#eksistensi
Explore tagged Tumblr posts
verazka · 4 months ago
Text
Kemunduran Diri
Lenyap perkara kedewasaan yang semakin menggerogoti. Habis tubuh ini, dimakan kesia-siaan. Perkara ketidak mampuan, semakin menyesal dalam diri yang serendah-rendahnya. Tak bisa dimaknai bahkan tak bisa dibanggakan. Akulah makhluk yang sia-sia itu. Siklus yang terjadi, hingga bodoh menjadi. Begitulah kemunduran diri. Apakah aku dimata sang pencipta?
3 notes · View notes
constrainedbytime221113 · 6 months ago
Text
EKSISTENSIALISM IS HUMANISM.
0 notes
theriddleword · 1 year ago
Text
Sepotong Surat dari kekosongan
Tumblr media
"Baca potongan tulisan ini jika suatu hari nanti kau tidak menemukan aku dimanapun, sebagian dari aku berada disini"
Hai, Apa kabar? entah siapapun dan dimanapun. Semoga kalian dalam keadaan bahagia.
Hu Hu Hu, belakangan rasanya capek dan berat sekali. Entah kenapa, rasanya pundak seperti diikat seribu tali rami. Aku masih merasa sendiri sampai saat ini padahal aku fikir aku sudah menemukan eksistensiku. Karna aku berfikir demikian, aku begitu mempertahankannya. tapi entah kenapa semakin aku mempertahankannya aku makin merasa tidak ada aku didalamnya.
Padahal seharusnya aku sudah terbiasa dengan perasaan semacam ini. karna sudah sejak lama aku duduk ditengah-tengah kegelapan tanpa pernah berfikir untuk beranjak dari tempat duduk ternyamanku itu. semakin aku bersikeras untuk mempertahankan Aku (eksistensi), aku malah makin merasa kesepian. mungkin bukan karna aku kehilangan aku, aku masih tetap ada dalam diriku sendiri. Mungkin caraku melihat diriku sendiri yang salah. aku terlalu menilai bahwa diriku tidak cukup berharga untuk siapapun. Jadi aku selalu menghindar untuk diberi kesempatan duduk berlama-lama dirumah seseorang.
aku menyukai sepi. Sepi sangat tenang, aku bisa menjadi apapun disana. tanpa perlu takut memikirkan aku yang ceroboh dan banyak salah. Mungkin aku yang sekarang menulis ini belum jadi apa-apa, sampai-sampai aku merasa tidak terlalu berarti dihidup siapapun. mungkin kalau ada sesuatu yang bisa ku banggakan, aku bisa disenangi sepertimu. Mungkin juga ini kutukan yang harus aku jalani sepanjang hidupku, untuk menjadi seseorang yang tidak pernah cukup untuk dicintai apa adanya.
semoga kamu yang membaca ini selalu dalam keadaan sehat dan bahagia. Tidak bersedih-sedih lama, dan bisa mencintai dirimu sendiri apa adanya. Tanpa perlu takut merasa sendirian, meskipun terkadang sepi itu bisa membuatmu merasa terbunuh tapi kamu perlu tau bahwa sepi bisa membantumu membuat ruang untukmu berkomunikasi dengan sosok anak kecil di dalam dirimu anak kecil yang selalu rewel minta ditemani, anak kecil yang selalu rewel ingin diperhatikan. Anak kecil yang punya ketakutan besar prihal ditinggalkan.
Semoga diperhentianmu selanjutnya, kamu menemukan sosok yang cukup mengerti anak kecil di dalam dirimu itu. Mari berdoa untuk masing-masing dari kita. Kamu perlu tau, tidak ada tempat yang cukup hangat selain berada tepat dibelikatmu.
Ibuku pernah bilang "kalau ibu tidak ada, berkelanalah nak. carilah tempat dimana ketika kamu berdiri disana orang-orang dengan senang hati tersenyum dan menerimamu, dan kamu tidak merasa sendirian. disanalah rumah mu nanti, disanalah orang-orangmu nanti"
"Kepercayaan adalah selembar kertas, jika terbakar habis tidak akan ada yang tersisa selain kesia-siaan"
Tdd, Baskara.
0 notes
13hsge · 2 years ago
Text
Harga eksistensi
Tumblr media
Minggu, 19 Februari, 2023
Tingginya intensitas hujan memang tidak bisa dihindari akhir-akhir ini, buktinya sekarang dua remaja dengan jabatan mahasiswa luntang-lantung itu turut menjadi korban atas guyuran hujan di bulan Febuari. Yang satunya menikmati, satunya lagi menentang dengan keras.
"Ah kenapa mendadak ketemu hujan, padahal habis ini rencananya mau langsung masak dan istirahat. Memang ya hal-hal yang tidak diinginkan selalu bisa jadi kejutan," keluh yang satu dengan raut wajah yang sangat tidak enak dilihat.
