#Rembulan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ada seseorang yang hatinya setenang rembulan, ialah seseorang yang bisa memaafkan orang lain meskipun mereka tidak pantas untuk dimaafkan, yang membuat orang lain bahagia meski ia sendiri sedang patah dan remuk hatinya, dan ia yang berusaha tetap tenang di saat-saat datang putus asa. Setenang rembulan.
650 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/e57e27029e560c9cb89ebcdef9ab6683/97cc46c51ab4bf63-63/s540x810/83fbecd3dbd3e5b2225d1510a5179e8ff9db29e8.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/fd2990555e44c47d27c7dd6abd1023b0/97cc46c51ab4bf63-1f/s540x810/2602d4a666e5d0716c4e09c0683f0a7b4a233206.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/bf83fc369a77691f61b7bb3b25b0467a/97cc46c51ab4bf63-f0/s540x810/aa6517d65c1e2925af425da7ac2664557b6f94d1.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/784cfd2f5c9908e974de82abe936de42/97cc46c51ab4bf63-16/s540x810/0960270a69e81166059ec6d414afb2aea5d51be4.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/b77dc59739aa82a22da36785dc65601a/97cc46c51ab4bf63-94/s540x810/1628fe5ed1282b8de5db019f2ac4e987588f5470.jpg)
Senja datang sambut sang rembulan, menapaki malam dalam sunyinya ambigu peradaban atas nama cinta
58 notes
·
View notes
Text
Jika Allah mampu membentangkan langit tanpa tiang dan tanpa satupun celah keretakkan,
Jika Allah mampu menutupi siang dengan malam dan menerangi gulitanya dengan cahaya rembulan,
Jika Allah mampu meniupkan angin untuk menggerakkan awan-awan,
Jika Allah mampu menurunkan hujan untuk menggenangi lautan,
Jika Allah mampu menumbuhkan tanaman dan pepohonan yang tadinya mati hingga melahirkan kehidupan,
Maka sungguh mudah bagi Allah untuk segera mengabulkan permintaanmu yang paling menggebu itu, namun jika kini belum saatnya jadi nyata, maka tugasmu adalah bersabar dan terus berupaya meminta pada-Nya tanpa lelah... dengan membawa prasangka baik yang jauh dari putus asa.
Maka sungguh mudah pula bagi Allah jika hendak menghapus kesedihanmu saat ini dengan sekejap, namun saat ini—tugasmu adalah mencerna rasa sedih itu pelan-pelan, agar dapat memaknai kekeliruan yang mungkin tidak disadari sebagai penyebabnya dan sebagai sarana untuk memungut kebaikan yang mungkin sebelumnya luput untuk diambil sebagai lentera untuk menenangkan hati.
Rasa sedih memang tidak menyenangkan, tapi di dalamnya ada banyak pelajaran perihal menjadi kuat, dewasa dan bijaksana.
Tak ada yang mustahil jika Dia menghendaki apapun untuk menjadi takdir kita,
Tak ada yang sulit pula bagi Allah jika Dia menghendaki agar keinginan dan harapan kita segera menjadi nyata,
Namun Allah memiliki perhitungan yang amat teliti dan tak pernah keliru perihal; apakah kita cukup kuat untuk menerima, apakah kita telah pantas untuk menjalani dan apakah kita sudah mampu untuk bertanggung jawab jika harus serta merta Dia kabulkan permintaan kita saat ini?
Jika serta merta apa yang kita pinta jadi nyata, akankah kita meletakkan syukur kepada Allah di urutan terdepan rasa bahagia atau kita malah lupa pada-Nya?
Jika serta merta rasa sedih ini dihapus dari lubuk hati, akankah kita terus mengingat-Nya dan tetap menengadahkan tangan penuh pinta?
Sayangnya, kita yang sukar sekali untuk ikhlas menjalani kenyataan dan berbaik sangka atas apa yang kita nantikan.
Sayangnya, kita seringkali merasa sok tahu apa yang terbaik untuk kita, padahal kita ini cuma hamba yang tidak tahu apa-apa tentang masa depan.
Ya Allah, ampunilah diri ini. :(
Rumah, 5 Desember 2023 19.09 wita
238 notes
·
View notes
Text
Rembulan Sebelum Fajar
Terinspirasi dari Lagu Melukis Bayangmu, Adera
mungkin sehari, seminggu, sebulan atau sudah setahun, sejak kehadiranmu melintang di titik hidup yang tak ingin kubiarkan siapapun di sana. tapi kau memberikan kehangatan yang membuatku berhenti menggigil. maka aku merela sebab petang tak bisa menghentikan malam yang datang. namun masa selalu berlalu, bukan?
kakiku sudah mulai basah, oleh embun dini hari meski nyalamu masih bisa kurasakan. aku seperti jatuh dalam kisah prambanan, tapi tak ada jin dan simsalabim, juga tak ada kau yang bersedia dimenangkan. aku hanya berkejaran dengan diriku sendiri, menangkap bayangmu yang semakin bias, menyimpannya dalam sekotak puisi.
ia menjadi kata, aksara, diksi, rima dan segala yang menyusun sajak. sebab kelak semua akan menjadi tiada, maka meski terdengar pesakitan biarkan aku menjadikan dirimu manuskrip yang bisa kubaca kapan saja. bahwa pernah ada masa di mana aku jatuh cinta dengan benar.
