#Sekolah Berhati
Explore tagged Tumblr posts
nurunala · 3 months ago
Text
Bu, Pak … Teman-temanku satu per satu menikah, sebagian bahkan sudah mengantar anak ke sekolah. Sementara aku merasa belum bertemu jodohku. Apa aku terlalu pemilih? Apakah kriteria yang aku inginkan terlalu tinggi?
Nak …
Menjadi pemilih dalam urusan jodoh adalah sebuah keharusan.
Sudah selayaknya kamu berhati-hati menjalin hubungan dengan orang yang nanti akan serumah denganmu, membangun keluarga, menghabiskan waktu menua bersama.
Mungkin ini kedengaran klise, tapi menikah memang bukanlah perlombaan. Tak ada menang-kalah, tak ada cepat-lambat.
Masa penantian dan pencarian ini, barangkali adalah ruang yang Tuhan kasih untuk kamu belajar lebih banyak:
Tentang dirimu, tentang hidupmu.
Tentang menjadi pasangan dan orang tua yang baik.
Tentang mengelola uang dan mengatur rumah tangga.
Tentang membangun keluarga yang bahagia, sehidup sesurga.
410 notes · View notes
milaalkhansah · 1 year ago
Text
Perihal Pertemanan
lingkar kenalanku kuperlebar, lingkar pertemananku kupersempit.
postingan seseorang
Walaupun terlihat seperti seseorang yang 'social butterfly'. Sebenarnya, kalau dihitung-hitung, orang-orang yang ada di sekitarku yang benar-benar berperan sebagai 'teman' itu cuman hitungan jari.
Orang-orang yang tetap berusaha untuk 'keep in touch' tak peduli sesibuk apa mereka dalam kehidupannya sehari-hari. Orang-orang yang tetap berusaha untuk menyempatkan menanyakan kabar dengan mengirimkan pesan, bercengkerama dengan mengomentari postingan di media sosial, ataupun sesekali menelpon saat mereka senggang bukan karena sekedar basa-basi atau menghubungi hanya karena sedang perlu sesuatu, tetapi karena memang mereka benar-benar peduli.
Sehingga semakin bertambahnya usia, dan semakin banyak pula orang-orang yang ditemui. Semakin tidak mudah pula serta semakin berhati-hati untuk memasukkan seseorang ke dalam kategori 'seorang teman'. Dan berusaha untuk memilah-milah orang sesuai kategori: mana yang sebatas kenalan, dan mana yang cukup tahu nama saja.
Sama seperti postingan seseorang di atas, kehidupan orang dewasa membuat keperluan serta kebutuhan kita akan 'sesuatu' menjadi semakin bertambah. Entah itu mencari informasi, pengetahuan baru, ataupun sebuah kesempatan. Sehingga dengan memperlebar 'lingkar kenalan' kita, hal-hal yang kita perlukan di masa depan nanti akan menjadi lebih mudah untuk kita dapatkan.
Berusaha untuk menempatkan seseorang sesuai dengan 'kategori' dan 'perannya' masing-masing, seperti mana yang sebatas kenalan di sekolah/kampus, kenalan di tempat kerja, dsb. Tidak perlu memasukkan semua orang yang kita kenal sebagai 'seorang teman', karena memang tidak semua orang layak untuk dimasukkan dalam lingkup pertemanan kita.
Dan proses mencari sebenar-benarnya teman ini akan memakan banyak penyeleksian. Kadang kita sendiri yang harus menyeleksinya dengan menilai perangai seseorang, terkadang pula 'seleksi alam' lah yang akan membawa kita ketemu dengan orang-orang yang sefrekuensi. Sehingga jangan takut untuk kehilangan 'seorang teman' dengan memilah mana yang masih 'pantas' kita pertahankan, dan mana yang sebaiknya kita 'lepas'. Karena setiap teman ada fasenya, dan setiap fase ada temannya.
Dan semakin banyak fase yang telah kita lalui, kita akan semakin mengerti bahwa pada akhirnya sebuah pertemanan itu bukan tentang seberapa banyak, tetapi tentang seberapa dalam.
103 notes · View notes
dinisuciyanti · 7 days ago
Text
Berhati-hati
Dengan berbagai macam pengalaman soal hubungan lucu, dari yang tetangga kelas, temen kuliah, senior di kampus, temennya temen, sampe ketemu strangers di gunung, dating apps, dan social media lain, rasanya sekarang ini jadi lebih berhati-hati untuk tidak terlalu dekat, kebablasan yang meningkatkan dopamin. Jangan negative thinking dulu, maksudnya spark-spark kupu-kupu di perut.
Teman ku pernah bilang, "din, kamu ngapain cuma nyari temen di usia segini? buang-buang waktu". Hm, mungkin terkesannya seperti itu, padahal mahzab ku adalah, ya temenan aja dulu, se-natural mungkin. Kalo cocok, nanti juga ada waktunya, kalo cocoknya jadi temen aja, bakal keliatan kok. No need to be worry.
"No need to be worry". Eits, tapi kalau potensial gimana?
Sejujurnya agak susah ya, pasti ada intention untuk mendekat lebih lagi. Yang bisa dilakukan adalah, mencoba behave dan namaste. Santai, mau kemana sih buru-buru?
"Din, maret ini kamu 33 loh!!!!". Iya tau, mungkin karna prioritas ku bukan menikah ya, at least, mungkin itu urutan kedua setelah sekolah. Jadi, I don't even bothered about that. Bismillah aja.
3 Januari 2025
14 notes · View notes
hanirathings · 2 months ago
Text
bapak dan menua.
rabu lalu aku menelepon bapak. bertanya kabar lalu mengeluhkan kepusinganku soal tugas akhir.
aku nggak ngerti. sekarang denger suara bapak di telepon rasanya selalu pengen nangis. aku nggak ngerti. ini seperti bukan perasaan yang familiar.
yang aku sadari, suara bapak sekarang terdengar seperti orang tua. orang yang sudah tua. apakah beliau benar-benar tua? bukannya bapak yang biasa kuat menggendong aku, mengajak aku bersepeda, mengajari aku membaca, memarahi aku ketika batal puasa? bukannya bapak masih muda?
rasanya aku sedih menyadari bapak menua. aku sedih bapak bercerita soal demamnya kemarin hari karena minum es waktu pengajian. bukannya dulu bapak yang selalu melarangku untuk minum es supaya tidak sakit?
bapak juga bercerita soal pengalaman belanja online dan pernah tertipu. bukannya bapak muda dan serba tau?
aku sedih.
bapak betulan menua dan seolah ini giliranku untuk mengingatkan bapak supaya nggak minum es teros dan berhati-hati dengan hal jahat dalam kemajuan teknologi. yang membuatku lebih sedih adalah menyadari di usia yang sekarang, bapak bahkan masih harus bekerja keras untuk aku sama adek kuliah dan sekolah. aku pengen bapak makan makanan enak yang dia suka kapan aja. aku pengen bapak mengenakan baju dan barang-barang yang nyaman. aku pengen bapak ngunjungi banyak tempat-tempat bagus.
aku sayang bapak. bapak juga bilang sayang aku. maaf ya pak pernah meragukan kasih sayang bapak; merasa bapak nggak sayang sama aku.
ibuk dan bapak plis sehat-sehat. ya Allah limpahkanlah kami rezeki dan kesehatan. semoga kita hidup lebih lama dan bisa mengisi dengan pengalaman-pengalaman baik lagi menyenangkan. aku mau ajak makan enak, berkunjung ke tempat-tempat bagus, lalu mengobrolkan segala hal dengan perasaan nyaman. sesering-seringnya. sepuas-puasnya. sebaik-baiknya. aamiin.
kalau aku pergi lebih dulu, tolong ingat aku sebagai anak yang sayang dengan ibu dan bapaknya.
huwi, 8 november 2024
2 notes · View notes
manusiafajar · 1 year ago
Text
Suara yang dirindukan.
