#Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Ramadhan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Empat Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Ramadhan 2025
hainews.co.id – Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai bulan ibadah puasa, Ramadhan juga menawarkan peluang besar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amal ibadah. Di bulan yang mulia ini, terdapat beberapa waktu yang dikenal sebagai waktu mustajab, yaitu waktu-waktu tertentu di mana doa-doa kita memiliki kemungkinan besar…
0 notes
Text
Mendulang pahala di hari jum'at
Terbayang tidak, betapa Allaah memuliakan hari Jum'at dengan dipenuhinya hari Jum'at itu dengan kemuliaan-kemuliaan yang tidak dapat kita temukan di hari-hari lainnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (Hadis Riwayat Muslim)
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang Muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.” (Hadis Riwayat Abu Dawud)
Jum'at hari terbaik, hari yang paling dinanti setiap muslim, hari yang penuh keberkahan, dan begitu banyak mungkin dari kita yang amat sangat bersyukur ketika Allaah kembali memberi kita kesempatan untuk bertemu hari Jum'at, mendulang pahala yang begitu banyak.
Dari pagi, setelah dzikir pagi, sedekah subuh (seperti hari lainnya mungkin) tapi, yang beda adalah keutamaan sedekah di hari Jum'at yang lebih utama dibanding sedekah di hari-hari biasanya.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya sedekah pada hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Shadaqah pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti shadaqah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya.” (Zaadul Ma'aad 1/407)
Dilanjutkan dengan bershalawat (selama masih masuk ke dalam hari jum'at). Bersih-bersih, hingga shalat Jum'at (yang wajib bagi muslim), Melanjutkan baca Surah Al-Kahfi (Bagi yang bacaannya semalam belum selesai). Setelah Ashar di hari Jum'at, bisa berdoa apa saja yang kita inginkan, baik perkara dunia, terlebih perkara akhirat—karena merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa).
(Mungkin) sama seperti kalian, aku sangat senang bila Allaah masih memberi kesempatan bertemu hari Jum'at. Hari yang penuh dengan keberkahan, yang penuh dengan keutamaan. Betapa bahagianya mungkin hati kita semua saat maghrib di hari kamis menyambut—karena sudah masuk hari Jum'at.
Alhamdulillaah, semoga hari Jum'at ini dan Jum'at-jum'at ke depannya serta hari-hari lainnya senantiasa memberi keberkahan untuk kita semua. Aamiin Allaahumma aamiin.
48 notes
·
View notes
Text
Hunalika da’a zakariya rabbah
Terkisah di surah Ali Imran, setiap kali Zakariya, paman Maryam yang mengasuhnya sejak kecil, mengunjungi Maryam di mihrabnya di sisi Baitul Maqdis, Ia selalu mendapati makanan terhidang di sisi Maryam. “Dari manakah engkau mendapat makanan ini?” Tanya Zakariya kepada Maryam. “Makanan ini datangnya dari sisi Allah,” Jawab Maryam. Mari kita perhatikan apa yang selanjutnya terjadi.
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Zakariya menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang luar biasa. Dan Mihrab Maryam adalah tempat yang istimewa. Maka seketika Zakariya mengangkat tangannya dan berdoa. Ia tumpahkan segala pintanya atas sesuatu yang ia telah bersabar begitu lama.
Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka sami’uddu’a. Wahai Tuhanku, berilah aku dari sisiMu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.
Zakariya mendambakan anak begitu lama. Maka tersebab doa di tempat yang istimewa ini, Allah mengabulkan pintanya. Melalui Jibril, tersampailah kabar kepada Zakariya ketika ia sedang beribadah di mihrabnya. “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, yang dihormati, yang pandai menahan diri, dan seorang nabi yang termasuk dikalangan orang-orang shalih.”
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Di sini saya menyadari seringnya kelalaian itu datang. Bahwa ada hal-hal yang dapat begitu cepat menghubungkan kita dengan Allah. Baik berupa tempat maupun saat-saat tertentu. Tetapi kita sering meremehkan dan lalai darinya. Kita mengetahui kemustajaban doa diantara Adzan dan Iqamah. Begitu juga ketika turun hujan, ketika sujud dalam shalat, ketika meminum air Zamzam, dan banyak lagi waktu-waktu mustajab lainnya. Atau tempat-tempat mustajab seperti Multazam, Raudhah, dan padang Arafah. Tapi seberapa sering kita mewaspadai datangnya waktu-waktu itu dengan antusias untuk kemudian melantunkan doa-doa kita?
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Maka sadarkah kita akan sebuah manzilah besar, manzilah induk, yang merangkum sekian banyak arus jalur perjalanan? Adalah Ramadhan, manzilah induk itu. Ia merangkum sekian banyak manzilah dalam satu manzilah besar bernama Ramadhan. manzilah diantara adzan dan iqamah, manzilah sujud dalam shalat, manzilah sahur dan berbuka, manzilah hari Jumat, manzilah lailatul qadar, dan manzilah-manzilah lainnya. Semuanya dapat kita singgahi di dalam manzilah induk yang juga penuh keberkahan; Manzilah Ramadhan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam harinya di Bulan Ramadhan, memiliki doa yang mustajab.” (diriwayatkan Al Bazzar, Shahih menurut Albani)
Bulan Ramadhan adalah “Hunalika da’a zakariya rabbah” kita. Hadiah istimewa dari Allah. Jangan tahan lisan kita dari mengadu dan berdoa kepada Tuhannya. Berdoalah, Tuhan kita Maha Mendengar doa
Mengutip dari : https://moslemmuda.wordpress.com/category/renungan/
14 notes
·
View notes
Text
Di tempat saya setiap menjelang buka puasa ada yang namanya mutiara Ramadhan atau ceramah sebelum buka puasa. Dari semua tema mutiara Ramadhan, ada satu pembahasan yang terasa begitu deep bagi saya, yaitu tentang "Menjaga Kesucian di Bulan Ramadhan". Pembahasan ini dimaksudkan untuk menjadi pengingat di menjelang 10 hari terakhir Ramadhan.
Beberapa point dari mutiara Ramadhan itu saya coba rangkum dalam tulisan ini. Harapannya tetap sama dengan tulisan-tulisan sebelumnya, dapat menjadi pengingat diri yang sering melemah iman ini.