01 Agustus 2024
61 notes
·
View notes
Text
Mimpi - mimpi yang terlalu mewah hingga memantik ambisi dan angkara murka demi meraih sebuah cita.
Dalam perjalanan-nya kanan dan kiri tersakiti. Anak - anak yang awalnya pandir menyaru sebagai Cendikiawan
Sembari menyembunyikan sifat - sifat dajjal-nya dalam balutan syair nan suci.
Ingin menjadi siapa? Makhluk - makhluk berbusana mewah, bermandikan pewangi namun sekaligus mengeluarkan nanah dimana - mana
Atau hidup secara biasa - biasa saja, nampak sibuk berlarian kesana - kemari demi menunggu pergantian matahari dan rembulan
Berharap orang - orang sekitar lupa mempergunjingkan kita sebagai sekadar Zombie
Kau pikir aku akan merindukan kehidupan yang demikian?
Kemudian berdoa secara khusyuk agar aku diberi kesempatan untuk terlahir kembali
Jelas Tidak!
Tapi baiklah, bila sekadar berandai - andai, apa yang akan ku lakukan jika memang
Harus "terlahir kembali"
Tidak akan ada hal - hal yang besar, kembali melakukan apa - apa seperti biasa. Menyakiti dan disakiti, apa memang kita bisa menghindarinya?
Mungkin aku hanya akan lebih berhati - hati terhadap mereka yang memang kusayang, berusaha sebisa mungkin menjauhkan semua kutukan ini dari sekitaran mereka.
Karena jujur saja, dunia berhenti berputar-pun aku bisa saja tak peduli, namun rasa sakit yang ditimbulkan karena ke tak- sengajaan melukai mereka
Akan tetap kurasakan dalam setiap semesta.
21 notes
·
View notes
Text
Do'a yang satu arah, satu tuju melangit bersama pasrah.
Rembulan selalu menjadi salah satu tanda datangnya sebuah malam, Keheningan yang menyelam, mampu membawa riak do'a dalam ketenangannya.
Malam, selalu dirindukan oleh para salafush shalih.. Bukan sekedar untuk beristirahat, Namun malam menjadi bekal refleksi dan pendewasaan diri pada setiap takdir terbaik-Nya.
Banyak kisah yang masyhur di malam hari.. Secuil contoh memaafkan termasuk pintu dari sebuah ketenangan..
Marilah, jangan sia-sia kan tenangnya sebuah malam.. Bukankah sudah banyak kode yang Allah berikan untuk kita bangun di sepertiga malamnya(?)
Sekali lagi, marilah..
13 notes
·
View notes
Text
Telapak tanganmu lebih besar dibanding telapak tanganku, maka itu aku membiarkanmu menggengamnya.
Aku sering menengadah karena kau lebih tinggi, jadi sembari menatap matamu yang berpijar itu; aku juga menatap langit, rembulan dan para bintang yang memeluk punggungmu.
Cahayamu merekah, menumbuhkan para bunga, menjadikannya taman. Aku senang bermain-main disana. Aroma bunga yang kau tumbuhkan mengingatkanku pada diriku sewaktu kecil; yang tak banyak takutnya, suka menari-nari, juga berpelukan. Kau mengembalikannya padaku dengan penuh cinta. Sebab itu, aku mencintaimu.
Dan aku mendoakanmu
Dan aku memelukmu
Dan aku meminta waktu yang lebih panjang
Dan semoga cinta senantiasa mewarnai dan mengaruniai kita.
