#Olahraga di rumah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Begini Cara Menjaga Kesehatan Tanpa Harus Keluar Rumah
DENGAN gaya hidup yang semakin sibuk dan jadwal yang padat, banyak dari kita merasa sulit untuk menyisihkan waktu untuk pergi ke pusat kebugaran atau lapangan olahraga. Namun, penting untuk tetap aktif secara fisik demi kesehatan dan kesejahteraan kita. Salah satu solusi yang mudah dan efektif adalah melakukan olahraga di rumah. Berikut adalah beberapa olahraga yang bisa Anda lakukan tanpa harus…
View On WordPress
0 notes
Text
Pengen berbagi cerita bulan ini, masya Allah banget dah. 3x taaruf semua gagal, apakah aku terlalu ruwet dan rewel? Apakah aku terlalu kritis?
1x entah ini ga ada kelanjutan nya, padahal ga bahas-bahas yang serius, 1x nadzor di Solo, berteman dan kenal hampir 2 tahun pernah lost kontak juga. Tapi kayak digantung saja hasilnya. Malah bertanya pada sendiri, ini orang bener serius apa enggak sih, buang waktu saja deh. Oh dia cuman penasaran maybe. Sudah dewasa lho dia.
yang ke 2x kali bener bener syari, pakai perantara, masuk sesi tanya jawab. Sampai pada akhirnya ikhwan nya mundur.
Afwan tuk Pertanyaan² itu tdk Ana jawab jdi Ana putuskan tuk mengundurkan diri dari ta'aruf.
"Moga Anthiy dpt yg lebih spesifik ats pertanyaan² Anthiy/ diskusi dgn ikhwan lain yg lbih baik dari Ana, Aamiin."
Baru tanya mau tinggal dimana setelah menikah dan bagaimana pengelolaan keuangan keluarga besok gimana, eeh udah mundur duluan, dilihat dari hobi dia suka hiking, membaca olahraga, umur sudah sangat matang sebagai laki-laki, pekerjaan mapan ( bekerja di perusahaan asing) harusnya jawaban nya sudah diluar kepala dong. Punya planning ke depan.
Aah bisa jadi aku yang terlalu rumit mengajukan pertanyaan. Ya sudah Alhamdulillah pokoknya,
Yang 3x nya, Ini perantara nya langsung minta nadzor tanpa sesi diskusi atau tanya jawab.
"Oh kok gini, bukan nya sebelum nadzor itu memang harus ada diskusi dulu, untuk lanjut nadzor, tapi ini malah ga boleh tanya tapi langsung nadzor? " gumamku, karena sudah terbiasa pakai pertanyaan dulu, aku bersikukuh buat ngajuin pertanyaan dan list nya sebagai berikut .
Pertanyaan untuk ikhwan, boleh dijawab via wa /chat lewat perabtara atau ketika saat bertemu (nadzor)
1. Masalah tempat tinggal; setelah menikah mau di mana? Kalau belum punya rumah apakah mau tinggal dengan mertua? Atau mengontrak?
2. Visi dan misi menikah nya bagaimana? dan bagaimana cara untuk mencapai visi misi tersebut?
3. Bolehkah nanti setelah menikah lanjut bekerja, traveling? Kalau tidak boleh bekerja gimana solusinya? Apakah buka usaha di rumah? Atau full mengurus rumah tangga?
4. Jika menikah dan sudah lama belum dikaruniai anak bagaimana menghadapinya? Atau sampai akhir menikah tidak diberi keturunan juga bagaimana? Atau diberi karunia seorang anak dengan kondisi yang spesial bagimana?
5. Bagaimana komposisi pengelolan keuangan atau manajemen keuangan rumah tangga besok?
6. Bagimana sifat atau karakter calon mertua atau ipar?
7. Bagaimana sikapnya saat melampiaskan emosi atau melampiaskan ketika marah, kesal dll?
8. Bagaimana pola asuh anak yang akan diterapkan besok setelah menikah?
9. Lebih suka istri yang pendiam, menurut atau yang kritis?
10. Setelah menikah minta pelayanannya yang seperti apa? Misal selalu diambilkan makanan dan minuman atau lain nya. Atau ingin selalu dilayani walau hal-hal sepele.
11. Apakah sudah paham tentang hak dan kewajiban suami istri?
12. Apakah perlu atau dibutuhkan pembagian tugas dalam rumah tangga?
13. Bagaimana kalau banyak perubahan fisik secara signifikan setelah menikah? Masih bisa menerima?
14. Jika pengelolaan keuangan rumah tangga nanti dikelola bersama, bagaimana konsep nya? Apakah berarti istri tahu semua pendapatan dan sumber penghasilan suami secara terbuka? keluar dan masuknya uang dlm rmh tangga?
15. Untuk persiapan mental, finansial dan ilmu sebelum menikah bagiamana ?
16. Kalau Selingkuh, Apa konsekuensinya? hal apa yg bisa dikatakan sebagai perselingkuhan ? standart e selingkuh itu yg kek gimana
17. Tipe yang mendengarkan atau tidak?
Mungkin ini dulu jika ada waktu mungkin saya bisa menambahkan.
Barakalllah fiikum.
Aah ga bisa berkata kata lagi aku, perantara pihak ikhwan merespon begini.
Ahsan di tanyakan pada saat ta'aruf Bu, bisa di sampaikan ke pihak akhwatnya, Alhamdulillah saya sudah pernah memproseskan lebih dari 10kali dan juga baru kali ini ada pertanyaan yg sebanyak itu, kayaknya pertanyaan yg begitu rumit akan menjadi penghalang/Ikhwan akan mundur nantinya, menurut ana selama ke dua pasangnya sebelum/setelah menikah akan Istiqomah dlm tholabul ilmi, menuntut ilmu syar'i akan menjadi kebaikan dlm rumah tangganya, Barokallahu fiikum.
Ahh bagaimana ini konsep nya? Apakah aku harus tanya yang ringan-ringan saja, dan seluruh pertanyaanku dibahas setelah menikah?
Aah bagaimana ini konsep nya.
Sudahlah.
@saarahsatujuan au aahhh gelap kak.
43 notes
·
View notes
Text
Kak Esah Manis
Pembaca situs semua yang disayangi. N budak nakal, pria muda di kompleks polis pingin bercerita lagi. Ingat Kak Esah, cewek ini masih muda. Usia sekitar 18th, sudah setahun lebih menikah dengan Bang Hamid(27th) dan menjadi jiran N, tinggal di rumah no 3. Masih belum mengandung lagi.
Kak Esah kecil molek, tidak tinggi orangnya. Dalam 5′ sahaja. Namun memiliki tubuh yang mantap dan kental. Dua buah payudara yang sederhana dengan body yang menggiurkan. Punggung yang kental dan lebar. Manakala Bang Hamid, juga sederhana orangnya. Dalam 5’4″ yang membolehkan dia menjadi seorang anggota polis. N lebih sedikit tinggi darinya.
N budak nakal itu tetap seperti biasa. Bersikat kemas dengan rambut sedikit panjang sampai ke tengkuk. Terikut-ikut dengan gaya dan stail pop yeh-yeh 60an. Masih tidak suka memakai seluar dalam. Bulu penisnya juga sudah merimbun dan panjang. N masih begelumang dan bergulat dengan macik Timah, Kak Etun, Makcik Anum, makcik Dewi dan Nyonya Teoh. Dari wanita-wanita gersang ini dia melatihkan dirinya untuk menjadi saorang jejaka yang pintar dan mantap dalam bersetubuh. Memperbaiki seni persetubuhan untuk dapat berjuang lama dan menikmati segala kenikmatan seksual seadanya. Kini N, melangkah ke usia 13 tahun. Tubuhnya tetap atletis keraan dia suka olahraga dan menjadi wakil sekolah dan negerinya. Dia pelari pecut sekolah dan mewakili zon serta negeri. Disamping itu minatnya adalah membaca dan menulis.
Satu petang N duduk diberanda lalu lalang berek itu, tepi rumah Kak Esah. Dia duduk di muara pintu. Berpakaian kurung dengan rambutnya terburai ke paras pinggang. Dia senyum mulus sambil menikmati lagu seruling anak gembala dendangan penyanyi pop Jefri Din dari corong radio yang dipasangnya.
“Mana Bang Hamid kak?” tanya ku yang duduk memegang sebuah buku nota.
“Kerja N.. Ke hutan katanya. Pergi pagi tadi. Tak tahu bila balik. Selalunya adalah sebulan macam dulu-dulu..” jawab Kak Esah sambil memilin lengan baju kurungnya.
“Ohh, abah N juga. Kata abah komunis banyak kak.. Takut juga ya,” kata N menyeringai menampakkan gigi putihnya bersusun.
“Yalah.. Risau juga akak,” kata Kak Esah, “Menyusahkan orang aja komunis ni.”