"Kita berjuang sama - sama ya nak.."
Tulisan ini sebetulnya sudah aku niatkan untuk menulisnya dari akun lama, semoga tidak hilang di ingatan pesan - pesannnya.
Kemarin, anak kamar yang berjarak usia tiga tahun di bawahku betengkar dengan ibunya lewat telepon. Singkatnya ia menuntut untuk bisa pulang sebelum maret (sekitar 2 bulan lagi) untuk alasan melanjutkan sekolahnya di Indonesia.
Tapi ibunya menuntut untuk menyelesaikan beberapa target ijazah setoran, dan kalau mau menuruti itu kemungkinan besar harus mengorbankan untuk menunda sekolah dan tinggal kelas. Itu yang dia pertahankan, ambisinya untuk melanjutkan sekolah tahun ini juga.
Sejak dari lama, setiap mendengarnya menelepon, aku selalu berpikir untuk suatu hari berhati - hati dalam membranding diri di depan anak. Aku mau suaraku menjadi suara yang dirindukan.
Mungkin itu pula yang dilakukan ummi pada anak - anaknya, sampai pernah, suatu hari aku kesal, dengan semua prestasi yang aku raih tanpa diminta, di saat semua orang tua lain menuntut anaknya inii itu, setiap akhir pekan mengevaluasi pencapaian, aku yang tidak pernah ummi tanya tentang pencapaiannya agak kesal.
"Jadinya kan aku bingung ummi tuh berharap nya aku gimana? jadi apa? harus meraih apa ajaa? kenapa ummi ga kayak orang tua orang tua lain yang telaten nanyain seekan ini berapa juz setorannya? udah sampai mana belajarnya? bisa tidak ditambah lagi?"
"Yaa ummi ga mau kaka melakukan sesuatu karena terpaksa dan tertuntut.."
"Tapi kan aku jadi ga berambisi untuk meraih apa yang ummi cita - citakan.'
"Supaya kaka melakukannya dengan tulus, emang karena kaka yang mau, bukan karena paksaan. Kaka ga ummi gituin aja udah sebanyak itu pencapaiannya, kaka malah yang sering marah - marah menuntut ini itu ke diri sendiri."
Ga sekali ummi malah membela kalau aku udah laporan, "aku belum ini itu, harusnya udah kaya gini kaya gini..."
Bahkan perihal pulang. Di saat orang lain bersesak sesenggukan menawar orang tuanya agar bisa pulang.
Justru aku berkali - kali menolak tawaran pulang.
"Gimana kak? kalau januari kaka pulang?"
Yah begitulah.
Suara ummi menjadi suara yang paling dirindukan. Tidak pernah bosan dengan cerita - cerita ummi, nasihat - nasihat ummi.
Dan, aku mau meninggalkan kesan seperti itu juga ke anak - anakku nanti, aku tidak mau menjadi suara yang dihindari, ditakuti, suara yang setiap terdengar isinya selalu tuntutan target - target dan ambisi pribadi.
Huhu berat.
Memahamkan dengan lembut bagaimana bahagianya tinggal bersama di syurga, lalu proses meraihnya memang tidak mudah.
Menjadi suara yang selalu sedia berkata..
"Kita berjuang sama - sama ya nak.."
Melipur lara - lara, membasuh luka - luka yang kita berdarah menuju-Nya, agar serumah di syurga, se-istana di syurga.
Hari ini boleh berpisah jauh, silahkan berpal - pal jarak. Tapi yaa Allah, kalau dengan itu Engkau ridho, lalu degan keridhoan itu menjadi alasan kami bersatu berkumpul dalam naung taman yang indah itu..
Sungguh kami rela, sungguh kami ridho..
Januari 2024. Masih menahan rindu.
7 notes · View notes
avrindah · 10 months ago
Text
Takwa yang Hambar
Tentu ini hal yang umum kita pahami; goals dari berpuasa ketika Ramadan adalah menjadi orang yang bertakwa.
Dulu di sekolah kita diajarkan takwa adalah menjauhi larangan Allah dan menjalankan perintah Allah. Kalimat yang terus diulang sampai menjadi hal yang biasa ketika didengar, saking biasanya, ya jadi biasa begitu saja, tanpa kesan apa-apa.
Hambar. Kering. Padahal dulu ulama membahasakan takwa dengan penuh ruh, membekas, men-tajazad. Hari ini pembahasan takwa terasa membosankan.
Mari kita lihat bagaimana ulama dahulu mendefinisikannya. Abu Hurairah pernah berkata, "Takwa itu seperti berjalan di tempat yang banyak durinya. Bagaimana cara berjalan? Itulah takwa."
Oleh Ibnu Abil Mu'taz: "Bersihkan dosa yang kecil maupun yang besar, itulah takwa. Dan berbuatlah seperti orang yang berjalan di atas tanah yang penuh duri yang sangat berhati-hati terhadap apa yang dipijaknya. Jangan pernah meremehkan yang kecil, karena sesungguhnya gunung besar itu adalah tumpukan kerikil."
6 notes · View notes
millatinaafifah · 11 months ago
Text
How's Life Lately?
Bismillahirrahmanirrahim,
9 tahun usia pernikahan kami, luar biasa bersyukur dengan apa yang telah Allah titipkan saat ini. Alhamdulillah kami diberikan banyak nikmat. Aku bersyukur kami semua diberikan nikmat iman, kesehatan lahir dan batin.
Remy, suamiku, saat ini meskipun sedang sibuk-sibuknya ngerjain Project Petani kayaknya sih nggak stres-stres banget karena dia punya tim yang lumayan supportif. Masih bisa membeli mainan hobinya dan yang terakhir dibeli kayaknya sebuah pencapaian.
Saka, anak pertamaku, saat ini kelas 2 SD dan berusia 8 tahun. Aku bersyukur dia sudah paham waktu dan cukup mandiri. Pembawaannya sudah lebih santai dan usil. Sekarang sedang suka (atau karena disuruh bapaknya) baca buku Harry Potter. Love languagenya sejauh pengamatanku adalah receiving gift, jadi baru saja kami 'menghadiahinya' naik kereta cepat dan kereta panoramic. Kami rasa, sebagai orang tuanya, itu adalah hal yang disukainya sebagai pecinta kereta.