Melinda Risa,
Bintaro, 31 July 2024 12.32 PM
19 notes
·
View notes
Text
Becik ketitik tambah apik ataupun akan terlihat baik atau terang atau tampak terlihat ditambahkan atau dikalikan terangnya olo ketoro panggah olo ataupun akan tetap sama tidak berlebih ataupun berkurang luka aib bobrok belang cacat guratan atau jeleknya atau tidak akan berubah mirip persis sama luka aib bobrok belang cacat guratan atau jeleknya.. Becik ketitik tambah apik olo ketoro panggah olo Becik ketitik yo ketok apik olo ketoro yo tetep olo
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/8b0452502e2c041470b8c941504cf418/8b72acbb1de9af69-fa/s540x810/ec2faa0232979facb99efd47e389073ebb533298.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/aeefef5ad45016744e8d7451b7f4a2d5/8b72acbb1de9af69-06/s540x810/d937865330ae1befa1697f587c6348228ae980af.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/b443220d052f36b0077b1d60eef94160/8b72acbb1de9af69-66/s640x960/01f7c9118c15560a9279fed8e0b913496907dd43.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/c304b95cc18f1daa7c002d4cad5a5133/8b72acbb1de9af69-84/s540x810/548092faa67f054e33fca7038711599edd48c365.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/843fb8500ac702b950f122b3983b15e9/8b72acbb1de9af69-3a/s640x960/a688b48000c25dd3fef76eae9910e8a87f26d6ab.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/f05aa63be415470db6bff818ef9cb9c0/8b72acbb1de9af69-2d/s250x250_c1/b9778ed65a8628e6defd788f9c69b2450a4ad098.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/66b185b98ec069f56495ebd694b5987e/8b72acbb1de9af69-e3/s540x810/6f91e2838f87457193b11a715cd0aab1e92c7cb5.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/bfc4b2f7e301c067d52b868efbbd66f2/8b72acbb1de9af69-f7/s640x960/c174afcd0a3ea26a1e26c607d31331cb8f0fd7ef.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/bda251c00b7e98a746c4625305663dc5/8b72acbb1de9af69-02/s640x960/10348725ba84c70f0e4b8078c3f7d42fbc340c52.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/4e301fcc53f1b6368f2eea921a499fdd/8b72acbb1de9af69-a2/s540x810/a525e093d0fa1adffc26f749f4ee904fad0e4841.jpg)
Bayangan part 3 gambar
1 note
·
View note
Text
Malam ini terlihat terang tanpa rembulan, sebab cahayanya berpindah padamu
Kasus pencurian terbesar menurutku di pertengahan tahun ini
Jangan sampai orang lain tahu, kamu yg sederhana mulai mencuri perhatianku
Biar ku jalankan tugasku mengalihkan perhatian orang-orang yg menginginkanmu, agar kamu bisa bebas bersembunyi
Jika dikemudian hari kamu menjadi target pencarian orang-orang di seantero bumi, bersiaplah!!!
Karena aku yg akan menemukanmu pertama kali
Larilah sejauh mungkin jika ragu, aku tidak akan lagi main kejar-kejaran itu sudah metode lama dan aku tahu resikonya adalah kehilangan
Sekarang aku lebih ingin bermain cantik, senyap dan terkendali
Tidak akan lagi memakai pola yg sama, itu terlalu kuno
Santai dan nikmati saja peranmu
Aku juga begitu, akan ku pastikan tembakanku sekarang akan tepat sasaran
Bersabarlah sebentar lagi, aku sedang menyusun masa depan
19 notes
·
View notes
Text
Aku menyukai bulan, sebab ayah yang memperlihatkannya padaku.
Bulan itu jauh, tidak seperti jarak antara ayah dan aku.
Aku masih ingat bagaimana ayah selalu mengajakku keluar untuk melihat sekitar sambil bernyanyi, bercerita dan menjawab beragam pertanyaan yang terlontar dari tubuh mungilku yang ingin banyak tahu.
Aku juga masih ingat bagaimana setiap malam sabtu atau minggu ayah membacakanku sebuah buku.
Ayah tak pernah kehabisan akal untuk membahagiakan aku meski dengan cara sederhana.
Aku juga masih ingat bagaimana percakapan kita di bawah sinar rembulan kala itu...
"Ayah, kan ayah selalu bahagiain kakak nih, kalo ternyata nantinya kakak malah gak bisa bahagiain ayah gimana?"
"Ya gapapa, ayah gak minta dibahagiain sama kakak kok, yang penting kakak bahagia"
Aku sudah berbahagia ayah, aku sudah berbahagia, sejak saat pertama ibu memilikimu.
48 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/eb091c3a7a1a940aa7fa4980388c7187/1558b6094f75578d-fa/s540x810/e36a9534621533718d5061cda0c760a1229bc40c.jpg)
Kita tidak harus selalu riuh seperti jalanan yang tak kenal jeda.
Kita tidak harus selalu dingin seperti hembusan angin yang membekukan.
Kita tidak harus selalu terik seperti kemarau yang meretakkan harapan.
Kita hanya perlu menjadi apa adanya, yang kadang diam, lalu nanti berisik, yang sesekali bertengkar, dan lebih banyak berdamai, yang sesekali keliru dan terus belajar jadi baik dan lapang memaafkan.
Kita hanya perlu menjadi apa adanya, menjadi kita yang memang jujur berbeda, mustahil sama seutuhnya; yang memang banyak berkekurangan untuk saling menutupi; yang terselip kelebihan untuk saling melengkapi; yang satu jalinan takdir untuk saling bersabar dan mensyukuri.
Seperti gerimis yang pasti akan reda, seperti dedaunan yang akan berguguran, seperti rembulan yang purnama lalu menjadi sabit perlahan-lahan, seperti pasang surutnya gelombang lautan—segala yang kita rasa dan pikirkan akan berubah, diubah oleh waktu dan keadaan, namun apapun tentang pernikahan, semoga senantiasa tertanam tujuan perjalanan bersama ini, agar seperti pohon yang terus tumbuh dan akarnya semakin kokoh— untuk saling menghidupkan dan meneduhkan.