"Santai aja lah masbro, namanya juga musim, dinikmatin aja selagi masih bisa," sahut yang satunya lagi dengan wajah polos. Yang diajak bicara langsung tidak terima, buru-buru ingin membalas namun suara gemuruh tiba-tiba menginterupsi.
Keduanya hanya bisa mengelus dada sebagai tanggapan, sedikit takut namun perasaan geli turut hadir sebagai pelerai; lucu rasanya, seperti alam turut andil dalam pembicaraan.
"Nagara, fase apa yang nggak pengin lu ulangin lagi di kehidupan walaupun fase itu ngasih keuntungan buat lu?"
Pemilik nama mengernyit heran, tiba-tiba sekali pikirnya. Namun segera ia jawab dengan lugas, "Fase tergila-gila dengan validasi terhadap eksistensi diri gua, Kak. Selalu cari cara supaya gua merasa kehadiran gua dihargai dengan ngebuat orang lain bergantung ke gua. Eksistensi gua berharga! Eksistensi gua dibutuhkan! Eksistensi gua adalah apa yang orang-orang cari! Nilai-nilai bodol yang nggak akan gua pakai lagi, menguntungkan iya menyiksa juga iya."
"Ahahaha punya fase ambis juga lu cil. Ngebuat orang lain bergantung ke lu, suka banget ya jadi pahlawan?" Yang bertanya sibuk tertawa dengan jawaban yang ia dapat, sungguh tidak terpikirkan bahwa adik tingkat yang selalu ia puja-puja itu punya ego yang tidak kalah tinggi dengan remaja pada umumnya.
"Beginilah hasil dari budak yang salah mengartikan konsep ketergantungan," balas Nagara dengan malas.
"Tapi ikhlas kan?"
"Ikhlas! Ambisi dan niatnya aja yang memang perlu dibenahi."
"Pinter. Harga eksistensi memang erat kaitannya dengan harga diri, tapi apapun yang lu kejar atas dasar egosentris, jangan pernah dibenarkan seenaknya."
"Siap!"
0 notes
patadela · 5 months ago
Text
Butir-butir Pemikiran Gabriel Marcel
Dalam artikel sebelumnya telah disinggung bahwa corak eksistensial dari pemikiran Gabriel Marcel adalah kekhasannya dalam menolak filsafat sebagai sistem. Kekhasan ini tidak terlepas dari proses mengedepankan terhadap sesuatu dari aspek eksistensi ketimbang esensinya. Maksudnya kita sebaiknya mendahulukan hal-hal yang diketahui dan dilihat berkenaan dengan keberadaan dirinya yang diperlihatkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dinaest · 8 months ago
Text
Kristus yang Bersinar
Merenungkan tema kotbah ini saya berpikir, apa yang menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah anak Terang? Apakah kita harus melakukan effort yang bagaimana supaya bisa menerangi dunia? Terang itu dari manakah? Dari kesalehan? Dari persembahan kasih? Dari Alkitab yang rajin kita baca dan doa yang panjang atau apa? Apa yang menjadikan kita bisa meneragi dunia?
Semakin lama merenung, maka saya makin sadar satu hal: ternyata saya ini seperti kabel. Saya bukan sumber dayanya. Dan karenanya, saya sadar bahwa saya bukan terang, an sich. Saya gelap, dan selalu berpotensi gelap. Jika saya butuh selamat, saya mesti berjalan bersama Sang Terang.
Maka kemudian kita mengerti mengapa sang Penatua. Ya, surat ini ditulis oleh seorang penatua yang membina gereja gereja yang hampir pecah, dia sangat mengharapkan pendengarnya menerima Sang Terang dalam hidup mereka. Sang Terang itu siapa? Yesus dan Bapa, kami. Dan hanya dengan mematuhi Yesus, hidup kita diterangi sehingga gak terantuk. Hidup kita bisa benar dan dalam kasih.
Ya, tiga tema Terang Dunia dalam 1 Yohanes: hidup, kasih dan kebenaran. Ketiganya jadi siklus. Dihidupi setiap saat, setiap detik, setiap buka medsos, setiap anak bikin kelakuan rupa rupa, setiap ada masalah rupa rupa, setiap kita berhadapan dengan sakit. Hidup, kasih dan kebenaran
Hidup itu kata surat ini adalah apa yang dibawa Kristus buat kita. Dia ingin kita hidupnya berkelimpahan dalam damai. Hidup yang utuh, yang bermanfaat yang terang, berarti gak gelap, gak menyerahkan diri pada dosa.
Kebenaran. Yaitu Kristus. Tentu kita tidak bisa sepenuhnya mengenali kebenaran, paham betul, memegang kebenaran seakan akan kita paling benar. Kebenaran ada pada diri Yesus sendiri. Tp melalui hidup, kita bisa mempelajari dan menghidupi kebenaran. Maka, jangan jadi orang yang asal. Asal makan, asal bergaul, asal memilih, asal beragama, karena orang yang asal juga akan mendapat asal. Mungkin pny tp tidak berkualitas. Kenalah Kristus, belajar,berproses,setia, taat.
