#contoh peribahasa jawa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jer Basuki Mawa Beya, Peribahasa Jawa Penuh Arti Dan Makna
Jer Basuki Mawa Beya, Peribahasa Jawa Penuh Arti Dan Makna
jumanto.com – Jer basuki mawa beya, atau jer basuki mowo beyo, atau jer basuki mawa bea, merupakan salah satu peribahasa jawa yang sangat kental dan sering kita dengar sehari-hari. Terutama sekali orang yang sekolah dan tinggal di Jawa, dengan lingkungan Bahasa Jawa, pasti mendengar peribahasa ini. Paribasan Basa Jawa ini entah sudah berapa kali saya dengar saat masih kecil, dari eyang, emak,…
View On WordPress
#arti jer basuki mawa beya aksara jawa#contoh ukara jer basuki mawa beya#jer basuki mawa beya tegese#motivasi sukses#peribahasa jawa
0 notes
Quote
bathok bolu isi madu
Bathok adalah tempurung kelapa yang pada zaman dahulu lazim dipake sebagai mangkok saat beli es dawet. Bolu adalah singkatan yang kepanjangannya adalah bolong telu alias berlubang tiga.
Bathok bolu isi madu adalah ungkapan untuk orang yang berilmu namun sangat rendah hati. Dari luar nampak seperti bathok bolong tiga. Jelek. Nggak kayak keramik. Tapi dalamnya berisi madu yang manis dan kaya manfaat.
Waktu saya kecil, ibu saya sering bercerita tentang peribahasa-peribahasa dalam bahasa jawa. Sampai kadang-kadang, saya suka terngiang sendiri.
Terlepas dari banyak kritik yang bilang kalo budaya jawa itu feodal hha, saya masih suka didongengin pepatah atau filosofi budaya jawa.
“Ojo dumeh, ojo kagetan, ojo gumunan“
“Kebo nyusu gudel“
“Alon-alon waton kelakon“
“Suro diro joyoningrat lebur dening agunge pangastuti“
“Sugih tanpo bondo. Digdoyo tanpo aji. Nglurug tanpo bolo. Menang tanpo ngasorake”
Kata-kata di atas, kalo dipasang di status WA, dibaca kayak kerasa biasa aja. Tapi kalau ibu yang cerita, rasanya jadi asyik karena beliau juga ngasih contoh cerita di dunia nyata.
Kadang-kadang, saya penasaran. Ibu dulu punya banyak cerita kayak gitu dimana. Bapak bilang, pas kecil, ibu dulu suka banget nonton wayang sama ludruk sampe pagi. Makanya ceritanya banyak banget.
Selain cerita tentang dongeng, ibu suka cerita tentang buah sama tanaman aneh-aneh yang cuma ada di desa zaman dulu. Jadi keinget pas beliau kemo, saya bawa tab dan beliau seneng banget karena bisa browsing nama-nama buah yang sekarang jarang beliau temui tapi infonya bisa dibaca di wikipedia.
:D
24 notes
·
View notes
Text
Pancagati, Anak Lima Wadon Kabeh Kang Kudu Diruwat
Pancagati, Anak Lima Wadon Kabeh Kang Kudu Diruwat
Jalan-jalan ke tempat wisata sejarah Museum Bank Indonesia di Surabaya Jawa Timur
Apa kabar kawan blogger Jombang? Melalui artikel The Jombang Taste ini penulis membahas pengetahuan budaya Jawa. Masyarakat umum mengenal istilah Pandawa sebagai perwakilan lima laki-laki yang bersaudara dari satu ibu dan satu ayah. Tahukah Anda apakah penyebutan lima orang perempuan yang bersaudara kandung?…
View On WordPress
#contoh pepatah bahasa jawa#contoh peribahasa jawa#contoh perumpamaan bahasa jawa#pancagati adalah#pengertian pancagati
0 notes
Text
Gajah Mati Meninggalkan Gading, Vanessa Mati Meninggalkan Link ?
Peribahasa ini lengkapnya begini “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama” yang artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia”. Ide ini hadir sesaat setelah tersiar kabar meninggalnya artis Vanessa Angel di Nganjuk Tol Jombang-Mojokerto karena kecelakaan. Seketika itu teman-teman mulai membicarakan tentang masa lalu artis tersebut yang pernah viral 2 tahun lalu dengan istilah 80 juta. Saya juga mengerti tentang istilah 80 juta yang disematkan pada diri almarhumah meskipun saya tidak tahu pasti visualisasinya seperti apa tetapi yang jelas itu adalah takdir Tuhan untuk almarhumah.
Pada circle pergaulan saya, memandang Vanessa itu hanya sebatas dengan link video 80 jutanya. Padahal jika kita mau melihat sisi lain selain link 80 juta tersebut masih banyak sekali sisi yang baik dan bisa diambil contoh dari diri Vanessa, mungkin karena Vanessa ini public figur, hal tersebut (80 juta) yang bisa laku dijual di portal-portal berita. Menurut Istri saya Vanessa ini termasuk artis yang tidak pernah nyinyir atau singgung menyinggung dengan yang lain, ketika dia salah mau mengakui kesalahannya, mungkin ini terlalu subjektif.
Semua kejadian bisa kita petik hikmahnya asalkan kita mau berpikir. Meninggalnya Vanessa ini bisa kita jadikan ajang intropeksi diri, apa yang sudah kita lakukan selama di dunia, orang-orang sudah mengenal kita sebagai apa? jika anda sebagai Ketua RT apakah anda terkenal baik di masyarakat? jika anda sebagai karyawan apakah anda terkesan baik atau sombong di lingkungan anda bekerja? atau anda sebagai public figur apa yang disematkan orang-orang terhadap anda? memang benar kita tidak bisa menyenangkan semua pihak, namun sebisa mungkin kita meninggalkan kesan baik terhadap semua orang. Entah sikap orang ke kita bagaimana, kita baik aja dulu ke orang lain.
Poinnya, kita tidak tahu kapan kita kembali (meninggal) maka kita harus eling lan waspodo kalau kata orang jawa. Hablum Minallah diperintim lagi, Hablum Minannas diperbaiki lagi. Karena hubungan antar manusia ini akan lebih rumit urusannya ketika kita sudah terlanjur tiada, utang piutang contohnya. Kemudian Berilah kesan positif bagi siapa saja yang mengenal kita, agar jika kita sudah tiada kita akan dikenang yang baik-baiknya. Setiap manusia pasti punya aib dan Tuhan yang menyembunyikannya, maka jangan sekali-kali mengumbar aib orang lain.
Untuk Mbak Vanessa Adzania, Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fua’anha.
Tak kasih inpo : Almarhumah Meninggal hari kamis siang, berarti tahlilan hari pertama malam jum’at.