“Tak apa kak, sekurang-kurangnya Kak di sini ramai tentangga. Tak lah bongeng dan sunyi,” kata N.
Makcik Timah lalu memimpin dua orang anaknya.
“Ai N, buat apa borak dengan Esah ni?” tanya makcik Timah sedikit mengah, dia baru balik dari membeli belah.
Dia senyum melirik dan N faham sebab baru mengongkeknya tengahari tadi. N juga senyum. Nampak Makcik Timah mencemek bibirnya sambil melirik ke arah Esah. Makcik Timah berlalu dengan anak-anaknya. Aku memerhati wajah Kak Esah. Bulu matanya lentik, bibirnya halus merah merekah. Cakapnya lembut.
“Kau belajar betul-betul N.. Jangan sia-siakan peluang kau itu,” nasihat Kak Esah pada N tentang pelajaran.
“Baik kak, saya usahakan. Kena juga jadi orang sebab adik beradik ramai juga, kesian kat abah..” balas N senyum. “Akak kahwin dengan Bang Hamid atas dasar suka sama suka ke kak?”
“Taklahh.. Pilihan orang tua. Orang tua dia masuk meminang, orang tua akak tima sahaja. Maklumlah akak kandas LCE. Jadi apa pilihan akak, orang tua akak suruh kahwinlah,” jawab Kak Esah, “Sudah setahun lebih kami menikah lom lagi akak ngandung.”
Fikiran N melayang.. Dia senyum sendirian. Kak Esah bangun melangkah ke dapurnya lalu keluar semula membawa dua cawan air teh kosong.
“Minum N,” Kak Esah mempelawa dan dia duduk semula.
“Mekasih kak, buat susah aje..”balas N senyum.
“Akak suka borak dengan kau. Walaupun usia kau muda baru 13 tahun tapi kau nampak matang cam orang dewasa. Boleh tukar-tukar pikiran juga,” balas Kak Esah senang.
N teringat.. Teringat ketika N mengintai Bang Hamid menyetubuhi Kak Esah. Game mereka tidak hebat. Tidak adventurous. Biasa jer. Takde jilat menjilat. Bang hamid hanya mengentel puting dan keletit Kak Esah. Kak Esah hanya mengocok batang zakar Bang Hamid yang pendek itu. Bila tegang Bang Hamid menaiki tubuh Kak Esah. Kak Esah mengemudikan zakar suaminya masuk ke lubang farajnya. Lepas menghenjut Bang Hamid menghabiskan setubuhnya. Kemudian tidor. N melihat dari atas siling melalui lubang wayar letrik, Kak Esah masih terjaga. Masih gelisah membiarkan tubuhnya bogel. Kemudian melihat Kak Esah mengentel kelentit dan putingnya untuk mendapatkan orgasme. Malam tadi dia mengintai juga, hanya itu sahaja cara persetubuhan mereka berdua suami isteri dan pagi tadi Bang Hamid sudah di arahkan masuk ke hutan untuk mencari komunis.
Namun yang jelas di mata N kini ialah gunung kembar Kak Esah yang mekar. Pepetnya yang segar dengan rumput hitam yang halus. Itu dia jelas nampak masa mengintai dan kini Kak Esah di depannya dengan berbaju kurung. Butuhnya mencanak, dan N mula merasa serba salah dengan sikap penisnya mengeras tidak tentu pasal.
“Masa sekolah ni masa yang bagus N.. Kau mesti berjaya. Tengok akak yang gagal. Akhirnya cepat kahwin dan kena jaga rumahtangga. Tak puas rasanya,” balas Kak Esah menyesali keadaan.
“Akak tak bahagia ke?” tanya N memancing.
“Bukan tak bahagia.. Kan kami baru setahun lebih nikah. Banyak lagi kami berdua nak hadapi N.. Ni lom beranak..” jawab Kak Esah mengeluh.
Tetiba kilat menyambar dan guruh berdentum. Hujan turun dan tempiasnya mula menceceh di beranda berek kami. Cuaca gelap pekat petang itu. Nasib baik Makcik Timah dan anak-anaknya sudah balik dan tak terkandas di dalam hujan lebat itu. Angin bertiup membuatkan tempias hujan membasahi beranda.
“Isshh.. Mari masuk umah akak N.. Bawa cawan teh kamu tu,” kata Kak Esah yang bangun.
N juga buru-buru bangun sambil mengangkat cawah teh yang baru setengah kuhirup. Aku masuk ke rumahnya dan Kak Etun menutup pintu rumahnya. Kak Etun memandang kepada N yang masih berdiri dan dapat melihat bonjolan di seluar N. Dia senyum dan N kaku sebentar.. Sambil meletakkan cawan teh ke lantai. Guruh berdentum kilat memancar.. Hujan turun dengan lebat membuatkan tempiasnya melecahkan lantai beranda. Demikianlah selalunya.
Dan bila N menghisap puting dan memainkan lidahnya di payudara Kak Esah, desahnya meninggi. Raungnya menjadi. Ngerangnya mengeras. Bila N menyembamkan muka ke gunung kembar itu sambil meramas perlahan dan kuat, Kak esah mengerang dan syahwatnya memancar. Bila N mula mencium batang tengkok dan mengulum telinga, menjilat belakang telinga Kak Esah mengeliat keseronokan.
Kak Esah membawa ke bilik dan menanggalkan kurungnya. Dia bogel mengangkangkan pehanya. N melihat pepetnya yang tembam. Dapat melihat punggungnya yang bulat. Menyaksi dan merasakan kehalusan kulit Kak Esah yang diidamkannya. Kini dia mengomoli dada Kak Esah. Keras payudara Kak Esah. Keras puting susunya bila dinenen.
“Wahh besar nya butuh kau N.. Besar sungguh. Terkejut akak,” kata Kak Esah memegang batang zakar N dengan jejari dan tapak tangannya yang kecil.
Kini N menyembamkan mukanya ke vagina Kak Esah. Dengan lidahnya dia menguak liang dan lurah di puki yang harum itu. Kak Esah mengeliat dan erangnya kuat kedengaran namu ditutupi oleh bunyi hujan yang kuat turunnya di luar. N mengetel kelentit Kak Esah yang basah dengan hujung lidahnya. Kemudian menghunjamkan lidahnya ke lubang faraj Kak Esah sambil menyedut jus-jus yang ada di lubang itu. Tindakan Kak Esah nampak kaku. Dia hanya memegang dan batang zakar N dan membelainya.
“Sedapp N.. Mana kau belajar buat ni semua. Bang hamid tak pernah buat camni.. Urgghh sedapp N. Jilat kat puki akak.. Buat cam kau buat tadii.. Sedapp. Urghh..” desah dan kata Kak Esah sambil N meneruskan perlakuannya menjilat, menyedut, menghisap dan menghirup puki Kak esah.
Kak esah mengeliat nikmat. Kakinya menginjal-nginjal dan buntutnya terangkat-angkat. N menghalakan kepala zakarnya ke mulut Kak esah. Kak Esah memalingkan mukaya idak mahu mengulom batang zakar N.
“Cuba kak.. Buat cam jilat ais krim..”kata N sambil meramas payudara Kak Esah.
“Tak biasa.. Akak tak tahu,” balas Kak Esah memegang batang zakar N.
“Cuba kak.. Tentu sedap..” kata N yang meramas payudara Kak Esah dan mengentel puting sambil bediri menghalakan batang penisnya yang sasa ke mulut Kak esah.
Kak Esah menjilat kepala zakar N kemudian perlahan memasukkan zakar N ke dalam mulutnya. Hanya sekerat yang masuk Kak Esah mengeluarkan semula.
“Kak macam nak muntah,” kata Kak Esah menjelirkan lidahnya..
“Cuba..” balas N. Kak esah mengulangi perbuatan itu. Kali ini dengan lebih mesa dan lembut. Walaupun zakar N tak masuk habis-hanya sekerat dia sudah memainkan lidahnya di kepala zakar kemudian menjilat zakar itu bagaikan tak kecukupan. Kekerasan zakar N melintang di muka Kak Esah.
“Besarr penis kau N.. Takut akak..”desah Kak Esah.
N senyum. Dia membuat posisi 69. Dia memakan puki Kak Esah membuatkan Kak Esah mengeliat, mengelinjang sambil Kak Esah mengulom zakar N. Kini N bangun lalu mengagkangkan kaki Kak Esah. Tilam katil itu empok. N mengacukan kepala penisnya ke mulut vagina Kak Esah.
“Boleh ke..” tanya Kak Esah..
Belum habis pertanyaan itu N menyodok dan meradak penisnya ke liang..
“Aduhh.. Aduhh..” desah Kak Esah mngeliat..”Sakitt N..”