Kasih, juga jadi dasar kita hidup benar. Hidup yang asal itu karena kita gak mengasihi. Apakah ada di antara bapak ibu yang memberikan hantaran atau ngejotin tetangga masaknya asal? Kl asal asalan berarti kita tidak mengasihi, tidak menghormati, tidak bertanggungjawab. Jika kita mengasihi Yesus, maka kita akan berusaha melakukan apa yang benar.
Hidup, kebenaran dan kasih ini adalah kondisi hidup yang berjalan dalam terang Kristus. Bukan kita sumber terangnya, tp Kristus. Dan ketika kita menyerahkan diri pd Kristus, kita akan diterangiNya, jalan kita diterangiNya. Kita akan merasakan Dia bekerja melalui kita dan ketika kita hidup menaatinya, maka pengampunanNya akan memulihkan dan menerangi hidup kita.
Tentunya itu hidup yang penulis surat inginkan ada pada diri gereja saat itu. Semoga hidup kita juga dapat menampakan kasih dan kebenaran ini setiap saat
Kristus yang Bersinar oleh Bunda Teresa
Yesus terkasih, bantulah kami menyebarkan keharuman-Mu ke mana pun kami pergi. Banjiri jiwa kami dengan semangat dan kehidupanMu. Menembus dan menguasai seluruh diri kami seutuhnya, agar hidup kami hanya menjadi pancaran sinarMu.
Bersinar melalui kami, dan jadilah di dalam kami, bahwa setiap orang yang harus kami hubungi mungkin merasakan kehadiranMu di jiwa kami. Biarkan mereka melihat ke atas dan tidak lagi melihat kami, tetapi hanya Yesus.
Tinggallah bersama kami, dan kemudian kami akan mulai bersinar saat Engkau bersinar; sehingga bersinar untuk menjadi terang bagi orang lain; terangNya, Yesus, semuanya akan datang dari-Mu. Semua itu tidak akan menjadi milik kami. Engkau akan menyinari orang lain melalui kami.
Izinkan kami memujiMu dengan cara yang paling Engkau cintai, dengan menyinari orang-orang di sekitar kami. Izinkan kami memberitakanMu tanpa berkhotbah: bukan dengan kata-kata, tapi dengan teladan kami, oleh kekuatan penangkapan, pengaruh simpatik dari apa yang kami lakukan, kepenuhan nyata cinta yang ditanggung hati kami untukMu. Amin.
0 notes
mewdavinci · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Jurnal Pembuktian Eksistensi: Apakah Tuhan Hanya Rekayasa Otak Manusia? https://ift.tt/Hp9WtVw
0 notes
diksibising · 3 months ago
Text
Hari ini terlalu bising dihantam media, hati dan isi kepala terkoyak-koyak dengan siaran berita. Ada apa dengan ibu kota? Yang katanya ada ribuan bahkan jutaan kaki yang menuju kesana.
Apakah ini salah satu dari puncak ke angkuhan penguasa, yang tak pernah memihak kepada rakyat jelata. Yang punya tahta dan harta selalu kau bela, sedangkan yang tak punya apa-apa selalu kau aniaya.
Mau sampai kapan kau gadaikan harga diri dan hati nurani demi mengejar eksistensi?
Dan mau sampai kapan kau terus tertawa dengan logika yang sudah terluka?
24 notes · View notes
beningtirta · 1 year ago
Text
Naik Kelas, Melihat Dunia
Saya lahir dari keluarga tidak berpendidikan. Ibu saya tidak tamat SD. Ayah saya meninggalkan madrasah tsanawiyah (setara SMP) karena yatim piatu dan tidak ingin merepotkan kakak tiri dan suami kakak tirinya yang memberi atap, makan, dan menyekolahkan. Saya sejak kecil tidak merasakan "kemewahan" seperti handphone pribadi, komik, diantar jemput pakai mobil, sega, nintendo, playstation atau liburan ke luar kota. Kami sekolah, mengerjakan PR, mengaji di mesjid, and repeat. Kami tidak tahu apa itu politik dalam negeri, apalagi politik luar negeri seperti penjajahan Isra3L pada Palestin4.
Baru setelah merantau ke Singapura, saya mulai belajar apa itu pergerakan, tipis-tipis. Sebelum lulus kuliah ikut Forum Indonesia Muda yang membuat saya terekspos dengan dunia aktivisme. Tapi masih fokusnya pada isu-isu nasional.
Saat master dan PhD di Inggris saya terekspos lebih jauh dengan aktivisme yang lebih formal, seperti menulis antologi, menulis opini di media massa, dan lalu policy brief (semacam rekomendasi kebijakan berdasarkan bukti dan studi ilmiah).
Menjelang lulus PhD, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris ketar-ketir dengan invasi Rusia ke Ukraina. Tiga entitas politik ini mengutuk aksi Putin dan mengirim bantuan pada warga Ukraina. Media satu suara mengecam Putin. Beberapa negara juga buka pagar untuk pengungsi Ukraina sebagai bentuk simpati.
