#gundah
Explore tagged Tumblr posts
mputraff · 2 years ago
Text
25
Kita hanyalah manusia yang jauh dari kata sempurna. Tiap detiknya tidak bisa lepas dari noda dan dosa. Akan tetapi, kita mempunyai Rabb yang kasih sayangnya melebihi samudra. Bahkan, air mata sesal seorang pendosa saja lebih Allah cinta. Walau—pun hanya satu tetes.
Jadi, ini kabar gembira bagi kita semua bukan?  Cibiru, Al - Ihsan, 28 Februari 2023.
4 notes · View notes
dinaandme · 2 months ago
Text
"Iri"
Bagai pakaian putih yang tercelup lumpur, dimana pemakainya memang senang melihat dan meloncat kesana kemari. Lumpur adalah noda. Lumpur dalam hati disebut penyakit. Dan butuh keikhlasan super ekstra dari iman untuk melunturkannya.
Lagi-lagi sosial media. Aplikasi itu adalah lokasi kedua untuk menyimpan memori menjadi suatu galeri yang dipublish dengan penonton yang terserah kita mau diperlihatkan ke siapa aja. Namun tidak hanya pemilik akun yang dapat menebar, tentu ia bisa melihat isi galeri terbuka orang lain. Rasa iri, noda itu terciprat. "Ya Allah, kenapa begini, kenapa begitu mereka. Sedangkan aku begini saja." Manusia memang lemah akan hal ini, namun disini lah iman dan derajat itu dipertanyakan. Akankah ia bertambah?
Seorang dengan iman dan islam tentu mengetahui keberadaan Al-Qur'an itu serius, dan sejarah Nabi Muhammad bukan karangan belaka. Mekah dan Masjid Nabawi dibangun megah dengan bukti sudut yang mengecap sisa kharisma sejarah islam. Allah itu nyata, wahai teman-teman sekalian. Allah bahkan tahu kamu sedang membaca tulisan ini. Ia tahu kamu gundah, iri, dan berbagai sisi negatif yang kamu tahu sebaiknya itu tidak harusnya diluapkan.
Alhamdulillah.
Alhamdulillah diri ini telah diberi rasa seperti itu. Oh, jadi begini rasanya iri. Oh, jadi begini rasanya ingin memiliki apa yang dipunya orang lain. Itu adalah satu dari jutaan bekal pengalaman yang suatu hari kamu akan paham, saat menjadi pemimpin dalam suatu perkumpulan besar.
Pemimpin bukanlah leader atau atasan saja. Melainkan saat diri sendiri berada di titik harus membuat keputusan, entah itu personal atau dalam lingkup formalitas, disitulah jiwa pemimpin yang dibutuhkan.
Selamat ya, kamu. Karena sudah di fase ini. Yuk, perjalanan masih panjang,
0 notes
lailatulqadr · 1 year ago
Text
Kalau Nanti Tua
Pagi ini ada sebuah percakapan WhatsApp menarik, antara saya dengan rekan saya. Gegara saya posting gambar ini di status WA saya. Tetiba dia membalas status tersebut dengan emoticon 😢. Tentu saja saya bertanya, mengapa…? Rupanya dia sedang dalam keadaan ‘berputus asa’. Kondisinya adalah teman saya ini telah belasan tahun menikah dengan istrinya. Mungkin hampir 20 tahun. Tapi belum dikaruniai…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
kilasjejak · 3 months ago
Text
Siapkan sekotak penuh bernama "ridho" Sebagai bekal perjalanan hidup di dunia. Agar hati tidak luka dengan kekecewaan, agar perasaan tidak gundah memikirkan masa depan. Agar hidup di dunia yang tidak sempurna ini, kamu tetap bisa bahagia.
83 notes · View notes
hafidhulhaqq · 10 months ago
Text
Tumblr media
Ketika hidup mulai dirasa berat untuk dijalani dan berbagai masalah seakan rajin menyambangi, cobalah sejenak membuka kembali lembar catatan karunia yang pernah dinikmati, mengingat kembali berapa banyak nikmat yang sudah diberi, juga menyadari bahwa sampai detik ini, takdir baik masih menyertai.
Hal itu akan meneduhkan resah, melerai gundah. Ternyata, segala pelik permasalahan yang tengah kita rasakan, tak sebanding dengan rahmat yang tak pernah putus Tuhan berikan.