Pertama, ibadah selama bulan Ramadhan bukan hanya perkara ibadah yang berkaitan dengan individual saja. Kita tidak hanya diminta untuk fokus mengejar ibadah secara mandiri, lantas lupa pada orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai ibadah yang sudah susah payah kita lakukan itu malah membuat kita lupa pada orang lain. Membuat orang lain jadi terganggu dan tidak nyaman. Kita hanya sibuk mengejar terselesainya target-target ibadah sendiri tanpa memikirkan orang lain. Seperti kebiasaan-kebiasaan mengaji dengan suara besar baik di masjid maupun di tempat-tempat yang tidak hanya kita yang ada di situ. Sehingga suara yang besar itu membuat orang lain jadi terganggu. Meski yang dibaca adalah ayat-ayat Al-Quran tapi tidak semua keadaan orang sesuai untuk mendengarnya. Apalagi kalau suara itu bergema di malam hari, di waktu orang-orang sedang beristirahat, termasuk orang yang sudah lanjut usia atau sedang sakit. Belum lagi kalau suara yang besar itu bacaan Al-Qurannya belum terlalu baik, benar dan lancar. Bisa jadi bukan malah memotivasi, tetapi hanya akan menimbulkan kekesalan pada orang lain.
Ibadah-ibadah yang kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri harus kita pastikan dan jaga agar tidak menganggu kenyamanan orang lain, apalagi sampai mendzolimi hak orang lain seperti beristirahat. Kita memang harus terus berusaha mengasa diri agar lebih peka terhadap hal-hal seperti demikian.
Selain itu, contoh lebih fokus mengejar target individual yang lainnya adalah lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan shalat, mengaji dan berdzikir ketimbang membantu orang lain, atau bahkan merespon orang tua yang membutuhkan bantuan kita. Islam itu tidak hanya tentang keshalehan individual, tetapi juga kolektif.
Hal di atas tidak hanya berlaku selama bulan Ramadhan. Sepanjang bulan, sampai akhir menutup hayat.
Kedua, jangan sampai kebiasaan yang lebih fokus pada beduk buka puasa ketimbang memanfaatkan waktu-waktu mustajab berdoa di bulan Ramadhan salah satunya ketika berbuka puasa. Selain memanfaatkan waktu menjelang berbuka untuk berdoa, bisa juga untuk melakukan hal-hal bermanfaat lainnya. Apalagi agenda bukber yang disering diadakan tapi malah jadi mengabaikan ibadah-ibadah penting lainnya. Bahkan kebiasaan menjelang lebaran yang disibukkan dengan berburu baju lebaran, menyebabkan kita jadi lupa dengan kewajiban kita di bulan Ramadhan. Kita jadi abai di 10 hari terakhir.
Yang sangat disedihkan, jangankan ingat dan peduli untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan di 10 hari terakhir ini, sudah ada begitu banyak orang yang memutuskan untuk menyerah tidak lagi berpuasa. Bahkan hal itu sudah dilakukan selepas 10 hari pertama Ramadhan.
Ketiga, ibadah bukan hanya perkara kuantitas. Mengejar banyaknya jumlah ibadah yang dilakukan, kemudian lupa memastikan kualitas ibadah tersebut. Misalnya fenome shalat terawih yang lebih mengutamakan kecepatan untuk selesai, tanpa memperhatikan kualitas setiap gerakan dalam raka`at shalat. Mengejar target-target tilawah, jumlah khataman Al-Quran berjuz-juz selama Ramadhan tapi masih abai dengan kualitas bacaan ketika tilawah. 10 hari terakhir Ramadhan ini bukan lagi tentang mengejar kuantitas ibadah, tetapi memanfaatkan kesempatan untuk mengevaluasi kualitas ibadah.
Semoga Allah menguatkan kita dalam istiqomah, memudahkan kita untuk tetap mampu menjaga ibadah dan kabaikan kita di 10 hari terkahir Ramadhan ini, sampai kita mengantarkan Ramadhan pergi dengan penuh kerelaan dalam rasa syukur karena sudah memanfaatkan keberadaannya dengan sebaik mungkin. Meski kita tetap belum bisa mendapatkan jaminan kalau ibadah kita telah diterima oleh Allah. Semoga Allah meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita sebagai output dari proses penempaan diri di bulan Ramadhan ini.
Sabtu, 19 Ramadhan 1445 H / 30 Maret 2024
#30 day challenge#30haribercerita#30harimenulis#menulis#projectmenulisramadhan#ramadan mubarak#ramadhan
2 notes
·
View notes
Text

In every single matter, Allah's timing is perfect, extremely perfect, immaculate in every single details.
___
Malam ini begitu banyak refleksi yang menggiring pada penemuan benang merah lagi. Membuat saya sadar secara penuh bahwa "waktu Allah" sangatlah detail, tepat sasaran, dan super sempurna. Mungkin memang terkadang sangat sulit kita tebak bagaimana arahnya, tapi saat semua mulai terhubung satu persatu, ternyata secara epik saya menyadari bahwa Allah sedang dalam proses mengijabah doa-doa yang dulu pernah secara sadar dan tidak sadar sempat terlintas.
Bukan hanya tentang pengalaman diri, ketepatan ini pun coba saya sandingkan dengan bagaimana Allah menetapkan waktu turunnya Qur'an di malam Laylatul Qodar yang beberapa riwayat mengabarkan terjadi di malam Ganjil 27 Ramadhan.
Qadar dalam kalimat Laylatul Qodar, memiliki banyak arti, mulai dari kemuliaan, kesempitan, dan ketetapan (untuk setahun ke depan). Satu hal yang saya nukil dari pemaknaan qodar dalam kalimat Laylatul Qodar ini adalah poin terakhir. Bahwa ternyata Allah juga menyinggung bagaimana Ia menetapkan takdir manusia setahun ke depan di malam yang mulia ini. Allah menetapkan "timing"nya kita di malam seribu bulan ini. Dan di waktu penetapan tersebut, Allah kasih kita kesempatan untuk meminta timing untuk kita sehingga menjadi takdir terbaik untuk kita, melalui doa-doa yang kita panjatkan di malam yang sangat mustajab ini.