Sekarang saya bekerja di Inggris, invasi dan pembunuhan secara terang-terangan oleh IsraëL kepada warga Palestin4 dengan jumlah korban 8000an dalam waktu tiga minggu. Korban masih berjatuhan, aksi militer terus digencarkan dan parahnya didukung oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaaan Inggris.
Dunia Barat dan negara superpower punya dua muka. Tahun lalu mereka mengecam invasi Rusia ke Ukraina, tapi tidak invasi Isra3L ke tanah Palestina.
Ini bukan perang karena seperti Ukraina-Rusia, kekuatan militer tidak sebanding. Ini invasi, penjajahan.
Ada hal-hal yang ternyata sulit diubah, tapi bisa jika kita semua satu suara melawan dan menolak diam.
Media massa sudah dua dekade berpihak pada Isra3L. Media massa punya pemilik. Pemiliknya punya keberpihakan. Pemilik media yang besar-besae berpihak pada siapa yang punya. Sulitnya, media seperti CNN dan BBC dipegang kendalinya oleh pendukung misi IsraëL. Kecaman pada grup militan di negara Timur Tengah dan Afrika itu bisa jadi teramplifikasi oleh media massa. Ketika kita lihat mendalam, ternyata ini jadi justifikasi Amerika Serikat membunuh ribu bahkan jutaan manusia di negara "konflik". Well, konflik ini mereka yang mulai dan amplikasi. Dibaliknya ada motivasi lain--sumber migas misalnya.
Ideologi Isra3L itu jelas, zionisme--merampas Tanah Palestina, menghapuskan negara dan bangsa Palestina demi berdirinya negara-bangsa Yahudi. Dari ideologi saja, sudah seharusnya kita tidak berpihak karena untuk mencapai misinya, Isra3L akan membunuh dan mengusir jutaan manusia warga lokal Palestina.
Isra3L sudah tumbuh menjadi negara maju yang punya jaringan bisnis. Ini membuat Uni Eropa tidak mengecam partner bisnis mereka koloni penjajah Isra3L.
Politisi punya hubungan dengan pebisnis Isra3L/orang-orang pendukung ide Zionisme. Misalnya, Perdana Menteri Inggris yang punya investor mantan militer Isra3L dan pejabat pentolan UNICEF ada istri dari investor bagong pendukung zionisme.
Dari 4 hal ini, sulit melawan jika banyak dari kita hanya diam. Media massa dan politisi negara maju tidak berpihak pada Palestin4. Bahkan 1-2 negara Arab malah "membantu" operasi pembantaian warga Palestin4 yang sedang berlangsung.
Jadi, harapan warga Palestin4 tinggal suara mayoritas (orang biasa, kita semua).
Setiap dari kita bisa melawan 4 kesulitan di atas. Lawan media massa yang misleading dengan media alternatif yang berpihak pada kemanusiaan. Tolak eksistensi Isr4el karena ideologinya pengusiran, perampasan, pembantaian, dan rasis. Anggurin semua komen pro-Isra3L biar komen mereka tenggelam. Like & reply komen yang cocok di hati. Jangan pakai istilah negara israhell, karena kita harus menolak mereka sebagai negara karena sejatinya mereka adalah koloni penjajah (settlers colonial state) yang sudah dibiarkan dunia (dengan kawalan negara adidaya) untuk mengambil rumah dan tanah warga Palestin4. Penjajah nomor satu, pembunuh nomor satu abad ini.
Lalu, lawan dominasi ekonomi dengan boikot brand dan block influencer yang mendukung Isra3L secara ekonomi maupun moril. Suarakan kebenaran terus menerus sampai dukungan hak warga Palestin4 dan kecaman pada pemerintah kolonial Isra3L menjadi mainstream. Kita mau semua manusia di dunia diakui sama dan punya hak yang sama, juga warga Palestin4 diakui setara (tidak seperti hari ini dimana pemerintah penjajah Israle menanggap warga Palestin4 hewan. Terlaknat mereka!)
Jika ada kesempatan, berkumpul dan ikutlah turun ke jalan. Buat perjuangan Palestina dan kejahatan perang Isra3L ini obrolan keluarga dan lingkar pertemanan kita. Jika busukny mereka sudah diakui jutaan orang, Isra3L dan teman-teman gentar dan mungkin akan meninggalkan perdana menteri IsraëL terpojok. Buat semua kanal media/tokoh yang mendukung Isra3L malu karena argumen invasi dan pengeboman mereka tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan HAM.
Akhirnya, Isra3L akan capek dan habis tenaga jika kita potong aliran dana dan sokongan pada mereka, seperti Rusia akhirnya tarik mundur karena melanjutkan invasi terlalu mahal.
Your boycott is important. Your voice to push politicians to cut ties with IsraëL is important.
We will win this together.
*
Ditulis oleh Bening, seorang anak pedagang kain di kios berdebu di pasar penampungan di Pekanbaru, dia baru saja mengedukasi dirinya lewat media alternatif dan akun Instagram wartawan lapangan di Gaza.
