Tumgik
kartikawidya · 19 days
Text
Bertanggungjawab atas diri sendiri
Aku fikir selama ini aku sudah cukup menjadi manusia yang bertanggungjawab. Tapi suatu waktu tiba-tiba aku menyadari bahwa jika tidak ada beban amanah atau keharusan aku belum punya motivasi terhadap diri sendiri. Aku belum punya angan apa yang ingin aku kejar. Aku belum punya niatan untuk melakukan segalanya dengan menjadikan diri sendiri sebagai alasan.
Sampai suatu ketika aku bercerita kepada salah satu rekan pendidik singkatnya aku bercerita sesekali untuk aku lebiu produktif aku sangat suka dengan tugas dan amanah karena jika tidak ada tanggungan aku lebih sering menghabiskan waktuku dengan sia-sia. Kemudia dari sekian banyak percakapan satu kalimat yang kemudian aku renungi "berarti kamu belum mampu sepenuhnya bertanggungjawab terhadap dirimu sendiri". Sejak saat itu aku mulai merenungi apa yang di katakan, aku tidak mudah di perdaya atas penghakiman orang terhadap diriku sendiri, tpi perihal pendapat rekanku ini aku benar2 merenungi dan bahwa ternyata aku yang selalu bersama diriku saja sampai detik ini benar2 belum mampu memahami apa yang terjadi pada diriku sendiri.
Mulai saat itu aku mulai memahami diriku mungkin karena aku lahir sebagai anak pertama pada usia 3 tahun dengan didikan selalu mengalah jadi secara tidak langsung semua yang aku lakukan selalu berdasar tanggungjawab terhadap orang lain. Ini salah satu analisa dari diriku sendiri, walaupun aku selalu memberontak dengan kata-kata tapi nyatanya aku adalah anak yang selalu berusaha melakukan apapun demi orang2 disekitar. Pada akhirnya saat aku ingat-ingat kembali hal apa yang aku lakukan karena memang alasan terbesarnya adalah keinginanku sendiri akupun gagal menemukan jawabanya.
Aku banyak melakukan segala hal karena alasan diluar diriku sendiri. Mulai dari masa sekolah yang selalu berusaha dapat nilai baik alasanku hanya karena ingin membahagiakan dan membanggakan orang tua karena pada dasarnya aku bodoamat dengan nilai asal aku mendapat apa yang bermanfaat untukku,atau mengapa aku semangat kuliah dan benar2 semangat mencari beasiswa agar aku bisa membanggakan orang tua sekaligus meringankan beban, mengapa aku bersemangat ikut pencak silat kala itu karena aku ingin pulang dan membantu pelatihku di rumah. Dari sekian alasan entah alasan yang mana yang berdasar pada kesadaran bertindak untuk diriku sendiri. Bukan, bukan aku mengatakan bahwa berbakti dan bermanfaat itu tidak baik tapi pada prosesnya banyak hal bisa terjadi, bisa saja proses itu lepas dri ekspetasimu sebagaimana sampai saat ini ekspetasi untuk bisa melatih silat bersama pelatihku dlu juga belum terrealisasi dan aku kehilangan nilai alasan aku berjuang kala itu.
Belum bertanggungjawabnya aku terhadap diriku kemudian lari kebagaimana aku menjaga dan merawat diriku. Yang ada dalam benaku toh seandainya aku tidak cantik aku tidak pernah merugikan siapapun. Jdi untuk apa aku harus mempercantik diri ? Begini saja cukup. Atau jika aku tidak bisa melakukan A maka aku juga tidak akan membuat orang lain rugi. Atau misal aku ingin berubah jadi lebih baik karena aku ingin orang2 yang menyepelekanku menyesal. Lagi dan lagi aku tidak bisa membuat alasan untuk diriku sendiri.