Kamaniya, anak keduaku, saat ini TK A dan berusia 5 tahun. Meski masih sering drama, tetapi anaknya cukup menyenangkan dan enjoy. Berhati lembut dan naluri ngemongnya cukup kuat, jadi sekarang minta dipanggil 'Kakak' no debat. Ibunya masih sering bilang 'adek' dan tanpa celah dia akan segera meralatnya. Banyak rasa bersalahku kepadanya sedari dia lahir, tapi nggak perlu berlarut-larut. Yang perlu aku lakukan adalah memberikan dia kasih sayang dan perhatian yang tulus. Love language-nya adalah quality time jadi dia akan sangat senang jika ditemani bermain, diajak jalan-jalan, dijamin mood tuan putri langsung bagus.
Aku sendiri di usia menjelang 34 tahun, mulai khawatir dengan kesehatan. Olahragaku masih kurang dan pola makanku yang masih belum sehat-sehat banget. Mulai kepikiran buat melanjutkan sekolah tapi masih naik turun semangatnya, lebih banyak ndolosornya sih.
Di usia 9 tahun pernikahan ini, aku tengok lagi usiaku saat menikah dulu. Muda dan naif. Di usia yang sama pula aku hamil dan melahirkan. Saat itu, pun sampai hari ini aku sangat bersyukur telah menjalaninya meskipun terseok-seok. Kalau aku pikir sekarang dengan pola pikir perempuan jaman sekarang, apakah dulu aku sudah cukup siap dengan kehidupan pernikahan dan memiliki anak di usia itu, rasanya aku belum siap-siap banget. Tetapi jika kuingat saat itu, aku cukup percaya diri dalam menentukan pilihanku (menikah dan memiliki anak). Hari ini, aku bersyukur menatap anak-anakku yang sudah tumbuh besar. Aku ingat bagaimana harus mencuci popok-popok mereka, berdamai dengan gumoh-muntah di jam aku pengen istirahat, menggendong mereka kesana kemari, sabar di sakit mereka, marah-marahku saat hamil muda sambil toilet training, dan semuanya. Aku coba maafkan diriku untuk kesal dan marahku di awal pernikahan dulu dan hingga saat membersamai anak-anakku saat ini.
Aku bukan perempuan, istri, ibu yang sempurna tetapi denganmu aku berterimakasih karena telah menerima, menemani, menjaga, mengomeli, memaksa, memberikan aku tempat yang nyaman agar aku tetap bisa berperan dengan baik. Terimakasih telah hadir untuk kami, Remy. Selamat 9 tahun, di tahun ke-sepuluh Insyaallah kita bisa lebih baik ya.
Eling lan waspada, sadar lan sabar, setiti lan ngabekti, semeleh tur sareh.
2 notes · View notes
ariekdimas · 2 years ago
Text
Arga, Garuda Berkaki Satu (Bab 1 - Mimpi)
Tumblr media
Sorak penonton menggema di tribun lapangan Stadion Mahanan, Solo. Semua penonton berteriak ramai menonton laga pertandingan perempat final sepak bola antar sekolah nasional. Terdengar suara hingar-bingar para penonton yang saling menabuhkan drum, membunyikan terompet dan meneriakkan yel-yel. Sebagian lainnya ada yang mengibarkan bendera dan mengenakan atribut khusus untuk mendukung timnya masing-masing.
Hari ini berlangsung pertandingan antara Tim SSB (Sekolah Sepak Bola) Macan, Jakarta melawan Tim SSB Angkasa, Salatiga untuk memperebutkan posisi di babak semifinal. Laga ini menjadi penting bagi kami, karena tim sekolah yang menjadi juara nanti berkesempatan untuk bergabung dalam Timnas U-17 Indonesia. Siapa sih yang tidak ingin masuk dalam tim inti sepak bola Indonesia untuk membela negeri ini di kancah internasional.
Walaupun masih jauh jaraknya, setidaknya aku melangkah maju untuk mewujudkan mimpiku sedari kecil. Yakni mimpi untuk membawa harum nama bangsa dengan menjadi juara nomor satu sepak bola dunia. Selain itu, aku sudah berjanji sama Ibu dan Ayah bahwa aku pasti bisa untuk bermain dalam tim sepak bola profresional dan membuat mereka bangga. Agar nanti ketika ku bisa menjadi pesepak bola yang sukses, aku bisa membahagiakan mereka dengan membelikan tempat tinggal yang lebih layak, serta bisa memberangkatkan mereka untuk pergi haji.
"ARGA JANGAN MELAMUN TERUS! BERSIAP TANGKAP OPERANKU!" teriak seorang rekan tim dari belakang kepadaku.
"Baik, serahkan padaku." Aku yang memakai jersey bernomor punggung 10 segera berlari mengambil operan dari temanku ditengah lapangan.
Zap!!! Bola kini ada dikakiku, aku pun langsung melesat ke arah gawang lawan. Di sisi pertahanan lawan ada tiga orang bek yang menjaga. Dua orang bek menghampiri untuk mengunci lajuku, sedangkan satu orang berjaga-jaga di dekat kiper. Beruntung aku melihat temanku Rio dalam posisi kosong disisi sebrang lapangan.
"Rio! Pakai combo spesial kita." Dengan kaki kananku aku segera mengoper bola melambung membentuk parabola sejauh 50 m ke arah kanan.
Dengan dadanya, Rio berhasil menerima bola operan dari ku tersebut. Aku dan Rio sudah bermain bola bersama sejak kecil. Kemampuan sepak bola kami bisa dikatakan hampir sama, akan tetapi ia memiliki kemampuan trapping bola yang diatas rata-rata. Ia bahkan mampu menerima bola tanpa mengurangi kecepatan larinya. Karena itu kami sering menjadi partner pemain penyerang yang bisa saling mengandalkan. Orang-orang sering menyebut kami sebagai Dynamic Duo, Arga-Rio.
Rio menggiring bola maju dan berhasil melewati satu bek di dekat kiper. Dengan cepat ia segera melakukan shoot bola dari jarak 13 m depan gawang lawan. Bola yang ditendang Rio menargetkan ke sudut kanan atas gawang. Bola melaju kencang itu ternyata berhasil di tepis oleh sang kiper lawan. Namun bola tidak bisa ditangkap dan memantul ke arah tengah tanpa ada bek lawan yang mengambilnya. Aku yang dalam posisi terdekat dari sana segera menyambar dan menendang bola.
Shoot dan "Goooaaal!!!"
Bola berhasil masuk. Skor saat ini menjadi 2: 1 untuk tim SSB Macan dan tim SSB Angkasa. Aku yang senang karena berhasil membobol gawang lawan langsung melakukan selebrasi sui ala Cristiano Ronaldo. Teman-teman pun mengerubungi ku dengan bangga.
"Kerja bagus Arga! Sekarang tinggal beberapa menit lagi sebelum pertandingan selesai. Ayo kita bisa bertahan sampai akhir." Kata Rio.
Priiittt!!! Pertandingan berakhir. Dan benar saja, tim SSB Macan berhasil mempertahankan skor nya sehingga unggul dan lolos untuk maju ke babak semifinal.