92 notes · View notes
semburatsore · 4 months ago
Text
WAJAH DARI EKSISTENSI
Ekstensialisme apa yang ingin kita bangun?
Sedangkan gunungpun tak mampu kita angkat,
Berjalan diatas es tipispun tak mampu, hancur tenggelam membeku,
Mampu menggenggam, tapi tak mampu meraih yang diimpikan diidamkan,
Tetap berjalan walau sudah tahu dirantai makanan manapun tetap ada predator,
Untuk itulah kita hidup, tetap menjadi misteri setiap hidupnya, walau dunia kian menjadi asimpati, lalu aktualisasi menjadi prestasi meyakinkan eksistensi. Hanya segelintir orang tahu bagaimana arti dari rumah semut.
Itulah bagaimana dunia saat ini bekerja. Dan begitulah hukum dunia. Jalani, lakoni dan syukuri hanya itu yang bisa kita punya.
Mencoba realistis namun tidak hilang harapan.
.
Semburat Sore,
16.07.24
15 notes · View notes
deehwang · 11 months ago
Text
Keengganan membangun hubungan interpersonal itu beralasan; di derajat tertentu dalam suatu hubungan, mustahil untuk manusia tidak saling melukai satu sama lain. Wajar. Apalagi kalau sudah sering kecewa. Namun kuakui, mustahil manusia hidup sendirian. Misalnya, di jam-jam tertentu, meski sudah kutarik diriku dari manusia lain, kepalaku bakal mikirin satu orang dan berkata dalam hati, 'wah, it would be nice sih klo bisa ngobrol sama dia'. Tapi aku ga bisa dan somehow perasaan dikecualikan itu makin terang-benderang. Mengapa gak bisa?
Bahkan eksistensi kesepian-nya manusia masih diukur dalam konteks sosialnya. Mustahil hidup benar-benar sendirian. Mengejutkannya, meski kedengarannya kurang berempati, dorongan hidup dalam sangkar keong sendiri ini dianggap bisa muncul juga karena perasaan inferior yang besar. Aku terkejut--dan bisa saja ia jadi kemungkinan buatku. Maksudku perasaan takut memulai. Perasaan takut luka lagi. Perasaan takut dianggap lemah. Sementara si yang punya 'kelemahan' gak sadar bahwa yang ia bawa ini bisa menjadi senjata untuk mengontrol seseorang juga yang tbh, akar mengapa aku merasa bersalah kadang. Inikah kenapa sulit aku cerita ke orang yang kusayang tentang masalahku--adakah orang-orang berlaku halus ke aku karena mereka takut aku pecah lagi? Apakah aku mengontrol mereka secara ga sadar?
Sulit untuk bilang nggak. Tapi sulit bilang iya. Butuh waktu untuk luka bisa sembuh, jadi apakah inferioritas belaka, mekanisme perlindungan diri, atau keegoisan juga, aku tak yakin bisa kasih jawaban pastinya.
44 notes · View notes
dinaest · 1 year ago
Text
Memento Mori
Pengkotbah 6:12
Tumblr media
Apapun yang ada, sudah lama disebut namanya. Dan sudah diketahui siapa manusia, yaitu bahwa ia tidak dapat mengadakan perkara dengan yang lebih kuat dari padanya. Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia?Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?
Apa kita masih ingat dengan jatuhnya pesawat helikopter Basarnas beberapa hari lalu di pegunungan Dieng yang menewaskan delapan awaknya sekaligus? Menjadi tanya besar bagi kita bagaimana mungkin Allah memanggil mereka yang sedang berjuang menyelamatkan nyawa orang lain? Seharusnya mereka selamat? Seharusnya mereka tetap hidup? Tapi mereka bukan pemilik hidup mereka. Pemilik hidup manusia adalah Tuhan.
Kematian adalah sebuah misteri, demikian juga dengan hidup. Tiap kali kita berulangtahun, kita ingat sudah berapa lama kita hidup dan menikmati segalanya namun kemudian ingat bahwa kita selalu ingat dengan kesudahan. Sebuah akhir. Dan, itu pasti akan kita temui.
Karena itu istilah memento mori ada. Istilah latin yang berarti "ingatlah kamu pasti mati!" atau dipertegas menjadi kamu harus mati. Yang konon memiliki banyak kisah dibalik penyebutannya. Suatu kali ada seorang jenderal yang selalu ingat untuk tidak sombong didalam semua keberhasilannya karena dia punya asisten yang selalu berteriak padanya, memento mori!memento mori! Ingat suatu saat kamu akan tua! Suatu saat kamu akan berakhir!  Suatu saat kamu akan dijatuhkan begitu kata asistennya itu.
Maka manusia seringkali menolak kematian. Kita membayar untuk tetap muda dan tetap kuat. Kita berusaha untuk tetap cantik. Kendati demikian Kohelet berkata bahwa kadang-kadang orang bajik tidak lebih pintar daripada orang bodoh. Dan yang biasanya sudah berlaku tidak akan bisa dihentikan oleh apa pun, kalau memang kita harus berakhir ya berakhir. 