Sampai setiap hari 1 jam perjalanan berkendara aku pakai untuk berfikir memikirkan sebenarnya aku sedang kenapa. Sebenarnya apa yang salah. Sebenarnya apa alasanku untuk berjalan di hidup ini. Entah dari mana intuisi itu tiba-tiba datang, dalam benaku tiba2 terfikirkan bahwa aku harus mempercantik diri bukan untuk siapa-siapa tapi barangkali untuk diriku sendiri, barangkali justru merawat diri itu penting karena mungkin justru versi terbaik dari diri akan muncul. Tidak akan ada lagi orang yang meremehkanmu karena fisik saja atau menganggapmu terlalu sederhana karena kamu berhasil membawa dirimu pada versi terbaik dirimu sendiri tapi bukan untuk di puji tpi agar kamu yakin bahwa Tuhan tak pernah benar2 menciptakan sesuatu dengan kecacatan tanpa sebuah kelebihan. Kemudian intuisi lain hadir bahwa ternyata aku selalu gagal jika bertindak mematok keberhasilan orang lain karena barangkali ternyata jika patokanku adalah orang lain aku sebenarnya mampu lebih dari orang itu. Atau jika orang lain yang aku jadikan patokan justru aku yg akan kewalahan dan tak maksimal dalam berproses.
Saat ini aku sedang mencoba bertanggungjawab terhadap diriku sendiri. Aku mulai membiasakan makan lebih dijaga agar badanku kembali langsing bukan untuk orang lain tapi untuk aku sendiri. Aku suka dengan aku yang bisa bergaya bebas dan di foto dri sebelah manapun bagus saat SMK karena tidak harus menutupi lipatan lemak dalam tubuh atau kecabian pipi yang membuat aku nampak bulat. Aku mulai membeli beberapa perawatan wajah dan badan agar aku bisa melihat bagaimana sih versi aku dengan sedikit effort untuk merawat diri sendiri. Untuk tau ppakah benar aku memang "sebuluk" ini atau bisa untuk levelup pada versi yang lebih baik. Aku tidak tau akan berapa lama aku bertahan pada proses ini aku sudah tidak ingin berekspetasi hasil hanya saja aku yakin tidak akan ada satu usaha yang sepenuhnya sia2 pasti akan ada dampak walaupun kecil.
Setelah ini aku ingin punya hal yang aku inginkan karena diriku sendiri aku ingin bisa memaksimalkan kemampuan otakku dan analisisku walaupun akupun belum tau akan pada arah mana aku membawa. Tapi ini kemajuan terbaik. Ternyata aku memang manusia introvert yang justru aku bisa memahami segala kondisi ketika aku merenubg sendiri menghabiskan waktu dengan feeling, logika serta intuisikmu dan justu ketika itu sedang aku lakukan aku benar2 menemukan energi yang timbul dari diriku sendiri.
1 note · View note
kartikawidya · 1 month
Note
Hello‼️ 🍉🍉🍉
I hope you are well. Could you help me reblog the post my account and share my story with friends with a big heart and soul. I really need help in this fierce battle for Life in Gaza!, I hope you can support for donating any amount you can and stand by me at the beginning in this difficult time. ♥️ Thank you for every kind gesture and thought of yours.🙏
free palestine
0 notes
kartikawidya · 2 months
Text
dulu kalau belajar apapun targetnya adalah harus bisa..harus berhasil. Makanya ketika di hadapkan akhir2 ini sering gagalnya agak terasa banget. Sekarang prinsipnya belajar aja nikmati prosesnya apa yang bakal di dapat urusan nanti.
4 notes · View notes
kartikawidya · 3 months
Text
Pembagian Rapot
hari ini benar-benar hari yang amat melelahkan. Setelah selesai pembagian rapot siswa dan berbincang banyak perihal perkembangan siswa kepada wali siswa energi seketika seperti tersedot sangat banyak. Lemes,pusing,ngantuk,lapar semua menyatu jadi satu. Bahkan saat sudah makanpun masih lemas dan perjalanan 1 jam saat pulang di lalui dengan menahan kantuk yang teramat.