"Yosh! Tinggal dua pertandingan lagi untuk bisa masuk menjadi timnas U-17. Dengan kemampuan sepak bola dan kaki super ku ini, aku yakin 100 persent kita bisa lolos."
"Hahaha.. awas jangan terlalu PeDe Arga. Kita harus tetap berhati-hati, mengatur strategi dengan baik dan tidak meremehkan lawan selanjutnya. Ingat! Fokus pada mimpimu bro. Jangan terlalu berbangga diri dulu di awal." Ujar Rio kepada Arga.
Perkataan Rio ada benarnya. Lebih baik saat ini aku beristirahat dan mempersiapkan diri kembali untuk pertandingan semifinal minggu depan
Oh iya, ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan diriku dengan lengkap ya. Namaku Arga Zidane Prasetyo biasa dipanggil Arga.
Nama ini diberikan oleh kedua orangtuaku dengan makna yang indah. Apalagi arti nama Arga cocok sekali disematkan untuk calon jagoan, sekaligus menjadi do'a agar kelak aku bisa menjadi anak yang tumbuh kuat dan tangguh seperti halnya gunung tinggi.
Kemudian nama Zidane itu disematkan karena Ayah suka banget dengan tim sepak bola Perancis tiap nonton Piala Dunia, terutama dengan pemain legendarisnya yaitu Zinadine Zidane. Kedua orangtuaku berharap agar nanti aku bisa jadi orang hebat, berpretasi dan menjadi seorang juara layaknya Zidane.
Kesukaan Ayah menonton sepak bola ternyata menular kepadaku. Benar rupanya bahwa nama adalah do'a. Aku sudah mencintai sepak bola sejak masih kecil. Kalau dikasih mainan pasti yang kupilih adalah bola, aku nggak peduliin mainan lain seperti mobil-mobilan atau robot dengan suara "fire-fire" yang khas itu.
Aku ingat ketika usiaku menginjak 5 tahun, Ayah selalu mengajak aku bermain bola di lapangan dekat rumah setiap hari minggu pagi. Ayahku memang bukan seorang pemain, pelatih bola atau guru olahraga profesional, beliau hanya sekedar bisa bermain bola dari hobinya bermain futsal bersama teman-temannya. Namun dari nya lah aku mampu menguasai dasar sepak bola seperti menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menerima bola (juggling), dan menghentikan bola (trapping)
Selain itu aku juga sering diajak sama Ayah nonton pertandingan bola di televisi terutama saat Piala Dunia dan aku sangat menyukainya. Aku yang masih kecil sangat suka melihat saat tim pemain dari negara pemenang mengangkat tropi emas dan merayakan kemenangannya. Ingin rasanya bisa mengangkatkan piala emas itu juga. Namun ketika usiaku semakin bertambah aku menyadari bahwa Indonesia belum pernah ada dalam daftar negara yang bermain dalam pertandingan sepak bola dunia. Saat itu lah aku mulai tertantang dan mempunyai tekad untuk bisa membawa Indonesia bermain dalam piala dunia. Terdengar mustahil memang tapi siapa yang tahu.
Aku bukan dari keluarga yang berkecukupan lebih, Ayah hanya seorang PNS golongan 2b sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga. Untuk bisa membeli sepatu bola aku harus berjualan donat atau kue-kue jajanan pasar buatan ibu ke sekolah. Tapi beruntungnya aku memiliki orang tua yang supportif. Ketika usiaku menginjak 9 tahun, mereka memasukkan aku ke SSB (Sekolah Sepak Bola) Macan Jakarta agar kemampuan sepak bola ku dapat terpoles dengan baik.
Di SSB Macan inilah pertama kali aku bertemu dengan sahabat dan rekan timku, Rio Faturahman. Kami menjalani latihan bersama di sekolah bola selama 3 jam dalam satu minggu. Rumah Rio pun tidak jauh dari rumahku. Selain bermain bola, aku sering diajak Rio untuk pergi mengaji bareng tiap sore. Jadi tidak heran jika aku memiliki kemistri yang kuat dengan Rio ketika bermain bersama dalam suatu pertandingan sepak bola.
Selama berada di SSB Macan, berbagai gelar juara pertandingan kelas junior telah berhasil aku raih seperti Dondone Cup, Piala Dispora DKI Jakarta serta Indonesia Junior League (IJL) U-11 dan IJL U-13. Bisa dibilang saat ini aku dianggap seperti bintang di sekolah, karena selalu membawa tim sekolah juara. Bahkan aku rasa jika tidak lolos Liga Nasional penentu ini, aku yakin dari PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) juga pasti notis dengan keberadaanku.
Tapi tidak boleh berandai-andai terus Arga. Pertandingan berikutnya akan tiba sebentar lagi. Kini saatnya untuk fokus agar bisa bermain dengan baik.
(Bersambung)
#5CC #5CC22 #bentangpustaka #writingcareerclass #cerpencareerclass #tugasbesarwritingcareerclass
7 notes · View notes
lilanathania · 1 year ago
Text
Tidak Tahu
Mungkin karena di zaman ini informasi begitu mudah didapatkan, orang jadi kian enggan untuk berkata tidak tahu. Mereka kira, segala hal bisa dipelajari dari internet.
Tumblr media
Di zaman dulu, mencari ilmu dan informasi adalah hal yang sangat sulit. Orang rela mengorbankan banyak hal untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang berharga. Ketika sekarang segala sesuatu bisa didapatkan dengan mudah, kita berbalik menjadi manusia yang congkak.
Dengan internet, kita merasa sudah menjadi si mahatahu. Segala macam penyakit bisa kita diagnosis sendiri. Segala macam teori bisa kita cari sendiri. Segala macam histori dan aib orang bisa kita telusuri.
Di era semacam ini, tantangannya justru merendah dan mengakui bahwa kita tetap tidak mungkin menjadi pakar dari segalanya.
Betapa kerdilnya makna pendidikan jika kita kira hasil Google seach mampu menggantikan dokter yang sekolah bertahun-tahun. Betapa congkaknya kita merasa bisa menggantikan content writer andal dengan ChatGPT. Betapa bodohnya manusia jika merasa kenal seseorang luar dalam dari hasil penelusuran internet.
Tak salah kalau orang-orang bilang ini zaman edan. Baca sedikit artikel di media sosial lalu mengaku pakar di bidang X. Lihat artikel Wikipedia lalu merasa sudah paling ahli. Follow Lambe Turah lalu merasa boleh menghakimi kehidupan orang lain. Itukah yang dibangga-banggakan dari kemajuan teknologi?
Mungkin titel-titel yang begitu mudah ditempelkan di poster acara membuat kita menjadi pongah. Merasa sudah menjadi pakar. Merasa layak dipanggil ahli. Nyatanya, pengetahuan kita masih sebutir pasir kecil dibandingkan luasnya samudera.
Inilah penyakit yang makin mewabah: sedikit tahu namun banyak bicara. Ironisnya, penderita sakit ini justru kerap diberi panggung. Orang-orang pendiam dan pemikir dianggap aneh karena tak mau cepat menjawab atau mengambil keputusan gegabah. Mereka justru dilabeli nyeleneh atau anti kemajuan. Adakah yang salah dengan melakukan observasi dan berhati-hati?
