Tumgik
#dekap
guratpena · 2 years
Text
serapat dekap
kisah yang serapat dekap.
mungkin hadir dan memberi dampak.
kisah yang serapat dekap.
mungkin datang dan meninggalkan rindu.
kisah yang serapat dekap.
mungkin tiba dan membagi hangat.
kisah yang serapat dekap.
selalu ada celah dalam dekap yang begitu rapat sekalipun.
5 notes · View notes
kidungkidung · 7 months
Text
Dalam dekap diam dalam ujung yang tak usai,
Ingin berpamitan dengan dekapan yang melekat, lalu kita harus bagaimana? Berpamitan tanpa harus menoleh lagi, sangat mustahil.
Seerat dekapan dalam sayup kedinginan, diam meratapi apa yang sudah terjadi.
Pamit dari dekapan hanyalah kata bukan dari perasa.
_kidungkidung
1 note · View note
sajaksesak · 3 months
Text
Tubuhnya mungkin selamat setelah beberapa kali ia berambisi untuk coba terbang; berambisi dekap pulang, peluk tanah harap tak ada runyam esok menjelang.
Tapi jiwanya telah menjadi pusara tanpa peziarah, yang bunganya rupa kering dan layu—yang mengalun sepinya, namun riuh perihnya.
— Arief Aumar | pusara
102 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
154.
Untuk dia yang kan ku temui di sebalik pekatnya langit.
Semakin bertambahnya usia, aku semakin mengerti bahwa menemukan seseorang yang mampu menyederhanakan berisiknya isi kepala dan bertukar pikiran rasanya menyenangkan.
Dia tidak harus menanggapi semua ratapanku. Lisannnya tidak perlu mengeluarkan kalimat motivasi. Diam dan fokusnya dalam mendengarkan sudah membuatku paham jika hidup tidak boleh semenyedihkan itu.
Semakin menua, rasa sakit, trauma, kecewa yang terpahat menjadikanku semakin mengerti ke arah mana seharusnya bahagiaku bermuara.
Hidup bukanlah perbandingan. Mereka yang terlihat "selalu bahagia" sebab aku hanya tidak tahu rasa sakit seperti apa yang sudah mereka lalui hingga akhirnya bisa sebahagia itu dalam menikmati hidup sekarang.
Aku masih harus belajar lagi, lagi, dan lagi perihal makna cukup dan rasa syukur pada apapun hasil yang bisa ku genggam dalam dekap.
Nanti, jika telah ada yang bisa membuat rasa syukurku terus bertambah, mau mendukungku bertumbuh dan mengingatkan tentang makna cukup ku pastikan dia orangnya.
Sebab aku tidak sedang mencari yang sempurna. Cukup dia yang mampu membuatku tenang bagaimana pun semesta memperlakukan.
Hujan, 22.46 | 21 April 2023.
370 notes · View notes
anjaniss · 6 days
Text
Mahkota Api
"Lalu ingatlah aku sebagai tempat pulang paling palung--rumah bagi seluruh cemas yang ada, seiring kedua tanganku yang kau paku silang di atas kepala."
Tumblr media Tumblr media
Dalam satu nafas, ribuan debar menenggelamkanmu ke riuh kepalaku yang dipenuhi tanda tanya. Aku tak mabuk meski dijejal berbotol-botol vodka, tapi robusta di basah bibirmu jadi alasan paling utama. Apakah tubuh siang kau dekap? Hingga panasnya sampai ke sekujur tubuhmu--teriknya sampai pertigaan tubuhku. Tolong hentikan waktu, aku takut besok lusa kita dicambuk jarak yang lebih jauh dari ini--di saat tubuh kita mestinya tak miliki jarak sama sekali.
Dalam memandang kita memendam, akrab dan tak bisa dijangkau, bersama sekaligus asing. Aku dendam dan akan balas dendam di bunga tidurmu. Menghisap habis sayang yang kita sembunyikan dari basah bibir. Mencumbu rindu yang gejolaknya sampai pertigaan pinggul--tempat kau terjebak kemacetan.
Sebut namaku! aku akan melebur di sekujur tubuhmu; meluruhkan gerhana kenangan berkepanjangan, melumat api di bibirmu dengan namaku sebagai bara paling memabukkan. Huruf A mengangkat wajahmu menuju kata paling mendebarkan. Lalu ingatlah aku sebagai tempat pulang paling palung--rumah bagi seluruh cemas yang ada, seiring kedua tanganku yang kau paku silang di atas kepala.