Bukan tanpa sebab lelah yang aku rasakan, karena 1 hari harus berbicang banyak tentang keluh kesah wali murid dan memberi tanggapan. Ada hal yang menarik saat setiap pembagian rapot aku selalu belajar tentang kehidupan. Aku selalu dipaksa untuk sadar dan bersyukur bahwa aku lahir di keluarga yang mungkin masalah terbesar yang selalu kami hadapi sampai saat ini hanya masalah kesetabilan ekonomi yang naik turun. Walau orang tuaku bukan tipe orang tua yang mendidik anak kata2 manis atau kehangatan sikap tapi setiap usaha orang tuaku untuk anak2nya tidak pernah bisa terkalahkan.
Kembali lagi kepada pembahasan masalah yang terjadi pada siswa2ku, bahkan dalam hatiku masih heran dengan tanggungan beban yang di terima beberapa siswa,hatiku berkata "anak sekecil ini harus berhadapan dengan realita hidup yang luar biasa,yang saat aku seusianya masalah terbesarku paling di pukul sapu kalau main tidak ingat waktu"
Bagaimana tidak aku katakan masalah besar. Masalah yang anak2 hebat ini hadapi sangat berat bahkan aku saja sebagai orang dewasa belum tentu mampu membayangkan. Mulai dari masalah perpisahan orang tua, orang tua yang terjerat pelanggaran norma dan berbagai masalah lainnya. Mereka hebat mereka luar biasa sungguh aku yang banyak belajar.
Satu tahun yang sangat penuh pembelajaran.
1 note · View note
kartikawidya · 4 months
Text
Bagaimana kehilangan arah ?
Atau bagaimana berjalan tanpa tau tujuannya ?
Takut salah arah..
Aku harus katakan bahwa saat ini sedang pada fase hilang arah dan tidak memiliki penguat dalam setiap keputusan. Bukan lagi berhati-hati tapi aku jadi sangat penakut dalam mengambil langkah. Bahkan sejenak aku takut bila kembali gagal. Karena sejatinya langkahku untuk sukses sangat berpacu dengan waktu. Aku sejenak mengubur segala mimpiku, menjadikannya wishlist dalam buku catatanku tanpa ada satu upaya untuk menuju kesana. Fokusku saat ini adalah menjadi mapan secara finansial. Generasi sandwich ? Sebenarnya tidak juga, hanya saja pundak sebagai anak pertama cukup berat juga😊
1 note · View note
kartikawidya · 5 months
Text
Hidupku memang sangat terasa sepi akhir-akhir ini. Tapi di tengah kesepian itu aku menemukan celah untuk menikmati apa-apa yang hilang dari aku dulu. Bukan hal2 besar sesimpel aku mulai suka lagi mendengarkan youtube yang bukan hanya untuk mendengarkan podcast tentang yang viral tetapi hal2 yang membawaku kagum dengan dunia. Atau sesederhana aku mulai kembali menyukai apa yang aku sukai sedari SD salah satunya jadi supporter bola. Memang dari SD aku cukup mengikuti bola, tapi terhenti saat tahun 2019 seiring dengan kesibukan. Semoga ditengah kesepian ini aku menemukan cara kembali untuk menjadi manusia seambius saat masih di bangku sekolah.
Aku banyak belajar banyak realita dan banyak belajar menerima banyak hal dari yang tidak sesuai ekspetasi saat kuliah,serta belajar banyak untuk lebih menerima perbuatan orang lain yang tidak sesuai idealisme kita. Tapi aku benar2 kehilangan arah bahkan mimpi saat kuliah. Mungkin ini waktunya aku harus kembali lebih mendahulukan diriku sendiri dibanding orang lain.