N tidak memperdulikan lalu meneruskan henjutan dan pompaannya. Kini Kak Esah yang tadi metasa sakit sudah tidak besuara melankan mengerang dan mendesah, mengeliat dan mengelin ting ke kiri dabn ke kanan. Kini dia mengangkat-angkatkan punggungnya mengikut rentak irama henjutan N. Dia melipat punggung N dengan kedua belah kakinya.. Kini dia pula mengayak punggungnya dengan penis N rapat ditekan berada di dalam farajnya.. Merasakan denyutan dinding vagina Kak sah mencengkam batang zakarnya.
Pacuan dan rodokan N makin kasar.. Kak Esah menerimanya dan dia menjerit-jerit.. Sambil tangannya mencakar-cakar belakang N.. Dia hampir ke kemuncak..
“Ooo.. sedapp.. Bang hamid tak buat cam ni N.. Pandai kau.. Urgghh akak kuar N.. Akak kuar..” dengus Kak Esah dalam jeritan dan erangannya..
N memacu terus.. “Urghh..”
Kak Esah mengecap orgasmenya.. N melepaskan spermanya ke dalam lubang faraj Kak Esah.. Panas dan menyerap..
*****
Semenjak peristiwa manis di dalam rumah Kak Esah sendiri semasa hujan lebat itu, Kak Esah boleh dikatakan tidak melepaskan peluang bersetubuh dengan N semasa ketiadaan suaminya. Bila Bang Hamid ada, dia mencari peluang bila Bang hamid keluar rumah untuk bersetubuh dengan N.
“Kau pandai N.. Mana kau belajar semua ini..?” tanya Kak Esah ketika habis mengongkeknya satu petang..
N sengih sahaja,” Reka-reka aja Kak.. Akak sedap dan seronok ker?”
“Ya N.. Baru akak dapat nikmat. Baru akak puas.. Baru akak dapat sampai ke kemuncak.. Butuh kau besar dan panjang, agak akak tak leh tima dalam faraj akak, rupa-rupanya sedapp, boleh dan masuk habis.. Terasa sendat dan ketat.. Bang hamid tak buat cam kau buat. Dia tak jilat tak menghisap semua ni..” tambah Kak Esah senyum mulus memeluk N.
“Janji akak bahagia.. N ada aja.. N suka.. N memang suka kat Kak Esah.. Sedapp..” kata N memegang dan meramas payudara Kak Esah manja.
“Ramai anak dara jadi korban kau nanti..” kata Kak Esah ketawa..
“Mana ada kak.. Tak suke.. Suke orang cam akak.. Sedapp,” balas N mwencium puki Kak Esah dan mengorek lubang puki Kak Esah dengan jari lalu menghisapnya.
Kak Esah mengucup bibir N.. Hujan menggila di luar.. Kak esah meggila disetubuhi N dan menyetubuhi N dua kali.. Kak sah benar-bnar menikmati kepuasan yang amat sangat.. Dalam hujan lebat itu mereka berdua berpeluhan.. Kak Esah, isteri yang baru setahun lebih dinikahi Bang Hamid dan baru menjadi jiran N di berek polis itu, kangen dan asyik serta mahu sahaja bersetubuh dengan N.
*****
Pembaca budiman situs ini. Adventure N makin panas. N sudah meningkat usia ke 13 tahun sekarang. Sudah masuk sekolah menengah. Makin ganteng dan cakep. Gitu juga dengan permainan sexnya. Makin meningkat dengan latihan yang diberkan oleh makcik-makcik, kakak-kakak gersang di kompleks kepolisian itu.
Incoming Search Terms:
yhs-per_001
ceritalucah kak imah
lurah tembam
intai jiran bersetubuh
novel ghairah makcik
n budak nakal dan makcik
mengintai jiran menukar baju
cerita lucah maria
nyonya gersang
ceritaseks sedap cerita jolok burit kakak
bersetubuh dengan jiran
ceritaseksemak
nenen melayu
puting makcik
cerita melayu nenen
451 notes
·
View notes
Text
Hal yang Membuat Bahagia dan Membuat Tidak Bahagia
Catatan. Hasil dari perjalanan pengalaman dan kontemplasi diri yang coba dibuatkan poin-poinnya. Sebagai pengingat bagi diri. Cobalah baca kembali manakala futur. Hal-hal yang membuat bahagia: 1. Tersenyum 2. Bersyukur. Syukur tidak harus atas hal-hal besar, hal-hal kecil sehari-hari pun sangat pantas menjadi sebab syukur kita. 3. Workout, olahraga. Angkat beban, melakukan hobi kaitannya dengan kegiatan fisik. 4. Belajar. The sense of mendapat pencerahan dan insight bagi hati dan jiwa, itu membuat bahagia. 5. Berinteraksi dengan al-Quran. Setiap hari. Terserah dengan cara apapun. 6. Memulai aktivitas sepagi mungkin. Vibesnya terasa lebih positif. 7. Pay attention to what we eat and what we drink. "Aku suka sesuatu yang berkualitas. Termasuk makanan dan minuman. Aku hanya memberikan tubuhku sesuatu yang dibutuhkannya, sesuatu yang berkualitas." Cobalah berkata demikian pada diri. Ya walaupun kadang-kadang zonk, tapi setidaknya kita punya dasar itu dulu dalam diri, jadi ada rem. Jadi kita kira-kira dan tidak berlebihan saat memakan sesuatu yang sesungguhnya kita tidak butuh-butuh amat. 8. Membaca buku yang bagus. 9. Membuat bahagia orang lain, berbuat kebaikan. 10. Membereskan dan merapikan rumah. Mungkin segala tugas rumah tangga tidak harus dilakukan sendiri, kalau ada rejeki ya nggak masalah dialihkan ke orang lain, hitung-hitung memberi rejeki ke orang lain. Diniatkan begitu supaya berkah dan semua bahagia. Tapi kalau bahasa cinta suamimu adalah act of service yang merasa bahagia banget dan merasa dicintai banget manakala istrinya nyuciin baju dia, ya apa mau dikata. Kerjakanlah dengan hati riang gembira duhai para istri wkwkwkwkwkw. Tapi kalau bahasa cinta suamimu adalah quality time yangmana bakal merasa dicintai manakala kamu ada di sampingnya, mungkin definisi dicintai bakal beda, bukan sibuk ini dan itu dengan pekerjaan rumah yang tiada berakhir. Tergantung sikon juga. Pandanglah suami sebagai jembatanmu menuju surga duhai para istri. Pembahasan agak melebar ya, dari merapikan rumah sampai bahasa cinta. Tapi memang banyak hal yang saling berkaitan jika dipikir-pikir. Ini menarik untuk jadi topik pembahasan lanjutan. 11. Do skincare and bodycare dengan produk-produk sesuai dan cocok dengan kebutuhan kulit kita masing-masing. Seringkali ini perjalanan panjang untuk mencari yang cocok. Semangat! Sunscreen is a must. Ingat itu. The sense of melihat kulit kita yang better than before, itu membahagiakan. Ingat ya, better than before. Bukan membandingkan dengan orang lain. Karena tentu banyak yang lebih uwaw dibanding kita. Terimalah diri. Perbaikilah diri. Dah, gt aja. Hal-hal yang membuat tidak bahagia: pada dasarnya kebalikan dari poin-poin diatas. 1. Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang memberi insight bagi diri. Terlalu banyak scrolling sosial media. 2. Makan dan minum sesuka-sukanya. "I only drink the best". "I only eat the best". "Makanan dan minuman adalah sumber kesehatan atau kesakitanmu" . at least kita berusaha menjaga, walau semua atas takdir Allah. Sekalipun makan dan minumnya ngaco, imbangi dengan workout yang lebih rajin. Konsekuen. 3. Menunda-nunda pekerjaan/ tugas yang harus dilakukan. buat to-do. Supaya clear di otak mengenai apa saja yang perlu kita kerjakan hari ini. Syukur sebelum tidur sudah dibuat agenda untuk esok hari. Jadi esok ada semangat lebih untuk bangun. Kita tau apa saja yang harus kita kerjakan esok. 4. Terlalu banyak berbicara / too much.
16 notes
·
View notes
Text
Awal minggu ini gue lalui dengan sangat tidak nyaman, karena harus kembali berhadapan dengan permasalahan paling utama dalam hidup: ngga bisa tidur.
Meski kedengarannya "kekinian", masalah ini triggering dan cukup membuat damage di gue.
Jadi pas hari pertama ngga bisa tidur itu awalnya gue sempet tidur, tapi emang kebangun-bangun karena ac kamar lagi suka netes. Karena merasa udah gue tadahin gayung dan ngga akan basahin kasur, jadi gue sempet tidur. Lalu tiba-tiba jam 2 pagi tetesannya tambah banyak dan kayanya terlalu banyak energi kalo gue harus pake buat mikir mau ditadah apa lagi. Akhirnya gue pindah ke kamar bawah.