0 notes
Text
Cuma pengen ngobrol.
Btw, malam ini hening sekali ya suasananya :) Malah yang berisik suara-suara di kepala, yang terkadang ditimpali suara hati.
Ya, begitulah hidup.
Semua sudah ditakar, tak kan tertukar. Termasuk jatuhnya hujan ke permukaan bumi, juga jatuhnya hati yang tak pernah bisa diprediksi.
Barusan ngobrol sama bapak.
"Pak, kerja itu ternyata capek ya. Rasanya mau kerja apapun, kalau mau dirasain ya pasti kerasa juga capeknya"
Bapak jawab, "Ya iyalah, begitulah hidup. Menginginkan sesuatu, ya harus ada usaha. Hidup itu keras. Nggak ada yang gratis. Lah wong orang kalo suruh makan terus misalkan, ya capek kan mulutnya ngunyah terus. Orang tidur terus juga bangun2 capek."
Tapi ku rasa selelah-lelahnya pasti akan terbayarkan dengan hasil yang diinginkan. Sa'piro kesele awakmu, Yo sa'mono olehmu. Definisi hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha.
Ada banyak sekali hukum alam. Manusia dibekali akal untuk mempelajarinya. Contoh sederhananya seperti tadi, dimana ada hasil pasti didahului dengan usaha, dimana ada aksi pasti ada reaksi, hukum karma, timbal-balik, sampai-sampai peribahasa Jawa mengatakan "sopo kang nandur bakale ngundhuh". Ku rasa semua itu wajar, lazim. Ketika seseorang dicubit, pasti akan merasakan sakit, disitulah timbul reaksi, teriak misalnya. Bahkan nggak harus dicubit, coba tiba-tiba ditepuk pelan saja dari belakang, kalau dia kerasa, pasti minimal akan nengok. Tapi yang perlu diingat adalah, reaksi setiap orang itu berbeda-beda, tingkat kepekaannya juga berbeda-beda. Nggak bisa semua dipukul rata, yang penting setiap akan melakukan sesuatu kita mesti sadar, bahwa reaksi merupakan konsekuensi dari aksi.
Berhati-hati itu sangat perlu.
"Jangan bermain api jika tak ingin terbakar"
"Jangan terlalu banyak air jika tak ingin tenggelam"
"Jangan terlalu banyak angin jika tak ingin masuk angin"
"Jangan terlalu menyembah bumi jika tak ingin jatuh tersungkur"
........
Btw, selesai nulis ini, suasana sudah tak hening lagi. Ternyata hujan benar-benar datang untuk menemani. Tapi aku baru sadar, ternyata egois sekali diriku. Ketika sudah ada teman, aku tak sadar datangnya hujan. Ketika merasa sendirian, hujan selalu dibawa-bawa seolah dia yang selalu menemani kita disaat kesepian.
1 note
·
View note
Text
15 Peribahasa dalam Bahasa Inggris Yаng Artinya Sаmа dеngаn Peribahasa Indonesia
15 Peribahasa dalam Bahasa Inggris Yаng Artinya Sаmа dеngаn Peribahasa Indonesia
Ada gula ada semut, ada kаmu ada aku, eaa…
Oke, morning guys! Kali іnі kita аkаn membahas peribahasa dalam bahasa Inggris уаng punya arti ѕаmа dеngаn pepatah bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Inggris, peribahasa disebut јugа ѕеbаgаі proverb. Jadi ѕеbеlum membahas contoh-contohnya, yuk kita bahas terlebih dulu ара іtu proverb dan fungsi-fungsinya. Bеrіkut іnі pembahasannya!
Aра Itu Proverb? Pengertian proverb secara umum ѕаmа dеngаn pepatah dalam bahasa Indonesia. Proverb dalam bahasa Inggris artinya ѕеbuаh ungkapan sederhana уаng digunakan untuk menyatakan ѕuаtu situasi/kondisi уаng lebih rumit.
Hіnggа saat ini, ada ribuan proverb berkembang dі dataran Eropa dan Amerika. Akаn tеtарі karena sama-sama menggunakan bahasa Inggris, sulit membedakan mаnа proverb уаng berasal dаrі Inggris, dan mаnа уаng dаrі Amerika.
Dаrі mаnа рun itu, уаng terpenting proverb аdаlаh salah satu materi advanced уаng wajib dikuasai pembelajar bahasa Inggris, termasuk kamu! Ya, kamu!
Cоntоh Peribahasa dalam Bahasa Inggris уаng Artinya Sаmа dеngаn Bahasa Indonesia Sіара sangka, ada banyak lho peribahasa dalam bahasa Inggris (proverb) уаng artinya ѕаmа dеngаn pepatah Indonesia. Bаhkаn bukan hаnуа artinya, bentuk perumpamaannya јugа ѕаmа persis.
Perpindahan budaya уаng terjadi saat Perang Dunia membuat peribahasa іnі terbawa dаrі satu negara kе negara lain. Akhirnya, peribahasa уаng bіаѕа digunakan dі Inggris јugа terbawa ѕаmраі kе Indonesia.
Sudаh tіdаk sabar іngіn tahu соntоh peribahasa dalam bahasa Inggris уаng artinya ѕаmа dеngаn bahasa Indonesia? Inі уаng 15 соntоh peribahasanya!
A Cat Has Nine Lives Secara harfiah, pengertian proverb satu іnі аdаlаh “kucing punya sembilan nyawa”. Pepatah іnі јugа banyak digunakan dі Indonesia untuk mengungkapkan bаgаіmаnа kucing bіѕа selamat saat menghadapi insiden-insiden berbahaya. Misalnya jatuh dаrі pohon, hаmріr ditabrak kendaraan, dan sebagainya.
Baik orang Indonesia dan Inggris ternyata punya bentuk pengungkapan уаng ѕаmа untuk menyebut kemampuan ajaib kucing.
Sеlаіn untuk kucing, ungkapan іnі јugа cocok digunakan untuk orang уаng berulangkali berhasil selamat dаrі bahaya maut. Bіаѕаnуа ѕеlаlu ada ѕаја уаng menyelamatkan orang tеrѕеbut dаrі bahaya. Salah satu orang уаng cocok diekspresikan dеngаn ungkapan “a cat has nine lives” аdаlаh Roy Sullivan.
Anyway, Roy Sullivan аdаlаh seorang polisi hutan уаng bertugas dі Virginia. Beliau dikenal ѕеbаgаі “Human Lightning Conductor”. Julukan іtu diberikan padanya karena Roy telah disambar petir 11 kali seumur hidupnya dan ѕеlаlu selamat.
Actions Speak Louder Than Words Peribahasa dalam bahasa Inggris satu іnі memiliki arti, “seseorang уаng banyak berbuat jauh lebih bеrаrtі daripada seseorang уаng banyak bicara”.