Tuan, segala yang di bawah milik yang di atas kan?
Sialnya, kita mungkin cuma persinggahan.
20 notes · View notes
sastrasa · 4 months
Text
Izinkan aku berhenti menyayangimu. Berhenti meramu identitasmu dalam diskusiku dengan Tuhan. Berhenti mendambamu dalam dekap hening. Berhenti meneguk tiap tetes rindu setiap malam. Berhenti. Aku telah patah hati berkali-kali dan ini saatnya aku berhenti. Bukankah ini kemauanmu? Aku wujudkan ya. Aku berhenti. Selamat pergi.
- Sastrasa
41 notes · View notes
adikabayu · 5 months
Text
Kalau pagi beralih menjadi malam, dan sekarang beralih menjadi nanti. Maka dekap yang tak sanggup kupeluk sekarang, apakah mungkin terjadi di lain hari?
46 notes · View notes
kevinsetyawan · 5 months
Text
Dekap
Oleh : kevin setyawan
Tumblr media
Aku ingin bebas terbang berkelana diatas cakrawala sana mencari jalan menelisik ruang dan waktu untuk kita kembali bersatu.
Menembus ruang dalam dimensi aku akan kembali menujumu pada suatu tempat dimana waktu sudah tak berlaku lagi , hanya kita dan jutaan bahagia didalamnya.
Bisa mendekapmu dengan erat untuk menyeka seluruh tangismu menjadi ribuan tawa bahagia yang kau gunakan untuk senyummu menyinari duniaku.
Seolah aku tak butuh distraksi apapun untuk merasakan kebahagiaan yang mengalir melalui darahku.
Karena suatu alasan dalam dekapmu aku temukan surga dengan jutaaan ketenangan didalamnya yang membuat diriku bebas melakukan apa saja disana.
Berjanjilah untuk dekap yang sama sampai waktu yang tak pernah kita tentukan tanpa pernah tahu kapan akhirnya.
23 notes · View notes
kuumiw · 7 months
Text
Memaklumi Kepergian
"Dimana sesuatu yang memiliki sebuah kepastian itu berada? Apakah pada dawai yang kerap meninggalkan gurat makna dalam nyanyiannya? Atau apakah dalam bening air mata yang menegaskan bahwa rasa tulus memang memiliki kepastian dan tak perlu dipertanyakan?"
Kali ini aku masih terus mempelajari tentang makna kepergian. Banyak hal dalam hidup yang pergi begitu saja meskipun kerap kali aku tahan langkah kakinya. Entah, kerinduan seolah akan menikam saat aku mendengar bahwa sesuatu harus pergi atau telah habis masanya.
Apa yang perlu kita tahan saat kita tahu jika hidup memang fana. Segala hal di dalamnya termasuk manusia atau barang kesayangan. Bahkan, mimpi sekalipun dapat direnggut seketika jika Tuhan mau mengambilnya saat itu juga.
Wahai, kita memiliki apa sebenarnya hingga rela bersimbah juga bersimpuh hanya untuk memohon segala hal untuk bersedia bertahan lebih lama? Wahai, kita siapa sampai berani menikam hal di luar kendali hanya untuk tetap berada dalam dekap dan genggam?
Melupakan dan merelakan akan menjadi komposisi yang hadir dalam setiap perjalanan menuju ikhlas. Sebab sulit kiranya dituntut belajar seumur hidup untuk bisa memaklumi kepergian. Kita perlu bersedia mengorbankan waktu lebih banyak, sebab bisa jadi panjang perjalanan tidak bisa kita tentukan.
Kepergian akan selalu mengorbankan banyak hal, termasuk kamu dan hatimu. Maka perlahan wajarkanlah, hidup berputar dengan segala kepergian ...
Bandung, 01 Maret 2024. 22.49
52 notes · View notes
coffilosofia · 4 months
Text
KALOPSIA
Duhai kekasih, sore belum juga menua ketika lirih terdengar alunan nada sedih di kejauhan. Dentingnya menggelisahkan benak yang tengah diperdaya kerinduan. Saat-saat seperti ini, aku ingin engkau membawa serta aku ke tempat dimana tak ada rasa kesepian. Beberapa waktu perasaan kita bertahan dalam diam yang kita sangka adalah tenang. Tabah ternyata telah dengan sengaja mengumpankan diri pada tetapnya jalan suratan.