Di zaman ini, semua orang merasa pintar. Dalam situasi apapun selalu beropini dan mempersuasi. Makin sulit menemukan yang bisa mengaku, "Maaf, saya tidak tahu, perlu belajar dulu.."
4 notes · View notes
kartikawidya · 2 years ago
Text
USAI
Part#1 Lentera adalah calon peserta didik baru di SMA bintang kejora. Layaknya seperti calon siswa lain yang akan menghadapi MOS banyak yang harus disiapkan Lentera. Walaupun pada zaman sekarang MOS bukan lagi menjadi momok yang menakukan yang dipenuhi dengan senioritas dan bullying yang sering terjadi dimasa lampau. Hanya saja kedisiplinan dalam MOS tetap diutamakan walaupun saat berjalannya waktu tingkat kedisiplinan siswa akan berkurang.
Lampu kamar Lentera yang masih menyala terang menandakan bahwa Lentera belum tidur "Nah sudah,seragam sudah,sepatu sudah dan buku sudah" Lentera mengecek segala kesiapan.
Bagi Lentera sebagai anak yang gembar belajar masuk kesetiap jenjang pendidikan adalah hal yang penting sehingga Lentera harus mempersiapkan segala hal. Usai mengecek semua kesiapan dan sudah lengkap Lentera mematikan lampu dan bersiap tidur.
Pagi hari pukul 06.30 Lentera sudah siap dan menuju meja tempat makan "Selamat pagi sayang" sambut ibu Lentera sembari mempersiapkan makanan "Pagi bu,Bapak kemana bu ?" Jawab Lentera yang dilanjutkan menanyakan perihal bapaknya yang tidak membersamai sarapan mereka "Sudah berangkat ketoko katanya hari ini banyak barang yang harus di cek" jawab ibu Lentera Selesai sarapan lentera berpamitan untuk berangkat sekolah "Lentera pamit dulu ya bu" sambil menjabat tangan ibunya "Iya nak ati-ati ya" jawab ibu sambil mewanti-wanti supaya lentera tetap berhati-hati "Iya bu,assalamualaikum" jawab lentera sambil melangkah ke garasi "Iya waalaikumsalam" jawaban salam ibu Lentera sembari menatap keberangkatan Lentera.
Lentera mengambil sepeda di garasi dan berangkat sekolah dengan mengayuh sepeda. Rumah lentera dan jarak sekolah hanya perlu ditempuh dalam waktu 10 menit dengan menggunakan sepeda. Sesampainya ditempat parkir Lentera memarikan sepedanya dengan rapih "Lentera" sapa seseorang sambil menepuk bahu lentera "Eh lintaang" jawab lentera "Hee iyaaa,udah ayok cepet-cepet masuk kelas sebelum telat" ajak lintang "Ayok" jawab Lentera dan akhirnya mereka berjalan beriringan menuju kelas.
Ruang penyambutan peserta didik baru ada di Ruang Aula sekolah, sudah banyak siswa baru dan beberapa kakak tingkat yang ada diruangan dan nampaknya kakak tingkat tersebut adalah pengurus osis. Setelah menunggu 5 menit akhirnya serangkaian acara penyambutan dimulai. Setelah 1 jam serangkaian penyambutan siswa barupun selesai.
Setelah penyambutan selesai siswa baru harus tetap didalam aula untuk mengikuti sesi materi dalam kegiatan MOS. Materi demi materi telah disampaikan,akhirnya memamasuki materi Pengorganisasian Osis yang pematerinya adalah mantan ketua osis "Selamat siang semua" sapa pemateri yang kebetulan saat itu sudah menunjukan pukul 13.00 "Siang" jawab semua yang ada diruangan hampir serempak "Perkenalkan nama kakak Dirgantara Hermawan,teman-teman bisa memanggil kak dirga" perkenalan singkat dari Dirga selaku pemateri pada sesi ini.
Sisi lain ruangan itu ada siswa yang mematung mendengarkan perkenalan dan materi yang disampaikan oleh dirga,dia mendengarkan dengan sangat seksama. yaah..tidak lain siswa itu adalah Lentera. Lentera terkesima dengan wibawa dari dirgantara selaku ketua osis yang retorika bicaranya hampir menyamai aktifis-aktifis di Kampus. "Wah keren banget kak dirga penyampainnya sangat ringan dan mudah dipahami cepet masuk dikepala juga"gumam Lentera dalam hatinya. Sampai materi selesai dan Dirga menutup materinya Lentera masih terkesima dengan kewibawaanya. Hari ini materi selesai dengan materi terakhir dari Dirga, Dirga memang di Sekolah cukup terkenal keteladanaanya tentunya juga banyak siswi-siswi yang mengejarnya,walaupun rumor yang beredar Dirgantara masih jomblo. Setelah selesai sesi terakhir Lentera dan Lintang berjalan menuju parkiran untuk pulang
"Ahhhh kak dirga keren bangeet gak sih" kata Lintang antusias "Iya keren" jawab Lentera singkat sambil merasa malu dengan diri sendiri karena terpesona dengan Dirgantara.
Sesampai diparkiran Lentera dan Lintang pulang menuju arah rumah masing-masing. Malam berganti sama seperti biasanyaa Lentera menyiapkan segala kebutuhan untuk sekolah esok. Sebelum tidur Lentera menyempatkan untuk menulis buku harian karena moment awal masuk SMA adalah moment yang tidak boleh lewat untuk di abadikan
"Dear Deary hari ini hari pertama aku masuk SMA,hari ini aku tidak banyak berkenalan dengan banyak orang jadi aku cuma banyak main sama lintang teman SMPku. Tapi hari pertama masuk aku cukup tertarik dengan kak dirga mantan ketua osis sekolahku,dia keren kemampuan retorikanya bagus bahasanya mudah di pahami dan pembawaanya sangat berwibawa aku berharap aku bisa belajar banyak dari kak dirga" tulis Lentera dalam buku hariannya.
2 notes · View notes
tyasafarina · 2 years ago
Text
Hallo, My Teacher!
Sinopsis Tiara Rostika Ratu, sering dipanggil Ara atau Tiara. Ia merupakan mahasiswa semester 7, jurusan Tadris Bahasa Indonesia. Di semester ini, ia melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL) di sekolah SMA Garuda Bangsa. Di sekolah tersebut, ia bertemu dengan murid troble meker Leon dan guru pamongnya berhati killer, Pak Bara.
Leon Alexsandray merupakan murid troble meker di sekolah. Sikapnya yang penganggu, nakal, bandel, dan pengacau membuat guru kewalahan menghadapi Leon. Ada saja, kelakuan Leon yang membuat jadi bahan gosib para guru di kantor. Tidak hanya sekolah yang mengenal Leon, luar sekolah pun mengenal sosok Leon.
Bara Andhika Putra adalah guru muda yang berusia 27 tahun. Guru ini memiliki komunitas pecinta Bara yang dibentuk oleh siswi SMA Garuda Bangsa, Bara Lovers. Bara memiliki wajah rupawan yang dikagumi para siswa dan guru. Namun, Bara memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan wajahnya yang rupawan. Ia memiliki sifat yang dingin, irit bicara, kejam, dan cuek membuat orang senggan dengannya.