Tapin yang sedang badai hujan, 8 Mei 2023 16.01 wita
289 notes
·
View notes
Text
Rindu Rindu Telah Pulang
pernah diunggah di storial
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/6c599fc38fa742939b8f3d56bb5465d7/72528115aa94af11-35/s540x810/8e13191c676a4e03309c1c6b44d911960e5efc39.jpg)
Malam tadi tepat ketika pukul dua belas, satu rinduku mengetuk pintu jendela. Ia adalah rindu yang aku kirimkan tepat di malam aku menyerah. Saat aku membuka jendela, rindu itu memeluk tubuhku, dan berbisik tepat di telinga kanan.
"Sudahi, ia bahkan tak sudi mendengar namamu."
Aku tersenyum kecil, membawa masuk rindu itu kembali dalam dadaku.
Kembalinya rinduku tadi malam, maka menjadi rindu terakhir yang pernah aku kirimkan kepada cinta yang penuh penolakan. Tepat sebelum pukul dua pagi, di bawah rembulan yang redup, dinginnya tepi kota, aku satukan semua cinta, mengirimkannya ke langit tanpa gemintang.
Pagi tadi, saat aku terbangun detak di dadaku berhenti. Aku kelabakan mencari bantuan, saat itulah aku tahu, jantungku kehilangan fungsinya ketika cinta sempurna aku musnahkan.
Aku pejamkan mata tanpa detakan, dan ketika aku buka perlahan, cinta itu sedang menertawakanku. Sialnya, setelah aku layangkan ke langit malam, ia pulang dalam bentuk yang lebih besar, dengan warna merah pekat menyala, dan hangat seperti senja ketika kemarau tiba.
Aku tersenyum miris, sedang cinta berhamburan memeluk, memenuhi seluruh tubuh. Mereka kembali dalam bentuk cinta yang semakin membuncah. Memenuhi tubuhku dengan sayatan, merah mengalir menggenang memenuhi kamar. Aku menenggelamkan diri, membiarkan merah pekat itu membunuhku. Tapi sayang, mereka membiarkan aku menyala dengan segala cinta.
Saat itu lah aku tahu, ada yang bisa membunuh tanpa menyentuh. Ada yang bisa mati tanpa berhenti. Ada yang tetap tumbuh tanpa ditanam. Dalam hidupku, ialah cinta.
Dulu aku kira, aku pendekar yang akan menghunuskan pedang ketika terluka. Ternyata ketika aku cinta, aku lah yang rela dihujam dengan semua belati yang kau punya. Aku ingat satu kisah, dimana cinta yang terluka membunuh sebagai balasan luka, si perempuan lah yang menghunuskan pedang, si laki-laki yang rela dihujam, dan menjelma menjadi kunang-kunang.
Ternyata aku, adalah yang ingin jadi kunang-kunang, hangus dari muka bumi sebagai manusia. Dan mencintai meski tak dihargai 1300 tahun lamanya.
Sekarang, telah aku kirim nyawaku yang kau minta. Bersama angin timur, melewati wilayah di mana tak ada rindu yang melintas. Aku biarkan kau menghancurkanku dengan segala cara, karena sekalipun aku ingin, cinta itu tak mau pergi. Maka, bunuhlah cinta itu jika kau ingin. Aku gagal menghancurkannya.
Cinta yang telah membuat aku seberani sekarang, menjadi manusia paling bebas yang tak takut lagi menghadapi dunia. Menjadi paling buruk di mata kehidupan, yang menyerahkan mimpi-mimpi dan tak lagi terikat terhadap apapun dalam tatanan semesta.
Aku tak lagi bernama, nyawaku adalah cinta yang melayang di udara, layaknya kunang-kunang yang akan menemanimu hingga 1300 tahun lamanya.
Rindu-rindu telah kembali, tapi cinta bereinkarnasi menjadi abadi.
tentang lelaki terakhir yang (masih) aku cintai.
112 notes
·
View notes
Text
Mencintai untuk Patah, Patah untuk Bertumbuh
"Tahu tidak? kalau ada sebuah tawaran film untuk kita perankan, sepertinya kita sama-sama tidak mau jadi pemeran antagonis." Aku memberanikan diri untuk membuka percakapan, sejak tadi kau hanya melamun memandang keluar jendela kereta yang sedang melaju kencang.
"Maksudmu?"
"Selama ini aku tahu kau sudah tidak mencintaiku."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Terlihat dari sikapmu, aktingmu payah sekali." Aku sedikit bergurau.
"Sok tahu kau."
"Kenapa? Memangnya aku salah?"
"Tidak juga."
"Sial. Benar ternyata."
"Lantas, mengapa selama ini kau diam saja?" katamu penasaran.
"Memangnya kau ingin aku bagaimana? mancaci makimu di sosial media? datang ke rumahmu untuk memarahimu? mengemis-ngemis padamu? protes? menjambak rambutmu karena kau sudah tidak cinta aku? haha bodoh sekali."