Dі Indonesia, pepatah іnі bіаѕа diungkapkan dеngаn kalimat “sedikit bicara banyak kerja”. Bukan hаnуа dalam bahasa Indonesia saja, dalam bahasa Jawa рun ada pepatah untuk menggambarkan “actions speak louder than words”.
Bіѕа menebak bаgаіmаnа peribahasa tersebut? Yep, sepi ing pamrih rame ing gawe!
All Is Fair In Love and War Pengertian proverb satu іnі bikin triggered banget tahu! Bikin baper! Bayangin kаlаu ada seseorang уаng menyebutkan іnі dі hadapanmu? I guess we’re going to be melted.
Oke, pepatah satu іnі memiliki arti “semuanya adil dalam cinta dan perang”. Maksudnya, dalam masalah perebutan cinta dan persaingan, tіdаk masalah berbuat tіdаk adil.
Sеbеnаrnуа ungkapan іnі tіdаk memiliki pesan moral уаng baik, karena membuat orang-orang menghalalkan segala cara untuk keinginannya. Akаn tеtарі bіаѕаnуа dі film-film ungkapan іnі disebutkan оlеh karakter уаng іngіn mengorbankan segalanya untuk memperjuangkan cinta.
Barking Dogs Seldom Bites Pepatah bahasa Inggris satu іnі digunakan untuk mengungkapkan orang уаng tаmраk garang, tарі ѕеbеnаrnуа tіdаk berbahaya dan bаhkаn penakut. Jadi meski kelihatan mengintimidasi, ѕеbеnаrnуа orang іtu tіdаk menakutkan ѕаmа sekali.
Dalam bahasa Indonesia, ungkapan satu іnі digambarkan dalam dua pepatah sekaligus. Pertama аdаlаh dalam peribahasa “rupa harimau hati tikus”. Sеdаngkаn pepatah kedua уаng menggambarkan ungkapan іnі аdаlаh “misai bertaring hati panglima, sebulan sekali tak membunuh orang”.
Kаlаu diperhatikan, peribahasa kedua tampaknya lebih mirip уа dеngаn “barking dogs seldom bites”?
Appearance Can Be Deceptive Peribahasa Indonesia уаng paling cocok untuk pepatah bahasa Inggris іnі adalah…air tenang menghanyutkan.
Dalam bahasa Indonesia, air tenang menghanyutkan memiliki arti orang уаng tаmраk bіаѕа saja, tарі ѕеbеnаrnуа berbahaya. Pengertian tеrѕеbut cocok bukan dеngаn ungkapan “appearance can be deceptive”?
Karena ya, penampilan bіѕа menipu. Jadi jangan pernah menilai seseorang dаrі penampilannya saja.
As You Sow, So You Shall Reap Peribahasa dalam bahasa Inggris іnі јugа memiliki bentuk perumpaan уаng ѕаmа реrѕіѕ dеngаn peribahasa Indonesia. Peribahasa уаng dimaksud аdаlаh “siapa уаng menanam benih, dіа уаng аkаn menuai buahnya”.
Maksud dаrі peribahasa satu іnі аdаlаh ѕіара уаng melakukan sesuatu, pasti аkаn merasakan akibatnya. Jіkа ѕеѕuаtu tеrѕеbut baik, maka akibatnya јugа аkаn baik. Sebaliknya јіkа уаng dilakukan buruk, maka hasilnya јugа аkаn buruk.
Blood Is Thicker Than Water Dalam bahasa Indonesia, peribahasa satu іnі memiliki arti “darah lebih kental dibandingkan air”. Kаmu tentunya pernah dеngаn peribahasa tеrѕеbut dalam bahasa Indonesia bukan?
Peribahasa tersebut, baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris, memiliki arti уаng sama. Yaitu, persaudaraan lebih kental dаrі hubungan pertemanan atau уаng lainnya. Sеlаіn arti tersebut, pepatah satu іnі јugа bіѕа bеrаrtі “tidak ada hubungan уаng lebih kuat daripada hubungan keluarga”.
Don’t Bite Off More Than You Can Chew Peribahasa “don’t bite off more than you can chew” memiliki arti jangan mengambil ѕеѕuаtu melebihi kemampuan.
Ungkapan satu іnі mеmаng penting sekali. Kаlаu seorang manusia berusaha melakukan ѕеѕuаtu уаng jauh dі luar kemampuannya, maka kemungkinan tugasnya tіdаk аkаn selesai. Bermimpi setinggi-tingginya boleh, аkаn tеtарі tetap harus realistis.
Dalam bahasa Indonesia, hal seperti іnі diungkapkan dеngаn pepatah “pungguk merindukan bulan”. Sеdаngkаn dalam bahasa Jawanya аdаlаh “cecak nguntal pagak” atau “cicak menelan tiang”.
Don’t Judge Book by Its Cover Yakin deh, pasti kаmu ѕudаh ѕеrіng banget menggunakan peribahasa dalam bahasa Inggris satu ini. Don’t judge book by its cover! Atau artinya, jangan menilai buku dаrі sampulnya!
Maksud dаrі peribahasa іnі adalah, jangan menilai seseorang dаrі penampilannya saja. Karena seperti buku, penampilan seseorang bіѕа ѕаја buruk, tарі karakternya mungkіn lebih mulia. Dan уаng terpenting dі dunia іnі bukanlah rupa, kan? Tарі sifat, sikap, dan karakter seseorang.
Dalam bahasa Indonesia, peribahasa іnі punya bentuk perumpamaan уаng реrѕіѕ sama. Yаіtu jangan menilai buku dаrі sampulnya.
It’s No Use Crying over Spilt Milk Bіѕа menebak ара artinya pepatah satu ini? Pepatah bahasa Inggris іnі memiliki arti “tidak ada gunanya menangisi susu уаng ѕudаh tumpah”. Kira-kira dalam bahasa Indonesia peribahasa уаng artinya ѕаmа ара ya?
Yep! Benar! Peribahasa іnі hаmріr ѕаmа artinya dеngаn “nasi ѕudаh menjadi bubur”. Maksudnya, semuanya terlanjur terjadi dan tіdаk ada gunanya disesali. Peribahasa іnі berlaku untuk ѕеbuаh kejadian menyedihkan уаng tіdаk dараt diperbaiki lagi.
Misalnya nih, kаmu memutuskan hubungan dеngаn pacarmu. Eh, ternyata ѕеtеlаh putus, pacarmu dinikahi orang lain. Yeah, tарі nasi ѕudаh menjadi bubur, it’s no use crying over spilt milk, right?
No Gain without Pain Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, itulah peribahasa Indonesia уаng paling cocok untuk pepatah bahasa Inggris satu ini.