Mengapa cinta di antara kita serasa tak berkenan?
Dalam hati aku bertanya-tanya, bila kita ini sebaiknya berlari ke ujung dunia sembari merapatkan genggaman yang sedari awal telah bercelah; atau jika kita pergi saja pada cakrawala yang mana matahari menolak untuk terbenam lalu menasbihkan janji cinta kepada Sang Kala.
Engkau selayak penjaga tenang semestaku.
Tegarmu menguatkan aku melalui terik kemarau dan risau badai seribu musim. Bersamamu aku seolah mampu melampaui gelap segemerlap Cassiopeia dengan kecepatan cahaya pada pusaran Andromeda.
Aku bahagia sekedar bersandar saja pada bahumu dan kita berbincang tentang rasi-rasi bintang.
Duhai belahan jiwa, sang gulita semakin liar membuai dalam lingkar enigma takdir yang menanti untuk dijumpa. Aku masih saja berkeras kepala memikirkan akankah kita terhapus dari catatan langit atau kita sebenarnya tengah tersesat saja.
Sejatinya kita adalah bidak catur yang penuh ketidaktahuan.
Bila kelam telah mengalahkan terang, kelak kecuplah aku penuh keberanian seperti terakhir kali senja menantang pendar sang Bulan. Dekap erat saja aku seberpeluh cintamu hingga aku berserpih dan keping-kepingnya menyatu dalam teka-teki misterimu.
Pada hari saat hujan tak henti membasahi tubuh kita, katamu, "selamanya takkan pernah ada yang berubah dari kita. Sebab ini bukan tentang jarak, tapi tentang rasa."
Tetapi sayang, andai terbang bukanlah pilihan akankah sayapmu bersedia jua patah bersama-sama?
19 notes · View notes
nikentaurista · 2 months
Text
Seperti apa bentuk patah hati? Melihatnya dalam dekap seseorang. Sementara tidak berhak aku untuk mengaku cemburu.
-Niken Taurista-
14 notes · View notes
chocohazel · 2 months
Text
Kepada N: Sepuluh Tahun Dari Sekarang
Sepuluh tahun dari sekarang, kuharap kau tak lagi sering menghubungiku.
Kuharap duniamu berputar dalam roda damai dan kebahagiaan. Dihiasi kecukupan dan kelapangan. Kuharap hari-harimu diisi dengan sibuk-sibuk yang bermanfaat. Tahun demi tahunmu terisi dengan daftar kemenangan kecil yang kau rayakan; bukan sekadar berlalu seperti lipatan kain yang sepanjang apapun ujung dan ujungnya selalu mudah untuk disatukan — tanpa makna, tergilas rutinitas.
Kuharap keluh kesahmu selalu didengar, juga lelucon payahmu selalu berjumpa dengan tawa manusia itu; si beruntung yang dengan satu kalimat saja akan selamanya membersamaimu pada setiap rasa dan nuansa.
Kuharap hidupmu berjalan sesuai yang kau harap, dalam segala peran yang terus bertambah seiring kau dekap. Sehingga tiada ruang di pikiranmu yang tersisa untuk kuderap.
Sebab serupa payung, kelak aku hanya akan membersamaimu di kala terik dan hujan. Sementara selainnya, kuharap hidupmu telah sempurna dengan segala yang berjalan.
Kau tak perlu menghubungiku berkala untuk sekadar memastikan rasa; sebab selamanya, untukmu; aku akan selalu ada. Aku bahagia selagi kau juga. Doaku akan terus melangit untukmu melampaui segala jarak, waktu juga suasana.
Kau tak perlu sering menghubungiku, sungguh. Sebab sepuluh tahun dari sekarang, kuharap di setiap masanya kau bisa merayakan hidupmu dengan penuh; utuh — seluruh.
— saudarimu, yang walau tak ranggi berkata tapi selamanya takkan kehilangan cinta.