"Kau kan bisa memastikan dan bertanya langsung padaku. Atau kau bisa pergi dariku, menerima orang baru. Aku tak akan marah dan tak akan mencarimu."
"Tidak tertarik. Lagipula yang tidak cinta itu kau, bukan aku. Mau kau mencintaiku atau tidak, itu urusanmu."
"Memangnya kau tidak sakit hati?"
"Ya, pastilah. Orang gila mana yang tidak sakit hati ketika seseorang yang dicintainya ternyata tidak mencintainya kembali?"
"Orang gilanya kan kau. Sudah tahu tidak dicintai tapi masih saja bertahan seorang diri." Kau meledek.
"Kau juga sama gilanya berarti. Sudah tahu tidak mencintai tapi malah tidak berani bilang dan bertingkah seolah-olah peduli." Aku balas kata-katamu, tak mau kalah.
"Sial. Kau memang pandai membalikan kata-kata." Kau sedikit kesal, aku menertawakan.
Hening sejenak.
"Tapi, seharusnya aku yang bertanya seperti tadi padamu." Kataku tiba-tiba.
"Bertanya apa?"
"Kalau kau sudah tidak cinta, mengapa kau diam saja?"
Kau terdiam. Berpikir sejenak. "Karena aku tak mau membuatmu sakit hati."
"Kau tidak sedang bergurau, kan?"
"Maksudmu?"
"Maksudku, sejak awal ketika aku memutuskan untuk menerimamu artinya aku sudah siap jika suatu hari harus patah hati karenamu. Patah hati olehmu adalah suatu kemungkinan yang sudah aku perkirakan. Kalau sejak awal kau datang baik-baik dan berkata bahwa kau mencintaiku, seharusnya saat kau ingin pergi, kau bisa pamit baik-baik dan mengatakan bahwa kau sudah tidak mencintaiku lagi. Dengan begitu, sakit hatinya hanya sekali dan aku akan memulai untuk merakit kembali hati yang sempat patah ini. Perihal patah hati, bukanlah suatu hal yang buruk sebenarnya. Patah hati adalah proses bertumbuh untuk menjadi manusia hebat dan kuat. Jadi, kau punya hak untuk mengutarakan bebagaimacam perasaanmu padaku. Kau berhak mengatakan bahwa kau mencintaiku, tentu kau juga sangat berhak untuk mengatakan bahwa kau sudah tidak mencintaiku. Perihal bagaimana aku setelah itu, biarlah jadi urusanku." Aku menjelaskan.
"Tidak semudah itu. Aku juga memikirkan perasaanmu. Kau pikir gampang mengatakan bahwa aku sudah tidak mencintaimu? Bagaimana jika setelah aku mengatakannya kau benar-benar jadi gila?" kau sedikit protes.
"Sebentar, kau pikir juga gampang mencintai seseorang yang tidak mencintai kembali?" aku berhenti sejenak, kemudian melanjutkan. "Dengar, sebetulnya kau tak perlu merisaukanku. Begini-begini aku juga punya Tuhan. Tidak mungkinlah aku menjadi gila karena hal sepele semacam ini."
"Ya, tetap saja aku merasa tidak enak."
"Kau seperti meremehkanku. Kau seperti berpikir bahwa aku akan menderita jika kau tidak ada. Padahal, itu belum tentu. Bukankah langit malam akan tetap tenang walau tanpa kehadiran sang rembulan?"
Kau hanya terdiam.
Hening beberapa saat.
"Jadi, bagaimana?" tanyamu, memecah keheningan.
"Bagaimana apanya?"
"Kau tidak mau bertanya mengapa aku tidak mencintaimu lagi?"
"Untuk apa? Sebagaimana kau pernah mencintaiku tanpa alasan, tak aneh juga jika kau tak lagi mencintaiku tanpa alasan. Jika perlu alasan pun pasti banyak kemungkinan mengapa kau tidak mencintaiku lagi. Alasannya bisa saja karena aku sudah tidak menarik lagi misalnya, sikapku yang menurutmu tidak baik, atau kau merasa aku tidak pernah pantas untukmu." Aku menghela nafas sejenak, "atau alasan yang datang dari dirimu, seperti kau tiba-tiba menemukan cinta yang baru, kau merasa tidak layak untuk dicintai, kau ingin fokus dengan duniamu, atau ada suatu hal yang seharusnya tak kuketahui dan atau seribu alasan lainnya. Tapi, aku selalu yakin bahwa dari berbagaimacam alasan tersebut, tidak ada satupun alasan yang tidak masuk akal. Kau beralasan begitu bukan berarti kau sengaja ingin menyakitiku. Kalau kau sengaja menyakiti, berarti kau memang tidak waras. Lagipula, kalau aku merasa tersakiti sebabnya bukan karenamu. Tapi, karena perasaan dan pikiranku sendiri." Sial. Aku mengatakannya seolah mudah untuk dijalankan.