Dan dimulailah. Gue ngga bisa tidur sampe matahari terbit.
Sempet merem bentar tapi ngga pules, kebangun-bangun dan merasa ngga tuntas, padahal hari itu gue kerja siang. Tapi yaudah gue masih sempet workout mandiri, trus mandi, lalu coba tidur lagi dikit mayan dapet 30 minit.
Hari itu gue coba berpikir; oh, mungkin karena pindah kamar, jadi susah tidur karena ngga terbiasa sama suasana asing.
Besokannya ac kamar masih belum bener, gue males ribet mindahin barang-barang ke bawah dan takut ngga bisa tidur lagi, sehingga gue memutuskan tetep tidur di kamar gue dan pake kipas angin.
Jam 12 teng: masih seger. Main township dikit kali yah, siap-siapin produk di pabrik, nanem-nanem dikit di kebun. Minum anti histamin kali yah biar dapet efek ngantuknya.
Jam 1: oke matiin hp, kita coba merem.
Jam 2: hm kok belum ada nguap sama sekali. Coba kita nyalain playlist ngantuk.
Jam 2.30: wah ngga bener ini. Ganti playlist "sound for sleeping". Ada yang klaim-nya 3-minutes auto sleepy.
Jam 3.30: udah 20x3 menit masih belum ngantuk juga. Oke coba kita ganti yang ada orang ngomongnya kali yah. Ada tuh "bedside stories for grown up". Minum anti histamin 1 lagi kali yah. Ngga boleh sih harusnya, tapi gapapa kalopun mati OD, gue matinya dalam keadaan ngantuk.
Jam 4: pasrah. Yaudah, mau tidur silakan, ngga tidur silakan.
Gue lupa tepatnya, tapi kayanya setelah lewat adzan subuh tuh ingatan gue ilang. Asumsi gue, itu gue udah tidur. Tentu ngga lama, sekitar setengah delapan gue kebangun karena gerah.
Gue masih berpikir; oh, ngga bisa tidur mungkin karena ac ngga nyala dan harus tidur pake kipas kecil. Jadi kurang nyaman.
Hari itu gue memutuskan ngga olahraga, karena selain badan ngga karuan rasanya, gue harus kerja jam 2 siang, jadi mending waktunya gue pake berusaha tidur lagi.
Gue tetep mencoba makan, meski gue nggatau apa yang gue pesen dan apa yang gue makan, yang penting perut ngga kosong. Hari itu juga gue memilih beli minuman buah jualan perawat gue aja, alih-alih kopi.
Seharian bentukan badan rasanya nggausah ditanya lagi. Kayak kuntilanak. Dikit-dikit nada tinggi, muka awut-awutan, dingin, dan melayang. Rasanya ngga napak tanah, mata kayak mau merem terus. Gue pikir hari itu akan berlalu cepat tanpa ada pasien-pasien yang menuntut banyak energi. Ternyata di penghujung shift justru ada satu pasien baru yang handlingnya butuh ekstra energi, karena keluarganya luar biasa tidak siap dengan grief.
Gue harus juggling antara jelasin kondisi penyakit pake bahasa sebayi mungkin, mikir tindakan yang mau gue kerjain beserta alternatifnya dan resiko-resikonya, nyiapin konsulan rencana operasi besok yang gue sambi sembari nunggu keputusan keluarga, angkat telpon konsulen, dan yang ter-draining: comforting keluarganya yang sangat "physical touch" sehingga gue harus menyambut setiap peluk, genggaman tangan, senderan kepala. Gila. Gue rasanya sedetik lagi gila.
Sampe rumah, gue udah bener-bener mode asal ga lupa napas aja udah. Semua kegiatan yang gue lakukan hanyalah muscle memory aja. Sebelum balik dari rs pun gue cuma makan batagor yang gue gofood dari magrib dan baru kemakan jam 9 malem.
Abis mandi, gue minum obat batuk yang ada anti histaminnya juga. Usaha terakhir. Masih di kamar gue dan masih pake kipas angin.
Untungnya, malem itu gue tertidur effortlessly sebelum jam 12 malem dan kebangun jam 7 pagi karena tukang ac dateng. Walaupun tidur dengan banyak mimpi dan kepala masih berat banget ngerasa ngga tuntas tidurnya, nggapapa.
Kelar ac dibenerin, gue beberes rumah, nyapu ngepel nyuci ganti sprei, lalu workout. Lalu mandi pake sabun wangi menyenangkan dan pake losion menyenangkan. Sebelum shift malem, gue sempet tidur siang. Enak, tapi masih pusing dikit.
Setelah cukup tidur (yha dibanding kemarennya), gue mulai bisa menganalisa. Kalo hari ketiga gue bisa tidur di kamar gue dengan kipas angin, berarti masalahnya bukan di kipas angin. Sempet kepikir apa karena tidur sendirian dua malem? Tapi di hari pertama gue nggabisa tidur justru itu lagi ngga sendirian. Jadi gue nggabisa tidur kenapa? Ngga tau.
Jujur, hari dimana sampe gue denger adzan subuh masih melek itu sungguh traumatis. Setiap kali gue tau malam bertambah larut dan pagi dikit lagi dateng, sementara gue nguap aja rasanya gue buat-buat sendiri saking pengennnya tidur; itu stressfull banget. Jadi siklusnya muter di situ-situ aja. Ngga bisa tidur - stres - makin ngga bisa tidur. Sampe level gue pengen nangis saking stresnya. Semua cara yang gue inget, gue lakuin. Mulai dari yang sesepele dengerin audio, atur napas ala savasana, minum obat dengan efek samping ngantuk, apapun itu semua gue lakuin. Gue bahkan berhasil mengendalikan pikiran gue biar ngga kemana-mana selama ngga bisa tidur, tapi ternyata gue tetep ngga bisa tidur.
Those feelings of being unable to control yourself, of being helpless, of being clueless. Gila, depresif banget. Ditambah lagi ingatan-ingatan sekelebat (yang sebenernya bisa langsung gue tangkis) ketika masa-masa kelam gue berhari-hari ngga tidur dan sekalinya tidur harus mimpi buruk berlapis. Hhhh kalo aja gue ngga tidur sebelahan sama Celak, mungkin tindakan yang gue ambil bisa lebih destruktif lagi. Untung ada Celak yang clingy, yang bisa gue pegang bulunya, gue endus wanginya, lumayan buat grounding.
Bahkan perasaan ketika mimpi buruk sekalipun justru gue syukuri karena itu jadi pertanda bahwa gue sempat tidur; it's freakin painful. Gimana coba, lo sampe merasa nggapapa sama hal ngga enak karena ada hal lebih ngga enak lagi kalo itu ngga terjadi.
Ngga suka banget sama semua perasaan-perasaan itu. Ngga suka.
Gue tau, pasti ada sesuatu yang salah. Yang mungkin lagi gue kubur, lagi gue tutup-tutupin dan gue bantah sampe gue ngga inget lagi itu apa. Mungkin gue lagi butuh waktu yang tepat buat menata ulang, lalu menerima keberadaannya sehingga ngga perlu gue tutup lagi. Gue tau, setiap kali gue ngga bisa tidur, ada hal-hal yang harus gue rapihkan dengan kepala tenang.
Waktunya aja yang belum ada. Atau gue menolak menyediakan waktunya.
Entahlah.
Kemarin, gue yoga. Mencoba kembali mindful, ngerasain lagi satu-satu komponen tubuh ketika gerak, ngedengerin pelan-pelan badan gue mau apa, butuh apa. Benerin napas. Benerin postur yang kemarin-kemarin oleng terus kayak zombie haus darah. Trus nyoba pincha lagi. Masih mentok di 1 menit 10 detikan. Bahkan di percobaan ketiga udah nggabisa ngangkat. Yaudah, nggapapa. Ketawain aja.
Semalam, gue sudah kembali tidur tanpa banyak usaha, meski pas bangun masih ada banget ngantuknya. Sempet agak takut nggabisa tidur lagi karena pas otw pules tiba-tiba dibangunin karena katanya ada suara tetesan dari ac lagi. Marah banget, gue nggamau kejadiannya keulang. Tapi untungnya gue tetep tidur, kebangun pas menjelang kelas workout pagi sama coach.
Ya udah, hidup bakal muter gitu-gitu aja. Kadang semua berjalan tanpa peak pose, tanpa hal-hal kejutan. Kadang semuanya plot twist berlapis, grudak gruduk tercepot-cepot. Kadang semua terasa benar, kadang napas juga rasanya salah. Setelah semua terapi, latihan, upaya-upaya menyembuhkan lainnya; akan selalu ada episode-episode "kambuh" yang akan muncul. Ngga ada hidup yang akan selalu baik-baik aja sempurna senantiasa. Gue juga ngga pernah berharap punya hidup yang begitu. Makanya sekarang, doanya adalah;
se-chaotic apapun hari akan terjadi, semoga selalu punya kepala yang waras untuk mengelola dan menjadikan hari itu tertutup dengan kendali.