Seruan Pengkotbah ini bukan lantas menjadikan kita pesimis. Kita tidak perlu berusaha untuk tetap sehat dan kuat. Apa pun sarana yang diberi Allah untuk kita menjadi kuat dan sehat, itu harus dilakukan karena Allah ingin kita kuat untuk menjalani hidup. Tapi, adakalanya kita harus menyerah menghadapi akhir kita sendiri. Seorang penyair Goenawan Muhammad mengingatkan kita bahwa hidup kita ini bisa ada karena peran serta banyak pihak termasuk Tuhan, orangtua, sahabat, dan banyak lagi. Maka, kita belajar untuk tidak merasa kita tidak butuh siapa siapa.
Di tengah perjalanan iman orang yang meninggal, pasti ada banyak hal yang sudah dilalui. Apa yang dia rasakan tentang dirinya sendiri. Iman naik turun bersama Tuhan. Ada peran serta keluarga di situ, juga ada gereja yang selama ini selalu ada bersamanya. Banyak yang menyertai dalam perjalanan hidup seseorang yang sudah meninggal. Ini mengingatkan bahwa hidup manusia itu seberapa sulit dan berlikunya tetap merupakan perjuangan yang bernilai. Hidup kita ini dibentuk oleh orang-orang lain dalam keseharian, bukan hanya oleh diri sendiri. Karena itu, iman Kristen yang dihidupi dalam kehidupan kita tidak boleh diresapi sendiri saja, melainkan harus dihayati dalam hidup bersama orang Kristen lain, orang yang berbeda, bahkan dengan seisi ciptaan.
Itulah caranya kita mempersiapkan akhir kita masing-masing. Yakni mengisinya dengan hal-hal berarti. Suatu kali seorang profesor ingin mengajar para mahasiswanya tentang arti hidup. Dia meletakkan batu-batu kali dari mulai yang paling besar ke dalam sebuah tong. Murid-murid heran, karena mereka pikir untuk menjadi penuh, sebaiknya tong diisi dengan yang paling kecil dulu seperti pasir dan lain sebagainya. Maka profesor itu mengerti keheranan mahasiswanya. Setelah seisi tong penuh, dia berkata, " Nah, hidup selalu dimulai dengan apa yang paling besar dan utama dalam hidup yang kalian taruh dalam hidup kalian. Jika itu uang, maka itu yang akan mengisi sebagian besar hidupmu. Jika itu cinta manusia, maka itulah yang akan mengisinya. Jika kalian menaruh yang terbesar dan terbanyak itu adalah hal2 duniawi maka yang kecil-kecil seperti keluarga, kasih sayang dan Allah hanya akan memenuhi sisanya. Tong ini tidak akan penuh. Tapi lihatlah, jika kalian mulai mengisinya dengan hal-hal kecil seperti kerja keras, cinta, dan kasih sayang serta iman yang tidak putus2nya lambat laun kalian akan mampu menempatkan hal besar dalam hidup dan hidup kalian akan menjadi penuh.
Orang yang meninggal, tidak akan bisa lagi memperoleh hidupnya. Waktunya sudah selesai. Dia akan berhadapan dengan Allah yang akan menjadi hakim bagi semua kesetiaan iman yang sudah dia lakukan di dunia, sesuai dengan talenta yang diberi Allah baginya. Kita yang masih hidup dalam dunia ini, yang harus tetap mengingat memento mori kita masing-masing. Kapan pun waktunya, dengan cara bagaimana pun. Semua perjumpaan pasti berarti, dan Tuhan berkarya di dalamnya. Baik ketika kita berjumpa di tempat ini, belajar dari Firman Tuhan, dan semoga tiap Firman Tuhan bisa membuat kita bertumbuh. 
Hidup perlu dirawat dan dipelihara, orang Kristen berusaha melakukannya dengan hidup dalam persekutuan. Kita hidup bagi Kristus. Kristus di dalam kita, kita hidup bagi Kristus. Mungkin memang rupanya masih sama, keluarganya masih sama, rumahnya masih sama, tapi caranya memandang hidup berbeda. Hidup yang berisi dan bernilai. Dari memento mori, hidup yang tidak selamanya dan pasti berakhir. Mati yang pasti, kita belajar kepastian hidup.
Mungkin hidup kita memang tidak selamanya. Tapi hidup kita ini diberi Allah bukan dengan sia-sia. Jangan dibentuk seperti balon yang kelihatan melayang ke atas tapi ketika meletus kosong dan habis, melainkan jadikan seperti telur yang kelihatan rapuh tapi menyimpan kehidupan. Kehidupan yang sejati. Semoga yang telah kembali pada hakikatnya kepada Bapa sungguh meneladankan pada kita hidup yang sejati. Hidup yang menjadi buah dan memberkati banyak orang. 
