk melepaskan segalanya. Amarah, amuk-redam, kesal, gundah,gelisah semua yang termasuk seperti itu, Ku luapkan di ujung tepi jurang itu.
Keindahan senyummu mulai terpatri dalam imajiku, hingga langit senja itu seolah mengucap, "berteriaklah sekencangnya yang kau mau, akan ku bawa sebuah angkaramu itu hingga langit mulai berubah menjadi gelap". Air mataku mungkin tidak turun, namun hatiku seakan-akan membuncah pada sebuah rindu yang sedang memporak-porandakan suasana ruang jiwaku.
Aku mulai berlatih untuk tidak mengingatmu lagi, hingga mengenalmu lagi. Sudikah kau mengerti tentang perasaan yang membeludak ?, seakan-akan kau ingin berteriak namun tanpa ada suara, kau sedang melangkah namun tidak meninggalkan jejak. Sial, kenapa semua itu bisa terjadi ?, tanya diriku untuk diriku. Ya itulah caraku, untuk menepis sebuah realita tanpa ada dusta yang menyertai.
Semoga kau baik-baik saja, semoga kau tetap bersinar dengan pilihanmu itu.
8 notes · View notes
tulisanmimi · 2 months ago
Text
Tumblr media
Semoga tumbuh bunga di sela retakmu.
Kurang lebih begitulah quotes yg kutemui di linimasa sosmedku akhir akhir ini.
Awal tahun ini aku memulai dengan bersikap legowo atas plin-plan, janji-janji bapak ibu pemangku kebijakan. Aku merelakan karena yg bisa kulakukan saat ini adalah doa. Karena sudah di resume, mau kayang,salto, marah-marah ngga ada gunanya. Lebih baik mengetuk pintu langit. Mengadukan semua gundah, resah juga seak ini kepada sang pemilik semesta. 3 hari berlalu dengan aman. Hari ke 4, ada aja gebrakan rezim ini. Tiba tiba formasi palembang hilang, formasi muara enim ada pengurangan, blm lagi formasi daerah daerah lain. Ya Allah ya Rahman dan Rahim. Belum lagi yg udah lock mapping ngga bisa ngelihat seberapa banyak formasi dan keketatan/persentasenya. MasyaAllah ada aja gebrakan bapak ibu pemangku kebijakan ini.
Hari-hari sebelumnya menag sudah tidak enak badan. Pagi ini tambah semakin lemas. Sudah tidak ada energi lagi untuk speakup. Tapi butuh release setelah sholat. Jadilah tulisan ini.
Maaf lagi lagi berisik sekali😭
10 notes · View notes