Selamat pagi dan mari eek lagi 🙏
7 notes
·
View notes
Text
Aman dan Nyaman
Aku baru sadar ketika kugali lagi diriku sendiri. Ternyata, yang aku butuhkan terkait pasangan itu aku bisa memperoleh rasa aman dan nyaman. Selaras dengan arti "Sakinah" bila mendoakan orang menikah.
Rasa nyaman dan amannya meliputi apa? Luas banget!
Aku nyaman jadi aku sendiri di depan pasanganku. Entah itu salto, ekspresif, apa pun yang tidak merugikan orang lain dan enggak makan rumput tetangga.
Aku nyaman untuk cerita dan membuka kelemahanku pada pasanganku. Dia gak ngejudge, validasi apa yang kurasakan, ngepuk-puk, kemudian bertanya akan hal yang membuat aku nyaman lagi.
Aku nyaman menjadikan pasanganku tempat bersandar. Dia cukup kuat bahunya, bisa nopang aku dan kerandoman hidupku yang sering kali masih belajar mengelola diri dan emosi. Bukan tak jadikan samsak, tapi aku akan terus belajar untuk manajemen emosiku, karena ini tanggung jawabku sebagai manusia wkwk.
Aku aman untuk nyanding dia. Obrolannya setara, nyambung, guyonannya juga setara. Aku aman untuk cerita apa pun, didengarkan dengan baik, diberi masukan dan sudut pandang bila aku minta.
Aku aman terkait tanggung jawab dia sebagai laki-laki terhadap tampilannya sendiri. Dandan rapi dan pantas, enggak bau badan dan mulut pas ketemu aku maupun orang lain. Ajining rogo soko busono benar-benar diterapkan secara nyata. Bukan berarti harus fashionable, namun dandan rapi dan pantes.
Aku aman terkait karakternya. Bagaimana cara mengendalikan diri, bagaimana memperlakukan pasangan dengan sebaik-baiknya cara. Bagaimana tetap ngerti batasan, enggak merendahkan pasangan di depan orang lain. Bisa berbaur dengan orang lain tanpa rasa kikuk berlebih. Bisa memanajemen emosinya dengan baik yang membuat aku gak ketakutan dan mikir, "Orang ini marah perkara apalagi ya ke aku?"
Aku aman terkait finansial. Ini dasarnya aku enggak muluk-muluk. Yang penting setiap bulan ada yang bisa dibuat pegangan, punya tabungan, minim (kalau bisa ya enggak ada) utang, tanggungan aman, bisa ngasih keluarga masing-masing. Kalau perkara finansial, aku bisa bantu juga buat usahakan lewat kerjaku (kalau aku tetap dibolehin kerja ding wkwkw).
Aku aman untuk melakukan apa yang kusuka. Bekerja. Olahraga. Ngegym. Nulis. Berkarya. Bermanfaat bagi orang lain. Berdaya. Belajar. Ketemu teman. Mimpiku enggak diremehkan, kegiatanku enggak dikekang asal tahu waktu dan paham akan tujuan dan risiko yang dihadapi.
Aku merasa aman aman berbagi apa pun ke pasanganku. Berbagi peran, saling backup satu sama lain, kerja sama, minta tolong, berbagi suka, keresahan, hal-hal random yang baru kami temukan bersama.
Aku merasa aman saat bersama dia di satu acara. Ketemu keluarga besar, reuni, atau acara yang sering kali ada celetukan sensitif, yang bikin aku gak nyaman. Pasanganku bisa sigap lindungi aku, belain aku di depan keluarga maupun teman-temannya, bahkan siap menghindarkan aku dari hal-hal yang membuatku gak aman.
Aku aman melihat pasanganku kelak bisa jadi rumah bagi aku, cinta pertama bagi anak perempuannya, guru yang baik bagi anak laki-lakinya. Aku merasa beruntung dan aman bisa mencarikan figur bapak yang baik untuk mereka.
Tentu, yang paling penting, aku aman terkait ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang dimiliki pasanganku. Enggak fixed mindset. Mau belajar dan tumbuh bareng. Salatnya tertib. Ngajinya oke, minimal bisa ngajari aku juga. Diajak ibadah lainnya juga ayo.
Oh, juga mau diajak sehat bersama wkwkwk. Diajak olahraga ya ayo. Makan makanan yang sehat. Enggak merokok. Istirahat cukup. Aku merasa aman bila pasanganku tumbuh sehat jiwa raga.
Akan di-update seiring berjalannya waktu dan kapasitas pengetahuanku.
26 notes
·
View notes
Text
Bercerita Tanpa Membandingkan
Malam ini, rebah di atas matras olahraga sambil menelpon orang rumah. Mengabarkan masalah laptop yang sudah selesai dan mengingatkan latihan beban yang sudah pasti lalai. Begitu baiknya Allah atas nikmat sehat yang diberikan untuk kita. Sehat jiwa dan badan, luar dan dalam. Alhamdulillah.
Cerita mengalir seperlunya, tak perlu lagi mengada-ada. Perkembangan beberapa murid yang aku selalu suka mendengarnya. Kabar terbaru adik-adik yang kini sudah saling berjauhan semuanya.
Umi bercerita, kemarin adik bungsu kami ditanya sudah sampai mana hafalannya. Katanya, sampai surah Al-Buruuj.
"Ohhh sama kayak kelasnya umi, le. Ada juga yang sudah sampai Al-Muthaffifiin. Tak kirain kamu sudah sampai Al-Muthaffifiin atau Al-Insyiqaq," Kata Umi menimpali.
Tak disangka, kalimat selanjutnya meluncur tanpa aba. Menyeruak penyangkalan atas kesadaran yang seharusnya ada.
"Umi itu lo, sukanya membanding-bandingkan."
Jleb. Aku spontan tertawa saja. Lega pesan itu tersampaikan langsung dari objeknya. Mana pernah terpikir, anak umur 8 tahun mengerti dan bisa menyampaikan hal semacam itu.
🤣🤣
Aku segera menanggapi cerita ini seolah gayung bersambut. Sudah lama ingin menyampaikan, tapi khawatir menggurui dan ingin meminimalisir saja gesekan yang sudah terlalu banyak ini.
"Wkwkwkw wiihh kerenn kok bisa ngomong gitu sihh?? Tapi dia benerr loh, mi, jangan membandingkan 🤣"
"Iyoo tapi kan tak jawab, maksud umi ki cerita aja lo, le ...."
"Berarti kalau mau cerita jangan sampai dia merasa dibandingkan, mi. Kalau dia bisa bilang gitu kan artinya dia merasa dibandingkan lohh."
"Laiyo maksudku kan yo memotivasi ngono lho ..."
Percakapan itu berakhir dengan menertawakan kebolehan si bungsu dalam pilihan kata dan pengambilan momentumnya. Selama ini, mungkin aku lebih biasa saja menerima banyak cerita dari murid-murid umi karena aku tidak merasa terlalu rendah dari mereka. Cerita-cerita itu memang benar jadi motivasi untukku. Lain halnya jika cerita itu dibawakan pada ia yang belum sampai pada titik membanggakan yang umi ceritakan.
Belum sampai bukanlah sebuah kesalahan. Setiap orang memiliki waktu masing-masing dalam berbagai ahwal, tidak terkekang hanya dalam satu hal.
Cukup lama aku mengamati dan menyadari bahwa apa-apa yang sedikit aku pelajari terkait kesalahan dalam pengasuhan, ada di rumah ini. Jadi konsumsi sehari-hari.
Aku dulu adalah anak penuntut. Seharusnya orang tua begini dan begitu. Harus persis seperti mauku. Mengabaikan segala kebaikan yang berlimpah tak terhitung dibanding kesalahan yang bisa jadi sumbernya ketidaktahuan.
Sekarang sudah tidak lagi. Setelah banyak error terjadi dan terkadang masih terjadi, ada hal penting yang aku pelajari.
Bahwa saat kita menemukan satu kesalahan, carilah sebanyak-banyaknya toleransi dari kebaikan orang tua agar kita bisa menerimanya dan dengan tulus mendoakannya.
Selama ini aku tahan untuk tidak menyampaikan, ternyata Allah sampaikan juga dengan cara yang lebih baik dan sopan. Tak perlu adu argumen yang menyakitkan. Melalui cara ini, perbaikan akan lebih mudah dilakukan, semoga.
Kutipan dars hari ini,
وإن الصبر من أسباب الظفر
Wiraguna, 27-08-2024 // 23.50
10 notes
·
View notes
Text
Kindness could be overwhelming sometimes.