7 notes · View notes
baitkisah · 10 months
Text
Kamu sendiri yang paling tau
Bagaimana beratnya keadaan kamu saat itu, menjaga diri, mengontrol hati dan pikiran agar tetap mampu berdiri dan bertahan.
Hingga akhirnya membentuk senyum yang kamu buat hari ini.
-dekap peluk untuk diri sendiri.
21 notes · View notes
journeyofken · 2 years
Text
Karena terkadang memang ada beberapa hal termasuk seseorang yang sepatutnya tidak kita dekap dalam perasaan, dalam hati.
Tumblr media
120 notes · View notes
kevinsetyawan · 3 months
Text
Hari Melepaskan
Oleh : Kevin Setyawan
Teruntuk dirimu ingatlah bebas dan kesepian sangatlah tipis
Tumblr media
Tiba juga hari itu. Suatu hari yang selalu menjadi ketakutan terbesar dalam pikiranku bagaimana aku perlahan menghadapi dunia tanpamu lagi.
Bagaimana aku akan melihat langit biru dengan jutaan merpati terbang bebas di alam sana sendiri tanpamu dengan jutaan tanya besar dalam kepalaku “apakah kau benar benar pergi dariku?” .
Haruskah aku hadapi jutaan kelabu dalam pikiranku sendiri? Mengingat dirimu selalu memberikan kekuatan bak mentari setelah hujan lebat tengah turun membasahi bumi.
Apakah bisa hatiku benar benar mengikhlaskan dirimu yang kini tengah termenung bahagia menemukan ia sebagai rumah barumu?
Sesakit ini rasanya membunuh rindu yang kerap kali datang secara tiba tiba membawamu jutaan kenangan tentangmu kembali padaku.
Rasanya seperti menikam hatiku sendiri di tiap detiknya berusaha menahan rindu rindu yang kembali pulang padamu.
Diakhir perjalanan nanti jikalau alurmu tak sesuai dengan semua ekspetasimu kembalilah pulang padaku raga ini masih akan bisa menerima setiap dekap darimu sekalipun rasanya tak sehangat dulu.
19 notes · View notes
nadthink · 5 months
Text
Bertahan
Dulu ini adalah sesuatu yang sangat diinginkan. Terlihat menggiurkan, membahagiakan, jua menyenangkan. Tapi ternyata setelah dijalani, banyak juga dukanya, tidak enaknya, memaksakannya dan hal-hal tidak nyaman lainnya.
Barangkali inilah hidup sesungguhnya, kita tidak pernah benar benar bisa menebak dengan baik apa yang akan terjadi. Kita tidak pernah benar benar bisa mengendalikan apa yang akan menimpa diri kita.
Semakin dewasa aku juga semakin merasa terlihat apa apa yang kurang dari diriku. Semakin terlihat ketidakmampuanku. Kadang aku melihat diriku seperti sosok yg menyedihkan. Ia terus berjuang melawan apa yang dia tidak sukai. Selalu seperti itu. Tapi aku juga tahu, bahwa hal hal yang tidak mengenakan itu tidak akan abadi. Akan lebih banyak hal hal yang menyenangkan dari pada kedukaan. Akan lebih banyak hal hal yang menenangkan dari yang menyebalkan.
Aku tahu, Allah sedang mengajarkan lagi, Allah selalu memberikan hadiah di setiap ramadhannya. Tahun ini, hadiah Allah adalah berjarak dengan segala hal hal yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. Aku tahu ini adalah tantangan yang harus aku selesaikan. Aku tahu bahwa ini adalah ujian yang harus aku kerjakan. Aku tahu Allah akan menolongku, membawaku pada pelajaran demi pelajaran. Aku tahu Allah akan menenangkanku, membawaku pada perjuangan demi perjuangan.
Aku tahu, sekecil apapun usaha yang sedang aku kerahkan, ada pahalanya, ada kebaikannya. Aku tahu sekecil apapun aku berusaha Allah melihatnya.
YaAllah, atas apapun yang terjadi. Atas apapun yang aku terlihat tak mampu menjalaninya, tolong mampukan aku. Tolong dekap aku sekuat mungkin agar hanya ketenangan yang ada, agar hanya ada syukur yang tersaji, agar hanya ada rasa cukup yang melimpah.
YaAllah, terimaaksih atas rencana indah yang telah engkau berikan..
9 notes · View notes