Dan betapa mengambil jeda untuk sejenak bercengkrama dengan nurani, mampu menenteramkan diri. Menjaga akal agar tak “keblabasan” mengartikan sebuah takdir, dan mencegah kaki untuk melangkah menuju hal-hal yang akan timbul penyesalan di akhir.
"...Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah ...." (QS. Az-Zumar: 53).
---------
265 notes · View notes
bayuvedha · 15 days ago
Text
Separuh Ketenangan Itu adalah
Kadang kita lupa, sebagian besar keresahan kita datang dari hal-hal yang sebenarnya sudah Allah tetapkan.
Mulai dari rezeki yang tak kunjung datang, sampai masa depan yang terasa buram. Kita sibuk merancang skenario sendiri, berangan-angan dan membayangkan, hingga akhirnya justru terjebak dalam kekhawatiran. Padahal,
“Separuh dari ketenangan adalah tidak mengkhawatirkan apa yang sudah Allah tetapkan.”
Misalnya saja, soal rezeki. Ada saatnya kita berusaha sekuat tenaga, tapi hasilnya jauh dari yang diharapkan. Mulai muncul pikiran-pikiran tentang nasib buruk, bahkan sampai iri melihat orang lain yang tampaknya lebih “dimudahkan.”
Kita lupa, bahwa rezeki itu urusan Allah—datangnya bisa dari arah yang tak disangka, dan kapan pun Dia kehendaki. Bukan hasil yang harus kita pusingkan, melainkan usaha terbaik yang bisa kita lakukan.
Kemudian perihal jodoh.
Kita sering gundah soal siapa yang bakal jadi pendamping hidup atau kapan waktunya tiba. Seolah-olah kita punya kendali penuh atas pertemuan itu.
Padahal, bukankah Allah yang sudah menetapkan siapa dan kapan? Lagi-lagi, kekhawatiran kita hanya membuat langkah makin berat. Daripada resah, lebih baik kita serahkan pada-Nya, sambil mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Kita mungkin tak punya kuasa atas apa yang telah Allah tetapkan. Tapi yang pasti, kita punya kuasa untuk memilih: ingin terjebak dalam rasa khawatir atau belajar melepaskan. Sebab, ketenangan hanya datang ketika kita berani menyerahkan hal-hal di luar kendali kepada-Nya.
Dan benar adanya, separuh dari ketenangan adalah tidak mengkhawatirkan apa yang sudah Allah tetapkan.
35 notes · View notes
sepertibumi · 1 year ago
Text
"Kalau kamu pengen beli martabak tapi di tengah jalan ternyata pengen cilok, yaudah beli cilok aja. Artinya kamu ga bener-bener pengen martabak."
Manusia seringkali dihadapkan dengan banyak pilihan. Kemampuan untuk memutuskan satu yang terbaik tentu bukan hal mudah. Yang harus disadari betul, bahwa semua hal memiliki konsekuensi dan resiko. Tentukan satu, lalu hadapi semuanya dengan yakin.
Beberapa kali bertukar cerita dengan teman sejawat. Asyiknya menjadi seorang pendengar, kau bisa mendapat banyak sudut pandang baru tanpa harus menghakimi. Kau bisa melatih kemampuan berpikir tanpa harus berdebat dengan siapapun.
Banyak yang gundah karena takut apa yang ia perjuangkan selama ini ternyata salah. Padahal sejatinya rasa takut itu akan selalu hadir, dimanapun, kapanpun. Ia seperti bayangan yang tak bisa kau hindari.
Pilihannya dua; berdamai atau berperang. Yang kedua jelas melelahkan, karena kau akan menghabiskan hidup untuk menyangkal kenyataan.
Tenang kawan, kau cukup berakal untuk menimang dan mempertimbangan resiko dari setiap tindakan. Selanjutnya, kau hanya perlu cukup berani untuk menjatuhkan pilihan. Menyemai prasangka baik pada setiap hal yang sedang kau perjuangkan.
Kalau gagal, tentu wajar. Ini hidup pertamamu dan kau belum pernah mendapat kisi-kisi sebelumnya. Toh mereka yang hebat bukan mereka yang tak pernah gagal, tapi yang selalu bangkit setiap kali terjatuh.
Ini hidupmu, kendalinya ada di tanganmu. Perjuangkan apa yang kau mau, dan lepas apa yang menghambatmu bernafas.