Gimana engga melting dengan bertubi bukti cinta-Nya yang sangat halus melalui kesempatan berdoa yang Allah kasih di malam ini? Karena itu, jangan lupa manfaatkan previllege yang Allah kasih setahun sekali ini ya, temans.
27 Ramadhan 1445 H.
1 note
·
View note
Text
MERINDING! TANTOWI YAHYA UNGKAP PENGALAMANNYA BERTEMU MALAIKAT PALEMBANG KE MERRY RIANA
Tidak terasa dalam beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan berakhir. Sebulan penuh umat muslim di dunia diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Selama bulan Ramadhan umat muslim bukan hanya diwajibkan menahan lapar dan haus, tapi juga diperintahkan untuk menahan hawa nafsu dari berbagai godaan. Selain itu, bulan Ramadhan juga mengingatkan kita untuk selalu meningkatkan ketakwaan dan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT melalui ibadah Tarawih, membaca Al-Quran dan berdoa kepada-Nya.
Salah satu pengalaman tak terlupakan dari mantan Dubes Selandia Baru, Tantowi Yahya menjadi kisah yang menginspirasi kita untuk mengingatkan kita pentingnya berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di Podcast Friends of Merry Riana kanal YouTube Merry Riana, Tantowi Yahya berbagi cerita dan pengalamannya saat menjalankan ibadah Umrah di tahun 2013. Tantowi bercerita bahwa dirinya pernah bertemu dengan sosok malaikat yang berwujud manusia dan mengaku dirinya berasal dari Palembang.
Tantowi bercerita bahwa dirinya saat itu tengah mengantri di Masjid Nabawi untuk melihat makam Nabi Muhammad SAW. Tidak jauh dari situ ada sebuah taman kecil bernama Taman Raudhah. Ratusan ribu orang rela mengantri demi masuk ke taman tersebut karena dipercaya sebagai tempat paling mustajab untuk berdua. Menariknya, ketika tiba giliran Tantowi akan masuk, ia memutuskan untuk tidak masuk ke taman tersebut. “Saya berpikir lebih baik saya memberikan kesempatannya kepada orang lain yang juga masih mengantri yang lebih membutuhkan di belakang saya”, ungkap Tantowi Yahya.
Singkat cerita, saat Tantowi hendak meninggalkan tempat tersebut tiba-tiba seseorang berparas tampan, keturunan arab, harum dan bisa berbahasa Palembang memanggil, “Nak kemano?”, tanya orang tersebut dalam Bahasa Palembang kepada Tantowi. Lalu orang tersebut memberikan sebuah buku kecil yang berisikan doa-doa berbahasa Indonesia di Taman Raudhah kepada Tantowi. Orang tersebut mengaku dirinya berasal dari sebuah Pesantren di Palembang dan tinggal di lokasi yang alamatnya ada di buku tersebut. Singkat cerita Tantowi pun berterima kasih dan meninggalkan tempat tersebut.
Sekembalinya ke Jakarta dari Umrah, buku tersebut tidak ada meskipun sudah dicari-cari. Tantowi pun penasaran dan minta kakaknya untuk mencari alamat dari Pesantren tempat orang tersebut mengaku tinggal. Setelah ditelusuri ternyata di alamat tersebut tidak ada sebuah Pesantren yang dimaksud, melainkan hanya sebuah bangunan toko kecil berdiri. “Siapa orang itu? Itulah kebesaran Tuhan, Dia kirim Malaikat”, ungkap Tantowi.
instagram
Potongan video yang diunggah di Instagram Merry Riana ini telah ditonton lebih dari 1,7 juta penonton dalam waktu 2 hari ini dipenuhi berbagai komentar positif seperti :
@parti_aneira : “merindinggg denger kisahnya pak tantowi”
‘@betariaisah : “God gave you a chance to get close to Him Pak Tantowi. Masya Allah. Lucky you”
‘@abu.madinah10 : “saya sangat percaya karena teman saya tahun ini umroh dan mengalami pengalaman yang sama”
Penasaran seperti apa cerita selengkapnya? Simak video selengkapnya di sini :
youtube
0 notes
Text
Waktu mustajab untuk berdoa di bulan Ramadhan Waktu mustajab dalam bulan Ramadhan mengacu pada saat-saat yang dianggap sangat berkah dan dianjurkan untuk berdoa, memohon ampunan, dan melakukan ibadah lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dalam agama Islam, di mana umat Islam menjalankan puasa dari fajar hingga matahari terbenam sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Dalam bulan Ramadhan, terdapat beberapa waktu yang dianggap istimewa dan mustajab untuk berdoa
0 notes
Text
Rabu yang Baik.
Pontianak. 22:09. 24052023.
Harusnya udah siap-siap tidur nih.
Tapi saya paksakan menulis deh, mumpung hangatnya masih terasa. Dirangkai di sini, supaya nanti kalau saya lihat-lihat lagi, bisa senyum sendiri. Daaaann, bukankah jika kita mendengar orang lain mendapat nikmat, itu juga merupakan waktu mustajab untuk kita berdoa? Maka semoga kebahagiaan ini menular kepada yang membaca, jika Allah ridha, semoga pun bisa menghapus bibit hasad di hati.
1. Beberapa bulan lalu, sebelum saya melaksanakan umroh, berpamitanlah kecil-kecilan dengan rekan kerja saya, seorang kakek yang kerjanya sebagai penghulu, beliau terlibat sebagai sekretaris MTQ kecamatan bersama saya. Singkat cerita, saya malah dites wudhu dan thaharah oleh si Kakek. Selanjutnya diajarkan beliau layaknya seorang ayah. Terharuuuu sekali, menjadi bekal saya seumur hidup. Eeeeh tadi saya dapat kabar, beliau akan melaksanakan haji, menggantikan ayahnya yang meninggal. Barakallaah. Hangaaaat sekali rasanya, mengingat banyak sekali amal jariyah dan kesabaran beliau, akhirnya beliau dipanggil untuk berhaji.
Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak.