Aku belajar banyak berambisi semenjak SD sampai dengan SMK tapi aku memang agak intoleran dengan orang2 yang tidak sejalan denganku,aku sangat mudah cutoff orang2 dari sisiku (tidak dengan membenci tapi dengan memberi jarak).
Saat kuliah aku belajar untuk menerima banyak orang yang datang, membiarkan yang ingin pergi. Bersyukur pada yang mau memahami dan berusaha memahami yang tak bisa sepaham dan sepemikiran.
Sekarang aku tinggal perlu mengumpulkaan kembali ambisi2 yang sempat hilang. Mudah-mudahan akan menjadi aku yang utuh. Aku yang penuh ambisi dan bisa memahami orang lain.
Ah ternyata sebahagia ini mulai menemukan serpihan diri yang pecah.
1 note · View note
kartikawidya · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Dari dulu sih selalu mikir,kalau orang lain yang nikah aku biasa aja,bakal biasa aja hanya turut berbahagia. Tapi berbeda dengan dua sahabatku ini. Perasaanku tiba-tiba mulai ingin segera mencapai semua target yang harus aku capai sebelum aku menikah. Kenapa seperti itu,karena aku takut ketika nanti mereka menikah aku akan semakin merasa sepi. Jadi aku juga merasa harus mulai memikirkan hal ini juga.
3 notes · View notes
kartikawidya · 5 months
Text
Gagal di psikotes
hampir 1 minggu yang lalu, aku baru saja mengikuti psikotes untuk sesuatu yang sedang aku daftar. Hanya saja pada sampai saat ini belum ada pengumuman yang keluar atau bahkan mungkin memang aku tidak lolos makanya tidak ada info.
Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan keterima atau tidak karena kalau emang takdirnya pasti akan ada jalannya. Tapi yang gak selesai di pikiranku,kenapa hrus gagal di psikotes yang dari 7 tes, 5 tesnya itu berhubungan dengan kecerdasan atau IQ. Seketika aku berfikir "ya Allah apakah serendah itu IQku".
Memang penyesalan selalu datang terlambat. Walaupun aku selalu mendapatkan nilai yang tidak bisa dikatakan mengecewakan tapi aku masih cukup kecewa kenapa dlu saat masih sekolah dan kuliah tidak belajar lebih rajin lagi. 😭😭
1 note · View note
kartikawidya · 6 months
Text
Dari segala hal yang hilang. Aku semakin takut jika aku kehilangan diriku sendiri lebih jaauh
Semoga Allah selalu menjagaku tetap dalam lingkaran keimanan
2 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
bukankah salah satu wishlistmu bisa keliling Indonesia, jadi ayok mulai melangkah untuk mewujudkannya.
3 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
Adakah yang sama, seringnya ketika aku mulai membenci manusia tidak lama aku akan menjadi sama dengan yang aku benci. Atau saat aku mulai menyombongkan diri aku akan mulai jatuh. Sejauh ini aku bersyukur karena jdi alasan tersendiri untuk tidak membenci. Mungkin aku akan mengoreksi orang atas kinerjanya akan sesuatu tapi itu selalu aku usahakan seobjektif mungkin bukan karena kebencian tapi karena memang demi kebaikan.
Atau bahakan ketika aku mulai menjauhi seseorang bukan karena benci tapi karena pada logikaku menjauh orang tersebut adalah yang terbaik.
7 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
Postingan ini sejarah dapat like dan reblog paling banyak, so ternyata banyak manusia-manusia yang sangat kuat dalam hidupnya. Menahan semua sendiri
Ya Rabb..
Tolong hadirkan 1 manusia yang aku bisa berbagi segala cerita kepadanya, meminta pertimbangan dan tidak menghakimi tentang sesuatu yang bahkan tentang sesuatu yang tidak bisa aku ceritakan kepada orang lain sama sekali.
Aku mulai lelah memendam sendiri.