Betul, bukan? No gain without pain, tіdаk ada keberuntungan уаng аkаn kаmu dараt јіkа tіdаk menderita terlebih dahulu. Tіdаk ada kesuksesan уаng аkаn kаmu raih јіkа tіdаk berjuang lebih dulu.
Ternyata dі bagian dunia mаnа pun, peribahasa іnі tetap berlaku sama. Barangsiapa уаng іngіn mendapatkan kesenangan maka sebelumnya harus merasakan penderitaan terlebih dulu.
Still Waters Run Deep Peribahasa іnі memiliki arti ѕаmа dеngаn peribahasa dalam bahasa Inggris уаng telah disebutkan sebelumnya: appearance can be deceptive. Atau dalam bahasa Indonesianya, air tenang menghanyutkan.
Bаhkаn kаlаu dilihat-lihat, sepertinya ungkapan “still waters run deep” lebih mirip dеngаn peribahasa Indonesia tеrѕеbut ya?
Still waters run deep bіаѕаnуа digunakan untuk menggambarkan seseorang уаng tenang tарі diam-diam membahayakan. Tаmраk уаng paling tіdаk berbahaya, tарі ternyata уаng paling mengancam dаrі semuanya.
What Goes Around Comes Around Ingat salah satu lagu Justin Timberlake уаng judulnya “what goes around comes around”? Nah, ungkapan іnі ѕеbеnаrnуа merupakan salah satu ungkapan paling tenar уаng digunakan dі Inggris dan Amerika.
Ungkapan іnі digunakan untuk mengekspresikan bаhwа kebaikan аkаn dibalas dеngаn kebaikan. Dan sebaliknya, kejahatan јugа аkаn dibalas dеngаn kejahatan. Singkatnya, аkаn ѕеlаlu ada karma аtаѕ ѕеtіар perbuatan уаng kita lakukan.
Dalam bahasa Indonesia, peribahasa satu іnі јugа ada padanannya lho! Yаіtu peribahasa “alang berjawab tepuk berbalas”, уаng artinya ѕаmа реrѕіѕ dеngаn what goes around comes around.
Where There’s a Smoke There’s a Fire Pengertian proverb satu іnі аdаlаh “di mаnа ada asap dі situ ada api”, уаng artinya dі mаnа ada masalah dі situ pasti ada penyebabnya.
Pepatah іnі bіаѕаnуа digunakan untuk mengungkapkan ѕuаtu masalah уаng tіdаk jelas akarnya. Akаn tеtарі meski рun tіdаk jelas, ѕеmuа masalah pasti memiliki akar.
Baik dalam bahasa Indonesia mаu рun bahasa Inggris, peribahasa satu іnі memiliki arti уаng ѕаmа persis.
Kill Two Birds with One Stone Ada уаng menyebut ungkapan іnі аdаlаh idiom, tарі ѕеbеnаrnуа іnі јugа termasuk dalam peribahasa klasik bahasa Inggris.
Pengertian proverb “kill two birds with one stone” secara implisitnya memiliki arti membunuh dua burung sekaligus dеngаn satu batu. Ingat ара peribahasa Indonesia уаng artinya ѕаmа persis?
Yep, benar sekali. Peribahasa dalam bahasa Inggris satu іnі ѕаmа реrѕіѕ artinya dеngаn “sekali mendayung, dua – tiga pulau terlampaui”. Jadi sekali melakukan sesuatu, lebih dаrі satu tugas/masalah terselesaikan.
Itulah pengertian proverb sekaligus 15 соntоh peribahasa dalam bahasa Inggris уаng ѕаmа artinya dеngаn pepatah Indonesia. Karena kаmu ѕudаh tahu artinya, ѕеtеlаh іnі coba terapkan dі kehidupan sehari-hari ya, biar kelihatan makin keren!
Kаlаu kаmu mаѕіh kesulitan, feel free to ask dі kolom komentar, ya. Atau kаlаu іngіn lebih detail lаgі belajarnya, datang langsung aja kе Kampung Inggris Pare. Dі sini kаmu аkаn bertemu para teacher bahasa Inggris уаng muda dan keren, dijamin deh!
0 notes
Photo
Budaya “makan minumnya teh” di Pulau Jawa
Jawa, pulau dengan penduduk terpadat di dunia. Konon kehidupan di sini sudah ada sebelum zaman Sulaiman AS. Kalau menakar sesuai kaidah antropologi, peradabannya dimulai sejak 10.000 tahun SM (Sebelum Masehi). Usia kronologis yang tentulah sudah sangat tua. Bangsa-bangsa Eropa boleh saja berbangga dengan kemajuan teknologi dan informasinya, tapi secara kronologis maupun biologis peradabannya masihlah terbilang belia apabila disandingkan dengan peradaban Bangsa Asia, yakni Indonesia, walbi khusus Pulau Jawa.
Sekira 7 tahun tinggal di pulau ini, terutama Jogja dan Solo untuk waktu yang paling lama, cukuplah buat saya untuk memahami sebagian besar kebiasaan penduduknya, tanpa terkecuali yang bukan orang jawa. Dan di antara keunikan yang tidak saya temukan di tempat lain kecuali di Pulau Jawa (dari Jawa Timur sampai Jawa Barat), adalah budaya minumnya. Beda tempat beda juga budaya makan dan minumnya. Khusus minum, hanya di Pulau Jawa kita dapatkan pertanyaan: “Minumnya apa?” dan lazimnya kalau tidak es jeruk ya es teh, atau dengan pertanyaan yang lebih spesifik, “Teh anget nopo es (Teh hangat apa es teh), Mas?” yang membuat kita seperti disisakan oleh hanya dua pilihan saja. Ini juga berlaku di Jawa Barat, bedanya, kalau di Jawa Tengah dan Timur tehnya pakai gula sementara di sana tehnya teh tawar. Ini saya amati ketika beberapa tahun lalu jalan-jalan ke Bandung dan Karawang. Sehingga untuk memesan teh versi penyediaan orang jawa, kau harus pesan khusus sedari awal ke penjualnya: “Mang, tehnya pakai gula ya…”, sementara kalau di Jawa Timur dan Jawa Tengah atau Jogja sebaliknya, “Teh tawar, Mas.” Sama-sama teh, hanya beda di manis atau tidaknya. :)
Bisa anda bayangkan, kebiasaan minum di sini sudah diarahkan sejak kita pertama kali masuk rumah makan atau ketika nongkrong di angkringan, bahkan saat bertamu di rumah orang. Adapun di Sulawesi dan beberapa tempat di luar Jawa lainnya yang pernah saya kunjungi, tidak pernah saya dapatkan pertanyaan seperti itu. Apalagi Sulawesi yang merupakan kampung halaman penulis, umumnya tidak menanyakan mau minum apa karena air minum di ceret serta gelasnya sudah berjejer rapi di atas meja, sedang yang di kota besar disediakan air kemasan mineral di mejanya. Karena sesuai kebiasaan orang sana: yang namanya minum ya air minum (putih/bening), tinggal mau yang dingin apa yang tidak dingin. Kecuali anda memesan khusus agar dibuatkan minuman jenis ini atau itu. tapi tidak akan ditawari pertanyaan: “Mau minum apa, Daeng?” atau “Minum teh hangat apa es jeruk, Pace’?”. Tidak, tidak ada pertanyaan yang seperti itu.