Kaya aku yang justru kewalahan nerima kebaikan temen-temenku. Bukan aku ngga bersyukur. Tapi aku takut engga bisa bales kebaikan mereka sebanyak yang mereka kasih ke aku. Kata temenku, itu ga penting. Kadang dalam hubungan apapun ngga perlu 50+50 untuk jadi 100. Kadang emang harus 30+70, toh hasilnya sama aja.
Temanku yang lain bilang, kebaikan materi ngga perlu di bales materi juga. Kehadiran dan ada buat satu sama lain aja cukup kok. Temenku tuh sedikit banget, tapi aku ngga pernah ngerasa aku salah pilih teman. In my tiny little buble, they're my favorite person.
Mereka ada terus di berbagai macam suasana hariku. Even in my worst day, mereka ada aja. Padahal aku engga bilang, aku ngga minta di temenin, aku ngga nunjukin aku lagi sedih, tapi ya mereka ada aja.
Kaya hari ini, pulang kerja aku diajakin ngethrift, di ajak ke pasar malem yang waktu itu pernah aku datangi sendiri dan di paksa naik ombak banyu walaupun di tengah tengah aku minta turun. Literally minta turun sama abangnya kaya "bang mau turun takut banget", trus sama abangnya di ambilin tangga buat aku turun. Aku bahkan bisa ngebayangin muka melas aku kaya gimana tadi. Malu banget tapi jujur setakut itu.
Di tempat thrift tadi aku dibelikan celana olahraga, dan sekarang aku diajakin main badminton. Trus tiba-tiba dimasukin ke grup badminton club yang isinya teman-teman kerja yang ngga terlalu akrab, and another strangers. Random sekali astaga. Capek juga. Tapi aku happy. Happy banget, mereka tau aku butuh ini setelah seharian kemarin di rumah sakit nemenin mama. They know hospital thing makes me draining. So they did this. Giving their energy for me to absorb.
Man, how could i be so lucky to have them?
My biggest flex is to have some random people who choose to befriend me.
Sakti, i have a good day today. Hope you had one too.
8 notes
·
View notes
Text
Bahagia Dengan Diri Sendiri
Jujur, aku termasuk orang yang merasa insecure parah, dan sering kali memandang diri sendiri sebelah mata. Aku masih sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, mulai dari segi fisik hingga pencapaian-pencapaian duniawi. Aku merasa tidak lebih cantik dari orang lain, tidak lebih keren dari orang lain, dan sebagainya.
Dari segi fisik, aku merasa berat badanku sudah melebihi batas ideal alias overweight, meskipun baju-bajuku masih muat. Tapi sudah timbul rasa tidak nyaman.
Suatu hari, aku sedang mengobrol dengan seorang teman. Kemudian kami sedikit membahas tentang pentingnya pola hidup sehat. Dia mengatakan bahwa ada tipe orang yang melakukan workout atau olahraga hanya ketika ada reward-nya saja, jika tidak ada maka dia tidak olahraga.
"Soal berat badan yang berlebih atau overweight itu tidak sehat. Dapet ngga dapet reward ya memang seharusnya badan di-maintain," ujarnya.
Aku baru menyadari, aku pun selama ini menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Jarang sekali berolahraga, makan pun masih semaunya alias "bodo amat", bahkan aku sudah di titik "ya udahlah, kalau memang badanku pada akhirnya gendut ya udah biarin aja gendut gapapa". Yeah, I know I was wrong.
Satu hal dari ucapan temanku tadi yang kemudian menjadi titik balikku. Yaitu kalimat "tidak sehat". Akhirnya, aku mencoba untuk berolahraga.
Aku rutin berolahraga meskipun hanya di rumah. Biasanya, aku membuka Youtube untuk kemudian mengikuti gerakan di video. Aku berolahraga selama 30 menit. Kalau sedang repot, aku tetap menyempatkan diri berolahraga meskipun hanya 15 menit.
Saat pertama kali mencoba untuk olahraga, badanku langsung terasa enteng. Sudah lama tidak digunakan untuk bergerak, lalu "dipaksa" untuk bergerak, rasanya memang beda.
Keesokan harinya, aku kembali berolahraga. Lama-lama aku ketagihan juga. Karena sudah menyadari tentang pentingnya pola hidup sehat, aku pun juga mulai memperhatikan asupan makanan dan pola makan. Aku mulai makan dengan porsi yang tidak berlebihan.
Aku baru satu minggu berolahraga dan mengatur pola makan. Mungkin dari kalian ada yang berpikir,"Ah baru satu minggu". Tidak apa-apa, wajar. Hehe. Aku hanya ingin memberi tahu, meskipun cuma satu minggu, aku sudah melihat hasilnya. Hasilnya memang belum signifikan, tapi setidaknya aku sudah bahagia melihat diriku sendiri saat bercermin. Jujur, sudah lama aku tidak merasa demikian.
Pengalaman kali ini mengajarkanku bahwa untuk bisa bahagia dengan diri sendiri itu bukan dengan pasrah pada keadaan. Tapi berusaha untuk menjadi seseorang sebagaimana yang diri kita inginkan.
Aku juga belajar tentang pentingnya motivasi. Di sini, motivasiku adalah keyakinan bahwa ketika aku bisa menjadi lebih kurus, maka aku akan kelihatan lebih enak dipandang. Aku ingin terlihat lebih pantas lagi ketika mengenakan gamis longgar dan jilbab syar'i. Walaupun selama ini dalam keseharianku aku sudah mengenakan gamis longgar dan jilbab besar, tapi aku ingin memperbaiki postur tubuh sehingga aku bisa terlihat lebih pantas dan lebih rapi.
Jadi ketika aku berolahraga, aku selalu meyakinkan diriku bahwa nanti aku akan jadi seorang Aprilia yang lebih enak dipandang. Itu membuatku bersemangat. Selain itu, menjadi lebih sehat juga menjadi motivasiku.
Aku juga merasakan manfaat lain dari berolahraga. Sejauh yang kurasakan, olahraga membuat mood atau suasana hatiku jadi lebih baik. Olahraga juga membuat badanku semakin enteng. Menurutku, olahraga juga merupakan salah satu bentuk self love, karena kita peduli dengan kesehatan diri kita. Terakhir, olahraga juga telah mengantarkanku pada titik di mana aku bisa merasa bahagia dengan diri sendiri.
(26 Juni 2024 | 08:54 WIB)
#self care reminder#self love#motivation#motivasidiri#motivasi#tulisanku#tulisan#daily reminder#selfreminder#nasehatdiri#cerita#life#writers on tumblr
9 notes
·
View notes
Text
Cukupi Kebutuhan Serat dan Air. SERIUS!
Seminggu sejak kedatangan di Hong Kong aku sakit wasir. Pertama kalinya dalam hidup. Kakak udah reminder kalau lagi hamil siap-siap dapet bonus wasir, jadi aku sudah berdoa banyak-banyak semoga ketika sedang mengandung tidak terkena wasir. Belum hamil tapi ternyata sudah dapet bonusnya..
Dari gejalanya, dokter berikan diagnosa tingkat 3-4. Perlu penanganan operasi. Makin menangislah mendengarnya.
Akumulasi dari duduk lama selama perjalanan, hobi menahan BAB karena maunya sampai ketemu toilet yang nyaman sejak lama. Kebiasaan baca buku ketika di toilet dari zaman SMP, pagi siang sore selama pekan pertama di sini makannya daging dan sambal, minum air nunggu haus banget, cuek sama konsumsi sayur dan buah. Jadilah terkena sembelit. Dari sembelit muncullah wasir itu. Dan yang namanya wasir itu, SAKIT BANGET 😭😱
Pantesan ya kakak sama adik kalau udah kambuh, tiduran aja sambil jalan patah-patah, susah shalat, susah jalan, susah senyum, susah bangett pokoknya. Kerjaanku di hari-hari awal nangis terus. Antara nangis kesakitan dan nangis merasa bersalah. Karena rencana kedatanganku di awal supaya bisa support suami yang sedang deadline pengumpulan disertasi H-4 malah buat dia tambah kerepotan. Meskipun berkali-kali dia bilang tidak merasa begitu.
Saat itu, benar-benar takut kalau akan menjalani kehidupan dengan kondisi seperti ini terus. Benar-benar takut dengan bayangan operasi dan kematian. Benar-benar takut bagaimana harus membuang hajat besar.
Tapi seiring berjalan, dengan ikhtiar sehat yang dilakukan. Suami borong sayur dan buah, diharuskan minum sehari 2 liter. Senam bagi penderita wasir. Dan nangis-nangis minta sembuh ke Allah, gejalanya mereda. Kalau nelfon Umi sudah bisa tertawa. Shalat sudah bisa berdiri. Dan ending paling epic adalah, setelah melewati hampir sepekan akhirnya hajat besar bisa tertunaikan 😭 Bagi pejuang sembelit, bisa BAB lancar adalah nikmat yang sangat besar :"
Dan sekarang alhamdulillah sudah sembuh meski tidak jadi operasi (semoga gak akan kambuh lagi😭).