Mampuhkan Tiara menghadapi ini selama PPL? Ayo ikuti kisah Tiara yang menjadi guru praktik SMA Garuda Bangsa.
2 notes · View notes
affathimahna · 2 years ago
Text
23/365 on 2023
Ada banyak hal yang bikin aku jatuh cinta dengan Anime Naruto. Apalagi di scene Minato dan Kushina (Ayah dan Ibu Naruto) berpamitan dengan Naruto karena mereka tahu hidup mereka tidak akan lama lagi. Pesan Kushina kepada Naruto:
Naruto,
Jangan pilih-pilih.
Makan yang banyak dan tumbuh besar.
Pastikan kau mandi setiap hari dan tetap hangat.
Juga jangan terlalu sering begadang.
Kau harus banyak tidur.
Dan juga berteman, kau tak perlu banyak teman.
Sedikit saja..
Yang bisa kau benar-benar percayai.
Aku tak telalu hebat dalam hal itu,
Tapi tetaplah belajar dan berlatihlah ninjutsu dengan keras.
Ingat bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.
Jangan telalu kaget kalau kau tak bisa melakukan sesuatu.
Hormati guru dan kakak kelasmu di sekolah.
Oh, ini juga penting.
Tentang tiga larangan untuk shinobi.
Berhati-hatilah saat meminjam uang.
Simpan bayaran misimu ke dalam tabunganmu.
Jangan minum alkohol sampai kau berumur 20 tahun.
Jangan terlalu banyak minum juga, karena bisa mengganggu kesehatanmu.
Larangan lainnya adalah wanita.
Aku juga wanita, jadi aku tak terlalu mengerti soal ini, tapi..
Yang perlu kau ingat adalah dunia ini tediri dari pria dan wanita.
Jadi memang normal kau tetarik pada gadis,
Tapi jangan pada wanita yang tidak baik.
Carilah seseorang yang mirip denganku.
Soal tiga larangan tadi, berhati-hatilah juga dengan guru Jiraiya.
Naruto,
Mulai sekarang kau akan menghadapi rasa sakit dan hidup yang keras.
Percayalah pada dirimu sendiri.
Bermimpilah dan percayalah bahwa mimpi tersebut akan menjadi nyata!
Terlalu banyak,
Oh, telalu banyak yang ingin kukatakan padamu.
Kuharap aku bisa bersama denganmu lebih lama lagi.
Aku menyayangimu.
Panjang lebar ibu Naruto memberikan pesan kepada Naruto, namun ketika giliran Sang Ayah yang akan menyampaikan pesan, Minato hanya berujar,
"Pesanku untukmu adalah, sama seperti ibumu."
Singkat dan padat. Bukan Minato tak sayang dengan Naruto, tetapi begitulah fitrahnya seorang lelaki, tak banyak bicara. Begitulah fitrahnya seorang ayah, ingin anaknya menjadi anak yang baik dan mematuhi nasihat ibunya.
Pesannya singkat, namun padat.
Pesannya berwujud, namun seperti tak tampak.
"Plop", tiba-tiba masuk pesan dari ibuk melalui WA,
"Nanti, InsyaAllah..Waktu kamu sudah punya anak, (kamu akan merasakan) apa yg ibuk rasakan sekarang."
Ketika tulisan ini kutunjukkan kepada ummi, ummi bilang,
"Loh, kok hampir sama kayak pesan yang ummi sampaikan ke kakak?😃 Sebagian pesan ini juga pesan dari ummi untuk kakak ya:)". Sambil menambahkan pesan-pesan lainnya.
Ya Rabb, tolong bimbingan Mu,
Ya Rabb, sayang dan kasihi kedua orang tua kami❤️
Tumblr media
Pict: Pinterest
2 notes · View notes
milaalkhansah · 9 months ago
Text
Mendewasa bersama Anak-Anak
Tumblr media
Sepanjang aku bertumbuh dewasa, aku ditemani oleh anak-anak. Aku belum menikah, berpasangan apalagi. Anak-anak itu adalah anak-anak yang Allah tempatkan dalam satu tempat yang sama denganku, dalam kurun waktu yang lumayan lama. sehingga beberapa tahun yang kulewati bersama mereka, membuatku ikut menyaksikan tumbuh kembang mereka semua.
Beranjak dewasa dengan ditemani banyak anak-anak, membuatku mengambil banyak sekali pelajaran. Di antara pelajaran yang kudapat itu ialah :
1. Menjadi orang tua adalah belajar menjadi pribadi yang lebih sabar
Menyaksikan berbagai bentuk kesabaran seorang orang tua, selalu mampu membuat mataku berkaca-kaca. Membayangkan betapa sabarnya orang tuaku dalam merawat dan membesarkanku. Karena merawat seorang manusia yang belum sempurna akal dan perasaannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bergadang, kelelahan, kelaparan, stres, penilaian orang lain, dan serentetan ujian lainnya adalah makanan sehari-hari yang harus dikomsumsi oleh para orang tua kita. Bahkan tak jarang, mereka melakukan kezaliman melanggar hak-hak tubuh mereka sendiri— hanya karena kasih sayangnya kepada anak yang sangat besar.
Menjadi orang tua adalah suatu latihan penguji kesabaran yang tidak ada garis finish, pemenang bahkan hadiah yang diberikan.
2. Anak kecil adalah orang dewasa yang berhati lapang
Meskipun memiliki sifat yang naif dan juga ego yang tinggi, anehnya mereka mempunyai hati yang lapang dalam memaafkan dan melupakan kesalahan. Kita seringkali melihat begitu mudah mereka kembali berbicara dengan seseorang yang bahkan semenit yang lalu telah membuat mereka menangis. Apakah hal seperti itu mudah kita lakukan sebagai seseorang yang mengaku telah dewasa? kita seringkali menganggap bahwa anak kecil adalah seseorang yang kekanak-kanakan. Padahal, bukan hal yang kekanakan bila seseorang dengan mudah mampu memaafkan seseorang yang membuat mereka bersedih, bahkan dengan jejak tangis yang masih basah di pipi.
3. Anak adalah pribadi yang jujur
Betapa sering kita mendengar celetukan-celetukan konyol dan lucu mereka, ketika sedang melihat, merasakan, ataupun mengalami suatu kejadian? Mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak malu ataupun segan untuk melontarkan apa yang mereka rasakan dan juga pikirkan di mana hal tersebut seringkali bisa tergambar jelas dalam bahasa tubuh mereka.
Mereka menangis saat merasa sedih & terluka. Mereka tertawa dan tersenyum saat merasa senang dan bahagia. Sehingga jika kita melihat ada anak-anak yang selalu tertutup dengan perasaannya. Itu adalah sebuah alarm, bahwa ada yang tidak beres dan harus diselidiki penyebabnya.