0 notes
haninditaas · 2 months ago
Text
Di Usia 25, Kamu Lagi Apa?
"Ma, dulu pas usia 25, mama lagi apa?"
"Hmm kayaknya dulu mama lagi menikmati masa bekerja. Waktu itu mama ngajar. Lumayan juga tuh, mobile ke sana ke mari"
"Ada yang digalauin nggak sih?"
"Yaa dulu ada sih, galau-galaunya. Soal jodoh, misalnya. Dulu tuh kan anggapannya usia 25 udah terlalu tua untuk nikah."
"Sekarang kayaknya juga masih ada aja orang yang berpikir begitu, ma."
"Iya tapi nggak sebanyak dulu"
"Terus gimana, ma? Sekarang.. Feelsnya kayak (ter)banding-bandingin gitu di usia 25 udah punya apa? Ada yang udah kerja, traveling, bisnis, nikah, punya anak.. Gimana ya, ma?"
"Iya sudah gapapa. Mungkin karena sekarang ada sosmed ya, kita jadi bisa liat orang lagi apa, dapet apa. Tapi dulu juga sebenernya sama kok, orang-orang berproses dengan dirinya dan hidupnya. Senang, sedih, jatuh, bangkit, belajar lagi, itu niscaya di dalam hidup. Pun di hidup mama.. Bedanya, ya enggak terekspos saja satu sama lain karena belum ada sosmed.
Yaa pada akhirnya setiap orang juga tetap jalanin ajaa. Mama yakin bahwa Allah punya timing terbaik buat setiap hambaNya. Nggak usah iri. Sebab rezeki kita dan ujian kita juga udah diatur sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Tenang aja, Allah akan nunjukkin jalannya. Yang penting kita mau belajar berusaha".
"Hm iya juga sih.."
---
Berangkat dari keresahan diri sendiri, ternyata jadi pemicu obrolan santai yang mengandung pesan hidup yang dalam. Hanya sedang kembali memaknai seperempat abad ini. Angka sederhana yang dibaliknya ternyata mengandung banyak sekali tanya. Mau kemana? Mau apa? Sudah ngapain aja? Sudah dapat apa?
Namun sejenak bergeser dulu dari tanya-tanya itu.. Setelah ngobrol, kalau dipikir, maasya Allah yaa Allah masih memberi kesempatan hidup sampai hari ini. Artinya, rezeki di dunia ini alhamdulillah masih dibuka. Karena ada, bahkan banyak, yang Allah panggil meninggalkan dunia sebelum sampai di angka ini. Jadi, first of all, moment hidup di hari ini adalah hal yang wajib disyukuri. Maha Baik Allah..
Lalu, tanya-tanya itu? Gapapa, kehadiran mereka sebenarnya baik juga. Memang pada akhirnya kita harus banyak bertanya dengan diri sendiri. Kita dari mana? Mau apa? Mau kemana? Serta.. Kita juga perlu banyak bertanya kepada Rabb yang Maha Mengetahui. Aku harus apa ya Allah? Harus gimana? Baiknya aku pilih yang mana?
Karena pada akhirnya, segala yang terjadi di dalam hidup kita, takdir-takdir kita, ada di dalam genggamanNya. Dan, rasanya nggak ada tujuan penciptaan terbaik yang disandingkan kepada manusia selain: "untuk beribadah kepadaNya". Maka semoga segala pemaknaan kita terhadap eksistensi diri kita, hari-hari kita, pada setiap usia kita, pada aktivitas kita, hingga tujuan kita, dapat bermuara selalu kepadaNya, untuk beribadah dan mendapatkan ridhaNya.
*jadi, inilah aku, di usia 25, yang masih terus belajar mengenal dan memahami kebaikanNya 🤧
9 notes · View notes
bersuara · 4 months ago
Text
Gila! mengalami fase yang seberat ini akan membuatku jauh dari kewarasan. Bisa dikatakan tingkat stressku sudah mencapai 80% dan aku berada di puncak dimana aku kebingungan untuk menceritakannya ke siapa. Kepada keluarga yang sama-sama sedang rapuh atau kepada teman yang aku pun ngga tahu eksistensi keberadaannya di hidupku beneran ada atau ngga.