Sembuh dengan kondisi lebih peduli akan asupan sayur, buah, dan air harian. Dengan kondisi lebih semangat olahraga setiap pagi. Lebih menjaga asupan makanan pedas/instan. Lebih mensyukuri BAB lancar. Lebih menikmati peran untuk menjaga kestabilan kondisi rumah. Lebih menikmati kesehatan yang Allah berikan. Terimakasih ya Allah sudah mengajarkan istri rumah tangga ini peduli terhadap pola hidup sehat lewat pengalaman yang super nyata dampaknya :")
Semoga ini menjadi pelajaran berharga untuk menjaga amanah keluarga dalam menerapkan pola hidup sehat khususnya lewat makanan dan berolahraga 🔥
12 notes
·
View notes
Text
Jaga Kesehatan dan Kebugaran, Olahraga Juga Bisa Dilakukan di Rumah Loh
SERANG – Berolahraga merupakan cara terbaik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Rutin berolahraga diketahui menjadi kunci utama mencegah terserang penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, hingga tekanan darah tinggi. Beberapa jenis olahraga di bawah ini bisa Anda lakukan dengan mudah dan murah di rumah sendiri, tanpa harus keluar uang untuk pergi ke gym, di antaranya: Lari di…
View On WordPress
0 notes
Text
Healthy Living
Apa makna sehat bagimu?
Dulu, aku belum paham betul apa arti sehat sesungguhnya. Bagiku kalo lagi ga sakit berarti kondisiku baik-baik saja, sehat.
Semakin kesini, aku semakin tersadar bahwa bukan itu makna sehat sebenernya.
Jadi apa makna sehat sebenernya?
Sekarang aku mengubah mindset bahwa, hidup sehat adalah dengan kita mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk. Baik itu dalam makanan atau kebiasaan lain yang kita lakukan.
Dimulai dari, memperbanyak gerak dan gak hanya rebahan aja atau malas-malasan. Saat SMP, waktu liburku banyak aku gunakan untuk scroll sosial media, nonton film, nge-youtube, dan sebagainya. Sejak SMA, karena sekolahku menerapkan kegiatan yang cukup banyak, sehingga membuatku terbiasa untuk beraktivitas di saat hari sekolah maupun hari libur. Tapi, bukan berarti aku seutuhnya tidak pernah rebahan ya gaes, ga gitu juga. Ada hari dimana aku memilih untuk men-charge diri untuk dirumah aja dan istirahat.
Kedua, selain dari fisik yang harus dibiasakan bergerak, semenjak kuliah aku selalu membawa bekal makan ke kampus. Nah dari situ pula aku mulai melakukan "makanan yang kurang sehat dimakan secukupnya saja". Seperti gorengan, cemilan yang bermicin, mengurangi konsumsi saos, dan makanan junk food seperlunya saja. Bekal dari rumah menurutku sudah sangat cukup, untuk cemilan aku beli buah-buahan (rujak) atau roti/biskuit/ kue-kue an.
Alhamdulillah, lingkungan juga sangat mendukung. Aku tinggal bersama sepupuku yang juga membatasi makanan-makanan kurang sehat, dan kami kadang memilih untuk membuat sendiri cemilan dari rumah.
Ketiga, olahraga. Selain jalan pagi, biasanya sore aku sering melakukan workout di rumah. Ga sampai ngeluarin banyak biaya kok. Untuk workout dirumah hanya membutuhkan matras dan gadget untuk melihat contoh gerakannya.
Alasan aku memilih workout di rumah aja, karena di kota tempat aku tinggal saat ini belum ada tempat olahraga yang khusus muslimah. Selain itu juga lebih efektif ga harus keluar rumah hehe, karena keluar rumah butuh effort lagi.
Keempat, perbanyak minum air putih dan mengurangi minuman manis. Aku selalu mengusahakan diri untuk membawa botol minum kemanapun. Karena kalo ga bawa air minum, aku takut kebablasan malah beli minuman manis atau minuman kemasan yang kurang sehat. Bagiku sesekali boleh, tapi jangan sering atau bahkan setiap hari minum-minuman kemasan manis.
Sejauh ini, ini saja yang aku ingat cara mengubah pola hidupku lebih sehat dari sebelumnya.
Karena aku sadar, jika bukan aku yang memulainya maka siapa yang akan melakukannya untuk tubuhku ?
Siapa yang tahu kondisi kesehatan ku?
Dan sehat itu ternyata bukan sekadar karena kita tidak sedang sakit. Tapi juga butuh ikhtiar untuk merawat dan menjaga kesehatan tubuh.
Kalo kamu gimana?
Boleh ceritain juga dong cerita hidup sehat kamu, siapa tau bisa jadi referensi yang lainnya :)
Because sharing is caring 🌻
| Cianjur, 09 Mei 2024
Olaa
10 notes
·
View notes
Text
morning walk
gak kebayang sebelumnya akan menyenangkan bisa rutin jalan pagi. saat masih di sekolah dasar, beberapa kali saya diajak ayah jalan-jalan (tanpa jajan) pagi. lokasinya dekat rumah. karena jalan raya yang dekat rumah saat itu belum seramai sekarang dan memang banyak orang yang jalan pagi di jalur tersebut.
tapi sejujurnya saya kadang ikut karena bisa meminta beli jajan wkwkw. ada penjual blendung di dekat jembatan. suatu kali, saat mengikuti jalan pagi bareng ayah, saya pernah terjatuh. berdarah wkwk. ada batu kerikil yang tertancap (tapi ga terlalu dalam) di lutut. sakit luar biasa untuk ukuran anak SD. beruntung bisa dikeluarkan ayah. waktu itu kayaknya ngikutin ayah lari. tapi aku yang ngotot ikutan lari tanpa pake sepatu wkwk. pake sandal apa yah? lupa.
ternyata saya punya kenangan lucu-menyakitkan saat jalan pagi. fastforward di pesantren-kuliah. udah jarang dan hampir gak pernah jalan bareng ayah lagi. sampai beliau tiada :)
setahunan ini melihat mas Iqbal @academicus mengunggah aktivitas jalan pagi (lengkap pake sepatu), bikin saya kepancing. awalnya sih biasa saja kayak cuman like doang. tapi lama-kelamaan teringat momen jalan pagi bareng ayah.
akhirnya pelan-pelan saya coba jalan pagi. pakai kostum seadanya. maksudnya pakai kaos lengan panjang yang ada, celana training SMA, jilbab kaos blusukan dapat dari perlengkapan haji. sebenernya malu kalau pakai outfit olahraga bagus, tapi habitnya belum terbentuk wkwk. oh, saya juga membeli sepatu baru :D karena tidak punya sepatu untuk olahraga/bertali.
saya menggunakan aplikasi bawaan handphone, babystep to 5k, selama 10 minggu. karena saya pikir, jalan adalah olahraga paling murah & mudah versi saya yang banyak rebahannya. meskipun kadang dalam seminggu, ada yang ke-skip, yaa tidak apa-apa.
sejauh ini yang saya rasa, kalau saya duduk agak bungkuk lamaan dikit, berasa capek. sehingga mau gamau, kudu tegak. yaa memang harusnya begitu kan yaah kalau duduk :D saat di sekolah dasar pun, diajari guru duduk tegak. tapi yaa, siapa tahu di sekolah menengah wkwk.
halo, mbak Uti @prawitamutia count me in! hehe. semoga konsisten menulis di prompt 2, 3, 4 dst :D
19 notes
·
View notes
Text
"Less is More" dalam Gaya Hidup Minimalis
Prinsip "less is more" dalam gaya hidup minimalis berarti mengadopsi kesederhanaan dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna. Beberapa cara untuk menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari:
Mengurangi Kepemilikan Barang: Hanya simpan barang-barang yang benar-benar Anda butuhkan atau yang membawa kebahagiaan. Lakukan decluttering secara berkala untuk menyingkirkan barang-barang yang tidak lagi digunakan.
Mengutamakan Kualitas daripada Kuantitas: Investasi dalam barang-barang berkualitas tinggi yang tahan lama daripada membeli banyak barang murah yang cepat rusak. Ini berlaku untuk pakaian, perabotan, dan bahkan makanan.
Fokus pada Pengalaman daripada Benda Materi: Alih-alih menghabiskan uang untuk membeli barang, gunakan untuk menciptakan pengalaman berharga seperti perjalanan, belajar keterampilan baru, atau menghabiskan waktu dengan orang yang Anda cintai.
Simplifikasi Jadwal dan Komitmen: Kurangi komitmen sosial dan kegiatan yang tidak esensial. Prioritaskan waktu untuk diri sendiri, keluarga, dan kegiatan yang benar-benar Anda nikmati dan penting bagi Anda.