Maka tidak heran, beberapa waktu lalu sahabat saya yang orang jawa jalan-jalan untuk pertama kali ke Tanah Toraja bercerita, saat makan kok tidak disuguhi minum bahkan ditawari mau minum apa –pun tidak, setelah cukup lama canggung akhirnya dialah yang meminta sendiri kepada pemilik warung agar minumnya dibuatkan teh hangat. Dari cerita teman saya ini, pelayan rumah-makannya terlihat sedikit berkerut aneh mendengar permintaan itu, mungkin ini pelanggan yang pertama-tama yang minta, walau akhirnya dibuatkan juga teh hangatnya. Teman saya ini baru sadar kalau air mineral yang disediakan di atas meja itulah sebenarnya air minumnya.
Justru ini terbalik kondisinya saat saya minta minumnya air putih biasa atau banyu petak kalau kata orang jawa. Cobalah perhatikan pemilik warung (mungkin tidak semua, tapi beberapa kali sering saya alami); ketika saya makan dan ditawari “mau minum apa, Mas?” lantas saya jawab “petak” kok ada ekspresi yang sedikit berbeda dari pemilik warungnya, tidak se-semangat kalau saya pesan es teh, es jeruk atau setegah berteriak: jus melon. Saya hanya bisa tertawa dalam hati, tenang Wan, ini hanya masalah bisnis jual-beli makanan. Dua tahun yang lalu bahkan saya pernah mendapat ucapan seperti ini dari penjual angkringan yang pernah saya singgahi: “Oalah, Mas, wis 2015 kok ngombene jik banyu putih (walah, Mas, sudah tahun 2015 kok minumnya air putih.” Kali ini justru saya yang tidak tahan untuk tidak mengerutkan dahi. Kejadian ini juga yang membuat saya selanjutnya menjadi sungkan kalau pesan makan dan minumnya ‘hanya’ air putih. Hehehe..
***
Waktu begitu cepat berlalu sehingga banyak hal yang mulai berubah dalam kehidupan saya. Dulu, sebelum menginjakkan kaki untuk pertamakali di Pulau Jawa, makan nasi minumnya teh adalah suatu hal yang tidak lazim saya temukan di kampung halaman. Setelah sekian lama beradaptasi kondisinya kini terbalik, saat pulang ke kampung halaman ada yang kurang jika es teh dihilangkan atau makan minumnya hanya dengan petak doang.
Dari sini juga saya belajar banyak hikmah, terkait transformasi budaya dan interaksi sosial, bahwa kultur dan kebiasaan kita itu dibentuk oleh tempat di mana kita tinggal. Awalnya kita mencoba beradaptasi seperti kata peribahasa, “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”, tapi kemudian kita akan menjadi bagian dari apa yang sering dipaparkan. Kita merasa kehilangan jika kebiasaan-kebiasaan yang sudah terlanjur melekat itu dicoba kembali untuk dihilangkan.
Sekiranya demikian. Dan ini berlaku dalam segala hal dan bidang. “Makan minumnya teh” ini hanya contoh kecil yang luput dari perhatian orang.
*Iwan Mariono
**Sukoharjo, 06 Oktober 2017
1 note
·
View note
Text
ProyekTKB #1: Memilih Jalan
Sejak lulus universitas dan lepas dari status mahasiswa, ada dua pilihan yang biasanya menghinggapi pemikiran para fresh graduate, termasuk saya: 1. Melanjutkan kuliah, 2. Bekerja. Oh iya, biasanya kemudian muncul lagi pilihan lain, 3. Menikah. Mari kita bahas pilihan 1 dan 2 dulu, kesampingkan pilihan 3, mungkin akan dibahas lebih dalam di tulisan yang lain.
1. Melanjutkan Kuliah
Ini adalah jalan yang saya pilih sejak masuk semester 6. Dulu, ketika memasuki masa-masa memilih judul skripsi, sudah mulai bingung menimbang-nimbang kira-kira judul apa yang akan diambil dan kesesuaiannya dengan studi S2 kedepan. Mulai semester ini jugalah kegiatan kepo dan mencari informasi tentang studi S2 mulai gencar dilakukan. Kemudian, saking menggebu-gebunya, keputusan untuk langsung melanjutkan studi ke S2 pun dibuat. Hingga akhirnya terbentur restu Ibu, katanya harus bekerja dulu.
2. Bekerja: Satu Tahun Pertama
Peristiwa diterimanya saya bekerja adalah salah satu peristiwa yang menyadarkan saya tentang kekuatan doa Ibu. Tidak lebih dari dua bulan setelah lulus, saya diterima bekerja di instansi pemerintah yang kredibilitasnya tidak bisa diragukan. Berbekal restu dan doa-doa Ibu itulah, saya merantau ke Jakarta, bekerja.
Satu tahun bekerja adalah masa-masa yang penuh perjuangan. Berjuang melawan rindu, bertahan memupuk idealisme, berjuang mengikis perasaan egois, belajar menerima, ikhlas dan sabar dalam menjalani hari-hari yang sendiri. Menjadi bagian dari 10 juta orang yang mencari rejeki di Ibukota, membuka mata saya tentang realitas kota besar yang dahulu hanya saya lihat dan dengar lewat televisi saja: padatnya jalanan, berdesakannya KRL, ganasnya pasar serta copet-copetnya, seringnya banjir dan kebakaran serta senjangnya kehidupan apartemen dan pemukiman kumuh, kini saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.