4. Fitrah seorang anak yang selalu bersih dan suci
Saat lahir, anak seumpama kertas atau kanvas putih kosong yang belum berisi apa-apa. Dan orangtuanyalah yang akan pertama kali menjadi pena ataupun kuas gambar yang akan menorehkan berbagai macam "bentuk" dan juga menghiasnya dengan berbagai "warna".
Anak-anak yang baru lahir ataupun masih kecil fitrahnya akan selalu memiliki akhlak yang baik. Sehingga saat kita bertemu dengan anak-anak yang masih kecil namun telah dengan fasih berucap kata-kata kotor, dan berprilaku kurang baik. Orang tua akan selalu menjadi sosok yang pertama kali disalahkan.
5. Menjadi orang tua dan seorang anak adalah proses pembelajaran seumur hidup.
Tidak ada sekolah bagaimana menjadi orang tua yang baik, tetapi di banyak pelajaran sekolah, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua adalah hal yang sering dibahas. Seolah tugas belajar hanya dibebankan untuk seorang anak, bukan kepada orang tua. Seolah-olah yang mempunyai tugas-tugas untuk ditunaikan dengan baik hanyalah seorang anak. Orang tua akan selalu menjadi pihak yang benar dan tidak punya salah.
Aku paham, kedudukan orang tua tentu jauh lebih besar daripada kedudukan seorang anak. Tetapi bukan berarti orang tua tidak dituntut untuk ikut belajar memperbaiki diri. Di masa depan nanti, kuharap kesenjangan ini dapat diperbaiki. Sehingga generasi yang tercipta bisa lebih baik lagi. Tidak lagi fokus saling menyalahkan dan menuntut hak dan kewajiban masing-masing.
Sampai saat ini, meskipun aku belum menikah dan merasakan langsung menjadi orang tua. Aku bersyukur Allah mengenalkanku dengan banyak anak. Tingkah polos dan lucu mereka selalu mampu membuatku mengobati kerinduan akan masa kecilku dulu. Dan dari sosok orang tua mereka pula, aku lebih dini bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang tua.
Ke depannya, entah dengan anakku sendiri atau anak-anak yang "dititipkan" padaku. Aku pengen untuk belajar lebih banyak lagi. Belajar memahami sosok anak kecil dan juga orang tua. Berharap, darisanalah aku bisa menjadi seorang anak dan juga seorang orang tua yang lebih baik.
35 notes · View notes
anisahmahar · 2 years ago
Text
IJAZAH
"Hallo Dian, bagaimana kabarnya?" Sapaan itu mengawali pembicaraan.
Tidak biasanya guru SDnya menghubungi Dian sepagi itu.
"Dian, boleh menelepon sebentar?"
Tampaknya ada hal yang penting yang akan disampaikan. Dian mulai menebak arah pembicaraan. Apakah konsultasi kesehatan, bisnis, entahlah masih belum terlihat tanda-tanda ke mana arahnya.
"Bisa Bu."
Di antara riuhnya gerbong kereta yang lalu lalang penumpang, suara ponsel berdering. Benar saja, pagi itu gurunya menelepon. Bising kereta yang lewat sesekali menenggelamkan suara sesaat.
"Maaf mau merepotkan Dian. Apakah punya info lowongan kerja? Buat anak saya."
Deg. Dian terhenyak. Sambil menelan ludah, ia masih tidak percaya apa yang baru saja dikatakan gurunya. Satu per satu kalimat mencoba dipahaminya.
Tampak kekhawatiran meliputi kepala gurunya, sedangkan Dian mencoba berhati-hati memilih kata yang tepat untuk menanggapi.
"Dian, saya tahun depan sudah pensiun. Ini anak saya belum lulus kuliah. Dari dulu ia ingin bekerja. Tapi, sepertinya agak susah jika kerja hanya mengandalkan ijazah SMA saja."
“Saat ini dia sudah semester 7, tapi usianya sudah 23 tahun,” tambahnya lagi.
"Putranya kuliah jurusan apa Bu?" Ia bertanya balik pada Gurunya. Kali ini, ia mencoba menjadi pendengar yang baik. 
"Jurusan X di kampus Y. Memang anak saya sempat putus sekolah. Mohon dibantu mencarikan info loker ya, Dian. Yang dekat-dekat sini. Bahkan anak saya pernah bilang, kalau tidak dapat kerjaan, dia mau jadi driver ojol saja. Saya hampir putus asa. "
Seketika ada hening menyelimuti. Ia membayangkan perjalanan masa lalu. Bagi Dian, gurunya sangat berjasa dalam mengantarkannya seperti sekarang. Setelah pindah sekolah ke kota, ia menjadi lebih percaya diri dan berprestasi berkat dorongan dari gurunya. Sementara itu, ada sisi gelap yang tak diketahuinya.
Suara masinis memecah suasana. Pembicaraan sedikit lebih cair setelahnya. Kiranya, Dian sudah menangkap benang merah dari pembicaraan singkat itu.
"Baik Bu, saya coba cari info dulu. Semoga rezeki untuk segera mendapatkan pekerjaan." Dian menghela nafas panjang.
"Terima kasih ya, Dian."
Ada sedikit kelegaan yang terpancar dari suara gurunya, sedangkan ada rasa iba yang dirasakan anak didiknya.
Aku yang dari tadi duduk di sebelah Dian memperhatikan gerak-geriknya. Setelah sepuluh menit pembicaraan singkat itu, air mukanya berubah.
"Kamu kenapa, Dian?" Tanyaku sambil menawarkan air mineral padanya.
2 notes · View notes
pamenan · 10 days ago
Text
,,BREAKING NEWS"
~~~☆~~~
KARENA MENCURI UANG NEGARA MILIK RAKYAT DAPAT GELAR ANJING
----------
MESSENGER OF THE PEOPLE : Jurnalis penyidik pergerakan Pemerintah menilai dari hari semalam sampai pagi hari ini, 4 ekor Anjing ini sudah tidak bisa mengeluarkan tekanan Aura beringasnya dan tidak bisa suara Gongonganya terdengar lagi akibat keselek bingkahan Tulang dalam jalur kerongkonganya. Bag ibarat jika orang telah tersingkap tersingsing tinggi belang kakinya bejalan terasa salah berlari sudah tak mampu kecuali berlari berusaha menyembunyikan diri, namun jika dibawak menari Gemoinya terlihat seperti tumpukan lemak lemak yang mengunci pergerakan sendi sendi.
Terkadang Jurnalis tak habis berfikir karena setatus pendidikan Jurnalis hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) tetapi bisa menunjuk dan menunding tujuh orang Kepala Negara bersetatus sebagai President Negara Indonesia di berikan Gelar bersetandar President Kontol Anjing. Padahal Ayah dan Ibu kandung mereka yang melahirkan dan membesarkan mereka tidak pernah memanggil mereka dengan panggilan nama Anjing. Kenapa perkara ini bisa terjadi karena peraturan UU Hukum diarahkan berpihak kearah jalur yang benar oleh pihak penindak Hukum Khususnya dari pihak Anggota Polisi yang bersikap mengayomi Rakyat sepenuh Hati tetapi Polisi tidak mengikuti keinginan para PKI anteknya China Komunis.