Percaya padaku, kau mampu. Dan kau selalu mampu untuk itu! :)
— @sepertibumi
135 notes · View notes
coklatmaniss · 8 months ago
Text
Terimakasih sudah bertahan sejauh ini, aku tau setiap perjalanan yang kamu lewati sungguh tidak mudah, ada lelah, penat, gundah, sedih dan bahkan sampai meneteskan air mata.
Tapi aku bangga melihatmu masih berjuang, dengan segenap sisa tenaga yang kamu miliki. Dengan tanpa support system di hidupmu, dengan memendam semuanya sendiri. Agar tak ada orang yang terbebani dengan ceritamu.
Teruslah berjuang, berikan yang terbaik, niat baikmu selama ini tentu amat sangat diperhatikan Allah, semoga suatu hari nanti pelangi akan datang setelah kamu melewati badai ini.
Kamu adalah perempuan kuat dan tangguh yang ku kenal selama ini, kamu orang yang baik, sabar, penyayang dan aku berharap tidak ada satu pun yang bikin kamu sakit, kalo ada apa-apa cerita ke aku yaa. Aku di sini, di sampingmu.
96 notes · View notes
arinailma · 7 months ago
Text
Panjang umur kebaikan, pula dengan manusia-manusia hebatnya yang memperjuangkan hal baik itu dengan sebaik-baiknya perjuangan. Mereka yang memilih untuk tetap berada dalam nafas dakwah, bahkan saat tak ada lagi yang peduli dengan titian tak berujung ini.
Akhir pekan kemarin, seolah jadi ajang akselerasi, meneguk bergelas-gelas pelajaran tentang dakwah, esensi, strategi, problematika, prediksi sampai solusi dan helicopter viewnya, semuanya tentang dakwah. Kita usahakan lembaga yang bukan lagi 'katanya' tapi sebenar-benarnya lembaga dakwah. Terutama aktivis dakwah (ADK) nya, jadi sebaik-baik manusia yang terus berusaha menjadi lebih baik tiap harinya.
Perasaan harap-harap cemas itu, bisakah kita bulatkan lebih kuat lagi menjadi tekad yang akan membawa langkah-langkah tak berdaya ini berjalan lebih kokoh?
Yang perlu kita ingat, apapun itu, objek dakwah kita adalah manusia. Tujuan kita berdakwah adalah mengajak manusia. Program kerja yang seabrek itu hanya sebagai sarana kita dalam mencapai tujuan. Jangan terjebak dalam mengukur kesuksesan dakwah. Maka, karena kita berdakwah pada manusia, ilmu apa yang harus dipelajari? Iya, memahami manusia, karakteristiknya, kecenderungannya, dsb.
Kita bertugas mengajak. Kita upayakan qoulan ma'rufa, sadidan, layyinan dan qoulan-qoulan (red : perkataan) baik lainnya. Kita upayakan membahasakan semurni-murninya bahasa langit dengan bahasa yang lebih sederhana, yang lebih membumi, lebih mudah dimengerti oleh umatnya. Sekali lagi, inti dari dakwah adalah tentang manusia.
Maka dalam proses belajarnya, kita sama-sama yakin kalau tiap hati manusia ada yang menggenggamnya. Siapa yang menggenggam? Iya, Allah. Kita bisa mengelola diri dan hati kita atas pertolongan dari-Nya. Kali ini, ketika kita berusaha mengetuk hati orang lain, jangan sampai kita lupa Dzat yang begitu agung yang menciptakan hati dengan banyak keistimewaannya.
Konsep dakwah itu bukan lagi tentang give and take ga si? Dakwah itu ga kayak transaksi jual beli yang semuanya bisa kita dapat di muka, pada saat itu juga. Dakwah itu transaksinya sama Allah. Kita menjual ke Allah, Allah beli dengan surga. Atau, kita meminjamkan dengan pinjaman yang terbaik dan Allah akan mengembalikannya yg setimpal bahkan lebih? Itu janji Allah loh. Jadi apalagi yang bikin kita ragu tu? Inget kan Q.S Muhammad ayat 7, "Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu".
Gabisa, gabisa, dakwah adalah salah satu jalan hidup yang gabisa kita logikain semuanya. Atau mungkin, kita aja yang belum sepenuhnya paham akan akidah yang kaffah? Mau gimanapun, Allah selalu punya algoritmanya sendiri dalam mencintai hambanya ga si? Apalagi mereka yang rela mengemban melanjutkan risalah nabiNya di antara gelimangnya manusia.