Satu tahun bekerja, keinginan untuk melanjutkan kuliah S2 masih terus ada. Melihat kawan-kawan yang lain sudah menjelajah jauh ke Eropa untuk belajar atau menyusuri pelosok-pelosok negeri untuk mengajar, ada rasa sedih yang diam-diam menyusup. Iri, ada iri di sana. Dalam suatu keadaan tertentu kita pasti pernah merasa jenuh melakukan sesuatu, melihat hal yang orang lain lakukan rasanya lebih bermanfaat, kemudian iri, kemudian ingin melakukan hal yang sama, kemudian semakin iri yang ujung-ujungnya menjadi tidak bersyukur. Pernah suatu hari saya merasa tidak bermanfaat sama sekali ketika melakukan pekerjaan saya waktu itu, merasa tidak berkembang, merasa tidak berguna untuk kehidupan saya kedepannya. Dalam titik jenuh itu, sempat saya meminta kepada Allah untuk mendengarkan doa-doa saya (seolah-olah Allah tidak pernah mendengar saja). Sedih, sebab banyak cita-cita saya yang terwujudnya justru saya lihat dalam kehidupan orang lain. Sebal, sebab merasa waktu saya terbuang sia-sia dengan melakukan pekerjaan yang tidak mendukung tujuan studi selanjutnya. Gemas karena merasa saya sendirian saja menjalani ini sedangkan orang lain nampaknya baik-baik saja dengan hidupnya. Masa-masa labil yang penuh keluhan itu dilalui, sendirian, ditemani doa-doa tengah malam yang tak jarang dibumbui tangisan. Di masa-masa itu saya benar-benar merasakan Allah sedang mengajarkan saya dua hal: Ikhlas dan Sabar. Ikhlas jika doa-doanya dikabulkan dengan cara digantikan. Sabar jika diijabahnya doa-doa itu membutuhkan waktu.
Hasil sharing dengan kawan menunjukkan bahwa hal ini tidak hanya saya rasakan sendiri. Hampir setiap orang yang memasuki masa life crisis di umur 20-an merasakan ini. Merasa bahwa kesuksesan adalah perlombaan, padahal tidak. Pun definisi kesuksesan (dan kegagalan) itu sendiri masih menjadi hal yang abstrak dalam pemikiran kami. Merasakan bahwa kehidupan masing-masing orang bisa dibandingkan, padahal tidak. Merasakan bahwa yang bekerja lebih sukses dari yang kuliah lagi atau sebaliknya, padahal tidak demikian. Anak muda yang membutuhkan contoh konkrit dan terukur, terbentur dengan realitas hidup yang sebagian besarnya serba tidak terukur. Pada titik ini saya sadar, saya tidak sendiri. Teman-teman saya yang nampaknya baik-baik saja itu, ternyata sama berjuangnya. Maka benar peribahasa jawa itu “Urip iku wang sinawang” yang artinya kurang lebih “Hidup itu hanya kelihatannya saja, yang nampak dari kehidupan orang lain belum tentu sebaik dan seenak kenyataanya”. Kembali Allah mengajarkan saya satu hal: Bersyukur. Bersyukur dengan yang dimiliki saat ini. Bersyukur banyak-banyak dengan nikmat yang sudah Allah beri tanda kita minta.
Maka, apapun jalan yang hendak dipilih entah melanjutkan studi atau bekerja (atau justru menikah) lebih dulu, pilihlah dengan berani, dengan keyakinan dan pertimbangan paling mungkin yang bisa kita pikirkan saat itu. Perkara Allah yang mengganti atau membelokkan jalannya, itu urusan Allah. Tenang, sekalipun jalanmu tidak sesuai keinginanmu, ia tetap sesuai keinginan Allah. Allah Paling Tahu :)
Selamat menentukan jalan. Belajar Ikhlas, Sabar dan Bersyukur.
Latifatul Khoiriyah
(tentang ProyekTKB penjelasannya di sini)
17 notes
·
View notes
Text
Cancel culture: susahnya hidup dengan standar warganet
Baru-baru ini, aku dapat istilah baru yang mulai merebak di sosial media dengan sebutan “cancel culture”. Pertama penasaran, konteks si cancel culture ini apa ya? Apakah budaya membatalkan pesanan makanan di aplikasi ojek online atau apa?
Jadi, definisi menurut urban dictionary seperti ini
Cancel culture: a desire to cancel out a person or community from social media platform
Tambahan lagi kalau menurut vox dalam artikelnya menyebutkan ada sebuah pola bagaimana cancel culture ini bisa terjadi, kurang lebih seperti ini
A celebrity or other public figure does or says something offensive. A public backlash, often fueled by politically progressive social media, ensues. Then come the calls to cancel the person — that is, to effectively end their career or revoke their cultural cachet, whether through boycotts of their work or disciplinary action from an employer.
Nah, kalau di medsos Indonesia cancel culture (maaf ya belum dapat padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia, belum tanya ke Ivan Lanin hehe) seringkali dilakukan ketika ada seseorang yang blunder, ini juga seringnya di sosial media ya kejadiannya. Berikut ini ada beberapa contoh yang terjadi dalam 1-2 bulan terakhir yaa
Keke bukan boneka: udah lah ya, ini udah familiar banget bagi siapapun kayaknya di Indonesia, terutama para pengguna media sosial, karena ini sempat menjadi topik panas yang dibicarakan lintas platform, mulai dari berhari-hari jadi trending #1 di Youtube, kemudian ramai dibahas di instagram, hingga tentu tak luput juga menjadi perbincangan hingga debat di twitter (kalau facebook ga merhatiin, karena jarang buka hehe). Terus, perdebatannya dimulai dari orang-orang yang bahas kualitas musik dan videonya, bahas masa lalu si Kekeyi, sampai bahas titik kepantasan dan mempermalukan fisik. Rasanya, semua aspek udah habis dibahas oleh para warganet, banyak yang mencela, tak sedikit juga yang membela. Kemudian, cancel culture ini dimulai ketika provokasi “report video” didengungkan. Banyak orang yang mulai ikutan panas dan benar-benar tidak memberikan ruang bagi sang youtuber berkarya.
dr. Tirta: ini yang masih baru terjadi dalam seminggu terakhir, sang dokter muda yang energik dan gaul ini pun kena getah dari cancel culture. Ada sebuah unggahan foto beliau berada di Holywings. Foto tersebut diklarifikasi diambil pada saat ingin mempromosikan masker hasil kolaborasi beliau dengan restoran ini, namun warganet menemukan celahnya karena di dalam foto tersebut dikatakan sang dokter tidak jaga jarak, seperti kampanye sebelumnya yang sering beliau lakukan. Lalu, sudah jelas ketebak yang selanjutnya terjadi, warganet memanas dan mulai mengeluarkan hujatan dan kekecewaan, biasanya diikuti dengan aksi unfollow atau parahnya block akun dokter ini.
Dua kasus di atas sepertinya cukup untuk memberikan bahwa gambaran cancel culture di negara ini juga menjadi sebuah tren. Dalam hal ini, rasanya 1 unggahan yang ‘dianggap blunder’ atau yaa kadang memang benar-benar blunder membuat banyak warganet bisa dalam hitungan detik mendadak kecewa dengan idola atau publik figur tersebut. Dua kasus di atas bukan pertama kalinya ini terjadi, namun sepertinya juga belum akan reda dalam waktu dekat karena penggunaan media sosial justru meningkat di tengah pandemi ini.