2. Hari ini ndak lupa untuk ikut kajian di kampung lagi. Hehe jaman saya masih kerja di wilayah kampung itu dulu, rasanya maluuuu untuk ikut, karena merasa ndak nyaman kalau dapat perlakuan khusus. Naaaah kalau sekarang kan bisa lebih sembunyi (sembunyi yo tapi kok cerita di sini). Akhir-akhir ini saya dapat peringatan berulang tentang "belajar mesti dipaksakan" dan tentang keutamaan mendatangi majelis ilmu. Walau ndak paham, walau ketiduran, hadirilah, berusahalah, karena di situ jika Allah berkenan, akan dihapuskan dosa kita. Apalagi saya kan masih bujangan memiliki banyak waktu luang. Kalau pesan dari teman-teman yang sudah memiliki anak, maksimalkan waktu membekali ilmu seperti ini ✨.

Saya senang sekali di kajian ini, banyaaak peserta nenek-nenek yang giat belajarnya. Hari ini tadabbur QS Al Baqarah ayat 146-153. Semoga lain waktu ada kesempatan saya menulisnya ya. Ini ngebut-ngebut karena udah ngantuk.
3. Masih dikasi kesempatan untuk membersamai nenek-nenek posyandu. Kalau kemarin makan indomi, hari iniiiii ada rejeki beli martabak yang saya sukaa sekali, udah lamaaa pengennya dari bulan ramadhan, tapi sungguhlah lebih nikmat dimakan ramai-ramai (bisa beli varian rasa lebih banyaaak juga hahaahahah) 💛💛💛💛💛 Ada masakan-masakan rumah prakarya mereka jugaa 💛 Ada 3 kader posyandu yang selama ini berhalangan, bisa hadir jugaaaaa 💛💛💛💛💛💛💛💛 Ya Allah nikmaaaaaat sekali.

Merasa disayangi oleh manusia-manusia berhati baik ini nih, membuat saya merasa disayaaaang sama Allah SWT. It takes a village to raise a child. Merekalah kelompok yang luar biasa lapang hatinya berjuang ndak pakai perhitungan untuk kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita. Kalau saya kenalannya dengan posyandu awalnya karena pekerjaan, kan kalau mereka dari panggilan hati. Nah kalah kan saya? 😄
4. Waktu ngebut-ngebut beli martabak, eh saya liat ada orang jual pisang tanduk. Pisang tanduk tuh kesukaan saya, ada sisi nostalgia ingat makan ini sama-sama dengan Nenek rahimahullah dulu. Cuma ini pisang langka, ndak selalu ada. Tapi si kakak keliatan udh mau beres-beres tutup warung. Saya membathin, ya Allah jika rejeki saya, mauuu banget untuk bisa beli. Eh pas pulang dari beli martabak, ternyata masih bisa beli. Walau dapatnya yang ukuran agak kecil, karena yang besar udah dipesan orang. Harganya pun agak lebih tinggi. Biasanya kan 10rb bisa dapat 4. Ini cuma dapat 2. Eeeeh ternyata malah dikasi bonus pisang berangan, jenis pisang cukup mahal dibanding yang lain. Ini juga kesukaan saya (kok lama-lama ketauan, saya suka banyak makanan ya 😅). Saya jadi senyum-senyum sepanjang jalan. Bisa-bisanya dapat bonus pisang yang harganya lebih mahal daripada harga barang yang dibeli. Alhamdulillaah bini'matihi tattimush shalihaat.
5. Ah iya! Tadi makan siang sama-sama geng kantor yulida lagi. Di sini nih saya merasa benar-benar dianggap sama, ndak mesti jaim seperti di kantor sendiri 😅

6. Membagikan Doa-Doa Baik.
Apakah mungkin semua barokah tadi karena doa yang saya rutinkan beberapa hari ini? Beberapa tahun lalu, teman saya si Adwin pernah bilang, "Jangan-jangan kamu belum nikah karena ditaksir jin muslim yu? Masak pergaulan luas tapi susah ketemu jodoh? Kurang apalagi ni kenal dengan warga sekelurahan?" 🤣🤣🤣
Waaaaa takuuutttt. Sempat terpengaruh juga ni, tapi ya saya coba cari-cari tau kajiannya. InshaAllah ndak termasuk tanda-tanda di situ. Jadi ya jawabannya sederhana saja, belum nikah karena belum waktunya.
Beberapa bulan lalu, ketika membeli buku, saya lihat ada nih buku dengan penerbit yang biasa saya beli juga. Aaaah beli ah, mana tau suatu hari perlu. Tapi pas bukunya datang, laaaah saya malah ndak berani bacanya. 😅
Naaaah, beberapa hari lalu, ketika mencari-cari pertolongan Allah SWT, saya iseng membuka bukunya, eeeeh malah ketemu doa-doa tuntunan Rasulullah yang tidak saya sangka. Saya letakkan di sini yaaaa, semoga bermanfaat.




7. Menutup hari, tadi terlihat rasi bintang seperti ketombe yang jarang bisa disaksikan di perkotaan. Obat kangen naik gunung. Allahu akbar senaaaaaang sekali.

Semoga kalian juga diperkenankan berjumpa kebahagiaan-kebahagiaan sederhana. Semoga kita hamba Allah yang selalu bersyukur.
Salam,

ayuprissakartika
0 notes
Text
Sebuah percakapan di bulan Ramadhan lalu dengan suami,
👳🏻♀️ "umurku udah segini, pengen deh sekali2 ngebuktiin kebiasaan para ulama salaf yg khatam 30 juz dalam sehari di bulan Ramadhan" ����🏻 "masya Allah, beneran mau langsung khatamin 30 juz sehari? " 👳🏻♀️ "untuk awal2 yaa pemanasan dulu aja, targetnya dalam waktu 3 jam dapet 10 juz" 🧕🏻 "senin besok aku lepas jaga. yuk aku simakin 10 juz."
daaan.. Masya Allah ternyata 10 juznya slesai dalam waktu 2,5 jam. Allahu Akbar. Insecure banget kita yg nyimakin :( baarakallahu fiik hubbyy, doakan aku supaya bisa sepertimu. Allahummarhamna bil Quran
Saking lancar hafalannya, mudah baginya untuk mentasmi'kan 10 juz dalam waktu 2,5 jam. Sungguh hafalan yang lancar bagai air mengalir, menyadari letak kesalahannya dimana. Berbeda denganku yg tasmi' 1 juz saja kadang masih terseok-seok, masih adaa aja salahnya, belum lagi kalau nyasar ke ayat lain. Astaghfirullah :(
Jika 10 juz bisa diselesaikan dalam waktu 2,5 jam, maka insya Allah 30 juz bisa diselesaikan dalam 7,5-8 jam. Kadang kita menganggap kebiasaan para ulama salaf yg mengkhatamkan Al Quran 30 juz adalah hal yang mustahil. Namun nyatanya, dengan kemauan, kegigihan serta hafalan muroja'ah yg lancar, kebiasaan tersebut bukanlah hal yg tidak mungkin.