Kalau konsep dakwah bukan give and take, berarti apa? Give and give? Memberi untuk memberi? Memberi dan memberi? Terus memberi? Kalau dipikir-pikir pakai logika dunia, tekor juga ya orang-orang dalam perahu sederhana ini. Tapi, ya tadi, ini bukan sependek urusan dunia. Ini bukan transaksi biasa. Investor kita Allah, udah dijanjikan akan pertolongan dan kemenangannya juga loh. Masa masih gamau? Masa masih ragu?
Jadi karena dalam bantera dakwah ini pada intinya adalah memberi. Mulai dari memberi waktu, upaya, pikiran, perasaan, bahkan harta. Kita gabisa dong memberi sesuatu kalau kita ga punya apa-apa, dan ga mungkin manusia ga punya apa-apa tu. Inget kan hakikat penciptaan kita, diciptakan menjadi sebaik-baik ciptaanNya? Pasti ada, bagian dalam diri kita yang bisa kita berikan terutama untuk jalan dakwah.
Yuk berpikir yuk, berkontemplasi lebih dalam tentang diri kita. Maka akan kita temukan banyak mutiara di dalamnya. Semakin ke dalam semakin akan kita sadar, betapa kita sama sekali belum mengerti apapun. Disini lah peran ilmu itu hadir, sebagai penyeimbang yang guncang, penenang yang gundah. Untuk kita, jangan mau berhenti balajar ya. Dunia ini terlalu luas untuk mereka yang enggan mencari. Semoga kita termasuk golongan orang yang ingin dan ingin terus mencari, bahkan bukan hanya sekedar untuk mencari dunia.
Barakallahu fiikum manusia-manusia keren. Bang Ary, Bang Yanis, Mas Fazar, mas-mas, mbak-mbak dan temen-temen ukmi yang kepanjangan kalo di absen satu-satu, semoga selalu Allah jaga selalu:)
Jus refleksi x ovt || Selasa, 30 April 2024
31 notes · View notes
dinaandme · 10 months ago
Text
Repeat Afte "Me"
Ketukan pintu itu semakin keras. Bukan pintu rumah, tapi pintu kalbu. Dirimu merasa tidak tenang dan terliputi gundah. Apa gerangan yang membuatmu tidak senang?
Katakan padaku, 'Aku'. Kamu disana dengan janji Tuhan. Mengingatkan pada diriku bahwa aku sering luput. Sering gundah tak beralasan, sering mencari pelarian tanpa inisiatif jelas. Lantas kenapa kamu tidak menggandengku? Aku kan 'kamus'mu.
Bagai peta dengan seorang buta map. Ia perlu menjelajah, perlu mencari. Dan disanalah Aku, di titik lokasi yang kamu bahkan tidak bisa menemukan dengan mudah kalau tidak berusaha. Ayolah, sayang. Kamu itu bisa, cuman malas aja.
Yuk, sentuh Aku. Maka Aku akan berikanmu jalan yang memang sebetulnya itulah milikmu. Waktumu terus berjalan, meski kamu pura-pura tak sadar.
0 notes
ceritabanyu · 2 years ago
Text
Mungkin pernah kumerasa kalau kota ini tidak menyenangkan. Akan tetapi itu sudah lama. Saat awal-awal berada disini dua tahun yang lalu. Waktu telah beranjak, pengalaman dan perjalanan memberitahukanku kalau diri ini mau membuka diri, mencoba mengenali dan memahami apa-apa yang mungkin dirasakan berbeda disini, maka semua akan nampak berbeda dan pandangan tidak lagi sempit ataupun terbayang dari masa yang telah berlalu.
Dalam sikap yang siap menerima pembaruan, pikiran yang terbuka dengan hal-hal yang mungkin sebelumnya tidak dimengerti, atau siap dengan kenyataan yang didapat tidak seburuk yang diperkirakan. Dalam kekakuan yang dirasai, seolah kebenaran mutlak hanya berasal dari diri sendiri. Yang tentu saja tidaklah demikian.
Begitulah dinamisnya hidup ini. Bisa jadi saat ini diri ini tidak menyukai sesuatu, padahal bisa jadi hanya belum saja diri ini melihat hal lain yang mungkin akan disuka setelah mengetahuinya.
0 notes
hawaii-mrsgrey · 14 days ago
Text
Masa depan masih jauh di sana, namun hati bimbang serta gundah gulana memikirkan setiap harinya.