Berhati hatilah seluruh anak Bangsa Indonesia karena Jurnalis merasa kita bersaudara didalam sebuah Negara. Maka Jurnalis ingatkan agar anak Bangsa Ku anti sifasi dari pihak kaki kaki tangan 4 ekor Anjing ini yang akan menuangkan Racun berupa ukuran Uang suap dan barang berharga untuk memikat anak Bangsa terjerumus kejurang lembah PKI seperti zaman dahulu terjerumusnya anak Bangsa Indonesia menjadi anggota PKI hanya diberikan sebuah Cangkul Merek Cap Buaya lalu terikat terjerat menjadi sebagai anggota PKI, yang akan nantiknya bermusuh dengan para anggota TNI/Polri. Karena 4 ekor Anjing ini telah teracuni oleh PKI anteknya China Komunis, mereka di arahkan untuk membawa Indonesia menjalankan peraturan Pemerintah berhaluan PKI.
Karena mencuri Uang Negara milik Rakyat termasuk Uang Jurnalis yang mereka curi dalam Pemerintahan maka dapat mereka ini bertitel bergelar Anjing, sebab sudah berkali kali Jurnalis mintak secara ucapan kata dengan bahasa yang baik tidak mereka Responi sedangkan Jurnalis tidak terima dirugikan oleh mereka karena mereka curi Uang Jurnalis yang ada dalam tubuh Pemerintahan Negara Indonesia. 4 ekor Anjing ini namanya. 1. Jokowidodo Gelarnya muka pantat Anjing bersetatus sebagai anggota PKI yang sedang mencari ruang celah untuk merubah Demokerasi berjalur PKI. 2. Perabowo Subianto Gelarnya Kontol Anjing bersetatus tukang culik tukang bunuh anak Bangsa Indonesia padahal Perabowo Anjing ini keturunan orang China Komunis. 3. Luhut Binsar Panjaitan bergelar Anjing kurap bersetatus sebagai pelindung PKI sekaligus pelatih pergerakan PKI untuk bangkit lagi PKI dalam NKRI. 4. Tito Karnavian Gelarnya Anjing tong sampah bersetatus sebagai Anjing penjilat dan terbiasa Tito Karnavian Anjing ini makan Taik sehingga tidak bisa makan yang lain selain dari Taik - Editor By MKN
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
triaamanda · 1 month ago
Text
Pentingnya Agama Dalam Membentuk Etika dan Moral Pada Siswa
Pada siswa, pendidikan etika dan moral menjadi bagian integral dari proses pembelajaran yang bertujuan menciptakan generasi unggul secara intelektual sekaligus berintegritas. Agama, sebagai sistem nilai yang memuat ajaran tentang kebaikan dan keadilan, memiliki peran signifikan dalam membentuk perilaku manusia. di Indonesia, di mana agama memiliki tempat yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, pendidikan agama telah menjadi bagian wajib dalam kurikulum sekolah. Namun, seiring perkembangan zaman dan tantangan globalisasi, peran agama dalam membentuk etika dan moral siswa menjadi semakin penting untuk dibahas.pendidikan agama bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Fakta ini menegaskan bahwa negara mengakui peran agama dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.Pengaruh Pendidikan Agama terhadap moralitas pendidikan agama memberikan dampak positif pada pembentukan moral siswa. Sebagai contoh, siswa yang aktif dalam pembelajaran agama cenderung lebih memiliki nilai-nilai seperti kejujuran, rasa hormat, dan empati. Selain itu, mereka juga lebih mampu menghindari perilaku negatif seperti kenakalan remaja. pendidikan agama juga diintegrasikan dalam sistem pendidikan sebagai upaya membentuk moralitas.misalnya, kurikulum pendidikan mencakup pelajaran agama untuk mendukung siswa memahami nilai-nilai universal seperti perdamaian, keadilan, dan kerja sama.
Agama Sebagai Landasan moralitas yang Kuat ajaran agama memberikan panduan yang jelas mengenai apa yang benar dan salah. Sebagai contoh, semua agama mengajarkan nilai-nilai universal seperti kejujuran, kasih sayang, dan keadilan. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, siswa memiliki pedoman moral yang kokoh untuk menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan.Pendidikan agama mencegah siswa dari perilaku negatif. Misalnya, ajaran agama sering kali menekankan pentingnya menjaga diri dari perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, seperti berbohong, mencuri, atau melakukan kekerasan. Ketika siswa memahami nilai-nilai ini, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.Pendidikan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga. Guru di sekolah memberikan pembelajaran formal, sementara orang tua memberikan teladan melalui kehidupan sehari-hari. Ketika nilai-nilai agama yang diajarkan di sekolah selaras dengan apa yang diterapkan di rumah, siswa akan lebih mudah memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut.
Salah satu tantangan utama adalah siswa sering kali mempelajari agama secara teoritis tanpa memahami esensi dan aplikasinya dalam kehidupan. Sebagai contoh, banyak siswa mampu menghafal ayat-ayat kitab suci, tetapi tidak memahami bagaimana menerapkannya untuk membentuk perilaku yang baik.Pengaruh teknologi dan media sosial diera digital, siswa sering terpapar oleh berbagai informasi dari media sosial yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai agama. Hal ini dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka, terutama jika mereka kurang memiliki filter moral yang kuat.
Sering kali terdapat kesenjangan antara nilai-nilai agama yang diajarkan di sekolah dan kenyataan yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika siswa melihat orang dewasa di sekitarnya tidak mempraktikkan nilai-nilai agama, mereka mungkin merasa bingung atau kehilangan motivasi untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut.Guru agama harus memiliki kompetensi tidak hanya dalam hal pengetahuan, tetapi juga kemampuan mengajarkan nilai-nilai agama secara menarik dan relevan. Pelatihan dan pengembangan profesional untuk guru agama perlu dilakukan secara berkelanjutan.Pendidikan agama harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.misalnya, pembelajaran tentang kejujuran dapat dikaitkan dengan situasi di mana siswa harus jujur dalam mengerjakan tugas atau ujian.Teknologi dapat digunakan untuk membuat pembelajaran agama lebih menarik dan interaktif. Misalnya, aplikasi atau video animasi yang mengajarkan kisah-kisah moral dari kitab suci dapat digunakan untuk membantu siswa memahami nilai-nilai agama dengan cara yang menyenangkan.
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk etika dan moral siswa. melalui ajaran agama, siswa diajarkan nilai-nilai universal yang membantu mereka menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab. meskipun terdapat tantangan dalam penerapan pendidikan agama, upaya untuk mengatasi tantangan tersebut harus terus dilakukan melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Dengan demikian, agama tidak hanya menjadi pelajaran di sekolah, tetapi juga pedoman hidup yang membimbing siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Referensi
Hasan, A. (2020). Pendidikan Islam dan Pembentukan Karakter
Institute for Research on Religion and Education. (2022). The Role of Religious Education in Character Development.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Laporan Pendidikan Karakter di Indonesia.
Pew Research Center. (2021). Religion and Moral Values: A Global Perspective.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zainuddin, M. (2022). Teknologi dalam Dakwah Islam. Yogyakarta: UIl Press,
1 note · View note