Mari berdoa dan tentunya terus menerus berikhtiar meningkatkan interaksi kita dengan Al Quran, mendawamkan Al Quran di setiap kegiatan kita, memohon pada Allah agar Ia letakkan Al Quran selalu dalam hati kita.
Semoga apa2 yg kita anggap mustahil suatu saat akan menjadi hal yg mustajab, insya Allah.
19 notes
·
View notes
Text
Bukber
Buka bersama. Biasanya diadakan di bulan ramadhan. Bukber dengan teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman komunitas, dan masih banyak yang lainnya lagi.
Sebenarnya ku ingin menanyakan, apa esensi dari buka bersama itu? Menjalin silaturahim? Kenal lebih dekat? Ajang reunian? Cuma sekedar ketemu dan bersenang-senang? Atau apa?
Miris sebenarnya. Kadang kita melakukan suatu hal tapi lupa akan maslahatnya.
Obrolan sore menjelang puasa kemarin membuatku lebih membuka lagi akan hal-hal yang tidak begitu penting dan mendesak.
Seperti halnya buka bersama, kadang disana malah menjadi ajang bercerita panjang lebar padahal ada tilawah yang belum tertunaikan, menjadi ajang untuk melempar candaan padahal ada dzikir sore yang belum kita lafalkan, menjadi ajang nostalgia padahal ada waktu mustajab untuk berdoa ketika menjelang berbuka puasa, menjadi ajang untuk icip-icip hidangan padahal ada sholat maghrib diawal waktu yang harusnya di prioritaskan.
Astaghfirullah.
Nyatanya aku tetap lalai meski ini bulan ramadhan.
Day 13 ramadhan
Bandung, 25 April 2021
1 note
·
View note
Text
Kekuatan Doa
Semakin mendekati penghujung bulan ramadhan, banyak hal sebetulnya yang dirasa. Ada rasa sedih, kecewa, pun juga bahagia. Pertama, sedih karena bulan ramadhan kali ini terasa sangat begitu cepat sekali (agak berlebihan karna emang saking cepetnya). Melihat para tetangga yang udah sepuh yang biasanya malam takbiran udah pada kumpul sama anak-anaknya, kali ini bahkan mereka ga pulang, pasti rasanya.. ah ikut sedih.
Kedua, kecewa karena sebenarnya bulan ramadhan kali ini dikasih banyak waktu luang karena dirumahaja dan engga sepadat biasanya yang ada buber, lembur, dan sebagainya tapi masih aja kurang memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, padahal udah tau kalau segala amalan di bulan ramadhan seperti diobral, pahalanya dilipatgandakan. Masyaa Allah. Emang bener kata ustadzah waktu itu dan sesuai sabda Rasulullah saw, "Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsu". (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ibnu Najjar dari Abu Dzar). Allah..
Ketiga, bahagia. Karena apa? Karena masih Allah sampaikan umurku untuk bertemu dengan bulan ramadhan tahun ini. Masih diberi kesempatan untuk memohon ampunan dari-Nya. Masih diberi waktu untuk menambah amal sebagai bekal nantinya. Dan masih begitu banyak kenikmatan yang Allah beri. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushshalihat. Semoga diri ini senantiasa mensyukuri setiap nikmat-Nya sekecil apapun itu:')
Nah, karena sebab-sebab itulah di penghujung ramadhan ini terasa sekali sedihnya. Berada di hari Jumat terakhir bulan ramadhan, di mana banyak waktu mustajab khususnya setelah waktu sholat ashar yang Allah siap kabulkan doa-doa hamba-Nya (jika ia bersungguh-sungguh), dalam keadaan puasa pula. Karena merasa belum maksimal, ada dorongan dalam diri untuk menumpahkan semua apa yang dirasa. Salah satunya, doa untuk orang-orang terdekatku, orang-orang yang aku sayangi. Doa itu mengalir begitu aja. Dengan mengingat kebaikan mereka selama ini, mungkin tanpa aku sadari ada hal-hal yang pasti pernah menyinggung hati mereka. Karena diriku pun ga luput dari kesalahan. Ada rasa haru mengingat kejadian-kejadian yang lalu bersama mereka:'')
Terlepas dari itu semua, setelah itu ada yang lucu aja menurutku. Ada salah satu temanku, memposting fotoku dan dia di instagram. Yang katanya tiba-tiba kangen, hiya. Merasa terharu aja bacanya (emg gampang tersentuh akutu). Dari sini, aku coba ambil hikmahnya. Aku merasakan ada sesuatu hal yang tersampaikan melalui doa-doa itu. Sungguh, berdesir hati rasanya. Seperti Allah sampaikan apa yang aku ucapkan dalam doa. Tiba-tiba seperti terpaut hatinya. Begini aja, rasanya kok indah sekali ya Allah. Memang ya, dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang. Terbukti.
Mungkin terdengar sepele, tapi aku sangat merasakan kekuatan doa itu ada. Selalu minta supaya diberi kenikmatan dalam berdoa, bermunajat kepada-Nya. Menghadirkan hati setiap melantukan doa-doa. Insyaa Allah, doa-doa itu akan sampai dan Allah wujudkan. Aamiin❤️
Tulisan penutup di bulan Ramadhan dan pembuka di bulan Syawal.
00.28 WIB
Karanganyar, 1 Syawal 1441 H
4 notes
·
View notes
Text
Ramadhan, bulan pengabulan doa
Bukan hanya sebagai bulan turunnya Al-Qur'an, juga bulan yang banyak kemenangan umat Islam terjadi padanya, bulan mulia ini rupanya juga menjadi bulan pengabulan doa bagi setiap muslim/muslimah. Di dalam bulan mulia ini terdapat banyak waktu-waktu mustajab dikabulkannya doa-doa kita, diantaranya :
Ketika sahur. "Rabb kita tabaroka wa Ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, "Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni." (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).
"Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika sedang berpuasa. Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum." (Al-Majmu’, 6: 273)
Ketika berbuka puasa. "Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzhalimi." (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi).
Meskipun demikian, di dalam bulan Ramadan juga masih tetap banyak waktu mustajab dikabulkannya doa, bukan hanya mengacu pada tiga waktu di atas, misalnya berdoa ketika hujan turun, antara adzan dan iqomah, sebelum salam ketika shalat, dalam sujud saat shalat, safar (dalam perjalanan), dan lain sebagainya.
Maka, masihkah mau engkau melewatkan begitu saja kesempatan terbaik di bulan mulia ini, yang masih Allaah pertemukan denganmu, yaitu salah satunya adalah mustajabnya doa-doa dikabulkan?
Teruslah berdoa, ucapkan berulang-ulang kebaikan yang kamu inginkan‐harapkan, meski di tengah dahaga nya dirimu, lelahnya dan padatnya kegiatanmu. Semoga Allaah Ta'ala perkenankan doa-doa kita di bulan Ramadan ini, aamiin yaa Robbal 'Alamiin.
#ntms#reminderself#islamicreminder#ramadhanmubarak#ramadhankareem#motivasiislam#catatanhijrah#muhasabahdiri#islamicreminders#syirahsnote
39 notes
·
View notes
Text
Di Sanalah Zakariya Berdoa Kepada Tuhannya
saya hanya menyalin tulisan ini, penulisnya menuliskannya di sini :”). semoga Allaah memberikan keberkahan pada penulisnya :”). Jazaakalllaahu khairan sudah menulis ini.
---
Hunalika da’a zakariya rabbah.
Saya sangat menyukai surah Maryam. Membacanya selalu menumbuhkan bunga bahagia di dada. Rima ayat yang selalu manshub (berakhiran fathah) membuatnya begitu syahdu dilantunkan. Tetapi kali ini bukan tentang Surah Maryam. Adalah surah Ali Imran yang sedang memenuhi pikiran saya. Sebagai penyuka surah Maryam, tentunya surah Ali Imran menjadi sidekick bagi pengembaraan kisah salah satu keluarga yang diutamakan oleh Allah. Karena Imran adalah ayah dari Maryam. Dan bersama dengan keluarga Ibrahim, keluarga Imran adalah diantara keluarga yang Allah tinggikan melebihi segala umat.
Terkisah di surah Ali Imran, setiap kali Zakariya, paman Maryam yang mengasuhnya sejak kecil, mengunjungi Maryam di mihrabnya di sisi Baitul Maqdis, Ia selalu mendapati makanan terhidang di sisi Maryam. “Dari manakah engkau mendapat makanan ini?” Tanya Zakariya kepada Maryam. “Makanan ini datangnya dari sisi Allah,” Jawab Maryam. Mari kita perhatikan apa yang selanjutnya terjadi.
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Zakariya menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang luar biasa. Dan Mihrab Maryam adalah tempat yang istimewa. Maka seketika Zakariya mengangkat tangannya dan berdoa. Ia tumpahkan segala pintanya atas sesuatu yang ia telah bersabar begitu lama.
Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan thayyibah, innaka sami’uddu’a. Wahai Tuhanku, berilah aku dari sisiMu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.
Zakariya mendambakan anak begitu lama. Maka tersebab doa di tempat yang istimewa ini, Allah mengabulkan pintanya. Melalui Jibril, tersampailah kabar kepada Zakariya ketika ia sedang beribadah di mihrabnya. “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, yang dihormati, yang pandai menahan diri, dan seorang nabi yang termasuk dikalangan orang-orang shalih.”
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Di sini saya menyadari seringnya kelalaian itu datang. Bahwa ada hal-hal yang dapat begitu cepat menghubungkan kita dengan Allah. Baik berupa tempat maupun saat-saat tertentu. Tetapi kita sering meremehkan dan lalai darinya. Kita mengetahui kemustajaban doa diantara Adzan dan Iqamah. Begitu juga ketika turun hujan, ketika sujud dalam shalat, ketika meminum air Zamzam, dan banyak lagi waktu-waktu mustajab lainnya. Atau tempat-tempat mustajab seperti Multazam, Raudhah, dan padang Arafah. Tapi seberapa sering kita mewaspadai datangnya waktu-waktu itu dengan antusias untuk kemudian melantunkan doa-doa kita?
Jika boleh meminjam salah satu teori dalam Astrofisika, Wormhole, lubang jalur yang menghubungkan dua titik tertentu di ruang angkasa, yang memungkinkan perpindahan secara drastis yang tidak dibatasi hukum-hukum ruang dan waktu normal. Maka jika boleh mengumpamakan, mungkin inilah Wormhole yang mengantar doa-doa kita melesat menuju Allah.
Atau dalam bahasa yang lebih syahdu yang sering digunakan dalam pembicaraan suluk, mungkin inilah manzilah-manzilah. Stasiun-stasiun persinggahan yang mengantar ke tujuan yang satu. Sebagaimana bulan, matahari dan benda-benda langit lainnya yang telah Allah tetapkan manzilah-manzilah (tempat-tempat) dalam perjalanannya. Maka ada manzilah-manzilah yang telah Allah tetapkan bagi hambaNya untuk menujuNya.
Hunalika da’a zakariya rabbah. Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya.
Maka sadarkah kita akan sebuah manzilah besar, manzilah induk, yang merangkum sekian banyak arus jalur perjalanan? Adalah Ramadhan, manzilah induk itu. Ia merangkum sekian banyak manzilah dalam satu manzilah besar bernama Ramadhan. manzilah diantara adzan dan iqamah, manzilah sujud dalam shalat, manzilah sahur dan berbuka, manzilah hari Jumat, manzilah lailatul qadar, dan manzilah-manzilah lainnya. Semuanya dapat kita singgahi di dalam manzilah induk yang juga penuh keberkahan; Manzilah Ramadhan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya setiap muslim pada tiap siang dan malam harinya di Bulan Ramadhan, memiliki doa yang mustajab.” (diriwayatkan Al Bazzar, Shahih menurut Albani)
Bulan Ramadhan adalah “Hunalika da’a zakariya rabbah” kita. Hadiah istimewa dari Allah. Jangan tahan lisan kita dari mengadu dan berdoa kepada Tuhannya. Berdoalah, Tuhan kita Maha Mendengar doa.