Oh Tuhan,
Lelahnya mengejar dunia😶‍🌫️
15 notes · View notes
kuumiw · 8 months ago
Text
Tentang lingkaran, buku dan kebiasaan
Menemukan makna di hari ke sebelas #bertumbuhbersamabuku.
Mencari perjalanan yang menyenangkan ternyata sulit dilakukan jika tidak dengan orang-orang yang memiliki orientasi sama.
Tentang apa yang kita cari, apa yang ingin kita tuju juga pola apa yang akan membentuk diri. Itu bisa kita diskusikan lebih menyenangkan jika bersama dengan orang-orang yang tepat.
Masih pada buku yang sempat aku baca; orang-orang yang memiliki tujuan sama, mereka sebenarnya bersama meskipun mereka seringnya merasa sendiri.
Bahwa sebenarnya tidak ada yang sendiri, bahwa sebenarnya tidak ada yang melewati perjalanan dengan merasakan sepi. Kita hanya belum bertemu dengan lingkaran yang tepat, hanya itu.
Jadi, jika hari ini kita masih gundah, merasa perjalanan sepi sebab sendirian. gak papa, kita mulai dengan meyakinkan diri sendiri, menguatkan kebiasaan dan perlahan akan dibantu untuk menemukan.
23 notes · View notes
bayuvedha · 2 months ago
Text
KUNCI BAHAGIA ITU BERNAMA RIDHA
Sumber kebahagiaan ada dalam diri kita. Kuncinya adalah ridha. Yakni, tenangnya hati terhadap pemberian Allah Ta'ala, atau tenangnya jiwa atas takdir-Nya.
Meski demikian, sekadar menumbuhkan rasa cukup atas karunia Allah, lalu mensyukurinya, ternyata tidak mudah. Perlu latihan dan pembiasaan tak kenal lelah. Sebab, godaan yang bersliweran di hadapan kita menyerbu bagai air bah. Teman punya handphone baru, mobil baru, beli rumah, istrinya bertambah, kadang bisa membuat hati gundah. Tanpa sadar, itu menjadi obsesi yang kita kejar dengan susah payah.
Semakin tebal obsesi, semakin tipis rasa ridha di dalam dada.
Seakan apa yang telah Allah karuniakan menjadi tak cukup berharga. Sebab, tidak memenuhi obsesi dan tidak memuaskan hasrat jiwa.
Semakin merasa kurang, beban batin menjadi semakin berat.
Setiap kali melihat orang lain mendapat nikmat, batin tersiksa dengan hebat. Hilangnya ridha dari dalam dada pada akhirnya bisa menumbuhkan benih-benih hasad.
Jangan samakan ridha dengan apatis dan putus asa.
Jangan seperti mereka yang berkata, “Ya sudah, diam saja. Toh, rezeki sudah dijatah Allah Ta'ala. Kita tinggal ridha menerimanya.”
Ridha dan apatis adalah dua hal yang sangat jauh berbeda. Sebab, ridha tidak sama dengan meninggalkan usaha. Ridha adalah pilihan sikap merasa cukup terhadap apa yang Allah karuniakan setelah melakukan berbagai upaya.
Jika ridha telah berbunga dalam dada, batin akan tenang dengan apa yang ada. Berapa pun yang Allah beri, ia akan puas menerimanya. Dengan demikian, orang yang ridha akan menjadi orang yang bahagia. Sebab, dia tidak tersiksa oleh apa yang tidak ada pada dirinya.
8 notes · View notes
ulakauni · 3 months ago
Text
Emang boleh se-serius ini😭🤏🏻
Tolonglah. Ini udah serius banget. Udah gak waktunya galau-galau lagi. Udah waktunya bener-bener uprage diri sebaik-baiknya loh.
Duh, kok bisa ya, aku ini masih suka galau, tantrum, dan mikirin hal² yang gak jelas😭 Ya bukannya kenanganku itu gak jelas. Maksudnya yang sudah berlaku kan ya sudah, kalau sudah tau akhirnya gak bakal berubah kenapa masih dibuat keluh kesah.
Sekarang yang perlu dipikirin adalah: Gimana caranya bisa pantes jadi orang yang bisa dinut. Gimana caranya Qur'annya segera mutqin, karena ada kegiatan yg mengharuskan aku untuk ngaji dengan alumni, dan egoku sangat tidak menyukai apabila aku kalah lancar dan tidak bisa nerusin ngaji. Trus gimana caranya biar kitab-kitab yang sudah kupelajari harus bisa ku kuasai, mengingat si gus sudah memberikan jadwal mengajar secara terperinci. Gimana juga caranya balance antara kegiatan pondok dan kuliah, mengingat ambisiku harus tercapai masalah akademik. Belum lagi tugas dan tanggungjawabku di kuliah yang 2 bulan ini harus tuntas dan purna.