Warganet ini kalau dalam istilah Bahasa Jawa sering terasa “ubyang-ubyung” analoginya seperti air di atas daun talas, atau kurang berpendirian dan mudah sekali reaktif. Ada 1 orang publik figur yang ngetop mendadak karena berkarya bisa membuat dalam hitungan singkat menjadi sangat dipuja-puja, disanjung, dijunjung. Biasanya bisa terlihat dari naiknya pengikut atau pelanggan sosial media yang melonjak drastis disertai ratusan hingga ribuan komentar yang ditulis dengan nada memuja-muji. Rasanya, di era ini, mudah sekali orang terkenal mendadak atau debut -- istilah yang sepertinya digunakan oleh para fans budaya pop korea. Namun, jangan lupa, ketika warganet bisa membuat seseorang terkenal mendadak artinya warganet juga bisa melakukan hal sebaliknya. Seseorang yang terkenal akan bisa dilenyapkan mendadak pula, cukup dengan melakukan 1 kesalahan atau blunder, maka voila, kolom komentar yang awalnya berisi pujian bisa mendadak jadi ujaran kebencian. Habis manis sepah dibuang, begitu kira-kira peribahasa yang tepat.
Selain 2 keajaiban di atas, warganet juga kadang terlalu menanam perasaan mendalam pada sosok publik figur atau akun tertentu. Buktinya, tidak sedikit warganet yang mudah baper dan dikecewakan oleh ekspektasinya sendiri. Hal ini didukung dengan membandingkan sang publik figur dengan kalimat template seperti ini “Dulu ngefans sama X ini karena dia tuh keren banget, menginspirasi, kenapa sekarang malah gini ya, langsung aku unfollow/block”. Padahal, yaa, para so-called influencer itu juga manusia, yang tentu saja sifat utamanya tidak sempurna. Hanya, standar hidup dan tuntutan warganet itu terlalu tinggi sehingga susah untuk diikuti. Coba, kalau dalam bersosmed itu kita rileks, pasti ga mudah kecewa dan ga stress sendiri, ya kan?
0 notes
Text
Nyuwiji
Nyuwiji atau lazim diucapkan nyawiji1oleh orang Jawa adalah ungkapan yang menggambarkan eratnya penyatuan dari dua, atau sejumlah elemen dalam mengarungi kasunyatan2 hidup. Salah satu bentuk manifestasi nyuwiji yang sering dijadikan contoh utama di Jawa ialah pernikahan. Penyatuan dua sosok laki perempuan dalam kebersamaan hidup, yang awalnya mereka benar-benar orang asing, bukan sanak kadang3 yang memiliki hubungan darah. Namun dalam nyuwiji, hubungan keduanya (batin dan fisik) nyaris lebur, menyatu, tanpa batas lagi. “Duwekku ya duwekmu, laramu ya laraku, bungahku ya bungahmu.”4 Jika yang satu marah, yang lain mengalah. Yang satu ingin mendaki, lainnya mendorong. Yang satu memiliki kekurangan, lainnya saling melengkapi. Keduanya ibarat daun sirih yang lumah kurebe beda nanging yen gineget padha rasane.5
Analogi tambahan, kita sepakat nyuwiji, pertengkaran suami istri justru dinilai sebagai bumbu penyedap kebersamaan. Ibarat tanah sawah yang perlu digemburkan (dihancurkan) dengan cangkul, bajak, garu. Supaya benih padi yang ditanam tumbuh subur hingga hasilnya lebih baik.
Nah, berhubung saat ini aku belum menikah namun sudah menjalani hubungan LDR dengan seseorang yang kemarin barusan terlibat pertengkaran dapatlah mengambil pelajaran. Apapun masalahnya, jika keduanya saling sayang maka keduanya akan menyelesaikan segera dan rasa sayang itu semakin bertambah berkali lipat mungkin tak terhingga.
1. menyatu 2. realitas atau kenyataan 3. saudara atau kerabat memiliki hubungan darah langsung atau tidak langsung 4. ungkapan peribahasa Jawa, milikku jadi milikmu, sakitku juga sakitmu, kebahagiaanku juga kebahagiaanmu. 5. ungkapan peribahasa Jawa : meskipun bagian atas dan bawahnya berbeda, tetapi jika digigit rasanya sama.
Yogyakarta, 15 Februari 2017
ROSSY MEYLIANI
0 notes
Text
Guruku
Saya lupa kapan terakhir kali dimarahi oleh guru. Mungkin sudah sangat lama sekali, sedikit kangen sih momen-momen seperti itu. Telat berangkat ke sekolah, bolos sekolah, rambut dipanjangin biar mirip artis idola padahal mah norak banget, ke kantin hanya untuk menghindari pelajaran, lupa ngerjain PR karena malemnya nongkrong sama temen-temen, bercanda ketika ibu bapak guru lagi asyik-asyiknya nerangin pelajaran, apa lagi ya.. banyak banget sih sebenarnya momen-momen kenakalan dulu waktu sekolah. Tapi yang harus kita ingat seburuk apapun kenakalan kita dulu waktu di sekolah, selalu ada momen dimana guru datang dan mengembalikan kita ke jalan yang benar. Ibarat google maps yang memberikan petunjuk arah kepada kita. Tak perlu malu bertanya kemudian sesat dijalan, karena tanpa ditanyapun guru sudah dengan sukarela akan membantu kita. Karena yang lebih tepat untuk bertanya itu adalah guru, nah murid bagiannya ngerjain soal bukan ngerjain teman. INGET! Sedikit flasback soal guru dan sekolah dulu, nah kalau diitung-itung sudah berapa kali sih kita menyakiti hati guru-guru kita? kalau jawabannya banyak berarti anda termasuk golongan anak yang bandel dulu waktu disekolah. Tapi tak usah khawatir, karena murid yang paling pandai dan paling bandel lah yang selalu diingat-ingat oleh guru kita. Ya karena mengingat-ingat yang terbaik itu harus didahului dengan mengingat-ingat yang paling buruk dahulu. Maaf cuma bercanda! “Guru iku digugu lan ditiru”, pengertian guru dalam peribahasa jawa. Pengen tahu artinya apa? Oke jawab dulu pertanyaan ini.. emang ada to guru yang sampai dendam gitu sama kita karena kita bandel? gak ada kan.. nah itu. Karena mungkin, bagi guru.. marah-marah pada kita bukanlah untuk kepentingan dirinya sendiri, apalagi ada kepentingan-kepentingan politik didalamnya, enggak ada sama sekali. Itu semua untuk kebaikan diri kita sendiri, agar kita menjadi murid yang kelak bisa membangun bangsa ini menjadi peradaban yang maju dan bermartabat. Inget itu, jangan sukanya adu domba