263 notes
·
View notes
Text
Bulan yang istimewa
Kamis, 23 April 2020
Assalamualaikum wr. wb.
Teman-teman, tak terasa kita akan berjumpa di bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh ampunan, yakni bulan ramadhan tepat pada malam ini.
Bulan Ramadhan kali ini akan menjadi bulan ramadhan yang berbeda bagi umat muslim di seluruh dunia. Ini karena penyebaran pandemi Covid-19 atau virus Corona yang masih berlangsung hingga hari ini,
Namun keistimewaan dibulan ini tetap lah ada. Apa saja sih keistimewaan bulan ramadhan?
1. ADA MALAM LAILATUL QADAR
Lailatul Qadar digambarkan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kamu bisa mendapat keberkahan yang nilainya sama dengan seribu bulan. Lailatur Qadar ini ada di salah satu 10 malam ganjil terakhir ramadhan
2. BULAN DITURUNKANNYA AL-QURAN
Disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda)..."
3. BULAN DIKABULKANNYA DOA-DOA
Bulan Ramadhan juga merupakan waktu yang terbaik untuk berdoa, sebab di bulan Ramadhan banyak waktu mustajab untuk berdoa
4. AMAL PERBUATAN DILIPATGANDAKAN NILAINYA
Di bulan Ramadhan ini, setiap amalan dan ibadah yang kamu lakukan nilai dan pahalanya akan berlipat ganda
5. BULAN YANG PENUH BERKAH
Di bulan Ramadhan ini setiap harinya selalu ada berkah yang bisa kita dapatkan
6. PINTU KEBAIKAN DIBUKA
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu Apabila telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu langit dibuka, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu
7. BULAN PENGAMPUNAN DOSA
Allah SWT akan mengampuni dosa hambaNya sebanyak apapun saat kamu bersungguh-sungguh bertaubat dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan ikhlas
8. BULAN TERBAIK UNTUK BERSEDEKAH
Rasulullah pernah bersabda bahwa waktu terbaik untuk bersedekah ialah di bulan Ramadhan
Nah, Kesempatan ini jangan sampai kita sia-siakan dan berlalu begitu saja guys, Ayo kita berlomba-lomba dalam kebaikan..
Walaupun dengan kondisi tetap _#dirumahaja_ bukan berarti kita berarti malas-malasan untuk beribadah ya..
Baik lah cukup sekian semoga bermanfaat..
"Setitik tinta jadi noda, setitik salah jadi dosa.
Bulan penuh berkah segera tiba, mari tekun ibadah dibulan puasa."
MARHABAN YA RAMADHAN, MOHON MAAF LAHIR BATIN YAAAA.
3 notes
·
View notes
Photo

Doa Mustajab
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Doa adalah senjata orang mukmin, pilar agama, dan cahaya bagi langit dan bumi.” Kekuatan doa pun tidak perlu diragukan lagi, sebab apa pun yang kita panjatkan, selama tidak untuk kejahatan dan pemutusan silaturahmi, pasti cepat atau lambat akan dikabulkan oleh Allah jika dilakukan dengan benar dan tepat sesuai tuntunan Rasulullah sebab itu merupakan janji Allah kepada kita.
“Setiap hamba yang berdoa kepada Allah, pastilah doanya itu dikabulkan, atau Allah menjauhkannya dari kejahatan, selama ia berdoa memohon sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan silaturahmi.” (H.R. at-Tirmizi)
“Tidaklah seorang muslim yang berdoa dengan doa yang tidak mengandung kejahatan dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu dari tiga hal: (1) pengabulan doanya dipercepat; (2) pengabulan doanya diakhirkan di akhirat; (3) ia akan dihindarkan dari kejelekan yang semisal.” (H.R. Ahmad)
Sebagai manusia, sudah sewajarnya kita ingin agar doa kita senantiasa dikabulkan secepatnya oleh Allah. Doa yang demikian dinamakan doa yang mustajab atau doa yang segera / langsung dikabulkan oleh Allah, tanpa harus tertunda lagi. Ada 10 macam golongan orang yang doanya mustajab:
1. Doa seorang muslim terhadap saudaranya tanpa sepengetahuannya (H.R.
Muslim)
2. Doa orang yang banyak berdoa (H.R. Tirmizi)
3. Doa orang yang teraniaya (H.R. Muslim)
4. Doa orang tua kepada anaknya (H.R. Abu Daud)
5. Doa seorang musafir (H.R. Abu Daud)
6. Doa orang yang berpuasa (H.R. al-Baihaqi)
7. Doa orang dalam keadaan terpaksa / terjepit keadaan (Q.S. an-Naml
[27]:62)
8. Doa anak yang berbakti kepada orang tuanya (H.R. al-Bazzar)
9. Doa pemimpin yang adil (H.R. al-Baihaqi)
10. Doa orang yang bertobat (Q.S. an-Nisa’ [4]:110)
Sedangkan berikut ini adalah lokasi atau tempat dimana doa yang kita baca di sana akan mustajab:
§ Ka’bah (H.R. Thabrani)
§ Multazam (H.R. Thabrani)
§ Masjid Agung (Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsha)
§ Antara Bukit Shafa dan Marwa (H.R. Muslim)
§ Raudhah, Masjid Nabawi, setelah menunaikan shalat dua raka’at
§ Di belakang Maqam Ibrahim
§ Di Padang Arafah, ketika wukuf
Adapun waktu-waktu mustajab berdoa adalah :
Ketika Hendak Shalat.
Pada waktu tengah malam terutama sepertiga akhir malam.