Pengelolaan Keuangan yang Bijaksana: Hidup sesuai kemampuan dan hindari hutang yang tidak perlu. Simpan uang untuk hal-hal yang benar-benar penting dan investasikan untuk masa depan.
Makan dengan Sederhana dan Sehat: Pilih makanan yang sederhana, sehat, dan bergizi. Hindari makanan olahan dan berlebihan. Memasak di rumah juga bisa menjadi cara untuk menikmati makanan yang lebih segar dan sehat.
Teknologi yang Terkendali: Batasi penggunaan gadget dan media sosial. Fokus pada interaksi tatap muka dan aktivitas yang lebih bermakna.
Pengurangan Stres: Ciptakan ruang yang tenang dan bebas dari kekacauan di rumah Anda. Praktikkan mindfulness dan meditasi untuk menjaga ketenangan pikiran.
Perawatan Diri yang Teratur: Jadwalkan waktu untuk perawatan diri dan istirahat yang cukup. Ini bisa mencakup olahraga, tidur yang cukup, dan aktivitas relaksasi.
Prioritaskan Kebutuhan daripada Keinginan: Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Penuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan untuk memuaskan keinginan.
Dengan menerapkan prinsip "less is more" dalam gaya hidup, Anda dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik, mengurangi stres, dan menemukan kepuasan dalam hal-hal sederhana yang benar-benar penting dalam hidup Anda.
8 notes
·
View notes
Text
waktu masih duduk di bangku SMA, aku membayangkan kalo kebahagiaan bisa diraih dengan hal-hal eksternal seperti rumah mewah, menetap di luar negeri, atau ketenaran. semua keinginan eksternal yang terlintas pasti bisa bikin aku bahagia, pikirku waktu itu.
ketika keinginan mulai terealisasi satu per satu, pasti akan muncul lagi keinginan-keinginan lain. tak pernah berakhir dan hanya membuat kita semakin jauh dari kebahagiaan yang sebenarnya bisa kita dapat dari hal-hal kecil. padahal, bahagia itu bisa loh datang dari dalam diri sendiri.
Kita cenderung berpikir bahwa ada sesuatu di luar sana yang bisa membuat kita bahagia. Ekspektasi ini membuat kita terus mencari kebahagiaan di luar diri kita, lewat materi, relasi atau pengakuan orang lain.
Kita sering lupa, bahagia adalah aktivitas sederhana yang bisa diterapkan setiap hari: bersyukur, olahraga, tidur cukup, atau konsisten dengan amal yaumi. yaa, kita boleh kok bahagia ketika bisa melewati hari dengan menyelesaikan target kegiatan harian.
"nobody can make you happy if you're not happy inside."
seperti yang diceritakan di animasi Soul, ada percakapan antara Joe dan Dorothea. Joe bermimpi menjadi pianis ternama, ia pun latihan sepanjang waktu bertahun-tahun. Lalu berkat kerja kerasnya, ia berkesempatan untuk tampil satu panggung dengan idolanya, Dorothea. Joe pun tampil memukau. Ia sedang berada di puncak kariernya dan banyak orang menganggap dia telah sukses menjadi pianis.
Tapi setelah acara selesai, Joe berkata,
"I've been waiting on this day for my entire life. I thought I feel different."
Joe malah merasa biasa-biasa saja. Dia pikir ketika mimpinya terwujud, dia akan jadi orang yang paling bahagia, ternyata biasa aja.
Kemudian Dorothea membalas.
Ada seekor ikan muda berenang di samudera dan bertanya kepada ikan yang lebih tua, "Saya sedang mencari samudera. Di manakah itu?", ikan tua membalas, "Ini samudera, tempat kamu berada sekarang". Ikan muda menjawab, "Ini? ini kan hanya air. Saya ingin menyelami samudera!"
Cerita ini membawa pesan, terkadang kita terlalu fokus mengejar sesuatu yang besar dan luar biasa, sampai lupa kalo kita sedang di momen yang berharga. Anak muda kerap kali menanyakan makna hidup, kebahagiaan, pencapaian besar tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya sudah berada di "samudera" itu sendiri. Kita mengabaikan pentingnya makna hidup hari ini dan terlalu sibuk mencari apa itu kebahagiaan yang didambakan.
5 notes
·
View notes
Text
Lyfe-updating.
(Ditulis sebagai emotional-dumping dan uneg-uneg curcol belaka. Warning : akan ada banyak ketikan alay, please bear with me or just kindly skip this post.)
Dua-tiga bulan terakhir, hidupku (baca: real life) lagi "seru-seru"-nya. Alias super-duper ada-ada ajaa ceritanya. Makanya lama ga nulis disini karena energi udah terkuras di huru-hara hectic-nya kesibukan duniawi (astaghfirullah *mode tobat). Jadinya ya cuma baca postingan adem temen-temen disini, scroll bentar, udah deh lanjut ke kehidupan nyata lagi.
Tapi ner bener deh. Dua bulan kerasa lama karena banyak cerita dan hal-hal yang cukup mengejutkan terjadi berurutan, tapi di waktu bersamaan juga ngerasa 2 bulan ini cepet banget kaya ga kerasa apa-apa saking banyaknya kerjaan dan hal yang kudu w selesein.
Emang ya, kehidupan dewasa kadang kerasa monoton karena rutinitas. Eh tapi juga ada aja gebrakan dar-der-dor nya pas lagi di keadaan yang ga siap.
Berasa mau ga mau, tiap waktu kudu mempersiapkan diri buat sigap kalo tiba-tiba semesta ngasih kejutan tanpa aba-aba sambil bilang, "Surprise! Selamat belajar bab baru kehidupan yahh! Nih gw kasi pelajaran dikit biar kaga kaget-kaget amat kedepanye!"
Lah, w sebagai manusia yang sedang menjalani hidup seberusaha-berusahanya jadi terkedjoet kan. Paling nggak pake pertanda dulu deh kalo mau surprise-in, napa nrobos ae sih? Hati mungiel w jadi sering olahraga spot jantung. Otak juga jadi sering berkabut.
Tapi yang paling bikin gempar kamar kos w (soalnya kalo ini kaga bisa detil cerita ke siapa-siapa dulu) adalah, tetiba muncul beberapa mak comblang dalam hidup gw. Kayak, ga ada yang lebih mengejutkan apa? Menang undian umroh, kek! (Plis bantu Aamiin-in yang kenceng). Dapet trip gratis ke Raja Ampat, kek! Apa gitu yang lebih wow dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa? Ini kek, woy kenape tiba-tiba ada makcomblang? Dan ga cuma satu? Huhu (*emot nangis).
W sadar penuh kok, kalo umur udah memenuhi. Tapi ya, emangnya melayar di bahtera rumah tangga syaratnya umur minimal 25, berpenampilan menarik, dapat bekerja sendiri maupun dalam tim dan menyukai tantangan kek loker-loker diluar sana? Kaga atuhh :((
Boleh gak, kalo w rikues doain aja yang baik-baik, ketemunya sama yang sholeh dan bertanggung-jawab, gitu? Plis banget yang nanyain "kapan? kapan?" itu, w lama-lama pasang tarif juga nih, per pertanyaan 25rebu. Nah loh, bangkrut lu pada ntar kan.
Yuk, ah, lebih bijak dan hati-hati kalo mau nyomot topik pembicaraan. Kadang, beberapa hal cukup sensitif buat orang lain. Kadang melelahkan juga jawab pertanyaan yang sama yang kita sendiri juga belum tahu jawabannya apa.
Well, sebenarnyaa, aku gapapa banget kalo misal ada pihak atau siapapun yang niatnya baik mau membantuku "meluaskan networking" (baca: nyomblangin). Tapi tolong, pakai kata-kata yang ngga ofensif lah. Ameh nulung opo menthung, jane ki? (Translate: mau nolong apa ga sih, sebenernya?).
Aku pribadi sangat sangat open. Ya kalau bisa nambah temen, kenapa engga? Siapa tahu bisa nambah silaturrahim dan terbuka luas rezeki, who knows?
Kita ga tahu kan, dari mana jalan Allah membukakan pintu itu? Bisa jadi ada tangan-tangan perantara-Nya dari teman, saudara, bahkan kenalan yang memang ditakdirkan Allah untuk membantuku.
Yang jelas, entah siapapun itu nantinya, semoga jalannya menujuku dan jalanku menujunya selalu Allah jaga di koridor yang benar. Aamiiin.
Udah dulu lyfe-update dear diary episode kali ini. Berharap besok-besok udah lebih longgar buat corat-coret lagi. Byeee, take care!
(Semarang, 24 Oktober 2024. Tanggal cantik, 00:10. Kamar kos. Udah agak ngantuk tapi lagi kepikiran beberapa hal.)
2 notes
·
View notes