Kaan, banyak banget asli yang harus dipikirin, yang harus dijalanin, yang harus segera dibenahi. Kok bisa masih sempet mikir hal-hal gak guna.
Masalah perasaan skip dulu yuk diriku. Nanti masalah cinta²an atau engga pikir setelah akad saja. Sekarang jalani apapun yang menjadi tugasmu, segera selesaikan apapun yang menjadi tanggunganmu. Dah yakin aja tresno jalaran soko kulino. Nanti pasti bakalan tresno dengan sendirinya, sesuai rencana awal bahwa nikah itu dijodohkan dan manut.
Masalah perasaan yang berlalu tolong disimpan rapat ya diriku. Please! Jangan sampai kamu membuat orang lain tak nyaman dengan perasaaanmu. Jika galau, tantrum, sedih, sekarang coba luapkan saja dalam sujud panjang. Allah pasti akan memberikan jalan terbaik untuk menuntaskan perasaan. Tak usah gundah bakal hilang atau tidak, seperti niat awal. Jadikan saja inspirasi ketika dibutuhkan.
Sudah ya, sampai disini kita sepakat dulu. Pms depan please ga usah tantrum. Please tantrumnya ditahan. Inget udah tua. Mau jadi istri, bentar lagi jadi ibuk. Ditahan perasaan yang tidak perlu. Tahan. Bisa yuk bisa.
Masalah hati pasrahkan saja pada pemiliknya. Sudah jangan diambil pusing. Kalau masih cinta ya sudah dinikmati, waktunya lupa nanti pasti ada jalannya. Wong jelas sudah ada yang lain, pasti nanti dipermudah semuanya.
Oke diriku. Semangat. Hidup yang panjang ini kedepannya mari kita buat upgrade diri sebaik-baiknya. Nikah diniati ibadah. Niat mondok lagi. Niat ngluru ilmu. Niat mendekat kepada sang ilahi. Bismillah, insyaallah semua lancar.
Sekali lagi, urusan hati, pasrahkan pada Tuhan. Kamu gak usah ngatur. Biar diatur Tuhan. MauNya gimana, jalani aja. Oke!
9 notes · View notes
penaimaji · 1 year ago
Text
Iman: Meyakini Janji Allah
Mungkin kalau ditanya sanggup apa enggak mengurus anak, egoku akan menjawab, "Tidak sanggup". Namun, aku sadar ini merupakan peran besar yang mendulang banyak pahala untuk diri —seonggok daging yang amal-amalnya masih berantakan
Tidak semua harus dijawab dengan ego. Tidak semua harus diukur dengan takaran manusia. Terkadang kita hanya butuh satu, yaitu iman (yakin)
Disaat aku merasa hidup ini berat dan penat, aku selalu memohon pada Ia untuk memberiku kekuatan. Sungguh, kita —manusia ini tidak memiliki daya dan upaya, kecuali atas kehendak-Nya
Nikmat Allah sungguh melimpah, namun manusia memang seringkali berkeluhkesah. Semoga kita tak lupa untuk meletakkan iman (keyakinan), bahwa segala sesuatu telah Allah takdirkan untuk kita sebagai anugerah; pelajaran; rasa gembira yang sepaket dengan rasa gundah
Bersyukur, ketika memiliki pasangan yang baik dan pengertian. Sampai terkadang aku balik ke masa-masa manis, asem, asin, pahit jaman masih gadis dulu. Doa spesifik ini memang sungguh bertemu dengan muaranya, masyaAllah alhamdulillah
Perlu lagi kuingat, bahwa tidak semuanya harus dipikir dengan akal pikiran —yang amat terbatas. Barangsiapa yang mengimani janji-janji Allah, semoga Allah limpahkan kesabaran dan ketenangan. Allah akan beri banyak pelajaran untuk kita, agar menjadi pribadi yang lebih baik
Bersungguh-sungguhlah dalam meminta, walau banyak derai air matanya. Terimakasih.. sudah mau berbesar hati melewati setiap perjalanan
Refleksi menjelang dua tahun pernikahan
Sidoarjo, 1 Juli 2023 | Pena Imaji
125 notes · View notes