Sabda Nabi s.a.w “Allah s.w.t turun ke langit dunia apabila tinggal sepertiga malam yang terakhir dan berkata : Ada sesiapa yang memohon kepada-Ku untuk Kumakbulkan, ada sesiapa yang meminta kepada-Ku untuk Kuberikan, Barang Siapa yang beristighfar memohon ampunan untuk Kuampunkan?” ( HR Bukhari dan Muslim)
Waktu diantara azan dan iqamah. Sabda Nabi s.a.w “Tidaklah ditolak doa diantara azan dan iqamah .” ( HR Al-Tirmizi)
Ketika sujud dalam solat. Sabda Nabi s.a.w “Keberadaan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim). Selesai shalat fardu. Sabda Nabi s.a.w ketika ditanya tentang waktu mustajab doa “Doa itu mustajab pada waktu malam dan selesai solat fardu .” (HR Al-Tirmizi)
Ketika berpuasa. Sabda Nabi s.a.w “Tiga bentuk doa yang dimustajabkan Allah, doa ibu bapa terhadap anak , doa orang yang berpuasa dan doa orang bermusafir .” (HR Al-Baihaqi)
Malam Lailatul Qadar. Malam Al-Qadar berlaku pada bulan Ramadhan. Kemungkinan besar ia berlaku pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan kepada beberapa hadis para sahabat mencari malam Al-Qadar pada sepuluh malam terakhir.
Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah s.a.w “ Sekiranya saya bertemu dengan Lailatul Qadar , apakah yang perlu say abaca? Jawab Rasulullah s.a.w sebutlah olehmu Ya Allah, sesungguhnya Kamu Maha Pemaaf lagi Maha Mulia . Mencintai Pemaafan. Maka, maafkanlah aku.” (HR Al-Tirmizi, Ibn Majah & Al-Nasa’ie , lihat sahih Al-Tirmizi )
Ketika khatam 30 juz Al-Quran . Allah s.w.t berfirman dalam surah Fatir ayat ke-29 Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan tetap mendirikan sembahyang serta mendermakan daripada apa yang kami kurniakan kepada mereka secara tertutup atau terbuka , mereka (dengan amalan yang demikian) mengharapkan sejenis perniagaan yang tidak akan mengalami kerugian, supaya Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambahkan mereka daripada limpah kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi sentiasa membalas dengan sebaik-baiknya ( akan orang-orang yang bersyukur kepada-Nya )
Sepanjang hari Jumaat dengan harapan bersua dengan waktu mustajab doa. Sabda Nabi s.a.w “Pada hari Jumat itu, ada satu waktu yang apabila seseorang hamba memohon sesuatu kepada Allah , maka akan diberikannya .” (HR Bukhari & Muslim )
Sepanjang perjalanan/bermusafir. Sabda Nabi s.a.w “Tiga bentuk doa yang dimustajabkan Allah , tidak syak padanya yaitu : Doa orang yang teraniaya , Doa orang yang bermusafir dan Doa ibu bapa terhadap anaknya.” (HR Abu Dawud)
Ketika berjihad dan sewaktu melaksanakan ibadah haji atau umrah. Hal ini berdasarkan sebuah hadis : “Orang yang berjihad pada jalan Allah dan orang yang mengerjakan haji serta umrah merupakan tetamu Allah , mereka berdoa kepada Allah lalu diterimanya.” (HR Ibn Majah)
Ketika iman meningkat kerana mentaati Allah. Sabda Nabi s.a.w. “…dan adalah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah yang sunat sehingga aku mencintainya. Jika aku sudah mencintainya , aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar dan penglihatannya yang dengannya dia melihat dan tangannya yang dengannya dia menyentuh dan kakinya yang dengannya dia melangkah, dan jika dia meminta akan ku berikan , dan jika dia meminta perlindungan niscaya akan kulindungi …” (HR al-Bukhari ) .
Hadis ini menjadi bukti jaminan mustajabnya doa hamba tatkala keimannya memuncak . Ini boleh berlaku dengan beriltizam dengan ketaatan mengerjakan amal ibadah kepada Allah . (Fiqhud Du’a , Bab siapa yang Mustajab Doanya )
Waktu menerima ujian. Allah s.w.t berfirman dalam surah al-Naml ayat 62, yang bermaksud. “Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang menderita apabila ia berdoa kepada-Nya , dan yang menghapuskan kesusahan , serta menjadikan kamu pengganti (umat-umat yang telah lalu ) mendiami dan menguasai bumi ? Adakah sebarang tuhan yang lain bersama-sama Allah? Amat sedikit antara kamu yang mengingati (nikmat Allah itu ).”
Menurut pandangan ulama, dijamin penerimaan doa orang yang menghadapi beban ujian karena biasanya bala yang berlaku menyebabkan timbulnya pasrah dan ikhlas berdoa meminta diselamatkan . (Tafsir al-Qurtubi, tafsir ayat 62 surah al-Naml)
Ketika tentara Islam berhadapan dengan tentera musuh. Dalilnya ialah Nabi s.a.w bersabda : “Dua jenis doa yang tidak akan ditolak oleh Allah s.w.t atau jarang sekali ditolak : doa sewaktu azan dan doa ketika berlakunya peperangan.” (HR Abu Dawud,hadis hasan)
Ketika ayam berkokok. Nabi s.a.w. bersabda “Apabila kamu mendengar ayam berkokok, maka mohonlah anugerah-Nya kerana ayam itu melihat malaikat .” (HR al-Bukhari, Muslim)
Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa. Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahawa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17)
Ketika Saat Sedang Hujan. Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda. “Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa ketika waktu adzan dan doa ketika waktu hujan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114).
Imam An-Nawawi berkata bahawa penyebab doa pada waktu hujan tidak ditolak atau jarang ditolak ialah kerana pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).
Doa Ketika Hari Arafah. Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari datuknya bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/83)
2 notes
·
View notes
Text

Puasa Penghapus Dosa
Ramadhan bulan istimewa. Semua amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Waktu-waktu di bulan ini sangat mustajab untuk berdoa. Dan yang terpenting, puasa dan sholat malamnya bisa menghapus dosa-dosa. Asal kan puasa kita benar dan sempurna.
Puasa yang benar berarti bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Tetapi juga harus menahan nafsu dan syahwat seluruh badan. Menahan syahwat lisan dari perkataan yang menjadi ghibah, fitnah, adu domba, dan umpatan. Menahan syahwat tangan dari segala kuasa yang merugikan. Menahan syahwat mata dari hal-hal yang menyebabkan kemaksiatan.
Semoga puasa kita adalah sebenar-benarnya puasa. Puasa yang membuat dosa-dosa menjadi dihapuskan. Bukan puasa yang hanya sekedar menuntaskan kewajiban.
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Muslim)
95 notes
·
View notes