239 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
Berjuang sendiri memang melelahkan tapi sepertinya tidak seburuk itu, pada dasarnya kita tidak akan benar-benar sendiri. Selalu ada Allah yang membersamai, selalu ada doa orang tua yang membersamai.
Semoga dalam perjuangan yang sendiri di pertemukan dengan orang2 baik. Seperti sebelumnya Allah selalu punya skenario terbaik menjauhkan dari orang-orang yang kurang baik.
2 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
Aku saja selalu rumit tentang cinta. Seringnya ada orang yang mengharapkan tapi aku tidak bisa membuka hati atau sebaliknya. Tapi herannya justru orang2 di sekitar banyak yang curhat tentang hubunganya.
Its okay, aku juga bahagia jika bisa membantu, hanya saja kok bisa ya curhatnya ke aku, bahkan yang memahami hubungan saja sangat minim :v
Masalahnya bukan cuma sekedar curhat tapi mereka butuh saran. Tapi ada satu hal yang aneh dri aku, aku cukup gampang lelah kalau berintraksi dengan banyak orang. Tetapi aku selalu semangat mendengarkan cerita orang tentang permasalahan hidupnya. Kaya ada kebahagiaan saat bisa membantu menenangkan.
8 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
Mungkin segala yang terjadi dan harus dipaksa melalui banyak hal sendiri adalah hasil dari aku yang cukup gengsi untuk menujukan sisi lemahku, entah kenapa seperti secara tidak langsung tertanam bahwa menjadi kuat adalah harga diri.
Tapi, pada akhir-akhir ini juga aku benar-benar pada tahap merasa membutuhkan orang lain. Setelah belasan tahun berprinsip "kita memang makhluk sosial, tapi aku usahkan untuk bisa sendiri". Sebenernya prinsip harus bisa sendiri adalah hasil entah aku katakan trauma atau apa karena pada saat dlu aku termasuk orang yang jarang mendapatkan bantuan dari siapapun. I'm always alone
Walaupun beberapa tahun terakhir aku bersyukur dihadirkan banyak teman dan adik2 bru yang selalu bisa membantu. Selain itu aku terkadang malas berhutang budi dengan orang lain, tapi argumen ini seketika terbantahkan saat aku menonton login habib jafar dan onad yang kebetulan bintang tamunya adalah sujiwo tejo beliau menyampaikan yang intinya yang menggerakan hati manusia itu Allah jadi kita berterimakasihnya harusnya kepada Allah,terimakasi kepada manusia hanya sebatas adab saya dan menghargai.
Jadi apapun yang terjadi nanti semua yang terbaik mudah-mudahan. Sendiri aku akan semakin kuat. Dibersamai aku jadi sadar bahwa aku bisa untuk bersandar.
3 notes · View notes
kartikawidya · 6 months
Text
Pada akhirnya, kita harus sadar bahwa kita harus selesai dengan diri sendiri sebelum kemudia memikirkan orang lain.
Apakah kita sudah cukup dengan diri sendiri. Apakah kita sudah stabil dengan diri sendiri. Karena terkadang kita terlalu memikirkan orang lain hingga lupa diri sendiri. Hingga pada akhirnya kita justru akan melukai diri sendiri atau setidaknya orang-orang yang menjadi bagian dari diri kita.
Bukan egois, tapi pada dasarnya memastikan diri sudah mampu berjalan dengan baik sebelum membantu mengandeng orang lain justru akan semakin baik gandengan kita untuk orang lain. Jika justru sama-sama tertatih bukankah artinya kita juga belum selesai dengan diri sendiri
166 notes · View notes
kartikawidya · 7 months
Text
Ya Rabb..
Tolong hadirkan 1 manusia yang aku bisa berbagi segala cerita kepadanya, meminta pertimbangan dan tidak menghakimi tentang sesuatu yang bahkan tentang sesuatu yang tidak bisa aku ceritakan kepada orang lain sama sekali.
Aku mulai lelah memendam sendiri.
239 notes · View notes