Kau terdiam, mencerna kalimat yang baru saja ku ucapkan, kemudian bertanya "Lantas, kapan kau akan berhenti mencintaiku?"
"Aku akan berhenti mencintaimu saat mulutmu sendiri yang mengatakan bahwa kau sudah tidak mencintaiku. Aku akan berhenti saat kau mengatakan bahwa aku harus berhenti. Aku akan berhenti saat kau sudah menemukan cinta yang baru. Saat itulah aku akan berhenti."
"Kau tidak sayang dengan dirimu?"
"Aku sayang, tapi santai."
"Kau ini memang selalu tidak jelas." Kau meledekku.
"Iya, seperti hubungan kita, ya?"
"Ya sudah. Maafkan aku."
"Maaf untuk?"
"Maaf karena aku sudah tidak mencintaimu."
"Haha kau ini suka sekali bercanda, ya. Dengar, tidak mencintaiku bukanlah suatu dosa besar. Yang jadi masalah adalah kalau kau tidak mencintai Tuhanmu. Itu baru namanya kurang ajar. Lagipula aku ini orangnya tidak enakan, untuk dicintai orang sepertimu saja aku merasa tidak enak, takut merepotkan."
"Kalau begitu, biar kuubah. Maaf kalau aku sempat membuatmu sakit hati."
Aku terdiam sejenak. "Hmm, bukan masalah sebenarnya. Sakit hati ini sudah jadi risiko yang harus kuterima. Kau tak perlu minta maaf, karena aku sendiri yang salah."
"Memang apa salahmu?"
"Salahku adalah berharap terlalu besar padamu, manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Maksudku, kalau aku berharapnya kepada Tuhan, pasti aku akan baik-baik saja, kan?"
"Tapi, tetap saja aku sempat membuatmu berharap."
"Ya sudah, baiklah. Aku maafkan." kataku.
***
Kereta mulai melambat perlahan, tanda akan berhenti di stasiun depan. Beberapa orang bersiap untuk bergegas keluar.
"Baiklah, kalau begitu boleh aku pamit sekarang?" katamu.
"Kalau itu sudah menjadi keputusanmu, silakan." Aku hanya tersenyum
"Kau tidak marah?"
"Kalau aku marah, memangnya kau tidak jadi pamit?"
"Aku tidak yakin." Raut wajahmu memancarkan kebingungan.
"Ya sudah, silakan."
Kereta terhenti.
Kau beranjak dari tempat dudukmu. Melangkah menuju pintu keluar.
satu langkah, dua langkah, tiga langkah, empat langkah, lima langkah.
Tiba-tiba kau terhenti. Membalikkan badan.
Kau tersenyum. "Terima kasih untuk semuanya, senang bisa mengenalmu. Sampai bertemu lagi." Kau melambaikan tangan.
"Iya, terima kasih kembali. Hati-hati di jalan." Aku balas melambaikan tangan.
Kau bergegas keluar. Langkahmu sangat cepat. Kulihat dari balik jendela kau mengusap matamu, berusaha untuk tidak berbalik badan. Banyak beban yang ada dipundakmu, terlihat banyak kebingungan dan keraguan di raut wajahmu itu. Dengan sisa kekuatan, kau berusaha melanjutkan perjalanan untuk mewujudkan mimpi dan cita-citamu.
Untuk sesaat, aku hanya terdiam menatap kursi penumpang dihadapanku yang telah kosong. Mataku terpejam, menarik nafas dalam-dalam, kemudian kukeluarkan pelan-pelan.
Aku mengusap wajah. Menahan agar tidak ada setetes pun air mata yang keluar. Ku ambil buku novel dari dalam tas yang sejak tadi ku gendong. Ku pasang earphone di telinga kiri dan kanan, lalu ku nyalakan lagu Sorai milik Nadin Amizah sebagai teman perjalanan.
Langit dan laut saling membantu
Mencipta awan hujan pun turun
Ketika dunia saling membantu
Lihat cinta mana yang tak jadi satu
Kereta ini perlahan mulai melaju kembali. Pelan tapi pasti, perlahan semakin cepat meninggalkan tempat pemberhentian tadi. Perjalananku masih panjang dan terus berlanjut. Banyak pelajaran yang kudapat dari perjalanan ini, tentu pelajaran berharga ini tak akan kudapat jika sebelumnya aku tidak pernah bertemu denganmu. Saat ini aku telah siap untuk tumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Di depan sana, sudah Tuhan siapkan berbagai skenario dan kejutan yang tidak terduga. Entah di tempat perhentian selanjutnya akan bertemu denganmu lagi atau tidak. Entah kursi penumpang dihadapanku akan terisi denganmu lagi atau tidak. Entah tujuanku akan tercapai atau tidak. Aku sama sekali tidak tahu.
Yang pasti, di perjalanan saat ini, di episode kali ini hanya menyisakan aku, buku, lagu kesukaanku, tanpa kehadiranmu.