- 7 Agustus 2024
13 notes · View notes
ekycahyashlikha · 5 months ago
Text
Tumblr media
Keiko yang sedari kecil mulai mempertanyakan kenapa orang-orang disekitarnya menyebutnya aneh padahal ia cuma mengatakan apa yang ingin ia katakan, bukan cuma teman-temannya, bahkan orangtuanya pun menganggap ia abnormal dan menyarankan untuk berobat. Namun, karena masih kecil, Keiko tidak mengindahkannya. Ia merasa bahwa dirinya tidak ada masalah. Puncaknya adalah saat SMA. Saat dua teman sekelasnya bertengkar dan tidak ada yang sanggup memisahkan, Keiko memukul kepala teman sekelasnya dengan sekop, dan membuat teman-temannya takut dan menangis. Kejadian tersebut langsung ditindaklanjuti oleh sekolah. Orangtuanya akhirnya minta maaf kepada pihak sekolah. Semenjak itu, Keiko menjadi pendiam. Meski di buku laporannya tertulis, “bertemanlah dan perbanyak main di luar”, Keiko tidak melakukannya. Tumbuh dewasa, saat kuliah, Keiko memutuskan untuk bekerja sebagai pegawai magang di salah satu minimarket. Di sana, ia merasa dirinya sudah normal. Normal dalam artian ia melakukan aktivitas sama seperti teman-temannya. Akhirnya Keiko merasa nyaman, ia bekerja sebagai pegawai magang sampai dengan usia 36 tahun. Tentu hal itu menjadi topik hangat untuk teman-temannya saat berkumpul. “...apa kau tidak punya pengalaman lain? Kalau susah mendapatkan pekerjaan tetap, kenapa tak menikah saja? Sekarang ini banyak situs perjodohan, kan?” “Benar, benar. Kenapa kau tidak mencari seseorang? Siapa sajalah. Dalam hal ini, jadi perempuan lebih menguntungkan…” “...semua akan terlambat kalau sudah mencapai umur tertentu.” Keiko menyadari bahwa dirinya telah menjadi objek asing bagi teman-temannya. “Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang.” Entah kenapa, tanpa pikir panjang, Keiko membuat kesepakatan dengan Shihara, mantan teman kerjanya di minimarket. Singkat cerita, setelah sepakat dengan syarat-syarat yang diberikan Shihara dan menganggap bahwa menguntungkan untuk kedua belah pihak, Keiko mengenalkan Shihara sebagai kekasihnya.Keluarga dan teman-temannya mengisyaratkan pada Keiko bahwa, “Ini loh hidup normal.” Dari sini aku mulai emosi dengan Keiko. Karena terlalu menutup diri, jadi terkesan tidak memikirkan dampaknya, padahal Shihara seperti parasit yang menumpang hidup. Dari novel ini, aku menyimpulkan bahwa dalam bermasyarakat terkadang menyimpulkan bahwa individu yang tidak melakukan hal yang mayoritas dilakukan masyarakat dianggap abnormal. Maka dari itu, terkadang untuk eksistensi, seringkali seseorang rela mengesampingkan jati dirinya agar tetap dianggap ‘ada’ oleh masyarakat. Aku suka ending dari novel ini, “...semua sel di tubuhku ada di minimarket.” Keiko kembali percaya kepada dirinya sendiri dan melanjutkan hidup dengan damai. Dah ah, segitu dulu. Have a nice day.
11 notes · View notes
diaryputri · 6 months ago
Text
cinta paling nyata
tidak ada cinta paling nyata selain cinta sang Rabbul Izzah pemilik alam semesta. Cinta Tuhan kep hamba-hambaNya yang tak bisa terhitung jumlahnya.
Berkatnya manusia diciptakan, bumi disuburkan, air dilimpahkan, tanaman dihijaukan, orang tua dihadirkan, kesempatan disediakan, pasangan hidup didatangkan, kesulitan dimudahkan, bahkan kelalaian pun masih dimaafkan.
Cinta-Nya mencakup seluruh dimensi dan perjuru alam ini, ia ada disetiap titik bumi, lorong bumi, tempat paling terpencil, darah dan air yang mengalir, bahkan hal-hal terkecil sekalipun tak lepas dari cinta-Nya yang nyata.
akan tetapi banyak dari manusia sering melupakan, enggan memerhatikan. Langit kokoh tanpa tiang, burung terbang tanpa pegangan, oksigen gratis dimana-mana, air melimpah ruah, pagi tak pernah telat, malam tak pernah lambat, laut tenang, gunung dengan kokohnya tegak berdiri, tanaman menghijau, panen menanti, sandang pangan tersedia, apa-apa yang dibutuhkan semuanya ada.
Kestabilan tata kehidupan tsb sejatinya membawa risalah besar bagi manusia untuk senantiasa ditadabburi dan direnungi. Risalah tentang keagungan, kemaha kuasaan, berkemampuan, tidak lengah apalagi lelah mengurusi kehidupan manusia.
Maka jika ada manusia yang sampai saat ini masih menyangkal akan eksistensi Tuhan & berasumsi bahwa apa yang ada di alam hanyalah hasil karya evolusi, lalu kemudian semua yang terjadi bisa ditafsirkan dengan sains dan teknologi, maka sejatinya manusia tsb benar** telah keluar dari fithrahnya sbg seorang hamba, bukan akalnya yang menolak, tetapi nafsunya (percaya pada kekuasaan selain Tuhan, melumrahkan segala kejadian, menjauhkan diri dari tali agama, merasa mampu menciptakan) yg mendominasi, sehingga mengaburkan mata hatinya untuk melihat semua bukti nyata cinta Tuhan yang bertebaran di alam semesta ini.
(sedikit tentang isi buku yang sedang saya tulis :) xixixi)
7 notes · View notes