melulu. Dan faktor lainnya karena semua perbuatan guru itu selalu didengar dan menjadi contoh bagi murid-muridnya, karena itu guru tak ingin berperilaku buruk agar tak ditiru oleh murid-muridnya. Ini loh penjelasan peribahasa jawa diatas. Sudah ngerti kan? Namun sekarang ini, banyak sekali beredar berita-berita kurang mengenakkan tentang guru-guru kita. Mulai dari kekerasan maupun pelecehan, saya tak tahu apakah itu benar-benar terjadi. Karena beruntungnya saya dari kecil sampai dewasa ini tak pernah mengalami hal-hal seperti itu. Dan harapannya semoga juga berlanjut ke anak-anak saya kelak agar tetap bisa belajar dengan aman seperti yang pernah saya alami. Saya juga tak memungkiri jika tak semua anak seberuntung saya, maka saya hanya bisa bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan Yang Maha esa. Di hari ini tepat tanggal 25 Nopember adalah perayaan hari ulang tahun untuk guru nasional Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada guru-guru saya, mulai dari guru TK, SD, SMP, SMA, Kuliah, Guru Les dan Guru Ngaji. Semuanya unik dan sangat menginspirasi dalam memberikan pelajaran hidup bagi diri saya. Terkhusus ada dua guru hebat yang menurut saya sangat menginspirasi saya. Pertama adalah guru SMP saya namanya Pak Kasbulah, seorang guru yang tak hanya mengajar tentang ilmu saja tapi juga mengajarkan kedisiplinan, ketaatan, dan bagaimana berakhlak kepada semua orang. Kedua adalah guru les saya sewaktu SMP, Ibu Budi biasa saya memanggilnya. Guru yang hebat, dimana beliau yang berbeda keyakinan dengan saya mengajarkan bahwa berbuat baik itu tak harus melihat latar belakang, salah satu orang yang memoles rasa toleransi dalam diri saya. Begitu juga guru-guru yang lain, beliau-beliau juga selalu mengajarkan hal-hal yang membentuk karakter saya hingga saat ini. Saya sangat berterima kasih, tanpa beliau-beliau mungkin saya tak akan menjadi seperti sekarang ini. TERIMA KASIH! Dan satu lagi, jangan pernah lupakan semua pengalaman-pengalaman dalam hidupmu. Karena seperti yang sering dibilang orang tua, “Pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup kita”.
0 notes
Text
Uger-uger Lawang, Anak Loro Lanang Kabeh yang Menjadi Kebanggaan Keluarga Jawa
Uger-uger Lawang, Anak Loro Lanang Kabeh yang Menjadi Kebanggaan Keluarga Jawa
Dua Anak Kecil Memandang Dunia Dari Balik Jendela
Apa kabar kawan blogger Jombang? The Jombang Taste hadir kembali melalui artikel pengetahuan budaya Jawa. Kali ini penulis membahas uger-uger lawang, yaitu keluarga yang memiliki dua anak laki-laki dari satu ibu dan satu anak. Dalam Bahasa Jawa dijelaskan bahwa uger-uger lawang yaiku anak loro lanang kabeh. Uger-uger lawang adalah simbol dua buah…
View On WordPress
#anak uger-uger lawang#contoh pepatah bahasa jawa#contoh peribahasa jawa#contoh perumpamaan bahasa jawa#pengertian uger-uger lawang#uger-uger lawang adalah
0 notes
Text
Gotong Mayit, Sebutan Kanggo Anak Telu Wadon Kabeh
Gotong Mayit, Sebutan Kanggo Anak Telu Wadon Kabeh
Tradisi Jawa Menghitung Hari Baik Berdasarkan Weton Seseorang
Bagaimana kabar sobat blogger Jombang? Anda kembali membaca seri pengetahuan budaya Jawamelalui blog The Jombang Taste. Masyarakat Jawa memiliki penyebutan khusus untuk setiap anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga. Selama ini Anda mengenal anak tunggal dan anak pandawa sebagai sebutan anak yang berbilang masing-masing satu dan lima.…
View On WordPress
#anak gotong mayit adalah#arti gotong mayit#contoh pepatah bahasa jawa#contoh peribahasa jawa#contoh perumpamaan bahasa jawa#pengertian anak gotong mayit
0 notes
Text
Candrane Perangan Awak, Pipine Nduren Sajuring
Candrane Perangan Awak, Pipine Nduren Sajuring
Selfie Rame-rame sambil traveling ke Museum Bank Indonesia di Surabaya
Halo kawan blogger Jombang! The Jombang Taste menyapa Anda kembali melalui artikel pengetahuan budaya Jawa. Masyarakat Jawa suka membuat perumpamaan-perumpamaan untuk mewakili suatu keadaan. Perumpamaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh manusia disebut candra. Frase candrane perangan awak berarti simbol-simbol yang…
View On WordPress
#arti pipine nduren sakjuring#candrane perangane awak#contoh pepatah bahasa jawa#contoh peribahasa jawa#contoh perumpamaan bahasa jawa#pipine nduren sajuring artinya
0 notes
Text
Candrane Perangan Awak, Drijine Mucuk Eri
Candrane Perangan Awak, Drijine Mucuk Eri
Inspirasi Buka Puasa Bersama Anak Yatim Sengon Jombang Tahun 2017
Bagaimana kabar kawan blogger Jombang hari ini? The Jombang Taste kembali menyajikan artikel pengetahuan budaya Jawa. Penulis hari ini membahas candrane perangan awak yang berbunyi drijine mucuk eri. Candra perangan awak artinya perumpamaan-perumpamaan yang berhubungan dengan kondisi tubuh manusia. Sedangkan drijine mucuk eri artin…
View On WordPress
#arti drijine mucuk eri#contoh pepatah bahasa jawa#contoh peribahasa jawa#contoh perumpamaan bahasa jawa#drijine mucuk eri artinya
0 notes
Text
Paribasan Kebo Bule Mati Setra, Wong Pinter Nanging Ora Ono Sing Mbutuhake
Paribasan Kebo Bule Mati Setra, Wong Pinter Nanging Ora Ono Sing Mbutuhake
Cerita Rakyat Sulawesi Selatan: Dongeng Putri Tandampalik dari Kerajaan Luwu
Pemikiran masyarakat modern telah berkembang sedemikian pesat melampaui kecanggihan teknologi. Setiap kelompok masyarakat saat ini mengidentifikasikan diri sebagai perkumpulan manusia-manusia yang memiliki kecenderungan tertentu dalam berpikir, berperilaku dan menanggapi respons perubahan lingkungan. Ada masyarakat yang…
View On WordPress
#arti kebo bule mati setra#contoh pepatah bahasa jawa#contoh peribahasa jawa#contoh perumpamaan bahasa jawa#kebo bule adalah
0 notes