....
Kau dan aku saling membantu
Membasuh hati yang pernah pilu
Mungkin akhirnya tak jadi satu
Namun bersorai pernah bertemu
Sorai - Nadin Amizah
Sorai, 12 Mei 2024
21 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/37a4d2620715ea1e2ccf7ac91c91537c/b69c0c0384407aa5-1b/s540x810/8a53e8c5b5fac10ffbba05e86e4d4d990e94dddf.jpg)
RINDU TAK TERBALAS
Malam menyapaku hening membungkam sepi
Tiada rasi gemintang mencumbu rembulan
Riasan cakrawala berhiaskan jelaga pucat pasi
Seakan membagikan kepedihan yng kurasakan
Menata hati memapah kepiluan yang tak henti
Di saat penghujung malam meminang sunyi
Akan rindu yang tak terbalas di sudut hati
Begitu berisik memecah dinding seri
Dan aku berjalan di setapak asa yang retak
Tak menemukan titik arah akan sebuah temu
Hilang di garis takdir semesta tak berpihak
Hanya menemukan bayanganmu yang semu
Kau dan aku tersekat jarak yang abadi
Tak ada perumpamaan yang bisa menjelaskan
Hingga Yang ada hanya luka rindu ini
Rentan berlinang duka menahan kerinduan
✍PenaKu⚘
8 notes
·
View notes
Text
Adarusa : orang yg meminjam sesuatu (uang atau barang) tapi ga ada kemauan buat ngembaliinin.
Adikara : Berkuasa, berwibawa
Adiwarna : Indah sekali, Bagus sekali
Adiwidia : pengetahuan yang paling tinggi.
Afsun : pesona
Akaid : kepercayaan yang telah pasti dan tidak boleh dipersoalkan lagi; ilmu tentang kepercayaan.
Aklimatisasi : penyesuaian (diri) dengan iklim, lingkungan, kondisi, atau suasana baru.
Aksa : jauh.
Alimun : golongan pekerja yang sudah tidak produktif.
Amarta : kehidupan
Ambivalen : bercabang dua yang saling bertentangan (seperti mencintai dan membenci sekaligus terhadap orang yang sama).
Amerta : tidak dapat mati, abadi.
Anca : rintangan, kerugian
Ancala : gunung
Anindita : sempurna
Anindya : cantik jelita
Arca : patung dari batu
Arumi : harum, wangi
Arunika : cahaya matahari pagi sesudah terbit.
Asa : harapan.
Asmaradana : cinta yg menyala- nyala.
Asmaraloka : memiliki arti dunia (alam) cinta kasih.
Asrar : rahasia
Bagaskara : matahari
Baka : abadi, kekal, langgeng
Baskara : matahari
Baswara : bercahaya.
Bena : ombak; banjir.
Bentala : bumi
Bestari : berpendidikan.
Bianglala : pelangi
Binar : sinar.
Buana : dunia
Bumantara : angkasa.
Cakrawala : horizon, kaki langit.
Candala : rendah diri
Candramawa : hitam bercampur putih (tentang bulu kucing).
Cengkerama : senda gurau
Cerpelai : musang, yang suka sekali memakan ular.
Chandra : rembulan
Dahriah : orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan, ateis.
Dekap : peluk, lekap, rangkul
Derana : tidak lekas patah hati, tahan dan tabah menderita sesuatu.
Dersik : Desir angin
Dewana : tergila-gila
Dikara : indah, mulia.
Diranda : pemberani
Dirgantara : ruang angkasa
Dwilogi : dua hal yang bertaut
Ejawantah : menjelma; menjadi berwujud.
Ekskursi : perjalanan untuk bersenang-senang; piknik; darmawisata.
Elegi : syair ratapan dukacita
Embara : berkelana
Esa : satu; tunggal.
Eunoia : pemikiran yang indah, pikiran yang baik.
Fadihat : kejelekan; keaiban; kenistaan.
Gahara : keturunan raja yang tulen (ayah ibunya anak raja-raja).
Gamang : takut, khawatir
Gandrung : sangat rindu.
Gemintang : rasi bintang.
Gempita : meriah
Genta : lonceng besar.
Gulita : gelap, pekat
Gurindam : sajak petuah
Hanca : pekerjaan yang tertunda.
Harsa : kegembiraan
Ina : matahari pagi
Insinuasi : tuduhan tersembunyi, tidak terang-terangan/tidak langsung; sindiran.
Jatmika : sopan
Jatukrama : sepasang kekasih
Jenggala : hutan.
Jentera : alat yang berputar
Jumantara : langit, udara.
Kalis : suci, bersih, murni.
Kama : cinta, asmara.
Kanagara : bunga matahari
Kanaya : bahagia, sempurna
Kanigara : bermakna bunga matahari.
Karsa : kehendak, niat.
Kartika : bintang
Katastrofe : bencana yang datang tiba-tiba.
Kelindan : benang yang berpilin, penggulung benang.
Kidung : nyanyian, puisi.
Kirana : sinar, cantik
Kirmizi : warna merah keunguan.
Klandestin : Kegiatan yang dilakukan secara rahasia / diam diam
Kulacino : bekas air di meja akibat gelas dingin atau basah.
Lazuardi : permata berwarna biru kemerahan, warna biru muda langit.
Lembayung : Warna merah bercampur ungu
Lengkara : mustahil, beduk, tabuh, nekara.
Lindap : redup, mendung, teduh.
Litani : doa yang diucapkan bersama-sama.
Lokananta : gamelan di kayangan yang bisa berbunyi sendiri.
Maharani : permaisuri.
Mahligai : tempat / kediaman keluarga raja.
Mangata : bayangan bulan di air yang terbentuk seperti jalan.
Maya : semu, sementara
Mayapada : bumi, dunia
Mega : awan
Menjura : membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan (dengan maksud menghormat).
Meraki : Melakukan sesuatu dengan Jiwa, Kreativitas, dan Cinta
Mudita : Perasaan bahagia melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang lain
Nabastala : langit
Nata : raja, baginda
Nayanika : mata yang indah.
Nelangsa : sedih
Neraca : timbangan
Nestapa : sedih sekali, susah hati.
Netra : mata, penglihatan
Nirmala : Suci / tidak berdosa
Nirwana : ketentraman
Niskala : abstrak. kokoh dalam bahasa Sansekerta dan bermakna kemenangan manusia dalam bahasa Yunani.
Nuraga : rasa simpati pada sesama.
Pancaroba : pergantian musim.
Pancarona : bermacam macam warna
Payoda : awan (yang menghasilkan air)
Petrikor : Aroma harum tanah kering terkena air hujan
Pitarah : nenek moyang.
Puspas : campur aduk.
Rahara : gadis yang sudah dewasa.
Rahsa : rasa terdalam
Ranum : matang.
Renjana : rindu yang dalam
Rinai : gerimis, hujan rintik-rintik
Risak : mengusik atau mengganggu.
Sabana : padang rumput
Sabitah : bintang yang posisinya tetap berada di langit.
Samsara : terlahir kembali
Sandyakala : cahaya merah saat senja.
Sanubari : hati, nurani, perasaan.
Saujana : sejauh mata memandang
Segara : laut
Selia : rapi, elok.
Seloka : larik puisi
Semenjana : tengah, sedang.
Senandika : firasat, konflik batin yang paling dalam, wacana dengan diri sendiri dalam drama untuk mengungkapkan perasaan.
Singgasana : kursi raja / penguasa
Sorai : teriakan kebahagiaan
Sporadis : kadang-kadang, tidak tentu
Suaka : tempat berlindung
Sumarah : keadaan pasrah
Suryakanta : kaca pembesar.
Swafoto : potret diri sendiri, selfie
Swasmita : Pemandangan indah saat matahari terbenam
Swastamita : pemandangan indah saat matahari terbenam.
Syahda : elok, cantik.
Taklif : penyerahan beban (pekerjaan, tugas, dan sebagainya) yang berat (kepada seseorang).
Taksa : ambigu, memiliki dua atau lebih arti.
Telaga : danau di pegunungan
Temaram : remang-remang
Terambau : terjatuh
Trengginas : lincah dan terampil.
Tuna : kehilangan
Ugahari : sederhana.
Undagi : tenaga ahli.
Wanodya : gadis remaja.
Widya : pengetahuan
Wira : pahlawan, laki-laki
Wiyata : pelajaran / pengajaran
6 agustus 2024
13 notes
·
View notes
Text
Tungau-tungau di Kulit Keriputmu
Rembulan membungkuk dan mentari bergegas ketika fajar yang biasa datang. Di suatu perut semesta, deru kendaraan menelan aspal tanpa sisa. Orang-orang mengunyah asap dan meminum ketakutan untuk kudapan pagi. Sementara tanah dan udara tetap sama suram. Angin enggan berhembus. Hanya tungau-tungau yang bersarang di kulit keriputmu.
Rembulan tertidur dan mentari bergulir ketika suatu fajar yang biasa datang. Di suatu perut semesta, kambing mengembik menelan jejak tanpa bekas. Orang-orang memakan derak kayu dan meminum asa untuk kudapan pagi. Sementara tanah dan udara mengenakan mantel warna senja. Tetap, angin enggan berhembus. Hanya tungau-tungau yang bersarang di kulit keriputmu.
Rembulan wafat dan mentari berpesta ketika suatu fajar yang biasa datang. Di suatu perut semesta, lenguh-lenguh tungau menelan hidup tanpa sisa Tak ada asap, tak ada derak kayu, tak ada ketakutan, atau pun asa Sementara tanah dan udara meluruh dalam raut tak bernama. Dan tungau-tungau di kulit keriputmu dispersi Lalu menjangkit di kulit orang-orang selainmu.
6 notes
·
View notes